metaloenzim.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH
METALOENZIM DALAM TUBUH
Makalah ini disusun sebagai syarat menyelesaikan Mata Kuliah Kimia Bio Anorganik yang diampu oleh Ibu Sriatun, S.Si, M.Si
Oleh :
Oleh:Linda Karlina 24030110110039
Nurul Fauziah Y. 24030110120042
Erwin Nur Cahyanto 24030110120047
Mei Viantika Sari 24030110130055
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan kumpulan sel hidup yang bercampur, bereaksi, dan
berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu susunan yang rumit tetapi terorganisasi
dengan sempurna. Struktur yang teratur tersebut terdiri atas senyawa organik dan anorganik.
Berbagai senyawa organik yang sangat penting pada tubuh manusia adalah protein yang
berfungsi dalam mempertahankan bentuk maupun sebagai enzim, hormon, atau antibodi yaitu
protein-protein aktif yang berperan dalam kelangsungan proses biokimia; karbohidrat berperan
sebagai sumber energi; asam nukleat sebagai pembentuk gen atau faktor genetika; serta lipid
yang sebagian besar terdapat dalam membran sel.
Salah satu bentuk protein adalah enzim yang pada umumnya memerlukan unsur runutan
dalam aktivitasnya, yaitu berperan dalam memulai dan mempercepat reaksi pada suhu tubuh.
Sebanyak lebih dari 2000 reaksi kimia berlangsung dalam tubuh manusia, di antaranya banyak
yang memerlukan suhu atau tekanan yang cukup tinggi apabila berlangsung di luar tubuh. Berkat
bantuan enzim reaksi tersebut dapat berlangsung pada suhu tubuh di bawah tekanan udara
normal. Ditinjau dari fungsinya unsur runutan pada umumnya merupakan bagian dari sistem
enzim, yaitu berupa metaloenzim dan kompleks logam-enzim. Pada metaloenzim unsur logam
terdapat dalam jumlah tertentu dan merupakan bagian integral dari molekul enzim. Unsur Zn
merupakan logam yang pertama kali teridentifikasi masuk dalam kategori ini yaitu dalam
karbonik-anhidrase. Perkembangan selanjutnya membuktikan bahwa metaloenzim-Zn berperan
sangat luas dalam proses metabolisme karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, yaitu
metaloenzim alkohol- dehidrogenase, laktat-dehidrogenase, karboksi-peptidase A dan B, serta
alkali- fosfatase. Unsur Zn juga merupakan bagian yang vital dari DNA dan RNA-polimerase.
Pada penelitian-penelitian selanjutnya kemudian ditemukan banyak sekali metaloenzim lain yang
terdapat dan diperlukan oleh tubuh. Meninjau begitu pentingnya metalloenzim dalam tubuh
sehingga diperlukan pembahasan yang lebih dalam mengenai metaloenzim itu sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut dengan metaloenzin?
2. Apakah peran metaloenzim dalam tubuh?
3. Apa sajakah jenis-jenis metaloenzim?
4. Bagaimanakah mekanisme kerja metabolisme dalam tubuh?
I.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui definisi metaloenzim
2. Mengetahui peran metaloenzim dalam tubuh
3. Mengetahui jenis-jenis metaloenzim
4. Mengetahui mekanisme kerja metaloenzim dalam tubuh
BAB II
METALOENZIM
2.1. ENZIM
A. Pengertian
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup. Enzim telah
banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam
bidang pangan misalnya amilase, glukosa-isomerase, papain, dan bromelin, sedangkan dalam
bidang kesehatan contohnya amilase, lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan,
tumbuhan dan mikroorganisme. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah : dapat
meningkatkan produk beribu kali lebih tinggi; bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yang
relatif rendah; dan bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan
apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic
yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu.
(Azmi, 2006)
B. Klasifikasi Enzim
Klasifikasi enzim menurut Azmi (2006) adalah:
1. Oksidoreduktase
Mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, dan biasanya menggunakan koenzim
NAD+ dan NADP+. Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial: Dehidrogenase,
Oksidase, dan Hidroksilase.
2. Transferase
Mengakatalisis pemindahan gugus tertentu, seperti gugus 1-karbon, gugus
aldehid, dan keton, gugus alkil, gugus glikosil, gugus fosfat dan gugus yang
mengandung S. Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial adalah: Amino,
Transferase, Asil Karnitin Transferase, Transkarboksilase
3. Hidrolase
Meningkatkan pemecahan ikatan antara karbon dan atom lainnya dengan
penambahan air. Yan gtermasuk enzim ini dengan nama trivial: Esterase, Amidase,
Peptidase.
4. Liase
Mengkatalisis pemecahan karbon-karbon, karbon-sulfur, dan karbon-nitrogen.
Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial: Dekarboksilase, Aldolase, dan Sintase
5. Isomerase
Mengkatalisis rasemisasi optik atau isomer geometri dan reaksi oksidasi-reduksi
intra molekular tertentu. Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial: Epimerase,
Mutase, dan Isomerase.
6. Ligase
Mengkatalisis pembentukan ikatan antara karbon dengan karbon, karbon dengan
sulfur, karbon dengan nitrogen, dan karbon dengan oksigen. Untuk pembentukan ikatan
tersebut diperlukan energi yang berasal dari ATP. Yang termasuk enzim ini dengan
nama trivial: Sintetase dan Karboksilase.
C. Sifat-Sifat Enzim
Sifat-sifat enzim menurut Deswita (2006) adalah:
1. Enzim adalah Protein
Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu sangat dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi substrat). Jika lingkungannya tidak
sesuai, maka enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis substrat,
artinya setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang cocok dengan sisi
aktifnya.
3. Berfungsi sebagai katalis
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang diharapkan
tanpa ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang dibutuhkan untuk
menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali enzim
untuk setiap kali reaksi.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-
balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana, dan
sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
6. Enzim bersifat khusus terhadap suatu substrat tertentu yang dapat diikat dan jenis
reaksinya.
7. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dll.
D. Komponen Enzim Substrat
Enzim merupakan senyawa organik berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam
metabolisme tubuh, sehingga disebut juga biokatalisator.
Komponen penyusun enzim terdiri dari :
1. Apoenzim, yaitu bagian enzim aktif yang tersusun atas protein yang bersifat labil (mudah
berubah) terhadap faktor lingkungan, dan
2. Kofaktor,yaitu komponen non protein yang berupa :
a. Ion-ion anorganik (aktivator)
Berupa logam yang berikatan lemah dengan enzim, Fe, Ca, Mn, Zn, K, Co. Ion
klorida, ion kalsium merupakan contoh ion anorganik yang membantu enzim amilase
mencerna karbohidrat (amilum)
b. Gugus prostetik
Berupa senyawa organik yang berikatan kuat dengan enzim, FAD (Flavin Adenin
Dinucleotide), biotin, dan heme merupakan gugus prostetik yang mengandung zat besi
berperan memberi kekuatan ekstra pada enzim terutama katalase,
peroksidae, sitokrom oksidase.
c. Koenzim
Berupa molekul organik non protein kompleks, seperti NAD (Nicotineamide
Adenine Dinucleotide), koenzim-A, ATP, dan vitamin yang berperan dalam
memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain.
E. Cara kerja Enzim
Cara enzim bekerja adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian
menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk
maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain.
Ada 2 (dua) cara kerja enzim :
1. Lock and key (gembok dan anak kunci)
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang tersusun dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif
ini sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi
substrat bagi enzim.
2. Induced fit (induksi pas)
Sisi aktif enzim merupakan bentuk yang tidak kaku (fleksibel). Ketika substrat memasuki
sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif berubah bentuk sesuai dengan bentuk substrat kemudian
terbentuk kompleks enzim-substrat. Pada saat produk sudah terlepas dari kompleks, maka
enzim lepas dan kembali bereaksi dengan substrat lain.
Beberapa enzim dapat bekerja sendiri ,yang lain bekerja sama yang disebut dengan
kofaktor, yang tersusun atas ion logam dan molekul anorganik. Sebagian enzim yang dikenal
mengandung atau memerlukan logam yang berikatan secara kovalen atau nonkovalen untuk
aktivitasnya.
2.2. METALOENZIM
A. Pengertian dan Fungsi Metaloenzim
Logam mempunyai peran penting dalam sekitar sepertiga dari enzim yang dikenal.
Logam dapat berupa co-faktor atau bisa digabungkan ke dalam molekul, dan ini dikenal sebagai
metalloenzymes. Metalloenzymes adalah protein yang berfungsi sebagai enzim dan mengandung
logam yang terikat erat dan selalu terisolasi dengan protein. Asam amino dalam peptida linkage
memiliki gugus yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinat-dengan atom logam. Kelompok
Karboksi dan Amino bebas mengikat logam mempengaruhi struktur enzim yang mengakibatkan
konformasi aktif.
Fungsi utama Logam adalah bertugas dalam transfer elektron. Banyak enzim dapat
berfungsi sebagai elektrofil dan beberapa dapat berfungsi sebagai kelompok nukleofilik.
Fleksibilitas ini menjelaskan sering terjadinya logam dalam enzim. Beberapa metalloenzymes
meliputi hemoglobin, sitokrom, phosphotransferases, alkohol dehidrogenase, arginase,
ferredoxin, dan sitokrom oksidase.
B. Struktur Metaloenzime
Dalam protein seperti hemoglobin dan sitokrom, logam yang terkandung adalah Fe2+ atau
Fe3+, dan itu adalah bagian dari kelompok heme prostetik. Dalam metalloenzymes lain, logam
dibangun ke dalam struktur molekul enzim. Ion logam tidak dapat disingkirkan tanpa
menghancurkan struktur enzim.
Logam biasanya ditemukan di situs aktif enzim. Logam menyerupai proton (H +) dimana
mereka merupakan elektrofil yang dapat menerima pasangan elektron untuk membentuk ikatan
kimia. Dalam aspek ini, logam dapat bertindak sebagai asam umum untuk bereaksi dengan
anionik dan ligan netral .
Logam ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan proton dikompensasikan dengan
kemampuan mereka untuk bereaksi dengan lebih dari satu ligan. Logam biasanya bereaksi
dengan dua, empat, atau enam ligan. Ligan adalah molekul apapun yang berinteraksi dengan
logam.. Jika logam terikat dengan dua ligan akan membentuk kompleks linear. Jika logam
bereaksi dengan empat ligan logam akan ditetapkan di tengah persegi yang planer atau akan
membentuk struktur tetrahedral, dan ketika enam ligan bereaksi, logam berada tengah sebuah
segi delapan.
Asam amino dalam ikatan peptida dalam protein memiliki kelompok dengan kemampuan
untuk mengikat logam yang mengakibatkan adanya ikatan kovalen koordinat-. Gugus amino dan
karboksil bebas dalam protein dapat mengikat logam yang dapat mengikat protein tertentu,
konformasi aktif. Fakta bahwa logam mengikat beberapa ligan penting bahwa logam tersebut
berperan dalam membawa bagian-bagian terpencil dari urutan asam amino bersama-sama dan
membantu membangun konformasi aktif enzim.
C. Fungsi Umum Metalloenzyme
b. Hemoglobin
Sebuah molekul dengan empat subunit, mengandung atom besi di setiap subunit, di
mana masing-masing subunit mengikat satu molekul oksigen. Hemoglobin
mengangkut oksigen dari paru-paru ke kapiler dari jaringan.
c. Sitokrom
Sitokrom adalah protein membran integral. Sitokrom mengandung zat besi yang
berfungsi untuk membawa elektron antara dua segmen dari rantai transpor elektron.
Besi merupakan logam reversible yang dapat teroksidasi dan berfungsi sebagai
akseptor elektron sebenarnya untuk sitokrom.
d. Phosphotransferase
Ion Mg2+ juga berperan dalam transfer elektron.
e. Dehidrogenase alkohol
Sebuah metalloenzyme seng dengan spesifisitas luas. Mereka mengoksidasi berbagai
alkohol alifatik dan aromatik ke aldehida dan keton yang sesuai menggunakan NAD +
sebagai koenzim.
f. Arginase
Logam atom Mn2 + digunakan dalam transfer elektron.
g. Ferredoxin
Sebuah elektron mentransfer protein yang terlibat dalam proses transfer satu elektron.
h. Oksidase sitokrom
Ion-ion tembaga dengan mudah mengakomodasi elektron dihapus dari substrat dan
dapat dengan mudah mentransfernya ke molekul oksigen
Tabel beberapa metalloenzim
Mg2+ Phosphohidrolase
Phosphotransferase
Mn2+ Arginase
Phosphotransferase
Fe 2+ dan Fe 3+ Cytochromes
Peroxidase
Katalase
Ferredoksin
Cu2+ atau Cu+ Tirosinase
Amina oksidase
Ascorbate oxidase
Galaktose oksidase
Dopamine-β-
hidrosilase
Zn2+ Alkohol
dehidrogenase
Alkalin phospotase
Carbonic anhidrase
Carboxipeptidase
Fe dan Mo Nitrogenase
D. Regulasi Metaloenzim
Sekitar sepertiga dari enzim yang dikenal memiliki logam sebagai bagian dari struktur
mereka, diperlukannya logam ditambahkan untuk aktivitas atau lebih diaktivasi oleh logam. Di
dalam enzim yang logamnya telah digabungkan ke dalam struktur molekul enzim, logam tidak
dapat dihapus tanpa merusak struktur itu. Enzim tersebut termasuk metalloflavoproteins,
sitokrom, dan ferredoxins. Dalam enzim dimana logam ini harus ditambahkan untuk aktivitas
logam bereaksi reversibel dengan protein untuk membentuk kompleks logam-protein yang
merupakan katalis aktif. Dalam banyak kasus, kompleks merupakan spesifik, konformasi aktif
secara katalitik protein, peran logam tampaknya menjadi salah satu yang menstabilkan
konformasi protein tersebut.
Karena merupakan gabungan, metalloenzymes yang begitu besar dan luas itu akan
hampir mustahil untuk menjelaskan bagaimana mereka dapat dikendalikan dan diatur. Dalam hal
ini, penting untuk menjelaskan bagaimana fungsi penting dari logam dalam enzim dapat
terganggu dan terhambat. Logam menyerupai proton (H +) yang merupakan elektrofil yang
mampu menerima pasangan elektron untuk membentuk ikatan kimia. Dengan demikian, logam
dapat bertindak sebagai asam umum untuk bereaksi dengan ligan anionik dan netral.
Karakteristik logam ini sangat membantu dalam struktur dan fungsi enzim tetapi membuat enzim
tergantung terhadap pengaturan pH. Perubahan pH dapat mengganggu aliran elektron dimana
logam biasanya akan membantu memfasilitasinya, sehingga dengan demikian menghambat
keefektifan metalloenzyme tersebut.
Karena variabilitas yang terdapat pada logam memnghasilkan kemampuan untuk bereaksi
dengan lebih dari satu ligan, menyebabkan logam berperan sebagai bagian dari situs aktif di
banyak metalloenzymes. Inhibitor kompetitif dalam bentuk analog keadaan transisi adalah
senyawa yang diyakini terlihat seperti substrat dalam keadaan transisi. Supaya efektif, analog
keadaan transisi tidak boleh rentan terhadap reaksi yang dilakukan oleh enzim.
2.3. NITROGENASE
A. Pengertian Enzim Nitrogenase (Fe-S)
Nitrogenase adalah enzim yang dapat mereduksi gas nitrogen di udaramenjadi amonia.
Gas nitrogen yang berada di alam sebanyak 78% dari komposisi udara tidak dapat digunakan
oleh tanaman, oleh karena itu perlu diubah terlebih dahulu menjadi bentuk lain, salah satunya
molekul amonia. Enzim nitrogenase terbagi menjadi dua yaitu dinitrogen reduktase yang
memiliki molekul protein Fe dan dinitrogenase yang memiliki molekul protein Mo-Fe.
Nitrogenase akan menjadi inaktif apabila terdapat oksigen yang bereaksi dengan komponen Fe
dari protein.
Enzim nitrogenase dimiliki oleh bakteri penambat nitrogen. Enzim ini bersifat konservatif
karena memiliki struktur gen yang sama, hanya saja ekspresinya yang berbeda. Aktivitas enzim
nitrogenase dapat diukur dengan metode Asai Reduksi Asetilen (ARA). Nitrogenase merupakan
enzim yang digunakan oleh beberapa organisme untuk mengarahkan keberadaan nitrogen di
atmosfir. Nitrogenase membantu memelihara keseimbangan senyawa di udara, mencegah
kelebihan nitrogen di udara. Nitrogenase penting di dalam proses pemecahan ikatan rangkap tiga
pada senyawa nitrogen. Nitrogen berperan sebagai katalis untuk mengikat 3 atom hidrogen ke
nitrogen sehingga menghasilkan senyawa amonia. Nitrogenase merupakan kompleks enzimatik
yang dapat memfiksasi nitrogen di udara. Komplkes nitrogenase berada bebas di dalam
organisme yang memfiksasi nitrogen dan juga berada di dalam bakteri yang memfiksasi nitrogen
yang bersimbiosis. Berikut persamaan reaksi pembentukan amonia dari nitrogen :
Amonia dibentuk pada proses ini diinkorporasikan ke dalam asam amino glutamat dan
glutamin serta asam nukleat. Kompleks nitrogenase mengandung 2 tipe protein. Protein pertama
memiliki berat molekul (BM) 220 kDa. Protein ini dibentuk dari 4 subunit yang mengandung 28
ion Molibdenum sebagai kofaktor. Protein kedua memiliki BM 70 kDa, dibentuk dari 2 subunit
yang mengandung 8 atom besi sebagai kofaktor. Kofaktor logam baik Fe maupun Mo
meletakkan nitrogen di dalam posisi yang mana mudah untuk dikonversi menjadi amonia. Kedua
protein tersebut bersama-sama memfiksasi nitrogen di udara. Kompleks nitrogen ini sangat
sensitif terhadap oksigen. Oksigen dapat menginaktivasi aktivitas nitrogenase. Oleh karena itu,
pada tumbuhan, untuk mencegah pertemuan molekul oksigen dengan nitrogenase, tumbuhan
memproduksi hemoglobin khusus pada tumbuhan yang dinamakan laghemoglobin. Protein ini
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan mengikat oksigen. Protein ini diinisiasikan di
sekitar akar untuk mencegahdari jangkauan nitrogenase.
B. Metabolisme Nitrogen
Nitrogen berada dialam dalam berbagai bentuk dan keadaan dinamis mengikuti
perubahan fisik dan kimia dalam suatu daur nitrogen. Sejumlah besar nitrogen dalam atmosfer,
namun sukar bagi tumbuhan untuk memperoleh atom N dari N2 dalam bentuk yang dapat
digunakan. Meskipun N2 masuk kedalam sel-sel daun bersama CO2 melalaui stomata, enzim-
enzim yang tersedia hanya mereduksi CO2, sehingga N keluar dari sel-sel daun secepat mungkin.
Sebagian besar N2 yang masuk tubuh tumbuhan telah mengalami fiksasi (reduksi) oleh mikroba
prokariotik atau dalam bentuk NH4 dan NO3dalam air hujan atau aktifitas gunung berapi dan
pembakaran fosil.
Perubahan nitrogen organik menjadi NH4 oleh mikroba tanah disebut amonifikasi,
NH4 dioksidasi lebih lanjut oleh bakteri menjadi NO3- yang disebut nitrifikasi. Sedangkan proses
terbentuknya N2, NO, N2O, dan NO2 dari NO3oleh bakteri anaerob adalah denitrifikasi.
C. Siklus Nitrogen
Nitrogen ditemukan pada semua asam amino, yang merupakan penyusun protein
organisme-organisme. Nitrogen tersedia bagi tumbuhan hanya dalam bentuk dua mineral, yaitu
NH4 (amonium) dan NO3- (nitrat). Meskipun atmosfer bumi hampir 80% terdiri dario nitrogen,
unsur ini sebagian besar terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N2) yang tidak tersedia bagi
tumbuhan.
Nitrogen memasuki ekosistem melalui dua jalur alamiah, yang keutamaan relatifnya sangat
bervariasi dari ekosistem ke ekosistem yang lain. Yang pertama, deposit pada atmosfer,
merupakan 5-10 % dari nitrogen yang dapat digunkan yang memasuki sebagian besar ekosistem.
Dalam proses ini, NH4+ dan NO3
-, kedua bentuk yang tersedia bagi tumbuhan, ditambahkan
ketanah melalui kelarutannya dalam air hujan atau melalui pengendapan debu-debu halus atau
butiran lainnya.
Gambar 1: siklus nitrogen dialam
D. Reaksi-reaksi Pembentukan Enzim Nitrogenase (Fe-S)
a. Reaksi Oksidasi
Gambar : Reaksi Oksidasi Nitrogen
Reaksi reduksi gas nitrogen menjadi amonia terjadi apabila molekul gas nitrogen
terikat pada komplek enzim nitrogenase. Tiap reaksi memerlukan elektron yang
disumbangkan oleh feredoksin. Dinitrogen reduktase mula-mula direduksi
oleh elektron yang diberikan oleh feredoksin yang dihasilkan melalui fotosintesis,
respirasi, atau fermentasi. Dinitrogen reduktase yang tereduksi akan
mengikat ATP (adenosin trifosfat) dan mereduksi dinitrogenase yang memberikan elektron
kepada gas nitrogen sehingga menghasilkan NH=NH. Pada daur berikutnya NH=NH
direduksi menjadi amino nitrogen dan selanjutnya direduksi lagi menjadi dua molekul
NH3. Dua molekul amonia dihasilkan dari satu molekul gas nitrogen menggunakan 16
molekul ATP serta pasokan elektron dan proton yang berupa ion hydrogen.
b. Fiksasi Nitrogen
Reaksi yang mengubah nitrogen di udara menjadi amonia adalah dasar kehidupan.
Fiksasi nitrogen, reaksi yang mengikat nitrogen di atmosfer menjadi amonia, dilakukan
oleh Rhizobium di akar tumbuhan polong-polongan atau oleh bakteri di alga dalam
atmosfer anaerobik. Semua hewan, tanaman, termasuk manusia, bergantung pada fiksasi
nitrogen biologis untuk mendapatkan nitrogen bagi penyusunan protein dan senyawa lain
yang mengandung nitrogen sebelum ada proses Harber-Bosch.
N2 + 8 H+ + 8 e + 16 MgATP → 2 NH3 + H2 +16 MgADP + 16Pi
(Pi adalah fosfat anorganik).
Suatu enzim yang dinamakan nitrogenase mengkatalisis reaksi ini. Nitrogenase
mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi nitrogen dengan
koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif, dengan menggunakan
MgATP sebagai sumberenergi. Karena pentingnya reaksi ini, usaha-usaha untuk
mengklarifikasi struktur nitrogenase dan mengembangkan katalis artifisial untuk fiksasi
nitrogen telah dilakukan secara kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur
pusat aktif nitrogenase yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan
dengan analisis kristal tunggal dengan sinar-X.
Menurut hasil analisis ini, strukturnya memiliki kluster Fe3MoS4 dan Fe4S4 yang
dihubungkan melalui S.
Dipercaya bahwa dinitrogen diaktivasi dengan koordinasi antara dua kluster. Di
pihak lain, bagian yang disebut dengan kluster p yang terdiri dari dua kluster
Fe4S4 clusters. Peran dan mekanisme reaksi kedua kluster ini belum jelas.
c. Asimilasi Nitrat
Jumlah relatif NO3- dan nitrogen organik dalam xylem bergantung pada kondisi
lingkungan. Jenis tumbuhan yang akarnya mampu mengasimilasi N, dalam cairan Xylem
dijumpai banyak asam amino, amide an urine, tidak dijumpai NH4+. Sedangkan jika di
dalm cairan xylem mengandung NO3- berarti akar tumbuhan itu tidak mampu
mengasimilasi NO3-. Kalau dlam lingkungan perakaran NO3- terdapat dalam jumlah besr,
cairan xylem akan mengandung NO3- juga. Proses keseluruhan reduksi NO3
- menjadi
NH4 yaitu:
a) Reduksi Nitrat
-------> NO3- + NADH NO2
+ + NAD + H2O
Reaksi ini berlangsung di sitosol, enzim yang mengkatalis adalah nitrat reduktase,
enzim yang memindahkan dua elektron dari NADPH2, hasilnya adalah nitrite,
NAD (NADP) dan H2O. Nitrat reduktase adalh suatu enzim besar dan kompleks
yang terdiri dari FAD, satu sitokrom dan Molibdenum (Mo) yang semuanya akan
tereduksi dan teroksidasi pada waktu elektron diangkut dari NADH2 ke atom
nitrogen dalm NO3
b) Reduksi Nitrit
------> NO2 + 3 H2O + 6 Fd +2 H+ + cahaya NH4+ + 1,5O2 +3 H2O + 6 Fd
Reaksi ini berlangsung di kloroplas (pada daun) atau pada proplastida (pada akar),
dengan enzim Nitrit reduktase. Meskipun Fd tereduksi merupakan donor elektron
yang khas bagi nitrit reduktase di daun.
d. Pengubahan NH4+ mejadi senyawa organik
NH4+ (ammonium) yang diserap langsung dari tanah atu yang dihasilkan oleh
fiksasi N2 tidak pernah dijumpai tertimbun dalam tubuh tumbuhan. Ammonium ini
bersifat racun, mungkin menghambat pembentukan ATP dalam kloroplas maupun dalam
mitokndria. Ammonium ini segera ditangkap oleh asam glutamat untuk menjadi
glutamine dengan enzim glutamine sintetase, glutamin direaksikan dengan asam α keto
glutarat menjadi 2 molekul asam glutamate. Untuk reaksi ini juga diperlukan elektron
yang bersal dari Fd (dalam kloroplas) dan NADH atau NADPH2 dalam proplastida dari
sel-sel non-fotosintetik. Salah satu dari kedua glutamate yang terbentuk diperlukan untuk
mempertahankan reaksi 1, sedang glutamat yang kedua dapat berubah langsung menjadi
protein atau asam amino lain yang diperlukan untuk sintesis protein, klorofil, asam
nukleat dan lain-lain. Selain membentuk glutamate, glutamine dapat memberikan gugus
amide-nya kepada asam aspartat untuk menjadi asparagin yang dikatalis oleh enzim
asparagin sintetase. Glutamin dan asparagin menjadi senyawa nitrogen organik pertama
yang terbentuk, selanjutnya gugus NH2 dapat diberikan kepada α keto karboksilat,
membentuk asam amino. Proses ini dinamakan transaminasi. Dengan transaminasi
berbagai asam amino dapat dibuat, tergantung pada α keto karboksilatnya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Metalloenzymes adalah protein yang berfungsi sebagai enzim dan mengandung logam
yang terikat erat dan selalu terisolasi dengan protein
2. Beberapa metalloenzymes meliputi hemoglobin, sitokrom, phosphotransferases, alkohol
dehidrogenase, arginase, nitrogenase, ferredoxin, dan sitokrom oksidase.
3. Nitrogenase adalah enzim yang dapat mereduksi gas nitrogen di udara menjadi amonia
Enzim nitrogenase dimiliki oleh bakteri penambat nitrogen. Enzim ini bersifat konservatif
karena memiliki struktur gen yang sama, hanya saja ekspresinya yang berbeda.
4. Pada metabolisme tumbuhan akan mengalami friksasi nitrogen dimana suatu tahapan yang
sangat penting dalam siklus nitrogen, sehingga menghasilkan nitrogen yang dapat
digunakan sebagai nutrisi tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)
Oelze J. 2000. Respiratory protection of nitrogenase in Azotobacter species: Is a widely-held hypothesis unequivocally supported by experimental evidence? FEMS Microbiol Rev. 24(4):321–33.
Seefeldt LC, Dance IG, Dean DR. 2004. Substrate interactions with nitrogenase: Fe versus Mo. Biochemistry. 43(6):1401-9.
Sugiyanto H.K dan Retno D.S. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : Graha Ilmu.