perbaikan proses bisnis dengan menggunakan metode …

92
PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS REENGINEERING DI PT. SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING Oleh Eko Wahyudi NIM : 004201105040 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2018

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS

REENGINEERING

DI PT. SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

Oleh

Eko Wahyudi

NIM : 004201105040

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

ii

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Perbaikan Proses Bisnis Dengan

Menggunakan Metode Business Process Reengineering Di PT.

Supernova Flexible Packaging” yang disusun dan diajukan oleh

Eko Wahyudi sebagai salah satu dari persyaratan untuk memperoleh

gelar Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik

Industri. Skripsi ini telah ditinjau dan dianggap memenuhi sebuah

ppersyaratan skripsi. Dengan ini saya merekomendasikan bahwa

skripsi ini untuk maju dalam sidang.

Page 3: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbaikan Proses

Bisnis Dengan Menggunakan Metode Business Process Reengineering Di PT.

Supernova Flexible Packaging” merupakan sebuah penelitian dari hasil

pengetahuan terbaik saya dan hasil penelitian ini belum pernah untuk diajukan ke

Universitas yang lain atau diterbitkan baik secara sebagian ataupun secara

keseluruhan.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak

sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan

dikenakan kepada saya.

Page 4: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS

REENGINEERING

DI PT. SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

Oleh

Eko Wahyudi

NIM : 004201105040

Page 5: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

v

ABSTRAK

Business Process Reengineering ialah suatu proses merancang ulang

proses bisnis yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja. Business Process

Reengineering ini bisa diaplikasikan untuk dapat membantu memperbaiki proses

bisnis di PT. Supernova Flexible Packaging. Perusahaan ini merupakan

perusahaan flexible packaging dam converting dengan proses produksi

manufaktur yang melalui beberapa tahapan proses produksi yang diawali dari

persiapan material, proses printing, proses inspeksi, proses laminasi, proses

slitting dan proses bagmaking serta packing sebagai hasil akhir produk sebelum

disimpan di gudang finish goods dan dikirimkan ke konsumen. Masalah yang

terjadi saat ini adalah masih kurangnya manajemen operasional, banyaknya

pencatatan dan penginputan data secara manual, lemahnya akurasi data antar

bagian yang mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan material dan lamanya

waktu tunggu persiapan material. Tujuan dari penggunaan metode konsep

Business Process Reengineering ini adalah sistem pengolahan akan terintegrasi,

real-time dan up to date, meningkatkan akurasi, mengurangi proses penginputan

data secara manual dan lebih banyak data terautomatisasi secara komputasi demi

pelayanan informasi yang lebih baik, cepat, akurat, efektif dan efisien, serta

tentunya perbaikan dalam sistem manajemen operasional sebagai upaya

perusahaan dalam mempertahankan kinerja dan terus berupaya meningkatkan

kwalitasnya dan pelayanan kepada konsumen di antara para pesaing lain. Hasil

dari rekayasa ulang proses bisnis berupa usulan proses bisnis baru.

Kata kunci : Business Process Reenginering, Proses Bisnis, efisiensi, integrasi,

real-time, automatisasi, komputasi.

Page 6: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai

bidang mendorong kemajuan pembangunan di Indonesia khususnya pada sektor

industri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya harus seimbang

dengan kemampuan sumber daya manusia supaya dapat berhasil guna dan

berdaya guna. Tentunya semakin tinggi ilmu pengetahuan dan keterampilan

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan dan memelihara

semua perangkat kerja yang ada. Hal tersebut juga membuka kebutuhan baru bagi

perusahaan untuk terus dapat mengikuti perkembangan atas perubahan-perubahan

teknologi untuk dapat meningkatkan akurasi, efisiensi, efektifitas, kualitas,

kuantitas operasional serta manajerialnya.

Dengan semakin ketatnya persaingan global dalam dunia bisnis khususnya dalam

bidang manufacturing flexible packaging. Maka perusahaan harus terus berinovasi

dan mampu menjawab tantangan kemajuan jaman dan kebutuhan akan perubahan

terhadap proses bisnis untuk bisa menjaga persaingan dalam dunia usaha dan

tentunya dengan pemutakhiran teknologi informasi dan proses bisnis perusahaan

yang sejalan dengan tuntutan pasar, akan mampu menjaga daya saing dan

meningkatkan pertumbuhan bisnis suatu perusahaan.

PT. Supernova Flexible Packaging adalah sebuah perusahaan lokal yang

berlokaksi di kawasan Industri Jababeka 2, Jababeka 6 Cikarang, MM2100

Cibitung dan Ancol Barat Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1981

bergedak dalam bidang converting yang memproduksi flexible packaging baik

food grade, healtycare grade dan lain-lain. Beberapa hasil produk dari pabrik ini

antara lain kemasan makanan (food grade) seperti : supermi, indomie, oreo, tango,

wafer, bimoli, filma, cofemix, act. Akhir-akhir ini seiring pesatnya pertumbuhan

teknologi dan makin meningkatnya permintan, dan persaingan dari kompetitor

Page 7: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

2

banyak hal yang perlu diperbaiki khususnya dalam keakuratan pengadaan material

dan perencanaan supply material pada proses produksi yang seakurat mungkin

maka diperlukan sebuah sistem yang mampu mendukung dan menjamin

kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu untuk dapat memenuhi kebutuhan

dan tuntutan kualitas serta keakuratan proses dan menunjang proses bisnis yang

makin dinamis diperlukan sebuah system yang dapat menghubungkan data proses

produksi antar mesin secara realtime dan up to date, khususnya yang berkaitan

dengan akurasi material, kualitas, efisiensi dan efektifitas.

Penulis bertujuan melakukan mapping dan analisis terhadap proses bisnis saat ini

untuk membantu perusahaan mencari tahu seberapa besar kesenjangan (gap) yang

terjadi antara proses bisnis saat ini (current practice) dan proses bisnis yang akan

di usulkan dalam penelitian ini. Mapping dan analisa dilakukan pada proses bisnis

Production Execution pada section Production Supply dalam penelitian ini

ditemukan permasalahan waktu tunggu persiapan material mencapai 5,6 jam per

hari atau setara 83,09% dan kesenjangan (gap) terhadap penggunaan biaya

material sebesar 16,24%, berdasarkan data sample pada bulan April 2017.

Sehingga perusahaan memiliki dasar yang cukup untuk melakukan perbaikan

bisnis proses dengan menerapkan ERP berbasis SAP, semakin kecil kesenjangan

(gap) yang ada akan semakin kecil resource dan biaya yang dibutuhkan. Untuk

dapat mencapai tujuan tersebut, maka PT. Supernova Flexible Packaging

menyadari betul bahwa sistem informasi yang ada sekarang yaitu sistem ERP

berbasis Windows FoxPro, masih memiliki banyak permasalahan dan kekurangan

dimana sistem yang ada masih seperti ruang-ruang informasi kecil yang terpisah-

pisah dan masih banyak menggunakan fisik dokumen yang memerlukan waktu

distribusi sehingga menyebabkan pengolahan data yang tidak konsisten dan

proses kerja berulang dan potensi banyaknya redudansi (duplikasi) data serta

keterlambatan informasi.

SAP S/4HANA merupakan salah satu produk dari ERP yang banyak digunakan

dalam dunia usaha modern yang memiliki modul-modul paling lengkap jika

dibandingkan dengan produk-produk ERP sejenis. Keungulan yang dimiliki dari

Page 8: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

3

SAP S/4HANA adalah sudah menjadi best practice untuk berbagai macam

bidang usaha. Sehinga sudah banyak perusahaan-perusahaan di dunia yang

mengimplementasikan SAP sebagai sistem utama dalam menjalankan proses

bisnis yang mereka miliki.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbaikan proses bisnis dengan menggunakan metode Business

Process Reengineering yang dilakukan pada bagian production supply dalam

usaha untuk dapat meningkatkan efisiensi waktu tunggu dan akurasi penggunaan

material.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk:

1. Membuat analisa terhadap proses bisnis yang digunakan saat ini dengan

menggunakan metode Business Proscess Reengineering untuk menemukan

permasalahan pada bagian production supply. .

2. Membuat perbaikan terhadap proses bisnis saat ini dengan metode Business

Process Reengineering untuk menghasilkan Business Blueprint baru dengan

harapan dapat menjawab permasalahan pada bagian production supply.

3. Dari hasil perbaikan proses bisnis Production Supply yang dibuat dapat

menjadi dasar bagi perusahaan dalam mengurangi waktu tunggu persiapan

dan akurasi penggunaan material sehingga gap biaya material dapat di

minimalisir.

1.3.2 Manfaat

Manfaat dari skripsi ini yaitu:

1. Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam menjalankan proyek perbaikan

proses bisnis dengan metode Business Process Reengineering.

2. Bisa mendapatkan gambaran mengennai tahapan perbaikan proses bisnis

secara detil dan kesenjangan (gap) yang terjadi antara sistem yang

digunakan saat ini dengan sistem SAP yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 9: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

4

3. Bisa mengetahui hasil dari analisa flowchart production supply sistem yang

digunakan saat ini dan permasalahan yang terjadi sebagai bahan

pertimbanngan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan.

1.4 Batasan Masalah

Dalam skripsi ini ruang lingkup yang akan dibahas antara lain:

1. Persiapan Proyek Business Process Reengineering merumuskan detil

rencana proyek hingga penetapan sasaran proyek.

2. Proses bisnis yang akan dilakukan perbaikan yaitu Production Supply;

Material Preparation, Bill of Material, Evaluate Process Order List,

Reservation, Stock Overview, List of Warehouse Stocks on Hand and

Duration Time Preparation.

3. Perbaikan Business Blueprint pada modul Production Supply terkait dengan

business process yang akan dibahas.

Proses bisnis (Business Process) yang akan dibahas adalah Material Master,

Master Data (Bill of Material, Routing, Work Center, Recipe, Production

Version), Material Requirment Planning, Production Execution (Material

Preparation, Reservation, Confirmmation, Downtime,Goods Issue, Good Receipt,

Return and Packing). Business Blueprint dalam modul Production Planning yang

terkait langsung dengan proses bisnis (Business Process) yaitu Production

Execution.

Penelitian dilakukan pada bulan April-Desember 2017. Metode yang penulis

lakukan untuk mengumpulkan data-data primer adalah dengan studi lapangan dan

observasi langsung yang dalam hal ini penulis juga menjadi salah satu angota tim

SAP Functional pada modul Production Planning execution dan wawancara

langsung dengan departemen yang terkait dalam penelitian ini. Untuk

pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melihat dan mengumpulkan data-

data dari departemen yang terkait dalam perbaikan proses bisnis dan dokumen-

dokumen yang ada pada perusahaan.

Page 10: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

5

1.5 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan penulis untuk mendapatkan data

dan informasi yang diperlukan terdiri dari:

a. Observasi

Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan permasalahan

yang sedang dihadapi dalam proses bisnis yang sedang berjalan dengan cara

pengamatan langsung ke bagian yang sedang diteliti dan pihak-pihak yang

terkait sehingga peneliti lebih paham keadaan yang sebenarnya dilapangan.

b. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperoleh data dan informasi dari

perusahaan dengan melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung

terhadap narasumber, bagian-bagian yang terkait, operator persiapan

material mengenai gambaran umum dari perusahaan, detil alur proses bisnis

yang sedang berjalan, serta penggunaan sistem ERP yang ada saat ini.

c. Dokumentasi

Dokumentsi bertujuan untuk memperoleh data dan informasi dari

perusahaan dengan menggunakan dokumen-dokumen perusahaan, baik

cetak dan elektroniik sebagai data tambahan dan pelengkap untuk

melengkapi informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan bertujuan untuk memperoleh data dan informasi

lainya yang berkaitan dengan penulisan skripsi dengan cara mempelajari

sumber-sumber baik dari buku, dokumen perusahaan yang berhubungan

dengan proses bisnis yang sedang diteliti.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi yang penulis diterapkan akan dibagi menjadi

5 (lima) bagian pembahasan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pembahasan gambaran umum mengenai

penyusunan skripsi yang mencakup latar belakang masalah, batasan

Page 11: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

6

masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika

penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas mengenai referensi dan teori yang akan

digunakan untuk dijadikan acuan penyusunan skripsi ini yaitu teori-

teori umum maupun khusus yang berhubungan dengan proses bisnis

perusahaan dan perencanaan perbaikan dengan metode Business

Process Reengineering untuk menghasilkan blueprint pada penerapan

ERP berbasis SAP S/4HANA, yaitu pada modul Production Planning

serta teori yang mendukung tentang metode Accelerated SAP, seta

teori yang terkait lainya.

BAB III METODOLOGI PENELITAN

Bab ini menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang akan penulis

dilakukan dalam penelitian untuk dapat membuat bagaimana kerangka

dasar dalam proses penulisan ini berjalan mulai dari tahapan

penelitian awal, perumusan masalah yang ada, kolektifitas data,

pengerjaan data dan bagaimana menganalisa data yang diperoleh serta

penyusunan simpulan dan saran dalam proses penulisan ini.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini penulis melakukan pengerjaan data yang sudah diambil

untuk berikutnya dapat diproses seusai dengan referensi dan teori-teori

yang akan digunakan kemudian akan memperoleh hasil dan

rekomendasi untuk mendapatkan solusi dari pengolahan data tersebut

dan simpulan yang tepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan hasil dari analisis dan pengolahan data yang

sudah dilaksanakan untuk mendapatkan kesimpulan akhir dan saran-

saran yang akan dapat diberikan kepada PT. Supernova Flexible

Packaging

Page 12: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian BPR (Business Process Reengineering)

Menurut Davenport (1993) permintaan untuk memperbaiki proses bisnis terus

meningkat seiring terjadinya gelombang reengineering proses bisnis dengan

metode Business Process Reengineering di awal tahun 1990. Dan metodologi,

teknik, dan alat-alat yang dikembangkan dalam melakukan proyek BPR (Business

Process Reengineering) (Shin&Jemella, 2002). Ada banyak pemahaman dan

pendapat yang sudah dijelaskan oleh para pakar mengenai apa itu yang dimaksud

BPR (Business Process Reengineering) atau bisa disebut juga rekayasa ulang

proses bisnis.

Sumber : Hammer dan Champy (1993)

Gambar 2.1 Business Process Reengineering Cycle

Page 13: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

8

Proses bisnis didefinisikan secara berbeda dalam literatur, namun kesamaannya

dapat dirasakan dalam penerapannya. Suatu proses dapat dilihat sebagai rangkaian

kegiatan yang kohesif (bersinergi antara satu dengan yang lainya) yang dapat

memberi nilai tambah dan mengubahnyya menjadi keluaran (Harmon, 2007).

Sedangkan menurut Harrington (1991) proses bisnis juga merupakan rangkaian

aktivitas, akan tetapi berfokus pada pemenuhan tugas organisasi. Secara umum,

BPR (Business Process Reengineering) dapat diartikan sebagai proses

penyusunan ulang terhadap proses bisnis berikut fundamentalnya degan cara

ekstrem yang memiliki tujuan untuk bisa memberikan peningkatan hasil secara

aktif dan bisa memberikan manfaat untuk perusahaan.

Maksud dari proses bisnis menurut Indrajit, et.al (2002, hal 3) yaitu beberapa

aktivitas yang merubah sejumlah masukan menjadi sejumlah keluaran baik itu

berupa barang dan jasa ataupun proses yang memanfaatkan alat dan orang. Hal ini

bertujuan untuk dapat memenuhi permintaan dari konsumen akan produk atau jasa

yang lebih baik lagi. Harapan dari konsumen (customers) yaitu produk maupun

jasa dengan kualitas yang baik, harga yang murah dan ketepatan waktu

pemenuhan pelayanan yang akurat, efisien dan efektif. Dengan dilakukannya

perbaikan pada business processi ini, dengan harapan bisa memenuhi kepuasan

konsumen dengan baik.

BPR (Business Process Reengineering) yaitu menyusun ulang secara mendasar

dan mendesain ulang dengan ekstrem pada suatu business process organisasi yang

akan mendorong organisasi untuk bisa mendapat peningkatan kinerja secara

substansial. Suatu konsep reengineering adalah untuk dapat mengondiksikan

pencapaian terhadap target dengan cara mengoptimalkan keunggulan dari

pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada (David, Freed R. 2010). Walaupun

sumber daya teknologi dan informasi saat ini telah banyak berubah, konsep yang

digunakan tetaplah sama.

Page 14: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

9

Menurut Indrajit (2008), kata kunci dalam BPR (Business Process Reengineering)

ini terdiri dari proses, sangat mendasar, dramatis, dan extrem. Berikut paparan

untuk menjelaskan dari kata kunci tersebut:

a. Proses, sebuah kata kunci yang sangat penting dan yang akan menyebabkan

kesulitan paling besar. Maksud proses disini adalah penggunaan masukan

untuk dapat menghasilkan hasil yang bernilai bagi para konsumen. Dalam

kondisi sebenarnya untuk melakukan proses reengineering organisasi akan

lebih menekankan pada struktur, kewajiban, tugas, dan organisasi

dibandingkan dengan proses. Yang sebenarnya proses ini yang merupakan hal

yang paling pokok dalam pembuatan reengineering.

b. Dalam melakukan reengineering hal yang paling fundamental, dan yang paling

mendasar untuk ditanyakan adalah “Kenapa kita melakukan seperti yang

sudah kita lakukan?” dan “Kenapa kita melakukan dengan cara yang sudah

kita kerjakan saat ini??” dan jawaban dari pertanyaan ini ialah:

- Kegiatan yang kita lakukan sudah ketinggalan dan kadaluwarsa

- Kegiatan yang kita lakukan salah

- Kegiatan kita tidak layak lagi untuk mengikuti tuntutan proses saat ini.

c. Dramatis yaitu bahwa proses reengineering ini tidak lagi sebuah perbaikan

yang dilakukan secara bertahap ataupun hanya sebagaian dari sebuah bagian

business process perusahaan yang bersifat inkremental atau minor saja, tetapi

sudah berupa pembaruan kinerja yang membawa pengaruh dan perubahan

besar yang komprehensif (lengkap).

d. Ekstrem disini dimaksudkan dalam mendesain ulang proses bisnis secara

ekstrem bukanlah sebuah proses perbaikan yang telah ada tetapi dengan cara

menghapuskan yang sudah ada dan memulai merancang ulang dari awal untuk

membuat sesuatu yang benar-benar baru.

Meskipun hasil yang dapat diperoleh sangat mengagumkan, tetapi resiko terhadap

kegagalan dalam merekayasa ulang sebuah proses bisnis ini termasuk cukup

tinggi bagi perusahaan pada umumnya. Hal tersebut dapat ditangkal apabila

pelaksana rekayasa ulang/organisasi itu sendiri dapat memakai pemahaman yang

memiliki landasan yang benar-benar kuat dan ide yang matang untuk melakukan

Page 15: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

10

usaha rekayasa ulang tersebut. Pada Gambar 2.2 berikut dapat dilihat dari konsep

BPR (Business Process Reengineering):

Sumber : Maureen Weicher and Friends (2004)

Gambar 2.2 Konsep BPR

Business Process ialah beberapa kegiatan yang mengubah masukan menjadi hasil,

baik berupa barang dan jasa atau proses yang memerlukan orang dan peralatan

(Indrajit, 2002). Regan (2002) mengemukakan bahwa business process ialah

gabungan dari berbagai kegiatan yang mengambil lebih dari satu masukan, dan

melahirkan suatu keluaran yang berkualitas bagi pelanggan. Dalam upaya untuk

dapat mendifiniisikan proses bisnis utama yaitu dengan mengenali asal mula dan

akhir dari proses bisnis itu.

2.2 Penjelasan ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu komponen utama dari seluruh fungsi

perusahaan yang menyatukan dan mengotomasisasi dari banyak proses keadaan

kegiatan produksi baik dari dalam dan luar sistem informasi , pengadaan,

penyaluran, keuangan, sumber daya manusia dan akuntansi pada perusahaan

(O’Brien, 2006, p30).

Sumber: Stephen Allan Harwood 2016

Gambar 2.3 Enterprise Resource Planning Life-Cycle

Page 16: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

11

Berdasarkan pendapat Hau dan Kuzic (2010) keunggulan pokok terhadap

penggunaan ERP (Enterprise Resource Planning) ialah sistem dapat

menggabungkan bagian fungsional baik aliran infromasi kedalam sistem central

dari bagian HRD, produksi, keuangan, dan pemasaran. Sistem ERP (Enterprise

Resouruce Planning) juga membolehkan hubungan semua business process dari

perusahaan mulai dari start proses rencana sampai pada bagian hasil setelah

terjadi penjualan kepada konsumen. Keberhasilan pemakaian ERP ini antara lain

dapat menyatukan informasi yang dipakai dalam berbagai bidang seperti HRD,

manufaktur, material, akutansi, dan penyaluran menjadi sebuah sistem komputasi

yang bermutu.

ERP (Enterprise Resource Planning) bertujuan untuk memfasilitasi arus informasi

antar kegunaan di dalam batas-batas organisasi dan mengolah hubungan ke pihak

luar (Bidgoli, 2004:707). ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu sistem

manajemen bisnis yang bisa menggabungkan dan kegiatan bisnisnya sudah

mempunyai kriteria yang jelas. ERP bisa menaikan efektivitas dan efisiensi

terhadap organisasi. Software manajemen yang terbentuk dari gagasan

perusahaan diseluruh dunia untuk bisa menaikan kemampuan peranan bisnis pada

bagian-bagian utama juga merupakan nama lain dari ERP itu sendiri. Bagian

individu yang ikut berperan serta dalam kegiatan bisnis baik dari internal maupun

dari external organisasi dapat masuk kedalam sistem memakai struktur yang sama.

Tahapannya akan terus diupdate dan disederhanakan serta meminimalkan

duplikasi (Kumar 2010, p264).

2.3 Pengertian System Application and Product in data processing

SAP (System Application and Product in data processing) mulai digaungkan

kepada publik pada tahun 1972, yang berasal dari negara pembuatnya yaitu

Jerman. SAP merupakan pemasok utama dari software ERP di Mannheim, Jerman

yang dibangun oleh lima orang dari mantan pegawai IBM (Brady, 2001, p21).

Pada SAP S/4HANA dibangun di atas platform in-memory SAP HANA dengan

prinsip yang sudah modern SAP Fiori user experience (UX) untuk perangkat

mobile. Pengembangan terbaru ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan atas

Page 17: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

12

segala keterbatasan di masa lalu dengan menghadirkan manfaat kapabilitas in-

memory SAP HANA yang baru dan real time. Produk terbaru dari SAP ini juga

dapat semakin menyederhanakan lini bisnis dan industri secara end-to-end, juga

menyajikan panduan konfigurasi dimulai dari proses adopsi hingga konsep ulang

bisnis real time.

Sumber: SAP Business Suite 2016

Gambar 2.4 SAP S/4HANA Enterprise Management

SAP HANA Enterprise adalah sebuah alat in-memory computing yang

menggabungkan perangkat lunak database SAP dengan server yang pre-tuned,

penyimpanan, dan perangkat keras jaringan dari salah satu dari beberapa mitra

hardware SAP. Dirancang untuk mendukung real-time proses analitik dan

transaksional. Inti dari SAP HANA Enterprise ialah SAP In-Memory database

, sebuah alat pengolahan data massal paralel, dan teknik penyimpanan berbasis

obyek. Komponen lain dari SAP HANA Enterprise meliputi:

SAP In-Memory Computing Studio

SAP Host Agent,

SAPCAR dan SAPROUTER,

Disaster Recovery Replication Server,

SAP HANA Load Controller,

SAP Landscape Transformation - SHC for ABA.

Page 18: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

13

SAP HANA dapat menjalankan SUSE Linux Enterprise Server 11 SP1 sampai

dengan SP2 dan update-update patch selanjutnya dari operating system. Hal ini

umumnya disampaikan sebagai alat on-premise dan telah tersedia sekarang.

Sumber: SAP PowerDesigner 2016

Gambar 2.5 SAP HANA Desain Arsitektur

Secara konseptual SAP HANA dirancang untuk meniru dan menelan data

terstruktur dari SAP dan non-SAP database relasional, aplikasi, dan sistem lainnya

dengan cepat. Salah satu dari tiga gaya replikasi data trigger-based, ETL-based,

atau log-based digunakan tergantung pada sistem sumber dan use case yang

diinginkan. Data direplikasi kemudian disimpan dalam RAM daripada dimuat ke

disk, bentuk tradisional penyimpanan data aplikasi . Karena data disimpan di

memori, dapat diakses secara real- time dengan aplikasi analitik dan transaksional

yang duduk di atas database HANA.

Permintaan konsumen yang menuntut peningkatan kecepatan respon, peningkatan

efisiensi, integritas informasi untuk pengambilan keputusan adalah keuntungan

yang bisa didapatkan baik secara langsung dan tidak langsung dari penggunaan

sistem ERP berbasis SAP. Manfaat tidak langsung yang diperoleh yaitu

memberikan brand image yang lebih tinggi terhadap perusahaan, meningkatkan

kepuasan konsumen. Menurut Leon, (2000:6) manfaat langsung dari sistem ERP

antara lain :

Page 19: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

14

1. Business Integration (Integrasi Bisnis Perusahaan)

Keuntungan yang paling penting dalam hal ini adalah kemampuan

mengintegrasikan bisnis perusahaan. Yang menjadi keunggulan dari sistem

ERP berbasis SAP ini karena mampu mengintegrasikan antar modul dan

apabila dibandingkan dengan sistem informasi konfensional yang terus

berfokus kepada fungsi bisnis secara individu adalah fasilitas update data antar

bagian-bagian bisnis perusahaan yang saling bersinergi melalui arus

perpindahan data secara otomatis antar aplikasi.

2. Flexibility (keluwesan)

Kemampuan suatu sistem menampung bahasa, standar akuntansi, mata uang

dan lain sebagainya adalah bentuk dari Flexibility sistem. Fleksibilitas ini

bernilai karena seseorang dapat mengatakanya sebagai sebuah manfaat utama.

3. Better Analysis and Planning Capabilities (Kemampuan Perencanaan dan

analisis yang lebih Baik)

Dalam hal ini keuntungan yang didapatkan adalah dari fungsi perencanaan.

Dengan kemampuannya untuk dapat mengatur integrasi proses bisnis dan data

yang terdapat didalamnya, dengan cara mencoba berbagai sistem yang berbeda

untuk mampu mendukung keputusan dengan berbagai jenis sistem yang

dikombinasikan sistem SAP ini mampu melakukannya. Dengan

kemampuannya itu dapat menghasilkan analisis data secara flekksibel dan real

time dari berbagai sudut pandang dan dimensi. Dengan informasi yang bisa

dihasilkan tentu sangat membantu bagi pengambil keputusan yang diperlukan

untuk memutuskan dengan lebih baik dan cepat.

4. Use of Lastest Technology (Penggunaan Teknologi Terbaru)

Dalam hal penggunaan teknologi informasi terkini menjadikan sistem ini

memiliki keuntungan tersendiri. Penyedia software ERP berbasis SAP ini

cukup cepat menyesuaikan dengan perkembangan dan penggunaan teknologi

terbaru. Karena kemampuannya beradaptasi secara cepat terhadap

perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan fleksibelitas dalam

beradaptasi terhadap perubahan yang terus terjadi secara dinamis yang juga

bisa mengikuti perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis perusahaan

dimasa mendatang.

Page 20: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

15

2.4 Modul-Modul ERP dalam SAP S/4HANA

SAP (System Application and Product in data processing) merupakan produk

software ERP yang menggabungkan tugas-tugas bisnis yang berbeda dalam

organisasi (Williams, 2008:2). Pemakaian SAP akan memperbanyak tugas-tugas

dari masing-masing bagian bisnisnya tanpa mereduksi sedikit pun penyatuan

fungsinya. Modul yang terdapat dalam ERP antara lain adalah:

2.4.1 Modul SD (Sales and Distribution)

Modul SD yaitu sistem yang mencatat permintaan dan pendistribusian yang lebih

terencana. Informasi mengenai konsumen baik itu price, bagaimana dan dimana

produk akan dikirim, dengan cara apa konsumen melakukan pembayaran

invoicenya dikontrol dan dikendalikan dari dalam modul ini. Pada Gambar 2.6

berikut diilustrasikan siklus modul sales and distribution.

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.6 Proses Bisnis Sales and Distribution Cycle

Proses penjualan dan penyaluran produk atau hasil jasa dawali dengan hubungan

antara konsumen dan produsen. Bagian ini akan selesai sesudah produk yang

dibeli oleh konsumen sudah dikirimkan. Proses awal adalah dengan membuat

penawaran (Quotation) ke konsumen yang memiliki informasi tentang barang

atau jasa yang ditawarkan ke konsumen beserta harga, dan informasi pendukung

Page 21: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

16

lainya. Setelah itu pejual membuat order penjualan baik dar histori dokumen

sebelumnya ataupun tidak. Setelah dokumen penjualan telah disetujui oleh

konsumen, maka pesanan penjualan dibuat untuk membantu dalam pengolahan

pesanan. Modul yang terkait dapat menggunakan data dari sales order untuk

menyelesaikan proses penjualan.

Setelah fisik barang diterima maka dapat dilanjutkan dengan pembuatan

dokumen pengiriman. Picking (pengambilan) dapat menandakan bahwa dokumen

pengiriman dapat dirubah. Hasil Goods Issue dapat tercermin dari perubahan

dokumen pengiriman. Modul Sales and Distribution memiliki beberapa proses

bisnis, antara lain:

1. Inquiry

Inquiry adalah permintaan informasi secara detail dari konsumen tengang

barang tertentu, berikut harga yang sudadh ditentukan. Proses bisnis ini

digunakan dalam keperluan untuk merespon permintaan yang dibuat oleh calon

konsumen terhadap kebutuhan informasi tentang barang-barang tertentu dan

khususnya yang berkaitan dengan harga. Calon konsuumen akan menghubungi

supplier dan akan meminta informasi yang terperinci tentang produk yang

dihasilkan. Inquiry ini dapat ddibuat pada modul SAP CRM (Customer

Relationship Management).

Alur prosesnya dapat dilihat seperti pada penjelasan dibawah ini:

Calon konsumen akan membuat inquiry tentang satu atau beberapa produk

dari perusahaan, setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan inquiry oleh

perusahaan.

Untuk mendapatkan kontak pribadi dengan mintra bisnis dikemudian hari

jika diperlukan maka perlu membuat suatu aktivitas kegiatan perusahaan.

Setatus inquiry yang sudah berubah perlu dimonitor dan diperiksa secara

teratur oleh perusahaan. Misalkan, apakah calon konsumen tertarik dengan

penawaran dari perusahaan.

2. Quotation

Informasi mengenai barang atau jaya yang diajukan kepada calon konsumen

berupa informasi harga, produk dan data pendukung lainya tercantum dalam

Page 22: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

17

Quotation (penawaran). Proses bisnis ini digunakan oleh perusahaan dengan

tujuan untuk memberikan konfirmasi kepada konsumen bahwa peruusahaan

memberikan produk dalam janga waktu tertentu, jumlah tertentu dan harga

tertentu. Untuk karyawan penjualan, ini akan mempermudah pemrosesan

quotation karena berbagai fungsi penjualan sudah tersedia didalamnya.

Penggabungan antara pproses bisnis inquiry dan quotation dijelaskan pada

point berikut ini:

Calon konsumen akan mengirimkan inquiry kepada perusahaan untuk

sebagai dasar dimulainya proses quotation. Pendokumentasian kebutuhan

yang dibuat konsumen akan lebih detil. Pengelolaan semua dokumen dapat

dilakukan oleh perusahaan secara bersamaan.

Berdasarkan informasi yang diterima dari konsumen yang mencakup

kerumitan produk dan persyaratan khusus maka perusahaan akan lebih

mudah untuk memperkirakan biaya produk yang ditawarkan dalam

quotation. Perusahaan akan lebih mudah menetapkan biaya prooduk untuk

melakukan pemrosesan inquiry dengan melakukan sebuah penyelidikan

dengan membuat proyek inquiry.

Informmasi perkiraan biaya dapat di kirimkan ke proses quotation setelah

perusahaan menentukan harga penjualan dengan membuat perencanaan

biaya terlebih dahulu. Selanjutnya quotation dapat dicetak dan dikirimkan

kepada konsumen.

3. Sales Order

Informasi mengenai waktu pengiriman, jumlah, harga dan jasa yang diberikan

kepada konsumen mengenai kontrak perjanjian perusahaan melalui sales

organization disebut sales order. Pesanan tunggal atau individu dengan satu

penerima disebut standing order, sedangkan Collective Standing Order yaitu

pesanan dari beberapa penerima. Untuk dapat membedakan antara yang tetap,

dilihat dari jumlahnya yang selalu sama disebut standing order sedangkan

dengan yang jumlahnya berubah-ubah/tidak tetap yang sering disebut variable

standing order.

Proses pengambilan dan proses penyiapan ini bisa saja melibatkan proses

pengepakan, pengkodean atau berupa pelayanan tambahan. Tempat penerima

Page 23: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

18

dapat langsung menampung apabila produk berupa single item atau full

handling unit yang tidak melalui proses packing. Item yang dikirim dapat

langsung dibawa dari tempat penerimaan setelah dilakukan proses cross-

docking, baik menggunakan optunistic cross-docking atau planned cross-

docking.

Untuk pengiriman barang atau jasa layanan yang sudah dilakukan akan

dibuatkan sebuah dokumen penjualan dan membuat faktur atau tagihan yang

berupa invoice. Setelah penerimaan barang atau jaya pelayanan disetujui oleh

konsumen maka akan dibuatkan dokumen faktur.

2.4.2 Modul MM (Material Management)

Pada proses ini dimulai dari penanganan pengadaan material dari pemasok dan

dilanjutkan dengan pengelolaan inventori raw material dari mulai proses

penyimpanan raw material sampai dengan pengelolaan material yang sedang

diproses (material setengah jadi) sampai dengan inventori barang jadi yang berupa

Finish Good dikelola oleh modul Material Management ini. Flow proses modul

Material Management pada gambar 2.7 dibawah ini:

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.7 Proses Bisnis Material Management Cycle

Pembelian yaitu sebuah proses berbagai prosedur yang diawali dengan prosedur

pembuatan sistem akuntansi, prosedur permintaan, penawaran dan seleksi

supplier, pencatatan order pembelian, penerimaan material dari supplier,

Page 24: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

19

pencatatan terhadap hutang dagang dan penyaluuran pembelian yang memiliki

tujuan untuk dapat melakukan pembelian sesuai dengan aturan yang sudah

ditetapkan (Mulyadi, 2000, p301).

Pembelian berpatokan pada semua kegiatan yang menyertakan sebuah proses

untuk mendapatkan barang atau jasa dari supplier. Hal ini meliputi pembelian dan

juga kegiatan logistik ke dalam seperti contohnya transportasi, barang masuk dan

inventorinya di gudang sebelum barang tersebut digunakan. (Kalakota, 2001,

p12).

Fungsi-fungsi yang mendukung sebuah lingkaran lengkap terhadap pengendalian

material dan arus informasi yang saling berkaitan berupa perencanaan dan

pengendalian disebut Material Management. Fungsi-fungnsi yang terkandung

dalam material managment antara lain identifikasi, penentuan kebutuhan, packing,

pembelian, pemeriksaan, daftar barang, penyaluran barang, penyelesaian dll.

Pengertian dari persediaan ialahh barang yang diisimpan dalam gudang dan akan

dipakai untuk dapat mencukupi tujuan tertentu. Yang disebut dengan persediaan

bisa berupa material mentah, material pembantu (supporting), material semi finish

good (setengah jadi), barang jadi (finish good).

Persediaan adalah material didapat dan tersedia yang pakai dalam proses produksi,

barang yang bisa didapatkan dari sumber-sumber atau dibeli dari supplier atau

perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang

menggunakannya (Assauri, 2009, p171).

Kegunaan dari persediaan yaitu meningkatkan keuntunngan perusahaan,

diantaranya seperti penjelasan berikut (Herjanto, 2008, p238):

1. Meminimalkan resiko keterlambatan pengiriman barang

2. Meminimalkan resiko apabila terjadi cacat material sehinga harus retur

3. Meminimalkan resiko inflasi ataupun kenaikkan harga

4. Penyimpanan material secara periodik untuk menghindari kelangkaan pasar

Page 25: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

20

5. Memperoleh keuntunngan dari selisih diskon kuantitas pembelian

6. Memastikan kecukuppan stok barang sebagai bagian dari service kepada

konsumen.

Material meliputi banyak katagori, baik itu produk barang atau jasa. Material pasti

memiliki uniqe code sebagai penanda khusus dan ciri khas dari produsen

pembuatnya. Material master dalam sistem informasi berupa detail informasi

material. Di dalam banyak perusahaan tipe material dibagi menjadi berberapa

katagori seperti berikut (Yunanto, 2006, p116):

1. Trading Goods, barang yang dihhasilkan dari produksi sendiri atau dibeli dari

suppliier. Dalam tipe ini barang tersebut pasti memiliki material stok. Contoh:

untuk perusahaan packaging maka trading goods-nya adalah rol film.

2. Material yang yang tidak dikontrol oleh inventorinya disebut non-stock

material. Dibeberapa perusahaan menyebutnya dengan istilah consumable

goods. Barang ini banyak dipakai untuk menunjang kegiatan operasional

produksi perusahaan. Contohnya seperti paku, isolasi, lem, amplas, dan lain-

lain.

3. Services atau barang jasa. Contoh services adalah jasa perbankan, konsultan,

pendidikan, asuransi, jaya transportasi, dan lain-lain.

4. Packaging, yaitu material yang digunakan untuk kemasan packaging seperti

kotak, peti, pallet, bungkus plastik, kardus, karton dan lain-lain.

5. Barang yang masih memerlukan proses lanjutan disebut semi finish goods, atau

barang setengah jadi sering disebut juga work in process.

6. Material yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi sauatu

barang disebut raw material dan pengadaanya dibeli langsung dari supplier.

Setiap departemen pengguna material akan membuat purchase requisition (PR)

baik secara sistem maupun manual tergantung dari aturan perusahaan untuk

memberikan permintaan kebutuhan material kepada departemen pembelian.

Dalam sistem ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis SAP modul material

management adalah salah satunya yang digunakan untuk proses procurement

handling dan invenotry management. Dalam persiapan pengimplementasian

Page 26: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

21

modul SAP MM terdapat beberapa tingkatan umum antara lain Plant, Company

Code, Client, Storage Location dan Purchasing Organization.

Termasuk juga didalamnya inventaris gudang dan manajemen pengelolaan stok

sampai dengan siklus penggunaan. Dalam material manajemen ini terdapat

ketentuan-ketentuan antara lain:

1. ABC Classification yaitu web item untuk mengkasifikasikan objek yang antara

lain berisi pelanggan, produk yang bedasar ukuran spesifik yang

pengukurannya menggunakan aturan dan alat tertentu.

2. Framework Order yaitu dokumen yang menjadi dasar untuk dapat melakukan

pembelian dan pengadaan barang yang mencakup informasi tanggal jenis, masa

berlaku dan kerangka transaksi yang menunjukan juga periode yang

diperlukan.

3. Sebuah pengelompokkan bahan atau material dan jasa sesuai dengan

karakteristiknya disebut material group.

4. Masterial master supplier berisi informasi dasar yang dibutuhkan perusahaan.

5. MRP (Material Requirement Planning).

6. Proses pekerjaan, sebuah perusahaan memerlukan area untuk bekerja yang

dinamakan “plant”.

7. Purchasing Organization adalah organisasi di logistik yang membagi suatu

perusahaan sesuai dengan persyaratan pembelian.

8. Stock Transfer yaitu pergerakan material antar storage location, Storage

Location dan Vendor Master.

Good receipt yaitu proses menginput delivery material yang datang, hal ini dapat

menunjukan purchase order yang relevan. User dapat melakukan pengecekan

terhadap material yang diterima dan kesesuaian jumlah terhadap purchase order

tersebut. Proses memasukan invoice, pengguna dapat memilih purchase order

sebelumnya atau dari delevery disebut dengan invoice verification. Terakhir

melakukan pemrosesan pembayaran yaitu program yang mengatur pembayaran

untuk memberikan otorisasi kepada kreditur.

Page 27: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

22

2.4.3 Modul PP (Production Planning)

Memelihara informasi mengenai proses produksi disebut dengan production

planning. Mulai dari sini produksi mulai dipersiapkan dan dijadwalkan, dan

kegiatan produksi yang terjadi dilakukan pencatatan. Pada Gambar 2.8 dan

Gambar 2.9 berikut siklus dari Production Planning:

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.8 Production Planning Cycle

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.9 Production Planning Cycle

Page 28: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

23

1. MRP (Material Requirment Planning)

Fungsi dari MRP yaitu untuk memastikan kecukupan material, yang akan dipakai

untuk memperoleh SFG (Semi Finish Good’s) dan FG (Finish Good’s) sejumlah

permintaan tepat waktu baik keperluan didalam proses produksi maupun sampai

pada tahap penjualan. Dalam proses produksi juga termasuk pemantauan terhadap

ketersediaan stok dan operasi pengadaan material secara otomatis untuk

melakukan proses pembelian dan produksi. Pada prakteknya MRP (Master

Requirment Planning) berusaha untuk dapat mengusahakan keseimbangan

terhadap pengoptimasian service level dan meminimalisir biaya. Pada Gambar

2.10 dapat dilihat bagaimana alur proses MRP.

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.10 Material Requirment Planning

Raw material dan supporting material bersifat Make-to-Stock, dimana stock

bersifat unrestricted (stock dipakai bebas). Planning untuk raw material dan

supporting material bisa di-trigger oleh:

Dependent Requirement (DepReq)

Planning pengadaan di-trigger oleh planned order induk sesuai struktur BOM-

nya. Menggunakan lot sizing weekly (WB) atau monthly (MB) bila purchase

requisition diinginkan bersifat mingguan / bulanan. Bisa dikombinasikan

dengan parameter safety stock, minimum lot, maximum lot, fix lot, dan

rounding value.

Page 29: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

24

Forecasting

Forecasting model yang akan digunakan adalah moving average. Strategi ini

mengkalkulasi pemakaian (historical consumption) selama X bulan ke

belakang, lalu dirata-ratakan sebagai kebutuhan untuk Y bulan ke depan.

Setelah forecast dikalkulasi, angka kebutuhan di-transfer ke demand

management (Planned Independent Requirement) untuk keperluan revisi,

selanjutnya di-run MRP.

Tujuan lainya untuk menetapkan MPR dan lot sizing procedure untuk setiap

material dalam menentukan usulan pengadaan.

2. Production Order Creation

Setelah proses MPS (Master Production Scheduling) dilanjutkan dengan

pembuatan order, proses operasi dan material requirments kemudian ditentukan

berdasarkan master data Bill of Material (BoM) dan Routing. Dalam bagian ini

departemen yang berhubungan langsung dengan pembuatan order adalah

departemen production planning and inventory controll yang akan melakukan

penjadwalan (scheduling), yaitu proses untuk menentukan tanggal release yang

mendetil untuk kebutuhan capacity requirments planning dan material

reservation. Pengecekan ketersediaan (availability check) dapat dijalankan ketika

order sudah dibuat baik secara komponen dari material mapun dari segi kapasitas.

Process order cycle tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut ini:

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.11 Process Order Cycle

Page 30: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

25

Production execution akan memulai prosesnya pada saat order sudah di release

oleh bagian ppic. Ini menyebabkan perubahan status pada production order dan

berfungsi sebagai kebutuhan teknikal sistem untuk bisa melanjutkan ke proses

selanjutnya. Ini termasuk withdrawal material untuk komponen, konfirmasi untuk

good receipts dan pembuatan invoice melalui proses completion. Availability

check yang lain dapat dilakukan selama order sudah berstatus release.

3. Production Execution

Setelah pembuatan production order dari konversi plant order telah selesai

dilakukan baru kegiatan didalam production execution bisa dimulai. Penerbitan

production order merepresentasikan dari sisi sistem sudah bisa dimulai untuk

melakukan ekseskusi proses produksi.

Production order akan tetap akan aktif di dalam sistem sampai dilakukan

penutupan order (TECO) Technical Completed, perlu menjadi perhatian bahwa

pada sistem SAP tidak diperkenankan melakukan perubahan untuk melengkapi

kekurangan pada production order, jika terjadi kesalahan pengakuan atau

penginputan good receipt, harus dilakukan penghapusan dan diperbaiki dengan

cara penginputan goods receipt yang baru.

Good issue akan memicu aktifitas sistem secara background antara lain: kuantitas

stok dari material akan berkurang karena adanya pemakaian material baik pada

level plant maupun level storage location warehouse; kalkulasi pada konsumsi

otomatis akan diupdate karena gambaran konsumsi ini dibutuhkan untuk

peninjauan ulang MPR; Production order akan terkena beban biaya aktual karena

ada pencatatan pemakaian material; pada sloc (storage location) production

supply akan mengalami penguranan stok karena adanya penarikan pemakaian

material; Good Issue akan mengakibatkan terbentuknya material dokumen dan

pencatatan akuntansi yang didalamnya mengandung pencatatan akun stok material

dan konsumsi.

Page 31: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

26

Pada proses backflush, good issue untuk pemakaian material tidak serta merta

mengurangi stok reservasi sampai adanya pengakuan pemakaian bahan pada

operasi atau sebelum dilakukan Good Recipt. Good issue dengan penundaan

pemakaian bahan disebabkan oleh ketentuan dan waktu pelaksanaan proses

operasi, dimana hal tersebut yang mengubah informasi stok pada reservasi.

Sedangkan pada proses good receipt, ketika proses produksi sudah menghasilkan

SFG (semi finish goods) maka akan menimbulkan persediaan secara fisik material

pada area/storage location produksi sehingga production order yang sedang

berjalan memiliki hasil. Ketika material sudah dihitung sebagai stok, setelah

proses goods receipt maka selanjutnya akan dilakukan transfer posting yang

bertujuan untuk menjadikan material semi finish good tersebut sebagai freely

usable stock, sehinga dapat di consume oleh urutan order berikutnya.

4. Master Data

Bill of Material (BoM) adalah sebuah daftar material yang terstruktur dari

komponen-komponen yang menghasilkan berupa produk dan digunakan dalam

bentuk yang berbeda-beda tergantung dari situasi dimana sebuah produk dibentuk

dari beberapa bagian material. Pada umumnya pada sektor industi BoM ini

disebut recipe atau daftar material yang membentuk produk dan lain sebagainya.

Data-data yang terkandung dalam Bill of Material ini akan digunakan sebagai

sebuah dasar untuk aktivitas perencanaan proses produksi, seperti:

a. MRP (Material Requirment Planning) yang mendiskripsikan uraian dari bill of

material pada tanggal dan waktu tertentu untuk mengkalkulasikan jumlah cost-

effective order dari material tersebut.

b. Work Scheduling sebagai dasar untuk perencanaan operasi dan kontrol

terhadap proses produksi yang memanfaatkan bill of material.

c. Production order management, akan menggunakan bill of material sebagai alat

merencanakan ketepatan dari material.

Page 32: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

27

BoM Usage bertujuan untuk mengkhususkan fungsi dalam perusahaan dimana bill

of material akan digunakan. Bill of Material dipisahkan menjadi tiga bagian BoM

usage produksi, BoM usage Finance dan Controlling dan BoM usage engineering

untuk assembly yang sama.

5. Work Centers

Work Center adalah representatif dari operasi yang dilakukan. Di dalam sistem

SAP S/4HANA sistem work centers adalah business object yang menggambarkan

resource seperti:

a. Kelompok mesin

b. Lini produksi

c. Assembly work centers

d. Shift Kerja karyawan atau fungsi-fungsi lain dalam tugas karyawan

Dalam sistem SAP S/4HANA production planning and control system hal yang

menjaddi data terpenting adalah work centers, bill of material dan routings. Work

centers akan digunakan di dalam task list operations dan work orders. Work

orders dibuat untuk produksi, Quality Assurance, Plant Maintenance, Project

System sebagai jaringan. Data yang terkandung didalam work center akan

digunakan untuk Scheduling, Costing, Capacity Planning dan Simplifying

operation maintenance.

6. Routing

Sebuah deskripsi dari suatu operasi yang harus dilakukan dalam sebuah proses

prooduksi untuk suatu produk/material disebut routing. Kegunaannya sebagai

informasi mengenai operasi (tahapan) dan urutan dimana operasi tersebut

dilakukan, juga berisi rincian mengenai work centers yang mana proses tersebut

dioperasikan dan mencakup juga kebutuhan production resources tools.

Header ini berisi data yang sudah valid untuk keseluruhan routing. Squence

adalah sebuah urutan dari sebuah operasi. Operasi akan menerangkan langkah-

Page 33: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

28

langkah proses yang dilakukan selama proses produksi berlangsung. Sebuah

routing akan diidentifikasi oleh group dan group counter dari routing tersebut.

7. Recipe

Dalam dokumen ini akan menjadi dasar untuk aktivitas desain teknis, kustomisasi

dan testing terhadap modul aplikasi SAP yang akan dibuat. Master Recipe adalah

sebuah deskripsi yang dapat menerangkan tahapan proses yang dibutuhkan untuk

memproduksi suatu material. Master Recipe digunakan sebagai dasar pembuatan

process order dan juga dasar product costing. Secara garis besar informasi yang

terdapat dalam Master Recipe adalah:

Operation maupun phase

Resource tempat pekerjaan dilakukan

Material produksi baik yang berupa semi finished dan finished goods

Dalam Master Recipe terdiri dari dua bagian yaitu recipe header dan operation.

Setiap operasi dikerjakan oleh satu resource. Setiap operasi dibagi lagi menjadi

phase. Pada Gambar 2.12 berikut adalah diagram untuk struktur Master Recipe:

Operations

Recipe Header

Resource Allocations

Material

Components

Relationships

Material List (Product)

Process Instructions

PI Characteristics

PhasesMat

----- ------ ------------ - ----- --

------- ------- ---------

Material

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.12 Master Recipe Structure

Master Recipe bermanfaat sebagai intruksi kerja di dalam process order dan

digunakan untuk perhitungan prooduct costing. Nilai standar value di dalam

master recipe yaitu Setup, Machine, Energy, Direct Labor, FOH Fix, dan FOH

Page 34: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

29

Variable. Semua nilai tersebut yang akan menjadi dasar perhitungan lead time

schedulling, capacity planning dan product costiing.

8. Production Version

Production Version adalah master data yang menyimpan kombinasi antara master

recipe dan BoM (Bill of Material) untuk memproduksi suatu material. Dengan

menggunakan production version akan dapat diketahui variasi metode produksi

suatu material. Seluruh material yang akan diprooduksi baik itu berupa Semi-

Finished Goods maupun Finished Goods harus memiliki production version. Hal

ini sangat penting karena Production version dibutuhkan untuk proses MPS

(Master Planning Scheduling) dan Process Order Creation. Production Version

juga dibuutuhkan oleh modul FICO sebagai perhituungan SCE (Standart Cost

Estimate), sebagai acuan perhitungan biaya proses produksi sebuah material.

9. Production System

Production system yaitu gabungan dari sub-sistem yang saling berkaitan satu

dengan lainnya yang bertujuan untuk memastikan masukan produksi menjadi

hasil produksi. Masukan produksi ini dapat berupa material, mesin, modal,

informasi, tenaga kerja, equipment, tools, sedangkan hasil produksi merupakan

produk yang dihasilkan berikut waste produk, downtime, informasi dan

sebagainya. Gambar 2.13 berikut ini menjelaskan Input-Putput sistem produksi:

Sumber: Nasution (2003)

Gambar 2.13 Input-output sistem produksi

Page 35: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

30

Yang terdapat pada sub sistem dari proses produksi adalah perencanaan dan

pengenalian produksi, pengendalian penjadwalan prosuksi, pengendalian kualitas,

penentuan standar operasi, penentuan fasilitias produksi, perawatan terhadap

fasilitias produksi dan penentuan harga pokok produksi. Subsistem-subsistem dari

sistem produksi tersebut dapat membentuk konfigurasi sistem produksi.

Keandalan dari konfigurasi sistem produksi ini akan tergantung dari produk yang

dihasilkan serta bagaimana cara pembuatannya (proses produksi). Cara membuat

produk tersebut dapat berupa “jenis” proses produksi menurut cara menghasilkan

output, “proses operasi dari pembuatan produk” dan variasi produksi yang

dihasilkan (Nasution, 2003, p2).

2.4.4 Modul QM (Quality Management)

Dalam hal ini quality management bertugas untuk melakukan pengendalian

kualitas material, inspeksi produksi, quality ansurence, R&D material dan

keterangan material. Fungsi quality management adalah untuk memastikan

kualitas produk yang di antar oleh pihak supplier agar dapat masuk ke storage

perusahaan sesuai dengan standarisasi Quality Control.

Secara detail nya flow process nya sebagai berikut :

1. Pertama poses dimulai dari barang dating ke storage perusahaan

2. Ketika barang dating maka ada 2 hal yang dilakukan dan sekaligus yang

membedakan 2 jenis proses Quality Management tersebut yaitu Source

Inspection atau Incoming Inspection.

3. Source Inspection adalah barang yang kelihatan secara fisik yang dapat

dipastikan kualitas produknya secara langsung (contohnya kardus).

4. Incoming Inspection adalah barang yang tidak bias diindentifikasi kualitas

produknya secara langsung (contohnya drum).

5. Untuk proses Source Inspection setelah dicek maka akan dilakukan inbound

yang didalam nya dilakukan proses Inspection Lot atau dokumen pemeriksaan

material atau produk masuk ke storage.

Page 36: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

31

6. Setelah itu dilakukan Quality Control untuk membandingkan kualitas barang

yang masuk atau inbound dengan standarisasi yang telah di tentukan oleh pihak

Quality management.

7. Setelah itu dilakukan Goods Receipt untuk menambahkan stock pada

unrestricted stock di SAP

8. Untuk Incoming Inspection proses dimulai saat barang masuk, barang masuk

berupa drum yang produk nya susah di identifikasi karena bentuk nya (missal

seperti liquid atau cairan) karana liquid atau cairan tidak bias di identifikasi

kualitasnya tanpa proses laboratorium terlebih dahulu maka harus dilakukan

Goods receipt terlebih dahulu agar dapat dilakukan pengecekan di lab.

Setelah di Goods Receipt maka akan dilakukan Quality Control di lab dan hasil

nya akan di post Quality Issue.Setelah itu baru barang akan menambah di

Unrestricted Stock.

2.4.5 Modul PM (Plant Maintenance)

Secara umum proses pemeliharaan dapat dikelompokkan dalam dua macam, yaitu

preventive maintenance dan corrective maintenance. Preventive maintenance

merupakan proses pemeliharaan rutin atau berkala yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan Corrective Maintenance merupakan

proses pemeliharaan insidentil untuk memperbaiki technical object yang

mengalami abnormalitas/malfunction/breakdown. Proses Preventive Maintenance

maupun Corrective Maintenance dilakukan terhadap technical object, dalam hal

ini adalah Functional Location atau Equipment. Untuk perusahaan yang bergerak

di area pabrik, sebagian besar technical object yang dilakukan pemeliharaan yang

dilakukan user di area pabrik akan melaporkan adanya abnormalitas kepada

Maintenance Planner Group. Laporan tersebut saat ini disebut Work Request dan

nantinya di SAP akan disebut sebagai Maintenance Notification.

2.4.6 Modul FICO (Financial Accounting and Controlling)

Modul Financial Accouting and Controlling (FICO) berfungsi untuk

mendokumentasikan transaksi keuangan kedalam buku besar yang berupa

Page 37: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

32

financial statement yang digunakan dalam laporan. Financial accounting adalah

sistem pelaporan keuangan yang pada akhirnya akan diberikan kepada pihak

ketiga. Dalam setiap perusahaan cara penghitungannya sama karena sudah

ditentukan untuk standardnya.

Dalam financial accounting juga mengukur kinerja keuangan perusahaan,

berdasarkan pada data transaksi intenal maupun eksternal. Dan juga menyediakan

dokumen keuangan yang mampu mengaudit setiap angka yang terdapat dalam

suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya.

Management accounting itu sepakat dengan system performance, pengukuran

seberapa efektif suatu sistem. Standard dari pengukuran ini ditentukan sendiri

oleh user, bagaimana user menghitung dan men-set up standardnya, bisa berbeda-

bedad antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Controlling

digunakan untuk manajemen internal baik dari sisi biaya produksi manufaktur

maupun cost center dapat mempermudah dalam melakukan analisa biaya.

CO (Controlling), berfungsi untuk mendukung empat kegiatan operasional yaitu:

Controlling capital investment,

Controlling terhadap aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan

merencanakan pembayaran,

Controlling pendanaan terhadap pembelian, pengadaan dan penggunaan dana

di setiap area,

Controlling terhadap biaya yang timbul dan profit berdasarkan semua aktivitas

perusahaan

2.5 Metodologi ASAP

Accelerated SAP (ASAP) adalah metodologi implementasi standar yang rancang

langsung oleh SAP untuk dapat membantu kebutuhan konsumen dalam rangka

pengimplementasian software SAP secara cepat, efektif dan seefesien mungkin.

Kata "Accelerated" mengacu pada Tools & Information yang tersedia di SAP

untuk mempercepat proses implementasi SAP dalam perusahaan atau organisasi.

Accelerated SAP dan Business Engineer membantu untuk mengkonfigurasi

Page 38: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

33

Applications sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan menggunakan skenario

dan proses bisnis yang telah terbukti.

Keuntungan dari penggunaaan metodologi ASAP yaitu :

1. Waktu proyek dapat dibagi menjadi dua bagian besar

2. Resiko rendah dan mengurangi banyak biaya

Sumber: SAP AG 2014

Gambar 2.14 The Accelerated SAP (ASAP) Roadmap

Pada tiga bagian dan kegiatan yang dilakukan dalam setiap bagian dapat berubah

sesuai dengan sifat dari implementasi dan teknologi yang dipilih. Bagian-bagian

dari roadmap penyediaan prosedur berulang sebagai persiapan manajemen untuk

mengkonfigurasi dari apsek business process, technical, testing dan trainging.

Tiga bagian dari penyangga utama dalam pelaksanaan ASAP (The Accelerated

SAP) sebagai berikut :

1. Rencana anggaran yaitu berisikan perkiraan biaya per bulan berbanding dengan

biaya aktual yang akan dikeluarkan dan selisih yang ditimbulkan (selisih antara

perkiraan biaya dan biaya aktual).

2. Resource Plan yaitu sumber daya yang ditugaskan pada implementasi SAP

S/4HANA. Ini akan menampilkan jumlah hari kerja yang direncanakan dan

aktual pencapaian dalam satu bulannya, serta selisih di antara keduanya. Ini

juga berisi lembar kerja jam kerja gabungan.

3. Rencana Kerja yaitu tahapan dan perangkat fase, paket-paket pekerjaan,

aktivitas, dan tugas terperinci dari Roadmap ASAP. Informasi ini dapat disusun

Page 39: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

34

dengan menggunakan software seperti Microsoft Project atau Microsoft Excel.

Bagan Gantt Chart disertakan pula dalam pembuatan rencana kerja ini untuk

melihat jadwal, kesenjangan dan sumber daya di Microsoft Project.

Project Preparation/Business Process Re-engineering

Dalam tahapan ini, semua hal yang terkait dengan preparation yang

dibutuhkan harus sudah disiapkan, termasuk planning terhadap pendekatan

proyek yang digunakan, struktur organisasi proyek, detil perencanaan proyek

dan tentu rencana program pelatihan untuk seluruh anggota yang terlibat dalam

proyek. Semua anggota proyek dan juga berbagai pihak yang memiliki peran

dalam perusahaan ikut hadir dalam “kick-off” sebagai bukti bahwa jajaran

manajemen dari perusahaan mendukung sepenuhnya pelaksanaan proyek.

Business Process Blueprint

Dalam proses bisnis blueprint adalah bagaimana cara yang digunakan untuk

dapat menghasilkan sebuah pemahaman ke dalam proses bisnis perusahaan dan

menentukan proses bisnis yang akan dijalankan SAP dan bagian apa saja yang

diperlukan untuk dapat memberikan dukungan terhadap sasaran tersebut.

Tahapan ini akan menghasilkan proses bisnis blueprint yang akan

mendetailkan dokumentasi dari hasil pemetaan yang sudah diarsipkan selama

proses workshops dan observasi untuk dapat menunjang proses bisnis dari

pemakai yang akan menggunakan SAP sehingga semua kebutuhan-kebutuhan

pada proses bisnis akan terdokumentasi dengan lengkap. Dengan tahapan ini

ditargetkan pelanggan dapat lebih memahami apa yang dimaksudkan dari

proses bisnis perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dengan mengunakan

sistem SAP S/4HANA ini.

Dalam hal ini proses bisnis akan didiskusikan dengan lebih detil dan dilakukan

pendokumentasian oleh team yang nantinya akan tertuang dalam proses bisnis

blueprint. Dokumen ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai dasar agar dapat

melakukan konfigurasi dan persetujuan sistem pada keseluruhan proyek yang

akan di implementasikan.

Page 40: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

35

Realization

Pada tahapan ini semua anggota team dalam proyek sudah memiliki kesibukan.

Dalam hal ini konsultan SAP akan mulai dengan membuat susunan

berdasarkan pada hasil sistem yang didapatkan dari proses bisnis blueprint

yang mengacu pada proses bisnis yang akan dicapai oleh perusahaan.

Konfigurasi sistem ini akan merefleksikan organisasi yang bersumber dari

perusahaan yang berisi master data serta aliran proses yang saling berkaitan

didalamnya.

Dengan pemaparan proses bisnis yang akan dijalankan kepada semua anggota

tim proyek, disarankan untuk dapat memperoleh umpan balik dan persetujuuan

terhadap penerapan proses bisnis blueprint yang sudah dibuat. Konfigurasi dari

setiap proses bisnis blueprint yang dihasilkan perlu dilaksanakan beberapa

tahapan siklus agar aliran proses bisnis bisia saling berkaitan dengan baik.

Untuk kondisi yang spesifik/khusus perlu dilakukan SIT (System Integration

Test) dan UAT (User Acceptance Test). Sehingga hasil konfigurasi yang sudah

di konfirmasi akan menghasilkan sebuah solusi yang sudah terintegrasi dan

terdokumentasi yang tentunya selaras dengan proses bisnis yang dibutuhkan.

Finals Preparation

Final preparation ini bertujuan untuk melakukan pengetesan sistem secara

teknis, yaitu dengan mengadakan pelatihan dan pemahaman langsung kepada

seluruh pengguna akhir, untuk memindahkan data dan sistem ke dalam

lingkunngan produksi. Tujuan dari pengetesan sistem pada tahap final ini atau

sering disebut Dry Run Test adalah untuk melakukan stress test dan volume

sekaligus pengetesan terhadap peralatan dan prosedur administrasi sistem itu

sendiri.

Key users akan dilatih oleh konsultan yang nantinya akan memiliki fungsi

untuk dapat melatih para pengguna akhir berdasarkan pada konsep “train the

trainer”.

Page 41: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

36

Go Live & Support

Dalam tahapan ini menandakan proses produksi sudah dimulai dengan sistem

yang baru. Saat production process dimulai, sistem baru berbasis SAP ini

sudah diperiksa kembali dan dicari kebutuhan untuk menggaransi semua sisi

dari lingkungan proses bisnis yang sudah di tuangkan dalam blueprint sudah di

representasikan kedalam sistem. Dalam tahapan ini tidak cuma ditujukan untuk

mengecek keakuratan transaksi tetapi juga sekaligus terhadap end users apakah

sistem sudah sesuai dengnan permintaan.

Page 42: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam tahapan-tahapan yang dilakukan untuk dapat menyelesaikan masalah dalam

penelitian ini dapat dilihat pada skema diagram alir sebagai berikut :

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Observasi Awal

Pengamatan pada lini Production Process

bagian Production Supply

Berdiskusi dengan Team modul Production

Planning dan bagian yang terkait.

Identifikasi Masalah

Latar belakang

Rumusan masalah

Tujuan dan manfaat penelitian.

Batasan masalah

Studi Pustaka

BPR (Businees Process Re-Engineering)

Businees Process

Business Blueprint Modul Production

Planning system SAP S/4HANA

Pengumpulan Data

Mengumpulkan data Production Supply

Wawancara, Studi Pustaka

Mengolah data dengan metode BPR, proses

bisnis blueprint

Analisis Data

Perbaikan Proses Bisnis dengan BPR.

Usulan perbaikan dengan Blueprint.

Membandingkan sebelum dan sesudah

perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan.

Saran untuk perusahaan.

Observasi

Awal

Identifikasi

Masalah

Studi

Pustaka

Pengumpulan

Data

Analisis

Data

Kesimpulan dan

Saran

Page 43: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

38

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik dengan data

semi kualitatif dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari informasi-

informasi melalui para narasumber yang tidak memerlukan analisa perhitungan

(Meleong, 2006). Para peneliti kualitatif sebisa mungkin dapat berinteraksi

langsung dengan narasumber, terlibat aktif dalam sebuah pekerjaan/proyek,

melakukan pengamatan dan mengikuti alur kerja dari narasumber secara apa

adanya (Rianse, 2009:7). Hal ini dilakukan sebagai upaya penulis dalam mengkaji

data subyek penelitian secara mendalam dan objektif karena tanpa adanya

perhitungan, maka informasi-informasi dari para narasumber sangat bersifat

mendesak keberadaanya.

Fokus dalam penelitian ini yaitu bagaimana sistem ERP berbasis SAP S/4HANA

ini mampu membantu perbaikan untuk menunjang proses bisnis yang ada pada

PT. Supernova Flexible Packaging. Untuk dapat mencapai tujuan analisis

kualitatif, tahapan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pendeskripsian

Pada tahapan ini penulis ikut didalam obyek tempat penelitian untuk

melakukan observasi awal, selanjutnya peneliti membaca, mengamati, melihat

gambar, dokumen-dokument berpikir, melihat aktivitas para pelaku dan

kemudian mendeskripsikan apa yang dilihat untuk mengidentifikasi

permasalahan yang ada dalam perusahaan, dalam tahapan ini semua hal yang

berhubungan dengan objek penelitian akan dikumpulkan, didengar dan

dirasakan dalam suatu tulisan sampai dirasa cukup untuk kemudian dibuat

suatu kesimpulan.

2. Tahap Reduksi Data

Pada tahapan ini penulis mengadakan wawancara langsung kepada para

narasumber yang berkaitan dengan sistem dan data dari hasil wawancara

tersebut direduksi. Reduksi ini diartikan secara khusus sebagai proses

pengurangan data yaitu proses penyempurnaan data baik pengurangan terhadap

Page 44: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

39

data yg kurang perlu dan tidak relevan maupun penambahan terhadap data

yang dirasa masih kurang. Data dari hasil wawanncara kemudian dibandingkan

dengan data hasil observasi dan dokumentasi dilapangan untuk dapat dibuat

suatu kesimpulan dalam bentuk tabel analisa.

3. Tahap Analisis

Pada bagian ini, penulis menguraikan focus persoalan yang sudah didapatkan

pada bagian Production Execution seksi Production Supply untuk di diterapkan

secara mendetail dan selanjutnya dicari pemecahan masalahnya dengan

memberikan solusi atau rekomendasi terkait sistem informasi proses bisnis

yang meliputi: konsep proses bisnis, sistem informasi, teknologi informasi,

pengumpulan data, penyimpanan, pemeliharaan, keamanan, organisasi dan

pengambilan kembali.

3.2 Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini berfokus pada mengidentifikasi dan analisis untuk dapat

menemukan permasalahan pada proses bisnis production supply untuk dapat

melakukan perbaikan yang dapat menunjang proses bisnis perusahaan. Peran

penulis sendiri dalam hal ini adalah sebagai project member sekaligus sebagai IT

SAP Functional dalam project SAP S/4HANA ini. Sebagai bagian dari team

proyek, penulis dibawahi langsung oleh Project Manager yang menjadi pimpinan

didalam project penerapan sistem ERP berbasis SAP S/4HANA ini. Penulis

bekerja bersama dalam team untuk dapat menganalisa proses bisnis yang sedang

berjalan yang ada pada PT. Supernoova Flexible Packaging, kedalam fungsi bisnis

yang terdapat pada sistem ERP berbasis SAP S/4HANA, untuk kemudian dapat

digunakan dalam merancang business blueprint sebagai jawaban atas

permasalahan yang ada. Untuk mendapatkan data yang cukup dan selengkap

mungkin maka penulis melakukan pencatatan, pengumpulan dan trial untuk dapat

melakukan feedback baik terkait proses bisnis pada modul yang sedang dikerjakan

sehingga didapat permasalahan yang ditemukan khususnya lamanya waktu

tunggu dan seringnya terjadi pergantian material yang tidak sesuai dengan

Page 45: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

40

Standard Pemakaian Bahan dapa modul yang terkait pada tim persiapan sehinga

dapat dilakukan kustomisasi/enchanment yang sesuai pada modul masing-masing.

3.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang didapat dengan cara interview dengan team proyek dan

manager departemen terkait yang sedang di observasi dan pengamatan secara

langsung pada kegiatan operasional pada seksi production supply yang dalam hal

ini penulis sebagai anggota tim implementor SAP PP Functional, maka

didapatkan data yang cukup untuk merumuskan masalah pada bagaimana

membuat menyelaraskan kesenjangan (gap) antara proses bisnis yang sedang

berjalan dalam hal ini penggunaan system ERP lama yang berbasis Windows

FoxPro Version 9.0 dengan proses bisnis system ERP berbasis SAP S/4HANA,

khususnya pada proses bisnis bagian production supply (persiapan). Hal tersebut

yang mendorong penulis untuk melakukan pendalaman dan penyusunan yang

lebih detail lagi terhadap proses bisnis production execution khususnya pada

bagian production supply (persiapan) dengan pendekatan analisis kualitatif

terhadap blueprint pada bagian tersebut.

Dengan pengidentifikasian masalah tersebut maka perlunya dilakukan analisa

perubahan proses bisnis yang ada dengan menggunakan pendekatan BPR

(Businees Process Reengineering). Hal tersebut dimaksudkan untuk menganalisa

dampak dan perubahan yang terjadi terhadap proses bisnis yang sedang berjalan

dengan sistem ERP berbasis SAP pada lingkup organisasi. Identifikasi dengan

pembuatan BPR (Businees Process Reengineering) untuk dapat menghasilkan

output Blueprint ini sangat penting dilakukan karena:

a. Mengadopsi perubahan proses bisnis yang baru dengan sistem ERP berbasis

SAP sehinga bisa mengelola perubahan dari proses bisnis sebagai hasil dari

fungsi sistem yang baru serta membaginya dalam proporsi yang tepat.

b. Menggabungkan antara job roles ke dalam SAP, untuk dapat memastikan task

ownership dan memastikan area tanggung jawab telah terdistribusi dengan

tepat.

Page 46: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

41

Dalam proses bisnis Bluprint ini, didefinisikan secara jelas skenario proses bisnis

(business process) apa saja yang akan terkena dampak dari penerapan sistem ERP

berbasis SAP. Masalah lain yang ditemukan bagaimana persiapan untuk

melakukan implementasi sistem ERP berbasis SAP pada PT. Supernova Flexible

Packaging. Hal ini bertujuan untuk dapat memahami gap/perbedaan yang

mendasar antara ERP berbasis system Windows FoxPro (existing system) dengan

system ERP berbasis SAP yang akan diterapkan perusahaan melakukan

pemutakhiran/pembaharuan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan

proses bisnisnya.

3.4 Studi Pustaka

Dari hasil identifikasi masalah dan mengetahui permasalahan yang ada pada lini

produksi dan warehouse. Maka untuk dapat menyelesaikan dan memberikan

masukan terhadap masalah tersebut, diperlukan adanya pengetahuan mengenai

langkah-langkah dan metode dalam proses bisnis dengan dituangkan secara detil

pada BPR (Business Process Reengineering) untuk dapat menghasilkan usulan

perbaikan proses bisnis sebagai jawaban dari permasalahan yang ditemukan, agar

faktor dalam proses bisnis produksi dan persiapan material dapat tercapai sesuai

dengan target perusahaan yang berupa akurasi data informasi, efektif dan efisien.

Untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada perlu pengetahuan mengenai

metode perbaikan pada proses bisnis yang terkait langsung dengan proses

produksi dan material manajemen dengan cara menggunakan metode BPR

(Business Process Reengineering) untuk dapat menghasilkan perbaikan business

process dalam bentuk blueprint yang implementasinya menggunakan sistem ERP

berbasis SAP S/4HANA.

3.5 Pengumpulan Data

Jika dilihat dari segi jenis data, terdapat dua data yaitu kualitatif dan kuantitatif.

Sesuai dengan desain penelitiian maka penulis menggunakan jenis data kualitatif

yaitu dijabarkan dalam bentuk kalimat serta uraian-urraian kegiatan.

Page 47: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

42

Berdasarkan sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Pengumpulan data primer/pokok adalah data yang diperoleh secara langsung

dari narasumber atau objek yang akan diteliti baik dengan cara observasi dan

wawancara pada bagian persiapan produksi. Data yang dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan dengan kegiatan pada proses bisnis bagian

persiapan produksi. Berupa persiapan terhadap project scope yaitu

pengumpulan data dokumentasi, kegiatan pada business process dan pedoman

sistem SAP S/4HANA. Observasi yang penulis gunakan pada penelitian ini

adalah observasi partisipan yaitu dengan cara ikut terjun langsung sebagai

salah satu angota tim IT SAP Functional untuk mengetahui secara mendetail

kesiapan terhadap keberlangsungan proyek yang akan dijalankan dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan yang sedang

dilakukan. Selain itu juga melakukan wawancara tidak terstruktur dan tanya

jawab langsung kepada bagian Production Execution baik berupa diskusi,

workshop, sharing session dan pertemuan-pertemuan pada rapat rutin terhadap

peserta baik itu PMO, key users, users dan konsultan (implementor) yang

terkait.

b. Untuk pengumpulan data sekunder diperlukan sebagai pelengkap agar

menunjang hasil penelitian yang sudah dilakukan pada data primer. Data ini

dapat diperoleh dari data perusahaan dan arsip departemen terkait dan

konsultan yaitu yang berupa profile perusahaan, Project Charter, dokumen

SAP , SOP, proses bisnis, Change Management dan data-data yang memiliki

hubungan langsung dengan proses bisnis dan data pendukung lainya. Data-data

tersebut dapat mendukung dalam menentukan keakuratan dalam pembuatan

blueprint sebagai sarana pemetaan terhadap tujuan perbaikan yang dapat

menjunjang proses bisnis perusahaan.

Dalam metode pengumpulan data dokumentasi ini lebih mudah dibandingkan

dengan metode pengumpulan data yang lain. Dalam menggunakan metode

dokumentasi ini, peneliti menyusun instrumen dokumentasi berupa variabel-

variabel terpilih yang akan didokumentasikan dengan menggunakan daftar check

list sesuai dengan kebutuhan penelitian. Menurut Guba dan Lincoln (1981)

Page 48: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

43

dokumen dapat digunakan untuk keperluan penelitian kkarena memenuhi kriteria

atau alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti pada poin-poin berikut ini:

1. Dokumen merupakan sumber yang stabil.

2. Berguna sebagai bukti untuk pengujian

3. Tidak reaktif sehingga tidak sulit untuk ditemukan dengan teknik kajian

4. Sesuai untuk penelitian kualiitatif karena sifatnya yang alamiah.

5. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas

pengetahuan terhadap sesuatu penelitian itu sendiri.

3.6 Pengolahan Data dan Analisis

Pada tahapan pengolahan data dan analisa menggunakan pendekatan analisa pada

proses bisnis yang saat ini digunakan dalam hal ini proses produksi pada bagian

persiapan material (production supply). Pada penelitian kualitatif ini, pengolahan

data tidak harus langsung dilakukan setelah data diperoleh akan tetapi bisa

dikumpulkan terlebih dahulu dan dilakukan analisis data secara bersamaan.

Sedangkan untuk data yang dikumpulkan dianalisa menggunakan fotmat

penyajian berupa tabel yang terbentuk dalam penjabaran yang tertuang dalam

langkah-langkah pada pendekatan BPR (Business Process Reengineering) untuk

dapat menghasilkan usulan perbaikan proses bisnis pada modul yang sedang di

teliti. Adapun untuk mempermudah analisa permasalahan ada beberapa rincian

yang dijabarkan pada proses bisnis yang berjalan pada sistem saat ini.

Pada modul Production Planning rincian data yang diperlukan untuk dapat

menjawab persoalan yang dihadapi, sebagai berikut:

Master data berupa Material Cost, Bill of Material (BoM), Routing, Work Center,

Master Recipe, Production Version, Material Requirment Planning, Production

Planning dan Production Execution, dari system yang digunakan saat ini data

yang digunakan adalah SPB (Standar Pemakaian Bahan), Order Kerja, dan Job

Intrustion. Untuk dapat menutupi kesenjangan (gap) yang ada antara proses bisnis

yang lama, ERP berbasis system Windows FoxPro yang belum terintegrasi antar

departemen, dengan usulan proses bisnis yang baru yaitu ERP berbasis system

SAP S/4HANA, maka diperlukan pembuatan BPR (Business Process

Page 49: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

44

Reengineering) agar dapat menghasilkan output berupa proses bisnis baru untuk

dapat menjawab kesenjangan dari proses bisnis yang lama dan yang baru. Proses

bisnis ini nantinya dirancang berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

pencatatan data-data yang diperlukan agar proses bisnisnya dapat dipetakan

dengan ERP berbasis system SAP.

3.7 Simpulan dan Saran

Pada tahapan ini merupakan tahap menarik kesimpulan dari semua data yang

sudah diperoleh yang merupakan hasil dari penelitian. Pengambilan kesimpulan

atau verifikasi yaitu usaha untuk dapat mencari atau memahami arti, pola-pola,

keteraturan, penjelasan, alur sebab akibat. Sebelum mengambil kesimpulan,

terlebih dahulu akan dilakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Proses analisis tidak bisa

dilakukan dengan satu kali proses, melainkan dilakukan secara berulang-ulang

dalam kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan selama melakukan

penelitian. Penarikan kesimpulan disajikan dalam bentuk narasi yang merupakan

tahap akhir dari kegiatan analisis data. Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap

akhir dari pengolahan data.

3.8 Sistematika Penulisan

Sistematikak penulisan ini menjelaskan secara singkat urutan penelitian ang

tersusun dalam bentuk flowchart. Flowchart ini dimulai dari pendahuluan, yang

disupport dengan studi pustaka dan observasi serta wawancara yang sudah

dilakukan untuk dilanjutkan dengan melakukan analisis proses pada proses bisnis

seksi production supply. Setelah permasalahan diketahui langkah selanjutnya

untuk mengajukan usulan perbaikan dengan metode Business Process

Reenginering untuk segera mendapatkan hasil sebagai solusi dari permasalahan

yang ada. Alur proses penelitian akan dijelaskan pada gambar 3.2 dibawah in.

Page 50: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

45

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Start

Penelitian pendahuluan

Analisa Proses Production Planning

Analisa Permasalahan BPR, Statement

,Blueprint, Accelerated SAP Test

Usulan Perbaikan Proses Bisnis

1. Mendesain ulang proses bisnis Production Supply

2. Membuat bisnis proses blueprint baru pada bagian

Production Supply

3. Menyederhanakan, mengintegrasikan, otomatisasi

dan menghilangkan beberapa aktifitas pada

bagian Production Planning

Implementasi usulan perbaikan dengan

System SAP S/4HANA

Analisa Perbedaan Hasil Perbaikan bisnis proses

Simpulan dan Saran

Finish

Studi Pustaka Data Observasi,

Wawancara, Dokumentasi

Page 51: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

46

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Setelah tahapan awal selesai dilakukan dan data yang diperlukan cukup, langkah

berikutnya yaitu proses penerapan metode Business Process Reengineering

dengan dimulai dengan pembuatan tim proyek, mengumpulkan orang-orang

system analys, membuat konsep, analisis keadaan terkini, menghasilkan

framework statement, blueprint statement, benefit statement, proses bisnis

blueprint, kodefikasi plant dan storage location, creation reservation roles dan

terakhir membuat analisa perbedaan reservation serta membuat transaction for

reservation, yang detailnya akan di jabarkan dibawah ini.

4.1 Proses Bisnis Production Planning yang sedang berjalan

Perusahaan ini didirikan dari tahun 1981, dan sampai saat ini sudah menjadi

perusahaan manufaktur flexible packaging dan converting sepuluh besar di Asia

Tenggara. PT. Supernova Flexible Packaging berlokasi di Jl. Industri Selatan Blok

LL No.01 Kawasan Industri Jababeka 2 Cikarang ini mulai merintis proses

operasinya dengan menggunakan proses bisnis konfensional yang belum

didukung dengan sistem komputasi yang handal. Awalnya perusahaan

menggunakan sistem berbasis DOS untuk menunjang berjalannya proses

bisnisnya, baru pada tahun 2001 dengan tuntutan persaingan global dan semakin

banyaknya kompetitor sejenis dengan tujuan yang sama untuk menjadi perusahaan

packaging dan converting terkemuka dan tentunya membutuhkan pengolahan data

dan manajemen teknologi informasi yang handal perusahaan menggunakan sistem

ERP berbasis Windows Fox Pro yang berjalan sampai dengan saat ini. Dalam

perjalanan perusahaan selalu memiliki keinginan kuat untuk terus melakukan

perbaikan disetiap lini bisnisnya, sehingga dapat terus bersaing secara kompetitif,

efektif dan efisien denngan perusahaan lainnya. Pada Gambar 4.1 berikut terlihat

keseluruhan Flowchart proses pada bagian production planning saat ini:

Page 52: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

47

Sumber: Dokumen Perusahaan 2016

Gambar 4.1 Planning to Production Flow Process

Pada Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa planning to production yang merupakan

Flowchart proses bisnis yang ada saat ini pada bagian produksi, masih banyak

proses bisnis yang tidak jelas batasannya dan bagaimana keterkaitan antar sub-

sistem proses bisnis tersebut. Dalam planning to production tersebut untuk proses

bisnis production execution yang akan menjadi topik analisa penelitian penulis

untuk menemukan kesenjangan (gap) yang ada dan permasalahan yang timbul

saat ini. Pada proses bisnis Flowchart tersebut, production execution memiliki 14

(empat belas) sub-sistem. Pada penelitian ini penulis akan melakukan pengamatan

dan analisa pada process flow PTP0301 Persiapan Proses Produksi. Didalam

proses ini banyak ditemukan permasalahan sisip material dan ketidak akuratan

penggunaan material, serta efek dari banyaknya transaksi manual yang harus

dilakukan antar proses bisnis sehingga menyebabkan waktu tunggu dalam

penyiapan material dalam proses produksi sangat lama sehingga menyebabkan

kegiatan dalam proses produksi tidak bisa efektif, efisien dan optimal.

Page 53: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

48

4.1.1 Pengumpulan Data pada Proses Bisnis Persiapan Produksi

Pada proses bisnis persiapan sebagai pintu gerbang pertama dalam proses

produksi yang berjalan saat ini dengan sistem ERP berbasis Windows Fox Pro

dapat dilihat pada flowchart persiapan produksi. Dari hasil observasi lapangan

dengan pengamatan kegiatan dan wawancara serta dokumentasi dari prosedur

kegiatan pada proses perisapan produksi, peneliti mendapatkan beberapa data

yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain:

a. Data aktifitas tim persiapan produksi untuk menyiapkan material.

b. Data RKH (Rencana Kerja Harian) dari bagian planning.

c. Data OK (Order Kerja)

d. Data MC (Material Costing)

e. Data JI (Jobsheet Intruction) dan,

f. Data SPB (Standar Pemakaian Bahan)

Pada Gambar 4.2 berikut ini akan dijelaskan alur proses sistem yang digunakan

saat ini:

Sumber: Dokuemen Perusahaan 2016

Gambar 4.2 Proses Bisnis Flowchart Persiapan Produksi

Page 54: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

49

Berikut ini penjabaran dari gambar 4.2, proses produksi akan dimulai setelah

bagian PPIC (Production Planning and Inventory Controll) membuat Master

Planning Schedule (MPS), OK (order kerja) dan SPB (Standard Pemakaian

Bahan yang mengaacu pada informasi dari data MC (Material Cost) dan JI

(Jobsheet Intruction) yang diterbitkan oleh departemen QCR&D dan akan

menerbitkan RKH (Rencana Kerja Harian) baik itu untuk order Finish Good’s,

Sample, Trial dan Jasa. Penginputan SPB didasarkan pada informasi MC

(Material Cost) dari dokumen bagian QCR&D dan OK (order kerja) didasarkan

pada data yang diperoleh dari sales order bagian marketing. Keterkaitan dari

beberapa alur diatas masih dilakukan berdasarkan dokumen fisik dan harus

diinputkan kedalam sistem secara manual. Setelah semua sudah lengkap maka

rencana kerja harian dan Jobsheet Intruction akan didistribusikan ke bagian

persiapan, cylinder making, printing, metalizing, blowing, laminasi, slitting dan

bagmaking. Dalam proses ini yang didistribusikan berupa dokumen fisik. Dalam

tahapan ini admin produksi office akan mendistribusikan juga KK ( Kartu Kerja)

mesin dan Travel Lot sebagai alat bantu operator dalam mendokumentasikan hasil

kerjanya.

Setelah admin produksi persiapan menerima RKH dan Jobsheet, personil

persiapan akan melakukan pengecekan pada sistem, material apa saja yang harus

disiapkan dalam proses produksi seesuai dengan rencana kekrja harian yang sudah

diterima. Berdasarkan rencana kerja harian tersebut, maka admin produksi

persiapan akan melakukan penginputan pengebonan permintaan material di sistem

ERP dan mencetak dokumen BPB (Bukti Permintaan Bahan) rangkap 3 (tiga),

printout asli diserahkan ke bagian gudang, salinan pertama untuk bagian persiapan

dan salinan 2 sebagai arsip perusahaan yang di dokumentasikan oleh admin

produksi. Permasalahan sering terjadi pada saat proses pengebonan ini antara lain:

1. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penginputan, pengecekan SPB,

OK pada sistem ERP saat ini pada bagian persiapan produksi.

2. Stok material di gudang sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang tertera

pada SPB.

Page 55: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

50

3. Lamanya waktu tunggu untuk melakukan koordinasi dengan bagian terkait

untuk menentukan material pengganti atau disebut sisip material.

Dari permasalahan tersebut tentunya berpotensi menimbulkan problem pada

efektifitas kegiatan bagian persiapan produksi dan efisiensi penggunaan material,

menggangu order produksi lainnya jika order kerja tidak bisa dilanjutkan karena

maslaah tersebut dan berpotensi meningkatnya biaya proses produksi pada order

tertentu atau secara keseluruhan biaya proses produksi itu sendiri.

Setelah personil gudang mengirimkan material ke persiapan akan dilakukan

pengecekan fisik material apakah sesuai dengan BP2B (Bukti Penyerahan

Permintaan Bahan) atau tidak. Jika material yang dikirimkan sesuai maka personil

persiapan akan melakukan pembongkaran barang dan melakukan persiapan untuk

dikirimkan ke lini mesin produksi. Jika material yang diterima tidak sesuai dengan

BP2B atau ada cacat fisik material akan dikembalikan ke bagian gudang raw

material.

Setelah material diterima pada lini produksi, akan ada dua kemungkinan proses

yaitu material yang dikirimkan kurang atau ada sisa proses. Jika ada kekurangan

material maka personil produksi akan menginformasikan melakui media

komunikasi HT (Handy Talky), telepon extetion atau secara langsung ke personil

persiapan agar dapat segera dilakukan RMB (Rekapitulasi Material Bermasalah)

dengan dilanjutkan pembuatan bon retur produksi. Setelah informasi kekurangan

material diterima oleh personil persiapan, akan dilakukan pengebonan/permintaan

material ke gudang raw material dengan membuat BPB. Jika raw material yang

sudah didistribusikan tidak ada kekurangan atau sisa proses maka persiapan

material pada proses order dapat dinyatakan selesai. Material sisa proses dan

material bermasalah akan dipacking ulang dan diberi identitas barang berupa lot

retur, setelah material ditarik dari area produksi ke area persiapan dilanjutkan

membuat Bon Retur Produksi (BRP). Pada flowchart persiapan produksi alur

prosesnya masih sangat panjang dan rumit, yang menyebabkan tidak efektifnya

Page 56: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

51

proses persiapan dalam menunjang proses bisnis pada bagian produksi. Pada

Tabel 4.1 berikut akan terlihat secara jelas flowchart persiapan produksi:

Tabel 4.1 Flowchart Persiapan Produksi

Mulai

Buat BPB

1

Selesai

Minta ke gudang

Kirim barang ke

persiapan

Barang

OK ?

Bongkar Barang di

Persiapan

Preparation

Kirim ke Produksi

Proses Produksi

Material

Kurang/Sisa ?

Material

Bermasalah ?

Buat RMB

Packing Ulang

Buat Lot Retur

Buat / Koreksi RP

Letakan di area

transit

Fisik

Barang

sesuai ?

Simpan di gudang

2

3

4

5

6

7

8

11

12

13

14

15

16

17

Page 57: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

52

Tabel 4.2 Prosedur Persiapan Produksi

No Keterangan PIC Dokumen

1 GL Persiapan membuat BPB berdasarkan planning dan

SPB.

GL

Persiapan.

BPB. SPB.

2 Menyerahkan BPB ke gudang sebagai bukti permintaan

barang.

Team

Persiapan.

BPB.

3 Warehouse mengirimkan barang ke persiapan sesuai

dengan BPB yang diterima dan buat BP2B.

Tinta, adhesive kirim ke transit persiapan.

Film, resin & supporting material kirim ke area

persiapan.

Khusus resin blowing langsung ke area blowing.

Team

Warehouse.

BPB. BP2B.

4 Lakukan pengecheckan terhadap barang yang dikirim

dari gudang (jika tidak sesuai kembali ke alur point

2(kembalikan ke gudang dan informasi ke atasan

langsung, untuk masalah quality informasikan juga ke

QC)).

Team

Persiapan.

BPB.

5 Bongkar packing barang dengan menggunakan APD yang

sesuai dan mengikuti Prosedur Pekerjaan Manual

Handling.

Team

Persiapan.

Prosedur Pekerjaan Manual

Handling.

6 Lakukan persiapan :

Tuang resin ke bak sesuai IK mengangkat dan

menuang resin.

Matching tinta jika perlu.

Lakukan penimbangan adhesive sesuai IK penuangan

adhesive dan katalys dengan menggunakan APD yang

sesuai.

Team

Persiapan.

IK Mengangkat dan Menuang

Resin.

IK Penuangan Adhesive dan

Katalyst.

IK Penanganan Tumpahan

Solvent, tinta dan B3 lainnya.

7 Persiapan mengirimkan material ke produksi dan

pastikan label dan kondisi barang sesuai.

Team

Persiapan.

-

8 Produksi meneriama material dari persiapan dan

gunakan di mesin.

Team

Produksi.

-

9 Cek apakah material cukup, bila kurang buat BPB.

Setelah proses produksi selesai cek material apakah masih

ada material sisa.

Team

Produksi.

BPB

10 Jika ditemukan material bermasalah informasi ke QC

untuk diberi label reject, jika tidak ditemukan masalah

packing ulang (lanjut alur point 12).

Team

Produksi.

Label Reject.

11 Buat Rekapitulasi Material Bermasalah. Team

Produksi.

RMB.

12 Material sisa proses dan material bermasalah dipacking

kembali dengan baik, pada aktivitas packing dengan cara

manual handling menggunakan APD yang sesuai dan

dengan posisi yang sesuai.

Team

Produksi.

Prosedur Pekerjaan Manual

Handling.

13 Beri identitas barang berupa lot retur, berikan copy lot

retur ke persiapan sebagai dasar penarikan sisa material

dari area produksi.

Team

Produksi.

Lot Retur.

14 Tarik ke area transit dan buat Bon Retur Produksi. Team

Persiapan.

Bon Retur Produksi.

15 Terima retur barang dari persiapan di area transit. Team

Persiapan.

Team

Warehouse.

-

16 Check fisik barang, (jika tidak sesuai informasi ke atasan

dan ke bagian persiapan untuk koreksi RP (kembali ke

alur point 14)).

Team

Warehouse.

Retur Produksi.

17 Jika kondisi fisik barang sesuai dengan Retur Produksi,

simpan barang retur di gudang sesuai kelasnya.

Team

Warehouse.

Retur Produksi.

DEFINISI :

- BPB : Bukti Permintaan Bahan.

- RMB : Rekapitulasi Material Bermasalah.

- RP : Retur Produksi.

- BP2B : Bon Permintaan Penyerahan Barang.

- SPB : Standar Pemakaian Bahan.

Page 58: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

53

Seperti yang terlihat dari data tabel 4.2 Prosedur Persiapan Produksi di atas dapat

bahwa kegiatan manual yang dilakukan masih cukup banyak sehingga

mengakibatkan pengecekan berulang, dan alur prosesnya yang masih sangat

panjang menunjukan bahwa kegiatan pada bagian persiapan produksi ini masih

kurang efektif dan efisien. Pada tabel 4.3 dibawah ini akan didapatkan data

aktivitas personil persiapan produksi.

Tabel 4.3 Aktivitas Persiapan Produksi

Data Bulan April 2017

Tabel Aktivitas Persiapan Produksi

No Description Activity Alokasi

Waktu

(Min)

Waktu

Proses

(Min)

Target

Hasil >

80%

Keterangan

1 Core Preparation Cek Schedule 30 90 67% Memeriksa schedule

proses produksi

Pengiriman Core ke All

Dept. Per Mesin

40 120 67% Mengirimkan material ke

masing-masing bagian

Penarikan Core yang

tidak terpakai

60 60 0% Mengambil material ke

masing-masing bagian

Perapihan Pallet Core 15 15 0% Merapikan material yang

belum terpakai

Buang Pallet Sampah 15 15 0% Membuang material rusak

ke area Waste

Buat Laporan Jumlah

Core Yang Di Kirim

(Stock)

30 150 80% Membuat laporan

pengiriman material

2 Maerial

Preparation

Pengecekan Schedule

Per Mesin

10 50 80% Memeriksa schedule

proses produksi

Minta barang ke gudang

(LD,ALU,PET)

60 300 80% Membuat BPB

Bongkar Material

dengan menggunakan

forklift

60 900 93% Menerima, meyiapkan

material di area persiapan

Kirim Material dengan

menggunakan trolly ke

setiap mesin

10 50 80% Mengirimkan material ke

masing-masing bagian

Tulis Nomor LOT 10 50 80% Pencatatan material yang

sudah dikirimkan

Tulis Laporan Waste 10 50 80% Membuat laporan Waste

Buang Sampah Waste /

Cleaning

30 60 50% Membuang sampah sisa

produksi

Page 59: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

54

4.1.2 Masalah yang dihadapi

Berdasarkan pemahaman dan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa

masalah yang ditemukan dalam proses bisnis persiapan proses produksi yang

sedang berlangsung, yang pertama adalah masalah dalam proses penerimaan

dokumen fisik terhadap persiapan proses produksi, pada bagian ini personil

persiapan hanya menerima cetak rencana kerja harian (RKH) dan tidak ada

informasi terhadap kelengkapan SPB (Standar Pemakaian Bahan) dan OK (Order

Kerja), hal ini menyebabkan jika ditemukan ketidak sesuaian SPB dan OK,

persiapan akan kesulitan untuk membuat BPB dan akan membuang banyak waktu

untuk melakukan verifikasi dan pengecekan kembali ke personil PPIC

(Production Planning adn Inventory Control) untuk melakukan perbaikan.

Kondisi data SPB dapat dilihat pada sample data yang diambil pada bulan april

seperti yang terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Standar Pemakaian Bahan

Standar Pemakain Bahan

Plant Tgl SPB DONO

ITMNO MC NOBAR NAMA BARANG UNIT

QTY

ORDER

METER

QTY KG

KG TGL PK TGL WIP

STATUS

APPROVE

SFP 04/22/2017 1129R 40 U058666 SAMPLE STD POUCH TOPDISH BLANK 600ML PCS 8.000 35,68 yes

SFP 04/02/2017 1275R 40 F090115 SAMPLE ROLL METALIZED BKM 6L-LLDPE55 ROLL 1 40,80 04/09/2017 yes

SFP 04/22/2017 23528 40 27509 K200009 POUCH KECAP MANIS SATE (ND) PCS 98.100 1.190,93 05/24/2017 05/12/2017 yes

SFP 04/07/2017 23729 40 27694 D040076 PLASTIK SENDOK ICE CREAM PCS 1.032.629 382,07 04/19/2017 04/30/2017 yes

SFP 04/06/2017 24029 40 28008 C204001 SAMPLE POLOS TEMPEH SOJA ORIGINAL 350GR BAG 38.195 116,49 yes

SFP 04/15/2017 2564S 40 T211112 SAMPLE IMPROVEMENT MY BABY GUSSET 50'S ROLL 200 6,14 04/17/2017 04/20/2017 yes

SFP 04/21/2017 2581S 40 L122066 SAMPLE STP BOLOGNAISE 250GR ALT.5 PCS 200 7,05 04/25/2017 yes

SFP 04/27/2017 2601S 40 L122074 SAMPLE ALUFOIL SAMBAL HIJAU DELMONTE 23GR ROLL 1 24,75 05/20/2017 yes

SPN 04/09/2017 0458R 40 N291009 SAMPLE NESCAFE GOLD BLEND 8 LINES ROLL 2 133,24 04/13/2017 Yes

SPN 04/09/2017 61731 40 45423 R116146 BAGP,DETOL,ID,BW 250ML RNG CO(ID8097777) PCS 39.450 269,44 07/26/2017 Yes

SPN 04/08/2017 61921 40 45560 R116143 BAGP,DETOL,ID,BW 250ML COL CO(ID8097781) PCS 64.067 437,58 Yes

SPN 04/22/2017 61957 40 45486 S507022 RESTO 900ML 100% INDONESIA POUCH PCS 201.338 2.939,53 05/30/2017 05/23/2017 Yes

SPN 04/09/2017 61971 40 45567 S102498 COFFEE "O" OUTER 30'S EXPORT L/B** PCS 43.169 510,26 04/14/2017 04/10/2017 Yes

SPN 04/14/2017 62115 40 45719 S446171 HAPPY SOYA OIL 1L PCS 23.900 414,43 05/26/2017 Yes

Masalah lainya adalah tidak terdeteksinya kecukupan stok raw material yang

dibutuhkan untuk proses produksi sesuai dengan rencana kerja harian (RKH) yang

telah didistribusikan oleh departemen PPIC, sehingga hal ini juga akan memakan

waktu yang lama untuk memenuhi kebutuhan kekurangan material tersebut,

karena akan menunggu lagi pengecekan dan penambahan pengganti material yang

tersedia di gudang atau sering disebut sebagai sisip material, kegiatan ini

Page 60: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

55

berpotensi menimbulkan banyak masalah dan kerugian perusahaan. Kondisi saat

ini material planer akan melakukan sisip material pengganti jika stok material di

gudang tidak mencukupi/kosong untuk memenuhi order yang sudah dijadwalkan

untuk proses. Apabila stok material pengganti tidak tersedia di gudang maka order

akan dilompat ke order berikutnya. Pada Tabel 4.5 berikut ini akan terlihat gap

selisih biaya satu proses order dengan kegiatansisip material film untuk memenuhi

kebutuhan material:

Tabel 4.5 Gap Biaya Penggantian Material

Table Perbandingan Biaya penggunaan material pengganti (sisip)

No Material Meter

/KG KG

Stock

(Mtr) Order Price/Kg Total Harga

1 LLDPE DWSP04 1030 * 130 MIC

5,0 6.400 2.000 32.000 1275 8.160.000

2 LLDPE DWSP04 1050 * 130

MIC 5,5 5.818 32.000 32.000 1825 10.618.182

Rp 2.458.182

Persentase 30,12%

Pada Tabel 4.5 diatas, terlihat jelas ada inefisiensi sebesar 30,12 % untuk satu

jenis dan ukuran material film yang disebabkan oleh ketiak siapan stok material

digudang sesuai dengan SPB (Standar Pemakaian Bahan) yang diterbitkan oleh

tim PPIC (Production Planning and Inventory Control). Data sample material

pada tabel diatas diambil dari bulan April 2017 untuk kebutuhan proses produksi

pada section Lamination proses. Hal tersebut sudah bisa mewakili bahwa banyak

potensi masalah yang akan ditimbulkan untuk keseluruhan order yang ada pada

perusahaan.

Selain itu ada juga masalah-masalah lainya dalam proses pemenuhan kebutuhan

material dalam proses produksi, yaitu terlalu rumitnya sistem yang digunakan

perusahaan saat ini untuk dapat melayani kebutuhan material pada proses

produksi antara lain menyebabkan wasting time jika ditemukan ketidaksesuaian

pada sistem, pengecekan komponen-komponen pada order yang akan diproses.

Sering kali material yang di pesan sesuai dengan SPB belum siap atau ada

kesalahan jenis material yang muncul pada sistem. Ringkasan dari penyebab

Page 61: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

56

waktu dan frekuensi waktu tunggu material dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel

4.7 berikut ini:

Tabel 4.6 Penyebab Waktu Tunggu

Kode Penyebab waktu tunggu

A Keterlambatan kedatangan material dari supplier

B Kesalahan pengiriman material dari supplier

C Stok Material di gudang kosong

D Perbedaan alokasi material antara SPB & BoM

E Material belum siap di gudang

F Menunggu pengiriman material dari gudang

G Menunggu kedatangan material dari plant lain

H Menunggu material penganti/sisip

I Gudang belum melakukan LPB (Laporan Penerimaan Barang)

J Stok Material tidak mencukupi

Tabel 4.7 Ringkasan Frekuensi Waktu Tunggu

Tanggal Kode Penyebab Waktu Tunggu (min) Frekuensi

9 A, B, C, F,H 430 5

10 A, D, G, H 310 4

11 A, C, D, G 320 4

12 D, G, H 310 3

16 F, G 240 2

18 E, H 340 2

21 H 200 1

22 E, H, J 520 3

TOTAL KEJADIAN 2670 24

Total waktu tunggu 8 hari 44,5 Jam

Rata-rata waktu tunggu per hari 5,6 Jam

Persentase rata-rata waktu tunggu material per hari 12,50% Persen

Pada Lampirarn 1 Laporan Ketidaksiapan antara Planning dan

Material/Supporting, dapat ditemukan beberapa kondisi yang menyebabkan waktu

tunggu. Sample data ini diambil dalam waktu 8 hari kerja selama satu bulan dan

ditemukan waktu tunggu terjadi sebanyak 24 kali selama 2670 menit atau rata-rata

5,6 jam perhari atau 12,50% inefisiensi waktu yang hilang setiap harinya,

Page 62: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

57

dikarenakan ketidak siapan dan tidak up to date nya sistem saat ini antara stok

material yang tesedia dengan order produksi yang akan dikerjakan maupun

ketidak sesuaian order produksi dengan SPB (Standard Pemakaian Bahan) pada

sistem. Secara umum, masih banyak ditemukan masalah yang terjadi, ketidak

teraturan dalam proses persiapan proses produksi baik diakibatkan ketidak siapan

material maupun tidak up to date nya informasi secara sistem semakin menambah

lama lead time dan waktu pemenuhan material terhadap proses produksi yang

akan berjalan.

4.2 Tahapan Proses Reengineering

Untuk bisa menjawab kebutuhan terhadap masalah-masalah yang dihadapi

perusahaan pada proses bisnis yang sedang berjalan, ada beberapa usulan solusi

pemecahan masalah yang diajukan, yaitu membuat proses bisnis baru dengan

metode BPR (Businees Process Reengineering) untuk menghasilkan rekomendasi

proses bisnis blueprint sebagai tolok ukur perusahaan bagaimana dapat mengatasi

masalah yang timbul pada sistem ERP berbasis Windows Foxpro yang masih

digunakan saat ini.

4.2.1 Membuat Kerangka Proyek

Untuk menjawab permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini, penulis

melakukan pendekatan perbaikan proses bisnis persiapan produksi dengan

menggunakan pendekaktan metode Business Process Reengineering ini. Tahap

paling awal yaitu membuat kerangka proyek untuk membentuk tim sistem analisis

yang akan mencari jawaban darri permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil yang

akan didapatkan dalam proses ini adalah Project Framework Statement. Dalam

tahapan ini kegiatan yang perlu untuk dilakukan yaitu:

1. Mengihimpun team yang terdiri dari orang-orang system analysis.

2. Membuat konsep kerangka proyek

3. Membuat analisia kekadaan terkini

4. Menghasilkan framework statement

5. Merekomdenasikan berlanjut atau tidak dilanjutkan

6. Membuat persetujuan dengan manajemen yang berwenang

Page 63: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

58

7. Mengadakan training dan perubahan kinerja dan tangguung jawab terhadap

beberapa departemen.

Dimulai dengan langkah membuat kerangka proyek. Maka akan dihasilkan

Project Framework Statement, output dari langkah proses reengineering ini

seperti pada Tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Project Framework Statement

Hal Keterangan

Sejarah dari bisnis dalam

konteks melakukan

perubahan/reengineering

Sejarah bisnis awal setelah dilakukan sebuah observasi

yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan dan

kemajuan yang berarti, bahkan menunjukan ketidak

efisienan dan keadaan yang stagnan dan permasalahan

yang semakin bertambah setiap tahunnya

Permasalahan dan

penyebab dalam konteks

lingkungan

Dalam perjalannanya perusahaan banyak kehilangan

bahan baku dan ketidak sesuaian pemakaian bahan

baku terhadap planning/rencana proses produksi yang

dilakukan. Banyaknya material dan bahan baku yang

tidak dapat disediakan dan disupplay dengan tepat

waktu

Tujuan bisnis yang

memacu reengineering

Kemauan keras perusahaan untuk terus dapat

melakukan penyederhanaan proses dan meningkatkan

efisiensi dan efektifitas produksi untuk dapat terus

meningkatkan penjualan, hal tersebut membantu

pelaksanaan reengineering

Hal-hal yang dapat

mendukung keberhasilan

reengineering

Ketersediaan modal dan dukungan dari semua pihak

baik dari manajemen, staff dan seluruh SDM yang

terlibat dengan tepat.

Hambatan yang dihadapi Komitmen serta keterlibatan secara aktif karyawan

yang masih kurang. Kinerja dari SDM (Sumber Daya

Manusia) yang kurang kompeten

Page 64: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

59

Rekomendasi Setelah proses reengineering selesai dibuat, sangat

perlunya dilakukan pengajaran dan pelatihan yang

intensif pada setiap SDM yang terlibat langsung

dalamm proses yang akan diimplementasikan dan telah

di reengineering.

Dari hasil pembuatan Project Framework Statment ini akan diperoleh hasil

mengenai hal apa saja yang melatar belakangi perlunya melakukan perubahan

secara extrim pada proses bisnis yang berjalan saat ini. Pada tabel 4.9 berikut akan

terlihat konfidensial level untuk melakukan reengineering dari output Framework

Statement tersebut:

Tabel 4.9 Penilaian Project Framework Statement

Penilaian Project Framework Statement

No Hal Analisa Data Nilai Kondisi Terkini

1 Sejarah bisnis untuk Pertumbuhan perusahaan lambat 1 Sangat kurang baik

melakukan reengineering Keadaan yang stagnan 2 Kurang baik

2 Permasalahan dan Kehilangan waktu persiapan 1 Sangat kurang baik

penyebab Kehilangan bahan baku 1 Sangat kurang baik

3 Tujuan bisnis yang memacu Penyederhanaan proses bisnis 2 Kurang baik

reengineering Peningkatan efisiensi 2 Kurang baik

Peningkatan efektifitas 2 Kurang baik

4 Hal yang mendukung Ketersediaan budget 4 Baik

keberhasilan reengineering Dukungan dari Manajemen 3 Biasa

Kesiapan sumber daya manusia 2 Kurang baik

5 Hambatan yang dihadapi Kurangnya komitmen karyawan 3 Biasa

Kurangnya kompetensi sumber daya manusia 2 Kurang baik

6 Rekomendasi hasil Training terhadap karyawan 2 Kurang baik

reengineering Peningkatan komitmen karyawan 2 Kurang baik

Peningkatan kompetensi karyawan 2 Kurang baik

Dukungan penuh manajemen 3 Biasa

Ketersediaan budget 4 Baik

Melakukan perbaikan bisnis proses 3 Biasa

18 41 45,56%

DEFINISI UNTUK PERBAIKAN

1 Sangat kurang baik

2 Kurang baik

3 Biasa

4 Baik

5 Sangat Baik

Confidence Level

Dari hasil penilaian Framework Statement ini juga didapatkan analisa kondisi

terkini dari proses bisnis perusahaan yang menjadi dasar untuk melakukan

reengineering dan juga menjadi bahan pertimbangan dari jajaran management

Page 65: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

60

perusahaan untuk membuat keputusan. Dari hasil penilaian pada Framework

Statement diatas didapatkan confidence level untuk melakukan reengineering

sebesar 45,56% untuk itu masih perlu perhatian dan keputusan dari jajaran

management melakukan peningkatan confidence level ke nilai yang sudah siap

untuk melakukan reengineering. Tujuan bisnis dari perusahaan sendiri juga

menjadi faktor penentu untuk melakukan reengineering agar peningkatan

terhadap otomatisasi, akurasi, efisiensi, efektifitas dan profit perusahaan dapat

tercapai.

4.2.2 Membuat Desain baru Business Process

Dari hasil confidence level pada proses Framework Statement diatas yang

memiliki tingkat kesiapan sebesar 45,56% untuk melakukan reengineering pada

proses bisnis yang sedang berjalan saat ini. Maka masih diperlukan komitmen dan

usaha dari perusahaan untuk meningkatkan confidence level pada analisa kondisi

perusahaan saat ini. Selain itu projek ini juga melakukan analisa data pada

business process saat ini sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan rekayasa

pembuatan blueprint statement yang mana hasil yang akan didapatkan berupa

rekayasa blueprint yang mencakup komponen-komponen fisik atau yang bersifat

teknis, infrastruktur dan nilai.

Semua kegiatan dalam langkah-langkah ini adalah:

1. Membuat rencana pertemuan-pertemuan untuk membahas blueprint

2. Membuat semua dokumentasi terhadap pembahasan blueprint

3. Menyepakati dan mengesahkan blueprint

4. Merencanakan implementasi dari blueprint yang sudah di sahkan.

5. Memperoleh persetujuan implementasi

Dari pembahasan pembuatan desain business process ini akan menghasilkan

berupa Blueprint Statment dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Page 66: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

61

Tabel 4.10 Blueprint Statement

Komponen Model Hasil

Fisik/teknis Model proses,

diagram aliran data

Model Informasi

Model Organisasi

Model Teknologi

Proses-proses dalam proses bisnis

perusahaan

Informasi yang akurat dibuat oleh data-

data yang tepat dalam system

Model Hirarki

Penggunaan hardware dan software yang

sesuai dan mendukung SAP S/4HANA

Infrastruktur Strategi manajemen

Sistem pengukuran

Program penghargaan

Manajemen proses reengineering yang

meliputi tahap analisa, tahap

perancangan, dan tahap implementasi

Menggunakan metode penelitian

langsung (wawancara, pengamatan)

Memberikan reward terhadap karyawan

yang memiliki semangat, motivasi dan

kinerja yang baik

Nilai Budaya perusahaan

Penggunaan kuasa

Sistem kepercayaan

diri

Dapat merubah kebiasasan lama

perusahaan, karyawan bekerja 8 jam

sehari, 5 hari seminggu.

Penggunaan kusa dari setiap jabatan

terbatas pada hal yang terkait dengan

pekerjaan

Melakukan pelatihan dan training yang

terukur dan ditanamkan kepercayaan diri

pada setiap personil sehingga

meningkatkan kinerja

Dari hasil pembuatan Blueprint Statement ini akan diperoleh hasil mengenai hal

apa saja yang yang perlu perusahaan lakukan. Pada tabel 4.11 berikut akan terlihat

nilai dari hasil melakukan perbaikan business process dari hasil Blueprint

Statement tersebut:

Page 67: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

62

Tabel 4.11 Hasil Blueprint Statement

No Hal Model Bobot Hasil

1 Fisik / Teknis Proses Diagram Alir Data 4 pemetaan semua proses bisnis perusahaan

Informasi 5 memastikan akurasi data dalam sistem

Organisasi 4 model hirarki

Teknologi 5 penggunaan system yang handal

2 Infrastruktur Strategi Manajemen 5 melakuan semua tahapan reengineering

Sistem pengukuuran 5 pengamatan (observasi), wawancara

Program Penghargan 4 memberikan reward karyawan

3 Nilai Budaya perushaan 5 melakukan perubahan kebiasaan lama

Penggunaan kuasa 4 diterapkan terbatas terkait pekerjaan

9 41 91,11%

DEFINISI UNTUK HASIL

1 Sangat tidak perlu

2 tidak perlu

3 normal

4 perlu

5 sangat perlu

Hasil

Dari tabel diatas dengan menentukan tiga hal dan model apa saja yang dianalisa

dan di assessment untuk mendapatkan hasil process business blueprint diperloleh

hasil sebesar 91,11%, hal tersebut sudah bisa menunjukan potensi yang akan

didapat perusahaan untuk melakukan perubahan proses bisnis yang ada.

4.2.3 Proses-proses dalam BPR (Business Process Reengineering)

Sebelum menerapkan ERP dengan sistem SAP perlu dibuat urutan rencana

kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. Supernova Flexible Packaging agar dalam

pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik, sehingga tujuan untuk meminimalkan

permasalahan yang ada saat ini dapat tercapai. Kegiatan-kegiatan tersebut antara

lain:

Mengembangkan Software dan Program

Pada kondisi saat ini, sistem yang dimiliki oleh PT. Supernova Flexible

Packaging adalah ERP berbasis Windows FoxPro untuk itu, perlu

melakukan perubahan pada sistem tersebut dengan mengembangkan sistem

baru yaitu ERP berbasis SAP untuk dapat mendukung penerapan perubahan

businees prosess blueprint yang sedang dibuat.

Page 68: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

63

Mempersiapkan Data-data Material

PT. Supernova Flexible Packaging perlu membuat daftar material yang akan

digunakan didalam sistem SAP, yang penentuanya dapat didasarkan dari

master data material karakteristik pada modul MM (Material Management).

Melakukan review pada pemakaian Material

Review pemakian material setelah daftar material dibuat dalam sistem SAP

yang baru, untuk memastikan ketersediaan material pada area gudang raw

material dan suppporting.

4.2.4 Pembuktian Konsep

Dalam langkah ini aktivitas kunci yang dilakukan yaitu:

Menentukan kebutuhan pembuktian konsep

Memilih bukti dari pendekatan konsep

Mengembangkan kebutuhan

Dengan penerapan business process reengineering ini output berupa benefit

statement (keakuratan data, penghematan waktu dan biaya). Keuntungan yang

didapatkan adalah beberapa penghematan yang akan dihasilkan dari

menghilangkan beberapa bagian proses yang dilakukan pada proses bisnis sistem

saat ini yang masih banyak secara manual dan ketidak akuratan terhadap

penggunaan material yang menyebabkan ketidak efisienan penggunaan material

dan lamanya waktu proses penyiapan material. Dengan meminimalkan proses

manual dan perencanaan penggunaan material yang akurat tersebut, diharapkan

proses persiapan material untuk mendukung kelancaran operasional produksi akan

semakin meningkat, efektif dan efisien. Pada Tabel 4.12 berikut ini akan

ditampilkan berapa usulan peningkatan dari hasil Project Framework Statement:

Page 69: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

64

Tabel 4.12 Usulan Peningkatan Assessment Project Framework Statement

No Hal Analisa Data Nilai Rekomendasi

1 Sejarah bisnis untuk Pertumbuhan perusahaan lambat 4 Perlu

melakukan reengineering Keadaan yang stagnan 4 Perlu

2 Permasalahan dan Kehilangan waktu persiapan 4 Perlu

penyebab Kehilangan bahan baku 5 Sangat Perlu

3 Tujuan bisnis yang memacu Penyederhanaan proses bisnis 4 Perlu

reengineering Peningkatan efisiensi 5 Sangat Perlu

Peningkatan efektifitas 5 Sangat Perlu

4 Hal yang mendukung Ketersediaan budget 5 Sangat Perlu

keberhasilan reengineering Dukungan dari Manajemen 5 Sangat Perlu

Kesiapan sumber daya manusia 4 Perlu

5 Hambatan yang dihadapi Kurangnya komitmen karyawan 4 Perlu

Kurangnya kompetensi sumber daya manusia 4 Perlu

6 Rekomendasi hasil Training terhadap karyawan 5 Sangat Perlu

reengineering Peningkatan komitmen karyawan 4 Perlu

Peningkatan kompetensi karyawan 4 Perlu

Dukungan penuh manajemen 5 Sangat Perlu

Ketersediaan budget 4 Perlu

Melakukan perbaikan bisnis proses 5 Sangat Perlu

18 80 88,89%

DEFINISI UNTUK PERBAIKAN

1 Sangat kurang perlu

2 Kurang perlu

3 Biasa

4 Perlu

5 Sangat Perlu

Confidence Level

Untuk dapat memiliki keyakinan terhadap rencana melakukan reengineering, dari

hasil usulan peningkatan pada tahap Project Framework Statement yang memiliki

tinggat confidence level sebesar 88,89% seperti terlihat pada tabel 4.12 diatas.

Masih terjadi kesenjangan (gap) sebesar 44,33% dari hasil assessment awal

kondisi terkini perusahaan yang menjadi homework perusahan untuk segera dapat

melakukan perbaikan sebelum dilanjutkan ke tahapan implementasi perbaikan

proses bisnis dengan melakukan pembaharuan sistem ERP berbasis SAP

S/4HANA yang membutuhkan kesiapan data dan keakuratan informasi yang

tinggi.

Keuntungan lainya dari business process reengineering ini ialah menerapkan

sistem informasi management produksi secara terintegrasi, otomatisasi komputasi

dengan modul-modul SAP lainya yang akan membantu dalam efisiensi dan

efektifitas proses bisnis perusahaan. Penjelasan pada Benefit Statement dapat

dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Page 70: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

65

Tabel 4.13 Benefit Statement

Bagian Proses Sebelum adanya SAP

S4/HANA

Setelah adanya SAP

S4/HANA

Bagian

Production

Supply

Permintaan material dapat

dilakukan secara manual.

Dapat melakukan perubahan

spesifikasi material jika stok

tidak sesuai planning.

Kurangnya akurasi material

yang diterima dari warehouse

Permintaan material tidak

dapat dilakukan secara

manual

Spesifikasi material

dipastikan sesuai dengan

BoM

Permintaan hanya dapat

dilakukan sesuai dengan

RKH

Bagian

Production Area

Verifikasi material

dilakukan secara manual

dan tidak tercatat dalam

system

Pencatatan dilakukan di

akhir proses order/ akhir

shift kerja operator

Akurasi penggunaan

material tidak terkontrol

dengan baik

Dapat melakukan proses

tanpa system

Pencatatan downtime

secara manual

Verifikasi hasil proses

produksi tidak tercatat

secara system

Verifikasi material tercatat

dan melalui approval

sesuai parameter di dalam

system

Penginputan material

berdasarkan barcode yang

sesuai dengan BoM dalam

system

Pengakuan pemakaian

material tercatat dalam

system

Pencatatan hasil proses

produksi harus dilakukan

didalam system

Pencatatan downtime

didalam system

Packing Area Penyerahan Hasil produksi

ke warehouse dapat

dilakukan terlebih dahulu

Penyerahan hasil produksi

ke warehouse hanya dapat

dilakukan setelah

Page 71: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

66

Pencatatan penyerahan

dapat dilakukan

belakangan atau

sebaliknya.

Tidak ada verifikasi

barcode terjadi double

scan.

Report hasil produksi tidak

akurat

melakukan proses packing

dan pembuatan dokumen

serah terima secara system

Verifikasi terhadap

barcode hasil produksi

untuk menghindari double

scan barcode yang sama.

4.3 Business Process Blueprint

4.3.1 Organisasi Unit

Dokumen Business Process Blueprint ini merupakan suatu dokumentasi

kebutuhan fungsional organisasi dan non-fungsional dari modul aplikasi SAP

untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan di area bisnis yang termasuk dalam

lingkup sistem SAP. Dokumen ini juga menejelaskan proses-proses secara

keseluruhan yang didukung oleh modul aplikasi dan kebutuhan detil yang

mencakup fungsional. Pada Tabel 4.14 berikut akan dijelaskan detail business

process blueprint:

Tabel 4.14 Business Process Blueprint

Komponen Model Output

Bentuk Fisik Model Proses Bisnis Proses-proses didalam BPR

Model Informasi Informasi yang diperlukan didalam

kinerja proses bisnis akan

digunakan dalam database sistem

SAP S4/HANA

Model Organisasi Model Hirarki

Model Teknologi Penggunaan hardware dan software

yang mempuni untuk dapat

mendukung sistem informasi

management berbasis SAP

S4/HANA

Page 72: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

67

Bentuk Infrastruktur Strategi Manajemen Melakukan tahapan identifikaksi

masalah, analisa masalah dan

pemecahan, perencanaan dan

rencana implementasi

Sistem Pengukuran Melakukan observasi langsung

kepada karyawan dan pihak-pihak

terkait

Mengidentifikasi pekerjaan yang

masih menggunakan cara-cara

manual dan kelemahan pada

akurasi data

Bentuk Nilai Budaya Perusahaan Menumbuhkan rasa memiliki dan

rasa kekeluargaan antar karyawan

yang saling membangun oleh

kebijakan yang dibuat top

management

Sistem Kuasa Kekuasaan dipegang oleh Top

Management

Sistem Kepercayaan

Diri

Diberikanya reward terhadap

karyawan pada saat berhasil

menyelesaikan tugas-tugas dan

tanggung jawabnya dengan baik,

tepat, cepat dan berkualitas

Manfaat yang diharapkan dari implementasi proses bisnis berbasis pemutakhiran

sistem informasi ini adalah semakin meningkatnya efisiensi dan efektifitas,

meningkatkan quality produk dan mempermudan dan kepuasan kerja kepada

karyawan serta mampu mengoptimalkan kinerja perusashaan. Dalam hal ini klien

(Client) pada PT. Supernova Flexible Packaging yaitu perusahaan itu sendiri.

Klien merupakan unit organisasi tertinggi yang didalamnya memiliki master data,

kumpulan table dan user data. Didalam klien ini terdapat tiga kodefikasi yang

mempunyai tiga digit angka. Kode klien untuk PT. Supernova Flexible Packaging

yaitu 300.

Page 73: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

68

4.3.2 Company Code

Company Code pada PT. Supernova Flexible Packaging yaitu unit organisasi

sebagai tempat acuan/pemegang accounting report (laporan keuangan) yang

bersifat independen. Untuk Company Code memiliki 2 entiti yaitu 1001 untuk PT.

Supernova Flexible Packaging dan 2001 untuk PT. Supernova. Untuk kodefikasi

pada kode Plant mempunyai empat digit angka. Kode Company Code yang

digunakan adalah 1001 dan 2001.

4.3.3 Plant and Storage Location

Plant yang terdapat pada PT. Supernova Flexible Packaging merupakan unit

organisasi yang berfungsi sebagai tempat dimana material akan diproduksi atau

sebagai tempat material disediakan. Plant dapat bertanggung jawab sebagai unit

logistical organization (organisasi yang mengurusi bidang logistik pada suatu

perusahaan) atas sekema penyimpanan serta pengaturan tata letak material yang

ada pada suatu Plant. Plant akan di-assign ke dalam Company Code. Plant

merupakan suatu entitas dimana proses produksi dilakukan. MPS akan dijalankan

untuk 2 plant Supernova, yaitu pada plant 1001 SFP dan 2001 SPN. Pengkodean

pada plant dan storage location dibedakan untuk masing-masing plant sesuai

dengan fungsi dan pergerakan materialnya seperti terlihat pada Tabel 4.15 berikut:

Table 4.15 Kodefikasi Plant dan Storage Location

Plant Location Storage

Location Stor. Loc. Description Remark

1001 SFP 1001

2001

3001

Raw Material JB2

Raw Material JB6

Raw Material Cibitung

Storage

location

pengirim

1002

2002

3002

Supporting Material JB2

Supporting Material JB6

Supporting Material Cibitung

1101 SFP

Non-

valuated

1001

2001

3001

Raw Material JB2

Raw Material JB6

Raw Material Cibitung

1002

2002

Supporting Material JB2

Supporting Material JB6

Page 74: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

69

Plant Location Storage

Location Stor. Loc. Description Remark

3002 Supporting Material Cibitung

2001 SPN 4001 Raw Material Ancol

4002 Supporting Material Ancol

2101 SPN

Non-

valuated

4001 Raw Material Ancol

4002 Supporting Material Ancol

1001 SFP 1010

2010

3010

Production Supply JB2

Production Supply JB6

Production Supply Cibitung

Storage

location

penerima

1101 SFP Non-

valuated

1010

2010

3010

Production Supply JB2

Production Supply JB6

Production Supply Cibitung

2001 SFP 4010 Production Supply Ancol

2101 SPN

Non-

valuated

4010 Production Supply Ancol

Storage Location pada PT. Supernova Flexible Packaging ini berfungsi sebagai

unit organisasi yang bertanggung jawab atas penyimpanan, penyusunan dan

pengaturan material yang ada pada suatu Plant. Storage Location ini akan

ditempatkan ke Plant, jumlah dari Storage Location yang ada sebanyak 25 dan

tersebar di 4 (empat) Plant yang berbeda-beda.

4.4 Business Process Production Execution

Aktivitas utama pada skenario Business Process Production Execution adalah

mencatat data aktual produksi yang terjadi papda proses order, yaitu:

Material Preparation (Permintaan Material)

Material Return (Pengembalian Material)

Goods Issue to Process Order (Pengakuan Pemakaian Material)

Goods Receipt Process Order (Pengakuan Hasil Proses)

Confirmation Duration untuk Process Order

Waste (Pengakuan Waste) pada Production Area

Pencatatan Downtime Proses Order

Page 75: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

70

Change Batch (Barcode) after Inspection Process Order

Process Order Completion (TECO)

Packing

4.4.1 Business Process Production Supply

Material Preparation adalah aktivitas yang dilakukan oleh bagian Production

Supply untuk melakukan Reservation (permintaan) pengadaan material.

Reservation ini untuk menyiapkan material sesuai dengan BoM (Bill of Material)

yang dibutuhkan untuk proses produksi. Isi dari Reservation merupakan rincian

material yang akan diminta ke bagian gudang. Secara garis besar aktivitas yang

dilakukan pada proses Reservation antara lain:

Pembuatan Permintaan (Create Reservation)

Perubahan Permintaan (Change Reservation)

Menampilkan Permintaan (Display Reservation)

Menghapus Permintaan (Delete Reservation), merupakan hasil enchanment.

Proses pembuatan Reservation ini pada saat section dalam departemen produksi

membutuhkan material sesuai dengan BoM (Bill of Material) yang sudah di

jadwalkan untuk keperluan operasional. Dalam Reservation ini berisi plant,

storage location, order, tanggal proses, sales order, detail material yang diminta,

jumlah material, pembuat permintaan, penerima permintaan material. Reservation

yang telah dibuat lalu dicetak dalam bentuk form Bukti Permintaan Bahan (BPB)

dan diserahkan ke gudang lalu bagian gudanng akan melakukan pengecekan

terhadap ketersediaan material tersebut. Jika material tersedia maka bagian

warehouse akan melakukan stock transfer disertai dengan pembuatan bukti serah

terima material dan list detail material, jika ada ketidak sesuaian stock dengan

permintaan material maka section production supply akan melakukan change

reservation secara quantity. Dan tidak dapat melakukan pemesanan material

subtitusi/pengganti yang sejenis jika tidak sesuai dengan BoM. Setelah bagian

gudang melakukan stock transfer material akan dikirimkan ke area production

supply dan dilakukan pengecekan kesesuaian document dengan material tersebut

Page 76: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

71

sehingga status reservation terpenuhi. Pada Tabel 4.16 berikut ini aturan dalam

pembuatan Reservation:

Tabel 4.16 Creation Reservation Roles

BOM

Component Reservation (Material Preparation) Oleh

Solvent Tidak ada reservation karena goods issue

(backflush) langsung dari warehouse PS Admin

Tinta Fresh

Ink &

Adhesive

Reservation dilakukan setiap ada kebutuhan

dummy rekapitulasi dari beberapa process order. PS Admin

Film & Resin Reservation dilakukan setiap ada kebutuhan

untuk masing-masing process order PS Admin

Supporting

Material

Reservation untuk box, core, pallet, layer

berdasarkan masing-masing process order.

Selain itu (core plug, adhesive tape, stripping

band, dan lain-lain) dibuat rekapitulasi dari

beberapa process order.

PS Admin

Pada Gambar 4.3 berikut menjelaskan setiap alur proses material preparation

disetiap kebutuhan material dalam process order atau akumulasi beberapa process

order berdasarkan planning scheduling bagian PPIC (Production Planning and

Inventory Control).

Page 77: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

72

Gambar 4.3 Material Preparation Movement

Disini bisa dilihat bagaimana simplenya proses yang dilakukan untuk melakukan

pembuatan reservasi dan pembuatan print out BPB serta proses pemenuhan

permintaan yang dilakukan oleh bagian gudang.

4.4.2 Flowchart Business Process Production Supply

Dari hasil penilaian business blueprint statement sebelumnya yang memiliki

tingkat hasil 91,11% dengan menggunakan sembilan model penilaian untuk

mendapatkan nilai yang dirasa cukup sebagai landasan untuk pembuatan proses

bisnis yang baru sebagai langkah perbaikan yang menghasilkan flowchart process

business production supply seperti terlihat pada Gambar 4.4 berikut ini:

Page 78: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

73

Gambar 4.4 Flowchart Processing Order Execution-Material Preparation

Seperti terlihat pada flowchart diagram diatas, Pada material preparation ini

proses akan dimulai dari PPIC (Production Planning and Inventory Control)

dengan di buatnya proses order creation dan sudah berstatus release, selanjutnya

berdasarkan proses order tersebut production supply sudah dapat langsung melihat

rencana order produksi dan dilanjutkan dengan pembuatan Create Reservation

dengan MvT Z31 (Movement Type) & print out reservation slip (Bukti

Permintaan Bahan) yang sudah dibuat untuk di dokumentasikan dan baik dari

bagian persiapan material maupun gudang. T-Code yang digunakan pada bagian

ini adalah ZEPP007, dalam t-code ini selain material solvent, reservation sudah

dibuat perhitungan otomatis quantity material yang akan di pesan sesuai dengan

quantity order yang akan dikerjakan dalam proses produksi.

Proses selanjutnya adalah penyerahan print out BPB (Bukti Permintaan Bahan) ke

bagian gudang, dalam hal ini selain penyerahan dokumen fisik, secara sistem

setelah reservation dibuat maka secara otomatis bagian gudang sudah dapat

melihat secara sistem juga apa saya permintaan material yang sudah diminta ke

bagiannya. Setelah ada permintaan material dan di konfirmasi dengan penyerahan

printout BPB, bagian gudang akan melakukan proses Goods Issue Processing

sebagi bentuk konfirmasi secara sistem untuk memindahkan barang dari storage

Page 79: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

74

Yes

Production Supply

Return to Warehouse

5

4

3

2

Mulai

1 Process Order

Creation

Production Supply

Rerservation to WH

Warehouse Good Issue to

Production Supply

Ok ?

Cek Fisik

Selesai

Kirim ke Produksi

Proses Produksi

Material

Kurang?

Material Sisa?

6

7

8

No

Yes

9

location gudang ke storage location production supplay dan bagian gudang akan

mengeluarkan print out berupa form bukti penyerahan bahan. Pada tabel 4.17

berikut adalah hasil perbaikan flowchart proses bisnis production supply:

Tabel 4.17 Flowchart Business Process Production Supply

Page 80: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

75

Setelah fisik material diterima bagian production supply maka akan dilakukan

ppengecekan fisik barang dan jika sesuai dengan bukti penyerahan bahan dan

bukti permintaan bahan form bukti penyerahan bahan akan ditandatangani oleh

personil yang menerima, sampai dengan proses ini satu siklus reservasi bahan

baku sudah dinyatakan selesai. Reservation pada material preparation pada

section production supply hanya bisa terjadi untuk process order yang sudah

memiliki status release dari production creation. Reservation ada yang bersifat

akumulasi dari beberapa process order (misal: tinta dan adhesive) dan ada yang

hanya untuk masing-masing proses order (misal: raw material film & sfg film).

4.4.3 Analisa Perbedaan

Pada Tabel 4.18 berikut akan terlihat perbedaan antara sistem lama dan sistem

baru yang akan diusulkan menggunakan sistem ERP berbasis SAP S/4HANA.

Tabel 4.18 Analisa Perbedaan Reservation

Perbedaan Sebelum SAP Sesudah SAP

Kebutuhan material

yang diproses

dengan Reservation

Pemrosesan

Reservation

Reservation dibuat untuk

permintaan pengadaan

material berdasarkan SPB

(standar pemakaian bahan)

dan dapat dirubah tidak

mengikuti BoM jika

material di gudang tidak

tersedia oleh Admin

Production Supply

Reservation diproses

menggunakan sistem lama

dan dapat dilakukan secara

manual.Beberapa batch

material dengan jenis yang

sama hanya memiliki satu

material code (barcode)

Reservation dibuat

berdasarkan BoM dan tidak

dapat dirubah jika material

tidak tersedia di gudang dan

Proses Order harus sudah

dalam setatus release,

semua data antar modul

sudah terintegrasi

Reservation diproses

menggunakan sistem ERP

SAP S/4HANA dan tidak

dapat dilakukan secara

manual, batch material

memiliki uniqe code

(barcode)

Page 81: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

76

Keuntungan yang akan didapatkan setelah penerapan sistem ERP berbasis SAP

adalah penghematan dalam waktu proses persiapan material untuk pemenuhan

proses order produksi. Ini ddisebabkan adanya beberapa proses pada sistem

sebelumnya yang dapat dihilangkan setelah penerapan sistem SAP S/4HANA ini.

Tabel 4.19 berikut akan menjelaskan perbedaan waktu persiapan yang didapat

dalam pemenuhan order produksi.

Tabel 4.19 Perbandingan waktu proses persiapan material

Tabel Perbandingan waktu proses persiapan bulan April 2017 sebelum dan sesudah BPR

No Jenis Kegiatan Sebelum SAP Sesudah SAP

1 Keterlambatan kedatangan material dari supplier 244 min 244 min

2 Kesalahan pengiriman material dari supplier 86 min 10 min

3 Stok Material di gudang kosong 80 min 30 min

4 Perbedaan alokasi material antara SPB & BoM 181 min 5 min

5 Material belum siap di gudang 343 min 0 min

6 Menunggu pengiriman material dari gudang 120 min 120 min

7 Menunggu kedatangan material dari plant lain 381 min 0 min

8 Menunggu material penganti/sisip 810 min 0 min

9 Gudang belum melakukan LPB (Laporan Penerimaan Barang) 0 min 0 min

10 Stok Material tidak mencukupi 173 min 0 min

Total Waktu 2418 min 409 min

Persentase 83,09%

Dari tabel 4.19 diatas terlihat dengan jelas keuntungan yang didapatkan dari

penerapan sistem ERP berbasis SAP S/4HANA adalah penghematan waktu

tunggu persiapan material dibagian production supply. Sebelum penerapan

business process blueprint yang baru diperlukan waktu tunggu 2418 menit dalam

sebulan, sangat jauh berkurang dengan menerapkan sistem ERP berbasis SAP,

waktu proses persiapan material dapat di reduksi sampai 83,09 % atau dengan

kata lain dengan perbaikan proses bisnis diharapkan waktu proses persiapan hanya

sebesar 16,91% saja, hal tersebut bisa terjadi karena ada beberapa proses atau

penyebab waktu tunggu yang dapat dihilangkan/dihindari lebih dini pada sistem

ERP berbasis SAP.

Page 82: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

77

4.4.4 Transaction for Reservation

Pada sistem ERP SAP S/4HANA aplikasi untuk melakukan pembuatan

Reservation dapat dilakukan menggunakan Transcation code (T-Code). Pada

Tabel 4.20 berikut akan terlihat T-Code apa saya yang digunakan dalam

Reservation:

Table 4.20 T-Code Reservation Roles

Business Role Process Step Purpose / Comment (for

every tcode)

Production Supply

Admin (Material

Preparation)

COHVPI: Evaluate Process

Order List

COHVPI: Evaluate

Process Order List

MB21: Create Reservation Sebagai Persiapan Bahan

ke gudang

MB22: Change Reservation Merubah reservation

MB23: Display Reservation Evaluasi reservation

MB25: Reservation List Evaluasi list reservation

ZEPP007: Create Reservation

MvT. Z31

Persiapan Bahan dari

gudang raw material dan

supporting material dan

print BPB

MMBE: Stock Overview Evaluasi stock / material

MB52: List of Warehouse

Stocks on Hand Evaluasi stock / plant

MB5B: Stocks for Posting

Date

Evaluasi stock / tanggal

tertentu

4.4.5 Manfaat Business Process dengan SAP S/4HANA

Beberapa manfaat yang didapatkan dari perubahan business prooces dengan

sistem ERP SAP S/4HANA antara lain sebagai berikut:

Pemrosesan Reservation menjadi lebih mudah, efisien dan akurat karena telah

menggunakan sistem yang terintegrasi. Kesesuaian Reservation dengan BoM

karena sistem baru tidak mengijinkan admin production supply merubah material

diluar BoM karena sistem sudah terintegrasi dengan modul lainya. Diharapkan

semakin baiknya otomatisasi terhadap informasi data yang saling terintegrasi antar

Page 83: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

78

modul sehingga semakin meminimalkan potensi ketidak akuratan dan kesalahan

yang disebabkan oleh human error factor. Pada Tabel 4.21 berikut akan terlihat

manfaat dari hasil assessment business process blueprint yang dibuat melalui

perencanaan Business Process Reengineering:

Tabel 4.21 Hasil Assessment Business Process Blueprint

No Komponen Model Bobot Hasil

1 Bentuk Fisik Proses Bisnis 5 Proses-proses dalam reengineering

Model Informasi 2 Keakuratan informasi dan data

Model Organisasi 4 Model Hirarki

Model Teknologi 5 Server & System ERP S/4HANA

2 Bentuk Infrastruktur Strategi Manajemen 3 Identifikasi, analisa, perencanaan & solusi

Sistem Pengukuran 5 Observasi, pengamatan, wawancara

3 Bentuk Nilai Budaya Perusahaan 5 Rasa memiliki, rasa kekeluargaan

Sistem Kuasa 5 Kekuasaan di Top Manajemen

Sistem Kepercayaan diri 4 Reward untuk keberhasilan tugas

9 38 84,44%

DEFINISI UNTUK HASIL

1 Sangat kurang baik

2 Kurang baik

3 Biasa

4 Baik

5 Sangat Baik

Hasil

Tabel 4.22 Tabel Sisip (Material pengganti)

Tabel SPB bulan April 2017 yang tidak tersedia pada stok Gudang

No Material M/KG Order Kg Order Mtr Price/Kg Total Price

1 LLDPE DWSP01 0990*110 MIC 5,0 13.400 67.000 1.625 21.775.000

2 LLDPE ASFO02 1110 * 50 MIC 6,2 19.355 120.000 2.125 41.129.032

3 LLDPE DWSP04 1030 * 130 MIC 5,0 16.400 82.000 2.425 39.770.000

4 LLDPE DWSP01 1040 * 80 MIC 5,5 5.818 32.000 2.475 14.400.000

5 LLDPE DWSP02 1040 * 80 MIC 6,0 14.167 85.000 2.525 35.770.833

152.844.866

Table Sisip (Material Pengganti) SPB bulan April 2017

No Material M/KG Order Kg Order Mtr Price/Kg Total Price Gap Biaya

1 LLDPE DWSP01 1010*110 MIC 5,5 12.182 67.000 2.225 27.104.545 5.329.545

2 LLDPE ASFO02 1120 * 50 MIC 6,8 17.595 120.000 2.775 48.826.979 7.697.947

3 LLDPE DWSP04 1050 * 130 MIC 5,7 14.386 82.000 2.975 42.798.246 3.028.246

4 LLDPE DWSP01 1050 * 80 MIC 6,1 5.289 32.000 3.350 17.719.008 3.319.008

5 LLDPE DWSP02 1050 * 80 MIC 6,6 12.879 85.000 3.200 41.212.121 5.441.288

177.660.900 24.816.034

Persentase 16,24%

Page 84: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

79

Pada tabel 4.22 diatas, sebelum diterapkannya business process blueprint yang

baru, selama satu bulan dengan perubahan ukuran material sebanyak 5 kali

menghasilkan inefisiensi gab biaya material sebesar 16,24 % atau sebesar Rp.

24.816.034. (harga material tidak dengan kondisi yang sebenarnya). Diharapkan

dengan penerapan business process blueprint dengan metode business process

reengineering ini dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan proses sisip

material tersebut sehinga inefisiensi pemakaian material dapat diminimalisir,

karena terlihat dengan jelas besaran biaya yang ditimbulkan dengan ketidak

sesuaian material dengan SPB yang ada.

4.5 Implementation Plant Statement

Dalam langkah ini akan menghasilkan Implementation Plant. Perencanaan

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemeliharaan Tim Proyek

Manager Proyek, adalah orang yang berperan dan bertanggung jawab

langsung dari proyek yang dijalankan, melakukan perencanaan,

pengendalian seluruh progress dan mengambil keputusan dalam tim proyek.

Tim Analisis, yaitu tim yang berperan untuk melakukan analisa rekasaya

terhadap proses bisnis dan mendesain sesuai dengan hasil analisa yang

dilakukan. Tim Programmer/ ABAPER yaitu tim yang berperan untuk

melakukan pembuatan sistem informasi berdasarkan perancangan dan data-

data analisa yang dilakukan oleh tim analisa. Tim Management, yaitu tim

yang berperan sebagai pendukung dalam pemecahan masalah yang terjadi

dan juga berfungsi sebagai stakeholder dalam proyek yang dijalankan.

Dalam pelaksanaan proyek reengineering ini langkah dalam proses

pemecahan masalah dan ppengambilan keputusan dilakukan oleh Manager

Proyek dengan berdasarkan pada penilaian dari hasil analisa terhadap

masalah-masalah yang ada dan mengkoordinasikan kepada top

management. Dalam hal ini Top Management berfungsi untuk membantu

melakukan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Untuk melakukan

koordinasi terhadap proyek yang dijalankan maka Manager proyek yang

akan mengatur pendelegasian tugas-tugas kepada anggota proyek dan

Page 85: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

80

memonitor setiap perkembangan proyek yang sedang berjalan dan

mengkomunikasikannya kepada Top Management.

Disini tim penguji berperan untuk menguji hasil dari reengineering dan

memberikan masukan bagi perusahaan, hasil pengujian akan dilaporkan

kepada Manager Proyek. Monitoring dan pelaporan dilakukan oleh Manager

Proyek selama proses implementasi dan membuat progres implementasi

secara berkala untuk dilaporkan kepada Top Management.

2. Program Komunikasi

Tujuan dari program komunikasi ini adalah untuk mendapatkan dukungan

penuh dari Top Management dan karyawan perusahaan. Target yang ingin

dicapai yaitu perhatian dari Top Management, manager masing-masing

departemen dan pihak terkait. Dalam program komunikasi ini berisi

presentasi dan proposal rencana implementasi proyek. Untuk mempermudah

sosialisasi harus diputuskan untuk penggunnaan cara dan media yaitu

berupa presentasi langsung dan penyelenggarraan workshop.

Materi yang digunakan berupa proposal reengineering, menggunakan

media elektronik, bembuatan famflet untuk penyampaian materi

implementasi proyek. Dilakukan pula briefing, pertemuan rutin disesuaikan

dengan agenda pada proses reengineering. Pada program ini tim analisis

bertugas untuk menganalisis segala masalah dan mencari solusi atas

masalah yang timbul.

3. Program Improvement Management

Dalam program ini, perubahan yang diharapkan adalah karyawan terbiasa

dengan adanya perubahan proses bisnis perusahaan mampu merubah pola

kerja terhadap proses bisnis yang baru. Tentunya diputuhkan dukungan dan

proses berkesinambungan dan adanya perubahan secara bertahap. Tidak

dilakukan sekaligus sehingga ada kesempatan karyawan untuk bisa

beradaptasi. Kebijakan-kebijakan dan SOP sudah barang tentu akan

mengalami beberapa perubahan disesuaikan dengan perubahan-perubahan

yang terjadi dengan proses bisnis yang baru. Perubahan tersebut yang

menjadi dasar dari pembuatan kebijakan baru.

Page 86: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

81

Cara pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah dilakukan

dengan meninjau hasil analisis masalah yang ada, kemudian keputusan yang

akan diambil didasarkan pada hasil analisa sebelumnya. Dalam hal ini

proses pemecahan masalah yang timbul akan dilakukan oleh Top

Management

4. Program Training/Pelatihan

Untuk menjaga kualitas dan keberhasilan sebuah perubahan proses bisnis

sudah tentu dibutuhkan pelatihan/training untuk mengasah kemampuan

karyawan, dengan berbagai metode diantaranya:

a. Kebutuhan pengetahuan dan kecakapan, penguasaan dalam

menjelaskan sistem informasi management yang baru.

b. Target audience : manajer dan karyawan

c. Pemilihan format media : training yang diberikan bisa menggunakan

berbbagai media on the job training, end user training, users

champions dan sebagainya.

d. Penilaian dan evaluasi setelah proses training selesai dilakukan, ada

scoreing untuk menentukan bahwa peserta dinyatakan mampu

memahami materi dan dapat dinyatakan lulus pelatihan tersebut.

5. Program Pengembangan Teknologi Informasi

Pada bagian ini sudah barang tentu diperlukan kelengkapan dan pemenuhan

kebutuhan akan teknologi informasi, antara lain:

a. Hardware yang akan digunakan : server, networking, printer, ups, dan

lain-lain.

b. Software yang akan digunakan : SAP S4/HANA, SQL DataBase, WAN,

Internet, Firewall

c. Ketersediaan kelengkapan perangkat teknologi informasi: komputer,

printer dan aplikasi yang mendukung pekerjaan karyawan.

6. Program Pengujian Konsep

Program pengujian konsep ini diperlukan untuk menguji semua program

sistem aplikasi yang telah dibuat apakah suudah sesuai dengan hasil yang

diharapkan oleh perusahaan.

Page 87: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

82

Dari hasil penelitian ini dengan harapan untuk dapat membawa PT. Supernova

Flexible Packaging menjadi top leader perusahaan converting packaging berskala

global, bisa saja melakukan implementasi untuk menggantikan sistem ERP

berbasis Windows Foxpro yang digunakan saat ini dengan sistem ERP berbasis

SAP S/4HANA yang memiliki keunggulan secara integrasi proses bisnis untuk

dapat menutupi kekurangan pada sistem yang digunakan saat ini dan sesuai

dengan tujuan perusahhaan untuk bisa menjadi perusahaan bertaraf internasional

yang dapat bersaing dengan perusahan-perusahaan besar lainya diseluruh dunia.

Page 88: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

83

BAB V

KESIMPUAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Business

Process Reengineering untuk menghasilkan Business Process Blueprint pada

section Production Supply pada sistem ERP berbasis SAP (System Application

and Product in data processing) di PT. Supernova Flexible Packaging dalam

ruang lingkup bagian Production Supply (Persiapan Material) maka dapat

disimpulkan:

1. Melalui metode Business Process Reengineering untuk dapat menjawab

permasalahan pada proses bisnis yang dipakai saat ini dengan melakukan

analisa ditemukan kesenjangan (gap) lama waktu tunggu material dan (gap)

biaya material disebabkan penggantian material.

2. Dengan melakukan evaluasi pada proses bisnis pada bagian production

supply, hasil yang diperoleh dapat meminimalisir kesenjangan (gap) waktu

tunggu persiapan yang saat ini sebesar 12,50% per hari dan mengurangi

kesenjangan (gap) pada biaya material sebesar 16,22% dengan melakukan

pencegahan sedini mungkin sisip material.

3. Dari perbaikan proses bisnis pada bagian production supply dengan business

blueprint dapat menghilangkan beberapa bagian fungsi operasional yang

tidak tepat sehingga dapat meminimalisir waktu tunggu dan inefisiensi

penggunaan material sehingga dapat menekan biaya material.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan untuk mengoptimalkan kinerja sistem ERP

berbasis SAP (System Application and Product in data processing) S4/HANA dan

proses bisnis blueprint ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan BRP (Business Process Reengineering) pada proses bisnis

bagian lainya dan membuat juga proses bisnis blueprint agar integrasi dan

Page 89: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

84

akurasi antar modul akan lebih baik lagi dengan menggunakan metode CSF

(Critical Success Factor) dan KPI (Key Performance Indicator).

2. Melakukan pengembangan analisa dan penelitian pada modul-modul SAP

yang lain seperti pada pembahasan modul SAP pada bab 2 diatas, karena

dalam SAP semua modul saling ada keterkaitan/ terintegrasi yang akan

mempengaruhi banyak hal terhadap proses bisnis perusashaan.

3. Melakukan pelatihan kepada setiap user yang menggunakan sistem ERP

berbasis SAP supaya lebih memahami keunggulan dan efektifitas serta

efisiensi dari sistem ini dan juga untuk menghindari terjadinya human error

sehingga tidak menghambat kinerja proses bisnis perusahaan.

4. Untuk dapat membawa PT. Supernova Flexible Packaging menjadi

perusahaan yang bisa bersaing secara global, harapan penulis perusahaan

bisa melakukan implementasi untuk menggantikan sistem ERP berbasis

Windows Foxpro yang masih digunakan saat ini dengan sistem ERP

berbasis SAP S/4HANA untuk dapat memenuhi kekurangan yang ada pada

sistem sebelumnya.

Page 90: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

85

DAFTAR PUSTAKA

Davenport, Thomas H, Process Innovation: Reengineering Work Through

Information Technology, Davenport 1993 Harvard Business Press

Davenport 1993. Process Innovation Reengineering Work through

Infoormation Technology. Harvad Business School Press, 1993.

Namchul Shin, Donald F. Jemella, (2002) Business process reengineering and

performance improvement: The case of Chase Manhattan Bank, Business

Process Management Journal, Vol.8 Issue:4, pp.351-363,

https://doi.org/10.1108/14637150210435008

Hammer, Michael and James Champy, “Reengineering The corporation: a

Manifesto for Business Revolution”, Harper Business, New York, 1993.

Harmon 2007. Business Process Change 2nd Edition. A Guide for Business

Mangeers and BPM and Six Sigma Professionals, 2007. Imprint: Morgan

Kaufmann

Harrington, H James, Business Process Improvement: The breakthrough stragegy

for total quality, productivity, and compertitiveness. Harrington 1991

McGraw Hill Professional

Indrajit, et.al (2002, hal 3). Membangun Aplikasi E-Government. Jakarta:PT Elek

Media Komputindo.

David, Freed R 2010. Strategic Management: A Competitive Advantage

Approach, Concepts and Cases (13th Edition). Prentice Hall International,

London.

Weicher, Maureen and friends, 2004 Jan 9th, BPR: Analysis and

Recommendations. http://www.netlib.com/bpr1.htm

Indrajit, Ricardus Eko dan Djokopranoto. (2002). Konsep Manajemen

Supply Chain: Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan bagi

Perusahaan Modern di Indonesia PT. Gramedia Widiasarana Ind, Jakarta.

Regan, Elizabeth A., O’Connor, Bridget N.(2002) End-user information systems:

implementing individual and work group technologies, Second Edition.

Prentice Hall, New Jersey.

Page 91: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

86

O’Brien, James A. 2006. Pengantar Teknologi Sistem Informasi Prespektif Bisnis

dan Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Harwood, Stephen, A. (2016). ERP: The Implementation Cycle. Butterworth-

Heinemann.

Hau TTV, Kuzic J (2010). Change management strategies for the successful

implementation of enterprise resource planning systems. In 2010 Proc. Of

the IEEE Second Int. Conf. On Knowledge and Syst. Eng., Hanoi, IEEE,

Hanoi Vietnam, October 07 – October 09 2010.

Bidgoli, Hossein, (2004). Ensiklopedia Internet, Volume 1, John Wiley & Sons,

Inc hal. 707.

Kumar, K. And Van Hillsgersberg, J. (2010). ERP experiences and evolution.

Communications of the ACM, 43, 23-46.

Brady,C.and Gargeya, V.B. (2001). Success and failure factors of adopting SAP

in ERP system implementation. Business Process Management Journal,

11(5):501-516.

Leon,. Alexis, 2000, ERP Demistified, New Delhi: Tata Mc Graw Hill Publishing

Company Limited.

William Maher, 2015, SAP pathners with IBM to accelerate HANA cloud. Penny

Wolft, Wiliam 2015.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Aditya Media.

Kalakota, Ravi & Maria Robinson. 2001. E-Business 2.0 : Roadmap for Success.

Addison Wesley, Longman Inc., USA.

Assauri, S. 2009. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: FEUI.

Herjanto, Eddy, 2008, Manajemen Operasi Edisi Ketiga, Jakarta: Grasindo.

Atmono. T.M., Yunanto, dan Susita, L., 2006, Efek GMR dari sistem Spin Valve,

Jurnal Puslitbang Teknologi Maju, Batan, ISSN 0216-3128, p.116.

Nasution, Arman Hakim., (2003), Perencanaan dan Pengendalian Produksi,

Edisi 1, Guna Widya Surabaya.

Meleong, Lexy, 20002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Rianse, Usman dan Abdi. 2011. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Teori

dan Aplikasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Page 92: PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE …

87

Guba dan Lincoln. (1981). Effective Evalution. Jossey Bass Publisher. San

Fransisco.

Bradley, S. (1994). Creating and adhering to a BPR methodology. Gartner Group

Report, pp. 1–30.SAP PowerDesigner, 2016.

O’Brien, James A. (2005).Introduction to Information System, 12th Edition.

McGraw Hill Companies Inc, New York.

SAP AG 2014

SAP PowerDesign Data Modeling 2016