metode most probable number (mpn)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk
oleh mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan
menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan terutama minuman,
sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat
memepunyai jenis - jenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil
penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994).
Pertumbuhan sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan
untuk menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat
menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai kemampuan ini lagi, Maka sel
dinyatakan tidak hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan bakteri dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel, berat kering,
konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994).
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan
langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui
beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan, pada suatu saat tertentu tanpa
memberikan perlakuann terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memeberikan perlakuan
tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah memebuat preparat dari suatu
bahan (preparat sederhana di warnai atau tidak di warnai) dan penggunaan ruang
hitung (counting chamber), sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih hidup
saja. (Dwidjoseputro, 1994).
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini ialah agar pratikan
dapat mengetahui tentang teknik - teknik perhitungan mikroba dan salah satunya
yaitu metode MPN dan mengerti tentang perhitungan mikroba pad prinsip
percobaan metode MPN serta hal yang berkaitan dengan bakteri koliform pada
percobaan yang dilakukan.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui prinsip metode MPN
Untuk mengetahui fungsi dari media EMBA, BGLBB, LB
Untuk mengetahui proses terjadinya gelembung pada tabung durham di
setiap uji percoban MPN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan
pada cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN sering digunakan
dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah
seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan
penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan
dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium
menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming
unit) dalam sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada
setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal
menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi
positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh
lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain
(Dwidjoseputro, 1994).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut
sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap
pertama uji E.coli (Dwidjoseputro, 1994).
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi
pangan. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam
pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh
kotoran manusia yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka
perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman
dikonsumsi. Bakteri - bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang
lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih
tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran
yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri
patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok
Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Hastowo,
1992).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara
yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan
secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
(counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri) (Hastowo, 1992).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu
makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan
uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang
dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor,
seperti jenis dan komposisi bahan pangan (Hastowo, 1992).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air
dalam praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok
Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif,
batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan
laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C
(Hastowo, 1992).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode
cawan yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba
setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat
dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham
(Lay, 1992).
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode
MPN. Metode MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air
khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram
negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi
asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel
ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap
kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5
tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang diberi
indikator perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada
tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada
media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef
extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per
liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose
Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah
dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pada pratikum mikrobilogi ini berjudul tentang perhitungan jumlah mikroba
dengan menggunakan metode MPN yang dilaksanakan pada hari rabu, pada
tanggal 20 April 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA dan dilanjutkan
pengamatan pada pada hari kamis, pada tanggal 21 April 2011 pada pukul 05.00 –
06.00 WITA. dan dilanjutkan pengamatan ke dua pada pada hari sabtu, pada
tanggal 23 April 2011 pada pukul 08.00 – 10.00 WITA. Dan di lanjutkan
pengamatan ke tiga pada pada hari senin, pada tanggal 25 April 2011 pada pukul
12.00 – 12.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman
Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Botol sampel
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Tabung durham
Blue tip
Mikropipet
Bunsen
Korek
Cawan petri
Jarum inokulasi/ose
Vortex
Pipet volume
Inkubator
Laminar air flow
Autoclave
Pensil
Almunium foil
Penyemprot alkohol
3.2.2 Bahan
Lactose Borth (LB)
Brilliant Green lactose Bile Broth (BGLBB)
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
Alkohol 70%
Garm fisiologi
Kertas label
Tisu
Air galon (minum)
Air sungai
Air sumur
Air PDAM
NaCl 45 ml
3.3 Cara kerja
3.3.1 Uji penduga
1. Disiapkan Alat dan Bahan.
2. Disiapkan 5 tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di pilih.
3. Di masukan 5 ml sampel air minum pada setiap tabung reaksi seri
pengenceran 10.
4. Dimasukan 0,5 ml sampel pada seri pengenceran 1 .
5. Dimasukan 0,5 ml sampel pada larutan NaCl 4,5 ml .
6. Dimasukan 0,5 ml campuran NaCl tadi pada setiap tabung reaksi seri
pengenceran 10-1.
7. Dimasukan 0,5 ml larutan NaCl 4,5 ml yang telah dilarutkan sampel
pada larutan NaCl 4,5 ml untuk pengenceran 10-2.
8. Dimasukan campuran NaCl 4,5 ml tadi pada setiap seri tabung reaksi
pengenceran 10-2.
9. Di inkubasi dalam suhu 350C selama 24 jam dan sebelumnya diberi
label pada setiap pengenceran yang dilakukan.
10. Di amati perubahan pada tabung reaksi.
11. Di hitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.
3.3.2 Uji penegas
1. Di siapkan alat dan bahan.
2. Di pijarkan jarum ose dan dimasukan ke dalam tabung reaksi pada uji
penduga pada pengenceran 10.
3. Dimasukan jarum ose pada yang elah dimasukan ke dalam pengenceran
10 ke dalam media BGLBB.
4. Dipijarkan lagi jarum ose dan di ulangi perlakuan yang sama hingga ke
lima tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di lakukan.
5. Di beri label pada setiap seri tabung reaksi pengenceran yang
dilakukan.
6. Di inkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.
7. Di amati gas yang terbentuk pada tabung durham.
8. Di hitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.
3.3.3 Uji pelengkap
1. Di siapkan alat dan bahan.
2. Di pijarkan jarum ose pada lampu bunsen.
3. Di masukan jarum ose pada tabung reaksi pengenceran ke 10.
4. Di goresakan jarum ose yang telah di masukan padapengenceran 1o
pada media EMBA yang terdapat pada cawan petri dan di gunakan pada
kolom yang tersedia hingga ke lima seri tabung pengnceran 10.
5. Di pijarkan lagi jarum osedan di lakukanperlakuan yang sama hingga ke
lima tabung reaksi setiap seri pengenceran yang di lakukan.
6. Di beri label.
7. Di inkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.
8. Di amati setiap cawan petri yang terdapat bakteri E.coli.
9. Di hitung jumlah bakteri yang terdapat pada sampel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Metode MPN
Media Seri Pengamata
n
Nilai
MPN
MPN
10 1 10-1 10-2 Tabel
LB 4 4 3 1 33 3300
GLBB 3 4 1 2 26 2600
EMBA 0 0 0 0 - -
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Media LB (lactose Borth)
MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10
(pengenceran tabung tengah)
: 33 x 10
10-1
: 3300 Cfu/100 ml
4.2.2 Perhitungan Media GLBB (green lactose bile borth)
MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10
(pengenceran tabung tengah)
: 26 x 10
10-1
: 2600 Cfu/100 ml
4.2.3 Perhitungan Media EMBA (eosin methylene blue agar)
MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10
(pengenceran tabung tengah)
: 0 x Cfu
100 ml
: 0 Cfu/100 ml
4.3 Pembahasan
Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan
untuk menghitung koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian
fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji penduga
(Presumtive Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed
Test) Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni dalam sampel
(Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram
negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi
asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C
(Dwidjoseputro, 1994).
E. coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.
coli sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah golongan
bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia dan merupakan
bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya
bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri
patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk
coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa (lay, 1992)
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa, dan
Salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue
membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.
Aerugenosa dan Salmonella, sp dan dapat menimbulkan keraguan.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan
tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif
dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylene blue sebagai
indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri
E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa (Hastowo, 1992).
Media BGBB (Brilliant Green Bile Broth) digunakan untuk
mengkonfirmasi hasil tes positif dugaan. Brilliant Green Bile Broth (BGBB) juga
disebut sebagai Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB). Enzimatik Intisari
dari Gelatin adalah sumber karbon dan nitrogen digunakan untuk kebutuhan
pertumbuhan umum di Brilliant Green lactose Bile Broth. Oxbile dan Brilliant
Green menghambat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif banyak, selain
E.coli. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Bakteri yang fermentasi laktosa
dan menghasilkan gas yang terdeteksi Penggunaan utama dari media ini adalah
untuk mengidentifikasi keberadaan E.coli pada makanan. Selama inkubasi 24 jam
pada suhu 37 °C E.coli akan memfermentasi laktosa dalam kaldu dengan produksi
gas dan Gas ini akan terkumpul dalam sebuah tabung durham terbalik (Hastowo,
1992).
Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung
yang berisi Lactose Broth dan tabung durham diinokulasikan dengan sampel air
untuk menguji apakah air tersebut mengandung bakteri yang bisa
memfermentasikan laktosa yang memproduksi gas. Jika setelah inkubasi gas
timbul pada Lactose Broth, diduga ada bakteri coliform di sampel air tersebut.
Uji penduga merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri
coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena
fermentasi laktosa oleh bakteri golongan E.coli. Terbentuknya asam dilihat dari
kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat di lihat dalam
tabung durham yang berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri
Escherichia coli dapat di lihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan
reaksi positif terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.
dan jika tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif.
Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga
dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Lay, 1992).
Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi
diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptic
dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh
berwarna merah kehijauan dengan kilap metalik (Lay, 1992).
Uji penegas untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang
berwarna pada uji penguat atau pelengkap. Uji penegas merupakan suatu uji
sebelum dilakukanya uji pelengkap dimana digunakn media (BGLBB) Brilliant
Green Lactose Bile Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada
bakteri E.coli dengan terbentuknya asam dan gelembung. Pada uji penegas
banyaknya kandungan bakteri E.coli di lihat dengan menghitung tabung yang
terdapat gelembung di dalam tabung durham dan dihitung MON count dengan
melihat hasil dari MPN tabel di kali sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil
uji penegas akan disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap (Dwidjoseputro,
1994).
Hasil pengamatan pada perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan
metode MPN diketahui, pada uji penduga digunkannya media lactose borth
dengan sampel air minum yang digunakan diketahui seri pengamatan 10 terdapat
empat gelembung, pengenceran 1 terdapat empat gelembung, pengenceran 10 -1
terdapat tiga gelembung, dan pengenceran 10-2 terdapat satu gelembung. Pada
MPN tabel di ketahui 33 nilai MPN tabelnya dan dari perhitungan MPN count
didapatkan hasi 3300 Cfu /100 ml.
Pada uji penegas dengan menggunakan media Brilliant Green Lactose
Bile Broth dapat diketahui seri pengamtannya pada pengenceran 10 terdapat lima
gelembunng, pada pengencera 1 terdapat empat gelembung, dan pada
pengenceran 10-1 terdapat satu gelembung sedangkan pada pengenceran 10-2
terdapat dua gelembung. Dari hasil pengenceran didapatkan hasl nilai
MPNtabelnya 26, dengan perhitungan mencari Mpn count hasil yang didapat dari
MPN-nya adalah 2600 Cfu/100 ml.
Pada uji penguat atau pelengkap dari setiap seri pengenceran tidak di
dapatkan hasil adanya bakteri E.coli yang tumbuh pada sempel air minum. Jadi,
hasil yang didapat adalah nihil atu tidak ada bakteri E.coli yang tumbuh.
Faktor kesalahan pada percobaan perhitungan jumlah mikroba pada
metode MPN. Trejadi pada cara penggoresan pada media EMBA yang tidak
sesuai dengan alur dan melewati dari garis pembatas kolom, serta kurang hati–hati
dalam melakukan percobaan sehingga terdapat tabung reaksi yang pecah akibat
kecerobohan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum mengenai “perhitungan jumlah mikroba dengan
metode MPN” dapat disimpulka bahwa :
Prinsip dari metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah
mikroba yang menggunakn tiga tahap uji yaitu uji penduga , uji
penegas/konfirmasi dan uji pelengkap yang didasarkan untuk mengetahui
jumlah dari mikroba coliform.
Fungsi dari media Eosin Methylene blue agar (EMBA) iaalh sebagi
indikator untuk memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang
memefermentasikan laktosa dan yang tidak. Sedangkan fungsi dari
media brilliant green laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai
pengkonfirmasi hasil tes positif uji penduga. Dan media lactose borth
(LB) berfungsi sebagai media untuk mendeteksi keberadaan bakteri
coliform dalam air.
Proses terjadinya gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya
fermentasi laktosa yang di lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga
terbentuk asam pada media yang tedapat laktosa, yang dapat di lihat
dengan kekeruhan sehingga menghsilkan gas atau gelembung dara pada
tabung durham
5.2 Saran
Di harpkan prtikan harus melepas peralatan acsesoris seperti gelang dan
cincin, agar tidak mengganggu saat dalm melakukan percobaan perhitungan
jumlah mikroba dengan menggunakan metode MPN.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro,D . 1994 . Dasar - Dasar Mikrobiologi . jakarta : djambatan
Hastowo, sugyo . 1992 . Mikrobiologi . jakarta : rajawali
Lay,bibiana.W . 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium . jakarta : rajawali