metode perbaikan jembatan

1
INTISARI: Salah satu kegagalan sebuah jembatan adalah defleksi yang besar. Seperti pada jembatan rangka baja dengan bentang 54 m milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor. Defleksi sebesar 42,5 cm terjadi ketika penyangga jembatan dilepas sebelum dilakukan uji beban, dimana defleksi ini sudah melebihi syarat maksimum sesuai SNI 03 1729 2002 yaitu sebesar L/360 atau 15 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja struktur dan menentukan solusi perbaikan agar jembatan dapat digunakan lagi. Evaluasi struktur jembatan meliputi kegiatan pengumpulan data sekunder berupa desain awal jembatan, hasil uji material baja dan data primer yang terdiri dari pemeriksaan visual di lapangan, pengukuran dimensi jembatan dan pengujian mutu bahan baja. Data tersebut sebagai input dalam pemodelan struktur dengan SAP 2000 dan diperoleh kuat perlu (Ru) masing-masing batang. Perhitungan juga dilakukan terhadap kuat rencana (ØRn) baik batang maupun sambungan. Komponen jembatan dikatakan aman jika kuat rencana lebih besar atau sama dengan kuat perlu atau ØRn ≥ Ru. Kemudian dilakukan penentuan kegagalan jembatan serta metode perbaikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua batang dan sambungan aman sehingga penyebab kegagalan jembatan bukan karena kekuatan batang maupun sambungannya melainkan faktor pelaksanaan di lapangan yang kurang tepat yaitu kombinasi antara adanya lubang baut yang besar dan pengencangan baut yang belum mencapai gaya tarik minimumnya. Metode perbaikan jembatan yang diusulkan adalah dengan memberi dua buah pelat penguat yang dilas pada ujung batang dan dilubangi sesuai dengan posisi lubang baut yang ada agar tidak terjadi pergeseran baut.

Upload: ompha

Post on 13-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

metode perbaikan jembatan

TRANSCRIPT

Page 1: metode perbaikan jembatan

INTISARI: Salah satu kegagalan sebuah jembatan adalah defleksi yang besar. Seperti pada jembatan rangka baja dengan bentang 54 m milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor. Defleksi sebesar 42,5 cm terjadi ketika penyangga jembatan dilepas sebelum dilakukan uji beban, dimana defleksi ini sudah melebihi syarat maksimum sesuai SNI 03 1729 2002 yaitu sebesar L/360 atau 15 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja struktur dan menentukan solusi perbaikan agar jembatan dapat digunakan lagi. Evaluasi struktur jembatan meliputi kegiatan pengumpulan data sekunder berupa desain awal jembatan, hasil uji material baja dan data primer yang terdiri dari pemeriksaan visual di lapangan, pengukuran dimensi jembatan dan pengujian mutu bahan baja. Data tersebut sebagai input dalam pemodelan struktur dengan SAP 2000 dan diperoleh kuat perlu (Ru) masing-masing batang. Perhitungan juga dilakukan terhadap kuat rencana (ØRn) baik batang maupun sambungan. Komponen jembatan dikatakan aman jika kuat rencana lebih besar atau sama dengan kuat perlu atau ØRn ≥ Ru. Kemudian dilakukan penentuan kegagalan jembatan serta metode perbaikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua batang dan sambungan aman sehingga penyebab kegagalan jembatan bukan karena kekuatan batang maupun sambungannya melainkan faktor pelaksanaan di lapangan yang kurang tepat yaitu kombinasi antara adanya lubang baut yang besar dan pengencangan baut yang belum mencapai gaya tarik minimumnya. Metode perbaikan jembatan yang diusulkan adalah dengan memberi dua buah pelat penguat yang dilas pada ujung batang dan dilubangi sesuai dengan posisi lubang baut yang ada agar tidak terjadi pergeseran baut.