metode riset

14
Metode Riset DAMPAK REKLAMASI PANTAI MANADO TERHADAP LINGKUNAG SOSIAL MASYARAKAT PESISIR PANTAI MANADO Oleh: Yusak Paul Kasse 090215022 Dosen : DR.Ir.V.Kumurur,Msi Leidy M. Rompas, ST. MT FAKULTAS TEKNIK “PERENCANAAN WILAYAH & KOTA”

Upload: ucabarca

Post on 03-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: metode riset

Metode Riset

DAMPAK REKLAMASI PANTAI MANADO TERHADAP LINGKUNAG SOSIAL MASYARAKAT PESISIR PANTAI MANADO

Oleh:

Yusak Paul Kasse 090215022

Dosen : DR.Ir.V.Kumurur,Msi

Leidy M. Rompas, ST. MT

FAKULTAS TEKNIK

“PERENCANAAN WILAYAH & KOTA”

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2011

Page 2: metode riset

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Wilayah pesisir memiliki sumberdaya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia,

baik dari jaman dahulu hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan peradaban dan kegiatan social

ekonominya, manusia memanfatkan wilayah pesisir untuk berbagai kepentingan seperti sebagai tempat

mencari nafkah, permukiman, perkotaan, kawasan industri, bandara, pelabuhan maupun tempat rekreasi.

Konsekuensi yang muncul dari pesatnya pembangunan di wilayah pesisir antara lain adalah masalah

penyediaan lahan bagi aktivitas social ekonomi dan gangguan terhadap lingkungan.

Penyediaan lahan ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan lahan bagi aktivitas social

ekonomi dan gangguan terhadap lingkungan. Penyediaan lahan ini biasanya dilakukan dengan

memanfaatkan lahan atau habitat yang sudah ada di wilayah pesisir seperti perairan pantai, lahan basah,

pantai berlumpur dan lain sebagainya yang dianggap “kurang bernilai” secara ekonomi dan lingkungan

untuk dikonversi menjadi bentuk lahan lain yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan

lingkungan yang lebih dikenal dengan istilah reklamasi.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah- masalah yang timbul akibat Reklamasih pantai antara lain :

Terjadinya perubahan fungsi ruang.

Berubahnya kebiasaan masyarakat sekitar pesisir.

kehilangan pantai yang merupakan tempat bersantai atau tempat berwisata bagi

masyarakat kota manado.

1.3 BATASAN PENELITIAN

Penelitian ini dibatasi oleh masalah-masalah yang timbul akibat reklamasi pantai

manado. Masalah-masalah tersebut antara lain yaitu, masalah perubahan fungdi ruang dan

kebiasaan masyarakat.

Page 3: metode riset

1.4 DEFINISI OPERASIONAL (ISTILAH)

Di bawah ini merupakan definisi dari istilah yang dipakai dalam penuliasan penelitian ini :

o Reklamasi secara awam diartikan sebagai menciptakan daratan baru di lahan yang sebelumnya

terdiri dari air.

o Lingkungan sosial adalah lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-pola hubungan sosial

serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang

lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku

manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.

o Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan

sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya

laut dan pesisir.

o Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut.

o Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi

perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Page 4: metode riset

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Reklamasi

Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris, to

reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-

Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Masih

dalam kamus yang sama, arti kata reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah.

Sedangkan pengertiannya secara ilmiah dalam ranah ilmu teknik pantai, reklamasi adalah suatu

pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan

berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di

lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau.

Reklamasi secara awam diartikan sebagai menciptakan daratan baru di lahan yang sebelumnya

terdiri dari air. Reklamasi telah dilaksanakan oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu.. Misalnya

reklamasi Pulau Macau yang dilakukan sejak abad 17 telah berhasil merubah Macau dari sebuah pulau

kecil hingga menjadi semenanjung dan dari luas pulau 15 square kilometer pada tahun 1972 menjadi 16.1

square kilometer pada tahun 1983 lalu menjadi 21.3 square kilometer pada tahun 1994 hingga akhirnya

menjadi 23.6 square kilometer pada tahun 2000. Bahkan aktivitas reklamasi juga telah dilakuka dalam

rangka membangun kota Washington DC, yang dibangun diatas rawa-rawa. Demikian pula Bendungan

Aswan yang terkenal di dunia, dibangun melalui reklamasi yang dimulai pada tahun 1902.

Pengertian lain dari reklamasi yang dihubungkan dengan kegiatan pertambangan yaitu suatu usaha

memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai

akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

peruntukannya.

Istilah lain yang berkaitan dengan reklamasi yaitu rehabilitasi lahan dan revegetasi. Rehabilitasi

lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak

(kritis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air maupun

sebagai unsur perlindungan alam lingkungan. Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan

penanaman kembali lahan bekas tambang.

Page 5: metode riset

Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai

atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia,

khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit.

Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah kebutuhan

lahan. Pembangunan yang ditujukan untuk menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah mengantar

pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan. Untuk memenuhi kebutuhan akan lahan, akhir-akhir ini

kota di pesisir pantai cenderung menambah luasan lahannya dengan mereklamasi pantai kegiatan yang

sama sedang di lakukan di kota manado dengan mereklamasi pantai teluk manado sepanjang ± 4 km.

2.1.2 Lingkungan Sosial

Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk

biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”,

sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang

sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial

masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.

Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena

perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu

digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-

pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang);

yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk

perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya. Oleh

karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi

sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial

tertentu. Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti

bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau

diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan

adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya. Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi

kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan adaptasi biologis (fisiologis maupun morfologis) yang

dimilikinya seperti organisme lain dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup. Karena

Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, maka yang dimaksud

dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia. Rambo menyebutkan ada dua kelompok

sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya yaitu sosio sistem dan ekosistem. Sistem

Page 6: metode riset

sosial tersebut meliputi: teknologi, pola eksploitasi sumber daya, pengetahuan, ideologi, sistem nilai,

organisasi sosial, populasi, kesehatan, dan gizi. Sedangkan ekosistem yang dimaksud meliputi tanah, air,

udara, iklim, tumbuhan, hewan dan populasi manusia lain. Dan interaksi kedua system tersebut melalui

proses seleksi dan adaptasi serta pertukaran aliran enerji, materi, dan informasi.

2.1.3 Masyarakat pesisir

Wilayah pesisir adalah suatu jalur saling pengaruh antara darat dan laut, yang memiliki ciri

geosfer yang khusus, kearah darat dibatasi oleh pengaruh sifatsifat fisik laut dan sosial ekonomi bahari,

sedangkan ke arah laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan di

darat (BAKOSURTANAL, 1990).

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan serta memiliki

nilai-nilai dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan dalam kehidupan.

Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir

dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan

sumberdaya laut dan pesisir. Definisi inipun bias juga dikembangkan lebih jauh karena pada

dasarnya banyak orang yang hidupnya bergantung pada sumberdaya laut. Mereka terdiri dari

nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan,

pengolah ikan, supplier faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non-perikanan,

masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa pariwisata, penjual jasa transportasi, serta

kelompok masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non-hayati laut dan pesisir untuk

menyokong kehidupannya. Namun untuk lebih operasional, definisi populasi masyarakat pesisir

yang luas ini tidak seluruhnya diambil tetapi hanya difokuskan pada kelompok nelayan dan

pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok ini secara langsung

mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan dan

budidaya. Kelompok ini pula yang mendominasi pemukiman di wilayah pesisir di seluruh

Indonesia, di pantai pulau-pulau besar dan kecil. Sebagian masyarakat nelayan pesisir ini adalah

pengusaha skala kecil dan menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat subsisten,

menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi keluarga sendiri, dengan skala

yang begitu kecil sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu

sangat pendek. Dari sisi skala usaha perikanan, kelompok masyarakat pesisir miskin diantaranya

terdiri dari rumah tangga perikanan yang menangkap ikan tanpa menggunakan perahu,

Page 7: metode riset

menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel. Dengan skala usaha ini, rumah

tangga ini hanya mampu menangkap ikan di daerah dekat pantai. Dalam kasus tertentu, memang

mereka dapat pergi jauh dari pantai dengan cara bekerjasama sebagai mitra perusahaan besar.

Namun usaha dengan hubungan kemitraan seperti tidak begitu banyak dan berarti dibandingkan

dengan jumlah rumah tangga yang begitu banyak.

2.2 TINJAUAN LOKASI

2.2.1 Profil Kota Manado

Kota Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan

Sulawesi Utara sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Secara geografis Kota Manado

terletak diantara 10 25' 88" - 10 39' 50" LU dan 1240 47' 00" - 1240 56' 00" BT, sedangkan batas

administratif adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Minahasa Utara

Sebelah Timur : Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Minahasa

Sebelah Selatan : Kabupaten Minahasa

Sebelah Barat : Laut Sulawesi

Luas Kota Manado adalah 157,26 km2. Dengan reklamasi pantai yang dimulai tahun 1995,

maka luas daratan Kota Manado telah bertambah kurang lebih 67 hektar. Kota Manado mempunyai 3

wilayah pulau dan berpenghuni, yaitu pulau Manado Tua, pulau Bunaken dan pulau Siladen. Sebagai kota

pantai Manado memiliki garis pantai Kota Manado sepanjang 57.09 km terdiri dari 24.91 km garis pantai

di wilayah daratan dan 32.18 km garis pantai di pulau Bunaken, Manado Tua dan Siladen.

 

PETA KOTA MANADO

Page 8: metode riset

Kondisi topografi dan geomorfologi kota Manado merupakan bagian dari gugusan pegunungan,

perbukitan, lembah dan sungai yang berada di tanah Minahasa. Manado bagian utara bermorfologi

berbukit sampai bergunung. Di bagian timur umumnya bergelombang dengan morfologi landai sampai

curam, dan mendekati bagian tengah Kota Manado, morfologi semakin landai dan rata. Pada bagian

selatan, punggung-punggung bukit semakin melebar dan menjalar lebih panjang. Di bagian kepulauan

terdapat pulau Manado Tua, pulau Bunaken dan pulau Siladen. Morfologi Pulau Manado Tua adalah

gunung berapi muda dengan ketinggian lebih dari 750m, sedangkan Pulau Bunaken dan Pulau Siladen

bergelombang dengan puncak setinggi 200m. Topografi kota Manado bervariasi antara 0% hingga lebih

dari 40 %. Kemiringan lereng 0-8% (dataran landai) mempunyai luas 5.962 ha atau 38% dari total luas

wilayah, kondisi topografi berombak (kemiringan 8-15%) luasnya 6.923 ha atau 44%.

Tabel topografi kota manado

NO Keadaan tanah Kemiringan Luas

Ha %

1 Dataran landai 0-8% 6.315,31 40,16

2 Berombak 8-15% 5.967,69 37,95

3 Berombak berbukit 15-40% 1.554 9,88

4 Bergunung >40% 1.889 12,01

TOTAL 15.726,00 100

Wilayah perairan teluk Manado memiliki bathimetri yang bervariasi dari landai sampai drop-off,

dengan kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai sampai 1000 meter pada garis batas pertemuan pesisir dasar

lereng benua. Di kawasan Taman Nasional Laut Bunaken drop-off ini mencapai ratusan meter dan

merupakan komunitas terumbu karang dengan ekosistem underwater yang spesial dan eksotis.

Page 9: metode riset

2.2.2 Lokasi Reklamasi

Letak daerah reklamasi di provinsi Sulawesi utara tepatnya di kota manado. Reklamasi terjadi

sepanjang pantai manado. Ada 3 kec yang termasuk dalam relamasih antara lain wenang, sario dan

malalayang. Panjang kawasan reklamasi ± 5 km dengan luas ±174,84 ha dan memiliki batas kawasan :

Barat : Laut/ Teluk manado

Timur : Pusat Kota Lama

Selatan : Pemukiman

Utara : Laut/Pelabuhan Manado

Gambar peta letak lokasi reklamas

Page 10: metode riset

2.3 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.4 HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Reklamasi pantai mempengaruhi kebiasaan masyarakat pesisir pantai manado

2. lapangan kerja serta pendapatan mereka menjadi berubah.

DAMPAK REKLAMASI PANTAI TERHADAP

KONDISI SOSIAL MASYARAKAT MANADO

LOKASI REKLAMASIKEBIASAAN

MASYARAKAT

PENDAPATAN MASYARAKAT

LUAS LAHAN REKLAMASI