menentukan lokasi pemboran dan peledakan

32
Menentukan lokasi Menentukan lokasi pemboran pemboran

Upload: seed3d

Post on 16-Apr-2017

691 views

Category:

Education


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Menentukan lokasi Menentukan lokasi pemboranpemboran

Page 2: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

1. penentuan titik pengeboran 2. pola pemboran dan peledakan

Materi ini meliputi :

Page 3: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

PENENTUAN TITIK PENGEBORAN  :

Dengan menggunakan GeolistrikSalah satu tekhnik untuk menentukan titik pengeboran dengan lokasi yang memiliki cekung air/sumber air yang banyak (AKUIFER) adalah dengan metoda GEOLISTRIK.

Page 4: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Metoda ini memerlukan lahan untuk dilakukan survey yang cukup luas untuk mencari cekungan air (AKUIFER) didalam tanah Dengan menggunakan tekhnik RESISTIVITY maka dapat ditentukan tahanan yang disesuaikan dengan kontur tanah/jenis batuan yang merupakan sumber air.Sehingga dapat ditentukan kedalaman yang ideal untuk mencapai air yang cukup banyak dan kualiatas yang baik .Dikarenakan Peralatan GEOLISTRIK ini cukup mahal, maka setiap pengeboran melakukan survey terlebih dahulu.Kegiatan survey GEOLISTRIK ini bisa memperoleh informasi keadaan tanah hingga 150 meter.

Page 5: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Dengan menggunakan Geo Electromagnetic Satellite Scan

Penentuan titik pengeboran dengan metoda GEO ELECTROMAGNETIC SATELLITE SCAN (BELAH BUMI) lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan peralatan Geolistrik.

Page 6: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Karena Geo Electromagnetic Satellite Scan mampu melacak :- Lebar Sungai Bawah Tanah- Arah Aliran Sungai Bawah Tanah- Membaca hingga kedalaman 400 mtr dibawah tanah- Mengetahui Struktur Tanah secara detail- Mengetahui frekwensi Aliran Air tanah- Mengetahui kedalaman Jalur Sungai Bawah Tanah- Mengetahui Conductivity Struktur Tanah

Page 7: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Akurasi ketepatan geolistrik hanya 50% sedangkan Geo Electromagnetic Satellite Scan 90% Seringkali Clay basah dibaca air oleh peralatan Geolistrik ,Geo Electromagnetic Satellite Scan hanya membaca air yang mengalir di dalam tanah sehingga untuk pengeboran jaran sekali mengalami air kering setelah proses pengeboran selesai

Page 8: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Berikut adalah contoh hasil Scan Geo Electromagnetic Satellite Scan :

Page 9: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

POLA PEMBORAN DAN POLA POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKANPELEDAKAN

Pola Pemboran (Drilling Patern) Pada umumnya ada dua macam pola pemboran lubang ledak, yaitu pola pemboran sejajar (paralel) dan pola pemboran selang-seling (staggered).

Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang bor yangsejajar pada setiap kolomnya, sedangkan pola pemboran selang-seling adalah pola denganpenempatan lubang bor secara berselang-seling pada setiapkolomnya.

Page 10: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Page 11: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Geometri Peledakan Yang dimaksud dengan geometri peledakan adalah besaran-besaran yang menentukan keberhasilan dari operasi peledakan, yaitu burden, spasi,stemming,subdrilling,kedalaman lubang ledak, panjang isian dan tinggi jenjang

Page 12: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Geometri Peledakan

Page 13: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Perhitungan geometri peledakan menurut Konya (1990) tidak hanya mempertimbangkan faktor bahan peledak, sifat batuan dan diameter lubang ledak,tetapi juga memperhatikan faktor koreksi terhadap posisi lapisan batuan, keadaan struktur geologi serta koreksi terhadap jumlah lubang ledak yang diledakkan.

Page 14: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

a) Burden◦ Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak

terhadap bidang bebas terdekat dan merupakan arah pemindahan batuan (displacement) akan terjadi. Jarak burden yang baik adalah jarak yang memungkinkan energi ledakan dapat secara maksimal bergerak keluar dari kolom isian menuju bidang bebas, dan dipantulkan kembali dengan kekuatan yang cukup untuk melampaui kuat tarik batuan sehingga akan terjadi penghancuran batuan.

Page 15: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Pada Gambar 3.11 memperlihatkan lubang tembak jauh dari free face, sehingga peledakan hanya menghancurkan bagian disekitar lubang tembak saja.Semakin dekat lubang tembak dengan free face, maka retakan yang terjadi semakin banyak sehingga dapat memecahkan batuan sekaligus mendorongnya membentuk tumpukan yang akan memudahkan proses pemuatan hasil peledakan

, tetapi apabila lubang tembak terlalu dekat dengan free face , batuan akan sangat terpecahkan, terlempar dan akan menyebabkan flyrocks, tersebar luas sehiggga akan menyulitkan proses sesudahnya. Gambar 3.11

Gambar 3.11Pengaruh Burden Terhadap Hasil Peledakan

Page 16: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Page 17: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

sedangkan perhitungan koreksi burden digunakan rumusan dibawah ini :B2 = Kd x Ks x Kr x B1.........................................................(3.2)keterangan :B1 = Burden awal (m)B2 = Burden terkoreksi (m)Kd = Faktor koreksi berdasarkan struktur geologi batuanKs = Faktor koreksi berdasarkan orientasi perlapisanKr = Faktor koreksi berdasarkan jumlah baris peledakan, yaitu Kr = 1 jikaterdapat satu atau 2 baris dan Kr = 0,9 jika terdapat 3 baris atau lebih.

Page 18: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

b) Spasi Spasi adalah jarak terdekat antara dua lubang ledak yang

berdekatan di dalam satu baris (row). Perbandingan jarak spasi dengan burden (S/B) pada pola peledakan dan penyebaran energinya. Apabila spasi terlalu besar, akan 32 menyebabkan banyak bongkah atau bahkan batuan hanya mengalami keretakan dan menimbulkan tonjolan diantara dua lubang ledak setelah diledakkan, karena energi ledakan dari lubang yang satu tidak mampu berinteraksi dengan energi dari lubang lainnya tetapi bila jarak spasi terlalu keci,akan menyebabkan batuan hancur menjadi halus, disebabkan karena energi yang menekan terlalu kuat dan menimbulkaan efek ledakan berupa noise (kebisingan) dan flyrocks.

Page 19: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Untuk memperoleh jarak spasi maka digunakan rumusan sebagai berikut:

1). Instantneous initation single row blastholes A. Untuk tinggi jenjang rendah (low benches)

L < 4B, S = ( L + 2B) / 3 B. Untuk tinggi jenjang besar (high benches)

L = 4B, S = 2B 2). Delayed initation single row blastholes A. Untuk tinggi jenjang rendah (low benches) L < 4B, S = ( L+ 7B ) / 8 B. Untuk tinggi jenjang besar (high benches)

L = 4B, S = 1,4B

Page 20: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

c) Stemming Stemming adalah tempat material penutup di dalam

lubang ledak, yang letaknya di atas kolom isian bahan peledak. Fungsi stemming adalah agar terjadi keseimbangan tekanan dan mengurung gas-gas hasil ledakan sehingga dapat menekan batuan dengan energi yang maksimal. Disamping itu stemming juga berfungsi untuk mencegah agar tidak terjadi batuan terbang (flyrocks) dan ledakan tekanan udara (airblast) saat peledakan.

Page 21: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Untuk penentuan tinggi stemming digunakan rumusan seperti yang terteraberikut ini :T = 0,7 x Bketerangan :T = Stemming (m)

Page 22: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

d) Subdrilling (J)Subdrilling adalah tambahan kedalaman pada

lubang bor di bawah lantai jenjang yang dibuat dengan maksud agar batuan dapat terbongkar sebatas lantaijenjangnya.

Jika panjang subdrilling terlalu kecil maka batuan pada batas lantai jenjang tidak lengkap terbongkar sehingga akan menyisakan tonjolan pada lantai jenjangnya.

Page 23: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Dalam penentuan tinggi subdrilling yang baik untuk memperoleh lantai jenjangyang rata maka digunakan rumusan sebagai berikut :J = 0,3 x Bketerangan : J = Subdrilling (m)

Page 24: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

e) Kedalaman Lubang Ledak (H)Dalam penentuan kedalaman lubang ledak biasanya disesuaikan dengan tingkat produksi (kapasitas alat muat) dan pertimbangan geoteknik. Pada prinsipnya kedalaman lubang ledak merupakan jumlah total antara tinggi jenjang dengan besarnya subdrilling, yang dapat ditulis sebagai berikut:H = L + Jketerangan: H = Kedalaman lubang ledak (m)

L = Tinggi jenjang (m)

Page 25: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

•Rectangular drill pattern

c. Kedalaman dan kebersihan lobang borPermukaan (lantai) bor biasanya tidak rata dan datar sehinggakeda;aman lobang bor tidakakan sama seluruhnya.

•Staggered drill pattern

x

x

x

y

xx

x

x x

y

x x

Page 26: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

f) Panjang Kolom Isian (PC)Panjang kolom isian merupakan panjang kolom lubang ledak yang akan diisi bahan peledak. Panjang kolom ini merupakan kedalaman lubang ledak dikurangi panjang stemming yang digunakan, sehingga dapat ditulis:PC = H – Tketerangan : PC = Panjang kolom isian (meter)

H = Kedalaman lubang ledak (meter)T = Stemming (meter)

Page 27: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

g) Tinggi Jenjang (L)Secara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan lubangbor dan alat muat yang tersedia. Tinggi jenjang berpengaruh terhadap hasilpeledakan seperti fragmentasi batuan, ledakan udara, batu terbang dan

getarantanah. Hal ini dipengaruhi oleh jarak burden. Berdasarkan perbandingan tinggijenjang dan jarak burden yang diterapkan (stiffness ratio), maka akan diketahuihasil dari peledakan tersebut .Penentuan ukuran tinggi jenjang berdasarkan stiffness ratio digunakan rumussebagai berikut :L = 5De x 0,3048keterangan : L = Tinggi jenjang minimum (m) De = Diameter lubang ledak (inchi)

Page 28: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Pola PeledakanPola PeledakanPola peledakan merupakan urutan waktu

peledakan antara lubang-lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya, ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya.

Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.

Page 29: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan membentuk kotakb. Echelon cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu sudut dari bidang bebasnya (Lihat gambar 3.12).c. V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan membentuk huruf V.

Page 30: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Pola pemboran “staggered” pola peledakan V-Cut

Delay relay connector (DRC)

•Free face

3

4 4 4

41

2

2

2 2

2 3

43

33

3

33

4

5

5

5

5

5

5

4

4

4 4

4

6 6

Initiation point

Page 31: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

Corner Cut on echelon blasting

7 86

7

8

9

8

9

9

1110

10

4 5

6 7

4 5

5

6

6

7 8

Initiation point

3 4

3

4

5

1 2

2 3

Free face

Page 32: Menentukan lokasi pemboran dan peledakan

•Free Face

Pola pemboran square, pola peledakan V-Cut

•1 •2•2•3•4•5 •5•4•3

•6 •6

•7

•8

•9•9

•8

•7

Initiation point

V-Cut (square corner)