mengenal beberapa jenis pesawat amphibi

13
Mengenal beberapa jenis pesawat amphibi http://empuss-miaww.blogspot.com/2011/10/mengenal-beberapa-jenis- pesawat-amphibi.html Pesawat amphibi merupakan jenis pesawat yang dapat beroperasi di wilayah perairan, dengan adanya kelebihan tersebut, pesawat amphibi mampu menjangkau kawasan – kawasan terpencil yang tidak memiliki landasan untuk pesawat terbang, kemampuannya yang unik tersebut akan menguntungkan bagi transportasi untuk orang – orang yang bertugas di wilayah yang tidak dapat terjangkau moda tradisional. Fungsi pesawat amphibi yang lainnya adalah sebagai pesawat penumpang, pesawat patrol pada tugas – tugas militer dan lingkungan hidup, pesawat medis untuk pertolongan cepat dan mendadak di daera terpencil, yang terakhir sebagai pesawat kargo, untuk mengangkut bahan2 dan peralatan yang penting di wilayah terpancil, seperti kilang minyak lepas pantai, daerah bencana alam, dan lainnya. Berikut adalah beberapa jenis pesawat amphibi untuk kita ketahui Sukhoi/Beriev Be-103

Upload: jack-zeroo

Post on 25-Oct-2015

191 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Amphibi

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Mengenal beberapa jenis pesawat amphibi

http://empuss-miaww.blogspot.com/2011/10/mengenal-beberapa-jenis-pesawat-amphibi.html

Pesawat amphibi merupakan jenis pesawat yang dapat beroperasi di wilayah perairan, dengan adanya kelebihan tersebut, pesawat amphibi mampu menjangkau kawasan – kawasan terpencil yang tidak memiliki landasan untuk pesawat terbang, kemampuannya yang unik tersebut akan menguntungkan bagi transportasi untuk orang – orang yang bertugas di wilayah yang tidak dapat terjangkau moda tradisional.

Fungsi pesawat amphibi yang lainnya adalah sebagai pesawat penumpang, pesawat patrol pada tugas – tugas militer dan lingkungan hidup, pesawat medis untuk pertolongan cepat dan mendadak di daera terpencil, yang terakhir sebagai pesawat kargo, untuk mengangkut bahan2 dan peralatan yang penting di wilayah terpancil, seperti kilang minyak lepas pantai, daerah bencana alam, dan lainnya.

Berikut adalah beberapa jenis pesawat amphibi untuk kita ketahui

Sukhoi/Beriev Be-103

Page 2: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Pesawat seharga US$ 1,500,000 ini adalah pesawat amphibi buatan Perusahaan Pesawat Beriev, di Negara Rusia, pesawat ini dapat menembus wilayah perairan darat (sungai, danau, rawa - rawa) serta wilayah perairan laut. Pesawat ini dapat di rancang dengan berbagai macam kegunaan, antara lain, sebagai pesawat penumpang, pesawat kargo dan pesawat medis.

Bentuknya yang paling mungil diantara pesawat – pesawat amphibi yang lainnya, memiliki mesin penggerak di atas sayapnya, bukan seperti struktur pesawat konvensional lainnya yang terletak di samping sayap.

Page 3: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

SatuanMesin 2 × Teledyne Continental fuel-injectedDaya 210.00 HorsepowerPeralatan Penerbangan Avidyne EntegraJarak Tempuh 460 NM atau 852 KilometerKecepatan maksimum Jelajah 241.40 km per hr     Tinggi Kabin 1.23 metresLebar Kabin 1.25 metresPanjang Kabin 3.20 metresPanjang Keseluruhan 10.65 metres     Berat Maksimum Take Off 2,272.99 kgsBeban Muatan Maksimum 544.77 kgsKapasitas Tangki 340.69 litresJumlah pasukan yang dapat di angkut 5 OrangEfesiensi Bahan Bakar 2.17 km per litrePanjang Landasan Take off Min 340.00 metresPanjang Landasan Landing Min 460.00 metresVolume ruang bagasi 0.31 cubic metre

Cessna Caravan Amphibian

Page 4: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Pesawat amphibi buatan Cessna merupakan jenis pesawat amphibi yang paling banyak di pergunakan di dunia. Pesawat ini telah di produksi sebanyak 2000 unit di seluruh dunia dengan harga berkisar US$ 1,800,000 - US$ 2,022,450.

Caravan dapat mengangkut sekitar 9 – 14 orang dalam sekali penerbangan, sehingga fungsi utamanya adalah pesawat perintis untuk daerah – daerah sulit di jangkau oleh pesawat – pesawat berbadan besar.

Selain berfungsi sebagai pesawat penumpang, Caravan berfungsi juga sebagai pesawat kargo dan pesawat medis untuk wilayah – wilayah yang sulit di jangkau alat transportasi konvensional.

Satuan

Page 5: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Mesin 1 X PT6A- 114ADaya 675.00 HorsepowerPeralatan Penerbangan Garmin G1000 glass cockpitJarak Tempuh 790 NM atau 1,463  KilometerKecepatan maksimum Jelajah 300.00 km per hr     Tinggi Kabin 1.31 metresLebar Kabin 1.58 metresPanjang Kabin 3.87 metresPanjang Keseluruhan 11.86 metres     Berat Maksimum Take Off 3,628.80 kgsBeban Muatan Maksimum 1,385.75 kgsKapasitas Tangki 1,268.11 litresJumlah penumpang yang dapat di angkut

9 – 14 Orang

Efesiensi Bahan Bakar 1.00 km per litrePanjang Landasan Take off Min 585.22 metresPanjang Landasan Landing Min 318.52 metresVolume ruang bagasi 3.16 cubic metre

Bombardier CL 415

Bombardier CL 415 merupakan pesawat amphibi buatan Bombardier Aerospace, Negara Kanada yang fungsi utamanya sebagai pembom wilayah kebakaran hutan dan lingkungan hidup serta untuk membuat hujan buatan. Pesawat ini dapat mengangkut 6.140 liter air dari sumber air terdekat, kemudian secara otomatis dapat mencampurkannya dengan bahan kimia yang di butuhkan dalam badannya serta akan

Page 6: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

langsung dapat di pergunakan untuk memadamkan kebakaran tanpa perlu melakukan isi ulang.

Pesawat seharga USD$ 26,000,000 – 32,000,000 ini telah di produksi dan di pergunakan di seluruh dunia sebanyak 76 unit, di perkenalkan semenjak tahun 1994, Bombardier telah berjasa dalam usaha pemadaman hutan di Canada.

SatuanMesin 2 X Pratt & Whitney Canada PW123AFDaya 2,380.00 HorsepowerPeralatan Avionik -Jarak Tempuh 1,319 NM atau 2,443 KilometerKecepatan maksimum Jelajah 359.00 km per hr     Tinggi Kabin 1.90 metresLebar Kabin 2.40 metresPanjang Kabin 9.40 metresPanjang Keseluruhan 19.80 metres     Berat Maksimum Take Off 19,890.36 kgsBeban Muatan Maksimum 2,903.04 kgsKapasitas Tangki 5,791.09 litresJumlah penumpang yang dapat di angkut

9 Orang

Efesiensi Bahan Bakar 0.42 km per litrePanjang Landasan Take off Min 813.82 metresPanjang Landasan Landing Min 664.46 metres

Page 7: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Volume ruang bagasi

Be-200

Beriev Be-200 merupakan pesawat amphibi multi fungsi, yang di desain oleh Beriev Aircraft Company di Negara Rusia. Pesawat ini di pergunakan untuk bermacam – macam fungsi, antara lain adalah sebagai pemadam kebakaran hutan, patrol di wilayah perairan, pesawat kargo atau juga berfungsi sebagai pesawat penumpang.

Pesawat ini dapat mengangkut 12.000 ton air, atau juga dapat mengangkut 72 penumpang dalam sekali penerbangan, dalam proses pencarian dan penyelamatan, Be-200 dapat mengangkut 45 orang korban dari lokasi kecelakaan.

SatuanMesin 2 × Progress D-436TP turbofansDaya -

Page 8: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Peralatan Avionik ARIA 200-M integrated avionics systemJarak Tempuh 1,305 NM atau 2,100 KilometerKecepatan maksimum Jelajah 700 km/hTinggi Kabin 8.9 mLebar Kabin -Panjang Kabin -Panjang Keseluruhan 32.0 mBerat Maksimum Take Off 37,900 kgBeban Muatan Maksimum 12,000 kgKapasitas Tangki -Jumlah penumpang yang dapat di angkut

72 Orang

Efesiensi Bahan Bakar -

JOURNEY TO LADY DIANA ISLAND, BAGIAN 1: AFTER-SUNSET LANGKA DI AMANWANAhttp://areamagz.com/article/read/2012/07/31/journey-to-lady-diana-island-bagian-1-aftersunset-langka-di-amanwana

Mendarat di laut, tidur di tenda Sang Putri Wales, dan ditutup dengan sunset yang superb. Saya merasa seperti berlibur ke Enchanted Island.Hari ini saya bela-belain tidak tidur demi bisa ke ke bandara jam 03.45 pagi, agar bisa naik pesawat pertama Batavia Air yang akan ke Bali. Jam 08.30 saya dan teman seperjalanan, harus sudah ada di Bandara Ngurah Rai karena jam sembilan tepat saya harus naik pesawat kecil yang akan terbang ke Pulau Moyo, Sumbawa. Tepatnya, ke Amanwana Resort.Apa daya, ternyata pesawatnya delay 15 menit dan kami baru mendarat di Denpasar pukul 9.15. Tapi, sepertinya hari ini saya tengah beruntung. Pesawat Travira Air yang menurut jadwal terbang pukul 09.00 diundur menjadi 11.00. Saya tidak tahu apa sebabnya, tapi mungkin karena ada penumpang lain yang juga pesawatnya terlambat. Lagipula, ini bukan pesawat reguler, lebih tepatnya pesawat carteran yang khusus membawa tamu-tamu Amanwana. Biaya per orang sekali jalan USD 400.Begitu check-in, semuanya mesti ditimbang. Tiap orang hanya boleh membawa bagasi seberat 15 kilogram. Ternyata, pesawatnya super imut! Sebuah pesawat amfibi berbaling-baling tunggal di

hidungnya, jenis Cessna Caravan C-208. Di atas rodanya bertengger dua amphibious float, bantalan panjang untuk pendaratan di air. Kapasitas penumpangnya hanya 8 orang, ditambah pilot dan kopilot, dan hari ini full-pack.Yang menakjubkan, pesawat ini bisa segera mengudara dengan hanya butuh landasan yang sangat pendek, dan terasa stabil tak meliuk-liuk terkena angin. Pilotnya, Ryan, yang orang bule, mengarahkan pesawat ke timur menyusur pantai Pulau Bali di ketinggian 9000 feet (4.461 meter) dan kecepatan 125 knot (232 km/jam).Tenda Spesial Nomor 20

Page 9: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Selamat datang di Amanwana! Sebuah resort ‘papan atas’ dan satu-satunya yang ada di pulau ini. Kalau melihat peta Pulau Moyo, bentuknya seperti Afrika mini, dengan Amanwana terletak di sisi barat, pas di tengah-tengah, di lekukan yang mengarah ke barat. Melihat dari dermaga ini saja, hampir seluruh pulau tertutup oleh hutan lebat, yang cukup membuat nyali ciut. Entah bagaimana dulu sang pemilik resort ini bisa menemukan lokasi seperti ini, lalu membangun Awanwana pada tahun 1993.Kalau membaca beberapa informasi, Pulau Moyo mempunyai luas 32 ribu hektar. Sekitar 65% berupa hutan cagar alam, dengan banyak satwa liar seperti rusa, kera, babi hutan, biawak, kelelawar, dan berbagai jenis burung. Yang paling terkenal adalah Burung Gosong, burung hitam sebesar ayam yang membuat sarang tempat bertelurnya berupa gundukan-gundukan tanah tinggi di dalam hutan. Jumlah penduduk pulau ini hanya 2.000 jiwa. Mereka endiami beberapa desa yang terpencar-pencar. Yang paling dekat adalah Desa Labuan Aji, tak jauh di utara Amanwana. Sebagian karyawan resort berasal dari desa ini juga. Pantai pasir putih segera menyambut kami. Cuaca cerah membuat laut dan langit membiru dan pesawat Travira yang bersandar di dermaga itu tampak kontras. Di sebelah kanan dermaga adalahsundeck dengan kanopi-kanopi warna krem, dan hanya sepasang bule tua tampak tengah berjemur matahari siang.Kami disambut guest manager Pak Wildan dan asistennya yang mengantar ke tenda kami. Ya, Amanwana memang sebuah resort yang vila-vilanya berbentuk tenda seperti kalau orang bersafari di Afrika. Semuanya ada 22 tenda, 10 berupa Jungle Tent yang terletak agak ke belakang di tengah rimbunan hutan, 10 lagi Ocean Tent di pinggir pantai. Tarif Jungle Tent 750 dolar/malam, sementara Ocean Tent 850 dolar/malam. Satu tenda digunakan untuk indoor spa, 1 lagi untukhousekeeping.Yang membuat saya kaget, ternyata kami diberikan tenda spesial, yakni tenda nomor 20. Letaknya memang paling ujung utara, agak jauh dari tenda-tenda yang lain, tapi ini adalah tenda yang pernah diinapi (Alm.) Lady Diana sewaktu berkunjung ke Amanwana pada 1993!Di pantai depan tenda ini ada dua daybed untuk bermandi matahari. Dari luar, dinding tenda ini didominasi kayu dan tembok, dengan penutup tenda berupa kain kanvas berwarna krem, dengan lapisan khusus antiair. Interior dalamnya mempunyai warna sama, hanya saja elemen kayunya lebih banyak. Lantainya dari kayu keras yang halus. Tempat tidur king size berkelambu terletak persis di tengah ruangan, dikelilingi sofa melingkar yang menempel di dinding. Di belakang tempat tidur terdapat meja tulis dengan dua topi lebar tergantung di kedua sisinya. Lalu, ada wastafel dan kaca rias. Sebelah kanannya shower, sedangkan sebelah kiri toilet. Toilet duduknya bermodel vintage di mana handel untuk flush air terbuat dari kayu berbentuk sepert bandul jam kuno yang menggantung.Kami akan menginap 4 hari 3 malam hari di sini dan pihak Amanwana sudah merancang beberapa program tur. Nanti sore, kami akan berperahu dan memancing di laut di depan Amanwana, sekalian melihat sunset. Tapi sebelum istirahat siang, kami lunch dulu di The Dining Room, resto open airyang terletak di tengah-tengah kompleks resort ini. Resto ini memadukan lounge dan bar dengan tiang-tiangnya dari kayu kelapa yang kokoh, beratap alang-alang, dan hiasan serta ukir-ukiran khas Sumbawa di tiap sudut.Chef Amanwana, Pak Iwan, yang asli orang Sumbawa, ahli dalam menyajikan menu-menu internasional atau Indonesia. Menu hari ini ditulis dengan kapur di papan tulis. Jadi waiter-nya mesti mengangkat papan tulis itu beserta penopangnya ke hadapan kami. Saya baru kali ini menginjak tanah Sumbawa, jadi kami minta disajikan makanan khas daerah ini. Pak Iwan menawarkan tiga menu, yakni Singang, gulai seafood khas Sumbawa. Lalu Sepat, sup bening asam-segar, atau Gecok, semur daging sapi ala Sumbawa. Sepat umumnya hanya disajikan saat puasa, sedangkan Gecok sepertinya agak ‘berat’ untuk makan siang ini. Jadi, kami memilih Singang. Tak lama, gulai berkuah kuning kental yang berisi potongan ikan sembilang, cumi-cumi, dan udang pun terhidang. Temannya adalah nasi wangi dengan taburan bawang goreng dan  disajikan dalam wadah dari bambu. Rasa gurih-asam dan sedikit pedas terasa pas dengan suasana siang yang tak terasa panas karena kerimbunan pohon di sekeliling resto ini, dan angin laut yang bertiup tenang.Masih ada lagi makanan penutup, yang tak lain es krim signature resort ini, yakni Honeycomb Ice Cream. Ini adalah es krim vanilla dengan campuran madu asli Pulau Moyo, dan butiran-butiran karamel.Ikan Merah, Sunset MerahPukul 16.00, saya dan Ingrid menuju dermaga lagi. Pak Topan dan Pak Akraman sudah menunggu dengan sebuah kapal kayu yang cantik dan antik. Namanya, Aman Madu. Bagian atas kapal ini diberi bantal-bantal, yang sepertinya dikhususkan untuk bersantai sambil melihat sunset. Di kanan bawah dermaga ini berbaris dengan rapi sekumpulan ikan jarum sebesar masing-masing dua jari. Di sisi kiri, berkelebatan ikan-ikan warna-warni dari balik terumbu karang. Yang agak di luar dugaan saya, ternyata kami memancingnya tidak jauh-jauh amat, hanya beberapa puluh meter saja dari dermaga.

Page 10: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Dan yang membuat saya tambah kaget, memancingnya hanya dengan sebuah gulungan senar, dan sebuah mata pancing dengan pemberat. Umpannya adalah potongan-potongan kecil ikan juga.Usai memancing, kami pindah ke lantai dua perahu ini, menunggu sunset ditemani dua botol bir dingin. Sore yang kekuningan perlahan berubah menjadi oranye kemerahan ketika matahari yang bulat sempurna turun ke peraduannya. Tapi perahu tak segera balik ke dermaga. Kami menunggu hingga matahari benar-benar tenggelam. Amanikan, kapal phinisi kebanggaan Amanwana yang sedang buang jangkar di depan sana, perlahan-lahan berubah menjadi siluet, dan bias cahaya after-sunset pun berubah menjadi spektrum warna biru dan oranye berlapis-lapis di permukaan air laut. Sungguh after-sunset langka yang baru pertama kali saya lihat, dan menjadi penutup yang sempurna di hari ini. (Bersambung) Mengenai penulis:Teguh Sudarisman adalah Insinyur Teknik Kimia, yang sukarela membelot ke dunia penulisan dan fotografi traveling demi memenuhi impiannya keliling dunia—kalau bisa gratis. Impian itu pula yang membawanya ke berbagai tempat eksotik di Indonesia, Asia, Eropa, dan tak lama lagi, Amerika. Ia tak hanya menulis cerita perjalanan yang seru, namun juga diiringi foto-foto yang indah. Ia juga tak pelit membagi ilmunya di Seminar Travel Writing & Photography ‘Make Money from Your Journey’ yang sering ia adakan. Longok juga karya-karyanya di http://sudarisman.multiply.com dan http://TGIFmag.com, atau follow @TeguhSudarisman.

“Ada Maut di Atas Langit Papua”“Ada Maut di Atas Langit Papua” HATI saya tiba-tiba berdebar. Helicopter MIL MI – 8 dengan nomor registrasi ER-MHL dibawah AOC Holder Pecotox Air-Moldova yang dioperasikan PT Hevilift Avition Indonesia yang mengangkut 26 karyawan PT Freeport Indonesia dari Bandara Mozes Kilangin ke Tembagapura mendarat darurat di Mile 66, Tembagapura pada Selasa (9/10) sekitar pukul 07.30 WIT. Meski tidak ada korban jiwa, namun insiden ini menyebabkan enam orang penumpangnya mengalami luka ringan sedangkan helicopter rusak berat. Meski sudah tahu tidak ada korban jiwa dalam tragedi ini, tapi hati saya masih terus berebar. Berdebar, karena, tragedi ini bukan yang pertama, dan bukan juga yang terakhir. Tragedi jatuhnya pesawat baik berbadan besar, kecil maupun helicopter di Papua terjadi hampir sepanjang tahun. Belum lekang dari ingatan kita, baru seminggu lalu, pesawat Tariku jatuh. Satu pilot dan seorang penumpang tewas. Mujur, pada tragedi kemarin, tidak ada korban jiwa, hanya luka-luka. Itu bisa terjadi mungkin karena kasusnya hanya pendaratan darurat, bukan jatuh. Soalnya, kisah pesawat jatuh di Papua, nyawa pasti menjadi taruhan satu-satunya. Hampir tidak ada yang selamat ketika ‘burung besi itu’ menukik di antara gunung atau jurang. Untuk insiden pesawat di Papua, khususnya yang "hilang di tengah jalan", memang kebanyakan adalah kendala cuaca. Mengapa saya bilang cuaca dan bukan geografis ? Meskipun geografis di Papua bisa dikatakan indah nan pesona dengan gunung-gunungnya yang saling menumpuk, hal itu bisa terlihat dengan jelas oleh mata (jika cuaca baik). Sebaliknya, jika cuaca kurang mendukung, misalkan, low visibility, overcast, dan segala macamnya, hal tersebut tidak bisa dilihat dengan baik. Pada keadaan seperti inilah, sering terjadi tragedi pesawat tabrak gunung atau jatuh. Coba ingat-ingat lagi kasus tabrakan helikopter di bukit Tembagapura beberapa bulan lalu. Penumpang dan pilot tewas. Jika cuaca selalu menjadi penyebab, lantas bagaimana dengan teknologi pesawat supaya bisa ‘seimbang’ dengan ekstrimnya cuaca Papua? Sejauh ini, pesawat yang sering digunakan untuk ke pedalaman Papua adalah Cessna C-185 Skywagon, Pilatus PC-6 Porter, Helios, Cessna 208/B Grand Caravan/Amphibian, Cessna 206, DHC-6 Twin Otter, DHC-4 Caribou, Antonov-24, ATR 42/72, Kodiak, dan Pilatus PC-12. Kebanyakan pesawat ini masih menggunakan sistem navigasi yang terbatas. Maka itu ditambahkan secondary device berupa GPS, baik yang dibawa oleh pilot maupun sudah permanen di kokpit. Mungkin muncul pertanyaan kenapa tidak di upgrade saja ?

Page 11: Mengenal Beberapa Jenis Pesawat Amphibi

Karena, kondisi landasan di pedalaman surfacenya tidak mendukung, sehingga bisa merusak sistem yang ada di dalam pesawat. Itulah sebabnya penerbangan di Papua hanya bergantung pada visual precision. Jadi, ketika bukit-bukit terjal tertutup ‘lembutnya’ awan, yang terdengar adalah berita pesawat tabrak gunung. Tahun 2008 lalu, warga Mimika berduka ketika satu-satunya pesawat milik Pemda yang baru dibeli dari Swiss, menabrak gunung gergaji. Sayap burung taong-taong ‘besi itu’ patah, nyawa belasan penumpang terenggut. Tidak ada yang tersisa. Meski tulisan ini mendekati titik akhir, namun hati saya masih terus berdebar. Berdebar mungkin karena, entah itu kapan, besok atau lusa, yang jelas pasti kita berada di atas pesawat, satu-satunya transportasi yang bisa diandalkan untuk menjangkau wilayah pedalaman Mimika. Kita juga tidak tahu apakah nasib kita juga akan sama seperti mereka, meninggal karena tragedi pesawat jatuh. Solusi satu-satunya, saat ini Pemerintah harus membangun jalan darat yang bisa menghubungkan antar distrik atau kabupaten. Sehingga, penggunaan pesawat bisa diminimalisir dan suatu saat semua wilayah di Papua khususnya Mimika bisa dijangkau kendaraan darat. Karena entah sudah berapa nyawa yang meninggal sia-sia dalam kasus jatuhnya pesawat di Papua. Selalu ada berita duka dari langit Papua. Atau kasarnya, langit Papua seakan menjadi palang maut bagi yang melewatinya.(*)