mind mapping pasien dengan meningioma di ruang mamplam i

6
Sintesa Rantai β diblok Kelebihan pembentuk an rantai δ Meningkatny a Hb A2 dalam darah Seleksi sel Hb F yang bertahan Peningkat an tingkat Hb F dalam darah Peningkatan daya tarik oksigen oleh Hb Peningkat an produksi erytropoi tin Peningkat an prolifera si sel erythroid Menurunnya Produksi Hb A Sintesa Rantai α berlebihan Presipitasi kelebihan rantai α Dalam darah Penyebab dalam RES Hemolysis ANEMIA Dalam sumsun tulang Tidak efektifnyaa Erythropoies is Transfu si Kelebih an Besi Gagal Cirhosis pancreatic , Gagal hati Ekstra modular Defisie nsi Folat Splenomeg ali Hyperspleni sme PATOFISIOLOGI Keterangan : : Pasien : Perjalanan kasus : Tinjauan teori : Pengkajian primer : Pengkajian sekunder : Diagnosa : Implementasi : Evaluasi hari ke I : Evaluasi hari ke 2 : Evaluasi hari ke 3 MIND MAPPING PASIEN DENGAN MENINGIOMA DI RUANG geulima I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH RPS : Pasien dirawat di ruang mamplam I dengan diagnosa Post kraniotomy meningioma. Saat ini pasien mengeluh sering sakit kepala, sesak dan muntah, pasien sulit menggerakkan tangan kirinya, lumpuh pada otot wajah sebelah kiri, kaki kiri juga lemas. Selama sakit aktivitas pasien sehari-hari dibantu oleh keluarga. pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemah, tungkai Definisi Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan Laporan SURAY A PUTRI, S.Kep 08071 01190 035 Ny. S 46 tahun MENINGIOMA RPD : Pasien sebelumnya telah mengalami operasi pengangkatan tumor RPK : Menurut keterangan pasien dan anggota keluarga yang lain tidak ada diantara anggota keluarga ataupun orang tua pasien yang pernah mengalami keadaan dan penyakit seperti yang sedang dialami oleh pasien saat ini. Anggota keluarga yang pasien yang sudah Meningioma adalah tumor pada meninx, yang merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di CRANIOTOMY TUMOR OTAK Craniotomy adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999). Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak

Upload: suraya-putri

Post on 30-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mind Mapping Pasien Dengan Meningioma Di Ruang Mamplam i

Sintesa Rantai β diblok

Kelebihan pembentukan

rantai δ

Meningkatnya Hb A2 dalam

darah

Seleksi sel Hb F yang bertahan

Peningkatan tingkat Hb F dalam darah

Peningkatan daya tarik

oksigen oleh Hb

Peningkatan produksi

erytropoitin

Peningkatan proliferasi sel

erythroid

Menurunnya Produksi Hb A

Sintesa Rantai α berlebihan

Presipitasi kelebihan rantai α

Dalam darah

Penyebab dalam RES

Hemolysis

ANEMIA

Dalam sumsun tulang

Tidak efektifnyaa Erythropoiesis

TransfusiKelebihan

Besi

Gagal Cirhosis pancreatic, Gagal hati

Ekstra modular

Defisiensi Folat

Splenomegali

Hypersplenisme

PATOFISIOLOGIKeterangan :

: Pasien

: Perjalanan kasus

: Tinjauan teori

: Pengkajian primer

: Pengkajian sekunder

: Diagnosa

: Implementasi

: Evaluasi hari ke I

: Evaluasi hari ke 2

: Evaluasi hari ke 3

: Evaluasi hari ke 5

: Patofisiologi

MIND MAPPING PASIEN DENGAN MENINGIOMA DI RUANG geulima I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

RPS :Pasien dirawat di ruang mamplam I dengan diagnosa Post kraniotomy meningioma. Saat ini pasien mengeluh sering sakit kepala, sesak dan muntah, pasien sulit menggerakkan tangan kirinya, lumpuh pada otot wajah sebelah kiri, kaki kiri juga lemas. Selama sakit aktivitas pasien sehari-hari dibantu oleh keluarga. pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemah, tungkai atas bagian kiri pasien tampak lemah, demikian juga dengan tungkai kiri bawah, pasien paralise pada otot wajah bagian kiri, kesadaran compos menti, GCS pasien 15. Tekanan darah 120/80 mmHg, RR19 x/menit, suhu 37,80 C, HR 78x/menit

Klasifikasi Menurut WHO :a. Grade I

Meningioma tumbuh dengan lambat . Jika tumor tidak menimbulkan gejala, mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara periodic. Jika tumor semakin bverkembang, maka pada akhirnya dapat menimbulkan gejala, kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan.

b. Grade IIMeningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang lebih tinggi juga.

c. Grade IIIMeningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma malignant atau meningioma anaplastik. Meningioma malignant terhitung kurang dari 1 % dari seluruh kejadian meningioma.

. Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtype berdasarkan lokasi dari tumor. 1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah selaputyang terletak antara dua sisi

otak yang memisahkan hemisfer kiri dan kanan. Falx cerebri mengandung pembuluh darah besar. Parasagital

DefinisiTumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan

ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.

Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur. Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul.

Laporan Kelolaan

SURAYA

PUTRI,

S.Kep0807101190

035

EtiologiPara ahli tidak memastikan apa penyebab tumor

meningioma, namun beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang jelek yang meyebabkan timbulnya meningioma. Para peneliti sedang mempelajari beberapa teori tentang kemungkinan asal usul meningioma. Di antara 40% dan 80% dari meningiomas berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi gen yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma 3

Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan pertumbuhan tumor. Penyebab kelainan ini tidak diketahui.

Ny. S46 tahun

TUMOR OTAK

MENINGIOMAMeningioma adalah tumor pada meninx, yang merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisphere otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign). Meningioma malignant jarang terjad

RPD :Pasien sebelumnya telah mengalami operasi pengangkatan tumor kepala pada tahun 2006..

RPK :Menurut keterangan pasien dan anggota keluarga yang lain tidak ada diantara anggota keluarga ataupun orang tua pasien yang pernah mengalami keadaan dan penyakit seperti yang sedang dialami oleh pasien saat ini. Anggota keluarga yang pasien yang sudah meninggal bukan diakibatkan oleh penyakit melainkan karena terkena bencana tsunami

CRANIOTOMY

Craniotomy adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999).Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial. (Brunner & Suddarth. 2002)

Manifestasi klinisa. Nyeri Kepala

Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

b. Perubahan Status MentalGangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

c. SeizureAdalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti

Page 2: Mind Mapping Pasien Dengan Meningioma Di Ruang Mamplam i

Hasil Pemeriksaan PA tanggal 29 April 2011Meningioma

Pengkajian sekunderTerapi Bed rest Alinamin Tab 2 x 1 Dexamethasone 2 x 1 Ranitidine 3 x 1 Phenytoin 100 mg 3 x 1 Sohobion 2 x 1 Paracetamol 3 x 1 Fisioterapi

Pengkajian primerAirway : pasien dapat bernafas secara normal tanpa ada sumbatan Inspeksi : pasien dapat bernafas tanpa menggunakan oksigen

Pengkajian primerBreathing Inspeksi: pasien tidak menggunakan ventilator dan alat bantu oksigen perkusi: terdengar bunyi sonor pada apeks paru kanan dan kiri, RR 19 x/menit palpasi : taktil fremitus dapat dikaji hasilnya (normal) perkusi : terdengar bunyi sonor pada apeks paru kanan dan kiri/terdengar bunyi pekak/redup pada basis/bagian bawah paru kanan dan kiri auskultasi: terdegar bunyi vesikuler pada apeks paru kanan dan kiri dan tidak terdegar bunyi tambahan seperti wheezing, ronchi,dan kelainan suara nafas lainnya yang abnormal

Pengkajian primerCirculation

Inspeksi : wajah pucat (-), sianosis (-), Palpasi : akral atas dan bawah teraba hangat, tidak ada edema ataupun sianosis didaerah ektermitas atas dan bawah Auskultasi : Tekanan darah 110/70 mmhg, Hr: 78x/menit suhu tubuh 37,80 C,

Pengkajian primerDisability:Kesadaran compos mentis,

kekuatan otot pasien 5555 2222 5555 4444

(ektremitas atas, bawah kanan dan kiri), - GCS= E4M6V5, Tonus otot (Normal)Skala ketergantungan : 3

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan sirkulasi/penekanan oleh tumor otak Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan / paralisis otot

neuromuskular,Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post kraniotomy, sekunder tindakan perawatan luka

Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor, perdarahan

Implementasi Mengkaji skala ketergantungan pasien Mengkaji kemampuan mobilitas yang masih mampu dilakukan

oleh pasien. Melakukan miring kanan dan kiri pada pasien Melakukan latihan ROM aktif dan pasif sesuai dengan kemampuan

mobilitas pasien Mengkaji adanya nyeri pada saat dilakukan ROM Menganjurkan pasien untuk melatih gerakan tangan pada sisi yang

lemah Menganjurkan pasien untuk melatih gerakan pada jari yang lemah

dengan meremas bola Menjelaskan pentingnya mobilisasi untuk mempertahankan fungsi

Implementasi Mengkaji kemampuan ADL pasien Mengkaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan

dan kelemahan otot. Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan

aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat).

Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan).

Implementasi Meantau status neurologis secara teratur dan bandingkan

dengan nilai standar. Mengkaji tanda vital dan memantau secara berkala tanda dan

gejala peningkatan TIK Mempertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan

kepala 200-300. Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit

dan keadaan membran mukosa. Membantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk,

muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan/mengejan. Mengobservasi adanya gelisah yang meningkat, peningkatan

keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.

Implementasi Mengkaji keadaan luka Menkaji tanda-tanda infeksi Mengganti balutan luka setiap hari Menggunakan prinsip septik dan aseptik saat mengganti

balutan luka. Menjelaskan pentingnya asupan nutrisi yang baik untuk

penyembuhan luka dan mempertahankan fungsi vital otak

Pengkajian primerHeart Rate : 78 x/menit, teratur

Pengkajian primerExposure : pasien tidak ada luka lecet mengering, dan memar

Pengkajian primerFolley catheter: Pasien terpasang kateter

Pengkajian primerGastric tube : Pasien tidak terpasang NGT

Klasifikasi Menurut WHO :a. Grade I

Meningioma tumbuh dengan lambat . Jika tumor tidak menimbulkan gejala, mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara periodic. Jika tumor semakin bverkembang, maka pada akhirnya dapat menimbulkan gejala, kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan.

b. Grade IIMeningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang lebih tinggi juga.

c. Grade IIIMeningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma malignant atau meningioma anaplastik. Meningioma malignant terhitung kurang dari 1 % dari seluruh kejadian meningioma.

. Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtype berdasarkan lokasi dari tumor. 1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah selaputyang terletak antara dua sisi

otak yang memisahkan hemisfer kiri dan kanan. Falx cerebri mengandung pembuluh darah besar. Parasagital

EtiologiPara ahli tidak memastikan apa penyebab tumor

meningioma, namun beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang jelek yang meyebabkan timbulnya meningioma. Para peneliti sedang mempelajari beberapa teori tentang kemungkinan asal usul meningioma. Di antara 40% dan 80% dari meningiomas berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi gen yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma 3

Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan pertumbuhan tumor. Penyebab kelainan ini tidak diketahui.

Pengkajian primerPemeriksaan reflek fisiologisBisep ( kanan (+), kiri (+) ), trisep ( kanan (+), kiri (+) ), patella ( kanan (+), kiri (+) ), archiles ( kanan (+), kiri (+) )

Pemeriksaan reflek patologisBabinski ( kanan (-), kiri (-) ), chaddock ( kanan (-), kiri (-) ), Gordon ( kanan (-), kiri (-) ), Oppenheim ( kanan (-), kiri (-), gorda ( kanan (-), kiri (-), Schaefer ( kanan (-), kiri (-), hoffman trorhmer ( kanan (-), kiri (-)

Pengkajian primerExposure : Pemeriksaan 12 saraf cranial 1. Olfaktorius ( dapat mengetahui karakteristik Bau dengan kedua sisi hidung dengan

baik), 2. Optikus ( tidak ada gangguan), 3. Okulomotorius (tidak ada gangguan penglihatan saat melihat suatu objek), 4. Trochlear ( reaksi pupil terhadap cahaya baik),5. Trigeminus fungsi sensorik dan motorik pasien dalam keadaan abnormal), 6. Abdusen ( adanya gangguan pergerakan bola mata saat dilakukan pengkajian kedua

mata pasien dapat focus tepat pada objek),7. Fasialis( sensasi rasa asam, asin, manis dan pahit dapat dirasakan secara normal,

kekuatan otot pasien maksimal8. Vestibulococlearis kesimbangan, pada cabang vestibule tidak dapat dikaji karena

pasien tidak dapat berdiri, pada cabang cochlear normal.9. Glosofaringeal dan 10. vagus ( palatum tampak lunak dan sedikit terangkat,gerakan

menelan (+), vocal suara tidak jelas, 11. Asesorius, fungsi dan kekuatan otot trapedius (-), rentang gerak sendi (-), kesimetrisan

(-), fungsi dan kekuatan otot sternocleidomastedeus(-), kekuatan daya dorong (-), kekuatan tahanan (-)

12. Hipoglosus, (gerakan lidah (N), kekuatan lidah saat mendorong (+), Kesimetrisan gerakan lidah (-)

Manifestasi klinisa. Nyeri Kepala

Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

b. Perubahan Status MentalGangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

c. SeizureAdalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti

Page 3: Mind Mapping Pasien Dengan Meningioma Di Ruang Mamplam i

Implementasi Mengkaji skala ketergantungan pasien Mengkaji kemampuan mobilitas yang masih mampu dilakukan

oleh pasien. Melakukan miring kanan dan kiri pada pasien Melakukan latihan ROM aktif dan pasif sesuai dengan kemampuan

mobilitas pasien Mengkaji adanya nyeri pada saat dilakukan ROM Menganjurkan pasien untuk melatih gerakan tangan pada sisi yang

lemah Menganjurkan pasien untuk melatih gerakan pada jari yang lemah

dengan meremas bola Menjelaskan pentingnya mobilisasi untuk mempertahankan fungsi

Implementasi Mengkaji kemampuan ADL pasien Mengkaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan

dan kelemahan otot. Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan

aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat).

Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan).

Implementasi Meantau status neurologis secara teratur dan bandingkan

dengan nilai standar. Mengkaji tanda vital dan memantau secara berkala tanda dan

gejala peningkatan TIK Mempertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan

kepala 200-300. Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit

dan keadaan membran mukosa. Membantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk,

muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan/mengejan. Mengobservasi adanya gelisah yang meningkat, peningkatan

keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.

Evaluasi Diagnosa 4 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri

sulit digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 3 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011

S :

O : Pasien tampak lemah Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy Pasien didiagnosa meningioma

A : Masalah belum terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 2 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit

digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 1 Hari 1 tanggal 14 Mei 2011

S Pasien mengeluh tangan pada bagian bahu tidak dapat

digerakkan Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah Pasien mengatakan sulit untuk duduk dan bergerak tanpa ada

bantuanO :

Pasien tampak lemah Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 1 Hari 2 tanggal 15 Mei 2011

S Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak dapat

digerakkan Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah

O : Pasien tampak lemah Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 2 Hari 2 tanggal 15 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit

digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 3 Hari 2 tanggal 15 Mei 2011

S : Pasien mengatakan luka dikepalanya terasa gatal

O : Pasien tampak lemah Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy Pasien didiagnosa meningioma

A : Masalah belum terjadi

P : Intervensi dilanjutkan.

Evaluasi Diagnosa 4 Hari 1 tanggal 15 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri

sulit digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 1 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011

S Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak dapat

digerakkan Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah

O : Pasien tampak lemah Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 2 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit

digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 3 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011

S : Pasien mengatakan perbannya belum diganti

O : Pasien tampak lemah Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy Pasien didiagnosa meningioma

A : Masalah belum terjadi

P : Intervensi dilanjutkan.

Evaluasi Diagnosa 4 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri

sulit digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 3 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011

S :

O : Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy Pasien didiagnosa meningioma Luka tampak kering Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Masalah tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan.

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Page 4: Mind Mapping Pasien Dengan Meningioma Di Ruang Mamplam i

Tumor otak

Evaluasi Diagnosa 1 Hari 3 tanggal 16 Mei 2011

S Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak dapat

digerakkan Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah

O : Pasien tampak lemah Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 1 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011

S Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak dapat

digerakkan Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah

O : Pasien tampak lemah Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 2 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit

digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 3 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011

S :

O : Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy Pasien didiagnosa meningioma Luka tampak kering Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Masalah tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan.

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Evaluasi Diagnosa 4 Hari 4 tanggal 17 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri

sulit digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Diagnosa 1 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011

S Pasien mengatakanh tangan pada bagian bahu tidak dapat

digerakkan Pasien mengeluh kaki kirinya terasa lemah

O : Pasien tampak lemah Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Evaluasi Diagnosa 2 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri sulit

digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Evaluasi Diagnosa 4 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011

S : Pasien mengeluh lemas di kaki kiri dan tangan kiri

sulit digerakkanO :

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga Pasien didiagnosa meningioma Skala ketergantungan 3 Kekuatan otot pasien 5555 2222

5555 4444

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Evaluasi Diagnosa 2 Hari 5 tanggal 18 Mei 2011

S : Pasien mengatakan perban belum diganti

O : Pada kepala pasien tampak luka post operasi kraniotomy Pasien didiagnosa meningioma Luka tampak kering Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Masalah tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan. Dengan modifikasi Ganti balutan Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan luka

Jam 13.30 WIB pasien pulang dan berobat jalan

Page 5: Mind Mapping Pasien Dengan Meningioma Di Ruang Mamplam i

Oedema otak Peningkatan massa Obstruksi cairan

otak cerebrospinal

Perubahan suplai Hidrosefalus

Darah ke otak Kompensasi

1. Vasokontriksi pemb.drh otak

2. Mempercepat absorpsi

Cairan serebrospinalis

Nekrosis jaringan

Kehilangan fungsi Gagal

secara akut

Kejang Peningkatan TIK Nyeri

Perubahan perfusi jaringan otak

a. Nyeri kepala

b. Mual muntah proyektil

c. Hipertensi

d. Bradikardi

e. Kesadaran menurun

Antisipasi berkabung

Page 6: Mind Mapping Pasien Dengan Meningioma Di Ruang Mamplam i