persaingan industri 4.0 di asean dimana posisi...

24
DIMANA POSISI INDONESIA? PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN NITIA AGUSTINA K.A.

Upload: lamcong

Post on 06-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

DIMANA POSISI INDONESIA?

PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN

NITIA AGUSTINA K.A.

Page 2: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,
Page 3: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

DIMANA POSISI INDONESIA?

PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN

NITIA AGUSTINA K.A.

Page 4: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN: Dimana Posisi Indonesia?

Penulis Nitia Agustini Kala Ayu Editor Nitia Agustini Kala Ayu

Desain Grafis Ahmad Nur Hasan

Diterbitkan oleh Forbil InstituteHak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Forbil Institute.

Cetakan Pertama Dicetak di Yogyakarta, Indonesia. ISBN 978-602-52952-3-2

Forbil InstituteJl. Pandega Asih I, Perum Sari Asih I Blok B17, Condongcatur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Telp: +62 (274) 43662864Tel. Seluler: +62 81578011199Email: [email protected]

Page 5: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Pengantar Tiap negara harus bersiap dan melaksanakan berbagai upaya untuk bersaing di era revolusi industri 4.0. Termasuk Indonesia yang masih berada pada tahap persiapan apabila dibandingkan negara-negara lainnya, seperti Jerman, Amerika Serikat, dan lainnya. Selain itu, penting pula untuk melihat telah sampai mana industri Indonesia selama ini dan bagaimana kesiapannya menghadapi revolusi industri keempat.

Pada awal tahun 2018, Presiden Joko Widodo telah menyatakan pentingnya kebijakan yang fokus dan mewadahi isu revolusi industri 4.0 agar mempercepat berbagai upaya yang relevan. Selanjutnya melalui Kementerian Perindustrian diterbitkanlah sebuah konsep Making Indonesia 4.0 yang masih berada pada tahap gambaran umum dan strategi besar.

Buku “Persaingan Industri 4.0 di ASEAN: Dimana Posisi Indonesia?” merupakan salah satu bentuk upaya merefleksikan dan mendukung upaya Indonesia menuju revolusi industri 4.0. Forbil Institute merupakan lembaga penelitian yang fokus pada aspek kebijakan dan menjembatani kepentingan pemerintah, swasta, dan masyarakat, mencoba memberikan perspektif di bidang revolusi industri keempat.

ASEAN, sebagai salah satu komunitas ekonomi terbesar di dunia memiliki peran yang besar di era revolusi industri keempat. Baik sebagai pelaku revolusi dan juga sebagai objek sasaran berbagai inovasi industri. Oleh karena itu, analisis dalam buku ini memberikan gambaran bagaimana kebijakan negara di ASEAN yang telah siap dalam bersaing di era revolusi industri keempat. Serta Indonesia yang selama ini masih berada di tengah dibandingkan negara lainnya, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Indonesia sebagai negara yang juga bertopang pada industri manufaktur perlu lebih cepat mengembangkan inovasi teknologi. Produk manufaktur Indonesia dan negara ASEAN di sekitarnya hampir serupa, ditambah dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mempermudah impor berbagai inovasi teknologi ke Indonesia. Negara lain seperti Vietnam yang cukup berkembang dibidang otomotif dan tekstil menjadi salah satu saingan dimasa depan.

Salah satu seri buku dari Forbil Institute ini diharapkan mampu menjadi referensi berbagai pihak seperti pemangku kebijakan dan industri untuk mengambil keputusan terkait revolusi industri 4.0. Serta memberikan rekomendasi kebijakan agar meningkatkan daya saing Indonesia. Seiring dengan harapan melalui revolusi industri 4.0, pemerintah berharap dapat meningkatkan real economy sekitar 1-2%. Terutama industri manufaktur yang ditargetkan berkontribusi sekitar 21-26% untuk Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2030.

v

Dr. Nanang Pamuji Mugasejati Direktur Forbil Institute

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 6: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Abstrak Inovasi teknologi pada masa revolusi industri 4.0 telah dirasakan saat ini bukan hanya di negara-negara maju yang memiliki modal pengetahuan dan ekonomi besar. Negara-negara berkembang pun perlu bersiap menghadapi revolusi industri keempat agar dapat melakukan leapfrogging dan mendapatkan keuntungan dari berbagai peluang revolusi tersebut. Seperti negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang memiliki peluang untuk mengembangkan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan negaranya dengan menggunakan teknologi revolusi keempat. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran peluang dan proyeksi manfaat yang akan didapatkan oleh negara-negara anggota ASEAN apabila mengadaptasi revolusi industri keempat. Selain itu, kajian ini melihat bagaimana upaya negara di ASEAN untuk mempersiapkan revolusi industri 4.0 dan bagaimana posisi Indonesia dibandingkan negara lainnya. Kajian ini dilakukan dengan metode desk study. Selanjutnya ditemukan bahwa terdapat perbedaan kondisi tiap negara di ASEAN di bidang teknologi, ekonomi, sumber daya manusia yang mengakibatkan perbedaan kesiapan dalam menghadapi revolusi. Berdasarkan analisis diketahui bahwa Singapura dan Thailand telah siap dengan kebijakan dan rencana implementasi pengembangan revolusi industri 4.0 di negaranya. Sedangkan Indonesia saat ini masih berada pada tahap persiapan. Di sisi lain, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lainnya dalam hal inovasi dan kesiapan teknologi.

Kata Kunci: ASEAN, inovasi teknologi, revolusi industri 4.0

vi

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 7: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Daftar IsiPengantarAbstrakDaftar IsiDaftar TabelDaftar DiagramLatar BelakangPeluang Revolusi Industri 4.0 di Wilayah ASEANGambaran Persaingan Tiap Negara ASEANKebijakan dan Persiapan Negara ASEAN dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0Bagaimana Posisi Indonesia?Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

Daftar Tabel

Daftar Diagram

vviviiviivii12

86

101213

67

8

Tabel 1. Potensi Dampak Ekonomi Revolusi Industri 4.0 di ASEAN 5

Diagram 1. Ranking Tingkat Competitiveness di ASEANDiagram 2. Score Competitiveness di ASEANDiagram 3. Perbandingan Kesiapan Teknologi dan Inovasi di Negara ASEAN 2017-2018Diagram 4. Overview Competitiveness Index Indonesia 2017-2018 11

vii

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 8: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

v

Page 9: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Pada tahun 2011 Jerman memperkenalkan akan adanya revolusi industri keempat dan telah dimulai bahkan sejak 2009. Dunia telah mengalami berbagai macam perkembangan sejak revolusi industri pertama dilaksanakan. Revolusi industri pertama yang terjadi di Eropa dan ditandai dengan penggunaan mesin uap mengubah berbagai struktur kehidupan masyarakat. Begitu pula revolusi industri kedua dengan ditemukannya listrik sebagai sumber energi.

Selanjutnya revolusi industri ketiga dapat dikatakan perkembangannya sangat cepat sejak ditemukannya komputer. Kegiatan ekonomi pun berubah dengan penggunaan teknologi baru yang mempercepat proses produksi. Pada saat ini revolusi industri keempat telah di depan mata dengan perdebatannya yang terus berlanjut.

Revolusi industri keempat disebut sebagai revolusi industri yang akan mengubah pola dan relasi antara manusia dengan mesin. Inovasi yang diawali dengan besarnya data di internet dan penggunaan cloud mengubah produk industri. Serta mengubah proses produksi dan pemasaran produk. Bahkan mengubah gaya hidup masyarakat karena produk dari revolusi industri ini dapat dilihat penggunaannya di kehidupan sehari-hari.

Secara umum revolusi industri keempat ditandai dengan full automation, proses digitalisasi, dan penggunaan alat elektronik dengan sistem informatika. Menurut Sommer, 2015 (dalam Roblek, Mesko, Krapez, 2016), perubahan akibat inovasi tersebut akan berdampak pada industri manufaktur, sektor pelayanan dan jasa, serta kebijakan pemerintah. Bahkan akan mempengaruhi relasi antara customer dengan perusahaan, serta relasi masyarakat umum dengan pemimpin negaranya.

Bentuk produk dari revolusi industri 4.0 yaitu akan semakin berkembangnya teknologi untuk 3D printing, bahkan bukan saja untuk mencetak produk, ada pula mencetak organ tubuh. Produk yang berkembang saat ini seperti semakin mudahnya untuk mengakses layanan secara online, baik belanja online, melakukan service kendaraan online, memesan makanan, bahkan pemeriksaan kesehatan secara online. Harga yang ditawarkan untuk berbagai layanan dan jasa tersebut akan semakin murah dengan semakin masifnya inovasi yang dibuat oleh setiap perusahaan. Termasuk proses persaingan yang ketat antar perusahaan akan berakibat persaingan terkait harga dan menguntungkan pelanggan.

Revolusi industri 4.0 tidak dapat ditolak karena telah dilihat bahwa penggunaan berbagai macam produk revolusi industri 4.0 telah dirasakan saat ini. Pada revolusi industri sebelumnya biasanya selalu didominasi oleh negara-negara Eropa dan Amerika yang memiliki berbagai modal yang lebih besar. Akan tetapi, revolusi industri 4.0 memungkinkan setiap negara untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuannya secara internal. Karena batas-batas negara akan semakin berkurang dengan masifnya pertukaran informasi di era digital.

1

Latar BelakangPersaingan Industri 4.0 di ASEAN

Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 10: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Termasuk negara-negara di Southeast Asia, termasuk Indonesia sedang berusaha meningkatkan kesiapannya dan membuat strategi agar mendapat manfaat dari revolusi industri 4.0. Walaupun belajar dari revolusi industri sebelumnya, tidak semua negara atau tidak setiap orang siap menghadapi perubahan, termasuk revolusi industri.

Tulisan ini membahas tentang bagaimana perkembangan revolusi industri di negara sekitar Indonesia, di Southeast Asia, terutama negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Hal ini karena ASEAN merupakan sebuah regional yang memberikan kesempatan bagi perpindahan orang, produk, dan jasa dengan lebih leluasa. Kondisi tersebut dapat menjadi peluang bagi perkembangan revolusi industri 4.0 lebih cepat dan meningkatkan keuntungan bagi negara yang memiliki strategi.

Selanjutnya tulisan ini juga akan melihat posisi Indonesia di antara negara lainnya. Bagaimana kesiapan industri Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 dan juga dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah. Hal ini sangat penting untuk melihat strategi yang dapat diambil oleh pemerintah di bidang revolusi industri 4.0.

Berbagai kegiatan industri lintas negara di ASEAN semakin mudah dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan sebuah proses integrasi kawasan yang bertujuan mencapai stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan bersama-sama negara anggota ASEAN. Implementasinya dilakukan di tiap wilayah negara anggota ASEAN. Sehingga setiap produk yang dibuat oleh negara anggota ASEAN, baik oleh industri besar maupun skala kecil menengah memiliki kesempatan yang sama mengakses pasar di luar negaranya, yaitu negara anggota ASEAN (KSE, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2018).

Revolusi industri 4.0 pun merupakan sebuah peluang dan tantangan bagi persaingan di ASEAN. Terutama bagaimana peran ASEAN Secretariat sebagai sebuah wadah memfasilitasi persaingan tersebut agar tidak terjadi masalah. Di tingkat regional dibutuhkan berbagai kebijakan dan peraturan yang memfasilitasi inovasi dan perubahan akibat revolusi industri 4.0.

Terdapat beberapa peluang yang akan pengembangan revolusi industri 4.0 dan memberikan manfaat bagi masyarakat di ASEAN. Seperti pertama yaitu meningkatkan kesejahteraan melalui produktivitas. World Economic Forum dan Asian Development Bank (ADB) (2017) menghitung bahwa revolusi industri 4.0 akan memberikan dampak ekonomi mencapai $220-625 miliar setiap tahunnya kepada ASEAN. Angka tersebut sangat besar dan dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang semakin banyak akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi ketimpangan yang ada.

Peluang Revolusi Industri 4.0 di Wilayah ASEAN

ASEAN yang berdiri pada tahun 1967 saat ini memiliki sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Saat ini wilayah ASEAN merupakan sebuah lokasi industri yang sedang berkembang dengan berbagai negara yang kondisinya berbeda-beda. Hal yang pasti menarik adalah besarnya jumlah penduduk dan juga besarnya GDP negara anggota ASEAN.

2

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 11: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Hal ini akan dapat dicapai dengan meningkatnya pilihan bagi pelanggan, biaya produksi semakin murah, sehingga berbagai layanan dan produk dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai kelas sosial.

Kedua yaitu kekuatan dorongan terhadap inklusivitas ekonomi. Revolusi industri 4.0 akan memungkinkan masyarakat untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain, bekerja sama, bermitra dalam kegiatan ekonomi, serta kemudahan terhadap akses terhadap hal yang sebelumnya sulit didapatkan.

Inklusivitas ekonomi akan dapat tercapai dengan semakin mudahnya pertukaran informasi. Negara seperti Vietnam, Filipina, dan Myanmar merupakan negara dengan jumlah penduduk yang memiliki akun bank paling sedikit didunia. Akan tetapi dengan meningkatkan sumber informasi hal tersebut dapat meningkat. Serta akan ada peningkatan akses terhadap informasi tentang Pendidikan, pasar, kesehatan, dan berbagai informasi finansial melalui teknologi informasi.

Selanjutnya yang ketiga yaitu kesejahteraan industri kecil dan menengah. Usaha kecil dan menengah atau UKM di ASEAN termasuk cukup besar, yaitu sekitar 52% hingga 97% penduduk ASEAN bekerja disektor UKM. Selama ini UKM sulit berkembang karena terbatasnya akses terhadap lembaga keuangan, layanan dan informasi bisnis, dan akses pasar. Dengan berkembangnya layanan aplikasi belanja online, terutama yang mencakup pasar luar negeri maka akan menjadi peluang pemberdayaan UKM berdasarkan data World Economic Forum dan ADB (2017), transaksi e-commerce yang dilakukan oleh UKM di ASEAN mencapai $9 miliar. Angka tersebut masih kecil apabila dibandingkan dengan negara lain, seperti China yang mampu mencapai $426 miliar. Angka tersebut menunjukkan bahwa dimasa depan potensi pengembangannya dapat semakin besar di ASEAN.

Keempat ada pula kesempatan leapfrogging atau melakukan lompatan dari kondisi saat ini. Negara-negara anggota ASEAN yang masih berkembang dapat membuat kebijakan pembangunan yang lebih cepat dibandingkan proses pembangunan tradisional. Inovasi teknologi akibat revolusi industri dapat mempercepat perubahan tersebut. Seperti penggunaan telepon genggam, internet, drone, dan juga produksi energi terbarukan. Negara yang sedang berkembang dapat melewati pembangunan infrastruktur yang selama ini dilakukan karena telah terbantu dengan inovasi teknologi. Contohnya tidak perlu membangun banyak kantor cabang bank karena telah terbantu dengan mobile banking.

Kelima, menghubungkan wilayah di ASEAN yang selama ini sulit diakses. Beberapa negara di ASEAN telah terhubung secara fisik dalam kegiatan ekonomi. Disisi lain, masih terdapat wilayah yang termasuk remote area di ASEAN dan penduduknya tinggal di pedesaan sehingga tidak mendapatkan manfaat dari pembangunan. Bahkan masih terdapat wilayah yang baru melewati fase revolusi industri pertama dan kedua saja. Melalui inovasi teknologi revolusi industri 4.0 berbagai keterbatasan tersebut dapat diperbaiki. Seperti penggunaan energi baru dan terbarukan di berbagai wilayah dibandingkan menggunakan sumber listrik yang tersentralisasi. Lalu mengembangkan 3D printing dengan skala kecil dan menengah di berbagai wilayah sehingga distribusinya lebih mudah. Dibutuhkan investasi yang juga besar untuk membangun infrastruktur agar remote area tersebut dapat terhubung.

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

3

Page 12: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Keenam yaitu mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan. Berdasarkan data World Economic Forum dan ADB (2017), setiap tahunnya sekitar 316.000 orang di Southeast Asia meninggal karena kecelakaan. Selain masalah kecelakaan, masalah lain yang terjadi di negara Southeast asia juga adalah kemacetan. Menurut data Japanese International Cooperation Agency (2014), kerugian yang akan ditanggung oleh Filipina pada tahun 2030 diprediksi mencapai PHP 6 miliar.

Dengan penggunaan teknologi revolusi industri keempat, diharapkan mampu menyelesaikan kedua masalah tersebut. Salah satunya yaitu dengan menggunakan self-driving vehicles yang akan meningkatkan keamanan di jalan dan mengurangi risiko kecelakaan. Serta dibutuhkan pula kebijakan yang mendukung smart urban transport system yang akan mengintegrasikan berbagai teknologi untuk membantu efisiensi di perjalanan. Dengan penggunaan teknologi diharapkan setiap kota di South-east Asia dapat mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan.

Manfaat revolusi industri keempat yang ketujuh yaitu memperbaiki manajemen lingkungan. Berdasarkan data Anbumozhl dan Intal (2015), diketahui bahwa enam negara di ASEAN memiliki kondisi lingkungan yang buruk. Bahkan diproyeksikan enam tahun ke depan biaya untuk pengelolaan lingkungan akan meningkat hingga 8%. Revolusi industri 4.0 dapat membantu perbaikan manajemen lingkungan yang selama ini bruuk dengan berbagai potensi teknologi. Seperti penggunaan artificial intelligence, drone, dan remote sensing untuk melakukan monitoring kondisi kelautan dan kehutanan. Penggunaan teknologi akan lebih efisien dibandingkan tenaga manusia. Selanjutnya otomasi juga akan membantu pengelolaan berbagai sistem irigasi dan pengelolaan air.

Kedelapan yaitu manfaat dibidang pertanian di ASEAN. Negara ASEAN di dominasi oleh sektor pertanian. Oleh karena itu revolusi industri akan membantu percepatan transformasi dibidang pertanian. Seperti membantu petani meningkatkan dokumentasi aktivitas pertanian yang akan membantu mempersingkat dan meningkatkan produktivitas. Penggunaan smartphones dapat membantu petani mengakses pasar yang lebih menguntungkan, mengetahui cuaca, memahami berbagai benih dan pupuk. Belajar dari India, terdapat Trringo sebuah platfom penyewaan peralatan pertanian yang dapat disewa per jam. Penggunaan online sharing akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan petani.

Selain keuntungan percepatan dan pengurangan ketimpangan pembangunan di wilayah ASEAN, keuntungan yang akan didapatkan secara ekonomi dari revolusi industri 4.0 juga sangat besar. Apabila berbagai inovasi teknologi tersebut dimanfaat untuk pengembangan sektor industri maka dapat memberikan keuntungan bagi berbagai sektor, bukan hanya bidang teknologi. Berikut adalah gambaran keuntungan yang akan didapatkan oleh berbagai negara di ruang lingkung ASEAN apabila mengimplementasikan teknologi revolusi industri keempat.

4

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 13: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Operations management-Manufacturing

76-245 50-70

Predictive maintenance-manufacturing 38-91 50-70

Farms-increase farm yield 10-57 10-30

Inventory optimization-manufacturing

17 -55 50-70

Operations management-hospitals

40-54 0-50

Health and safety-manufacturing

12 -38 50-70

Hospitals -counterfeit drug reduction

5-20

20-50

Others

22-65

Total

216-627

Sized Applications

Potensi Dampak Ekonomi (miliar dolar per tahun)

Estimasi Potensi Capaian 2025 (%)

Tabel 1. Potensi Dampak Ekonomi Revolusi Industri 4.0 di ASEAN

Sumber: diolah dari Arbulu, Lath, Mancini, Patel, Tonby, 2018

Pada tabel 1 terlihat bahwa dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh revolusi industri sangat besar. Bahkan mampu mencapai $216 triliun hingga 627 triliun. Sektor yang paling tinggi memberikan dampak diproyeksikan dibidang Operations management-Manufacturing dengan masifnya penggunaan cyber physical-system yang mampu mencapai $76 triliun hingga $245 triliun. Pada urutan kedua terdapat Predictive maintenance-manufacturing sebanyak $38-$91. Dan ketiga terdapat Farms-increase farm yield diprediksi akan berdampak sekitar $10-$57.

Arbulu, Lath, Mancini, Patel, Tonby (2018) juga menyatakan tahun 2025 dampak ekonomi dari revolusi industri keempat sudah akan terlihat dampaknya di ASEAN. Bahkan dari besaran angka yang diprediksi, dinyatakan pada tahun 2025 rata-rata akan dapat dicapai setengahnya. Seperti sektor Operations management-Manufacturing, Predictive maintenance-manufacturing, Inventory optimization-manufacturing, dan Health and safety-manufacturing diprediksi persentase dampaknya pada tahun 2025 sekitar 50-70%.

5

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 14: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Sumber: diolah dari Schwab dan Sala-i-Martin, 2015 dan 2018

Gambaran Persaingan Tiap Negara ASEAN

S e t i a p t a h u n n y a Wo r l d Ec o n o m i c Fo r u m menerbitkan Global Competitiveness Index. Dalam index tersebut terlihat kondisi ekonomi negara yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat 12 bidang yang menjadi penilaian terhadap aspek ekonomi dari 137 negara didunia yaitu, institusi, infrastruktur, lingkungan makroekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi pasar kerja, perkembangan pasar finansial, kesiapan teknologi, besarnya pasar, business sophistication, dan inovasi.

Diagram 1. Ranking Tingkat Competitiveness di ASEAN

Brunei DarussalamKambojaLaos

ThailandFilipinaMalaysia

MyanmarIndonesiaSingapura

Vietnam

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2

2031 34

52

93 95

68

134

2

18

32

2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018

3747

8390

56

131

2

2534

41

57

93 89

6058

3

2332 36

56

98 94

5546

Diagram 1 menunjukkan perbandingan tingkat competitiveness tiap negara di ASEAN selama empat tahun terakhir. Setiap tahunnya Singapura menjadi satu-satunya negara ASEAN yang berada pada peringkat 5 besar. Berturut-turut pada tahun 2014-2015 hingga 2016-2017 berada di posisi kedua. Lalu turun pada tahun 2017-2018 menjadi peringkat kedua. Negara yang berada pada peringkat kedua yaitu Malaysia. Dapat dikatakan posisi Malaysia sedikit fluktuatif, karena pada tahun 2014-2015 berada pada urutan ke-20 lalu meningkat pada tahun selanjutnya menjadi 18. Akan tetapi terjadi penurunan hingga tahun 2017-2018 menjadi urutan 23.

Terdapat beberapa negara yang peringkatnya cukup jauh di bawah dibandingkan negara lainnya. seperti Myanmar yang pada tahun 2014-2015 dan 2015-2016 perangkatnya ada di 134 dan 131. Sedikit lebih tinggi terdapat Laos dan Kamboja, pada tahun 2017-2018 mereka berada di posisi 98 dan 94.

6

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 15: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Dari sisi penilaian dapat dilihat pada diagram 2. Bahwa setiap tahunnya terdapat negara yang nilainya meningkat dan ada pula yang menurun. Seperti Singapura yang nilainya secara keseluruhan terus menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2015-2016 nilai competitiveness Singapura sebanyak 6,68 dan menurun pada tahun 2017-2018 menjadi 5,71. lalu pada peringkat dua Malaysia juga menurun dari 5,23 menjadi 5.,17 pada tahun 2017-2018.

Negara lain yang berada pada peringkat bawah juga mengalami penurunan dalam hal nilai. Seperti Laos yang pada tahun 2015-2016 nilainya 4,0 menjadi 3,91 ada tahun 2017-2018. Ada pula Kamboja yang menurun dari 4,3 menjadi 3,93.

Di sisi lain, terdapat beberapa negara yang menunjukkan tren peningkatan. Seperti Thailand pada tahun 2015-2016 nilainya 4,64 menjadi 4,72 pada tahun 2017-2018. Lalu ada pula Indonesia yang nilainya semula 4,52 menjadi 4,52. Serta Vietnam dari 4,3 menjadi 4,36.

Diagram 2. Score Competitiveness di ASEAN

Sumber: diolah dari Schwab dan Sala-i-Martin, 2015 dan 2018

Brunei DarussalamKambojaLaos

ThailandFilipinaMalaysia

MyanmarIndonesiaSingapura

Vietnam

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2015-2016 2016-2017 2017-2018

6,685,23 4,64

4,524,39 4 3,944,3

3,32

5,72 5,16 4,64

4,524,36 3,93

3,984,31

4,35

5,71 5,17 4,72

4,684,35 3,91

3,934,36

4,52

Tingkat competitiveness negara yang berhubungan langsung dengan pengembangan revolusi industri 4.0 yaitu aspek kesiapan teknologi dan inovasi. Pada diagram 3 terlihat perbandingan nilai kedua aspek tersebut dari tiap negara di ASEAN pada tahun 2017-2018. Terlihat bahwa Singapura memimpin dengan nilai tertinggi dengan 5,3 nilai inovasi dan 6,1 untuk kesiapan teknologi.

7

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 16: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Pada urutan kedua, terdapat Malaysia yang nilainya juga cukup tinggi. Pada aspek inovasi nilai Malaysia 4,7 dan aspek kesiapan teknologi sebanyak 4,9. Dari aspek kesiapan teknologi, terdapat Brunei Darussalam dan Thailand yang sama-sama mencapai 4,5. Lalu di aspek inovasi, terdapat Indonesia yang nilainya mencapai 4,0. Dari Aspek inovasi, terlihat bahwa negara-negara ASEAN masih cukup rendah. Bahkan Kamboja nilainya untuk aspek inovasi sebesar 2,9 saja.

Diagram 3. Perbandingan Kesiapan Teknologi dan Inovasi di Negara ASEAN 2017-2018

Sumber: diolah dari Schwab dan Sala-i-Martin, 2015 dan 2018

Singapura dan Thailand dapat dikatakan sebagai negara di ASEAN yang telah memiliki agenda menghadapi revolusi industri 4.0. Termasuk A.T.Kearny (2017) pun mengategorikan kedua negara ini sebagai early stage of implementation revolusi industri 4.0. Bahkan Singapura dapat disebut sebagai leader dalam inisiatif revolusi industri 4.0 di ASEAN. Masih menurut A.T Kearny, diketahui bahwa dalam empat tahun ke depan, Singapura telah merencanakan untuk menginvestasikan sekitar SGD 3,3 t r i l iun untuk research and deve lopment , ser ta pengembangan industri manufaktur. Serta sekitar SGD 4,5 tr i l iun untuk transformasi indiv idu dengan memfasilitasi industri kecil dan menengah agar mengakses teknologi yang lebih tinggi.

Filipina

Vietnam

Malaysia

Thailand

Indonesia

Singapura

Laos

Kamboja

Brunei Darussalam

Innovation Technological Readiness

1 2 3 4 5 6 7

3,33,8

3,34

4,74,9

3,54,5

43,9

5,36,1

3,23

2,93,4

3,2 4,5

Kebijakan dan Persiapan Negara ASEAN dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

8

0

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 17: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Sejak tahun 2014, Singapura telah memiliki rencana strategis “Smart Mobility 2030”. Rencana tersebut berisi inovasi dibidang sustainable smart mobility. Pada tahun 2016, pemerintah Singapura melakukan uji coba penggunaan on-demand autonomous vehicles (ODAV). Bahkan direncanakan pada tahun 2018 ODAV akan dikomersialisasikan (ADB dan WEF, 2017).

Selain itu, Singapura juga mengembangkan electric vehicles-sharing programe pada tahun 2017. Telah disediakan sekitar 30 stasiun untuk mengisi ulang listrik kendaraan. (ADB dan WEF, 2017). Pada tahun 2020 ditargetkan untuk menggunakan autonomous buses. Dengan penggunaan kendaraan autonomous diharapkan dapat memastikan jadwal dan rute yang akan dilewati.

Selanjutnya pada tahun 2017 Singapura menetapkan The Furture Economy Council (FEC) yang bertujuan mendukung transformasi dan pengembangan Singapura ke arah revolusi industri 4.0. Council ini dipimpin langsung oleh Menteri Keuangan Singapura, yaitu Mr. Heng Swee Keat. Council ini bukan hanya terdiri dari pemerintah, ada pula anggota dari pihak industri, unions, lembaga pendidikan dan pelatihan.

Hingga saat ini FEC telah membentuk Committee on the Future Economy (CFE) untuk melaksanakan berbagai program. Inisiatif yang juga dibuat oleh FEC yaitu SkillFuture yang berisi persiapan sumber daya manusia Singapura untuk beradaptasi dengan perubahan revolusi industri 4.0. Selanjutnya ada pula industry transformation maps yang menjadi gambaran arah pengembangan revolusi industri 4.0 di Singapura (FEC, 2018).

Terdapat tujuh strategi yang akan dilakukan oleh Singapura melalui CFE untuk menghadapi revolusi industri 4.0. pertama yaitu memperdalam dan memperbanyak jejaring di tingkat internasional. Kedua, meningkatkan dan pemanfaatan skill. Ketiga memperkuat kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi dan scale up. Ketiga memperkuat kemampuan digital. Kelima, mengembangkan peluang terhubungnya antar kota. Keenam, mengimplementasikan dan mengembangkan industry transformation maps. Ketujuh yaitu melakukan kerja sama untuk melakukan pengembangan dan inovasi (CFE, 2017). Singapura pun menargetkan untuk meningkatkan upayanya agar dapat melakukan peningkatan ekonomi hingga 2-3% per tahun.

Negara selanjutnya yang cukup siap menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu Thailand. Pada tahun 2016 Thailand telah mulai mengembangkan rencana revolusi keempat dengan judul “Thailand 4.0”. Pemerintah Thailand memiliki target untuk menyiapkan dana sekitar $280 juta untuk research and development (A.T.Kearny, 2017).

Dalam Thailand 4.0 terlihat bahwa Thailand menyadari berbagai tantangan yang akan dihadapi di era revolusi industri 4.0 apabila tidak cepat melakukan persiapan. Thailand 4.0 memiliki empat tujuan yang ingin didapatkan dari revolusi industri 4.0 (Division Economic Information, Department of International Economic A�airs, Ministry of Foreign A�airs, Thailand, 2018)). Pertama yaitu kesejahteraan ekonomi. Melalui inovasi dan teknologi diharapkan mampu meningkatkan GDP Thailand sekitar 4% dan pendapatan per kapita pada tahun 2032 mencapai US$ 15.000.

9

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 18: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Target kedua yaitu kesejahteraan sosial. Hal ini hal tingginya ketimpangan yang ada di Thailand pada tahun 2013 sebesar 0,465. Ditargetkan pada tahun 2032 ketimpangan dapat dikurangi menjadi 0,32 saja. Oleh karena itu dalam 20 tahun ke depan dibutuhkan transformasi sekitar 20.000 rumah tangga menjadi “smart farmers” karena mayoritas penduduk adalah petani.

Ketiga, ditargetkan adanya peningkatan human values. Dalam 10 tahun ke depan diharapkan Thailand mampu masuk dalam 50 negara dengan human development index tertinggi. Oleh karena itu dibutuhkan strategi agar universitas di Thailand dapat meningkatkan peringkatnya. Selanjutnya tujuan keempat, menjaga lingkungan. Perubahan iklim menjadi isu penting dan perdebatan berbagai pihak. Thailand memiliki target menjadi 10 kota yang paling nyaman ditinggali di dunia dengan memastikan keberlanjutan lingkungan dan mengurangi risiko konflik.

Dalam rangka mencapai keempat tujuan di atas, Thailand 4.0 telah memiliki lima agenda. Hal ini menunjukkan keseriusan Thailand karena telah memiliki strategi pengembangan revolusi industri 4.0. Agenda pertama yaitu menyiapkan Thailand untuk menjadi negara pertama, bukan lagi menjadi negara berkembang. Kedua, mengembangkan kluster teknologi dan industri masa depan. Ketiga, melakukan inkubasi terhadap entrepreneur dan mengembangkan jaringan inovasi perusahaan. Keempat, memperkuat internal ekonomi negara melalui pembuatan kluster di 76 provinsi. Dan terakhir atau kelima yaitu terintegrasi dengan ASEAN dan menghubungkan Thailand dalam komunitas global. (Division Economic Information, Department of International Economic A�airs, Ministry of Foreign A�airs, Thailand, 2018)). Thailand bahkan telah memiliki prioritas dalam membuat inovasi, seperti pengembangan smart city, medical hub, teknologi dan manajemen air, dan lainnya.

Penggunaan artificial intelligence, robot, dan autonomous vehicles,3D printing dapat menjadi tantangan bagi negara-negara di ASEAN. Menurut International Labour Organisation (ILO), Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Kamboja berisiko kehilangan 56% pekerjaan karena otomasi. Begitu pula menurut Khazanah Reseacrh Institute bahwa Malaysia juga akan kehilangan 54% pekerjaan (Swaroopini Nair, 2017). Prediksi yang cukup besar tersebut tentu mengkhawatirkan. Terutama bagi Indonesia yang memiliki penduduk sangat besar, bahkan sekitar sepertiga penduduk ASEAN.

Bagaimana Posisi Indonesia?

Menurut data A.T. Kearny negara lain seperti Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Vietnam berada pada fase perencanaan. Indonesia juga telah mulai mengembankan konsep Making Indonesia 4.0, akan tetapi belum seperti Singapura dan Thailand yang telah memiliki organisasi khusus yang melaksanakan program revolusi industri 4.0. Serta belum memiliki agenda untuk menghadapi revolusi industri keempat.

10

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 19: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Lalu aspek kedua yang mendukung competitiveness di Indonesia yaitu lingkungan makroekonomi, kesehatan, dan Pendidikan dasar. Nilai dari kedua aspek ini juga lebih dari 5. Dapat dikatakan bahwa iklim usaha di Indonesia cukup baik. terdapat beberapa aspek yang nilainya masih rendah, seperti pasar kerja yang efisien nilainya hanya 3,9. Hal ini menjadi tantangan bagi berbagai industri karena tenaga kerja sangat menentukan produktivitas.

Diagram 4. Overview Competitiveness Index Indonesia 2017-2018

Sumber: diolah dari Schwab dan Sala-i-Martin, 2015 dan 2018

Aspek lain yang cukup rendah yaitu aspek kesiapan teknologi, nilainya yaitu 3,9. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan pengembangan teknologi melalui dukungan universitas dan lembaga penelitian, serta dukungan kepada sektor industri.

65

43

21

0

InstitutionInnovation

Business Sophistication

Market Size

Technological Readiness

Financial MarketDevelopment

Labor Market E�ciency

Goods Market E�ciency

Higher Education

Health & Primary Education

Macroeconomic Environment

Infrastructure

Score

11

Secara keseluruhan, Indonesia berada pada posisi tengah di antara negara ASEAN dalam hal tingkat competitiveness. Berdasarkan data dari Schwab dan Sala-i-Martin (2018) terlihat terdapat ketimpangan dari berbagai aspek competitiveness Indonesia. Aspek paling tinggi yang mendukung competitiveness yaitu besarnya pasar di Indonesia, bahkan angkanya mencapai 6 dari 7. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat besar, dibandingkan negara lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya penduduk di Indonesia.

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 20: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Kesimpulan dan Saran

R e v o l u s i i n d u s t r i k e e m p a t t e l a h m u l a i diimplementasikan dan tidak dapat ditolak oleh tiap negara. Terdapat banyak keuntungan yang akan didapatkan apabila memiliki strategi yang tepat. Merujuk pada Singapura, Indonesia dapat melihat bahwa walaupun Singapura telah menjadi negara yang cukup maju dibidang ekonomi, hal tersebut tidak menutup pengembangan baru karena revolusi industri 4.0.

Indonesia secara umum berada pada posisi tengah dalam revolusi industri 4.0 di ASEAN. Kondisi tersebut bukan berarti Indonesia harus merasa tenang, karena negara lain, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam juga berupaya bergerak lebih cepat. Revolusi industri keempat memungkinkan tiap negara untuk melakukan leapfrogging. Oleh k a r e n a i t u I n d o n e s i a p u n p e r l u m e m i l i k i r e n c a n a s t r a t e g i s d a n s e g e r a mengimplementasikannya.

Dalam rangka pelaksanaan inovasi era revolusi industri keempat, Indonesia perlu melakukan pemetaan potensi dan tantangannya. Serta merumuskan tujuan dari revolusi industri 4.0 yang akan dikembangkan. Selanjutnya seperti Singapura dan Thailand, dibutuhkan kerja sama antara berbagai pihak, baik industri, entrepreneur, pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta organisasi kemasyarakatan dalam merumuskan strategi Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0.

12

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 21: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

Daftar Pustaka

A.T.Kearny. 2017. Bringing the Fourth Industrial Revolution to Indonesia. Outlook Industry 2018, National Seminar. Anbumozhl, V dan Intal, P. 2015. Can Thingking Green and Sustainability be an Economic Opportunity for ASEAN?. ERIA Discussion Paper Series.

Arbulu, Imanol, Viviek Lath, Matteo Mancini, Alpesh Patel, dan Oliver Tonby. 2018. Industry 4.0: Reinvigorating ASEAN Manufacturing for the Future. Singapura: McKinsey.

Asian Development Bank, dan World Economic Forum. 2017. ASEAN 4.0: What does the Fourth Industrial Revolution mean for regional economic integration?. Filipina: ADB dan WEF. Committee in the Future Economy. (2017). Report of The Committee on the Future Economy. Singapura: CFE.

Division Economic Information, Department of International Economic A�airs, Ministry of Foreign A�airs, Thailand. (2018). Thailand 4.0. Diakses dari http://thaiembdc.org/thailand-4-0-2/

Future Economy Council. (2018). About FEC. Diakses darihttps://www.gov.sg/microsites/future-economy/about-us/about-the-future-economy-council

Japanese International Cooperation Agency. 2014. Roadmap for Tranport Infrastructure Development for Metro Manila and Its Surrounding Areas (Region III and Region IV-A).

KSE Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Tingkatkan Daya Saing Sektor Pertanian melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pada kamis, 22 februari 2018, diakses darihttps://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Tingkatkan-Daya-Saing-Sektor-Pertanian-melalui-Masyarakat-Ekonomi-ASEAN.aspx

Nair, Swaroopini. (2017). Southeast Asia and the Fourth industrial revolution. The ASEAN Post. Diakses dari https://theaseanpost.com/article/southeast-asia-and-fourth-industrial-revolution

Roblek, Mesko, Krapez. 2016. A Complex View of Industry 4.0. Sage Publication: Slovenia.

Schwab, Klaus, dan Xavier Sala-i-Martin. 2015. The Global Competitiveness Report 2015-2016. Geneva: World Economic Forum.

Schwab, Klaus, dan Xavier Sala-i-Martin. 2018. The Global Competitiveness Report 2017-2018. Geneva: World Economic Forum.

13

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 22: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

14

Profil Penulis

Nitia Agustini Kala Ayu mendapatkan gelar Sarjana Sosial dari Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya, pada tahun 2014 dia menjadi relawan Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi Ri�a Annisa dan tahun 2015 menjadi asisten peneliti di Asean Studies Center (ASC) Fisipol UGM. Oleh karena itu, dia aktif dalam aktivitas akademik seperti penelitian, kompetisi penulisan dan konferensi. Dia memiliki ketertarikan pada isu pemberdayaan masyarakat, feminisme, tanggung jawab sosial perusahaan, dan kebijakan sosial. Beberapa penelitian yang pernah diikuti seperti Human mobility in ASEAN integration, dan Studi kasus kelembagaan pariwisata halal di NTB dan ASEAN. Dia juga menjadi tim dalam pemetaan sosial (social mapping) di beberapa wilayah industri seperti Bontang, Kalimantan Timur dan Karawang, Jawa Barat bersama Departemen Pembangunan sosial dan Kesejahteraan. Serta ikut menjadi asisten penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) dari UGM tahun 2016. Saat ini dia menjadi peneliti di Forbil Institute dan telah mengikuti beberapa penelitian, seperti penelitian tentang analisis sentimen media, kebijakan moratorium lahan gambut dan dampaknya pada petani sawit.

Persaingan Industri 4.0 di ASEAN Dimana Posisi Indonesia?

Nitia Agustini K.A.

Page 23: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,
Page 24: PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN DIMANA POSISI …forbil.org/.../statics/...Okt-III_Persaingan_Industri_4.0_di_ASEAN.pdf · sepuluh anggota yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,

DIMANA POSISI INDONESIA?

PERSAINGAN INDUSTRI 4.0 DI ASEAN

NITIA AGUSTINA K.A.