meningkatkan hasil belajar servis bawah bola …lib.unnes.ac.id/27109/1/6102914006.pdf · i...

60
i MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukandalamrangkapenyelesaianstudi Strata I untukmencapaigelarSarjanaPendidikan padaUniversitasNegeri Semarang Oleh MISKIYAH NIM.6102914006 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: buiduong

Post on 12-Aug-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA

VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA KASTI PADA SISWA

KELAS V SEKOLAH DASAR KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Diajukandalamrangkapenyelesaianstudi Strata I

untukmencapaigelarSarjanaPendidikan

padaUniversitasNegeri Semarang

Oleh

MISKIYAH

NIM.6102914006

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA

VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA KASTI PADA SISWA

KELAS V SEKOLAH DASAR KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

MISKIYAH

NIM.6102914006

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

i

ii

ABSTRAK

Miskiyah. 2016. Meningkatkan Hasil Belaajar Servis Bawah Bola Voli

Melalui Permainan Bola Kasti Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan PJKR.

Program Studi PGPJSD. Pembimbing Dr. H. Harry Pramono, M.Si dan Agus

Raharjo, S.Pd, M.Pd. Fakultas Ilmu Keolahragaan Uniersitas Negeri Semarang.

Kata kunci : Pembelajaran, Servis Bawah, Permaianan Bola Kasti.

Latar belakang dalam penulisan skripsi ini salah satunya adalah tidak

tuntasnya hasil belajar servis bawah pada siswa Kelas V SDN Bismo Kecamatan

Blado Kabupaten Batang, karena nilai siswa yang masih dibawah KKM yaitu 75.

Berdasarkan uraian dilatar belakang masalah, maka dapat dirumuskan sebagai

berikut : Apakah Melalui Permainan Bola Kasti dapat meningkatkan hasil belajar

Servis Bawah Siswa Kelas V SD Negeri Bismo Kecamatan Blado Kabupaten

Batang?. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan servis

bawah melalui permainan bola kasti pada siswa kelas V SD Negeri Bismo

Kecamatan Blado Kabupaten Batang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, penelitian ini

terdiri dari dua siklus, tiap siklus menunjukkan perkembangan proses pembelajaran

pendidikan jasmani pada materi servis bawah bola voli. Subyek penelitian ini adalah

siswa kelas V semester 2 SD Negeri Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang

yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 4 siswa

perempuan. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar servis bawah melalui

ii

iii

permainan bola kasti pada siswa kelas V SD Negeri Bismo. Waktu penelitian pada

siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Maret 2016 dan penelitian

siklus ke dua pada hari rabu tanggal 23 Maret 2016. Penelitian ini dilaksanakan

dihalaman sekolah SDN Bismo Desa Bismo Kecamatan Blado Kabupaten

Batang.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode

tes dan observasi, metode dokumentasi. Instrumen pengumpulan data dalam

penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan RPP dan lembar evaluasi.

Penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua jenis data,

yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan diketahui bahwa pelaksanaan

pembelajaran Servis Bawah melalui Permainan Bola kasti pada siswa kelas V SD

Negeri Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang tahun pelajaran 2015/2016

mengalami peningkatan pada siklus I hasil belajar siswa mencapai 73,67% dan

pada siklus II hasil belajar meningkat 12,53% mencapai 86,2%.

Simpulan yang dapat diambil bahwa pembelajaran melalui permainan bola

kasti dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah pada siswa kelas V SDN

Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2015/2016. Di

sarankan apabila ingin meningkatkan hasil pembelajaran servis bawah, maka

salah satu solusinya dapat menggunakan metode permainan bola kasti.

iv

iii

iv

v

v

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan

jika kamu berbuat jahat , maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.

Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (kami bangkitkan

musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid

(Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan

mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai“ (QS. Al-Isra’ ayat 7)

Persembahan

Karya kecil ini ku persembahkan kepada :

Suami tercinta Sulistiyono atas do’a dan

bantuan moril serta materinya.

Anakku tersayang Insan Putri Aulia yang telah

menjadi semangat hidup.

Ibu tercinta Turah dan Daryo (ALM) atas do’a

yang terucap tiada hentinya.

Ibu dan Bapak mertua terhormat Kunaenah dan

Kuwatir atas do’a dan bantuan moril serta

materinya.

Kakak dan adik-adikku tersayang yang telah

memberikan motivasi dan dorongannya.

Teman-teman PKG PGPJSD angkatan 2014

Almamater FIK UNNES

vi

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

hidayah serta inayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas

kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan hati mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES

yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi

ini.

4. Dr. H. Harry Pramono, M.Si. dan Agus Raharjo, S.Pd, M.Pd , selaku Dosen

pembimbing telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

vii

viii

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf Tata Usaha FIK UNNES yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan layanan serta informasi kepada

penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

6. Suami tercinta yang telah memberikan dukungannya dengan sepenuh hati,

baik secara moral, spiritual, dan material.

7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Bismo yang telah memberikan ijin penelitian

dan dengan sepenuh hati membantu terlaksananya penelitian ini.

8. Rekan - rekan guru Sekolah Dasar Negeri Bismo yang telah membantu dalam

dokumentasi.

9. Semua pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan

kemampuan penulis, demi perbaikan dan kemajuan langkah penyusunan di masa

akan yang datang, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

para pembaca pada umumnya.

Blado, 2016

Penulis,

Miskiyah

6102914006

viii

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

PERNYATAAN .............................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK/PETA ........................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

2.1 Perumusan Masalah ....................................................................... 6

3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

4.1 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

5.1 Pemecahan Masalah ...................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pembelajaran ................................................................ 9

2.2 Pembelajaran Pendidikn Jasmani.................................................. . 11

2.3 Metode Pembelajaran..................................................................... 13

2.4 Gerak Dasar Fundamental............................................................. . 13

ix

x

2.5 Karakteristik Anak Usia SD............................................................ 14

2.6 Pengertian Permainan.................................................................... . 16

2.7 Sejarah Bola Voli............................................................................ 19

2.8 Permainan Bola voli Mini................................................................ 20

2.9 Teknik Dasar Permainan Bola Voli................................................. 21

2.9.1 Servis ............................................................................... . 21

2.9.1.1 Sevis Bawah (underhands servis)........................... . 21

2.9.1.2 Servis Mengambang (float servis)........................... 22

2.9.1.3 Jumping Servis........................................................ . 22

2.9.2 Passing............................................................................. . 23

2.9.2.1 Passing Bawah........................................................ . 23

2.9.2.2 Passing Atas............................................................ . 24

2.9.3 Blocking (bendungan)....................................................... 25

2.9.4 Smash .............................................................................. . 25

2.10 Permainan Kasti............................................................................. . 25

2.11 Servis Bawah Melalui Permainan Bola Kasti.................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian ........................................................................... . 36

3.2 Objek Penelitian ............................................................................. 36

3.3 Waktu Penelitian ............................................................................ 36

3.4 Lokasi Penelitian ............................................................................ 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37

x

xi

3.5.1 Tes dan Observasi................................................... . 37

3.5.2 Prosedur Penelitian.................................................. 38

3.5.3 Desain Penelitian..................................................... 40

3.5.4 Siklus Pertama......................................................... 40

3.5.5 Siklus Kedua............................................................ 43

3.5.6 Instrumen Pengumpulan Data.................................. 45

3.5.7 Analisis Data............................................................ 45

3.5.7.1 Persentase Ketuntasan.............................. . 45

3.5.7.2 Norma Kriteria Penilaian............................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Pada Siklus I ....................................................... 47

4.1.1 Aspek Psikomotor Siklus I .................................................. 47

4.1.2 Aspek Kognitif Siklus I ....................................................... 49

4.1.3 Apek Afektif Siklus I ........................................................... 51

4.2 Kegiatan Siklus I ........................................................................... 53

4.3 Hasil Penelitian Siklus II ............................................................... 57

4.3.1 Aspek Psikomotor Siklus II ........................................ 57

4.3.2 Aspek Kognitif Siklus II ............................................. 59

4.3.3 Aspek afektif Siklus II ................................................ 61

4.4 Kegiatan Siklus II .......................................................................... 63

4.5 Pembahasan................................................................................. ... 65

4.6 Perbandingan Hasil Belajar servis Bawah Pada Siklus I dan II.... . 66

xi

xii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ......................................................................................... 68

5.2 Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 71

xii

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Rencana Waktu Penelitian ...................................................................... 36

3.2 Pengumpulan Data .................................................................................. 38

3.3 Norma Kriteria Penilaian ......................................................................... 46

3.4 Hasil belajar Servis Bawah Siklus I ....................................................... 47

3.5 Hasil Nilai Aspek Psikomotor Servis Bawah Siklus I ........................... 47

3.6 Hasil Ketuntasan Nilai Psikomotorik Siswa pada Siklus I ...................... 48

3.7 Rata-rata Nilai Psikomotor pada Siklus I ................................................. 49

3.8 Hasil Nilai Aspek Kognitif Servis Bawah Siklus I ................................. 49

3.9 Hasil Ketuntasan Kognitif Siswa pada Siklus I ...................................... 50

3.10 Rata-rata Nilai Kognitif pada Siklus I .................................................. 50

3.11 Hasil Nilai Aspek Afektif Servis Bawah Siklus I................................ 51

3.12 Hasil Ketuntasan Nilai Afektif Siswa pada Siklus I ............................ 51

3.13 4.10 Rata-rata Nilai Afektif pada Siklus I ........................................... 52

3.14 4.11 Rata-rata Hasil Belajar Servis Bawah pada Siklus I ................... 52

3.15 4.12 Rekap Hasil Belajar Servis Bawah pada Siklus I ........................ 52

3.16 4.13 Hasil Belajar Servis Bawah pada Siklus II .................................. 57

3.17 4.14 Hasil Nilai Aspek Psikomotor Servis Bawah Siklus II ............... 57

3.18 4.15 Hasil Ketuntasan Nilai Psikomotorik Siswa pada Siklus II ......... 58

3.19 4.16 Rata-rata Nilai Psikomotor pada Siklus II ................................... 59

3.20 4.17 Hasil Nilai Aspek Kognitif Servis Bawah Siklus II .................. 59

3.21 4.18 Hasil Ketuntasan Kognitif Siswa pada Siklus II .......................... 60

xiii

xiv

3.22 4.19 Rata-rata Nilai Kognitif pada Siklus II ....................................... 60

3.23 4.20 Hasil Nilai Aspek Afektif Servis Bawah Siklus II ..................... 61

3.24 4.21 Hasil Ketuntasan Nilai Afektif Siswa pada Siklus II .................. 61

3.25 4.22 Rata-rata Nilai Afektif pada Siklus II .......................................... 62

3.26 4.23 Rekap Rata-rata Nilai Afektif pada Siklus II .............................. 62

3.27 4.24 Rekap Ketuntasan Hasil Belajar Servis Bawah Siklus II ............ 62

xiv

xv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Halaman

2.3 Lapangan bola voli yang dimodifikasi permaianan kasti .......................... 35

3.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (PTK) ...................................................... 40

4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Servis Bawah Siklus I dan Siklus II ...... 66

4.2 Grafik Rata-rata Hasil Belajar Servis Bawah Siklus I dan Siklus II ......... 67

xv

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.Surat Penetapan Dosen Pembimbing ........................................................... 72

2.Surat Ijin Penelitian dari UNNES ................................................................ 73

3.Surat ijin Penelitian dari Sekolah ................................................................. 74

4. Presensi Siswa ............................................................................................. 75

5. Silabus Pembelajaran .................................................................................. 76

6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus 1 ................................... 77

7. Nilai Psikomotor siklus 1 ............................................................................ 89

8. Nilai Afektif Siswa Siklus 1 ........................................................................ 90

9. Nilai Kognitif siswa siklus 1 ........................................................................ 91

10. Hasil Belajar Servis Bawah Siklus 1......................................................... . 92

10. Presensi siswa Siklus 2 ............................... ............................. ............. 93

11.Silabus Pembelajaran Siklus 2.................................................................. .. 94

12. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus 1....................... ........... 95

13. Nilai Psikomotor siklus 1 ......................................................................... 107

14. Nilai Aefektif Siklus 2 .............................................................................. 108

15. Nilai Kognitif Siklus 2............................................................................... 109

16. Hasil Belajar Servis bawah Siklus 2 ....................................................... 110

17. Foto kegiatan PTK................................................................................... 111

xvi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas

emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui

aktivitas jasmani dan olahraga.

Pendidikan Jasmani sebagai komponen pendidikan secara

keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam

pelaksanaannya pengajar pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti

yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional.

Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru,

tetapi pada siswa. Banyak yang menganggap bahwa pendidikan jasmani ,

olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang tidak penting

dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses

pembelajaran yang sangat berpengaruh dengan prestasi siswa. Menurut

Rachmat Djatun (1990: 35 ) adalah (1) Anak didik (2) Pendidik (3) Tujuan

2

pendidikan (4) Alat Pendidikan (5) Lingkungan Pendidikan. Komponen-

komponen tersebut harus ada dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

Seringkali seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olahraga

prestasi dalam pembelajarannya, sehingga bukan proses pembelajaran

yang ditekankan akan tetapi berfokus pada hasilnya saja. Dalam

pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas untuk siswa melalui kegiatan

fisik yang tak ubahnya seperti seorang atlet bukan seorang peserta didik.

Tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada

pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam

peraturan, ukuran lapangan, maupun jumlah pemain. Sehingga peserta

didik merasa jenuh dan frustasi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan. Mereka seringkali tidak mampu dan

bahkan gagal dalam melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk

yang kompleks. Untuk itu modifikasi permainan menjadi alternatif yang

jitu dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Guru

harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi ketrampilan yang hendak

diajarkan agar sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Guru

dituntut untuk kreatif, inovatif, dalam merencanakan pembelajaran,

sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tanpa

meninggalkan tujuan dari pembelajaran tersebut.

Guru dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas belajar para

peseta didik dalam bentuk kegiatan yang sedemikian rupa dapat

3

menghasilkan pribadi yang mandiri , pelajar yang efektif ,pekerja yang

produktif , dan anggota masyarakat yang baik. Dalam hubungan ini , guru

memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan suasana

belajar yang sebaik –baiknya. Guru tidak sebatas hanya sebagai pengajar

dalam arti penyampai pengetahuan , akan tetapi lebih meningkat sebagai

perancang pengajaran , pengevaluasi hasil belajar dan sebagai direktur

belajar.

Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah adalah permainan

bola voli. Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada

tahun 1895.Bola voli merupakan permainan tidak asing bagi masyarakat

luas, tidak hanya kaum lelaki saja yang menggemari permainan ini akan

tetapi banyak pula kaum wanita juga sangat menggemarinya.

Bola voli adalah permainan beregu yang dimainkan oleh 6 orang

setiap tim. Teknik dasar dalam permaianan bola voli mutlak harus dikuasai

oleh para pemain dalam melakukan permainan bola voli. Teknik-teknik

dasar yang harus dikuasai diantaranya adalah servis, passing, umpan (set

up), smash(spike), bendungan.

Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar sangat

dipengaruhi oleh Sarana dan Prasarana yang ada, semakin baik Sarana dan

Prasarana maka semakin mudah Guru dalam menyampaikan

pembelajaran, tetapi Guru juga bisa melakukan modifikasi bila prasarana

pembelajaran tidak terpenuhi. Pembelajaran yang diberikan kepada

siswa harus bisa membangkitkan motivasi belajar siswa dengan

4

bentuk-bentuk pembelajaran yang menyenangkan. Permainan dapat

menjadi Media pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat digunakan

pada siswa Sekolah dasar, Misalnya pembelajaran servis bawah dengan

menggunakan permainan satu sama dan lain sebagainya. Dengan

melalui permainan sebagai media menyampaikan materi pembelajaran

diharapkan siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan

mendapatkan hal-hal baru.

Permainan merupakan solusi untuk mengatasi kendala atau

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani. Servis Bawah melalui modifikasi permainan kasti

dalam pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan akan meningkat.

Namun permainan ini dalam pembelajaran pendidikan jasmani ini

belum diketahui seberapa besar pengaruhnya dalam meningkatkan

hasil belajar servis bawah bola voli. Untuk membuktikan apakah

modikasi permainan kasti dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat

meningkatkan hasil belajar servis bawah bola voli, maka perlu

dibuktikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan upaya untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh permainan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani terhadap peningkatan hasil belajar servis bawah pada

anak. pada umumnya siswa menyukai pembelajaran servis bawah,

namun siswa masih kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran

5

servis bawah sehingga hasil yang diperoleh belum bisa maksimal,

sehingga kemampuan servis bawah masih rendah.

Dari uraian permasalahan di atas guru pendidikan jasmani SD

Negeri Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang sebagai penulis

berencana mengupayakan perbaikan proses belajar mengajar servis bawah

di SD Negeri Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang dengan

penerapan pembelajaran melalui modifikasi permainan kasti dimana

permainan ini akan membawa anak kedalam konsep gerak

Fundamental servis bawah bola voli dengan pendekatan melalui

permainan yang bertujuan meningkatkan hasil belajar dan motivasi

keberanian siswa dalam melakukan servis bawah. Diharapkan dengan

permainan modifikasi permainan kasti ini siswa akan lebih aktif, dan

termotivasi.

Pembelajaran Bola Voli di Sekolah Dasar ini Peneliti akan

mengkaji tentang proses pembelajaran servis bawah di Sekolah Negeri

Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang. SDN Bismo termasuk SD

pelosok yang letaknya dekat dengan Perkebunan Teh PT. Pagilaran

Kabupten Batang di kaki bukit Gunung Kamulyan. SDN Bismo

mempunyai murid 101 siswa dan diampu oleh 6 tenaga pendidik yang

terdiri dari 4 guru kelas, 1 guru PAI, dan 1 guru penjaskes. Guru yang

berstatus sebagai PNS hanya 2 orang termasuk kepala sekolah dan yang

lain masih bersetatus sebagai guru Whiyata Bhakti. Masih terjadi

kekurangan tenaga pendidik yaitu guru kelas 2 dan kelas 4. Yang

6

mengakhibatkan guru PAI dan guru Penjaskes selain mengajar mata

pelajaran juga harus mengajar kelas. Hal itu tentu saja akan sangat

berpengaruh terhadap proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal.

SDN Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang mempunyai 6 ruang

kelas, 1 ruang kantor, 1 gedung perpustakaan, 2 ruang wc, 1 gudang dan 1

mushola . Terutama dalam pembelajaran penjaskes di Sekolah Dasar negeri

Bismo Kecamatan Blado kabupaten Batang kurang didukung dengan adanya

sarana dan prasana yang memadai terdapat 2 bola voli,1 net, dan satu set

peralatan kids altetik yang semuanya sudah dalam keadaan yang kurang baik.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru pendidikan

jasmani diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik

dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur,

kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru pendidikan jasmani dapat memberikan berbagai

pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

Untuk dapat mengetahui kekurangan proses pembelajaran secara rinci,

penulis menginstropeksi terhadap pembelajaran dengan merefleksi diri, dan

terdapat beberapa alasan dan kendala yang terjadi di dalam proses

pembelajaran Bola besar pada permainan bola voli mini bagi siswa kelas V

siswa Sekolah Dasar Negeri Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang

diantaranya:

1. Siswa sering merasa bosan ketika melakukan servis tanpa dimodifikasi

dengan permainan yang menyenangkan.

7

2. Adanya data yang diperoleh dari siswa berjumlah 15 siswa belum

mencapai KKM 75.

Dari berbagai kendala yang dialami dalam pembelajaran, diketahui

bahwa proses pembelajaran belum berhasil dan tujuan pembelajaran belum

tercapai. Setelah melakukan refleksi, dapat dikatakan proses pembelajaran

belum berjalan secara efektif. Ketidakefektifan ini dapat dilihat dari siswa

yang kurang menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Faktor penyebabnya

antara lain tersebut di bawah ini :

1. Siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Munculnya kelompok kecil yang memiliki kebiasaan malas untuk

mengikuti pembelajaran penjas karena yang akhirnya mempengaruhi dan

mengganggu siswa yang lainnya.

3. Peserta didik kurang tertarik dengan peraturan permainan yang

sebenarnya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pokok

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan

menggunakan model pembelajaran Permainan Kasti dapat Meningkatkan

Hasil Belajar servis bawah pada Permainan Bola voli siswa Kelas V SDN

Bismo Kecamatan Blado Kabupaten BatangTahun Ajaran 2015/2016?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil pembelajaran servis bawah bola voli dengan model pembelajaran

8

Permainan Kasti SDN Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang Tahun

Pelajaran 2015/2016.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

1) Mempermudah proses pembelajaran karena pembelajaran tersebut

dikemas dalam dalam pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif menyenangkan dan tidak membosankan sehingga

meningkatkan antusiasme peserta diddik.

2) Meningkatkan kreasifitas guru di sekolah dalam membuat dan

mengembangkan media bantu pembelajaran yang dimodifikasi,

dalam rangka perancangan pembelajaran PAIKEM.

3) Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara

profesional.

2. Bagi Siswa

Siswa merasa senang dan tidak cepat bosan serta meningkatkan

minat siswa sehingga siswa cepat merespon pembelajaran yang

meningkatkan kemampuan gerak dan kesegaran jasmani.

3. Bagi Sekolah

1) Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang

berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru,sehingga

pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara

keseluruhan.

9

2) Memiliki guru yang professional dan mampu meningkatkan mutu

pembelajaran disekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan.

1.5. Sumber Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang

dikemukakan di atas, terutama bola voli dalam meningkatkan servis bawah

maka pemecahan masalahnya yaitu dengan metode permainan kasti pada

permainan bola voli dengan permainan-permainan yang menyenangkan

bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bismo Kecamatan Blado

Kabupaten Batang tahun 2015/2016. Dengan langkah-langkah pemecahan

masalah yang diajukan berupa penelitian tindakan kelas mulai dari

mengidentifikasi masalah, merancang tindakan, melaksanakan dan

memberikan penilaian. Maka dengan beberapa langkah strategis diatas

diharapkan mampu mengatasi permasalahan Servis Bawah pada

permainan Bola Voli dengan menggunakan permainan kasti.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu endiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran sebagai usaha memperolah

perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama

proses pembelajaran ialah adanya perubahan perilaku dalam diri

individu.Tetapi tidak semua perilaku sebagai hasil pembelajaran. Menurut

Mohamad Surya (2004:8) bahwa perubahan perilaku sebagai hasil

pembelajaran mempunyai ciri sebagai berikut :

1) Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses

pembelajaran menyadari bahwa pengetahuannya telah , bertambah,

ketrampilannya akan bertambah ia lebih yakin terhadap dirinya.

2) Perubahan yang bersifat kontinu, ( Berkesinambungan ), perubahan

perilaku sebagai hasil pembelajaran akan berlangsung secara

berkesinambungan, artinya perubahan yang telah terjadi, menyebabkan

perubahan perilaku yang lain.

10

11

3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah

diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi

individu yang bersangkutan.

4) Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan

perubahan dalam individu.

5) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi

dengan sendirinya, akan tetapi melalui aktifitas individu.

6) Perubahan yang bersifat permanen, atrinya perubahan yang terjadi

sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal daam diri

individu, setidak – tidaknya untuk masa tertentu.

7) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artiya perubahan itu terjadi

karena ada sesuatu yang akan dicapai.

Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru tahun 2010

bahwa belajar adalah berusaha ,berlatih untuk mendapatkan ilmu. Belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek

kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan

positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan

perubahan itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.

Pembelajaran bisa diartikan proses belajar antara dua orang atau lebih

yaitu antara guru sebagai pemberi informasi dengan siswa sebagai

penerima informasi untuk mengenal dan memahami apa yang sedang

dipelajari sesuai dengan minat dan kemampuannya.

12

Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah

laku siswa bertambah baikkuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku

yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma

yang berfungsi sebagai pengendalian sikap dan prilaku siswa, serta juga

meliputi kemampuan sosial dalam bergaul terhadap sesama bagaimana

nilai dan norma yang terdapat didalamnya.

2.2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Sesuai dengan undang – undang tentang Sistem Keolahragaan

Nasinal (SKN) no 3 tahun 2005 pasal 18 bahwa :

1) Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses

pendidikan.

2) Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal

maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau

ekstrakurikuler.

3) Olahraga pendidikan dimulai pada usia dini.

4) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada

setiap jenjang pendidikan.

5) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

13

6) Olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)

dibimbing oleh guru/dosen olahraga dan dapat dibantu oleh tenaga

keolahragaan yang disiapkan oleh setiap satuan pendidikan.

7) Setiap satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

berkewajiban menyiapkan prasarana dan sarana olahraga pendidikan

sesuai dengan tingkat kebutuhan.

8) Setiap satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan olahraga sesuai

dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara

berkala antarsatuan pendidikan yang setingkat.

9) Kejuaraan olahraga antarsatuan pendidikan sebagaimana dimaksud

pada ayat (8) dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional,

dan internasional.

Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui jasmani, jasmani

adalah kata sifat dengan asal kata jasat yang berarti tubuh atau badan.

Dengan pandangan ini maka jasmani berkaitan dengan perasaan, hubungan

pribadi, tingkahlaku kelompok, perkembangan mental dan sosial,

intelektual serta estetika.

Pembelajaran aktifitas jasmani yang didesain guna untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, ketrampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportifitas dan kecerdasan emosi.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani adalah

pengembangan individu secara keseluruhan. Artinya, cakupan pendidikan

jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek mental,

14

intelektual, emosional, moral, sosial, spiritual, etik dan estetik. Pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki

peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui

aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dilakukan secara

sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina

pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus

membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Tujuan pendidikan jasmani salah satunya adalah untuk mengetahui

dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk

mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

2.3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa

secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Guru

harus memikirkan metode (cara) yang membuat siswa balajar secara

optimal. Dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing

siswa. Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif di bawah

bimbingan guru yang aktif pula.

Metode yang diterapkan guru banyak memungkinkan siswa belajar

(learning by process), bukan hanya belajar produk (learning by product).

Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif.

Sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar

15

baik dari segi kognitif, afektif (sikap), maupun psikomotor (ketrampilan).

Oleh karena itu metode pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran

tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses.

2.4. Gerak Dasar Fundamental

Menurut Sugiyanto (2007 : 7.15) gerak dasar fundamental adalah

gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan

tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak. Gerakan ini pada dasarnya

berkembang menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki sejak lahir.

Gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan

masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam

bentuk melakukan berulang-ulang. Gerakan dasar fundamental dapat

diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu : gerak lokomotor, gerak

nonlokomotor, dan gerak manipulatif.

1) Gerak Lokomotor

Gerak lokomotor adalah gerak berpindah dari satu tempat ke tempat

lain. Misalnya : merangkak, berjalan dan berlari.

2) Gerak Nonlokomotor

Gerak Nonlokomotor adalah gerak yang melibatkan tangan atau kaki

dan togok. Gerakan ini berupa gerakan yang berporos pada suatu

sumbu di bagian tubuh tertentu. Contoh gerakan ini adalah : memutar

lengan, mengayun kaki, membungkuk, memutar togok.

16

3) Gerak Manipulatif

Gerak manipulatif adalah gerak memanipulasi atau memainkan obyek

tertentu dengan menggunakan tangan, kaki, atau bagian tubuh yang

lain. Gerak manipulatif membutuhkan koordinasi bagian tubuh yang

digunakan untuk memanipulasi obyek dengan indra penglihat dan

peraba. Contoh gerakan ini adalah : memainkan benda menggunakan

tangan, menggunakan kaki, atau menggunakan kepala.

2.5. Karakteristik Anak Usia SD

Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru

pendidikan jasmani harus memahami dan memerhatikan karakteristik dan

kebutuhan siswa. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa,

guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif.

Menurut Mulyani Sumantri dan Syaodih (2009 : 2.3)

Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6 – 12 tahun nampaknya

cenderung lamban. Pertumbuhan fisik anak menurun terus, kecuali pada

akhir periode tersebut, sedangkan kecakapan motoriknya terus membaik.

Perubahan terlihat kurang menonjol jika dibandingkan dengan usia

permulaan. Akan tetapi pada perkembangan pada usia ini masih sangat

segnifikan. Pekembangan yang terjadi menghasilkan perbedaan pada anak

usia 6 dengan 12 tahun. Anak berusia 6 tahun seperti anak kecil,

sedangkan anak berusia 12 tahun nampak seperti orang dewasa.

17

Perkembangan anak pada usia sekolah pada umumnya masih

dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Perkembangan fisik atau jasmani

anak berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif

sama. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan

orang tua terhadap anak dan kebiasaan hidup. Orang tua harus selalu

memperhatikan anak akan nutrisi dan kesehatannya. Kekurangan nutrisi

dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya

dan kurang aktif. Sebaliknya anak yang memperolah makanan yang

bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua dan kebiasaan

hidup yang baik akan menunjang petumbuhan dan perkembangan anak.

Olahraga juga menjadi faktor penting pada pertumbuhan fisik anak.

Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita

kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan

kesehatan anak. Dengan demikian pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk

pribadi anak untuk dapat bergerak secara aktif dan dapat menerapkan pola

hidup sehat , sehingga tercipta kesehatan dan kebugaran pada anak. Anak

dapat berkembang sesuai dengan usianya tanpa kendala yang berarti. Hal

ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, anak yang

keadaan fisiknya tidak sehat dan bugar akan mempunyai prestasi yang

jelek dibandingkan dengan anak yang keadaan fisiknya sehat dan bugar.

Anak yang sehat dan bugar akan dapat mengikuti pelajaran secara rutin di

sekolah karena anak yang keadaan fisiknya sehat dan bugar jarang sakit

18

sehingga mereka dapat masuk sekolah tanpa harus bolos sekolah karena

sakit.

2.6. Pengertian Permainan

Menurut Soetoto Pontjopoetro, DKK (2008:1.3) Permainan

merupakan cabang olahraga yang kita gunakan sebagai alat dalam usaha

pendidikan. Dalam pengertian permainan termasuk bergerak, jadi

permainan selalu diiringi denga gerakan. Bukan hanya gerakan jasmani

saja, tetapi gerakan ( getaran ) jiwa juga. Banyak konsep tentang

permaianan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

1. John dewey, seorang tokoh filosof pendidikan, mengakui pentingnya

bermain dalam kehidupan ini, ia berpendapat bahwa bermain adalah

suau pandangan atau suatu sikap hidup yang dapat dilakukan dalam

segala situasi.

2. J. Hizinga, dalam bukunya Homo Ludens mengatakan bahwa bermain

adalah perbuatan atau kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas -

batas tempat dan waktu yang telah ditentukan, diikuti oleh perasaan,

sedangkan permainan adalah keluar dari hidup biasa masuk ke dalam

dunia angan-angan dan sudah ditentukan aturan-aturannya.

3. Clarance Rainwater, yang mempunyai peranan besar dalam

mengenalkan Bermain dalam kehidupan masyarakat Amerika, sadar

akan kepentingan bermain (play) sebagai cara dan hidup atau

19

pengalaman hidup yang menyenangkan, dan dilakukan tidak

untukmendapatkan hasil semata-mata dan kegiatan tersebut dapat

diterima oleh masyarakat sekitanyaa.

4. Joseph Lee, sebagai Fahter of Playgrounds, melihat bermain

merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tiap individu.

Materi utama dalam kurikulum Penjas di sekolah-sekolah lebih

banyak terdiri dari berbagai macam permainan, baik yang bersifat beregu

maupun perorangan. Untuk permainan beregu yang kompleks, yang

banyak menggunakan keterampilan terbuka, seperti volley, permainannya

sendiri memerlukan pertimbangan khusus. Persiapan permainan beregu

tentunya tidak cukup hanya mempersiapkan individu menguasai

keterampilan-keterampilan yang ada dalam permainan itu, tetapi

mencakup persiapan bagaimana anak mengkombinasikan keterampilan itu,

menggunakannya dalam cara yang lebih kompleks, dan

menghubungkannya dengan anak lain baik dalam kaitannya dengan

konsep pertahanan atau penyerangan. Bagian ini akan menyajikan cara

untuk melihat pada pengembangan pemain dari sudut pandang yang lebih

makro, yang mempertimbangkan pengembangan keterampilan dan

strateginya. Dalam pembelajaran Permainan, dewasa ini dikenal dua

pendekatan, yaitu yang disebut Pendekatan Teknis dan Pendekatan

Taktis. Pendekatan mana yang akan dipilih, semuanya diserahkan kepada

guru masing-masing, disesuaikan dengan pemahaman untuk mencapai

hasil yang dipandang optimal.

20

1) Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis dalam pembelajaran permainan di dasarkan pada

pemahaman bahwa siswa akan dapat melakukan permainan jika

mereka sudah menguasai teknik dasarnya. Oleh karena itu, dalam

pendekatan ini, guru akan memulai pembelajaran permainan dengan

memberikan pelajaran teknik dasar.

2) Pendekatan Taktis

Keterampilan teknik suatu cabang olahraga dan sekaligus mengajarkan

bagaimana penerapannya dalam situasi permainan, maka pendekatan

taktis merupakan satu pendekatan yang tepat untuk digunakan. Tujuan

utama pendekatan taktis dalam pengajaran cabang olahraga permainan

adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep

bermain. Melalui pendekatan taktis, siswa didorong untuk

memecahkan masalah taktik dalam permainan. Selanjutnya kita sering

melihat proses pembelajaran yang mengkombinasikan proses

pembelajaran keterampilan teknik dengan proses pembelajaran

bermain.

Bagi siswa, tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

taktis adalah :

1. Meningkatkan kemampuan bermain melalui pemahaman terhadap

keterkaitan antara taktik permainan dan perkembangan

keterampilan.

2. Memberikan kesenangan dalam proses pembelajaran .

21

3. Belajar memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan

selama bermain.

2.7. Sejarah Bola Voli

Permaianan bola voli sudah dikenal sejak abad pertengahan,

terutama di negara-negara Eropa. Dari Itali permainan ini dikenalkan di

Jerman dengan nama “ Faustball “ pada tahun 1893.

Faustballmenggunakan lapangan berukuran 20 m x 50 m , sedangkan

sebagai pemisah lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2 m dari

lantai. Bola yang dipakai pada waktu itu mempunyai keliling 10 cm.

Jumlah pemain masing-masing regu terdiri dari 5 orang. Cara

memainkannya adalah memantul-mantulkan bola di udara melewati tali

tanpa adanya batas sentuhan. Bola diperbolehkan menyentuh lantai

sebanyak dua kali.Permainan bola voli di Indonesia sejak masa kolonial

Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1928. Yang membawa ke Indonesia

adalah guru Pendidikan Jasmani Belanda, yang bertugas di sekola-sekolah

lanjutan (HBS dan AMS). Akan tetapi pada waktu itu, permaian bola voli

belum dihati masyarakat.

Permainan bola voli di Indonesia secara resmi dipertandingkan

dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) II yang diselenggarakan di

jakarta pada tahun 1951. Setelah penyelenggaraan Pekan Olahraga

Nasional (PON) III di Medan pada tahun 1954 Pengurus Ikatan

22

Perhimpunan VolleyballSoerabaia (IPVOS) di dalam rapat pengurus antara

lain memutuskan untuk membentuk suatu induk organisasi bola voli di

Indonesia.

Kemudian pada tanggal 22 Januari 1955, formatur

menyelenggarakan suatu rapat pembentukan Induk Organisasi Bola voli

di Stadion Ikada Jakarta. Maka sejak saat itu, tanggal 22 Januari

1955secara resmi menjadi hari lahir Persatuan Bola Voli Seluruh

Indonesia disingkat “PBVSI” . Kesungguhan kerja PBVSI dapat

dibuktikan antara lain terwujudnya Kongres PBVSI yag pertama di Jakarta

, diselenggarakan dari tanggal 28 Mei sampai dengan 30 Mei 1955.

Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia sebagai Induk Organisasi

Bola Voli Tertinggi di Tanah Air disahkan oleh Komite Olimpiade

Indonesia (KOI), tepatnya bulan Maret 1955. Pengesahannya dari

Internasional Volleyball Federation yang berkedudukan di Paris, Perancis

telah pula diterima.

2.8. Permainan Bola Voli Mini

Bola Voli Mini adalah permainan yang dimainkan oleh anak usia

Sekolah Dasar dengan umur maksimal 12 tahun. Pemain utama dalam

permainan ini adalah sebanyak 4 orang dan pemain cadangan sebanyak 2

orang. Ukuran lapangan bola voli mini 6 x 12 meter dan bola yang

digunakan dalam permainan bola voli mini ini adalah bola bernomor 4

23

dengan garis tengah 22 – 24 cm, dan berat 220 – 240 gram. Tinggi net

standart untuk putra 2,10 meter, dan putri 2,00 meter.

2.9. Teknik Dasar Permainan Bola Voli

2.9.1. Servis

Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang

garis lapangan permainan melampui net ke daerah lawan. Pukulan

servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap

kesalahan. Ada beberapa jenis servis dalam permainan bola voli,

diantaranya :

2.9.1.1. Sevis Bawah(Underhand Service)

Posisi awal untuk melakukan servis tangan bawah

adalah berdiri dengan posisi melangkah, dengan kaki depan

yang berlawanan dengan tangan yang akan memukul bola.

Tangan yang akan memukul bola harus lurus dan kencang.

1) Persiapan

1) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.

2) Berat badan terbagi dengan seimbang.

3) Bahu sejajar dengan net.

4) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah.

5) Pegang bola di depan tubuh.

6) Pandangan ke arah bola.

24

2) Pelaksanaan

1) Ayunkan lengan ke belakang.

2) Pindahkan berat badan ke kaki belakang.

3) Ayunkan lengan ke depan.

4) Pindahkan berat badan ke kaki depan.

5) Pukul bola pada posisi setinggi pinggang.

6) Konsentrasi pada bola.

2.9.1.2. Sevis Mengambang / (Float Service)

Disebut servis mengambang karena gerakan bola

dari hasil pukulan servis tidak mengandung putaran (bola

berjalan mengapung atau mengambang). Kelebihan servis

mengambang adalah bola sulit diterima pemain lawan

karena bola tidak bergerak dalam satu lintasan turun dan

kecepatan bola tidak teratur.

1) Persiapan

1) Berdiri di luar garis belakang dengan kaki kiri di

depan atau bisa juga sejajar dengan kaki kanan.

2) Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan

dengan telapak tangan terbuka siap untuk memukul

bola.

25

3) Bola dilambungkan dengan tangan kiri, lambungkan

bola lebih tinggi dari kepala.

4) Tangan kiri ditarik ke arah belakang atas kepala.

2) Pelaksanaan

1) Pukul bola di depan atas kepala, dengan cara

mendorong , gaya dorong tangan terhadap bola

harus memotong garis tengah bola.

2) Pengenaan tangan pada bola adalah pada telapak

tangan.

3) Jatuhkan lengan pemukul .

4) Segera masuk ke lapangan pemain.

2.9.1.3. Jumping Servis

Cara melakukannya : berdiri di belakang garis

belakang menghadap ke arah net. Keduaa lengan

memegang bola, kemudian bola dilambungkan tinggi

kurang-lebih 3 meter agak di depan badan. Tekuk kedua

lutut untuk awalan melakukan lompatan yang setinggi

mungkin. Pukulan bola ketika berada di ketinggian seperti

gerakan smash, lecutkan pergelangan tangan secepat-

cepatnya sehinnga menghasilkan pukulan topspin yang

tinggi agar bola secepat mungkin turun ke daerah lapangan

lawan.

26

2.9.2. Passing

Passing adalah upaya seorang pemain dengan

menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang

dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan

sendiri.

2.9.2.1. Passing Bawah

Teknik passing adalah sebagai berikut :

1) Persiapan

1) Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh.

2) Genggam jemari tangan.

3) Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka

lebar.

4) Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.

5) Bentuk landasan dengan lengan.

6) Sikut terkunci.

7) Lengan sejajar dengan paha.

8) Pinggang lurus.

9) Pandangan ke arah bola.

2) Pelaksanaan

1) Terima bola di depan badan.

2) Kaki sedikit diulurkan.

3) Berat badan dialihkan ke depan.

27

4) Pukullah bola jauh dari badan.

5) Pinggul bergerak ke depan.

6) Perhatikan bola saat menyentuh lengan. Perkenaan pada

lengan bagian dalam pada permukaan yang luas diantara

pergelangan tangan dan siku.

3) Gerakan lanjutan.

1) Jari tangan tetap digenggam.

2) Siku tetap terkunci.

3) Landasan mengikuti bola ke sasaran.

4) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.

5) Perhatikan bola bergerak ke sasaran.

2.9.2.2. Passing Atas

Teknik passing atas adalah sebagai berikut :

1) Persiapan

1) Bergerak ke arah datangnya bola, tepat di bawahnya.

2) Siapkan posisi.

3) Bahu sejajar sasaran.

4) Kaki merenggang santai.

5) Bengkokkan sedikit lengan, kaki, dan pinggul.

6) Tahan tagan di depan pelipis.

7) Ikuti bola ke sasaran.

2) Pelaksanaan

1) Terima bola pada bagian belakang bawah.

28

2) Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari.

3) Luruskan kaki dan lengan ke arah sasaran.

4) Pindahkan berata badan ke arah sasaran.

5) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan.

6) Arahkan bola ke garis pinggir atau ke tangan penyerang.

3) Gerakan lanjutan

1) Luruskan tangan sepenuhnya.

2) Arahkan bola ke sasran.

3) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran.

4) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.

5) Bergerak ke arah umpan.

2.9.2.3. Blocking (Bendungan)

Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk

menangkis serangan lawan. Block dapat dilakukan dengan

pergerakan tangan aktif (saat melakukan block tangan

digerakkan ke kanan atau ke kiri) atau juga pasif (tangan

pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan). Block

dapat dilakukan oleh satu, dua atau tiga pemain.

2.9.2.4. Smash

Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke

bawah dan jalannya bola menukuik tajam. Pukulan keras atau

disebut juga spike, merupakan bentuk seranganyang paling

29

banyak digunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu

tim.

2.10. Permainan Kasti

Permainan olahraga kasti merupakan olahraga yang sudah dikenal

sejak zaman penjajahan Belanda. Permainan kasti merupakan permainan

yang mengutamakan kegiatan fisik. Banyak membutuhkan aktifitas gerak.

Apabila olahraga ini dilakukan dengan baik dan benar maka, maka akan

memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik. Dalam permainan

bola kasti harus selalu menjunjung sportifitas , jujur, kerjasama, dan

aspek-aspek lainnya sehingga dalam permainan tersebut dapat terjadi sikap

yang positif di antara pemain. Adapun peraturan permainan kasti adalah

sebagai berikut :

2.10.1. Jumlah Pemain

Pemain terdiri atas dua regu yang masing-masing regu

terdiri atas 12 orang yang dipimpin oleh kapten pemain. Setiap

pemain harus memiliki nomer dada yang jelas.

2.10.2. Waktu

Lama permainan kasti adalah 2 X 30 menit dengan waktu

istirahat 10 menit.

2.10.3. Wasit

Dalam pertandingan kasti dipimpin oleh seorang wasit, dan

dibantu oleh 2 orang penjaga garis yang bertuas melaporkan

pelanggaran –pelanggaran permainan dengan isyarat. Selain

30

dibantu oleh 2 orang penjaga juga dibantu oleh 1 orang pencatat

nilai yang bertugas sebagai pencatat nilai dari masing-masing regu.

2.10.4. Regu Pemukul

Regu pemukul berada dalam ruangan bebas. Setiap pemain

berhak satu kali dalam melakukan pemukulan terakhir. Untuk

pemukul terakhir berhak memukul sebanyak 3 kali pukulan.

Setelah melakukan pukulan maka pemain harus meletakkan alat

pemukul di dalam ruang pemukul. Jika alat pemukul itu berada di

luar , maka pemain tersebut tidak mendapatkan nilai.

2.10.5. Regu Penjaga

Regu penjaga merupakan lawan main ari regu pemukul.

Regu penjaga boleh berada bebas dalam lapangan kecuali

pelambung yang berada dalam tempat pelambung, penjaga

belakang yang berada pada ruangan petak, tidak berada pada jalan

tiang pertolongan.

2.10.6. Pelambung

Melambungkan bola pada pemukul sesuai dengan

permintaan. Pelambung harus mengulang kembali jika bola yang

dilambungkan tidak terpukul. Jika pelambung melakukan

lambungan sampai 3 kali berturut-turut bola tidak terpukul maka si

pemukul dapat lari bebas ke tiang pemberhentian satu.

31

2.10.7. Lemparan (untuk mematikan)

Suatu lemparan dianggap sah apabila bola langsung

mengenai badan pemukul, meskipun kejadian itu tidak sengaja.

Atau lemparan yang mengenai pakaian pemain juga dianggap sah.

Sedangkan lemparan yang digenggam tidak sah. Lemparan

mengenai kepala juga dianggap tidak sah, kecuali bola dengan

sengaja diterima dengan kepala. Begtu juga lemparan yang

dilakukan di luar batas atau dari ruang bebas juga dianggap tidak

sah.

2.10.8. Bola mati

Bola dianggap mati apabila : (1) bola sudah dipegang oleh

pelambung dan pelambung sudah berdiri di petaknya. (2) bila

pukulan salah atau tidak kena. (3) Bola hilang. (4) terjadi

pergantian bebas.

2.10.9. Bertukar Tempat Bebas atau Tidak Bebas

Apabila ada regu pemukul yang terken lemparan maka pada

saat itu terjadi pertukaran tempat yaitu regu pemukul langsung

menjadi regu lapangan, dengan segera ia dapat melakukan

lemparan terhadap lawannya yang berusaha untuk menyelamatkan

diri ke ruang atau tiang bebas serta tiang pertolongan.

32

2.10.10. Masuk Ruang Bebas

Apabila seorang pelari belum terkena lemparan, maka regu

penjaga tidak diperkanankan memasuki ruang bebas. Pelanggaran

seperti ini dihukum dengan lemparannya dianggap tidak sah.

2.10.11. Pembebas

Pembebas berhak melakukan pukulan sebanyak 3 kali akan

tetapi setelah pukulan pertama ada salah seorang temannya yang

berhasil memasuki ruang bebas, maka ia hanya berhak melakukan

pukulan satu kali saja. Jadi pembebas setelah melakukan pukulan

pertama dan temannya berhasil masuk ruang bebas, maka ia harus

segera melanjutkan lari baik ke tiang hinggap satu, tiang hinggap

berikutnya ataupun kembali ke ruang bebas.

2.10.12. Giliran Pemukul

Pemukul pertama adalah nomor dada terendah. Begitu juga

setelah melakukan istirahat yang melakukan pukulan pertama harus

nomer terendah. Akan tetapi untuk memulai pada giliran setelah

regu penjaga menjadi regu pemukul, yang berhak memulai pukulan

pertama adalah lanjutan dari sebelum menjadi regu lapangan atau

regu penjaga.

2.10.13. Perhitungan Nilai

33

Perhitungan nilai dilakukan oleh seorang pencatat nilai.

Tugas seorang pencatat adalah mencatat nama kedua tim yang akan

bertanding. Penilaian permainan bola kasti adalah sebagai berikut :

1) Regu pemukul yang melakukan pukulan dengan baik,

kemudian ia lari ke tiang hinggap lalu ia kembali ke ruang

bebas atas pukulannya sendiri maka ia mendapt nilai 2.

2) Tetapi apabila regu pemukul yang berada di tiang hinggap

menuju ke ruang bebas atas pukulannya teman, maka mendapat

nilai 1.

3) Regu penjaga yang dapat menangkap bola dari regu pemukul

sebelum bola menyentuh tanah mendapatkan nila 1.

4) Seorang regu penjaga yang bisa masuk ruangan bebas akan

tetapi pukulannya salah, maka ia tidak mendapatkan nilai.

5) Pemenang pertandingan adalah yang berhasil mengumpulkan

nilai terbayak.

2.11. Servis Bawah Melalui Modifikasi Permainan Kasti

Permainan ini adalah permainan yang menggunakan servis bawah

sebagai gerak dasarnya dan dikemas dalam permainan kasti. Peraturan

permaianannya ini seperti kasti akan tetapi ada beberapa peraturan yang di

ubah. Permainan ini dilakukan di lapangan yang berbentuk persegi

panjang dengan ukuran 6 x 12 meter seperti lapangan permainan Bola Voli

Mini,dengan tinggi tiang net 2 meter. Pada tiap sisi lapangan di beri

34

lingkaran menggunakan kapur sebagai penanda atau tiang hinggap

sebanyak 3 pos atau tiang hinggap. Dalam permaianan kasti terdapat 1

orang dari regu penjaga yang tugasnya melambungkan bola, sedangkan

dalam permainan ini regu pemain langsung melakukan servis bawah

secara bergantian dibelakang garis lapangan seperti ketika kita melakukan

servis sebagai permulaan dari permainan bola voli. Permainan ini akan

sangat cocok kita terapkan ke dalam pembelajaran Bola Voli khususnya

Servis Bawah, anak akan sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran

karena permainan ini menuntut anak untuk mencetak poin sebanyak

mungkin dalam waktu yang ditentukan dan kelompok yang mendapat poin

paling banyak dinyatakan sebagai pemenangnya. Permainan ini sangat

menjunjung tinggi nilai-nilai spotivitas, jujur, dan kerja sama. Adapun

peraturan-peraturan permaianan adalah sebagai berikut :

2.11.1. Jumlah Pemain

Jumlah pemain terdiri atas dua regu dan menyesuaikan

jumlah siswa dalam satu kelas yang dipimpin oleh kapten tim.

Setiap pemain menggunakan nomer dada

2.11.2. Waktu

Lama permainan adalah 2 x 20 menit. Sedangkan waktu

istirahat adalah 10 menit.

2.11.3. Wasit

Wasit dilakukan oleh guru dibantu oleh 1 orang penjaga

garis yang bertugas melaporkan pelanggaran-pelanggaran

35

permainan dengan memberikan isyarat. Selain dibantu oleh 1 orang

penjaga garis juga dibantu olah seorang pencatat nilai yang

bertugas sebagai pencatat nilai dari masing-masing regu.

Dalam memberikan aba – aba , wasit menggunakan peluit.

Peluit yang dbunyikan mengandung arti dari setiap bunyinya.

Peluit yang dibunyikan yaitu :

1) Peluit 1 kali panjang berarti pertukaran bebas.

2) Peluit 2 kali pendek berarti pukulan servis keluar lapangan /

out.

3) peluit 3 kali pendek berarti pada permulaan.

4) Peluit 3 kali pnajang berarti pada akhir permainan.

2.11.4. Regu Pemain

Regu pemain berada dalam ruang bebas. Setiap pemain

berhak satu kali dalam melakukan servis. Pemain terakhir berhak

servis sebanyak 3 kali. Jika dalam melakukan servis jatuhnya bola

di luar lapangan maka pemain tersebut tidak mendapatkan nilai.

Pada permulaan permainan dan sehabis istirahat, giliran untuk

melakukan servis dimulai dari nomor terkecil. Regu yang pada

permulaan menjadi pemain, maka sehabis istirahat menjadi regu

penjaga.

36

2.11.5. Regu Penjaga

Regu penjaga merupakan lawan dari regu pemain. Regu

penjaga boleh bebas berada dalam lapangan,tugas regu penjaga :

1) Mematikan gerakan lawan

2) Membakar ruang bebas jika ruang bebas kosong.

3) Menangkap langsung bola ketika pemain melakukan servis.

2.11.6. Regu Pemain atau Pemukul

Regu pemukul berada di ruang bebas. Setiap pemain berhak

melakukan servis sebanyak 1 kali, selain pemukul atau pemain

terakhir yang berhak servis bawah sebanyak 3 kali. Setelah

melakukan servis maka pemain harus segera memasuki pos 1.

Apabila pemain melakukan servis dan jatuhnya bola keluar

lapangan maka pemukul atau pemain yang berada di pos tidak

boleh melanjutkan atau lari ke pos berikutnya serta tidak

diperbolehkan kembali ke ruang bebas.

2.11.7. Lemparan (untuk mematikan)

Suatu lemparan dianggap sah apabila bola langsung

mengenai kaki para pemain. Lemparan yang mengenai kepala dan

anggota badan lain selain kaki dianggap tidak sah.

2.11.8. Bola Mati

Bola dianggap mati apabila :

1) Bola sudah dipegang oleh pemain yang akan melakukan servis.

2) Ketika servis bola keluar dari lapangan.

37

3) Bola hilang dan wasit meniup pluitnya.

4) Terjadi pergantian bebas.

2.11.9. Pertukaran Bebas atau Pergantian Bebas

Pergantian bebas terjadi apabila :

1) Ada regu pemain yang terkena lemparan oleh regu penjaga.

2) Pemain terakhir atau pembebas melakukan servis sebanyak 3

kali dan bola selalu keluar ke lapangan / uot.

3) Regu pemain yang keluar dari ruang bebas tetapi tidak untuk

melakukan servis bawah.

4) Pemain yang tidak menyentuh atau masuk dalam lingkaran tapi

kembali ke ruang bebas.

2.11.10. Masuk Ruang Bebas

Apabila seorang pelari belum terkena lemparan, maka regu

penjaga tidak diperkenankan memasuki ruang bebas.

2.11.11. Pembebas

Pembebas atau pemain terakhir behak melakukan sevis

sebanyak 3 kali. Setelah pukulan pertama salah satu temannya

yang berhasil memasuki ruang bebas maka ia tetap berhak

melakukan servis sebanyak 3 kali. Setelah melakukan servis bawah

sebanyak 3 kali maka ia harus segera lari dari pos 1 sampai pos

berikutnya.

38

2.11.12. Giliran Memukul

Pemukul pertama adalah nomor urut terendah atau nomor

satu. Untuk memulai pada giliran setelah regu penjaga menjadi

regu pemukul, maka yang berhak memulai pukulan pertama adalah

lanjutan dari sebelum mejadi regu pemukul atau penjaga. Begitu

juga seterusnya apabila terjadi suatu pergantian bebas.

2.11.13. Penghitungan Nilai

Penilaian permainan adalah sebagai berikut :

1) Regu pemukul yang melakukan servis dengan benar dan

jatuhnya bola tidak keluar lapangan mendapat nilai 1.

2) Regu pemukul yang berhasil melakukan servis bawah dengan

benar dan bola berhasil melewati atas net mendapat nilai 2.

3) Regu pemukul yang dapat melakukan servis bawah dengan

benar dan bola berhasil melewati atas net serta dapat langsung

kembali ke ruang bebas tanpa berhenti di pos maka mendapat

nilai 4.

4) Seorang yang bisa masuk ruang bebas akan tetapi ketika servis

jatuhnya bola ke luar lapangan maka tidak mendapat nilai.

Pemenang pertandingan adalah yang berhasil mengumpulkan

nilai terbanyak.

39

2.11.14. Saranan dan Prasarana Permainan

1) Bola voli

2) Net

3) Jam / stopwatch

4) Kapur line

5) Peluit

6) Lapangan ukuran 6 x 12 meter (ukuran lapangan bola voli

mini)

40

2.11.15. Gambar Lapangan Permainan

6 m

2m

12 m

6 m

Gambar 2.3 Lapangan voli yang dimodifikasi permainan bola kasti

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa melalui

permainan bola kasti dapat meningkatkan hasil pembelajaran servis bawah

bola voli pada siswa kelas V SD Negeri Bismo Kecamatan Blado

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penggunaan media pembelajaran permainan sangat membantu

dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan. Permainan yang

menarik membuat siswa menjadi lebih percaya diri dalam melakukan

segala aktifitas pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Melalui media permainan, proses pembelajaran menjadi lebih menarik

dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Dengan modifikasi permainan kasti dapat meningkatkan hasil

pembelajran servis bawah bola voli, terlihat pada siklus 1 nilai

ketuntasan belajar sebesar 60%, dan siklus 2 sebesar 93,33%, maka

terjadi peningkatan sebesar 33,33%. Dengan demikian secara klasikal

dapat diartikan bahwa materi pembelajaran servis bawah bola voli

melalui permainan bola kasti pada siswa kelas V SD Negeri Bismo

80

81

dinyatakan telah tuntas dan dapat dilanjutkan dengan materi

berikutnya.

5.2 Saran

Saran dari peneliti adalah guru dapat melakukan inovasi

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa diantaranya

dengan menggunakan servis bawah melalui permainan bola kasti.

82

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto, 2010, PTK Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan

Olahraga, UPT Penerbit dan Percetakan UNS (UNS Press).

Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd, 2010, Manajemen Keolahragaan, Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Drs. Nuril Ahmadi, 2007, Panduan Olahraga Bola Voli, Era Pustaka Utama,

Surakarta.

Drs. Sugiyanto, 2007, Perkembangan dan Belajar Motorik, UT.

Ega Trisna Rahayu, M.Pd, 2013, Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani,

Alfabeta Bandung.

Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009, Perkembangan Peserta Didik, UT.

Panduan Penulisan Skripsi, 2014, UNNES.

Prof. DR. H. Mohammad Surya, 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,

Pustaka Bani Quraisy, Bandung.

Soetoto Pontjopoetro, dkk, 2008, Permainan anak Tradisional dan Aktifitas

Ritmik, UT.

Sumiati dan Asra, 2009, Metode pembelajaran, Bandung, Wacana Prima.

Supriyanti, 2010, Bermain Kasti, Aneka Ilmu.

Tim Pustaka Phoenix, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, PT

Media Pustaka Phoenix. Jakarta Barat

Undang-undang Republik Indonesia Nomer 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional.