krismin 3 mineral silikat

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam study Geologi, setelah mempelajari Kristalografi yang merupakan cabang ilmu geologi yang paling mendasar, selanjutnya mempelajari cabang ilmu geologi berikutnya yaitu Mineralogi. Di dalam Mineralogi banyak hal yang harus diketahui dan dipelajari. Namun dalam tugas ini akan membahas secara rinci tentang mineral silikat, bahwa mineral dikelompokkan menjadi mineral silikat dan mineral non silikat. Ilmu Mineralogi sangatlah penting untuk dipelajari sebelum melangkah ke cabang ilmu yang berikutnya yaitu Petrologi. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN a.....................................................Mah asiswa mengetahui mineral dan mineral silikat. b.....................................................Mah asiswa mengetahui proses pembentuka mineral dalam seri reaksi Bowen. 1.3. RUANG LINGKUP Makalah ini membahas tentang kelompok mineral silikat. 1

Upload: penjaga-kebun

Post on 21-Dec-2015

114 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Mineral silikat

TRANSCRIPT

Page 1: Krismin 3 Mineral Silikat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam study Geologi, setelah mempelajari Kristalografi yang merupakan cabang ilmu

geologi yang paling mendasar, selanjutnya mempelajari cabang ilmu geologi

berikutnya yaitu Mineralogi. Di dalam Mineralogi banyak hal yang harus diketahui

dan dipelajari. Namun dalam tugas ini akan membahas secara rinci tentang mineral

silikat, bahwa mineral dikelompokkan menjadi mineral silikat dan mineral non silikat.

Ilmu Mineralogi sangatlah penting untuk dipelajari sebelum melangkah ke cabang

ilmu yang berikutnya yaitu Petrologi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Mahasiswa mengetahui mineral dan mineral silikat.

b. Mahasiswa mengetahui proses pembentuka mineral dalam seri reaksi Bowen.

1.3. RUANG LINGKUP

Makalah ini membahas tentang kelompok mineral silikat.

1

Page 2: Krismin 3 Mineral Silikat

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1. DEFINISI MINERALOGI DAN MINERAL

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai

mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari

tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.

Definisi mineral menurut beberapa ahli:

1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,

mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang

tersusun secara teratur.

2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi

kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau

dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu

kehidupan.

1.2. BATASAN-BATASAN DEFINISI MINERAL

1. Suatu bahan alam

Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga manusia atau di

laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun kadang-kadang pembuatan suatu

2

Page 3: Krismin 3 Mineral Silikat

zat atau bahan di laboratorium akan mempunyai suatu bentuk kristal yang sangat sesuai

bahkan sangat sulit dibedakan dengan kristal di alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak

dapat disebut sebagai mineral.

Contoh : NaCl dibuat di alam disebut mineral Halite

               NaCl di laboratorium disebut Natrium Chlorida

2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap

- Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan kristal,

gores, belahan dll.

- Mineral mepunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api oksidasi,

api reduksi, pelentingan, pengarangan, dll.

3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap

- Mineral mempunyai unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C), Native

Silver (Ag), dll.

- Mineral berupa senyawa  kimia yang sederhana, misalnya Barit (BaSO4), Zircon

(ZrSiO4), Cassiterite (SnO2), Magnetit (Fe3O4).

- Mineral dapat berupa senyawa kimia yang komplek, misalnya :

Epistolite (NaCa) (CbTiMgFeMn)SiO4(OH)

Polymignyte (CaFeYZrTh) (CbTiTa)O4

4. Pada umumnya anorganik : batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang lebuh

luas.

- Mineral umum bukan sebagai hasil suatu kehidupan tetapi ada beberpa mineral yang

merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.

Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.

5. Homogen : megandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraiakan menjadi

senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika.

1.3.  SIFAT – SIFAT FISIK MINERAL

Mineral – mineral pembentuk batuan biasanya dapat dikenal atau dibedakan dengan

sifat-sifat fisiknya yang meliputi :

1. Belahan (Cleavage)

3

Page 4: Krismin 3 Mineral Silikat

Kecenderungan suatu mineral untuk membelah diri pada bidang lemah suatu arah/ lebih yang

dikontrol oleh struktur atom. bedasarkan kualitas bahannya, belahan dibagi menjadi 3 macam

:

- Sempurna ( calcite, muscovite, galena, halite)

- baik (sulphur)

- tidak jelas (kuarsa)

Bedasarkan banyaknya bidang belahan, belahan dibagi menjadi :

- belahan satu arah

- belahan 2 arah (tegak lurus)

- belahan 2 arah (tidak tegak lurus)

- belahan 3 arah (tegak lurus)

- belahan 3 arah (tidak tegak lurus)

- belahan 4 arah

- belaham 6 arah

-

2. Pecahan (Fracture)

4

Page 5: Krismin 3 Mineral Silikat

Mineral dapat terbelah melalui arah bidang belahan dan ada juga yang terbelah secara

tidak teratur. Macam-macam pecahan tersebut adalah :

Concoidal  : Pecahan yang permukaan bidang pecahannya melengkung seperti

                    kulit kerang. Contoh : Kuarsa, Obsidian

Even          : Pecahan yang permukaan bidangnya rata

                    Contoh : Batugamping litografi

Uneven      : Pecahan yang permukaan pecahannya tidak rata

                    Contoh : Garnet, Hematit

Hackly       : Permukaan bidang pecahan yang pecah tajam-tajam dan tidak

                    teratur.

                    Contoh : Copper

Splintery    : Pecah seperti berserat atau berserabut.

                    Contoh : Pektolit

Earthy       : Pecahan yang tidak teratur dan seperti tanah

                    Contoh : Kaolin

3. Warna (Colour)

Warna mineral adalah sifat absorbs terhadap spectrum radiasi panjang gelombang

elektromagnetik cahaya yang visible. Dikenal beberapa jenis warna yaitu :

- Idiokromatik : warna yang konstan (tetap)

Contoh : Olivine (hijau), Almandine (merah), Azurite (biru), Rhodonite (merah).

- Allochromatic : warna yang bermacam-macam akibat pengotoran.

Contoh : Orthoclase (kuning), Tourmalin (hijau).

5

Page 6: Krismin 3 Mineral Silikat

4. Bentuk (Form)

Bentuk mineral ada dua :

a. Mineral yang berbentuk Kristal atau “mineral kristalin”.

b. Mineral yang tidak berbentuk atau “amorf”

Mineral kristalin mempunyai bangun :

1) Regular = Isometrik = Kubus, mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c, dimana a = b = c

dan saling tegak lurus.

Contoh : Galena (PbS), Halite (NaCl), Pyrite (FeS).

2) Tetragonal = Balok, mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c, a = b ≠ c atau a ≠ b = c serta

semua sumbu saling tegak lurus.

Contoh ; Zircon (ZrSiO4).

3) Hexagonal, mempunyai 4 sumbu simetris a, b, c dan d, dimana a = b = c membentuk

sudut 60˚, a, b,c terletak pada bidang datar, sedang d tegak lurus bidang datar tersebut

yang menembus pada titik potong sumbu a, b, c ; d ≠ a = b = c.

Contoh : Quartz (SiO2) dan Calcite (CaCO2).

4) Trigonal, mempunyai 3 sumbu simetri a, b, dan c, dimana a = b = c tidak saling tegak

lurus.

Contoh : Tourmaline ((BO3)3 (Si6O18) (FOOH)4) dan Dolomite (CaMg(CO3)2)

5) Orthorombic = Rombis, mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c, dimana a ≠ b ≠ c serta

semua sumbu saling tegak lurus.

Contoh : Topaz (Al2SiO4)(FOH)2), Enstatite (Mg2(Si2O6)), Hypersthene ((Mg,Fe)2

(Si2O6)).

6) Monoclinic = Monoklin : mempunyai 3 sumbu a, b, dan c dimana a ≠ b ≠ c; a tegak lurus

b dan keduanya terletak dalam satu bidang datar, sedang sumbu c tidak tegak lurus

bidang tersebut.

Contoh : Auguit (Ca(Mg,Fe)(SiO3)((Al,Fe)2O3)x).

7) Triclinic = Triklin : mempunyai 3 sumbu a, b, dan c; dimana a ≠ b ≠ c; a, b dan c saling

tegak lurus.

Contoh : Albite (Na(AlSiO8)), Anorthite (Ca(Al2Si2O8).

6

Page 7: Krismin 3 Mineral Silikat

5. Cerat (Streak)

Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk

bubuk, ini dapat didapatkan dengan cara menggoreskan

mineral pada keeping porselin atau ditumbuk. Cerat

mempunyai warna yang tetap walaupun warna mineral

berubah-ubah.

Contoh : Cerat hematite merah kecoklatan, cera augit abu-

abu hijau, cerat   orthoklas putih

7

Page 8: Krismin 3 Mineral Silikat

6. Kilap / Kilat (Luster)

Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya

diterimanya. Dibagi dua kelompok :

a. Kilap logam (metallic luster)

Contoh : Galena, pyrite, magnetite, graphite, chalcopyrite.

b. Kilap bukan logam (nonmetallic luster)

Contoh : - kilap intan (adamatic luster)           : Intan

                        - kilap kaca (vitreous luster)              : Quartz, Calcite

          - kilap sutera (silky luster)                 : Asbestos

               - kilap damar (resinous luster)           : Sphalerite

                  - kilap mutiara (pearly luster)            : Dolomite

- kilap lemak (greasy luster)      : Talc

7. Kekerasan (Hardness)

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral

dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.

Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan

mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat

oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10

skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

8

Page 9: Krismin 3 Mineral Silikat

Skala Kekerasan Mohs

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

1 Talc H2Mg3 (SiO3)4

2 Gypsum CaSO4. 2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2

6 Orthoklase K Al Si3 O8

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO3O8

9 Corundum Al2O3

10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari

alat penguji standar :

Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs

Kuku manusia 2,5

Kawat Tembaga 3

Paku 5,5

Pecahan Kaca 5,5 – 6

Pisau Baja 5,5 – 6

Kikir Baja 6,5 – 7

Kuarsa 7

8. Berat Jenis (Spesific Gravite)

Cara pengukuran berat jenis suatu mineral ada beberapa macam cara antara lain :

dengan Piknometer, gelas ukur, atau neraca air.

Secara umum pengukuran berat jenis adalah :

1) Mineral ditimbang, missal x garam.

2) Mineral didalam air ditimbang, missal y garam.

Berat mineral – berat volume air = vol butir mineral tersebut.                     

9. Perawakan Kristal

9

Page 10: Krismin 3 Mineral Silikat

a. Pemerian perawakan kristal tersndiri :

1) Merambut (Capilary)

2) Menjarum (Acicular)

3) Membenang (Filliform)

4) Membilah (Bladed)

5) Memapan (Tabular)

6) Mendaun (Foliated)

7) Membulu (Plumose)

8) Montok (Gemuk, stout, stubby, equant)

9) Membata (Blocky)

10) Meniang (Columnar)      

b. Pemerian perawakan kristal-kristal dalam kumpulan mineral

1) Meniang (Columnar)

2) Membilah (Bladed)

3) Menyerat (Fibrous)

4) Menjaring (Reticulated)

5) Memencar (Divergent)

6) Menjari (Radiated)

7) Membintang (Stellated)

8) Mendendrit (Dendritik)

9) Membulat-bulat (Colloform)

a) Mementeng (Brotoidal)

b) Mengginjal (Reniform)

c) Mendada (Mammilary)

d) Membolo (Globular)

e) Membutir (Granular)

f) Memisolite (Pisolotic)

BAB III

10

Page 11: Krismin 3 Mineral Silikat

PEMBAHASAN

1.1. MINERAL SILIKAT

Mineral Silikat merupakan bagian terbesar dari mineral pembentuk batuan yaitu

sekitar 90% dari kerak bumi. Mineral ini merupakan kombinasi unsur-unsur utama yang

terdapat di bumi seperti: O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg atau yang lebih di kenal dengan lapisan

SiAl dan SiMa. Dasarnya semua batuan beku, batuan sedimen semua kecuali satu batuan

metamorf, dan banyak terdiri dari hanya mineral silikat.

Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsur pembentuknya yang sebagian

besar merupakan persenyawaan antara Silikon dan Oksigen atau (SiO2) dengan beberapa

unsur metal dan hampir 90% dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, serta hampir

100 % dari mantel Bumi kira-kira kedalaman kurang lebih 2.900 km dari kerak Bumi.

Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. yaitu:

1.1.1. Mineral Ferromagnesium

Merupakan mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam

struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat feromagnesium dicirikan karena warnanya yang

relatif gelap serta mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Beberapa contoh dari Mineral

Ferromagnesium adalah sebagai berikut: Olivine, Piroksin, Hornblende, Augitit, Biotite,

Garnet dan Mineral Ortoklas.

1.1.2. Mineral Non-Ferromagnesium

Umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis yang kecil (berat jenis rata-

ratanya sekitar 2,7). Jenis mineral ini tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium. Contoh

mineralnya: Muskovit, Feldspar, Ortoklas dan Kwarsa (mineral silikat terang).

1.2. REAKSI BOWEN

11

Page 12: Krismin 3 Mineral Silikat

Bowen Reaction Series menggambarkan proses pembentukan mineral pada

saat pendinginan magma (cairan silika SiO2) dimana ketika magma mendingin,

magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan

faktor utama dalam pembentukan mineral.

Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa mineral-

mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma

mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju pendinginan menentukan ciri dan

sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan

mineral yang lebih besar dapat terbentuk.

PENJELASAN:

Pada suhu 1300˚C Mineral yang terbentuk adalah: Olivine, sedikit Pyroxene,

Calsium-rich, dan sedikit Plagioclase Feldsper dengan kadar silika (SiO2) <50%

bewarna sangat gelap contoh batuan: Peridotite/Komatite.

Pada suhu 1000˚C Mineral yang terbentuk adalah: sedikit Olivine, Pyroxene, sedikit

Amphibole, sedikit Biotite Mica, dan Plagioclase Feldspar dengan kadar silika (SiO2)

45%-50% bewarna gelap contoh batuan: Gabro/Basalt.

Pada suhu 850˚C Mineral yang terbentuk adalah: sedikit Pyroxene, Amphibole,

Biotite Mica, Plagioclase Feldsper dan sodium-rich dengan kadar silika (SiO2) 50%-

60% bewarna menengah contoh batuan: Diorite/Andesite

Pada suhu 600˚C Mineral yang terbentuk adalah: sedikit Amphibole, sedikit Biotite

Mica, sedikit Plagioclase Feldsper, Sodium-rich, Potassium Feldspar, Muscovite Mica

12

Page 13: Krismin 3 Mineral Silikat

dan Quartz.dengan kadar silika (SiO2) >60% bewarna terang contoh batuan:

Granite/Rhyolite

Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan menyerupai huruf “Y”,

dimana lengan bagian atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda.

Lengan kanan atas merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous),

sedangkan lengan kiri atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan

(discontinuous).

1. Deret Continuous

Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan

feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan

peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–

Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar

9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh

pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C

feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.

2. Deret Discontinuous

Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu

mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan

melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral

Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C.

Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar

11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran

suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C

Biotit mulai terbentuk. Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat,

mineral yang telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang

menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas

mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene. Deret

ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah

selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.

13

Page 14: Krismin 3 Mineral Silikat

Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,

kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan

silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium

Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi.

Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan

membentuk Quartz (kuarsa). Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk

dalam deret reaksi karena proses pembentukannya yang saling terpisah dan

independent.

Tabel Pengenalan Mineral dan Sifatnya

Nama

Mineral

Warna Bentuk dan Perawakan

Kristal

Belahan Keterangan Sifat

khusus

Olivin hijau Tidak teratur, membutir, masif Tak

sempurna

Kilap kaca

Piroksin Hijau tua Prismatic pendek, massif,

membutir

2 arah saling

tegak lurus

Kilap kaca, permukaan

halus

Amfibol

(Hornblende)

Hitam, coklat Prismatic panjang, menyerat,

membutir

2 arah mem-

bentuk sudut

Kilap arang

Biotik Hitam, coklat  Tabular, berlembar (bermika), 2 arah Kilap kaca

Alkalifelspar Merah jambu,

putih

Prismatic/tabular panjang,

massif, membutir

2 arah Kilap kaca/lemak

Plagioklas Putih susu, abu-

abu

Prismatic/tabular panjang,

massif, membutir

3 arah Kilap kaca lemak

Muskovit Putih,

transparan

Tabular, berlembar (memika) 1 arah Kilap kaca/mu-tiara,

sering ter-dapat dalam

gra-nit pegmatit

Kuarsa Tidak berwarna,

putih abu

Tidak teratur, massif, membutir Tidak ada Kilap kaca /lemak

Kalsit Tidak berwarna,

putih

Thombohedral, massif,

membutir

sempurna Membuih jika ditetes

HCl, kilap kaca

Klorit hijau Berlembar (memika) sempurna Umum pada batuan

metamorf

Serisit Tak berwarna,

putih

Tabular, berlembar sempurna Kilap kaca

Asbes putih Masa fibreasbestos, menyerat Terutama tersusun

antopilit

Garnet Coklat merah Polygonal, membutir Tidak ada Kilap kaca/mutiara

Halite Tak berwarna,

putih, merah

Kubus, massif, membutir sempurna Sebagai garam evaporit

Gybsum Tak berwarna,

putih

Memapan, membutir, menyerat sempurna Lembar-lembar tipis

terjadi dari evaporit

14

Page 15: Krismin 3 Mineral Silikat

Anhidrit Putih, abu-abu,

biru pucat

Massif, membutir sempurna Karena evaporit

umumnya

15

Page 16: Krismin 3 Mineral Silikat

BAB IV

PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dikelompokkan menjadi mineral

Silikat dan mineral Non Silikat. Mineral silikat terbagi dalam dua kelompok, yaitu

kelompok ferromagnesium dan non ferromagnesium.

Mineral ferromagnesium merupakan mineral silikat yang mengandung ion besi dan

atau magnesium di dalam struktur mineralnya, warnanya relatif gelap, mempunyai berat jenis

3,2 - 3,6. Contoh mineralnya: Olivine, Piroksin.

Mineral Non Ferromagnesium merupakan mineral silikat yang tidak mengandung ion-

ion besi dan magnesium, umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis yang kecil

(average 2,7). Contoh mineralnya: Muskovit, Orthoklas dan Kwarsa.

Bowen Reaction Series menggambarkan proses pembentukan mineral pada

saat pendinginan magma (cairan silika SiO2) dimana ketika magma mendingin,

magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan

faktor utama dalam pembentukan mineral. Dalam skema reaksi bowen mineral terbagi

menjadi dua yaitu deret continuous dan discontinuous.

16

Page 17: Krismin 3 Mineral Silikat

Deret Discontinuous, mineral yang pertama kali terbentuk dalam temperatur

sangat tinggi adalah Olivin, mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit. Deret

Continuous, Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang

tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin

terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit.

Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini tersebar

pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Deret continuos dan discontinuous

bertemu pada mineral Potasium Feldspar (Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir

Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh

mineral mafik atau mineral felsik.

DAFTAR PUSTAKA

http://rio-rio1210.blogspot.com/2012/11/bowen-reaction-series.html

http://mineralkoe.blogspot.com/

http://bagoesdhermanto.blogspot.com/2012/07/pengenalan-mineral.html

17

Page 18: Krismin 3 Mineral Silikat

18

Page 19: Krismin 3 Mineral Silikat

LAMPIRAN

Mineral Feromagnesium:

Olivin Group ((Mg, Fe)2 (SiO4))

Sistem Kristal : Orthorhombik

Warna : Hijau

Kilap : Kaca

Cerat : Putih

Belahan : Tidak sempurna

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 6.5 – 7

Berat Jenis : 3.2 – 4.3

Piroksen Group ((Mg, Fe )(Si, Al)2O6))

Sistem Kristal : Monoklin

Warna : Hijau tua

Kilap : Kaca

Cerat : Putih kehijauan

Belahan : 2 arah saling tegak lurus

19

Page 20: Krismin 3 Mineral Silikat

Pecahan : Tidak rata (uneven)

Kekerasan : 5 – 6

Berat Jenis : 3.2 – 3.6

Garnet Group (A2B2 (SIO4)2)

Sistem Kristal : Isometrik

Warna : Merah, coklat, putih, hijau, hitam

Kilap : Kaca sampai damar

Cerat : Putih

Belahan : Buruk

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 6.5 – 7.5

Berat Jenis : 3.5 – 4.3

Hornblende (Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2)

Sistem Kristal : Monoklin

Warna : Hitam, coklat

Kilap : Kaca sampai tanah

Cerat : Coklat sampai abu-abu

Belahan : Tidak sempurna

Pecahan : Tidak rata (uneven)

Kekerasan : 5 – 620

Page 21: Krismin 3 Mineral Silikat

Berat Jenis : 2.9 – 3.4

Biotite (K (FE, Mg)3 AlSi3 O10 (F, OH)2)

Sistem Kristal : Monoklin

Warna : Hitam sampai coklat

Kilap : Kaca sampai mutiara

Cerat : Putih

Belahan : Sempurna 1 arah

Pecahan : Tidak rata (uneven)

Kekerasan : 2.5

Berat Jenis : 2.9 – 3.4+

Mineral Non Feromagnesium:

Orthoklas (KAlSi3O8)

Sistem Kristal : Monoklin

Warna : Putih, orange sampai coklat

Kilap : Kaca

Cerat : Putih

Belahan : Baik 2 arah

Pecahan : Conchoidal / uneven

Kekerasan : 6

Berat Jenis : 2.53 – 2.56

21

Page 22: Krismin 3 Mineral Silikat

Muskovit (KAl2(AlSi3O10)(F, OH)2)

Sistem Kristal : Monoklin

Warna : Putih, transparan

Kilap : Kaca / mutiara

Cerat : Putih

Belahan : Sempurna 1 arah

Pecahan : Uneven

Kekerasan : 2 – 2.5

Berat Jenis : 2.8

Kuarsa (SiO2)

Sistem Kristal : Trigonal

Warna : Putih

Kilap : Kaca

Cerat : Putih

Belahan : Tidak ada

Pecahan : Conchoidal

Kekerasan : 7

Berat Jenis : < 2.65

22