metode tim fix

16
METODE TIM Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse). Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien. Pengembangan metode tim ini didasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. Metode ini juga didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberikan asuhan keperawatan yang terbaik sesuai kemampuannya. Dalam keperawatan, metode tim ini diterapkan dengan menggunakan satu tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non profesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. Ketua tim (perawat profesional) memiliki tanggung jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dari asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. Di samping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervise kepada semua anggota tim dalam implementasi dari tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dari asuhan keperawatan. Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences di antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan dan tanggung jawab keperawatan harus benar-benar diarahkan dan direncanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan

Upload: okti-hanalutfi-khairiyah

Post on 28-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Tim Fix

METODE TIM

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan

sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta

memiliki pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse). Pembagian tugas di dalam kelompok

dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam

mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan

keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani

kesulitan. Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan

pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.

Pengembangan metode tim ini didasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan

menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. Metode ini juga didasari atas

keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf

berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberikan asuhan keperawatan yang

terbaik sesuai kemampuannya. Dalam keperawatan, metode tim ini diterapkan dengan

menggunakan satu tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non profesional,

dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien.

Ketua tim (perawat profesional) memiliki tanggung jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan

evaluasi dari asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah

tanggung jawabnya. Di samping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervise

kepada semua anggota tim dalam implementasi dari tindakan keperawatan, dan melakukan

evaluasi hasil dari asuhan keperawatan.

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan

asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas.

Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat dalam

melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of

experiences di antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan

pengetahuan serta ketrampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan dan tanggung jawab keperawatan harus

benar-benar diarahkan dan direncanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan

Page 2: Metode Tim Fix

keperawatan. Sebagaimana diketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari 2 orang perawat

atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketua tim seharusnya

perawat profesional yang sudah berpengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan

dan ditunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). Selanjutnya, ketua tim akan

melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh perawat kepala ruang bersama-sama dengan

anggota tim. Tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus diperhitungkan

secara cermat. Tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan

pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada dibawah

tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan

kemampuan yang dimiliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol

dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila

diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang

perkembangan kondisi pasien dari anggota tim.

KELEBIHAN

a) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik.

b) Memungkinkan pencapaian proses keperawatan

c) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara

ini efektif untuk belajar.

d) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

e) Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman

dan efektif.

f) Memberikan kepuasan pada pasien & perawat

g) Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral

h) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyuluruh

i) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

Page 3: Metode Tim Fix

j) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi

kepuasan kepada anggota tim.

KEKURANGAN / KELEMAHAN

a) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau

terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim

terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.

b) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau

berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.

c) Akontabilitas dalam tim kabur.

d) Tidak efektif bila pengaturan tidak baik

e) Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi

f) Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah

Page 4: Metode Tim Fix

1. Konsep keperawatan tim

Secara garis besar, konsep keperawatan tim ini terdiri atas beberapa poin yang harus

dilaksanakan, yaitu :

- Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai tehknik

kepemimpinan

- Komunikasi yang efektif sangat penting, agar kontinuitas rencana keperawatan

terjamin.

Kepala ruangan

Ketua tim Ketua tim

Staf perawat

Pasien / klien Pasien / klien

Staf perawat

Ketua tim

Pasien / klien

Staf perawat

Page 5: Metode Tim Fix

- Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

- Peran kepala ruangan dalam metode tim ini sangat penting. Artinya, metode tim ini

akan berhasil dengan baik hanya bila didukung oleh kepala ruangan.

2. Tanggung jawab anggota tim

Tanggung jawab anggota tim yaitu :

- Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berada dibawah tanggung

jawabnya

- Bekerja sama dengan anggota tim dan antar tim

- Memberikan laporan

3. Tanggung jawab ketua tim

Tanggung jawab ketua tim yaitu :

- Membuat perencanaan

- Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi

- Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien

- Mengembangkan kemampuan anggota

- Menyelenggarakan conferensi

4. Tanggung jawab kepala ruangan

Secara garis besar, tanggung jawab kepala ruangan terbagi menjadi 4 yaitu : perencanaan

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

a) Perencanaan

Perencanaan seharusnya menjadi tanggung jawab kepala ruangan pada tahap

perencanaan. Tugas bagian perencanaan ialah :

- Menunjuk ketua tim untuk bertugas diruangan masing-masing

Page 6: Metode Tim Fix

- Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya

- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien, seperti pasien gawat, pasien transisi,

atau pasien persiapan pulang, bersama ketua tim

- Identifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan

klien bersama ketua tim, serta mengatur penugasan atau jadwal

- Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

- Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang

dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan

yang akan dilakukan terhadap pasien.

- Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan. Dalam hal ini, dapat dilakukan

yaitu membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses

keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan

masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.

- Membantu mengembangkan niat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan diri

- Membantu membimbing peserta didik keperawatan

- Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

b) Pengorganisasian

Tahap pengorganisasian dalam melaksanakan tugas meliputi :

- Merumuskan metode penugasan yang digunakan

- Merumuskan tujuan metode penugasan

- Membuat rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua tim dan ketua

tim yang membawahi 2 – 3 perawat

- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

Page 7: Metode Tim Fix

- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, mengatur

tenaga yang ada setiap hari dll

- Mengatur dan mengendalikan logistic keuangan

- Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

- Mendelegasikan tugas saat tidak berada di tempat kepada kedua tim

- Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien

- Mengatur penugasan jadwal pos dari pakarnya

- Mengidentifikasi masalah dan cara penanganan

c) Pengarahan

Tahap pengarahan meliputi :

- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

- Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik

- Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan

keperawatan pasien

- Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

- Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya

- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain

d) Pengawasan

Pengawasan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Melalui komunikasi

mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana

mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Page 8: Metode Tim Fix

2) Melalui supervise

Supervisi dapat dilakukan dengan cara :

- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui

laporan langsung secara lisan dan memperbaiki / mengawasi kelemahan-

kelemahan yang ada saat itu juga

- Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca,

dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan). Selain itu,

mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

- Evaluasi, yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan

rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

- Audit keperawatan

Kegiatan Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungisonal, metode

kasus, metode tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989). Dari keempat metode ini,

metode yang paling memungkinkan pemberian pelayanan profesional adalah metode tim dan

primer. Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, timbang terima, ronde keperawatan dan supervisi

(Nursalam, 2002).

A. Sentralisasi Obat

Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat

perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar –

benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik secara materiil maupun

secara non material dapat dieliminir.

1. Tujuan

1) Tujuan Umum

- Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam pemberian

obat.

Page 9: Metode Tim Fix

- Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun secara

moral.

- Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efesien.

2) Tujuan Khusus

- Menyeragamkan pengelolaan obat.

- Mengamankan obat – obat yang dikelola.

- Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,

waktu, dan cara.

2. Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi)

Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan obat

dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya

pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh

perawat.

a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional

dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.

b) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.

c) Penerimaan obat :

Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada

perawat dengan menerima lembar serah terima obat.

Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam

kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga / klien dalam buku masuk obat.

Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan/ bilamana obat

tersebut akan habis.

Klien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum

beserta sediaan obat.

Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.

d) Pembagian obat

Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.

Obat – obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat

dengan memperhatikan alur yang etrcantum dalam buku daftar pemberian obat,

Page 10: Metode Tim Fix

dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi dokter dan kartu

obat yang ada pada klien.

Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,

jumlah obat dan efek samping.

Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala ruangan/ petugas

yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang hampir

habis diinformasikan pada keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter

penanggung jawab pasien.

e) Penambahan obat baru

Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan

perubahan dalam kartu sediaan obat.

Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku

masuk obat dan selanjutnya diinformasikan pada keluarga dengan kartu khusus

obat.

f) Obat Khusus

Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute pemberian obat

yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar.

Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus.

Informasi yang diberikan kepada keluarga/ klien : nama obat, kegunaan, waktu

pemberian, efek samping, penanggung jawab obat, dan wadah obat. Usahakan

terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.

3. Pengelolaan obat tidak penuh ( desentralisasi)

a) Penerimaan dan pencatatan obat

- Obat yang telah diambil oelh keluarga diserahkan pada perawat.

- Obat yang diserahkan dicatat dalam buku masuk obat.

- Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien.

- Penyluhan tentang : rute pemberian obat, waktu pemberian, tujuan,

efek samping.

- Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien dan

menandatangani lembar penyuluhan.

b) Pemberian obat

Page 11: Metode Tim Fix

- Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat.

- Dicek apakah ada efek samping, pengecekan setiap pagi hari untuk

menentukan obat benar – benar diminum sesuai dosis.

- Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan perhitungan diklarifikasi

dengan keluarga.

c) Penambahan obat

- Penambahan obat dicatat dalam buku masuk obat.

- Melakukan penyuluhan oabt baru sebelum diserahkan pada pasien.

d) Obat khusus

- Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat primer.

- Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.

B. Timbang Terima

Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan

dengan keadaan klien.

1. Tujuan

- Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.

- Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.

- Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2. Langkah – langkah

- Kedua shif dalam keadaan siap.

- Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan

disampaikan.

- Perawat primer menaympaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya

meliputi ; kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.

- Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu – buru.

- Secara langsung melihat keadaan klien.

3. Prosedur timbang terima

a) Persiapan

Kedua kelompok sudah siap.

Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.

b) Pelaksanaan

Page 12: Metode Tim Fix

Timbang terima diloaksanakan setiap pergantian shif.

Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima

dengan mengkaji secara komperhensif yang berkaitan tentang masalah

keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal

penting lannya.

Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat

secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.

Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan diagnosa

medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum dilakukan,

intervensi.

4. Alur Timbang Terima

Pasien

Diagnosa medis masalah

kolaburatif

Yang telah dilakukan

Perkembangan keadaan

klien

Yang akan dilakukan

Rencana tindakan

Diagnosa Keperawatan

Masalah:

Teratasi

Belum

Page 13: Metode Tim Fix

C. Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang

dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh

perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim.

1. Tujuan

- Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah klien.

- Meningkatkan validitas data klien.

- Menilai kemampuan justifikasi.

- Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

- Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

2. Peran

a) Ketua Tim dan Anggota Tim

- Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

- Menjelaskan masalah keperawata utama.

- Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

- Menjelaskan tindakan selanjutnya.

- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

b) Peran Ketua Tim lain dan atau konselor

- Memberikan justifikasi

- Memberikan reinforcement.

- Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta

tindakan yang rasional.

- Mengarahkan dan koreksi.

- Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

3. Persiapan

- Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

- Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

Page 14: Metode Tim Fix

4. Pelaksanaan

- Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan

difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau

telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

- Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

- Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala

ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.

- Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan

ditetapkan.

5. Langkah – langkah

Gambar Langkah – langkah ronde keperawatan

6. Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan

tindakan yang perlu dilakukan.

D. Sistem Kategori Asuhan Keperawatan

Katagori asuhan keperawatan pasien :

1) Askep minimal, kriteria :

PP

MASALAH

TERATASI

Aplikasi hasil analisa

dan diskusi

Penyajian data

- Apa yang menjadikan masalah - Cross cek data yang ada - Apa yang menyebabkan masalah yang

tersebut - Bagaimana pendekatan ( proses,

SAK,SOP)

Proposal

Tahap praronde

Penetapan pasien

Validasi data

Tahap ronde pada

bed pasien

Persiapn pasien:

- inform consent. hasil pengkajian/ intervensi data

Diskusi karu, PP, perawat konselor

Analisis data

Page 15: Metode Tim Fix

Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

Makan dan minum dilakukan sendiri

Ambulasi dg pengawasan

Observasi ttv dilakukan setiap shift

Pengobatan minimal, status psikologis stabil

2) Askep sedang, kriteria :

Kebersihan diri dibantu. Makan minum dibantu

Observasi TTV setiap 4 jam

Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari sekali

3) Askep agak berat, kriteria :

Sebagian besar aktifitas dibantu

Observasi ttv setiap 2-4 jam sekali

Terpasang folley catheter. Intake output dicatat

Terpasang infus

Pengobatan lebih dari sekali

Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

4) Askep maksimal, kriteria :

Segala akifitas diberikan oleh perawat

Posisi diatur, Observasi TTV setiap 2 jam

Makan memerlukan NGT. Terapi intravena

Penggunaan suction

Gelisah/disorientasi

Clasification Categories in Medical-Surgical Unit (K.Johnson,1984)

a) Kategori I-Self Care

ADL :

- Makan sendiri atau butuh sedikit bantuan

- Berpakaian sendiri

- Eliminasi Ketoilet sendiri

- Comfort terpenuhi sendiri

Keadaan umum baik. Masuk RS untuk pemeriksaan diagnostik, tindakan

sederhana,atau bedah kecil.

Kebutuhan pendidikan dan dukungan emosi penjelasan yg bersifat tindakan

rutin. Pasien tdk mengalami disorientasi.

Tindakan/pengobatan tindakan sederhana/pengobatan sederhana.

b) Kategori II minimal care

ADL :

- Makan dibantu dlm persiapan makan, pengaturan posisi, atau butuh

dorongan untuk makan. Dapat makan sendiri.

Page 16: Metode Tim Fix

- Berpakaian bantuan minimal.

- Eliminasi Dibantu ke toilet

- Kenyamanan bergerak dengan perlu bantuan

Keadaan umum Gejala ringan/penyakit ringan

Pendidikan dan dukungan emosiàbutuh 5-10 menit/shift. Pasien nampak agak

bingung, gelisah tetapi sadar akan pengobatannya.

Tindakan/pengobatan 20-30 menit/shift. Observasi status mental setiap 2 jam

c) Kategori III Moderate care

ADL :

- Makan perlu bantuan, tetapi dapat mengunyah/menelan

- Berpakaian Tidak mampu melakukan sendiri

- Eliminasi butuh bedpan dan urinal, inkontinen 2 kali/shift.

- Kenyamanan sangat tergantung dan butuh bantuan, perubahan posisi

dengan satu orang

Keadaan.umum gejala akut. Butuh monitoring dan evaluasi fisik dan emosi 2-4

kali/jam

Pendidikan dan dukungan emosi 10-30 menit/jam. Pasien mengalami

kebingungan. Dipasang WSD/ infus dan perlu dimonitor 1 kali/jam. Pasien

mengalami confusio, gelisah.

Tindakan/pengobatan 30-60 menit/shift.Memerlukan observasi yang sering

terhadap side effect/reaksi alergi. Observasi status mental setiap jam.

d) Kategori IV Extensive Care

ADL

- Makan tidak dapat melakukan sendiri. Kesulitan menguyah dan menelan.

Dipasang NGT.

- Berpakaian dimandikan/pwt rambut dan mulut, tidak seluruhnya dibantu.

- Eliminasi Inkontinen lebih dari 2 kali/shift

- Kenyamanan tidak bisa merubah posisi sendiri, dibantu oleh dua orang

Keadaan umum penyakit serius menunjukkan adanya gelaja akut perdarahan dan

atau kehilangan cairan.

Pendidikan dan dukungan emosi. Butuh lebih 30 menit/shift. Pasien confusion,

gelisah tidak mampu mengontrol pengobatannya/tindakan

Tindakan/pengobatan lebih dari 60 menit/shift. Observasi status mental sesering

mungkin, minimal setiap jam.

e) Kategori V Intensive care

Monitoring secara terus menerus setiap shift.