laporan awal pola pemboran dan pola peledakan

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan penambangan untuk membongkar bahan galian dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu peledakan, untuk melakukan peledakan sebelumnya telah diperhitungkan faktor-faktornya. Faktor-faktor tersebut diantaranya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan peledakan, peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan, kekerasan batuan yang akan dibongkar, kesulitan membongkar suatu batuan, waktu yang diperlukan untuk membongkar suatu bahan galian dan keamanan untuk membongkar suatu batuan. Dalam proses peledakan pengetahuan untuk mengetahui tentang pola dan arah pemboran merupakan suatu hal yang wajib dikarenakan setiap jenis pola dan arah pemboran akan menghasilkan jenis peledakan yang berbeda-beda. Pemilihan pola dan arah pemboran yang tepat inilah merupakan salah satu kunci keberhasilan kegiatan peledakan. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari praktikum kali ini adalah dapat mengetahui secara dasar 1.2.2 Tujuan 1

Upload: faisal-sale

Post on 04-Feb-2016

199 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Dalam laporan kali ini menjelaskan tentang jenis - jenis pola pengeboran dan pola peledakan yang dimana akan membatu untuk menentukan peledakan yang diinginkan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam kegiatan penambangan untuk membongkar bahan galian dapat

dilakukan dengan salah satu cara yaitu peledakan, untuk melakukan peledakan

sebelumnya telah diperhitungkan faktor-faktornya. Faktor-faktor tersebut

diantaranya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan peledakan, peralatan dan

perlengkapan yang akan digunakan, kekerasan batuan yang akan dibongkar,

kesulitan membongkar suatu batuan, waktu yang diperlukan untuk membongkar

suatu bahan galian dan keamanan untuk membongkar suatu batuan.

Dalam proses peledakan pengetahuan untuk mengetahui tentang pola dan

arah pemboran merupakan suatu hal yang wajib dikarenakan setiap jenis pola

dan arah pemboran akan menghasilkan jenis peledakan yang berbeda-beda.

Pemilihan pola dan arah pemboran yang tepat inilah merupakan salah satu kunci

keberhasilan kegiatan peledakan.

1.2 Maksud dan Tujuan1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum kali ini adalah dapat mengetahui secara dasar

1.2.2 Tujuan- Mengetahui tujuan dari dilakukannya pengeboran dalam peledakan

- Mengetahui pola pengeboran

- Mengetahui arah pengeboran

1

Page 2: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

BAB IILANDASAN TEORI

Sebelum dilakukannya kegiatan peledakan pemboran merupakan suatu

langkah yang terlebih dahulu dilakukan supaya proses peledakan dapat

dilakukan. Pemboran dalam peledakan ini bertujuan untuk membuat lubang

ledak yang akan digunakan untuk kegiatan peledakan (diisi dengan bahan

peledak). Dalam kegiatan pemboran perlu diketahui bahwa terdapat faktor-faktor

yang dapat menyebabkan kinerja dari kegiatan pemboran seperti sifat dari

batuan (kekerasan, kekuatan, bobot isi atau berat jenis, kecepatan rambat

gelombang seismik, abrasivitas, tekstur, elastisitas plastisitas dan dari segi

struktur geologi yang ada), drilabilitas batuan (kecepatan penetrasi rata-rata

mata bor terhadap batuan), umur atau kondisi mesin bor, keterampilan operator

dan geometri pemboran (diameter lubang ledak, arah lubang ledak dan

kedalaman lubang ledak). Dari faktor-faktor tersebut maka barulah dapat

dilakukan perhitungan tentang pola peledakan, arah peledakan, metoda

peledakan yang sesuai dengan keadaan dilapangan.

Sumber : wordpress.com Foto 2.1

Kegiatan Pemboran Peledakan

Pemilihan alat bor menjadikan sangat penting dikarenakan untuk membuat

kegiatan pemboran menjadi cepat, aman dan optimal. Alat bor yang dipakai

dalam kegiatan pemboran yaitu menumbuk (percussive), memutar (rotary) dan

kombinasi antara keduanya yaitu menumbuk dan memutar (rotary-percusive).

2

Page 3: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

3

2.1 Pola PengeboranPola pemboran merupakan suatu pola atau rangkaian dalam kegiatan

pemboran yang bertujuan untuk menempatkan lubang-lubang ledak secara

sistematis. Pola pemboran ini didasarkan pada keadaan tempat dan kekerasan

batuan yang akan dilakukan peledakan atau pembongkaran. Disini pembuatan

pola pemboran untuk tambang terbuka dan tambang bawah tanah sangatlah

berbeda dikarenakan beberapa faktor yang terdapat di kedua lokasi, faktor

tersebut diataranya luas area, volume hasil peledakan, suplai udara segar dan

keselamatan kerja. Pada tambang terbuka memiliki area yang cukup luas dan

berada di udara yang terbuka sehingga cukup aman bahwa bila dilakukan

peledakan, berbeda lagi dengan tambang bawah tanah dimana terdapat

keterbatasan area, keterbatasan suplai udara dan keselamatan kerja. Sehingga

yang menjadikan pembeda antara pola pengeboran tambang bawah tanah dan

tambang terbuka ialah dari segi volume hasil peledakannya yang dalam arti lain

ialah faktor produksi yang didapat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

gambar.

Tabel 2.1Perbedaan Pola Peledakan

Sumber : wordpress.com

Dalam kegiatan peledakan sebaiknya diperlukan suatu area bidang bebas

(free face) yang bertujuan untuk arah dari lemparan fragmentasi dari kegiatan

peledakan. Dalam peledakan tambang terbuka setidaknya diperlukan dua bidang

bebas (free face) yaitu dinding bidang bebas dan puncak jenjang (top bench),

apabila hanya terdapat satu bidang bebas maka akan terjadi lemparan

Page 4: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

4

fragmentasi dari kegiatan peledakan akan terlempar keatas atau tidak terkontrol,

hal ini disebut dengan (crater blasting).

Sumber : wordpress.com Gambar 2.2

Alat bor sedang membuat pola pemboran

Dalam merencanakan pola pola pemboran yang akan digunakan terdapat

beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangkan diantaranya kondisi lapangan

yang akan diledakan, jenis detonator yang akan digunakan. Berdasarkan dari

proses peledakan yang sudah biasa dilakukan pada batuan yang kompak, pola

peledakan yang dilakukan ialah menggunakan pola zigzag yang dimana pola

zigzag ini memberikan pendistribusian energi peledakan yang lebih optimal.

Dalam tambang terbuka pola pemboran yang dilakukan diantaranya pola

bujur sangkar (square pattern), pola persegi panjang (rectangular pattern) dan

pola zigzag (staggered pattern). Yang membedakan antara ketiganya yaitu dari

segi jarak burden, spasi dan bentuk keseluruhan polanya.

A. Pola bujur sangkar (square pattern).

Pola bujur sangkar ialah jarak burden dan spasinya sama dalam setiap

lubang bor. Dalam pola pemboran dengan pola bujur sangkar ditemui

keuntungan dan kerugian bila mneggunakan pola ini. Keuntungan yang didapat

yaitu untuk menentukan lubang yang akan dibor lebih mudah karena ukuran

burden sama dengan ukuran spasing ( B = S ), pada`baris yang sama dan baris

yang berlainan dibuat sejajar dengan lubang yang akan dibor sehingga waktu

untuk menempatkan alat bor lebih cepat, pengaturan waktu tunda (delay)

peledakan pada pola ini adalah berbentuk V sehingga hasil peledakannya

terkumpul pada tempat tertentu. Dan terdapat juga kerugiannya diantaranya

volume batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan peledak

lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya bongkahan ( boulder ) pada

Page 5: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

5

batuan hasil peledakan dan makin banyak lubang ledak yang dibuat makin

banyak pula nomor delay.

Sumber : wordpress.com Gambar 2.3

Pola bujur sangkar (square pattern)

B. Pola persegi panjang (rectangular pattern).

Pola pemboran sejajar Pola pengeboran sejajar adalah pola pemboran

dengan penempatan lubang ledak dengan baris ( row ) yang berurutan dan

sejajar dengan burden. Ukuran spacing dalam satu baris lebih besar dari jarak

burden yang sehingga membentuk opola persegi panjang. Sehingga pola ini

memiliki kekurangan dalam menghasilkan fragmentasi yang baik, karena daerah

yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup besar.

Sumber : wordpress.com Gambar 2.4

Pola persegi panjang (rectangular pattern)

C. Pola zigzag (staggered pattern).

Pola pemboran zigzag merupakan pola pemboran yang penempatan

lubang –lubang ledaknya selang – seling setiap kolomnya sehingga membentuk

pola seperti segitiga. Dimana jarak spacing besar sama atau lebih besar

daripada jarak burden. Pada pola ini daerah yang tidak terkena pengaruh

peledakan cukup sedikit dibandingkan dengan pola yang lainnya.. Pola

peledakan zigzag ini memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannnya ialah

Page 6: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

6

dapat memberikan keseimbangan tekanan yang baik, sehingga volume batuan

yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan peledak lebih kecil, delay

yang digunakan pada pola ini tidak terlalu banyak, karena dalam satu baris

lubang ledak nomor delay yang digunakan sama. Kerugiannya ialah waktu untuk

menempatkan alat bor pada titik yang akan dibor lebih lama, karena ukuran

burden tidak sama dengan ukuran spacing dan lubang bor yang akan dibuat

tidak sejajar dengan baris yang berlainan, batuan hasil peledakan akan

menyebar karena peledakannya serentak pada baris yang sama dan beruntun

pada baris berikutnya. Pola zigzag ini dapat dikombinasikan dengan pola bujur

sangkar ataupun persegi panjang

Sumber : wordpress.com Gambar 2.5

Pola zigzag bujur sangkar

Sumber : wordpress.com Gambar 2.6

Pola zigzag persegi panjang

2.2 Arah PemboranArah pemboran yang diketahui ada dua, yaitu arah pemboran tegak

(vertical) dan arah pemboran miring, arah penjajaran lubang bor pada jenjang

harus sejajar untuk menjamin keseragaman burden yang ingin didapatkan dan

spasi dalam geometri peledakan. Lubang tembak yang dibuat tegak, maka pada

bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan yang besar, sehingga

Page 7: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

7

menimbulkan tonjolan pada lantai jenjang, hal ini dikarenakan gelombang tekan

sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi akan

diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang.

Sedangkan dalam pemakaian lubang tembak miring akan membentuk

bidang bebas yang lebih luas, sehingga akan mempermudah proses pecahnya

batuan karena gelombang tekan yang dipantulkan lebih besar dan gelombang

tekan yang diteruskan pada lantai jenjang yang lebih kecil.

Sumber : wordpress.comGambar 2.7

Arah Pemboran tegak

Pada pemboran dengan arah vertikal didapati keuntungan dan kerugian .

keuntungannya ialah pada ketinggian jenjang yang sama, maka kedalaman

lubang bor vertikal lebih pendek dari pada lubang bor miring sehingga waktu

pemboran yang diperoleh lebih cepat. Untuk menempatkan alat pada titik atau

posisi batuan yang akan dibor tidak memerlukan ketelitian yang cermat sehingga

waktu untuk melakukan manuver lebih cepat. Pada kecepatan penetrasi alat bor

akan lebih cepat karena kurangnya gesekan yang timbul dari dinding lubang bor

terhadap batang bor dan pelemparan batuan hasil peledakan lebih dekat.

Sedangkan kerugiannya adalah mudah terjadi kelongsoran pada jenjang karena

pemboran dilalkukan secara vertikal selain itu kemungkinan adanya bongkahan

yang besar sehingga kemungkinan terjadi tonjolan pada lantai jenjang.

Page 8: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

8

Sumber : wordpress.com Gambar 2.8

Arah pemboran miring

Pada pemboran miring didapati keuntungan dan kerugiannya.

Keuntungannya ialaha memperkecil bahaya longsor pada jenjang/lereng dan

memperbaiki fragmentasi batuan dan pada hasil peledakan mempunyai

permukaan yang lebih rata. Sedangkan kerugiannya ialah ada kemungkinan

terjadinya pelemparan batuan yang lebih jauh. Pada ketinggian jenjang yang

sama maka kedalaman lubang bor yang dibuat lebih panjang dari pada lubang

bor vertikal, sehingga membutuhkan waktu pemboran yang lebih lama. dan

sangat membutuhkan ketelitian yang cermat untuk menempatkan alat bor pada

titik atau posisi dengan kemiringan tertentu, sehingga membutuhkan waktu

manuver yang agak lama.

2.3 GeometriSebelum pemboran dilakukan, penentuan titik lubang bor harus dievaluasi

dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang optimum dari bahan peledak

yang dipilih. Lebih dari itu penyediaan lubang tembak yang tepat untuk

pembongkaran dengan biaya relatif rendah, karakteristik massa batuan dan

kemampuan pembuatan lubang tembak harus diidentifikasi. Sedangkan kondisi

yang akan mempengaruhi terhadap desain peledakan yang akan dibuat adalah

pola pemboran.

Page 9: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

9

Sumber : wordpress.comGambar 2.9

Geometri Peledakan

Keterangan :

K : Tinggi Jenjang (bench)

B : Burden

H : Kedalaman Lubang

J : Sub Drilling

S : Spacing

Sehingga dalam geometri peledakan dikenal istilah-istal sebagai berikut :

A. Burden ( B )

Jarak terdekat antara lubang bor dengan bidang bebas. Burden merupakan

variabel yang sangat penting dan krisis dalam mendesain peledakan, dengan

jenis bahan peledak yang dipakai dan batuan yang dihadapi terdapat jarak yang

maksimum agar peledakan sukses. Secara garis besar jarak burden biasanya

terletak antara 20 sampai 35 (kb) dikalikan diameter (d)

B. Spacing

jarak antara lubang bor dalam satu baris. Spacing merupakan fungsi dari

burden dan dihitung setelah burden ditetapkan terlebih dahulu. Secara teoritis

spacing terletak antara 1 sampai 1,8 (ksp), dikalikan panjang burden, atau untuk

mendapatkan hasil yang optimum adalah 1,15 dikalikan burden (B).

C. Sub-drilling,

Tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah lantai bench. Sub-drilling

dibuat untuk menghindari adanya tonjolan pada lantai bench setelah peledakan,

Page 10: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

10

karena dibagian ini tempat yang paling sukar diledakkan. Oleh karena itu energi

yang ditimbulkan akan bekerja secara maksimum. Normalnya jarak sub-drilling

dihitung antara 0,3 sampai dengan 0,5 (kj) dikalikan burden (B).

D. Stemming

Batuan atau material tanah, sebagai penutup pada lubang bor di atas isian

bahan peledak. Stemming berfungsi untuk menambah gas ledakan. Ukuran

stemming ini dibuat antara 20 sampai dengan 30 (kst) dikalikan diameter lubang.

Page 11: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

BAB IIITUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas3.1.1 Gambarkan di kertas milimeter blok dan gambar dengan menggunakan

Software CorelDraw dengan skala disesuaikan dengan ukuran kertas A3.

a. Pola pemboran staggered square dengan burden dan spasi 4m arah

pemboran tegak, pola peledakan box cut.

b. Pola pemboran staggered rectangular dengan, burden 8m, spasi 9m, arah

pemboran miring 70 derajat, pola peledakan corner cut.

c. Pola pemboran square burden 5 m, spasi 5 m, arah pemboran miring 60

derajat, pola peledakan tegak.

d. Pola pemboran staggered rectangular dengan, burden 6 m, spasi 7 m,

pola peledakan tegak.

3.2 Pembahasan3.2.1

a.

Sumber : Praktikum Teknik Peledakan 2015Gambar 3.1

Pola Pemboran Staggered Square

11

Page 12: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

b.

Sumber : Praktikum Teknik Peledakan 2015Gambar 3.2

Pola Pemboran Staggered Rectangularc.

Sumber : Praktikum Teknik Peledakan 2015Gambar 3.3

Pola Pemboran Staggered Square

d.

12

Page 13: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

Sumber : Praktikum Teknik Peledakan 2015Gambar 3.4

Pola Pemboran Staggered Square

BAB IV

13

Page 14: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

ANALISA

Kegiatan pengeboran lubang ledak sudah sepatutnya menggunakan pola

dan arah dari pemboran. Dalam kegiatan pemboran faktor yang

mempengaruhinya ialah sifat dari batuan (kekerasan, kekuatan, bobot isi atau

berat jenis, kecepatan rambat gelombang seismik, abrasivitas, tekstur, elastisitas

plastisitas dan dari segi struktur geologi yang ada), drilabilitas batuan (kecepatan

penetrasi rata-rata mata bor terhadap batuan), umur atau kondisi mesin bor,

keterampilan operator dan geometri pemboran (diameter lubang ledak, arah

lubang ledak dan kedalaman lubang ledak), Pola persegi panjang (rectangular

pattern) dan

Pada pola pengeboran ada dua jenis yaitu Pola bujur sangkar (square

pattern) dan Pola zigzag (staggered pattern). Yang membedakan antar ketiganya

ialah segi jarak burden, spasi dan bentuk keseluruhan polanya. Sedangkan dari

arah pemboran terdapat pengeboran tegak (vertical) dan pengeboran miring.

BAB V

14

Page 15: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

KESIMPULAN

Jadi dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam suatu

penentuan kegiatan peledakan harus melalui tahapan pola peledakan dan pola

pengeboran, dimana dalam pola peledakan dibagi menjadi dua jenis yaitu pola

pengeboran secara bujur sangkar, yaitu dimana jarak burden dan spasi memiliki

nilai yang sama, yang membedakan dari metode ini yaitu metode bujur sangkar

(square pattern) ini pola lubang bor nya berbentuk secara persegi sedangkan

bujur sangkar rectangular pola ledakannya membentuk persegi panjang. Dan

metode secara zig-zag (staggered pattern) ini memiliki ciri khas yaitu dengan

pola pemboran yang penempatan lubang – lubang ledaknya selang – seling

setiap kolomnya sehingga membentuk pola seperti segitiga.

Setelah sesuai dengan kebutuhan pola lubang bor lanjut dengan pola

peledakan, dimana dalam metode ini dibagi menjadi tiga yaitu: pertama pola

peledakan Box cut, dalam metode ini delay peledak dibuat membentuk seperti

box kerarah free face, dan yang kedua pola peledakan v cut dimana dalam

peledakan ini membuat delay membentuk huruf v terhadap free face, yang ketiga

adalah corner cut dimana dalam pola peledakan ini dibuat urutan delay berurut

dari akhir ke awal yang mengarah pada bidang bebas.

15

Page 16: LAPORAN AWAL POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN

DAFTAR PUSTAKA

Aphiin, 2012, “Pemboran dan Peledakan”, http://fileq.wordpress.com/2012

/04/05/pemboran-dan-peledakan/. Diakses tanggal 26 Oktober 2015 (html,

online).

Dirga, 2012, “Teknik Peledakan”, http://dirgamining.blogspot.com

/2012/10/teknik-peledakan.html. Diakses tanggal 26 Oktober 2015 (html,

online).

Tojok, 2010, “Pemboran Lubang Ledak”, http://mas-tojok.blogspot.com

/2010/11/pemboran-lubang-ledak.html. Diakses tanggal 26 Oktober 2015

(html, online).