metodologi keperawatan kel 6
DESCRIPTION
DHFTRANSCRIPT
METODOLOGI KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan DHF
Disusun oleh :
Tingkat II reguler B
Fenni Oktriani (P27820114057)
Mauliddia Rizki I (P27820114058)
Nina mustika (P27820114059)
Siti Kurniawati (P27820114060)
PRODI KEPERAWATAN SOETOMO SURABAYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
2014/2015
A. Definisi DHF
Dengue Hemorrhagic fever (DHF) atau Demam berdarah dengue adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti ( Nursalam, 2005 ).
Demam berdarah dangue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri
demam dengan manifestasi perdarahan, dan bertendendi mengakibatkan renjatan
yang dapat menyebabkan kematian ( Mansjoer, 2005 ).
Demam berdarah dangue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dangue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti ( Suriadi, 2010 )
B. Manifestasi Klinis DHF
Semua yang ada berikut ini harus ada pada DHF (WHO, 1999):
1. Demam, atau riwayat demam akut, berlangsung 2-7 hari kadang bifasik.
2. Kecenderungan perdarahan, dibuktikan sedikitnya dengan satu hal berikut:
a. Tes tournikt positif
b. Petekie, ekimosis atau purpura
c. Perdarahan dari mukosa, saluran gastrointestinal, tempat injeksi atau lokasi
lain.
d. Hematemesis dan melena
3. Trombositopenia (100.000 sel per mm3 atau kurang).
4. Adanya rembesan plasma karena peningkatan permeabilitas vaskular,
dimanifestasikan oleh sedikitnya hal berikut:
a. Peningkatan hematokrit sama atau lebih besar dari 20% diatas rata-rata
usia, jenis kelamin, dan populasi.
b. Penurunan hematokrit setelah tindakan penggantian volume sama dengan
atau lebih besar dari 20% data dasar.
c. Tanda-tanda rembesan plasma seperti efusi pleural, asites, dan
hipoproteinemia.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan /
NANDATujuan / NOC Intervensi / NIC
1. Hipertermi berhubungan
dengan peningkatan
metabolisme
Batasan Karakteristik :
a. Kenaikan suhu tubuh
diatas rentang normal
b. Konvulsi (kejang)
c. Kulit kemerahan
d. Pertambahan RR
e. Takikardi
f. Saat disentuh tangan
terasa panas
Tujuan :
Suhu tubuh pasien
dalam batas normal
(menurun)
Kriteria Hasil:
a. Suhu tubuh
dalam rentang
normal
b. Nadi dan RR
dalam rentang
normal
c. Temperatur kulit
sesuai dengan
rentang yang
diharapkan.
d. Tidak ada sakit
kepala
e. Tidak ada nyeri
otot
f. Tidak lekas
marah
g. Tidak ada
perubahan warna
kulit
h. Tidak ada tremor
i. Berkeringat saat
kepanasan
j. Menggigil saat
Pengaturan Suhu :
1. Monitor tiap 2 jam
2. Monitoring suhu secara
kontinu
3. Monitor TD, RR, dan
nadi
4. Monitor suhu dan
warna kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertensi dan hipotensi
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
7. Ajarkan kepada apsien
cara untuk mencegah
keletihan akibat
demam.
8. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
9. Beritahukan pasien
tentang indikasi
terjadinya keletihan
dan penanganan
emergency yang
diperlukan
10. Ajarkan indikasi
hipotensi dan cara
kedinginan
k. Denyut nadi
sesuai dengan
yang diharapkan
l. Hidrasi adekuat
m. Melaporkan
kenyamanan suhu
tubuh
penanganannya.
11. Kolaborasi dengan
emmberiksan
antipiretik jika
dibutuhkan.
Fever Treatment :
a. Monitor suhu sesering
mungkin
b. Monitor IWL
c. Monitoring suhu secara
kontinu
d. Monitor warna dan
suhu kulit
e. Monitor tekanan darah,
nadi, RR
f. Monitor tingkat
kesadaran
g. Monitor WBC, Hb, dan
Ht
h. Monitor input dan
output keabnormalan
elektrolit
i. Monitor adanya aritmia
j. Monitor
ketidakseimbangan
asam basa
k. Berikan antipiretik
l. Kolaborasi dengan
memberikan
pengobatan untuk
mengatasi penyebab
demam dan
menghindari pasien
agar tidak menggigil.
m. Lakukan tepid sponge
n. Berikan terapi cairan
IV
o. Berikan kompres pada
liipatan dan ketiak
p. Tingkatkan sirkulasi
udara.
2. Kekurangan volume cairan
behubungan dengan
kehilangan volume cairan
secara aktif
Batasan karakteristik:
a. Kelemahan
b. Kehausan
c. Penurunan turgor kulit /
lidah
d. Membran mukosa / kulit
kering
e. Peningkatan denyut nadi
f. Penurunan tekanan darah
g. Penurunan tekanan nadi
h. Pengisian vena menurun
i. Perubahan status mental
j. Konsentrasi urine
meningkat
k. Temperatur tubuh
meningkat
l. Hematokrit meninggi
m. Kehilangan berat badan
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
keseimbangan cairan
pasien normal.
Kriteria Hasil :
a. TD dalam
rentang yang
diharapkan
b. CVP dalam
rentang yang
diharapkan
c. Tekanan arteri
rata-rata dalam
rentang yang
diharapkan
d. Nadi perifer
teraba
e. Keseimbangan
intake dan output
Monitor Cairan :
a. Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi.
b. Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidakseimbangan
cairan (hipertermia,
terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati).
c. Monitor berat badan.
d. Monitor serum dan
elektrolit urine.
e. Monitor serum dan
osmolaritas urine.
f. Monitor BP, HR, RR.
g. Monitor tekanan darah
orthostatik dan
perubahan irama
jantung.
seketika dalam 24 jam
f. Suara nafas
tambahan tidak
ada
g. Berat badan
stabil
h. Tidak ada asites
i. Tidak ada
distensi vena
j. Tidak ada edema
perifer
k. Hidrasi kulit
l. Membran
mukosa basah
m. Serum elektrolit
dbn
n. Ht dbn
o. Tidak ada haus
yang abnormal
p. Tidak ada sunken
eyes
q. Urine putput
normal
r. Mampu
berkeringat
s. Tidak demam
h. Monitor parameter
hemodinamik invasif.
i. Catat secara akurat
intake dan output.
j. Monitor membran
mukosa dan turgor kulit,
serta rasa haus.
k. Monitor warna dan
jumlah.
Manajemen Cairan :
a. Pertahankan posisi
tirah baring selama
masa akut.
b. Kaji adanya
peningkatan JVP,
edema dan asites.
c. Tinggikan kaki saat
berbaring.
d. Buat jadwal masukan
cairan.
e. Monitor intake nutrisi.
f. Timbang BB secara
berkala.
g. Monitor TTV.
h. Pantau keluaran urine
(karakteristik, warna,
ukuran).
i. Keseimbangan cairan
secara 24 jam.
j. Monitor tanda dan
gejala asites dan
edema.
k. Ukur lingkaran
abdomen, awasi
tetesan infus.
l. Pantau albumin serum.
m. Kaji turgor kulit.
3. Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual,
muntah dan hilang nafsu
makan.
Tujuan:
Status nutrisi pasien
normal.
Kriteria Hasil:
a. Intake nutrien
normal
b. Intake cairan
normal
c. BB dalam batas
normal
d. Masa tubuh
normal
e. Pengukuran
biokimia normal
MONITOR NUTRISI :
a. BB dalam batas normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor jumlah dan
tipe aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor interaksi
pasien denganorang-
orang disekitarnya
selama makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Monitor perubahan
pigmenasi serta adanya
kering di kulit
g. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan.
h. Monitor rambut kusam,
total protein, HB dan
Ht
i. Monitor makanan
kesukaan pasien
j. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
pasien
k. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan pada
konjungtiva
l. Monitor kalori dan
intake nutrisi
m. Catat adanya edema,
hipevolemik,
hipertonik papila lidah
cavitas oral
n. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet.
Manajemen Nutrisi :
a. Kaji adanya alergi
makanan.
b. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe.
d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C.
e. Berikan subtansi gula.
f. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
g. Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi).
h. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
i. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori.
j. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Masjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Vol. I. Jakarta: Media Aesculaius
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan pada Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Wilkinson, Judith.M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC