mind mapping sebagai alat evaluasi untuk mengetahui … · 2015. 8. 10. · nilai pembuatan mind...
TRANSCRIPT
MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI
KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA
DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Fransisca Aprilia Widyaningsih
NIM: 111434023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI
KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA
DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Fransisca Aprilia Widyaningsih
NIM: 111434023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Do the best, let God do the rest..
Sing teteken kanthi tekun bakal tekan..
Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan
(Roma 5:4)
Karya ini teristimewa kupersembahkan untuk..
Bapa di Surga yang mengizinkan aku mengalami
proses kehidupan dan setiap pengalaman studi
hingga saat ini. Tuhan Yesus, Bunda Maria yang
setia menemani dan menolong setiap langkah
perjuanganku.
Ibu-Bapak: Pengorbananmu tiada pernah kan
terbalaskan, hanya seuntai kata terima kasihku.
Boni dan Desi :Adik-adik terhebat yang dengan
caranya memberikan dukungan dan motivasi
hidupku.
Almamaterku.
Keluarga, sahabat, teman-teman, semua yang
mendukung, mendoakan terima kasih atas cinta itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan
limpahan kasih-Nya yang selalu tercurah dalam hidupku, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian dengan judul “Mind Mapping
Sebagai Alat Evaluasi untuk Mengetahui Kompleksitas dan Komprehensif
Pemahaman Siswa dalam Materi Vertebrata Kelas XA SMA Santo Mikael
Sleman” ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak, yang telah berkenan membimbing, memberi
gagasan, dukungan serta motivasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Luisa Diana Handoyo M.Si. yang telah membimbing serta mendampingi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku kaprodi dan penguji skripsi
yang memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan isi skripsi.
3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd. yang telah memberikan inspirasi untuk
penelitian alat evaluasi dan memberikan banyak masukan untuk
penyempurnaan isi skripsi.
4. Bapak Markus Sri Purwantoro S.Pd. yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk melakukan penelitian di SMA Santo Mikael Sleman.
5. Ibu Fransiska Galuh Pramesti S.Pd. selaku guru Biologi SMA Santo Mikael
yang telah membantu, memberi dukungan, masukan dan semangat kepada
peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Keluarga besar SMA Santo Mikael Sleman yang memberi kesempatan
penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian, terutama siswa-siswi kelas XA
angkatan 2014/2015 terima kasih atas bantuan dan kerjasama selama kegiatan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Dosen-dosen Pendidikan Biologi, terima kasih atas semua ilmu dan
kesempatan belajar yang diberikan kepada saya.
8. Seluruh staf administrasi Universitas Sanata Dharma, sekretariat FKIP dan
JPMIPA atas bantuan yang diberikan selama saya menempuh studi
pendidikan.
9. Ibu dan Bapak tercinta, Ibu Bernadheta Mujiati dan Bapak Petrus Salimin
atas segala cinta dan kasih yang selalu tercurah dalam hidupku, pengorbanan
yang tiada pernah dapat ku balas, dukungan doa, semangat, materi sehingga
saya dapat menyelesaikan studi ini.
10. Bonifatius Yuni Setyawan, Natalia Desi Wulandari adik-adik terhebat yang
memberi motivasi, dukungan, semangat. Bersyukur hidup dan bertumbuh
bersama kalian.
11. Planktoner’s new and big family. Proud of you all.
12. Agnes Ria Setiana yang memberikan inspirasi luar biasa dalam perjalanan
studi terimakasih sahabat kamu hebat!
13. Monica Jatu Triatmawati sahabat dalam komunitas terimakasih.
14. Mikaela Galuh, Novelania, Ricca, Helen, Sr. Ledi, Ervin, Reni, Ancis, Bayu,
Bang Jimmy, Budin, Fani, Claudia, Brigita, Mario, Wayan, Chika, Fenti D,
Chintya, Anny, Nining, Fenti A, Lia Wuryan, Vian, Mita, Mega, Ditya, Dyah,
Eka, Salma, Natry, Nina, Deni, Henny, Tya, Eva, Oshin, Thomas, Roben,
Yudi, Jhon, Bang Febrikeluarga Virion 2011 terimakasih sudah menjadi
teman perjalanan untuk selalu bersama berjuang. Bangga mengenal kalian.
15. OMK Santo Yoseph Medari, terimakasih dalam kegundahan bisa bahagia
bersama teman-teman.
16. Semua pihak yang belum dapat disebutkan.
Peneliti sangat menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca.
Yogyakarta, 26 Juni 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK
MENGETAHUI KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF
PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
Fransisca Aprilia Widyaningsih
Universitas Sanata Dharma
2015
Alat Evaluasi konvensional kurang mengakomodasi kecerdasan ganda yang
dimiliki siswa, dan cenderung memaksa siswa untuk belajar hafalan. Penelitian ini
dibuat untuk memberikan alternatif alat evaluasi yang mengakomodasi kecerdasan
ganda siswa dan membangun suasana evaluasi yang menyenangkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah mind mapping dapat digunakan sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa
dalam materi vertebrata. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai 13
Mei 2015 di kelas XA SMA Santo Mikael Sleman.
Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini; yaitu (1) nilai
dari tes pemahaman berupa tes esai dan (2) nilai tes pemahaman dalam pembuatan
mind mapping.Data diuji homogenitas dan normalitas dengan menggunakan
Kolmogorov Smirnov dan homogenitas varian dan menunjukkan data normal
serta homogen sehingga dapat dilanjutkan dengan perhitungan data menggunakan
korelasi Pearson dengan taraf signifikan 0,01.
Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara nilai tes pemahaman
dengan membuat mind mappingdan nilai tes pemahaman dengan soal esai.
Korelasi Pearson rxy = 0,780; lebih besar dari nilai kritikal rcrit = 0,561.Siswa
dengan tingkat pemahaman konsep tinggi akan mendapatkan nilai tinggi pula
pada pembuatan mind mapping karena isi yang kompleks dan komprehensif.
Demikian juga dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman rendah, memiliki
nilai pembuatan mind mapping rendah karena isi yang tidak kompleks dan kurang
komprehensif. Penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara
nilai pembuatan mind mapping dan nilai tes pemahaman yang berkorelasi positif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa mind mapping dapat digunakan sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa.
Kata Kunci : Mind Mapping, Alat Evaluasi, Kompleksitas, Komprehensif,
Vertebrata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
MIND MAPPING AS AN EVALUATION INSTRUMENT TO FIND OUT
THE COMPLEXITY AND COMPREHENSIVE STUDENTS’
UNDERSTANDING ON VERTEBRATA BY 10TH
A GRADE STUDENT OF
SANTO MIKAEL SLEMAN HIGH SCHOOL
Fransisca Aprilia Widyaningsih
Universitas Sanata Dharma
2015
Conventional evaluation tooldoesn’t accommodate multiple intelligent
student’s have, and inclined student to learn by heart. This research giving
alternative evaluation tool to accommodate multiple intelligent student has and
develop situation happines of evaluation. This research has a purpose to know
whether a mind mapping can be used to measure student’s complexity and
comprehension about vertebrata lesson. This observation was conducted on May
5th
until May 13th
in the XA grade of Santo Mikael Sleman senior high school.
There are two kinds of data required in this research;(1) the score of the
comprehension test which is presented in essay form and (2) the score of
comprehension test in mind mapping form. Homogeneity and normality data were
tested using Kolmogorov Smirnov and homogeneity variance test. The results
showed that it were normal and homogenous so that the researcher could
continue data calculation using Pearson correlation with significant value 0, 01.
The result showed that there were correlation between the score of
comprehension test with mind mapping and the score of comprehension test with
essay. Pearson Correlation on rxy = 0,780 is bigger than critical score rcrit =
0,561. Students withhigher understanding concept will get higher score in mind
mapping because its complexity and comprehension. While students with the
lower level of understanding, get lower score in mind mapping because the
content is not complex and comprehensive. This research showedpositive
correlation between mind mapping making and the score of comprehension
test.So that theconclusion of this research is mind mapping can be used to
measure how complex and comprehensive students’ understanding are.
Keyword: Mind Mapping, Evaluation Instrumen, Complexity, Comprehension,
Vertebrata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.. .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Batasan Masalah .............................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7
A. Mind Map ......................................................................................................... 7
B. Alat Evaluasi .................................................................................................... 9
C. Kemampuan Berpikir Siswa .......................................................................... 12
D. Mind mapping sebagai Alat Evaluasi............................................................. 14
E. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
F. Materi ............................................................................................................. 21
G. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22
H. Hipotesa ......................................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 24
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 24
B. Setting Penelitian ........................................................................................... 24
1. Subyek Penelitian.................................................................................... 24
2. Obyek Penelitian ..................................................................................... 24
3. Tempat Penelitian ................................................................................... 24
4. Waktu Penelitian ..................................................................................... 24
C. Treatmen ........................................................................................................ 25
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 25
1. Instrumen Pembelajaran.......................................................................... 26
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: ................................ 26
2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 27
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 31
1. Analisis Statistik ..................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 37
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 37
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 41
1. Deskripsi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Vertebrata dalam
Mind mapping yang dibuat oleh siswa ................................................... 43
2. Pembahasan............................................................................................. 46
3. Mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa ......... 47
5. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 50
A. Kesimpulan .................................................................................................... 50
B. Saran .............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria penilaian mind map ................................................................ 29
Tabel 3.2 Uji Normalitas ...................................................................................... 33
Tabel 3.3 Uji Homogenitas .................................................................................. 34
Tabel 3.4 Perhitungan Korelasi ............................................................................ 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Penjelasan Contoh Mind Map ........................................................... 38
Gambar 4.2 Siswa Diskusi Membuat Mind Map .................................................. 39
Gambar 4.3 Siswa Diskusi LKS .......................................................................... 39
Gambar 4.4 Siswa Diskusi LKS .......................................................................... 39
Gambar 4.5 Siswa Presentasi Mind Map .............................................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Perizinan Penelitian ............................................................... 54
Lampiran 1.2Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 55
Lampiran 2.1 Silabus Kegiatan Pembelajaran ...................................................... 56
Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 59
Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 62
Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 66
Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 69
Lampiran 2.3 Materi Vertebrata ............................................................................ 72
Lampiran 2.4 LKS 1 Teka Teki Silang Reptil ...................................................... 83
Lampiran 3.1 LKS Mind Mapping ........................................................................ 86
Lampiran 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Materi Vertebrata ......................... 87
Lampiran 3.3 Instrumen Tes Pemahaman ............................................................. 88
Lampiran 3.4 Kunci Jawab dan Rubrik Penilaian Tes Pemahaman ..................... 89
Lampiran 4.1 Daftar Nilai Siswa Kelas XA ......................................................... 93
Lampiran 5.1 Perhitungan Data dengan menggunakan SPSS 17.0 ...................... 94
Lampiran 6.1 Contoh Mind Mapping Siswa A ..................................................... 97
Lampiran 6.2 Contoh Mind Mapping siswa B ...................................................... 98
Lampiran 6.3Contoh Mind Mapping siswa C ....................................................... 99
Lampiran 7.1 Contoh Hasil Tes Siswa A ............................................................ 100
Lampiran 7.2 Contoh Hasil Tes Siswa B ............................................................ 102
Lampiran 7.3 Contoh Hasil Tes Siswa C ............................................................ 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan sebuah proses. Sebuah proses akan terjadi
apabila terdapat input, sistem dan output. Sebuah proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila tujuan yang akan dicapai dari kegiatan
pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Terdapat begitu banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pembelajaran.
Pembelajaran tidak terlepas dari konten materi yang diajarkan, guru yang
dapat menyelenggarakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM), serta sumber daya siswa serta sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan tersebut, dan masih banyak faktor yang
mempengaruhi proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran merupakan
sebuah siklus. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus
menentukan tujuan yang akan dicapai, kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan, metode yang akan digunakan serta hal-hal lain yang dibutuhkan
agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan, dan yang terpenting siswa dapat memahami materi yang
dipelajari dengan baik.
Dewasa ini, kecenderungan guru kurang dapat mengelola siswa, guru
kurang dapat membentuk pola pemikiran siswa. Kedalaman pemahaman
siswa kurang diperhatikan oleh guru. Tuntutan pendidikan dan sistem yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ada di Indonesia terkadang membuat guru hanya berorientasi pada hasil
belajar sebagai indikator keberhasilan. Jika hasil sudah baik maka guru akan
mempertahankan pola belajar yang dilakukan, sebaliknya jika hasil belajar
kurang memuaskan cenderung guru memberikan kepada siswa banyak teori,
soal-soal, supaya informasi dari guru dapat dihafal oleh siswa. Hendaknya
guru menjadi pengolah bahan ajar dan bukan hanya sebagai penyalur
informasi.
Terkadang guru melupakan bahwa siswa memiliki kecenderungan
belajar yang berbeda-beda. Cara siswa belajar dan memahami suatu materi
memiliki perbedaan satu sama lain. Setiap siswa memiliki kecerdasan ganda
dan berbeda antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Mind mapping
dapat mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, dengan mind
mapping siswa secara mandiri menuangkan kreativitas dan kecerdasan
masing-masing. Siswa dengan kemampuan spasial, linguistik dan beberapa
kecerdasan lain dapat dituangkan dalam pembuatan mind mapping.Mind
map dibuat sesuai dengan kreativitas masing-masing orang.
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
tujuan pembelajaran yang dilakukan. Selama ini, guru menggunakan cara
konvensional untuk menentukan penilaian atas kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Guru melakukan tes, seperti misalnya tes objektif, tes uraian, tes
esai dan lain sebagainya. Cara yang ditempuh guru ini membuat siswa
belajar hafalan, selain itu kurang dapat mengakomodasi kecerdasan siswa
yang beragam. Mind mapping diharapkan dapat memberi variasi alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
alat evaluasi yang dapat digunakan guru untuk menentukan penilaian dan
melihat tingkat pemahaman siswa dari suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
Mind map merupakan alat bantu berpikir yang menggambarkan
internal pikiran. Mind map membantu membuat catatan yang lebih efektif.
Mind map akan membantu menghubungkan informasi-informasi yang
diperoleh dengan informasi atau hal-hal terkait yang dimiliki sebelumnya.
Mind map dibuat berdasarkan hasil pemikiran dan pola pikir pembuatnya,
oleh karena itu informasi yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran
dan dituangkan dalam mind map akan menggambarkan pemahaman siswa
akan materi tersebut. Dengan demikian mind map dapat digunakan sebagai
salah satu cara evaluasi untuk dapat mengetahui kompleksitas dan
komprehensif pemahaman siswa dalam belajar. Setelah guru mengetahui
dan dapat melihat kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa, guru
dapat mempelajari pola berpikir siswa dan dapat mengolah materi
pembelajaran dengan lebih baik sesuai dengan pola berpikir siswa.
Biologi vertebrata merupakan pokok bahasan yang kompleks.
Pembuatan mind map akan membantu siswa mengasosiasi pemikiran dan
informasinya. Selain itu, guru akan dapat mengetahui kompleksitas dan
komprehensif pemahaman siswa tentang materi biologi vertebrata yang
diajarkan dari mind map yang dibuat oleh siswa.
Sekolah Menengah Atas Santo Mikael memiliki siswa yang terdiri
dari siswa dengan latar belakang sosial masing-masing anak berbeda. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sudah memfasilitasi dan mengolah pembelajaran dengan baik. Akan tetapi
hasil pembelajaran kadang kurang memuaskan. Nilai siswa hanya mencapai
batas kompetensi ketuntasan minimal. Sangat sedikit siswa yang memiliki
nilai tinggi. Terdapat jarak nilai yang cukup signifikan antar siswa satu
dengan yang lain. Peneliti ingin mengetahui bagaimana kompleksitas dan
komprehensif pemahaman siswa dengan menggunakan mind mapping yang
dibuat siswa sebagai evaluasi dari proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan. Diharapkan mind mapping dapat menunjukkan keberhasilan
proses belajar yang dialami siswa dengan melihat keluasan dan kedalaman
informasi yang dituangkan dalam mind mapping.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah Mind map dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui
kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi vertebrata?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini membatasi mind map yang digunakan oleh guru sebagai
alat evaluasi materi vertebrata kelas XA SMA Santo Mikael Sleman yang
dilihat dari:
Komprehensif (keluasan):
Banyak konsep yang dituangkan dalam mind mapping.
Keterkaitan antar konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Menyebutkan contoh
Kompleksitas (kedalaman):
Informasi dari materi yang sudah di pahami sebelumnya.
Memberikan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari
(peran)
D. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Mind map
dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan
komprehensif pemahaman siswa terhadap materi vertebrata yang diajarkan
oleh guru.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Peneliti:
a. Menuangkan pemikiran tentang penggunaan Mind map sebagai alat
evaluasi pemahaman siswa.
b. Mengembangkan dan memperdalam keilmuan terkait penelitian
pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Menyelesaikan tugas akhir perkuliahan sebagai salah satu syarat
memperoleh predikat sarjana pendidikan.
2. Bagi guru :
a. Mendapatkan informasi terkait penggunaan mind mapping sebagai
alat evaluasi pemahaman siswa.
b. Memanfaatkan Mind mapping sebagai alat untuk membantu
mengorganisasi materi yang akan disampaikan, kegiatan
pembelajaran, dan untuk alat evaluasi non-test.
3. Bagi Siswa :
a. Mendapatkan metode belajar yang baru
b. Menumbuhkan kreatifitas berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Mind Map
Mind map adalah cara yang mudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah
cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan
pikiran-pikiran. Mind map dapat membantu dalam sangat banyak hal, antara
lain:
Merencana
Memusatkan perhatian
Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
Mengingat dengan lebih baik
Belajar lebih cepat dan efisien
Memungkinkan berfokus pada pokok bahasan
Membantu menunjukkan bagian-bagian informasi yang saling terpisah
Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian
Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita
membandingkannya
Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang
membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang (Buzan, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Penelitian ini akan menggunakan mind mapping sebagai alat yang dapat
menjelaskan pikiran-pikiran dari siswa tentang konsep yang sudah dipelajari
sebelumnya.
Menurut Buzan (2008), cara menggambar Mind map akan
mencerminkan cara pikir otak. Mind map adalah alat pikir untuk
membebaskan kekuatan otak: Mind map mencerminkan Mind map internal
otak. Mind map membantu menguatkan peta-peta pikiran di dalam otak,
Mind map sebagai eksternalisasi pikiran-pikiran di dalam kepala. Mind map
adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind
map memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asossiasinya
dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang, seperti yang
secara internal selalu digunakan otak.
Bahan yang diperlukan untuk membuat mind map antara lain: kertas
kosong tak bergaris, pena dan pensil warna. Tujuh langkah dalam membuat
mind map: (1) Ambil kertas dan beberapa pensil warna,sisi panjang kertas
diletakkan mendatar (landscape); (2) gunakan gambar untuk ide sentral; (3)
gunakan warna, warna membaut mind map lebih hidup, menambah energi
kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan; (4) hubungkan cabang-
cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua
dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya; (5) hubungkan dengan garis
lengkung, cabang-cabang melengkung dan organis akan lebih menarik bagi
mata dan tidak membosankan otak; (6) gunakan satu kata kunci untuk setiap
garis. Kata kunci tunggal akan memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kepada mind map; (7) gunakan gambar, setiap gambar bermakna seribu
kata. Secara umum gambaran membuat mind map: pertama ambil selembar
kertas kosong dan beberapa pena warna. Putar kertas sehingga sisi panjang
terletak mendatar. Ditengah kertas, buat gambar yang menggambarkan
sebuah konsep yang dibuat dalam mind map. Beri label pada gambar
tersebut. Selanjutnya, gambar beberapa cabang tebal yang memancar keluar
dari gambar sentral. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang.
Pada setiap cabang, tulis dengan jelas dan dengan huruf besar lima kata
kunci tunggal yang muncul ketika berpikir dengan konsep yang akan dibuat.
Tambahkan gambar-gambar kecil untuk mewakili dan menguatkan ide-ide
anda. Kembali pada cabang-cabang utama, gambar cabang-cabang lanjutan
yang memancar dari setiap kata kunci untuk mengakomodasi asosiasi-
asosiasi yang dibuat. Anak cabang sesuai dengan ide yang ditemukan, tidak
terbatas (Buzan, 2008).
B. Alat Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti. Evaluasi adalah suatu proses bukan
suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi adalah
sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan
untuk sampai pada pemberian nilai dan arti adalah evaluasi. Membahas
tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian
pertimbangan mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses
tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti
terencana, sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus
menerus (Arifin, 2009).
Evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
yaitu: (a) evaluasi pembelajaran, yang digunakan untuk menentukan tingkat
penguasaan tentang materi pembelajaran siswa; (b) evaluasi program untuk
menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang telah
ditetapkan; (c) evaluasi sistem yang utamanya untuk menentukan tingkat
ketercapaian komitmen suatu lembaga terhadap tujuan pokok dan fungsi
lembaga tersebut (Sukardi, 2014).
Menurut Munthe (2009), evaluasi ada tiga bentuk, yaitu tes, non tes,
dan tes alternatif. Dari segi waktu, evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu tes
formatif dan sumatif. Dari segi bentuk, evaluasi terdiri atas tes lisan dan tes
tertulis. Tes tertulis terbagi menjadi dua: tes objektif dan tes subjektif.
Nontes dapat berbentuk observasi, wawancara, angket, dan checklist.
Adapun tes alternatif terdiri atas beberapa macam, antara lain kehadiran,
portofolio, presensi, performa, laporan perkembangan, partisipasi, makalah,
praktik, proposal, project.
Menurut Arifin (2009), secara keseluruhan ruang lingkup evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran:
a. Domain Hasil Belajar :
Kognitif
Afektif
Psikomotor
b. Sistem Pembelajaran:
Program Pembelajaran
Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil Pembelajaran
c. Proses dan Hasil Belajar
Sikap
Pengetahuan dan Pemahaman
Kecerdasan
Perkembangan Jasmani
Keterampilan
d. Penilaian Berbasis Kelas
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Kompetensi Rumpun Pelajaran
Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi Tamatan
Keterampilan Hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Domain dan Alat Evaluasi
a. Domain Kognitif, untuk mnegukur penguasaan kognitif dapat
digunakan tes lisan, tes tertulis, portofolio,dll
b. Domain Psikomotor, alat penilaian untuk mengukur tes penampilan
atau perbuatan dan kinerja, berupa tes identifikasi, tes simulasi.
c. Domain Afektif,dua hal yang harus dinilai yakni kompetensi afektif
yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian
respons, apresiasi, penilaian dan internalisasi. Kedua, sikap dan minat
peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan uji mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi
domain kognitif.
C. KemampuanBerpikir Siswa
1. Taksonomi Berpikir
Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara
alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, media
yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap obyek yang
memengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur,
mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep,
persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya (Kuswana, 2011).
Hasil berpikir merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui proses
berpikir dan membawa atau mengarahkan untuk mencapai tujuan dan
sasaran. Hasil berpikir dapat berupa ide, gagasan, penemuan dan pemecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
masalah,keputusan, serta selanjutnya dapat dikonkretisasi ke arah
perwujudan, baik berupa tindakan untuk mencapai tujuan kehidupan praktis
maupun untuk mencapai tujuan keilmuan tertentu.
2. Kompleksitas Pemahaman
Kompleksitas menggambarkan proses berpikir yang digunakan otak
untuk menangani informasi. Kompleksitas dan kesulitan adalah dua hal
yang berbeda. Kompleksitas merujuk pada tingkat pemikiran, sedangkan
kesulitan mengacu pada seberapa besar usaha yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu tugas pada setiap tingkatnya. Sebagian meyakini
bahwa hanya siswa berkemampuan lebih tinggi yang dapat mengerjakan
proses-proses pada tingkat menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi
(Sousa, 2012).
3. Pemahaman Komprehensif
Komprehensif menurut kamus besar bahasa Indonesia, bersifat
mampu menangkap (menerima) dengan baik; konten isi luas dan lengkap;
mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas. Berpikir pada level
comprehension (pemahaman) antara lain ditandai dengan kemampuan
menjelaskan konsep, kaidah, prinsip tertentu dengan kemampuan bahasa
sendiri (Munthe, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
D. Mind mapping sebagai Alat Evaluasi
1. Peta Konsep dan Mind mapping Sebuah Perbandingan
Kartika (1990) menyatakan pemetaan konsep adalah salah satu
strategi belajar mengajar untuk membuat belajar bermakna, sedangkan peta
konsep dapat dipakai sebagai salah satu indikasi taraf pemahaman siswa
akan konsep-konsep yang dipelajari. Dalam aspek pemahaman konsep, hasil
belajar berupa perubahan struktur kognitif pemahaman siswa. Perubahan
struktur kognitif dalam pikiran siswa dapat dilihat dari proses pemetaan
konsep dan peta konsep yang dihasilkannya. Pemetaan konsep merupakan
salah satu srategi yang dapat memberi peluang pada siswa berperan serta
secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Belajar bermakna adalah belajar yang di samping dapat mengingat
dan menyatakan kembali definisi dari suatu konsep, prinsip, dan hukum
IPA, juga harus dapat menempatkan pengetahuan yang baru diperoleh
secara tepat dalam jaringan (peta) pengetahuan yang telah dimilikinya, dan
mengetahui hubungannya dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan yang
telah dimilikinya. Kedalaman dan keluasan pemahaman seseorang akan
suatu konsep terletak pada banyaknya hubungan dengan konsep lain.
Konsep yang berdiri sendira yang tidak mempunyai kaitan dengan konsep
lain, kecuali tidak fungsional dan tidak penting, juga mudah dilupakan.
Pemetaan konsep merupakan salah satu cara untuk
mengekternalisasikan konsep-konsep yang telah diperoleh beserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hubungannya dan peta konsep merupakan hasil eksternalisasi tersebut. Dari
peta konsep dapat dilihat keutuhan (unity) dari bangunan pengetahuan (body
of knowledge) yang dimiliki. Darinya juga dapat diketahui keluasan
(banyaknya konsep yang dapat ditangkap dari apa yang dipelajari) dan
kedalaman pemahaman (banyaknya hubungan antara konsep-konsep yang
dapat dinyatakan). Dari peta konsep dapat diketahui apakah suatu konsep
dipelajari bermakna atau secara hafalan. Bila suatu konsep yang seharusnya
mempunyai hubungan dengan konsep yang lain, ternyata tidak dapat
diletakkan dalam peta konsep yang telah dimiliki, maka konsep tersebut
dipelajari hanya secara informatif-verbalistik (hafalan).
Hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dapat
dideskripsikan dalam apa yang disebut peta konsep (concept map)atau
jaringan konsep (concept network). Dalam arti luas peta konsep adalah peta
(jaringan, diagram) yang memuat konsep-konsep dan hubungannya. Dalam
arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis
antara konsep yang satu dengan konsep yang lain (Moreire,1987 dalam
Kartika, 1990).
Peta konsep dari suatu bangunan pengetahuan yang sama tidak
tunggal. Bila ada dua orang yang membangun peta konsep tentang teori
yang sama, kiranya tidak dapat diharapkan hasilnya adalah peta konsep
yang sama. Bahkan hampir dapat dipastikan bahwa peta konsep dari kedua
orang itu akan berbeda. Dapat dipastikan demikian karena kekayaan atau
konsep-konsepnya mungkin berbeda; keluasan dan kedalaman akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pemahaman konsep dan hubungannya mungkin juga berbeda (Kartika,
1990).
Kartika (1990) mengemukakan bahwa membangun peta konsep
meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi semua
konsep yang akan dipetakan; (2) mengurutkan konsep-konsep tersebut dari
yang paling umum ke yang paling khusus (bila peta konsep akan dibuat
secara hierarkhis); (3) menetapkan hubungan yang mungkin antara konsep
yang satu dengan konsep lainnya dengan membuat garis penghubung dan
menuliskan hubungan tersebut pada garis penghubung tersebut.
Dilihat dari tingkat kognitif, peta konsep memiliki tingkat analisis
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mind mapping. Peta konsep
menggunakan kata-kata konsep, intisari dari suatu pokok bahasan yang
dituangkan dalam hierarki. Menurut Munthe (2009), concept map
menggambarkan satu arti hubungan di antara konsep, tingkat dan kualitas
pemahaman si pembuat tentang topik. Sedangkan mind mapping meskipun
hampir sama, tetapi berbeda. Mind mapping menggunakan kata-kata kunci
dari suatu konsep, disusun secara linear, berkembang, sangat variatif, mind
mapping menggambarkan satu asosiasi. Penelitian ini tidak menggunakan
peta konsepkarena memiliki tingkat kognitif yang sangat tinggi,
membutuhkan analisa dan kemampuan pemahaman tinggi akan suatu
materi, penggunaan mind mapping lebih sesuai untuk tingkat kognitif siswa
di lokasi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Keunggulan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi
Mind mapping akan lebih banyak mengakomodasi kecerdasan siswa,
dan membuat siswa belajar mandiri dan kreatif dalam pengolahan informasi.
Penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi, akan memberikan variasi
alat ukur untuk menentukan penilaian pemahaman siswa terhadap suatu
pokok bahasan yang dipelajari. Secara psikologis, suasana tes akan berbeda
dengan tes konvensional yang biasa dilakukan guru. Siswa menjadi nyaman
dengan kegiatan pembuatan mind map yang dilakukan dan tidak seperti tes
pada umumnya yang menegangkan. Pembuatan mind mapping akan
membantu siswa lebih kreatif, siswa menentukan sendiri isi mind map yang
akan dibuat. Tes konvensional kurang dapat mengakomodasi kecerdasan
ganda yang dimiliki masing-masing siswa, karena tes konvensional
cenderung akan membuat siswa belajar hafalan. Mind mapping akan
mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, sehingga siswa
lebih leluasa mengeksplorasikan pemahamannya dalam mind map yang
dibuat, sehingga guru akan lebih dapat melihat penguasaan siswa akan suatu
materi (Goodnough, 2002).
3. Kelemahan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi
Mind mapping akan dapat mengakomodasi beberapa kecerdasan
ganda yang dimiliki siswa. Tetapi, penggunaan mind map sebagai alat
evaluasi ini secara teknis akan membutuhkan alokasi waktu belajar yang
lebih lama. Siswa harus mengenal mind mapping dengan baik, sehingga saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pelaksanaan evaluasi, siswa dapat membuat dengan tepat. Selain siswa yang
harus dipersiapkan untuk terbiasa dengan pembuatan mind mapping, guru
sebagai evaluator harus menguasai sistem penilaian yang digunakan dalam
acuan skoring mind mapping. Rubrik penilaian berbeda dari tes
konvensional yang biasa dilakukan, dan harus selalu disesuaikan dengan
materi yang akan dievaluasi.
4. Menilai Mind Map
Mind map dibuat untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif
pemahaman siswa. Indikator kompleksitas dan komprehensif
pemahaman siswa:
Menunjukkan keluasan suatu materi, semakin banyak aspek dalam
suatu konsep yang dipahami dan dituangkan dalam suatu materi.
Menunjukkan kedalaman, semakin detail sebuah konsep.
Menunjukkan hubungan proposisi, kalimat netral yang menunjukkan
hubungan diantara subyek predikat.
Menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang umum dengan
konsep khusus.
Terstruktur, menunjukkan konsep yang umum dan konsep khusus.
Memuat konsep dunia hewan dan konsep non IPA
Mind map dunia hewan saling berkaitan antar pokok bahasan.
Semakin luas cakupan materi, semakin detail aspek dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Penilaian mind map
Penilaian mind mapping yang dibuat siswa menggunakan skala ukur
rasio. Skala ini merupakan skala ukur yang paling tepat dan presisi baik
dalam kegiatan penelitian maupun dalam evaluasi program. Alat ukur ini
memiliki fungsi membedakan, memberi peringkat, berjarak sama,
mempunyai titik awal/nol (Sukardi, 2014).
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh Emmy (2007) dalam
penelitian yang berjudul “Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif untuk
Mengukur Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika”. Hasil
penelitian pendidikan yang dilakukan menunjukkan bahwa peta konsep
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman
siswa tentang konsep-konsep fisika yang sedang dipelajari. Peneliti
menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan rumus product-
moment dari Pearson antara tes hasil pemahaman dengan peta konsep yang
dibuat oleh siswa.
Penelitian lain dilakukan oleh Supatmi (2011) dengan judul “Peta
Konsep sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa dalam Belajar
Fisika pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang
Gravitasi (SMA BOPKRI 1 Yogyakarta kelas XI Semester I)”. Merupakan
penelitian statistik korelatif. Instrumen yang digunakan adalah tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pemahaman sebagai kontrol dan tes pembuatan peta konsep yang diuji
cobakan. Perbandingan antara hasil tes pemahaman dengan tes peta konsep
dianalisis statistik dengan koefisien korelasi Pearson. Hasil penelitian
menunjukkan adanya korelasi antara tes pemahaman siswa dengan peta
konsep yang dibuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa peta konsep dapat
digunakan sebagai alat evaluasi.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lulut (2011) “Peta Konsep
Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada pokok besaran dan
satuan serta vektor oleh siswi-siswi kelas XB SMA Santa Maria
Yogyakarta”. Peneliti menggunakan sistem skoring agar variabel bebas
yaitu alat evaluasi dan variabel terikat yaitu pemahaman siswa dapat
terukur. Peneliti menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk
menguji validitas instrumen dengan metode Kolmogorov Smirnov dan
homogenitas varian. Hasil penelitian menunjukkan peta konsep dapat
digunakan sebagai alternatif alat evaluasi untuk mengetahui pemahaman
siswa.
Penelitian yang dilakukan menggunakan mind mapping bukan concept
map. Perhitungan analisis hampir sama dengan penelitian serupa yang
pernah dilakukan. Uji Homogenitas dan Normalitas Varian, kemudian diuji
dengan Korelasi Pearson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
F. Materi
Animalia/dunia hewan terbagi menjadi dua bagian materi, yakni
invertebrata dan vertebrata. Penelitian akan dilakukan pada materi animalia
khususnya pada materi kelas Chordata yakni Vertebrata. Kelas vertebrata
dibagi menjadi tujuh kelas, Agnatha, Chondrichytes, Osteichytes, Amphibia,
Reptilia, Aves, Mammalia (Prawirohartono, 2007). Materi terlampir pada
halaman 72.
Materi vertebrata memiliki cakupan pokok bahasan yang cukup luas,
materi tersebut membahas kelas-kelas yang ada dalam Subfilum Vertebrata.
Masing-masing kelas memiliki karakteristik, peran, dan banyak contoh
hewan yang dapat ditemukan dalam keseharian siswa. Penggunaan mind
map dirasa tepat untuk membantu siswa memahami materi dengan berfikir
kreatif saat membuat mind map, selain itu juga mind map dapat
menggambarkan pemahaman siswa akan materi vertebrata. Setelah
mempelajari materi Vertebrata ini siswa akan dapat menjelaskan
karakteristik masing-masing kelas, selain itu juga siswa dapat menyebutkan
contoh hewan vertebrata secara spesifik masing-masing ordo. Siswa juga
dapat memberikan contoh peran hewan vertebrata dalam kehidupan sehari-
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
G. Kerangka Berpikir
Evaluasi merupakan kegiatan yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran, dengan evaluasi akan diketahui ketercapaian tujuan,
penggunaan metode, bahan ajar, dan setiap proses yang terlaksana dalam
kegiatan pembelajaran. Melakukan kegiatan evaluasi dibutuhkan alat ukur
atau aktifitas yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian. Saat ini,
banyak penilaian dilakukan hanya dari tes pemahaman siswa. Tes
pemahaman membuat siswa cenderung belajar hafalan, selain itu juga
kurang dapat melihat aspek lain di luar aspek kognitif. Mind map yang
digambarkan oleh siswa, akan menunjukkan kompleksitas dan
komprehensif pemahaman siswa dari materi yang dipelajari, selain itu mind
map akan membuat siswa lebih kreatif karena dibuat berdasarkan pemikiran
yang diolah sendiri. Penelitian akan dilakukan sebagai berikut:
a. Apersepsi pemahaman awal secara lisan.
b. Peneliti akan menjelaskan cara pembuatan mind map
c. Siswa berlatih membuat mind map dari materi/ pokok bahasan yang
sudah pernah dipelajari sebelumnya.
d. Peneliti menyampaikan materi vertebrata dengan metode
pembelajaran beragam, dan menyampaikan materi dengan mind map.
e. Peneliti menugaskan siswa untuk membuat mind map dari materi yang
telah diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
f. Penjelasan materi dilanjutkan pada kelas vertebrata selanjutnya, siswa
diminta membuat mind map sebagai evaluasi seluruh materi vertebrata
yang dipelajari.
g. Diakhir kegiatan, siswa mengerjakan tes pemahaman berupa essai.
Dari kegiatan yang dilakukan akan diperoleh data berupa skor mind
map dan skor tes esai. Kedua hasil akan di analisis secara statistik
menggunakan korelasikan product moment Pearson. Perhitungan dan
analisis statistika akan menunjukkan apakah mind map dapat digunakan
sebagai alat evaluasi.
H. Hipotesa
Mind mapping dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk
mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dalam materi
vertebrata kelas XA SMA Santo Mikael Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Pendidikan. Gabungan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif.
B. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XA SMA Santo Mikael dengan
jumlah siswa sebanyak 21 siswa.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah mind mapping yang menjadi alat evaluasi untuk
mengukur kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi
vertebrata.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Santo Mikael Warak, Sumberadi Mlati
Sleman Yogyakarta.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian bulan Mei 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Treatmen
1. Sebelum pembelajaran dilakukan peneliti menjelaskan apa yang disebut
dengan mind map.
2. Peneliti menjelaskan bagaimana cara serta langkah-langkah yang dilakukan
untuk membuat mind map, dengan memberikan contoh mind map dari
konsep sederhana.
3. Peneliti memberikan beberapa bacaan mengenai suatu pokok bahasan yang
menjadi materi ajar hari itu dan meminta siswa membuat mind map dari
pokok bahasan tersebut sebagai latihan.
4. Siswa diminta untuk berlatih membuat mind map, baik secara individu dan
kelompok.
5. Diakhir kegiatan pembelajaran dilakukan tes berupa pembuatan mind
mapping dari seluruh materi vertebrata yang dipelajari dan juga tes
pemahaman berupa tes esai untuk membandingkan antara hasil mind map
yang dibuat dengan tes pemahaman yang dikerjakan siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian (Suparno, 2011). Penelitian ini menggunakan dua macam
instrument, yaitu instrument pembelajaran dan instrument pengumpulan
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini meliputi:
a. Silabus
Silabus memuat tentang satuan pendidikan, kelas/semester, mata
pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
indikator, penilaian, alokasi waktu, materi, dan kegiatan pembelajaran,
serta sumber pembelajaran. Silabus berfungsi sebagai acuan dalam
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus
terlampir pada halaman 56.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan
pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan
pembelajaran, materi ajar, model dan metode pembelajaran, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam
menyampaikan materi, sumber belajar, alat dan bahan, dan penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai acuan
penelitian selama proses pembelajaran. RPP terlampir pada halaman
59.
c. Materi Vertebrata
Masing-masing siswa mendapatkan materi vertebrata. Materi
vertebrata terlampir pada halaman 72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Instrumen Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini,
berupa tes pemahaman dan indikator kompleksitas dan komprehensif
pemahaman siswa dari mind map yang dibuat.
a. Tes
Apersepsi dilaksanakan secara lisan, peneliti menanyakan pemahaman
awal siswa tentang materi vertebrata, kegiatan ini dilakukan untuk
mengetahui konsep-konsep yang mungkin sudah dimiliki siswa terkait
materi yang akan disampaikan. Tes pada akhir pertemuan dilakukan
untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mempelajari seluruh
materi vertebrata. Tes akhir ini dilakukan dalam bentuk tes esai. Tes
esai adalah butir soal yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan
gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif. Jenis tes yang digunakan
gabungan dari tes esai bebas dan tes esai terbatas. Kelebihan tes esai
cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, cocok untuk
mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep/ide dari
berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama. Selain itu, tes esai cocok
untuk mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam
bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri (Munthe,
2009).
Instrumen tes pemahaman dibatasi dengan kriteria sebagai berikut: (1)
dapat menjelaskan makna dari konsep, (2) dapat membedakan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan. Penyusunan
tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan materi pokok
Menentukan indikator
Menentukan kriteria tingkat kognitif
Menyusun kisi-kisi yang memuat soal menurut indikator yang akan
diukur, materi dan kriteria-kriteria pemahaman.
Merumuskan soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.
Instrumen tes terlampir pada halaman 88.
b. Indikator Mind Mapping
Berdasarkan kategori dalam kajian pustaka yang telah dimodifikasi,
maka ditentukan penilaian mind map sebagai berikut:
Kompleksitas, ditunjukkan dengan semakin banyak aspek dalam
suatu konsep dipahami dan dituangkan dalam mind map. Semakin
banyak aspek yang disebutkan dengan tepat maka akan mendapatkan
skor maksimal 10, kurang lengkap dan kurang tepat sebuah konsep skor
berkurang 2. Kompleksitas dapat ditunjukkan dengan banyak hubungan
antar konsep. Semakin banyak menunjukkan keterkaitan antar konsep
semakin baik. Skor maksimal untuk keterkaitan konsep adalah 5,
semakin sedikit skor berkurang 2. Semakin banyak menunjukkan
contoh dari suatu konsep, merupakan suatu ciri dari keluasan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pemahaman. Menyebutkan contoh tepat, masing-masing contoh diberi
skor 1.
Komprehensif menyangkut detail materi dalam suatu konsep.
Menunjukkan informasi terkait konsep jika tepat dan benar skor
maksimal 10. Semakin sedikit informasi yang diberikan, skor berkurang
2. Kriteria penilaian mind map seperti pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Kriteria penilaian mind map
Kategori Kriteria Spesifikasi Skor
Kompleksitas
(keluasan)
Menunjukkan
secara lengkap
konsep-konsep
dalam suatu
materi.
Menjelaskan secara lengkap
dan benar 7 kelas dalam materi
vertebrata.
Menjelaskan 6 kelas dalam
vertebrata secara lengkap dan
benar.
Menjelaskan 4 kelas vertebrata
kurang lengkap dan kurang
tepat.
Menjelaskan 2 kelas vertebrata
dengan lengkap dan benar.
Tidak menjelaskan kelas
vertebrata.
10
8
6
4
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Kategori Kriteria Spesifikasi Skor
Mengkaitkan
konsep satu
dengan konsep
lainnya
Menunjukkan kesamaan ciri
yang dimiliki antar kelas dalam
vertebrata dengan tepat.
Menunjukkan kesamaan ciri,
tetapi tidak lengkap dan kurang
tepat.
Tidak menunjukkan keterkaitan/
kesamaan ciri yang dimiliki
masing-masing kelas vertebrata
5
4-1
0
Menyebutkan
contoh
Menyebutkan contoh spesifik
masing-masing ordo dengan
tepat.
1
Komprehensif
(kedalaman)
Mampu
menunjukkan
detail konsep
yang sudah
dipahami
sebelumnya.
Menuliskan paling sedikit 3
informasi terkait materi dengan
pengalaman / konsep yang telah
dimiliki sebelumnya; dengan
tepat.
Menuliskan paling sedikit 1
informasi terkait penemuan
yang dimiliki tetapi tidak tepat
dan kurang lengkap.
Tidak menuliskan informasi lain
selain materi vertebrata.
10-6
4-2
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kategori Kriteria Spesifikasi Skor
Menyebutkan
kaitan konsep
dengan
kehidupan
sehari-hari
(peran)
Menyebutkan minimal 6 peran
hewan kelas vertebrata dalam
kehidupan sehari-hari secara
lengkap dan benar.
Menyebutkan minimal 2 peran
beberapa hewan kelas vertebrata
dengan tepat dan benar.
Tidak menyebutkan peran
hewan kelas vertebrata dalam
kehidupan sehari-hari
10-6
4-2
0
Total Skor Mind Map 40
E. Metode Analisis Data
Hasil penelitian berupa skor mind mapping yang telah dibuat oleh siswa
serta skor dari tes pemahaman.Untuk menunjukkan bahwa hasil kedua uji
pemahaman yang sudah dilaksanakan sama atau berbeda dalam penelitian
ini juga dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji tersebut dilakukan
sebagai syarat dapat dilakukannya analisis korelasi. Uji normalitas yang
digunakan dengan metode Kolmogorov Smirnov, dan uji homogenitas
dengan metode uji homogenitas varian. Kedua skor diolah dengan analisis
statistik yaitu dengan analisis statistik koefisien korelasi Pearson.Hal ini
untuk mengetahui apakah siswa dengan tingkat pemahaman kompleks dan
komprehensif tinggi dalam pembuatan mind map memiliki pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang tinggi pula dalam tes pemahaman. Menurut Suparno (2011), Koefisien
korelasi Pearson dicari dengan rumusan matematis berikut:
Keterangan:
: skor siswa hasil tes dengan mind map
: skor siswa hasil tes dengan soal esai
1. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari nilai tes pemahaman siswa dan nilai mind
mapping dilakukan perhitungan statistik dengan program SPSS versi 17.0.
Sebagai syarat dilakukan uji korelasi, peneliti melakukan uji normalitas
dengan metode Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varian.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari
penelitian memiliki sebaran normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan
statistik uji normalitas yang dilakukan diperoleh hasil seperti pada tabel 3.2
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3.2 Uji Normalitas
mind mapping Tes
N 20 20
Normal Parametersa,,b
Mean 37.1500 44.2400
Std. Deviation 13.77268 17.29108
Most Extreme
Differences
Absolute .168 .130
Positive .168 .111
Negative -.144 -.130
Kolmogorov-Smirnov Z .751 .584
Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .885
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada kolom variabel mind map diperoleh nilai probabilitas 0.625.
Nilai P 0.625 lebih besar dari P 0.05, sehingga diketahui bahwa variabel
mind mappingdengan 20 sampel adalah normal, memenuhi syarat uji
normalitas. Demikian juga dengan variabel tes pemahaman, diketahui nilai
probabilitas 0.885 lebih besar dari P 0.05, adalah normal, memenuhi syarat
uji normalitas. Kedua variabel memiliki sebaran normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi dengan varian sama atau tidak. Data yang diperoleh dari nilai tes
pemahaman dan nilai mind mapping dihitung dengan statistik uji
homogenitas seperti pada tabel 3.3 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.3 Uji Homogenitas
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Data Based on Mean 2.750 1 38 .106
Based on Median 1.925 1 38 .173
Based on Median and
with adjusted df
1.925 1 37.407 .173
Based on trimmed mean 2.716 1 38 .108
Pada hasil perhitungan tes homogenitas varian (test of homogenity of
variance) angka signifikasi untuk probabilitas berdasarkan mean (Based on
Mean) = 0.106 ; berdasarkan median (Based on Median) = 0.173;
probabilitas berdasarkan median dan derajad kebebasan (Based on Median
and With Adjusted df) = 0.173 dan probabilitas berdasarkan Mean yang
telah dipangkas (Trimmed mean) = 0.108. Seluruh probabilitas >0.05, maka
dapat diketahui bahwa data memiliki varian yang homogen atau dengan kata
lain, data berasal dari populasi-populasi dengan varian sama.
c) Uji Korelasi
Uji korelasi Pearson yang dilakukan untuk menunjukkan keterkaitan
antara nilai tes pemahaman dengan nilai pemahaman konsep menggunakan
Mind mapping ditunjukkan dalam analisis pada tabel 3.4 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.4 Perhitungan Korelasi
Mindmapping Tes
mindmapping Pearson
Correlation
1 .780**
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
Tes Pearson
Correlation
.780**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interpretasi tabel korelasi:
Skor 0.780 merupakan angka korelasi pearson dari uji korelasi data antara
mind map dengan tes. Hasil perhitungan korelasi dituliskan robs= 0.780. Dari
hasil uji korelasi diatas dapat diinterpretasikan adanya hubungan antara tes
pemahaman dengan tes pembuatan mind mapping. Koefisien korelasi
bernilai positif, merupakan korelasi satu arah. Semakin tinggi nilai
pembuatan mind mapping, semakin tinggi perolehan nilai tes pemahaman.
Tanda ** di belakang angka koefisien korelasi, berarti angka korelasi
memenuhi kriteria signifikasi 1%, dengan demikian data dapat memenuhi
taraf kepercayaan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Berdasarkan probabilitas:
1) Ho: ρxy = 0 (hipotesis nol); ρ = koefisien korelasi
2) Hi: ρxy ≠ 0. (hipotesis alternatif)
3) Significant level α = 0,01
4) Df = derajad kebebasan = N-2 =20-2=18
5) rcrit (koefisien critical) = 0.561 (berdasarkan tabel critical values of
Korelasi Pearson)
6) robs (Perhitungan)= 0.780
7) Kesimpulan: / robs / > / rcrit / = 0.780 > 0.561. Berarti ada korelasi antara
skor tes pemahaman dengan skor tes kemampuan membuat mind
mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai 13 Mei 2015 di
SMA Santo Mikael Sleman. Penelitian pada pokok bahasan vertebrata,
dilakukan di kelas XA dengan jumlah siswa 21 orang. Berikut adalah
gambaran pelaksanaan penelitian yang telah peneliti laksanakan:
1. Pertemuan I :Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015,
pembelajaran berlangsung selama 45 menit. Dimulai pukul 09.30-10.15
WIB. Kegiatan pembelajaran diisi dengan pengenalan materi vertebrata dan
disampaikan dengan mind mappingyang peneliti siapkan seperti pada
gambar 4.1. Penjelasan materi dengan mind mappingini dimaksudkan agar
siswa mengenal bentuk mind mapping yang nantinya akan digunakan
sebagai alat evaluasi. Materi pisces dan amphibi disampaikan dalam bentuk
presentasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan siswa berlatih membuat mind
mapping secara mandiri dari materi pisces dan amphibi. Karena
keterbatasan waktu, siswa melanjutkan pembuatan mind mapping sebagai
tugas rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4.1 Penjelasan contoh mind map
2. Pertemuan II : Pertemuan kedua pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul 08.30-
09.15 WIB dilanjutkan pukul 09.30-10.15 WIB. Sebelum memulai
pelajaran, siswa mengumpulkan mind mapping pisces dan amphibi.
Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan materi vertebrata aves dan reptil.
Pada gambar 4.3 dan 4.4 menggambarkan siswa secara berkelompok
mendiskusikan dan mengerjakan lembar kerja dari materi aves dan reptil
berupa teka-teki silang dan analisis gambar. Setelah selesai mengerjakan,
beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Kemudian siswa secara berkelompok membuat mind mappingdari 4 kelas
yang sudah dipelajari seperti pada gambar 4.2. Pembuatan mind mapping
secara berkelompok ini dimaksudkan agar kemampuan siswa dalam
membuat mind mapping setara dan saling melengkapi ide dan gagasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 4.2 Siswa diskusi membuat mind map
Gambar 4.3 Siswa diskusi LKS
Gambar 4.4 Siswa diskusi LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Pertemuan III : Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Mei
2015. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama 45 menit ini di
gunakan untuk menyampaikan materi vertebrata kelas mamalia dengan
presentasi. Dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab materi vertebrata dan
diakhiri dengan peneguhan. Gambar 4.5 menunjukkan siswa sedang
mempresentasikan mind mapping yang dibuat untuk didiskusikan bersama.
Peneliti memberikan informasi akan adanya tes pembuatan mind mapping
dan tes pemahaman.
Gambar 4.5 Siswa presentasi mind map
4. Pertemuan IV :Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
13 Mei 2015. Pukul 08.30-09.15 WIB digunakan untuk siswa mengerjakan
tes mind mapping. Kendala yang dihadapi, keterbatasan waktu membuat
siswa kesulitan menyelesaikan mind mapping sesuai dengan ketentuan yang
diharapkan. Pada jam kedua dilakukan tes pemahaman. Siswa terlambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
masuk kelas, sehingga waktu untuk mengerjakan tes terbatas. Siswa kurang
maksimal dalam mengerjakan tes pemahaman. Dari 21 siswa yang
mengikuti kegiatan belajar mengajar, seorang siswa tidak mengerjakan tes
mind mapping, sehingga data yang dapat diolah hanya 20.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data yang
meliputi hasil tes pemahaman dengan menggunakan mind mapping dan tes
pemahaman berupa tes esai pada pokok bahasan Vertebrata. Data berupa
nilai yang diperoleh dari masing-masing siswa berdasarkan instrumen yang
ditetapkan.Nilai tes Esai dan Nilai pembuatan Mind mapditunjukkan pada
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Nilai siswa
No MIND MAP TES
1 32.5 33
2 25 23
3 35 50
4 37.5 29
5 40 41.5
6 22.5 23
7 30 57.5
8 22.5 26
9 37.5 47.5
10 52.5 63
11 55 56
12 42.5 54.5
13 22.5 15.7
14 40 50
15 22.5 18.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan data diatas diketahui rata-rata nilai mind map38,15 nilai
yang sangat rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal
mata pelajaran biologi di sekolah penelitian yakni 65. Sedangkan rata-rata
nilai tes esai 44,24. Meskipun lebih rendah dari nilai KKM, nilai ini lebih
tinggi daripada nilai mind map. Jika dilihat secara umum, rata-rata nilai
keseluruhan menunjukkan sangat sedikit siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal. Hal ini dapat terjadi dikarenakan, input siswa
menengah kebawah dan keterbatasan waktu untuk guru memperdalam
materi, sehingga pokok bahasan kurang dapat dipahami siswa dengan baik
dan optimal.
Data menunjukkan nilai rata-rata tes lebih tinggi dibandingkan nilai
rata-rata pembuatan mind mapping. Ada banyak faktor yang menyebabkan
nilai tes lebih tinggi dibandingkan nilai mind mapping. Siswa belum terbiasa
dengan mind map, sehingga saat tes berlangsung siswa kesulitan untuk
membuat mind map dengan lebih optimal, siswa juga cenderung terpola
belajar hafalan, sehingga saat mengerjakan tes esai dapat mengerjakan
dengan pola hafalan yang dimiliki siswa. Secara keseluruhan dapat di lihat
bahwa siswa dengan nilai mind map tinggi cenderung memiliki nilai tes
yang tinggi pula, demikian juga dengan siswa yang memiliki nilai mind
16 40 54.5
17
14.5
18 63 63
19 70 71.5
20 50 67.5
21 22.5 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
maprendah mendapat nilai tes yang rendah. Tetapi terjadi tidak konsisten
data, 15 % nilai siswa menunjukkan siswa dengan nilai mind mapping
rendah tetapi memiliki nilai tes yang tinggi. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil evaluasi dengan menggunakan mind
mapping ini, diantaranya selama proses pelatihan membuat mind map siswa
tersebut tidak mengikuti proses dengan baik. Tidak mengerjakan mind map
latihan secara individu maupun kelompok yang diadakan peneliti untuk
melatih siswa menggunakan mind mapping. Selain itu juga, mind map
kurang dapat mengakomodasi kecerdasan dari 15% siswa tersebut.
1. Deskripsi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Vertebrata dalam
Mind mapping yang dibuat oleh siswa
a) Kompleksitas
1) Konsep
Kriteria penilaian konsep dilihat dari kemampuan siswa untuk
menunjukkan secara lengkap konsep-konsep dalam suatu materi. 60 %
siswa dapat menyusun mind map dengan menuliskan konsep lengkap dan
tepat dari suatu kelas vertebrata. Sehingga mendapatkan skor maksimal
dari aspek pemahaman konsep. Contoh penilaian konsep dengan nilai
tertinggi dari mind mappingseperti yang ditunjukkan dalam lampiran 6.1,
siswa menyebutkan secara lengkap ciri-ciri yang dimiliki kelas amphibia,
menjelaskan kekhasan habitat, anatomi, morfologi, dan juga menjelaskan
masing-masing ordo dari kelas tersebut.
Siswa dengan skor rendah pada aspek penilaian konsep, siswa
menuliskan ciri umum dari kelas dalam vertebrata dan tidak memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penjelasan ciri khas masing-masing ordo. Misalnya hanya menuliskan
ciri kelas amphibi hidup di dua tempat, kulit licin, tidak bersisik. Seperti
dapat dilihat pada lampiran 6.3, siswa memberikan penjelasan umum dan
tidak lengkap, tidak menjelaskan ciri morfologi, anatomi, habitat.
2) Mengkaitkan konsep satu dengan konsep lainnya
Pada kriteria penilaian ini, tidak banyak siswa yang menunjukkan
keterkaitan antar konsep yang dimiliki dari kelas-kelas vertebrata. 20%
siswa menunjukkan kesamaan ciri yang dimiliki antar kelas, misalnya
pada mind mapping lampiran 6.1 siswa menunjukkan perbedaan jantung
yang dimiliki setiap kelas dalam vertebrata,menunjukkan perbedaan ordo
berdasarkan kerangka tulang dalam kelas pisces. Berbeda dengan mind
mapping pada lampiran 6.2 tidak menunjukkan perbedaan setiap kelas
atau ordo yang dijelaskan.
3) Menyebutkan contoh
Sebanyak 55% siswa menyebutkan contoh untuk setiap kelas dalam
vertebrata secara lebih spesifik, memberikan contoh untuk setiap ordo
dan mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
menunjukkan contoh secara umum dari kelas vertebrata tersebut. Seperti
dapat dilihat pada lampiran 6.1, siswa menyebutkan contoh hewan dari
masing-masing ordo dari kelas amphibi mendapatkan skor maksimal
yakni 5 untuk kategori menyebutkan contoh. Berbeda denganmind
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mapping pada lampiran 6.2 siswa yang menuliskan contoh pada kelas
aves burung merpati dan burung elang. Tidak menunjukkan ordo dari
hewan tersebut. Sehingga siswa mendapatkan skor yang tidak maksimal
sesuai dengan indikator yang telah disusun.
b) Komprehensif
Menyebutkan detail konsep IPA dan kaitan dengan konsep non-IPA.
Kriteria penilaian untuk menunjukkan komprehensif/kedalaman ini
kurang optimal. Siswa dalam membuat mind mapping tidak
menunjukkan kedalaman informasi, kurang menunjukkan informasi lain
diluar konsep-konsep yang terdapat dalam modul. Dari 20 siswa yang
mengerjakan tes mind mapping5% siswa menjelaskan peran dari hewan-
hewan dalam kelas vertebrata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
aspek penilaian komprehensif ini kurang optimal dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya input siswa menengah ke bawah yang dapat
terlihat dari hasil penilaian yang sangat jauh dari KKM yang ditentukan
sekolah. Selain itu, keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang harus
diselesaikan cenderung membangun kebiasaan metode belajar dengan
melulu transfer materi sehingga siswa tidak dibiasakan untuk
mengkaitkan materi / konsep yang diterima dengan konsep sebelumnya.
Siswa kurang memiliki kesempatan untuk berfikir secara mendalam
terhadap suatu konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Pembahasan
Penelitian tentang mind mapping sebagai alat evaluasi yang
dikorelasikan dengan hasil tes pemahaman dan dihitung secara kuantitatif
diuji dengan uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov dan uji
homogenitas varian, dan dilakukan uji korelasi Pearson menunjukkan hasil
yang signifikan. Artinya ada kaitan antara mind mappingyang dibuat siswa
dengan pemahaman siswa yang dibuktikan dengan tes pemahaman.
Siswa yang memiliki nilai tes pemahaman tinggi cenderung memiliki
nilai tes membuat mind mapping juga tinggi. Berdasarkan indikator
kompleksitas dan komprehensif, siswa yang memiliki pemahaman yang luas
dan mendalam akan memberikan penjelasan konsep masing-masing kelas
dalam vertebrata dengan lengkap dan tepat. Memberikan contoh untuk
masing-masing ordo dengan jelas. Memberikan penjelasan terkait peranan
dari contoh hewan vertebrata yang disebutkan. Menunjukkan kekhasan ciri
yang dimiliki suatu ordo dan perbedaan yang menonjol. Sehingga siswa
akan mendapatkan skor tinggi dalam penilaian mind mappingyang dibuat.
Demikian halnya dengan siswa yang memiliki nilai tes pemahaman rendah,
dalam mind mapping penjelasan ciri khas dari suatu ordo tidak spesifik
siswa hanya menyebutkan ciri-ciri umum dari kelas tersebut, tidak
menyebutkan peran dari hewan vertebrata, menyebutkan contoh beberapa
hewan vertebrata tetapi tidak spesifik dari suatu ordo.
Mind mapping juga dapat menunjukkan ketidakpahaman siswa pada
konsep pokok bahasan vertebrata. Misalnya, siswa memberikan contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hewan dari ordo Apoda kelas Amphibia berupa cacing tanah. Hewan dari
ordo apoda yang dimaksud adalah sesilia yang berbentuk seperti cacing,
tetapi siswa beranggapan bahwa sesilia sama dengan cacing tanah.
Penjelasan di atas memperkuat hipotesa peneliti bahwa mind mapping
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengetahui
kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa.
3. Mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa
Berdasarkan pengalaman penelitian tentang mind mappingyang
dilakukan di SMA Santo Mikael Sleman, peneliti melihat bahwa siswa
masih asing dengan penggunaan mind mapping dalam pembelajaran
maupun dalam pembuatan catatan. Siswa cenderung lebih sering membuat
catatan berupa paragraf, dan mempelajari materi dengan membaca
modul/buku pembelajaran berupa paragraf. Sehingga diawal penelitian,
menyulitkan untuk menggunakan mind mapping sebagai alat evaluasi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa dikenalkan dengan mind
mapping dalam kegiatan pembelajaran, juga dengan latihan-latihan. Pada
akhirnya siswa cukup terbiasa membuat mind mapping sehingga peneliti
dapat menggunakan mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi.
Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan dalam penggunaan
mind mapping sebagai alat evaluasi. Berikut keunggulan penggunaan mind
mapping sebagai alat evaluasi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Ketika siswa menyusun mind mapping siswa akan menentukan
konsepnya sendiri, siswa mengalami pembelajaran bukan hafalan. Siswa
akan mengalami pengulangan tentang materi yang pernah dipelajari
sebelumnya dan akan menemukan hal-hal baru/ pengetahuan baru.
Sehingga saat pembuatan mind mapping siswa akan memiliki
pemahaman yang semakin mendalam.
2. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Karena siswa
membuat sendiri mind mapping sehingga siswa tidak hanya menerima
materi dalam bentuk hafalan.
3. Pembuatan mind mapping akan meningkatkan kreativitas siswa, siswa
akan menggunakan kata kunci dan simbol yang khas dan membuat siswa
menyusun mind mapping yang unik sesuai dengan pemahamannya.
4. Guru/peneliti dapat menggunakan mind mapping sebagai visualisasi
pemahaman siswa. Sehingga guru dapat mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap suatu materi. Mind mapping juga dapat mengungkapkan
salah konsep yang terjadi pada siswa.
Kelemahan menggunakan mind mapping sebagai alat evaluasi:
1. Penilaian mind mapping lebih sulit dibandingkan penilaian tes.
2. Siswa harus dipastikan memahami pembuatan mind mapping yang
dimaksud sehingga hasil lebih optimal.
3. Pembelajaran dengan mind mapping membutuhkan waktu yang lebih
banyak, terutama bagi siswa yang belum mengenal mind mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Penelitian ini terkendala pada alokasi waktu materi vertebrata yang
singkat, sehingga hasil pembuatan mind mapping siswa kurang optimal.
5. Keterbatasan Penelitian
Kegiatan penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:
1. Keterbatasan sampel penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 21 siswa, dan hanya
20 data yang dapat diolah. Jumlah sampel ini sangat kurang, sehingga
hasil penelitian ini hanya berlaku bagi sampel yang diteliti. Penelitian ini
hanya dilakukan di satu sekolah, belum dapat mewakili gambaran umum
penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi.
2. Keterbatasan waktu
Siswa yang belum terbiasa menggunakan mind mapping membutuhkan
waktu yang cukup banyak untuk mempelajari cara pembuatan, dan
membiasakan menggunakan mind mappingsebagai bentuk catatan.
Sehingga membutuhkan alokasi waktu yang lebih dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan mind mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis data, penggunaan mind mapping
sebagai alternatif alat evaluasi pokok bahasan vertebrata dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Mind mappingdapat dijadikan alat evaluasi untuk mengetahui
kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi
vertebrata.
Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara skor tes pemahaman
dengan skor pembuatan mind mapping yang dibuat siswa pada pokok
bahasan vertebrata. Korelasi bernilai positif, artinya siswa dengan skor tes
pemahaman rendah memiliki skor mind mapping yang rendah, sebaliknya
siswa dengan skor tes pemahaman tinggi memiliki skor mind mapping
tinggi. Semakin luas dan mendalam pemahaman siswa, semakin dapat
membuat mind mappingdengan skor tinggi dan memiliki skor tes
pemahaman yang tinggi pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Saran
Dari hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran dari
berbagai permasalahan yang dijumpai saat melakukan penelitian, yaitu:
1. Memastikan siswa sudah terampil dalam pembuatan mind mapping dari
konsep/ pokok bahasan yang dipelajari.
2. Selanjutnya dapat juga dilakukan penelitian penggunaan mind
mappinguntuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemecahan masalah,
ingatan, dan melihat perbedaan pembuatan mind mapping dengan
variabel yang beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z.M. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind map. Jakarta: Gramedia.
Emmy, S.Y. (2007). Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk Mengukur
Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika. Skripsi: Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Goodnough, K. dan Robin Long. (2002). Mind Mapping A Graphic Organizer for the
Pedagogical Toolbox. Science Scope. 25 (8). 20-24.
Kartika, B.F.Y (1990). Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) dalam Widya Dharma; Vol 1
Kuswana, W.S.M. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lulut, C.M.I. (2011). Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada
Pokok Bahasan Besaran dan Satuan serta Vektor oleh Siswi-Siswi SMA Santa Maria
Yogyakarta. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Olivia, F. (2014). 5-7 Menit Asyik Mind mapping Pelajaran Sekolah.Jakarta :Gramedia.
Prawirohartono, S. dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. (2014). Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sousa, D. A. (2012). Bagaimana Otak Belajar. Jakarta: Indeks.
Suparno, P. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Supatmi. (2011). Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa dalam
Belajar Fisika pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton tentang
Gravitasi (pada SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI Semester I). Skripsi. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Surat Perizinan Penelitian
Lampiran 1.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 1.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
Lampiran 2.1
Sekolah : SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/II
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati.
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
Materi
Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Karakteristik
Subfilum
Vertebrata dan
Klasifikasinya
Karakteristik
kelas-kelas
hewan yang
termasuk
dalam
Subfilum
Vertebrata
Pertemuan I
1. Guru menyampaikan
garis besar materi
yang akan dipelajari
pada pertemuan I
meliputi: karakteristik
SubFilum Vertebrata;
karakteristik kelas-
kelas dalam vertebrata
Pisces: Agnatha,
Chondrichthytes,
Osteichthyes,
Amphibia.
Produk
1. Menyebutkan
karakteristik yang
dimiliki subfilum
vertebrata.
2. Menyebutkan
pembagian kelas-
kelas hewan dalam
subfilum vertebrata.
3. Menjelaskan ciri
khusus yang
dimiliki oleh kelas
Agnatha, seperkelas
Pisces dan
Amphibia.
Non Tes
Tes
Mind Map
Tes
Pemahaman
Terlampir
pada RPP
6 X 45’ Prawirohartono,
Slamet dan Sri
Hidayati. 2007.
Sains Biologi 1.
Bumi Aksara.
Jakarta
Aryulina, Diah
dkk.2010.
Biology 1B
Bilingual. Esis-
Erlangga.
Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Materi
Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Peran
vertebrata
dalam
kehidupan
2. Siswa
mengidentifikasi
karakteristik subfilum
vertebrata dengan
kajian literatur.
Pertemuan II
1. Materi pembelajaran
meliputi Reptil dan
Aves.
2. Siswa
mengidentifikasi
karakteristik dan peran
dari kelas Reptil dan
Aves.
Pertemuan III
1. Materi pembelajaran
4. Menyebutkan
klasifikasi kelas
Agnatha, superkelas
Pisces dan kelas
Amphibia.
5. Mengidentifikasi
karakteristik yang
dimiliki oleh kelas
Reptil, Aves, dan
Mammalia.
6. Menjelaskan
klasifikasi yang
dimiliki oleh kelas
Reptil, Aves, dan
Mammalia.
7. Mengklasifikasikan
hewan yang ditemui
dalam kelas-kelas
vertebrata.
8. Mengkaitkan antar
konsep dan
menunjukkan
informasi lain
terkait konsep yang
dipelajari.
Afektif Sosial
1. Mampu bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Materi
Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
pada pertemuan ke III
meliputi kelas
mammalia
sama dalam proses
diskusi kelompok
2. Memberikan
pendapat dengan
baik, komunikatif.
3. Terbuka terhadap
pendapat teman.
Karakter Afektif
Pribadi
1. Jujur dalam
mengerjakan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/2
Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan
danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata kelas pisces dan
amphibi.
2. Mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata.
3. Menjelaskan kembali pemahaman dalam mind mapping yang ditampilkan.
Kognitif Proses
1. Mengidentifikasi hewan vertebrata kelas pisces dan amphibi dari gambar.
Psikomotor
1. Menggambarkan kembali informasi dan pemahaman yang diketahui tentang
vertebrata dalam mind mapping.
Afektif Karakter :
1. Teliti dalam mengidentifikasi mind mapping materi pisces dan amphibi.
Afektif Sosial :
1. Menghargai pendapat teman dalam memrepresentasikan mind mapping.
B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan ciri-ciri
vertebrata kelas pisces dan amphibi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan
hewan dalam kelas vertebrata.
Kognitif Proses
1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi kelompok hewan
vertebrata.
Psikomotor
1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali
informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari.
Afektif Karakter
1. Melalui pengamatan mind mapping yang dipresentasikan, siswa teliti dalam
memahami materi pisces dan amphibi.
Afektif Sosial
1. Melalui kegiatan representasi mind mapping, siswa dapat saling menghargai
pendapat yang beragam.
C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas pisces, dan amphibi.
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
( 10 menit )
Apersepsi/
motivasi
1. Sebutkan macam-macam ikan!
2. Beda ikan paus dengan ikan gurame?
Orientasi 1. Dengan PPT menyampaikan tujuan
pembelajaran
Inti ( 30
menit )
Eksplorasi 1. Memperlihatkan mind mapping satu
materi vertebrata.
2. Siswa menjelaskan isi mind map
dengan bahasa sendiri.
Elaborasi 1. Guru memberikan bacaan tentang
materi vertebrata kelas pisces,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
amphibi.
2. Siswa membuat mind mapping dari
informasi yang dipahami.
Konfirmasi 1. Guru memberikan peneguhan dari
materi pisces dan amphibi yang
dipelajari.
Evaluasi 1. Guru memberikan pertanyaan terkait
materi pisces dan amphibi.
Penutup ( 5
menit )
Rangkuman /
Refleksi
1. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilalui.
Tindak lanjut 1. Siswa menyelesaikan latihan
pembuatan mind mapping.
2. Guru memberikan tugas rumah untuk
mempelajari materi berikutnya yakni
kelas reptil dan aves.
F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta
G. Alat dan Bahan
1. Mind mapping materi pisces.
H. Penilaian
1. Lembar kerja mind mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan
danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata reptil dan aves.
2. Mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata reptil dan aves.
3. Menjelaskan kembali informasi dan pemahaman dari materi vertebrata reptil
dan aves dengan menggambarkannya dalam mind mapping.
Kognitif Proses
1. Mengidentifikasi hewan vertebrata dari ciri / karakteristik yang dimiki serta
gambar yang ditampilkan.
Psikomotor
1. Menggambarkan kembali informasi dan pemahaman yang diketahui tentang
vertebrata dalam mind mapping.
Afektif Karakter :
1. Bekerja sama untuk menyelesaikan pembuatan mind mapping secara
berkelompok.
2. Teliti dalam mengidentifikasi gambar
3. Memiliki daya juang yang tinggi dalam menuangkan pemahamannya dalam
mind mapping.
Afektif Sosial :
1. Peka dan memberikan perhatian atas materi yang disampaikan.
2. Bekerja sama dengan teman, dan menghargai pendapat orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri hewan
dalam kelas vertebrata reptil dan aves.
2. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan ke
dalam kelas-kelas vertebrata reptil dan aves.
3. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan kembali informasi
dan pemahaman yang diperoleh dari materi vertebrata kelas reptil dan aves
dalam mind mapping.
Kognitif Proses
1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hewan vertebrata
dari ciri/ karakteristik gambar yang ditampilkan.
Psikomotor
1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali
informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari.
Afektif Karakter
1. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping secara berkelompok siswa
saling bekerja sama.
2. Melalui kegiatan yang telah dirancang siswa teliti dalam mengidentifikasi
gambar hewan vertebrata kelas Reptil dan Aves.
3. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat memiliki daya
juang yang tinggi.
Afektif Sosial
1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa peka dan perhatian terhadap materi
yang dipelajari.
2. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat bekerja sama dan
menghargai pendapat orang lain.
C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas reptil dan aves.
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
( 10 menit )
Apersepsi/
motivasi
1. Apa yang diamati dari seekor cicak?
2. Ayam termasuk kelas? Apa saja ciri
yang dimiliki?
Orientasi 1. Dengan PPT menyampaikan tujuan
pembelajaran
Inti ( 65
menit )
Eksplorasi 1. Siswa mempresentasikan mind
mapping yang telah dibuat.
2. Siswa berdiskusi dalam kelompok
untuk mengerjakan LKS materi reptil
dan aves.
Elaborasi 1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
LKS yang dikerjakan, meliputi materi
vertebrata kelas reptil dan aves.
2. Siswa lain menanggapi presentasi
kelompok lain.
3. Dalam kelompok yang sama, siswa
membuat mind mapping materi reptil
dan aves.
Konfirmasi 1. Guru menanggapi hasil presentasi dan
memberikan peneguhan materi
vertebrata kelas reptil dan aves.
Evaluasi 1. Guru memberikan pertanyaan terkait
materi reptil dan aves.
Penutup ( 15
menit )
Rangkuman /
Refleksi
1. Guru memberikan peneguhan dari
materi pisces dan amphibi yang
dipelajari.
2. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilalui.
Tindak lanjut 1. Guru memberikan tugas rumah untuk
membuat mind mapping dari 4 kelas
materi vertebrata yang dipelajari.
F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
G. Alat dan Bahan
1. Teka-teki Silang Reptil dan Lembar Analisa Aves
H. Penilaian
1. Lembar kerja siswa.
2. Penilaian mind mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/2
Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan
danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam vertebrata kelas mamalia.
2. Mengelompokkan hewan yang termasuk kedalam kelas mamalia.
Kognitif Proses
1. Mengidentifikasi hewan vertebrata kelas mamalia dari ciri/ karakteristik
yang dimiki serta gambar yang ditampilkan.
2. Mengamati gambar hewan kelas mamalia dengan cermat.
Afektif Karakter :
1. Memberikan perhatian penuh atas materi yang dipelajari.
2. Teliti dalam mengidentifikasi gambar
Afektif Sosial :
1. Menghargai orang lain, saling mendengarkan.
B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri hewan
dalam kelas mamalia.
2. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan ke
dalam kelas mamalia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kognitif Proses
1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hewan vertebrata
kelas mamalia dari ciri/ karakteristik gambar yang ditampilkan.
2. Dengan pengamatan gambar, siswa dapat memahami materi dengan cermat.
Afektif Karakter
1. Melalui kegiatan yang telah dirancang siswa memperhatikan materi yang
diajarkan.
2. Melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang, siswa teliti dalam
mengidentifikasi gambar hewan vertebrata kelas mamalia.
Afektif Sosial
1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa memiliki kesadaran untuk
menghargai orang lain, saling mendengarkan.
C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas mamalia.
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
( 10 menit )
Apersepsi/
motivasi
1. Lumba-lumba termasuk dalam kelas?
2. Kelelawar terbang! Apakah kelelawar
termasuk burung?
3. Apa yang dipikirkan ketika mendengar
kata mamalia?
Orientasi 1. Secara lisan menjelaskan tujuan dari
kegiatan pembelajaran yang akan
dicapai.
Inti ( 30
menit )
Eksplorasi 1. Siswa menidentifikasi gambar mamalia
yang ditampilkan.
2. Siswa menceritakan pemahamannya.
Elaborasi 1. Siswa mempresentasikan pemahaman
terkait materi mamalia.
2. Guru memberikan bacaan terkait materi
mamalia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Konfirmasi 1. Guru mempresentasikan materi
mamalia, dan mengulang secara
singkat materi vertebrata.
Evaluasi 1. Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan dari kelas vertebrata yang
dipelajari.
Penutup ( 5
menit )
Rangkuman /
Refleksi
1. Guru memberikan peneguhan dari
materi vertebrata yang dipelajari.
2. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilalui.
Tindak lanjut 1. Siswa diberi tugas untuk latihan
membuat mind mapping dari seluruh
materi vertebrata.
F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta
G. Alat dan Bahan
1. PPT Mamalia
H. Penilaian
1. Lembar kerja siswa.
2. Penilaian mind mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan
danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan kembali informasi dan pemahaman yang diperoleh dari materi
vertebrata kedalam mind mapping.
Kognitif Proses
1. Membuat mind mappinguntuk menuangkan kembali informasi dan
pemahaman yang diperoleh dari pokok bahasan vertebrata.
Psikomotor
1. Membuat kreasi mind mapping berdasarkan pemahaman yang diketahui
dalam materi vertebrata.
Afektif Karakter :
1. Jujur dalam mengerjakan tes pemahaman.
2. Memiliki daya juang yang tinggi dalam menuangkan pemahamannya dalam
mind mapping.
Afektif Sosial :
1. Menghargai diri sendiri, dengan yakin dan percaya diri dalam mengerjakan
tes dan mind mapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan kembali informasi
dan pemahaman yang diperoleh dari materi kelas-kelas vertebrata dalam
mind mapping.
Kognitif Proses
1. Dengan membuat mind mapping siswa dapat menjelaskan kembali
pemahamannya tentang materi dalam kelas-kelas vertebrata.
Psikomotor
1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali
informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari.
Afektif Karakter
1. Melalui kegiatan tes pemahaman, siswa jujur dalam mengerjakannya.
2. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat memiliki daya
juang yang tinggi.
Afektif Sosial
1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa memiliki keyakinan pada diri sendiri,
dan percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.
C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata.
D. Model dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran : Mind mapping dan Tes pemahaman.
E. Kegiatan
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
45’ Pembuatan Mind
Mapping
Siswa membuat mind mapping dari seluruh
materi vertebrata yang telah dipelajari.
45’ Tes Pemahaman Siswa mengerjakan tes pemahaman dari
materi vertebrata yang telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta
G. Alat dan Bahan
1. Mind mapping materi vertebrata
H. Penilaian
Penilaian mind mapping.
Penilaian tes pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Materi Vertebrata
Lampiran 2.3
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Dalam
sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Chordata
meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri berikut:
Memiliki notokoord, yaitu korda yang keras tetapi lentur. Notokord
terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang
tubuh membentuk sumbu kerangka.
Memiliki tali saraf tunggal, terletak di bagian dorsal notokord, dan
memiliki ujung anterior yang membesar membentuk otak.
Memiliki ekor yang memanjang ke arah ujung posterior anus.
Memiliki celah faring.
Filum Chordata terdiri dari tiga subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata,
dan Vertebrata. Urochordata dan Cephalochordata tergolong invertebrata.
Subfilum Urochordata (Tunikata): tidak memiliki notochord, tali saraf, dan ekor
saat dewasa; memiliki celah faring
Subfilum Cephalochordata (Lancelet): memiliki notokord, tali saraf dorsal, ekor,
dan celah faring.
Vertebrata
Ukuran dan bentuk tubuh vertebrata beragam dari hanya beberapa milimeter,
misalnya katak beracun, sampai yang berukuran beberapa meter, misalnya paus
biru.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Struktur hewan yang tergolong Vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil
(vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor.
Rangkaian vertebra yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu
kerangka menggantikan notokord. Tulang punggung berfungsi menyokong tubuh
serta melindungi tali saraf. Selain adanya tulang punggung, kesamaan ciri lain
pada vertebrata adalah:
Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan, dan ekor
pada sebagian vertebrata;
Kulit tersusun atas dua bagian yaitu epidermis dan dermis dan
menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar, atau tanduk;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Endoskeleton tersusun dari tulang atau tulang rawan;
Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan namun pada
hewan darat hanya terdapat pada tingkat embrio, struktur tersebut akan
berkembang menjadi organ dalam seperti jantung;
Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak;
Sistem pencernaan memiliki kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas;
Jantung beruang 2 hingga 4;
Darah mengandung sel darah putih dan sel darah merah berhemoglobin;
Rongga tubuh mengandung sistem viseral;
Sepasang ginjal dengan salurannya untuk mengeluarkan zat sisa;
Sepasang gonad pada betina dan jantan.
Habitat
Vertebrata hidup di berbagai habitat di darat maupun di perairan, termasuk laut,
danau, dan sungai.
Klasifikasi
Vertebrata dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya rahang.
Vertebrata dengan mulut tidak berahang dikelompokkan dalam superkelas
Agnatha, sedangkan vertebrata berahang dikelompokkan dalam superkelas
Gnathostomata.
Superkelas Agnatha
Hewan yang tergolong agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta
tidak memiliki rahang. Sekitar 60 spesies Agnatha tercakup dalam Kelas
Cephalospidomorphi (Lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish). Lamprey hidup di
perairan tawar dan laut. Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan
mulutnya yang bergigi ke sisi tubuh ikan kemudian mengisap darahnya. Larvanya
memakan partikel makanan di air. Larva lamprey laut hidup di perairan tawar.
Hagfish hanya hidup di laut. Hewan ini tidak memiliki tahapan larva.
Makanannya adalah ikan mati yang diisap dengan mulutnya. Sebagian lainnya
memakan cacing laut. Mulut hagfish tidak bergigi, tetapi memiliki tentakel
peraba.
Superkelas Gnathostomata
Hewan dalam kelompok ini memiliki rahang bersendi yang dapat digerakkan ke
atas dan ke bawah. Hewan yang tergolong Gnathostomata memiliki keragaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ciri yang dibedakan menjadi enam kelas yaitu Chondrichthyes, Ostheichthyes,
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia.
Beberapa kelas hewan Gnathostomata memiliki kesamaan ciri. Amphibia,
Reptilia, Aves dan Mamalia memiliki dua pasang anggota badan sehingga
digolongkan sebagai hewan tetrapoda. Reptilia, Aves, dan sebagian Mamalia
memiliki telur bercangkang untuk menahan air sehingga digolongkan hewan
amniota.
Kelas Chondrichthyes
Hewan yang tergolong Chondrichthyes memiliki kerangka yang tersusun
dari tulang rawan. Pada sebagian besar kelompok ikan ini, beberapa bagian
kerangka diperkuat oleh butiran berkalsium. Ciri khas lainnya pada
Chondrichthyes adalah:
Mulut yang berahang kuat terletak di badian bawah tubuh;
Celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang memiliki tiga, enam,
atau tujuh celah insang;
Kulit tebal dan kasar karena adanya sisik seperti gigi atau plakoid;
Adanya sepasang pendekap (klasper) pada hewan jantan yang berfungsi
untuk menyalurkan sperma ke kloaka hewan betina;
Usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan
lebih lama;
Hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan;
Fertilisasi terjadi secara internal
Bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar
yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama
perkembangannya hingga menetas.
Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut. Chondrichthyes yang masih
hidup mencakup sekitar 750 spesies, termasuk hiu, pari, dan chimera.
Hiu bertubuh langsing. Sirip ekor bagian atas lebih panjang daripada bagian
bawah. Hiu tidak memiliki kantung udara sehingga kebanyakan spesies terus
berenang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak tenggelam. Hiu juga
memiliki garis lateral pada bagian punggung memanjang dari kepala hingga ekor
berguna untuk mengetahui letak makanannya. Spesies lainnya memendamkan diri
di pasir dan mengambil air untuk pernapasannya melalui sepasang lubang
(spirakel) di atas kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pari memiliki badan pipih. Tubuh pipihnya berperan untuk menyembunyikan diri
di dasar perairan dan untuk menggali pasir mencari makanannya berupa hewan
lunak dan udang-udangan. Beberapa jenis ikan pari memiliki duri pada ekornya
yang seperti pecut untuk melindungi diri. Jenis lainnya menghasilkan sengatan
listrik.
Kelas Ostheichthyes
Kelas Ostheichthyes berjumlah sekitar 30.000 spesies. Ikan kelompok ini
memiliki kerangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung matriks
kalsium fosfat. Ciri-ciri lain yang dimiliki kelompok ikan ini adalah:
Mulut terdapat di bagian depan tubuh;
Memiliki satu celah insang di masing-masing sisi kepala;
Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah;
Kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit;
Memiliki sistem gurat sisi pada sisi tubuh;
Memiliki gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak
bergerak;
Memiliki usus panjang dan ramping;
Fertilisasi terjadi di luar tubuh;
Mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.
Kelompok ikan bertulang keras ini hidup di laut dan pada hampir setiap habitat air
tawar termasuk kolam, sungai, danau, dan rawa.
Ostheichthyes memiliki jumlah spesies terbanyak dibanding kelas vertebrata yang
lain. Ostheichthyes mencakup subkelas Actinopterygii (Yunani, akin= berkas,
pteryg = sirip) dan superkelas Sarcopterygii (Yunani, sarkodes = berdaging).
Sebagian besar ikan yang kita kenal merupakan kelompok ikan Actinopterygii
meliputi sekitar 42 ordo, 431 famili dan 24000 spesies. Actinopterygii memiliki
sirip yang ditunjang oleh duri panjang yang lentur sehingga disebut kelompok
ikan bersirip duri.
Hewan jantan dan betina dari jenis yang sama pada ikan ini tampak berbeda. Jenis
lainnya tidak memiliki sisik sama sekali. Contoh ikan bersirip duri adalah ikan
mas (Cyprinus carpio), ikan cupang (Betta splendes), ikan gurami (Osphronemus
gouramy), ikan badut (Premnas biaculeatus), ikan kakap merah (Lutjanus
bitaeniatus), dan ikan luohan (Cichlasoma sp.).
Sacropterygii memiliki sirip dada dan sirip pelvis yang berotot. Beberapa spesies
menggunakannya untuk berjalan di dasar perairan atau di darat. Ikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
termasuk kelompok ini adalah ikan paru-paru (lungfish) dan coelacanth
(Latimeria chalumnae). Ikan paru-paru hidup di rawa dan kolam. Sesuai dengan
sebutannya, kelompok ikan ini memiliki paru-paru untuk bernapas. Ikan ini akan
naik ke permukaan perairan untuk menghirup udara. Jika perairan mengering saat
musim kemarau, ikan paru-paru bersarang dalam lumpur.
Kelas Amphibia
Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini
umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan darat selama metamorfosisnya.
Banyak jenis katak hidup di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut
kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki dan bernapas dengan insang.
Selama metamorfosis, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan insang dan
ekornya menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak dewasa hidup di darat
dan bernapas dengan paru-paru. Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri
khusus lainnya, yaitu:
Berkulit licin tidak bersisik;
Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm;
Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembab
seperti di bawah daun;
Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.
Tidak semua Amphibia hidup di dua tempat. Beberapa jenis katak, salamander,
dan sesilia ada yang hidup di air dan ada yang hanya hidup di darat. Namun,
sebagian besar Amphibia hidup di dekat air dan tempat yang lembab seperti rawa
dan hutan hujan tropis. Amphibia terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan
Apoda.
Anura mencakup hampir 3500 spesies. Anura memiliki ciri tidak berekor saat
dewasa. Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan
untuk melompat. Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap
mangsanya.
Hewan jantan memiliki kantung udara di tenggorokannya yang dapat
mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin. Contoh Anura
adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp), dan kodok atau
bangkong (Bufo sp).
Urodela merupakan Amphibia yang memiliki ekor saar larva, muda, maupun
dewasa. Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depan yang
sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis hanya hidup di air,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
sedangkan yang lainnya hidup di darat. Hewan yang tergolong kelompok ini
adalah berbagai jenis salamander. Baik larva maupun salamander dewasa
merupakan hewan karnivora.
Apoda yang disebut juga sesilia merupakan Amphibia tidak berkaki. Bentuk
tubuhnya seperti cacing tanah atau belut. Larva sesilia sangat menyerupai sesilia
dewasa. Sesilia hidup terutama dengan bersarang dalam lubang di tanah.
Kelas Reptilia
Jenis reptilia mencakup sekitar 7000 spesies. Reptilia (Latin, reptil= melata)
memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi
mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah:
Memiliki kaki dengan lima jari;
Bernapas dengan paru-paru;
Jantung memiliki tiga atau empat ruang;
Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm;
Fertilisasi secara internal;
Menghasilkan telur (ovipar), bercangkang amniotik.
Reptilia hidup di habitat darat dan perairan. Reptilia yang hidup di laut memakan
ganggang laut, ikan, ubur-ubur, dan kepiting. Reptilia mencakup tiga ordo besar
yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, dan Crocodilia.
Chelonia adalah Reptilia yang memiliki cangkang. Cangkang bagian dorsal
disebut karapaks, sedangkan bagian ventralnya disebut plastron. Cangkang
merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk. Cangkang
berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya. Chelonia yang hidup di laut
contohnya penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys
coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang. Cangkang
Chelonia laut lebih tipis dibandingkan cangkang Chelonia darat. Contoh Chelonia
darat adalah kura-kura papua (Chelonia novaeguinaeae). Chelonia termasuk
hewan yang berumur panjang. Umur penyu hijau dapat mencapai 200 tahun.
Squamata adalah Reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang
termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan
berbentuk membulat. Tubuhnya berkaki empat dan memiliki ekor. Kadal
merupakan Reptilia paling banyak jumlahnya, mencakup kadal bertubuh kecil
seperti kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus
platyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal bertubuh besar
seperti komodo (Varanus komodoensis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Ular tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang. Seperti kadal, ular memiliki sisik.
Tulang rahang ular bersambungan secara longgar sehingga memungkinkan
menelan mangsa yang lebih besar daripada tubuhnya. Gigi di mulut ular tidak
memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya
selama menelan. Ular berbisa memiliki sepasang gigi tajam untuk menyuntikkan
bisa ke mangsanya. Lidah ular dapat dijulurkan untuk merasakan lingkungannya.
Lidah tersebut dapat membantu ular mengenali partikel yang ada di udara. Ular
juga memiliki kepekaan terhadap getaran. Jenis ular tertentu memiliki kepekaan
terhadap suhu sehingga bisa membedakan benda hidup dan benda mati. Sebagian
jenis ular bersifat ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk. Contoh
ular adalah ular sendok (Naja sumatrana), ular kobra (Ophiophagus hannah), dan
ular sanca (Phyton sp).
Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempeng tulang
yang disebut skuta. Tidak seperti pada ular, sisik pada Crocodilia rontok satu
persatu. Buaya memiliki ekor tebal berotot. Kaki depannya berjari lima,
sedangkan kaki belakang berjari empat, sebagian jari berselaput untuk berenang.
Lubang hidung terletak di ujung monongnya yang memungkinkannya untuk
bernapas saat di dalam air. Jantungnya beruang empat dan memiliki pori di antara
bilik kiri dan kanan. Contoh spesies buaya adalah buaya muara (Crocodylus
porosus).
Kelas Aves
Kelompok Aves mencakup 10.000 jenis. Aves atau burung memiliki bulu yang
terbuat dari keratin. Bulu pada sayap berperan untuk terbang. Selain bulu, ciri-ciri
lain pada burung adalah:
Berparuh dari bahan keratin;
Tidak bergigi meskipun fosil burung yang sudah punah menunjukkan
adanya gigi;
Memiliki empedal untuk menghancurkan makanan;
Lambung berotot besar;
Bernapas dengan paru-paru;
Jantung memiliki 4 ruang;
Memiliki kantung udara;
Indera penglihatan sangat tajam;
Fertilisasi secara internal;
Bertelur sehingga tergolong gewan ovipar, dengan ciri telur bercangkang
dan kuning telur besar.
Mengerami telurnya dan merawat anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Aves hidup di darat, meskipun sebagian berdifat arboreal (mendiami pohon-
pohon). Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub, namun mencari
makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau
dan perairan air tawar lain, contohnya bebek.
Aves mencakup 30 ordo yang bervariasi. Kelompok vertebrata berbulu ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuan terbangnya yaitu
karinata dan ratita.
Burung yang tergolong karinata memiliki lunas pada tulang dada (carina). Lunas
berfungsi menyokong otot dada selama terbang. Pada penguin contohnya pinguin
getoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot
dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan. Hampir 60% spesies
burung karinata adalah ordo Passeriformes atau burung bertengger. Burung
bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh
burung karinata yang bertengger adalah burung layang-layang besar (Hirundapus
giganteus), burung merpati (Columba livia), burung pipit (Anthus sp), burung
dara, dan berbagai burung pengicau. Burung layang-layang adalah burung yang
paling cepat terbangnya yakni dapat terbang 170km/jam. Ayam tergolong
karinata.
Burung yang tergolong ratita tidak memiliki lunas pada tulang dadanya dan
biasanya tidak terbang. Tulang dadanya juga tidak sebesar tulang dada burung
karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), dan emu
(Dromaius novaehollandiae) adalah contoh burung ratita.
Kelas Mamalia
Kelompok Mamalia mencakup sekitar 5000 spesies. Hewan-hewan tersebut
semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya. Susu dihasilkan oleh
kelenjar susu (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mamalia disebut
juga hewan menyusui karena menyusui anaknya. Selain memiliki kelenjar susu,
Mamalia juga berambut atau berbulu serta memiliki tiga tulang pada telinga
tengah. Ketiga ciri tersebut tidak dimiliki vertebrata lain. Pada paus dan lumba-
lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya. Rambut
mamalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut Mamalia memiliki
fungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi panas tubuh dengan lingkungan, sebagai
indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun
sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi diri dari
pemangsa dan untuk membedakan kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tiga tulang pada telinga tengah terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggurdi. Ketiga tulang tersebut berperan dalam pendengaran, yaitu
meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke gendang
telinga dalam.
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mamalia adalah:
Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk;
Rahang bawah tersusun dari satu tulang;
Bernapas dengan paru-paru;
Jantung memiliki 4 ruang;
Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu
pernapasan;
Otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain;
Menggunakan energi metabolismenya untuk menjada suhu tubuh tetepa
konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm;
Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh betina;
Melahirkan anak sehingga termasuk hewan vivipar.
Mamalia hidup di berbagai habitat baik di darat maupun di perairan. Mamalia ada
yang hidup di kutub, gurun, hutan tropis, sungai, dan laut. Beberapa spesies
menyelam ke lautan dalam untuk mencari makanan. Kelompok Mamalia tertentu
merupakan hewan arboreal yang hidup di atas pohon dan di atas tanah.
Meskipun memiliki kesamaan ciri tertentu, anggota kelas Mamalia sangat
beragam. Mamalia terkecil antara lain spesies dari kelompok kelelawar kecil,
yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram. Mamalia
terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang dapat mencapai panjang
27 meter dan berat 190 ton. Struktur tubuh Mamalia sesuai dengan cara hidupnya,
yaitu ada Mamalia yang berenang, terbang, meluncur, berlari, melompat, atau
menggali. Mamalia terdiri atas 26 ordo dibedakan menjadi tiga kelompok utama,
yaitu Mamalia bertelur (prototheria), Mamalia berkantung (metatheria), dan
Mamalia berplasenta (eutheria).
Kelompok prototheria bertelur sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang
di dalam telur menggunakan kuning telur sebagai sumber makanan. Setelah telur
menetas, anak hewan ini menghisap susu dari rambut induknya karena induk tidak
memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan dalam ordo Monotremata,
contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan ekidna (Tachyglossus
sp.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kelompok metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal
sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang
masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Bayi
kanguru tersebut merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut
marsupium. Di dalam marsupium embrio menyusu pada puting susu dan
mengalami perkembangan selanjutnya. Hewan ini digolongkan dalam ordo
Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp),
koala (Pucadelphys andinus).
Kelompok eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan
perkembangan embrionik di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi
dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut Mamalia
berplasenta. Sebagian besar ordo dalam Mamalia tergolong Mamalia berplasenta.
Ordo-ordo utama dari Mamalia Eutheria diuraikan berikut ini
Ordo Insectivora adalah kelompok Mamalia pemakan serangga. Tikus
mondok dan landak adalah contoh hewan pemakan serangga.
Ordo Chiroptera adalah kelompok Mamalia yang memiliki selaput kulit
(kaki depan dan kaki belakang) misalnya kelelawar. Struktur ini
membentuk sayap untuk terbang yang merupakan modifikasi dari kaki
depan dengan 4 jari. Sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal,
yaitu mencari makanan pada malam hari. Selain sebagai pemakan
serangga, beberapa spesies memakan buah-buahan dan bertebrata kecil
seperti katak, tikus dan burung. Jenis lain yaitu kelelawar vampir
menghisap darah Mamalia lain.
Ordo Lagomorpha mencakup Mamalia yang memiliki gigi seri seperti
pahat, misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada
kaki depan. Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.
Ordo Perissodactyla mencakup Mamalia yang memiliki jumlah jari kaki
ganjil. Jika jari kakinya lebih dari satu, jari tengahnya lebih besar dari jari
lain. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbifora. Contoh
kelompok Mamalia ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu,
tapir (Tapirus indicus) dan badak Sumatera (Dicerorchinus sumatrensis).
Ordo Artiodactyla mencakup Mamalia yang memiliki jumlah jari kaki
genap. Hewan ini juga herbivora. Contohnya: kambing, domba (Ovis
aries), babi (Sus sp.) rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa
camelopardalis).
Ordo Sirenia adalah Mamalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai
depan mirip sirip dan tidak memiliki kaki belakang. Ekor besar dan pipih
horizintal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang. Sirenia
merupakan Mamalia bertubuh besar dan tidak berambut. Rambut kasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
hanya terdapat sekitar moncongnya. Contoh Sirenia adalah duyung atau
dugong (Dugong dugong).
Ordo Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai. Hewan yang
termasuk kelompok ini adalah gajah Sumatera (Elepans maximus). Belalai
gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan
dan minum. Kulitnya longgar dan tebal. Gajah jantan memiliki gigi
memanjang yang disebut gading.
Ordo Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip
dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan
memiliki lapisan tebal lemak untuk insulasi. Lumba-lumba hidung botol
(Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus
pembunuh (Orcinus orca) adalah Mamalia yang termasuk Cetacea.
Ordo Carnivora adalah kelompok Mamalia yang memiliki gigi dan kuku
yang tajam untuk menangkap dan membunuh mangsanya. Kelompok
Mamalia ini disebut juga Mamalia pemakan daging. Mamalia yang
termasuk Carnivora adalah anjing (Canis lupus familiaris), kucing (Felis
silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera
leo) dan anjing laut (Canisformia pinniped).
Ordo Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat. Sepasang gigi di rahang
atas dan di rahang bawah. Gigi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus
menerus. Contoh Rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus, landak, dan
mencit.
Ordo Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata
menghadap ke depan, dan korteks serebral berkembang baik. Kelompok
Primata adalah pemakan segala (omnivum). Contoh Primata adalah
monyet (Macaca fascicularis), orang utan (Pongo pygmaeus), dan lutung
jawa (Trachypithecus auratus). Manusia (Homo sapiens) digolongkan
dalam Primata, berdasarkan karakteristik fisiknya.
Peran vertebrata dalam kehidupan Manusia
Vertebrata dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal, misalnya sebagai berikut:
Sebagai sumber bahan makanan, misalnya daging, telur ayam, dan susu
sapi.
Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba
untuk dijadikan wol.
Sebagai objek penelitian.
Sebagai hewan peliharaan, misalnya kucing, kelinci, burung dan
anjing.Namun, beberapa jenis vertebrata ada yang merugikan manusia
misalnya tikus. Tikus dapat menjadi hama tanaman pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 2.4
LKS 1 Teka Teki Silang Reptil
3
2
1
1
3
1
4
6
5
4
5
2
2
10
6
8
8
10
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Mendatar
1. Reptilia berarti..
2. Berfungsi mencegah kekeringan tubuh
reptil..
3. Cangkang telur reptil...
4. Komodo...
5. Chelonia laut penyu hijau Chelonia..
6. Ular Sanca..
7. Squamata tidak berkaki..
8. Ophiophagus hannah..
9. Reptilia bersisik tebal..
10. Buaya muara..
Menurun
1. Kaki reptil... jari.
2. Reptil bernapas dengan..
3. Suhu tubuh sesuaikan lingkungan..
4. Reptilia bercangkang...
5. Contoh Chelonia darat...
6. Reptilia bersisik...
7. Cicak dinding..
8. Berfungsi untuk memegang mangsa
atau menyuntikkan bisa..
9. Beruang empat dan terdapat pori yang
membatasi bagian kanan dan kiri..
10. Lempeng tulang yang memperkuat
sisik crocodilia..
Meski tubuh kami kecil, kami bisa bisa terbang
lo..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan gambar diatas, diskusikan bersama kelompok: karakteristik aves, dan
pengelompokkan aves!
Kenapa ya kok aku gak bisa
terbang...padahal tubuhku besar
lo...???
kami juga loh, gak bisa
terbang...Tapi bisa berenang..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LKS Mind Mapping
Lampiran 3.1
1. Siapkan kertas HVS - Posisikan landscape
2. Cermati dan pahami bacaan yang disediakan.
3. Tulislah kata-kata kunci dari konsep yang dipahami.
4. Buatlah dalam mind map informasi yang diperoleh dan dipahami.
a. Tulislah konsep umum pada bagian tengah dari kertas, misal judul
vertebrata.
b. Buatlah cabang-cabang untuk informasi yang akan disampaikan,
misalnya cabang-cabang ditulis kelas dalam vertebrata.
c. Pada setiap cabang, buat percabangan untuk informasi lain dalam kelas
tersebut. Misal karakteristik, contoh hewan, peran, dll
d. Berikan informasi selengkap mungkin, kaitkan dengan informasi yang
mungkin sudah dimiliki sebelumnya.
e. Beri tanda khusus untuk konsep penting. Misal dengan huruf kapital,
warna lain, gambar, simbol, dsb.
5. Selamat mencoba membuat mind map. Buatlah mind map sesuai dengan
informasi yang dipahami dan tuangkan kreativitasmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Materi Vertebrata
Lampiran 3.2
No Indikator Soal
CI CII CIII CIV CV C VI 1. Menjelaskan karakteristik hewan
vertebrata secara umum.
1
2. Menjelaskan peran hewan pada setiap
kelas dan menyebutkan contoh hewan dari
setiap kelas.
10
3. Menguraikan ciri khas dari ordo dalam
kelas Pisces dan menemukan contoh dari
hewan kelas tersebut.
2
4. Mengetahui kekhasan yang dimiliki ordo
Chelonia kelas Reptilia.
5
5. Menganalisis karakteristik yang dimiliki
ordo dalam kelas Reptilia.
6
5. Menjelaskan ciri khas yang dimiliki kelas
Amphibi, contoh dari setiap ordo.
4
6. Menganalisis karakteristik suatu ordo
dalam kelas aves.
7
7. Menganalisis karakteristik ordo dalam
kelas Mammalia.
3 8 9
Jumlah Soal 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Instrumen Tes Pemahaman
Lampiran 3.3
1. Vertebrata terbagi menjadi beberapa kelas, sebutkan! Jelaskan karakteristik
masing-masing kelas, dan berikan contohnya!
2. Saat menyelam di laut timor, Candra menemukan hewan seperti dibawah ini
Hewan tersebut tergolong dalam ordo apa? Uraikanlah ciri khas yang
dimiliki ordo tersebut!
3. Manusia, Gajah, dan Lumba-lumba secara morfologi nampak sangat
berbeda. Mengapa ketiganya termasuk dalam kelas Mamalia? Tergolong
dalam Ordo apa saja ketiga hewan tersebut?
4. Ordo dalam kelas Amphibia adalah Anura, Urodela, dan Apoda. Jelaskan
ciri khas dari masing-masing ordo dan berikan contoh hewan dari ketiga
orda tersebut!
5. Modifikasi dari tulang belakang dan tulang rusuk menjadi cangkang
pertahanan diri, dimiliki oleh kelas Reptilia. Ordo apa yang memiliki
kekhasan tersebut? Berikan contoh hewan yang termasuk dalam ordo
tersebut!
6. Jelaskan mengapa ular dan buaya termasuk kedalam kelas Reptil!
7. Berdasarkan kemampuan terbang, burung Unta tergolong ordo ratita.
Samakah dengan burung penguin? Berikan alasannya!
8. Kelelawar dan Kanguru meskipun memiliki ciri morfologi yang sangat
berbeda, tetepi keduanya termasuk dalam kelas yang sama. Termasuk dalam
kelas apakah kedua hewan tersebut? Mengapa demikian? Berikan
penjelasanmu!
9. Platipus berkembangbiak secara Ovipar (bertelur), dan termasuk dalam
kelas mamalia. Benarkah kalimat tersebut? Berikan penjelasannya!
10. Berikan minimal 3 contoh dari masing-masing kelas dalam vertebrata dan
sebutkan peran dari hewan tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kunci Jawab dan Rubrik Penilaian Tes Pemahaman
Lampiran 3.4
Kunci Jawab Skor 10 Skor 5 Skor 3
1. Vertebrata terbagi kedalam
tujuh kelas: Agnatha (ikan
tidak bertulang) ;Superkelas
Gnathostomata meliputi kelas
Chondrichthyes (ikan
bertulang rawan); Osteichthyes
(ikan bertulang sejati);
Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mamalia. Agnatha: bertubuh
ramping seperti belut tidak
berahang; contoh Hagfish dan
Lamprey. Chondrichthyes:
ikan bertulang rawan, contoh
hiu dan pari. Osteichthyes
ikan bertulang sejati, ikan
gurame, nila dll. Amphibia:
umumnya hidup di dua habitat,
eksoterm, ovipar tidak
bercangkang. Contoh katak,
salamander. Reptilia: hewan
melata, kulit bersisik keratin,
bernapas dengan paru-paru.
Contoh ular, buaya. Aves:
berbulu keratin, berkantung
udara, bernapas dengan paru-
paru, ovipar. Burung Unta,
Burung Merpati.
Mammalia:memiliki kelenjar
susu (mammae), pada tulang
telinga berambut yang tersusun
atas protein dan keratin,
vivipar. Contoh manusia,
kelelawar.
Siswa
memberikan
jawaban secara
lengkap,
menyebutkan
ciri khas
masing-masing
kelas dengan
benar dan
memberikan
contoh dengan
tepat.
Siswa
menyebutkan
contoh dengan
tepat pada
setiap kelas,
ciri khas dari
ketujuh kelas
kurang
lengkap atau
kurang tepat.
Siswa hanya
menberikan
contoh pada
masing-
maisng kelas,
tanpa
menjelaskan
ciri khas dari
kelas
vertebrata.
Kunci Jawab Skor 6 Skor 4 Skor 2
2. Hewan tersebut adalah Hiu.
Termasuk dalam kelas Pisces
Ordo Chondrichthyes, karena
hewan tersebut memiliki ciri-
ciri bertulang rawan, memiliki
mulut dibagian bawah tubuh,
berkulit tebal, memiliki tiga
celah insang.
Siswa
menyebutkan
nama hewan,
menuliskan
ordo dengan
tepat dan
memberikan
penjelasan
Siswa
menyebutkan
nama hewan,
menuliskan
ordo dengan
tepat, dan
memberikan
beberapa ciri.
Siswa
menyebutkan
nama hewan,
menuliskan
nama ordo
tidak
memberikan
penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
karakteristik
dari ordo
tersebut.
ciri khas dari
ordo tersebut.
Kunci Jawab Skor 10 Skor 6 Skor 4
3. Manusia termasuk mamalia
Ordo Primata, memiliki ibu
jari yang dapat menyentuh ibu
jari lain, mata menghadap ke
depan. Contoh manusia (Homo
sapiens), Monyet (Macaca
fascicularis).
Gajah termasuk dalam Ordo
Proboscidea, bertubuh besar
berotot serta berbelalai.
Lumba-lumba termasuk
mamalia ordo Catacea, bentuk
tubuh menyerupai ikan.
Siswa
memberikan
penjelasan
dengan
lengkap dari
ketiga ordo,
dan
memberikan
alasan dengan
tepat ketiga
hewan
tergolong
mamalia
Eutheria.
Siswa
memberikan
penjelasan
dengan
lengkap dari
kedua ordo
mengapa
ketiga hewan
tersebut
tergolong
mamalia
Eutheria.
Siswa hanya
menjelaskan
mengapa
ketiga hewan
tergolong
mamalia
Eutheria
dengan tepat,
tetapi tidak
menjelaskan
karakteristik
masing-
masing ordo.
Kunci Jawab Skor 6 Skor 4 Skor 2
4. Anura saat dewasa tidak
memiliki ekor, kaki belakang
lebih panjang dari kaki depan
untuk melompat, lidah besar
dan lengket untuk menangkap
mangsa. Contoh hewan, katak
hijau, bangkong.
Urodelaamphibia berekor,
baik saat larva, muda, maupun
dewasa. Tubuh silinder,
ukuran kaki depan dan
belakang sama, contoh
salamander. Apoda amphibia
tidak berkaki. Contoh sesilia.
Siswa
menjelaskan
ketiga ordo
dengan tepat
dan
memberikan
contoh hewan
dengan benar.
Siswa
menjelaskan
kedua ordo
dengan tepat
dan
memberikan
contoh hewan
dengan benar.
Siswa
menjelaskan
satu ordo
dengan tepat
dan
memberikan
contoh
dnegan
benar.
Kunci Jawab Skor 4 Skor 2 Skor 0
5. Contoh hewan Chelonia
bercangkang adalah penyu
hijau (Chelonia mydas) dan
kura-kura papua (Chelonia
novaeguinaeae)
Menyebutkan
dua contoh
dengan tepat
beserta nama
ilmiah.
Menyebutkan
2 contoh
dengan
tepat,tetapi
tidak
menyertakan
nama ilmiah.
Siswa tidak
memberikan
jawaban yang
tepat.
Kunci Jawab Skor 5 Skor 3 Skor 1
6. Ular dan buaya termasuk
dalam kelas Reptil, karena
keduanya melata, bergerak
dengan perut dan kaki perut.
Siswa
menyebutkan
alasan dengan
tepat.
Siswa
menyebutkan
kata melata
dalam
Siswa
menjawab
tetapi tidak
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Keduanya bersisik. penjelasannya
Kunci Jawab Skor 5 Skor 3 Skor 1
7. Burung Unta termasuk aves
tipe Ratita, tidak memiliki
lunas pada tulang dada,
sehingga ukuran tulang dada
lebih kecil. Biasanya tidak bisa
terbang, contoh burung unta,
Kiwi. Sedangkan pinguin
termasuk Karinata karena
memiliki lunas pada tulang
dada. lunas berfungsi untuk
menyokong otot dada saat
berenang (pada Penguin).
Contoh Karinata terbang,
burung pipit, burung merpati
dll.
Siswa
menjelaskan
karinata dan
ratita dengan
tepat,
memberikan
contoh yang
tepat
Siswa
menjelaskan
karinata dan
ratita, kurang
tepat.
Memberikan
contoh yang
tepat.
Siswa
menjawab
tetapi kurang
tepat.
Kunci Jawab Skor 10 Skor 5 Skor 3
8. Kelelawar meski nampak
seperti burung namun
kelelawar termasuk mamalia.
Karena memiliki kelenjar susu.
Hanya saja selaput kulit dan
jari bermodifikasi menjadi
sayap sehingga
memungkinkan kelelawar
dapat terbang. Sedangkan
kanguru juga termasuk
mamalia karena memiliki
kelenjar susu, termasuk dalam
kelompok metatheria,
melahirkan anak saat masih
embrio, dan merangkak ke
marsupium/kantung.
Siswa
memberikan
alasan dengan
tepat.
Memberikan
karakteristik
kelelawar dan
kanguru.
Siswa
menunjukkan
karakteristik
kelelawar dan
kanguru dan
memberikan
alasan tetapi
kurang tepat.
Siswa
memberikan
jawaban tidak
lengkap,
tetapi
menjelaskan
keduanya
berkelenjar
susu.
Kunci Jawab Skor 5 Skor 3 Skor 1
9. Platipus, meskipun hewan ini
berkembang biak secara ovipar
tetapi termasuk dalam kelas
mamalia karena, setelah anak
menetas akan tetap menghisap
susu dari rambut induknya.
Platipus (Ornithoryncus
anatinus) termasuk mamalia
prototheria.
Siswa
memberikan
alasan dengan
tepat.
Siswa
menjelaskan
kurang tepat,
tetapi
menyebutkan
ciri dari
mamalia
prototheria.
Siswa
memberikan
jawaban tidak
tepat.
Kunci Jawab Skor 9 Skor 4 Skor 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
10. Agnatha:Lamprey dan Hagfish
menjaga keseimbangan
ekosistem bawah laut.
Ostheichyhtes ikan gurame,
ikan nila, ikan louhan sebagai
konsumsi, hiasan. Amphibia:
katak konsumsi Sweeke,
Salamander koleksi. Reptilia:
Ular cobra pertunjukan, Penyu
budidaya, Penelitian,dll. Aves
Burung jalak peliharaan,
pameran,dll. Mamalia,
konsumsi, peliharaan, penjaga
kelestarian ekosistem.
Siswa
memberikan
contoh untuk
masing-masing
kelas dan
peranan
dengan tepat.
Siswa
memberikan
contoh dan
peran dari 4
kelas
vertebrata.
Siswa
memberikan
contoh hewan
dan peranan,
tetapi tidak
memberikan
keterangan
yang jelas.
Total skor 70
Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 4.1
DAFTAR NILAI SISWA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA
BIOLOGI – VERTEBRATA
Keterangan:
Mind Map 1 : Latihan individu
Mind Map 2 : Kelompok
Mind Map 3 : Tes Individu
No
MIND
MAP
1
MIND
MAP
2
LKS
MIND
MAP
3
TES
1 43 60 100 32.5 33
2
100 25 23
3
100 35 50
4 50
100 37.5 29
5 27.5 50 100 40 41.5
6
100 22.5 23
7 40 50 100 30 57.5
8
70 22.5 26
9
60 100 37.5 47.5
10 30 50 100 32.5 63
11 63 60 100 55 56
12 60 60 100 42.5 54.5
13
70 22.5 15.7
14 56 60 100 40 50
15 26
100 22.5 18.6
16 63 60 100 40 54.5
17
70
14.5
18 10 60 100 63 63
19 70 60 100 70 71.5
20 40 50 100 50 67.5
21 23
100 22.5 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 5.1
Perhitungan Data dengan menggunakan SPSS 17.0
Eksplorasi Data - Uji Homogenitas
Case Processing Summary
Perlakuan
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
data Mind
mapping
20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
Tes 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
Descriptives
Perlakuan Statistic Std. Error
data Mind
mapping
Mean 37.1500 3.07967
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 30.7042
Upper Bound 43.5958
5% Trimmed Mean 36.1389
Median 36.2500
Variance 189.687
Std. Deviation 13.77268
Minimum 22.50
Maximum 70.00
Range 47.50
Interquartile Range 18.75
Skewness .955 .512
Kurtosis .469 .992
Tes Mean 44.2400 3.86640
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 36.1475
Upper Bound 52.3325
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5% Trimmed Mean 44.3111
Median 48.7500
Variance 298.981
Std. Deviation 17.29108
Minimum 15.70
Maximum 71.50
Range 55.80
Interquartile Range 30.38
Skewness -.201 .512
Kurtosis -1.235 .992
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
data Based on Mean 2.750 1 38 .106
Based on Median 1.925 1 38 .173
Based on Median and
with adjusted df
1.925 1 37.407 .173
Based on trimmed mean 2.716 1 38 .108
Uji Normalitas
NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=mindmapping tes /MISSING ANALYSIS.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mindmapping tes
N 20 20
Normal Parametersa,,b
Mean 37.1500 44.2400
Std. Deviation 13.77268 17.29108
Most Extreme
Differences
Absolute .168 .130
Positive .168 .111
Negative -.144 -.130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kolmogorov-Smirnov Z .751 .584
Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .885
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
SPLIT FILE OFF. CORRELATIONS /VARIABLES=mindmapping tes
/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations
mindmapping tes
Mindmapping Pearson
Correlation
1 .780**
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
Tes Pearson
Correlation
.780**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Contoh mind mapping siswa A Lampiran 6.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Contoh Mind MappingSiswa B Lampiran 6.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Contoh Mind Mapping siswa C Lampiran 6.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 7.1
Contoh Hasil Tes Siswa A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 7.2
Contoh Hasil Tes Siswa B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 7.3
Contoh Hasil Tes Siswa C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI