fisiologi sawit

13
FISIOLOGI TANAMAN KELAPA SAWIT Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotilrya Tipe kelapa sawit : 1. Macro carya 2. Dura 3. Tenera 4. Fisifera

Upload: darussalam

Post on 22-Jul-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

materi sehabis uts fisiologi tanaman perkebunan

TRANSCRIPT

FISIOLOGI TANAMAN KELAPA SAWIT Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotilrya Tipe kelapa sawit : 1. Macro carya 2. Dura 3. Tenera 4. Fisifera

Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.

Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Buah terdiri dari tiga lapisan: a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. b) Mesoskarp, serabut buah c) Endoskarp, cangkang pelindung inti Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15 LU-15 LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 1-500 m dpl. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Kecepatan angin 56 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %.

Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,05,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15 o Tidak tergenang karena menganggu pernafasan, penyerapan hara dan nitrifikasi

Iklim sangat mempengaruhi proses fisiologi seperti: asimilasi, pembentukan bunga, penyerbukan dan pembuahan Sinar matahari dan hujan menstimulir pembentukan bunga, pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah. Jumlah curah hujan dan jumlah lamanya panjang penyinaran matahari berkorelasi dengan fluktuasi produksi kelapa sawit

Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman. Macam-macam pemangkasan :

Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 20 bulan dengan maksud untuk membuang daundaun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos. Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen.

Daun yang dipangkas adalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir. Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan panenan.