menjelang hari kemerdekaan ri, para murid disibukkan ... filedan keamanan umat beragama, baik islam,...

1
Pasien Lansia Terjatuh dari Lantai 8 SEORANG pasien yang dirawat di Gedung A Lantai 8 Ruang Geriatri No 801 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ba- saira Naibahu, 73, ditemukan tewas setelah terjatuh dari kamarnya. Perempuan yang menjalani rawat inap sejak Senin (9/8) itu ditemu- kan sudah tidak bernyawa oleh petugas keamanan di lapangan parkir bagian utara dekat Gedung A RSCM sekitar pukul 03.30 WIB. Kanit Reskrim Polsek Senen Suratmo mengatakan, berdasarkan dugaan sementara, Basaira meninggal akibat bunuh diri setelah melompat dari lantai 8. “Tapi penyelidikan masih terus dikem- bangkan,” ujarnya. Saat ini pihaknya tengah memeriksa tiga saksi yang terdiri atas suster jaga, satpam, dan anak yang menjaganya semalam. Pihak keluarga membantah korban terjatuh karena bunuh diri. Menurut pihak keluarga, Basaira kerap hilang kesadaran, ada kemungkinan ia terjatuh saat tidak sadar.(*/ J-3) Wartawan Media Indonesia Dirampok WARTAWAN harian Media Indonesia Kota Depok Kisar Radjag- ukguk kemarin dirampok di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Kilometer 23, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Di tengah kema- cetan lalu lintas seorang pria muda yang mengenakan jaket dan tudung kepala warna gelap langsung mengambil ponsel Nokia E 90 yang diletakkannya di dasbor. Kisar berusaha mengambil kembali ponsel miliknya dari tangan perampok, tapi perampok memelintir tangannya sambil mengeluarkan sebilah pisau kecil sehingga Kisar tidak meneruskan perlawanannya. Ironisnya, meski terjadi di tengah keramaian, tak ada seorang pun yang berinisiatif untuk menolong. (KG/J-3) Gubernur Jamin Beribadah di DKI Aman Shanty Sibarani UU mengharuskan pendirian rumah ibadah seizin 90 kepala keluarga setempat sehingga bagi kalangan tertentu sangat sulit memperolehnya. D I Bekasi, kekerasan bisa sewaktu-wak- tu menimpa orang yang hendak me- muja Sang Pencipta, seperti halnya yang menimpa jemaat HKBP Pondok Timur Indah. Namun di Jakarta, Guber- nur DKI Fauzi Bowo menja- min kenyamanan, ketenangan, kekhusyukan, dan keamanan umat beragama dalam melak- sanakan ibadah sesuai keyaki- nan masing-masing. “Secara khusus kami men- jamin keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan ketenangan beribadah bagi umat kristiani di gereja. Mudah-mudahan di Jakarta tidak akan terjadi gang- guan apa pun terhadap warga kita yang beribadah di gereja. Caranya bisa melalui pendeka- tan sebagai tindakan preventif dan represif dengan penegakan hukum terhadap pelaku,’’ ujar Foke, panggilan Fauzi Bowo, seusai menerima rombongan Persekutuan Gereja-Gereja In- donesia (PGI), kemarin. Pengurus PGI menemui Foke terkait dengan penyelenggaraan Sidang Raya VI PGI Wilayah DKI Tahun 2010 pada 29 Agustus-2 September 2010 di Anyer, Ban- ten. Penyelenggaraan Sidang Raya VI PGI Wilayah DKI itu rencananya dibuka Gubernur di Balai Agung DKI, kemudian dilanjutkan di Banten. Pemprov DKI memastikan kekisruhan pelaksanaan ibadah umat Nasrani seperti di Bekasi pada 8 Agustus 2010 tidak akan terjadi di Jakarta. ‘’Kita menjamin kebebasan beribadah dan keamanan umat beragama, baik Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hin- du, dan Konghucu di Jakarta. Kita inginkan ibu kota negara aman, tertib, dan nyaman bagi semua warga yang beribadah,’’ jelasnya. Sekretaris Umum PGI DKI Jakarta Manuel E Raintung yang ditanya soal Sidang Raya VI PGI, mengatakan akan mem- bahas situasi Kota Jakarta lima tahun ke depan. Pihaknya harus siap menghadapi berbagai tan- tangan berat. ‘’Kontribusi kami sebagai pemimpin umat adalah menga- jak masyarakat Jakarta menjadi- kan Ibu Kota sebagai kota yang lebih baik, tidak hanya pemba- ngunan sik, tapi juga mental dan spiritual,’’ paparnya. Dia berharap pelaksanaan ibadah umat Kristen dapat ber- langsung tanpa disertai rasa kha- watir apalagi sampai ketakutan. Apalagi sudah ada Forum Keru- kunan Umat Beragama yang difasilitasi Pemprov DKI. ‘’Satu kali dalam seming- gu para tokoh dan pemimpin agama berkumpul di Gedung Sasana Krida, Jl Suryo Pranoto, Jakarta Pusat. Bahkan satu kali dalam sebulan kami terjun ke lapangan untuk melakukan sosialisasi program-program kerukunan umat beragama,’’ ungkap Manuel. Diskriminatif Muzdah Mulia dari Indone- sian Conference Religion Peace menilai Undang-Undang Perizinan Rumah Ibadah di Indonesia saat ini masih dis- kriminatif. UU mengharuskan pendirian rumah ibadah seizin 90 kepala keluarga setempat sehingga bagi kalangan tertentu sangat sulit memperolehnya. “Aneh. Orang mau benar, mau beribadah, kok dipersulit. Ini kan enggak bener,” ujarnya. Terkait kekerasan yang di- lakukan ormas terhadap jemaat HKBP, Muzdah menyesalkan sikap Kapolres Metro Bekasi Kombes Imam Sugianto yang melempar tanggung jawab de- ngan mengatakan jemaat HKBP beribadah tanpa izin. “Kapolres harus bertanggung jawab mengamankan warga- nya. Bukan malah seenaknya ngomong ibadah tanpa izin dan membiarkan anarki berlang- sung,” tegasnya. Dia mengingatkan polisi tidak boleh berpihak kepada salah satu kelompok. “Tapi harus bisa mencari solusi. Bukan main larang orang beribadah,” imbuh dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri itu. Imam Sugianto mengaku sudah mengklarikasi ke Mabes Polri bagaimana keributan ber- langsung. “Saya siap jika harus diperiksa,” terangnya. Menurut rencana, jemaat HKBP tetap akan beribadah di lahan kosong milik mereka di Jalan Asem, Kelurahan Cike- ting, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. (Ssr/GG/J-1) sansibar@mediaindonesia. com MEMASANG BENDERA: Murid sekolah dasar memasang bendera plastik untuk menghiasi sekolahnya di SD Perguruan Advent IX, Kramat Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin. Menjelang Hari Kemerdekaan RI, para murid disibukkan dengan kegiatan memasang pernak-pernik agar lebih meriah. MI/RAMDANI Berpuasa di Atas Gundukan Sampah K ELAPARAN, penyakit, dan ketidaknyamanan menjadi sahabat korban kebakaran Cilincing, Jakarta Utara. Sejak api melumat 55 rumah di RT 1, 2, 3, dan 4 RW 9 Kalibaru, Jumat (6/8) lalu, warga harus berhimpitan di tenda darurat. Tenda itu berdiri di atas tumpukan sampah samping muara Kalibaru. “Kami harus hidup di atas tumpukan sampah,” ujar Santi, 40, yang tinggal di tenda darurat bersama keempat anaknya, kemarin. Tenda berwarna hitam berukuran 5x8 meter itu bagaikan payung yang sialnya sering tak kuasa melindungi mereka dari terik matahari. Pun, ketika hujan datang, tak banyak hal yang bisa mereka lakukan kecuali berharap koran-koran yang berperan sebagai alas lantai tidak terlalu basah. “Kami selalu berdoa supaya dalam situasi seperti ini tidak terjangkit penyakit. Kami sangat takut, selepas guyuran hujan terkena demam berdarah,” lanjutnya. Hidup bersama tumpukan sampah memang sangat mengkhawatirkan bagi keluarga yang selama ini punya tempat tinggal permanen. Lokasi kotor dan penuh lalat sudah membuat mual. Namun, tidak ada pilihan karena memang tenda itu pun berkat kepedulian Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, dan Kecamatan Cilincing. Saat ini, sedikitnya 450 jiwa bermukim sementara di tenda-tenda darurat, sebagian besar merupakan anak-anak. Dengan ketahanan tubuh yang tak terlalu bagus, bocah- bocah itu rentan terhadap penyakit muntaber serta gangguan pernapasan. Kondisi tersebut semakin miris ketika mereka berhadapan dengan kewajiban menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadan 1431 Hijriah. Tak banyak hal yang bisa mereka lakukan kecuali berharap dapat bertahan dengan bantuan makanan untuk sekadar mengisi kekosongan perut sehabis seharian berpuasa. “Sudah dua hari puasa kami lalui di bulan Ramadan yang suci ini, belum juga ada bantuan yang datang. Terakhir kali, kami menerima bantuan tiga hari yang lalu,” imbuh Santi. Kepasrahan yang sama ditunjukkan Hamidi, 36, korban kebakaran lainnya. Menurut dia, bukan hal yang menyenangkan jika harus berbagi tenda dengan penghuni lain. Sebelumnya, ia sudah menyiapkan rencana untuk berpuasa bersama keluarga di rumah sendiri. Ternyata takdir berkata lain, dia dipaksa mengungsi ke tenda- tenda darurat. “Sedih sih pasti karena tidak bisa berpuasa di rumah sendiri. Sekarang ini kami harus berbagi makanan dengan penghuni lain, ya apa mau dikata?” cetusnya sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan koran. Meskipun demikian, tidak semua warga yang mengungsi memilih untuk tetap tinggal di lingkungan tersebut. Yanto, 42, misalnya, memilih membangun tenda darurat sendiri di atas puing-puing rumahnya yang telah menjadi abu. “Daripada di atas tumpukan sampah yang bau, lebih enak tinggal di rumah sendiri. Walaupun gosong, yang penting kami bisa tinggal bersama,” tandasnya. Sebetulnya, tak banyak harapan yang digantung warga mengenai nasib mereka. Selain mengharap uluran tangan berupa benda layak konsumsi seperti bahan makanan dan obat-obatan. “Kalau bisa, kami juga mengharapkan bantuan pendidikan secepatnya agar anak-anak bisa kembali sekolah,” pungkas Yanto. (Asni Harismi/J-1) Satpol PP Bidik Pemasok Pengemis SATUAN Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membidik para agen atau pemasok pengemis yang mengeksploitasi warga daerah untuk menjadi pengamen atau pengemis selama bulan Rama- dan di Jakarta. Bila tertangkap, mereka dapat langsung dikenai pasal pidana. “Memang sudah ada yang tertangkap, namun kami belum dapat menyebutkan jumlah- nya,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Effendi Anas, kemarin. Dalam Operasi Praja yang berlangsung sejak Juli lalu, sedikitnya 1.507 orang penyan- dang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terjaring. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari- pada hasil penertiban PMKS sepanjang 2009 yang mencapai 11.338 orang PMKS. Effendi Anas mengungkap- kan, berkurangnya jumlah PMKS yang terjaring disebab- kan sebelum penertiban petugas lebih dulu melakukan langkah persuasif dengan memberikan sosialisasi. Satpol PP DKI juga meng- gandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk mem- berikan penyadaran bagi gelan- dangan dan pengemis (gepeng) yang menggunakan bayi dan anak kecil untuk mengemis atau mengamen. “Setelah itu barulah kami melakukan razia setiap hari,” ujarnya. PMKS yang terjaring terdiri atas gelandangan, pengemis, pengamen, pedagang asongan, hingga pengedar kotak amal. Setelah terjaring mereka dise- rahkan ke Dinas Sosial DKI lalu dibina di Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat. Berdasarkan data Satpol PP DKI, sebagian besar PMKS yang terjaring dalam Operasi Praja yang berlangsung dari Juli hingga pertengahan Agustus ini berasal dari Jawa Barat yaitu Cirebon, Indramayu, Subang, Bogor, Karawang, Bekasi, Cian- jur dan Sukabumi sebanyak 753 orang. Sebanyak 603 orang dari Jawa Tengah yaitu Kota Tegal, Pe- malang, Brebes, Semarang, dan Pekalongan. “Sisanya, sebanyak 151 orang tercatat sebagai warga DKI,” tandas Anas. Gubernur DKI Fauzi Bowo menegaskan Pemprov DKI tidak hanya memprioritaskan penangkapan agen atau pe- masok pengemis, melainkan juga tetap akan merazia PMKS untuk dipulangkan ke daerah masing-masing. “Sangat sederhana caranya. Jika ada satu orang gepeng kena razia, kelompoknya akan hilang semua karena takut ditangkap,” jelasnya. (Ssr/J-3) LINTAS BERITA MULAI DITUTUP: Kendaraan bermotor memutar di putaran busway Kramat, Jakarta Pusat, kemarin. Dishub DKI Jakarta akan menutup beberapa putaran memotong jalur bus khusus itu, yang dianggap menimbulkan kemacetan. MI/RAMDANI 6 | Megapolitan JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Upload: tranthuan

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menjelang Hari Kemerdekaan RI, para murid disibukkan ... filedan keamanan umat beragama, baik Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hin-du, dan Konghucu di Jakarta. Kita

Pasien Lansia Terjatuh dari Lantai 8SEORANG pasien yang dirawat di Gedung A Lantai 8 Ruang Geriatri No 801 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ba-saira Naibahu, 73, ditemukan tewas setelah terjatuh dari kamarnya. Perempuan yang menjalani rawat inap sejak Senin (9/8) itu ditemu-kan sudah tidak bernyawa oleh petugas keamanan di lapangan parkir bagian utara dekat Gedung A RSCM sekitar pukul 03.30 WIB. Kanit Reskrim Polsek Senen Suratmo mengatakan, berdasarkan dugaan sementara, Basaira meninggal akibat bunuh diri setelah melompat dari lantai 8. “Tapi penyelidikan masih terus dikem-bangkan,” ujarnya. Saat ini pihaknya tengah memeriksa tiga saksi yang terdiri atas suster jaga, satpam, dan anak yang menjaganya semalam. Pihak keluarga membantah korban terjatuh karena bunuh diri. Menurut pihak keluarga, Basaira kerap hilang kesadaran, ada kemungkinan ia terjatuh saat tidak sadar.(*/ J-3)

Wartawan Media Indonesia DirampokWARTAWAN harian Media Indonesia Kota Depok Kisar Radjag-ukguk kemarin dirampok di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Kilometer 23, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Di tengah kema-cetan lalu lintas seorang pria muda yang mengenakan jaket dan tudung kepala warna gelap langsung mengambil ponsel Nokia E 90 yang diletakkannya di dasbor. Kisar berusaha mengambil kembali ponsel miliknya dari tangan perampok, tapi perampok memelintir tangannya sambil mengeluarkan sebilah pisau kecil sehingga Kisar tidak meneruskan perlawanannya. Ironisnya, meski terjadi di tengah keramaian, tak ada seorang pun yang berinisiatif untuk menolong. (KG/J-3)

Gubernur Jamin Beribadah di DKI Aman

Shanty Sibarani

UU mengharuskan pendirian rumah ibadah seizin 90 kepala keluarga setempat sehingga bagi kalangan tertentu sangat sulit memperolehnya.

DI Bekasi, kekerasan bisa sewaktu-wak-tu menimpa orang yang hendak me-

muja Sang Pencipta, seperti halnya yang menimpa jemaat HKBP Pondok Timur Indah.

Namun di Jakarta, Guber-nur DKI Fauzi Bowo menja-min kenyamanan, ketenangan, kekhusyukan, dan keamanan umat beragama dalam melak-sanakan ibadah sesuai keyaki-nan masing-masing.

“Secara khusus kami men-jamin keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan ketenangan beribadah bagi umat kristiani di gereja. Mudah-mudahan di Jakarta tidak akan terjadi gang-guan apa pun terhadap warga kita yang beribadah di gereja. Caranya bisa melalui pendeka-tan sebagai tindakan preventif

dan represif dengan penegakan hukum terhadap pelaku,’’ ujar Foke, panggilan Fauzi Bowo, seusai menerima rombongan Persekutuan Gereja-Gereja In-donesia (PGI), kemarin.

Pengurus PGI menemui Foke terkait dengan penyelenggaraan Sidang Raya VI PGI Wilayah DKI Tahun 2010 pada 29 Agustus-2 September 2010 di Anyer, Ban-ten. Penyelenggaraan Sidang Raya VI PGI Wilayah DKI itu rencananya dibuka Gubernur di Balai Agung DKI, kemudian dilanjutkan di Banten.

Pemprov DKI memastikan kekisruhan pelaksanaan ibadah umat Nasrani seperti di Bekasi pada 8 Agustus 2010 tidak akan terjadi di Jakarta. ‘’Kita menjamin kebebasan beribadah dan keamanan umat beragama, baik Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hin-du, dan Konghucu di Jakarta. Kita inginkan ibu kota negara aman, tertib, dan nyaman bagi

semua warga yang beribadah,’’ jelasnya.

Sekretaris Umum PGI DKI Jakarta Manuel E Raintung yang ditanya soal Sidang Raya VI PGI, mengatakan akan mem-bahas situasi Kota Jakarta lima tahun ke depan. Pihaknya harus siap menghadapi berbagai tan-tangan berat.

‘’Kontribusi kami sebagai pemimpin umat adalah menga-jak masyarakat Jakarta menjadi-kan Ibu Kota sebagai kota yang lebih baik, tidak hanya pemba-ngunan fi sik, tapi juga mental dan spiritual,’’ paparnya.

Dia berharap pelaksanaan ibadah umat Kristen dapat ber-langsung tanpa disertai rasa kha-watir apalagi sampai ketakutan. Apalagi sudah ada Forum Keru-kunan Umat Beragama yang difasilitasi Pemprov DKI.

‘’Satu kali dalam seming-gu para tokoh dan pemimpin agama berkumpul di Gedung Sasana Krida, Jl Suryo Pranoto,

Jakarta Pusat. Bahkan satu kali dalam sebulan kami terjun ke lapangan untuk melakukan sosialisasi program-program kerukunan umat beragama,’’ ungkap Manuel.

Diskriminatif Muzdah Mulia dari Indone-

sian Conference Religion Peace meni la i Undang-Undang Perizinan Rumah Ibadah di Indonesia saat ini masih dis-kriminatif. UU mengharuskan pendirian rumah ibadah seizin 90 kepala keluarga setempat sehingga bagi kalangan tertentu sangat sulit memperolehnya. “Aneh. Orang mau benar, mau beribadah, kok dipersulit. Ini kan enggak bener,” ujarnya.

Terkait kekerasan yang di-lakukan ormas terhadap jemaat HKBP, Muzdah menyesalkan sikap Kapolres Metro Bekasi Kombes Imam Sugianto yang melempar tanggung jawab de-ngan mengatakan jemaat HKBP

beribadah tanpa izin.“Kapolres harus bertanggung

jawab mengamankan warga-nya. Bukan malah seenaknya ngomong ibadah tanpa izin dan membiarkan anarki berlang-sung,” tegasnya.

Dia mengingatkan polisi tidak boleh berpihak kepada salah satu kelompok. “Tapi harus bisa mencari solusi. Bukan main larang orang beribadah,” imbuh dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri itu.

Imam Sugianto mengaku sudah mengklarifi kasi ke Mabes Polri bagaimana keributan ber-langsung. “Saya siap jika harus diperiksa,” terangnya.

Menurut rencana, jemaat HKBP tetap akan beribadah di lahan kosong milik mereka di Jalan Asem, Kelurahan Cike-ting, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. (Ssr/GG/J-1)

[email protected]

MEMASANG BENDERA: Murid sekolah dasar memasang bendera plastik untuk menghiasi sekolahnya di SD Perguruan Advent IX, Kramat Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin. Menjelang Hari Kemerdekaan RI, para murid disibukkan dengan kegiatan memasang pernak-pernik agar lebih meriah.

MI/RAMDANI

Berpuasa di Atas Gundukan Sampah

KELAPARAN, penyakit, dan ketidaknyamanan menjadi sahabat

korban kebakaran Cilincing, Jakarta Utara. Sejak api melumat 55 rumah di RT 1, 2, 3, dan 4 RW 9 Kalibaru, Jumat (6/8) lalu, warga harus berhimpitan di tenda darurat.

Tenda itu berdiri di atas tumpukan sampah samping muara Kalibaru.

“Kami harus hidup di atas tumpukan sampah,” ujar Santi, 40, yang tinggal di tenda darurat bersama keempat anaknya, kemarin.

Tenda berwarna hitam berukuran 5x8 meter itu bagaikan payung yang sialnya sering tak kuasa melindungi mereka dari terik matahari. Pun, ketika hujan datang, tak banyak hal yang bisa mereka lakukan kecuali berharap koran-koran yang

berperan sebagai alas lantai tidak terlalu basah.

“Kami selalu berdoa supaya dalam situasi seperti ini tidak terjangkit penyakit. Kami sangat takut, selepas guyuran hujan terkena demam berdarah,” lanjutnya.

Hidup bersama tumpukan sampah memang sangat mengkhawatirkan bagi keluarga yang selama ini punya tempat tinggal permanen.

Lokasi kotor dan penuh lalat sudah membuat mual. Namun, tidak ada pilihan karena memang tenda itu pun berkat kepedulian Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, dan Kecamatan Cilincing.

Saat ini, sedikitnya 450 jiwa bermukim sementara di tenda-tenda darurat, sebagian

besar merupakan anak-anak. Dengan ketahanan tubuh yang tak terlalu bagus, bocah-bocah itu rentan terhadap penyakit muntaber serta gangguan pernapasan.

Kondisi tersebut semakin miris ketika mereka berhadapan dengan kewajiban menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadan 1431 Hijriah.

Tak banyak hal yang bisa mereka lakukan kecuali berharap dapat bertahan dengan bantuan makanan untuk sekadar mengisi kekosongan perut sehabis seharian berpuasa.

“Sudah dua hari puasa kami lalui di bulan Ramadan yang suci ini, belum juga ada bantuan yang datang. Terakhir kali, kami menerima bantuan tiga hari yang lalu,” imbuh Santi.

Kepasrahan yang sama ditunjukkan Hamidi, 36, korban kebakaran lainnya. Menurut dia, bukan hal yang menyenangkan jika harus berbagi tenda dengan penghuni lain.

Sebelumnya, ia sudah menyiapkan rencana untuk berpuasa bersama keluarga di rumah sendiri. Ternyata takdir berkata lain, dia dipaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat.

“Sedih sih pasti karena tidak bisa berpuasa di rumah sendiri. Sekarang ini kami harus berbagi makanan dengan penghuni lain, ya apa mau dikata?” cetusnya sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan koran.

Meskipun demikian, tidak semua warga yang mengungsi memilih untuk tetap tinggal di lingkungan

tersebut. Yanto, 42, misalnya, memilih membangun tenda darurat sendiri di atas puing-puing rumahnya yang telah menjadi abu.

“Daripada di atas tumpukan sampah yang bau, lebih enak tinggal di rumah sendiri. Walaupun gosong, yang penting kami bisa tinggal bersama,” tandasnya.

Sebetulnya, tak banyak harapan yang digantung warga mengenai nasib mereka.

Selain mengharap uluran tangan berupa benda layak konsumsi seperti bahan makanan dan obat-obatan.

“Kalau bisa, kami juga mengharapkan bantuan pendidikan secepatnya agar anak-anak bisa kembali sekolah,” pungkas Yanto. (Asni Harismi/J-1)

Satpol PP BidikPemasok Pengemis

SATUAN Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membidik para agen atau pemasok pengemis yang mengeksploitasi warga daerah untuk menjadi pengamen atau pengemis selama bulan Rama-dan di Jakarta. Bila tertangkap, mereka dapat langsung dikenai pasal pidana.

“Memang sudah ada yang tertangkap, namun kami belum dapat menyebutkan jumlah-nya,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Effendi Anas, kemarin.

Dalam Operasi Praja yang berlangsung sejak Juli lalu, sedikitnya 1.507 orang penyan-dang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terjaring. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari-pada hasil penertiban PMKS sepanjang 2009 yang mencapai 11.338 orang PMKS.

Effendi Anas mengungkap-kan, berkurangnya jumlah PMKS yang terjaring disebab-kan sebelum penertiban petugas lebih dulu melakukan langkah persuasif dengan memberikan sosialisasi.

Satpol PP DKI juga meng-gandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk mem-berikan penyadaran bagi gelan-dangan dan pengemis (gepeng) yang menggunakan bayi dan anak kecil untuk mengemis atau mengamen. “Setelah itu barulah

kami melakukan razia setiap hari,” ujarnya.

PMKS yang terjaring terdiri atas gelandangan, pengemis, pengamen, pedagang asongan, hingga pengedar kotak amal. Setelah terjaring mereka dise-rahkan ke Dinas Sosial DKI lalu dibina di Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat.

Berdasarkan data Satpol PP DKI, sebagian besar PMKS yang terjaring dalam Operasi Praja yang berlangsung dari Juli hingga pertengahan Agustus ini berasal dari Jawa Barat yaitu Cirebon, Indramayu, Subang, Bogor, Karawang, Bekasi, Cian-jur dan Sukabumi sebanyak 753 orang.

Sebanyak 603 orang dari Jawa Tengah yaitu Kota Tegal, Pe-malang, Brebes, Semarang, dan Pekalongan. “Sisanya, sebanyak 151 orang tercatat sebagai warga DKI,” tandas Anas.

Gubernur DKI Fauzi Bowo menegaskan Pemprov DKI tidak hanya memprioritaskan penangkapan agen atau pe-masok pengemis, melainkan juga tetap akan merazia PMKS untuk dipulangkan ke daerah masing-masing.

“Sangat sederhana caranya. Jika ada satu orang gepeng kena razia, kelompoknya akan hilang semua karena takut ditangkap,” jelasnya. (Ssr/J-3)

LINTAS BERITA

MULAI DITUTUP: Kendaraan bermotor memutar di putaran busway Kramat, Jakarta Pusat, kemarin. Dishub DKI Jakarta akan menutup beberapa putaran memotong jalur bus khusus itu, yang dianggap menimbulkan kemacetan.

MI/RAMDANI

6 | Megapolitan JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA