m&i magz ed 21

52
www.money-and-i.com Vol. 21 Sep - Oct 2011 Pertumbuhannya fantastis, bertransformasi dan adaptif, menjadi convienience dan modern, peluang bagi siapa saja untuk ikut bermain dan merebut pasar. Lets find out, how to play on this business! Andy Kusuma Usianya belia, namun determinasi bisnisnya luar biasa. Tengok sepak terjangnya mengembangkan restauran seafoodnya hingga rela diantre para wisatawan Growth Strategies Personal Planning & Goal Setting Rp. 25.000,- ISSN: 2087-5975 Memutar Uang di Bisnis Retail Alex P Chandra : Nilai Tambah x Leverage Hermawan Kartajaya : Cintai Pelanggan & Hormati Pesaing

Upload: money-and-i-communication

Post on 07-Mar-2016

250 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

M&I magz ed 21

TRANSCRIPT

Page 1: M&I magz ed 21

w w w. m o n e y - a n d - i . c o m

Vol. 21 Sep - Oct 2011

Pertumbuhannya fantastis, bertransformasi dan adaptif, menjadi convienience dan modern, peluang bagi siapa saja untuk ikut bermain

dan merebut pasar. Lets find out, how to play on this business!

Andy KusumaUsianya belia, namun determinasi

bisnisnya luar biasa. Tengok sepak terjangnya mengembangkan

restauran seafoodnya hingga rela diantre para wisatawan

Growth StrategiesPersonal Planning & Goal Setting

Rp. 25.000,-

ISSN: 2087-5975

Memutar Uang di

Bisnis Retail

Alex P Chandra : Nilai Tambah x LeverageHermawan Kartajaya : Cintai Pelanggan & Hormati Pesaing

Page 2: M&I magz ed 21
Page 3: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 3

Page 4: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 14

PUBLISHER

Alex P. Chandra

MARKETING COMMUNICATION

I Putu Agus Ariawan

PUBLIC RELATION

Wahyu Sari Pande

EDITOR IN CHIEF

Arif Rahman

CONTRIBUTORS

Alex P Chandra

Hermawan Kartajaya

Pribadi Budiono

I Made Wenten B

Suzanna Chandra

REPORTER

Nila Putri

MANAGING EDITOR

Kinan Setya

DESIGN & LAY OUT

Ihwan Rais

CIRCULATION

Puji

Supported By :

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0361 7843244www.money-and-i.com

Editor Notes

M A N A G E M E N T

E D I T O R I A L

Butterfly Effect

“Kepak sayap kupu-kupu menyebabkan badai tornado di Texas”

Yup, Anda memang tidak salah membacanya, dikenal dengan nama Butterfly Effect. Sebuah teori chaos yang diperkenalkan Edward Lorenz, seorang peneliti meteorologi yang melakukan peramalan cuaca. Pada awalnya, ia mencetak hasil perhitu-ngan dengan format enam digit desimal, untuk menghemat

waktu ia memasukkan hanya tiga digit desimal. Ternyata hasilnya sangat berbeda, kurva yang berhimpitan, bergeser sedikit demi sedikit sehingga membentuk model yang berbeda. Tiga desimal yang dianggap tidak ter-lalu significant, ternyata memberikan hasil akhir yang jauh berbeda. Inilah yang dikenal sebagai metafora akan konsep “ketergantungan sensitif” di-mana perbedaan kecil pada suatu sistem dapat memberikan variasi yang besar dalam jangka panjang. Analoginya adalah kepak sayap kupu-kupu yang jika terakumulasi selama 40 tahun, maka berpotensi menjadi pemi-cu terjadinya badai tornado.

Semangat itulah yang coba kami adopsi di redaksi. Berbagai fase telah di lewati majalah ini hingga volume ke-20, dan kami tetap tidak berhenti ber-kreasi. Kami percaya, sedikit hal yang kami lakukan lewat media ini, dalam jangka panjang akan memberikan impact yang besar bagi terciptanya perubahan yang lebih baik. Kami tetap konsisten menjadi “kepak sayap kupu-kupu”, berbagi dan menyajikan informasi, yang besar harapannya mampu menjadi sarana edukasi untuk peningkatan kualitas masyarakat yang kompetitif. Karenanya di volume ini pula kami bermetamorfosis, keluar dari kepompong untuk membentangkan sayap yang lebih lebar, beberapa perubahan pun dilakukan. Mulai dari tampilan yang sedikit ber-beda, jalur distribusi yang lebih luas dan yang paling substansial adalah orang-orang baru di jajaran editorialnya. Semoga perubahan kecil ini cu-kup berarti dan memberikan warna lain dihadapan Anda para pembaca.

Dan tema utama edisi kali ini merupakan respon atas fakta akan banyak nya bisnis retail yang tengah bermunculan khususnya di Bali. Bagaimana peluang ini menjadi sebuah kesempatan yang semestinya dapat diman-faatkan mengingat potensinya yang masih sangat besar. Kupas informa-sinya di rubrik special feature. Oh ya satu lagi.. kami akan aktif update di facebook page. Kunjungi kami untuk interaksi yang membangun ya.. Selamat membaca!

Jabat Erat,

Arif RahmanEditor in Chief

Send your letter to PT BPR Sri Artha Lestari, Jl. Teuku Umar 110 Denpasar or mail to M&I Magazine [email protected]

Page 5: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 5

Page 6: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 16

Interview Andy Kusuma, pemilik dan pengelola Warung

Subak ini bercerita tentang keberhasilannya merubah warung ikan tradisionalnya di

Jimbaran menjadi salah satu restauran yang paling dicari oleh wisatawan

Outlook07 Event Business08 Bus Transarbagita

Front of Mind38 Meredith Whitney

Book Review43 Completed Career Guide

Backpacker44 House Of Sampoerna

28

CONTENTSSep - Oct 2011 I Volume 21

Contributors

10 Alex P Chandra Road To Wealth Wealth = Nilai Tambah x

Leverage

14 I Made Wenten B Growth Strategies Personal Plan & Goal Setting,

sudahkah kita membuatnya?

34 Hermawan Kartajaya Notes from the Guru Cintai Pelanggan dan

hormati Pesaing

36 Suzanna Chandra Smart Family Punya Villa di Bali

40 Pribadi Budiono Literature Lord of Finance. Who broke

the bank

50 Alex P Chandra Notes From a Friend

Transfer of Wealth Tanpa Calo

Small Business12 MGM Carpenter32 Warung Subak

Gallery47 Ducati Monster & Flak Jacket

Sneak Peak46 Cowboys VS Alien

Community49 Retail Business Community Cover : Andy Kusuma

Special FeatureDulu, istilahnya toko klontong, sekarang berubah menjadi kian modern dan kerap disebut minimart. Bisnis ini terus bertumbuh dan merupakan prospek yang layak untuk dikaji

16

Page 7: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 7

Outlook

Krisis perekonomian di Eropa dan AS akhirnya memberikan dampak signifikan pada pere-konomian sektor riil di Bali, berbagai hasil kera-jinan yang selama ini memiliki pangsa pasar di 2 benua tersebut mulai mengalami penurunan.

Namun hasil yang sedikit berbeda justru berhasil diperoleh dari produk anyaman Bali. Diperkirakan realisasi perolehan devisa anyaman para pengrajin menembus angka US$ 1,2 juta dolar AS selama semester pertama 2011. Ini merupa-kan kenaikan hingga 87,6 persen dari periode yang sama tahun 2010 lalu yang hanya mengumpulkan US$ 659,5 ribu. Diperkirakan hal ini terjadi karena para pengrajin mampu memproduksi hasil kerajinan yang sesuai dengan selera pasar. Para pengrajin juga tetap bertahan untuk berproduk-si setidaknya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau upacara keagamaan. Untuk jangka panjang dan agar tidak bergantung pada pangsa pasar tertentu, maka sudah saatnya para produsen untuk membidik sektor pasar baru yang sekiranya prospektif.

Ekspor anyaman Bali mencapai US$ 1,2 juta

Gong tua meriahkan hari perdamaian dunia

Pesta rakyat memperingati hari perdamaian dunia digelar pada tanggal 21 September lalu. Gianyar menjadi tuan rumah dan menghadirkan Gong Perdamaian yang berusia 463 tahun setelah ber-keliling dunia hingga 46 negara. Diselimuti kain

merah putih saat diusung puluhan orang menuju pang-gung. Gong lambang perdamaian ini kemudian dipukul dengan harapan gaungnya menyebar keseluruh dunia membawa perdamaian. Sejak majelis umum PBB melalui resolusi tahun 1991 dan memutuskan bahwa 21 September adalah hari tanpa kekerasan dan gencatan senjata serta per-damaian dunia, banyak kalangan aktivis dan pegiat sosial yang kerap menjadikan momen tersebut sebagai kesempa-tan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat mencintai sesama. Pesta yang dimeriahkan oleh Paramitha Rusady, Leo Kristi, Elsa Sigar and Friends ini dilanjutkan dengan deklarasi perdamaian antar umat beragama dan ditutup re-nungan suci ditandai pemukulan gong tepat pada tengah malam.

NTT memang belum menjadi destinasi utama bagi wisatawan dunia, namun upaya mengenalkan sektor pariwisata di pulau yang hampir sama kecilnya dengan Bali ini terus digelar. Salah satunya yang dilakukan pemerintah ka-bupaten Rote Ndao, dengan menghelat Rote Open 2011 International Surfing Championship yang diikuti oleh peselancar dunia di Pantai Bo'a, Pulau Rote

Ndao. Lomba selancar ini untuk ketiga kalinya digelar, mendapatkan dukungan dari ber-bagai pihak termasuk kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Dan para peserta lomba sebanyak 92 orang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk peselancar dari berbagai negara seperti Rusia, Jepang, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Swiss, dan Jerman yang bersaing memperebutkan hadiah uang dengan nilai total 25 ribu dolar AS. Kegiatan ini juga merupakan kampanye bahwa pariwisata di pulau Rote tidak kalah ekso-tiknya dengan daerah pariwisata lainnya dan diharapkan bisa menjadi daerah tujuan wisata Internasional.

ROI, ajang promosi pulau Rote

courtesy kapanlagi

courtesy kab. Rote Ndao

Page 8: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 18

BUS TRANSARBAGITATREND MARK PARIWISATA BARU

Saat ini, Anda mungkin melihat ada hal yang tidak biasa dijalur lalu lintas khu-susnya di kota Denpasar dan sekitarnya. Dibeberapa lokasi jalan didirikan be-berapa halte pember-hentian bus dan mungkin saja Anda sudah bertemu dengan si”empunya” halte, yakni sebuah alat transpor-tasi baru yang diharapkan menjadi trend mark pari-wisata yang sejak bulan lalu telah diluncurkan oleh pemerintah provinsi Bali, namanya Transarbagita.

www.mediaindonesia.com

www.iloveblue.com

Page 9: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 9

berapa daerah yang tingkat kemacetan lalu litasnya semakin meningkat saat ini tidak terkecuali Bali.

Untuk Transarbagita, pihak provinsi Bali telah menyiapkan 15 buah arma-da bus, 24 halte permanen dan 17 koridor halte yang sebagian dibangun dengan gaya Bali dan semi permanen yang berada di sepanjang jalan dan akan menjadi rute bus Trans Sarbagita tersebut. Bus akan mulai beropera-si pada pukul 05.00 wita hingga pukul 21.00 wita. Dengan tarif angkutan Rp 3.500 untuk umum dan Rp 3.000 untuk pelajar. Selain itu biaya dari rumah menuju halte atau koridor sebesar Rp 3.000 untuk umum dan RP 2.500 untuk pelajar.

Pemerintah juga tidak main-main dalam hal pengelolaan dan pelayanan-nya, mengingat Bali yang merupakan daerah tujuan wisata dunia, maka diterapkan standar tinggi pada layanan transportasi bus tersebut. Misal-kan para pramujasa dan sopir bus yang akan berpenampilan beda, mere-ka diseleksi secara ketat berdasar standar pariwisata dunia salah satunya dengan ketentuan tinggi badan minimal 160 cm dan proposional. Selain berpenampilan menarik para pramujasa yang berjumlah 30 orang ini akan memberikan pelayanan layaknya pramugari di pesawat terbang, mereka tidak hanya menarik tiket melainkan memberikan informasi transportasi untuk para penumpang dan wisatawan.

Walaupun pro kontra keberadaan bus ini masih mengemuka, seperti pandangan bahwa alat transportasi ini tidak cocok beroperasi di Bali yang memiliki lebar jalan terbatas. Namun bagaimanapun juga sebuah perubahan layak untuk dipertimbangkan, dan semoga program ini tetap dijaga kedepannya baik sebagai layanan publik pun sebagai solusi akan kemacetan lalulintas, dan bukan hanya sekedar program jangka pendek yang seiring waktu menjadi tidak terurus.

Outlook

Transportasi massal yang akan melayani perjalanan empat kabupaten dan kota yang berada di pu-lau Bali, antara lain Den-

pasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan. Transarbagita sendiri sudah diperkenalkan oleh Guber-nur Bali Bapak Made Mangku Pas-tika di kantor Gubernur tanggal 17 Agustus 2011 lalu. Dan beroperasi sehari sesudahnya, dimana untuk tahap awal bus ini akan melayani rute Batubulan, Gianyar menuju Nusa Dua dan Badung, karena rute tersebut melewati kawasan kota Denpasar yang merupakan ibu kota pulau Bali.

Keberadaan bus Transarbagita mencoba menjadi solusi akan ma-salah tingginya jumlah penduduk yang berimbas pada trafik lalu lintas yang kian padat setiap ha-rinya, dan ironisnya berbanding terbalik dengan negara maju yang jalur transportasi publiknya secara kuantitas semakin banyak, di Indo-nesia justru berkurang. Rel kereta api misalkan yang dekade 90-an mencapai lebih dari 10.000 km, saat ini diperkirakan hanya seten-gahnya saja bahkan kurang. Se-mentara kendaraan pribadi men-ingkat dengan tajam.

Bukan hal yang aneh jika saat ini melihat dalam satu rumah terdapat lebih dari 2-3 kendaraan bermo-tor. Jakarta yang masalah kema-cetan lalulintasnya dinilai terbu-ruk, melakukan banyak perbaikan, termasuk yang terakhir dengan menetapkan tarif parkir tinggi un-tuk kendaraan pribadi, mengadop-si peraturan yang sama dinegara-negara maju. Sebelumnya mereka dinilai sukses dengan proyek Bus Trans Jakarta nya. Inilah proyek yang kemudian mulai ditiru di be-

Cour

tesy

Ged

e An

tara

Page 10: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 110

Road to Wealth

Artikel majalah Globe bulan Agustus yang lalu menarik perhatian saya. Di majalah itu

disebutkan omzet 100 perusahaan-perusa-haan terbesar di Indonesia. Yang menarik

adalah bahwa grup Alfamart diperkirakan omzetnya menembus 7 Trilliun tahun ini. Ba-

yangkan, supermarket mini di pinggir jalan itu total omzetnya mencapai 7 Triliun !

Pikiran saya, apa susahnya jualan ‘kripik kentang’ ? Mulai-lah saya survey kekiri dan

kekanan. Saya tanya teman-teman saya yang sedikit lebih mengerti bisnis ini. Kurang

lebih saya menjadi tahu, bahwa sebagai master franchisor, Alfamart mendapatkan

profit margin 4%. 2% dari supplier dan 2% lagi dari mark-up kepada franchisee. 4% dikali 7

Triliun adalah 280 Milliar. Hmm…not bad, buat penjual ‘kripik kentang’.

WEALTH = NILAI TAMBAH x LEVERAGE

Page 11: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 11

By. Alex P. Chandra Direktur Utama BPR Lestari

Saya berpikir, apa susahnya bikin minimarket saingan-nya. Bisnis modelnya kan sederhana. Sewa toko, beli rak dan kemudian men-display-nya dengan baik. Penentuan lokasi tidak perlu susah-susah. Dimana ada Alfamart dan Indomart, saya buka saja di sana.

Tinggal kita kasih nilai tambahnya dibandingkan Alfamart. Bagaimana kalau displaynya lebih rapi. Circle-K di Bali berhasil karena displaynya sangat baik dibandingkan dengan minimarket sejenis. Oh ya Circle-K itu juga lebih bersih, kacanya lebih bening dan lampunya lebih terang.

Jadi kalau saya bikin minimarket sejenis, yang saya kasih nilai tam-bah, lokasi parkir lebih baik, display lebih cantik dan rapi, kaca yang lebih bening dan lampu yang lebih terang, maka minimarket saya kemungkinan akan bisa bersaing. Dan hmm..mungkin saya bisa provide service yang lebih baik. Background saya adalah pe-rusaahaan jasa, tentunya DNA melayani-nya lebih baik dibanding-kan dengan perusahaan distribusi. Barang yang dijual kan sama-sama saja. Kripik kentang, minuman ringan dan sebagainya.

Yang saya perlukan adalah visibility, bahwa minimarket saya, ka-takanlah namanya Lestari-Mart mempunyai keunggulan. Saya tinggal pilih satu lokasi dimana saya bisa mengungguli dua pesa-ing utama saya itu (Alfamart dan Indomart), selebihnya saya bisa mem-franchise-kan Lestari-Mart ke seluruh Indonesia. Kalau saja bisa membangun jaringan 5000 toko, omzetnya per toko 100 juta sebulan. Setahun tinggal mengalikannya saja. 5,000 x 100 juta x 12 = 6 Triliun. Toh membangunnya juga tidak pakai modal sendiri. Kalau bisa membangun 50 saja jaringan sendiri, sisanya kan ting-

courtesy c-mart

gal mengalikan sendiri menggunakan mo-dal franchisee. Wealth tercipta ketika kita bisa me-leverage nilai tambah.

Wealth = Nilai tambah x Leverage

Teman-teman saya menertawakan ide saya membangun jaringan Lestari-Mart. Kata mereka 1000% pasti gagal. Karena tidak bisa bersaing dengan perusahaan se-gede gajah seperti Alfamart dan Indomart. Tidak mungkin bisa menang. Mereka membe-linya saja sudah lebih murah. Sementara bisnis ini sangat kompetitif, price sensitive. Sangat komoditif, beda harga 50 rupiah saja, pelanggan sudah lari. Kalau tidak be-nar-benar murah, jangan harap bisa bersa-ing.

So, Bapak/Ibu sekalian, what do you think? Tidak jadi masalah, saya akan gagal atau berhasil. Lesson learned dari kasus Al-famart ini menurut saya adalah ketika kita bisa menciptakan nilai tambah, sekecil apa-pun nilai tambah itu, kita bisa mentransfor-masikannya menjadi great wealth, yaitu dengan memberikan faktor kali. Bahkan penjual ‘kripik kentang’-pun omzetnya bisa 7 Triliun.

Page 12: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 112

Business Profile

Di Bali, Anda mungkin su-dah tidak asing lagi melihat bisnis handmade, bahkan tidak berlebihan rasanya un-tuk menyebut Bali sebagai

salah satu daerah yang kaya akan produk berbasis kerja kerajinan tangan. Bahkan dalam perkembangannya bisnis ini mulai bergeser yang tadinya usaha perorangan belakangan menjadi industri kecil dan mengerjakan produk yang secara fisik jauh lebih besar, salah satunya adalah rumah kayu atau wooden house.

Produk ini awalnya bukanlah komoditas, wooden house dan juga gazebo merupa-kan salah satu varian rumah panggung yang di Bali sering disebut Bale Bengong, dan hampir terdapat disemua halaman ru-mah warga yang diperuntukkan sebagai tempat berbagai aktivitas, mulai dari iba-dah, berkumpul bersama atau sekedar “bengong” seperti namanya bale untuk bengong.

Menjadi komoditas diawali ketika banyak hotel, villa atau kawasan pariwisata mendi-rikan rumah yang knock down tersebut untuk kepentingan arsitektur mereka, dan akhirnya wisatawan pun khususnya asing akhirnya berminat untuk memiliki bale-bale tersebut. Dengan pertimbangan ken-yamanan, maka bale yang bentuk asalnya tradisional kemudian disulap menjadi leb-ih modern tanpa meninggalkan kesan et-niknya, maka jadilah gazebo yang saat ini menjadi salah satu bisnis paling menggiur-kan mengingat peminatnya yang berjubel dan produsennya justru terbatas.

MGM Bali Carpenter merupakan salah satu usaha properti yang ikut memproduksi ga-zebo dan rumah kayu. Bapak Brata Widjaja selaku operational manager, menceritakan kiprah bisnisnya tersebut kepada reporter M&I Nila Putri dikantor mereka yang ter-

Page 13: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 13

letak di jalan Bypass Ngurah Rai. Bahkan mereka menyampaikan bahwa MGM Bali Carpenter satu-satunya produsen yang berani memberikan jaminan free 1 gaze-bo jika ada pesanan yang melewati batas waktu yang telah ditentukan. Itu artinya, konsumen akan dapat 1 gazebo gratis jika produknya tidak dipenuhi tepat waktu. Program guarantee inilah yang kemudian menjadi kekuatan strategi promosi mereka untuk meraih customer. Rumah kayu dan gazebo yang diproduksi memiliki ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebu-tuhan atau permintaan konsumen, untuk ukuran yang kecil biasanya dapat disele-saikan dalam waktu 1 minggu sementara yang besar sekitar 6 minggu. Bahan baku kayu bengkirai dan pohon kelapa yang di dapat dari daerah Kalimantan dan Su-lawesi serta di bantu oleh banyak tukang kayu terampil serta mesin-mesin modern menjadikan kualitas dari produksi perusa-haan ini sangat baik, itulah sebabnya MGM

Bali Carpenter saat ini sudah mengekspor produk mereka hingga manca negara, mulai dari Amerika, Prancis, Dubai dan lainnya. Se-dangkan untuk di dalam negeri di perjualbelikan ke Jakarta, Singa-raja, Gianyar dan di sekitar pulau Bali yang sebagian besar dibeli oleh hotel atau villa. Well, ternyata bule pun masih butuh waktu buat bengong, dan gazebo dengan view pantai Bali rasanya tem-pat paling tepat untuk melakukannya.

www.mgmbali-carpenter.com

Page 14: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 114

Karena hal teknis, maka artikel ini yang sebelumnya sudah ditampilkan pada edisi lalu kembali dimuat sebagai revisi. Semoga tetap inspiratif!

Personal Planning & Goal SettingSudahkah [pernahkah] kita membuatnya?

adalah mimpi besar. Kita tidak pernah mem-buat mimpi kecil, mimpi yang biasa-biasa saja. Kalau rata-rata industri BPR menyusun dan berkomitmen untuk membuat rencana kerja dengan target pertumbuhan bisnis antara 10 sampai dengan 20 persen, maka kita membuat rencana kerja dengan target pertumbuhan antara 70 sampai dengan 90 persen.

Selain berisi target yang ingin kita capai, renca-na kerja itu juga berisi tentang strategi beserta resources yang kita perlukan untuk mencapai target yang telah kita tetapkan.

Apakah rencana dan strategi yang telah ditetapkan berjalan dengan mulus, lancar dan tanpa hambatan? Ho…..ho……ho….ho, diga-ransi tidak. Hampir semua perencanaan dan

BPR Lestari sering menerima kunjungan dari teman-teman BPR yang berasal dari daerah lain di Indonesia. Biasalah kita ngobrol dan sharing. Yang biasanya kita tanyakan sama mere-ka adalah, siapa market dari product banking mereka dan bagaimana cara menjualnya. Sedangkan pertanyaan dari te-

man-teman BPR yang termasuk paling sering diajukan adalah “Bagaima-na BPR Lestari bisa tumbuh cepat, konsisten dan tetap bugar seperti ini?”. Jawaban yang sering diberikan Pak Pri terhadap pertanyaan kenapa kita bisa tumbuh pesat adalah “Karena kita berani bermimpi”. Secepat kilat te-man-teman dari BPR lain menjawab sambil bercanda. “Kita mah, tiap hari mimpi. Tetapi hasilnya kok gak sama dengan disini?” Tentu saja mimpi yang dimaksudkan Pak Pri beda. Yang dimaksudkan adalah mimpi yang kita lakukan secara sadar dan diikuti dengan usaha untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Corporate Planning…Mimpi BPR Lestari yaitu mimpi kita semua, kita susun dalam bentuk ren-cana kerja. Setiap tahun kita membuatnya, dan mimpi yang kita buat

Growth Strategies

Page 15: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 15

strategi yang kita susun sebelumnya ternyata mendapatkan hambatan. Mungkin sudah takdir, bahwa hambatan itu seperti perangko. Nempel terus dengan rencana yang kita buat. Tetapi kita bersyukur, bahwa ham-batan itu ternyata memiliki rasa takut juga. Mereka mau kasih kita lewat, waktu kita tunjukkan bahwa kita tidak akan menyerah sama mereka.

Setiap periode tertentu kita mapping pencapaian kita dengan target yang telah kita tetapkan. Dan sering juga dalam evaluasi tersebut, ter-nyata pencapaian lebih rendah dari progress target yang telah kita susun. Dalam situasi seperti ini, maka kita akan melakukan perubahan-peruba-han terhadap action plan kita. Walaupun hambatan selalu ada, walaupun sering juga evaluasi periodik kita under perfome, ternyata di akhir tahun kita selalu berhasil mencapai target. Dengan cara seperti itu, kita berhasil tumbuh secara konsisten sebesar 80% sejak tahun 2000 sampai sekarang. Dimana rata-rata pertumbuhan industri sejenis hanya kisaran 10 – 15%. Ini kita capai berawal dari mimpi. Yang kita lanjutkan dengan rencana, tindakan, monitoring, evaluasi dan penyesuaian rencana.

Personal Planning & Personal Goal SettingRencana kerja tersebut, disusun oleh semua tim management. Setiap tim berkewajiban membuat dan mempresentasikan rencana kerja yang mereka susun. Sehingga tim BPRLestari di level management berpen-galaman dalam menyusun target, rencana kerja serta melakukan evalu-asi. Kalo saya sih, cuma ikut-ikutan saja,,,, wkkkkkkk.

By the way, dua hari lalu ada sesuatu yang terlintas sedikit di pikiran. Kita setiap tahun menentukan target, menyusun rencana kerja, melakukan monitoring serta evaluasi. Dan selalu tangguh untuk mengatasi ham-batan untuk mencapai target yang telah kita tetapkan, walaupun selalu menemukan kegagalan dan terpaksa melakukan perbaikan di sana-sini. Yang terlintas di pikiran adalah serangkaian pertanyaan seperti:

- Sudah sejak lama saya ikut membuat perencanaan dan target untuk pe-rusahaan, apakah saya sudah membuat target untuk pribadi saya sendiri?- Apakah saya sudah membuat rencana kerja untuk saya sendiri? - Apakah saya sudah melakukan monitoring serta evaluasi terhadap penca-paian target-target secara periodik? - Apakah sudah melakukan perbaikan-perbaikan serta penyesuaian terha-dap strategi apabila pencapaian tidak sesuai dengan target?

Ini merupakan pertanyaan yang layak saya ajukan untuk diri sendiri. Saya percaya teman-teman semua sudah biasa dan rutin menyusun target dan rencana kerja pribadi. Dan jika belum, mungkin sudah saatnya untuk menyusun personal planning. Dan sebelum menulis artikel ini, sempat juga berkunjung ke perpustakaan umum di www.google.com. Berikut sedikit cuplikan dari sebuah artikel menarik tentang personal planning, sisanya baca sendiri ya!

By. I Made Wenten BKabid Support & Operation BPR LEstari

Personal Goal Setting [Planning to Live Your Life Your Way]Many people feel as if they're adrift in the world. They work hard, but they don't seem to get any-where worthwhile. A key reason that they feel this way is that they haven't spent enough time think-ing about what they want from life, and haven't set themselves formal goals. After all, would you set out on a major journey with no real idea of your destination? Probably not!

Goal setting is a powerful process for thinking about your ideal future, and for motivating your-self to turn your vision of this future into reality. he process of setting goals helps you choose where you want to go in life. By knowing precisely what you want to achieve, you know where you have to concentrate your efforts. You'll also quickly spot the distractions that can, so easily, lead you astray.

Why Set Goals? Goal setting is used by top-level athletes, successful business-people and achie-vers in all fields. Setting goals gives you long-term vision and short-term motivation. It focuses your acquisition of knowledge, and helps you to orga-nize your time and your resources so that you can make the very most of your life.

By setting sharp, clearly defined goals, you can measure and take pride in the achievement of those goals, and you'll see forward progress in what might previously have seemed a long point-less grind. You will also raise your self-confidence, as you recognize your own ability and compe-tence in achieving the goals that you've set .- www.mindtools.com

Kurang lebih cuplikan tadi ngomong kalau kita tidak memiliki target atau tujuan maka kita ti-dak akan mencapai “apapun” dan tidak sampai “kemanapun” . Target atau goal setting yang kita susun secara jangka panjang merupakan visi, dan jangka pendek merupakan motivasi untuk kita. So…. mari kita belajar menyusun personal plan dan goal setting untuk kita sen-diri. Dan bagi teman yang sudah terbiasa dan mahir, tolong ajari saya ...

Page 16: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 116

Explode!!! Pertumbuhannya begitu hebat selama satu dekade terakhir, bisnis tua yang semakin menjadi, masuk keseluruh elemen pasar yang

paling bawah sekalipun. Inilah bisnis yang mengalami transformasi & adaptif pada perkem-

bangan jaman, menjadi convenience dan modern, sebuah peluang bagi siapa saja untuk ikut ambil bagian di sektor ini, bermain dan merebut pasar.

It’s a retail, rise of the old business!

SPECIAL FEATURE q r ise of retai l business

Rise of Retail Business

Bisnis Tua Yang Semakin Menjadi

Page 17: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 17

Dalam bahasa dulu sering disebut toko eceran, klonto-ngan atau palen-palen. Saat ini retail lebih dikenal de-ngan istilah outlet atau gerai yang memang terdengar menarik daripada istilah sebelumnya. Perkembangan bisnis ini cukup pesat, khususnya pasca krisis mo-

neter tahun 97-98 lalu, banyak orang yang kemudian menjadikan bisnis dijalur ini sebagai main business. Dari tahun 2005 mampu membukukan omzet sekitar Rp. 42 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp. 58 triliun pada tahun 2007, dan tahun 2008 mencapai Rp. 67 triliun. Tahun 2009 mencapai 80 triliun dan tahun 2010 lalu jumlahnya sudah mencapai 2.524.111 [2,5 juta] store units, nomer 2 yang terbesar di seluruh dunia setelah India. Hasil survey Nielsen ini juga menyebutkan dari jumlah yang besar tersebut, berlokasi dipulau Jawa 57%, di Sumatera 22 % dan 21% sisanya dipulau-pulau lain. Dan mengacu pada pola penyebaran tersebut dengan luas pulau Jawa 132.187 kilometer persegi, maka ada sepuluh toko ditiap kilometer persegi wilayah di pulau tersebut.

Padahal jika melihat peluang yang ada, ekspansi gerai ritel di Indo-nesia masih sangat besar karena rasio jumlah penduduk dengan jumlah pasar tradisional maupun peritel modern masih sedikit. Bahkan dari rasio tersebut maka jumlah pasar tradisional dan jum-lah penduduk yang dilayani ritel modern di Indonesia dinilai masih yang terkecil di Asia Pasifik. Jadi, sekitar satu juta penduduk hanya dilayani 52 anggota Aprindo [Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia]. Sedangkan di tempat lain seperti Singapura, satu juta penduduk dilayani 150 sampai 200 peritel. Itulah sebabnya dengan jumlah dan pertumbuhan retail yang sangat tinggi, sejauh ini masih be-lum memenuhi seluruh kebutuhan pasar, artinya peluang bisnis ini masih sangat besar.

Ketua Umum Aprindo, Benjamin Mailool memperkirakan pertum-buhan omzet ritel modern mulai membaik pasca krisis global ta-hun 2008 lalu dan pemilu di tahun 2009. Maka ditahun 2010 akan lebih ekspansif mengingat sektor properti seperti pembangunan mall juga sudah mulai kembali berkembang. Dilain sisi, perolehan GDP [gross Domestic Bruto] Indonesia yang pesat -dan merupa-kan tertinggi di Asean dan mengerek Indonesia masuk dalam ke-lompok elite G20- dimana perolehan itu dicapai dengan kontribusi 70% konsumsi domestik. Tahun 2010 juga mencatat rekor penjua-lan mobil dan motor tertinggi melebihi yang pernah diraih diperi-ode tahun-tahun sebelumnya.

Data penjualan sepeda motor dari AISI [Asosiasi Industri Motor Sepeda Motor In-doneisa] mencapai 6.881.893 selama pen-jualan 11 bulan –belum termasuk Desem-ber- yang diprediksi akan menembus penjualan 7.300.000 unit. Ini merupakan penjualan dengan rekor tertinggi yang belum pernah diraih sebelumnya, bahkan hanya dengan penjualan selama 11 bulan sudah melewati rekor penjualan selama se-tahun yang tertinggi pernah terjadi ditahun 2008. Setali tiga uang dengan penjualan sepeda motor ditahun 2010. Disebutkan data hingga November dari Gaikindo [gabungan industri kendaraan bermotor] mencapai 694.649 unit dan diprediksi akan menembus 750.000.

Inilah salah satu trend bisnis yang akan semakin berkembang dan maju, terlebih dengan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan akan terus meningkat dan pendapatan masyarakatnya yang signi-fikan, maka semakin lebar peluang bisnis ini mengingat rasio-nya yang masih belum sepenuhnya meng-cover market. Peluang ini sudah ditangkap dengan jeli oleh pe-rusahaan retail modern dari luar negeri, maka saatnya yang lokal menggeliat untuk semakin kompetitif, dan menghadapi tan-tangan untuk menang dalam persaingan pasar.

.....di negara lain seperti Singapura, satu juta pen-

duduk dilayani 150 sampai 200 peritel. Itulah sebab-

nya dengan jumlah dan pertumbuhan retail yang

sangat tinggi di Indonesia, namun sejauh ini masih

belum memenuhi seluruh kebutuhan pasar, artinya peluang bisnis ini masih

sangat besar.

Page 18: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 118

SPECIAL FEATURE q r ise of retai l business

Danton Prabawanto seorang praktisi akuntansi dalam blognya menuliskan kisah masa kecilnya yang inspiratif. Bercerita ten-tang pengalamannya yang diajak berbe-lanja oleh ayahnya ke toko klontong milik

Ko Ayun. Saat proses transaksi terjadi Ko Ayun selalu menulis angka penjualan barangnya. Ketika ada yang membeli gula senilai Rp. 100.000, di kertas Ko Ayun kemudian menulis Rp 5.000, ketika ada yang membeli barang lain senilai Rp 20.000, di kertas cuma ditulis Rp 2.000 begitu seterusnya pada item lain. Kertas catatan ini bukan nota penjualan, tetapi catatan tersendiri buat Ko Ayun. Akhirnya seorang pembeli yang penasaran me-nanyakan hal tersebut, “Ko, kok nulisnya gitu, yang ditu-lis itu apanya?”.

Rupanya, angka yang ditulis oleh Ko Ayun, merupakan keuntungan yang dia dapatkan dari setiap penjualan, artinya dari Rp 100.000 maka keuntungannya adalah Rp. 5.000. Saat menutup toko malam hari, semua angka -angka yang dicatat tersebut kemudian dikalkulasikan. Katakanlah jumlah yang didapat Rp 50.000 hari itu, maka pada malam itu Ko Ayun hanya akan mengambil Rp 50.000 dari laci uang untuk dibawa pulang. Ko Ayun ke-mudian menambahkan, bahwa dari keuntungan hari itu, maka 20% dialokasikan untuk makan keluarga dan kebu-tuhan sehari - hari, 20% ditabung khusus untuk pening-katan modal atau kebutuhan mendadak, 50% ditabung untuk investasi (properti) dan 10% untuk persembahan gereja. Si pembeli bertanya kembali, “kenapa harus ditu-lis tiap transaksi? Kan lebih mudah kalau direkap setiap minggu atau per bulan?”. Ko Ayun kemudian menga-takan bahwa dirinya bukan orang yang pintar, jadi nanti pasti bingung dan rancu mana modal usaha dan mana keuntungan. Menulis setiap kali transaksi adalah pilhan terbaik, karena bisa tahu benar berapa keuntungan toko hari itu, dan berapa yang bisa dibelanjakan untuk makan esok paginya.

Itulah sebabnya di sistem swalayan mechandising menjadi sangat penting, pe-nataan atau display produk yang baik serta

penggunaan signage dan price tag untuk produk baru, diskon atau special offer bisa diaplikasikan untuk mendorong keinginan

membeli customer yang lebih tinggi.

Retail RulesPeluang & Tantangan

Page 19: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 19

Itulah sistem penjualan ritel paling sederhana, selama tahu harga pokok setiap produk maka proses pembukuan sudah bisa dibuat dan keuntun-gan bisa dihitung. Pertanyaannya, seberapa banyak orang yang cukup disiplin seperti ko Ayun untuk mau melakukan hal tersebut? Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi sudah memungkinkan semuanya menjadi lebih praktis, walau bukan berarti lebih mudah. Banyak kon-teks yang mempengaruhi perkembangan bisnis retail saat ini, jika dulu manajemennya sederhana dan mudah, saat ini jauh lebih komplek dan rumit. Mari kita lihat peluang dan tantangannya antara retail dulu dan sekarang.

Life StyleDulu format toko tradisional atau klontong hanya melayani customer dari depan dan tidak memiliki akses masuk kedalam toko, namun mo-dern store menerapkan sistem swalayan dimana customer bisa masuk ke areal barang dan mengambil barang kebutuhannya sendiri dan mem-bayarnya di kasir. Saat ini berbelanja menjadi gaya hidup dan bahkan kegiatan rekreatif, itu sebabnya format modern store saat ini lebih dimi-nati.

Tingkat Kehilangan TinggiNamun dengan customer yang memiliki akses masuk kedalam toko, maka peluang kehilangan barang karena pencurian semakin tinggi, itu sebabnya penggunaan CCTV menjadi keharusan. Dan survei lain juga menunjukkan bahwa tingkat kehilangan barang yang tinggi justru ban-yak muncul dari kalangan internal alias pencurian yang dilakukan oleh karyawannya sendiri, maka tidak heran SOP diperusahaan retail sangat ketat, mulai dari penggunaan handphone, pemeriksaan oleh satpam ke-tika masuk dan keluar toko, hingga proses opname stok yang dilakukan secara berkala. Impulse BuyingDengan sistem swalayan maka memberikan peluang munculnya im-pulse buying atau pembelian tambahan dari customer tidak hanya pada produk yang dicarinya, namun produk lain yang memikat mereka saat melihat produk tersebut di display dengan menarik. Misalkan konsumen yang datang untuk membeli gula dan melihat kopi merek baru yang di-

pajang maka ada peluang kemungkinan dima-na konsumen kemudian membeli tidak hanya gula sebagai barang yang memang tengah dibutuhkannya, tapi juga kopi tersebut atau barang lain yang sekiranya menarik perhatian mereka.

MerchandisingItulah sebabnya di sistem swalayan mechan-dising menjadi sangat penting, penataan atau display produk yang baik serta penggunaan signage dan price tag untuk produk baru, dis-kon atau special offer bisa diaplikasikan untuk mendorong keinginan membeli customer yang lebih tinggi. Tentu saja tetap dengan mem-perhatikan metode pemajangan barang yang efektif, semisal menempatkan produk dengan expired date paling dekat dibarisan rak paling depan dan yang expired date paling lama diba-risan rak terbelakang.

KomunikasiDengan sistem swalayan maka penjual dan pembeli dapat bertemu dimana kedua pihak dapat melihat serta mendemontrasikan sebuah produk secara langsung, hal ini membangun tingkat kepercayaan dan membuka terjadinya transaksi menjadi lebih besar

KomputerisasiSaat ini software untuk bisnis retail telah terse-dia dengan berbagai harga dan varian, sistem modern store membutuhkan bantuan perang-kat yang lebih modern dan update untuk sis-tem transaksi, pembelian produk dari suplier sampai dengan opname stok yang jauh lebih mudah dengan komputerisasi tersebut.

Page 20: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 120

kemudian Ramayana, Tiara Dewata sebagai pemain dengan brand lokal dan Hero untuk kelas supermarket. Sementara untuk jaringan waralaba, maka Circle K mem-populerkannya untuk kelas minimart, sementara Makro [Sekarang LotteMart] menyusul dikelas hyper.

Namun puncaknya terjadi selama beberapa waktu terakhir, mulai dari masuknya Carrefour [Prancis], Alfamart, Indomaret, Mini Mart kemudian diikuti oleh Hyper-mart dan Giant [Malaysia]. Nama Yomart adalah yang paling gress dan diperkirakan dalam waktu dekat 7Eleven [Korea] pun akan menyusul kehadirannya di Bali. In-fluence dari perkembangan ini mendorong beberapa pebisnis baru terjun di area ini, mereka menawarkan konsep yang sama seperti retail modern namun dengan brand milik sendiri. Maka pelayanan dan harga menjadi faktor diferensiasi yang nya-ta untuk dikedepankan sebagai strategi meraih pasar.

Bisnis ritel di Indonesia da-pat dibedakan menjadi dua kelompok be-

sar, yakni ritel tradisional dan ritel modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengemban-gan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang seir-ing perkembangan pere-konomian, teknologi, dan gaya hidup yang membuat masyarakat menuntut kenyamanan. Ritel modern sendiri per-tama kali hadir di Indone-sia saat Toserba Sarinah didirikan pada 1962.

Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini ter-us berkembang. Awal dekade 1990-an merupa-kan tonggak sejarah dengan masuknya ritel asing. Ini ditandai de-ngan beroperasinya ritel terbesar Jepang ‘Sogo’ di Indonesia. Saat ini, ritel modern perlahan telah mengambil alih peran dan diperkirakan akan terus meningkat seiring perubahan gaya hidup dan teknologi.

Selain convenience store atau penjualan barang kebutuhan sehari-hari, kelompok pejualan retail lainnya yang saat ini mu-lai mengalami diferen-siasi adalah toko buah, gourmet, meat & baver-age, pet shop, fashion store dan hardware. Di Bali sendiri perkemban-gan modern store dipo-pulerkan sejak awal oleh Matahari Dept Store,

Hypermart Carrefour

GiantHypermartLotte Mart

Mini Mart Alfa Mart

IndomaretCircle KYomart7Eleven

SupermarketTiara Dewata

Hero

Dept Store

RamayanaMatahariRobinson

Libbi

Hardware & Home

ApplianceAce Hard-

wareRumah Kita

Mitra10Informa

Index

Book StoresGramedia

Garuda WisnuGunung Agung

Toga Mas

Oleh-OlehKrisna

Erlangga

Pemain Lama Bertahan, Pemain Baru Menyerang

SPECIAL FEATURE q r ise of retai l business

Page 21: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 21

A Place where its

easy to find quicly what

I need Low Price for Most

Item Good Value for Money Attactive &

Interisting Promotion

Convenience Have what I want in

stock Everything I Need in the

one shop

Program that

reward regular Well

Known Brand Presented

display of product

Tahun 2005 lalu, Nielsen melakukan riset, se-buah survey berkaitan dengan faktor apa saja yang dipertimbangkan customer dalam memilih tempat belanja. Hasilnya mudah ditebak, di urutan 5 besar diisi oleh conve-

nient, low price, have what I want in stock, good service & good product. Survey yang sama kemudian dilaku-kan setelah 5 tahun dimana pada tahun 2010 ternyata ada pergerseran yang fundamental. Dimana pada uru-tan pertama yang menjadi faktor terpenting orang memilih tempat belanja adalah tempat yang paling mudah bagi customer untuk mendapatkan produk yang dicarinya, dari sini dapat disimpulkan bahwa merchandising menjadi faktor penentu. Kemudian low price dan good value for money tetap diposisi kedua dan ketiga sementara convenience turun ke pering-kat 5. Yang mengejutkan adalah diperingkat 4 dimana

ternyata customer sangat terpengaruh oleh attactive & interisting promotion. Satu faktor yang dulunya be-lum banyak mempengaruhi. Ini artinya potongan har-ga dan hal sejenis menjadi pertimbangan. Di tingkat yang lebih bawah maka konsumen sangat berharap bisa mendapatkan semua barang yang diinginkannya dalam satu tempat, itu sebabnya Anda harus memiliki stok produk dengan varian yang lengkap. Di peringkat 9 adalah brand, itu sebabnya retail berbasis franchise memiliki keunggulan disini. Dan display produk yang rapi menjadi alasan ke 10 bagi customer untuk memi-lih tempat belanja. Faktor-faktor inilah yang menjadi nilai tambah bagi modern store sehingga mampu me-nang dalam persaingan, jika toko Anda masih berfor-mat tradisional, maka tidak ada alasan lagi untuk ting-gal diam, bertansformasilah sekarang juga, sebelum kian jauh tertinggal.

Faktor terpenting bagi customer memilih tempat belanja

Page 22: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 122

SPECIAL REPORT q r ise of retai l business

raknya seolah memang nyata dan ditampilkan dalam tembok. Pelanggan bisa membeli dengan menggu-nakan smartphone mereka untuk menscan atau me-ngambil foto dari produk yang hendak dibeli. Dengan sistem ini maka pelanggan bisa memesan produk yang diinginkan dengan scan barcode dan menaruh-nya di online bascet melalui sebuah aplikasi dismart phone mereka atau tinggal jepret gambar produk yang hendak dibeli. Namun respon pelanggan masih beragam, ada yang kurang menyukai cara ini karena lebih senang memegang langsung secara fisik barang yang hendak dibelinya, namun ada pula yang merasa lebih praktis karena mereka tidak perlu membawa kereta atau keranjang bawaan.

Tesco sendiri belum meluncurkan secara resmi la-yanan ini karena masih mempertimbangkan banyak hal, namun sekiranya nanti program ini terwujud maka shopping wall akan diperkenalkan di UK pada lokasi-lokasi seperti stasiun kereta bawah tanah. Ke-majuan teknologi dan kian murahnya perangkat men-jadikan semua pola belanja khususnya dalam bisnis retail mengalami pergesaran secara bertahap namun massif, bahkan dengan adanya uang digital bukan ti-dak mungkin bentuk kartal dari alat tukar ini nantinya hanya berada di bank saja dan semua proses transaksi bisa dilakukan lewat smartphone. Bahkan mungkin 10-15 tahun lagi Anda cukup menggunakan gadget untuk membeli pisang goreng atau bakso yang di-jajakan dikaki lima sekalipun. Yup.. semuanya sangat mungkin terjadi.

Sistem retail terus berkembang seiring dengan kebutuhan dan tuntutan jaman, hal ini mulai dibaca oleh banyak pihak sebagai indikasi, bahwa perkembangan ini masih belum akan berhenti, dan masih memungkinkan ber-

transformasi terlebih ketika penerapan teknologi kian erat dalam aplikasi operasional usaha retail. Layanan mobile banking dari penyedia jasa keuangan yang komplet dan terus mengalami perbaikan yang signi-fikan sangat memungkinkan bagi seorang customer untuk berbelanja ke sebuah mini mart dan melakukan pembayaran melalui uang elektronik yang bisa diakses via smartphone.

Layanan lain yang saat ini juga tengah dikembangkan adalah sebuah inovasi yang diperkenalkan oleh Tesco yang meluncurkan “shopping wall”, sebuah konsep berbelanja baru yang seakan mengajak customer ber-belanja secara online. Ide ini diperkenalkan pertama kali di Cannes Lions dimana shopping wall adalah sebuah toko virtual yang menampilkan gambar digi-tal akan produk yang didisplay lengkap dengan rak-

musingsfromtheprworld.wordpress.com

ww

w.w

irehe

adte

c.co

m

Page 23: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 23

Memutuskan untuk memulai bisnis ritel menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi saat sekarang. De-wasa ini banyak masyarakat

yang mengadopsi gaya hidup yang mo-dern dan mengutamakan kenyamanan dan kemudahan dalam memenuhi kebutu-han hariannya. Semakin dekatnya toko ritel dengan kawasan pemukiman penduduk serta dengan iming-iming harga murah, pilihan barang yang bervariasi, hal ini jelas memberikan solusi bagi masyarakat yang kian sibuk, suami istri bekerja, yang tidak ada waktu lagi untuk berbelanja di pasar tradisional yang jauh dari rumah, becek serta jam buka yang pendek. Sementara itu kebutuhan akan 9 bahan pokok, pera-watan tubuh, perlengkapan rumah tang-ga, perlengkapan bayi sampai makanan ringan kian hari makin meningkat. Dima-sa mendatang jumlah konsumen dalam katagori usia 11 sampai 50 tahun adalah konsumen potensial, terus tumbuh dan bertambah. Dengan demikian keuntung-an berlipat dan bisnis yang terus tumbuh bukan hanya impian semata namun sudah menjadi kenyataan. Selain faktor keuntu-ngan fakta membuktikan bahwa bisnis retail tumbuh dengan pesat sepanjang ja-man, itu terbukti pada saat semua sektor bisnis terpuruk karena krisis ekonomi th 1998, bisnis retail tidak berdampak bahkan semakin berkembang.

Disamping itu, bisnis ini merupakan mata pencaharian yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, umur bisnis ritel atau berdagang juga paling panjang di banding sektor lain, orang berdagang sudah ada sejak jaman dahulu sebelum modernisasi membuka peluang kesem-

Mendirikan Bisnis RetailBy Iswarin

patan kerja. Berdagang sudah menjadi mata pencaharian umum sebelum pabrik-pabrik mulai dibuka dan merekrut ribuan tenaga kerja. Sejak zaman nenek moyang kita, penjual beras, sayur dan buah-buahan sudah meramaikan pasar tradisional kita semua orang bisa dengan mudah menjalankan bisnis ini. Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini bisnis retail sudah mulai dikelola dengan system yang modern dan canggih, dari yang menjanjikan harga murah hingga yang memberikan atmosfir yang berbeda di tokonya. Tak heran persaingan bisnis ritel semakin hari semain memanas. Toko kelontong memang masih bertebaran di sudut perkampungan tetapi konsep bisnis retail modern lebih menjan-jikan. Namun masih banyak orang yang belum paham betul untuk mengelola bisnis ritel mereka secara modern. Ada 5 (lima) ele-men penting yang belum di pahami oleh kebanyakan orang yang akan membuka bisnis ritel atau minimarket. Mengapa 5 elemen ini penting? Karena jika Anda tidak betul-betul memahaminya, ini akan berdampak pada merosotnya bisnis ritel Anda yang beru-jung pada penutupan bisnis tersebut. 5 elemen itu adalah :

1. Location. Bagaimana Anda memilih lokasi yang cocok untuk bis-nis Anda.2. Design Store. Bagaimana Anda men-design store agar lebih hidup.3. Marketing/Promotion. Bagaimana memilih product, menetap-kan harga dan membuat promosi yang tidak ada habisnya.4. SOP (Standard Operating Procedure). Bagaimana Anda mem-buat SOP sederhana akan tetapi efektif di jalankan.5. IT (Information Technology). Bagaimana Anda memilih Software terbaik yang cocok untuk bisnis Anda.

Jangan nafikan ke lima elemen tersebut, berinovasilah dan sela-mat berkarya

Tentang Penulis : Iswarin adalah Direktur PT. Momentum Retail Management dan PT. Seven Store Mandiri yang berdomisili di Batam. Berpengalaman lebih 20 tahun di Industri Retail. Tahun 2008 lalu memutuskan un-tuk berhenti bekerja di Circle K dengan jabatan terakhir sebagai General Manager.

Page 24: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 124

SPECIAL FEATURE q r ise of retai l business

Meng”amini” apa yang pernah diprediksi oleh futu-rolog John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox, sebuah teori korporasi yang menyatakan bahwa se-tiap perusahaan besar nantinya akan menjadi rak-sasa dengan cara memecah unit bisnisnya menjadi

kecil dan tersebar dibanyak titik [mata rantai], itu pula yang dinilai akan terjadi pada peta persaingan bisnis retail modern saat ini. Banyak praktisi yang menilai bahwa hanya store yang formatnya kecil atau hypermart yang formatnya besar yang akan jadi peme-nang dan sanggup meraih pasar. Kelas supermarket yang selama ini menjadi wakil dari modern store justru kian jenuh dan mulai ditinggalkan konsumen. Dan faktanya kemudian secara empiris terbukti ketika Nielsen merilis hasil surveynya yang menyatakan bahwa pertumbuhan terbesar yang terjadi pada sektor modern re-tail pada tahun 2010 lalu adalah minimart yang jumlahnya berkem-bang sebesar 42% tepatnya 19,622 toko, sementara dikelas hy-permart tumbuh 23% menjadi 154 toko. Sementara Supermarket

MelawanMata Rantai

Beberapa bulan sebelum Wal Mart resmi membuka

gerainya, Doug mulai melakukan penelitian ke

beberapa daerah dan melihat bagaimana peng-

usaha lokal bisa hidup dibawah bayang-bayang jaringan mata rantai Wal

Mart yang raksasa itu. Dan segera saja setelah

pengamatannya selesai, Doug melakukan banyak

pembenahan pada usaha retailnya

Page 25: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 25

menurun 6 %. Yang menarik justru pertumbuhan retail kosemetik yang mencapai 17% bahkan mengalahkan semi retail [wholesale] yang bertumbuh hanya 5% .

Perkembangan minimarket yang fantastis tersebut tidak dapat dipungkiri dipelopori oleh perusahaan waralaba yang menjadi trigger berkembangnya retail modern, hal ini pun kemudian men-jadi dilema sendiri yang berujung konflik dibeberapa daerah. Sebagian pihak menyebut kehadiran minimart modern secara massif berpotensi mematikan warung-warung kecil tradisional, namun disisi lain tidak sedikit pula mereka yang menilai bahwa hal ini adalah dampak dari pasar bebas yang telah disetujui pemerin-tah dan berlaku saat ini, maka tidak ada alasan untuk melarang toko mini mart modern tersebut berkembang. Tanpa bermaksud memihak, namun inilah gambaran kedepan dari perkembangan usaha retail, kebutuhan berbelanja yang nyaman dari customer merupakan bagian dari pola berbelanja baru yang bisa dipenuhi oleh modern store yang nyaman, itu sebabnya toko dan warung tradisional harus ikut menyadari hal tersebut dan berbenah untuk bisa memenuhi kebutuhan pelanggan.

Apa yang terjadi saat ini sebenarnya hal yang sudah terjadi dine-gara maju sejak lama, namun bagaimana masyarakat bisnis kecil yang tradisional merespon perkembangan dan perubahan rasa-nya patut ditiru. Salah satunya dari Doug Meredith yang mengo-perasikan dua ahli farmasi di Sturgeon Bay, Wisconsin, sebuah kota kecil berpenduduk 7.000 orang. Doug adalah pebisnis retail yang tetap kompetitif sekalipun sejak Wal Mart, salah satu jaringan su-permarket modern dan terbesar di Amerika memasuki kotanya.

Beberapa bulan sebelum Wal Mart resmi membuka gerainya, Doug mulai melakukan penelitian ke beberapa daerah dan me-lihat bagaimana pengusaha lokal bisa hidup dibawah bayang-bayang jaringan mata rantai Wal Mart yang raksasa itu. Dan sege-ra saja setelah pengamatannya selesai, Doug melakukan banyak pembenahan pada usaha retailnya dalam beberapa strategi yang menurutnya efektif untuk bersaing.

Pertama, Doug mempeluas tokonya dan beralasan, jika memang harus mengalami kerugian setidaknya kerugian tersebut tidak sia-sia. Kemudian sebulan sebelum pembukaan Wal Mart, Doug mulai de-ngan gencar memasang iklan dimedia setempat yang memberikan gambaran akan ahli farmasinya, pengalaman mereka berbisnis dan menumbuhkan kepercayaan dimasyarakat. Doug pun menyamakan harga ketika Wal Mart memberlakukan dis-count 5% untuk tiap semua resep sebagai promosinya dan berusaha harga jual yang ditetapkannya tidak lebih tinggi dari Wal Mart.

Doug bahkan sanggup membujuk ahli farmasi lain untuk bergabung dengannya sehingga menambah jumlah resep kon-sumen yang harus dibuat. Doug pun mem-buka rekening pembayaran konsumen hingga menjadi 1.250 sementara Wal Mart tidak memiliki fasilitas tersebut. Doug juga mengantarkan resepnya ke konsumen, pelayanan yang juga tidak dimiliki Wal Mart dan mengembangkan peluang kerja yang intensif seperti produk kesehatan rumah tangga atau pemeliharaan dan perbaikan kursi roda. Dengan apa yang dilakukan Doug Meredith membuat usaha kecilnya tetap bertahan, itulah sebabnya mengapa keterampilan bersaing merupakan kunci untuk menghadapi tantangan bisnis, ter-masuk disektor modern retail seperti saat ini terjadi. So, bersaing dengan mata rantai bukan hal yang mustahil untuk dimenang-kan bukan?

Page 26: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 126

f inancia lp lanning

Page 27: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 27

f inancia lp lanning

Page 28: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 128

Usianya masih sangat belia, namun keberanian dan tekadnya terjun kedunia bisnis pantas untuk dikagumi. Hanya dalam tempo 5 tahun Gede Andy Kusuma pengelola warung Subak ini mampu membawa usaha restorannya mencapai titik pertumbuhan yang mengagumkan

Andy

Kus

uma

Berawal dari 5 orang kar-yawan, saat ini telah ber-operasi dengan 60 orang tenaga kerja, dari area seluas 6 are terus ber-

tambah mencapai lebih dari 30 are, bahkan dengan omzet perbulan yang dulunya dibawah 10 juta saat ini sudah mampu mencapai target-nya diangka Rp. 350 juta per bulan. Bahkan aset usaha yang semula bernilai 150 juta hasil penjualan mobil dan truknya ditahun 2006, saat ini ditaksir tidak kurang dari 3 miliar. Bagaimana pria yang per-nah aktif sebagai model “Manekin” ini melakukannya, kepada Arif Rah-man di warung Subak pria ini men-ceritakannya.

Bagaimana awalnya terjun se-bagai pengusaha?Setelah tamat SMU Saya memang tidak berkeinginan melanjutkan kuliah, saat itu yang ada dalam benak saya hanya bekerja, kebetu-lan orang tua juga tidak memaksa. Padahal orang tua Saya juga hanya lulusan SMU, biasanya orang tua kan berharap kalau anaknya memi-liki tingkat pendidikan lebih tinggi dari dirinya. Tapi orang tua saya

Page 29: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 29

tidak, bahkan Saya diberi pekerjaan di kargo tempat usaha yang dimiliki oleh bapak dan paman saya saat itu. Berkat ketekunan ajaran bapak, saya bahkan sempat diangkat menjadi supervisor oleh paman. Ditempat inilah saya belajar dan merasakan bagai-mana beratnya mencari nafkah, banyak sekali hikmah yang saya dapatkan sehingga memotivasi saya untuk membuka lapangan kerja sendiri.

Lalu bagaimana bisa terjun ke usaha kuliner?Saudara-saudara Ibu saya memang sudah berjualan membuka warung di Jimbaran, mereka punya tempat disana bekerjasama dengan banjar setempat. Namun peristiwa bom Bali II dipantai Jimbaran waktu itu benar-benar membuat ekonomi lumpuh. Se-mentara kerjasama usaha kargo bapak dengan paman saya juga harus berakhir, waktu itu dilakukan pembagian aset. Saya beserta keluarga memberanikan diri membawa ikan bakar Jimbaran disini dengan tempat yang sederhana dengan dana yang minim. Na-mun berkat perjuangan seluruh keluarga akhirnya tanpa diduga animo masyarakat akan “Ikan Bakar Jimbaran” ini ternyata luar bi-asa. Dari leluhur kami dulu kebanyakan mempunyai usaha kuliner, mungkin saat ini keluarga kami yang meneruskan usaha ini

Lalu bagaimana saat itu mengembangkan dan mengenalkan warung ini?Saya beserta adik-adik aktif disemua jalur promosinya, kami juga membuat brosur yang diprint sederhana dan menyebarkannya diperumahan dan perempatan disekitar tempat ini. Dan diluar dugaan responnya sangat cepat dan positif. Dari situlah kami ke-mudian mulai dikenal dan omzet kami pun mulai naik. Saya juga kebetulan suka memancing dan aktif di keanggotaan komunitas mancing, dari sanalah saya mulai menyampaikan tentang warung ini ke mereka. Saya sangat bersyukur mempunyai pelanggan yang sangat loyal, karena tanpa mereka kami bukanlah apa-apa. Per-lahan kemudian kami mulai bisa membeli tanah yang ada dibe-lakang [Andy menunjuk wilayah restaurannya yang berada diareal belakang hingga parkiran.red] tapi yang untuk parkiran itu luas-nya sekitar 15 are statusnya kita kontrak.

Kenapa dibeli, apakah tidak lebih profitable jika dikontrak jangka panjang?Awalnya demikian, areal restauran yang punya sendiri kan yang 6 are diareal depan saja, tak sedikit tamu kami yang menyampaikan bahwa “Warung Subak makanannya enak tapi tempatnya kurang ya”. Kemudian ketika sudah mulai ramai saat itu saya mulai berpikir untuk menyewa tanah yang ada di belakang. Awalnya kita kontrak 25 tahun. Namun belakangan sipemilik tanah menyampaikan ka-lau dirinya berkeinginan menjual tanah tersebut. Akhirnya kita beli

dengan pembayaran bertahap. Namun untuk yang areal parkir kita tetap kontrak. Sementara daerah sawah [Andy kemudian menunjuk sisi lain resaturan yang memang masih hijau dikelilingi sawah] itu juga kami sewa, namun kita biarkan tetap sebagai sa-wah dan dikelola orang lain sebagai view dan menjaga keasriannya.

Benar, view sawah inilah yang membuat lokasi restorannya menjadi berbeda dengan restaurant lain?Ada lho pelanggan kami bule yang sering sekali makan disini dan selalu meminta meja yang menghadap view sawah, dan bahkan satu kali meja yang biasa digu-nakan bule ini kan sedang penuh tamu. Tapi bule ini tetap ngotot mau makan di meja yang biasa dia gunakan menghadap sawah, akhirnya dia minta untuk makan diluar restaurant dihalaman depan yang kebetulan juga lebar dan memang meng-hadap sawah. Saya sebenarnya nggak enak, tapi gimana lagi bule-nya ngotot, akhirnya kita penuhi dan dia bisa santai sambil main laptop makan diluar sana. Disini saya menyadari, bahwa saya masih

Interview "Sekarang satu informasi itu cepat beredar seperti dari jejaring sosial,

kasihan kan restoran di cabang A yang masakannya enak tapi semuanya sudah di cap jelek oleh customer yang makan

masakan tidak enak di restoran B. Akhirnya nama restorannya secara kes-

eluruhan yang kena. Itulah yang sangat kami hindari...."

Page 30: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 130

beruntung mempunyai view sawah ini walau tidak mempunyai view pantai.

Kenapa menggunakan istilah nama warung, dan kenapa subak?Karena awalnya usaha ini memang kecil jadi kita isti-lahkan sebagai warung. Namun sekarang walau su-dah mulai berkembang kami tidak berniat mengganti nama Warung Subak ini, bahkan telah kami daftarkan HAKI sebagai bentuk rasa cinta kami. Sementara nama Subak itu merupakan istilah pengairan sawah di Bali dan kebetulan tepat ditengah restaurant kami ini ada aliran Subak. Sebagai pengairan, Subak mempunyai fungsi untuk memberi kehidupan.

Apa saja program jangka panjangnya?Kedepannya saya ingin sekali membuat usaha villa dan lainnya yang sekiranya masih berhubungan dengan restoran, untuk saat ini semua masih sebatas mimpi. Tapi yang paling dekat rencananya mudah-mudahan dalam 1-2 tahun kedepan kami mau buka 1 cabang lagi setelah itu baru akan berpikir untuk mem-fran-chisekan warung ini.

Franchise? Prosedurnya kan sulit, kenapa tidak pa-kai sistem bagi hasil saja seperti kebanyakan usaha restoran sejenis yang berkembang dengan sistem seperti itu?Kalau bagi hasil sih sekarang saja sudah 50 nama wai-ting listnya, mereka yang mau menawarkan kerjasama dengan kita. Tapi kita justru belum berani melakukan-nya.

Lho kenapa?Iya, usaha kami adalah restoran, produk kita ini makanan dan resepnya pun sangat kita jaga, banyak customer kita yang puas dengan menu disini dan memuji bumbu kami yang enak, dan itu merupakan resep keluarga dimana ibu sebagai pengawas.

Kokinya ibu, berarti di dapur ibu ikut masak?Benar, ibu mengawasi segala proses pembuatan ba-han, jadi kami harus menjaga resep tersebut agar se-lalu standar. Nah kalau kami sistem kerjasama deng-an orang lain, sistem kita sangat mudah sekali ditiru dan diambil pihak lain, itu yang kami tidak mau. Kalau dengan sistem franchisekan semuanya lebih jelas, lan-dasan hukum dan manajemen dari kami, sistem kerja dari kami dan bumbu dikirim dari sini. Sama seperti McD, itukan franchise dan dimanapun McD ada rasa produknya kan tetap sama. Karena ada juga restoran yang cabangnya banyak dengan sistem bagi hasil tapi

Page 31: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 31

rasa masakannya antar cabang yang satu dan yang lain tidak sama. Sehingga customer menilai kurang baik masakan dari suatu restoran padahal dicabang lain masakannya enak. Sekarang satu informasi itu cepat beredar seperti dari jejaring sosial, kasihan kan restoran di cabang A yang masakannya enak tapi se-muanya sudah di cap jelek oleh customer yang makan masakan yang tidak enak di restoran B. Akhirnya nama restorannya secara keseluruhan yang kena. Itulah yang sangat kami hindari.

Lalu apa yang belum tercapai selain rencana jang-ka panjang tadi?Saat ini kami justru dikenal dengan baik oleh pelang-gan dari luar Bali, entah karena situasi ekonomi yang kurang mendukung atau bagaimana, pelanggan lokal Bali bisa dibilang jarang, tapi kami tetap mempunyai pelanggan lokal Bali yang loyal terhadap kami.

Berapa kira-kira proporsinya?Mungkin cuma 25% yang lokal, 75% pelanggan ke-banyakan dari luar Bali. Apalagi kalau hari besar se-perti Idul Fitri kemarin atau tahun baru. Semua mobil diparkiran ini plat nya luar semua, W, L atau B jarang sekali kami menjumpai DK. Malah pernah saya lagi

nyapu didepan dan warung belum buka, ada tamu da-tang dan minta warung di buka. Waktu itu saya pikir tamunya cuma satu keluarga karena dia bilang datang jauh-jauh dari Surabaya. Akhirnya saya suruh tunggu setelah warung buka, saya panggil orangnya eh ter-nyata yang datang 60 mobil, mereka anggota komu-nitas yang sedang touring ke Lombok. Langsung saja saya telpon semua karyawan untuk segera datang ke warung dan melayani semua pelanggan saat itu. Tapi ya itu, saya sebenarnya juga sangat ingin agar custo-mer lokal juga banyak kemari.

Mungkin strategi penetrasinya yang belum sesuai?Saya juga kurang mengerti, namun kami tetap berusa-ha memberikan yang terbaik kepada pelanggan kami dengan inovasi-inovasi yang terus kami lakukan. Kami berharap dengan diferensiasi kami ini menjadi sebuah modal agar customer lebih percaya kepada baik dari produk maupun dari pelayanan.

Yup, kami yakin kedepan warung Subak akan se-makin besar.Itu harapan kami! Semoga kedepannya kami bisa men-jadi lebih baik

Page 32: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 132

Business Profile

Tidak pernah putus asa, sekalipun musibah menerpa. Itulah kete-guhan yang menjadi cikal bakal lahirnya warung Subak pada ta-hun 2006 lalu. Bermula dari peris-

tiwa Bom Bali II di Jimbaran yang membuat banyak usaha pailit, salah satunya sebuah warung yang dimiliki keluarga Andy Kusu-ma. Tidak mau larut terlalu lama, Andy dan keluarga membawa konsep warung ikan-nya tersebut ke Peguyangan, daerah yang relatif jauh dari pusat kota. Menu seafood tetap dipertahankan ditengah restaurant sejenis yang menjual menu ikan air tawar, namun inilah yang membawa warung Subak kemudian dikenal dengan cepat.

Usaha yang awalnya memiliki luas terba-tas ini kemudian semakin berkembang, bahkan areal parkirnya saja mencapai 15 are, padahal ketika awal usaha ini dibuka luas keseluruhan warung hanya 6 are saja, itupun sudah temasuk tempat memang-gang dan dapur. Desainnya dibuat sangat mix dengan suasana desa, berada ditengah hamparan sawah. Restaurant ini memiliki stage untuk performer yang live setiap Kamis malam, konsep lesehan dengan ga-zebo-gazebo terhampar bertingkat, mirip konsep terasiring. Dan saat ini bahkan te-lah tersedia meeting room yang dibandrol Rp. 650 ribu per 4 jam-nya. Semuanya ter-sedia disini. Namun keberhasilan warung Subak berkembang saat ini ternyata dimu-

Ketika konsep warung ikan Jimbaran pindah ke kota

Page 33: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 33

lai dengan perjalanan yang tidak mudah. Ditahun awal usaha ini beroperasi tantan-gannya beragam dan respon pasar sangat rendah. Andy Kusuma selaku pemilik dan juga pengelola mengoptimalkan jaringan perkawanannya melalui komunitas man-cing yang memang digelutinya, dan dari komunitas inilah kemudian nama warung Subak mulai dikenal dan dikunjungi. Sei-ring waktu, warung yang terletak ditengah hamparan sawah ini mulai ramai pengun-

jung, pelanggannya saat ini justru lebih banyak datang dari wisa-tawan luar. Bahkan dimomen khusus seperti hari raya dan libur panjang maka areal parkirnya yang luas pun tidak lagi mampu menampung para tamu.

Manajemen bahkan harus menyewa toko pasir disekitar sebagai tempat parkir saat jumlah tamu membludak. Hebatnya tamu banyak yang rela antri dimobil sembari menunggu ada meja yang kosong. Sepertinya warung Subak memang sudah harus membuka cabang barunya untuk memenuhi kebutuhan pelang-gannya yang kian bertambah

Warung SubakMengganti pemandangan pantai dengan hamparan sawah

Page 34: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 134

Relasi marketing dan nilai-nilai mempunyai tiga tahapan. Ta-hap pertama, ketika market-ing dan nilai-nilai terpolarisa-si. Di sini, ada paham yang

mengatakan marketing dan nilai-nilai terpisah, di mana kalau ada penera-pan nilai-nilai berarti menambah biaya. Kedua, tahap seimbang di mana mar-keting dijalankan secara biasa seperti menyumbangkan sebagian laba untuk aktivitas sosial. Ketiga, ada integrasi nilai-nilai dalam marketing. Nilai yang menjadi kepribadian dan tujuan dari perusahaan tersebut.

Satu kredo dalam Marketing 3.0 adalah dengan mencintai pelanggan dan menghormati pesaing. Di dalam bisnis, mencintai pelanggan berarti meraih loyalitas mereka dengan cara mem-berikan nilai yang tinggi dan menyen-tuh perasaan dan jiwa mereka. Donald Calne mengatakan bahwa perbedaan mendasar antara perasaan akan meng-hasilkan tindakan, sedangkan akal akan

Agar sustainable di masa de-pan, sekarang ini, bisnis ha-

rus mengindahkan nilai-nilai dan human spirit— khususnya

menyangkut people dan planet. Inilah pesan tegas

dari konsep Marketing 3.0—marketing berbasis nilai dan

human spirit ......

Note From the Guru

Page 35: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 35

By. Hermawan KartajayaAsia's Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc

menghasilkan kesimpulan. Keputusan konsumen untuk membeli atau menjadi pelanggan setia kepada suatu merek sangat dipengaruhi oleh perasaan.

Campbell Soup Company, misalnya, mengubah warna ke-masannya menjadi warna merah muda selama Breast Cancer Awareness Month dan berhasil meningkatkan permintaan produk mereka secara signifikan. Karena kebanyakan kon-sumen sup adalah perempuan dan kanker payudara adalah isu yang sangat dekat dengan mereka, penjualan kepada perempuan meningkat. Ini menunjukkan penekanan pada perasaan dibanding pada akal cukup berhasil.

Lebih dari itu, kita wajib menghormati pesaing. Pesaing ber-peran penting dalam perluasan pasar karena tanpa adanya pesaing sebuah industri akan tumbuh lebih lambat. Jika kita mengawasi pesaing, kita dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan kita.

Strategi meningkatkan pertumbuhan pasar dengan membi-arkan terjadinya kompetisi dapat dilakukan melalui transfer teknologi secara vertikal maupun horisontal. Unilever di Viet-nam menjadi contoh. Unilever memberikan pelatihan prak-tik terbaik untuk pemasok lokal di Vietnam. Di pelatihan itu, para pemasok mempelajari standar kualitas tersebut. Tidak hanya itu, Unilever juga memberikan dukungan keuangan

kepada para pemasoknya. Dengan cara ini, Unilever dapat mempertahankan biaya yang rendah dari pemasok lokal sekaligus mempertahankan kualitas mereka.

Satu hal yang harus dipertimbangkan di sini adalah kemungkinan bahwa pe-masok tersebut juga melayani pesaing Unilever. Dan, yang menarik, Unilever membiarkannya, karena hal itu mem-bantu perkembangan pasar secara ke-seluruhan.

Kedua hukum tersebut, yakni mencintai pelanggan dan menghormati pesaing, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Menghormati pesaing menjadi satu in-dikasi bahwa pemilik mereka mempu-nyai pegangan pada nilai-nilai. Mereka yang tidak bisa menghormati pesaing berarti susah dipercaya bisa benar-be-nar mencintai pelanggannya.

Sudahkah kita mencintai pelanggan dan menghormati pesaing kita?

Cintai Pelanggan & Hormati Pesaing

Page 36: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 136

wisatawan domestik berebutan datang ke Bali. Karena begitu menariknya pulau Bali, banyak dari wisatawan asing tersebut yang kemudian terkena “magic” Bali dan me-mutuskan untuk menetap di Bali. Daerah Seminyak, Petitenget, Batubelig, Canggu, Pererenan, Cemagi, Seseh merupakan dae-rah yang popular untuk Villa, karena lokasi yang dekat dengan pantai dan masih ba-nyak pemandangan sawah. Bagi mereka yang suka cliff, daerah Jimbaran menjadi sasarannya, sedangkan Ubud menjadi se-makin popular karena kultur budaya yang kuat dan nuansa pegunungannya. Karena demand yang tinggi baik dari turis dome-stik maupun asing, maka bisnis villa men-jadi sangat ramai dan menarik pada tahun-tahun belaka-ngan ini. Villa atau kompleks villa, kalau dikelola dengan managemen dan marketing yang baik, dapat menjadi suatu bisnis yang sangat menguntungkan.

Mau investasi di Villa, bagaimana memu-lainya?Berbeda dengan Condotel (kamar hotel yang distrata title), dimana kepemilikan hanya di bangunan saja, Landed Villa mem-berikan 2 potensi return, yang pertama adalah land appreciation (kenaikan harga tanah); dan yang kedua adalah Cash Flow (pendapatan) yang bagus dari operasi Vil-la tersebut. Kenaikan harga ta-nah di Bali (karena permintaan lokal dan international yang tinggi), sangat cepat. Di daerah stra-tegis, data 10 tahun terakhir menunjukkan harga tanah yang menjadi double dalam kurun waktu 3 tahun. Bahkan dibeberapa “hot area” seperti Petitenget dan Sunset Road, kenaikan harga tanah terjadi per bu-lan. Ini adalah fenomena yang luarbiasa.

Selama ‘’return/income” dari bisnis yang dihasilkan atas tanah tersebut masih “me-narik” untuk pembeli. Maka harga tanah masih berpotensi naik. Dan selama terja-

Smart Family

Mau Punya Villa di Bali? ...siapa takut!

“Kalo ke Bali….udah gak jaman tinggal di hotel……tinggal di Villa aja. Enak gila…... Punya ruang tamu sendiri, kitchen, garden dan kolam renang sendiri. Jatuhnya jauh lebih murah daripada kamar hotel dan tingkat kenyamanan serta privasi lebih tinggi”

Tinggal di Villa sudah merupakan substitusi bagi para pelancong yang mau menikmati Bali, baik untuk week end, short holiday ataupun semi permanent. Akhir-akhir ini, juga semakin nge-trend untuk melakukan “wedding ceremony; ulang tahun; gathering; company’s outbound

di Villa. Banyak villa juga dilengkapi dengan ‘tukang masak prib-adi’, menyediakan “jasa spa seperti massage, lulur, refleksi, “per-sonal driver” dan sebagainya sebagaimana layaknya kenyamanan dan fasilitas yang diberikan di hotel-hotel berbintang. Bagi ke-banyakan pengunjung, tinggal di Villa juga menjadi suatu kese-nangan dan kebanggaan tersendiri.

Bali memang dianugerahi dengan kecantikan alam dan budaya-nya, yang membuat bukan saja wisatawan asing tetapi juga

Page 37: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 37

wab dengan “return”, kenaikan harga masih akan di absorb oleh market. Tolong diperhatikan bahwa saya menggunakan kata-kata “ return atau income” dari tanah tersebut. Ini artinya, saya tidak “me-refer” kepada spekulasi dari harga tanah. Dalam konteks artikel ini, “Return” yang saya maksudkan adalah “Income atau Cash Flow dari Villa yang disewakan”.

Villa yang ditujukan untuk Investasi Villa untuk tujuan investasi harus di-desain sesuai dengan target market yang akan dituju. Beberapa villa yang ditujukan untuk investasi juga dijualkan dengan all inclusive. Termasuk dengan jasa pengelolaan dan marketing villa-villa tersebut. Ini adalah kabar baik bagi mereka yang ingin berinvestasi di Villa, tapi tidak memiliki pengalaman dibidang pengelolaan dan pemasarannya. De-ngan menggunakan jasa villa management dan marketing, investor tidaklah dipusingkan dengan biaya perawatan, pengelo-laan dan pemasaran rental villa. Semua itu sudah diambil alih oleh pihak management. Tugas anda selaku investor adalah melakukan due diligent atas villa yang ditawarkan, lokasi dari Villa (ini akan menentukan land appreciation) , siapa developernya, kemudian siapa villa managementnya, apa saja yang termasuk dalam harga

By. Suzana ChandraManaging Director - Lestari Living

investasi, berapa biaya maintenance, ma-nagement dan marketing fee.

Kemudian, siapa target marketnya, expec-ted returnnya bagaimana, apakah ada ga-ransi return, berapa lama anda bisa tinggal di villa tersebut, kapan diperlukan refur-bishment, darimana dananya, bagaimana pembagian hasil dari rental dsb.

Secara pribadi, saya sangat menyukai kon-sep ‘passive income”, yaitu suatu konsep di-mana uang saya tetap bekerja memberikan saya Cash Flow/Income tanpa partisipasi dari saya. Istilahnya, saya liburan pun, uang saya tetap bekerja buat saya. Villa diloka-si yang baik dan dikelola dengan baik merupakan suatu “kendaraan” buat saya untuk memiliki “passive income”. Kombina-si dari Strong Cash Flow dan Strong Capital Appreciation. I Love it! Semoga Berguna.

Page 38: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 138

Mer

edith

Whi

tney

Cassandra From Wall Street

Krisis global tahun 2008 lalu yang bermuara di Amerika, terjadi bukanlah tanpa prediksi. Banyak praktisi dan pengamat yang meramalkan salah satu krisis terburuk dalam sejarah Amerika tersebut memang akan segera terjadi, bahkan saat ini menjurus ke resesi. Secara funda-

mental hal tersebut memang sudah diperkirakan banyak orang, namun mungkin hanya Meredith Whitney satu-satunya yang menyuarakan prediksinya dan meminta secara teknikal peruba-han dilakukan. Tidak tanggung-tanggung, ketika itu [akhir tahun 2007] Whitney meminta Citigroup -lembaga keuangan paling di kagumi di dunia- untuk meningkatkan modal, menjual harta dan mengurangi pengeluaran. Padahal saat itu nilai saham bersimbol C tengah bersinar dengan nilai sekitar US$ 40. Namun enam be-las bulan kemudian -setelah puluhan milliar dollar dana yang di kumpulkan Washington dari pajak gagal menghentikan masalah keuangan yang tengah melanda Citi-, saham yang di kenal de-ngan nama “the bluest among blue chips” itu dijual dengan harga kurang dari US$ 1 dan sejak saat itulah nama Meredith Whitney mulai bersinar. Who’s that Girl?

Whitney hanyalah seorang analisis yang kurang di kenal dari sebuah lembaga keuangan level tengah, wanita cantik dan berkepribadian ramah yang lahir pada ta-hun 1970 tersebut saat ini diakui sebagai salah satu analisis wall street paling tegar namun juga pesimistis terhadap industri keuangan dan perbankan. Media menye-but peringatan Whitney kepada Citi se-bagai “The Call”, yang dalam laporan Op-penheimer & CO dipercaya sebagai awal mula dari reaksi berantai yang membuat sekitar US$ 369 milar aset menguap pada penutupan pasar modal Amerika Serikat. Dan di London tanggal 1 November 2007, nilai saham perusahaan yang terdaftar di LTSE hangus US$ 67 milliar. Empat hari ke-mudian pada tanggal 5 November 2007, CEO Citigroup Charles Prince mengundur-kan diri.

Orang mungkin kagum dengan ketajaman analisis Whitney namun baginya dalam berbagai wawancara mengatakan bahwa analisisnya itu bukan hal yang istimewa, bahkan dia menyebut “The easiest call I ever made”. Tiga tahun sebelum kejatu-hannya, Citi memang melakukan berbagai pembelian tanpa meningkatkan perhi-tungan modal. Saat itu kalangan industri keuangan telah maklum dengan adanya keterpurukan pada bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) yang tengah bermasalah aki-bat merosotnya saham yang terkait karena banyaknya kredit pemilik rumah yang ma-cet.

Sebagai bank yang memegang banyak sa-ham semacam ini dan menyalurkan kredit ke sektor property (yang terancam macet) Citi seharusnya menambah modal sebagai simpanan jika terjadi masalah, tetapi ke-nyataannya tidak. Dan cerita ini bukan ra-hasia lagi dikalangan analis keuangan , se-mua tahu bahwa pada tanggal 12 Oktober 2007, Dick Bove (Punk Ziegel & Co saat itu), Mike Mayo (Deutsche Bank) dan Charles Peabody (Portales Parners) secara terpisah telah mengeluarkan rekomendasi jual un-tuk saham C, tetapi para analis lain tidak mau tahu karena saat itu pasar sedang dalam keadaan bullish. di tengah bisnis yang tengah bergairah itulah rekomendasi

Page 39: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 39

untuk menjual saham terbaru di antara saham blue chip muncul sehingga sama saja dengan mencoreng wajah sendiri.

Setelah ramalan beraninya soal Citi, Whitney langsung melan-jutkannya dengan analisis tentang kemungkinan rugi dan peng-hapusbukuan besar di bank – bank terkemuka antara lain Bank Of America, Lehman Brothers, UBS serta analisis tajam tentang ledakan bisnis obligasi yang terkait dengan kredit pemilik rumah akan mengancam bottom line bank – bank tersebut. Bahkan pada sebuah konferensi Merrill Lynch yang diadakan pada bulan Juli 2008 Whitney sempat bertanya kepada CEO John Thain mengapa perusahaan yang dia pimpin tidak menjual harta untuk mening-katkan modalnya, tentu saja pertanyaan Whitney itu mendapat perlawanan sengit dari Thain yang menolak anggapan Whitney tersebut. Namun faktanya tidak sampai dua minggu kemudian Merrill Lynch setuju untuk melepas CDO (collateralized debt ob-ligation) senilai US$ 30 miliar dengan diskon sampai 78% untuk mendapatkan tambahan modal sebanyak US$ 8,5 miliar.

Itulah yang kemudian melambungkan nama Whitney dan mem-buatnya mendapat julukan sebagai “The Caassandra Of The Wall Street”. Cassandra dalam mitologi Yunani adalah seorang perem-puan cantik yang membuat dewa Apollo mabuk kepayang, kemu-dian memberikan hadiah berupa kemampuan meramal kepada Cassandra. Namun ketika cintanya bertepuk sebelah tangan oleh sang pujaan hati, maka dewa cahaya itu murka dan mengutuk se-hingga tidak ada orang yang akan mempercayai ramalan Cassan-dra tersebut.

Namun keberanian Cassandra ini kerap mendapakan respon negatif. Whitney sering mendapat makian melalui mail dan te-lepon yang jumlahnya sudah tidak terhitung lagi, bahkan per-nah menerima ancaman pembunuhan. Namun mungkin karena hal itu pula orang–orang mengakui kebenarannya. Whitney yang menikah dengan atlet gulat John “Bradshaw” (JBL) pemegang gelar juara terbanyak sepanjang sejarah WWE Champion Smack-down ini selalu mengingatkan para investor saham, bank akan merugi karena industri perbankan sedang menghadapi rugi kredit yang lebih besar daripada yang mereka laporkan dalam financial statement selama ini. Bahkan Whitney memperingatkan bahwa

perekonomian (AS) sedang tenggelam kedalam resesi “gaya tahun 1980an” dan akan membuat populasinya terpuruk se-banyak 10% dan akan menyimpan utang terlalu besar atas beban pada masa boom perumahan. Apa yang terjadi di Amerika dan bermuara dari mortgage [KPR], sangat mungkin terjadi di Indonesia ketika sektor properti seperti saat ini tengah booming, money market dalam kondisi prima, dan jika saja sektor financial khususnya per-bankan melakukan kesalahan yang sama dalam analisis kreditnya secara masif, maka hal serupa bukan tidak mungkin terjadi. Namun setidaknya belum ada “Cassan-dra Indonesia” yang memberi peringatan tersebut, mungkin karena memang tidak akan terjadi. ...Semoga!

Cassandra dalam mitologi Yu-nani adalah seorang perem-puan cantik yang membuat Apollo mabuk kepayang se-hingga memberikan hadiah

berupa kemampuan mer-amal kepada Cassandra. Na-

mun ketika cintanya bertepuk sebelah tangan oleh sang pu-

jaan hati maka dewa cahaya itu marah dan mengutuk seh-

ingga tidak ada orang yang akan mempercayai ramalan

Cassandra tersebut.

Front of Mind

Page 40: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 140

Depresi besar yang terjadi pada ta-hun 1929 hingga 1933 menyebab-kan kemerosotan ekonomi yang sangat besar. Selama periode waktu 3 tahun GDP riil dalam pere-

konomian utama jatuh lebih dari 25%, seper-empat dari populasi pria di dunia di pecat dari pekerjaannya, harga komoditas merosot sete-ngahnya, tingkat harga konsumsi turun seban-yak 30%, upah dipotong hingga sepertiga-nya. Kredit bank di Amerika menyusut hingga 40% dan di banyak negara seluruh sistem perbankan hancur. Hampir setiap peminjam hutang terbe-sar utama gagal membayar. Kekacauan pere-konomian menciptakan penderitaan di setiap sudut dunia.

Siapapun yang berpikir tentang depresi besar tidak dapat menghindari pertanyaan: Mungkin-kah akan terjadi lagi? Kalau terjadi lagi, apakah dapat menimpa negara tercinta Indonesia? Se-lama ini krisis selalu terjadi dalam kurun waktu tertentu. Tahun 1994 terjadi krisis di Meksiko dimana mata uang Peso mengalami penurunan sampai 30%. Tahun 1997 terjadi krisis Asia yang menimpa Korea Selatan, Thailand dan Indone-sia. Tahun 1999 krisis menimpa Rusia, dan krisis keuangan dunia terjadi pada tahun 2007/2008. Krisis yang menimpa beberapa negara termasuk Indonesia, penyebab dan dampak yang terjadi hampir sama dengan kejadian Depresi besar pada tahun 1930-an seperti yang diuraikan oleh

Literature

The Bankers Who Broke The World

Author : Liaquat AhamedISBN : 9789790780507Date Published : 2010 No. of Pages: : 658Dimensions : 15 x 23 (cm):Publisher : Warta Ekonomi & Dian Rakyat

Page 41: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 41

“Liaquat Ahamed” dalam Lord of Finance, yang mem-bedakan hanya skalanya.

Apa yang menyebabkan krisis Moneter 1997/1998 di Indonesia?Krisis yang melanda Indonesia pada 1997/1998, se-benarnya merupakan imbas dari apa yang terjadi di Thailand. Pada 14 Mei dan 15 Mei 1997, mata uang Thailand “Baht”, terpukul oleh serangan spekulasi be-sar. Perdana Menteri Thailand waktu itu, Chavalit Yon-chaiyudin menyatakan, tidak akan akan mendevaluasi baht. Nilai mata uang baht diambangkan terhadap dolar. Akibatnya, baht, yang sejak 1985 dipatok pada 25 baht terhadap satu dolar AS, jatuh tajam dan hilang setengah harganya. Nilai tukar baht menjadi 56 baht per satu dolar AS, pada Januari 1998. Pasar saham Thailand jatuh 75% pada 1997. Finance One, perusa-haan keuangan terbesar di Thailand, bangkrut. Pada 20 Agustus 1997, IMF menyetujui memberikan paket dana talangan sebesar US$ 17 milyar.

Pada 1997, sebenarnya kondisi ekonomi di Indonesia tampak jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, tingkat inflasi Indonesia lebih rendah. Neraca perdagangan surplus lebih dari US$900 juta, persediaan mata uang luar lebih dari US$ 20 milyar, sektor perbankan berja-lan baik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat. Dalam kondisi ekonomi seperti itulah, banyak perusa-haan di Indonesia meminjam uang dalam bentuk dolar AS.

Namun, ketika krisis melanda Thailand, sehingga nilai baht terhadap dolar anjlok, maka nilai dolar pun me-nguat. Penguatan nilai tukar dolar berimbas ke rupiah. Nilai rupiah anjlok terhadap dolar. Meskipun krisis rupi-ah dimulai pada Juli dan Agustus, kepanikan semakin menjadi-jadi pada November 1997 ketika “efek dari devaluasi” muncul di neraca “perusahaan”. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya uang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan ru-piah dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar yaitu menjual rupiah, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi. Nilai rupiah pun semakin jatuh lebih dalam, dimana sebelum krisis nilai rupiah sebesar Rp.2.500 per dolar dan jatuh menjadi Rp.16.000 per dolar akhirnya stabil dikisaran Rp.9.000 per dolar.

Dalam perkembangan selanjutnya dan selama ini, ternyata Indonesia paling dalam dan paling lama me-ngalami krisis ekonomi. Di tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot menjadi –13,7% dari per-tumbuhan sebesar +4,9% di tahun sebelumnya (1997) atau jatuh 18,6% dalam setahun.

Inflasi dalam negeri Indonesia meningkat tajam. Harga sembako, maupun barang-barang lain melonjak berli-pat kali menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memberhentikan Gu-bernur Bank Indonesia Sudrajad Dwijandono. Krisis yang melanda Indonesia ini memuncak ketika pada Mei 1998, Presiden Suharto dipaksa mundur, setelah sebelumnya terjadi berbagai kerusuhan.

Apa dampak krisis pada kehidupan masyarakat?Income perkapita indonesia tahun 1960 sebesar US$ 100. Ini sama dengan income perkapita Thailand, Ma-laysia dan Taiwan. Income perkapita Indonesia tahun 1996 sudah meningkat dan mendekati US$ 1000, te-patnya US$ 990. Dengan adanya krisis moneter yang menimpa Indonesia, Income perkapita Indonesia merosot sangat tajam menjadi US$ 312 pada tahun 1998. Ini seperti income perkapita indonesia 23 tahun yang lalu. Income perkapita indonesia tahun 2010 su-dah mengalami peningkatan yang luar biasa menjadi US$ 3000.

Dengan adanya penurunan income perkapita, Indone-sia mengalami “ledakan” jumlah orang miskin. Jumlah orang miskin sebelum krisis tahun 1996 sebanyak 34 juta. Jumlah orang miskin tersebut meningkat sebe-sar 45,6% atau 15,5 juta selama periode krisis 2 tahun menjadi 49,5 juta orang pada tahun 1998. Dengan berjalannya waktu, pada tahun 2010 Indonesia mem-peroleh momentum dimana income perkapita sudah diatas US$ 3000 dan angka kemiskinan sudah dapat diturunkan menjadi 25 juta orang.

Apa yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi krisis 1997/1998?Tindakan pemerintah untuk mengatasi krisis moneter, seperti menunda proyek-proyek yang kandungan importnya tinggi, menaikan suku bunga SBI hingga

By. Pribadi BudionoDirektur BPR Lestari

Page 42: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 142

Siapapun yang berpikir tentang depresi besar tidak dapat meng-hindari pertanyaan: Mungkinkah akan terjadi lagi? Kalau terjadi lagi, apakah dapat menimpa negara tercinta Indonesia?

mencapai tingkat 45%, menjamin dana deposito mi-lik masyarakat, pencabutan izin 16 bank swasta, pe-ngambil alihan pengelolaan 14 bank serta pengawas-an khusus terhadap 40 bank oleh “Badan Penyehatan Perbankan Nasional”, sempat memperkuat nilai rupiah terhadap dolar AS akan tetapi tindakan BI mencetak uang untuk membantu bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas malah menaikkan laju inflasi yang akibat buruknya harus dipikul oleh seluruh rakyat In-donesia.

Yang paling terpukul atas tindakan BI tersebut adalah rakyat yang miskin. Jika Indonesia di masa orde lama dekade 50-an dilanda kemiskinan tapi mengalami ke-bebasan politik maka Indonesia masa orde baru saat ini tidak saja mengalami kemiskinan, ketidakamanan sosial, kesenjangan sosial tetapi kualitas lingkungan hidup yang makin merosot. Mengapa Indonesia yang sejak 30 tahun mengekspor minyak, gas, emas, timah, bauksit, produk-produk perkayuan (hasil hutan), hasil laut, karet, kopra, teh, kopi, coklat dan produk-produk non migas lainnya, justru terlilit hutang sebanyak US$ 133,7 milyar dan dilanda krisis moneter yang memu-ncak menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan? Mengapa rezim orde baru yang mengandalkan stabili-tas politik demi pembangunan ekonomi justru meng-hasilkan kemunduran ekonomi?

Apa yang harus dilakukan agar Krisis Tahun 1997 Tidak Terulang Lagi?Apa yang terjadi pada depresi besar dekade 30-an, hampir sama dengan yang terjadi dengan krisis mo-neter yang menimpa indonesia tahun 1997/1998. Nilai mata uang kita jatuh sangat dalam dari Rp.2.500/US$ menjadi stabil di angka Rp.9.000/US$. Sama dengan mata uang Inggris, Perancis dan Jerman, mata uang tersebut jatuh sangat dalam terhadap dollar Amerika. Apa yang terjadi dengan jatuhnya nilai rupiah kita ter-hadap mata uang asing?

Seketika, harga-harga mengalami koreksi, semua naik karena hampir semua barang terkait dengan perda-gangan internasional. Inflasi luar biasa tinggi dan

bunga SBI melonjak tajam sampai 45% per tahun bahkan bunga antar bank yang dikenal dengan bunga overnight melonjak sangat tinggi mencapai 360% per tahun. Penarikan besar-besaran dana bank dimana-mana, bahkan antar bank saja tidak saling percaya. Puncaknya Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas keuangan melakukan likuidasi terhadap 16 bank. Pe-ngaruhnya, banyak perusahaan kolaps atau bangkrut dan PHK dimana-mana. Untuk menghindari ini terjadi lagi, Bank Indonesia akan menjaga rupiah agar stabil. Bank Indonesia mela-lui otoritasnya akan melakukan operasi pasar untuk menstabilkan rupiah dengan mempergunakan cada-ngan devisa. Cadangan devisa Indonesia setiap bu-lannya meningkat dan posisi Juli 11 sebesar US$124,5 milyar. Ini cadangan terbesar yang pernah dimiliki In-donesia.

Bagaimana kalau pasar melakukan pembelian dollar serta adanya aliran modal keluar Indonesia secara be-sara-besaran? Ini yang harus diantisipasi dan dicegah. Rupiah akan turun dan Bank Indonesia akan melaku-kan operasi pasar. Ini seperti bank mengalami penari-kan besar-besaran atau yang dikenal dengan rush. Se-lama cadangan devisa kita mampu untuk meng-cover maka rupiah akan tetap stabil. Problemnya apabila cadangan devisa kita tidak mencukupinya maka akan memberikan dampak yang luar biasa.

Dengan terbentuknya OJK (otoritas Jasa Keuangan), fungsi pengawasan bank sudah tidak ditangani oleh Bank indonesia lagi. Bank Indonesia akan fokus mena-ngani moneter khususnya menjaga rupiah dan inflasi. Tujuannya adalah agar krisis 1997/1998 tidak terulang. Krisis ini bisa terjadi dimana saja tidak hanya kawasan atau suatu negara. Namun krisis bisa terjadi pada kor-porasi bahkan perorangan. Untuk mencegahnya maka harus dipersiapkan pondasi yang kuat. Siapa yang mengetahui pondasi itu? Mereka adalah pengelola ne-gara, pengelola perusahaan atau diri Anda sendiri.

Selamat membaca, semoga terinspirasi.

Page 43: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 43

Book Review

Judul : Balanced BrandPenulis : John FoleyTebal : 226 hlmUkuran : 15 x 23 CmISBN : 979-799-029-X

Perusahaan seringkali tidak memberikan perhatian lebih pada apa yang sebenarnya menyukseskan brand dan reputasi mereka.

Dan, ini membuat perusahaan terse-but rentan terhadap hantaman balik jika ada riak yang berkembang, antara values yang mereka miliki dan values yang dijunjung oleh para stakeholder. Dalam buku luar biasa ini, pakar brand-ing John Foley menunjukkan bagai-mana memahami dan bereaksi secara efektif terhadap berbagai kebutuhan dari setiap kelompok stakeholder, menekankan reputasi yang seimbang antara perusahaan dengan brand-nya dan menghindari ketidaksejajaran yang bisa merusak keduanya.

Judul : Creating a Successful CVPenulis : HowardTebal : 72 hlmUkuran : 12.5 x 17.5 CmISBN : 9789795235743

T eknik praktis, cara mempre-sentasikan kemampuan kita dengan baik untuk menge-sankan perusahaan poten-sial. Didukung dengan Ilus-

trasi dan teks yang jelas mencakup setiap aspek dalam penulisan CV dan melakukan pencarian kerja. Mulai dari membuat checklist sederhana dan membekali kita dengan semua infor-masi yang dibutuhkan untuk meng-hasilkan dokumen yang sempurna. Dalam buku ini ditampilkan pula bagan dan diagram yang memperlihatkan pi-lihan tindakan yang berbeda-beda dari setiap keputusan yang hendak kita am-bil. Dilengkapi dengan contoh-contoh yang diharapkan memberikan manfaat lebih

Judul : Completed Career GuidePenulis : Arif RahmanPenerbit : Visi MediaPage : 216ISBN : 9790651090

Jabatan tinggi dengan pekerjaan yang didambakan menjadi ob-sesi kebanyakan orang. Namun sudahkah hal itu menjadi esen-si karir yang sesungguhnya.

Sayangnya justru kebanyakan orang memadankan antara karir dengan penghasilan, padahal tiidak sepenuh-nya hal tersebut reflektif. Pertanyaanya kemudian, upaya apa yang harus di-lakukan untuk mewujudkan karir yang ideal itu? Buku ini mengajak Anda me-lihat tujuan sekarang serta bagaimana mencapai karir hingga ke posisi ter-baik. Kenali tip dan triknya, dan jadilah individu yang tangguh untuk meraih kesuksesan versi Anda sendiri melalui guide yang disampaikan dalam buku ini.

Page 44: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 144

Backpacker

Catatan perjalanan oleh Kinan Setya

Proses akuisisinya oleh Phillip Morris menjadi salah satu peristiwa ekonomi yang mendapat perha-tian khusus. Beragam diskursus dan kajian digelar mentelaah salah satu akuisisi terbesar sepanjang sejarah bisnis Indonesia tersebut. Ketika saham

kepemilikan Sampoerna berpindah ke tangan asing, toh House of Sampoerna, peninggalan yang sudah tercatat sebagai salah satu heritage kota Surabaya tetap diperta-hankan.

Peninggalan BelandaRumah yang dibangun tahun 1862 ini merupakan pening-galan kolonial Belanda. Liem Seeng Tee, founder Sampoerna membelinya hampir seabad kemudian tepatnya tahun 1932. Inilah tempat yang menjadi pabrik untuk memproduksi Sampoerna pertama kali. Tiga rumah besar memisahkan 5 bagian kawasan, yang pertama dan utama adalah rumah yang menceritakan perjalanan sejarah dari generasi perta-ma keluarga Sampoerna melalui berbagai peninggalannya. Di ruangan yang pekat dengan bau tembakau ini, mulai lan-tai pertama kita akan melihat bagaimana generasi pertama keluarga Sampoerna membangun bisnisnya dari sebuah

HOUSE OF SAMPOERNANama Sampoerna, bukan hanya menjadi salah satu ikon dari kota Sura-

baya. Di nusantara, Sampoerna adalah brand yang hingga hari ini belum tergoyahkan. Bahkan dimata internasional Sampoerna, dikenal sebagai

salah satu korporasi multinasional yang diperhitungkan.

warung kecil –yang replika dummy warung tersebut didis-play dengan apik- hingga berbagai tembakau dari berbagai daerah di Indonesia yang menjadi cikal bakal rokok Sampo-erna dipamerkan.

Di ruang depan pintu masuk foto direksi dari berbagai ge-nerasi dipajang, sementara diruang kedua terdapat sepeda motor klasik, hingga aneka packing rokok Sampoerna yang diproduksi dengan berbagai bahasa untuk pemasaran dinegara-negara yang berbeda. Dilantai ini juga terdapat beberapa mesin tua yang pertama kali digunakan untuk memproduksi rokok, dan serangkaian alat marching band Sampoerna yang kerap kali ditampilkan setiap kali ada kar-naval kemerdekaan RI.

Dilantai 2, terdapat kaca besar yang menjadi pembatas antara pengunjung dengan pabrik –bangunan kedua dika-wasan rumah sampoerna ini. Disini kita akan melihat secara langsung produksi rokok Dji Sam Soe yang hampir keselu-ruhan prosesnya dilakukan dengan tangan dan manual. Ke-tika saya datang berkunjung sore itu, proses packing yang dilakukan oleh beberapa wanita terampil baru saja selesai

Page 45: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 45

dilakukan, dan sekitar ratusan orang lainnya tengah mera-pikan tempat kerjanya masing-masing. Mempertahankan proses produksi secara manual ini bukan saja untuk mem-pertahankan tenaga kerja yang ada, namun juga menjaga kualitas Dji Sam Soe yang memang khas itu.

Dibangunan rumah kedua, dipamerkan mobil Roll Royce yang dulunya digunakan di Singapura, dan baru menda-pat ijin dari pemerintah masuk ke Indonesia hanya untuk dipamerkan, dan mobil ini tidak mendapatkan plat na-sional, sehingga plat Singapura masih tetap melekat di mo-bil tersebut. Dibangunan rumah ini hanya untuk keluarga Sampoerna saja dan tidak dibuka untuk publik. Baru area keempat pengunjung bisa mengeksplorasi berbagai lukisan seni yang dipajang sepanjang 2 lantai bangunan tersebut. Sementara ruang terakhir adalah café yang sepanjang pe-ngamatan saya sebagian besar dikunjungi oleh orang asing yang tengah bersantai melepas penat.

Role ModelAnda tidak akan kesulitan untuk mendapatkan informasi detil berkaitan dengan bagaimana sejarah panjang Sam-poerna dari sebuah kedai kecil menjadi salah satu raksasa bisnis dunia. Inilah profile yang dapat Anda jadikan model. Dan setidaknya terdapat beberapa orang pemandu terampil yang siap mendampingi dan menjelaskan semua hal yang Anda ingin ketahui. Sulit dipungkiri bahwa inilah salah satu heritage yang sangat berharga sebagai cambuk dan pem-belajaran, untuk membangun sebuah bisnis tidak dapat di-lakukan hanya dalam satu malam saja. Namun keterampilan, kesabaran dan ulet berjuang adalah pondasi paling kuat un-tuk membangun karakter entrepenuer yang tangguh. Sam-poerna telah menunjukkannya, bahwa imposible is nothing! How about you?

ww

w.eastjava.com

Page 46: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 146

T emanya unik, bercerita tentang cownboy yang harus berhadapan dengan alien, mengambil latar belakang di tahun 1873 daerah Arizona dimana seorang lelaki bernama Jake Lonergan (Daniel Craig) yang kehilangan masa lalunya,

dan entah bagaimana saat dia terbangun sudah berada di sebuah padang gersang tanpa ingatan sedikitpun ten-tang dirinya. Satu-satunya petunjuk adalah gelang aneh yang melingkari tangannya yang tidak bisa dia lepas. Selama menjalani pencarian jati diri Jake ditemani gadis cantik bernama Ella (Olivia Wilde). Namun hingga mere-ka disuatu kota, masalah bertambah rumit ketika secara tiba-tiba kota tersebut diserang sebuah kekuatan dari langit. Tak ada yang bisa selamat dari malapetaka terse-but. Di saat yang sama, ingatan Jake mulai pulih dan ia sadar bahwa gelang belenggu yang selama ini melekat di pergelangan tangannya adalah kunci untuk menyela-matkan seluruh penduduk kota tersebut dari serangan makhluk dari planet lain. Film ber-genre action thriller ini merupakan sci-fi yang disutradarai dan mendapat respon yang luar biasa di Amerika, namun belum pasti kapan akan ditayangkan di Indonesia. Dan untuk kali kesekian kita akan melihat peran Harrison Ford dalam busana koboi layaknya di Indiana Jones.

WALL STREET: MONEY NEVER SLEEPS, merupakan sekuel terlama dari film per-tamanya yang sukses di tahun 1987 lalu. Jarak waktu yang cukup panjang (23 ta-hun) membuat film ini jadi terasa sebagai

sebuah sekuel atau lanjutan yang berbeda dari keban-yakan sekuel lainnya. Jangka waktu yang panjang itu pula yang membuat film ini jadi terasa tidak dipaksakan. Melanjutkan kisah Gordon Gekko (Michael Douglas) yang diakhir film pertamanya diceritakan masuk bui, disekuel kedua ini setelah 14 tahun lewat maka tiba saatnya buat Gordon untuk kembali menghirup udara bebas. Masa di dalam penjara memang telah mengambil segalanya dari Gordon. Mulai harta hingga keluarga, semuanya seolah meninggalkan Gordon. Bahkan rekan-rekan kerjanya dulu pun tidak lagi menaruh respect pada mantan pialang sa-ham ini. Di saat yang bersamaan, Jacob Moore (Shia La-Beouf) adalah seorang pendatang baru di bursa saham dan ia bermaksud mencari tahu siapa yang berada di ba-lik kematian mentornya yang selama ini telah membawa Jacob masuk ke Wall Street. Pertemuan Jacob dengan Gordon akhirnya berbuah sebuah kesepakatan. Gordon akan membantu Jacob mencari tahu siapa yang bertang-gung jawab atas kematian mentornya sementara Jacob yang telah lama menjalin hubungan asmara dengan Win-nie [anak Gordon] akan membantu Gordon memperbaiki hubungan dengan putrinya tersebut.

Sneak Peak

Page 47: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 47

Oakley terus berinovasi, sebagai salah satu brand terbaik untuk produk kacamata Flak Jacket termasuk inovatif, terinspirasi oleh at-let kelas dunia yang membutuhkan kinerja optimal, maka Oakley kemudian mendesain

ulang lensa sehingga menghasilkan tingkat kejelasan optik yang tidak terkalahkan. Atlet profesional tidak bisa kompromi terhadap kinerja, sehingga Flak Jacket dibuat dengan menawarkan kombinasi yang terbaik dari setiap teknologi. Memiliki lapisan hidrofobik lensa untuk men-gusir air, minyak kulit dan puing-puing, sehingga visi ter-baik di bumi tetap jernih. Oakley hidrofobik merupakan lapisan lensa yang mencegah air dari goresan dan men-dapatkan pijakan. Lensa dalam dibuat untuk memblokir sinar yang menyilaukan yang diperbesar oleh permukaan datar seperti salju, air dan trotoar. Dua ukuran bantalan hidung membantu mereka mencapai cocok aman yang mengoptimalkan kenyamanan pemakainya, sehingga desain lensa Flak Jacket Oakley memungkinkan para atlet beradaptasi dengan baik saat berolahraga

Oakley Flak Jacket

Gallery

Pameran mobil Indonesia International Motor Show (IIMS) yang digelar bulan Juli lalu ternyata tidak hanya diisi dengan lauching kendaraan roda empat saja. Namun motor pun tidak mau ke-tinggalan dalam momen ini. Perusahaan Ducati salah satunya yang menggunakan IIMS untuk memperkenalkan motor kelua-

ran terbaru mereka yang diberi nama Ducati Monster 1100 EVO. Memiliki mesin 110 cc dan merupakan penyempurnaan dari mesin Desmodromic L-Twin yang mempunyai dua silinder. Angka tersebut akan menghasilkan tenaga 100 daya kuda (HP). Selain itu motor yang merupakan generasi premium kelas Monster ini memiliki teknologi lebih maju dibandingkan

pendahulunya, dengan tampilan naked bike, Ducati Monster 1100 EVO pun tampil dengan tampang yang garang. Dengan velg sporty terintegrasi dengan swingarm satu sisi. Knalpot besar dengan dua manipol dari dua silinder mesin model konfigurasi 2-1-2 dan cata-lytic converter. Terdapat juga muf-fler knalpot berbahan alumunium standar Euro3.

PT Supermoto Indonesia yang merupakan Agen Pemegang Merk Ducati di Indonesia membanderol khusus motor ini diangka Rp 320 juta. Selain Ducati Monster 1100 EVO, pada pagelaran IIMS terse-but, Ducati juga hadir dengan be-ragam motor lain seperti Ducati Monster 696, Ducati Streetfighter, Ducati Superbike, Ducati Diavel dan Ducati Multistrada 1200. So, jika Anda berminat tampil lebih garang, tunggangan ini rasanya sangat tepat sebagai pendam-ping. Berminat?

Ducati Monster 1100 EVO

Page 48: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 148

Page 49: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 49

Community

Kehadiran modern ritel akhirnya menjadikan persaingan kian ketat, disinilah muncul tuntutan bagi para owener ritel berkonsep tradisional untuk melakukan perubahan, beradaptasi dan meng-upgrade dirinya untuk adaptif pada pembaharuan. Tanpa upaya itu, maka peluang ter-

himpit sangat besar. Menyadari hal ini, maka sekelompok pebis-nis retail menggelar Workshop Retail Management, acara yang diselenggarakan di Hotel Nikki tersebut membludak dan menun-jukkan bahwa bisnis retail menjadi primadona baru bagi kala-ngan pengusaha dan merupakan indikator bahwa kesadaran akan tuntutan perubahan memang sudah dirasakan oleh pebisnis ritel tradisional di Bali.

Pembicaranya di datangkan dari profesional Retail Consulting, Bp Iswarin [ex GM Circle K], materi utamanya adalah transisi menjadi modern, mulai dari design toko, teknik selling dan promosi dan berbagai konsep menarik lainnya. Pada kesempatan yang sama, dibagikan Buku Rockin Your Ritail Business sebagai referensi tam-bahan kepada peserta. Dan tidak berhenti sampai disitu, menya-dari persaingan yang dihadapi adalah ritel waralaba yang memiliki banyak keunggulan, maka para peritel non-waralaba inipun pada tanggal 30 Januari 2011 lalu membentuk paguyuban bernama

Bali Retail Business Community. Komunitas ini menyadari keunggulan kompetitif ritel waralaba sangat tinggi, mulai dari jaringan-nya yang besar sehingga mampu membeli produk dengan jumlah banyak dan men-dapatkan konsesi harga yang lebih mu-rah [sehingga profit margin mereka lebih besar] hingga pelayanan dan infrastuktur yang lebih modern dan berbagai keung-gulan lainnya.

Karenanya salah satu agenda komunitas Bali retail business ini pun menuju ke-arah tersebut, mulai dari pertemuan rutin dan menyusun perencanaan hingga order produk melalui ide pembentukan gudang bersama [sehingga bisa mendapatkan konsesi harga yang lebih murah], upgrage service menuju excellent, design toko dan pengetahuan serta teknik franchising dan berbagai keunggulan lainnya untuk tetap kompetitif didalam persaingan.

Bali Retail Business CommunitySuasana rapat pembentukan Bali Retail Busi-ness Commu-nity. Terbentuk atas kesadaran bersama untuk tetap kompetitif dalam bisnis q

Page 50: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 150

Seratus triliun transfer of wealth. 100 Triliun uang tersebar tanpa dipotong komisi oleh calo-calo anggaran, tanpa dipajakin oleh pengusaha-pengusaha pencari rente. Tanpa dipotong komisi penguasa. 100 Triliun nett

sampai ke desa. Sebuah gerakan yang bahkan peme-rintah-pun tidak bisa menyaingi tingkat efesiensinya. Saya tidak tahu detailnya, namun jika dibandingkan dengan APBN yang 1,600 Triliun, yang 60%-nya su-dah dipakai untuk belanja pegawai, sisanya dipake buat membayar cicilan hutang dan bunga, sebagian kecil yang digunakan buat pembangunan (itupun di-potong sana sini, 10% calo, 10% penguasa, 10% pe-ngusaha), maka angka 100 triliun dana pulang kam-pung tadi sungguh menjadi signifikan.

Bayangkan kalau uang yang 100 triliun tadi digu-nakan oleh orang kampung tadi buat menanami tanah-tanah di kampung yang terlantar. Suster anak saya, menggunakannya buat membeli tanah dan

Bulan Agustus lalu, kita menyaksikan sebuah fenomena social yang menakjub-kan, mudik lebaran. Jutaan manusia bergerak dari kota ke kampungnya masing-masing. Pulang kampung! Menariknya adalah selain pergerakan manusia yang sangat massif itu, ternyata disertai oleh pergerakan uang. Diperkirakan ada 100

Triliun lebih uang yang dibawa oleh para urban tersebut ke kampungnya masing-masing. Bayangkan 100 Triliun!

menanam sengon. 5 tahun lagi ketika sengonnya panen, nilainya ratusan juta. Bayangkan kalau uang yang 100 trilun tadi digunakan buat membeli ternak sapi, kerbau, babi dan ayam. Di-gunakan buat membuat pabrik-pabrik beras yang mengolah gabah menjadi beras. Digunakan buat membeli trak-tor dan alat-alat pertanian. Digunakan buat membeli truk atau mobil-mobil pengangkut.

Sangat disayangkan kalau yang 100 triliun tadi kemudian menguap men-jadi barang elektronik, pakaian dan pesta-pesta makan dan minum saja. 100 Triliun setiap tahunnya. Sungguh suatu kesempatan yang baik untuk membangun desa. Kalau saja…. N

otes

from

a fr

iend

By. Alex P ChandraPublisher of Money & I Magazine

Transfer of wealthTANPA CALO

Page 51: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 1 S e p - O c t 2 0 1 1 51

Page 52: M&I magz ed 21

- Vo l . 2 0 A u g - S e p 2 0 1 152