menjadi pustakawan sekolah yang profesional

4
Menjadi Pustakawan Sekolah Yang Profesional: Sebuah Refleksi 1 Anggi Hafiz Al Hakam 2 Pendahuluan Perkembangan perpustakaan terutama perpustakaan seolah kini telah berkembang pesat. Hal ini sesuai dengan beragam tuntutan kebutuhan terkait pendidikan. Pendidikan dan perpustakaan adalah dua hal yang saling berkaitan erat. Perpustakaan sekolah sebagai satu bagian siklik dari sistem pendidikan sekolah kini lebih dituntut untuk mengisi berbagai peran dalam proses pengajaran di sekolah. Perpustakaan sekolah tidak lagi dipandang sebagai tempat berisi kumpulan repositori/deposit bahan pustaka dalam segala bentuk media. Perpustakaan sekolah kini ikut beradaptasi untuk saling mengisi proses pengajaran di sekolah. Bahkan, perpustakaan sekolah telah menjadi bagian integral dari suatu sistem pendidikan di sekolah. Perkembangan yang kian pesat tersebut juga mempengaruhi kebutuhan SDM perpustakaan yang handal serta memiliki kapabilitas dan kompetensi. Tuntutan Pustakawan di zaman Web 2.0 ini lebih dinamis dibandingkan sebelumnya. Pustakawan saat ini dihadapkan pada persoalan dan tantangan yang baru. Terlebih dengan perkembangan teknologi saat ini melalui berbagai media jejaring sosial. Konektivitas bukan lagi menjadi masalah dalam dunia yang semakin global. Bermunculannya sekolah bertaraf nasional, nasional plus, dan internasional ikut menjadikan profesi pustakawan sebagai suatu kebutuhan. Hal ini bisa dilihat dari fenomena boomingnya “Literasi Informasi” di beberapa sekolah bertaraf internasional. Bahkan kini, menjadi satu mata kuliah tersendiri di lingkungan Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD. Dengan adanya hal tersebut, kompetensi seorang pustakawan sekolah tidak lagi bersifat statis. Pustakawan sekolah harus memiliki kemampuan lainnya untuk secara aktif dan dinamis terlibat dalam proses belajarmengajar di sekolah. Pustakawan Sekolah yang Profesional Bila diartikan secara harfiah, pustakawan sekolah berarti seorang pustakawan yang bertugas di perpustakaan sekolah. Namun, definisi yang lebih lengkap menyatakan bahwa pustakawan sekolah adalah seseorang yang memiliki kapabilitas dan kompetensi di bidang 1 Ditulis sebagai materi Talkshow dengan judul yang sama di Kampus FIKOM UNPAD, 8 Juni 2012. 2 Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD 20042008

Upload: anggi-hafiz

Post on 17-Dec-2014

3.172 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Artikel yang disajikan dalam Talkshow bertema Pustakawan Sekolah di Kampus FIKOM UNPAD, 8 Juni 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Menjadi Pustakawan Sekolah Yang Profesional

Menjadi Pustakawan Sekolah Yang Profesional: Sebuah Refleksi1 

Anggi Hafiz Al Hakam2 

 

Pendahuluan 

Perkembangan perpustakaan  terutama perpustakaan  seolah kini  telah berkembang pesat. Hal  ini  sesuai  dengan  beragam  tuntutan  kebutuhan  terkait  pendidikan.  Pendidikan  dan perpustakaan adalah dua hal yang saling berkaitan erat. Perpustakaan sekolah sebagai satu bagian siklik dari sistem pendidikan sekolah kini lebih dituntut untuk mengisi berbagai peran dalam proses pengajaran di sekolah.  

Perpustakaan  sekolah  tidak  lagi  dipandang  sebagai  tempat  berisi  kumpulan repositori/deposit  bahan  pustaka  dalam  segala  bentuk media.  Perpustakaan  sekolah  kini ikut beradaptasi untuk saling mengisi proses pengajaran di sekolah. Bahkan, perpustakaan sekolah telah menjadi bagian integral dari suatu sistem pendidikan di sekolah. 

Perkembangan yang kian pesat tersebut juga mempengaruhi kebutuhan SDM perpustakaan yang handal serta memiliki kapabilitas dan kompetensi. Tuntutan Pustakawan di zaman Web 2.0  ini  lebih  dinamis  dibandingkan  sebelumnya.  Pustakawan  saat  ini  dihadapkan  pada persoalan  dan  tantangan  yang  baru.  Terlebih  dengan  perkembangan  teknologi  saat  ini melalui berbagai media jejaring sosial. Konektivitas bukan lagi menjadi masalah dalam dunia yang semakin global. 

Bermunculannya sekolah bertaraf nasional, nasional plus, dan internasional ikut menjadikan profesi pustakawan sebagai suatu kebutuhan. Hal ini bisa dilihat dari fenomena boomingnya “Literasi  Informasi” di beberapa  sekolah bertaraf  internasional. Bahkan  kini, menjadi  satu mata  kuliah  tersendiri  di  lingkungan  Jurusan  Ilmu  Informasi  dan  Perpustakaan  FIKOM UNPAD. Dengan  adanya  hal  tersebut,  kompetensi  seorang  pustakawan  sekolah  tidak  lagi bersifat  statis. Pustakawan  sekolah harus memiliki kemampuan  lainnya untuk  secara aktif dan dinamis terlibat dalam proses belajar‐mengajar di sekolah. 

 

Pustakawan Sekolah yang Profesional 

Bila diartikan secara harfiah, pustakawan sekolah berarti seorang pustakawan yang bertugas di  perpustakaan  sekolah.  Namun,  definisi  yang  lebih  lengkap  menyatakan  bahwa pustakawan sekolah adalah seseorang yang memiliki kapabilitas dan kompetensi di bidang 

                                                            1 Ditulis sebagai materi  Talkshow dengan judul yang sama di Kampus FIKOM UNPAD, 8 Juni 2012. 2 Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD 2004‐2008  

Page 2: Menjadi Pustakawan Sekolah Yang Profesional

perpustakaan dan bertugas sebagai pustakawan di sekolah. Untuk definisi yang  lebih  jelas tertuang dalam Undang‐undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. 

Profesionalitas,  sebagai  ukuran  nilai  bagi  sebuah  profesi  diukur  dari  sejauh mana  pelaku profesi  itu menjalankan  profesinya  sesuai  dengan  kode  etik  profesi.  Nilai  tersebut  juga dilihat dari pengembangan keilmuan seputar bidang profesi yang dijalani itu dengan adanya lembaga/ikatan profesi. Untuk bidang perpustakaan, ada beberapa  lembaga/ikatan profesi yang  menaungi  pustakawan  dari  bermacam  bidang,  seperti  IPI,  ISIPII,  APISI  dan  lain sebagainya. 

Menjadi  pustakawan  sekolah  yang  profesional  tentu melibatkan  beberapa  aspek.  Aspek‐aspek teknis seputar pengelolaan sudah  jelas menjadi skill/kemampuan yang wajib dimiliki setiap pustakawan. Aspek lainnya diluar operasional perpustakaan pun tidak hanya sekedar menjadi nilai tambah. Beberapa aspek tambahan itu justru saling melengkapi dengan aspek‐aspek teknis yang utama. 

Pustakawan sekolah tidak hanya dihadapkan pada permasalahan seputar nomor klasifikasi DDC  dari  suatu  subyek  ataupun masalah  katalogisasi.  Pustakawan  sekolah  saat  ini  harus berperan  dalam  proses  penciptaan  dan  penggunaan  informasi  oleh  murid  dengan menggunakan  sumber  daya  yang  tersedia  di  perpustakaan,  baik  itu  cetak  maupun elektronik.  Seiring  dengan  perkembangan  teknologi,  pustakawan  sekolah  harus  mampu menciptakan  sistem  temu‐balik  informasi  yang  terorganisir dengan  rapi  untuk memenuhi kebutuhan muridnya. 

Beberapa tugas utama seorang pustakawan sekolah pada umumnya adalah: 

1. Analyzing  school  and  student  needs  to  determine  appropriate  informational sources 

Menentukan kebutuhan murid dan sekolah terhadap sumber‐sumber informasi yang tepat. Pustakawan sekolah memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar informasi yang diterima guru dan murid tepat guna dan tepat sasaran. 

2. Finding reliable source information and distributing it 

Menemukan  sumber  informasi  terpercaya  dan  menyebarkannya.  Informasi  yang telah dirangkum dari berbagai  sumber  tersebut kemudian disebarkan dengan  cara diseminasi kepada pihak‐pihak yang membutuhkan. 

3. Classifying information in a user‐friendly way 

Mengklasifikasikan informasi dalam cara yang mudah dipahami. Pustakawan sekolah dituntut  untuk mampu menyediakan  akses  terhadap  informasi  dengan  cara  yang mudah.  Sistem  klasifikasi  yang  telah  ada  (DDC,  UDC,  etc.)  tidak  mutlak  harus 

Page 3: Menjadi Pustakawan Sekolah Yang Profesional

diterapkan.  Pustakawan  sekolah  bisa  menciptakan  sendiri  sistem  klasifikasi  yang paling mudah menurut kondisi sekolahnya. 

4. Writing summaries and abstracts 

Pada  beberapa  sekolah,  pustakawannya  dituntut  juga  untuk  mampu  menulis ringkasan dan abstrak dari koleksi perpustakaannya. Terutama, untuk koleksi buku dan jurnal terbaru. Hal ini biasanya terkait erat dengan promosi perpustakaan. 

5. Showing students and teachers how to access information 

Pustakawan  sekolah  harus mampu mendemonstrasikan  cara mengakses  informasi kepada  guru  dan  murid.  Kemampuan  berkomunikasi  dan  berinteraksi  sangat dibutuhkan dalam hal  ini.  Terkait dengan beberapa poin  sebelumnya, pustakawan sekolah harus menemukan solusi termudah untuk mengakses suatu informasi. 

6. Overseeing library management and administration 

Sebagai  administrator  perpustakaan,  seorang  pustakawan  sekolah  juga  harus memiliki kemampuan administrasi dan manajemen. Hal  ini biasanya banyak  terkait dengan  operasional  perpustakaan.  Sebagai  contoh,  pengelolaan  denda,  laporan bulanan, pengaturan jam kunjungan kelas (library visit), dan  ekstrakurikuler (Library Club). 

7. Supervising employees and volunteers 

Untuk  perpustakaan  sekolah  yang  besar  dengan  berbagai  level/tingkatan (Kindergarten,  Lower  Primary,  Upper  Primary,  Secondary)  dan  memiliki  banyak pustakawan,  biasanya  dipimpin  oleh  seorang  Kepala/Koordinator  Perpustakaan. Tugasnya,  membagi  pekerjaan  agar  efektif  dan  efisien.  Selain  dituntut  mampu mengelola  perpustakaan,  ia  juga  harus  mampu  mengendalikan  dan  memanage pustakawan ataupun pihak‐pihak lainnya yang berada dibawah lini koordinasinya. 

8. Fundraising and public relations 

Pada  beberapa  kesempatan,  perpustakaan  sekolah  diberi  kesempatan  untuk melakukan  fundraising. Biasanya, pada  saat kenaikan kelas atau menjelang  liburan panjang  diadakan  Book  Fair/bursa  buku  bersamaan  dengan  pementasan  seni  dan musik.  Kegiatan  ini  juga  bisa  dikategorikan  sebagai  kegiatan  kehumasan  bagi perpustakaan sekolah untuk mengkomunikasikan keberadaannya dengan pihak lain. Utamanya, orang tua murid dan penerbit. 

9. Managing a budget 

Hal  yang  tidak  kalah  penting  dalam  pengelolaan  perpustakaan  sekolah  adalah pengelolaan  keuangan. Biasanya, perpustakaan diberikan  anggaran  tahunan untuk 

Page 4: Menjadi Pustakawan Sekolah Yang Profesional

menjalankan  aktivitasnya.  Manajemen  pengelolaan  keuangan  yang  baik dimaksudkan  agar  perpustakaan  tetap  bisa  melayani  subjek  utamanya  tanpa kehilangan  inovasi.  Anggaran  tersebut  mencakup  seluruh  biaya  operasional perpustakaan. Termasuk didalamnya adalah biaya pengadaan koleksi. Kemampuan pustakawan  sekolah  untuk  membaca  tren  bacaan  sangat  dibutuhkan  agar pengadaan koleksi tepat sasaran dan efektif. 

  

Seperti  telah  disinggung  diatas,  selain  kemampuan  teknis  operasional  perpustakaan, pustakawan  sekolah harus mampu melengkapi dirinya dengan beberapa kemampuan  lain diluar  bidang  profesinya.  Soft  skill  sangat  dibutuhkan  dalam  lingkungan  sekolah  yang dinamis dimana interaksi antara staf, guru, murid, dan orang tua murid tidak bisa dihindari. Pun,  ketika perpustakaan  sekolah harus mengadakan program‐program untuk melibatkan murid  secara  aktif.  Pemanfaatan  teknologi  informasi  yang  telah meluas  sedemikian  rupa menuntut pustakawan sekolah untuk menguasainya. 

 

Konklusi 

Menjadi  seorang pustakawan  sekolah  yang profesional  tidak  selalu berarti  kompeten dan capable  di  bidang  pekerjaannya  saja.  Nilai‐nilai  individu  lainnya  yang  saling  terkait membutuhkan kemampuan tambahan. Pustakawan sekolah sebagai individu yang berada di tengah suatu  lingkungan pendidikan harus melengkapi dirinya dengan kemampuan  lainnya yang  tidak  kalah  penting  dengan  kompetensi  dan  kapabilitasnya  sebagai  seorang pustakawan.  

Pustakawan sekolah sebagai figur di sekolah harus mampu menjadi teladan bagi muridnya dengan menyediakan  akses  yang  sebesar‐besarnya  untuk  kepentingan  belajar‐mengajar. Relasi interpersonal dengan pihak‐pihak lain (staf, guru, orang tua murid, penerbit/supplier) juga mutlak diperlukan dalam membangun sinergi. 

 

Catatan Pribadi 

Bagi mahasiswa JIIP, adalah suatu tantangan untuk menjadi seorang pustakawan profesional sesuai dengan bidang minat masing‐masing. Bekal yang diberikan semasa kuliah sudah lebih adaptif  dengan  kebutuhan  saat  ini.  Tinggal  bagaimana  menemukan  passion  yang  tepat dalam  mewarnai  aktivitas  berkarya.  Melengkapi  diri  dengan  berbagai  kemampuan  dan kompetensi  lain  diluar  bidang  utama  sudah menjadi  suatu  keharusan  dalam  dunia  yang semakin berkembang.