mineral non silikat oksida
DESCRIPTION
mineralTRANSCRIPT
“ Mineral Non Silikat Oksida “
Yusnia Estianti, Annisa Karoma, M. Fauzi Adi Pratama, Adrisman, Wahyudi
Teknik Perminyakan STT MIGAS BALIKPAPAN
Sari
Mineral Non Silikat adalah kelompok mineral yang unsur pembentuknya bukan dari Silica.
Beberapa mineral sebagian besar tidak mengandung kombinasi Silicon dan Oksigen, seperti
yang mineral silikat lakukan. Kelompok mineral, yang disebut nonsilicates, yang ditemukan
hanya 8% dari kerak bumi. Mineral Non Silicate termasuk sumber daya yang sangat berharga
bagi manusia, seperti emas logam mulia, perak, dan platinum, logam yang berguna seperti
besi, aluminium dan timah, dan permata berlian dan ruby. Secara garis besar hampir semua
jenis mineral ini mempunyai komposisi kimia yang sederhana berupa unsur, sulfida (bila
unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan
oksigen). Native element seperti tembaga, perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida
kecuali Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi
dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
Kata kunci : mineral non silikat, oksida
I. Latar Belakang
Oksidasi Merupakan elemen yang
terbentuk ketika ion oksigen bermuatan
negatif menggabungkan dengan ion logam
yang positif, seperti Besi. Mineral oksida
merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus
anion oksida (O) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH atau H).
II. Ciri – Ciri Mineral Non Silikat
Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai
akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya
lebih sederhana dibanding silikat. Mineral
oksida umumnya lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur
yang paling utama dalam oksida adalah
besi, chrome, mangan, timah dan
aluminium.
III. Contoh Mineral Non Silikat Oksida
Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah, korondum
(Al₂O₃), hematit (Fe₂O₃) dan
kassiterit (SnO₂).
Jenis – Jenis Mineral Non Silikat
Oksidasi sebagai berikut :
1. Kuprit ( Cu₂O )
Kuprit adalah mineral oksida
terdiri dari oksida tembaga (I)
Cu2O, dan merupakan bijih
tembaga kecil.
Kuprit memiliki kekerasan 3,5 -
4; berat jenis 6,14; warna merah
gelap hingga hitam; gores
berwarna merah kecoklatan;
pecahannya conchoidal. Kuprit
memiliki sistem kristal isometrik
adalah salah satu mineral bijih
yang penting untuk memperoleh
tembaga. Selain itu, kristal Kuprit
yangtransparan dipotong dan
dibentuk sebagai batu mulia.
2. Zincite ( ZnO )
Zincite adalah mineral berupa oksida
seng ( Zn O ). Mineral zincite ini memiliki
struktur kristal heksagonal dan warnanya
tergantung pada kehadiran zat pengotor.
Zincite memiliki kekerasan 4;
berat jenis 5,64 – 5,68; warna
kuning orange hingga merah tua;
gores logam bening merah
kecoklatan; pecahannya
conchoidal.
Karena keberadaannya yang sangat langka,
Zincite lebih populer menjadi mineral
koleksi daripada sebagai mineral bijih
untuk seng.
3. Rutil ( TiO₂ )
Rutile adalah mineral terutama terdiri
dari titanium dioksida , TiO2. Rutil
memiliki indeks bias yang tinggi dan juga
menunjukkan dispersi yang tinggi . Rutil
alam dapat mengandung sampai 10% besi
dan sejumlah besar niobium dan tantalum .
Nama Rutile berasal dari bahasa Latin
rutilus yang artinya merah, mengacu pada
warna merah tua yang diamati pada
beberapa spesimen apabila dilihat oleh
cahaya yang ditransmisikan.
Rutil memiliki kekerasan 6,0 –
6,5; berat jenis 4,23; warna Coklat
kemerahan, merah, kuning pucat,
biru pucat, ungu, kadang hijau
rumput, hitam jika tinggi Nb-Ta;
gores terang merah untuk merah
tua; pecahannya Uneven hingga
sub – choncoidal. Sebagai mineral
yang cukup jarang, Rutil sangat
penting dalam hal komersial karena
menjadi mineral bijih untuk logam
Titanium.
4. Pirolusit ( MnO₂ )
Pirolusit (MnO2) merupakan
kelompok mineral oksida - hidroksida.
Pirolusit memiliki kekerasan 6
- 6,5; berat jenis 4,75; warna hitam
besi; gores hitam besi; Pirolusit
umumnya ditambang untuk
komersial karena menjadi
sumber untuk logam Mangan.
5. Hematit ( Fe₂O₃ )
Hematit adalah bentuk mineral besi
( III ) oksida ( Fe2O3 ). Hematit
mengkristalisasi dalam sistem
rombohedral, dan memiliki struktur kristal
yang sama dengan ilmenit dan korundum.
Hematit dan ilmenit membentuk larutan
padat pada suhu 950 °C.
Hematit memiliki kekerasan 5
dari 6; berat jenis 5,26; warna
hitam hingga abu-abu perak atau
baja, coklat hingga merah
kecoklatan atau merah; gores
merah menyala hingga merah tua;
Dengan kelimpahannya di alam,
menjadikan mineral ini sangat
pentingdalam pertambangan untuk
memperoleh besi. Selain itu,
mineral Hematit yang berwarna
merah digunakan sebagai bahan
pewarna dan semir.
6. Korundum ( Al₂O₃ )
Korundum (dari Bahasa Tamil:
kurundam) adalah kristal aluminium
oksida dan merupakan salah satu mineral
pembentuk batuan. Secara alami mineral
ini jernih, tapi dapat memiliki warna yang
berbeda dengan adanya zat pengotor.
Spesimen yang transparan digunakan
sebagai batu permata, yang disebut rubi
jika berwarna merah dan safir jika
berwarna selain merah. Selain
kekerasannya, korundum dikenal karena
densitasnya yang tinggi (4,02 g/cm³), yang
sangat tinggi untuk suatu mineral
transparan yang tersusun dari unsur ber-
massa atom rendah aluminium dan
oksigen.
Korundum memiliki
kekerasan 9; warna Coklat hingga
abu-abu, lebih jarang merah, biru,
putih, kuning; gores putih;
pecahannya concoidal hingga
uneven. Varietas Korundum yang
tidak Varietas Korundum yang
tidak alat penggosok karena
kekerasannya yang terkenal tinggi
Sedangkan varietas yang lain
menjadi batu mulia, misalnya Safir
(biru) dan Rubi (merah).
7. Magnetit ( Fe₂O₃ )
Magnetit merupakan salah satu mineral
golongan oksida. Dimana mineral ini
terbentuk dari ubahan mineral besi.
Magnetit merupakan tipe endapan besi
yang termasuk tipe endapan marine yang
berupa oksida besi. Hematit merupakan
ubahan dari Pirite, limonit dan hematite
dan suderite.
Magnetit memiliki kekerasan 5-
6; berat jenis 4.9-5.36; warna segar
abu-abu, warna lapuk coklat, kilap
logam, cerat coklat kemerahan;
pecahannya tidak rata; system
kristal trigonal; Mineral ini
terbentuk dari hasil sublimasi
dalam hubungannya dengan
gunung api. Terjadi juga dalam
endapan metamorfosa kontak dan
sebagai mineral tambahan dan
terbentuk pada suhu yang tinggi
sekitar 800 oC - 900oC, maka
mineral ini mempunyai bentuk
yang sempurna dan idiomrf.
Dijumpai pada batuan beku granit
dan batu pasir merah sebagai
penyemen. Berasosiasi dengan
zircon. Hematit dan pyrite.
Endapan ini juga biasanya
dijumpai pada daerah kontinen
dimana terjadi pada daerah
supergen endrichment. Dimana
daerah tersebut berada pada
Oxidezet zone dan reduxed zone.
Dimana pada saat magma tersebut
naik dan melebihi dari batas water
table maka akan teroksidasi yang
dapat membentuk mineral tersebut.
Proses oksidasi ini berasal dari
pada mineral pyrite yang
mengalami oksidasi menghasilkan
endapan ini, dimana oksidasi dari
mineral pyirite ini dapat
tergambarkan lewat rangkaian
proses kimia sebagai berikut:
2FeS2 + 7.5 O2 + 4 H2O Fe2O3
+ 4 H2SO4 Atau 2 Fe+2 + 0.5 O2
+ 2H2O Fe2O3 + 4H-
Magnetit merupakan salah satu mineral
ekonomis dimana hematit biasanya
digunakan dalam industri logam berat
seperti besi dan baja.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan mineral-mineral Non-Silikat Oksida beberapa hal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mineral Non Silikat adalah kelompok mineral yang unsur pembentuknya bukan dari Silica.
2. Mineral Non Silicate termasuk sumber daya yang sangat berharga bagi manusia, seperti emas logam mulia, perak, dan platinum, logam yang berguna seperti besi, aluminium dan timah, dan permata berlian dan ruby.
3. Oksidasi Merupakan elemen yang terbentuk ketika ion oksigen bermuatan negatif menggabungkan dengan ion logam yang positif, seperti Besi.
4. Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
5. Unsur yang paling utama dalam
oksida adalah besi, chrome, mangan,
timah dan aluminium.
6. Jenis-jenis mineral Non Silikat Oksidasi antara lain adalah Kuprit (Cu2O), Lincite (ZnO), Rutil (TiO2), Piroksit (MnO2), Hematit (Fe2O3), Korondum (Al2O3), Magnetit (Fe2O3). Dan diantara jenis-jenis mineral Non Silikat Oksidasi yang memiliki kekerasan paling keras adalah mineral Korondum dengan tingkat kekerasan 9.