makalah sawit

48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil. Artinya, tanaman dari family Araceae ini memiliki akar serabut. Radikula pada bibit tumbuh memanjang ke bawah selama enam bulan hingga mencapai 15 cm dan menjadi akar primer. Akar ini akan terus berkembang. Akar serabut kelapa sawit tumbuh di seluruh pangkal batang hingga 50 cm di atas permukaan tanah. Akar ini terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, hingga quarter yang biasa disebut akar feeder roots. Akar serabut primer yang tumbuh secara vertikal dan horizontal di dalam tanah. Akar ini akan bercabang menjadi akar sekunder. Selanjutnya, akar sekunder berkembang dan bercabang kembali menjadi akar tersier, begitu seterusnya. (Setyamidjaja, D. 2006). Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam.

Upload: aseiciret

Post on 30-Dec-2015

516 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah kelapa sawit

TRANSCRIPT

Page 1: makalah sawit

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

 Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil. Artinya, tanaman dari

family Araceae ini memiliki akar serabut. Radikula pada bibit tumbuh memanjang ke

bawah selama enam bulan hingga mencapai 15 cm dan menjadi akar primer. Akar ini

akan terus berkembang. Akar serabut kelapa sawit tumbuh di seluruh pangkal batang

hingga 50 cm di atas permukaan tanah. Akar ini terdiri dari akar primer, sekunder,

tersier, hingga quarter yang biasa disebut akar feeder roots. Akar serabut primer yang

tumbuh secara vertikal dan horizontal di dalam tanah. Akar ini akan bercabang

menjadi akar sekunder. Selanjutnya, akar sekunder berkembang dan bercabang

kembali menjadi akar tersier, begitu seterusnya.  (Setyamidjaja, D. 2006).

Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan untuk

mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun

sebelum penanaman dilapangan, agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat,

umur maupun ukuran (Sunarko, 2009).

Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan

awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan,

kemudian dipindahkan ke main nursery  ketika berumur 3-4 bulan menggunakan

polibag yang lebih besar (Sastrosayono, 2007).

Lokasi untuk pembibitan prenursery sebaiknya datar sehingga pembuatan

bedengan prenursery nantinya akan rata. Bagian atas bedengan sebaiknya memiliki

Page 2: makalah sawit

2

naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar prenursery untuk mencegah hewan

pengganggu masuk dan merusak pembibitan. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber

air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak mengandung kapur. Lokasi harus dekat

dengan tanah topsoil yang cukup untuk mengisi babybag (polibag kecil), tanah tidak

berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau (Fauzi, 2007).

Bibit kelapa sawit yang ditanam di prenursery maupun main nursery perlu

dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur. Bibit yang

pertumbuhannya baik dan subur akan dipindahkan ke lahan sesuai dengan umur

dimana ada tempat kegiatan pokok dalam pemeliharan bibit, yaitu penyiraman,

pengendalian hama penyakit, penyiangan, pengawasan dan seleksi (pengafkiran),

serta pemupukan (Sunarko, 2007).

Perawatan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan

keberhasilan program pembibitan, tanpa perawatan yang baik, bibit yang unggul

sekalipun tidak akan bisa mengekspresikan keunggulan dan akan berpengaruh pada

hasil kelapa sawit nantinya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan ditas maka dapat dirumuskan

masalah :

Bagaimana manajemen pembibitan kelapa sawit pada afdeling alpha di PT.

Karya Tanah Subur?

Page 3: makalah sawit

3

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen

pembibitan kelapa sawit pada afdeling alpha di PT. Karya Tanah Subur.

1.4. Kegunaan

Adapun kegunaan kuliah kerja profesi adalah sebagai berikut :

a. Sebagai aplikasi ilmu bagi mahasiswa dalam upaya memperdalam

pengetahuan di bidang pembibitan kelapa sawit.

b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

c. Diharapkan bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membaca dan

yang berkeinginan membuka usaha perkebunan khususnya pada bidang

pembibitan.

Page 4: makalah sawit

4

BAB II

METODE KULIAH KERJA PROFESI

2.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Kuliah Kerja

Kuliah Kerja Profesi ini dilakukan di PT. Karya Tanah Subur. PT. Karya

tanah subur Terdiri dari 6 afdeling antara lain:

1. Afdeling 1 (alpha) dengan luas 899,11 Ha

2. Afdeling 2 (betha) dengan luas 840,90 Ha

3. Afdeling 3 (charli) dengan luas 532,69 Ha

4. Afdeling 4 (delta) dengan luas 634,32 Ha

5. Afdeling 5 (eko) dengan luas 891,80 Ha

6. Afdeling 6 (fanta) dengan luas 762,53 Ha

Perkebunan di PT. Karya Tanah Subur dibagi menjadi 2 wilayah yaitu

Wilayah 1 terdiri dari afdeling alpha, betha, dan charli. Wilayah 2 terdiri dari afdeling

delta, eko, dan fanta. Masing-masing wilayah mempunyai satu kepala kebun.

Adapun ruang lingkup kuliah kerja profesi ini hanya terbatas pada

manajemen pembibitan yang berlokasi di tempat pembibitan afdeling I (alpha) PT.

Karya Tanah Subur.

2.2. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi

Kuliah kerja profesi dilaksanakan mulai tanggal 10 Januari 2013 sampai

dengan 8 februari 2013. Kegiatan kuliah kerja profesi dimulai pada pukul 06.30-

Page 5: makalah sawit

5

12.00 wib, pada hari senin sampai dengan sabtu, dan libur pada hari minggu atau

pada hari-hari libur nasional.

2.3. Prosedur Kuliah Kerja Profesi

Kuliah kerja profesi ini berlangsung selama satu bulan, terhitung mulai

tanggal 10 Januari s/d 8 Februari 2013. Kegiatan pada kuliah kerja profesi meliputi

aspek teknis di lapangan, aspek manajerial serta administratif.

Aspek teknis di lapangan berupa pengamatan terhadap kerja para karyawan

perkebunan setempat mengenai teknis pelaksanaan budidaya tanaman kelapa sawit.

Aspek teknis ini terdiri dari pembibitan kelapa sawit, pemeliharaan tanaman, panen

sampai kepada pengolahan. Selain aspek teknis, pengamatan terhadap administrasi di

kantor Afdeling juga menjadi bagian dari kegiatan selama kuliah kerja profesi.

Jadwal di lapangan berlangsung mulai pukul 06.00 WIB yang dimulai dengan

apel pagi untuk memberi arahan kerja kepada pekerja tetap (SKU) dan pekerja lepas

(BHL) oleh Asisten dan Mandor. Selama di lapangan penulis didampingi oleh

Asisten Afdeling. Kegiatan penulis di lapangan setiap harinya dapat dilihat di

lampiran 1.

2.4. Metode Pengumpulan Data

a. Literatur

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data serta teori-teori yang

berhubungan dengan manajemen pembibitan kelapa sawit.

Page 6: makalah sawit

6

b. Pengamatan (Observasi)

Tahap observasi merupakan tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data.

Dalam kuliah kerja profesi ini pengamatan dilakukan pada areal pembibitan kelapa

sawit pada afdelling I (alpha) PT. Karya Tanah Subur.

c. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dengan stakeholder

yang terkait. Stakeholder disini meliputi assisten afdelling I (alpha), mandor rawat

bibit, mandor Hama Penyakit Tanaman (HPT), serta tenaga kerja yang terlibat

langsung pada pembibitan.

2.5. Konsep dan Batasan Variabel

Konsep dan batasan variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan

bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil

produksi pada masa selanjutnya.

b. Pupuk merupakan zat yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanaman

c. Pengafkiran adalah penyeleksian bibit, yaitu membuang (memotong) bibit

yang kurang bagus.

d. Buruh harian lepas (BHL) adalah`tenaga kerja yang diambil tanpa

kesepakatan kerja seperti ketetapan Serikat Karyawan Unit (SKU).

Page 7: makalah sawit

7

2.6. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yang dapat

diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti status sekolompok manusia, suatu

objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

2.7. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan : Memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan kuliah kerja profesi.

Bab II Metode Kuliah Kerja Profesi : Memuat tentang cara kerja yang bersistem

untuk kelancaran pelaksanaan kuliah kerja profesi, mencakup langkah-langkah yang

dilaksanakan guna pencapaian tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan. Pada

bahagian ini berisikan lokasi, ruang lingkup kuliah kerja, jadwal pelaksanaan,

prosedur kuliah kerja, metode pengumpulan data, konsep dan batasan variabel,

metode analisis dan sistematika penulisan.

Bab III Hasil dan Pembahasan : Bab ini memuat bahasan tentang hasil dari

kegiatan kuliah kerja profesi, yaitu gambar umum lokasi kuliah kerja, bidang fokus

KKP, issue-issue penting (key issue), dan solusi dari issue-issue penting tersebut.

Bab IV Penutup : Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dan juga

pembelajaran yang diperoleh dari kuliah kerja profesi.

Page 8: makalah sawit

8

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN KULIAH KERJA PROFESI

3.1. Gambaran Umum Lokasi Kuliah Kerja

3.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Karya Tanah Subur

Perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Sebelumnya,

perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan PT. Dina Maju yang bergerak

dibidang penebangan hutan untuk memproduksikan dan memasarkan kayu olahan.

Semenjak tahun 1977 sampai dengan tahun 1987 perusahaan PT. Dina Maju

selesai tugasnya yaitu melakukan penebangan hutan untuk memproduksikan dan

memasarkan kayu olahan, kemudian perusahaan PT. KTS Padang Sikabu mulai

berorientasi pada tahun 1988 dalam perkebunan kelapa sawit, yang waktu itu baru

menanam kelapa sawit dalam jumlah kecil sebagai percobaan.

Pada tahun 1996 perusahaan PT. KTS Padang Sikabu mengeluarkan modal

yang cukup besar untuk menanam kembali kelapa sawit, hal ini disebabkan karena

melihat tanaman kelapa sawit yang ditanam sebelumnya tumbuh dengan baik dan

subur, sehingga pihak perusahaan akhirnya menambah perluasan lahan/areal

penanaman kelapa sawit.

Dilihat dari perkembangan sekarang ini, PT. KTS yang terdapat di Desa

Padang Sikabu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat mempunyai prospek

yang cukup cerah dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit, hal ini disebabkan

Page 9: makalah sawit

9

karena perkebunan kelapa sawit tersebut terletak pada ketinggian tempat 10-15 m

diatas permukaan laut, dan sampai saat ini dengan luas tanam berdasarkan hak guna

usaha (HGU) yaitu seluas 5.100 Ha dengan luas efektif 4.738,5 Ha dan yang sudah

ditanami adalah 4.552 Ha, ini tidak termasuk bangunan, jalan, pabrik dan fasilitas

lainnya.

3.1.2. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi, ini di perlukan agar dalam

perusahaan terdapat kejelasan pembagian pekerjaan, agar perusahaan lebih tertib dan

teratur.

Untuk melaksanakan kegiatannya PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Padang

Sikabu membentuk struktur organisasi yang menunjukkan tugas, wewenang dan

tanggung jawab kepada setiap bagian yang ada dalam perusahaan.

Perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Padang Sikabu Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dikepalai oleh seorang Administratur yang

bertanggung jawab langsung kepada Direksi yang berkedudukan di Jakarta.

Administratur ini yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perkebunan tersebut,

baik dari segi keuangan maupun dari segi proses pengolahan data untuk kelancaran

proses produksi.

Dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan, Administratur dibantu oleh

Kepala CDO (Community Development Officer) yang bertanggung jawab atas kondisi

di lingkungan kebun, Kepala Kebun 1 dan 2 yang bertanggung jawab mengelola

Page 10: makalah sawit

10

kebun 1 dan 2, Kepala pabrik, Kepala Tata Usaha dan Kepala Tehnik yang

bertanggung jawab terhadap perbaikan kebun.

Kepala kebun 1 dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten afdeling

alpha, betha, dan charli . Kepala Kebun 2 dalam melaksanakan kegiatannya dibantu

oleh asisten afdeling delta, eko, dan fanta.

Kepala Pabrik dalam melaksanakan tugas-tugasnya dibantu oleh Asisten

Proses dan Asisten Maintanance. Kepala Tata Usaha dalam melakukan kegiatannya

dibantu oleh Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Personalia dan Kepala Bagian

Keuangan dan Krani. Sedangkan kepala Tehnik dibantu oleh Asisten Civil dan

Asisten Workshop.

3.1.3. Keadaan produksi dan Pemasaran

Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT.

KTS) Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, diketahui bahwa perusahaan

ini disamping memproduksi buah sawit dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS)

pada kebun sendiri, perusahaan juga membeli buah sawit hasil perkebunan rakyat,

kemudian diproses/diolah lagi pada pabrik penggilingan sendiri menjadi minyak

sawit/CPO.

Hasil produksi dan pemasaran adalah hasil produksi minyak sawit dan kernel

yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Page 11: makalah sawit

11

Dalam beberapa tahun terakhir ini, minyak sawit dan kernel terus mengalami

peningkatan. Peningkatan ini diakibatkan karena luas tanaman kelapa sawit yang

menghasilkan terus meningkat, sehingga produksi buah sawit dalam bentuk Tandan

Buah Segar (TBS) terus bertambah yang dibarengi dengan terus meningkatnya hasil

minyak sawit setiap tahunnya.

3.2. Bidang fokus Kuliah Kerja Profesi

Bidang fokus kuliah kerja profesi yaitu Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit

(Pre dan Main) Nursery di Afdeling alpha PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway

XVI di Desa padang sikabu.

Pembibitan adalah sarana untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi

semai atau bibit, dan memeliharanya sampai bibit siap tanam dilapangan. Pembibitan

kelapa sawit dibagi menjadi 2 tahap yaitu pembibitan prenursery dan pembibitan

main nursery.

Pemeliharaan dan kondisi bibit di pembibitan sangat menentukan keadaan

tanaman dilapangan baik keragaman maupun produktifitas. Untuk mendukung

pertumbuhan bibit yang baik, PT. Karya Tanah Subur memilih lokasi yang tepat

yaitu :

1. Areal harus rata dan kering.

2. Dekat dengan sumber air.

3. Tidak tergenang air.

4. Jauh dari sumber hama dan penyakit tanaman.

Page 12: makalah sawit

12

3.2.1. Pembibitan Prenursery

Pembibitan prenursery merupakan pembibitan awal, dari masa penanaman

sampai pada saat umur 3 bulan . Pembibitan prenursery menggunakan polybag kecil

atau disebut juga babybag.

1. Bedengan

Bedengan pada pembibitan prenursery di PT. Karya Tanah Subur dengan

panjang 9 meter/bedengan, lebar 1 meter/bedengan, dan jarak antar bedengan 0,75

meter. Tinggi bedengan 20 cm yang dibuat dari papan setebal 2 cm. Dalam satu

bedengan ditempatkan 10 babybag pada lebar bedengan dan 100 babybag pada

panjang bedengan, atau kapasitas bedengan 10x100 babybag = 1000 babybag.

Gambar bedengan bisa dilihat dibawah ini.

9m 0,75m

1m Kayu pembatas tinggi 20cm

Gambar 1. Bedengan Prenursery

Page 13: makalah sawit

13

2. Naungan

Tujuan dari pembuatan naungan adalah untuk mencegah atau mengurangi

sinar matahari langsung ke bibit. Naungan juga bisa menghambat hama masuk

kedalam pembibitan. Naungan prenursery di PT. Karya Tanah Subur dapat dilihat di

foto 8, lampiran 4.

3. Pemeliharaan

Adapun pemeliharaan bibit prenursery yang dilakukan pada PT. Karya Tanah

Subur yaitu:

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap dua kali sehari secara teratur, yakni pada pagi

dan sore hari. Setiap bibit memerlukan 0,25 – 0,5 lt/ penyiraman . Bibit tidak disiram

apabila hujan lebih dari 10 mm.

Sistem penyiraman yang digunakan di PT. Karya Tanah Subur adalah

menggunakan Irrigatian tubes (selang berlobang). Dengan menggunakan Sistem

Irrigation tubes air akan lebih stabil dan merata.

b. Penyiangan (pengendalian gulma)

Penyiangan secara manual untuk rumput atau gulma lain dilakukan dua

minggu sekali. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh

di babybag dengan tangan.

c. Konsolidasi bibit

- Menambah tanah yang kurang

- Menegakkan polybag yang miring

Page 14: makalah sawit

14

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hara bibit. Adapun dosis

dari pemupukan dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 1. Program Pemupukan di PrenurseryUmur Dosis  

(Minggu)        

4 (daun-1)

30 gr UREA dalam 18 ltr air/400bbt    

560 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt    

6

60 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt    

775 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt    

8

90 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt    

e. Pengendalian hama dan penyakit

Serangan hama selama di prenursery  biasanya belum ada. Jika ada, dapat

diberantas dengan diambil  menggunakan tangan. Serangan penyakit yang berasal

dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida.

f. Seleksi Bibit

Seleksi dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke main nursery.  Seleksi bibit

diprenursery bertujuan untuk mencari bibit yang menyimpang. Bibit menyimpang

dapat diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis, serangan hama dan

penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Saat berumur tiga bulan, bibit kelapa sawit

yang normal biasanya berdaun 3-4 helai dan telah sempurna bentuknya. Pengurangan

bibit sejak kecambah diterima hingga dipindahkan ke main nursery dapat mencapai

Page 15: makalah sawit

15

12% atau lebih. Bibit yang mati terlebih dahulu harus dikeluarkan, kemudian bibit

yang tidak normal harus dimusnahkan. Ciri bibit kelapa sawit tidak normal sebagai

berikut :

1.    Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves).

2.    Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves).

3.    Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot).

4.    Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan

menguncup(collante).

5.    Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease).

Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur

teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit

tumbuh abnormal.

1.    Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.

2.    Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau

terlalu dangkal sehingga akar menggantung.

3.    Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga menggangu akar

4.    Tanah terlalu basah karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau

penyiraman tidak sempurna.

3.2.2. Pembibitan Main Nursery

Pembibitan main nursery adalah pembibitan yang telah dipindahkan dari

babybag ke largebag, pembibitan main nursery dilakukan selama 10-12 bulan. Bibit

Page 16: makalah sawit

16

akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 10-12 bulan di

main nursery).

1. Jarak Tanam

Jarak tanam yang digunakan adalah 90x90x90cm segitiga sama sisi. Bibit

ditanam lurus ke semua arah, hal ini bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan

kemudahan pemeliharaan.

2. Penyiapan largebag

Largebag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam dengan panjang 42 cm,

lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. Largebag diberi lubang

berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam

bibit menggunakan topsoil  yang memiliki struktur remah atau gembur. Jika terpaksa,

bias digunakan topsoil yang berupa tanah liat. Namun, media tersebut perlu dicampur

dengan pasir kasar dengan perbandingan 3:2. Largebag di isi media tanam hingga

penuh (sekitar 16 kg). Pengisian largebag harus selesai dikerjakan dalam waktu dua

minggu sebelum pemindahan dari prenursery.

3. Transplanting bibit dari Prenursery ke Main Nursery

       Sehari sebelum penanaman, media tanam dalam largebag harus disiram. Bibit

dipindahkan dari prenursery setelah berdaun 2-3 helai dan berumur maksimum tiga

bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di largebag seukuran

dengan diameter babybag. Babybag disayat menggunakan pisau secara hati-hati dari

bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut. Bibit dimasukkan

beserta  tanahnya ke dalam lubang, lalu diatur agar posisinya tegak seperti semula.

Page 17: makalah sawit

17

Tanah disekeliling lubang ditekan agar lebih padat merata. Bagian atas

largebag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini memungkinkan sebagai

tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan sudah tidak diperlukan lagi

di main nursery.

4. Pemeliharaan di Main Nursery

Adapun pemeliharaan bibit Main nursery yaitu :

a. Penyiraman dan Penyiangan

Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup.

Jika musim kemarau, bibit disiram dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari.

Kebutuhan air penyiraman sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus

ditutup dengan serasa organik (mulsa) untuk menghindari pemadatan permukaan

tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembaban tanah pada musim

kemarau. Penyiraman main nursery di PT. Karya Tanah Subur juga menggunakan

irrigation tubes, sama seperti pada prenursery tetapi memakai selang yang lebih

besar, penyiramannya dapat dilihat di foto 7, lampiran 4.

Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag,

sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukkan sepotong kayu.

Penyiangan lahan pembibitan (diluar polibag) dilaksanakan secara clean weeding,

yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20-30 hari, tergantung dari

pertumbuhan gulma.

Page 18: makalah sawit

18

b. Pemupukan

            Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan

bibit. Lebih dianjurkan menggunakan pupuk majemuk N-P-K-Mg dengan komposisi

15-15-6-4 atau 12-12-12-2, serta ditambah kieserite ( pupuk mengandung Ca dan

Mg). Berikut dosis pemupukan main nursery di PT. Karya Tanah Subur :

Tabel 2. Program Pemupukan di Main Nursery

Umur  (Minggu Ke-

Pupuk N-P-K-Mg

(15-15-6-4) (gr)

Pupuk N-P-K-Mg (12-12 -17-2) (gr)

Kieserite

14 2,515 2,516 5,017 5,018 7,520 7,522 10,024 10,026 10,028 10,0 5,030 10,032 10,0 5,034 15,036 15,0 7,538 15,040 15,0 7,542 20,044 20,0 10,046 20,048 20,0 10,050 25,052 25,0 10,0

Page 19: makalah sawit

19

c. Hama dan penyakit

            Pengendalian hama dapat dilakukan  secara manual, yaitu dengan mengambil

satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat dilakukan secara

kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida yang telah dilarutkan dalam air

sesuai dosis yang direkomendasikan di kemasan ataupun dengan penyemprotan asap

(fogging). Hama lain yang dapat merusak bibit di main nursery adalah babi hutan dan

landak. Hama ini aktif menyerang pada malam hari (nocturnal) secara berkelompok

dengan memakan umbut atau titik tumbuh bibit. Pencegahannya dengan mengecat

pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli bekas atau limbah

pabrik yang dicampur Zink Posfit. Selain itu, bisa menggunakan umpan beracun,

seperti racun dicampur dengan pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah

tertangkap.

          Penyakit yang terkadang muncul diantaranya crown disease dan blast

disease. Penyakit yang serius jarang ditemukan saat masa pembibitan. Crown

disease adalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya ditandai dengan daun muda yang baru

muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum dapat diatasi secara kimiawi.

Usaha untuk mengurangi gejalanya dengan mengurangi pemberian pupuk yang

mengandung nitrogen, karena tanaman yang kelebihan nitrogen akan rentan terhadap

serangan virus. Blast disease merupakan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh

serangan jamur Phytium sp. Pemberantasannya sangat sulit. Tindakan yang dapat

dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman yang diserang, sehingga

tidak menular ke tanaman yang sehat.

Page 20: makalah sawit

20

d. Seleksi

           Seleksi di  main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :

1. Setelah bibit dipindahkan dari prenursery.

2. Setelah bibit berumur 4 bulan.

3. Setelah bibit berumur 8 bulan.

4. Saat bibit dipindahkan ke lapangan.

Adapun seleksi yang dilakukan di PT. Karya Tanah Subur terhadap bibit main

nursery dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Seleksi bibitNo Uraian Jumlah

Bibit Afkir

% Jumlah Bibit

setelah di afkir

1. Kecambah yang diterima

- Seleksi kecambah termasuk mati 5

100%

2,50%

200

195

2. Di Pre Nursery (seleksi setelah 3 bulan) 24 12% 171

3. Di Main Nursery

- seleksi I, umur 4 bulan

- seleksi II, umur 6 bulan

- seleksi III, umur 8 bulan

- seleksi IV, dipindah kelapangan

5

5

5

6

2,5%

2,5%

2,5%

3,0%

166

161

156

150

4. Sisip dilapangan 7 4% 143

Total 57 29% 143

Dari 200 bibit, 143 bibit (71%) yang akan ditanam di lapangan, 57 bibit

(29%) bibit di musnahkan.

Page 21: makalah sawit

21

Ciri bibit tidak normal dan harus dibuang sebagai berikut :

1. Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya

kaku.

2. Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.

3. Bibit yang merunduk (limp).

4. Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet).

5. Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung.

Page 22: makalah sawit

22

3.2.3. Pembagian Tenaga Kerja di Pembibitan

Pembagian tenaga kerja (job description) pada pembibitan di PT. Karya

Tanah Subur seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Pembagian Kerja Pembibitan

- Kepala Pembibtan : Staf perkebunan yang merupakan pemimpin tertinggi di

pembibitan

- Mandor Teknis kerja : mengontrol seluruh pekerjaan dan kegiatan di

pembibitan

- SKU : Karyawan yang statusnya telah menjadi karyawan tetap harian atau

bulanan yang tergabung dalam Serikat Kerja Unit

- BHL : Karyawan kerja yang diambil tanpa kesepakatan kerja tetap.

Kepala Pembibitan

AGUSMAIDI

Pekerja BHL

Pekerja SKU

Mandor Teknis Kerja

SYAHWAZIR

Page 23: makalah sawit

23

3.3. Issue-issue Penting (Key issue)

Pada pembibitan main nursery masih banyak kerusakan bibit yang

diakibatkan oleh para pekerja yang rumahnya dekat dengan lokasi pembibitan.

Kerusakan ini biasanya terjadi akibat ulah pekerja ataupun anak dari pekerja yang

bermain layangan disekitar lokasi pembibitan, layangan yang putus masuk kedalam

lokasi pembibitan, dan biasanya mereka melompati pagar pada pembibitan untuk

mengambil layangan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak bibit yang rusak dan

patah terkena injakan kaki. Meskipun sudah sangat sering diperingatkan oleh asisten

dan mandor, tapi hal tersebut terus terjadi berulang kali, sampai ada ancaman

pemecatan bagi pekerja yang tertangkap tangan melompati pagar pembibitan.

3.4. Solusi

Diharapkan perusahaan membuat lokasi pembibitan tidak terlalu dekat

dengan perumahan pekerja, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat menjaga bibit dari

kerusakan yang disebabkan oleh pekerja.

Diharapkan juga perusahan mengajarkan moral kepada para pekerja seperti

dengan mengadakan pengajian di malam hari. Karena bila moral pekerja tidak ada

akan tidak berarti walaupun diancam terus menerus, mereka akan terus menaiki pagar

pada pembibitan.

Page 24: makalah sawit

24

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :

1. Pembibitan adalah sarana untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi

semai atau bibit, dan memeliharanya sampai bibit siap tanam dilapangan.

Pembibitan kelapa sawit pada PT. Karya Tanah Subur ada 2 tahapan yaitu

pembibitan prenursery dan pembibitan main nursery.

2. Perawatan pada pembibitan yang dilakukan di PT. Karya Tanah Subur yaitu :

Penyiraman, Penyiangan (pengendalian gulma), Konsolidasi bibit,

Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi. Perawatan tersebut

harus dilakukan agar bibit yang dihasilkan lebih berkualitas dan berproduksi

tinggi.

3. Pembagian Tenaga Kerja di Pembibitan : Kepala Pembibitan, Mandor Teknis

kerja, karyawan tetap harian atau bulanan yang tergabung dalam Serikat Kerja

Unit (SKU), dan Buruh Harian Lepas (BHL).

4.2. Pembelajaran Yang Diproleh

Pembelajaran yang diperoleh selama kegiatan kuliah kerja profesi yaitu :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang pembibitan kelapa sawit.

Page 25: makalah sawit

25

2. Ikut serta secara langsung dalam berbagai kegiatan perawatan pembibitan,

seperti pengasapan hama yang dilakukan di malam hari, pengafkiran, dan

pemupukan bibit.

3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan

di perkebunan kelapa sawit.

4. Memperoleh pengalaman bekerja dan dapat membandingkan antara teori yang

diperoleh dengan praktik di lapangan, baik dari aspek teknis maupun

manajemen dari usaha Kelapa Sawit.

5. Ikut serta secara langsung pada setiap kegiatan perkebunan, mulai dari

kegiatan pembibitan, penanaman, perawatan, pemupukan, pemanenan, sampai

pengolahan CPO.

6. Mendapat pengalaman dan pembelajaran dalam bersosialisasi dengan

masyarakat dan karyawan setempat.

Page 26: makalah sawit

26

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, 2007. Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya

Sastrosayono, 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta

Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan  dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka

Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. Jakarta. Agromedia Pustaka

Page 27: makalah sawit

27

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi

No Hari/ Tanggal

(Januari -Februari

2013)

Kegiatan

1 Kamis / 10 jan Penyambutan dan perkenalan staf

2 Jumat / 11 jan Pengenalan TBS kelapa sawit

3 Sabtu/ 12 jan Pemberian materi di kantor besar

4 Miggu / 13 jan Istirahat

5 Senin/ 14 jan Pengenalan Lokasi pembibitan

6 Selasa/ 15 jan -Pengenalan cara pengafkiran bibit

- Penyomprotan asap (foging) pada bibit di malam hari

7 Rabu/ 16 jan Tanya jawab dengan staff pembibitan tentang praktek

lapangan

8 Kamis/ 17 jan Pengenalan lokasi TBM

9 Jumat/ 18 jan Praktek penyiangan gulma pada TBM

10 Sabtu/ 19 jan Pemberian materi di kantor besar

11 Minggu/ 20 jan Istirahat

12 Senin/ 21 jan Pengenalan Sistem Irigasi/ Drainase

13 Selasa/ 22 jan Pengenalan lokasi TM

14 Rabu/ 23 jan Memanen TBS

15 Kamis/ 24 jan Pemberian materi panen di kantor kecil

16 Jumat/ 25 jan Pemberian materi panen di kantor kecil

Page 28: makalah sawit

28

17 Sabtu/ 26 jan Pemberian materi di kantor besar

18 Minggu/ 27 jan Istirahat

19 Senin/ 28 jan Pemindahan rumah dari afdeling menuju perumahan

staff

20 Selasa/ 29 jan Pengenalan pabrik

21 Rabu/ 30 jan Pengolahan TBS dipabrik

22 Kamis/ 31 jan Pemberian materi tentang pengolahan

23 Jumat/ 1 feb Bersosialisasi dengan warga di perumahan staff

24 Sabtu/2 feb Pemberian materi di kantor besar

25 Minggu/ 3 feb Istirahat

26 Senin/ 4 feb Persiapan acara pergantian Administatur

27 Selasa/ 5 feb Serah-terima Administatur

28 Rabu/ 6 feb Kekantor teknik

29 Kamis/ 7 feb Perpisahan dengan para staff

30 Jumat/ 8 feb Penjemputan Mahasiswa KKP oleh Dosen

Lampiran 4. Foto kegiatan dalam kuliah kerja profesi

Page 29: makalah sawit

29

Foto 1. Bibit kelapa sawit prenursery di pembibitan afdeling 1 PT.KTS

Foto 2. Bibit kelapa sawit main nursery di pembibitan afdeling 1 PT.KTS

Page 30: makalah sawit

30

Foto 3. Pengisian tanah kedalam largebag (mainnursery)

Foto 4. Pengenalan bibit kelapa sawit (mainnursery)

Foto 5. Persiapan pengasapan (Fogging) yang dilakukan malam hari

Page 31: makalah sawit

31

Foto 6. Hama ulat pada daun bibit

Foto 7. penyiraman menggunakan irrigatian tubes

Page 32: makalah sawit

32

Foto 8. Naungan pada pembibitan prenursery