identifikasi air tanah menggunakan metode ves fix
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
1/16
IDENTIFIKASI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE VES
(VERTIKAL ELECTRICAL SOUNDING) DI DAERAH CANDI UMBUL
DAN SEKITARNYA, DESA KARTOHARJO, GRABAG, KABUPATENMAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh :
Lia Ardiani1), Ahmad Bishry Mustofa2), Nur Arasyi2), Hazqial Hafazhah3),
Muhammad Dwi Nurdiansyah4), Muhamad Ikhsan5), Rizqi Aula Lazuardian6),
Rizqi Amalia Hidayati1), Thava Yuniantari7), Asronj Bakkit Simanjuntak 1).
(Email : [email protected])
1Universitas Dipenegoro, Semarang 2Universitas Pembangunan Nasional,
Yogyakarta 3Universitas Brawijaya, Malang 4Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya 5Universitas Negri Semarang, Semarang 6Universitas
Sebelas Maret, Surakarta 7Universitas Islam Negri Yogyakarta, Yogyakarta.
ABSTRAK
Telah diakukan pengukuran dan interpretasi metode vertical elctrical
sounding (VES) untuk memperoleh informasi struktur bawah permukaan dan
lapisan air tanah di Daerah Candi Umbul dan sekitarnya, Desa Kartoharjo, Grabag,
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Akuisisi data lapangan yang
diperoleh berupa beda potensial dan arus. Data tersebut digunakan untuk
menghitung nilai resistivitas semu. Setelah diperoleh nilai resistivitas semu
kemudian diolah dengan menggunakan program progress untuk mengetahui nilai
resistivitas setiap lapisan batuan. Dengan informasi geologi sebagai perbandingan.
Pada titik sounding 4 didapatkan lapisan akuifer pada kedalaman 13.31 m s/d 26.69
m dengan nilai resistivitas 14.7 ohm. m yang berada diatas batulempung. Dari
korelasi juga diapatkan kemenerusan lapisan batupasir dan batulempung.
Sedangkan pada titik sounding 5 terdapat lapisan akuifer pada lapisan ketiga dengan
kedalaman 2 m s/d 7 m dengan nilai resistivitas 17.64 ohm. m yang berada diatas
batulempung. Untuk titik sounding 6 terdapat lapisan akuifer pada lapisan ketiga
dengan kedalaman >41 m dengan nilai resistivitas 16.84 ohm yang berada diatas
batulempung.
Kata kunci : Akuifer, Resitivitas, VES.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
2/16
PENDAHULUAN
Kawasan Candi Umbul
merupakan daerah wisata yang berada
pada sekitar gunung Telomoyo, Andong,
Ungaran dan Merbabu. Beberapa daerah
sekitar candi terutama pada Desa
Kartoharjo Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang merupakan daerah
yang rawan mengalami kekeringan pada
musim kemarau. Hal tersebut terjadi
akibat penggalian sumur warga yang
berkisar pada kedalaman 6-9 meter.
Menurut [1] Metode geolistrik
merupakan satu metode dalam geofisika
yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi. Pendeteksian di atas
permukaan meliputi pengukuran medan
potensial, arus, dan elektromagnetik yang
terjadi baik secara alamiah maupun
akibat penginjeksian arus ke dalam bumi.
Metode Vertical Electrical Sounding
(VES) merupakan metode geolistrik
dengan konfigurasi Schlumberger
menggunakan arus listrik yang
dimasukkan ke dalam tanah melalui dua
elektroda arus. Resistivitas ( ) adalah
parameter yang menunjukkan tingkat
hambatan terhadap arus listrik. Bahan
yang mempunyai resistivitas yang besar
akan sukar dialiri arus listrik. Dengan
menggunakan metode VES didapat
perlapisan batuan dengan nilairesistivitas yang beragam. Lapisan yang
mengandung air tanah mempunyai nilai
resistivitas rendah.
Dengan pengukuran menggunakan
metode Vertical electrical Sounding
(VES) diharapkan dapat memberikan
informasi lapisan kedalaman air tanah
dari Desa Kartoharjo. Nantinya
kedalaman perlapisan yang mengandung
air tanah yang diketahui dapat dijadikan
referensi warga sekitar dalam
menggalian air tanah.
DASAR TEORI
Metode VES
Metode geolistrik merupakan
metode geofisika dengan memanfaatkan
sifat kelistrikan bumi. Metode geolistrik
juga dapat digunakan dalam membantu
penginterpretasian hal-hal berikut [2]:
1.
Keberadaan sumber panas;2. Keberadaan sumber reservoar ;
3. Zona permeabel dan upflow.
Metode VES atau Vertical Electrical
Sounding merupakan salah satu bagian
dari metode geolistrik menggunakan
konfigurasi Schlumberger. Metode VES
merupakan salahsatu metode geofisika
aktif dengan menggunakan prinsip
respon batuan terhadap listrik yang
diinjeksikan ke dalam bumi. Metode inimemanfaatkan sifat tahanan jenis batuan
untuk mengetahui struktur bawah
permukaan. Arus listrik diinjeksikan ke
dalam bumi melalui elektroda-elektrida
arus kemudian akan ditangkap oleh
elektroda potensial dan didapatkan nilai
perbedaan potensialnya.
Lalu diperoleh nilai hambatan
jenismya. Aris listrik diasumsikan
merambat melalui medium homogenisotropis sehingga apabila arus yang
diinjeksikan besarnya sama sedangkan
nilai beda potensial yang didapatkan
berbeda, hal ini menunjukkan adanya
anomali tahanan jenis yang dimiliki
batuan di bawah permukaan dan dapat
menggambarkan keadaan geologinya.
Nilai hambatan jenis merupakan respon
batuan dari arus yang diinjeksikan,
sehingga nilai hambatan jenis yang
bervariasi menunjukkan adanya
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
3/16
perbedaan jenis batuandan perlapisan di
bawah permukaan. Untuk mendapatklan
struktur yang lebih dalam jarak elektrodauntuk menginjeksikan perlu
diperpanjang pula.
Pemasangan elektroda dalam
konfigurasi schlumberger yaitu dengan
elektroda arus memiliki jarak yang lebih
besar daripada elektroda potensial,
dengan bentangan elektroda potensial
berada di dalam bentangan elektroda
arus. Konfigurasi Schlumberger
memiliki keunggulan mudah untukdilakukan dan banyak digunakan untuk
survey geolistrik sounding.
Keunggulan lainnya adalah dapat
mendeteksi adanya nonhomogenitas
lapisan batuan dengan membandingkan
nilai reistivitas semu saat perpindahadn
jarak elektroda P1/P2. Nilai resistivitas
semu bergantung pada geometri sasunan
elektroda dan didefinisikan dengan faktor
geometri K= π ((a2-b2) / 2b) dengan a
adalah jarak elektroda arus ke pusat dan
b adalah jarakpotensial ke pusat. Dengan
mengetahui harga V, I, dan k didapatkan
harga tahanan jenis yaitu ρ=k(ΔV/I)[1].
Geologi Regional
Daerah Candi Umbul terletak
diantara pegunungan vulkanik Gunung
Telomoyo, Gunung Andong, Gunung
Merbabu, Gunung Ungaran dan Gunung
Sumbing dimana kegiatan erupsi pda tiap
gunung tersebut akan memberikan
pengaruh terhadap tatanan geologi
daerah Candi Umbul. Gunungapi paling
dekat dengan Candi Umbul adalah
Gunung Telomoyo yang memiliki
ketinggian 1894 mdpl yang terletak pada
zona Pegunungan Serayu Utara dengan
batuan tertua adalah batuan sedimen
berumur miosen tengah dengan
mekanisme pengendapan turbidit pada
lingkungan neritik yang kemudian
disusul oleh proses pengangkatan pada
kala Pliosen atas dan diikuti oleh erupsiefusif Ungaran Tua pada kala Plistosen
Awal.
Selain itu kejadian geologi yang
mempengaruhi tatanan geologi daerah
Candi Umbul adalah aktiitas vulkanik
Telomoyo-1 yang menghasilkan endapan
piroklastik dan lava. Letusan besar
Telomoyo-1 menyebabkan terjadinya
runtuhan yang mengakibatkan
terbentuknya struktur caldera rim seluas22 km dan memunculkan kembali
aktivitas vulkanik Telomoyo-2 yang
menghasilkan endapan piroklastik dan
lava. Aktifitas vulkanik Telomoyo-2
terus berlanjut hingga menghasilkan
kerucut skoria yang bersifat andesit-
basaltik. Setelah gunung aktifitas
Gunung Telomoyo berkhir disusul oleh
aktifitas vulkanik Gunung Ungaran dan
Merbabu yang menghasilkan endapan
lava, piroklastik , lahar dan alluvium.
Geomorfologi
Bentuk rupa bumi daerah Candi Umbul
menunjukan suatu satuan geomorfologi
vulkanik dengan variasi lereng dengan
kemiringan berkisar 20° – 85° pada fasies
central dan perbukitan pada fasies
proksimal. Rentang variasi elevasi pada
daerah ini berkisar antara 200-1850
mdpl..
Stratigrafi
Dalam investigasi air tanah pada
daerah Candi Umbul ini, runtutan
stratigrafi memiliki peranan yang sangat
penting untuk mengetahui persebaran
reservoir air tanah yang pada umumnya
merupakan batuan yang permeable dan
poros.
Urutan stratigrafi daerah Candi
Umbul
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
4/16
Umur Satuan Batuan
Tua
Muda
Lava Ungaran-1
Lva Telomoyo-1
Aliran piroklastik
Telomoyo-1
Lava Telomoyo-2
Aliran piroklastik
Telomoyo 2
Jatuhan piroklastik
Telomoyo-2
Lava Andong
Lava Telomoyo
Lava Ungaran-2
Lava Merbabu-1
Aliran piroklastik
Merbabu
Koluvium Telomoyo
Kerucut piroklastik
Lava Merbabu-2
Jatuhan piroklastik
Merbabu
Lahar Merbabu
Aluvium
METODOLOGI
Dalam pengukuran VES yang
dilakukan menggunakan metode
Schlumberger. Pengukuran ini dilakukan
didaerah Candi Umbul dan Sekitarnya,
Desa Kartoharjo, Grabag, Kabupaten
Magelang.
Alat yang digunakan berupa Oyodan dua buah elektroda arus dan dua buah
elektrodan potensial. Akuisisi data
dilakukan dengan menggunakan 6 titik
dengan bentangan AB sejauh 250m dan
bentangan MN sejauh 30m. Data yang
didapat kemudian diolah dengan
software microcof excel dan progress
untuk mendapatkan model lapisan bawah
permukaan. Setelah itu data
diinterpretasikan dengan membaca
informasi geologi, informasi pada saat
survei, dengan tujuan menemukan
gambaran tentang pelapisan batuan gunamengetahui kedalaman air tanah.
Akuisisi data dilakukan dengan :
1. Menancapkan elektroda-
elektroda C dan P dengan
konfigurasi schlumberger pada
bentangan terpendek yang telah
direncanakan (eksentris 1/5).
Kemudian mencatat nilai kuat
arus listrik dan beda potensial
terukur pada resistivity meterMcOhm. Menghitung ρa dan
memplot hasilnya pada kertas
grafik skala bilog.
2. Memindahkan elektroda C dan P
seperti pada tebel (Log Sheet).
Mencatat I dan ∆V yang terukur.
Menghitung dan plot ρa.
3. Mengulangi langkah pada point
2 sampai panjang lintasan yang
telah ditentukan, dan mencatat
pembacaan I dan ∆V yang
terukur, kemudian menghitung
dan plot ρa.
4. Mengulangi langkah pada point
1 sampai 4 untuk titik
pengukuran berikutnya yang
telah ditentukan
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
5/16
Gambar 1. Diagram Alir pengambilan
data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil akuisisi datadan pengolahan data, diketahui bahwa
jumlah titik sounding sebanyak 6 buahdengan panjang masing-masing lintasan
yaitu 250 m. Dengan titik sounding 1sampai 4 berada dalam FormasiKaligetas, sedangkan pada titik sounding5 dan 6 berada dalam satuan batuangunungapi tak terpisahkan. Pada
pengolahan geolistrik soundingmenggunakan Progress didapatkankurva hubungan antara apparentresistivity dengan spasi elektroda,tabulasi data hasil inversi dan profil
bawah permukaan bedasarkan perbedaan
nilai resistivitas batuan bawah permukaan. Pada grafik hubungan
tersebut terdapat garis dan titik, dimanatitik tersebut merupakan kumpulan nilai
resistivitas bawah permukaan dari setiapkedalaman yang berbeda sedangkan garis biru tersebut merupakan hasil inversiuntuk mendekati model dari datalapangan, garis ungu tersebut sebaiknya
berhimpit dengan titik-titik pada nilairesistivitas pada setiap spasi. Garis berwarna b menunjukkan modelresistivitas dan ketebalan /kedalamanyang dibuat. Pada
Dari pembuatan pemodelanmenggunakan software Progress, erroryang didapatkan dari pemodelan 1 Dyang telah dibuat adalah sebesar ... %.Dimana penetrasi kedalaman maksimumdari konfigurasi schlumberger ini adalah1/5 dari panjang lintasannya pada setiaptitik soundingnya. Bedasarkan kurvasounding log resistivitas ini didapatkan bahwa pada titik sounding 1 terdapat 3lapisan di bawah permukaan. Titik pengukuran 1 pada lapisan pertama pada
kedalaman 1,6 m dengan nilai resistivitas16.68 ohm. m, pada lapisan kedua padakedalaman 25.57 m dengan nilai
resistivitas 67 ohm. m, pada lapisanketiga pada kedalaman >25 m dengannilai resistivitas 28.21 ohm. m.Interpretasi bedasarkan nilai resistivitas batuan (Looke, 2004) pada lapisan
pertama dengan nilai resistivitas 16.68ohm.m dikategorikan sebagai soil, pada
lapisan kedua dengan nilai resistivitas 67ohm. m dikategorikan sebagai batupasir,dan pada lapisan kedua dengan nilairesistivitas 28.21 ohm. m dikategorikansebagai batulempung. Pada titik
sounding satu tidak ditemukan lapisanakuifer air tanah.
Pada titik sounding kedua erroryang didapatkan dari pemodelan 1 Dyang telah dibuat adalah sebesar 8.347 %. pada titik sounding 1 terdapat 4 lapisan di bawah permukaan. Titik pengukuran 1
pada lapisan pertama pada kedalaman 0
s/d 2.17 m dengan nilai resistivitas 15.03
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
6/16
ohm. m, pada lapisan kedua padakedalaman 2.17 m s/d 20.12 m dengan
nilai resistivitas 99.71 ohm. m, padalapisan ketiga pada kedalaman 20.12 s/d
57.36 m dengan nilai resistivitas 17.64ohm. m dan pada lapisan keempat padakedalaman >57.36 m dengan nilairesistivitas 58.89 ohm. m. Interpretasi bedasarkan nilai resistivitas batuan
(Looke, 2004) pada lapisan pertamadengan nilai resistivitas 15.03 ohm.mdikategorikan sebagai soil, pada lapisankedua dengan nilai resistivitas 99.71ohm. m,dikategorikan sebagai batupasir,
pada lapisan ketiga dengan nilairesistivitas 17.64 ohm. m, dikategorikansebagai batulempung, dan pada lapisankeempat dengan nilai resistivitas 58.89ohm. m dikategorikan sebagai batupasir.Pada titik sounding satu tidak ditemukanlapisan akuifer air tanah.
Pada titik sounding ketiga erroryang didapatkan dari pemodelan 1 Dyang telah dibuat adalah sebesar 7.59 %. pada titik sounding 1 terdapat 4 lapisan di bawah permukaan. Titik pengukuran 1
pada lapisan pertama pada kedalaman 0s/d 0.78 m dengan nilai resistivitas 8.46ohm. m, pada lapisan kedua pada
kedalaman 0.78 m s/d 12.72 m dengannilai resistivitas 34 ohm. m, pada lapisanketiga pada kedalaman 12.72 m s/d 56.31m dengan nilai resistivitas 145.37 ohm. mdan pada lapisan keempat pada
kedalaman >56.31 m dengan nilairesistivitas 25.69 ohm. m. Interpretasi
bedasarkan nilai resistivitas batuan(Looke, 2004) pada lapisan pertamadengan nilai resistivitas 8.46 ohm. mdikategorikan sebagai soil, pada lapisankedua dengan nilai resistivitas 34 ohm. m
dikategorikan sebagai batulempung, padalapisan ketiga dengan nilai resistivitas
17.64 ohm. m, dikategorikan sebagai batupasir, dan pada lapisan keempatdengan nilai resistivitas 25.69 ohm. mdikategorikan sebagai batulempung.Pada titik sounding satu tidak ditemukan
lapisan akuifer air tanah.
Pada titik sounding keempat erroryang didapatkan dari pemodelan 1 D
yang telah dibuat adalah sebesar 14.51 %. pada titik sounding 1 terdapat 4 lapisan di
bawah permukaan. Titik pengukuran 1 pada lapisan pertama pada kedalaman 0s/d 2.03 m dengan nilai resistivitas 38.25ohm. m, pada lapisan kedua padakedalaman 2.03 m s/d 13.31 m dengan
nilai resistivitas 40.92 ohm. m, padalapisan ketiga pada kedalaman 13.31 ms/d 26.69 m dengan nilai resistivitas 14.7ohm. m dan pada lapisan keempat padakedalaman >40.57 m dengan nilai
resistivitas 60.24 ohm. m. Interpretasi bedasarkan nilai resistivitas batuan(Looke, 2004) pada lapisan pertamadengan nilai resistivitas 38.25 ohm. mdikategorikan sebagai soil, pada lapisankedua dengan nilai resistivitas 40.92ohm. m dikategorikan sebagai batulempung, pada lapisan ketiga dengannilai resistivitas dikategorikan sebagaiakuifer air tanah, dan pada lapisankeempat dengan nilai resistivitas 14.7ohm. m dikategorikan sebagai akuifer air
tanah dan pada lapisan kelima denganresistivitas 60.24 ohm. m dikategorikansebagai batupasir. Pada titik sounding
lima ditemukan lapisan akuifer air tanahyaitu pada lapisan ketiga.akuifer air tanah pada lapisan ketiga.
Pada titik sounding kelima erroryang didapatkan dari pemodelan 1 D
yang telah dibuat adalah sebesar 9.90 %. pada titik sounding 1 terdapat 5 lapisan di
bawah permukaan. Titik pengukuran 1 pada lapisan pertama pada kedalaman 0s/d 0.71 m dengan nilai resistivitas 26.53ohm. m, pada lapisan kedua padakedalaman 0.71 m s/d 2.83 m dengan
nilai resistivitas 60.82 ohm. m, padalapisan ketiga pada kedalaman 2.83 m s/d
7.13 m dengan nilai resistivitas 16.2 ohm.m, pada lapisan keempat pada kedalaman7.13 m s/d 25.55 m dengan nilairesistivitas 56.16 ohm. m dan padalapisan kelima pada kedalaman >25.55 m
dengan nilai resistivitas 13.45 ohm. m.
Interpretasi bedasarkan nilai resistivitas
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
7/16
batuan (Looke, 2004) pada lapisan pertama dengan nilai resistivitas 15.03
ohm.m dikategorikan sebagai soil, padalapisan kedua dengan nilai resistivitas
99.71 ohm. m dikategorikan sebagai batulempung, pada lapisan ketiga dengannilai resistivitas 17.64 ohm. m,dikategorikan sebagai akuifer air tanah,dan pada lapisan keempat dengan nilai
resistivitas 58.89 ohm. m dikategorikansebagai batupasir dan pada lapisankelima dengan resistivitas dikategorikansebagai batulempung. Pada titiksounding lima ditemukan lapisan akuifer
air tanah yaitu pada lapisan ketiga.Pada titik sounding keenam error
yang didapatkan dari pemodelan 1 Dyang telah dibuat adalah sebesar 4. 754 % pada titik sounding 1 terdapat 3 lapisan di bawah permukaan. Titik pengukuran 1 pada lapisan pertama pada kedalaman 0s/d 6 m dengan nilai resistivitas 22.72ohm. m, pada lapisan kedua padakedalaman 6 m m s/d 41.27 m dengannilai resistivitas 46.53 ohm. m, padalapisan ketiga pada kedalaman > 41.27 m
dengan nilai resistivitas 16.84 ohm. mInterpretasi bedasarkan nilai resistivitas batuan (Looke, 2004) pada lapisan
pertama dengan nilai resistivitas 22.72ohm. m dikategorikan sebagai soil, padalapisan kedua dengan nilai resistivitas46.53 ohm. dikategorikan sebagai batulempung, pada lapisan ketiga dengan
nilai resistivitas 16.84 ohm. m,dikategorikan sebagai akuifer air tanah.
Pada titik sounding lima ditemukanlapisan akuifer air tanah yaitu padalapisan ketiga.
Setelah melakukan pengolahan datadan interpretasi, langkah selanjutnya
adalah melakukan korelasi. Kita dapatmengkorelasikan titik-titik sounding
pada formasi yang sama dengankesamaan ciri litologi. Dari hasil korelasidari titik sounding antara titik sounding1,2,3 dan 4. Kita dapat menghubungkantitik-titik sama bedasarkan ciri litologi
yang sama. Pada titik sounding 1 sampai
empat dapat menarik garis pada litologi
batulempung dan batupasir sepertigambar diatas, dengan kata lain terdapat
kemenerusan lapisan antar titik sounding1 sampai 4. Sedangkan pada pada titik
sounding 5 dan 6 termasuk dalam satuan batuan gunungapi tak terpisahkan,dengan korelasi, diadpatkan bahwaterdapat kesamaan litologi pada titik 5dan 6 yaitu pada litologi batulempung
dan akuifer air tanah, akan tetapi padatitik sounding 6 memiliki lapisan batulempung yang tebal.
KESIMPULAN
Dari hasil akusisi data dan
pengolahan data didapatkan bahwa Pada
titik sounding 4 didapatkan lapisan
akuifer pada kedalaman 13.31 m s/d
26.69 m dengan nilai resistivitas 14.7
ohm. m yang berada diatas batulempung.
Dari korelasi juga diapatkan
kemenerusan lapisan batupasir dan
batulempung. Sedangkan pada titiksounding 5 terdapat lapisan akuifer pada
lapisan ketiga dengan kedalaman 2 m s/d
7 m dengan nilai resistivitas 17.64 ohm.
m yang berada diatas batulempung.
Untuk titik sounding 6 terdapat lapisan
akuifer pada lapisan ketiga dengan
kedalaman >41 m dengan nilai
resistivitas 16.84 ohm yang berada diatas
batulempung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami
ucapkan kepada rekan-rekan yang telah
memberikan masukan serta membantu
dalam mendapatkan data di lapangan.
Kepada para asisten yang telah berbagi
ilmu. Kepada HMGI regional III yang
telah memberikan fasilitas dalam
pelaksanaan fieldtrip geofisika 2016.
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
8/16
DAFTAR PUSTAKA
[1] Putriutami, Elida Septiana, dkk. 2014.Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan
di Area Panas Bumi Gunung Telomoyo
Kabupaten Semarang Menggunakan
Metode Geolistrik Resistivity
Konfigurasi Schlumberger. Sumber
Jurnal Youngster Physics Journal
Volume 3 Nomor 2 – 2014.
[2] Gupta, H., Ray, S., 2007. An Outline
of The Geology of Indonesia, Jakarta
IAGA halaman 11-36.[3] hermawa, D., dan Rezky, Y. 2011.
Delineasi Daerah Prospek Panas Bumi
Berdasarkan Analisis Kelurusan Citra
Landsat di Candi Umbul – Telomoyo
Provinsi Jawa Tengah, Buletin Sumber
Daya Geologi. Volume 6 Nomor 1 –
2011.
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
9/16
LAMPIRAN
Gambar 1. Peta geologi candi umbul
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
10/16
Gambar 2. Grafik titik sounding 1
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
11/16
Gambar 3. Grafik titik sounding 2
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
12/16
Gambar 4. Grafik titik sounding 3
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
13/16
Gambar 5. Grafik titik sounding 4
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
14/16
Gambar 6. Grafik titik sounding 5
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
15/16
Gambar 7. Grafik titik sounding 6
-
8/17/2019 Identifikasi Air Tanah Menggunakan Metode Ves Fix
16/16
Gambar 8. Korelasi antar titik sounding daerah candi umbul