metode most probable number (mpn)

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk oleh mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan terutama minuman, sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat memepunyai jenis - jenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994). Pertumbuhan sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan untuk menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai kemampuan ini lagi, Maka sel dinyatakan tidak hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel, berat kering, konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994). Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah

Upload: affif-riskani-noor

Post on 13-Jan-2016

352 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Most Probable Number (MPN)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk

oleh mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan

menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan terutama minuman,

sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat

memepunyai jenis - jenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil

penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994).

Pertumbuhan sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan

untuk menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat

menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai kemampuan ini lagi, Maka sel

dinyatakan tidak hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan bakteri dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel, berat kering,

konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994).

Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan

langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui

beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan, pada suatu saat tertentu tanpa

memberikan perlakuann terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme yang

diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memeberikan perlakuan

tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung dapat

dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah memebuat preparat dari suatu

bahan (preparat sederhana di warnai atau tidak di warnai) dan penggunaan ruang

hitung (counting chamber), sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya

untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih hidup

saja. (Dwidjoseputro, 1994).

Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini ialah agar pratikan

dapat mengetahui tentang teknik - teknik perhitungan mikroba dan salah satunya

yaitu metode MPN dan mengerti tentang perhitungan mikroba pad prinsip

Page 2: Metode Most Probable Number (MPN)

percobaan metode MPN serta hal yang berkaitan dengan bakteri koliform pada

percobaan yang dilakukan.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui prinsip metode MPN

Untuk mengetahui fungsi dari media EMBA, BGLBB, LB

Untuk mengetahui proses terjadinya gelembung pada tabung durham di

setiap uji percoban MPN

Page 3: Metode Most Probable Number (MPN)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan

pada cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui pengenceran,

perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan kalorimeter (cara

kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji

pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan

(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam

tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat

fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN sering digunakan

dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah

seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan

penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan

dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium

menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan

jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming

unit) dalam sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai

perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL

atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada

setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi

(Dwidjoseputro, 1994).

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam

saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan

bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah

bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal

menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi

positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh

Page 4: Metode Most Probable Number (MPN)

lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain

(Dwidjoseputro, 1994).

Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah

bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut

sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan

dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap

pertama uji E.coli (Dwidjoseputro, 1994).

Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi

pangan. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam

pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh

kotoran manusia yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka

perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman

dikonsumsi. Bakteri - bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang

lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri

tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih

tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran

yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri

patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk

menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok

Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Hastowo,

1992).

Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk

berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk

menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara

yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan

secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan

(preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung

(counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk

mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja

(viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada

cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran,

Page 5: Metode Most Probable Number (MPN)

perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara

kekeruhan atau turbidimetri) (Hastowo, 1992).

Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan

pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu

makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan

uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang

dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor,

seperti jenis dan komposisi bahan pangan (Hastowo, 1992).

Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air

dalam praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok

Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif,

batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan

laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C

(Hastowo, 1992).

Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode

cawan yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan

berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba

setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat

dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham

(Lay, 1992).

Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode

MPN. Metode MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan).

Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air

khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan

kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram

negatif, batang  pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi

asam dan  gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel

ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap

kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5

tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah  Lactose Broth  yang diberi

indikator perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada

Page 6: Metode Most Probable Number (MPN)

tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada

media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi  Beef 

extract  (3 gr),  peptone  (5 gr),  lactose  (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per

liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose

Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah

dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).

Page 7: Metode Most Probable Number (MPN)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pada pratikum mikrobilogi ini berjudul tentang perhitungan jumlah mikroba

dengan menggunakan metode MPN yang dilaksanakan pada hari rabu, pada

tanggal 20 April 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA dan dilanjutkan

pengamatan pada pada hari kamis, pada tanggal 21 April 2011 pada pukul 05.00 –

06.00 WITA. dan dilanjutkan pengamatan ke dua pada pada hari sabtu, pada

tanggal 23 April 2011 pada pukul 08.00 – 10.00 WITA. Dan di lanjutkan

pengamatan ke tiga pada pada hari senin, pada tanggal 25 April 2011 pada pukul

12.00 – 12.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Botol sampel

Rak tabung reaksi

Tabung reaksi

Tabung durham

Blue tip

Mikropipet

Bunsen

Korek

Cawan petri

Jarum inokulasi/ose

Vortex

Pipet volume

Inkubator

Page 8: Metode Most Probable Number (MPN)

Laminar air flow

Autoclave

Pensil

Almunium foil

Penyemprot alkohol

3.2.2 Bahan

Lactose Borth (LB)

Brilliant Green lactose Bile Broth (BGLBB)

Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)

Alkohol 70%

Garm fisiologi

Kertas label

Tisu

Air galon (minum)

Air sungai

Air sumur

Air PDAM

NaCl 45 ml

3.3 Cara kerja

3.3.1 Uji penduga

1. Disiapkan Alat dan Bahan.

2. Disiapkan 5 tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di pilih.

3. Di masukan 5 ml sampel air minum pada setiap tabung reaksi seri

pengenceran 10.

4. Dimasukan 0,5 ml sampel pada seri pengenceran 1 .

5. Dimasukan 0,5 ml sampel pada larutan NaCl 4,5 ml .

6. Dimasukan 0,5 ml campuran NaCl tadi pada setiap tabung reaksi seri

pengenceran 10-1.

7. Dimasukan 0,5 ml larutan NaCl 4,5 ml yang telah dilarutkan sampel

pada larutan NaCl 4,5 ml untuk pengenceran 10-2.

Page 9: Metode Most Probable Number (MPN)

8. Dimasukan campuran NaCl 4,5 ml tadi pada setiap seri tabung reaksi

pengenceran 10-2.

9. Di inkubasi dalam suhu 350C selama 24 jam dan sebelumnya diberi

label pada setiap pengenceran yang dilakukan.

10. Di amati perubahan pada tabung reaksi.

11. Di hitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.

3.3.2 Uji penegas

1. Di siapkan alat dan bahan.

2. Di pijarkan jarum ose dan dimasukan ke dalam tabung reaksi pada uji

penduga pada pengenceran 10.

3. Dimasukan jarum ose pada yang elah dimasukan ke dalam pengenceran

10 ke dalam media BGLBB.

4. Dipijarkan lagi jarum ose dan di ulangi perlakuan yang sama hingga ke

lima tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di lakukan.

5. Di beri label pada setiap seri tabung reaksi pengenceran yang

dilakukan.

6. Di inkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.

7. Di amati gas yang terbentuk pada tabung durham.

8. Di hitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.

3.3.3 Uji pelengkap

1. Di siapkan alat dan bahan.

2. Di pijarkan jarum ose pada lampu bunsen.

3. Di masukan jarum ose pada tabung reaksi pengenceran ke 10.

4. Di goresakan jarum ose yang telah di masukan padapengenceran 1o

pada media EMBA yang terdapat pada cawan petri dan di gunakan pada

kolom yang tersedia hingga ke lima seri tabung pengnceran 10.

5. Di pijarkan lagi jarum osedan di lakukanperlakuan yang sama hingga ke

lima tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di lakukan.

6. Di beri label.

7. Di inkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.

8. Di amati setiap cawan petri yang terdapat bakteri E.coli.

Page 10: Metode Most Probable Number (MPN)

9. Di hitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.

BAB IV

Page 11: Metode Most Probable Number (MPN)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Metode MPN

Media Seri Pengamata

n

Nilai

MPN

MPN

10 1 10-1 10-2 Tabel

LB 4 4 3 1 33 3300

GLBB 3 4 1 2 26 2600

EMBA 0 0 0 0 - -

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan Media LB (lactose Borth)

MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10

(pengenceran tabung tengah)

: 33 x 10

10-1

: 3300 Cfu/100 ml

4.2.2 Perhitungan Media GLBB (green lactose bile borth)

MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10

(pengenceran tabung tengah)

: 26 x 10

10-1

: 2600 Cfu/100 ml

4.2.3 Perhitungan Media EMBA (eosin methylene blue agar)

MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10

(pengenceran tabung tengah)

: 0 x Cfu

100 ml

: 0 Cfu/100 ml

Page 12: Metode Most Probable Number (MPN)

4.3 Pembahasan

Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan

untuk menghitung koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian

fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji penduga

(Presumtive Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed

Test) Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan

jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni dalam sampel

(Dwidjoseputro, 1994).

Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri

pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan

kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram

negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi

asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C

(Dwidjoseputro, 1994).

E. coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.

coli sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah golongan

bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia dan merupakan

bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya

bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri

patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan

jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.

Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada

mendeteksi bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).

Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi

kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu

pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari

fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef

menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa

menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme

Page 13: Metode Most Probable Number (MPN)

koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk

coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;

dan 0,5% laktosa (lay, 1992)

Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan

mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang

memfermentasikan laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa, dan

Salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni

dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang

dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue

membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini

digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.

Aerugenosa dan Salmonella, sp dan dapat menimbulkan keraguan.

Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan

tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat

digunakan untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif

dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylene blue sebagai

indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa

dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri

E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa (Hastowo, 1992).

Media BGBB (Brilliant Green Bile Broth) digunakan untuk

mengkonfirmasi hasil tes positif dugaan. Brilliant Green Bile Broth (BGBB) juga

disebut sebagai Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB). Enzimatik Intisari

dari Gelatin adalah sumber karbon dan nitrogen digunakan untuk kebutuhan

pertumbuhan umum di Brilliant Green lactose Bile Broth. Oxbile dan Brilliant

Green menghambat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif banyak, selain

E.coli. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Bakteri yang fermentasi laktosa

dan menghasilkan gas yang terdeteksi Penggunaan utama dari media ini adalah

untuk mengidentifikasi keberadaan E.coli pada makanan. Selama inkubasi 24 jam

pada suhu 37 °C E.coli akan memfermentasi laktosa dalam kaldu dengan produksi

gas dan Gas ini akan terkumpul dalam sebuah tabung durham terbalik (Hastowo,

1992).

Page 14: Metode Most Probable Number (MPN)

Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung

yang berisi Lactose Broth dan tabung durham diinokulasikan dengan sampel air

untuk menguji apakah air tersebut mengandung bakteri yang bisa

memfermentasikan laktosa yang memproduksi gas. Jika setelah inkubasi gas

timbul pada Lactose Broth, diduga ada bakteri coliform di sampel air tersebut.

Uji penduga merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri

coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena

fermentasi laktosa oleh bakteri golongan E.coli. Terbentuknya asam dilihat dari

kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat di lihat dalam

tabung durham yang berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri

Escherichia coli dapat di lihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan

reaksi positif terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.

dan jika tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif.

Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga

dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Lay, 1992).

Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif

terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi

diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptic

dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh

berwarna merah kehijauan dengan kilap metalik (Lay, 1992).

Uji penegas untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang

berwarna pada uji penguat atau pelengkap. Uji penegas merupakan suatu uji

sebelum dilakukanya uji pelengkap dimana digunakn media (BGLBB) Brilliant

Green Lactose Bile Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada

bakteri E.coli dengan terbentuknya asam dan gelembung. Pada uji penegas

banyaknya kandungan bakteri E.coli di lihat dengan menghitung tabung yang

terdapat gelembung di dalam tabung durham dan dihitung MON count dengan

melihat hasil dari MPN tabel di kali sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil

uji penegas akan disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap (Dwidjoseputro,

1994).

Page 15: Metode Most Probable Number (MPN)

Hasil pengamatan pada perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan

metode MPN diketahui, pada uji penduga digunkannya media lactose borth

dengan sampel air minum yang digunakan diketahui seri pengamatan 10 terdapat

empat gelembung, pengenceran 1 terdapat empat gelembung, pengenceran 10 -1

terdapat tiga gelembung, dan pengenceran 10-2 terdapat satu gelembung. Pada

MPN tabel di ketahui 33 nilai MPN tabelnya dan dari perhitungan MPN count

didapatkan hasi 3300 Cfu /100 ml.

Pada uji penegas dengan menggunakan media Brilliant Green Lactose

Bile Broth dapat diketahui seri pengamtannya pada pengenceran 10 terdapat lima

gelembunng, pada pengencera 1 terdapat empat gelembung, dan pada

pengenceran 10-1 terdapat satu gelembung sedangkan pada pengenceran 10-2

terdapat dua gelembung. Dari hasil pengenceran didapatkan hasl nilai

MPNtabelnya 26, dengan perhitungan mencari Mpn count hasil yang didapat dari

MPN-nya adalah 2600 Cfu/100 ml.

Pada uji penguat atau pelengkap dari setiap seri pengenceran tidak di

dapatkan hasil adanya bakteri E.coli yang tumbuh pada sempel air minum. Jadi,

hasil yang didapat adalah nihil atu tidak ada bakteri E.coli yang tumbuh.

Faktor kesalahan pada percobaan perhitungan jumlah mikroba pada

metode MPN. Trejadi pada cara penggoresan pada media EMBA yang tidak

sesuai dengan alur dan melewati dari garis pembatas kolom, serta kurang hati–hati

dalam melakukan percobaan sehingga terdapat tabung reaksi yang pecah akibat

kecerobohan.

Page 16: Metode Most Probable Number (MPN)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pratikum mengenai “perhitungan jumlah mikroba dengan

metode MPN” dapat disimpulka bahwa :

Prinsip dari metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah

mikroba yang menggunakn tiga tahap uji yaitu uji penduga , uji

penegas/konfirmasi dan uji pelengkap yang didasarkan untuk mengetahui

jumlah dari mikroba coliform.

Fungsi dari media Eosin Methylene blue agar (EMBA) iaalh sebagi

indikator untuk memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang

memefermentasikan laktosa dan yang tidak. Sedangkan fungsi dari

media brilliant green laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai

pengkonfirmasi hasil tes positif uji penduga. Dan media lactose borth

(LB) berfungsi sebagai media untuk mendeteksi keberadaan bakteri

coliform dalam air.

Proses terjadinya gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya

fermentasi laktosa yang di lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga

terbentuk asam pada media yang tedapat laktosa, yang dapat di lihat

dengan kekeruhan sehingga menghsilkan gas atau gelembung dara pada

tabung durham

5.2 Saran

Di harpkan prtikan harus melepas peralatan acsesoris seperti gelang dan

cincin, agar tidak mengganggu saat dalm melakukan percobaan perhitungan

jumlah mikroba dengan menggunakan metode MPN.

Page 17: Metode Most Probable Number (MPN)

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro,D . 1994 . Dasar - Dasar Mikrobiologi . jakarta : djambatan

Hastowo, sugyo . 1992 . Mikrobiologi . jakarta : rajawali

Lay,bibiana.W . 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium . jakarta : rajawali