krismin 3 mineral silikat
DESCRIPTION
Mineral silikatTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam study Geologi, setelah mempelajari Kristalografi yang merupakan cabang ilmu
geologi yang paling mendasar, selanjutnya mempelajari cabang ilmu geologi
berikutnya yaitu Mineralogi. Di dalam Mineralogi banyak hal yang harus diketahui
dan dipelajari. Namun dalam tugas ini akan membahas secara rinci tentang mineral
silikat, bahwa mineral dikelompokkan menjadi mineral silikat dan mineral non silikat.
Ilmu Mineralogi sangatlah penting untuk dipelajari sebelum melangkah ke cabang
ilmu yang berikutnya yaitu Petrologi.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Mahasiswa mengetahui mineral dan mineral silikat.
b. Mahasiswa mengetahui proses pembentuka mineral dalam seri reaksi Bowen.
1.3. RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas tentang kelompok mineral silikat.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1. DEFINISI MINERALOGI DAN MINERAL
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu
kehidupan.
1.2. BATASAN-BATASAN DEFINISI MINERAL
1. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga manusia atau di
laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun kadang-kadang pembuatan suatu
2
zat atau bahan di laboratorium akan mempunyai suatu bentuk kristal yang sangat sesuai
bahkan sangat sulit dibedakan dengan kristal di alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak
dapat disebut sebagai mineral.
Contoh : NaCl dibuat di alam disebut mineral Halite
NaCl di laboratorium disebut Natrium Chlorida
2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap
- Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan kristal,
gores, belahan dll.
- Mineral mepunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api oksidasi,
api reduksi, pelentingan, pengarangan, dll.
3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap
- Mineral mempunyai unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C), Native
Silver (Ag), dll.
- Mineral berupa senyawa kimia yang sederhana, misalnya Barit (BaSO4), Zircon
(ZrSiO4), Cassiterite (SnO2), Magnetit (Fe3O4).
- Mineral dapat berupa senyawa kimia yang komplek, misalnya :
Epistolite (NaCa) (CbTiMgFeMn)SiO4(OH)
Polymignyte (CaFeYZrTh) (CbTiTa)O4
4. Pada umumnya anorganik : batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang lebuh
luas.
- Mineral umum bukan sebagai hasil suatu kehidupan tetapi ada beberpa mineral yang
merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.
Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.
5. Homogen : megandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraiakan menjadi
senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika.
1.3. SIFAT – SIFAT FISIK MINERAL
Mineral – mineral pembentuk batuan biasanya dapat dikenal atau dibedakan dengan
sifat-sifat fisiknya yang meliputi :
1. Belahan (Cleavage)
3
Kecenderungan suatu mineral untuk membelah diri pada bidang lemah suatu arah/ lebih yang
dikontrol oleh struktur atom. bedasarkan kualitas bahannya, belahan dibagi menjadi 3 macam
:
- Sempurna ( calcite, muscovite, galena, halite)
- baik (sulphur)
- tidak jelas (kuarsa)
Bedasarkan banyaknya bidang belahan, belahan dibagi menjadi :
- belahan satu arah
- belahan 2 arah (tegak lurus)
- belahan 2 arah (tidak tegak lurus)
- belahan 3 arah (tegak lurus)
- belahan 3 arah (tidak tegak lurus)
- belahan 4 arah
- belaham 6 arah
-
2. Pecahan (Fracture)
4
Mineral dapat terbelah melalui arah bidang belahan dan ada juga yang terbelah secara
tidak teratur. Macam-macam pecahan tersebut adalah :
Concoidal : Pecahan yang permukaan bidang pecahannya melengkung seperti
kulit kerang. Contoh : Kuarsa, Obsidian
Even : Pecahan yang permukaan bidangnya rata
Contoh : Batugamping litografi
Uneven : Pecahan yang permukaan pecahannya tidak rata
Contoh : Garnet, Hematit
Hackly : Permukaan bidang pecahan yang pecah tajam-tajam dan tidak
teratur.
Contoh : Copper
Splintery : Pecah seperti berserat atau berserabut.
Contoh : Pektolit
Earthy : Pecahan yang tidak teratur dan seperti tanah
Contoh : Kaolin
3. Warna (Colour)
Warna mineral adalah sifat absorbs terhadap spectrum radiasi panjang gelombang
elektromagnetik cahaya yang visible. Dikenal beberapa jenis warna yaitu :
- Idiokromatik : warna yang konstan (tetap)
Contoh : Olivine (hijau), Almandine (merah), Azurite (biru), Rhodonite (merah).
- Allochromatic : warna yang bermacam-macam akibat pengotoran.
Contoh : Orthoclase (kuning), Tourmalin (hijau).
5
4. Bentuk (Form)
Bentuk mineral ada dua :
a. Mineral yang berbentuk Kristal atau “mineral kristalin”.
b. Mineral yang tidak berbentuk atau “amorf”
Mineral kristalin mempunyai bangun :
1) Regular = Isometrik = Kubus, mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c, dimana a = b = c
dan saling tegak lurus.
Contoh : Galena (PbS), Halite (NaCl), Pyrite (FeS).
2) Tetragonal = Balok, mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c, a = b ≠ c atau a ≠ b = c serta
semua sumbu saling tegak lurus.
Contoh ; Zircon (ZrSiO4).
3) Hexagonal, mempunyai 4 sumbu simetris a, b, c dan d, dimana a = b = c membentuk
sudut 60˚, a, b,c terletak pada bidang datar, sedang d tegak lurus bidang datar tersebut
yang menembus pada titik potong sumbu a, b, c ; d ≠ a = b = c.
Contoh : Quartz (SiO2) dan Calcite (CaCO2).
4) Trigonal, mempunyai 3 sumbu simetri a, b, dan c, dimana a = b = c tidak saling tegak
lurus.
Contoh : Tourmaline ((BO3)3 (Si6O18) (FOOH)4) dan Dolomite (CaMg(CO3)2)
5) Orthorombic = Rombis, mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c, dimana a ≠ b ≠ c serta
semua sumbu saling tegak lurus.
Contoh : Topaz (Al2SiO4)(FOH)2), Enstatite (Mg2(Si2O6)), Hypersthene ((Mg,Fe)2
(Si2O6)).
6) Monoclinic = Monoklin : mempunyai 3 sumbu a, b, dan c dimana a ≠ b ≠ c; a tegak lurus
b dan keduanya terletak dalam satu bidang datar, sedang sumbu c tidak tegak lurus
bidang tersebut.
Contoh : Auguit (Ca(Mg,Fe)(SiO3)((Al,Fe)2O3)x).
7) Triclinic = Triklin : mempunyai 3 sumbu a, b, dan c; dimana a ≠ b ≠ c; a, b dan c saling
tegak lurus.
Contoh : Albite (Na(AlSiO8)), Anorthite (Ca(Al2Si2O8).
6
5. Cerat (Streak)
Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk
bubuk, ini dapat didapatkan dengan cara menggoreskan
mineral pada keeping porselin atau ditumbuk. Cerat
mempunyai warna yang tetap walaupun warna mineral
berubah-ubah.
Contoh : Cerat hematite merah kecoklatan, cera augit abu-
abu hijau, cerat orthoklas putih
7
6. Kilap / Kilat (Luster)
Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya
diterimanya. Dibagi dua kelompok :
a. Kilap logam (metallic luster)
Contoh : Galena, pyrite, magnetite, graphite, chalcopyrite.
b. Kilap bukan logam (nonmetallic luster)
Contoh : - kilap intan (adamatic luster) : Intan
- kilap kaca (vitreous luster) : Quartz, Calcite
- kilap sutera (silky luster) : Asbestos
- kilap damar (resinous luster) : Sphalerite
- kilap mutiara (pearly luster) : Dolomite
- kilap lemak (greasy luster) : Talc
7. Kekerasan (Hardness)
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10
skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
8
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari
alat penguji standar :
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7
8. Berat Jenis (Spesific Gravite)
Cara pengukuran berat jenis suatu mineral ada beberapa macam cara antara lain :
dengan Piknometer, gelas ukur, atau neraca air.
Secara umum pengukuran berat jenis adalah :
1) Mineral ditimbang, missal x garam.
2) Mineral didalam air ditimbang, missal y garam.
Berat mineral – berat volume air = vol butir mineral tersebut.
9. Perawakan Kristal
9
a. Pemerian perawakan kristal tersndiri :
1) Merambut (Capilary)
2) Menjarum (Acicular)
3) Membenang (Filliform)
4) Membilah (Bladed)
5) Memapan (Tabular)
6) Mendaun (Foliated)
7) Membulu (Plumose)
8) Montok (Gemuk, stout, stubby, equant)
9) Membata (Blocky)
10) Meniang (Columnar)
b. Pemerian perawakan kristal-kristal dalam kumpulan mineral
1) Meniang (Columnar)
2) Membilah (Bladed)
3) Menyerat (Fibrous)
4) Menjaring (Reticulated)
5) Memencar (Divergent)
6) Menjari (Radiated)
7) Membintang (Stellated)
8) Mendendrit (Dendritik)
9) Membulat-bulat (Colloform)
a) Mementeng (Brotoidal)
b) Mengginjal (Reniform)
c) Mendada (Mammilary)
d) Membolo (Globular)
e) Membutir (Granular)
f) Memisolite (Pisolotic)
BAB III
10
PEMBAHASAN
1.1. MINERAL SILIKAT
Mineral Silikat merupakan bagian terbesar dari mineral pembentuk batuan yaitu
sekitar 90% dari kerak bumi. Mineral ini merupakan kombinasi unsur-unsur utama yang
terdapat di bumi seperti: O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg atau yang lebih di kenal dengan lapisan
SiAl dan SiMa. Dasarnya semua batuan beku, batuan sedimen semua kecuali satu batuan
metamorf, dan banyak terdiri dari hanya mineral silikat.
Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsur pembentuknya yang sebagian
besar merupakan persenyawaan antara Silikon dan Oksigen atau (SiO2) dengan beberapa
unsur metal dan hampir 90% dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, serta hampir
100 % dari mantel Bumi kira-kira kedalaman kurang lebih 2.900 km dari kerak Bumi.
Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. yaitu:
1.1.1. Mineral Ferromagnesium
Merupakan mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam
struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat feromagnesium dicirikan karena warnanya yang
relatif gelap serta mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Beberapa contoh dari Mineral
Ferromagnesium adalah sebagai berikut: Olivine, Piroksin, Hornblende, Augitit, Biotite,
Garnet dan Mineral Ortoklas.
1.1.2. Mineral Non-Ferromagnesium
Umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis yang kecil (berat jenis rata-
ratanya sekitar 2,7). Jenis mineral ini tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium. Contoh
mineralnya: Muskovit, Feldspar, Ortoklas dan Kwarsa (mineral silikat terang).
1.2. REAKSI BOWEN
11
Bowen Reaction Series menggambarkan proses pembentukan mineral pada
saat pendinginan magma (cairan silika SiO2) dimana ketika magma mendingin,
magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan
faktor utama dalam pembentukan mineral.
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa mineral-
mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma
mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju pendinginan menentukan ciri dan
sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan
mineral yang lebih besar dapat terbentuk.
PENJELASAN:
Pada suhu 1300˚C Mineral yang terbentuk adalah: Olivine, sedikit Pyroxene,
Calsium-rich, dan sedikit Plagioclase Feldsper dengan kadar silika (SiO2) <50%
bewarna sangat gelap contoh batuan: Peridotite/Komatite.
Pada suhu 1000˚C Mineral yang terbentuk adalah: sedikit Olivine, Pyroxene, sedikit
Amphibole, sedikit Biotite Mica, dan Plagioclase Feldspar dengan kadar silika (SiO2)
45%-50% bewarna gelap contoh batuan: Gabro/Basalt.
Pada suhu 850˚C Mineral yang terbentuk adalah: sedikit Pyroxene, Amphibole,
Biotite Mica, Plagioclase Feldsper dan sodium-rich dengan kadar silika (SiO2) 50%-
60% bewarna menengah contoh batuan: Diorite/Andesite
Pada suhu 600˚C Mineral yang terbentuk adalah: sedikit Amphibole, sedikit Biotite
Mica, sedikit Plagioclase Feldsper, Sodium-rich, Potassium Feldspar, Muscovite Mica
12
dan Quartz.dengan kadar silika (SiO2) >60% bewarna terang contoh batuan:
Granite/Rhyolite
Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan menyerupai huruf “Y”,
dimana lengan bagian atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda.
Lengan kanan atas merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous),
sedangkan lengan kiri atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan
(discontinuous).
1. Deret Continuous
Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan
feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan
peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–
Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar
9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh
pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C
feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.
2. Deret Discontinuous
Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu
mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan
melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral
Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C.
Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar
11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran
suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C
Biotit mulai terbentuk. Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat,
mineral yang telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang
menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas
mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene. Deret
ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah
selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
13
Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan
silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium
Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi.
Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan
membentuk Quartz (kuarsa). Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk
dalam deret reaksi karena proses pembentukannya yang saling terpisah dan
independent.
Tabel Pengenalan Mineral dan Sifatnya
Nama
Mineral
Warna Bentuk dan Perawakan
Kristal
Belahan Keterangan Sifat
khusus
Olivin hijau Tidak teratur, membutir, masif Tak
sempurna
Kilap kaca
Piroksin Hijau tua Prismatic pendek, massif,
membutir
2 arah saling
tegak lurus
Kilap kaca, permukaan
halus
Amfibol
(Hornblende)
Hitam, coklat Prismatic panjang, menyerat,
membutir
2 arah mem-
bentuk sudut
Kilap arang
Biotik Hitam, coklat Tabular, berlembar (bermika), 2 arah Kilap kaca
Alkalifelspar Merah jambu,
putih
Prismatic/tabular panjang,
massif, membutir
2 arah Kilap kaca/lemak
Plagioklas Putih susu, abu-
abu
Prismatic/tabular panjang,
massif, membutir
3 arah Kilap kaca lemak
Muskovit Putih,
transparan
Tabular, berlembar (memika) 1 arah Kilap kaca/mu-tiara,
sering ter-dapat dalam
gra-nit pegmatit
Kuarsa Tidak berwarna,
putih abu
Tidak teratur, massif, membutir Tidak ada Kilap kaca /lemak
Kalsit Tidak berwarna,
putih
Thombohedral, massif,
membutir
sempurna Membuih jika ditetes
HCl, kilap kaca
Klorit hijau Berlembar (memika) sempurna Umum pada batuan
metamorf
Serisit Tak berwarna,
putih
Tabular, berlembar sempurna Kilap kaca
Asbes putih Masa fibreasbestos, menyerat Terutama tersusun
antopilit
Garnet Coklat merah Polygonal, membutir Tidak ada Kilap kaca/mutiara
Halite Tak berwarna,
putih, merah
Kubus, massif, membutir sempurna Sebagai garam evaporit
Gybsum Tak berwarna,
putih
Memapan, membutir, menyerat sempurna Lembar-lembar tipis
terjadi dari evaporit
14
Anhidrit Putih, abu-abu,
biru pucat
Massif, membutir sempurna Karena evaporit
umumnya
15
BAB IV
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dikelompokkan menjadi mineral
Silikat dan mineral Non Silikat. Mineral silikat terbagi dalam dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non ferromagnesium.
Mineral ferromagnesium merupakan mineral silikat yang mengandung ion besi dan
atau magnesium di dalam struktur mineralnya, warnanya relatif gelap, mempunyai berat jenis
3,2 - 3,6. Contoh mineralnya: Olivine, Piroksin.
Mineral Non Ferromagnesium merupakan mineral silikat yang tidak mengandung ion-
ion besi dan magnesium, umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis yang kecil
(average 2,7). Contoh mineralnya: Muskovit, Orthoklas dan Kwarsa.
Bowen Reaction Series menggambarkan proses pembentukan mineral pada
saat pendinginan magma (cairan silika SiO2) dimana ketika magma mendingin,
magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan
faktor utama dalam pembentukan mineral. Dalam skema reaksi bowen mineral terbagi
menjadi dua yaitu deret continuous dan discontinuous.
16
Deret Discontinuous, mineral yang pertama kali terbentuk dalam temperatur
sangat tinggi adalah Olivin, mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit. Deret
Continuous, Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang
tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin
terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit.
Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini tersebar
pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Deret continuos dan discontinuous
bertemu pada mineral Potasium Feldspar (Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir
Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh
mineral mafik atau mineral felsik.
DAFTAR PUSTAKA
http://rio-rio1210.blogspot.com/2012/11/bowen-reaction-series.html
http://mineralkoe.blogspot.com/
http://bagoesdhermanto.blogspot.com/2012/07/pengenalan-mineral.html
17
18
LAMPIRAN
Mineral Feromagnesium:
Olivin Group ((Mg, Fe)2 (SiO4))
Sistem Kristal : Orthorhombik
Warna : Hijau
Kilap : Kaca
Cerat : Putih
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Conchoidal
Kekerasan : 6.5 – 7
Berat Jenis : 3.2 – 4.3
Piroksen Group ((Mg, Fe )(Si, Al)2O6))
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Hijau tua
Kilap : Kaca
Cerat : Putih kehijauan
Belahan : 2 arah saling tegak lurus
19
Pecahan : Tidak rata (uneven)
Kekerasan : 5 – 6
Berat Jenis : 3.2 – 3.6
Garnet Group (A2B2 (SIO4)2)
Sistem Kristal : Isometrik
Warna : Merah, coklat, putih, hijau, hitam
Kilap : Kaca sampai damar
Cerat : Putih
Belahan : Buruk
Pecahan : Conchoidal
Kekerasan : 6.5 – 7.5
Berat Jenis : 3.5 – 4.3
Hornblende (Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2)
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Hitam, coklat
Kilap : Kaca sampai tanah
Cerat : Coklat sampai abu-abu
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata (uneven)
Kekerasan : 5 – 620
Berat Jenis : 2.9 – 3.4
Biotite (K (FE, Mg)3 AlSi3 O10 (F, OH)2)
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Hitam sampai coklat
Kilap : Kaca sampai mutiara
Cerat : Putih
Belahan : Sempurna 1 arah
Pecahan : Tidak rata (uneven)
Kekerasan : 2.5
Berat Jenis : 2.9 – 3.4+
Mineral Non Feromagnesium:
Orthoklas (KAlSi3O8)
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Putih, orange sampai coklat
Kilap : Kaca
Cerat : Putih
Belahan : Baik 2 arah
Pecahan : Conchoidal / uneven
Kekerasan : 6
Berat Jenis : 2.53 – 2.56
21
Muskovit (KAl2(AlSi3O10)(F, OH)2)
Sistem Kristal : Monoklin
Warna : Putih, transparan
Kilap : Kaca / mutiara
Cerat : Putih
Belahan : Sempurna 1 arah
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 2 – 2.5
Berat Jenis : 2.8
Kuarsa (SiO2)
Sistem Kristal : Trigonal
Warna : Putih
Kilap : Kaca
Cerat : Putih
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Conchoidal
Kekerasan : 7
Berat Jenis : < 2.65
22