metode pembelajaran berbasis multiple...

137
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: NAFIATUR RASYIDAH NIM: 12420119 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Upload: dangcong

Post on 07-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

NAFIATUR RASYIDAH

NIM: 12420119

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

ix

HALAMAN MOTTO

Barang siapa memasuki waktu senjanya dalam

keadaan lelah karena kerja kerasnya, maka ia

memasuki waktu senjanya itu dalam keadaan

diampuni (Allah)1

1 Hadits Riwayat Thabrani dalam kitab Majma al-zawid wa manba al-fawid juz 2 bab

ittikh al-ml, hlm. 66.

x

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Almamater Tercinta,

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah,

serta inayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW, semua keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta para pengikut

beliau sampai hari kemudian.

Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X Audio Video SMK

Muhammadiyah 1 Patuk Tahun Ajaran 2015-2016 ini sebagai karya ilmiah untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Arab.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa terlaksananya

proses tersebut tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Tasman Hamami, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.SI., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

3. Bapak Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M.M., selaku dosen pembimbing akademik

penulis yang telah senantiasa membimbing penulis dan memberikan nasehat selama

kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

4. Bapak Muhammad Jafar Shodiq, S.Pd.I, M.SI. selaku dosen pembimbing skripsi,

yang telah membimbing, memberikan pengarahan serta masukan hingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

xii

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, khususnya Bapak Ibu Dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab yang telah memberikan ilmu, wawasan, serta fasilitas kepada penulis

selama kuliah.

6. Bapak Drs. Basuki Rahmad, selaku Kepala SMK Muhammadiyah 1 Patuk yang telah

menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian

di sekolah tersebut.

7. Bapak Muhammad Rizal Baidhowi, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran Bahasa Arab

SMK Muhammadiyah 1 Patuk yang telah dengan sabar membimbing dan

memfasilitasi penulis dalam melaksanakan penelitian di dalam kelas.

8. Siswa-siswi kelas X Audio Video dan X Teknik Informatika SMK Muhammadiyah

1 Patuk yang telah bersedia menjadi sumber data yang baik dan membantu

terlaksananya penelitian ini.

9. Adik Muhammad Fauzi Ihsan yang telah secara rutin membantu mobilitas penulis

dalam melaksanakan penelitian ini.

10. Ibunda Sumitrah, ayahanda Zainal Komari (Alm.) serta kakak Muhammad Latif

Zakiyyuddin yang tak berhenti memberikan dukungan dan doa bagi terlaksananya

penelitian ini.

11. Ibu Nyai Hj. Durroh Nafisah, pengasuh PP. Yayasan Ali Maksum Komplek Hindun-

Anisah Krapyak Yogyakarta yang menjadi salah satu sumber inspirasi penulis untuk

segera menyelesaikan penelitian ini.

12. Segenap sahabat MUNASIB (jurusan PBA angkatan 2012), santri Hindun-Anisah

PP. Ali Maksum Krapyak, serta sahabat PPL-KKN Integratif kelompok 53, yang

senantiasa memberikan semangat dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis

dalam menyelesaikan penelitian ini.

xiv

ABSTRAK

Nafiatur Rasyidah. 12420119. Metode Pembelajaran Berbasis Multiple

Intelligences dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMK

Muhammadiyah 1 Patuk. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode

pembelajaran berbasis multiple intelligences lebih efektif dibanding pembelajaran

tanpa metode berbasis multiple intelligences dalam meningkatkan prestasi belajar

bahasa Arab. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X Audio Video

sebagai kelas eksperimen dan X Teknik Informatika sebagai kelas kontrol.

Efektivitas penerapan metode ini diketahui dengan cara membandingkan nilai

hasil belajar dan nilai peningkatan di antara kedua kelas tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model desain

eksperimen kuasi (Quasi Eksperimental). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

variabel bebas yakni pembelajaran dengan metode berbasis multiple intelligences

dan pembelajaran tanpa metode tersebut serta variabel terikat yakni prestasi

belajar bahasa Arab. Dalam rangka mengumpulkan data, peneliti menggunakan

teknik tes dan dokumentasi. Adapun tes dalam penelitian ini meliputi multiple

intelligences test, pretest bahasa Arab, dan posttest bahasa Arab. Teknik analisis

data untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah dengan melakukan uji-t

melalui program SPSS 22 serta uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan

sebelumnya sebagai uji prasyarat.

Hasil analisis data meggunakan uji-t menunjukkan bahwa prestasi belajar

kelas eksperimen setelah treatment lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan

signifikansi 0.006 di mana lebih kecil dari 0.05. Sesuai dengan pedoman

pengambilan keputusan pada Independent Sample T-Test maka diputuskan bahwa

terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya. Hasil analisis juga

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa setelah penerapan metode multiple

intelligences lebih tinggi dibanding sebelumnya dengan signifikansi 0.002 di

mana lebih kecil dari 0.05. Sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan pada

Paired Sample T-Test maka diputuskan bahwa terdapat perbedaan signifikan di

antara keduanya. Dari hasil-hasil analisis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences efektif

meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas X Audio Video SMK

Muhammadiyah 1 Patuk.

Kata Kunci: Efektivitas, Multiple Intelligences, Prestasi Belajar, Bahasa Arab.

xv

. .

. . :

.

.

. .

. (Quasi Eksperimental)

. .

.

SPSS 22 (Uji-T)

.

( Uji-T )

. 0.0. 0..0.

. Independent Samples T-Test

-Paired Samples T . 0.0. 0.00.

Test .

.

. :

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii

HALAMAN PENGANTAR BERJILBAB ......................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv

HALAMAN PERBAIKAN ................................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. viii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... x

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi

ABSTRAK .......................................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI .........................................................................xviii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xxiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xxiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 6

D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8

E. Landasan Teori .................................................................................... 10

1. Teori Multiple Intelligences .......................................................... 10

2. Pembelajaran Bahasa Arab ............................................................ 24

3. Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligences ......... 26

F. Kerangka Berpikir ............................................................................... 27

G. Hipotesis .............................................................................................. 27

H. Metode Penelitian ................................................................................ 28

I. Sistematika pembahasan ...................................................................... 32

xvii

BAB II SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK ............................................... 34

A. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah 1 Patuk ............................. 34

1. Letak Geografis ............................................................................ 34

2. Visi dan Misi ................................................................................ 34

3. Struktur Organisasi ....................................................................... 35

4. Kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa............................................ 36

5. Sarana dan Prasarana .................................................................... 38

6. Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................................. 39

7. Prestasi Sekolah ............................................................................ 40

B. Pembelajaran Bahasa Arab di SMK Muhammadiyah 1 Patuk ........... 41

1. Kurikulum ..................................................................................... 41

2. Metode Pembelajaran ................................................................... 43

3. Ruang Lingkup ............................................................................. 44

4. Keadaan Guru Bahasa Arab ......................................................... 45

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 46

A. Pemetaan Jenis Kecerdasan Siswa ..................................................... 46

B. Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas Eksperimen ..................... 50

C. Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas Kontrol ........................... 62

D. Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Kedua Kelas ................................. 67

E. Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Multiple Itelligences .. 89

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 93

A. Kesimpulan ......................................................................................... 93

B. Kekurangan Penelitian ........................................................................ 94

C. Saran ................................................................................................... 95

D. Kata penutup ....................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

xviii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No. 158/1987 dan no. 05436/U/1987.

Tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkan ba B be ta T te (a es (dengan titik di atas jim J je (a ha (dengan titik di bawah kha Kh ka dan ha dal D de (al zet (dengan titik di atas ra R er zai Z zet sin S es syin Sy es dan ye (ad es (dengan titik di bawah (ad de (dengan titik di bawah (a te (dengan titik di bawah (a zet (dengan titik di bawah ain ....... koma terbalik di atas gain G ge fa F ef qaf Q qi kaf K ka lam L el mim M em nun N en wau W we ha H ha hamzah .... apostrof ya Y ye

xix

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh:

Amadiyyah

C. Ta Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap

menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

ditulis jamah

2. Bila dihidupkan ditulis t.

D. Vokal Pendek

Fatah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

E. Vokal Panjang

A panjang ditulis , i panjang ditulis , dan u panjang ditulis , masing-masing

dengan tanda hubung (-) di atasnya.

F. Vokal-vokal Rangkap

1. Fatah dan y mati ditulis ai, contoh:

Bainakum

2. Fatah dan wwu mati ditulis au, contoh:

Qaul

G. Vokal-vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan

apostrof ()

Aantum

Muanna

H. Kata Sandang Alif dan Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyah, contoh:

Al-Qurn

Al-Qiys

xx

3. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.

As-Sam

Asy-Syams

I. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD

J. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

1. Dapat ditulis menurut penulisannya.

ditulis awi al-fur

2. Dapat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian

tersebut, contoh:

ditulis Ahl as-Sunnah

ditulis Syaikh al-Islm atau Syaikhul-Islm

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences ..... 19

Tabel 1.2 : Perbandingan Paradigma Pembelajaran Dahulu dan Sekarang ..... 20

Tabel 1.3 : Perbandingan Paradigma Penilaian ............................................... 21

Tabel 2.1 : Struktur Organisasi SMK Muhmmadiyah 1 Patuk ........................ 35

Tabel 2.2 : Daftar Guru SMK Muhammadiyah 1 Patuk .................................. 36

Tabel 2.3 : Daftar Karyawan SMK Muhammadiyah 1 Patuk .......................... 37

Tabel 2.4 : Rekap Data Siswa SMK Muhammadiyah 1 Patuk ........................ 38

Tabel 2.5 : Aset yang dimiliki SMK Muhammadiyah 1 Patuk ........................ 38

Tabel 2.6 : Sarana Prasarana yang dimiliki SMK Muhammadiyah 1 Patuk .... 39

Tabel 2.7 : Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Muhammadiyah 1 Patuk ......... 40

Tabel 2.8 : Daftar Prestasi Siswa SMK Muhammadiyah 1 Patuk ................... 40

Tabel 2.9 : SK dan KD Bahasa Arab Kelas X Semester I ............................... 42

Tabel 2.10 : SK dan KD Bahasa Arab Kelas X Semester II .............................. 43

Tabel 3.1 : Hasil Multiple Intelligences Test Kelas Eksperimen ..................... 47

Tabel 3.2 : Hasil Multiple Intelligences Test Kelas Kontrol ............................ 48

Tabel 3.3 : Rekap Data Jenis Kecerdasan Siswa Kelas Eksperimen ............... 49

Tabel 3.4 : Rekap Data Jenis Kecerdasan Siswa Kelas Kontrol ...................... 49

Tabel 3.5 : Nilai Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................................... 51

Tabel 3.6 : Jadwal Pelaksanaan Treatment Multiple Intelligences .................. 53

Tabel 3.7 : Nilai Hasil Posttest Kelas Eksperimen .......................................... 61

Tabel 3.8 : Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol .................................................. 62

Tabel 3.9 : Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol ................................................. 65

xxii

Tabel 3.10 : Data Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................... 68

Tabel 3.11 : Data Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ...................................... 70

Tabel 3.12 : Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas ........................ 73

Tabel 3.13 : Data Hasil Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas ....................... 75

Tabel 3.14 : Data Hasil Uji Homogenitas Gain Kedua Kelas ........................... 77

Tabel 3.15 : Hasil Uji T Nilai Pretest Kedua Kelas ........................................... 81

Tabel 3.16 : Hasil Uji T Nilai Posttest Kedua Kelas ......................................... 84

Tabel 3.17 : Hasil Uji T Nilai Posttest Kedua Kelas ......................................... 87

Tabel 3.18 : Hasil Uji T Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............. 90

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Desain Penelitian Eksperimen ....................................................... 29

Gambar 1.2: Desain Penelitian Eksperimen ....................................................... 31

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Hasil output analisis deskriptif data nilai pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Lampiran II : Hasil output analisis deskriptif data nilai posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Lampiran III : Hasil output analisis deskriptif data nilai gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Lampiran IV : Hasil output uji normalitas data nilai kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Lampiran V : Hasil output uji homogenitas data nilai pretest, posttest, dan

gain kelas eksperimen dan kelas kontrol

Lampiran VI : Hasil output uji-t nilai pretest antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Lampiran VII : Hasil output uji-t nilai posttest antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Lampiran VIII : Hasil output uji-t nilai gain antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Lampiran IX : Hasil output uji-t antara nilai pretest dan posttest kelas

eksperimen

Lampiran X : Tabel Koefisien Shapiro-Wilk

Lampiran XI : Tabel Distribusi F

Lampiran XII : Tabel Distribusi T

xxv

Lampiran XIII : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Multiple

Intelligences I

Lampiran XIV : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Multiple

Intelligences II

Lampiran XV : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Multiple

Intelligences III

Lampiran XVI : Catatan Lapangan Pelaksanaan Treatment Multiple

Intelligences

Lampiran XVII : Dokumentasi rangkaian kegiatan eksperimen

Lampiran XVIII : Kisi-kisi soal pretest dan posttest bahasa Arab

Lampiran XIX : Soal tes multiple intelligences

Lampiran XX : Soal pretest bahasa Arab

Lampiran XXI : Soal posttest bahasa Arab

Lampiran XXII : Surat-surat penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di

madrasah, baik ibtidiyyah, nawiyyah, maupun liyah serta sekolah-sekolah

berbasis Islam. Melihat eksistensinya sebagai bahasa asing yang hadir di

Indonesia sejak abad ke 7-8 masehi bersamaan dengan masuknya agama Islam ke

Indonesia, bahasa Arab menjadi bahasa yang cukup berpengaruh bagi kehidupan

bangsa Indonesia, sebagaimana diungkap Madjid yang dikutip oleh Prof. Dr.

Moh. Ainin, M.Pd, guru besar dalam bidang Pembelajaran Bahasa Arab Fakultas

Sastra Universitas Negeri Malang, bahwa sebelum kedatangan bangsa penjajah,

perbendaharaan bahasa Arab masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Melayu dan

Indonesia, dan huruf Arab dalam penggunaannya untuk penulis bahasa Melayu

telah membantu menyebarluaskan bahasa tersebut sehingga menjadi Lingua

Franca Nusantara.

Di antara lembaga-lembaga pendidikan yang mencantumkan bahasa Arab

sebagai mata pelajaran pokok adalah lembaga pendidikan di bawah naungan

ormas islam salah satunya Muhammadiyah. Sebagai salah satu ormas Islam

terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki cukup banyak lembaga

pendidikan yang telah merata di semua jenjang dari dasar hingga perguruan tinggi

termasuk lembaga pendidikan jalur kejuruan. Lembaga pendidikan di bawah

naungan Muhammadiyah sendiri memiliki ciri khas kurikulum yang

mencantumkan pendidikan keislaman, kemuhammadiyahan, dan bahasa Arab.

2

Sehingga walaupun lembaga pendidikan itu berjenis kejuruan, jika berada di

bawah naungan Muhammadiyah, maka sudah dipastikan lembaga tersebut

melaksanakan pengajaran ISMUBA tadi.

Standar pendidikan Muhammadiyah yang dituangkan dalam kurikulum al-

Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab (ISMUBA) disusun dan

dikembangkan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat

Muhammadiyah Nomor: 55/KEP/I.4/B/2007 tentang Standar Isi dan Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan ISMUBA. Majelis Dikdasmen PWM D.I.

Yogyakarta telah merumuskan standar kompetensi lulusan yang sama antara

SMA, MA, dan SMK termasuk untuk mata pelajaran bahasa Arab.1 Kesamaan

standar kompetensi lulusan ini di satu sisi dapat menjadi pemacu yang baik bagi

pihak sekolah untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun di

sisi lain, standar kompetensi lulusan yang disamaratakan antara SMA, MA, SMK

juga memiliki dampak negatif mengingat latar belakang dan kemampuan siswa

yang tentu berbeda-beda terlebih antara MA dan SMK.

Berdasarkan hasil pengamatan di SMK Muhammadiyah 1 Patuk, porsi

pembelajaran bahasa Arab hanya satu jam pelajaran atau 45 menit dalam satu

minggu sedangkan tuntutan materi yang dibebankan mengharuskan setiap standar

kompetensi yang berisi aspek qirah, qawid, mufradt, dan hiwr selesai dalam

empat pertemuan. Dengan waktu yang singkat tersebut, yang terjadi adalah dua

hal, pertama materi tidak tuntas dalam setiap pertemuan atau materi selesai

dengan alternatif metode tertentu namun dengan hasil yang tidak maksimal. Pada

1 Kurikulum ISMUBA untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah D.I. Yogyakarta,

(Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I.Y, 2012), hlm. 7.

3

dasarnya permasalahan efektivitas pembelajaran bahasa Arab di SMK ini tidak

terpusat hanya pada masalah alokasi waktu, namun ada beberapa faktor lain yang

juga sangat mempengaruhi diantaranya minimnya pengetahuan siswa terhadap

huruf Arab serta metode pengajaran guru bahasa Arab yang dinilai kurang

menarik motivasi siswa.2

Faktor-faktor kurang maksimalnya pembelajaran bahasa Arab seperti tersebut

di atas hendaknya dapat menjadi dasar bagi stakeholder pembelajaran bahasa

Arab untuk semakin giat melakukan perbaikan. Kaitannya dengan

penyelenggaraan pembelajaran, perlu setiap guru untuk terus memperluas

wawasan salah satunya dalam hal pengembangan metode pembelajaran. Metode

pembelajaran itu sendiri dapat dibangun dengan basis teori-teori pendidikan yang

ada.

Pada sekitaran tahun 1980, seorang tokoh psikologi, Howard Gardner,

mencetuskan sebuah teori baru tentang kecerdasan di mana intinya adalah bahwa

konsep kecerdasan bukanlah fenomena tuggal melainkan terbangun atas berbagai

unsur sehingga kecerdasan tidak dapat diukur hanya dengan satu jenis tes. Pada

setiap manusia pun setidaknya ada delapan macam kecerdasan dengan porsi

kecenderungan yang berbeda-beda.3 Munculnya redefinisi kecerdasan ini

berdampak luas hingga ke dunia pendidikan. Teori ini kemudian dijadikan salah

satu basis dalam penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara termasuk

Finlandia (pemilik rangking terbaik kualitas pendidikan di dunia) bahkan juga

2 Hasil pengamatan dan wawancara pada PPL-KKN Integratif di SMK Muhammadiyah 1

Patuk pada 17 Juni-12 September 2015. 3 Thomas Armstrong, Kecerdasan Jamak dalam Membaca dan Menulis, (Jakarta: Indeks,

2014), hlm. 13.

4

telah mulai diterapkan di Indonesia. Di Indonesia, dipelopori oleh seorang

konsultan pendidikan bernama Munif Chatib, metode pembelajaran berbasis

multiple intelligences berhasil diterapkan, salah satunya di SMP Maulana Malik

Ibrahim Gresik. Chatib menjelaskan bahwa sekolah tersebut pada awalnya dapat

dikatakan memiliki image dan tingkat kepercayaan dari masyarakat sangat rendah.

Maka kemudian sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut di ganti

menjadi Multiple Intelligences System dengan bimbingan beliau. Dalam kurun

waktu tiga tahun uji coba MIS di SMP YIMI Gresik (nama baru dari SMP

Maulana Malik Ibrahim), pada tahun ajaran 2006-2007, SMP YIMI berhasil

meraih prestasi sebagai SMP terbaik se-Kabupaten Gresik.4 Selain itu, dalam

buku yang sama, ia juga mengungkapkan beberapa keberhasilan MIS menemukan

potensi anak-anak yang tadinya dianggap bermasalah namun akhirnya dapat

belajar dan berprestasi baik di antara teman-temannya.

Dalam ranah bahasa Arab, telah muncul berbagai penelitian berupa uji coba

penerapan metode berbasis MI dalam pembelajaran bahasa Arab dan di antara

hasilnya adalah terbukti penerapan metode tersebut efektif meningkatkan prestasi

belajar bahasa Arab siswa. Salah satu penelitian tersebut ialah skripsi milik

Heriyana, mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Pendidikan

Indonesia pada tahun 2013 yang membuktikan bahwa penerapan metode

pembelajaran MI efektif meningkatkan kemampuan muhdaah yang dilihat dari

4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 95.

5

kenaikan rata-rata nilai kelas eksperimen (dari 8.8 menjadi 20.8) lebih tinggi

dibanding kelas kontrol (dari 7.4 menjadi 13.2).5

Sebagai sebuah basis dari metode pembelajaran, konsep MI idealnya dapat

diterapkan di semua mata pelajaran di semua jenjang. Melihat keunggulan konsep

MI, penulis bermaksud mengujicobakan metode pembelajaran berbasis MI dengan

harapan agar dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang terjadi pada

pembelajaran Bahasa Arab di SMK Muhammadiyah 1 Patuk di atas khususnya

untuk aspek profesionalisme guru, alokasi waktu, dan motivasi siswa. Dengan

beberapa pertimbangan tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian

dengan judul Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMK Muhammadiyah 1 Patuk

ini.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan lima poin rumusan masalah yang

kemudian akan dicari jawabannya dan dipaparkan di BAB III. Rumusan masalah

tersebut antara lain:

1. Bagaimana pemetaan jenis kecerdasan siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol?

2. Bagaimana prestasi belajar bahasa Arab kelas eksperimen sebelum dan

sesudah penerapan metode pembelajaran berbasis MI?

3. Bagaimana prestasi belajar bahasa Arab kelas kontrol?

5 Heriyana, Efektivitas Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences terhadap Peningkatan

Kemampuan Muhadatsah, (Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas

Pendidikan Indonesia, 2013).

6

4. Bagaimana perbedaan prestasi belajar bahasa Arab siswa di kelas yang

menerapkan metode pembelajaran berbasis MI dengan yang tidak

menerapkannya?

5. Bagaimana efektivitas penerapan metode pembelajaran berbasis MI dalam

meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK Muhamadiyah 1

Patuk?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini antara lain:

a. Untuk mengetahui pemetaan jenis kecerdasan siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas eksperimen

sebelum dan sesudah penerapan metode pembelajaran berbasis MI.

c. Untuk mengetahui prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas kontrol

sebelum dan sesudah pembelajaran bahasa Arab.

d. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara prestasi

belajar bahasa Arab siswa di kelas yang menerapkan metode

pembelajaran berbasis MI dengan yang tidak menerapkannya.

e. Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode pembelajaran berbasis

MI terhadap peningkatan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK

Muhammadiyah 1 Patuk.

7

2. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa kegunaan atau manfaat yang

dapat diambil oleh pembaca. Adapun kegunaan penelitian terdiri dari

kegunaan secara teoritis dan praktis.

a. Secara teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan di bidang

pendidikan islam pada umumnya serta pendidikan bahasa Arab pada

khusunya dengan pendalaman konsep penerapan MI pada

pembelajaran bahasa Arab.

2) Hasil penelitian ini dapat memberi sumbang sih dalam keilmuan

pendidikan bahasa Arab berupa pembuktian efektivitas penerapan

metode pembelajaran berbasis MI dalam meningkatkan prestasi

belajar bahasa Arab siswa beserta signifikansinya.

b. Secara praktis

1) Bagi peneliti maupun mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan

referensi dalam memperdalam penerapan konsep MI dalam

pembelajaran bahasa Arab juga dalam mendukung penelitian tentang

konsep MI lebih lanjut.

2) Bagi guru bahasa Arab, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu

pegangan untuk menerapkan konsep MI dalam pembelajaran bahasa

Arab serta dijadikan dasar pemilihan metode pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

8

3) Bagi siswa, hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak

langsung dapat lebih mendekatkan mereka pada model pembelajaran

yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

D. Kajian Pustaka

Untuk memperkuat rancangan penelitian tentang multiple intelligences ini,

peneliti meninjau beberapa penelitian sejenis terdahulu. Penelitian tersebut terdiri

dari skripsi dan jurnal yang disebutkan di bawah ini.

Pertama, skripsi karya Dwi Qorina, mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2010 dengan judul

penelitian Proses Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam Pekalongan Ditinjau

dari Teori Multiple Intelligences (Sebuah Studi Kasus). Penelitian dalam skripsi

ini berjenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Peneliti

berusaha mengungkap proses pembelajaran Bahasa Arab yang berlangsung di

SMP Islam Pekalongan dan mengaitkan kesesuaiannya dengan teori MI. Dari

penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran bahasa Arab

di sekolah tersebut telah memenuhi beberapa kriteria penerapan MI namun masih

ada beberapa kekurangan diantaranya adalah kurangnya upaya guru

menumbuhkan minat, bakat dan potensi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kedua, skripsi karya Heriyana, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia pada

tahun 2013 dengan judul

Penelitian dalam skripsi ini berjenis penelitian lapangan dengan .

9

pendekatan kuantitatif. Studi yang dilakukan peneliti adalah eksperimen kuasi

dengan metodologi deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil

bahwa penerapan strategi MI efektif meningkatkan kemampuan muhdaah

siswa.

Ketiga, jurnal SINTESA Muhammad Jafar Shodiq, M.S.I., dosen Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2013 dengan judul

penelitian Metode Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pendekatan Multiple

Intelligences. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Penulis berupaya

merumuskan berbagai metode pembelajaran bahasa Arab didasarkan pada delapan

kecerdasan menurut teori MI dengan disesuaikan dengan pencapaian empat

mahrah dalam pembelajaran bahasa Arab. Hasil dari penelitian ini adalah

dirumuskannya berbagai metode pembelajaran bahasa Arab yang dinilai sesuai

dengan teori MI.

Dari beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian ini

yakni teori yang diangkat, yakni teori multiple intelligences serta salah satu

penelitian di atas sama-sama berjenis penelitian lapangan dengan pendekatan

kuantitatif dan memokuskan pada aspek penerapan di sekolah. Adapun kekhasan

penelitian ini terletak pada fokus kajian di mana penelitian ini beusaha

menggambarkan efektivitas penerapan konsep MI dalam pembelajaran bahasa

Arab sebagai alternatif solusi kurang maksimalnya pembelajaran tersebut di SMK

Muhammadiyah 1 Patuk.

10

E. Landasan Teori

1. Teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)

a. Sejarah Multiple intelligences (Beragam definisi tentang kecerdasan)

Intelligence (kecerdasan) adalah istilah yang sulit untuk

didefinisikan dan menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda di

antara para ilmuwan. Dalam pengertian yang populer, kecerdasan sering

didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan

menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta

kemampuan untuk berpikir abstrak.6 Kecerdasan juga dipahami sebagai

tingkat kinerja suatu sistem untuk mencapai tujuan. Suatu sistem dengan

kecerdasan lebih besar, dalam situasi yang sama, lebih sering mencapai

tujuannya. Cara lain untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan

bisa dengan perbandingan kecepatan relatif untuk mencapai tujuan yang

sama.7

Kecerdasan manusia seharusnya dilihat dari tiga komponen utama.

Pertama, kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan (the

ability to direct thought and action). Kedua, kemampuan untuk

mengubah arah pikiran atau tindakan (the ability to change the direction

6 Bainbridge dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis

Kecerdasan Jamak (Multiple intelligences), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm.

9. 7 Fritz dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan

Jamak.... hlm. 9

11

of thought and action). Ketiga, kemampuan untuk mengkritisi pikiran

dan tindakan sendiri (ability to critisize own thought and actions).8

Pembicaraan mengenai makna kecerdasan sangatlah luas. Teori-teori

kecerdasan terus berkembang, mulai dari Plato, Aristoteles, Darwin,

Alfred Binet, Standberg, Piaget, sampai Howad Gardner. Perkembangan

yang pesat ini mengerucut pada pola yang sama yaitu makna kecerdasan

banyak ditentukan oleh faktor situasi dan kondisi (konteks) yang terjadi

pada saat teori tersebut meliputi kepentingan politis, eugenic

(keturunan), kunggulan ras, dan banyak lagi.9

Teori kecerdasan mengalami puncak perubahan paradigma pada

tahun 1983 saat Dr. Howard Gardner, pemimpin Project Zero Harvard

University mengumumkan perubahan makna kecerdasan dari

pemahaman sebelumya.10

Howard Gardner dengan tegas menyatakan

bahwa kemampuan intelektual manusia harus mencakup seperangkat

kemampuan problem solving (kemampuan seseorang untuk menentukan

permasalahan atau kesulitan yang sesungguhnya serta pada waktu yang

tepat mampu menciptakan produk/solusi yang efektif) serta mencakup

potensi untuk menemukan dan merumuskan permasalahan. Gardner

menyebut dua hal tersebut sebagai prasyarat sebuah kecerdasan.11

Kecerdasan menyangkut kemampuan menyelesaikan masalah atau

produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau

8 Binet dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan

Jamak.... hlm. 10. 9 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 70.

10 Ibid, hlm 70.

11 Howard Gardner, Frames of Mind, (New York: Basic Books, 1983), hlm. 64.

12

masyarakat tertentu. Keterampilan memecahkan masalah membuat

seseorang mendekati situasi yang sasarannya harus dicapai dan

menemukan rute yang tepat ke arah sasaran itu.12

Berangkat dari berbagai kritik terhadap pemaknaan kecerdasan pada

waktu itu yang cenderung terpusat pada hasil tes tertulis saja serta

berbagai kasus tokoh hebat dan berpengaruh namun jauh dari predikat

nilai tes intelegensi yang tinggi, penelitiannya bersama sebuah tim di

Harvard University pada suatu kesempatan menemukan dalam karya

ilmiah baru di bidang neurobiologi tentang adanya unit-unit fungsional

dalam sistem syaraf manusia yang bertugas menjalankan fungsi-fungsi

manusia yang lebih kompleks, seperti fungsi linguistik dan proses

spasial. Fakta ini menunjukkan adanya basis biologis dalam spesialisasi

kecerdasan. Didasarakan pada penemuan ini pula diperoleh petunjuk

mengenai kemungkinan adanya jenis-jenis alami dari kecerdasan.13

Gardner menyebutkan setidaknya ada delapan pertimbangan yang ia

gunakan untuk dapat mengatakan suatu kemampuan itu disebut

kecerdasan, yaitu:14

1. Adanya potensi isolasi kemampuan karena rusaknya otak

2. Penelitian mengenai kasus idiot savant (orang yang amat cerdas

dalam bidang tertentu namun nyaris tidak memahami bidang yang

12

Howard Gardner, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terj. Alexander Sindoro,

(Tangerang: Interaksara, 2013), hlm. 36. 13

Howard Gardner, Frames of Mind, (New York: Basic Books, 1983), hlm. 60. 14

Ibid, hlm. 67.

13

lain) serta podigy (orang yang sangat menonjol dalam suatu

populasi)

3. Adanya operasi inti atau kumpulan operasi yang dapat dikenali

4. Adanya sejarah perkembangan tersendiri/khusus dari setiap

kecerdasan

5. Sejarah evolusi proses belajar dalam beberapa milenium

6. Adanya dukungan dari penelitian psikologi

7. Adanya dukungan dari berbagai penemuan psikometrik

8. Sensitif pada penyandian dalam sistem simbol

Kaitannya dengan sudut padang teori multiple intelligences Gardner

mengubah setidaknya tiga paradigma mendasar tentang kecerdasan,

antara lain:15

1. Kecerdasan tidak dibatasi Tes Formal

2. Kecerdasan itu multidimensi

3. Kecerdasan adalah proses discovering ability (proses menemukan

kemampuan seseorang)

b. Jenis-jenis kecerdasan dalam Multiple Intelligences

Didasarkan pada hasil temuan biologis tentang adanya unit

fungsional di otak yang bertugas menjalankan fungsi kecerdasan tertentu

serta delapan kriteria kecerdasan di atas, Howard Gardner merumuskan

delapan tipe kecerdasan dalam diri manusia, yaitu:

15

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 70

14

Tipe pertama adalah kecerdasan Linguistik. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi

kata dan bahasa. Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan menonjol

pada kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan

berdebat.

Tipe kedua adalah kecerdasan Matematis-Logis. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kepekaan pada memahami pola-pola logis atau

numeris, serta kemampuan melakukan deduksi dan penalaran ilmiah.

Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan menonjol pada kemampuan

berhitung, menalar dan berpikir logis, serta memecahkan masalah.

Tipe ketiga adalah kecerdasan Visual-Spasial. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kepekaan merasakan dan membayangkan dunia

gambar dan ruang secara akurat termasuk memetakan lokasi berupa

gambaran dalam pikiran. Pemilik tipe kecerdasan ini akan cenderung

menonjol pada kemampuan menggambar, memotret, membuat patung,

serta mendesain.

Tipe keempat adalah kecerdasan Musikal. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kepekaan dan kemampuan menciptakan dan

mengapresiasikan irama, pola titi nada dan warna, serta apresiasi

bentuk-bentuk ekspresi emosi musikal. Pemilik tipe kecerdasan ini

cenderung akan menonjol pada kemampuan menciptakan lagu,

mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.

15

Tipe kelima adalah kecerdasan Kinestetis. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kemampuan mengontrol gerak tubuh dan

kemahiran mengelola objek, respon, dan refleks. Pemilik tipe

kecerdasan ini cenderung akan menonjol pada kemampuan gerak

motorik dan keseimbangan.

Tipe keenam adalah kecerdasan Interpersonal. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kepekaan mengenali perbedaan, secara khusus,

perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan

kehendak pada orang lain. Mereka juga unggul dalam keterampilan

membaca kehendak dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan

itu disembunyikan. Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan

menonjol pada kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin,

kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerja sama, dan memiliki

empati yang tinggi.

Tipe ketujuh adalah kecerdasan Intrapersonal. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki kemampuan mengetahui aspek-aspek internal

dari seseorang, seperti akses pada merasa hidup dari diri sendiri, rentang

emosi sendiri, kemampuan memengaruhi diskriminasi di antara emosi-

emosi ini dan pada akhirnya memberi label pada emosi itu dan

menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman

tingkah laku sendiri. Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan

menonjol pada kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam,

16

kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai

diri dan tujuan hidup.

Tipe kedelapan adalah kecerdasan Naturalis. Orang dengan tipe

kecerdasan ini memiliki keahlian membedakan anggota-anggota spesies,

mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara

beberapa spesies baik secara formal maupun non-formal. Mereka

cenderung akan menonjol pada kemampuan meneliti gejala-gejala alam,

mengklasifikasi, dan mengidentifikasi.

c. Multiple intelligences dalam dunia pendidikan

Awalnya teori multiple intelligences adalah kajian penting dalam

wilayah psikologi. Namun seiring dengan berkembangnya teori ini, ada

bidang ilmu lain yang pada perkembangannya kemudian turut

mengadopsi teori ini sebagai landasan praktis, yakni pendidikan.

Adanya redefinisi kecerdasan membawa dampak panjang dalam

penyelenggaraan pendidikan karena definisi kecerdasan itulah yang

kemudian akan menjadi dasar rumusan tujuan penyelenggaraan

pendidikan dan upaya pencapaiannya. Howard Gardner sendiri

menyatakan bahwa penilaian kecerdasan dapat memainkan peran

penting dalam pengembangan kurikulum.16

Indonesia sendiri memiliki rumusan cita-cita bangsa yang salah

satunya berbunyi mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya

pembentukannya, kecerdasan tidak boleh disalahartikan. Seperti

16

Howard Gardner, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terj. Alexander Sindoro,

(Tangerang: Interaksara, 2013), hlm. 54.

17

ungkapan Sartono Mukadis (Alm), psikolog senior Universitas

Indonesia dalam sebuah wawancara oleh Tim Kompas pada edisi 19

Juni 2003 yang telah dikutip oleh Suparlan (2004), bahwa kesalahan

pemaknaan kecerdasan yang hanya menekankan pada kecerdasan

intelektual itu lebih jauh akan terefleksi secara nyata dalam kesalahan

pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, kurikulum yang

berisi bahan ajar, sistem penilaian pendidikan, sampai dengan bentuk

laporan hasil belajar berupa buku rapor yang diberikan kepada orang

tua. Adanya sistem ranking atau peringkat itu lebih memihak kepada

aspek akademis, dan sama sekali tidak menunjukkan keberhasilan siswa

dalam bidang lainnya. Sistem peringkat tersebut sangat menafikkan

adanya kemajemukan dalam kecerdasan yang dimiliki setiap manusia.17

Multiple intelligences bukanlah bidang studi. Pemahaman yang

benar harus bermula dari sejarah penemuan MI yang awalanya

merupakan teori kecerdasan dalam ranah psikologi. Ketika ditarik ke

dunia edukasi, MI menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi

apa pun dalam semua bidang studi. Inti strategi pembelajaran ini adalah

bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar mudah dimengerti

oleh siswanya.18

MI juga bukan merupakan kurikulum. Tidak ada

panduan kurikulum ataupun silabus MI. MI sebenarnya adalah strategi

pembelajaran berupa rangkaian aktivitas belajar yang merujuk pada

17

Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2004),

hlm. 3. 18

Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 108.

18

indikator hasil belajar yang sudah ditentukan dalam silabus.19

Kurikulum pedidikan Indonesia belakangan ini, mulai dari KTSP, yang

berbasis kompetensi, mulai mengarah pada otonomi pihak sekolah

merancang sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya

masing-masing untuk mencapai kompetensi yang telah distandardkan

pemerintah. Kurikulum ini justru sangat strategis untuk menerapakan MI

sebagai basis pembelajaran.

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Multiple intelligences

Pelaksanaan pembelajaran memiliki banyak aspek yang menjadi

tiang penyangga, yang kesemuanya itu harus sama-sama dibangun guna

terwujudnya proses pembelajaran yang ideal. Berikut ini adalah

beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam usaha

menerapkan MI sebagai basis pembelajaran.

1) Paradigma sekolah unggul

Dalam teori MI, yang dinamakan sekolah unggul adalah sekolah

yang menekankan pada the best procces bukan the best input. Oleh

karena itu sekolah MI tidak menggunakan seleksi masuk berupa tes

formal bagi calon siswa baru.20

2) Dari aspek guru

Ada beberapa syarat mendasar menjadi guru profesional,

diantaranya:21

a) Bersedia untuk selalu belajar

19

Ibid. 20

Ibid, hlm. 91. 21

Ibid, hlm. 149.

19

b) Secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar

c) Bersedia diobservasi

d) Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas

e) Memiliki karakter yang baik

Berkaitan dengan paradigma, cara, dan komitmen, Chatib

merumuskan beberapa langkah penting menjadi Gurunya Manusia (Guru

Multiple Intelligences). Beberapa poin yang harus diperhatikan dan

dipegang teguh guru antara lain:22

a) Di hadapan gurunya manusia, setiap anak adalah juara

b) Guru yang mengajar dengan hati

c) Memahami kemampuan dalam arti luas

d) Terus menjelajah kemampuan siswa

e) Guru yang mengajar dengan cara yang menyenangkan

f) Gurunya manusia adalah sang fasilitator

3) Dari aspek strategi pembelajaran

Chatib menyebutkan bahwa strategi mengajar itu sangat dekat

dengan kreativitas guru sehingga jumlah dan nama strategi itu harus luas

dan tak terbatas. Beberapa contoh strategi tersebut antara lain:23

Tabel 1.1

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

Judul

Learning Moment Nama Strategi

Multiple intelligences

Approach

Empat Puluh Menit di

Kelas Ternakal Strategi Diskusi

Ranah linguistik dan

interpersonal

Akhirnya Bayi-Bayi Strategi Action Ranah matematis-logis dan

22

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 66. 23

Ibid, hlm. 139.

20

Itu Selamat Research naturalis

Aku Ingin Menjadi

Menteri Penjaga

Selokan

Strategi Klasifikasi Ranah matematis-logis dan

naturalis

Berburu Apel Emas Strategi Analogi Ranah matematis-logis,

spasial-visual, dan naturalis

Pantun Bakso Cinta Strategi Identifikasi

Ranah matematis-logis,

spasial-visual, intrapersonal,

dan naturalis

Abrahah yang

Sombong Strategi Sosiodrama

Ranah Linguistik, kinestetis,

dan interpersonal

Ali Sang Pemberani

dari Khaibar Strategi Penokohan

Ranah spasial-visual,

linguistik, dan kinestetis

4) Dari aspek perencanaan pembelajaran

Rencana pembelajaran (lesson plan) adalah perencanaan yang dibuat

oleh guru sebelum mengajar. Di Indonesia lesson plan lebih dikenal

sebagai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam membuat

perencanaan guru juga harus memahami paradigma di bawah ini agar

tidak terkungkung dalam paradigma lama yang salah.24

Tabel 1.2

Perbandingan Paradigma Pembelajaran Dahulu dan Sekarang

Paradigma lama yang salah Paradigma baru yang benar

Guru mengajar = siswa belajar

Proses guru mengajar tidak sama denga proses murid

belajar, karena mengajar dan

belajar adalah dua hl yang

jauh berbeda

Perencanaan mengajar terletak pada bagaimana

guru mengajar kemudian

murid mengerti

Perencanaan mengajar terletak pada mengerti bagaimana

murid bisa, barulah

merancang bagaimana guru

mengajar

Guru mengajar murid memahami

Cara murid memahami cara guru mengajar

24

Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 150.

21

Lesson plan dibuat untuk setiap kompetensi dasar dalam sebuah

silabus. Bila ada tujuh kompetensi dasar dalam satu tahun maka

seyogyanya guru membuat tujuh lesson plan pula.25

5) Dari aspek evaluasi pembelajaran

Model evaluasi pembelajaran yang diterapkan dalam konsep MI

adalah model penilaian autentik. Seperti yang sudah mulai

dikembangkan dalam kurikulum pendidikan Indonesia di mana penilaian

didasarkan pada kompetensi bukan pada materi.

Benjamin S. Bloom, kaitannya dengan penilaian kompetensi

menyebutkan beberapa batasan, antara lain:

a) Pengukuran tunggal tidak cukup untuk memberikan

gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,

pengetahuan, dan sikap seorang siswa.

b) Hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena siswa terus

berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

Atas dasar konsep tersebut, penilaian autentik merupakan perubahan

paradigma yang fundamental jika dibandingkan dengan penilaian

sebelumnya.26

Tabel 1.3

Perbandingan Paradigma Penilaian

Paradigma Penilaian

Tradisional Paradigma Penilaian Autentik

Penilaian menekankan pada

peringkat dan mengklasifikan

siswa

Penilaian menekankan pada

kompetensi yang diajarkan

Mengesampingkan siswa yang Membantu siswa yang lemah

25

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 194. 26

Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 154.

22

tidak mampu (lemah) untuk berkembang

Peringkat dan klasifikasi

cenderung kompetisi yang

berlebihan

Penilaian kompetensi cenderung

membangun semangat kerja

sama

Penilaian hanya menitik beratkan

pada aspek kognitif

Penilaian menitikberatkan pada

tiga ranah, yaitu kognitif,

psikomotorik, dan afektif

Pengumpulan informasi nilai

hanya denga tes

Pengumpulan informasi nilai

dengan tes dan non-tes

Pada penilaian autentik, apapun bentuk tes dan non-tes yang

diberikan, serta bagaimana cara memberikan penilaian sekaligus

pelaporan, memiliki konsep-konsep dasar. Di antara konsep dasar

tersebut adalah:27

a) Tes berkualitas adalah tes yang dapat dikerjakan

Jika sebuah tes ketika diujikan kepada siswa membawa hasil

sebagian besar siswa tidak berhasil menjawabnya sesuai standar

ketuntasan, dapat diartikan bahwa soal test itu berkualitas rendah.

b) Tes yang dilaksanakan merupakan ability test bukan disability test

Ability test adalah tes kemampuan sedangkan disability test adalah

tes ketidakmampuan. Tes yang dilakukan guru haruslah yang mengukur

kemampuan siswa, bukan ketidakmampuannya. Ciri-ciri disability test

adalah:

(1) Soal-soal yang diberikan menitikberatkan pada unfamiliar test, yaitu

soal-soal yang tidak biasa dijumpai dari proses belajar sehari-hari

baik konten maupun jenisnya

27

Ibid, hlm. 156.

23

(2) Soal-soal yang tidak punya range/batasan yang sudah disepakati,

artinya tidak sesuai antara bab mana saja menurut perintah guru yang

harus dipelajari serta materi tes yang dikeluarkan

c) Pengadaan discovering ability

Discovering ability adalah aktivitas guru untuk menjelajahi

kemampuan siswa pada saat hasil test tersebut di bawah standar

ketuntasan. Discovering ability juga dapat diartikan meminta siswa

menjawab soal yang sama dengan cara yang lain. Apabila discovering

ability ini tidak berhasil, barulah dilakukan remedial test (tes

pengulangan).

d) Penilaian berbasis proses

Dalam penilaian autentik, guru punya kesempatan untuk menilai

aktivitas siswa setiap kali ia bertatap muka dengan para siswanya. Nilai

hasil akhir adalah rata-rata dari tatap muka pertama sampai ketiga

dengan kategori ranah peniliain masing-masing, yaitu ranah kognitif,

psikomotorik, dan afektif.

e) Penerapan konsep ipsative

Penilaian autentik menganut konsep ipsative, yaitu perkembangan

hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebelum

dan sesudah mendapatkan materi pelajaran. Perkembangan siswa yang

satu tidak boleh dibandingkan dengan siswa yang lain. Oleh karena itu,

penilaian autentik tidak mengenal ranking.

24

6) Dari aspek supervisi

Supervisi dapat dikatakan sebagai upaya lembaga pendidikan untuk

senantiasa berbenah diri dan semakin memperbaiki kualitas

penyelenggaraan pendidikan di dalamnya. Dalam rangka penerapan MI

sebagai basis penyelenggaraan pembelajaran di sekolah, hendaknya

supervisor mengadakan beberapa program berikut:

(a) Mengadakan program pelatihan guru dalam kurun waktu tertentu

sebagai upaya peningkatan kompetensi guru.

(b) Mengadakan program pertemuan rutin untuk evaluasi kinerja dan

musyawarah pemecahan masalah yang dihadapi.

(c) Membuat arsip rekam problem pengajaran yang dihadapi guru-guru

berikut solusi yang digunakan guna dijadikan rujukan apabila

terulang masalah yang sama.

(d) Membuat rapor kinerja guru.

(e) Membuat rapor lesson plan dan membuka konsultasi bagi guru

dalam penyusunannya.

2. Pembelajaran Bahasa Arab

a. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Menurut Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan tujuan

pembelajaran bahasa Arab secara teoritis berarti tujuan menumbuhkan

kemampuan bahasa Arab. Dengan pembelajaran bahasa secara terus

menerus dapat diperolah keterampilan berbahasa, yakni menyimak,

25

berbicara, membaca, dan menulis.28

Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan

pembelajaran bahasa Arab adalah diperolehnya keterampilan berbahasa

Arab yang terdiri dari menyimak (mahrah al-istim), berbicara

(mahrah al-kalm), membaca (mahrah al-qirah), dan menulis

(mahrah al-kitbah).

Selanjutnya dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran bahasa

Arab bagi pihak pendidik adalah agar dapat menjadikan bahasa Arab

mudah dikuasai oleh para pelajar. Sedangkan bagi pihak pelajar agar

dapat menguasai bahasa Arab. Penguasaan bahasa Arab secara aktif atau

pasif pada dasarnya adalah cara pandang terhadap pemakaian bahasa.

Ketika berperan sebagai pendengar berarti sedang bersikap pasif dalam

arti menerima pemahaman, meskipun cara mendengar dan

memahaminya itu degan aktif. Seseorang yang sudah dapat

menggunakan suatu bahasa dengan berbicara berarti sudah menguasai

bahasa dengan aktif. Karena itu pada dasarnya tujuan pembelajaran

bahasa adalah agar bahasa dapat dikuasai dan mempergunakannya

secara aktif.29

b. Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Metode mencakup cara dan sarana untuk menyajikan materi

pelajaran, maka ketepatan memilih metode sangat menentukan

keberhasilan penggunaan metode pembelajaran tersebut. Dalam

28

Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,

(Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 5. 29

Ibid, hlm. 5.

26

pembelajaran bahasa Arab, setidaknya ada lima metode yang populer

digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, diantaranya:30

1) arqah Al-Qawid wa Al-Tarjamah (Metode Tata Bahasa dan

Terjemah)

2) Al-arqah Al-Mubsyirah (Metode Langsung)

3) Al-arqah Al-Samiyyah Al-Syafawiyyah (Metode Audio-Lingual)

4) Al-arqah Al-Qirah (Metode membaca)

5) Al-arqah Al-Marifiyyah (Metode Kognitif)

3. Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligences

Dari dua aspek teori yang telah dipaparkan di atas, baik dari sisi teori

multiple intelligences maupun sisi pembelajaran bahasa Arab, dapat

dirumuskan beberapa prinsip gambaran pembelajaran bahasa Arab berbasis

MI, yaitu:

a. Guru bahasa Arab harus memiliki perencanaan pembelajaran yang

terkonsep rapi setiap mengajar dengan sistematika yang memenuhi

standar lesson plan pada teori MI.

b. Guru bahasa Arab harus kreatif merancang metode pembelajaran yang

memiliki MI approach setiap pertemuannya.

c. Guru bahasa Arab harus melakukan model penilaian autentik yang

memenuhi empat mahrah dan tiga ranah penilaian.

30

Ibid, hlm. 23.

27

d. Guru bahasa Arab tidak boleh memberlakukan sistem ranking dalam

menilai siswa.

e. Guru bahasa Arab hendaknya mengikuti pelatihan guru dalam jangka

waktu tertentu secara rutin untuk meningkatkan keterampilan mengajar.

f. Guru bahasa Arab hendaknya melakukan evalusi bersama dengan guru

bahasa Arab lain dalam rangka menyelesaikan masalah yang belum

terpecahkan dan sharing pengalaman.

g. Guru bahasa Arab seharusnya memiliki rapor guru yang dibuat oleh

kepala sekolah atau supervisor yang lain.

F. Kerangka Berpikir

Dari permasalahan yang telah diungkap diatas, serta penjelasan tentang

konsep MI, peneliti merumuskan kerangka berpikir yaitu jika metode

pembelajaran bahasa Arab menarik dan sesuai dengan gaya belajar siswa, maka

prestasi belajar akan meningkat (positif). Namun jika metode pembelajaran

bahasa Arab tidak menarik dan tidak sesuai dengan gaya belajar siswa, maka

prestasi belajar bahasa Arab akan menurun atau tetap (negatif).

G. Hipotesis

Dari landasaran teori dan kerangka berpikir yang telah disebutkan, maka

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

28

1. H0 : Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences

tidak efektif meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK

Muhammadiyah 1 Patuk.

2. Ha : Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences

efektif meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK

Muhammadiyah 1 Patuk.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan (field

research) dengan teknik pengambilan data langsung di lokasi subjek

penelitian.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment),

yaitu eksperimen seolah murni31

, dengan menggunakan Non Equivalen

Control Group Design. Non Equivalen Control Group Design merupakan

desain penelitian yang hampir sama dengan pretest-posttest control group

design pada True Eksperimental Design, hanya saja pada design ini kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.32

Dalam

31

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), hlm. 207. 32

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hlm. 79.

29

design penelitian ini sering digunakan intact group, seperti kelas, yang

menyebabkan randomisasi tidak dapat dilakukan.33

Penelitian ini dilakukan dengan pemberian perlakuan (treatment) berupa

strategi pembelajaran bahasa Arab berbasis MI kepada suatu kelas yang

kemudian disebut kelas eksperimen dan dibandingkan dengan kelas yang tidak

diberi perlakuan yang kemudian disebut sebagai kelas kontrol. Gambaran dari

design tersebut adalah:

Gambar 1.1

Desain Penelitian Eksperimen

Keterangan:

O1 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas eksperimen sebelum treatment

O2 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas eksperimen setelah treatment

O3 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas kontrol sebelum treatment

O4 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas kontrol setelah treatment

X : Pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligences

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas

pada kelas X yaitu kelas X Audio Video sebagai kelas eksperimen dan kelas

X Teknik Informatika sebagai kelas kontrol.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Patuk Kab.

Gunungkidul Yogyakarta.

33

Nyoman Dantes, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012), hlm. 97.

O1 X O2

.............................

O3 O4

30

5. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dan semester genap

tahun ajaran 2015/2016 dan dimulai pada awal November 2015 hingga akhir

Februari 2016.

6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik yang akan peneliti gunakan dalam melakukan penelitian ini

antara lain:

a. Tes

Tes pertama merupakan penelusuran jenis kecerdasan pada kelas subjek

dengan instrumen multiple intellegences research. MIR atau dalam pendapat

lain disebut Multiple Intelligences Scale merupakan alat tes MI untuk

menggali kecenderungan kecerdasan seseorang yang dijadikan indikator

penentu gaya belajarnya dan pada akhirnya dijadikan patokan dalam

merumuskan gaya mengajar yang akan diterapkan.34

Tes selanjutnya adalah

pretest bahasa Arab untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap

materi sebelum dilakukan treatment. Tes yang terakhir adalah postest bahasa

Arab untuk mengetahui tingkat peningkatan kemampuan siswa terhadap

materi setelah dilakukan treatment. Dalam hal ini peneliti hanya

menggunakan instrumen tes tertulis dengan pertimbangan bahwa secara

umum aspek keterampilan bahasa yang difokuskan pada sekolah subjek

adalah mahrah al-qirah.

34

J.J. Reza Prasetya dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences, (Yogyakarta:

Penerbit Andi, 2009), hlm. 7.

31

b. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk mendokumentasikan berbagai informasi

seputar SMK Muhammadiyah 1 Patuk meliputi letak geografis, peserta didik,

pendidik, dan prestasi sekolah.

7. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji validitas isi (content validity). Validitas isi adalah tingkat di mana suatu

tes mengukur lingkup isi yang dimaksudkan. Dalam menguji validitas isi

suatu instrumen tes peneliti dapat berkonsultasi atau menerima peran dari ahli

untuk menentukan apakah instrumen itu valid dalam hal isi.35

Pengujian validitas isi terhadap soal pretest dan postest dilakukan dengan

pelaksanaan koreksi yang dilakukan oleh guru bahasa Arab di sekolah subjek

serta dosen pembimbing skripsi terhadap kisi-kisi dan soal guna menilai

kesesuaian soal tes tersebut dengan kurikulum yang berlaku di SMK

Muhammadiyah 1 Patuk.

8. Teknik Analisis Data

Gambar 1.2

Desain Penelitian Eksperimen

Dalam penelitian ini akan dilakukan dua kali analisis. Pertama menguji

perbedaan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok

35

Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: ANDI Offset,

1995), Hlm. 59.

O1 X O2

.............................

O3 O4

32

kontrol (O1 : O3) menggunakan t-test jenis independent samples t-test. T-test

merupakan tes yang digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara efek.36

Dalam hal ini yang dibandingkan adalah perbedaan efek antara kelas yang

diberi strategi pembelajaran berbasis MI dan yang tidak. Kedua menguji

hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah

Penerapan metode pembelajaran berbasis MI efektif meningkatkan prestasi

belajar bahasa Arab siswa kelas X Audio Video SMK Muhammadiyah 1

Patuk. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut

adalah teknik t-test untuk dua sampel related. Yang diuji adalah perbedaan

antara O2 dan O4. Jika terdapat perbedaan di mana O2 lebih besar dari O1 maka

penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences berpengaruh

positif, dan bila O2 lebih kecil dari pada O4 maka berpengaruh negatif.37

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian dalam skripsi ini terbagi menjadi empat bab.

Keempat bab tersebut terinci sebagai berikut:

Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka berpikir, hipotesis,

metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberi

gambaran awal kepada pembaca mengenai rangkaian penelitian yang dilakukan

peneliti beserta gambaran urgensinya.

36

Deni Darmawan, Metode Penelitian Kusntitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), hlm. 180. 37

Ibid, hlm. 159.

33

Bab II berisi gambaran umum SMK Muhammadiyah 1 Patuk yang meliputi

sejarah, letak geografis, keadaan peserta didik dan tenaga kependidikan, serta

prestasi sekolah.

Bab III berisi pembahasan hasil penelitian meliputi hasil tes jenis

kecerdasan siswa dan analisis nilai hasil belajar bahasa Arab.

Bab IV merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan akhir,

kekurangan penelitian, saran-saran peneliti, serta kata penutup.

93

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas penerapan

metode pembelajaran berbasis multiple intelligences yang di lakukan pada kelas X

Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Patuk, dapat ditarik beberapa kesimpulan

diantaranya:

1. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, masing-masing memiliki

berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki siswa. Kelas eksperimen memiliki

empat macam jenis kecerdasan siswa yaitu interpersonal, logis, musikal, dan

kinestetis, sedangkan kelas kontrol memiliki lima macam jenis kecerdasan

siswa yaitu interpersonal, intrapersonal, visual, musikal, dan naturalis.

2. Prestasi belajar bahasa Arab kelas eksperimen yang awalnya tidak jauh

berbeda dengan kelas kontrol yaitu dengan rata-rata 44.85 dan 40.75, setelah

diberi treatment berupa metode pembelajaran berbasis multiple intelligences,

mengalami peningkatan menjadi 57.15 dengan signifikansi sebesar 0.022.

3. Prestasi belajar bahasa Arab kelas kontrol yang awalnya tidak jauh berbeda

dengan kelas eksperimen yaitu dengan rata-rata 40.75 dan 44.85, tidak

mengalami peningkatan setelah pembelajaran yaitu menjadi 40.56.

4. Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences

efektif menghasilkan kemampuan bahasa Arab siswa yang lebih tinggi

dibanding kemampuan bahasa Arab siswa di kelas yang tidak menerapkan

metode tersebut dengan signifikansi uji beda sebesar 0.006.

94

5. Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences

lebih efektif meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab dari pada

pembelajaran bahasa Arab tanpa metode tersebut terbukti dengan

meningkatknya rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen dari 44.85 menjadi

57.15 dengan signifikansi uji beda sebesar 0.022.

B. Kekurangan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa kekurangan, diantaranya:

1. Metode pembelajaran ini dinilai akan kurang maksimal jika dilakukan seara

terus menerus, namun dinilai dapat menjadi alternatif yang baik hanya untuk

variasi metode pembelajaran bahasa Arab.

2. Metode ini kurang maksimal diterapkan dalam aspek pembelajaran qidah

karena aspek ini membutuhkan tingkat keseriusan lebih tinggi dalam

penyampaiannya.

3. Kurang intensifnya peneliti mengawasi proses pembelajaran pada kelas

kontrol sehingga nilai hasil belajar yang idealnya meningkat secara umum

justru menurun.

4. Dimungkinkan terdapat bias faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi

belajar bahasa Arab siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena

adanya perbedaan pengajar.

5. Dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences

ternyata belum dapat meningkatkan nilai sampai pada KKM (75) walaupun

kecenderungan rata-rata nilai kelas eksperimen meningkat cukup signifikan.

95

C. Saran

Berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran berbasis multiple

intelligences dalam pembelajaran bahasa Arab, peneliti mengajukan beberapa

saran yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya, pengujian tipe kecerdasan siswa sebisa mungkin

dikondisikan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh siswa agar hasil

pemetaan kecerdasan lebih otentik sehingga metode yang diterapkan tepat

sasaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya review materi selalu dilaksanakan di

setiap akhir pertemuan untuk memastikan materi terserap secara merata ke

semua siswa walaupun metode yang digunakan berbeda-beda untuk setiap

tipe kecerdasan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, idealnya pengajar antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah guru bahasa Arab sekolah asal yang sama. Adapun

peneliti hanya melakukan observasi dan pengawasan. Dengan demikian

treatment idealnya dilakukan oleh pengajar aslinya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya senantiasa mengawasi proses

pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun kontrol secara berimbang.

5. Bagi guru bahasa Arab, hendaknya mulai mencoba menerapkan metode

pembelajaran baru salah satunya metode pembelajaran berbasis multiple

intelligences ini guna meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa.

96

6. Bagi guru bahasa Arab, hendaknya tidak menjadikan metode ini sebagai satu-

satunya metode yang digunakan, namun menjadikannya salah satu alternatif

variasi metode pembelajaran bahasa Arab.

7. Bagi guru bahasa Arab, sebaiknya tidak menggunakan metode ini untuk

aspek pembelajaran qidah namun gunakanlah metode ini untuk aspek

pembelajaran qirah atau hiwr.

8. Bagi guru bahasa Arab, dalam penerapan metode ini hendaknya aktif

mengontrol setiap siswa termasuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa

mengingat metode yang berbeda-beda.

9. Bagi guru bahasa Arab, penerapan metode ini mengandung konsekuensi

keharusan meningkatkan kompetensi, kreativitas, dan kedisiplinan guru

sehingga perlu adanya proses belajar secara kontinu.

10. Bagi siswa, hendaknya aktif bertanya dan berpendapat baik dalam hal materi

maupun metode pembelajaran guru agar pembelajaran bahasa Arab lebih

kondusif dan sesuai kebutuhan siswa.

D. Kata Penutup

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga selesailah

penyusunan skripsi ini tanpa aral yang berarti. Apresiasi yang sebesar-besarnya

penulis haturkan atas datangnya kritik dan saran demi perbaikan karya ilmiah ini

dan karya ilmiah yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dan memberi sumbang sih yang berarti bagi kemajuan dunia

pendidikan islam khususnya pendidikan bahasa Arab.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Nurul Lubab, Efektivitas Icebreaker Dalam Meningkatkan Minat Dan

Hasil Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Arab" (studi Eksperimen

Terhadap Siswa Kelas VIII MTs N Ngemplak Sleman) 2015, Yogyakarta:

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2015.

Armstrong, Thomas, Kecerdasan Jamak dalam Membaca dan Menulis, Jakarta:

Indeks, 2014.

Chatib, Munif, Gurunya Manusia, Bandung: Kaifa, 2011.

___________, Sekolahnya Manusia, Bandung: Kaifa, 2009..

Dantes, Nyoman, Metode Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012.

Darmawan, Deni, Metode Penelitian Kusntitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Gardner, Howard, Frames of Mind, New York: Basic Books, 1983.

______________, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terj. Alexander

Sindoro, (Tangerang: Interaksara, 2013.

Heriyana, Efektivitas Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences terhadap

Peningkatan Kemampuan Muhadatsah, Bandung: Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Istiqomah, Laelatul, Eksperimentasi Media Berbasis E-Learning Pada

Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VIII Madrsah Tsanawiyah Negeri

LAB UIN Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Kurikulum ISMUBA untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah D.I. Yogyakarta,

Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I.Y, 2012.

L.A.S, A. Akrom Malibary, dkk, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada

Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Jakarta: Proyek Pengembangan

Sistim Pendidikan Agama Departemen Agama R.I., 1976.

Muna, Wa, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Teras, 2011.

Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa

Arab, Malang: UIN-Maliki Press, 2012.

Prasetya, J.J. Reza dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences,

Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009.

Qorina, Dwi, Proses Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam Pekalongan

Ditinjau dari Teori Multiple intelligences(Sebuah Studi Kasus), Yogyakarta:

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2010.

Reksoatmodjo, Tedjo N., Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan, Bandung:

Refika Aditama, 2009.

Shodiq, Muhammad Jafar, Metode Pembelajaran Bahasa Arab dengan

Pendekatan Multiple Intelligences, Jurnal SINTESA, Yogyakarta : Yayasan

Pendidikan Islam (YPI) Al Rahmah, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009.

Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta: ANDI

Offset, 1995.

Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Yogyakarta: Hikayat Publishing,

2004.

Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan

Jamak (Multiple intelligences), Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2013.

Putri, Ratu Ilma Indra, Uji Normalitas dan Homogenitas, www.slideshare.net.

www.pauluswinarto.com.

http://www.slideshare.net/http://www.pauluswinarto.com/

Analisis Deskriptif Hasil Pretest

Analisis Deskriptif Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Statistic Std. Error

Nilai_Pretest Kontrol Mean 40.75 2.231

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 35.99

Upper Bound 45.51

5% Trimmed Mean 40.56

Median 40.00

Variance 79.667

Std. Deviation 8.926

Minimum 25

Maximum 60

Range 35

Interquartile Range 9

Skewness .604 .564

Kurtosis .990 1.091

Eksperimen Mean 44.85 1.585

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 41.39

Upper Bound 48.30

5% Trimmed Mean 45.05

Median 46.00

Variance 32.641

Std. Deviation 5.713

Minimum 32

Maximum 54

Range 22

Interquartile Range 6

Skewness -.514 .616

Kurtosis 1.213 1.191

Analisis Deskriptif Hasil Posttest

Analisi Deskriptif Hasil Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Statistic Std. Error

Nilai_Posttest Kontrol Mean 40.56 2.666

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 34.88

Upper Bound 46.25

5% Trimmed Mean 40.29

Median 40.50

Variance 113.729

Std. Deviation 10.664

Minimum 23

Maximum 63

Range 40

Interquartile Range 15

Skewness .166 .564

Kurtosis .117 1.091

Eksperimen Mean 57.15 5.208

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 45.81

Upper Bound 68.50

5% Trimmed Mean 56.95

Median 56.00

Variance 352.641

Std. Deviation 18.779

Minimum 30

Maximum 88

Range 58

Interquartile Range 30

Skewness .374 .616

Kurtosis -.813 1.191

Analisis Deskriptif Nilai Gain (Peningkatan)

Analisi Deskriptif Nilai Gain (Peningkatan) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Statistic Std. Error

Nilai_Gain Kontrol Mean -.19 2.838

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -6.24

Upper Bound 5.86

5% Trimmed Mean -.26

Median .00

Variance 128.829

Std. Deviation 11.350

Minimum -17

Maximum 18

Range 35

Interquartile Range 22

Skewness .064 .564

Kurtosis -1.346 1.091

Eksperimen Mean 12.31 4.681

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.11

Upper Bound 22.51

5% Trimmed Mean 12.06

Median 8.00

Variance 284.897

Std. Deviation 16.879

Minimum -14

Maximum 43

Range 57

Interquartile Range 27

Skewness .601 .616

Kurtosis -.439 1.191

Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreE .137 13 .200* .947 13 .550

PostE .153 13 .200* .945 13 .529

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreK .239 16 .015 .916 16 .147

PostK .118 16 .200* .973 16 .880

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Nilai Pretest

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Nilai_Pretest Based on Mean .882 1 27 .356

Based on Median .741 1 27 .397

Based on Median and with

adjusted df .741 1 22.707 .398

Based on trimmed mean .857 1 27 .363

Uji Homogenitas Nilai Postest

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Nilai_Posttest Based on Mean 4.068 1 27 .054

Based on Median 3.858 1 27 .060

Based on Median and with

adjusted df 3.858 1 21.138 .063

Based on trimmed mean 4.033 1 27 .055

Uji Homogenitas Nilai Gain

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Nilai_Gain Based on Mean 1.621 1 27 .214

Based on Median .668 1 27 .421

Based on Median and with

adjusted df .668 1 17.619 .425

Based on trimmed mean 1.503 1 27 .231

Uji-T Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai_Pretest Eksperimen 13 44.85 5.713 1.585

Kontrol 16 40.75 8.926 2.231

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Nilai_Pretest Equal variances

assumed .882 .356 -1.431 27 .164 -4.096 2.862 -9.969 1.777

Equal variances not

assumed -1.497 25.756 .147 -4.096 2.737 -9.724 1.532

Uji-T Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai_Posttest Kontrol 16 40.56 10.664 2.666

Eksperimen 13 57.15 18.779 5.208

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Nilai_Posttest Equal variances

assumed 4.068 .054 -2.996 27 .006 -16.591 5.537 -27.953 -5.230

Equal variances

not assumed -2.836 18.118 .011 -16.591 5.851 -28.878 -4.305

Uji-T Nilai Gain (Peningkatan) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai_Gain Kontrol 16 -.19 11.350 2.838

Eksperimen 13 12.31 16.879 4.681

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Nilai_Gain Equal variances

assumed 1.621 .214 -2.377 27 .025 -12.495 5.257 -23.281 -1.709

Equal variances not

assumed -2.283 20.251 .033 -12.495 5.474 -23.905 -1.085

Uji-T Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest_E 44.85 13 5.713 1.585

Posttest_E 57.15 13 18.779 5.208

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest_E & Posttest_E 13 .468 .107

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest_E - Posttest_E -12.308 16.879 4.681 -22.508 -2.108 -2.629 12 .022

Tabel Distribusi F

DF NUMERATOR

DENUMERATOR 1 2 3 4 5 30 40 60 120

1 161,447,639 199,500,000 215,707,345 224,583,241 230,161,878 250,095,148 251,143,153 252,195,739 253,252,854

2 18,512,821 19,000,000 19,164,292 19,246,794 19,296,410 19,462,411 19,470,736 19,479,064 19,487,394

3 10,127,964 9,552,094 9,276,628 9,117,182 9,013,455 8,616,576 8,594,411 8,572,004 8,549,351

4 7,708,647 6,944,272 6,591,382 6,388,233 6,256,057 5,745,877 5,716,998 5,687,744 5,658,105

5 6,607,891 5,786,135 5,409,451 5,192,168 5,050,329 4,495,712 4,463,793 4,431,380 4,398,454

6 5,987,378 5,143,253 4,757,063 4,533,677 4,387,374 3,808,164 3,774,286 3,739,797 3,704,667

7 5,591,448 4,737,414 4,346,831 4,120,312 3,971,523 3,375,808 3,340,430 3,304,323 3,267,445

8 5,317,655 4,458,970 4,066,181 3,837,853 3,687,499 3,079,406 3,042,778 3,005,303 2,966,923

9 5,117,355 4,256,495 3,862,548 3,633,089 3,481,659 2,863,652 2,825,933 2,787,249 2,747,525

10 4,964,603 4,102,821 3,708,265 3,478,050 3,325,835 2,699,551 2,660,855 2,621,077 2,580,122

11 4,844,336 3,982,298 3,587,434 3,356,690 3,203,874 2,570,489 2,530,905 2,490,123 2,448,024

12 4,747,225 3,885,294 3,490,295 3,259,167 3,105,875 2,466,279 2,425,880 2,384,166 2,340,995

13 4,667,193 3,805,565 3,410,534 3,179,117 3,025,438 2,380,334 2,339,180 2,296,596 2,252,414

14 4,600,110 3,738,892 3,343,889 3,112,250 2,958,249 2,308,207 2,266,350 2,222,950 2,177,811

15 4,543,077 3,682,320 3,287,382 3,055,568 2,901,295 2,246,789 2,204,276 2,160,105 2,114,056

16 4,493,998 3,633,723 3,238,872 3,006,917 2,852,409 2,193,841 2,150,711 2,105,813 2,058,895