metode pembelajaran berbasis multiple...
TRANSCRIPT
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB
SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
NAFIATUR RASYIDAH
NIM: 12420119
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
ix
HALAMAN MOTTO
Barang siapa memasuki waktu senjanya dalam
keadaan lelah karena kerja kerasnya, maka ia
memasuki waktu senjanya itu dalam keadaan
diampuni (Allah)1
1 Hadits Riwayat Thabrani dalam kitab Majma al-zawid wa manba al-fawid juz 2 bab
ittikh al-ml, hlm. 66.
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada
Almamater Tercinta,
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, semua keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta para pengikut
beliau sampai hari kemudian.
Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X Audio Video SMK
Muhammadiyah 1 Patuk Tahun Ajaran 2015-2016 ini sebagai karya ilmiah untuk
memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Arab.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa terlaksananya
proses tersebut tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Tasman Hamami, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.SI., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
3. Bapak Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M.M., selaku dosen pembimbing akademik
penulis yang telah senantiasa membimbing penulis dan memberikan nasehat selama
kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
4. Bapak Muhammad Jafar Shodiq, S.Pd.I, M.SI. selaku dosen pembimbing skripsi,
yang telah membimbing, memberikan pengarahan serta masukan hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
xii
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, khususnya Bapak Ibu Dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab yang telah memberikan ilmu, wawasan, serta fasilitas kepada penulis
selama kuliah.
6. Bapak Drs. Basuki Rahmad, selaku Kepala SMK Muhammadiyah 1 Patuk yang telah
menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian
di sekolah tersebut.
7. Bapak Muhammad Rizal Baidhowi, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran Bahasa Arab
SMK Muhammadiyah 1 Patuk yang telah dengan sabar membimbing dan
memfasilitasi penulis dalam melaksanakan penelitian di dalam kelas.
8. Siswa-siswi kelas X Audio Video dan X Teknik Informatika SMK Muhammadiyah
1 Patuk yang telah bersedia menjadi sumber data yang baik dan membantu
terlaksananya penelitian ini.
9. Adik Muhammad Fauzi Ihsan yang telah secara rutin membantu mobilitas penulis
dalam melaksanakan penelitian ini.
10. Ibunda Sumitrah, ayahanda Zainal Komari (Alm.) serta kakak Muhammad Latif
Zakiyyuddin yang tak berhenti memberikan dukungan dan doa bagi terlaksananya
penelitian ini.
11. Ibu Nyai Hj. Durroh Nafisah, pengasuh PP. Yayasan Ali Maksum Komplek Hindun-
Anisah Krapyak Yogyakarta yang menjadi salah satu sumber inspirasi penulis untuk
segera menyelesaikan penelitian ini.
12. Segenap sahabat MUNASIB (jurusan PBA angkatan 2012), santri Hindun-Anisah
PP. Ali Maksum Krapyak, serta sahabat PPL-KKN Integratif kelompok 53, yang
senantiasa memberikan semangat dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis
dalam menyelesaikan penelitian ini.
xiv
ABSTRAK
Nafiatur Rasyidah. 12420119. Metode Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMK
Muhammadiyah 1 Patuk. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode
pembelajaran berbasis multiple intelligences lebih efektif dibanding pembelajaran
tanpa metode berbasis multiple intelligences dalam meningkatkan prestasi belajar
bahasa Arab. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X Audio Video
sebagai kelas eksperimen dan X Teknik Informatika sebagai kelas kontrol.
Efektivitas penerapan metode ini diketahui dengan cara membandingkan nilai
hasil belajar dan nilai peningkatan di antara kedua kelas tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model desain
eksperimen kuasi (Quasi Eksperimental). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel bebas yakni pembelajaran dengan metode berbasis multiple intelligences
dan pembelajaran tanpa metode tersebut serta variabel terikat yakni prestasi
belajar bahasa Arab. Dalam rangka mengumpulkan data, peneliti menggunakan
teknik tes dan dokumentasi. Adapun tes dalam penelitian ini meliputi multiple
intelligences test, pretest bahasa Arab, dan posttest bahasa Arab. Teknik analisis
data untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah dengan melakukan uji-t
melalui program SPSS 22 serta uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan
sebelumnya sebagai uji prasyarat.
Hasil analisis data meggunakan uji-t menunjukkan bahwa prestasi belajar
kelas eksperimen setelah treatment lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan
signifikansi 0.006 di mana lebih kecil dari 0.05. Sesuai dengan pedoman
pengambilan keputusan pada Independent Sample T-Test maka diputuskan bahwa
terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa setelah penerapan metode multiple
intelligences lebih tinggi dibanding sebelumnya dengan signifikansi 0.002 di
mana lebih kecil dari 0.05. Sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan pada
Paired Sample T-Test maka diputuskan bahwa terdapat perbedaan signifikan di
antara keduanya. Dari hasil-hasil analisis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences efektif
meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas X Audio Video SMK
Muhammadiyah 1 Patuk.
Kata Kunci: Efektivitas, Multiple Intelligences, Prestasi Belajar, Bahasa Arab.
xv
. .
. . :
.
.
. .
. (Quasi Eksperimental)
. .
.
SPSS 22 (Uji-T)
.
( Uji-T )
. 0.0. 0..0.
. Independent Samples T-Test
-Paired Samples T . 0.0. 0.00.
Test .
.
. :
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii
HALAMAN PENGANTAR BERJILBAB ......................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv
HALAMAN PERBAIKAN ................................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. viii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xvi
PEDOMAN TRANSLITERASI .........................................................................xviii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xxiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xxiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 6
D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8
E. Landasan Teori .................................................................................... 10
1. Teori Multiple Intelligences .......................................................... 10
2. Pembelajaran Bahasa Arab ............................................................ 24
3. Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligences ......... 26
F. Kerangka Berpikir ............................................................................... 27
G. Hipotesis .............................................................................................. 27
H. Metode Penelitian ................................................................................ 28
I. Sistematika pembahasan ...................................................................... 32
xvii
BAB II SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK ............................................... 34
A. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah 1 Patuk ............................. 34
1. Letak Geografis ............................................................................ 34
2. Visi dan Misi ................................................................................ 34
3. Struktur Organisasi ....................................................................... 35
4. Kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa............................................ 36
5. Sarana dan Prasarana .................................................................... 38
6. Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................................. 39
7. Prestasi Sekolah ............................................................................ 40
B. Pembelajaran Bahasa Arab di SMK Muhammadiyah 1 Patuk ........... 41
1. Kurikulum ..................................................................................... 41
2. Metode Pembelajaran ................................................................... 43
3. Ruang Lingkup ............................................................................. 44
4. Keadaan Guru Bahasa Arab ......................................................... 45
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 46
A. Pemetaan Jenis Kecerdasan Siswa ..................................................... 46
B. Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas Eksperimen ..................... 50
C. Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas Kontrol ........................... 62
D. Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Kedua Kelas ................................. 67
E. Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Multiple Itelligences .. 89
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 93
A. Kesimpulan ......................................................................................... 93
B. Kekurangan Penelitian ........................................................................ 94
C. Saran ................................................................................................... 95
D. Kata penutup ....................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xviii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 158/1987 dan no. 05436/U/1987.
Tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkan ba B be ta T te (a es (dengan titik di atas jim J je (a ha (dengan titik di bawah kha Kh ka dan ha dal D de (al zet (dengan titik di atas ra R er zai Z zet sin S es syin Sy es dan ye (ad es (dengan titik di bawah (ad de (dengan titik di bawah (a te (dengan titik di bawah (a zet (dengan titik di bawah ain ....... koma terbalik di atas gain G ge fa F ef qaf Q qi kaf K ka lam L el mim M em nun N en wau W we ha H ha hamzah .... apostrof ya Y ye
xix
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh:
Amadiyyah
C. Ta Marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
ditulis jamah
2. Bila dihidupkan ditulis t.
D. Vokal Pendek
Fatah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
E. Vokal Panjang
A panjang ditulis , i panjang ditulis , dan u panjang ditulis , masing-masing
dengan tanda hubung (-) di atasnya.
F. Vokal-vokal Rangkap
1. Fatah dan y mati ditulis ai, contoh:
Bainakum
2. Fatah dan wwu mati ditulis au, contoh:
Qaul
G. Vokal-vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrof ()
Aantum
Muanna
H. Kata Sandang Alif dan Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyah, contoh:
Al-Qurn
Al-Qiys
xx
3. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
As-Sam
Asy-Syams
I. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD
J. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
1. Dapat ditulis menurut penulisannya.
ditulis awi al-fur
2. Dapat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian
tersebut, contoh:
ditulis Ahl as-Sunnah
ditulis Syaikh al-Islm atau Syaikhul-Islm
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences ..... 19
Tabel 1.2 : Perbandingan Paradigma Pembelajaran Dahulu dan Sekarang ..... 20
Tabel 1.3 : Perbandingan Paradigma Penilaian ............................................... 21
Tabel 2.1 : Struktur Organisasi SMK Muhmmadiyah 1 Patuk ........................ 35
Tabel 2.2 : Daftar Guru SMK Muhammadiyah 1 Patuk .................................. 36
Tabel 2.3 : Daftar Karyawan SMK Muhammadiyah 1 Patuk .......................... 37
Tabel 2.4 : Rekap Data Siswa SMK Muhammadiyah 1 Patuk ........................ 38
Tabel 2.5 : Aset yang dimiliki SMK Muhammadiyah 1 Patuk ........................ 38
Tabel 2.6 : Sarana Prasarana yang dimiliki SMK Muhammadiyah 1 Patuk .... 39
Tabel 2.7 : Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Muhammadiyah 1 Patuk ......... 40
Tabel 2.8 : Daftar Prestasi Siswa SMK Muhammadiyah 1 Patuk ................... 40
Tabel 2.9 : SK dan KD Bahasa Arab Kelas X Semester I ............................... 42
Tabel 2.10 : SK dan KD Bahasa Arab Kelas X Semester II .............................. 43
Tabel 3.1 : Hasil Multiple Intelligences Test Kelas Eksperimen ..................... 47
Tabel 3.2 : Hasil Multiple Intelligences Test Kelas Kontrol ............................ 48
Tabel 3.3 : Rekap Data Jenis Kecerdasan Siswa Kelas Eksperimen ............... 49
Tabel 3.4 : Rekap Data Jenis Kecerdasan Siswa Kelas Kontrol ...................... 49
Tabel 3.5 : Nilai Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................................... 51
Tabel 3.6 : Jadwal Pelaksanaan Treatment Multiple Intelligences .................. 53
Tabel 3.7 : Nilai Hasil Posttest Kelas Eksperimen .......................................... 61
Tabel 3.8 : Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol .................................................. 62
Tabel 3.9 : Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol ................................................. 65
xxii
Tabel 3.10 : Data Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................... 68
Tabel 3.11 : Data Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ...................................... 70
Tabel 3.12 : Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas ........................ 73
Tabel 3.13 : Data Hasil Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas ....................... 75
Tabel 3.14 : Data Hasil Uji Homogenitas Gain Kedua Kelas ........................... 77
Tabel 3.15 : Hasil Uji T Nilai Pretest Kedua Kelas ........................................... 81
Tabel 3.16 : Hasil Uji T Nilai Posttest Kedua Kelas ......................................... 84
Tabel 3.17 : Hasil Uji T Nilai Posttest Kedua Kelas ......................................... 87
Tabel 3.18 : Hasil Uji T Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............. 90
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Desain Penelitian Eksperimen ....................................................... 29
Gambar 1.2: Desain Penelitian Eksperimen ....................................................... 31
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Hasil output analisis deskriptif data nilai pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Lampiran II : Hasil output analisis deskriptif data nilai posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Lampiran III : Hasil output analisis deskriptif data nilai gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Lampiran IV : Hasil output uji normalitas data nilai kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Lampiran V : Hasil output uji homogenitas data nilai pretest, posttest, dan
gain kelas eksperimen dan kelas kontrol
Lampiran VI : Hasil output uji-t nilai pretest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Lampiran VII : Hasil output uji-t nilai posttest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Lampiran VIII : Hasil output uji-t nilai gain antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Lampiran IX : Hasil output uji-t antara nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen
Lampiran X : Tabel Koefisien Shapiro-Wilk
Lampiran XI : Tabel Distribusi F
Lampiran XII : Tabel Distribusi T
xxv
Lampiran XIII : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Multiple
Intelligences I
Lampiran XIV : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Multiple
Intelligences II
Lampiran XV : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Multiple
Intelligences III
Lampiran XVI : Catatan Lapangan Pelaksanaan Treatment Multiple
Intelligences
Lampiran XVII : Dokumentasi rangkaian kegiatan eksperimen
Lampiran XVIII : Kisi-kisi soal pretest dan posttest bahasa Arab
Lampiran XIX : Soal tes multiple intelligences
Lampiran XX : Soal pretest bahasa Arab
Lampiran XXI : Soal posttest bahasa Arab
Lampiran XXII : Surat-surat penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di
madrasah, baik ibtidiyyah, nawiyyah, maupun liyah serta sekolah-sekolah
berbasis Islam. Melihat eksistensinya sebagai bahasa asing yang hadir di
Indonesia sejak abad ke 7-8 masehi bersamaan dengan masuknya agama Islam ke
Indonesia, bahasa Arab menjadi bahasa yang cukup berpengaruh bagi kehidupan
bangsa Indonesia, sebagaimana diungkap Madjid yang dikutip oleh Prof. Dr.
Moh. Ainin, M.Pd, guru besar dalam bidang Pembelajaran Bahasa Arab Fakultas
Sastra Universitas Negeri Malang, bahwa sebelum kedatangan bangsa penjajah,
perbendaharaan bahasa Arab masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Melayu dan
Indonesia, dan huruf Arab dalam penggunaannya untuk penulis bahasa Melayu
telah membantu menyebarluaskan bahasa tersebut sehingga menjadi Lingua
Franca Nusantara.
Di antara lembaga-lembaga pendidikan yang mencantumkan bahasa Arab
sebagai mata pelajaran pokok adalah lembaga pendidikan di bawah naungan
ormas islam salah satunya Muhammadiyah. Sebagai salah satu ormas Islam
terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki cukup banyak lembaga
pendidikan yang telah merata di semua jenjang dari dasar hingga perguruan tinggi
termasuk lembaga pendidikan jalur kejuruan. Lembaga pendidikan di bawah
naungan Muhammadiyah sendiri memiliki ciri khas kurikulum yang
mencantumkan pendidikan keislaman, kemuhammadiyahan, dan bahasa Arab.
2
Sehingga walaupun lembaga pendidikan itu berjenis kejuruan, jika berada di
bawah naungan Muhammadiyah, maka sudah dipastikan lembaga tersebut
melaksanakan pengajaran ISMUBA tadi.
Standar pendidikan Muhammadiyah yang dituangkan dalam kurikulum al-
Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab (ISMUBA) disusun dan
dikembangkan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Nomor: 55/KEP/I.4/B/2007 tentang Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan ISMUBA. Majelis Dikdasmen PWM D.I.
Yogyakarta telah merumuskan standar kompetensi lulusan yang sama antara
SMA, MA, dan SMK termasuk untuk mata pelajaran bahasa Arab.1 Kesamaan
standar kompetensi lulusan ini di satu sisi dapat menjadi pemacu yang baik bagi
pihak sekolah untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun di
sisi lain, standar kompetensi lulusan yang disamaratakan antara SMA, MA, SMK
juga memiliki dampak negatif mengingat latar belakang dan kemampuan siswa
yang tentu berbeda-beda terlebih antara MA dan SMK.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMK Muhammadiyah 1 Patuk, porsi
pembelajaran bahasa Arab hanya satu jam pelajaran atau 45 menit dalam satu
minggu sedangkan tuntutan materi yang dibebankan mengharuskan setiap standar
kompetensi yang berisi aspek qirah, qawid, mufradt, dan hiwr selesai dalam
empat pertemuan. Dengan waktu yang singkat tersebut, yang terjadi adalah dua
hal, pertama materi tidak tuntas dalam setiap pertemuan atau materi selesai
dengan alternatif metode tertentu namun dengan hasil yang tidak maksimal. Pada
1 Kurikulum ISMUBA untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah D.I. Yogyakarta,
(Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I.Y, 2012), hlm. 7.
3
dasarnya permasalahan efektivitas pembelajaran bahasa Arab di SMK ini tidak
terpusat hanya pada masalah alokasi waktu, namun ada beberapa faktor lain yang
juga sangat mempengaruhi diantaranya minimnya pengetahuan siswa terhadap
huruf Arab serta metode pengajaran guru bahasa Arab yang dinilai kurang
menarik motivasi siswa.2
Faktor-faktor kurang maksimalnya pembelajaran bahasa Arab seperti tersebut
di atas hendaknya dapat menjadi dasar bagi stakeholder pembelajaran bahasa
Arab untuk semakin giat melakukan perbaikan. Kaitannya dengan
penyelenggaraan pembelajaran, perlu setiap guru untuk terus memperluas
wawasan salah satunya dalam hal pengembangan metode pembelajaran. Metode
pembelajaran itu sendiri dapat dibangun dengan basis teori-teori pendidikan yang
ada.
Pada sekitaran tahun 1980, seorang tokoh psikologi, Howard Gardner,
mencetuskan sebuah teori baru tentang kecerdasan di mana intinya adalah bahwa
konsep kecerdasan bukanlah fenomena tuggal melainkan terbangun atas berbagai
unsur sehingga kecerdasan tidak dapat diukur hanya dengan satu jenis tes. Pada
setiap manusia pun setidaknya ada delapan macam kecerdasan dengan porsi
kecenderungan yang berbeda-beda.3 Munculnya redefinisi kecerdasan ini
berdampak luas hingga ke dunia pendidikan. Teori ini kemudian dijadikan salah
satu basis dalam penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara termasuk
Finlandia (pemilik rangking terbaik kualitas pendidikan di dunia) bahkan juga
2 Hasil pengamatan dan wawancara pada PPL-KKN Integratif di SMK Muhammadiyah 1
Patuk pada 17 Juni-12 September 2015. 3 Thomas Armstrong, Kecerdasan Jamak dalam Membaca dan Menulis, (Jakarta: Indeks,
2014), hlm. 13.
4
telah mulai diterapkan di Indonesia. Di Indonesia, dipelopori oleh seorang
konsultan pendidikan bernama Munif Chatib, metode pembelajaran berbasis
multiple intelligences berhasil diterapkan, salah satunya di SMP Maulana Malik
Ibrahim Gresik. Chatib menjelaskan bahwa sekolah tersebut pada awalnya dapat
dikatakan memiliki image dan tingkat kepercayaan dari masyarakat sangat rendah.
Maka kemudian sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut di ganti
menjadi Multiple Intelligences System dengan bimbingan beliau. Dalam kurun
waktu tiga tahun uji coba MIS di SMP YIMI Gresik (nama baru dari SMP
Maulana Malik Ibrahim), pada tahun ajaran 2006-2007, SMP YIMI berhasil
meraih prestasi sebagai SMP terbaik se-Kabupaten Gresik.4 Selain itu, dalam
buku yang sama, ia juga mengungkapkan beberapa keberhasilan MIS menemukan
potensi anak-anak yang tadinya dianggap bermasalah namun akhirnya dapat
belajar dan berprestasi baik di antara teman-temannya.
Dalam ranah bahasa Arab, telah muncul berbagai penelitian berupa uji coba
penerapan metode berbasis MI dalam pembelajaran bahasa Arab dan di antara
hasilnya adalah terbukti penerapan metode tersebut efektif meningkatkan prestasi
belajar bahasa Arab siswa. Salah satu penelitian tersebut ialah skripsi milik
Heriyana, mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Pendidikan
Indonesia pada tahun 2013 yang membuktikan bahwa penerapan metode
pembelajaran MI efektif meningkatkan kemampuan muhdaah yang dilihat dari
4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 95.
5
kenaikan rata-rata nilai kelas eksperimen (dari 8.8 menjadi 20.8) lebih tinggi
dibanding kelas kontrol (dari 7.4 menjadi 13.2).5
Sebagai sebuah basis dari metode pembelajaran, konsep MI idealnya dapat
diterapkan di semua mata pelajaran di semua jenjang. Melihat keunggulan konsep
MI, penulis bermaksud mengujicobakan metode pembelajaran berbasis MI dengan
harapan agar dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang terjadi pada
pembelajaran Bahasa Arab di SMK Muhammadiyah 1 Patuk di atas khususnya
untuk aspek profesionalisme guru, alokasi waktu, dan motivasi siswa. Dengan
beberapa pertimbangan tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian
dengan judul Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMK Muhammadiyah 1 Patuk
ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan lima poin rumusan masalah yang
kemudian akan dicari jawabannya dan dipaparkan di BAB III. Rumusan masalah
tersebut antara lain:
1. Bagaimana pemetaan jenis kecerdasan siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol?
2. Bagaimana prestasi belajar bahasa Arab kelas eksperimen sebelum dan
sesudah penerapan metode pembelajaran berbasis MI?
3. Bagaimana prestasi belajar bahasa Arab kelas kontrol?
5 Heriyana, Efektivitas Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences terhadap Peningkatan
Kemampuan Muhadatsah, (Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013).
6
4. Bagaimana perbedaan prestasi belajar bahasa Arab siswa di kelas yang
menerapkan metode pembelajaran berbasis MI dengan yang tidak
menerapkannya?
5. Bagaimana efektivitas penerapan metode pembelajaran berbasis MI dalam
meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK Muhamadiyah 1
Patuk?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini antara lain:
a. Untuk mengetahui pemetaan jenis kecerdasan siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas eksperimen
sebelum dan sesudah penerapan metode pembelajaran berbasis MI.
c. Untuk mengetahui prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas kontrol
sebelum dan sesudah pembelajaran bahasa Arab.
d. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara prestasi
belajar bahasa Arab siswa di kelas yang menerapkan metode
pembelajaran berbasis MI dengan yang tidak menerapkannya.
e. Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode pembelajaran berbasis
MI terhadap peningkatan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK
Muhammadiyah 1 Patuk.
7
2. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa kegunaan atau manfaat yang
dapat diambil oleh pembaca. Adapun kegunaan penelitian terdiri dari
kegunaan secara teoritis dan praktis.
a. Secara teoritis
1) Hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan di bidang
pendidikan islam pada umumnya serta pendidikan bahasa Arab pada
khusunya dengan pendalaman konsep penerapan MI pada
pembelajaran bahasa Arab.
2) Hasil penelitian ini dapat memberi sumbang sih dalam keilmuan
pendidikan bahasa Arab berupa pembuktian efektivitas penerapan
metode pembelajaran berbasis MI dalam meningkatkan prestasi
belajar bahasa Arab siswa beserta signifikansinya.
b. Secara praktis
1) Bagi peneliti maupun mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi dalam memperdalam penerapan konsep MI dalam
pembelajaran bahasa Arab juga dalam mendukung penelitian tentang
konsep MI lebih lanjut.
2) Bagi guru bahasa Arab, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu
pegangan untuk menerapkan konsep MI dalam pembelajaran bahasa
Arab serta dijadikan dasar pemilihan metode pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
8
3) Bagi siswa, hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak
langsung dapat lebih mendekatkan mereka pada model pembelajaran
yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
D. Kajian Pustaka
Untuk memperkuat rancangan penelitian tentang multiple intelligences ini,
peneliti meninjau beberapa penelitian sejenis terdahulu. Penelitian tersebut terdiri
dari skripsi dan jurnal yang disebutkan di bawah ini.
Pertama, skripsi karya Dwi Qorina, mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2010 dengan judul
penelitian Proses Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam Pekalongan Ditinjau
dari Teori Multiple Intelligences (Sebuah Studi Kasus). Penelitian dalam skripsi
ini berjenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Peneliti
berusaha mengungkap proses pembelajaran Bahasa Arab yang berlangsung di
SMP Islam Pekalongan dan mengaitkan kesesuaiannya dengan teori MI. Dari
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran bahasa Arab
di sekolah tersebut telah memenuhi beberapa kriteria penerapan MI namun masih
ada beberapa kekurangan diantaranya adalah kurangnya upaya guru
menumbuhkan minat, bakat dan potensi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kedua, skripsi karya Heriyana, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia pada
tahun 2013 dengan judul
Penelitian dalam skripsi ini berjenis penelitian lapangan dengan .
9
pendekatan kuantitatif. Studi yang dilakukan peneliti adalah eksperimen kuasi
dengan metodologi deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa penerapan strategi MI efektif meningkatkan kemampuan muhdaah
siswa.
Ketiga, jurnal SINTESA Muhammad Jafar Shodiq, M.S.I., dosen Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2013 dengan judul
penelitian Metode Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pendekatan Multiple
Intelligences. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Penulis berupaya
merumuskan berbagai metode pembelajaran bahasa Arab didasarkan pada delapan
kecerdasan menurut teori MI dengan disesuaikan dengan pencapaian empat
mahrah dalam pembelajaran bahasa Arab. Hasil dari penelitian ini adalah
dirumuskannya berbagai metode pembelajaran bahasa Arab yang dinilai sesuai
dengan teori MI.
Dari beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian ini
yakni teori yang diangkat, yakni teori multiple intelligences serta salah satu
penelitian di atas sama-sama berjenis penelitian lapangan dengan pendekatan
kuantitatif dan memokuskan pada aspek penerapan di sekolah. Adapun kekhasan
penelitian ini terletak pada fokus kajian di mana penelitian ini beusaha
menggambarkan efektivitas penerapan konsep MI dalam pembelajaran bahasa
Arab sebagai alternatif solusi kurang maksimalnya pembelajaran tersebut di SMK
Muhammadiyah 1 Patuk.
10
E. Landasan Teori
1. Teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)
a. Sejarah Multiple intelligences (Beragam definisi tentang kecerdasan)
Intelligence (kecerdasan) adalah istilah yang sulit untuk
didefinisikan dan menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda di
antara para ilmuwan. Dalam pengertian yang populer, kecerdasan sering
didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan
menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta
kemampuan untuk berpikir abstrak.6 Kecerdasan juga dipahami sebagai
tingkat kinerja suatu sistem untuk mencapai tujuan. Suatu sistem dengan
kecerdasan lebih besar, dalam situasi yang sama, lebih sering mencapai
tujuannya. Cara lain untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan
bisa dengan perbandingan kecepatan relatif untuk mencapai tujuan yang
sama.7
Kecerdasan manusia seharusnya dilihat dari tiga komponen utama.
Pertama, kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan (the
ability to direct thought and action). Kedua, kemampuan untuk
mengubah arah pikiran atau tindakan (the ability to change the direction
6 Bainbridge dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Jamak (Multiple intelligences), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm.
9. 7 Fritz dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Jamak.... hlm. 9
11
of thought and action). Ketiga, kemampuan untuk mengkritisi pikiran
dan tindakan sendiri (ability to critisize own thought and actions).8
Pembicaraan mengenai makna kecerdasan sangatlah luas. Teori-teori
kecerdasan terus berkembang, mulai dari Plato, Aristoteles, Darwin,
Alfred Binet, Standberg, Piaget, sampai Howad Gardner. Perkembangan
yang pesat ini mengerucut pada pola yang sama yaitu makna kecerdasan
banyak ditentukan oleh faktor situasi dan kondisi (konteks) yang terjadi
pada saat teori tersebut meliputi kepentingan politis, eugenic
(keturunan), kunggulan ras, dan banyak lagi.9
Teori kecerdasan mengalami puncak perubahan paradigma pada
tahun 1983 saat Dr. Howard Gardner, pemimpin Project Zero Harvard
University mengumumkan perubahan makna kecerdasan dari
pemahaman sebelumya.10
Howard Gardner dengan tegas menyatakan
bahwa kemampuan intelektual manusia harus mencakup seperangkat
kemampuan problem solving (kemampuan seseorang untuk menentukan
permasalahan atau kesulitan yang sesungguhnya serta pada waktu yang
tepat mampu menciptakan produk/solusi yang efektif) serta mencakup
potensi untuk menemukan dan merumuskan permasalahan. Gardner
menyebut dua hal tersebut sebagai prasyarat sebuah kecerdasan.11
Kecerdasan menyangkut kemampuan menyelesaikan masalah atau
produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau
8 Binet dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Jamak.... hlm. 10. 9 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 70.
10 Ibid, hlm 70.
11 Howard Gardner, Frames of Mind, (New York: Basic Books, 1983), hlm. 64.
12
masyarakat tertentu. Keterampilan memecahkan masalah membuat
seseorang mendekati situasi yang sasarannya harus dicapai dan
menemukan rute yang tepat ke arah sasaran itu.12
Berangkat dari berbagai kritik terhadap pemaknaan kecerdasan pada
waktu itu yang cenderung terpusat pada hasil tes tertulis saja serta
berbagai kasus tokoh hebat dan berpengaruh namun jauh dari predikat
nilai tes intelegensi yang tinggi, penelitiannya bersama sebuah tim di
Harvard University pada suatu kesempatan menemukan dalam karya
ilmiah baru di bidang neurobiologi tentang adanya unit-unit fungsional
dalam sistem syaraf manusia yang bertugas menjalankan fungsi-fungsi
manusia yang lebih kompleks, seperti fungsi linguistik dan proses
spasial. Fakta ini menunjukkan adanya basis biologis dalam spesialisasi
kecerdasan. Didasarakan pada penemuan ini pula diperoleh petunjuk
mengenai kemungkinan adanya jenis-jenis alami dari kecerdasan.13
Gardner menyebutkan setidaknya ada delapan pertimbangan yang ia
gunakan untuk dapat mengatakan suatu kemampuan itu disebut
kecerdasan, yaitu:14
1. Adanya potensi isolasi kemampuan karena rusaknya otak
2. Penelitian mengenai kasus idiot savant (orang yang amat cerdas
dalam bidang tertentu namun nyaris tidak memahami bidang yang
12
Howard Gardner, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terj. Alexander Sindoro,
(Tangerang: Interaksara, 2013), hlm. 36. 13
Howard Gardner, Frames of Mind, (New York: Basic Books, 1983), hlm. 60. 14
Ibid, hlm. 67.
13
lain) serta podigy (orang yang sangat menonjol dalam suatu
populasi)
3. Adanya operasi inti atau kumpulan operasi yang dapat dikenali
4. Adanya sejarah perkembangan tersendiri/khusus dari setiap
kecerdasan
5. Sejarah evolusi proses belajar dalam beberapa milenium
6. Adanya dukungan dari penelitian psikologi
7. Adanya dukungan dari berbagai penemuan psikometrik
8. Sensitif pada penyandian dalam sistem simbol
Kaitannya dengan sudut padang teori multiple intelligences Gardner
mengubah setidaknya tiga paradigma mendasar tentang kecerdasan,
antara lain:15
1. Kecerdasan tidak dibatasi Tes Formal
2. Kecerdasan itu multidimensi
3. Kecerdasan adalah proses discovering ability (proses menemukan
kemampuan seseorang)
b. Jenis-jenis kecerdasan dalam Multiple Intelligences
Didasarkan pada hasil temuan biologis tentang adanya unit
fungsional di otak yang bertugas menjalankan fungsi kecerdasan tertentu
serta delapan kriteria kecerdasan di atas, Howard Gardner merumuskan
delapan tipe kecerdasan dalam diri manusia, yaitu:
15
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 70
14
Tipe pertama adalah kecerdasan Linguistik. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi
kata dan bahasa. Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan menonjol
pada kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan
berdebat.
Tipe kedua adalah kecerdasan Matematis-Logis. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kepekaan pada memahami pola-pola logis atau
numeris, serta kemampuan melakukan deduksi dan penalaran ilmiah.
Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan menonjol pada kemampuan
berhitung, menalar dan berpikir logis, serta memecahkan masalah.
Tipe ketiga adalah kecerdasan Visual-Spasial. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kepekaan merasakan dan membayangkan dunia
gambar dan ruang secara akurat termasuk memetakan lokasi berupa
gambaran dalam pikiran. Pemilik tipe kecerdasan ini akan cenderung
menonjol pada kemampuan menggambar, memotret, membuat patung,
serta mendesain.
Tipe keempat adalah kecerdasan Musikal. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kepekaan dan kemampuan menciptakan dan
mengapresiasikan irama, pola titi nada dan warna, serta apresiasi
bentuk-bentuk ekspresi emosi musikal. Pemilik tipe kecerdasan ini
cenderung akan menonjol pada kemampuan menciptakan lagu,
mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
15
Tipe kelima adalah kecerdasan Kinestetis. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kemampuan mengontrol gerak tubuh dan
kemahiran mengelola objek, respon, dan refleks. Pemilik tipe
kecerdasan ini cenderung akan menonjol pada kemampuan gerak
motorik dan keseimbangan.
Tipe keenam adalah kecerdasan Interpersonal. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kepekaan mengenali perbedaan, secara khusus,
perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan
kehendak pada orang lain. Mereka juga unggul dalam keterampilan
membaca kehendak dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan
itu disembunyikan. Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan
menonjol pada kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin,
kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerja sama, dan memiliki
empati yang tinggi.
Tipe ketujuh adalah kecerdasan Intrapersonal. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki kemampuan mengetahui aspek-aspek internal
dari seseorang, seperti akses pada merasa hidup dari diri sendiri, rentang
emosi sendiri, kemampuan memengaruhi diskriminasi di antara emosi-
emosi ini dan pada akhirnya memberi label pada emosi itu dan
menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman
tingkah laku sendiri. Pemilik tipe kecerdasan ini cenderung akan
menonjol pada kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam,
16
kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai
diri dan tujuan hidup.
Tipe kedelapan adalah kecerdasan Naturalis. Orang dengan tipe
kecerdasan ini memiliki keahlian membedakan anggota-anggota spesies,
mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara
beberapa spesies baik secara formal maupun non-formal. Mereka
cenderung akan menonjol pada kemampuan meneliti gejala-gejala alam,
mengklasifikasi, dan mengidentifikasi.
c. Multiple intelligences dalam dunia pendidikan
Awalnya teori multiple intelligences adalah kajian penting dalam
wilayah psikologi. Namun seiring dengan berkembangnya teori ini, ada
bidang ilmu lain yang pada perkembangannya kemudian turut
mengadopsi teori ini sebagai landasan praktis, yakni pendidikan.
Adanya redefinisi kecerdasan membawa dampak panjang dalam
penyelenggaraan pendidikan karena definisi kecerdasan itulah yang
kemudian akan menjadi dasar rumusan tujuan penyelenggaraan
pendidikan dan upaya pencapaiannya. Howard Gardner sendiri
menyatakan bahwa penilaian kecerdasan dapat memainkan peran
penting dalam pengembangan kurikulum.16
Indonesia sendiri memiliki rumusan cita-cita bangsa yang salah
satunya berbunyi mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya
pembentukannya, kecerdasan tidak boleh disalahartikan. Seperti
16
Howard Gardner, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terj. Alexander Sindoro,
(Tangerang: Interaksara, 2013), hlm. 54.
17
ungkapan Sartono Mukadis (Alm), psikolog senior Universitas
Indonesia dalam sebuah wawancara oleh Tim Kompas pada edisi 19
Juni 2003 yang telah dikutip oleh Suparlan (2004), bahwa kesalahan
pemaknaan kecerdasan yang hanya menekankan pada kecerdasan
intelektual itu lebih jauh akan terefleksi secara nyata dalam kesalahan
pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, kurikulum yang
berisi bahan ajar, sistem penilaian pendidikan, sampai dengan bentuk
laporan hasil belajar berupa buku rapor yang diberikan kepada orang
tua. Adanya sistem ranking atau peringkat itu lebih memihak kepada
aspek akademis, dan sama sekali tidak menunjukkan keberhasilan siswa
dalam bidang lainnya. Sistem peringkat tersebut sangat menafikkan
adanya kemajemukan dalam kecerdasan yang dimiliki setiap manusia.17
Multiple intelligences bukanlah bidang studi. Pemahaman yang
benar harus bermula dari sejarah penemuan MI yang awalanya
merupakan teori kecerdasan dalam ranah psikologi. Ketika ditarik ke
dunia edukasi, MI menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi
apa pun dalam semua bidang studi. Inti strategi pembelajaran ini adalah
bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar mudah dimengerti
oleh siswanya.18
MI juga bukan merupakan kurikulum. Tidak ada
panduan kurikulum ataupun silabus MI. MI sebenarnya adalah strategi
pembelajaran berupa rangkaian aktivitas belajar yang merujuk pada
17
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2004),
hlm. 3. 18
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 108.
18
indikator hasil belajar yang sudah ditentukan dalam silabus.19
Kurikulum pedidikan Indonesia belakangan ini, mulai dari KTSP, yang
berbasis kompetensi, mulai mengarah pada otonomi pihak sekolah
merancang sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing untuk mencapai kompetensi yang telah distandardkan
pemerintah. Kurikulum ini justru sangat strategis untuk menerapakan MI
sebagai basis pembelajaran.
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Multiple intelligences
Pelaksanaan pembelajaran memiliki banyak aspek yang menjadi
tiang penyangga, yang kesemuanya itu harus sama-sama dibangun guna
terwujudnya proses pembelajaran yang ideal. Berikut ini adalah
beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam usaha
menerapkan MI sebagai basis pembelajaran.
1) Paradigma sekolah unggul
Dalam teori MI, yang dinamakan sekolah unggul adalah sekolah
yang menekankan pada the best procces bukan the best input. Oleh
karena itu sekolah MI tidak menggunakan seleksi masuk berupa tes
formal bagi calon siswa baru.20
2) Dari aspek guru
Ada beberapa syarat mendasar menjadi guru profesional,
diantaranya:21
a) Bersedia untuk selalu belajar
19
Ibid. 20
Ibid, hlm. 91. 21
Ibid, hlm. 149.
19
b) Secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar
c) Bersedia diobservasi
d) Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas
e) Memiliki karakter yang baik
Berkaitan dengan paradigma, cara, dan komitmen, Chatib
merumuskan beberapa langkah penting menjadi Gurunya Manusia (Guru
Multiple Intelligences). Beberapa poin yang harus diperhatikan dan
dipegang teguh guru antara lain:22
a) Di hadapan gurunya manusia, setiap anak adalah juara
b) Guru yang mengajar dengan hati
c) Memahami kemampuan dalam arti luas
d) Terus menjelajah kemampuan siswa
e) Guru yang mengajar dengan cara yang menyenangkan
f) Gurunya manusia adalah sang fasilitator
3) Dari aspek strategi pembelajaran
Chatib menyebutkan bahwa strategi mengajar itu sangat dekat
dengan kreativitas guru sehingga jumlah dan nama strategi itu harus luas
dan tak terbatas. Beberapa contoh strategi tersebut antara lain:23
Tabel 1.1
Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
Judul
Learning Moment Nama Strategi
Multiple intelligences
Approach
Empat Puluh Menit di
Kelas Ternakal Strategi Diskusi
Ranah linguistik dan
interpersonal
Akhirnya Bayi-Bayi Strategi Action Ranah matematis-logis dan
22
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 66. 23
Ibid, hlm. 139.
20
Itu Selamat Research naturalis
Aku Ingin Menjadi
Menteri Penjaga
Selokan
Strategi Klasifikasi Ranah matematis-logis dan
naturalis
Berburu Apel Emas Strategi Analogi Ranah matematis-logis,
spasial-visual, dan naturalis
Pantun Bakso Cinta Strategi Identifikasi
Ranah matematis-logis,
spasial-visual, intrapersonal,
dan naturalis
Abrahah yang
Sombong Strategi Sosiodrama
Ranah Linguistik, kinestetis,
dan interpersonal
Ali Sang Pemberani
dari Khaibar Strategi Penokohan
Ranah spasial-visual,
linguistik, dan kinestetis
4) Dari aspek perencanaan pembelajaran
Rencana pembelajaran (lesson plan) adalah perencanaan yang dibuat
oleh guru sebelum mengajar. Di Indonesia lesson plan lebih dikenal
sebagai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam membuat
perencanaan guru juga harus memahami paradigma di bawah ini agar
tidak terkungkung dalam paradigma lama yang salah.24
Tabel 1.2
Perbandingan Paradigma Pembelajaran Dahulu dan Sekarang
Paradigma lama yang salah Paradigma baru yang benar
Guru mengajar = siswa belajar
Proses guru mengajar tidak sama denga proses murid
belajar, karena mengajar dan
belajar adalah dua hl yang
jauh berbeda
Perencanaan mengajar terletak pada bagaimana
guru mengajar kemudian
murid mengerti
Perencanaan mengajar terletak pada mengerti bagaimana
murid bisa, barulah
merancang bagaimana guru
mengajar
Guru mengajar murid memahami
Cara murid memahami cara guru mengajar
24
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 150.
21
Lesson plan dibuat untuk setiap kompetensi dasar dalam sebuah
silabus. Bila ada tujuh kompetensi dasar dalam satu tahun maka
seyogyanya guru membuat tujuh lesson plan pula.25
5) Dari aspek evaluasi pembelajaran
Model evaluasi pembelajaran yang diterapkan dalam konsep MI
adalah model penilaian autentik. Seperti yang sudah mulai
dikembangkan dalam kurikulum pendidikan Indonesia di mana penilaian
didasarkan pada kompetensi bukan pada materi.
Benjamin S. Bloom, kaitannya dengan penilaian kompetensi
menyebutkan beberapa batasan, antara lain:
a) Pengukuran tunggal tidak cukup untuk memberikan
gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,
pengetahuan, dan sikap seorang siswa.
b) Hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena siswa terus
berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
Atas dasar konsep tersebut, penilaian autentik merupakan perubahan
paradigma yang fundamental jika dibandingkan dengan penilaian
sebelumnya.26
Tabel 1.3
Perbandingan Paradigma Penilaian
Paradigma Penilaian
Tradisional Paradigma Penilaian Autentik
Penilaian menekankan pada
peringkat dan mengklasifikan
siswa
Penilaian menekankan pada
kompetensi yang diajarkan
Mengesampingkan siswa yang Membantu siswa yang lemah
25
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 194. 26
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 154.
22
tidak mampu (lemah) untuk berkembang
Peringkat dan klasifikasi
cenderung kompetisi yang
berlebihan
Penilaian kompetensi cenderung
membangun semangat kerja
sama
Penilaian hanya menitik beratkan
pada aspek kognitif
Penilaian menitikberatkan pada
tiga ranah, yaitu kognitif,
psikomotorik, dan afektif
Pengumpulan informasi nilai
hanya denga tes
Pengumpulan informasi nilai
dengan tes dan non-tes
Pada penilaian autentik, apapun bentuk tes dan non-tes yang
diberikan, serta bagaimana cara memberikan penilaian sekaligus
pelaporan, memiliki konsep-konsep dasar. Di antara konsep dasar
tersebut adalah:27
a) Tes berkualitas adalah tes yang dapat dikerjakan
Jika sebuah tes ketika diujikan kepada siswa membawa hasil
sebagian besar siswa tidak berhasil menjawabnya sesuai standar
ketuntasan, dapat diartikan bahwa soal test itu berkualitas rendah.
b) Tes yang dilaksanakan merupakan ability test bukan disability test
Ability test adalah tes kemampuan sedangkan disability test adalah
tes ketidakmampuan. Tes yang dilakukan guru haruslah yang mengukur
kemampuan siswa, bukan ketidakmampuannya. Ciri-ciri disability test
adalah:
(1) Soal-soal yang diberikan menitikberatkan pada unfamiliar test, yaitu
soal-soal yang tidak biasa dijumpai dari proses belajar sehari-hari
baik konten maupun jenisnya
27
Ibid, hlm. 156.
23
(2) Soal-soal yang tidak punya range/batasan yang sudah disepakati,
artinya tidak sesuai antara bab mana saja menurut perintah guru yang
harus dipelajari serta materi tes yang dikeluarkan
c) Pengadaan discovering ability
Discovering ability adalah aktivitas guru untuk menjelajahi
kemampuan siswa pada saat hasil test tersebut di bawah standar
ketuntasan. Discovering ability juga dapat diartikan meminta siswa
menjawab soal yang sama dengan cara yang lain. Apabila discovering
ability ini tidak berhasil, barulah dilakukan remedial test (tes
pengulangan).
d) Penilaian berbasis proses
Dalam penilaian autentik, guru punya kesempatan untuk menilai
aktivitas siswa setiap kali ia bertatap muka dengan para siswanya. Nilai
hasil akhir adalah rata-rata dari tatap muka pertama sampai ketiga
dengan kategori ranah peniliain masing-masing, yaitu ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
e) Penerapan konsep ipsative
Penilaian autentik menganut konsep ipsative, yaitu perkembangan
hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebelum
dan sesudah mendapatkan materi pelajaran. Perkembangan siswa yang
satu tidak boleh dibandingkan dengan siswa yang lain. Oleh karena itu,
penilaian autentik tidak mengenal ranking.
24
6) Dari aspek supervisi
Supervisi dapat dikatakan sebagai upaya lembaga pendidikan untuk
senantiasa berbenah diri dan semakin memperbaiki kualitas
penyelenggaraan pendidikan di dalamnya. Dalam rangka penerapan MI
sebagai basis penyelenggaraan pembelajaran di sekolah, hendaknya
supervisor mengadakan beberapa program berikut:
(a) Mengadakan program pelatihan guru dalam kurun waktu tertentu
sebagai upaya peningkatan kompetensi guru.
(b) Mengadakan program pertemuan rutin untuk evaluasi kinerja dan
musyawarah pemecahan masalah yang dihadapi.
(c) Membuat arsip rekam problem pengajaran yang dihadapi guru-guru
berikut solusi yang digunakan guna dijadikan rujukan apabila
terulang masalah yang sama.
(d) Membuat rapor kinerja guru.
(e) Membuat rapor lesson plan dan membuka konsultasi bagi guru
dalam penyusunannya.
2. Pembelajaran Bahasa Arab
a. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Menurut Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan tujuan
pembelajaran bahasa Arab secara teoritis berarti tujuan menumbuhkan
kemampuan bahasa Arab. Dengan pembelajaran bahasa secara terus
menerus dapat diperolah keterampilan berbahasa, yakni menyimak,
25
berbicara, membaca, dan menulis.28
Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan
pembelajaran bahasa Arab adalah diperolehnya keterampilan berbahasa
Arab yang terdiri dari menyimak (mahrah al-istim), berbicara
(mahrah al-kalm), membaca (mahrah al-qirah), dan menulis
(mahrah al-kitbah).
Selanjutnya dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran bahasa
Arab bagi pihak pendidik adalah agar dapat menjadikan bahasa Arab
mudah dikuasai oleh para pelajar. Sedangkan bagi pihak pelajar agar
dapat menguasai bahasa Arab. Penguasaan bahasa Arab secara aktif atau
pasif pada dasarnya adalah cara pandang terhadap pemakaian bahasa.
Ketika berperan sebagai pendengar berarti sedang bersikap pasif dalam
arti menerima pemahaman, meskipun cara mendengar dan
memahaminya itu degan aktif. Seseorang yang sudah dapat
menggunakan suatu bahasa dengan berbicara berarti sudah menguasai
bahasa dengan aktif. Karena itu pada dasarnya tujuan pembelajaran
bahasa adalah agar bahasa dapat dikuasai dan mempergunakannya
secara aktif.29
b. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Metode mencakup cara dan sarana untuk menyajikan materi
pelajaran, maka ketepatan memilih metode sangat menentukan
keberhasilan penggunaan metode pembelajaran tersebut. Dalam
28
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 5. 29
Ibid, hlm. 5.
26
pembelajaran bahasa Arab, setidaknya ada lima metode yang populer
digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, diantaranya:30
1) arqah Al-Qawid wa Al-Tarjamah (Metode Tata Bahasa dan
Terjemah)
2) Al-arqah Al-Mubsyirah (Metode Langsung)
3) Al-arqah Al-Samiyyah Al-Syafawiyyah (Metode Audio-Lingual)
4) Al-arqah Al-Qirah (Metode membaca)
5) Al-arqah Al-Marifiyyah (Metode Kognitif)
3. Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligences
Dari dua aspek teori yang telah dipaparkan di atas, baik dari sisi teori
multiple intelligences maupun sisi pembelajaran bahasa Arab, dapat
dirumuskan beberapa prinsip gambaran pembelajaran bahasa Arab berbasis
MI, yaitu:
a. Guru bahasa Arab harus memiliki perencanaan pembelajaran yang
terkonsep rapi setiap mengajar dengan sistematika yang memenuhi
standar lesson plan pada teori MI.
b. Guru bahasa Arab harus kreatif merancang metode pembelajaran yang
memiliki MI approach setiap pertemuannya.
c. Guru bahasa Arab harus melakukan model penilaian autentik yang
memenuhi empat mahrah dan tiga ranah penilaian.
30
Ibid, hlm. 23.
27
d. Guru bahasa Arab tidak boleh memberlakukan sistem ranking dalam
menilai siswa.
e. Guru bahasa Arab hendaknya mengikuti pelatihan guru dalam jangka
waktu tertentu secara rutin untuk meningkatkan keterampilan mengajar.
f. Guru bahasa Arab hendaknya melakukan evalusi bersama dengan guru
bahasa Arab lain dalam rangka menyelesaikan masalah yang belum
terpecahkan dan sharing pengalaman.
g. Guru bahasa Arab seharusnya memiliki rapor guru yang dibuat oleh
kepala sekolah atau supervisor yang lain.
F. Kerangka Berpikir
Dari permasalahan yang telah diungkap diatas, serta penjelasan tentang
konsep MI, peneliti merumuskan kerangka berpikir yaitu jika metode
pembelajaran bahasa Arab menarik dan sesuai dengan gaya belajar siswa, maka
prestasi belajar akan meningkat (positif). Namun jika metode pembelajaran
bahasa Arab tidak menarik dan tidak sesuai dengan gaya belajar siswa, maka
prestasi belajar bahasa Arab akan menurun atau tetap (negatif).
G. Hipotesis
Dari landasaran teori dan kerangka berpikir yang telah disebutkan, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
28
1. H0 : Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences
tidak efektif meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK
Muhammadiyah 1 Patuk.
2. Ha : Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences
efektif meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa SMK
Muhammadiyah 1 Patuk.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis penelitian
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan (field
research) dengan teknik pengambilan data langsung di lokasi subjek
penelitian.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment),
yaitu eksperimen seolah murni31
, dengan menggunakan Non Equivalen
Control Group Design. Non Equivalen Control Group Design merupakan
desain penelitian yang hampir sama dengan pretest-posttest control group
design pada True Eksperimental Design, hanya saja pada design ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.32
Dalam
31
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 207. 32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 79.
29
design penelitian ini sering digunakan intact group, seperti kelas, yang
menyebabkan randomisasi tidak dapat dilakukan.33
Penelitian ini dilakukan dengan pemberian perlakuan (treatment) berupa
strategi pembelajaran bahasa Arab berbasis MI kepada suatu kelas yang
kemudian disebut kelas eksperimen dan dibandingkan dengan kelas yang tidak
diberi perlakuan yang kemudian disebut sebagai kelas kontrol. Gambaran dari
design tersebut adalah:
Gambar 1.1
Desain Penelitian Eksperimen
Keterangan:
O1 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas eksperimen sebelum treatment
O2 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas eksperimen setelah treatment
O3 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas kontrol sebelum treatment
O4 : Hasil nilai evaluasi bahasa Arab kelas kontrol setelah treatment
X : Pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligences
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas
pada kelas X yaitu kelas X Audio Video sebagai kelas eksperimen dan kelas
X Teknik Informatika sebagai kelas kontrol.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Patuk Kab.
Gunungkidul Yogyakarta.
33
Nyoman Dantes, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012), hlm. 97.
O1 X O2
.............................
O3 O4
30
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dan semester genap
tahun ajaran 2015/2016 dan dimulai pada awal November 2015 hingga akhir
Februari 2016.
6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik yang akan peneliti gunakan dalam melakukan penelitian ini
antara lain:
a. Tes
Tes pertama merupakan penelusuran jenis kecerdasan pada kelas subjek
dengan instrumen multiple intellegences research. MIR atau dalam pendapat
lain disebut Multiple Intelligences Scale merupakan alat tes MI untuk
menggali kecenderungan kecerdasan seseorang yang dijadikan indikator
penentu gaya belajarnya dan pada akhirnya dijadikan patokan dalam
merumuskan gaya mengajar yang akan diterapkan.34
Tes selanjutnya adalah
pretest bahasa Arab untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi sebelum dilakukan treatment. Tes yang terakhir adalah postest bahasa
Arab untuk mengetahui tingkat peningkatan kemampuan siswa terhadap
materi setelah dilakukan treatment. Dalam hal ini peneliti hanya
menggunakan instrumen tes tertulis dengan pertimbangan bahwa secara
umum aspek keterampilan bahasa yang difokuskan pada sekolah subjek
adalah mahrah al-qirah.
34
J.J. Reza Prasetya dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences, (Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2009), hlm. 7.
31
b. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk mendokumentasikan berbagai informasi
seputar SMK Muhammadiyah 1 Patuk meliputi letak geografis, peserta didik,
pendidik, dan prestasi sekolah.
7. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji validitas isi (content validity). Validitas isi adalah tingkat di mana suatu
tes mengukur lingkup isi yang dimaksudkan. Dalam menguji validitas isi
suatu instrumen tes peneliti dapat berkonsultasi atau menerima peran dari ahli
untuk menentukan apakah instrumen itu valid dalam hal isi.35
Pengujian validitas isi terhadap soal pretest dan postest dilakukan dengan
pelaksanaan koreksi yang dilakukan oleh guru bahasa Arab di sekolah subjek
serta dosen pembimbing skripsi terhadap kisi-kisi dan soal guna menilai
kesesuaian soal tes tersebut dengan kurikulum yang berlaku di SMK
Muhammadiyah 1 Patuk.
8. Teknik Analisis Data
Gambar 1.2
Desain Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian ini akan dilakukan dua kali analisis. Pertama menguji
perbedaan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok
35
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: ANDI Offset,
1995), Hlm. 59.
O1 X O2
.............................
O3 O4
32
kontrol (O1 : O3) menggunakan t-test jenis independent samples t-test. T-test
merupakan tes yang digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara efek.36
Dalam hal ini yang dibandingkan adalah perbedaan efek antara kelas yang
diberi strategi pembelajaran berbasis MI dan yang tidak. Kedua menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah
Penerapan metode pembelajaran berbasis MI efektif meningkatkan prestasi
belajar bahasa Arab siswa kelas X Audio Video SMK Muhammadiyah 1
Patuk. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut
adalah teknik t-test untuk dua sampel related. Yang diuji adalah perbedaan
antara O2 dan O4. Jika terdapat perbedaan di mana O2 lebih besar dari O1 maka
penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences berpengaruh
positif, dan bila O2 lebih kecil dari pada O4 maka berpengaruh negatif.37
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian dalam skripsi ini terbagi menjadi empat bab.
Keempat bab tersebut terinci sebagai berikut:
Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka berpikir, hipotesis,
metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberi
gambaran awal kepada pembaca mengenai rangkaian penelitian yang dilakukan
peneliti beserta gambaran urgensinya.
36
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kusntitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hlm. 180. 37
Ibid, hlm. 159.
33
Bab II berisi gambaran umum SMK Muhammadiyah 1 Patuk yang meliputi
sejarah, letak geografis, keadaan peserta didik dan tenaga kependidikan, serta
prestasi sekolah.
Bab III berisi pembahasan hasil penelitian meliputi hasil tes jenis
kecerdasan siswa dan analisis nilai hasil belajar bahasa Arab.
Bab IV merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan akhir,
kekurangan penelitian, saran-saran peneliti, serta kata penutup.
93
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas penerapan
metode pembelajaran berbasis multiple intelligences yang di lakukan pada kelas X
Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Patuk, dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya:
1. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, masing-masing memiliki
berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki siswa. Kelas eksperimen memiliki
empat macam jenis kecerdasan siswa yaitu interpersonal, logis, musikal, dan
kinestetis, sedangkan kelas kontrol memiliki lima macam jenis kecerdasan
siswa yaitu interpersonal, intrapersonal, visual, musikal, dan naturalis.
2. Prestasi belajar bahasa Arab kelas eksperimen yang awalnya tidak jauh
berbeda dengan kelas kontrol yaitu dengan rata-rata 44.85 dan 40.75, setelah
diberi treatment berupa metode pembelajaran berbasis multiple intelligences,
mengalami peningkatan menjadi 57.15 dengan signifikansi sebesar 0.022.
3. Prestasi belajar bahasa Arab kelas kontrol yang awalnya tidak jauh berbeda
dengan kelas eksperimen yaitu dengan rata-rata 40.75 dan 44.85, tidak
mengalami peningkatan setelah pembelajaran yaitu menjadi 40.56.
4. Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences
efektif menghasilkan kemampuan bahasa Arab siswa yang lebih tinggi
dibanding kemampuan bahasa Arab siswa di kelas yang tidak menerapkan
metode tersebut dengan signifikansi uji beda sebesar 0.006.
94
5. Pembelajaran bahasa Arab dengan metode berbasis multiple intelligences
lebih efektif meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab dari pada
pembelajaran bahasa Arab tanpa metode tersebut terbukti dengan
meningkatknya rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen dari 44.85 menjadi
57.15 dengan signifikansi uji beda sebesar 0.022.
B. Kekurangan Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa kekurangan, diantaranya:
1. Metode pembelajaran ini dinilai akan kurang maksimal jika dilakukan seara
terus menerus, namun dinilai dapat menjadi alternatif yang baik hanya untuk
variasi metode pembelajaran bahasa Arab.
2. Metode ini kurang maksimal diterapkan dalam aspek pembelajaran qidah
karena aspek ini membutuhkan tingkat keseriusan lebih tinggi dalam
penyampaiannya.
3. Kurang intensifnya peneliti mengawasi proses pembelajaran pada kelas
kontrol sehingga nilai hasil belajar yang idealnya meningkat secara umum
justru menurun.
4. Dimungkinkan terdapat bias faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi
belajar bahasa Arab siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena
adanya perbedaan pengajar.
5. Dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences
ternyata belum dapat meningkatkan nilai sampai pada KKM (75) walaupun
kecenderungan rata-rata nilai kelas eksperimen meningkat cukup signifikan.
95
C. Saran
Berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran berbasis multiple
intelligences dalam pembelajaran bahasa Arab, peneliti mengajukan beberapa
saran yaitu:
1. Bagi peneliti selanjutnya, pengujian tipe kecerdasan siswa sebisa mungkin
dikondisikan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh siswa agar hasil
pemetaan kecerdasan lebih otentik sehingga metode yang diterapkan tepat
sasaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya review materi selalu dilaksanakan di
setiap akhir pertemuan untuk memastikan materi terserap secara merata ke
semua siswa walaupun metode yang digunakan berbeda-beda untuk setiap
tipe kecerdasan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, idealnya pengajar antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah guru bahasa Arab sekolah asal yang sama. Adapun
peneliti hanya melakukan observasi dan pengawasan. Dengan demikian
treatment idealnya dilakukan oleh pengajar aslinya.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya senantiasa mengawasi proses
pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun kontrol secara berimbang.
5. Bagi guru bahasa Arab, hendaknya mulai mencoba menerapkan metode
pembelajaran baru salah satunya metode pembelajaran berbasis multiple
intelligences ini guna meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa.
96
6. Bagi guru bahasa Arab, hendaknya tidak menjadikan metode ini sebagai satu-
satunya metode yang digunakan, namun menjadikannya salah satu alternatif
variasi metode pembelajaran bahasa Arab.
7. Bagi guru bahasa Arab, sebaiknya tidak menggunakan metode ini untuk
aspek pembelajaran qidah namun gunakanlah metode ini untuk aspek
pembelajaran qirah atau hiwr.
8. Bagi guru bahasa Arab, dalam penerapan metode ini hendaknya aktif
mengontrol setiap siswa termasuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa
mengingat metode yang berbeda-beda.
9. Bagi guru bahasa Arab, penerapan metode ini mengandung konsekuensi
keharusan meningkatkan kompetensi, kreativitas, dan kedisiplinan guru
sehingga perlu adanya proses belajar secara kontinu.
10. Bagi siswa, hendaknya aktif bertanya dan berpendapat baik dalam hal materi
maupun metode pembelajaran guru agar pembelajaran bahasa Arab lebih
kondusif dan sesuai kebutuhan siswa.
D. Kata Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga selesailah
penyusunan skripsi ini tanpa aral yang berarti. Apresiasi yang sebesar-besarnya
penulis haturkan atas datangnya kritik dan saran demi perbaikan karya ilmiah ini
dan karya ilmiah yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberi sumbang sih yang berarti bagi kemajuan dunia
pendidikan islam khususnya pendidikan bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Nurul Lubab, Efektivitas Icebreaker Dalam Meningkatkan Minat Dan
Hasil Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Arab" (studi Eksperimen
Terhadap Siswa Kelas VIII MTs N Ngemplak Sleman) 2015, Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2015.
Armstrong, Thomas, Kecerdasan Jamak dalam Membaca dan Menulis, Jakarta:
Indeks, 2014.
Chatib, Munif, Gurunya Manusia, Bandung: Kaifa, 2011.
___________, Sekolahnya Manusia, Bandung: Kaifa, 2009..
Dantes, Nyoman, Metode Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012.
Darmawan, Deni, Metode Penelitian Kusntitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Gardner, Howard, Frames of Mind, New York: Basic Books, 1983.
______________, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terj. Alexander
Sindoro, (Tangerang: Interaksara, 2013.
Heriyana, Efektivitas Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences terhadap
Peningkatan Kemampuan Muhadatsah, Bandung: Fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.
Istiqomah, Laelatul, Eksperimentasi Media Berbasis E-Learning Pada
Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VIII Madrsah Tsanawiyah Negeri
LAB UIN Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
Kurikulum ISMUBA untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah D.I. Yogyakarta,
Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I.Y, 2012.
L.A.S, A. Akrom Malibary, dkk, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada
Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Jakarta: Proyek Pengembangan
Sistim Pendidikan Agama Departemen Agama R.I., 1976.
Muna, Wa, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Teras, 2011.
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab, Malang: UIN-Maliki Press, 2012.
Prasetya, J.J. Reza dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009.
Qorina, Dwi, Proses Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam Pekalongan
Ditinjau dari Teori Multiple intelligences(Sebuah Studi Kasus), Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2010.
Reksoatmodjo, Tedjo N., Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan, Bandung:
Refika Aditama, 2009.
Shodiq, Muhammad Jafar, Metode Pembelajaran Bahasa Arab dengan
Pendekatan Multiple Intelligences, Jurnal SINTESA, Yogyakarta : Yayasan
Pendidikan Islam (YPI) Al Rahmah, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta: ANDI
Offset, 1995.
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Yogyakarta: Hikayat Publishing,
2004.
Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Jamak (Multiple intelligences), Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013.
Putri, Ratu Ilma Indra, Uji Normalitas dan Homogenitas, www.slideshare.net.
www.pauluswinarto.com.
http://www.slideshare.net/http://www.pauluswinarto.com/
Analisis Deskriptif Hasil Pretest
Analisis Deskriptif Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Statistic Std. Error
Nilai_Pretest Kontrol Mean 40.75 2.231
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 35.99
Upper Bound 45.51
5% Trimmed Mean 40.56
Median 40.00
Variance 79.667
Std. Deviation 8.926
Minimum 25
Maximum 60
Range 35
Interquartile Range 9
Skewness .604 .564
Kurtosis .990 1.091
Eksperimen Mean 44.85 1.585
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 41.39
Upper Bound 48.30
5% Trimmed Mean 45.05
Median 46.00
Variance 32.641
Std. Deviation 5.713
Minimum 32
Maximum 54
Range 22
Interquartile Range 6
Skewness -.514 .616
Kurtosis 1.213 1.191
Analisis Deskriptif Hasil Posttest
Analisi Deskriptif Hasil Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Statistic Std. Error
Nilai_Posttest Kontrol Mean 40.56 2.666
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 34.88
Upper Bound 46.25
5% Trimmed Mean 40.29
Median 40.50
Variance 113.729
Std. Deviation 10.664
Minimum 23
Maximum 63
Range 40
Interquartile Range 15
Skewness .166 .564
Kurtosis .117 1.091
Eksperimen Mean 57.15 5.208
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 45.81
Upper Bound 68.50
5% Trimmed Mean 56.95
Median 56.00
Variance 352.641
Std. Deviation 18.779
Minimum 30
Maximum 88
Range 58
Interquartile Range 30
Skewness .374 .616
Kurtosis -.813 1.191
Analisis Deskriptif Nilai Gain (Peningkatan)
Analisi Deskriptif Nilai Gain (Peningkatan) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Statistic Std. Error
Nilai_Gain Kontrol Mean -.19 2.838
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -6.24
Upper Bound 5.86
5% Trimmed Mean -.26
Median .00
Variance 128.829
Std. Deviation 11.350
Minimum -17
Maximum 18
Range 35
Interquartile Range 22
Skewness .064 .564
Kurtosis -1.346 1.091
Eksperimen Mean 12.31 4.681
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.11
Upper Bound 22.51
5% Trimmed Mean 12.06
Median 8.00
Variance 284.897
Std. Deviation 16.879
Minimum -14
Maximum 43
Range 57
Interquartile Range 27
Skewness .601 .616
Kurtosis -.439 1.191
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PreE .137 13 .200* .947 13 .550
PostE .153 13 .200* .945 13 .529
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PreK .239 16 .015 .916 16 .147
PostK .118 16 .200* .973 16 .880
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas Nilai Pretest
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai_Pretest Based on Mean .882 1 27 .356
Based on Median .741 1 27 .397
Based on Median and with
adjusted df .741 1 22.707 .398
Based on trimmed mean .857 1 27 .363
Uji Homogenitas Nilai Postest
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai_Posttest Based on Mean 4.068 1 27 .054
Based on Median 3.858 1 27 .060
Based on Median and with
adjusted df 3.858 1 21.138 .063
Based on trimmed mean 4.033 1 27 .055
Uji Homogenitas Nilai Gain
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai_Gain Based on Mean 1.621 1 27 .214
Based on Median .668 1 27 .421
Based on Median and with
adjusted df .668 1 17.619 .425
Based on trimmed mean 1.503 1 27 .231
Uji-T Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai_Pretest Eksperimen 13 44.85 5.713 1.585
Kontrol 16 40.75 8.926 2.231
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Nilai_Pretest Equal variances
assumed .882 .356 -1.431 27 .164 -4.096 2.862 -9.969 1.777
Equal variances not
assumed -1.497 25.756 .147 -4.096 2.737 -9.724 1.532
Uji-T Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai_Posttest Kontrol 16 40.56 10.664 2.666
Eksperimen 13 57.15 18.779 5.208
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Nilai_Posttest Equal variances
assumed 4.068 .054 -2.996 27 .006 -16.591 5.537 -27.953 -5.230
Equal variances
not assumed -2.836 18.118 .011 -16.591 5.851 -28.878 -4.305
Uji-T Nilai Gain (Peningkatan) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai_Gain Kontrol 16 -.19 11.350 2.838
Eksperimen 13 12.31 16.879 4.681
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Nilai_Gain Equal variances
assumed 1.621 .214 -2.377 27 .025 -12.495 5.257 -23.281 -1.709
Equal variances not
assumed -2.283 20.251 .033 -12.495 5.474 -23.905 -1.085
Uji-T Pretest dan Postest Kelas Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest_E 44.85 13 5.713 1.585
Posttest_E 57.15 13 18.779 5.208
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest_E & Posttest_E 13 .468 .107
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest_E - Posttest_E -12.308 16.879 4.681 -22.508 -2.108 -2.629 12 .022
Tabel Distribusi F
DF NUMERATOR
DENUMERATOR 1 2 3 4 5 30 40 60 120
1 161,447,639 199,500,000 215,707,345 224,583,241 230,161,878 250,095,148 251,143,153 252,195,739 253,252,854
2 18,512,821 19,000,000 19,164,292 19,246,794 19,296,410 19,462,411 19,470,736 19,479,064 19,487,394
3 10,127,964 9,552,094 9,276,628 9,117,182 9,013,455 8,616,576 8,594,411 8,572,004 8,549,351
4 7,708,647 6,944,272 6,591,382 6,388,233 6,256,057 5,745,877 5,716,998 5,687,744 5,658,105
5 6,607,891 5,786,135 5,409,451 5,192,168 5,050,329 4,495,712 4,463,793 4,431,380 4,398,454
6 5,987,378 5,143,253 4,757,063 4,533,677 4,387,374 3,808,164 3,774,286 3,739,797 3,704,667
7 5,591,448 4,737,414 4,346,831 4,120,312 3,971,523 3,375,808 3,340,430 3,304,323 3,267,445
8 5,317,655 4,458,970 4,066,181 3,837,853 3,687,499 3,079,406 3,042,778 3,005,303 2,966,923
9 5,117,355 4,256,495 3,862,548 3,633,089 3,481,659 2,863,652 2,825,933 2,787,249 2,747,525
10 4,964,603 4,102,821 3,708,265 3,478,050 3,325,835 2,699,551 2,660,855 2,621,077 2,580,122
11 4,844,336 3,982,298 3,587,434 3,356,690 3,203,874 2,570,489 2,530,905 2,490,123 2,448,024
12 4,747,225 3,885,294 3,490,295 3,259,167 3,105,875 2,466,279 2,425,880 2,384,166 2,340,995
13 4,667,193 3,805,565 3,410,534 3,179,117 3,025,438 2,380,334 2,339,180 2,296,596 2,252,414
14 4,600,110 3,738,892 3,343,889 3,112,250 2,958,249 2,308,207 2,266,350 2,222,950 2,177,811
15 4,543,077 3,682,320 3,287,382 3,055,568 2,901,295 2,246,789 2,204,276 2,160,105 2,114,056
16 4,493,998 3,633,723 3,238,872 3,006,917 2,852,409 2,193,841 2,150,711 2,105,813 2,058,895