mgfin_koas

38
Miastenia Gravis Ganda Pariama Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf FK UNDIP/ RSUP dr. Kariadi Semarang

Upload: kloter1

Post on 13-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

mgggrifin

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Miastenia GravisGanda Pariama

Program Pendidikan Dokter Spesialis SarafFK UNDIP/ RSUP dr. KariadiSemarang1Sejarah1672: Thomas Willis mute as a fish (wanita, kadang2 tidak mampu bicara)1895 : Jolly Pseudoparalitica MG1934 : Walker Terapi : pysostigmine1930 : Blalock et al thymektomi1960 : teori automimun kortikosteroid1970 : imunosupresi : azathioprine ,plasmapharesis dan teori antibodi terhadap reseptor asetilkolin 1980 : intravena immunoglobulin

MORTALITAS2DefinisiPenyakit autoimun kronis yang menyerang neuromuskular junction. Dimana mempunyai karakteristik kelemahan yang bersifat fatigabilitas dan variabilitas .

Serangan antibodi thd reseptor asetilkolin tsb akan menyebabkan ketidakpastian dalam mencetuskan sebuah potensial aksi kontraksi.. Kdg kontraksi dan kdg tidak kontraksi: variabliabilitasDan selanjutnya krena proses ab tsb menyebabkan penurunan dari jumlah asetilkolin yang diproduksi3EpidemiologiPrevalensi 14 -20 pada 100000 : ASRasio; : = 2 : 3 (usia < 40 th; W : P = 7:3, u 40-50; sama, u> 50 th; w : P = 4:6)MG okuler; Pria > wanita onset : usia rata-rata 38 tahun.

6Ca2+ uptake into the terminal causes release of the neurotransmitter acetylcholine into synaptic cleft , which has been synthesized and stored into synaptic vesicles

6Ach travels across the synaptic cleft to postsynaptic membrane which is also known as motor end plate.

77

Etiologi dan PatogenesisAutoimun reseptor Asetilkolin Pe jumlah reseptor asetilkolin1/3 jumlah normalBerbanding lurus dgn berat gejala Perubahan morfologisPola lipatan membran post sinaps yg sederhana celah/clef antara terminal saraf dan membran otot post sinapsDegradasi membran post sinap: komplemen

Merupakan suatu penyakit autoimun dimana ab menyerang reseptor asetilkolin pada post sinap sehingga tidak terjadi nya suatu potensial aksi pada motor end plate. Jumlah reseptor asetilkolin ini akan ber9Klasifikasi (Osserman )

Mata ??Hipotesis fungsional : kelemahan otot mata lsg dpt dikenali oleh pasien. Hipotesis imunologi : mata seringkali menjadi target proses autoimun: tiroid autoimun diseaseHipotesis fisiologi : otot ekstraokuler memiliki reseptor asetilkolin lebih sedikit. Otot mata bekerja lebih sering lebih mudah lelah (autoimun)Hipotesis genetik Manifestasi KlinisKelemahan Otot bervariasi : - kontraksi berulang/menetap mprovokasi & mpburuk - istirahat mbaik mata : tosis & Diplopia otot tubuhCogan twich; pd mata (specificity 99%, sensitivity 75%, false-positive rate 1%, J Neuropathol 2011)

Manifestasi KlinisCogan twitch :

DiagnosisAnamnesisPemeriksaan Fisik : - kelemahan otot (provok); wartenbergTest Endrophonium > iv Edrophonium chloride (Tensilon) > blok degradasi asetilkolin > menghilangkan kelemahan otot mataElectroMyoGraphyThorax foto CT thorax: gland thymusSide efek : bradikardi dan sinkope.Positif palsu : MND, LEMS, massa intrakranialNegatif palsu14

Wartenberg Test

Tes wartenberg :Penderita diminta untuk menatap tanpa kedip kepada suatu benda yang terletak diatas dan diantara bidang kedua mata untuk beberapa waktu lamanya. Pada Myasthenia Gravis, kelopak mata yang terkena akan menunjukkan ptosis.15Tensilon test

Ice pack test

Diagnosis BandingEaton lambert syndromePenyakit tiroid mata; Graves diseaseBotulism

Selain MG ada juga kelainan yang mnyerang neuromuskular junction yaitu : Eaton lamber sy : kelemahan dengan perbaikan setelah repetitif (berlawanan dengan MG), biasanya retraksi kelopak mata setelah prolonged upgazePenyakit tiroid mata : Graves opthalmopati. Selain ptosis terdapat retraksi kelopak mataSenile ptosis : 21LaboratoriumAntibodi reseptor asetilkolin ( Anti- AChR) : 80-90 %10-20 % Antibodi Muscle-specific tyrosine kinase ( MuSK) ; 50 % MG okuler : Anti-AchR +; 20-50%Anti Ach R false positive : LEMS and patients with penicillamineMuSK : proses patologis belum jelas diduga merupakan suatu protein yang berkerja secara tidak langsung terhadap AChR 22TerapiTarget :Meminimalkan gejalaMengurangi angka progresifitas menjadi MG general.

TerapiTerapi Non farmakoFokus ptosis, diplopia, mata keringPtosis crutchesPatching or prism diplopia

TerapiTerapi farmakoAchEsterase InhibitorKortisteroidAzathioprinePlasmapharesis, iv IGTimektomiAchE InhibitorMeningkatkan transmisi neuromuskularMenghambat AchEMemaksimalkan penghantaran Ach ke reseptor Ach yang berkurangPiridostigmineOnset 30 menit, puncak 1-2 jam, durasi 4-6 jamNeostigminDurasi pendek sekitar 2-3 jam Efektif untuk mengatasi ptosis, diplopia (-)Efek samping : mual, muntah, diare efek dari muskarinikHati2 pd pasien dgn bradikardi dan BPH26Kortikosteroid PrednisonKuppersmith (2004) : 10-20mg/hari: dinaikkan bertahap (10mg/2hari) klinis mbaik penurunan btahap/minggu klinis perbaikan : dosis maintenance ( 1 tahun ) Pemberian scr dini: mperlambat proses generalisata

AzathioprineImunosupresan kedua tersering digunakanRespon rate 70-90%Bekerja pada metabolisme purin dgn menghambat sintesis RNA dan DNAAZT + Pred relaps dan ES , Pred dosis pemeliharaan 3 th: jarang- Ab Ach R + prediksi menjadi MG general (tidak bhubungan dengan kadar titer)- Tx Asetilkolinesterase tidak mengubah progresifitas menjadi general- Retrsospektif review: steroid dan azathioprine dapat menurunkan angka generalisata : 75% 10 % remisi komplit

TERIMAKASIHDiff Diag

EdukasiPenyakit dan prognosisKeadaan memicu, obat yang memicuKontrol penutupan mata (m.orbicularis oculi) mandi ( mata kena sabun) & air mata yang berlebihan krena blinking yg tidak maksimal. sampo non iritatif (sampo bayi) & kc mata renangPatch mata ; ketika muncul diplopia