menerawang pembangunan wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

129
MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH DI MASA DEPAN dengan ANALISIS SKENARIO

Upload: pkp2aiiilansamarinda

Post on 05-Dec-2014

6.758 views

Category:

Education


22 download

DESCRIPTION

seri isu-isu aktual PKP2A III LAN 2007

TRANSCRIPT

Page 1: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH

DI MASA DEPAN dengan

ANALISIS SKENARIO

Page 2: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

(119) + vii halaman, 2007

Perpustakaan Nasional RI : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

ISBN 978-979-1176-13-2

1. Pembangunan Wilayah 2. Masa Depan 3. Analisis Skenario

Editor :Koordinator : Tri Widodo W. Utomo, SH., MAAnggota :

Diterbitkan Oleh :Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III (PKP2A III)LAN Samarinda

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NO. 7 TAHUN 1987

Pasal 44

(1) Barangsiapa dengan sengaja tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

Page 3: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Daftar Isi

Daftar isi ............................................................................................... iiiKata Pengantar ...................................................................................... v

BAGIAN PERTAMA : Pemaparan Ide Dan Diskusi InteraktifuPokok - Pokok Presentasi Narasumber .......................................... 1

BAGIAN KEDUA : Sambutan Dan Makalah PembicarauSambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia .................................................................................... 15uSambutan Kepala PKP2A III Lembaga Administrasi Negara ............ 19uMAKALAH PEMBICARA

üPENGANTAR SCENARIO PLANNINGDR. Daniel Sparingga ( Dosen Universitas Airlangga Surabaya) ........................................................................... 24

üSKENARIO PEMBANGUNAN EKONOMI BERLANDASKANPENGETAHUAN DI INDONESIA : IMPLIKASI UNTUK MEMACU PEMBANGUNAN INOVATIFProf. DR. Erman Aminullah (Ahli Peneliti Utama LIPI) .......... 28

üANALISIS SKENARIO INDONESIA 2015 DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA PADA KONTEKS KALIMANTAN DARI PRESPEKTIF POLITIK DESENTRALISASI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHANDrs. Desi Fernanda, M.Soc.Sc (Deputi III LAN) ..................... 36

üDARI SCENARIO PLANNING KE STRATEGIC PLANNINGM. Ridlo ' Eisy ( Dosen Universitas Pasundan Bandung) ........ 54

üMENERAWANG MASA DEPAN : SCENARIO PLANNING DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA UNTUK KALIMANTANDedy A. Prasetyo (Working Group for Indonesia Masa Depan) .............................................................................. 57

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// iii -

Page 4: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

BAGIAN KETIGA : Materi PendukunguPERUMUSAN SKENARIO PLANNING DALAM

RANGKA MEMPERKUAT SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KINERJA ORGANISASI DENGAN PENDEKATAN SISTEMIKDrs. H. Dadang Solihin (Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan - BAPPENAS) ............................................. 76

uLONG-TERM FORECASTING OF TECHNOLOGY AND ECONOMIC GROWTH IN INDONESIAProf. Prof. Erman Aminullah (Centre for Science and Technology Development Studies Indonesian Institute of Science (LIPI), Jakarta, Indonesia) .............................................. 96

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// iv -

Page 5: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Kata PengantarKepala PKP2A III LAN

Buku ini merupakan proceeding dari hasil Diskusi Terbatas Forum SANKRI yang diselenggarakan oleh PKP2A III LAN Samarinda. Diskusi Terbatas ini didasari oleh pemikiran bahwa saat ini seluruh elemen masyarakat maupun negara kebangsaan (nation-state) dimanapun berada menghadapi sebuah kondisi ketidakpastian (uncertainty) di segala bidang. Perubahan berlangsung begitu cepat (rapid) pada berbagai dimensi kehidupan (all-encompassing) dan seringkali terjadi secara tidak terduga (unpredictable). Bahkan sebuah perubahan kadang bersifat sangat mendadak yang dapat mengakibatkan kemandegan sebuah organisasi (sudden changes and discontinuity).

Dalam kondisi seperti itu, maka adanya terobosan manajemen (managerial breakthrough) sangat dibutuhkan untuk menuntut organisasi pada jalur yang benar dalam memasuki lorong masa depan. Salah satu yang dipersyaratkan disini adalah kemampuan sebuah organisasi dan jajaran pimpinannya untuk memiliki sebuah instrumen atau sistem pendukung dalam proses pengambilan keputusan strategis (decision support system - DSS). DSS tadi menjadi kebutuhan mendasar bagi sebuah organisasi karena pada dasarnya kita tidak dapat meramal masa depan, atau meminjam istilah Joe Flower (1997): "You can't predict the future. Nobody has a crystal ball".

Meramal masa depan bagi sebuah komunitas berbangsa maupun bagi sebuah organisasi memang sebuah hal yang sangat sulit. Padahal, kemampuan memetakan posisi kekuatan dan kelemahan organisasi, serta tingkat kinerja yang harus dicapai pada masa depan, adalah sebuah kebutuhan fundamental. Disinilah pentingnya analisis skenario sebagai bagian integral dari sistem pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.Analisis skenario memberikan beberapa manfaat besar bagi sebuah organisasi, antara lain:lMengurangi kemungkinan tidak bekerjanya sistem perencanaan dan

implementasi strategi dalam organisasi.lMemberikan arah atau jalan alternatif yang harus dilalui sebuah organisasi

dalam mewujudkan visi dan misinya. Dengan kata lain, skenario dapat mengunci tujuan / sasaran pada masa depan, sehingga akurasi dan probabilitas pencapaiannya menjadi lebih besar.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// v -

Page 6: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

lSkenario menjadi cara dan instrumen yang powerful untuk membangun organisasi pembelajaran (Tony Hodgson, Strategic Thinking With Scenarios, 2003).

lSkenario juga dapat menjadi sebuah "laboratorium masa depan" melalui uji coba atau "gladi bersih" terhadap suatu kemungkinan di masa depan yang dilakukan saat ini. Dengan kata lain, skenario diharapkan mampu mentransformasi strategic thinking menjadi strategic action.

lMenyusun skenario berarti memungkinkan kita berpikir tentang sesuatu yang tidak terpikirkan (Thinking the Unthinkable) (Art Kleiner, "The Man Who Saw the Future, 2003).

Dalam konteks pembangunan kewilayahan, analisis skenario nampaknya cukup efektif untuk membantu merumuskan strategi kebijakan dan sistem perencanaan pembangunan regional di Kalimantan.

Sebagaimana dimaklumi, saat ini terjadi fenomena tidak terintegrasinya pembangunan daerah di kontinen Kalimantan kedalam skema pembangunan wilayah. Fenomena seperti ini makin nampak saat digulirkannya kebijakan otonomi luas yang melahirkan daerah dengan kewenangan yang bulat dan utuh. Kewenangan yang bulat dan utuh tadi pada gilirannya menjadi trade-off bagi upaya membangun sinergi dan kohesi pembangunan antar daerah / wilayah. Setiap daerah menjadi semakin selfish atau memiliki ego yang lebih tinggi dalam memikirkan daerahnya sendiri. Padahal, dari teori ekonomi lokasi (spatial economy), sebuah daerah jelas memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan daerah lain. Konsekuensinya, kebijakan pembangunan sebuah daerah harus selalu ditempatkan dalam konteks pembangunan regional (embedding local policy into broader context of development). Dengan kata lain, membangun Kalimantan semestinya tidak dibatasi oleh terirotial wilayah administratif saja, tetapi harus mengacu pada sebuah payung makro / grand design pembangunan Kalimantan.

Pembangunan trans Kalimantan tidak mungkin dapat tercapai jika sistem perencanaan pembangunan masih terkonsentrasi secara spasial provinsi. Arus komoditas pertanian atau barang-barang ekonomi juga semestinya tidak dibatasi oleh batas wilayah. Itu dalam konteks kontinen Kalimantan. Dalam skala nasional, secara geografis, Kalimantan juga sangat strategis bagi Indonesia dan perlu dijadkan magnet baru pertumbuhan wilayah nasional. Selain letak geografis tepat berada di tengah-tengah Indonesia, juga masih cukup banyak SDA untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Sementara itu dalam lingkup yang

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// vi -

Page 7: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

lebih sempit, pembangunan di Kalimantan Timur, misalnya, juga membutuhkan konsep-konsep lintas wilayah, misalnya keberadaan Teluk Balikpapan dan Sungai Mahakam. Kedua asset ini saja pemanfaatannya sudah sangat multi sektor, lintas daerah, dan lintas pendekatan, sehingga kebijakan yang dirumuskan juga harus betul-betul mempertimbangkan kepentingan lintas wilayah tersebut.

Dalam rangka mensinergikan kebijakan dan manajemen pembangunan di wilayah Kalimantan itulah perlunya sebuah konsep yang dapat menjadi payung bagi setiap daerah otonom di Kalimantan (baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota). Konsep seperti ini, sayangnya, masih belum berkembang dan kondisi Kalimantan sendiri relatif masih tetap status quo.

Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka adanya terobosan kebijakan yang berbasis pada konsep intelektual yang matang, komprehensif dan visioner, menjadi kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Dalam hal ini, salah satu konsep intelektual yang memiliki keunggulan inovatif adalah Perencanaan Skenario (scenario planning) atau sebuah proses kreatif Analisis Skenario. Dan mengingat pentingnya Scenario Planning sebagai management tools untuk menopang kinerja organisasi atau pemerintahan, maka PKP2A III LAN Samarinda memandang perlu mengangkat issu besar ini dalam sebuah forum diskusi lintas stakeholder.

Akhir kata, kami menyadari sepenuhnya bahwa forum-forum diskusi yang kami selenggarakan serta buku-buku publikasi yang kami sebarluaskan masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami nantikan dengan tangan dan hati terbuka. Walaupun kami sadar bahwa buku ini masih sangat dangkal, kami tetap berharap bahwa publikasi sederhana ini dapat menghasilkan manfaat yang optimal bagi bangsa dan negara.

Samarinda, Januari 2008PKP2A III LAN Samarinda

Kepala,

Meiliana

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// vii -

Page 8: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Bagian PertamaPEMAPARAN IDE NARASUMBER

Page 9: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

POKOK - POKOK PRESENTASI NARASUMBER

PERUMUSAN SCENARIO PLANNING DALAM RANGKA MEMPERKUAT SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KINERJA ORGANISASI

DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK

Pembicara I :Dr. DANIEL SPARINGGA ( Dosen Universitas Airlangga Surabaya )

Ringkasan Materi Pemaparan :Secara umum pengertian scenario planning adalah sebuah narasi atau

cerita yang mengenai kemungkinan masa depan yang berisikan tentang apa yang mungkin terjadi atau bukan apa yang harus terjadi yang tidak dapat diprediksi atau bukan ramalan mengenai masa depan yang dideskripsikan secara jelas di masa mendatang.

Dilihat dari sejarah dan perkembangan tehnik Scenario Planning ini pertama kali dikembangkan di ruang lingkup kalangan militer selama dan setelah terjadinya Perang Dunia ke II ( PD II ), lalu berlanjut tehnik ini di aplikasikan ke dalam dunia bisnis di seluruh dunia yang merupakan salah satu tehnik atau metode bagi para pelaku bisnis untuk dapat membaca masa depan terutama yang berkaitan dengan usaha yang akan dan telah berjalan dan terakhir tehnik atau metode ini telah banyak dimanfaatkan saat ini yang mencakup hampir seluruh bidang, dari tema yang berhubungan dengan masa depan Negara, keamanan nasional, lingkungan hidup, perdagangan, industri, pendidikan hingga terorisme dan lainnya.

Dalam tehnik atau metode menggunakan Scenario Planning dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, dalam hal ini ada 2 pendekatan yang utama yang dapat di lihat :1. Pendekatan Pakar ( Skenario Pakar ), pendekatan ini adalah melibatkan

orang atau kalangan tertentu dengan jumlah paling sedikit 50 orang sebagai aktor, misalnya saja "Mont Fleur Scenario" (di Afrika Selatan).

2. Pendekatan Dialog ( Dialog Skenario ), pendekatan ini adalah melibatkan lebih banyak orang yang terdiri dari berbagai macam latar belakang yang

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 1 -

Page 10: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

biasanya terdiri lebih dari 150 orang, misalnya saja tentang skenario Indonesia tahun 2010.

Selain dilihat dari 2 pendekatan utama dalam Scenario Planning diatas, terdapat tujuh langkah di dalam melakukan penyusunan Scenario Planning ini, yaitu sebagai berikut :1. Menetapkan Focal Concern (FC).

Dalam langkah pertama ini beberapa hal yang diperlukan untuk dapat menentukan atau menetapkan Focal Concern (FC), yaitu :a. Berbagai pertanyaan strategis yang menjadi obsesi peserta.b. Merupakan jangkar bagi pembicaraan mengenai skenario.c. Perlunya time frame yang jelas.d. Focal Concern (FC) harus yang berbeda guna menghasilkan skenario

berbeda juga.Dibawah ini beberapa contoh yang berkaitan dengan Focal Concern

(FC), antara lain :- Masa Depan Industri Garmen Indonesia tahun 2025.- Masa Depan ASEAN tahun 2050.- Terorisme Internasional tahun 2030.- Perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia tahun 2020.- Posisi Partai Politik di Indonesia tahun 2025.- Dunia Perminyakan tahun 2050.

2. Mengindentifikasikan Driving Force (DF).Dalam melakukan idenfikasi mengenai Driving Force (DF), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni :a. Driving Force (DF) merupakan suatu pendorong terhadap adanya

perubahan.b. Idenfikasi Driving Force (DF) dilakukan dengan mendaftarkan

sebanyak mungkin dan selengkap mungkin hal yang dipercaya untuk dapat mempengaruhi Focal Concern (FC).

c. Driving Force (DF) selalu dinyatakan kedalam bentuk atau wujud "variabel".

3. Melakukan Analisis hubungan antar DF di satu pihak dan antara DF's dan FC.Pada langkah yang ketiga ini, untuk menganalisis hubungan antar DF dapat di lakukan sebagai berikut :

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 2 -

Page 11: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

a. Membuat pemetaan hubungan di antara DF yang satu dengan DF yang lainnya.

b. Melakukan pemetaan dari hubungan yang berdasarkan dari keseluruhan DF terhadap FC.

c. Memberikan penjelasan tentang bagaimana jalinan hubungan itu dapat mempengaruhi FC.

4. Memilih DF yang merupakan paling berpengaruh.Untuk dapat memilih DF sebagai faktor paling berpengaruh, maka kita harus melihat tiga kriteria mendasar ini, yaitu :a. Melakukan pemilihan DF yang memiliki hubungan langsung terhadap

FC.b. Pilih DF yang memiliki pengaruh yang segera terhadap FC.c. Pilihlah DF yang paling kritis (importance and uncertain).

5. Membuat atau menyusun matrik skenario.Untuk dapat membuat matrik skenario tersebut pertama kita harus menentukan matriks yang terdiri dari atas sumbu ordinat dan aksis yang dikembangkan dari dua DF terpilih, kedua menentukan kutub - kutub apa saja yang memiliki kemungkinan besar atau berpengaruh dari setiap DF yang terpilih.

6. Menentukan ciri kunci pada setiap skenario.Untuk mendapatkan atau menentukan indikator kunci dalam sebuah kegiatan penyusunan scenario planning, cara yang pertama harus menentukan ciri-ciri pokok yang dari masing-masing kutub yang ada, kedua menentukan implikasi dari bertemunya ciri- ciri yang melekat pada kutub yang relevan pada satu DF dan kutub yang relevan pada DF yang lainnya, ketiga harus menentukan symbol atau fase yang asosiatif untuk masing - masing skenario.

7. Menyusun narasi skenario.Pada langkah yang terakhir dalam kegiatan penyusunan skenario agar dapat menghasilkan sebuah naskah yang baik maka diperlukan beberapa cara, yaitu :a. Mengembangkan sebuah narasi untuk setiap skenario yang akan di

susun.b. Dalam setiap skenario harus berisikan deskripsi elaboratif tentang

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 3 -

Page 12: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

implikasi bertemunya ciri - ciri pokok yang ada relevannya dengan skenario yang akan disusun.

c. Memperhatikan gaya penulisan bersifat narasi yang beraneka ragam, mulai yang menekankan proses hingga yang menekankan snapshot peristiwa dan yang menekan aktor hingga hard - facts.

d. Mencari versi atau bentuk alternatif skenario, misalnya komik, cerita pendek, film, drama, dan karikatur.

Pembicara II :Prof. DR. ERMAN AMINULLAH ( Ahli Peneliti Utama LIPI )

Ringkasan Materi Pemaparan :Secara umum gambaran awal mengenai skenario pembangunan

ekonomi yang berlandaskan pengetahuan dapat di lihat dari berbagai aspek yang ada pada tahun 2005, pertama rendahnya ketahanan ekonomi menghadapi persaingan global di dunia, kedua karena ketertinggalan Indonesia menghadapi perkembangan global menuju ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan, ketiga kelambatan berkembangnya budaya Ilmu pengetahuan dengan jumlah penduduk terdidik, keempat sangat lemahnya komitmen pemerintah dalam rangka membangun daya saing berlandaskan atas penguasaan IPTEK dan terakhir lemahnya pembangunan kemampuan IPTEK dan rendahnya pemanfaatan kemampuan IPTEK untuk pembangunan.

Namun pada gambaran keadaan akhir yang terlihat pada tahun 2025 adalah tingginya ketahanan ekonomi menghadapi persaingan global, kedua kemajuan Indonesia menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berlandaskan atas ilmu pengetahuan, ketiga berkembangnya secara merata budaya IPTEK dengan dukungan jumlah penduduk yang terdidik, keempat tingginya komitmen pemerintah dalam rangka membangun daya saing yang berlandaskan penguasaan IPTEK dan Kuatnya pembangunan kemampuan IPTEK dan tingginya pemanfaaatan kemapuan IPTEK untuk pembangunan.

Setelah mendapat gambaran awal mengenai skenario pembangunan ekonomi yang berlandaskan pengetahuan pada tahun 2005, maka untuk

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 4 -

Page 13: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

dapat tercapainya gambaran akhir yang kita inginkan diperlukan berbagai cara atau langkah untuk dapat mewujudkannya. 5 langkah untuk mencapai keadaan yang diinginkan adalah :1. Adanya prasyarat perubahan2. Dukungan dari Masyarakat yang terdidik3. Imperatif Kebijakan.4. Strategi Kebijakan.5. Evaluasi yang berkelanjutan.

Dalam implikasi untuk memacu pembangunan daerah yang inovatif sangat di pengaruhi oleh berbagai macam corak daerah, yaitu :1. Daerah Urban, merupakan salah satu wilayah sebagai pusat pengetahuan

bersifat kosmopolitan (jumlah penduduk yang padat dan tingginya PDRB daerah).

2. Daerah Sumber Keuntungan, adalah daerah yang memiliki tingkat ekonomi yang bersifat dinamis.

3. Daerah Tertinggal, adalah daerah yang memiliki jumlah penduduk jarang dan PDRB yang sangat rendah yang biasanya terdapat pada daerah yang wilayahnya di pedalaman atau perbatasan.

4. Daerah Tidur, merupakan daerah yang sangat padat penduduknya tetapi sangat rendah dalam PDRB-nya.

Untuk dapat memacu pembangunan terutama bagi daerah yang inovatif sudah seharusnya kemajuan perekonomian daerah dapat dilihat dari keberhasilan daerah terhadap sumber daya yang dimiliki akan tetapi hal tersebut tidak secara otomatis akan menjadi ciri dari suksesnya daerah yang mencontoh. Karena hal tersebut daerah yang inovatif adalah daerah yang belajar (learning region) yang mengandalkan kemajuan berlandaskan penguasaan pengetahuan dan teknologi.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 5 -

Page 14: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

SKENARIO INDONESIA 2015 DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA PADA KONTEKS KALIMANTAN DARI PERSPEKTIF POLITIK

DESENTRALISASI, EKONOMI DAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN

Pembicara III :Drs. DESI FERNANDA, M.Soc. Sc (Deputi III Lembaga Administrasi Negara)

Ringkasan Materi Pemaparan :Metode Scenario Planning dengan pendekatan Business Idea, yang

dalam hal ini akan penulis adopsi dengan mengalihbahasakannya dengan istilah kepemimpinan institusional, yaitu karakteristik yang menunjukkan kemampuan lembaga pemerintahan tertentu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara berhasil (sukses); adalah terdiri dari beberapa langkah, sebagai berikut:ØLangkah 1 : Menentukan Daya Saing (Competitive Advantage) Organisasi. ØLangkah 2 : Mengajukan "Devil's Advocate"ØLangkah 3 : Mengembangkan Gambaran Hubungan Sebab dan Akibat.ØLangkah 4 : Penyempurnaan Diagram Business Idea.ØLangkah 5 : Mengidentifikasi Kompetensi Unggulan Organisasi.ØLangkah 6 : Penghalusan Diagram Business Idea.ØLangkah 7 : Review Business Idea.ØLangkah 8 : Merumuskan Elemen Business Idea Paling MendasarØLangkah 9 : Reperkusi Strategis dan Pertimbangan Implikasi Strategis

Kondisi obyektif wilayah Kalimantan memang menunjukkan bahwa tingkat kemajuan pembangunan di wilayah Kalimantan relatif tertinggal dibanding wilayah Indonesia bagian barat, khususnya Jawa dan Bali. Kondisi ini merupakan hal yang ironis, mengingat adanya dua alasan/kondisi, yaitu: 1) Kalimantan merupakan kontinen yang memiliki kekayaan alam melimpah seperti migas dan tambang, sumber daya laut dan perikanan, kehutanan dan perkebunan, dan sebagainya; serta 2) Kalimantan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan negara, khususnya dari sektor migas, tambang serta potensi hutan dan hasil kayu.

Kalimantan sendiri jika tidak dikelola dengan baik, pada suatu ketika akan mengalami anomali pertumbuhan pembangunan. Penyebabnya adalah,

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 6 -

Page 15: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Kalimantan merupakan kawasan yang sangat dinamis (growing and dynamic region). Pemekaran daerah masih terus berlangsung yang diimbangi oleh laju urbanisasi dan penambahan penduduk yang cukup progresif. Investasi asing maupun domestik masih terbuka lebar, baik di sektor primer (kehutanan, perkebunan, kelautan, pertambangan dan migas), maupun di sektor-sektor sekunder dan tersier (perdagangan, industri, dan jasa-jasa). Namun di sisi lain, potensi sumber daya alam Kalimantan lebih banyak yang bersifat tidak terbarukan (non-renewable resources) seperti tambang dan migas. Sementara sumber daya yang mestinya dapat diperbaharui (renewable resources) seperti hutan, ternyata juga mengalami kegagalan konservasi atau reservasinya. Fenomena alam seperti longsor, kebakaran hutan, banjir di perkotaan, kabut asap dan sebagainya, menunjukkan bahwa manajemen lingkungan di wilayah ini juga tidak terlalu menggembirakan.

Ketertinggalan pembangunan wilayah Kalimantan serta potensi ancaman sebagai konsekuensi logis dari kegagalan dalam formulasi dan implementasi kebijakan pembangunan, dapat dipersepsikan sebagai akibat kesalahan sistemik dalam konsep pembangunan secara makro nasional, atau karena miss-management dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya lokal, atau faktor-faktor penyebab lainnya. Apapun penyebabnya, harus segera diidentifikasi dan untuk kemudian segera dirumuskan strategi pembenahannya. Dalam rangka merumuskan strategi dan program-program pembangunan itulah, perlu dilakukan analisis yang mendalam dalam rangka merumuskan dan/atau menetapkan agenda setting dan priority setting program pembangunan wilayah. Dalam hal ini, salah satu alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan analisis skenario (Scenario Planning).

Dalam konteks Kalimantan, the Business Idea yang dimiliki antara lain berwujud luas wilayah dan potensi alam yang berlimpah. Ini merupakan tahap pertama dari metodologi Scenario Planning. Selanjutnya, tahapan yang cukup krusial adalah melakukan devil's advocate atas keunggulan kompetitif yang dimiliki Kalimantan. Dengan kata lain, devil's advocate berguna untuk menguji berbagai keunggulan kompetitif yang melekat pada karakteristik sosial maupun alam Kalimantan. Daftar keunggulan kompetitif yang ada di Kalimantan akan menjadi dasar bagi penyusunan diagram sebab akibat,

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 7 -

Page 16: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

sehingga dapat disusun bagaimana mental model Business Idea dalam keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menyelenggarakan otonomi daerah secara luas. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kompetensi unggulan Kalimantan sebagai kekuatan yang menghasilkan keunggulan kompetitif kontinen ini.

Oleh karena itu faktor-faktor dalam diagram Business Idea Kalimantan harus disederhanakan kembali. Hal ini dapat dilakukan dengan bebarapa cara, dalam hal ini, penulis akan membuat penyederhanaan dengan mengkombinasikan hubungan-hubungan atau faktor-faktor yang bersifat kompleks. Dan akhirnya akan mempertahankan beberapa kompetensi unggulan serta keunggulan kompetitif lainnya, maupun faktor kesuksesan (activity specific assets) tertentu, yang secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tugas meningkatkan kesejahteraan masyarakat inilah yang menjadi tujuan tertinggi dari pemberian otonomi luas kepada Pemerintah Daerah.

Untuk memberikan nama pada setiap kemungkinan skenario yang muncul menggunakan perumpamaan matahari, mulai matahari terbit, matahari bersinar terang, matahari terbenam, hingga gerhana matahari total. Perumpamaan ini tampaknya mampu merepresentasikan kondisi-kondisi kompbinasi otonomi daerah dengan pemberantasan korupsi yang berhasil atau gagal, sebagai berikut:1) Matahari Bersinar (Skenario 1) : melambangkan bahwa penyelenggaraan

otonomi daerah sangat berhasil dan terus berkembang secara progresif, sementara upaya-upaya pemberantasan korupsi juga berhasil membentuk aparatur negara/daerah menjadi bebas KKN, dan akuntabel.

2) Matahari Terbit (Skenario 2) : melambangkan bahwa perkembangan penyelenggaraan pemerintahan memiliki prospek yang cerah, dan kompetensi penyelenggaraan pemerintahan daerah maupun pemerintahan negara pada umumnya menunjukkan perkembangan postif dan mengalami kemajuan secara progressif.

3) Matahari Terbenam (Skenario 3) : kondisi ini melambangkan bagaimana rejim pemerintahan negara RI paska Orde Baru akan dihadapkan pada berbagai kendala teknis dan non teknis, yang menghambat laju

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 8 -

Page 17: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.

4) Gerhana Matahari Total (Skenario 4) : menggambarkan bahwa pada tahun 2015 pemerintahan negara RI akan mengalami kegagalan total dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Pembicara IV :M. RIDLO EISY ( Dosen Universitas Pasundan Bandung )

Ringkasan Materi Pemaparan :Pada waktu orde baru kita mengenal dengan GBHN dan pelita yang

merupakan isi dari keinginan para pemimpin Negara mengenai masa depan yang baik dan berbagai tahapan - tahapan yang dibuat sedemikian rupa gunan mewujudkan masa depan dari bangsa ini. Tetapi pada saat sekarang setelah orde baru runtuh, GBHN dan Pelita itu digantikan dengan RPJP, RPJPD dan RPJM yang berisikan hampir sama dengan GBHN dan Pelita tersebut mengenai keinginan para pemimpin di masa mendatang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

GBHN dan Pelita yang pernah dilakukan pada rezim orde baru, ternyata tidak dapat menyelematkan Indonesia dari krisis yang terjadi pada tahun 1997 - 1998 dan membawa bangsa Indonesia terpuruk di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Hal ini menyiratkan bahwa Indonesia sebagai mobil yang sangat baru pada saat jaman orde baru akan tetapi kurangya perawata, sehingga menjadi rusak di tahun 1998 dan akan membuat orang yang mengendalikan mobil tersebut mengalami berbagai macam permasalahan yang tidak diharapkan. Oleh karena kita tidak pernah membayangkan, bahwa sebuah sistem yang di buat pada jaman orde baru menjadi gagal serta membuat semakin Indonesia porak poranda.

Untuk itu, alangkah baiknya sebelum dibuat suatu landasan atau menyusun strategic planning perlu di lakukan investasi dari setiap lembaga yang ada di pemerintahan dengan cara melaksanakan scenario planning. Dengan cara tersebut dapat kita melihat impian apa saja yang terbaik untuk bangsa ini akan tetapi juga kita harus membayangkan apa yang akan terjadi

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 9 -

Page 18: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

dari impian tersebut dari dampak negatifnya. Sehingga dampak negatif tersebut tidak membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disintegrasi yang mungkin akan lebih parah daripada Negara Unisoviet yang lalu.

Berbagai versi skenario Indonesia 2010 yang dapat kita lihat, salah satunya adalah skenario yang dibuat oleh versi Jawa Barat yang menyusun skenario Indonesia sebagai Zamrud berserakan. Skenario ini menggambarkan bahwa kesatuan Negara Indonesia terpecah belah, banyak terjadinya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak keamanan, peranan dan kesadaran dari masyarakat yang sangat rendah yang akan dapat terjadinya kudeta dan membuat keadaan masyarakat menjadi tertutup dan pemerintah melakukan berbagai intervensi terutama dalam bidang ekonomi untuk dapat bertahan hidup yang mengakibatkan masyarakat menjadi kelaparan dan kemiskinan dimana - mana dan Negara Indonesia menjadi di kucilkan di mata dunia.

Namun dalam versi skenario Indonesia 2010 yang menggambarkan Indonesia berada di ujung tanduk, yang bermakna bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bagaikan matahari yang akan tenggelam dimana rakyat akan menjadi korban kekejaman dari pemerintah dan para aparat yang seharusnya menlindungi dan mengayomi masyarakat. Dengan kata lain Indonesia seperti kapal yang terombang ambing di terjang badai dan akhirnya menjadi pecah berantakan.

Dengan demikian bagi para penyusun strategic planning haruslah fokus dan dapat melihat berbagai unsur yang bisa mengakibatkan terjadinya skenario yang akan lebih buruk. Untuk dapat mengatasi berbagai penyebab terwujudnya scenario planning yang buruk maka pemerintah selaku pembuat kebijakan dan penguasa harus menghindarkan hal - hal yang buruk dari masyarakat untuk menuju kearah yang lebih baik dengan meminimalkan pelanggaran HAM, ketidak adilan dalam kehidupan sosial di masyarakat dan sesuatu yang akan menimbulkan konflik dalam masyarakat baik secara horizontal dan secara vertikal.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 10 -

Page 19: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Pembicara V :DEDDY A. PRASETYO, SH., LL.M ( Working Group For Indonesia Masa Depan )

Ringkasan Materi Pemaparan :Skenario lebih mengarah kepada cerita yang masuk akal dan

menantang tentang berbagai hal. Di dalamnya termasuk bagaimana faktor-faktor eksternal mempengaruhi perkembangan suatu organisasi atau institusi seperti kondisi politk, sikap masyarakat, regulasi, dan kekuatan ekonomi. Jadi skenario itu lebih merupakan hipotesa-hipotesa, dan bukan ramalan, yang dicipatakan dan diguanakan dalam berbagai cerita dengan kerangka skenario yang biasnya terdiri dari 3 atau 4 skenario yang "menangkap" kemungkinan-kemungkinan dimasa depan.

Cukup banyak orang terkecoh pemahaman antara strategic planning dengan scenario planning. Kegiatan ini berbeda dengan Perencanaan Strategik (strategic planning) yang berusaha mengidentifikasi cara-cara untuk menjamin keberhasilan pencapaian visi dan misi organisasi. Hasil perencanaan strategik adalah daftar langkah yang harus diambil agar tujuan bisa tercapai.3 Sementara proses scenario planning dapat digunakan untuk memfasilitasi dan memperkukuh proses strategic planning agar organisasi tetap 'hidup' dan responsif terhadap perubahan-perubahan eksternal yang terjadi.

Pada tahapan ini kemudian menentukan kerangka waktu yang akan digunakan sebagai patokan. Misalnya saja 10 atau 20 tahun. Jangka waktu ideal adalah menerawang 10 tahun ke depan. Semakin dinamis perubahan eksternal dan internal yang terjadi, maka durasi waktu disarankan antara 5 - 10 tahun. Contohnya ketika berhubungan dengan perkembangan teknologi informasi, maka disarankan untuk menggunakan jangka waktu yang pendek tersebut. Tetapi jangka waktu pendek tidak terlalu disarankan ketika berhubungan dengan persoalan perubahan lingkungan atau sosial kemasyarakatan. Jangka waktu panjang, 10 - 20 tahun, biasanya cukup diterima ketika berhubungan dengan fenomena yang relatif pelan perubahannya. Ada 5 tahapan yang digunakan dalam penyusunan skenario :

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 11 -

Page 20: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Orientasi

Eksplorasi

Sintesis

AksiMonitor

Tahap I Tahap II Tahap III

Tahap V Tahap IV

Untuk membuat suatu skenario sebagai alat dimana perubahan besar dapat diimpikan dan dilakukan. Kita dapat belajar dari afrika selatan, belajar dari Guatemala, belajar dari Destino Columbia. Setiap skenario menggambarkan hasil yang sangat berbeda dari situasi negoisasi politik yang sedang berlangsung saat itu.

Membuat suatu skenario masa depan Indonesia 2010, terinspirasi oleh pengalaman Afrika Selatan yang mampu melewati masa transisi dengan sukses. Tidak mudah menjelaskan kepada masyarakat maupun para tokoh urgensi dari kebutuhan bangsa ini merupakan skenario planning. Skenario sudah telanjur dimaknai sebagai sesuatu yang negatif dan sarat nuansa politik.

Skenario pertama "Diujung Tanduk" yang merupakan kombinasi pemerintahan authoritarian dengan pemerintahan yang berorientasi ekonomi pro-pertumbuhan. Dalam skenario ini digambarkan bahwa pemerintahan yang authoritarian membawa dampak pada ketidakpuasan daerah dari berbagai sisi akibat pemerintahan yang sentralistis. Separatisme dan disintegrasi menjadi konsekuensi logis dari sistem yang tidak mempedulikan aspirasi daerah. Konflik pusat-daerah melebar menjadi konflik antar-agama dan antar-etnis. Anarkisme meningkat. Ketidakpatuhan sipil juga meningkat. Pendidikan dan agama dijadikan sarana untuk menseragamkan ideologi. Pertumbuhan ekonomi terjadi dikarenakan modal besar dan high technology. Dalam skenario ini digambarkan Riau memisahkan diri mengikuti dua wilayah lainnya yaitu Aceh dan Papua. Skenario kedua "Masuk ke Rahang Buaya" merupakan kombinasi dari pemerintahan authoritarian dengan pemerintahan yang berorientasi ekonomi pro-pemerataan. Dalam skenario ini digambarkan Indonesia menjadi sangat

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 12 -

Page 21: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

authoritarian dan terjadi isolasi ekonomi. Untuk tetap mempertahankan pemberian subsidi kepada rakyat, pemerintah mengeksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran.

Skenario "Mengayuh Biduk Retak" merupakan kombinasi pemerintahan demokratis dengan sistem ekonomi pro-pertumbuhan. Digambarkan Indonesia menjadi Negara yang demokratis dengan kebebasan pers dan rule of law. Otonomi daerah berjalan dengan baik. Namun terjadi masalah di bidang ekonomi yang dikuasi pertumbuhan, melalui investasi asing dan penggunaan aset-aset lokal.

Skenario "Lambat Asal Selamat" merupakan kombinasi dari pemerintahan demokratis dengan sistem ekonomi pro-pemerataan. Hal ini ditandai dengan suksesnya pelaksanaan otonomi daerah, dimana desentralisasi-lah yang menyelamatkan Indonesia dari bahaya kehancuran disintegrasi. Demokrasi berhasil membuat wajah Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia international. Investor asing kembali menanamkan modalnya di Indonesia, ini merupakan wujud kredibilitas Indonesia yang membaik atau meningkat.

Apabila inisiatif perencanaan skenario ini ternyata "menarik hati" para pemangku kepentingan di tingkat Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, setidaknya hal-hal yang menjadi kelemahan proses di atas haruslah dihindari. Berikut adalah hal yang perlu dilakukan seandainya inisiatif ini akan dilakukan, sekurang-kurangnya: a. Pilihlah "panitia pengarah" yang merepresentasikan kelompok, partai

politik, profesi, etnis, agama, dsb, secara beragam dan proporsional.b. Partisipasi peserta. Pilihlah peserta dengan tingkat keberagaman yang

tinggi. Hal ini akan sangat membantu dalam proses identifikasi dan penentuan Driving Forces ("predetermined elements" atau "uncertainties").

c. Libatkan para penyelenggara Negara dan/atau pemerintahan di tingkat Kalimantan untuk memiliki proses tersebut.

d. Disiplin dengan tahapan proses perencanaan skenario. Menghasilkan skenario bukan berarti proses selesai. Selesainya pembuatan Skenario justru merupakan langkah awal proses yang lebih besar, yaitu merancang tindak lanjut dan memonitor indikator utama (ingat: trend perubahan indikator).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 13 -

Page 22: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

e. Persiapkan sumberdaya (fasilitator, pendanaan, akomodasi, dsb) secara memadai dan transparan.

f. Bentuk unit kecil "Scenario Planning Office" untuk selalu terus memonitor skenario dan tindak lanjutnya.

Penyusunan skenario adalah suatu proses dialog yang mensyaratkan tiga parameter dasar yakni harus ada keterbukaan (openness), kesediaan bicara (talking) dan kemauan untuk mendengar (listening). Ini merupakan prasyarat dasar suksesnya proses. Tidak terpenuhinya prasyarat dasar, yang terjadi hanya sekedar lokakarya penyusunan yang 'hambar' dan tidak mencerminkan 'jiwa' para peserta yang merupakan representasi dari jiwa masyarakat secara keseluruhan.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 14 -

Page 23: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Bagian KeduaSAMBUTAN DAN MAKALAH

PEMBICARA

Page 24: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

SAMBUTAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Pada Diskusi Ilmiah Forum SANKRI dengan Tema:"Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan

Analisis Skenario"- PKP2A III LAN Samarinda, 26 November 2007 -

Yth. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur,Yth. para Narasumber,Yth. para pejabat pemerintah daerah, para peneliti, serta para undangan dan hadirin sekalian yang berbahagia,

Assalamu'alaikum wr wb.Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, pada hari ini kita dapat bersinergi dalam sebuah forum diskusi akademik guna memformulasikan strategi terobosan yang lebih manjur dalam rangka akselerasi pembangunan wilayah di era otonomi luas.

Kegiatan ini sendiri saya nilai memiliki arti yang sangat penting dalam konteks pembenahan sistem analisis kebijakan maupun perencanaan pembangunan, baik dalam skala nasional, regional maupun lokal. Kebijakan yang akurat dan perencanaan program yang matang, menjadi syarat mutlak terhadap 3 kondisi, yakni: 1) tercapainya efektivitas dan efisiensi; 2) terbangunnya daya saing dan nilai tambah organisasi; serta 3) terjaminnya organisasi tetap berjalan sesuai roadmap yang dimilikinya.

Persoalan yang terjadi dewasa ini, ketiga hal tersebut tidak dapat terwujud secara optimal karena lemahnya kebijakan dan sistem perencanaan kita. Perencanaan kita lebih sering mengalami kegagalan (planning failures) dalam tahap implementasinya. Konsekuensi dari kegagalan perencanaan ini

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 15 -

Page 25: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

dapat diamati indikasinya antara lain dari posisi Indonesia di tengah kehidupan internasional yang semakin menurun dan tertinggal dibanding negara-negara berkembang lainnya.

Beberapa indikator global seperti Corruption Perception Index, Environmental Sustainability Index, Network Readiness Index, Human Development Index, Knowledge Based Economy Index, Global Competitiveness Index, dan sebagainya, menunjukkan kinerja bangsa yang tidak kunjung membaik. Sedangkan pada sisi domestik, kita juga belum mampu melepaskan diri dari problematika klasik seperti kemiskinan dan pengangguran, stabilitas moneter yang fluktuatif, kerusakan lingkungan hidup, pergolakan sosial, penegakan hukum yang lemah, perilaku koruptif dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik yang belum berkualitas, kesenjangan antar wilayah (regional disparity), dan sebagainya.

Berbagai fakta tentang buruknya kinerja bangsa tadi, sedikit banyak jelas dikontribusikan oleh proses analisis kebijakan yang kurang berbobot. Dengan kata lain, dokumen perencanaan yang kita miliki selama ini nampaknya belum sanggup menjawab dan mengatasi issu-issu sentral dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

Mengingat hal yang demikian, maka kegagalan perencanaan - meskipun dalam beberapa hal dapat ditolerir - harus segera dikurangi. Momentum reformasi harus kita manfaatkan untuk melakukan evaluasi secara sistemik dan komprehensif atas berbagai kegagalan pembangunan dimasa lampau. Dalam hal ini, perencanaan memang bukan jaminan akan berfungsinya semua komponen sistem manajemen negara. Namun paling tidak, perencanaan yang baik, efektif, akurat, dan visioner, akan memberi modal dasar yang kokoh bagi fungsi-fungsi manajemen lainnya agar berjalan lebih efektif dan efisien.

Hadirin peserta Seminar yang saya hormati,Atas dasar pola pikir yang saya sampaikan diatas, maka saya

menyambut baik inisiatif penyelenggaraan seminar tentang Scenario Planning ini. Disamping menawarkan alternatif dan paradigma yang relatif baru dalam rangka mengatasi keterbatasan perencanaan konvensional, proses analisis skenario diharapkan juga dapat menjadi bagian integral dari

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 16 -

Page 26: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

pembenahan sistem administrasi pembangunan. Sebagaimana kita ketahui, administrasi pembangunan adalah sistem administrasi di negara yang sedang membangun, yakni rangkaian upaya penerapan dan pengembangan fungsi-fungsi manajemen, kebijakan publik, lembaga-lembaga, serta pranata sosial, politik dan ekonomi dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

Sementara itu, dalam khazanah keilmuan maupun praktek di negara berkembang menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan merupakan pokok substansi kebijakan publik. Hal ini mengandung pemikiran bahwa manajemen pembangunan yang baik merupakan refleksi dari kinerja kebijakan publik yang baik pula. Manajemen pembangunan sendiri, tidak mungkin berkualitas jika tidak ditopang oleh sistem perencanaan yang modern dan berbobot. Pada gilirannya, sistem perencanaan yang maju membutuhkan dukungan instrumen analisis yang canggih, salah satunya melalui analisis skenario. Berdasarkan logika ini, maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa penggunaan analisis skenario dalam sistem perencanaan pembangunan, akan membawa kontribusi positif terhadap reformasi kebijakan publik secara keseluruhan.

Terlepas dari kebutuhan terhadap pembaharuan manajemen perencanaan pembangunan, pada saat yang bersamaan-pun kita memerlukan inovasi terus menerus terhadap cara dan gaya berpemerintahan (the new ways of governing) yang dinamis dan tidak statis. Sebab, administrasi negara dimasa mendatang akan dituntut untuk secara tepat berperan dalam suasana dimana masyarakat makin meningkat pendidikannya, makin terspesialisasi kebutuhannya, serta makin keras tuntutannya pada kualitas, dalam suasana pasar yang makin terbuka dan sistem informasi yang makin canggih dan cepat.

Hadirin peserta Seminar yang saya hormati,Sebagai penutup sambutan, saya mengucapkan selamat berdiskusi

secara produktif, semoga dari kegiatan seminar ini dapat dihasilkan butir-butir pemikiran cerdas dan inovatif untuk turut mengurai permasalahan yang kita hadapi. Kepada jajaran Pemerintah Daerah di wilayah Kalimantan yang menjadi mitra abadi dalam implementasi program kerja LAN di daerah, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 17 -

Page 27: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

kerjasama dan saling pengertian yang telah terjalin secara harmonis selama ini dapat lebih diperkuat dimasa-masa yang akan datang.

Dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, seminar Forum SANKRI dengan Tema "Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario", secara resmi saya nyatakan DIBUKA.

Terimakasih,Wabillahi taufik wal hidayahWassalamu'alaikum wr. Wb.

Lembaga Administrasi Negara RIKepala,

Sunarno

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 18 -

Page 28: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

SAMBUTAN

KEPALA PUSAT KAJIAN dan PENDIDIKAN dan PELATIHAN APARATUR III

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Pada Acara,Diskusi Ilmiah Forum SANKRI

Menerawang Pembangunan Wilayah Di Masa Depan Dengan Analisis Skenario

(Scenario Planning)Samarinda, 26 November 2007

Yth, Kepala LAN RI, Bpk Sunarno, SH., M.ScYth, Sekretaris Daerah Propinsi Kaltim, Bapak, Drs. Syaiful Teteng, M.,HumYth, Unsur Muspida Propinsi KaltimYth, Bupati/Walikota atau yang mewakili,Yth, Para Narasumber (Prof. Dr. Erman Aminullah, M.Sc, Drs. Desi Fernanda, M.Soc.Sc, Dr. Daniel Sparingga, Dedy A. Prasetyo, dan M. Ridho Eisy Yth, Hadirin Peserta dan Undangan Diskusi Ilmiah Assalamu'alaikum Wr.WbSelamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, pada hari ini kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini dalam keadaan sehat wal afiat, guna mendiskusikan sebuah topik yang cukup strategis yaitu Pembangunan Wilayah Di Masa Depan Dengan Pendekatan Analisis Skenario (Scenario Planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 19 -

Page 29: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Hadirin Peserta Diskusi yang BerbahagiaBanyak kalangan menilai bahwa saat ini seluruh elemen masyarakat

maupun negara kebangsaan dimanapun berada, menghadapi sebuah kondisi ketidakpastian di segala bidang. Perubahan berlangsung begitu cepat pada berbagai dimensi kehidupan dan seringkali terjadi secara tidak terduga (unpredictable). Bahkan sebuah perubahan kadang bersifat sangat mendadak yang dapat mengakibatkan kemandegan sebuah organisasi.

Dalam kondisi seperti itu, maka adanya terobosan manajemen sangat dibutuhkan untuk menuntun organisasi pada jalur yang benar dalam memasuki lorong masa depan. Salah satu yang dipersyaratkan disini adalah kemampuan sebuah organisasi dan jajaran pimpinannya untuk memiliki sebuah instrumen atau sistem pendukung dalam proses pengambilan keputusan strategis.

Hadirin Peserta Diskusi yang BerbahagiaMeramal masa depan bagi sebuah komunitas berbangsa maupun bagi

sebuah organisasi memang sebuah hal yang sangat sulit. Padahal, kemampuan memetakan posisi kekuatan dan kelemahan organisasi, serta tingkat kinerja yang harus dicapai pada masa depan, adalah sebuah kebutuhan fundamental. Disinilah pentingnya analisis skenario (Scenario Planning) sebagai bagian integral dari sistem pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.

Analisis skenario sendiri memberikan beberapa manfaat besar bagi sebuah organisasi, diantaranya yaitu :ÜMengurangi kemungkinan tidak bekerjanya sistem perencanaan dan

implementasi strategi dalam organisasi.ÜMemberikan arah atau jalan alternatif yang harus dilalui sebuah organisasi

dalam mewujudkan visi dan misinya. ÜSkenario menjadi cara dan instrumen yang powerful untuk membangun

organisasi pembelajaran.ÜSkenario juga dapat menjadi sebuah "laboratorium masa depan" melalui

uji coba atau "gladi bersih" terhadap suatu kemungkinan di masa depan yang dilakukan saat ini. Dengan kata lain, skenario diharapkan mampu mentransformasi strategic thinking menjadi strategic action.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 20 -

Page 30: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

ÜMenyusun skenario berarti memungkinkan kita berpikir tentang sesuatu yang tidak terpikirkan.

Hadirin Peserta Diskusi yang BerbahagiaDalam konteks pembangunan kewilayahan, analisis skenario

nampaknya cukup efektif untuk membantu merumuskan strategi kebijakan dan sistem perencanaan pembangunan regional di Kalimantan.

Sebagaimana dimaklumi, saat ini terjadi fenomena tidak terintegrasinya pembangunan daerah di kontinen Kalimantan kedalam skema pembangunan wilayah. Fenomena seperti ini makin nampak saat digulirkannya kebijakan otonomi luas yang melahirkan daerah dengan kewenangan yang bulat dan utuh. Kewenangan yang bulat dan utuh tadi pada gilirannya menjadi trade-off bagi upaya membangun sinergi dan kohesi pembangunan antar daerah/wilayah. Setiap daerah menjadi semakin selfish atau memiliki ego yang lebih tinggi dalam memikirkan daerahnya sendiri. Padahal, dari teori ekonomi lokasi, sebuah daerah jelas memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan daerah lain. Konsekuensinya, kebijakan pembangunan sebuah daerah harus selalu ditempatkan dalam konteks pembangunan regional. Dengan kata lain, membangun Kalimantan semestinya tidak dibatasi oleh terirotial wilayah administratif saja, tetapi harus mengacu pada sebuah payung makro/grand design pembangunan Kalimantan.

Pembangunan trans Kalimantan tidak mungkin dapat tercapai jika sistem perencanaan pembangunan masih terkonsentrasi secara spasial provinsi. Arus komoditas pertanian atau barang-barang ekonomi juga semestinya tidak dibatasi oleh batas wilayah. Sementara itu dalam lingkup yang lebih sempit, pembangunan di Kalimantan Timur, misalnya, juga membutuhkan konsep-konsep lintas wilayah, misalnya keberadaan Teluk Balikpapan dan Sungai Mahakam. Kedua asset ini saja pemanfaatannya sudah sangat multi sektor, lintas daerah, dan lintas pendekatan, sehingga kebijakan yang dirumuskan juga harus betul-betul mempertimbangkan kepentingan lintas wilayah tersebut.

Dalam rangka mensinergikan kebijakan dan manajemen pembangunan di wilayah Kalimantan itulah perlunya sebuah konsep yang

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 21 -

Page 31: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

dapat menjadi payung bagi setiap daerah otonom di Kalimantan (baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota). Konsep seperti ini, sayangnya, masih belum berkembang dan kondisi Kalimantan sendiri relatif masih tetap status quo.

Hadirin Peserta Diskusi yang BerbahagiaAtas dasar pemikiran tersebut diatas, maka adanya terobosan

kebijakan yang berbasis pada konsep intelektual yang matang, komprehensif dan visioner, menjadi kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Dalam hal ini, salah satu konsep intelektual yang memiliki keunggulan inovatif adalah Perencanaan Skenario (scenario planning) atau sebuah proses kreatif Analisis Skenario. Dan mengingat pentingnya Scenario Planning sebagai management tools untuk menopang kinerja organisasi atau pemerintahan, maka PKP2A III LAN Samarinda memandang perlu mengangkat issu besar ini dalam sebuah forum diskusi lintas stakeholder.

Bapak Kepala LAN, Bapak Sekda dan Hadirin Peserta Diskusi yang Berbahagia

Pada dasarnya, kegiatan diskusi ilmiah ini bertujuan untuk membuka wawasan para pengambil kebijakan dan segenap stakeholdernya di daerah untuk mengembangkan sistem perencanaan pembangunan dengan menggunakan teknik analisis manajemen baru bernama Analisis Skenario atau scenario planning. Pada gilirannya, implementasi scenario planning diharapkan dapat mengisi berbagai kekurangan dalam sistem perencanaan konvensional, sekaligus meningkatkan kadar keakurasian dan efektivitas perencanaan pembangunan, baik pada level nasional, regional, lokal, maupun instansional.

Hasil akhir dari kegiatan diskusi ini nantinya diharapkan dapat merumuskan beberapa butir saran kebijakan dalam pengembangan kapasitas perencanaan pembangunan, khususnya di wilayah Kalimantan.

Hadirin Peserta Diskusi yang BerbahagiaMengakhiri sambutan ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan kepada para narasumber dan para peserta sekalian. Dimana ternyata yang hadir memenuhi undangan kami tidak hanya dari

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 22 -

Page 32: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

empat propinsi di Kalimantan tetapi juga ada yang hadir dari Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jakarta dan Propinsi Aceh yaitu Bapak Wakil Walikota Sabang, untuk itu sekali lagi kami haturkan terima kasih, dan apabila dalam proses penyelenggaraan acara ini ada yang kurang berkenan kami selaku tuan rumah menyampaikan permohonan maaf. Mudahan-mudahan kerjasama yang telah terjalin erat ini dapat terus kita pupuk dimasa-masa yang akan datang.

Demikian beberapa hal yang dapat kami laporkan, untuk selanjutnya kami mohon perkenan Bapak Sekretaris Daerah Kalimantan Timur untuk memberikan sambutan. Dan kepada Bapak Kepala LAN kami mohon perkenannya untuk memberikan sambutan pengarahan, sekaligus membuka acara diskusi ilmiah ini.

Terimakasih,Wabillahi Taufik Wal HidayahWassalamu'alaikum Wr. Wb.

PKP2A III LAN Samarinda

Kepala,

Meiliana

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 23 -

Page 33: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

1PENGANTAR SCENARIO PLANNING

Oleh :DR. DANIEL SPARINGGA

Jika didefinisikan, pengertian Scenario Planning (SP) dapat diuraikan sebagai berikut :vNarasi atau cerita mengenai kemungkinan-kemungkinan tentang masa

depan.vBerisi uraian tentang apa yang mungkin terjadi, bukan apa yang harus

terjadi.vBukan prediksi (prediction) atau ramalan (forecasting) tentang masa

depan.vBukan sebuah rencana atau rekayasa.vMerupakan deskripsi, bukan preskripsi tentang masa depan.

Scenario Planning biasanya dapat disebut juga dengan istilah Scenario Building, Scenario Development, dan Scenario Thinking.

Scenario planning pertama kali dikembangkan di kalangan militer setelah Perang Dunia Ke-II ( PD II ). Di dunia bisnis, Scenario Planning menjadi salah satu metode untuk "membaca" masa depan. Shell Oil Company adalah salah satu organisasi bisnis yang menjadikan Scenario Planning sebagai metode yang memiliki aspek ilmiah dan sekaligus juga seni. Ragam Pemanfaatan Scenario Planning saat ini mencakup hampir di seluruh bidang, dari tema yang berhubungan dengan masa depan negaran, keamanan nasional, lingkungan hidup, perdagangan, hingga industri, pendidikan, teorisme dan lain sebagainya.

Pendekatan Scenario Planning terbagi menjadi 2 ( dua ) jenis, yaitu :o Pendekatan Pakar, yaitu pendekatan yang melibatkan sedikit

orang/kalangan tertentu (<50 orang). Misalnya, "Mont Fleur Scenario" (Afrika Selatan) disebut juga sebagai skenario pakar.

1 Makalah ini disajikan dalam Diskusi Ilmiah Forum SANKRI " MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH DI MASA DEPAN DENGAN ANALISIS SKENARIO ( SCENARIO PLANNING)" . diselenggarakan oleh PKP2A III LAN Samarinda, Senin 26 November 2007

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 24 -

Page 34: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

o Pendekatan Dialog, yaitu pendekatan yang melibatkan banyak orang dari banyak latar belakang (>150 orang). Misalnya, Skenario Indonesia 2010, disebut juga sebagai dialog skenario.

Langkah-langkah dalam penyusunan Scenario Planning adalah sebagai berikut :1. Menetapkan focal concern (FC).

Penetapan Focal Concern adalah langkah pertama dalam penyusunan Scenario Planning. Dalam menetapkan focal concern ( FC ) ini, kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini :rPertanyaan strategis yang menjadi obsesi peserta.rMerupakan jangkar bagi pembicaraan mengenai skenario.rPerlunya time-frame yang jelas rFC berbeda menghasilkan skenario yang berbeda. Beberapa contoh dari Focal Concern ( FC ) adalah sebagai berikut :rMasa depan Industri Garmen Indonesia 2025rMasa depan ASEAN 2050rTerorisme Internasional 2030rPerkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia 2020rPosisi Partai Politik di Indonesia 2025rDunia Perminyakan 2050

2. Mengindentifikasi driving forces (DF).Pengidentifikasian driving forces (DF) merupakan langkah kedua dalam penyusunan Scenario Planning. Jika diartikan, driving forces (DF) adalah suatu pendorong perubahan. Cara mengidentifikasi driving forces adalah dengan mendaftar sebanyak dan selengkap mungkin hal yang dipercaya dapat mempengaruhi focal concerne (FC). Dan driving forces ini sendiri selalu dinyatakan dalam bentuk variabel.

3. Menganalisis hubungan antar driving forces (DF).Pada langkah ketiga dalam penyusunan Scenario Planning ini, hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemetaan hubungan di antara driving forces (DF) yang satu dengan yang lain, pemetaan hubungan keseluruhan driving forces (DF) terhadap focal concern (FC), dan memberikan penjelasan tentang bagaimana jalinan hubungan itu mempengaruhi focal concern (FC).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 25 -

Page 35: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

4. Memilih DF yang paling berpengaruh.Ada 3 ( tiga ) kriteria yang harus diperhatikan pada langkah keempat dalam penyusunan Scenario Planning ini, yaitu :1. Pilih driving forces ( DF ) yang memiliki hubungan langsung terhadap

focal concern ( FC ).2. Pilih driving forces yang memiliki pengaruh yang segera terhadap focal

concern ( FC ).3. Pilih driving forces ( DF ) yang paling kritis ( importance and uncertain ).

5. Menyusun matriks skenario.Dalam menyusun matrik skenario sebagai langkah kelima dalam penyusunan Scenario Planning ini, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :yTentukan matriks yang terdiri atas sumbu ordinat dan aksis yang

dikembangkan dari dua driving forces ( DF ) terpilih.yTentukan kutub-kutub dari setiap driving forces ( DF ) terpilih.ymisal : DF kebijakan ekonomi:

==> Kapitalisme - Sosialisme ==> Pro-Konglomerasi - Pro-UKMDF kebijakan politik :==> Pro-Centralization - Pro-Decentralization==> Symmetric Decentralization - Asymmetric Decentralization

Contoh matriks skenario

+DF 2

DF

-

+

-

SKENARIO

4SKENARIO 1

SKENARIO 3

SKENARIO 2

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 26 -

Page 36: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

6. Menentukan indikator kunci tiap skenario.Pada langkah keenam penyusunan Scenario Planning ini, yaitu dalam menentukan indikator kunci tiap skenario, kita harus menentukan ciri-ciri pokok dari masing-masing kutub, menentukan implikasi dari bertemunya ciri-ciri yang melekat pada kutub yang relevan pada satu driving forces (DF) dan kutub yang relevan pada driving forces ( DF ) lainnya, serta menentukan simbol atau frase yang asosiatif untuk masing-masing skenario.

7. Menyusun narasi skenario.Dalam menyusun narasi skenario sebagai langkah terakhir penyusunan Scenario Planning, hal-hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :»Kembangkan sebuah narasi untuk setiap skenario.»Setiap skenario berisi deskriptif elaboratif tentang implikasi bertemunya

ciri-ciri pokok yang relevan.»Gaya penulisan narasi amat beragam; dari yang menekankan snapshot

peristiwa; dari yang menekan actor hingga hard-facts.»Versi alternatif skenario : komik, cerita pendek, film, drama dan

karikatur.

Indonesian State Bureaucracy 2015

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 27 -

Page 37: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

SKENARIO PEMBANGUNAN EKONOMIBERLANDASKAN PENGETAHUAN DI INDONESIA :

2IMPLIKASI UNTUK MEMACU PEMBANGUNAN DAERAH INOVATIF

Oleh :Prof. DR. ERMAN AMINULLAH

I. ANALISIS SKENARIOSuatu skenario akan diperlukan apabila ada suatu keadaan yang

dirasakan akan berubah (memburuk atau membaik). Perubahan boleh jadi (plausible) tetapi tidak diketahui bagaimana dan kapan akan terjadi (tidak pasti). Ada alasan-alasan logis yang dapat memicu perubahan boleh jadi (memburuk atau membaik). Perencana menyusun beberapa kemungkinan urutan kejadian, jalan cerita (skenario) baik atau buruk. Perencana menyiapkan langkah antisipatif untuk menghindari kemungkinan keadaan buruk tidak diinginkan dan mencapai kemungkinan keadaan baik diinginkan.

Skenario merupakan cerita kemungkinan, seperti yang dapat kita lihat dari contoh diagram di bawah ini :

PREDIKSI?Pertumbuhan tahun

depan?

SKENARIO Pertumbuhan jangka

panjang?

???????

?

??

?PROYEKSI Harga minyak

SPEKULASI Harga saham

2 Makalah ini disajikan dalam Diskusi Ilmiah Forum SANKRI " MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH DI MASA DEPAN DENGAN ANALISIS SKENARIO ( SCENARIO PLANNING)" . diselenggarakan oleh PKP2A III LAN Samarinda, Senin 26 November 2007

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 28 -

Page 38: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Dalam tabel berikut ini, dapat kita lihat corak dan cara dari skenario:

CORAK CARA

NARASI KUALITATIF

DISKUSI PAKAR(berdasarkan pendapat)

ANTISIPASI NORMATIF

EKSPLORATIF(berdasarkan pola)

SIMULASI ESKTRAPOLATIFKAUSALITAS

(berdasarkan model)

Unsur-unsur dari skenario itu sendiri adalah :|Dugaan arah cerita masa depan|Urutan jalan cerita masa depanPtindakan dan pemicuPurutan kejadianPsebab kejadianPakibat dan dampak kejadian

|Gambaran keadaan awalPtermasuk asumsi

|Gambaran keadaan akhirPbeberapa kemungkinan (analogi keadaan)

|Langkah antisipatifPPrasyarat perubahan PImperatif kebijakanPStrategi kebijakan

II. SKENARIO PEMBANGUNAN EKONOMI BERLANDASKAN PENGETAHUAN

1. DUGAAN ARAH CERITA MASA DEPANPendugaan cerita masa depan pembangunan ekonomi

berdasarkan trendnya dapat membentuk 3 trend pertumbuhan yang dipengaruhi oleh pelaku ekonomi itu sendiri, yaitu sikap pelaku ekonomi terhadap pasar berdasarkan trend pertumbuhan masa lalu (sebelumnya) Hasil simulasi terhadap trend pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan dilihat dari sikap pelaku ekonomi serta jenis persaingan pasar dapat dilihat sebagai berikut:

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 29 -

Page 39: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

2. URUTAN JALAN CERITA MASA DEPANPenguatan ekonomi yang ditandai dengan pertuimbuhan ekonomi

yang sehat sangat ditentukan oleh beberapa faktor seperti aktivitas ekonomi, investasi, inovasi teknologi, kompetisi ekonomi baik yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap penguatan tersebut.

Keterkaitan 4 (empat) faktor tersebut terhadap penguatan ekonomi melalui diagram sistem thinking dapat dijelaskan sebagai berikut:

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 30 -

Page 40: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

3. GAMBARAN KEADAAN AWAL (2005)Gambaran awal menunjukkan kondisi awal yang perlu

diperhatikan dalam menentukan alur cerita masa depan. Kondisi awal yang terjadi pada saat akan dilakukan simulasi masa depan penguatan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut :wRendahnya ketahanan ekonomi menghadapi persaingan global. wKetertinggalan Indonesia menghadapi perkembangan global menuju

ekonomi berlandas ilmu pengetahuan. wKelambatan berkembangnya budaya iptek dengan dukungan jumlah

penduduk terdidik. wLemahnya komitmen pemerintah dalam Membangun daya saing

berlandaskan penguasaan iptek. wLemahnya pembangunan kemampuan iptek dan rendahnya

pemanfaatan kemampuan iptek untuk pembangunan.4. GAMBARAN KEADAAN AKHIR (2025)

Gambaran akhir menunjukkan cerita masa depan yang kemungkinan terjadi dengan memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penguatan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapaun kondisi akhir dari hasil simulasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:wTingginya ketahanan ekonomi menghadapi persaingan global. wKemajuan Indonesia menghadapi perkembangan global menuju

ekonomi berlandas ilmu pengetahuan. wBerkembang meratanya budaya iptek dengan dukungan jumlah

penduduk terdidik.wTingginya komitmen pemerintah dalam membangun daya saing

berlandaskan penguasaan iptek. wKuatnya pembangunan kemampuan iptek dan tingginya pemanfaatan

kemampuan iptek untuk pembangunan.5. LANGKAH ANTISIPATIF MENCAPAI KEADAAN DIINGINKAN

I) Prasyarat perubahan wKegiatan litbang dan inovasi dalam perekonomian untuk

meningkatkan efisiensi dalam iklim persaingan dan mekanisme pasar atau pertumbuhan melalui inovasi (growth through innovation);

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 31 -

Page 41: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

wPeningkatan kinerja dan kesejahteraan itu diperoleh dengan penghargaan terhadap penguasaan pengetahuan (prosperity driven by knowledge) dalam masyarakat berlandaskan iptek;

wDukungan masyarakat terdidik, khususnya para elit dan pelaku ekonomi, terhadap pentignya konsistensi kebijakan antisipatif (public support for policy consistency) mewujudkan tujuan jangka panjang dengan pembelajaran dari masa depan;

wTradisi pendidikan dalam univerisitas riset yang bermutu tinggi (high standard of university tradition) untuk menghasilkan keunggulan bersaing dengan modal intelektual

II) Imperatif Kebijakan wTerciptanya budaya inovatif, modal intelektual kreatif, dan

komitmen penguasaan ilmu pengetahuan teknologi bagi kemajuan perekonomian.

wTerciptanya kebutuhan terhadap inovasi, hasi-hasil pengembangan dan pembelajaran teknologi, serta kemampuan sarana teknologi dalam memajukan perekonomian nasional berlandas pengetahuan.

III) Strategi KebijakanPerpaduan kebijakan (set of policies) yang efektif untuk pencapaian keadaan yang diiginkan: wPromosi kebutuhan inovasi dalam perekonomian, dan; wPenguatan penguasaan kemampuan teknologi.

III. IMPLIKASI UNTUK MEMACU PEMBANGUNAN DAERAH INOVATIFv CORAK DAERAH

Jenis daeah berdasarkan kepadatan penduduk serta tingkat PDRBnya (Pendapatan Daerah Regional Bruto) dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) daerah, yaitu :ÄDaerah urban pusat pengetahuan bersifat kosmopolitan (penduduk

padat, PDRB tinggi); ÄDaerah sumber keuntungan ekonomi bersifat dinamis (penduduk

jarang PDRB tinggi), ÄDaerah tertinggal (penduduk jarang dan PDRB rendah),ÄDaerah "tertidur" (penduduk padat PDRB rendah).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 32 -

Page 42: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

vCIRI-CIRI DAERAH INOVATIFDaerah yang inovatif ditunjukkan dengan terciptanya beberapa faktor yang memadai pada beberapa faktor berikut, yaitu :ÄSumber-sumber daerah antara lain: modal pengetahuan

(kemampuan inovasi), modal manusia (tenaga terdidik), modal kapital (kelompok-kelompok industri, modal sosial).

ÄKepemimpinan daerah ditunjukkan oleh antara lain: penciptaan kerjasama antar daerah, pemilihan dan pelaksanaan strategi dan program prioritas, peran serta/ dukungan masyarakat terhadap program daerah, jaringan kerjasama pembangunan daerah dengan berbagai pihak.

ÄIklim dan kelembagaan yang mendukung antara lain: pelayanan sosial dan birokrasi, iklim bisnis, kenyamanan lingkungan hidup, citra/budaya/ identitas daerah.

vPEMBANGUNAN DAERAH INOVATIF1. Kemajuan pembangunan daerah ditentukan keunggulan

kepemimpinan daerah dalam :a. Penciptaaan pengetahuan, b. Penguasaan informasi,c. Pembelajaran memunculkan keunikan ekonomi daerah.

2. Keunggulan kepemimpinan daerah yang inovatif ditandai :a. Kemampuan pembelajaran lebih cepat dapat mengejar

ketertinggalan daerah; b. Percepatan perbaikan berlanjut tampak nyata dan terukur dalam

pembangunan daerah; c. Keberhasilan transformasi sumber daya daerah menjadi

keunggulan daerah melalui pembelajaran.

vMENJADI DAERAH INOVATIF1. Kemajuan perekonomian daerah dapat unik untuk setiap daerah,

sukses suatu daerah dengan sumber daya, ciri dan kemampuan tertentu tidak otomatis akan menjadi sukses di contoh oleh daerah lain.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 33 -

Page 43: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

2. Daerah inovatif adalah daerah yang belajar (learning region) yang mengandalkan kemajuan berlandaskan penguasaan pengetahuan dan teknologi. yCONTOH :

- Mengubah masyarakat nelayan miskin terbelakang menjadi masyarakat nelayan kaya maju sejahtera dalam waktu 20 tahun.

- Memajukan IKM dengan menerapkan teknologi produksi sebuah komoditi (di Chili).�1970an, produksi ikan salmon rendah dan belum di

ekspor.�1980an, pemerintah membuat percontohan produksi

salmon (dengan alih teknologi dari Norwegia) melalui BUMD.

�1990an, BUMD menyebarluaskan ke IKM cara produksi menggunakan teknologi dengan membuat pusat peragaan.

�2000an, nilai produksi satu komoditi ikan salmon dari UKM Chili bernilai US$1 milyar sebagai pengekspor utama.

yKUNCI KEBERHASILAN :Kunci keberhasilan yang dapat dilakukan adalah dengan

mendorong BUMD (bukan birokrasi) menyebarluaskan hasil percontohan dengan dukungan keuangan dan teknis bagi IKM untuk membeli dan menerapkan teknologi meningkatkan produktivitas dan mutu.

vUKURAN DAERAH INOVATIFKeberhasilan suatu daerah menjadi daerah inovatif perlu dijelaskan dengan penciptaan/pembaruan :a. Ciri (sumber-sumber daerah)b. Cara (kepemimpinan daerah) c. Iklim (yang mendukung)

Yang diukur melalui keberhasilan daerah tersebut dalam menghasilkan pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, perbaikan

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 34 -

Page 44: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

kesejahteraan penduduk, dan keluaran produksi (PDRB) yang dihasilkan dari penciptaan/pemaruan ketiga faktor di atas.

IV.PENUTUPwTantangan Perekonomian Indonesian Ke Depan Membangun Ekonomi

Berlandaskan Pengetahuan (Knowledge-Based Economy)wTantangan Perekonomian Daerah Ke Depan Membangun Daerah

Pembelajar (Learning Region)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 35 -

Page 45: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

ANALISIS SKENARIO INDONESIA 2015 DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA PADA KONTEKS KALIMANTAN DARI PERSPEKTIF

3 POLITIK DESENTRALISASI

Oleh :Drs. Desi Fernanda, M.Soc.Sc

I. PENGANTAR: TUNTUTAN REFORMASI PASCA ORBAReformasi dalam konteks politik dan kepemerintahan negara

Indonesia dewasa ini telah menjadi kata kunci dan sekaligus jargon komitmen nasional masyarakat bangsa Indonesia dalam kerangka pembangunan nasional pasca Orde Baru. Kata kunci tersebut mengacu kepada tuntutan masyarakat untuk keluar dari krisis multidimensional yang berkepanjangan dalam periode tahun 1997-1999 lalu. Tuntutan reformasi total di segala bidang yang menjadi aspirasi masyarakat sebagaimana dipelopori oleh gerakan massa mahasiswa, pelajar dan pemuda di seluruh Indonesia pada hakekatnya merupakan reaksi keras masyarakat terhadap kegagalan pemerintahan Soeharto dalam menanggulangi krisis multi dimensional yang secara nyata mengakibatkan kesengsaraan rakyat secara luas selama krisis tersebut berlangsung. Secara ringkas, gambaran mengenai tuntutan reformasi di segala bidang pasca Orde Baru dalam rangka mengatasi krisis multidimensional adalah sebagaimana terlihat dalam Bagan 1.

Dampak negatif dari krisis multi dimensional tersebut dalam konteks global telah menurunkan posisi daya saing Indonesia, khususnya dalam pertumbuhan ekonomi dan investasi, pada level yang relatif rendah, bahkan jika dibandingkan dengan sesama negara-negara ASEAN sekalipun (Gambar 1). Di samping itu, krisis yang terjadi tampaknya memiliki kaitan yang erat dengan hasil studi salah satu lembaga kajian internasional bahwa Indonesia ternyata merupakan salah satu dari negara-negara paling korup di dunia. Berdasarkan hasil penelitian Transparency

3 Makalah ini disajikan dalam Diskusi Ilmiah Forum SANKRI " MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH DI MASA DEPAN DENGAN ANALISIS SKENARIO ( SCENARIO PLANNING)" . diselenggarakan oleh PKP2A III LAN Samarinda, Senin 26 November 2007

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 36 -

Page 46: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

International pada tahun 2005, posisi Indonesia berada pada urutan keenam dari 159 negara-negara paling korup sedunia, bersama-sama Uzbekistan, Liberia, Irak, Ethiopia, Kamerun, dan Azerbaijan.

Selain itu, berdasarkan Survey Transparency International Indonesia, Barometer Korupsi Indonesia Tahun 2004, menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga pemerintahan, pelayanan publik, partai politik/DPR, bisnis/swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, bahkan Lembaga-lembaga keagamaan di Indonesia dipersepsi korup oleh masyarakat (Tabel 1).

Tabel 1: Barometer Korupsi Indonesia Tahun 2004

1 Partai Politik / DPR 4,4

2 Bea Cukai 4,3

3 Peradilan / Polisi 4,2

4

Pajak

4

5

Bisnis / Swasta

3,7

Pelayanan Registrasi / Perijinan 3,7

6

Militer

3,3

7

Sistem Pendidikan

3,2

8

Pekerjaan Umum

3,1

9

Pelayanan Kesehatan

3

10

Media

2,6

11

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 2,4

12

Badan Badan Keagamaan

1,8

Sumber : Transparency International Indonesia

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 37 -

Page 47: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintahan Indonesia tidak memiliki opsi lain, kecuali menetapkan komitmen untuk melakukan refomasi birokrasi; serta mekanisme penyelenggaraan administrasi negara secara lebih sistemik, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Reformasi tersebut didukung pula oleh berbagai perubahan kesisteman dalam bidang perencanaan pembangunan, manajemen keuangan negara, manajemen pengawasan dan akuntabilitas kinerja, manajemen sumber daya manusia, struktur organisasi dan tata hubungan kelembagaan negara dan pemerintahan, ketatalaksanaan pelayanan publik dan sebagainya. Seluruhnya diarahkan pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih dan bebas KKN.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 38 -

Page 48: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Untuk menjamin keberhasilan reformasi birokrasi secara sistemik tadi, maka dibutuhkan sebuah proses transformasi sistem administrasi negara menuju terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), sehingga mampu mendorong upaya percepatan peningkatan daya saing nasional. Proses transformasi sistem administrasi negara sendiri membutuhkan mekanisme pengungkit (leveraging mechanism) yang efektif berupa kepemimpinan institusional (institutional leadership) yang kokoh. Dengan demikian, maka dapat ditarik sebuah sintesa bahwa kepemimpinan institusional yang efektif akan mengantarkan pada berjalannya roda transformasi administrasi negara, dan ini akan menjadi fundamen yang kuat bagi terbangunnya daya saing nasional.

II. METODE ANALISISUntuk mengkaji dan menganalisis bagaimana membangun

kapasitas kepemimpinan institusional dalam transformasi administrasi negara sehingga mampu mewujudkan tata kepemerintahan yang baik dan akhirnya mampu memberikan konstribusi secara langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan daya saing nasional, penulis menggunakan pendekatan analisis skenario dan perencanaan strategis, berdasarkan konsep "Business Idea". Konsep Business Idea atau gagasan bisnis yang dikembangkan oleh Kees Van der Heijden dalam bukunya yang berjudul "Scenarios: The Art of Strategic Conversation", diyakini sebagai konsep yang sangat kuat (powerful) dalam menjembatani gap atau kesenjangan antara analisis skenario dengan proses pemikiran strategis dan konversasi (conversation) (van der Heijden, 1996: xiii).

Metode scenario planning dengan pendekatan Business Idea, yang dalam hal ini akan penulis adopsi dengan mengalihbahasakannya dengan istilah kepemimpinan institusional, yaitu karakteristik yang menunjukkan kemampuan lembaga pemerintahan tertentu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara berhasil (sukses); adalah terdiri dari beberapa langkah, sebagai berikut :Langkah 1 : Menentukan Daya Saing (Competitive Advantage)

Organisasi. Proses ini diawali dengan melakukan analisis SWOT,

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 39 -

Page 49: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi Daya Saing organisasi

Langkah 2 : Mengajukan "Devil's Advocate"Dalam tahap ini akan diajukan pertanyaan "devil's advocate" seperti: Apakah faktor keunikan yang dapat digunakan untuk mengeksploitasi kemampuan daya saing organisasi, dan mengapa organisasi lain tidak mampu menirunya?”

Langkah 3 : Mengembangkan Gambaran Hubungan Sebab dan Akibat.Gambaran ini merupakan diagram hubungan sebab-akibat yang menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan institusional (Business Idea) organisasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Langkah 4 : Penyempurnaan Diagram Business Idea Proses ini dilakukan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penggambaran diagram Business Idea pada langkah 3, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat plausible atau exhaustif, dan final.

Langkah 5 : Mengidentifikasi Kompetensi Unggulan Organisasi Dalam proses ini akan diidentifikasi elemen-elemen dalam diagram Business Idea yang memiliki karakteristik keunikan tersendiri dalam organisasi dan tidak dimiliki oleh organisasi lainnya sebagai kompetitor, serta tidak mampu ditiru atau diemulasi oleh organisasi lain itu.

Langkah 6 : Penghalusan Diagram Business Idea.Langkah ini dilakukan untuk menyempurnakan tampilan diagram Business Idea sehingga terlihat lebih rapi dengan struktur hubungan yang jelas. Kompetensi unggulan (Distinctive Competencies) organisasi dalam diagram ini akan digambarkan dalam bentuk kotak-kotak. Dalam langkah ini akan disandingkan antara SWOT analisis, yaitu kekuatan dan kelemahan organisasi, dengan Diagram Business Idea untuk mengevaluasi :wApakah seluruh kekuatan organisasi tercermin dalam

diagram ?

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 40 -

Page 50: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

wDapatkah Business Idea mengatasi kelemahan struktural yang dihadapi ?

Selanjutnya berdasarkan analisis ini akan diuji elemen-elemen manakah yang menjadi daya saing organisasi yang mungkin akan cenderung dieliminasi oleh kekuatan organisasi lainnya. Proses ini akan diakhiri dengan analisis untuk menguji kemampuan daya saing organisasi dalam Diagram Business Idea dengan pendekatan 3E (Marsh, 1993), yaitu: Emulasi, Emigrasi, dan Erosi.

Langkah 7 : Review Business IdeaDalam langkah ini akan disandingkan antara SWOT analisis, yaitu kekuatan dan kelemahan organisasi, dengan Diagram Business Idea untuk mengevaluasi :wApakah seluruh kekuatan organisasi tercermin dalam

diagram ?wDapatkah Business Idea mengatasi kelemahan struktural

yang dihadapi?Langkah 8 : Merumuskan Elemen Business Idea Paling Mendasar

Dalam tahap ini elemen-elemen yang membentuk keunggulan kompetitif maupun keunggulan kompetensi akan disederhanakan ke dalam beberapa elemen yang paling unggul dan mendasar (strategis), tanpa harus menghilangkan arti pentingnya beberapa elemen yang dikeluarkan dari diagram.

Langkah 9 : Reperkusi Strategis dan Pertimbangan Implikasi StrategisDalam proses ini akan diuji seberapa jauh kapasitas Business Idea organisasi jika dihadapkan kepada beberapa skenario masa datang yang akan dihadapi oleh organisasi tersebut. Berdasarkan kajian ini akan dikembangkan rencana strategis untuk menghadapi berbagai implikasi strategis dari berbagai skenario yang mungkin akan muncul.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 41 -

Page 51: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

III.KARAKTERISTIK WILAYAH KALIMANTAN & PROBLEMATIKA PEMBANGUNAN

Sebagaimana kita ketahui bersama, Kalimantan merupakan sebuah gugus regional yang sangat kaya dengan sumber daya alam (SDA) namun kurang ditunjang oleh keunggulan bersaing (competitive advantages) secara ekonomis. Kelemahan daya saing (competitiveness) pelayanan umum dan sektor ekonomi di Kalimantan, selain disebabkan oleh kurangnya SDM yang berkualitas di berbagai sektor (industri, jasa, pemerintahan, dsb), juga sistem manajemen pembangunan yang belum terintegrasi.

Seperti disebutkan dalam TOR panitia, saat ini terjadi fenomena tidak terintegrasinya pembangunan daerah di kontinen Kalimantan kedalam skema pembangunan wilayah. Fenomena seperti ini makin nampak saat digulirkannya kebijakan otonomi luas yang melahirkan daerah dengan kewenangan yang bulat dan utuh. Kewenangan yang bulat dan utuh tadi pada gilirannya menjadi trade-off bagi upaya membangun sinergi dan kohesi pembangunan antar daerah / wilayah. Setiap daerah menjadi semakin selfish atau memiliki ego yang lebih tinggi dalam memikirkan daerahnya sendiri. Sebagai ilustrasi, pembangunan jalan raya trans Kalimantan tidak mungkin dapat tercapai jika sistem perencanaan pembangunan masih terkonsentrasi secara spasial provinsi. Demikian pula, arus komoditas pertanian atau barang-barang ekonomi dan perdagangan juga semestinya tidak dibatasi oleh batas wilayah.

Kondisi obyektif wilayah Kalimantan memang menunjukkan bahwa tingkat kemajuan pembangunan di wilayah Kalimantan relatif tertinggal dibanding wilayah Indonesia bagian barat, khususnya Jawa dan Bali. Kondisi ini merupakan hal yang ironis, mengingat adanya dua alasan/kondisi, yaitu: 1) Kalimantan merupakan kontinen yang memiliki kekayaan alam melimpah seperti migas dan tambang, sumber daya laut dan perikanan, kehutanan dan perkebunan, dan sebagainya; serta 2) Kalimantan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pendapatan negara, khususnya dari sektor migas, tambang serta potensi hutan dan hasil kayu.

Kalimantan sendiri jika tidak dikelola dengan baik, pada suatu ketika akan mengalami anomali pertumbuhan pembangunan.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 42 -

Page 52: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Penyebabnya adalah, Kalimantan merupakan kawasan yang sangat dinamis (growing and dynamic region). Pemekaran daerah masih terus berlangsung yang diimbangi oleh laju urbanisasi dan penambahan penduduk yang cukup progresif. Investasi asing maupun domestik masih terbuka lebar, baik di sektor primer (kehutanan, perkebunan, kelautan, pertambangan dan migas), maupun di sektor-sektor sekunder dan tersier (perdagangan, industri, dan jasa-jasa). Namun disisi lain, potensi sumber daya alam Kalimantan lebih banyak yang bersifat tidak terbarukan (non-renewable resources) seperti tambang dan migas. Sementara sumber daya yang mestinya dapat diperbaharui (renewable resources) seperti hutan, ternyata juga mengalami kegagalan konservasi atau reservasinya. Fenomena alam seperti longsor, kebakaran hutan, banjir di perkotaan, kabut asap dan sebagainya, menunjukkan bahwa manajemen lingkungan di wilayah ini juga tidak terlalu menggembirakan.

Dengan situasi seperti itu, faktor kekayaan SDA pada suatu saat akan kehilangan kekuatan atau daya dukung (carrying capacity) terhadap sektor ekonomi. Jika hal ini terjadi sementara sektor ekonomi riil belum berjalan dengan optimal, maka terjadilah anomali sebagaimana disebutkan diatas. Artinya, tingkat pertumbuhan ekonomi tidak lagi seimbang dengan kebutuhan manusia yang semakin beragam serta kebutuhan untuk melakukan recovery terhadap SDA. Dalam khazanah akademik, kondisi seperti ini sering disebut dengan istilah the limit to growth. Konsep ini sesungguhnya menggambarkan bahwa proses pembangunan seringkali menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, pembangunan selalu memunculkan paradoks, yang salah satunya adalah makin berkurangnya kualitas dan daya dukung (carrying capacity) lingkungan. Sebab, keseluruhan kebutuhan manusia tidak dapat dipenuhi dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh alam.

Oleh karena itu, dalam hal ini terjadi hubungan terbalik antara kebutuhan manusia dengan sumber daya alam atau lingkungan. Artinya, semakin banyak dan bervariasi kebutuhan manusia, maka kemampuan alam untuk menyediakannya semakin terbatas. Disisi lain, dalam rangka menyelenggarakan kebutuhannya, manusia melaksanakan usaha-usaha

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 43 -

Page 53: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

ekonomi dan industri yang mau tidak mau membawa akibat sampingan berupa pencemaran atau kontaminasi lingkungan.

Dalam hal ini justru terjadi hubungan tegak lurus antara kebutuhan manusia dengan pencemaran, dimana semakin banyak dan bervariasi kebutuhan manusia yang dipenuhi lewat usaha industri, maka tingkat pencemaran lingkungan dapat dipastikan semakin tinggi pula. Dan jika trend tersebut berlangsung terus-menerus, pada suatu saat akan terjadi suatu keadaan dimana pertumbuhan ekonomi tidak dapat ditingkatkan lagi, sementara kemampuan dan kualitas lingkungan sulit untuk diperbaiki kembali. Inilah yang disebut dengan the limits to growth yang diperkenalkan oleh Meadows (dalam Berry, et.al., 1993 : 110).

Dalam bentuk gambar yang diprediksikan untuk jangka waktu 200 tahun (1900 - 2100) dapat dilihat bahwa pada masa-masa awal, kondisi kependudukan, orde kebutuhan manusia serta aktivitas ekonomi dan industri masih relatif rendah, sementara kondisi lingkungan berada dipuncak ketangguhannya. Namun seiring dengan penambahan jumlah penduduk, dan tingkat polusi yang melekat pada ekspansi kegiatan industri, maka kualitas dan daya dukung (carrying capacity) lingkungan menjadi sedemikian merosot, hingga pada akhirnya keseimbangan menjadi goyah dan kurva sumber daya alam menjadi sangat merosot, bahkan sama sekali tidak mampu lagi mendukung aktivitas kemanusiaan (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Model Limits to Growth Dennis Meadows

Sumber : D.H. Meadows, D.L. Meadows, J. Randers and W.W. Behrens, The Limits to Growth (dalam Brian J.L. Berry, Edgar C. Conkling and D. Michael Ray, The Global Economy : Resource Use, Locational Choice and International Trade, New Jersey: Prentice Hall, 1993) (dimodifikasi).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 44 -

Page 54: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Dengan modelnya tersebut, Meadows secara berani juga memperkirakan bakal terjadinya kondisi gawat bagi penduduk dunia jika ekonomi dunia dan pertumbuhan penduduk tidak segera dibatasi secara ketat. Tentu saja, ancaman itu juga berlaku bagi Indonesia pada umumnya dan Kalimantan pada khususnya.

Ketertinggalan pembangunan wilayah Kalimantan serta potensi ancaman sebagai konsekuensi logis dari kegagalan dalam formulasi dan implementasi kebijakan pembangunan, dapat dipersepsikan sebagai akibat kesalahan sistemik dalam konsep pembangunan secara makro nasional, atau karena miss-management dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya lokal, atau faktor-faktor penyebab lainnya. Apapun penyebabnya, harus segera diidentifikasi dan untuk kemudian segera dirumuskan strategi pembenahannya. Dalam rangka merumuskan strategi dan program-program pembangunan itulah, perlu dilakukan analisis yang mendalam dalam rangka merumuskan dan/atau menetapkan agenda setting dan priority setting program pembangunan wilayah. Dalam hal ini, salah satu alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan analisis skenario (scenario planning).

IV.PEMERINTAH DAERAH DAN KEBUTUHAN TRANSFORMASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI ERA DESENTRALISASI LUAS

Berdasarkan problematika pembangunan sebagaimana dipaparkan diatas, maka adanya transformasi kebijakan pembangunan di daerah, jelas menjadi kebutuhan mendesak. Pada saat yang bersamaan, dibutuhkan pula kemampuan aparat Pemerintah Daerah untuk melakukan transformasi kebijakan pembagunan dan/atau kebijakan desentralisasi.

Pada dasarnya, setiap lembaga negara atau organisasi pemerintah memiliki potensi untuk menjalankan fungsi atau memfungsikan diri sebagai agent of change dalam mendorong proses transformasi administrasi penyelenggaraan pemerintahan (di daerah). Terlebih lagi di era otonomi luas dewasa ini, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk melakukan inovasi kebijakan dalam rangka mengakselerasi kesejahteraan masyarakat. Namun sebaliknya, jika hak otonomi luas ini salah pemanfaatannya, maka terjadilah anomali pembangunan. Untuk itu,

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 45 -

Page 55: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah untuk melakukan transformasi kebijakan dan/atau transformasi administrasi penyelenggaraan pemerintahan harus terus-menerus ditumbuhkan, agar dapat menjadi instrumenn yang efektif untuk mewujudkan visi, misi dan cita-cita organisasi. Kemampuan untuk melakukan transformasi institusional dalam rangka mencapai kesuksesan organisasi seperti ini oleh Kees van der Heijden (1996, lihat juga Fahey dan Randall, 1998) disebut sebagai "the Business Idea", the Key to Relevant Scenarios.

Dalam konteks Kalimantan, the Business Idea yang dimiliki antara lain berwujud luas wilayah dan potensi alam yang berlimpah. Ini merupakan tahap pertama dari metodologi scenario planning. Selanjutnya, tahapan yang cukup krusial adalah melakukan devil's advocate atas keunggulan kompetitif yang dimiliki Kalimantan. Dengan kata lain, devil's advocate berguna untuk menguji berbagai keunggulan kompetitif yang melekat pada karakteristik sosial maupun alam Kalimantan, dengan mengajukan pertanyaan yang menggoda sebagai berikut: "Apa faktor-faktor keunikan tertentu yang memungkinkan Pemerintah daerah di Kalimantan untuk mengeksploitasi atau menawarkan keunggulan kompetitifnya, dan mengapa lembaga / daerah lainnya sebagai kompetitor tidak mampu atau sulit meniru keunggulan kompetitif Kalimantan?”

Daftar keunggulan kompetitif yang ada di Kalimantan akan menjadi dasar bagi penyusunan diagram sebab akibat, sehingga dapat disusun bagaimana mental model Business Idea dalam keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menyelenggarakan otonomi daerah secara luas. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kompetensi unggulan Kalimantan sebagai kekuatan yang menghasilkan keunggulan kompetitif kontinen ini. Proses analisis ini menggunakan hasil pembahasan pada Langkah 2, yaitu jawaban atas pertanyaan Devil's Advocate sebelumnya. Dasar analisis yang digunakan adalah 5 kriteria yang membentuk kompetensi unggulan suatu organisasi menurut Van der Heijden (1996: 64-65), yaitu :�Institutional Knowledge (Pengetahuan / Wawasan Institusional).�Embedded Processes (Proses-proses yang terkait / melekat pada

kegiatan).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 46 -

Page 56: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

�Reputation and Trust (Reputasi dan Kepercayaan).�Legal protection (Proteksi Hukum dan Perundang-undangan).�Activity specific assets (Kekayaan atau modal hasil kegiatan).

Perlu diperhatikan disini bahwa Menurut Van der Heijden (1996: 65), kompetensi unggulan sebuah organisasi atau daerah bagaimanapun akan mengalami depresiasi dari waktu ke waktu, oleh satu dan lain sebab. Kepentingan pemerintahan maupun bisnis dalam bidang pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan, termasuk kegiatan yang cukup dinamis dan berkembang. Perubahan-perubahan kualitas dan kompetensi dalam bidang pelaksanaan tugas tersebut harus selalu menjadi bagian dari riwayat perjalanan sebuah organisasi atau daerah. Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan lingkungan strategis, biasanya akan menimbulkan konflik dengan berbagai lembaga lain yang mampu mengembangkan kompetensi unggulan mereka dengan kapasitas yang lebih baik.

Itulah sebabnya, setelah melakukan kajian dan analisis mengenai keberadaan kompetensi unggulan yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau daerah sebagai faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya dewasa ini maupun di masa datang; langkah berikutnya adalah langkah penyempurnaan diagram Business Idea Kalimantan dan sekaligus melakukan langkah mengevaluasi atau me-review diagram Business Idea Kalimantan. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa terlalu banyak unsur kompetensi akan membingungkan dalam pemanfatannya ataupun dalam pengelolaannya. Miller (1996) menyatakan bahwa "the human mind can not simultaneously retain more than some seven concepts" (Van der Heijden: 1996:168).

Oleh karena itu faktor-faktor dalam diagram Business Idea Kalimantan harus disederhanakan kembali. Hal ini dapat dilakukan dengan bebarapa cara, dalam hal ini, penulis akan membuat penyederhanaan dengan mengkombinasikan hubungan-hubungan atau faktor-faktor yang bersifat kompleks. Dan akhirnya akan mempertahankan beberapa kompetensi unggulan serta keunggulan kompetitif lainnya, maupun faktor kesuksesan (activity specific assets) tertentu, yang secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 47 -

Page 57: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tugas meningkatkan kesejahteraan masyarakat inilah yang menjadi tujuan tertinggi dari pemberian otonomi luas kepada Pemerintah Daerah.

V. SKENARIO INDONESIA 2015Gambaran umum dari kondisi yang dapat diskenariokan akan

terjadi pada tahun 2015, adalah terdiri dari 4 (empat) skenario dengan karakeristik dasar kombinasi dari perkembangan otonomi daerah dan perilaku korup aparatur negara/daerah. Gambaran skenario 2015 ini memberikan indikasi bahwa dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, pemerintah akan dihadapkan kepada kecenderungan perkembangan kapasitas penyelenggaraan otonomi daerah, di bawah bayang-bayang perilaku korup aparatur sebagai akibat kegagalan maupun keberhasilan pelaksanaan pemberantasan korupsi.

Untuk memberikan nama pada setiap kemungkinan skenario yang muncul menggunakan perumpamaan matahari, mulai matahari terbit, matahari bersinar terang, matahari terbenam, hingga gerhana matahari total. Perumpamaan ini tampaknya mampu merepresentasikan kondisi-kondisi kompbinasi otonomi daerah dengan pemberantasan korupsi yang berhasil atau gagal, sebagai berikut :1. Matahari Bersinar (Skenario 1): melambangkan bahwa penye-

lenggaraan otonomi daerah sangat berhasil dan terus berkembang secara progresif, sementara upaya-upaya pemberantasan korupsi juga berhasil membentuk aparatur negara/daerah menjadi bebas KKN, dan akuntabel. Kepemerintahan yang baik, bersih dan bebas KKN terwujud, masyarakat semakin sejahtera, kehidupan politik sangat demokratis dan lebih matang, kondisi daerah dan negara secara umum aman, tentram, sejahtera, adil, dan makmur.

2. Matahari Terbit (Skenario 4) : melambangkan bahwa perkembangan penyelenggaraan pemerintahan memiliki prospek yang cerah, dan kompetensi penyelenggaraan pemerintahan daerah maupun pemerintahan negara pada umumnya menunjukkan perkembangan postif dan mengalami kemajuan secara progressif. Namun demikian, perkembangan ini kurang mampu diimbangi oleh keberhasilan

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 48 -

Page 58: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

pelaksanaan program pemberantasan KKN secara optimal. Sehingga kinerja pemerintahan yang demikian progresif pencapaiannya itu, masih sering terkotori oleh perilaku korup sementara oknum aparatur, baik di pusat maupun di daerah, termasuk di dalamnya para pejabat politik yang cenderung masih mendahulukan kepentingan politiknya daripada kepentingan rakyat banyak.

3. Matahari Terbenam (Skenario 2) : kondisi ini melambangkan bagaimana rejim pemerintahan negara RI paska Orde Baru akan dihadapkan pada berbagai kendala teknis dan non teknis, yang menghambat laju keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik. Kelangkaan Sumber Daya Alam Nasional sebagai sumber penerimaan negara maupun daerah semakin membatasi kemampuan keuangan negara. Sementara di sisi lain perkembangan laju pertumbuhan ekonomi terkendala oleh lambatnya atau bahkan terjadi hukum Law of Diminishing Return pada sisi penanaman modal di dalam negeri. Bahkan ekstrimnya terjadi eksodus keluarnya para penanam modal dari Indonesia, menuju destinasi yang baru di luar negeri, seperti di Cina, Vietnam, Rusia, Uzbekhistan dan sebagainya. Keberhasilan dalam pemberantasan korupsi, yang membuat aparatur negara maupun aparatur daerah menjadi lebih memiliki integritas dan akuntabilitas yang tinggi, serta anti KKN, ternyata tidak mampu membendung kecenderungan yang terjadi. Negara dan pemerintahan daerah berada dalam ancaman krisis ekonomi Jilid ke-2.

4. Gerhana Matahari Total (Skenario 3) : menggambarkan bahwa pada tahun 2015 pemerintahan negara RI akan mengalami kegagalan total danm penyelenggaraan pemerintahan negara. Pemerintahan Daerah akan dihadapkan pada krisis sumber daya daerah yang sangat berat, sehingga mengalami kemunduran dalam kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat. Kondisi ini diperburuk dengan kegagalan tim pemberantasan korupsi dalam menyelesaikan tugasnya. Korupsi kemudian berkembang kembali secara sistemik sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan kehidupan masyarakat yang pada kenyataannya tidak mampu lagi menanggungnya. Kesejahteraan

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 49 -

Page 59: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

masyarakat memburuk, kemiskinan dan pengangguran semakin meningkat, sehingga menjadi ancaman bagi terjadinya kerawanan sosial serta meningkatnya kriminalitas. Krisis multidimensional berada didepan pintu gerbang negara dan bangsa Indonesia. Kegelapan yang gulita bak gerhana matahari total membayangi segala segi kehidupan masyarakat bangsa Indonesia di daerah maupun di ibukota negara.

Daftar ReferensiAnwaruddin, Awang, 2006, "Transformasi Kepemimpinan Birokrasi", dalam

Jurnal Borneo Administrator, Vol. 2, No. 2, PKP2A III LAN, Samarinda: Kalimantan Timur, hal. 434-455.

Fahey, Liam and Robert M. Randall, eds., 1998. Learning from the Future: Competitive Foresight Scenarios, John Wiley & Sons, New York: NY.

Fernanda, Desi, 2002, "Signifikansi Struktur, Kultur, Prosedur, dan Figur Dalam Reformasi Administrasi Publik Daerah Otonom", Makalah disampaikan dalam Workshop "Revitalisasi dan Reposisi Administrasi Publik di Era Otonomi Daerah" yang diselenggarakan oleh Center For Public Policy And Management Studies (CPMS), Jurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Katolik Parahyangan, di Bandung, 27 April 2002.

Mustopadidjaja, AR, 1997, "Transformasi Manajemen Menghadapi Globalisasi Ekonomi", dalam Jurnal Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1, No. 1, 1997, ISSN 1410-5101, PP PERSADI, Jakarta.

Nanus, Burt, 1992, Visionary Leadership, Jossey-Bass, Inc., Publishers, San Francisco: California.

Ringland, Gill, 1998, Scenario Planning: Managing for the Future, John Wiley & Sons, Chichester: West Sussex.

Sparingga, Daniel, 2006, Pengantar Skenario Planning, Naskah Kuliah Diklatpim Tingkat I LAN Angkatan X, Tahun 2006, Jakarta.

Supeli, Karlina Leksono; M. Ridlo Eisy, dll., 2000, Skenario Indonesia 2010, cet.1, Indonesia Masa Depan-Komnas HAM, Jakarta.

Tjokroamidjojo, Bintoro, 2000, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta: UI Press.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 50 -

Page 60: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

UNDP, 1997, Governance for Sustainable Development - A Policy Document, New York: UNDP.

__________, 1999, UNDP and Governance: Experiences and Lesson Learned, Lesson Learned Series No. 1, New York: UNDP Management Development and Governance Division, Downloaded internet document file.

Van der Heijden, Kees, 1996, "Scenarios: The Art of Strategic Conversation", John Wiley & Sons, Chichester: West Sussex,

___________, 1998, "Articulating Business Idea: The Key to Relevant Scenarios", dalam Liam Fahey and Robert M. Randall, eds., 1998. Learning from the Future: Competitive Foresight Scenarios, John Wiley & Sons, New York: NY ., pp. 335-351.

Zwell, Michael, 2000, Creating a Culture of Competence, John Wiley & Sons, Inc., New York.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 51 -

Page 61: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Dri

vin

g Fo

rces

Sken

ario

1:

O

tda

Pro

gres

if,

dan

P

emer

inta

han

Ber

sih

Sken

ario

2:

O

tda

Reg

resi

f, n

amu

n

Pem

erin

tah

an B

ersi

h

Sken

ario

3:

Otd

a R

egre

sif,

dan

P

emer

inta

han

Ko

tor

Sken

ario

4:

O

tda

Pro

gres

if N

amu

n

Pem

erin

tah

an K

oto

r T

ingk

at

Kem

iski

nan

Kem

iski

nan

Men

uru

n

Sign

ifik

an d

an t

ingk

at

kese

nja

nga

n s

osi

al m

akin

d

iper

sem

pit

Kem

iski

nan

Rel

atif

M

enu

run

, n

amu

n t

ingk

at

kese

nja

nga

n s

osi

al m

asih

ti

ngg

i

Kem

iski

nan

mak

in m

enja

di,

d

an k

esen

jan

gan

mak

in

tin

ggi

Kem

iski

nan

men

ingk

at

nam

un

tin

gkat

kes

enja

nga

n

dap

at d

iper

keci

l

T

ingk

at

Pen

gan

ggu

ran

P

enye

rap

an t

enag

a ke

rja

di

sekt

or

riil

men

ingk

at,

dan

pro

gram

p

emb

angu

nan

mo

del

p

adat

kar

ya t

eru

s d

ikem

ban

gkan

Pem

da

Pen

yera

pan

ten

aga

kerj

a d

i se

kto

r ri

il m

enin

gkat

, p

emer

inta

h d

aera

h

kesu

lita

n

men

yele

ngg

arak

an

pro

gram

mo

del

pad

at

kary

a, k

aren

a ke

terb

atas

an k

emam

pu

an

keu

anga

n d

aera

h

An

gka

pen

gan

ggu

ran

mak

in

men

ingk

at s

ejal

an d

enga

n

stag

nas

i ek

on

om

i d

i d

aera

h,

pem

da

kesu

lita

n s

elen

g-ga

raka

n p

rogr

am p

emb

a-n

gun

an,

sem

enta

ra p

rogr

am

pad

at k

arya

dik

oru

psi

o

knu

m p

ejab

at d

an

kon

trak

tor

Pen

yera

pan

ten

aga

kerj

a d

i se

kto

r ri

il m

enin

gkat

, ak

an

teta

pi

pro

gram

pad

at k

arya

ti

dak

lan

car,

par

a p

eker

ja

dir

ugi

kan

ole

h u

lah

okn

um

ap

arat

ur

pem

da

yan

g ko

rup

Par

tisi

pas

i M

asya

raka

t d

alam

ber

po

liti

k

Mas

yara

kat

ber

per

an

akti

f se

cara

ko

nd

usi

f d

alam

pro

ses

kep

emer

inta

han

, d

emo-

dem

o s

anga

t b

erku

ran

g,

dan

tid

ak a

da

lagi

aks

i an

arkh

is d

i d

aera

h.

Mek

anis

me

kon

sult

asi

dan

op

ini

pu

bli

k te

rsal

urk

an

Mas

yara

kat

ber

per

an a

ktif

d

alam

pro

ses

kep

eme-

rinta

han

, n

amu

n d

iser

tai

den

gan

ket

idak

pu

asan

ya

ng

dis

amp

aika

n s

ecar

a le

bih

ter

tib

, R

akya

t d

apat

m

ema-

ham

i ke

suli

tan

p

emer

inta

h,

bah

kan

m

emb

antu

.

Mas

yara

kat

dih

ingg

api

keti

dak

pu

asan

dan

ket

idak

-p

erca

yaan

ata

s p

elay

anan

ap

arat

ur,

kh

usu

snya

pem

da.

D

emo

an

ti K

KN

mer

ebak

d

an m

enga

nca

m e

ksis

ten

si

Kep

ala

Dae

rah

. K

KN

di

kala

nga

n p

oli

tisi

men

ingk

at

Mas

yara

kat

cuku

p p

uas

d

enga

n p

elay

anan

p

emer

inta

han

dan

pro

gram

p

emb

angu

nan

, n

amu

n

kesa

l d

enga

n u

lah

par

a ko

rup

tor

yan

g m

asih

“b

erja

ya”.

Dem

o m

assa

an

ti

KK

N m

asih

ter

jad

i, n

amu

n

tert

ib

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 52 -

Page 62: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Dem

okr

atis

asi

Po

liti

k

Keh

idu

pan

po

liti

k n

asio

nal

mau

pu

n l

oka

l b

erke

mb

ang

san

gat

kon

du

sif.

Asp

iras

i m

asya

raka

t te

rtam

pu

ng

dan

mam

pu

d

irea

lisa

ikan

. P

eran

ser

ta

mas

yara

kat

dal

am p

rose

s ke

pem

erin

tah

an

dia

kom

od

asi

dan

d

ifas

ilit

asi

den

gan

bai

k.

Jum

lah

par

po

l se

mak

in

ber

kura

ng,

kep

enti

nga

n

po

liti

k se

ktar

ian

tid

ak l

agi

men

gem

uka

Per

kem

ban

gan

po

liti

k cu

kup

ko

nd

usi

f, d

iwar

nai

o

leh

hu

bu

nga

n y

ang

cuku

p h

arm

on

is a

nta

ra

po

liti

si p

arta

i d

an

legi

slat

if y

ang

kon

du

sif

den

gan

pih

ak e

ksek

uti

f.

Nam

un

dem

ikia

n

pro

gram

-pro

gram

p

emb

angu

nan

m

enga

lam

i h

amb

atan

, ta

rik-

men

arik

alo

kasi

su

mb

er d

aya

terj

adi,

m

eski

dap

at d

isel

esai

kan

se

cara

bai

k

Ko

nfl

ik a

nta

ra e

ksek

uti

f d

an

legi

slat

if p

ada

tin

gkat

n

asio

nal

mau

pu

n l

oka

l ce

nd

eru

ng

mer

un

cin

g.

Ko

nd

isi

po

liti

k ce

nd

eru

ng

pan

as.

Per

sain

gan

p

engu

asaa

n a

tas

sum

ber

-su

mb

er m

enin

gkat

, d

an

diw

arn

ai o

leh

kep

enti

nga

n

po

liti

k se

ktar

ian

. P

ara

po

liti

si m

aup

un

bir

okr

at

cen

der

un

g ko

rup

. K

epen

tin

gan

rak

yat

tera

bai

kan

. D

emo

mas

sa

mer

ebak

ke

lem

bag

a le

gisl

atif

Per

kem

ban

gan

keh

idu

pan

p

oli

tik

loka

l cu

kup

ko

nd

usi

f. P

rati

sip

asi

mas

yara

kat

dal

am

mek

anis

me

kon

sult

asi

pu

bli

k b

erja

lan

cu

kup

bai

k,

mes

ki m

asih

diw

arn

ai o

leh

p

rote

s-p

rote

s m

assa

aki

bat

p

erla

kuan

dan

tid

akan

se

wen

ang-

wen

ang

okn

um

p

ejab

at p

elq

ayan

an p

ub

lik.

P

rakt

ek K

KN

mas

ih

ber

lan

gsu

ng,

nam

un

m

engh

adap

i te

nta

nga

n d

an

pen

gaw

asan

yan

g ke

tat

dar

i m

asya

raka

t

Pro

fesi

on

alit

as

Ap

arat

ur

Neg

ara/

Dae

rah

Pro

fesi

on

alit

as

apar

tatu

r b

erke

mb

ang

pes

at,

ber

kat

pro

ses

kad

eris

asi

kep

emim

-p

ian

yan

g te

ren

can

a d

enga

n b

aik.

A

kun

tab

ilit

as k

iner

ja

ber

kem

ban

g sa

nga

t b

aik

dan

men

jad

i d

asar

pen

gem

-ban

gan

ka

rir

ber

das

arka

n

mer

it

Pro

fesi

on

alit

as d

an

aku

nta

bil

itas

ap

arat

ur

neg

ara/

dae

rah

b

erke

mb

ang

cuku

p

bai

k, n

amu

n p

rogr

am

pen

gem

ban

gan

ka

pai

tas

dan

ko

mp

eten

si

terk

end

ala

sum

ber

ke

uan

gan

. K

esej

ah-

tera

an p

egaw

ai

ber

kura

ng

dan

bia

ya

hid

up

tin

ggi

Pen

ingk

atan

kap

asit

as

peg

awai

men

gala

mi

kem

un

du

ran

, m

ora

l p

egaw

ai c

end

eru

ng

men

uru

n.

Ab

sen

teis

m

men

ingk

at,

kare

na

tun

tuta

n u

ntu

k m

enam

bah

pen

ghas

ilan

.

Suap

dan

pu

ngl

i ce

nd

eru

ng

mer

ebak

ke

mb

ali.

Pen

ingk

atan

kap

asit

as

dan

ko

mp

eten

si

apar

atu

r n

egar

a b

erke

mb

ang,

pen

gem

-b

anga

n k

arir

ber

jala

n,

nam

un

diw

arn

ai o

leh

b

erb

agai

kec

ura

nga

n

dan

KK

N,

peg

awai

ju

jur

terp

ingg

irka

n.

Suas

ana

kerj

a ti

dak

ko

nd

usi

f.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 53 -

Page 63: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

4 DARI SCENARIO PLANNING KE STRATEGIC PLANNING

Oleh :M.Ridlo ' Eisy

1. GBHN - RPJPDahulu kita mengenal Garis Besar Haluan Negara ( GBHN ) atau

Pembangunan Lima Tahun ( Pelita ). Tetapi sekarang kita mengenal RPJP, RPJPD, dan RPJM. Pada dasarnya itu semua berisi keinginan kita tentang masa depan, dan tahapan-tahapan yang harus kita lakukan untuk mewujudkan masa depan yang kita inginkan. Jadi, pada intinya GBHN - RPJP merupakan suatu Strategic Planning.

Pada saat GBHN dan Pelita diberlakukan di Indonesia, ternyata Indonesia hampir berantakan pada tahun 1997 - 1998. Pada saat zaman Orde Baru ( Orba ) pada tahun 1998, Indonesia seperti mobil baru yang tidak dirawat dan rusak. Tidak pernah terbayangkan, ternyata Orde Baru gagal dan akan memporak-porandakan Indonesia.

Artinya, sebaiknya sebelum menyusun suatu strategic planning, setiap lembaga hendaknya melakukan investasi dengan melaksanakan scenario planning. Hal ini dikarenakan dengan menyusun scenario planning, kita bukan hanya memimpikan apa yang terbaik yang kita inginkan, tetapi jugamembayangkan apa yang terburuk yang mungkin terjadi. Yang terburuk bagi Indonesia adalah disintegrasi. Keadaan nusantara akan lebih parah daripada bekas Uni Soviet. Dengan scenario planning, kita bukan hanya memimpikan apa yang terbaik, yang kita inginkan, tetapi juga membayangkan apa yang terburuk, yang mungkin terjadi. Yang terburuk bagi Indonesia adalah disintegrasi. Keadaan nusantara akan lebih parah daripada bekas Uni Soviet.

4 Makalah ini disajikan dalam Diskusi Ilmiah Forum SANKRI " MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH DI MASA DEPAN DENGAN ANALISIS SKENARIO ( SCENARIO PLANNING)" . diselenggarakan oleh PKP2A III LAN Samarinda, Senin 26 November 2007

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 54 -

Page 64: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

2. a) Skenario Indonesia 2010 versi Jawa BaratmSkenario 1: Zamrud Berserakan

Skenario ini menggambarkan Indonesia terpecah, pelanggaran HAM. Peranan masyarakat rendah, terjadi kudeta dan keadaan masyarakat jadi tertutup. Untuk bertahan hidup, pemerintah melakukan intervensi ekonomi yang sangat tinggi. Kelaparan di mana-mana. Indonesia dikucilkan dunia.

mSkenario 2: Riak Tangis di Nusa DamaimSkenario 3: Kawah BergolakmSkenario 4: Fajar Menyingsing, Kabut Mulai MenyingsingmDengan driving forces: sumbu horisontal - Peranan Masyarakat, dan

vertikal Intervensi Pemerintah.b) Skenario Indonesia 2010mSkenario 1: Di Ujung Tanduk

Indonesia bagaikan matahari yang akan tenggelam. Langit memerah disiram darah rakyat yang jadi korban kekejaman pemerintah dan aparatnya. Indonesia seperti kapal yang terombang ambing diterjang badai, dan pecah berantakan

mSkenario 2: Masuk ke Rahang BuayamSkenario 3: Mengayuh Biduk RetakmSkenario 4: Lambat tapi SelamatmDengan driving forces: sumbu horisontal - Pemerintahan

o t o r i t e r / d e m o k r a t i s , d a n v e r t i k a l E k o n o m i p r o pemerataan/pertumbuhan.

Minimal ada dua skenario yang mungkin tercipta dari scenario planning, yaitu sesuatu yang kita inginkan, dan sesuatu yang kita takutkan terjadi. Di antara dua ekstrem itu, bisa muncul berbagai kemungkinan yang terjadi. Biasanya orang menyederhanakan menjadi tiga atau empat skenario.

3. Menuju Strategic PlanningPara penyusun strategic planning harus fokus melihat berbagai

unsur yang bisa mengakibatkan terjadinya skenario yang terburuk.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 55 -

Page 65: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Pertama-tama energi digunakan untuk mengatasi unsur penyebab terwujudnya skenario yang terburuk.£Penyebab itu: Pelanggaran HAM, ketidakadilan, kegiatan yang tidak

pro rakyat. Sesuatu yang bisa menimbulkan konflik dalam masyarakat, horisontal maupun vertikal.

£Inti: Hindari hal yg buruk, rakyat akan menuju ke arah yang baik.£Strategic Planning, RPJP-RPJM :üVisiüMisiüArahüTahapanüPrioritas pembangunan

£Visi 2025üIndonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan MakmurüDengan Iman & Taqwa, Jawa Barat, pada Tahun 2025 Sehat, Cerdas

& SejahteraüJawa Barat sebagai Provinsi TermajuüBandung Kota Jasa yang Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat dan

Bersahabat£Langkah Jawa BaratüMelakukan investasi dengan menyelenggarakan Dialog Jawa Barat

dan Dialog Sunda yang diikuti oleh pemangku kepentingan di Jawa Barat

üDialog itu melahirkan Skenario Jawa Barat 2010 dan Skenario Sunda 2010

üSkenario itu menuntun perancangan RPJM & RPJPD Jawa BaratüDisintegrasi Jawa Barat untuk sementara bisa dihentikan, setelah

Banten memisahkan diri sebagai provinsi tersendiri.£Sekali lagi!üSemua visi itu tinggal impian, kalau ketidakadilan merajalela,

korupsi meraja lela, pelanggaran HAM tetap terjadi, rakyat sebagai pemangku kepentingan utama tidak dilibatkan.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 56 -

Page 66: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

MENERAWANG MASA DEPAN:SCENARIO PLANNING DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA

5UNTUK KALIMANTAN

Oleh :6Dedy A. Prasetyo, SH. LL.M

(Working Group for Indonesia Masa Depan)

I. Pendahuluan Perencanaan skenario (scenario planning) merupakan alat (tool)

yang luar biasa berguna bagi suatu organisasi -tidak peduli besar atau kecil-dalam merancang dan mensiasati masa depan yang semakin hari semakin kompleks.

Apa itu skenario? Skenario merupakan gambaran imaginasi atau cerita tentang kemungkinan-kemungkinan masa depan. Tetapi, skenario bukanlah ramalan. Skenario lebih mengarah kepada cerita yang masuk akal (plausible) dan menantang (provocative) tentang berbagai hal. Di dalamnya termasuk bagaimana faktor-faktor eksternal mempengaruhi perkembangan suatu organisasi atau institusi seperti kondisi politik, sikap masyarakat, regulasi, dan kekuatan ekonomi. Jadi skenario itu lebih merupakan hipotesa-hipotesa, dan bukan ramalan, yang diciptakan dan digunakan dalam berbagai cerita dengan kerangka skenario yang biasanya terdiri dari 3 atau 4 skenario yang "menangkap" kemungkinan-kemungkinan di masa depan. Pada akhirnya skenario digunakan sebagai sandaran kita dalam mensiasati kesempatan-kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi di masa depan dan untuk mempertimbangkannya dalam setiap pengambilan keputusan strategis jangka pendek maupun jangka panjang.

5 Makalah ini disajikan dalam Diskusi Ilmiah Forum SANKRI " MENERAWANG PEMBANGUNAN WILAYAH DI MASA DEPAN DENGAN ANALISIS SKENARIO ( SCENARIO PLANNING)" . diselenggarakan oleh PKP2A III LAN Samarinda, Senin 26 November 2007

6 Aktif dalam kegiatan Scenario Planning Indonesia Masa Depan 2010 pada tahun 1999-2001 yang diprakarsai oleh Komnas HAM Jakarta dan beberapa individu.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 57 -

Page 67: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Cukup banyak orang terkecoh pemahaman antara strategic planning dengan scenario planning. Kegiatan ini berbeda dengan Perencanaan Strategik (strategic planning) yang berusaha mengidentifikasi cara-cara untuk menjamin keberhasilan pencapaian visi dan misi organisasi. Hasil perencanaan strategik adalah daftar

7langkah yang harus diambil agar tujuan bisa tercapai . Sementara proses scenario planning dapat digunakan untuk memfasilitasi dan memperkukuh proses strategic planning agar organisasi tetap 'hidup' dan responsif terhadap perubahan-perubahan eksternal yang terjadi.

II. Proses Dasar Perencanaan Skenario Diana Scearce et al. dari Global Business Network

mengungkapkan bahwa proses perancangan skenario selalu dinamis dan penuh dengan tantangan ketika menentukan driving forces yang paling kritikal.

"Settling on a scenario framework is a trial-and-error process. It requires testing various combinations of critical uncertainties until you arrive at a framework that will serve as a strong platform for your strategic conversation. Ultimately, the goal is to develop a set of plausible scenarios that tell very different stories, each of which challenges your

8assumptions and illuminates the strategic issues you are facing.” Proses pemikiran skenario (scenario thinking process) dipahami

sebagai suatu proses dan sekaligus bagaimana mengambil sikap atas hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan. Artinya, skenario itu dibuat dan digunakan sebagai strategi suatu organisasi untuk merespon perubahan-perubahan yang terjadi di masa depan. Ciri khas dari cara berpikir ini adalah memikirkan sesuatu yang tidak terpikirkan (to think the unthinkable), mengetahui apa yang tidak diketahui (to know the unknown) dan memprediksikan sesuatu yang tidak terprediksikan (to predict the unpredictable).

7 Indonesia Masa Depan, "Skenario Indonesia 2010", Jakarta: Indonesia Masa Depan - Komnas HAM, 2000. hal. 10 Lampiran.

8 Diana Scearce, Katherine Fulton and the Global Business Network Community, "What If? The Art of Scenario Thinking for Nonprofits," Global Business Network, 2004. hal.29.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 58 -

Page 68: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Dalam merumuskan atau merancang skenario, langkah paling awal adalah menentukan focal issues atau focal concern. Pada dasarnya focal concern atau focal issue adalah pertanyaan strategis yang menjadi acuan atau jangkar bagi perancangan skenario. Dengan demikian, focal concern/issue yang berbeda akan menghasilkan skenario yang berbeda pula.

Pada tahapan ini kemudian menentukan kerangka waktu yang akan digunakan sebagai patokan. Misalnya saja 10 atau 20 tahun. Jangka waktu ideal adalah menerawang 10 tahun ke depan. Semakin dinamis perubahan eksternal dan internal yang terjadi, maka durasi waktu disarankan antara 5 - 10 tahun. Contohnya ketika berhubungan dengan perkembangan teknologi informasi, maka disarankan untuk menggunakan jangka waktu yang pendek tersebut. Tetapi jangka waktu pendek tidak terlalu disarankan ketika berhubungan dengan persoalan perubahan lingkungan atau sosial kemasyarakatan. Jangka waktu panjang, 10 - 20 tahun, biasanya cukup diterima ketika berhubungan dengan fenomena yang relatif pelan perubahannya.

Secara umum, ada 5 tahapan yang digunakan dalam 9penyusunan skenario :

Tahap I : Orientasi, yakni tahapan persiapan pelaksanaan perencanaan skenario yang dimulai dengan menentukan pihak yang dilibatkan, wawancara narasumber yang dibutuhkan untuk membantu dan melengkapi dalam menentukan focal concern/issue, menentukan durasi atau kerangka waktu, menetapkan focal issue/concern.

Tahap II : Eksplorasi, yakni tahapan mengidentifikasi dan menganalisis driving forces ("predetermined elements" or "uncertainties") yang dapat membantu membentuk focal issue/concern. Driving forces adalah faktor pendorong atau penentu dari luar (eksternal) yang akan digunakan untuk membentuk masa depan yang dinamis baik yang terprediksi maupun tidak. Jadi, DF's itu merupakan

9 Ibid. hal.24-39.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 59 -

Page 69: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

landasan utama dari rangkaian skenario. Pada tahapan ini juga menentukan DF's paling kritikal (critical uncertainties) yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam perencanaan skenario.

Tahap III : Sintesis, yakni mengkombinasikan DF's yang sudah ditentukan untuk merancang skenario. Pada tahap ini disarankan untuk menentukan 2 DF's paling kritikal dan mengkombinasikannya menjadi 4 kerangka skenario. Tahap ini juga 2 akan menjabarkan ciri dari masing-masing kerangka skenario dan menuliskan narasi dalam suatu

10cerita yang masuk akal . Skenario yang ada hendaknya merepresentasikan suatu pandangan alternatif tentang masa depan dan bukannya sekedar menggambarkan baik - buruk atau dunia yang dikehendaki.

10 Arie de Geus, salah seorang pionir scenario thinking menjelaskan bahwa "Scenarios are stories. They are works of art, rather than scientific analyses. The reliability of [their content] is less important than the types of conversations and decisions they spark."

Ekonomi Pro Pemerataan

Pemerintah DemokratisPemerintah Otoriter

Ekonomi Pro Pertumbuhan

( Contoh Matrik Skenario )

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 60 -

Page 70: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Tahap IV : Aksi, yakni tahapan dimana skenario yang dihasilkan digunakan sebagai informasi dan sumber inspirasi untuk melakukan aksi atau tindakan. Pengujian terhadap apakah suatu skenario itu bagus atau kurang bukan terletak pada tingkat akurasinya melainkan sebagai strategi suatu organisasi untuk belajar, beradaptasi, dan mengambil tindakan yang efektif. Pada tahap ini, tanyakan kepada diri anda sendiri: "Bagaimana apabila skenario ini terjadi di masa depan? Tindakan apa yang saya ambil hari ini sebagai persiapan menghadapi masa depan tersebut? Adakah tindakah yang saya ambil dapat menuju ke masa depan yang saya inginkan atau akankah mengurangi dampak negatif dari skenario yang tidak diinginkan?" Jawaban dari pertanyaan ini merupakan implikasi dari skenario. Di sini anda kemudian dituntut untuk membuat agenda strategis untuk menuju atau menghindari skenario tersebut.

Tahap V : Monitor, secara umum tahapan ini adalah memonitor perkembangan eksternal yang bisa berpengaruh terhadap leading indicators. Sebagai contoh, perkembangan teknologi internet di akhir 80-an membuatnya menjadi faktor yang uncertain, namun berkembangan selanjutnya bisa mengarah pada sesuatu yang certain. Tahapan ini diperlukan untuk memberikan alarm atau peringatan dini kepada organisasi bahwa ternyata leading indicators menyarankan adanya perubahan dalam strategi organisasi ke depan. Langkah ini perlu diambil karena strategi yang dipakai sekarang sudah tidak sejalan lagi dengan perkembangan atau trend yang terjadi akibat perubahan leading indicators dari yang uncertain telah menjadi cukup certain.

III. Belajar dari Afrika Selatan Jadi, skenario merupakan alat dimana perubahan besar dapat

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 61 -

Page 71: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

diimpikan dan dilakukan. Contoh paling fenomenal penggunaan tools ini dilakukan oleh Afrika Selatan pada tahun 1991. Saat itu, Pemerintahan De Klerk mengakhir rejim rasis apartheid dan menjanjikan 3 tahun kemudian (2004) akan dilakukan pemilu. Perencanaan skenario pun dilakukan dengan mengumpulkan 22 orang dari berbagai latar belakang -aktivis anti apartheid, politisi, akademisi, pemimpin buruh, tokoh agama, tokoh masyarakat, pebisnis, dsb-untuk bertemu dan menggunakan metodologi scenario planning. Hasil skenario kemudian dijadikan common language untuk didiskusikan dan diperdebatan di seantero Afsel, dengan maksud untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ada 4 kemungkinan yang akan terjadi di masa depan apabila kita melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Intinya, setiap skenario menggambarkan hasil yang sangat berbeda dari situasi negosiasi politik yang sedang berlangsung saat itu. Skenario pertama disebut Ostrich menggambarkan apa yang akan terjadi jika negosiasi berantakan antara pemerintahan apartheid dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pimpinan Nelson Mandela. Skenario selanjutnya adalah Lame Duck menggambarkan situasi transisi yang panjang dan tak berkesudahan yang menyisakan pemerintahan yang lemah dan tidak mampu memenuhi harapan dan kepentingan banyak kalangan. Skenario ketiga adalah Icarus yang menggambarkan Afrika Selatan berhasil dipimpin oleh Kongres Nasional Afrika pimpinan Nelson Mandela dengan pemerintahan yang populis dan terjadi pembelanjaan anggaran Negara besar-besaran yang mengakibatkan keambrukan ekonomi. Skenario keempat adalah Flight of the Flamingo yang menggambarkan bagaimana pemerintahan apartheid, ANC dan masing-masing konstituennya mampu secara perlahan namun pasti bahu membahu bersama membangun bangsa setelah masa keterpurukan ekonomi akibat sanksi global dan hidup di bawah rejim apartheid. Skenario ini sering disebut sebagai Mont Fleur Scenario yang kemudian disebarkan di seluruh penjuru Afrika Selatan. Skenario ini kemudian menjadi bahasa bersama (common language) para pemangku kepentingan dalam membantu memfasilitasi debat publik pada masa transisi menuju demokrasi.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 62 -

Page 72: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

IV. Belajar dari Guatemala Proyek scenario planning juga dilakukan oleh Guatemala

sebagai respon penandatanganan perjanjian damai setelah 36 tahun terjebak dalam brutalisme perang saudara. Proyek ini bertujuan untuk membawa kembali para pihak yang bertikai untuk membuat skenario masa depan seperti apa yang mereka inginkan. Dokumen ini kemudian dikenal dengan nama "Vision Guatemala" yang berisi 3 skenario. Skenario pertama "The Illusion of the Moth", Skenario kedua "The Zigzag of the Beetle" dan Skenario ketiga "The Flight of the Firefly".

V. Belajar dari Destino Columbia Pada tahun 1996-1997, sejumlah 43 orang dari berbagai pihak

di Columbia duduk untuk menyusun skenario masa depan negeri yang sudah terjebak dalam suasana kekerasan selama bertahun-tahun. Menariknya dari proses penyusunan ini adalah keikutsertan pihak-pihak yang bertikai. Meskipun pemerintah menjamin keselamatan pihak gerilyawan, namun karena dianggap terlalu riskan muncul dalam lokakarya, akhirnya mereka memberikan input lewat telpon (speakerphone). Sebagian peserta senang karena ada pimpinan gerilyawan ikut dalam lokakarya meski hanya melalui speakerphone. Namun sebagian lain ketakutan apabila segala perkataan dalam lokakarya tersebut didengar oleh gerilyawan sebagai ketidakberpihakan maka mereka khawatir nyawanya terancam. Fasilitator penyusunan skenario kemudian melontarkan rasa cemas dan takut ini kepada pimpinan gerilyawan dan dijawab: "Mr Kahane, why are you surprised that people in the room are frightened? The whole country is

11frightened.”Lokakarya yang berlangsung selama tiga kali tersebut

berlangsung di daerah pertanian Recinto Quirama. Lokakarya ini sendiri dijaga ketat oleh pasukan bersenjata dari pihak-pihak yang bertikai yang dengan rela mau berhenti sejenak demi mewujudkan visi masa depan

11 Lihatdi ttp://www.generativedialogue.org/documents/Speaking%20Up%20in%20Colombia.pdf diakses 15 November 2007.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 63 -

Page 73: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Negara Columbia. Prasyarat dasar dari suksesnya proses penyusunan skenario adalah adanya keterbukaan, kesediaan berbicara dan kemauan untuk mendengar.

Skenario yang terbentuk adalah (I) "When the Sun Rises We'll See", (II) "A Bird In the Hand is Worth Two In the Bush", (III) "Forward March!", (IV) "In Unity Lies Strength".

VI. Belajar dari Skenario Masa Depan Indonesia 2010 Awalnya diinspirasi oleh pengalaman Afrika Selatan yang

mampu melewati masa transisi dengan sukses. Apalagi situasi politik Indonesia saat itu, 1999-2000, dianggap masa-masa yang cukup rawan dalam melewati masa transisi dari rejim authoritarian menuju rejim demokratis. Tertarik dengan cara-cara yang digunakan bangsa Afrika Selatan, sekumpulan orang yang diprakarsai oleh beberapa petinggi komisioner Komnas HAM Jakarta meluncurkan prakarsa bersama Indonesia Masa Depan 2010.

Tidak mudah menjelaskan kepada masyarakat maupun para tokoh tentang urgensi dari kebutuhan bangsa ini menerapkan scenario planning. Skenario sudah terlanjur dimaknai sebagai sesuatu yang negatif dan sarat nuansa politik. Keberadaaan individu yang tergabung di dalam prakarsa bersama itu pun sempat menuai kecurigaan. Ada motif politik apa di balik prakarsa tersebut. Meskipun pada akhirnya, mereka sepakat bahwa tidak ada motif politik apapun di balik prakarsa bersama ini.

Ada perbedaan pendekatan antara yang digunakan Afrika Selatan dengan Indonesia dalam hal partisipasi masyarakat. Di Afsel, mereka menggunakan pendekatan top down dimana skenario dirancang oleh para tokoh yang berjumlah 22 orang untuk membuat skenario dan didistribusikan ke seluruh penjuru negeri. Dibutuhkan political will dari para pemegang kekuasaan untuk meng'amini' proses ini dan menjadikannya sebagai bahasa bersama menuju masa depan yang diinginkannya.

Di Indonesia, prakarsa bersama ini lebih menggunakan pendekatan partisipatori dan bottom-up. Pendekatan ini memiliki

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 64 -

Page 74: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

konsekuensi dari sisi anggaran biaya pelaksanaan dan waktu. Waktu pelaksanaan penyusunan skenario saat itu 18 bulan di 17 provinsi. Dari sisi biaya yang digunakan juga cukup besar. Namun pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan, sekurang-kurangnya, antara lain proses lebih partisipatif, komposisi peserta makin beragam, keterlibatan banyak pihak lebih merepresentasi rasa kepemilikan (ownership) terhadap proses, setidaknya 600-an orang terlibat dalam prakarsa ini. Bandingkan dengan 22 orang di Afrika Selatan (!)

Serangkaian proses dialog scenario planning di 17 provinsi dan beberapa lokakarya nasional berhasil menghasilkan 4 skenario masa depan Indonesia pada 2010. Pada 1 Agustus 2000 di Tugu Proklamasi Jakarta diluncurkanlah hasil skenario tersebut. Satu juta kopi disebarkan.

Skenario pertama "Diujung Tanduk" yang merupakan kombinasi pemerintahan authoritarian dengan pemerintahan yang berorientasi ekonomi pro-pertumbuhan. Dalam skenario ini digambarkan bahwa pemerintahan yang authoritarian membawa dampak pada ketidakpuasan daerah dari berbagai sisi akibat pemerintahan yang sentralistis. Separatisme dan disintegrasi menjadi konsekuensi logis dari sistem yang tidak mempedulikan aspirasi daerah. Konflik pusat-daerah melebar menjadi konflik antar-agama dan antar-etnis. Anarkisme meningkat. Ketidakpatuhan sipil juga meningkat. Pendidikan dan agama dijadikan sarana untuk menseragamkan ideologi. Pertumbuhan ekonomi terjadi dikarenakan modal besar dan high technology. Dalam skenario ini digambarkan Riau memisahkan diri mengikuti dua wilayah lainnya yaitu Aceh dan Papua.

Skenario kedua "Masuk ke Rahang Buaya" merupakan kombinasi dari pemerintahan authoritarian dengan pemerintahan yang berorientasi ekonomi pro-pemerataan. Dalam skenario ini digambarkan Indonesia menjadi sangat authoritarian dan terjadi isolasi ekonomi. Untuk tetap mempertahankan pemberian subsidi kepada rakyat,

12 Sumatera Utara, NTB, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Bali, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Jawa Timur, Papua, Lampung, dan Jakarta. Dan khusus daerah Aceh dan Maluku, mengingat daerah tersebut saat itu sedang dilanda konflik maka diputuskan penggalian informasi dilakukan melalui penelitian kualitatif. Untuk Aceh dilakukan oleh LP3ES (cq. Enceng Sobirin) sedangkan untuk Maluku dilakukan oleh IISA (cq. Edy Suhardono).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 65 -

Page 75: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

pemerintah mengeksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran. Pabrik-pabrik banyak yang tutup karena bahan baku operasional pabrik mulai langka dijumpai. Sistem tanam paksa sebagaimana di jaman kolonial dihidupkan kembali untuk menghidupi pemerintahan. Para dissident hidup dalam teror. Sementara itu di wilayah politik, tentara nasionalis melancarkan kudeta.

Skenario "Mengayuh Biduk Retak" merupakan kombinasi pemerintahan demokratis dengan sistem ekonomi pro-pertumbuhan. Digambarkan Indonesia menjadi Negara yang demokratis dengan kebebasan pers dan rule of law. Otonomi daerah berjalan dengan baik. Namun terjadi masalah di bidang ekonomi yang dikuasi pertumbuhan, melalui investasi asing dan penggunaan aset-aset lokal.

Skenario "Lambat Asal Selamat" merupakan kombinasi dari pemerintahan demokratis dengan sistem ekonomi pro-pemerataan. Hal ini ditandai dengan suksesnya pelaksanaan otonomi daerah, dimana desentralisasi-lah yang menyelamatkan Indonesia dari bahaya kehancuran disintegrasi.

Demokrasi berhasil membuat wajah Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia international. Investor asing kembali menanamkan modalnya di Indonesia, ini merupakan wujud kredibilitas Indonesia yang membaik atau meningkat. Kekerasan vertikal maupun horizontal menyusut drastis. Keadilan menjadi dasar dalam penyelesaian konflik. Ekonomi tumbuh dengan low profile namun meyakinkan, serta pemerataan mencapai di semua pelosok negeri ini.

VII. Lesson Learnt untuk Penyusunan Skenario Kalimantan 2020Apa yang dilakukan oleh, setidaknya, Afrika Selatan, Guatemala

dan Columbia memang agak berbeda dengan yang dilakukan oleh Working Group Indonesia Masa Depan (WG-IMD) ketika merancang partisipasi peserta. Pendekatan top-down digunakan oleh ketiga Negara tersebut.

Sedangkan yang dilakukan WG-IMD memiliki keunggulan dalam hal tingkat kepemilikan proses (sense of ownership) karena menggunakan pendekatan bottom-up. Setidaknya 600 peserta dengan beragam latar belakang dan profesi ikut serta merancang skenario

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 66 -

Page 76: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Indonesia 2010. Namun ternyata pendekatan ini pun harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.

Pendekatan top-down atau bottom-up pada hakekatnya tidak terlalu menjadi persoalan serius. Sebagaimana inti dari cara berpikir skenario yaitu memberikan kelenturan berpikir dan berproses. Persoalannya terletak dari kemauan politik dari para penyelenggara Negara untuk ikut serta 'mensukseskan' proses dan hasil-hasilnya. Tiga Negara tersebut menjadi contoh menarik bahwa pemerintahan dan masyarakat terlibat dan mendukung secara aktif proses dan hasilnya. Sementara di Indonesia, seperti diungkapkan Dr Liek Wilardjo -salah seorang peserta pakar penyusunan skenario-- para politisi dan pemangku pemerintahan menganggap Skenario Indonesia 2010 seperti angin lalu dan tak berbekas. Skenario Indonesia 2010 kala itu diserahkan secara resmi kepada Ketua MPR untuk membekali anggota majelis memasuki

13arena sidang tahunan .Pelajaran lain yang bisa dipetik yaitu keputusan untuk

meluncurkan Skenario Indonesia 2010 ke publik dan memberikan 'kebebasan' untuk mereka-reka atau menebak-nebak apa yang ada dalam skenario tersebut --terserah publik memilih skenario yang mana. Publik dalam hal ini dianggap sudah mengerti. Namun sebenarnya cara atau tindakan ini kurang tepat. Setidaknya dari sisi rangkaian proses, tahapan yang dilalui pun baru sampai tahap ke-3. Padahal tahapan ke-4 dan 5 yaitu rencana aksi dan monitoring memegang peran cukup penting dalam hal mengkomunikasikan skenario agar menjadi bahasa bersama (common language). Dan tentu saja, menjaga dan terus mengingatkan pemangku kepentingan bangsa ini agar tidak terjerembab pada skenario yang buruk atau negatif.

VIII.Rekomendasi : Apabila inisiatif perencanaan skenario ini ternyata "menarik

hati" para pemangku kepentingan di tingkat Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, setidaknya hal-hal yang menjadi kelemahan proses di

13 Liek Wilardjo, "Lambat Tapi Selamat" dalam Indonesia Masa Depan, "Skenario Indonesia 2010", Jakarta: Indonesia Masa Depan - Komnas HAM, 2000. hal. 39-43 Lampiran.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 67 -

Page 77: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

atas haruslah dihindari. Berikut adalah hal yang perlu dilakukan seandainya inisiatif ini akan dilakukan, sekurang-kurangnya: 1. Pilihlah "panitia pengarah" yang merepresentasikan kelompok, partai

politik, profesi, etnis, agama, dsb, secara beragam dan proporsional.2. Partisipasi peserta. Pilihlah peserta dengan tingkat keberagaman yang

tinggi. Hal ini akan sangat membantu dalam proses identifikasi dan penentuan Driving Forces ("predetermined elements" atau "uncertainties").

3. Libatkan para penyelenggara Negara dan/atau pemerintahan di tingkat Kalimantan untuk memiliki proses tersebut.

4. Disiplin dengan tahapan proses perencanaan skenario. Menghasilkan skenario bukan berarti proses selesai. Selesainya pembuatan Skenario justru merupakan langkah awal proses yang lebih besar, yaitu merancang tindak lanjut dan memonitor indikator utama (ingat: trend perubahan indikator!).

5. Persiapkan sumberdaya (fasilitator, pendanaan, akomodasi, dsb) secara memadai dan transparan.

6. Bentuk unit kecil "Scenario Planning Office" untuk selalu terus memonitor skenario dan tindak lanjutnya.

IX. Penutup 1. Kondisi politik yang cukup demokratis sekarang ini dan

diterapkannya sistem pemilihan langsung serta dihapuskannya Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman menjalankan pemerintahan, skenario bisa dijadikan jawaban atas kegelisahan selama ini. Diakui atau tidak, tidak adanya GBHN maka program pemerintahan hanya didasarkan "janji-janji politik" yang seringkali keluar tanpa melalui proses mendalam dan tanpa terekam. Dengan membuat perencanaan skenario maka setidaknya para calon yang akan maju dalam pilkada sudah memiliki "GBHN". Pada akhirnya, para aparatur pemerintahan/Negara diharapkan memiliki 'pegangan' program nasional/daerah. Sekurang-kurangnya ini sangat membantu mereka dalam mencapai skenario Indonesia seperti apa yang diinginkannya.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 68 -

Page 78: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

2. Penyusunan scenario adalah suatu proses dialog yang mensyaratkan tiga parameter dasar yakni harus ada keterbukaan (openness), kesediaan bicara (talking) dan kemauan untuk mendengar (listening). Ini merupakan prasyarat dasar suksesnya proses. Tidak terpenuhinya prasyarat dasar, yang terjadi hanya sekedar lokakarya penyusunan yang 'hambar' dan tidak mencerminkan 'jiwa' para peserta yang merupakan representasi dari jiwa masyarakat secara keseluruhan.***

Samarinda, 26 November 2007.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 69 -

Page 79: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Lampiran I(ilustrasi dan cerita dibawah dikutip dari “The Role of Scenario in Developing Strategy” Luis Jimenez)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 70 -

Page 80: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 71 -

Page 81: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 72 -

Page 82: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 73 -

Page 83: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 74 -

Page 84: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 75 -

Page 85: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Bagian KetigaMATERI PENDUKUNG

Page 86: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

PERUMUSAN SKENARIO PLANNING DALAM RANGKA MEMPERKUAT SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN

KINERJA ORGANISASI DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK

Oleh :Drs. H. Dadang Solihin, MA

III. PERENCANAANPerencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan

masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Selain itu, perencanaan juga dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan dari se jumlah p i l ihan untuk mencapa i sua tu tu juan yang dikehendaki.sedangkan fungsi atau manfaat perencanaan itu sendiri adalah sebagai penuntun arah, untuk meminimalisasir ketidakpastian dan inefisiensi sumber daya dan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas.

Perencanaan mempunyai syarat-syarat yang harus dimiliki, diketahui dan diperhitungkan, yaitu :1. Tujuan akhir yang dikehendaki.2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang

mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.4. Masalah-masalah yang dihadapi.5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta

pengalokasiannya.6. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

Kegagalan pada sistem perencanaan dapat terjadi apabila mengalami hal-hal berikut ini :1. Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena informasinya

kurang lengkap, metodologinya belum dikuasai, perencanaannya

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 76 -

Page 87: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana atau pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan-pertimbangan teknis perencanaan diabaikan.

2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Contoh, kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya, aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten, atau masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya.

3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Misalnya saja, orientasi semata-mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesenjangan. Dengan demikian, yang keliru bukan semata-mata perencanaannya tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu.

4. Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh. Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan permintaan karena pemerintah mengatur semuanya. Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat ( centrally planned system ).

Sedangkan sistem perencanaan yang berhasil adalah sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. Dalam sistem ini perencanaan dilakukan dengan menentukan sasaran-sasaran secara garis besar, baik di bidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku utamanya adalah masyarakat dan usaha swasta.

Perencanaan yang Ideal dapat dilakukan dengan Interactive Planning, yaitu: Partisipatif, yang artinya masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya. 1. Kesinambungan, yang artinya perencanaan tidak hanya berhenti pada

satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 77 -

Page 88: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran.

2 Holistik, yang artinya masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan.

3 Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and adaptive system).

4 Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).

II. SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALSistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( SPPN ) adalah satu

kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan dan dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Tujuan SPPN itu sendiri adalah sebagai berikut :1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-

Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.Proses-proses yang dilakukan dalam perencanaan meliputi:

×Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.

×Proses Teknokratik : Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 78 -

Page 89: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

×Partisipatif : Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang.

×Proses top-down dan bottom-up : Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

III. DEFINISI SKENARIO PLANNINGDefinisi Scenario Planning menurut beberapa pakar, yaitu :

mMichael Porter (1985) : "An internally consistent view of what the future might turn out to be".

mPeter Schwartz (1991) : "A tool [for] ordering one's perceptions about alternative future environments in which one's decision might be played out right".

mGill Ringland (1998) : "That part of strategic planning which relates to the tools and technologies for managing the uncertainties of the future" .

mPaul Shoemaker (1995) : "A disciplined method for imaging possible futures in which organizational decisions may be played out".

mScenario Planning is a model that can be used to explore and learn the future in which a strategy is formed. It works by describing a small number of scenarios, by creating stories how the future may unfold, and how this may affect an issue that confronts the corporation. Scenarios are carefully crafted stories about the future embodying a wide variety of ideas and integrating them in a way that is communicable and useful. Scenarios help us to link uncertainties about the future to the decisions that we must make today (Royal Dutch Shell).

mThe scenario planning method works by understanding the nature and impact of the most uncertain and important driving forces affecting the future. It is a group process which encourages knowledge exchange and development of mutual deeper understanding of central issues that are important to the future of your business. The goal is to create and craft a number of diverging stories by extrapolating uncertain and heavily influencing driving forces. The method is most widely used as a strategic management

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 79 -

Page 90: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

tool, but it is also used for enabling group discussion about a common future. Scenario planning is the combination of scenario analysis for strategic purposes and strategic planning based on the outcome of the scenario phase (Lindgren, 2003).

Time

Strategic PLANNING

SCENARIO Generation

Perbedaan antara Scenario, Forecast dan Visions jika dikelompokkan ke dalam suatu tabel adalah sebagai berikut :

Scenario Forecast

Visions

Possible, plausible futures

Probable futures

Desired future

Uncertainty based Based on certain relations

Value based

Illustrate risks Hide risk

Hide risk

Qualitative or

quantitativeQuantitative

Usually qualitative

Needed to knowWhat we decide

Needed to dare to decide

Energizing

Rarely used Daily used Relatively often used

Strong in medium to long-term perspective and medium to high uncertainties

Strong in short- term

perspective and low

degree of uncertainty

Function as

triggers For voluntary change

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 80 -

Page 91: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Dimensi scenario planning jika digambarkan dalam sebuah diagram adalah sebagai berikut :

Innovation

Scenario

Planning

ScenarioLearning

Strategy/

Planning

Evaluation

Focus : new business

Purpose :action

Business development/Concept development

New thingking/ Paradigm shift

Purpose :

prerequisite for change

Strategy development/Organizational development

Risk-consciousness/Need for renewal

Focus : old business

Karakteristik Traditional Planning dan Scenario Planning digambarkan dalam tabel berikut ini :

Traditional Planning Scenario Planning

Perspective Partial, “Everything else being equal”

Overall, “Nothing else

Being equal”

VariablesQuantitative, objective,

known Qualitative, not necessarily

quantitative, subjective, known or hidden

RelationshipsStatistical, stable structures

Dynamic, emerging structures

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 81 -

Page 92: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Explanation The past explains thepresent

The future is the raison

d’etre of the present

Picture of future Simple and certain

Multiple and uncertain

Method

Intention analysis, qualitative and stochastic models (cross impact and systems analysis)

Attitude to the

futurePassive or adaptive (thefuture will be)

Active and creative (thefuture is created)

Determinist and quantitative models (economic, mathematical)

Langkah-langkah dalam Scenario Planning (Steps in Scenario Planning) adalah sebagai berikut :1. Identify people who will contribute a wide range of perspectives.2. Comprehensive interviews/workshop about how participants see big

shifts coming in society, economics, politics, technology, etc. 3. Group (cluster) these views into connected patterns.4. Group draws a list of priorities (the best ideas).5. Create rough pictures of the future, based on these priorities. Stories

and rough scenarios.6. Add further detail to get impact scenarios. Determine in what way

each scenario will affect the corporation.7. Identify early warning signals. Things that are indicative for a

particular scenario to unfold.8. The scenarios are monitored, evaluated and reviewed.

Sedangkan tahapan dalam membuat Skenario adalah sebagai berikut :1. Decide driving forces (istilah lain : drivers / drivers for change)2. Find key uncertainties : drivers yang paling important &

unpredictable. 3. Group linked drivers into a viable framework (kalau bisa, reduce to

yang terpenting/strategic drivers)4. Draft Scenarios (plot menjadi 2-4 skenario, lalu buat narasinya)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 82 -

Page 93: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

5. Strategize (lihat strategic challenges, susun strategic options & identify early warning signs untuk each scenario)

Driving Forces

Strategic

Drivers

Strategic Challenges

Strategic Options

Faktor-faktor yang dapat memicu perubahan ( Sosial, Demografi, Ekonomi, Tekno, Politik, Lingkungan Values )

Driving Forces yang paling berpengaruh terhadap masa depan organisasi / Negara. Contoh : human capital, trade openness, governance

Berbagai arah ketidakpastian Stategic Drivers yang dapat menghambat / menciptakan peluang dalam mewujudkan Visi.

Action Plan yang perlu disusun untuk mewujudkan Visi sekaligus merespon Strategic Challenges

Beberapa Perangkap/pengertian/pemahaman yang perlu dihindari tentang scenario Planning, antara lain:1. Treating scenarios as forecasts.2. Constructing scenarios based on too simplistic a difference. Such as

optimistic and pessimistic.3. Failing to make the scenario global enough in scope.4. Failing to focus the scenarios in areas of potential impact on the

enterprise.5. Treating scenarios as an informational or instructional tool rather than

for participative learning and/or strategy formation.6. Not having an adequate process for engaging management teams in

the scenario planning process.7. Failing to put enough imaginative stimulus into the scenario design.8. Not using an experienced facilitator.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 83 -

Page 94: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Within paradigm strategies

- Strategy as prolongation or

modification of the past

Paradigm challenging strategies- Scenario as a source

of higher-level strategic thinking and

planning

Mindless action

- Tactical and action planning

Future trap- Scenario as science

or intellectual exercise with no connection to

strategic action

Strategic Thinking Strong

Strategic Thinking

Weak

Futures Focus Weak Futures Focus Strong

Level of Strategic Thinking

Level of Integration

Time horizon

Future integrationIntegrates long-term

perspectives with mid-term strategies and short-term actions

Strategy integrationIntegrates different

business and products in search for strategic

leverage

Process integration

Integrates operational procedures in search for

efficient processes

Level of Integration

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 84 -

Page 95: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Scenario 1

Scenario 2

Scenario 3

Scenario 4

CUncertainty A

Uncertainty B

Strong demand for digital information

C

Models for Scenario Project

Expert model Participation model Organization

model

The planner works

Alone With a group in the organization

In training/instructing theorganization

ControlThe planner controls the process

The plannepart in and leads the process

r takes

The planner staysoutside theprocess

The Result

Is presented by the planner

Is owned and presented by the group

Is owned by theorganization

RelationshipThe planner completes the assignment

The planner maintains a relationship with the group

The planner passesresponsibility tothe group

Scenarios and Uncertainties

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 85 -

Page 96: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Wait and see

Cyberworld

2010

Business as usual

High – tech production

Newspaper conservative

NewspaperIT-active

Weak demand for digital information

Beberapa Contoh Skenario negara-negara Asia:m Skenario Indonesia 2010 Skenario Indonesia 2010 digambarkan sebagai berikut :

Authoritarian Government

Democratic Government

Pro- Economic

Orientation

GrowthPro-DistributionEconomicOrientation

Fair

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 86 -

Page 97: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Masing-masing skenario digambarkan sebagai berikut:qON THE EDGE :

lAuthoritarian government system with a pro-growth economic orientation.

lSeparatist movements cause Indonesia to disintegrate. Conflicts between the regions and the centre spread to become inter-religious and inter-ethnic conflicts, labor conflicts, and anti-Chinese violence.

lAnarchy increases. Civil disobedience grows. Education and religion are used to enforce ideological uniformity.

lEconomic growth occurs through big capital and high technology.

lAfter Aceh and Papua, Riau secedes from Indonesia.

qPADDING A LEAKY BOAT :lCombines a democratic government system with a pro-growth

economic orientation.lIndonesia become democratic, with a free press and the rule of

law.lRegional autonomy works. Economic problems are overcome

through growth, both through foreign investment and using domestic assets.

qINTO THE CROCODILE PIT :lCombines an authoritarian government with a pro-fair

distribution economic orientation.lIndonesia becomes more authoritarian due to economic

isolation. To keep up popular subsidies, the government over-exploits natural resources.

lFactories close, as resources grow scarce. Forced agriculture is brought backs, as in colonial times.

lDissidents are kept down by terror. Nationalist soldiers join populist forces to launch a coup d'etat.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 87 -

Page 98: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

qSLOW BUT STEADY :lCombines a democratic government with pro-fair distribution

economic orientation.lSuccessful regional autonomy and decentralization saves

Indonesia from destructionlDemocracy survives the end of the New Order. lForeign investors return, as does international credibility.lViolence recedes. Justice becomes the basis for resolving

conflict.lEconomic growth is low profile, but fait distribution reaches the

regions.

m Skenario China 2025

qREGIONAL TIES :lRegional Ties describes how China continues on the path of

reform despite an international environment that becomes increasingly difficult. Chinese leadership and vision facilitate the

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 88 -

Page 99: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

forging of regional ties that help overcome historical enmities and restore prosperity in Asia.

lThe scenario is written as a Government White Paper, reflecting on 20 years of progress in China, a medium often used by the Chinese government to communicate to the public-at-large on a major issue, to lay out its policy or to reflect on the past.

qUNFULFILLED PROMISE :lUnfulfilled Promise describes a China where the desire for

economic development is not supported by the necessary structural reforms. The name reflects the general sentiment among the Chinese people that the promise made to them in terms of inclusive economic development has been largely unfulfilled.

lThe story is told as an article in a Western online journal and reviews China's development over the period 2006-2025.

qNEW SILK ROAD :lNew Silk Road describes the flourishing economic and cultural

rise of China, a feat achieved despite the presence of substantial internal obstacles. The scenario reflects China's peaceful geopolitical integration and its sizeable role in the exchange of goods, services, investments and ideas. In this way it recreates the original Silk Road.

lThe scenario is told using the Online Encyclopaedia of the World and provides a factual account of what China has achieved over a 20-year period.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 89 -

Page 100: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

m Skenario India 2025

qBOLLY WORLD :l"Pahale India" means "India First" and this is reflected in the

scenario in at least three ways: 1. people from across India put the needs of their community

and country first; 2. India emerges as a global economic leader; and 3. India's dynamic internal developments make it a source

of inspiration for the rest of the world.lThis story is told by a successful Indian business woman at the

40th India Economic Summit in 2025. Her keynote speech explores the reasons for India's remarkable success.

qATAKTA BHARAT :l"Atakta Bharat" describes an India "getting stuck without

direction" reflecting the lack of unified action and absence of effective leadership that, in this scenario, create a continuous and cumulative source of problems for India.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 90 -

Page 101: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

lThe scenario is told as the transcript of a speech given at the monthly forum of the Hyderabad GM Crop Collective. The collective-a collaboration between the Hyderabad Farmers, Seed Developers and Rural Workers Cooperatives-is an example of one of the more positive responses made by some Indians to the multitude of troubles facing India.

lThe speech itself also draws attention to the importance of self-organization and self-help. Entitled "India's last 20 years: Why we must help ourselves", it explores how initial well intentioned attempts at reform in India failed-because of corruption, inadequate planning and insufficient political will. The speaker raises a number of what he calls "if onlys" to describe how India's future could have been very different.

mSkenario Indonesia 2010 Menurut Pandangan dari Jawa Barat (Bandung, 2 Januari 2000)

Skenario 4Fajar

Menyingsing, Kabut Mulai

Tersibak

Skenario 2Riak Tangis di Nusa Damai

Skenario 1

Zamrud Berserakan

Skenario 3Kawah

Bergolak

Terbuka

Tertutup

Hig

hG

overn

men

tIn

terva

ntion

Lo

wG

overn

men

tIn

tervan

tion

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 91 -

Page 102: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Skenario 1 : Zamrud Berserakan

Skenario 2 : Riak Tangis di Nusa

Damai

Skenario 3 : Kawah Bergolak

Skenario 4 : Fajar Menyingsing, Kabut

Mulai Tersibak

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Tertutup

Terbuka

DIAGRAM POHON SKENARIO INDONESIA 2010

qZAMRUD BERSERAKAN :lIndonesia terpecah, pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi.lPeranan masyarakat rendah, setelah terjadinya kudeta yang

mengubah keadaan masyarakat terbuka menjadi masyarakat tertutup.

lUntuk bertahan hidup, pemerintah melakukan intervensi ekonomi yang sangat tinggi.

lKelaparan terjadi di mana-mana. Pada saat yang sama Indonesia dikucilkan oleh masyarakat dunia.

qRIAK TANGIS DI NUSA DAMAI :lAdanya ketidaksabaran masyarakat dan pemerintah Indonesia

setelah menyaksikan bahwa pengambilan keputusan dan kompromi dalam masyarakat terbuka terlalu banyak memakan waktu dan energi, yang disertai dengan perdebatan sengit dan bising. Padahal masalah yang dihadapi Indonesia sangat berat dan memerlukan penanganan yang cepat.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 92 -

Page 103: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

lMaka diambillah pilihan untuk membatasi keterbukaan masyarakat, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan kerja bisa lebih efisien.

lDi bidang ekonomi, pemerintah hanya sedikit melakukan intervensi, sehingga pertumbuhan berlangsung cepat. Namun karena kebijakan negara memprioritaskan ekonomi, dan untuk itu hak-hak rakyat banyak dikorbankan.

lPada akhirnya, masyarakat dunia tidak bisa mentoleransi lagi terhadap Indonesia, dan kampanye pemboikotan terhadap produk Indonesia dilancarkan di seluruh dunia.

qKAWAH BERGOLAK :lKeadaan Indonesia yang tak pernah reda sejak runtuhnya Orde

Baru. lMasyarakat terbuka merangsang perdebatan tidak ada hentinya

di kalangan masyarakat. lWaktu dan energi hanya digunakan untuk berdebat dan

mengatasi pergolakan politik. Padahal tekanan kemiskinan akibat krisis ekonomi perlu mendapat penyelesaian segera.

lUntuk mengatasi masalah kemiskinan ini sesegera mungkin, maka pemerintah melakukan intervensi yang tinggi demi menyelamatkan masyarakat miskin, akibatnya pengurasan sumber daya alam tak terkendali sama sekali.

lIndonesia bagaikan kawah yang bergolak. Setiap waktu bisa meletus dan memporakporandakan Indonesia.

qFAJAR MENYINGSING, KABUT MULAI TERSIBAK :lMasyarakat dan pemerintah konsisten dan sabar untuk

membangun masyarakat terbuka, yang mendorong makin kuatnya peranan masyarakat dan makin berkurangnya kekuasaan pemerintah.

lKetidaksabaran memang terus menggoda dan korban benar-benar berjatuhan. Berkali-kali masyarakat dan pemerintah tergoda untuk mengurangi keterbukaan masyarakat, tapi niat itu

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 93 -

Page 104: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

dikalahkan dengan ketakutan makin terancamnya kemanusiaan dan Indonesia.

lDi bidang ekonomi, pemerintah mengurangi intervensinya, kecuali beras.

lKonflik-konflik horisontal yang terjadi di awal pemerintahan Gus Dur membuat orang makin takut terhadap perpecahan. Jika Indonesia pecah, maka nusantara akan kembali seperti sebelum dijajah Belanda.

lPerang antar negara baru tak akan terelakkan. Ketakutan perang antar negara -pecahan Indonesia- inilah yang menjadikan masyarakat tetap menjaga kesatuan Indonesia.

m Indonesia 2025

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 94 -

Page 105: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Daftar Pustaka

‘Eisy, Muhammad Ridlo (2000) Pertemuan Puncak - Dialog Regional Jawa Barat Menyusun Skenario Indonesia Masa yang akan datang Pandangan dari Jawa Barat : Skenario Indonesia 2010, http://www.geocities.com/ind2010/serta.htm

LINGREN, Mats and Hans Bandhold, 2003, "Scenario Planning, the Link between Future and Strategy", New York: Palgrave MacMillan

Hermana, Budi (2007) "Peran BI Menuju Indonesia 2025: Prahara, Sengsara, atau Nusantara Jaya?", Universitas Gunadarma

RINGLAND, Gill, 2006.Scenario Planning, West Sussex: John Willey & Sons Ltd

UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional"What is Scenario Planning?" , h t tp: / /www.12manage.com/

methods_scenario_planning.htmlWorld Economic Forum (2006) World Scenario Series, China and the World:

Scenarios to 2025, www.weforum.org World Economic Forum (2006) World Scenario Series, India and the World: Scenarios to 2025, www.weforum.org

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 95 -

Page 106: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

LONG-TERM FORECASTING OF TECHNOLOGY ANDECONOMIC GROWTH IN INDONESIA

Oleh :14 Prof. Erman Aminullah

( Centre for Science and Technology Development StudiesIndonesian Institute of Science (LIPI), Jakarta, Indonesia)

([email protected])

Summary :This paper attempts to analyze the importance of technology

investment strategy and its effects in influencing economic growth under the economic complexity of Indonesia. The model of economic dynamics through innovation is applied to understand the behaviors of economic growth, investment, and consumption. The results of a computer simulation show: (i) economic growth can occur under the conditions of investment growth and investment reduction, while it generally occurs under the condition of consumption growth; (ii) the fluctuation of economic growth can be stabilized by technology investment; (iii) the initial condition of technology investment determines the stability of economic growth; and (iv) constant growth of technology investment will secure the stability of economic growth in the long run.

The model concludes that a commitment to maintain technology investment in the private sector is important for a stable economic growth in Indonesia. More specifically, the choice of optimum technology investment strategy for increasing of Indonesian companies is a robust strategy in the long run.

Keywords: technology investment strategy, economic growth, economic complexity, Indonesia, R&D intensity

14 This paper carries a significant change from its earlier version. The author is indebted to Dr. Kong-Rae Lee for his suggestion(s) with regard to the clarity of this paper, and I am thankful to two anonymous referees who have also given their comments and suggestions for the enrichment of this paper

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 96 -

Page 107: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

1. Introduction Attention centered only on the present will blur the view of the

future, while attention centered on a certain aspect will neglect many interrelated aspects. This becomes a world-view in observing the importance of technology investment strategy in the long run. Technology investment is in four components namely: business efficiency; research and development (R&D) productivity; the efficacy of government policy; and the quality of higher education. A robust strategy of technology investment is achieved by balancing between technology investment and physical capital investment to build up a strong and healthy economy in the long run.

This paper explains the dynamics of Indonesian technology investment in the past, as well as its possibilities in future scenarios. The reality of past technology investment in Indonesia is a story of backwardness in technology investment, which results in instability when faced with economic turbulence and the postponement of economic recovery such as that from the 1997 Asian crisis. The scenarios of future technology investment will generate a desirable and feasible strategy to achieve a balance between technology investment and physical capital investment. Some coherent steps including a socio-technical approach, a coherent policy direction, a supportive institutional set-up, and workable policy instruments for implementing the strategy will be explained in the last part of the paper.

2. Past Trends of Technology Investment in IndonesiaTechnology investment is different from physical capital

investment. Technology investment is a cultivation of technological capability which generally goes through the internal process of technological learning, while physical capital investment is a formation of capital which mainly occurs by the external inputs of capital. Technology investment is more than R&D expenditure, and albeit it can be used as an indicator of technology investment, it would work by simultaneously investing in people, organization, information, and

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 97 -

Page 108: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

techniques to create the internal process of technological learning. Generally, the cultivation of technological capability had moved slowly in Indonesia in the past. Low technology investment was inspired by a lack of awareness on the importance of building up technological capability. The dynamics of technological capability demonstrated a downward fluctuation in Indonesia. This was shown by slightly increasing and then constantly deteriorating trends in the four objectives of technology investment: technical capability, knowledge mastery, capacity to govern, and intellectual capital. At the macro level, this was reflected by deteriorating tendencies in: the business efficiency of the private sector; R&D productivity of research institutions; the efficacy of government policy on technology investments; and the quality of higher education (see Figure 1).

2.1 Building up Technical Capability Technical capability, with investments in techniques, is

reflected by the ways of producing goods and rendering services in the economy, starting from buying only, to the combination of buying with some producing, and then fully producing. The improvement of technical capability is associated with knowledge mastery, capacity to govern, and intellectual capital. At the macro level, the higher the technical capability, the more advanced the business efficiency. High efficiency of business is achieved by the creation of lesser inputs, faster processes, and greater outputs. The achievement is indicated by the increase in the added value of manufacturing and services. An increase in the added value per worker in the economy reflects the improvement of technical capability, mainly in producing high technology goods and services in the economy.

The added value per worker in the Indonesian manufacturing sector (1990-2003), in comparison with several countries, can be explained as follows: (i) before the 1997 crisis, the added value per worker was still above that of China and the Philippines but below Malaysia; yet, after the crisis, the added value per worker in Indonesia was surpassed by China and the Philippines; ii) Singapore,

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 98 -

Page 109: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

South Korea, India, and China were countries with the ability to maintain the rise of added value per worker continuously; and (iii) Thailand, Indonesia, the Philippines, Malaysia, and South Korea were experiencing a drastic fall of added value per worker on account of the 1997 economic crisis. Then, in 2003, all countries, except Indonesia, succeeded in increasing their added value per worker, exceeding their positions before the crisis. Indonesia still kept experiencing a decrease in added value per worker, which was a result of their technical capability whose main emphasis was on producing low as well as middle technology products in the economy (IIS, 2006).

The aforementioned reality implies some important points: (i) a high level of technical capability is reflected by the increase in the added value of high technology goods and services in the economy; (ii) a high level of technical capability is associated with the advancement of knowledge mastery, intellectual capital, and managerial capability, as shown by Singapore and South Korea; (iii) a low level of technical capability is vulnerable against economic turbulence associated with backwardness in knowledge mastery, capacity to govern, and intellectual capital, as shown by Thailand, Indonesia, and the Philippines; and (iv) a continuous increase in technical capability can be the source of economic resilience in resisting economic turbulence, as reflected by China and India, and then become the source of economic strength in coping with the crisis, as shown by South Korea and Malaysia (see Table 1).

2.2 Knowledge Mastery Knowledge mastery, or the investment in information

acquisition, is performed by accumulating scientific knowledge acquired from learning and R&D activities. Formally, these activities are carried out by academic institutions, R&D institutions, and business organizations. Commonly, investment in knowledge mastery is measured by R&D expenditure (input) and patent (output). The past reality showed that the government R&D budget in Indonesia once

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 99 -

Page 110: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

did not differ much from that of South Korea, around 0.4% of GDP in the early 1970s. Then, since the 1970s and until now, the Indonesian R&D expenditure has been mainly financed from the government budget and has constantly decreased, down to 0.1% of GDP in 2004, while South Korean R&D expenditure sharply rose to 2.85% of GDP in the same year, which was mostly financed by the private sector. Among five ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, and the Philippines), only Indonesia failed to experience any increase in acquiring scientific knowledge through R&D, plus it constantly deteriorated and has occupied the bottom position since the year 2000.

Indonesia South Indicators Past

Recently

Korea

China India Malaysia Thailand Philippines

Technical capability:

Added value per worker in

4.24

4.22

48.19

6.59

14.30

17.97

11.01 8.24manufacturing (US$ 1997 price)

(1990)

(2003)

(2003)

(2003)

(2003)

(2003)

(2003) (2003)

Share of high technology in

3.50

4.30

21.52

19.00

5.08

32.19

4.20 17.80manufacturing added value (%)

(1990)

(2003)

(2003)

(2003)

(2003)

(2003)

(2003) (2003)

Knowledge mastery:

R&D expenditure as % of GDP

0.39

0.10

2.85

0.44

0.78

0.69

0.26 0.11

(1972)

(2004)

(2004)

(2004)

(2001)

(2002)

(2003) (2002)

Patents registered in USPTO

9

36

95

28 18

(1993)

(2005)

(2005) (2005) (2005)

Capacity to govern:

Policy direction, institutional

set-up, and policy instruments

See explanation in text

Intellectual capital:

Public expenditure on education

1.40 0.80 3.39 5.29* 4.02 8.10 2.67 3.10

as % of GDP (1998) (2004)

(2002) (2001) (2002) (2002) (2002) (2002)

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 100 -

Page 111: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Notes : * Including private expenditure ** Public R&D institution only Sources : IIS ( 2006 ); Seong ( 2005 ); UNCTD ( 2003 ); Kim ( 2003 ); Siqurdson ( 2002 ); WB ( 1999 )

Population with bachelor

0.47

2.70

18.50

2.70

3.30

8.60 17.60

degree per labor force (%)

(1990)

(2004)

(2000)

(2000)

(2000)

(2000) (2000)

Doctoral graduate in science

245

3365

6317

180

and engineering

(2004)

(2002)

(2003)

(2003)

RS&E per million population

181

282

2636

537

151

87

173 90

(1988)

(2004)

(1994)

(1993)

(1990)

(1992)

(1991) (1984)

Researcher with doctoral degree 955** 56572 3893

(2004) (2004) (2000)

In terms of patent registration in the US Patent and Trademark Office (USPTO), the number of patents from Indonesia in the 1990s was relatively comparable with some ASEAN countries (i.e. Malaysia, Thailand, and the Philippines). Nonetheless, the Indonesian position has fallen behind Malaysia and Thailand since the year 2000. Moreover, in terms of patent registration in the Indonesian Patent Office (IPO), the number of patents registered from Indonesia also lagged far behind those registered by foreign countries (see Table 1).

2.3 Strengthening Capacity to Govern Capacity to govern, by investing in organization, especially in

public administration, is reflected by the course of actions in the form of various policies put into practice by the government. The generic pattern of governing the technology investment in Indonesia showed physical capital investment with limited mastery of technology in production engineering and the production process. Prior to the 1997 economic crisis, the economy grew more from export-oriented foreign direct investment (FDI) in consumer goods. In the 1990s, the export of manufacturing goods shifted toward science-based consumer goods, primarily electronic products (Okamoto, 2001). This reflects a shift toward a limited mastery of production

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 101 -

Page 112: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

engineering and the production process. Then, after the 1997 economic crisis, the economy grew more from the stimulation of domestic consumption rather than by investment. In the future, the stimulation of economic growth by investment, primarily FDI, is necessary for the expansion of production. Because domestic demand is growing at a slow rate, export becomes crucial in absorbing the expansion of production from FDI. Thus, aggressive FDI policy and export incentives have become the government target after the economic crisis.

Prior to the 1997 economic crisis, Indonesia implemented two lanes of industrial policies: (i) a policy for strengthening and deepening the industrial structure, which is under the coordination of the Ministry of Industry (MI) and (ii) a policy for industrial transformation through high-tech application in strategic state-owned enterprises (SSOEs), which is coordinated by the Office of the State Minister for Research and Technology (MRT). The development of private industrial technology capability was directed toward strengthening and deepening the industrial structure. Indonesia has been acknowledged for its success in building some of the strongest upstream and downstream industrial structures, such as an integrated textile industry, an integrated wood processing industry, and integrated petrochemical and fertilizer industries. Nonetheless, Indonesia has relatively failed in successfully building a strong industrial structure in the automotive and electronics industries, which up to the present are still downstream because of the limited assembly

15 of automotive and electronics components, and consumer electronics. Moreover, the development of a high-tech industry in Indonesia, executed by SSOEs, has relatively failed to become the vehicle for

16technology-based industrial transformation .

15 For the situation on automotive industries in Indonesia, see Okamoto (1999). Furthermore, for the situation on electronics industries in Indonesia, see Gammeltoft (2001), p.108.

16 These ten SSOEs were in the areas of: aircrafts; shipbuilding; railroad wagons; electronics; telecommunication; light weapons and ammunition; explosives; engines and machinery; heavy equipment and construction material; and steel. After the 1997 economic crisis, the position of strategic industries which previously received special treatment by the Agency for the Management of Strategic Industries under the coordination of MNRT, subsequently became SOEs without special treatment under the authority of the State Minister for State-Owned Enterprises (MSOEs).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 102 -

Page 113: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

After the 1997 economic crisis, the urgent problem was unemployment. In order to abate unemployment, investments were needed. The state budget deficit reflected a lack of funding for investments. Given the circumstances of budget stress and unemployment, investments in labor intensive projects were more urgent than R&D projects, while technology investment seemed relatively less important, as reflected by the decrease in the budget ratio for S&T in the government development budget and

17the decreasing trend of R&D expenditure in the industrial sector . With a very limited budget, the government encouraged the participation of private industries in public R&D activities by introducing incentives for their research activities. The government also continued its task of enhancing the quality of public R&D activities through programs called "center of excellence" and other various research programs for enhancing technological mastery.

Policy instruments in the form of incentives may be categorized into fiscal, financial, and other incentives. Fiscal incentives are provided in the form of duty drawbacks and exemptions to attract FDI and to support the development of industries in the infancy stage. Tax deductions only concern income tax that can be deducted related to certain R&D costs in industry, such as purchasing costs for R&D materials and training costs for human resources in carrying out R&D. Unfortunately, until now, tax deductions are not yet extended (although often discussed) as special incentives in carrying out R&D. The government still views the tax incentives for R&D as a burden as it has a limited budget under low industrial preference toward innovation; however, a low industrial preference toward innovation is even more detrimental when it lacks government incentives. This situation explains the deteriorating position of Indonesia in terms of R&D expenditure (see Table 1). In terms of

17 The ratio of the government's S&T budget to the total development budget has continued to decrease since the 1970s: 3.01% (1970); 1.61% (1980); 1.1% (1985); 0.42% (1990); 0.54% (1995); 0.43% (2000); and 0.35% (2004). As for the level of industrial R&D intensity, it was around 0.064% of the GDP in 1994, then it decreased to 0.035% of the GDP in 1999, and was approximately 0.027% of the GDP in 2003. Source: IIS (2006).

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 103 -

Page 114: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

financial incentives in Indonesia, they are generally related with the promotion of R&D in public institutions (supply push), and very little incentives are utilized by industries in conducting industrial R&D (demand pull). In addition, financial incentives are generally directed to all scales of technology and not yet for the development of a specific technology. Other incentives are in the form of regulations and services for the creation of a conducive environment in stimulating R&D activities in order to protect and accelerate technological innovation. To sum up, the capacity of governing the purchase of technology embodied in physical capital investment does not always mean mastering the technology. The physical capital investment for the economic growth of Indonesia tended to disregard reinvesting the gains from the growth for the formation of intellectual capital and the accumulation of scientific knowledge, resulting in a lack of capability to digest and absorb the technology embodied in physical capital investment. This situation has placed Indonesia in a position that is under the capacity to govern the low industrial preference level toward innovation through R&D. Meanwhile, other Asian countries have consistently enhanced their capacities to govern becoming the leader of world class innovative industry (South Korea); intensifying the competitiveness based on R&D and innovation (China); becoming the home-base of the global high-tech industry (India); and giving strong support toward advancing technology intensive industries (Malaysia).

2.4 Increasing Intellectual Capital The formation of intellectual capital, by investing in

people, is indicated by the capacity of providing a supply of educated people, which can be measured by: education expenditure; higher educational attainment; science and engineering graduates; doctoral graduates in science and engineering; research scientists and engineers (RS&E); and researchers with doctoral degrees. Based on these indicators, the reality of investment in intellectual capital in Indonesia, in comparison to several countries, still occupied the bottom position.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 104 -

Page 115: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Public expenditure on education in Indonesia was around 0.8% of GDP in 2004. Some developing nations (India, Malaysia, the Philippines, and Thailand) have a strong commitment to invest in intellectual capital, with an education expenditure of over 4% of GDP. Among the ASEAN countries, the Philippines has the largest portion of the population with a higher educational attainment, but it still lacks the capacity to supply doctoral graduates in science and engineering. Just by looking at the number of researchers with doctoral degrees, it is evident that Malaysia has twice that of Indonesia (see Table 1).

3. A Model for Technology Investment and Economic Growth3.1. Economic Dynamics through Innovation

The basic concept of economic dynamics through innovation is the ability of a complex economic system to evolve in the rapidly changing free market environment; it is a life of surfing at the edge of competitive waves and cooperation. The secret of surfing on free market waves, closer to reality, is the adaptive ability for competition and, simultaneously, cooperation (Beinhocker, 1997; Pascale, 2000). In a free market, the competition is a matter of managing the power to gain self benefit, and at the same time, cooperation is a matter of having the power to manage the gains for mutual benefit (Davis, 2004). Competitiveness is revealed by the strength of the "genetic seed" in the body of the economy as a living system. It would flourish into a strong and healthy economy by interconnecting elements: (i) the power of investment financing; (ii) the activities of the economy; (iii) the nutrition of technological innovation; and (iv) the struggle to evolve in the economic competition (Witt, 1999; Bar-Yam, 1997).

The interaction of those elements is called the model of "adaptive innovation policy" for building a strong and healthy economy (Aminullah, 2005). Adaptive innovation is the continuous enrichment of technology as nutrition for the living economic system to evolve into gaining the benefit of free market competition.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 105 -

Page 116: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

This model explains that a strong economy which lacks the nutrition of technology may become a sick economy because of vulnerability against shock coming from the environment of free market competition, such as the one experienced by Indonesia during the 1997 economic crisis (Keller, 2002). Thus, innovation policy should be developed and formulated adaptively to soften the pressure of free market competition.

Putting the model to work through a strong economy will be achieved by the sufficient power of financing to increase the activities of the economic actor, again increasing the economic activities, which will generate additional financing power (Arthur, 1990). However, such a positive feedback loop is balanced by the following negative feedback loop: the more expansive the economic activities, the fiercer the economic competition to evolve in the free market, and the bigger the drain of financing power; and (ii) a healthy economy is achieved by the sufficient nutrition of technological innovation in line with a strong economic body. The stronger the economy, the bigger the funds needed to finance the nutrition of technology, and the more competitive the economy; again, the bigger the financing power for enhancing economic activities (see Figure 2).

Figure 2. Model of Economic Dynamics through Innovation

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 106 -

Page 117: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

3.2 Model Structure The interaction between economic activities and economic

competition is the race of producers to capture consumers in the market, which is creating an expected demand. The competing producers always feel insecure, leading them to strengthen their competitive position by increasing production, which creates a market pressure. The bigger the unabsorbed production in the market, the heavier the market the pressure is. This is indicated by the production-consumption ratio. The bigger the production-consumption ratio the lower the production rate; on the other hand, the bigger the ratio the higher the consumption rate (B1, B2). Furthermore, the bigger the production-consumption ratio the heavier the market pressure leading to the lower expected demand. On the other hand, the higher the expected demand the higher the production rate as well as consumption rate (R2, R3). The level of production is determined by production rate, which is influenced by expected demand and capital efficiency, where capital efficiency is determined by capital-output ratio and influenced by technological innovation. The higher the capital-output ratio the lower the production rate, it is reinforced by the lower capital efficiency (R4, R5). On the other hand, the level of production is also pulled by expected demand leading to an increase of consumption rate and an increase in the level of

18consumption (R1, R2) . The interconnection among investment financing, economic

activities, and economic competition puts the fund for growth under uncertain circumstances, which can produce unexpected outcomes in the economy. The uncertain circumstances characterized by the five paradoxes of free market competition tend to be ignored by producers (Aminullah, 2005). An expected gain coming from an ever increasing expected demand leads to a continuous increase in the production rate (R3, R4). The production rate is influenced by capital efficiency, which is determined by the capital- output ratio (R5). Furthermore, the

18 The notation of "B"means the balancing loop indicating the process of negative feedback, while the notation of "R" means the reinforcing loop indicating the process of positive feedback. For more details see Sterman

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 107 -

Page 118: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

capital-output ratio is determined by the investment flow, and the ratio will further influence an investment program. The higher the capital-output ratio, the bigger the pressure to reduce the investment program, leading to a decrease in investment flow (B3). Unmanageably high capital-output ratio may end with a crisis, as what occurred in 1997. An increase of the present level of production is determined by investment flow in the past. The delay effect of investment on production can create the current situation of under investment, coinciding with a high level of production coming from the previous investment. This was the situation of Indonesia after the 1997 economic crisis. A prolonged situation of current under investment will create an extendedly low level of production in the future (R4, B3). Consequently, the moment of increase in investment will coincide with a lack of production; thus, an increase of consumers' preference to consume will be met by an increase in imported consumer goods (R3).

The interconnection among investment financing, technological innovation, and economic competition is the process of managing efficiency and expected demand in the economy, which can produce a stable growth in the long run. Capital efficiency is determined by capital-output ratio and is influenced by technological innovation. The higher the capital-output ratio, the lower the capital efficiency, but the more intensive the technological innovation, the higher the capital efficiency. The intensity of technological innovation is determined by the amount of technology investment in an investment program. The larger the portion of technology.

Investment in the rate for a high quality of product in the 19economy (R6, R7) . Production growth driven only by physical

capital investment because of ignoring technology investment will be depressing due to a lower capital efficiency, while production

19 In the detailed model structure, the indect link between technological technological innovation and consumption is bridged by: (i) consumption augmentation or preferences to consume for high quality of products; and (ii) an adjustment process which needs a two-year time delay to bring the innovative product accepted by the market. In the model equations, it is represented by CONSMAUGM = Consumption augmentation. For details, see Appendix.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 108 -

Page 119: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

growth driven by a balance of technology investment and physical capital investment will advance because of a stable high capital efficiency that will create a stable growth in the economy (B3, R6).

The whole structure has the following generic behaviors, namely: (i) a strong economy with the power of investment financing. By focusing on physical capital investment, the feedback will create a weak economy due to low capital efficiency, which will then result in producing an unstable economic growth while facing the pressure of economic competition. (ii) a strong and healthy economy with the power of investment financing and the nutrition of technological innovation. By maintaining a balance between physical investment and technology investment, there will be multiple feedbacks producing stable and high capital efficiency, which will then result in producing a stable economic growth even under the pressure of economic competition. The key is technology investment initiated by the actors in the economy. And while this may be difficult, it should be activated quickly and immediately in Indonesia.

4. Long term & Forecasting of Technology InvestmentThe past trends of low technology investment have

created the present situation of low technological capability as described in Section 2. How this happened may be seen from the model structure in Figure 2. The positive feedback between the economy and technology did not work well. The economic growth was driven less by technology investment, and building up technological capability was inspired less by economic efficiency and productivity. A small share of industrial R&D expenditure (around 30% of total R&D expenditure in 2005) was mostly dominated by less efficient publicly owned industries. The very small share of private R&D expenditure is due to the lack of research scientists and engineers working in R&D units and government's reluctance to provide incentives for innovation in private industries. The situation reflects a weak interconnection among business efficiency, R&D productivity,

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 109 -

Page 120: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

efficacy of government policy, and quality R&D personnel produced by higher education. The possibilities of future technology investment in Indonesia are developed based on the following assumptions: (i) the positive feedback between economy and technology will work well where the gains resulting from economic growth are reinvested for cultivating technological capability, and where the technology investment will affect economic growth in the long run; (ii) industry's ignorance to innovate through R&D is shifting toward the industry's preference to invest in innovation for long term business survival; and (iii) the past wishful thinking for incentives will be a cost for the government's limited budget, which should be shifted toward positive thinking in the future, that is, incentives should be an investment to create future government income.

The future technology investment in terms of R&D intensity can be reflected by R&D expenditure as a percentage of GDP. There are three possibilities of the future R&D intensity of Indonesia: (i) the optimistic scenario would occur under the development of competitive economic growth, where R&D intensity would reach 1.25% of GDP, with the share of industrial R&D expenditure reaching 65% in 2025; (ii) the normal scenario would occur under the maintenance of a defensive economic growth, where R&D intensity would reach 0.6% of GDP, with the share of industrial R&D expenditure reaching 50% in 2025; and (iii) the pessimistic scenario would occur under the trap of a moderate economic growth, where R&D intensity would be constant at 0.1% of GDP, with the share of industrial R&D expenditure standing still at 30% in 2025 (see Figure 3).

4.1 Long term & forecasting of Economic Growth Simulation results indicate that whatever economic policies

will be adopted by the Indonesian government to increase the economic growth under a prolonged situation of current under investment, a delay period is required to achieve a significant effect of investment flow to increase the level of production in the

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 110 -

Page 121: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

economy. The economic growth would possibly stay at around at 5-6% in the coming five years. After that time, the economic growth would move in the following possibilities (see Figure 3). h scenario of developing a competitive economic growth would be promising if the pattern of economic growth is driven by a balance of technology investment and physical capital investment. The technology investment would show its effect on the formation of a strong and healthy economy with high growth in the next five years. Although economic growth would demonstrate a slight decrease toward the end of the 2020s, it would still be within normal growth rates. High economic growth (approximately 7-9%) would occur under a balance of production and consumption in the economy. This could happen because an increase in production will be followed by a rising added value induced by technological innovation, and an increase in labor productivity and income, which leads to an increase in consumption.

A rising added value occurs not just through an improvement in the management and organization of a business based on learning and experiences, but is parallel to a significant increase in R&D expenditure, from approximately 0.1% of GDP in 2004 to 1.25% of GDP in 2025, with the share of industrial R&D expenditure reaching 65% in 2025. It is expected in the coming five years that a massively physical capital investment to improve the economic infrastructure would be in line with the acceleration of technology investment, especially R&D expenditure in the industrial sector. The key is to apply the rule of initial condition in a complex system. That is, an intensive technological innovation by the actors of the economy in the present.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 111 -

Page 122: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

The scenario of maintaining a defensive economic growth would likely happen if the pattern of economic growth is driven more by physical capital investment than technology investment. A massively physical capital investment to improve the economic infrastructure would be followed by moderate technology investment, especially R&D expenditure in the industrial sector. R&D intensity would rise from approximately 0.1% of GDP in 2004 to 0.5% of GDP in 2025, with the share of industrial R&D expenditure reaching 50% in 2025. A reasonably normal economic growth (approximately 5-7%) would create a sufficiently strong but healthy economy in the long run. Although economic growth would demonstrate a rapid decrease toward the end of the 2010s, it would still be within a manageable growth. It is because the economy still has the capacity to defend its stability by easing the pressure of economic fluctuation. This would possibly happen at the end of the 2010s. The scenario of being trapped in a moderate economic growth would be undesirable but plausible if the pattern of economic growth is driven only by physical capital investment and a disregard of technology investment. A massively physical capital investment to

Figure 3. Technology Investment and Economic Growth Scenarios in Indonesia

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 112 -

Page 123: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

improve the economic infrastructure would not be followed by technology investment, especially R&D expenditure in industrial sector. R&D intensity would be maintained at 0.1% of GDP and the share of industrial R&D expenditure would be upheld to 30% until 2025. A low level of capital efficiency would again occur in the long run, as a result of pushing physical capital investment with under investment in technological innovation. The unstably low economic growth (approximately 3-5%) would create a weak and moderate economic growth against the pressure of economic fluctuation. This would possibly happen at the end of the 2010s.

5. Conclusion and Policy Implications 5.1 Conclusion

The dynamics of past technology investment in Indonesia was on a downward trend (going up slightly and steadily going down) in the direction of technological backwardness, far behind neighboring countries formerly on a comparable level, yet some of whom have now acquired relatively advanced technology.

The model of economic dynamics through innovation reveals the importance of technology investment strategy and its influences on economic growth. This system dynamics model can be applied in the understanding of the behaviors of economic growth, technology investment, and consumption. The results of computer simulation have shown that: (i) economic growth can be achieved under conditions of technology investment while it can generally be attained under the condition of consumption growth; (ii) the fluctuation of economic growth can be stabilized by technology investment; (iii) the initial condition of technology investment determines the stability of economic growth; and (iv) constant growth of technology investment will maintain the stability of economic growth in the long run.

Lastly, the paper concludes that technology investment in the private sector is important for a stable economic growth in the long run. More specifically, strengthening the R&D investment of the private sector is a robust strategy to help realize the goal of economic

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 113 -

Page 124: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

development through technological innovation. Thus, the strategy of technology investment in Indonesia needs four simultaneous steps: socio-technical approach, coherent policy directions, supportive institutional set-up, and workable policy instruments.

5.2 Policy Implications for the Indonesian Government As stated in section 4.1, the leverage of accelerating

technology investment should tackle the interconnection among four components, namely, business efficiency, R&D productivity, the efficacy of government policy, and the quality of higher education. A robust technology investment strategy therefore might be required to obtain a synergy effect among the actors of technology investment: (i) innovative business enterprises should have strong R&D units and qualified RS&E supported by effective government innovation policies; (ii) credible national R&D institution should make inventions and innovations needed by business enterprises with the support of qualified RS&E and effective government innovation policies; (iii) universities should produce qualified graduates and advance the development of science, technology, and innovation in cooperation with business enterprises and national research institutions; and (iv) effective government policies should be implemented for the promotion of innovative business enterprises, credible national R&D institutions, and high quality universities. The strategy for effective government policy thus needs the following integrated actions: approach, framework, set-up, and instruments.

Applying Socio-technical Approach The obstacles of technology investment seem to

partly have a social dimension in Indonesia. Technology investment is important for a competitive economy in the long run; however, the mainstream of thought tends to disregard the technology investment in

20Indonesia . A shift inthe mindset is needed by applying a socio-

20 Some examples of obstacles are the following: business enterprises mostly tend to think technology can be bought so

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 114 -

Page 125: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

technical approach through continuously advocating the following ways of thinking in Indonesian society. Strengthening business competitiveness supported by costly sophisticated marketing is important, but competing based on the value of advancement in innovation is more important. Productivity improvement by upgrading production inputs is important, but doing so through the process of technological learning and innovation is more important. Bearing in mind the cost of public support for S&T activities is an important consideration, but the public support for S&T activities should increase as an investment for long term development.

Coherent Policy Directions Accelerating technology investment needs a policy direction to

guide the mechanism of the interconnection among four components, namely, business efficiency, R&D productivity, the efficacy of government policy, and the quality of higher education. This interconnection should work coherently in seeking the goal of economic development through technological innovation, balanced with economic growth by capital investment. The Indonesian economy urgently needs to promote technological innovation, particularly in the private sector, by means of transforming public R&D results into commercial purpose and stimulating the indigenous R&D activities inside the firms of private sector. This policy direction should be substantiated by supportive institutional set-ups and workable policy instruments.

Supportive Institutional Set-up Indonesia needs a supportive institutional set-up, that is, a set of

rules in the game linking the academia and the business community. With these institutions, R&D policy and innovation policy may spur the production of knowledge and innovation containing socio-economic

why take the risk of making the technology; the academic community mostly regards technology as not the main element but a residual factor in productivity improvement; and the government still regards government incentives for innovation financing as a cost that should have quick yields for the people, yet do not consider as an investment for long term benefits.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 115 -

Page 126: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

relevance. The institutional settings should facilitate the cooperation among four components, namely, the business community, the R&D institutions, universities, and government policy. An institutional set-up accelerates the formation of intellectual capital, that is, the rules of cooperation between research universities and R&D institutions, as well as between research universities and the business community, in increasing the supply of doctoral degrees in science and engineering. An institutional set-up should also promote techno-entrepreneurship and university entrepreneurship, namely, the rules of engagement between R&D institutions and the business community, as well as between research universities and the business community, in increasing the socio-economic relevance of R&D and innovation activities. Institutional set-ups may bind up protocols to support the formation of intellectual capital, techno-entrepreneurship, and entrepreneurial university. It justifies government incentives for innovation financing as an investment for long term benefits, specifically, adjustments in regulations enforcing the inter-ministerial support of government incentives for innovation financing.

Workable Policy Instruments The implementation of the aforementioned rules of the game

in the real world needs a set of appropriate policy instruments. First, the government of Indonesia should increase the supply of doctoral degrees in science and engineering through the formation of doctoral research by joint programs between R&D institutions and research universities, and the formation of doctoral research programs sponsored by the business community. Second, it should also increase the socio-economic relevance of R&D and innovation activities through the formation of RS&E exchange programs between academia and the business community supported by government financial incentives. Third, it should enforce the binding directions for the formation of intellectual capital, techno-entrepreneurship, and university entrepreneurship through the establishment of an umbrella institution to support their

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 116 -

Page 127: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

21interconnection . Lastly, the government should provide the financial and tax incentives for innovation in the designated sectors to realize the country's long range plans in the field of science, technology, and innovation.

References Aminullah, E. (2005), "The Needs for Adaptive Innovation Policy

under Free Market Complexity: The Indonesian Experiences", Paper presented in Global Network for the Economics of Learning, Innovation & Competence Building Systems (Globelicsß Africa 2005), Tshwane University of Technology, South Africa.

Aminullah, E. (2006), "Technology Investment Strategy for Stable Economic Growth", Paper presented in the 4th Globelics Conference, 4 7ß October, 2006, Trivandrum, India.

Arthur, B.W. (1990), "Positive Feedback in the Economy", Scientific American, No. 262.

Bar Yam,Y. (1997), Dynamics of Complex Systems, Cambridge, MA: Perseus.

Beinhocker, E. D. (1997), "Strategy at the Edge of Chaos", The McKinsey Quarterly, No.1.

Benedetto, L. and Poglia, E. (2002), "Research Policies in the Triple Helix: The Case of Switzerland", Paper presented in the Triple Helix Conference, Turin.

Davis, M. (ed.) (2004), Toward a New Literacy of Cooperation in Business: Managing Dilemmas in the 21st Century, Institute for the Future, Technology Horizons Programs (Report SR 851ß A).ß

Gammeltoft, P. (2001), Embedded Flexible Collaboration and Development of Technological Capability: A Case Study of the Indonesian Electronics Industry, Ph.D. Dissertation, International Development Studies, Roskilde University.

21 An example of an umbrella institution is the Malaysian Industry/Government Group for High Technology (MIGHT). See UNCTD (2003), pp. 43-47.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 117 -

Page 128: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Gammeltoft, P. and Aminullah, E. (2006) "The Indonesian Innovation System at a Crossroads",in Lundval, Bengt Åke,ß P. Intarakumnerd and Vang, J. (eds.) (2006), Asia's Innovation in Transition, Aldershot, UK: Edward Elgar.

Hakim, L. and Aminullah, E. (2006) "Towards Effective Innovation Policy in Indonesia", Paper presented in Asian Conference on Technology Transfer organized by APCTT, Korea.

Indonesian Institute of Sciences (IIS) (2006), Indonesian S&T I n d i c a t o r s 2006, Jakarta: LIPI Press (in Indonesian).

Keller, W. W. and Samuel, R. J. (2002), Innovation and Crisis in Asia, MIT Japan Program, Working Paper 02.03.

Kim, C.K. (2003), Industrial Development Strategy for Indonesia: Lessons from Korean Experiences, Working Paper, UNß SFIR, Jakarta.

Mani, S. (2002), Government, Innovation and Technology Policy: An International Comparative Analysis, Cheltenham UK: Edward Elgar.

Okamoto, Y. and Sjoholm, F. (1999), "Protection and the Dynamics of Productivity Growth: The Case of Automotive Industries in Indonesia", Working Paper Series in Economics and Finance, No. 34.

Okamoto, Y. and Sjoholm, F. (2001), "Technology Development in Indonesia", EIJS Working Paper No. 12.

Pascale, R.T., Millemann, M. and Gioja, L. (2000), Surfing the Edge of Chaos: The Law of Nature and the New Laws of Business, New York: Three Rivers Press.

Seong, S., Popper, S.W. and Zheng, K. (2005). Strategic Choices in Science and Technology: Korea in the Era of Rising China, Rand's Centre for Asia Pacific Studies.

Sigurdson, J. and Polanka, K. (2002), "Technological Governance in ASEAN: Failings in Technology Transfer and Domestic Research", Institutional Change in Southeast Asia, Stockholm School of Economics, Working Paper No.162.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 118 -

Page 129: Menerawang Pembangunan Wilayah di masa depan dengan analisis skenario (skenario planning)

Sterman, J. (2000), Business Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World, Irwin/McGrawß Hill.

Syarif, N. (1989), Technology Atlas: A Framework for Technology Development Based Development Planning, Vol. 6, Bangkok: UNESCAP.

UNCTD (2003) , Inves tment and Technology Pol ic ies for Competitiveness: Review of Success Countries' Experiences, New York: UNCTD.

Menerawang Pembangunan Wilayah di Masa Depan Dengan Analisis Skenario (Scenario Planning)

// 119 -