menigioma
DESCRIPTION
hssTRANSCRIPT
BAB VINTERPRETASI KASUS
Ibu dewi datang dengan keluhan utama Nyeri kepala hilang timbul sejak 6 bulan yang lalu , dengan riwayat penyakit sekarang nyeri kepala berdenyut denyut , terutama saat bangun tidur pagi , dan nyeri semakin berat dan mengalami perubahan perilaku kata suaminya , dan pasien mengalami kelemahan tubuh sbelah kanan , dan pasien mengalami muntah 3 Kali menyemprot tanpa disertai mual , keluhan kejang demam , gangguan penciuman , penglihatan , mulut mencong , gangguan makan dan minum , bicara Pelo tidak ada , riwayat penurunan kesadaran disangkal dan riwayat penurunan Berat badan disangkal
1
Ny Dewi 44 th
KU : Nyeri kepala di puncak kepala hilang timbul sejak 6 bulan lalu
RPS :
- Nyeri kepala berdenyut denyut dan terutama saat bangun tidur pagi
-Sejak 3 bulan yang lalu nyeri semakin berat , dan mengalami perubahan perilaku ( kata suaminya )
- Satu bulan lalu Pasien mengalami kelemahan tubuh sebelah kanan , nyeri kepala setiap saat dan semakin berat
-Muntah yang menyemprot , dan tidak disertai mual
RPS :
-kejang demam , gangguan penciuman , gangguan penglihatan , mulut mencong , gangguan makan dan minum , bicara pelo tidak ada , Riwayat penurunan kesadaran , dan penurunan berat badan disangkal
RPD :
Trauma , darah tinggi , dan kencing manis disangkal
HIPOTESIS
1. Tumor Otak2. Gangguan Organik3. Hematoma Subdural4. Edema serebri
INTERPRETASI
Dari Keluhan utama pasien berupa nyeri yang hilang timbul di Kepala sejak 6 bulan yang lalu ,dan Nyeri yang ia rasakan bedenyut denyut yang semakin lama semakin Berat , membuat curiga kalau ada Tekanan Intrakranial ataupun Nyeri karena Asupan makanan Ke otak kurang , ataupun nyeri kepala Pasca trauma . Lalu Karena keadaan pasien Disertai perubahan Perilaku Maka saya curiga pasien mengalami gangguan Mental terutama yang menjurus Ke Organik yang mana GMO ( gangguan mental organic) itu adalah gangguan mental yang disebabkan adanya suatu kelainan dasar organic Seperti Tumor otak ataupun gangguan Struktural Yang lain , karena dicurigai pasien mengalami gangguan structural di OTAK
Lalu pasien Mengalami kelemahan tubuh dan Kesemutan Disebelah kanan , yang membuat curiga kalau pasien mengalami gangguan structural seperti Tekanan intracranial atau pun pasca trauma mengenai otak bagian kiri karena kelemahan tubuh pasien berada di kanan ( ingat jaras efferent kalau otak Mempersarafi tubuh di kontralateral )
Pasien Mengalami Muntah 3 kali yang menyemprot tanpa mual ini memperkuat dugaan pasien Mengalami tekanan intracranial . lalu gangguan penglihatan , penciuman , dan mulut mencong disangkal yang menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami gangguan Struktural di sekitar area saraf Optikus , Olfaktorius , dan Nervus Fasialis dan kemungkinan Nervus kranialis yang lainnya tidak terganggu karena tekanan intracranial terhadap pasien . Lalu pasien Tidak pernah mengalami kejang demam yang mana kejang demam ini bisa disebabkan karena Infeksi Otak(ensefalitis) ataupun meningen ( meningitis) karena pasien menyangkal maka kemungkinan kelainan Pasien ini tidak berhubungan dengan Infeksi Otak
Pasien juga menyangkal adanya gangguan Makan dan minum yang menunjukkan bahwa Pasien dalam keadaan gizi baik dan pasien juga menyangkal riwayat gangguan bicara pelo yang menunjukkan kemungkinan tidak adanya gangguan Nervus kranialis jika pasien mengalami gangguan structural pada otak nya , riwayat penurunan Keasadaran disangkal menunjukkan bahwa jika pasien mengalami kelainan Struktural di otak maka belum sampai mengenai batang Otak ( formasio retikularis) dalam mengatur kesadarannya , lalu tidak ada nya penurunan Berat badan pasien sedangkan tidak ada gangguan dalam hal makan dan minum menunjukkan bahwa tidak ada proses keganasan kemungkinan kelainan structural pasien itu adalah tumor otak maka Tumor itu bukanlah Tumor ganas ataupun tumor Otak Karena Metastasis
Karena Pasien mengeluh Nyeri kepala , muntah menyemprot , dan disertai Denyutan dan tidak disertai trauma maka saya ambil Hipotesis Tumor Jinak Otak ( karena tidak ada penurunan BB) , Gangguan Mental Organik ( karena perubahan Sikap , dan kemungkinan Disertai kelainan Organik/ structural) , Hematoma Subdural ( karena Kelainan Bertambah Parah sejak 6 bulan yang lalu , dan Disertai gejala Penekanan Intra cranial ) , Edema serebri ( ada gejala Nyeri , ditambah gejala Ynag merujuk ke tekanan Intrakranial )
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
2
Menunjukkan pasien tidak mengalami gangguan kesadaran. Kesadaran compos mentis atau kesadaran penuh menunjukkan tidak terdapat gangguan pada pusat kesadaran yaitu ARAS.
Vital Sign
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Frekuensi nadi : 65 x/menit
- Frekuensi napas: 18x/menit
- Suhu : afebris
Vital sign normal dengan tekanan darah prehipertensi.
Mata : pupil bulat isokor, diameter 4 mm, RCL/RCTL +/+
Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Pupil bulat isokor, diameter 4 mm Pupil berbentuk bulat dengan diameter 4 mm, sama antara mata kanan dan kiri
RCL/RCTL +/+ RCL adalah refleks cahaya langsung, yaitu refleks pupil yang langsung terkena cahaya.RCTL adalah refleks cahaya tidak langsung, yaitu refleks pupil mata yang tidak terkena cahaya, ketika pupil mata yang sebelahnya dikenai cahaya.
Hasil pada pasien positif pada mata kanan dan kiri, menunjukkan bahwa respon pupil pasien dalam batas normal.
Thoraks:
- Jantung : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), Gallop (-)
- Paru : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen:
- Datar, supel, bising usus 6x/menit reguler
Abdomen dalam batas normal
- Hepar/lien:
Tidak teraba membesar
- Ginjal:
Nyeri ketok CVA (-/-), balotemen (-/-)
Ekstremitas:
3
- Motorik ekstremitas atas 4444/5555, ekstremitas bawah 4444/5555
Gerak motorik kanan pasien baik ektremitas atas maupun bawah menunjukkan kelemahan, yang diberi skor 4 yang artinya gerak motorik pasien memiliki kekuatan yang dapat digerakkan melawan gravitasi namun tidak dapat melawan tahanan.
- Refleks fisiologis +/+
Refleks fisiologis dalam batas normal. Tidak ada penurunan refleks tendon.
- Refleks Patologis tidak ada
Pemeriksaan Neurologi
GCS : E4M6V5
pemeriksaan GCS skor maksimal artinya pasien sadar penuh, sesuai dengan pemeriksaan fisik
Rangsang meningeal : ditemukan tanda rangsang meningeal
ada kelainan pada meningeal yang meyakinkan meningioma
Pemeriksaan saraf kranial : tidak ditemukan paresis
menunjukkan tidak ada kelainan pada saraf kranial, lesi bukan pada saraf kranial
Pemeriksaan sensibilitas : hemihipestesi dekstra
terjadi peningkatan sensibilitas pada bagian kanan tubuh pasien, pasien mengalami gangguan sensoris
Fungsi koordinasi : baik
Fungsi otonom : baik
Funduskopi ODS : papil batas kabur, hiperemis, cupping tidak ada, A:V = 1:3, terdapat perdarahan dan eksudat
4
PX LABORATORIUM
Hb = 12 , 4 gr /dl ( N= 12-16 gr/dL)
Ht = 35,3 % ( N = 37 -43 %)
Eritrosit = 4,11 juta /uL ( N= 4,2 – 5,4 juta/ul )
Leukosit = 10.200 /uL ( 4000 – 11.000 /uL)
Trombosit = 360.000 / uL ( 150.000 – 400.000 /uL)
Gula darah sewaktu = 174 mg /dL ( 70 – 140 mg /dL)
Ureum = 30 mg /dL ( 10 – 50 mg /dL )
Kreatinin = 0,4 mg /dL ( 0,4 – 0,9 mg /dL)
Natrium = 137 mEq /L ( 135-145 mEq /L)
Kalium = 3,8 mEq /L ( 3,5 – 5 mEq /L)
Pemeriksaan Penunjang
1. CT-scan
Lesi isodens kiri di frontoparietal (berkenaan dengan os frontal dan parietal) yang menyangat setelah pemberian kontras lesi dengan densitas merata berada di daerah frontal dan parietal
batas relatif tegas dengan perifokal (mengelilingi suatu fokus, seperti fokus infeksi) edema berbentuk finger print di sekitarnya di sekitar lesi terdapat edema berbentuk finger print
mengobliterasi (sel-sel ganglion menghilang) ventrikel lateralis kiri, kanan, dan ventrikel III sel-sel ganglion menghilang
sulci menyempit, gyri mendatar sulci menyempit akibat desakan edema, gyri mendatar
pergeseran garis tengah ke ke kanan sebagai akibat dari desakan lesi/edema yang ada di kiri ke arah kanan
5
Memeriksa Nutrisinya , oksigenisasi ke otak
Ada Infeksi atau tidak / ada inflamasi atau tidak
Jika terganggu akan memperparah hipotesis hematoma atau menyebabkan otak rentan perdarahan
Kompensasi kelainan structural atau stress / monitoring nutrisi ke Otak
Kalau meningkat dikhawatirkan terjadi gagal ginjal yang dapat memperparah Hipotesis edema serebri atau mungkin pasien terkena dehidrasi
Kreatinin meningkat menunjukkan kelainan ginjal dan penyusutan otot rangka , kanker , atau konsumsi daging tinggi
Kalau turun bisa karena muntah , gagal ginjal , kalau meningkat bisa dehidrasi atau Hiperfungsi adrenal
Kalau meningkat bisa karena gagl ginjal , ataupun intake kalium rendah atau pun karena muntah ataupun DM
Interpretasi: ditemukan lesi dengan densitas yang merata di daerah frontoparietal kiri, yang di sekitarnya edema, lesi ini menyebabkan desakan ke bagian kanan, lesi diperkirakan tumor jinak karena berbatas tegas sehingga diperkirakan lesi ini meningioma.
2. Neuro-ophtalmologi
NO JENIS PEMERIKSAAN
HASIL PEMERIKSAAN
INTERPRETASI
01 Visus ODS 6/7
Visus ODS adalah pemeriksaan ketajaman penglihatan mata kiri dan kanan (Ocular Dextra Sinistra). Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan Snellen chart.
Diperiksa untuk melanjutkan pemeriksaan funduskopi ODS pada saat pemeriksaan neurologis. Karena hasil pada pemeriksaan funduskopi ODS menunjukkan hasil yang abnormal.
Hasil pemeriksaan, pembilang menunjukkan jarak normal pasien dengan Snellen Chart. Sedangkan penyebut menunjukkan jarak pasien dapat membaca Snellen chart.
Hasil pada pasien: jarak baca yang seharusnya 6 meter dibaca pasien dalam jarak 7 meter.
02 RCL/RCTL +/+
RCL adalah refleks cahaya langsung, yaitu refleks pupil yang langsung terkena cahaya.RCTL adalah refleks cahaya tidak langsung, yaitu refleks pupil mata yang tidak terkena cahaya, ketika pupil mata yang sebelahnya dikenai cahaya.
Hasil pada pasien positif pada mata kanan dan kiri, menunjukkan bahwa respon pupil pasien baik.
03 Marcus Gunn -/-04 Funduskopi ODS papil batas kabur,
cupping -/-, hiperemis, A:V = 1:3, perdarahan
+/+, eksudat +/+
Adalah pemeriksaan inpeksi diskus optikus dengan menggunakan oftalmoskop.
Ada perdarahan pada mata dapat menunjukkan 2 hal:
a. Peningkatan Tekanan Intrakranial
b. Inflamasi (Neuritis)
Tapi pada pasien tidak mengarah ke neuritis melainkan lebih kepada peningkatan ICP karena jika pada neuritis, ketajaman penglihatan pasien akan terganggu sedangkan pada pasien ini hasil visus ODS menunjukkan hasil yang normal.
6
Ditambah lagi dengan adanya pembengkakan pada vena, makin memperjelas bahwa pada pasien telah terjadi peningkatan intrakranial.
Kesimpulan: Papiledema bilateral ec tekanan intrakranial meningkat akibat SOL (Space Occupaying Lession) intrakranial.
Ditemukan papiledema pada mata kiri dan kanan karena peningkatan tekanan intrakranial yang terjadi karena adanya lesi yang mendesak di intrakranial.
Patofisiologi Papiledema
Peningkatan ICP menekan dinding vena retina yang tipis ketika vena berjalan dari daerah pelebaran di ruang subaraknoid untuk masuk ke retina optikus terjadi bendungan vena retina diskus optikus menonjol ke depan edem papil
3. Pemeriksaan Fungsi Luhur
Gangguan:
1. Konsentrasi2. Bahasa (transkortikal sensorik)
Diatur di lobus frontal, parietal dan temporal3. Fungsi visuopasial
Fungsi Visuospasial adalah persepsi visual akan hubungan antar ruang. Diatur di lobus parietal.4. Memori baru auditorik dan visual5. Fungsi eksekutif6. Neuropsikiatri disinhibisi (forced crying, forced laughing)
Gangguan neuropsikiatri yang berupa ketidakmampuan pasien mengendalikan atau mengontrol diri yang harusnya memang perlu dikontrol atau ditahan. Misalnya yang terjadi pada pasien, menjadi pemarah dan bahkan ketika sedih atau marah justru meresponnya dengan tertawa setelah awalnya sempat menangis. Diatur di lobus frontal.
Interpretasi: pasien mengalami gangguan-gangguan yang diatur di bagian frontal dan parietal cerebri, hasil ini sesuai dengan hasil pemeriksaan CT-scan yang menunjukkan bahwa lesi memang terletak di bagian frontoparietal
7
TUMOR OTAK
DEFINISI
Suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di otak.
ETIOLOGI
- Bawaan. Meningioma, astrositoma dapat dijumpai pada anggota keluarga. Sklerosis tuberosa dianggap penyakit manifestasi petumbuhan baru. Memperlihatkan faktor familia yang jelas. Selain neoplasma di atas, tidak ada bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor hereditas pada neoplasma.
- Degenerasi/perubahan neoplasmatik
Bangunan embrional berkembang menjadi bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi adakala sebagian dari bangunan embrional tertinggal di dalam tubuh yang sudah mencapai kedewasaan. Karena hal yang belum jelas bangunan embrional yang tertinggal dapat menjadi ganas. Perkembangan abnormal dapat dijumpai pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial, kordoma.
- Radiasi
- Virus
KLASIFIKASI
1. Supratentorial
a. Hemisfer otak
· Glioma : Glioblastoma multiforme, Astrositoma, Oligodendroglioma
· Meningioma
· Tumor metastatis
b. Tumor Struktur mediana
· Adenoma hipofise
· Tumor glandula pinealis
· Kraniofaringuoma
2. Infratentorial
a. Schwannoma akustikus
8
GEJALA :
- Sakit kepala
· Berdenyut-denyut/ rasa penuh di kepala seolah-olah kepala mau meledak
· Nyeri pagi hari. Karena selama tidur malam pCo2 serebri meningkat sehingga mengakibatkan cairan serebrospinal meningkat.
· Lokasi nyeri unilateral (sesuai lokasi tumor)
- Muntah
· Sering terjadi pagi hari setelah bangun tidur
· Oleh karena tekanan intrakranial yang menjadi lebih tinggi selama tidur malam, karena Pco2 serebri meningkat.
· Sifat muntah yaitul proyektil/ muncrat, tidak didahului mual
- Kejang fokal
- Gangguan mental. Tumor serebri dapat mengakibatkan demensia, gangguan watak
DIAGNOSA
- Anamnesa : dilihat dari gejala
- Px. Fisik
- Px. Lab : CT scan dan MRI
PENATALAKSANAAN
- Kraniotomi : Mengeluarkan sebanyak mungkin tumor
- Aspirasi ultrasonik : Menggunakan gelombang ultrasound untuk memecah tumor menjadi potongan kecil
- Analgesik/proven : untuk menghilangkan rasa nyeri
- Obat anti kanker : Untuk membatasi pertumbuhan tumor
- Antikonvulsan : Untuk mengontrol kejang
- Steroid : Untuk mengurangi pembengkakan otak
- Dexametason : Anti udem
9
PENCEGAHAN
Untuk saat ini penyebab penyakit tumor yang berasal dari otak belum ditemukan pencegahnya, tetapi tumor yang bermetastasis hingga ke otak dapat dicegah dengan mengurangi merokok yang dapat menyebabkan kanker paru yang bisa bermetastatis ke otak dan penggunaan alkohol yang berhubungan dengan hati
PROGNOSA
Kanker tumor yang ganas bisa menyebabkan kematian karena dapat bermetastasis ke organ lain
MENINGIOMA
Definisi :
Meningioma adalah tumor yang berasal dari meningotelial yang berada di arakhnoid, terjadi di luar parenkim otak.
Epidemiologi :
Wanita lebih besar risikonya daripada laki-laki terkait dengan faktor risikonya berupa hormon progesteron.
Etiologi :
Trauma Virus Radiasi Genetik (tidak adanya NF 2 di kromosom 22q. NF 2 adalah tumor suppressor, dengan nama lainnya
adalah merlin/schwannomin) Peningkatan cox2 hasil dari inflamasi, sebagai peningkatan tumorgenesis Hormon progesteron, terkait keberadaan reseptor progesterone di sel meningotel dan respon trofik
terhadap hormon tersebut.
Gambaran klinis :
Meningioma menimbulkan beberapa gejala melalui beberapa mekanisme :
Dengan mensensitisasi kortex (contoh akibat seizure) Menekan otak atau saraf cranial Produksi hyperostosis Merusak jaringan lunak sekitar Peningkatan kerusakan vaskular ke otak
Gejala berupa :
Epilepsy Hemiparesis Afasia Trias klasik tumor otak :
Nyeri kepalaNyeri kepala yang terus-menerus, tumpul, hebat saat pagi hari, semakin hebat saat aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial (misal: bungkuk, batuk).
10
Nyeri berkurang dengan aspirin.Nyeri diakibatkan traksi dan pergeseran struktur peka-nyeri dalam rongga intrakranial.
MuntahAkibat rangsangan pusat muntah melalui medulla oblongata, sifat muntah proyektil.
PapiledemaAkibat stasis vena yang menimbulkan pembengkakan dan pembesaran diskus optikus.
Klasifikasi
WHO mengembangkan sistem klasifikasi untuk beberapa tumor yang telah diketahui, termasuk meningioma.
Tumor diklasifikasikan melalui tipe sel dan derajat pada hasil biopsi yang dilihat di bawah mikroskop.
Penatalaksanaannya pun berbeda-beda di tiap derajatnya 7.
a. Grade I
Meningioma tumbuh dengan lambat . Jika tumor tidak menimbulkan gejala, mungkin
pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara periodic. Jika tumor semakin
bverkembang, maka pada akhirnya dapat menimbulkan gejala, kemudian penatalaksanaan
bedah dapat direkomendasikan. Kebanyakan meningioma grade I diterapi dengan tindakan
bedah dan observasi yang continue.
b. Grade II
Meningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang lebih tinggi juga.
Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ini. Meningioma grade II biasanya
membutuhkan terapi radiasi setelah pembedahan.
c. Grade III
Meningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma malignant atau
meningioma anaplastik. Meningioma malignant terhitung kurang dari 1 % dari seluruh
kejadian meningioma. Pembedahan adalah penatalaksanaan yang pertama untuk grade III
diikuri dengan terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi tumor, dapat dilakukan kemoterapi.
Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtype berdasarkamn lokasi dari tumor.
1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah selaputyang
terletak antara dua sisi otak yang memisahkan hemisfer kiri dan kanan. Falx cerebri
mengandung pembuluh darah besar. Parasagital meningioma terdapat di sekitar falx
2. Meningioma Convexitas (20%). Tipe meningioma ini terdapat pada permukaan atas otak.
3. Meningioma Sphenoid (20%) Daerah Sphenoidalis berlokasi pada daerah belakang mata.
Banyak terjadi pada wanita.
4. Meningioma Olfactorius (10%). Tipe ini terjadi di sepanjang nervus yang menghubungkan
otak dengan hidung.
5. Meningioma fossa posterior (10%). Tipe ini berkembang di permukaan bawah bagian
belakang otak.
6. Meningioma suprasellar (10%). Terjadi di bagian atas sella tursica, sebuah kotak pada dasar
tengkorak dimana terdapat kelenjar pituitary.
11
7. Spinal meningioma (kurang dari 10%). Banyak terjadi pada wanita yang berumur antara 40
dan 70 tahun. Akan selalu terjadi pda medulla spinbalis setingkat thorax dan dapat menekan
spinal cord. Meningioma spinalis dapat menyebabkan gejala seperti nyeri radikuler di
sekeliling dinding dada, gangguan kencing, dan nyeri tungkai.
8. Meningioma Intraorbital (kurang dari 10%). Tipe ini berkembang paa atau di sekitar mata
cavum orbita.
9. Meningioma Intraventrikular (2%). Terjadi pada ruangan yang berisi cairan di seluruh bagian
otak.
Diagnosis
1. Manifestasi klinik
Gejala meningioma dapat bersifat umum (disebabkan oleh tekanan tumor pada otak dan medulla
spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh terganggunay fungsi normal dari bagian khusus
dari otak atau btekanan pada nervus atau pembuluh darah). Secara umum, meningioma tidak bisa
didiagnosa pada gejala awal.
Gejala umumnya seperti;
Sakit kepala, dapat berat atau bertambah buruk saat beraktifitas atau pada pagi hari.
Perubahan mental
Kejang
Mual muntah
Perubahan visus, misalnya pandangan kabur.
Gejala dapat pula spesifik terhadap lokasi tumor;
Meningioma falx dan parasagittal; nyeri tungkai
Meningioma Convexitas; kejang, sakit kepala, deficit neurologis fokal, perubahan status mental
Meningioma Sphenoid; kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan pandang, kebutaan,
dan penglihatan ganda.
Meningioma Olfactorius; kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus.
Meningioma fossa posterior; nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme otot-otot wajah,
berkurangnya pendengaran, gangguan menelan, gangguan gaya berjalan,
Meningioma suprasellar; pembengkakan diskus optikus, masalah visus
Spinal meningioma ; nyeri punggung, nyeri dada dan lengan
Meningioma Intraorbital ; penurunan visus, penonjolan bola mata
Meningioma Intraventrikular ; perubahan mental, sakit kepala, pusing
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos
Hiperostosis adalah salahsatu gambaran mayor dari meningioma pada foto polos. Dinidikasikan
untuk tumor pada meninx. Tampak erosi tulang dan dekstruksi sinus sphenoidales, kalsifikasi
dan lesi litik pada tulang tengkorak. Pembesaran pembuluh darah meninx menggambarkan
dilatasi arteri meninx yang mensuplai darah ke tumor. Kalsifikasi terdapat pada 20-25% kasus
dapat bersifat fokal maupun difus.
12
b. CT-Scan
CT-scan kontras dan CT-scan tanpa kontras memperlihatkan paling banyak meningioma.
Tampak gambran isodense hingga hiperdense pada foto sebelum kontras, dan gambaran
peningkatan densitas yang homogeny pada foto kontras. Tumor juga memberikan gambaran
komponen cystic dan kalsifikasi pada beberapa kasus. Udem peritumoral dapat terlihat dengan
jelas. Perdarahan dan cairan intratumoral sampai akumulasi cairan dapat terlihat.
c. MRI
MRI merupakan pencitraan yang sangat baik digunakan untuk mengevaluasi meningioma. MRI
memperlihatkan lesi berupa massa, dengan gejala tergantung pada lokasi tumor berada.
ANGIOGRAFI
Umumnya meningioma merupakan tumor vascular. Dan dapat menimbulkan gambaran “spoke wheel
appearance”. Selanjutnya arteri dan kapiler memperlihatkan gambaran vascular yang homogen dan
prominen yang disebut dengan mother and law phenomenon.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan meningioma tergantung daril okasi dan ukuran tumor itu sendiri. Terapi meningioma masih
menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan pertama. Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal
massa tumor ini antara lain lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh terhadap sel saraf,
dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau radioterapi. Lebih jauh lagi, rencana operasi dan
tujuannya berubah berdasarkan faktor resiko, pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya
mengangkat seluruh tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang untuk menurunkan kejadian
rekurensi.
Rencana preoperatif
Pada pasien dengan meningioma supratentorial, pemberian antikonvulsan dapat segera diberikan,
deksametason diberikan dan dilindungi pemberian H2 antagonis beberapa hari sebelum operasi
dilaksanakan. Pemberian antibiotik perioperatif digunakan sebagai profilaksis pada semua pasien
untuk organisme stafilokokkus, dan pemberian cephalosporin generasi III yang memiliki aktifitas
terhadap organisem pseudomonas, serta pemberian metronidazol (untuk organisme anaerob)
ditambahkan apabila operasi direncanakan dengan pendekatan melalui mulut, sinus paranasal, telinga,
atau mastoid.
Klasifikasi Simptom dari ukuran reseksi pada meningioma intracranial.
a. Grade I Reseksi total tumor, perlekatan dural dan tulang abnormal
b. Grade II Reseksi total tumor, koagulasi dari perlekatan dura
c. Grade III Reseksi total tumor, tanpa reseksi atau koagulasi dari perlekatan dura, atau mungkin
perluasan ekstradural ( misalnya sinus yang terserang atau tulang yang hiperostotik)
d. Grade IV Reseksi parsial tumor
e. Grade V Dekompresi sederhana (biopsy)
13
Radioterapi
Penggunaan external beam irradiation pada meningioma semakin banyak dipakai untuk terapi.
External beam irradiation dengan 4500-6000 cGy dilaporkan efektif untuk melanjutkan terapi operasi
meningioma reseksi subtotal, kasus-kasus rekurensi baik yang didahului dengan operasi sebelumnya
ataupun tidak. Pada kasus meningioma yang tidak dapat dioperasi karena lokasi yang sulit, keadaan
pasien yang buruk, atau pada pasien yang menolak dilakukan operasi, external beam irradiation masih
belum menunjukkan keefektivitasannya. Teori terakhir menyatakan terapi external beam irradiation
tampaknya akan efektif pada kasus meningioma yang agresif (atyppical, malignan), tetapi informasi
yang mendukung teori ini belum banyak dikemukakan.
Efektifitas dosis yang lebih tinggi dari radioterapi harus dengan pertimbangan komplikasi yang
ditimbulkan terutama pada meningioma. Saraf optikus sangat rentan mengalami kerusakan akibat
radioterapi. Komplikasi lain yang dapat ditimbulkan berupa insufisiensi pituitari ataupun nekrosis
akibat radioterapi.
Radiasi Stereotaktik
Terapi radiasi tumor menggunakan stereotaktik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960an
menggunakan alat Harvard proton beam. Setelah itu penggunaan stereotaktik radioterapi ini semakin
banyak dilakukan untuk meningioma. Sumber energi yang digunakan didapat melalui teknik yang
bervariasi, yang paling sering digunakan adalah sinar foton yang berasal dari Co gamma (gamma
knife) atau linear accelerators (LINAC) dan partikel berat (proton, ion helium) dari cyclotrons. Semua
teknik radioterapi dengan stereotaktik ini dapat mengurangi komplikasi, terutama pada lesi dengan
diameter kurang dari 2,5 cm .
Steiner dan koleganya menganalisa pasien meningioma yang diterapi dengan gamma knife dan
diobservasi selama 5 tahun. Mereka menemukan sekitar 88% pertumbuhan tumor ternyata dapat
dikontrol. Kondziolka dan kawan-kawan memperhitungkan pengontrolan pertumbuhan tumor dalam
2 tahun pada 96 % kasus. Baru-baru ini peneliti yang sama melakukan studi dengan sampel 99 pasien
yang diikuti selama 5 hingga 10 tahun dan didapatkan pengontrolan pertumbuhan tumor sekitar 93 %
kasus dengan 61 % massa tumor mengecil. Kejadian defisit neurologis baru pada pasien yang diterapi
dengan stereotaktik tersebut kejadiannya sekitar 5 %.
Kemoterapi
Modalitas kemoterapi dengan regimen antineoplasma masih belum banyak diketahui efikasinya untuk
terapi meningioma jinak maupun maligna. Kemoterapi sebagai terapi ajuvan untuk rekuren
meningioma atipikal atau jinak baru sedikit sekali diaplikasikan pada pasien, tetapi terapi
menggunakan regimen kemoterapi (baik intravena atau intraarterial cis-platinum, decarbazine (DTIC)
dan adriamycin) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan (DeMonte dan Yung), walaupun
regimen tersebut efektifitasnya sangat baik pada tumor jaringan lunak. Laporan dari Chamberlin
pemberian terapi kombinasi menggunakan cyclophosphamide, adriamycin, dan vincristine dapat
memperbaiki angka harapan hidup dengan rata-rata sekitar 5,3 tahun. Pemberian obat kemoterapi lain
seperti hydroxyurea sedang dalam penelitian. Pertumbuhan sel pada meningioma dihambat pada fase
S dari siklus sel dan menginduksi apoptosis dari beberapa sel dengan pemberian hydroxyurea. Dan
14
dilaporkan pada satu kasus pemberian hydroxyurea ini memberikan efek pada pasien-pasien dengan
rekurensi dan meningioma yang tidak dapat direseksi. Pemberian Alfainterferon dilaporkan dapat
memperpanjang waktu terjadinya rekurensi pada kasus meningioma yang agresif. Dilaporkan juga
terapi ini kurang menimbulkon toksisitas dibanding pemberian dengan kemoterapi.
Pemberian hormon antogonis mitogen telah juga dilakukan pada kasus dengan meningioma. Preparat
yang dipakai biasanya tamoxifen (anti estrogen) dan mifepristone (anti progesteron). Tamoxifen (40
mg/m2 2 kali/hari selama 4 hari dan dilanjutkan 10 mg 2 kali/hari) telah digunakan oleh kelompok
onkolologi Southwest pada 19 pasien dengan meningioma yang sulit dilakukan reseksi dan refrakter.
Terdapat pertumbuhan tumor pada 10 pasien, stabilisasi sementara pertumbuhan tumor pada 6 pasien,
dan respon minimal atau parsial pada tiga pasien.
Pada dua studi terpisah dilakukan pemberian mifepristone (RU486) 200 mg perhari selama 2 hingga
31 bulan. Pada studi yang pertama didapatkan 5 dari 14 pasien menunjukkan perbaikan secara
objektif yaitu sedikit pengurangan massa tumor pada empat pasien dan satu pasien gangguan lapang
pandangnya membaik walaupun tidak terdapat pengurangan massa tumor; terdapat pertumbuhan
ulang pada salah satu pasien tersebut. Pada studi yang kedua dari kelompok Netherlands dengan
jumlah pasien 10 orang menunjukkan pertumbuhan tumor berlanjut pada empat pasien, stabil pada
tiga pasien, dan pengurangan ukuran yang minimal pada tiga pasien. Tiga jenis obat tersebut sedang
dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar pada meningioma tetapi sampai
sekarang belum ada terapi yang menjadi prosedur tetap untuk terapi pada tumor ini
I. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosa meningioma adalah baik, karena pengangkatan tumor yang sempurna akan
memberikan penyembuhan yang permanen. Pada orang dewasa snrvivalnya relatif lebih tinggi
dibandingkan pada anak-anak, dilaporkan survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih
agresif, perubahan menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi sangat besar. Pada
penyelidikan pengarang-pengarang barat lebih dari 10% meningioma akan mengalami keganasan dan
kekambuhannya tinggi
Sejak 18 tahun meningioma dipandang sebagai tumor jinak, dan bila letaknya mudah dapat diangkat
seluruhnya. Degenerasi keganasan tampak bila ada13: invasi dan kerusakan tulang tumor tidak
berkapsul pada saat operasi invasi pada jaringan otak. Angka kematian (mortalitas) meningioma
sebelum operasi jarang dilaporkan, dengan kemajuan teknik dan pengalaman operasi para ahli bedah
maka angka kematian post operasi makin kecil. Diperkirakan angka kematian post operasi selama
lima tahun (1942–1946) adalah 7,9% dan (1957–1966) adalah8,5%. Sebab-sebab kematian menurut
laporan-laporan yang terdahulu yaitu perdarahan dan edema otak
15
Sindrom otak organik (OBS) adalah istilah umum yang mengacu kepada penyakit (biasanya tidak gangguan kejiwaan) yang menyebabkan penurunan fungsi mental.
Nama Lain
OBS; Organic mental disorder (OMS); Chronic organic brain syndrome OBS; organik gangguan mental (OMS); kronis sindroma otak organik
Penyebab
OBS adalah umum pada orang tua. Ini bukan merupakan bagian dari proses penuaan normal, namun.
OBS bukanlah penyakit yang terpisah, tetapi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik yang dapat menyebabkan perubahan mental.
Gangguan yang berhubungan dengan OBS meliputi:
cedera otak yang disebabkan oleh trauma o Perdarahan ke dalam otak ( perdarahan intraserebral )
o Perdarahan ke dalam ruang di sekitar otak ( subarachnoid hemorrhage )
o Bekuan darah menyebabkan tekanan pada otak ( hematoma subdural kronis )
Pernapasan kondisi
o Rendah oksigen dalam tubuh (hipoksia)
o Tinggi kadar karbon dioksida dalam tubuh (hypercapnia)
Gangguan Kardiovaskular
o Irama jantung abnormal ( aritmia )
o Otak akibat tekanan darah tinggi (cedera otak hypertensive) cedera
o Demensia karena stroke banyak demensia multi-infark )
16
o Infeksi jantung ( endokarditis , miokarditis )
o Stroke Pukulan
o iskemik transien ( TIA )
Degenerative disorders Gangguan degeneratif
o Penyakit Creutzfeldt-Jacob
o Diffuse penyakit Lewy Body
o Penyakit Huntington
o Multiple sclerosis
o Hidrosefalus tekanan normal
o Penyakit Parkinson
o Pick's disease
o Pikun demensia,'s tipe Alzheimer
Demensia karena penyebab metabolik
Obat dan kondisi yang berkaitan dengan alkohol
o Alkohol penarikan negara
o Keracunan, penyalahgunaan obat-obatan, atau menggunakan alkohol
o Efek jangka panjang dari alkohol, sindroma Wernicke-Korsakoff
o Penarikan dari obat (terutama sedatif-hipnotik dan kortikosteroid)
Infeksi
o Setiap mendadak (akut) atau infeksi jangka panjang (kronis)
o Keracunan darah ( septicaemia )
o Pembengkakan (otak ensefalitis )
o Pembengkakan selaput otak dan sumsum tulang belakang ( meningitis )
Gangguan medis lainnya
o Cancer
o Penyakit ginjal
o Penyakit hati
o Penyakit tiroid (tinggi atau rendah)
o Kekurangan vitamin (B12 dan lain-lain)
: Kondisi lain yang mungkin berhubungan dengan sindroma otak organik meliputi:
17
Depresi Neurosis
Psychosi s
Gejala
Gejala dapat berbeda, tergantung penyakit. Secara umum penyebab, sindrom otak organik:
Agitasi Kebingungan
hilangnya fungsi otak jangka panjang ( demensia )
kehilangan fungsi otak jangka pendek,akut ( delirium )
Ujian dan Tes
Pengujian tergantung pada gangguan, tetapi mungkin termasuk:
Tes darah Electroencephalogram
CT scan kepala
MRI
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada gangguan tersebut. Banyak gangguan telah perawatan terutama mendukung untuk membantu orang di daerah di mana fungsi otak hilang.
Obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengurangi perilaku agresif yang dapat terjadi dengan beberapa kondisi.
Prognosis
Lihat gangguan tertentu. Beberapa gangguan yang jangka pendek dan dapat disembuhkan, tetapi banyak yang jangka panjang atau lebih buruk dari waktu ke waktu.
Kemungkinan Komplikasi
Orang dengan OBS sering kehilangan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain atau fungsi sendiri
18
HEMATOMA SUBDURAL
DEFINISI
Perdarahan pada kepala antara Duramater dan arachnoid mater
ETIOLOGI
Mengenai vena vena di sinus venosus
GEJALA KLINISMirip tumor otak , mual , muntah , gelisah , ngantuk , pusing
Bila perdarahan hebat maka gejala akan timbul mendadak pasca trauma ‘
Bila perdarahan sedikit sedikit , gejala akan timbul satu minggu sampai berbulan bulan pasca trauma
Penglihatan makin lama makin kabur
Kesadaran menurun , dan gangguan fungsi luhur
Px Neurologis
Ada gangguan traktus piramidalis
Tatalaksana
Bedah syaraf
19
EDEMA SEREBRI
Edema serebri penyebabnya bisa karena ( hypertensi atau trauma ) yang menyebabkan pecahnya BBB , atau disebut edema serebri vasogenic , juga bisa disebabkan hipoksia dan hypotermia yang menyebabkan sel membran membenkak disebut edema cerebral cytotoxic , bisa juga disebabkan kelebihan air ( hiponatremia ) pada kelainan ginjal air tidak dikeluarkan dengan adekuat maka konsentrasi air plasma lebih besar dari otak menyebabkan edema serebral osmotic , bisa juga karena sumbatan sirkulasi cairan serebrospinal sehingga robeknya pembatas antara CSF dan Otak sehingga CSF masuk ke Otak sehingga menyebabkan edema ( edema serebri interstitial ) tapi berbeda dengan edema serebri vasogenic yang banyak terdapat protein
20