metode partisipatif

28
METODE PARTISIPATIF Mata Kuliah : Metode dan Strategi Belajar Mengajar Oleh : ADHIMAS BAYU SUDIBYA K2512008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: adhimas-bayu-sudibyo

Post on 28-Nov-2015

810 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

metode pembelajaran partisipatif

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PARTISIPATIF

METODE PARTISIPATIF

Mata Kuliah : Metode dan Strategi Belajar Mengajar

Oleh :

ADHIMAS BAYU SUDIBYA

K2512008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: METODE PARTISIPATIF

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas nikmat-

Nya, Penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE

PARTISIPATIF”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metode dan strategi

belajar mengajar. Makalah ini berisi tentang metode pembelajaran partisipatif.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari semua pihak. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak untuk menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan.

Surakarta, Desember 2013

Page 3: METODE PARTISIPATIF

DAFTAR ISI

Halaman Judul iKata Pengantar iiDaftar Isi iii

BAB I. PendahuluanA. Latar BelakangB. Rumusan Masalah

BAB II. PembahasanA. Pengertian Pembelajaran PartisipatifB. Prinsip-prinsip Pembelajaran PartisipatifC. Ciri-ciri Pembelajaran PartisipatifD. Tahapan Pembelajaran PartisipatifE. Manfaat Pembelajaran PartisipatifF. Peranan PendidikG. Teori PendukungH. Proses Pembelajaran PartisipatifI. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Partisipatif

BAB III. PenutupDaftar Pustaka

Page 4: METODE PARTISIPATIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Corey dalam Syaiful (1986:195) Pembelajaran adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Dalam proses pembelajaran tidak sedikit peserta didik tidak

memahami apa yang dimaksud oleh guru karena kurangnya strategi dalam

memberikan pesan yang disampaikan. Maka dari itu perlu adanya suatu

metode pembelajaran dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Metode

partisipatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang sering

digunakan.

Menurut Sudjana (2005:155), Pembelajaran Partisipatif dapat

diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran Partisipatif mengandung arti

ikut sertanya peserta didik didalam program pembelajaran Partisipatif.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan

membahas tentang metode partisipatif sebagai salah satu metode dalam

proses pembelajaran.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian pembelajaran partisipatif?

2. Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif?

3. Ciri-ciri pembelajaran partisipatif ?

4. Tahapan dalam pembelajaran partisipatif ?

5. Manfaat pembelajaran partisipatif?

6. Teori pendukung pembelajaran partisipatif?

7. Proses pembelajaran partisipatif?

8. Kelebihan dan kelemahan metode partisipatif ?

Page 5: METODE PARTISIPATIF

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pembelajaran partisipatif

Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning),

merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.Proses

pembelajaran partisipatif bertujuan menempatkan peserta didik sebagai

pemain utama dalam setiap proses pembelajaran. Artinya, peserta didik diberi

kesempatan yang luas untuk mencari informasi sendiri, menemukan fakta

atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi kajian dalam

suatu topik pembelajaran.

Berdasarkan paragraf diatas dapat ditafsirkan bahwa peserta didik yang

menjadi peran utama diberikan ilmu pengetahuan dan mampu melaksanakan

dengan metode yang diterapkan untuk mencapai peranan yang sangat penting

dalam proses belajar yang dilakukan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk

mencari hasil belajar yang baik.

B. Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif

Prinsip-prisip utama kegiatan pembelajaran partisipatif meliputi:

1) berdasarkan kebutuhan belajar,

2) berorientasi pada tujuan kegiatan belajar,

3) berpusat pada warga belajar,

4) belajar berdasarkan pengalaman,

5) kegiatan belajar dilakukan bersama oleh warga belajar dengan

sumber belajar dalam kelompok yang terorganisasi,

6) kegiatan pembelajaran merupakan proses kegiatan saling

membelajarkan,

7) kegiatan pembelajaran diarahkan pada tujuan belajar yang

hasilnya dapat langsung dimanfaatkan oleh warga belajar,

8) kegiatan pembelajaran menitik beratkan pada sumber-sumber

pembelajaran yang tersedia dalam masyarakat,

Page 6: METODE PARTISIPATIF

9) kegiatan pembelajaran amat memperhatikan potensi-potensi

manusiawi warga belajar.

Selain itu, pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan pembelajaran juga

memperhatikan prinsip proses stimulus dan respons yang di dalamnya

mengandung unsur-unsur kesiapan belajar, latihan, dan munculnya pengaruh

pada terjadinya perubahan tingkah laku. Pembelajaran partisipatif sebagai

kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan

mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman

dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta

didik.

Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003)

menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu :

1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik;

2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian tujuan;

3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta

didik.

C. Ciri-ciri pembelajaran partisipatif

Kegiatan pembelajaran partisipatif memilikii ciri-ciri pokok yang

meliputi:

1) Sumber belajar menenpatkann diri pada posisi yang tidak serba

mengetahui terhadap semua bahan belajar. Memandang warga

belajar sebagai sumber yang mempunyai nilai dan manfaat dalam

kegiatan belajar.

2) Sumber belajar memainkan peranan membantu warga belajar dalam

melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini didasarkan atas

kebutuhan belajar warga belajar.

3) Sumber belajar memotovasi warga belajar agar berpartisipasi dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi program

pembelajaran yang dijalaninya.

Page 7: METODE PARTISIPATIF

4) Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan saling

membelajarkan dalam bentuk bertukar fikiran mengenai isi,proses,

dan hasil belajar serta pengembangannya.

5) Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam

menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga warga

belajar dapat melibatkan diri secara aktif dan bertanggungjawab

dalam proses kegiatan pembelajaran.

6) Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok.

7) Sumber belajar mendorong warga be;lajar untuk meningkatkan

semangat berprestasi, semangat berkompetisi menghadapi tantangan

yang berorientasi pada perbaikan kehidupan yang lebih baik.

8) Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam dan

terhadap kehidupan yang dihadapinya sehari-hari.

9) Sumber belajar dan warga belajar secara bersama-sama

mengembangkan kemampuan antisipasi dan partisipasi.

10) Pembelajaran mencapai otonomi dan integrasi dalam kegiatan

individual dan kehidupan sosialnya.

D. Tahapan-tahapan pembelajaran partisipatif

Menurut Sudjana (2001:53) keikutsertaan peserta didik dapat

diwujudnyatakan dalam ketiga tahapan kegiatan pembelajaran tersebut yaitu

perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian kegiatan

pembelajaran.

Ketiga cakupan tahapan tersebut dalam metode Pembelajaran

Partisipatif dibawah ini akan diperjelas satu persatu.

1) Tahapan Perencanaan

Tahapan kagiatan pembelajaran meliputi identifikasi

kebutuhan belajar, sumber- sumber belajar yang tersedia dan

kemungkinan hambatan yang akan ditemui dalam kegiatan

pembelajaran, penyusunan prioritas kebutuhan, perumusan tujuan

pembelajaran, dan penetapan program kegiatan pembelajaran.

Page 8: METODE PARTISIPATIF

2) Tahapan Pelaksanaan 

Partisipatif dalam tahap pelaksanaan program kegiatan

pembelajaran adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan

iklim yang kondusif untuk belajar. Iklim yang kondusif ini

mencakup Pertama, kedisiplinan peserta didik yang ditandai dengan

keteraturan dalam kehadiran pada setiap kegiatan pembelajaran.

Kedua, pembinaan hubungan antara peserta didik dengan pendidik

sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, terarah,

saling membantu, dan saling belajar. Ketiga, interaksi kegiatan

pembelajaran antara peserta didik dan pendidik dilakukan melalui

hubungan horizontal. Hubungan ini menggambarkan corak

terjalinnya komunikasi yang sejajar baik antara peserta didik

maupun pendidik. Keempat, tekanan kegiatan pembelajaran adalah

pada peranan peserta didik yang lebih aktif melakukan kegiatan

pembelajaran bukan pada pendidik yang lebih mengutamakan

kegiatan mengajar. Peranan pendidik ialah membantu peserta didik

dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

3) Tahapan Evaluasi Program Pembelajaran 

Partisipatif dalam tahap evaluasi pembelajaran amat penting

evaluasi dilakukan untuk menghimpun, mengolah, dan menyajikan

data atau informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam

pengambilan keputusan. Partisipatif dalam tahap evaluasi ini sangat

bermanfaat bagi para peserta didik untuk mengetahui tentang sejauh

mana yang telah dialami dan dicapai oleh mereka melalui kegiatan

Pembelajaran Partisipatif.

Berdasarkan uraian di atas, pendidik melakukan kegiatan

pada saat sebelum (tahap perencanaan), selama berlangsung (tahap

pelaksanaan), dan setelah selesai kegiatan pembelajaran (tahap

evaluasi program pembelajaran). Pertama, pada saat sebelum

pembelajaran, pendidik perlu melakukan perencanaan yang meliputi

kegiatan mempelajari peraturan, menyiapkan bahan dan strategi

Page 9: METODE PARTISIPATIF

pembelajaran. Kedua, pada saat pelaksanaan pembelajaran,

pendidik perlu memulai pembelajaran tepat waktu sesuai dengan

jadwal pembelajaran, memeriksa kondisi bahan, membina

keakraban melalui perkenalan antara pendidik dan peserta didik,

menciptakan suasana belajar yang terbuka. Ketiga, selesai

pembelajaran, pendidik perlu melaksanakan evaluasi proses dan

hasil belajar, dan akhirnya menghimpun bahan belajar dan hasil

penilaian yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.

Tekanan dalam proses pembelajaran ini adalah peranan

peserta didik yang lebih aktif melakukan kegiatan pembelajaran.

Hal ini berarti peserta didik merupakan komponen pembelajaran

yang harus bermuara pada peserta didik sedangkan guru hanya

sebagai fasilitator. Karakteristik peserta didik yang aktif sangat

menonjol dan peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber, baik

yang ada dalam lingkungan sekolah atau yang ada dalam kelas

maupun yang ada diluar kelas, dimasyarakat sekitar, dengan

keterlibatan langsung peserta didik akan memperoleh pengalaman,

keterampilan, kematangan berfikir yang sangat berharga. Melalui

pembelajaran yang aktif, interaktif, komunikatif, efektif,

menyenangkan dan inovatif akan memberikan pancaran semangat

secara psikis. Dalam diri peserta didik ada totalitas keterlibatan

yang pasif. Peserta didik berkembang karena mengalami proses

interaksi antara temannya, dengan lingkungan benda-benda, dan

peristiwa nyata.

E. Manfaat metode partisipatif

Menurut Sudjana (2005:39), manfaat Pembelajaran Metode Partisipatif

bagi peserta didik ada lima hal, yaitu:

1) Kegiatan pembelajaran partisipatif dilakukan secara bersama oleh

peserta didik dengan bimbingan pendidik dalam kelompok-

kelompok belajar yang terorganisasi,

Page 10: METODE PARTISIPATIF

2) Kegiatan Pembelajaran Partisipatif merupakan peningkatan proses

pendidikan tradisional yang sering didominasi oleh guru menuju

kegiatan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan

pendidik,

3) Kegiatan Pembelajaran Partisipatif berorientasi pada tujuan belajar

yang hasilnya diharapkan langsung dapat dimanfaatkan oleh peserta

didik untuk meningkatkan sikap dan prilaku hidup bersama secara

harmonis, serta untuk mengembangkan partisipatif peserta didik

dalam kegiatan sosio dan pembangunan masyarakat,

4) Kegiatan pembelajaran menitikberatkan pada penggunaan sumber-

sumber yang tersedia dimasyarakat, baik sumber daya manusia

maupun sumber daya alam, sehingga terwujud kegiatan belajar

dengan kepekaan yang tinggi terhadap pemberdayaan dan

pelestarian lingkungan,

5) Kegiatan Pembelajaran Partisipatif lebih memperhatikan segi

kemanusiaan peserta didik dengan menghargai potensi dan

kemampuan yang ia miliki serta dengan menekankan upaya fasilitas

oleh pendidik terhadap kegiatan peserta didik dalam memanfaatkan

lingkungan potensi dan menampilkan kemampuan untuk melakukan

kegiatan berfikir dan berbuat secara bersama dalam mencapai tujuan

belajar yang mereka tetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran

partisipatif dalam proses pembelajaran ini adalah peranan peserta didik yang

dibimbing pendidik dalam kelonpok-kelompok pembelajaran sehingga

tercipta interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Kegiatan

pembelajaran peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber, baik yang ada

dilingkungan sekolah atau yang ada dalam kelas maupun yang ada diluar

kelas, dimasyarakat sekitar, sehingga terwujud kegiatan belajar. Peserta didik

juga memanfaatkan lingkungan potensi dan menampilkan kemampuan untuk

melakukan kegiatan berfikir sehingga tercipta tujuan belajar yang diinginkan.

Page 11: METODE PARTISIPATIF

F. Peranan pendidik

Menurut Knowles dalam Sudjana (1997:269), ”Pembelajaran

Partisipatif memiliki langkah-langkah tertentu secara berurutan yang harus

diperankan oleh pendidik untuk mengetahui peranan pendidik dalam

Pembelajaran Partisipatif.” Dalam hal ini dapat dilakukan melalui urutan

sebagai berikut:

1) Membantu Peserta Didik dalam Menciptakan Iklim Belajar 

Dalam upaya menciptakan iklim belajar, pendidik bersama

peserta didik menyiapkan bahan belajar, menentukan fasilitas dan

alat-alat, serta membina keakraban diantara peserta didik. Bahan-

bahan belajar perlu diperoleh peserta didik sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai bahan-bahan tersebut terdiri atas informasi

tertulis, atau informasi lisan. Informasi tertulis dapat disampaikan

antara lain melalui buku petunjuk, selebaran brosur informasi.

Sedangkan informasi lisan penjelasan langsung kepada calon

peserta didik. Informasi disampaikan dengan tujuan untuk

menjelaskan syarat-syarat dan ketentuan calon peserta didik dan

gambaran tentang program pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) Membantu Peserta Didik untuk Menyusun Kelompok Belajar 

Situasi yang baik untuk melibatkan peserta didik dalam

perencanaan kegiatan pembelajaran adalah apabila kegiatan

pembelajaran itu dilakukan oleh kelompok terbatas tidak terlalu

besar atau terlalu kecil jumlah anggotanya.

3) Membantu Peserta Didik dalam Mendiagnosis Kebutuhan Belajar 

Identifikasi kebutuhan belajar adalah kebutuhan belajar yang

bersifat khusus dengan maksud untuk meningkatkan motivasi

peserta didik supaya berperan serta secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Diagnosis kebutuhan belajar dilakukan melalui dua

langkah. Pertama, merumuskan model tingkah laku atau

kemampuan yang ingin dimiliki oleh peserta didik. Kedua,

menggambarkan tingkah laku atau kemampuan yang telah dimiliki

Page 12: METODE PARTISIPATIF

oleh peserta didik. Kemampuan yang diinginkan peserta didik

dengan tingkah laku atau kemampuan yang telah dimiliki peserta

didik pada saat ini. 

4) Membantu Peserta dalam Menyusun Tujuan Belajar 

Tujuan belajar itu merupakan tolak ukur yang menentukan

untuk pemilihan sarana balajar, merinci isi atau meteri pelajaran,

mengembangkan kegiatan pembelajaran, dan menyiapkan alat-alat

evaluasi kegiatan pembelajaran, serta melakukan perencanaan,

menyusun tugas, menetapkan standar supervise, melakukan

komunikasi dan motivasi, dan meningkatkan moral petugas yang

menjadi peserrta didik. Dari kesimpulan tujuan tersebut tugas-tugas

yang disusun dalam setiap aspek tingkah laku dalam menentukan

pengalaman belajar yang akan dilalui oleh peserta didik.

5) Membantu Peserta Didik dalam Merancang Pengalaman Belajar 

Pendidik membantu peserta didik dalam merancang model

pengalaman. Bahan belajar dirumuskan berdasarkan pengalaman

yang telah dimiliki oleh peserta didik. Sehingga memungkinkan

peserta didik dapat mempelajarinya dimulai dari keseluruhan

kemudian sampai pada bagian-bagiannya. 

6) Membantu Peserta Didik dalam Menilai Proses dan Hasil Kegiatan 

Pembelajaran Untuk mencapai tujuan belajar peranan

pendidik ialah sebagai pemberi dorongan kepada peserta didik,

pendidik dapat memberikan informasi tentang bahan pelajaran,

teknik-teknik yang dapat digunakan, dan alat-alat bantu yang

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. 

7) Membantu Peserta Didik dan Mengevaluasi Hasil Proses dan

Pengaruh Kegiatan Pembelajaran.

Dalam mengevaluasi proses, hasil dan pengaruh kegiatan

pembelajaran evaluasi program dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana kecocokan rencana dengan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Page 13: METODE PARTISIPATIF

Dengan prinsip ini pendidik akan membantu para peserta didik

untuk berbuat dan kemudian menganalisis serta merefleksikan

terhadap hasil dan proses perbuatan itu.

Dilihat dari uraian langkah-langkah metode pembelajaran partisipatif

strategi pembelajaran berpusat pada pendidik adalah kegiatan yang

menekankan terhadap pentingnya aktivitas pendidik dalam mengajar atau

membelajarkan peserta didik. Dimana pendidik selalu membantu peserta

didik dalam menciptakan iklim belajar, menyusun kelompok belajar,

mendiagnosis kebutuhan belajar, menyusun tujuan belajar, merancang

pengalaman belajar, menilai proses dan hasil kegiatan pembelajaran, serta

mengevaluasi hasil proses dan pengaruh kegiatan pembelajaran.

G. Teori pendukung

Menurut Sudjana, kegiatan belajar partisipasif didukung oleh beberapa

teori pembelajaran, di antaranya adalah teori connectionism Thorndike, teori

aliran tingkah laku yang dikembangkan oleh Guthrie, Skinner, Crowder dan

Hull, teori Gestal dan teori medan. Dalam Kaitan ini, Trisnamansyah

mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran dalam pendidikandi luar sekolah

termasuk di da;lamnya kegiatan pembelajaran partisipasi mendapat dukungan

dari teori-teori perubahan sosial dan psikologi sosial yang dapat diaplikasikan

dalam kegiatan pembelajaran seperti teori perubahan sikap sosial, teori

dinamika kelompok, teori komunikasi inovasi dan teori manajemen

perubahan dalam pendidikan.

Teori yang relevan dibahas dalam hubungannya dengan kebutuhan

pengkajian ini adalah teori Asosiasi dan teori medan. Teori asosiasi

dikembangkan oleh Thorndike dan dilanjutkan Witson dan William James.

Toeri asosiasi berpandangan bahwa mutu kegiatan belajar akan efektif apabila

interaksi antara sumber belajar dan warga belajar dilakukan melalui stimulus

dan respon (S-R). Oleh karena itu makin giat dan makin tinggi kemampuan

warga belajar dalam mengembangkan stimulus dan respon, maka makin

efektif kegiatan belajarnya. Teori asosiasi mengandung prinsip-prinsip dalam

kegiatan belajar-membelajarkan, yaitu prinsip kesiapan (readness), latihan

Page 14: METODE PARTISIPATIF

(exercise), dan pengaruh (effect). Prinsip kegiatan menekankan perlunya

motovasi yang tinggi pada diri warga belajar atau peserta didik untuk

menghubungkan stimulus dan respon. Prinsip latihan menekankan pentingya

kegiatan latihan secara berulang oleh warga belajar atau peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajar. Prinsip pengaruh menekankan pada pentingnya

hasil dan manfaat langsung dari kegiatan belajar yang dijalani oleh warga

belajar atau peserta didik. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran

partisipasi, teori asosiasi semakin mempertegas pentingnya peserta didik

untuk melakukan respon terhadap setiap stimullus oleh warga belajar atau

peserta didik itu sendiri serta menekankan pentingnya kegiatan belajar

perorangan.

Sementara itu teori medan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin,

menekankan pentingnya pengalaman warga belajar yang berorientasi pada

pemecahan masalah serta didasari oleh motivasi belajar yang kuat. Teori

medan beranggapan bahwa setiap kegiatan akan efektif apabila warga belajar

merasakan kebutuhan untuk belajar serta memiliki kesadaran diri bahwa

belajar adalah sesuatu yang penting dalam meningkatkan kualitas dan

martabat kehuidupannya. Oleh karena itu, kegiatan belajar bersama dalam

kelompok belajar menjadi penting dan utama bagi warga belajar.

H. Proses pembelajaran partisipatif

Proses pembelajaran partisipatif dibentuk oleh unsur-unsur atau faktor

pembentuk proses pembelajaran. Unsur pembentuk proses pembelajaran

tersebut adalah:

tujuan,

materi,

metode,

warga belajar,

fasilitator,

iklim dan

evaluasi.

Page 15: METODE PARTISIPATIF

Kegiatan proses pembelajaran partisipatif mencakup enam tahapan

kegiatan yang berorientasi. Keenam langkah kegiatan tersebut adalah:

pembinaan keakraban, identifikasi keutuhan, sumber dan kemungkinan

hambatan, perumusan tujuan belajar, penyusunan program kegiatan belajar,

pelaksanaan kegiatan belajar dan penilaian terhadap proses, hasil, dan

dampak kegiatan pembelajarn yang dilaksanakan.

Pembelajaran partisipatif menghargai pengetahuan dan pengalaman

para pendidik untuk terampil dalam menggunakan semua metode yang

berbeda. Suatu situasi pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman

seharusnya selalu diikuti oleh suatu sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab

membantu melakukan kontekstualisasi pengelaman individu dan kelompok ke

dalam suatu kerangka verja yang lebih luas.

Kerangka kerja tanya jawab mengikuti siklus pembelajaran sebagai

berikut:

1) Publikasi Data: Berbagi pengalaman dan pengamatan.

Pertanyaan-pertanyaan spesifik seharusnya dituliskan di

papan/bagan. Guru sebagai fasilitator harus bekerja mengenai

bagaimana data akan dituliskan pada bagan. Pertanyaan seharusnya

diajukan atas masing-masing peserta dan respon dicatat pada

bagan. Perasaan yang seharusnya diungkapkan hanya yang

berhubungan dengan isu-isu kunci untuk analisis.

2) Pemrosesan Data: Membahas pola dan dinamika.

Respon-respon ini seharusnya dicatat dan saling hubungan

perasaan, interaksi, dan peristiwa dibangun di dalam proses.

Sementara para peserta berbagi pengalaman mereka, fasilitator

harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak

mempertanyakan atau membalas perasaan yang diungkapkan.

Sebaliknya ia harus menuliskannya pada bagan

3) Penyamarataan dan Penerapan Data: Mengemukakan prinsip-

prinsip.

Page 16: METODE PARTISIPATIF

Respon-respon ini harus juga dicatat dan dikonsolidasikan di

dalam proses. Prinsip-prinsip kunci harus diturunkan atas dasar data

dan analisisnya. Prinsip-prinsip ini harus dihubungkan dengan

konsep-konsep teoritis yang ada.

4) Penutup pengalaman.

Suatu penutupan formal atas latihan harus dilakukan ádalah

meninggalkan pada para peserta dengan rasa puas dan berani

melakukan eksplorasi ke depan.

I. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran partisipatif

1) Kelebihan Model Pembelajaran Partisipatif 

Peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran

miliknya sendiri, karna peserta didik diberi kesempatan yang

luas untuk berpartisipasi.

Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga

akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-

mempelajarkan diantara peserta didik.

Dapat menambah wawasan fikiran dan pengetahuan bagi guru

karna sesuatu yang dialami dan disampaikan peserta didik

mungkin belum diketahui sebelumnya oleh guru.

2) Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif

Membutuhkan waktu yang relative lebih lama dari waktu

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Akumulasi dan pembelajaran cendrung akan didominasi oleh

peserta didik yang bisa atau sering berbicara, sehingga peserta

didik yang lainya lebih banyak mengikuti jalan fikiran peserta

didik yang senang berbicara.

Pembicaraan dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Page 17: METODE PARTISIPATIF

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan partisipatif, atau teknik partisipatif, merupakan sebuah

upaya guru untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan program

dan penilaian program. Pembelajaran partisipatif dilandasi oleh suatu

pandangan bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki pengalaman yang

cukup kaya – untuk bisa diolah menjadi bahan pembelajaran.

Pendidikan partisipatif memiliki maksud dasar untuk mengubah pola

hubungan yang ada antara peserta didik dengan pendidik. Para guru harus

bersedia mengakui bahwa pihaknya juga memerlukan belajar dari muridnya

dan demikian pula sebaliknya. Dengan demikian maka proses pembelajaran

diharapkan berhasil sesuai perencanaan.

Page 18: METODE PARTISIPATIF

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Mahadir A. 2012. “Pembelajaran Partisipatif, Kelebihan dan Kekuranganya”, (Online). http://mahadir-aziz.blogspot.com/2012/05/pembelajaran-partisipatif-kelebihan-dan.html. Diakes pada tanggal 08 Desember 2013.

Knowles, M. S . 1975. Self Directed Learning. Chicago : Follet Publishing Company.

________. 1950. Informal Adult Education. New York: Association Publishing Company.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, D. 1993. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.

________. 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Trisnamansyah, S. 1993. Perkembangan Pendidikan luar Sekolah dan Upaya Mempersiapkan Pelaksanaan Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun. Bandung: IKIP.