mempelajari pembuatan bumbu kemiri aleurites...

64
MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI (Aleurites Moluccana) DALAM BENTUK BUBUK Studing of Making Candlenut Seasoning In Powder Form Oleh BAMBANG SETIAWAN G 611 08 272 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 20-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI (Aleurites Moluccana) DALAM BENTUK BUBUK

Studing of Making Candlenut Seasoning

In Powder Form

Oleh

BAMBANG SETIAWAN

G 611 08 272

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI

(Aleurites Moluccana) DALAM BENTUK BUBUK

Studing of Making Seasoning Candlenut

(Aleurites Moluccana) In Powder Form

Oleh

BAMBANG SETIAWAN

G 611 08 272

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada

Jurusan Teknologi Pertanian

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 3: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Mempelajari Pembuatan Bumbu Kemiri (Aleurites

Moluccana) Dalam Bentuk Bubuk

Nama : Bambang setiawan

Stambuk : G 611 08 272

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan

Disetujui

1. Tim Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Mulyati M. Tahir, MS

Nip. 19570923 198312 2 001

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. H. Jalil Genisa, MS

Nip. 19500112 198003 1 003

Pembimbing II

Mengetahui

2. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Mulyati M. Tahir, MS

Nip. 19570923 198312 2 001

3. Ketua Panitia Ujian Sarjana

Ir. Nandi K. Sukendar,M.App.Sc

Nip. 19571103 198406 1 001

Tanggal Lulus : Januari 2014

Page 4: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Bambang Setiawan(G61108272). Mempelajari Pembuatan Bumbu kemiri

(Aleurites Moluccana) Dalam Bentuk Bubuk. Dibawah bimbingan Muliyati M

Tahir dan Jalil Genisa

Ringkasan

Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan bumbu kemiri (Aleurites

Moluccana) bubuk. Bahan-bahan yang digunakan yaitu kemiri, bawang

merah, bawang putih, lada,serai,jahe,jintan,lengkuas. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi yang tepat pada proses

pembuatan bumbu kemiri bubuk dan untuk mengetahui hasil analisa kadar

air, total mikroba,kadar lemak dan uji organoleptik pada pembuatan

bumbu kemiri. Pembuatan bumbu ini terdiri atas pengeringan,

penghalusan dan pengayakan, serta pencampuran. Perlakuan yang

digunakan pada penelitian ini adalah A1 (Kemiri 20% : Bawang Putih 8%),

A2 (Kemiri 25% : Bawang Putih 13%), dan A3 (Kemiri 30% : Bawang Putih

8%). Parameter pengamatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

kadar air, total mikroba,kadar lemak, dan uji organoleptik yang meliputi

(rasa, aroma, dan warna). Pengolahan data dilakukan dengan deskriptif

kuantitatif. Berdasarkan uji organoleptik perlakuan A3 dengan kemiri 30%

dan bawang putih 8% merupakan perlakuan terbaik. Bumbu yang

dihasilkan memiliki karakteristik yaitu kadar air 8,44%,kadar lemak 20,68%

dan total mikroba 5,1 cfu/g atau 1,3x104 koloni/g

Kata Kunci : Bumbu , Kemiri, Rempah.

Page 5: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Bambang Setiawan (G61108272). Studying of Making Candlenut Seasoning

(Aleurites Moluccana) In Powder Form. Supervised by Muliyati M Tahir and

Jalil Genisa.

Abstract

Reseach about the manufacture of candlenut seasoning (Aleurites

Moluccana) powder has been conducted. The materials used were

candlenut, onion, garlic, pepper, lemongrass, ginger,caraway,galangale.

The purpose of this study were to determined the exact formulation in the

production of seasoning candlenut powder and to evaluate of water

content, total microbes,grease value and organoleptic properties of

candlenut seasoning. The seasoning processing consisted of drying,

grinding and sieving, and mixing. The used of treatment had A3 (candlenut

20%: Garlic 18%), A2 (25% candlenut: Garlic 13%), and A3 (30%

candlenut: Garlic 8%). Parameters were water content, total

microbial,grease content and organoleptic tests (taste, aroma, and color).

The data processed with quantitative descriptive. Based on organoleptic

test treatment A3 with candlenut 30% and garlic 8% was the best

treatment. Spices had water content of 8,44%,grease content 20,68% and

total microbes of 5.1 cfu/g or 1,3x104 colony/g

Keywords: Seasoning, Candlenut, Spices.

Page 6: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mempelajari Pembuatan Bumbu

Kemiri (Aleurites Moluccana) Dalam Bentuk Bubuk” dengan baik

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar STP (Sarjana

Teknologi Pertanian) di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Hj. Mulyati M.

Tahir, MS dan Prof. Dr. Ir. H. Jalil Genisa, MS sebagai dosen-dosen

pembimbing, yang tak henti-hentinya memberikan ide, saran, motivasi,

semangat dan bimbingan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Terima

kasih juga penulis ucapkan kepada selaku dosen penguji Prof. Dr. Ir. Hj.

Meta Mahendradatta dan Dr. rer.nat. Zainal, STP., M.Foodtech yang

telah memberikan banyak saran untuk skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini, ada banyak

hambatan yang harus dilalui, baik dari luar maupun dari penulis sendiri.

Namun dengan doa, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, penulis

dapat mengatasinya. Penulis juga memohon maaf apabila dalam skripsi

Page 7: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

ini terdapat kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini dapat menjadi

lebih baik.

Melalui kesempatan yang berharga ini, penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada seluruh dosen di Program Studi Ilmu dan Teknologi

Pangan yang telah memberikan banyak Ilmu selama penulis berkuliah,

dan kepada seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

yang telah banyak membantu.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi

siapapun yang membutuhkan. Amin.

Makassar, Januari 2014

Bambang Setiawan

Page 8: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

UCAPAN TERIMA KASIH

Melalui kesempatan yang berharga ini Penulis juga menghaturkan

terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. ALLAH SWT (Atas segala jalan kehidupan yang penuh berkah dan

rahmatnya).

2. Kedua Orang Tua yang tercinta Ayahanda Aris D dan Ibunda

Indrawati yang telah membesarkan, mendidik dan mengiringi setiap

langkahku dengan doa dan kasih sayangnya yang tulus, serta Adikku

Amelia Puspita dan Sari Ekawati.

3. Kepada Bapak/Ibu dosen Teknologi Pertanian Fak. Pertanian beserta

staff atas bantuannya mendidik penulis selama berstatus mahasiswa.

4. Sahabat-sahabat sekaligus saudara-saudara terbaikku, Affandi

Burhanuddin,Jumasdin, Moh. Sholeh Nur Malie,Muh. Sakti sakaria,

Nur indra Buana, dan seluruh teman-teman TEKPERT 08

(PARANG08) serta kanda-kanda dan dinda-dinda tekpert unhas yang

sering memberikan motivasi, gak asyik dan gak rame kalau tidak ada

kalian selama ini. Kenangan bersama akan selalu bagian tersendiri

dalam memoriku.

5. Special thanks untuk Asriyanti yang senantiasa hadir memberikan

nasehat dan motivasi selama ini hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Teman-teman yang ada di PMB UH LATENRITATTA Unhas dan

BIGREDS Makassar, serta teman-teman KKN unhas Kecamatan

Ganra Thanks for all.

Page 9: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian, Abdul

Halim syahruddin, Lukmanul Hakim,Huzain Hasan AP.berjuang

bersama tanpa kenal lelah.

8. Teman-teman di Pondok penjernihan 1, Santi, Novi, Tuti, Kiki, Ivon,

Emi, Miftah, Kak Ida dan kak Topan yang yang banyak membantu

dan selalu memberi semangat kepada penulis

9. Music,Waktu,Keindahan yang memberi warna dalam hidup,seluruh

pihak yang telah membantu mewujudkan mimpi dan semua orang yang

selalu mendukung + suara-suara yang selalu bilang “Kamu Bisa”

“You’ll Never Walk Alone”

Page 10: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Bambang

Setiawan dilahirkan di Watampone pada tanggal 28

April 1990 sebagai anak pertama dari pasangan Aris D.

dan Indrawati dan memiliki 1 orang saudara yaitu

Amelia Puspita.

Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis adalah:

Sekolah Dasar Negeri 10 Manurunge Kab. Bone Tahun 1996-2002.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Watampone Kab. Bone Tahun 2002-

2005.

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Watampone Kab. Bone Tahun 2005-2008.

Tahun 2008 penulis diterima melalui jalur UMB di Perguruan Tinggi

Negeri Universitas Hasanuddin Program Strata Satu (S1) dan tercatat sebagai

mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi

Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar dengan nomor

induk mahasiswa G61108272.

Page 11: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 2

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bumbu ....................................................................................... 4

B. Kemiri (Aleurites moluccana) .................................................... 6

C. Bawang Putih (Allium sativum) ................................................. 8

D. Bahan Tambahan ..................................................................... 9

1. Bawang Merah (Allium cepa L.) ........................................... 9

2. Lada (Piper nigrum) ............................................................. 11

3. Sereh (Cymbopogon citratus) ............................................... 12

4. Lengkuas (Alpinia galanga) ................................................... 13

5. Jahe (Zingiber officinale) ......................................................... 14

6. Jintan putih (Cuminum cyminum Linn) .......................................... 16

E. Pengeringan ............................................................................ 17

Page 12: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ................................................................... 19

B. Alat dan Bahan ......................................................................... 19

C. Prosedur Penelitian .................................................................. 19

1. Persiapan Bahan .................................................................. 19

2. Pembuatan Bubuk Kemiri .................................................... 20

D. Perlakuan Penelitian ................................................................. 20

E. Parameter Pengamatan ........................................................... 21

1. Kadar Air .............................................................................. 21

2. Kadar Lemak ......................................................................... 21

3. Uji Total Mikroba .................................................................. 22

4. Uji Organoleptik .................................................................... 23

F. Pengolahan Data ...................................................................... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar Air ................................................................................... 26

B. Kadar Lemak ............................................................................. 28

C. Total Mikroba ............................................................................. 30

D. Uji Organoleptik ........................................................................ 32

1. Rasa ..................................................................................... 32

2. Warna.................................................................................... 34

3. Aroma.................................................................................... 36

Page 13: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 38

B. Saran ........................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 39

LAMPIRAN ......................................................................................... 42

Page 14: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

DAFTAR TABEL

NO Judul Halaman

1. Standar Mutu Bubuk Rempah-Rempah .......................................... 5

2. Kandungan Gizi Kemiri per 100 gram .............................................. 7

3. Kandungan Gizi Bawang Putih per 100 gram ................................. 9

4. Kandungan Gizi Bawang Merah per 100 gram ................................ 10

5. Komposisi Kimia Lada per 100 gram bahan .................................... 11

Page 15: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Kemiri ............................................................................................. 7

2. Bawang Putih ................................................................................ 8

3. Bawang Merah ............................................................................... 10

4. Lada ............................................................................................... 11

5. Serai ............................................................................................... 12

6. Lengkuas ........................................................................................ 13

7. Jahe ................................................................................................ 15

8. Jintan .............................................................................................. 17

9. Diagram Alir Pembuatan Bumbu Kemiri Bubuk .............................. 25

10. Hasil Analisa Kadar Air ................................................................... 27

11. Hasil Analisa Kadar Lemak............................................................. 29

12. Hasil Uji Total Mikroba ................................................................... 30

13. Hasil Uji Organoleptik terhadap Rasa ............................................. 33

14. Hasil Uji Organoleptik terhadap Warna ......................................... 35

15. Hasil Uji Organoleptik terhadap Aroma .......................................... 36

Page 16: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Hasil Pengukuran Kadar Air Bumbu Kemiri ................................... 42

2. Hasil Pengukuran Kadar Lemak Bumbu Kemiri ............................. 42

3. Hasil Analisa Total Mikroba Bumbu Kemiri .................................... 42

4. Hasil Uji Organoleptik Rasa Bumbu Kemiri ................................... 43

5. Hasil Uji Organoletik Warna Bumbu Kemiri ................................... 43

6. Hasil Uji Organoletik Aroma Bumbu Kemiri ................................... 44

7. Gambar Produk Bumbu Kemiri ...................................................... 44

8. Gambar Bahan Pembuatan Bumbu Kemiri .................................... 46

9. Gambar Bahan yang Telah di Keringkan ....................................... 48

Page 17: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kaya akan rempah yang memperkaya cita rasa

masakan Indonesia. Bumbu tradisional Indonesia inilah yang membuat

masakan Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda. Bumbu dibuat

dari campuran rempah-rempah dengan melalui beberapa proses

pengolahan. Umumnya bumbu masakan digolongkan menjadi tiga

golongan yaitu bumbu merah, putih dan kuning. Banyak jenis rempah-

rempah yang dapat dibuat menjadi bumbu, salah satunya adalah

kemiri. Kemiri (Aleurites moluccana Willd) berasal dari kepulauan

Maluku, dan menurut Burkill (1935) berasal dari Malaysia. Tanaman ini

menyebar dari sebelah timur Asia hingga Fiji di kepulauan Pasifik.

Kemiri mempunyai nilai ekonomi tinggi sebagai bahan produk mulai

dari penyedap makanan sampai bahan baku industri dan perabot

rumah tangga. Produk kemiri dapat dimanfaatkan sebagai bumbu

masak, obat-obatan, minyak kemiri untuk perawatan rambut dan

kecantikan, bahan baku industri sabun dan cat, kayu bakar, korek api,

perabot rumah tangga, papan pengepak, pulp, dan vinir kayu lapis.

Prospek pasar bumbu saat ini cukup baik karena berkembang

dengan cepat,sehingga pengembangan produk masih terbuka luas

karena masih ada jenis bumbu yang belum dikembangkan, salah

satunya yaitu bumbu kemiri.

Page 18: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Bumbu kemiri merupakan produk bumbu yang dapat

dikembangkan menjadi beragam jenis bumbu sesuai selera

konsumen. Bumbu kemiri dibuat dari bahan yang pada umumnya

digunakan pada hampir semua jenis bumbu , yaitu bawang merah,

bawang putih, jahe, serai.

Pembuatan bumbu kemiri yang baik perlu diperhatikan

penambahan jenis dan konsentrasi bahan yang digunakan.. Pada

penelitian ini bawang putih dijadikan sebagai bahan variasi untuk

kemiri hal ini dikarenakan bawang putih merupakan salah satu bahan

yang memiliki aroma dan rasa yang paling kuat diantara bahan yang

lainnya. Penelitian ini akan diteliti bagaimana mendapatkan formulasi

yang tepat dan bagaimana memperoleh suatu metode pembuatan

bumbu kemiri.

B. Rumusan Masalah

Pembuatan bumbu kemiri pada dasarnya menggunakan bahan

dasar seperti bawang merah, bawang putih, jahe, serai. Namun

konsentrasi kadar penambahan bahan-bahan dasar menjadi

pertimbangan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana memperoleh metode pembuatan serta

mengetahui formulasi yang tepat dan memperoleh suatu metode

pembuatan bumbu kemiri

Page 19: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui formulasi yang tepat dan memperoleh suatu

metode pembuatan bumbu kemiri yang dapat diterima oleh

konsumen serta dapat disimpan lama.

b. Untuk mengetahui hasil analisa kadar air, total mikroba,kadar

lemak dan uji organoleptik pada pembuatan bumbu kemiri.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi

dan acuan bagi masyarakat dan industri pangan untuk formulasi

bumbu bubuk yang berbahan dasar kemiri.

Page 20: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bumbu

Bumbu didefinisikan sebagai bahan yang mengandung satu

atau lebih jenis rempah yang ditambahkan ke dalam bahan makanan

pada saat makanan tersebut diolah (sebelum disajikan) dengan tujuan

untuk memperbaiki aroma, citarasa, tekstur, dan penampakan secara

keseluruhan. Setiap komponen bumbu menyumbangkan citarasa,

warna, aroma, dan penampakannya yang khas, sehingga

kombinasinya satu sama lain akan memberikan sensasi baru yang

dapat meningkatkan selera, daya terima, dan identitas tersendiri

kepada setiap produk yang dihasilkan. Secara alami rempah-rempah

mengandung berbagai macam komponen aktif yang sangat besar

peranannya dalam penciptaan rasa suatu produk. Rempah-rempah

mengandung zat antioksidan, anti bakteri, antikapang, anti khamir,

antiseptic, antikanker, dan antibiotik yang kesemuannya itu sangat

besar peranannya, membuat bumbu menjadi awet (Astawan, 2009).

Rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu diutamakan

mengandung cukup oleoresin dan minyak atsiri, karena kedua

komponen ini menimbulkan cita rasa dan aroma yang khas yang

diinginkan. Oleh karena itu rempah yang akan dimanfaatkan untuk

bumbu harus cukup tua, sehingga kandungan oleoresin dan minyak

atsirinya mencapai optimal (Rahmawati, 1998). Standar mutu rempah-

rempah dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

Page 21: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Tabel 1. Standar Mutu Bubuk Rempah-Rempah Kriteria Uji Satuan Persyaratan

Keadaan :

Bau

Rasa

Air

Abu

Abu tak larut dalam asam

Kehalusan

Lolos ayakan No 40 (No 425 u)

Cemaran Logam

Timbal (Pb)

Tembaga (Cu)

Cemaran arsen (As)

Cemaran mikroba

Angka lempeng total

Eschericia coli

Kapang

Aflatoxin

-

-

%b/b

%b/b

%b/b

%b/b

mg/kg

mg/kg

mg/kg

Koloni/g

APM/g

mg/kg

mg/kg

Normal

Normal

Maks. 12,0

Maks. 7,0

Maks. 1,0

Maks. 90,0

Maks. 10,0

Maks. 30,0

Maks. 0,1

Maks. 106

Maks. 103

Maks. 104

Maks. 20,0

Sumber : SNI 01-3709-1995

Pada prinsipnya pembuatan rempah-rempah bubuk adalah

menggiling atau menumbuk simplisia menjadi tepung kemudian

mengayaknya dengan saringan berukuran 50-60 mesh. Pengolahan

lanjutan perlu untuk memberikan rasa dan bau lebih sedap disamping

juga untuk memperpanjang masa penyimpanannya, kadang-kadang

diberi bumbu (rempah-rempah). Bumbu ini dapat menghambat

pertumbuhan mikroba yang disebabkan karena minyak volatil (minyak

atsiri), alkaloid, dan senyawa tanin yang bersifat antioksidan

(Rukmana, 2000).

Page 22: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

B. Kemiri (Aleurites moluccana)

Tanaman kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu

tanaman dari industri dari keluarga Euphorbiaceae dan hingga saat ini

tanaman kemiri sudah lama di Indonesia. Buah kemiri berasal dari

pohon kemiri yang ketinggiannya mencapai 10 sampai

40 meter. Kemiri yang dalam bahasa daerah disebut buah tondeh

atau buah Kembiri (Karo) Cundlenut (English) kareh (Minangkabau),

muncang (Sunda) dan kemng (Dayak) sebetulnya tergolong bumbu

dapur. Bijinya yang berwarna putih kekuningan selain digunakan

untuk menggurihkan masakan juga dalam perkembangan modern ini

kebanyakan diambil untuk memperoleh minyaknya. Biji kemiri ini

mengandung lemak hingga 60% sehingga bila dihaluskan dan diperas

menghasilkan minyak. Minyak kemiri juga dapat diperoleh dengan

cara ekstraksi dengan menggunakan alat pengepresan. Biasanya alat

pengepres yang digunakan adalah jenis press hidrolik. Kandungan

kimia yang terdapat dalam kemiri adalah gliserida, asam linoleat,

palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin B1, dan zat

lemak (Istriyani, 2011). Kandungan gizi yang tedapat pada daging biji

kemiri selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

Page 23: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Tabel 2. Kandungan Gizi Kemiri per 100 gram No Komponen Gizi Jumlah Terkandung 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Energi Protein Karbohidrat Lemak Kalsium Fosfor Besi Vitamin B Air

636 kalori 19 gram 8 gram 63 gram 80 mg 200 mg 2 mg 0,06 mg 7 gram

Sumber : Ketaren, S. 1986

Daging kemiri diperoleh setelah melepaskan biji dari kulit biji

yang keras. Kulit biji dapat dlepaskan dengan memanaskan buah

langsung diatas api kemudian segera direndam dalam air dingin atau

buah dibanting sehingga pecah, atau dapat juga dengan merebus

buah selama 5-6 jam lalu di tumbuk.

Cara yang mudah yaitu pemanasan dengan oven kemudian

direndam selama satu malam dalam air dingin dan keesokan harinya

biji akan pecah dengan sendirinya. Gambar kemiri dapat dilihat pada

gambar 1 (Genisa, 2013).

Gambar 1. Kemiri

Page 24: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Biji kemiri digunakan sebagai obat tradisional seperti obat

pencahar, perangsang tumbuhnya rambut dan kulit serta obat linu

pada pinggang (sciatica). Pulp dari biji kemiri dalam bentuk pasta

dapat digunakan untuk obat sakit kepala, demam, borok (bisul) dan

bengkak (Hamid, 1992).

C. Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih termasuk dalam famili yang sama dengan

bawang merah. Umbi bawang putih juga mengandung mineral-mineral

penting dan beberapa vitamin dalam juga tidak besar. Komponen-

komponen oleoresin yang terdapat dalam bawang putih ialah dialil

disulfida, dialil trisulfida, alil propil disulfida dan sejuga kecil dietil

disulfida, dialil polisulfida, allinin dan allisin. Gambar bawang merah

dapat dilihat pada gambar 2 (Farrel, 1990).

Gambar 2. Bawang Putih

Bawang Putih mengandung minyak atsiri yang sangat mudah

menguap diudara bebas. Minyak atsiri dari bawang putih ini diduga

mempunyai kemampuan sebagai antibakteri dan antiseptik.

Sementara zat yang berperan memberi aroma bawang putih yang

khas adalah alisin, karena alisin mengandung sulfur dengan struktur

tidak. Didalam tubuh, alisin merusak protein kuman penyakit sehingga

Page 25: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

kuman penyakit tersebut mati. Alisin merupakan zat aktif yang

mempunyai daya antibiotik cukup ampuh (Purwaningsih, 2007).

Kandungan gizi bawang putih selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3

sebagai berikut :

Tabel 3. Kandungan Gizi Bawang Putih per 100 gram No Kandungan Gizi Bawang Putih 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kalori Protein Lemak Kalsium Fosfor Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Air Serat

122 Kal 7 g

0,3 g 12 mg

109 mg 1,2 mg

- 0,23 mg 0,08 mg

7 mg 66,2-71 g

1,10 g Sumber : Direktorat Gizi, 1979

D. Bahan Tambahan

1. Bawang Merah (Allium cepa L.)

Bawang merah (Allium cepa L. group Aggregatum)

merupakan salah satu sayuran yang digunakan sebagai bumbu

dapur untuk melezatkan masakan. Penggunaannya yang sedikit

namun kontinyu, membuat bawang merah sebagai kebutuhan yang

tidak dapat dihindari oleh konsumen rumah tangga sebagai

pelengkap bumbu masak. Selain manfaatnya dalam hal bumbu

masak, bawang merah mempunyai kegunaan lain, yaitu sebagai

obat tradisional masyarakat (Sunaryono et al., 1984).

Page 26: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 3. Bawang Merah

Bawang merah banyak dimanfaatkan sebagai bumbu

penyedap rasa makanan. Adanya kandungan minyak atsiri dapat

menimbulkan aroma yang khas dan memberikan cita rasa yang

gurih serta mengundang selera. Sebenarnya disamping

memberikan cita rasa, kandungan minyak atsiri juga berfungsi

sebagai pengawet karena bersifat bakterisida dan fungisida untuk

bakteri dan cendawan tertentu (Rahayu dan Nur, 1994).

Kandungan gizi bawang merah selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan Gizi Bawang Merah per 100 gram No Kandungan Gizi Bawang Merah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kalori Protein Lemak Kalsium Fosfor Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Air Serat

39 Kal 1,5 g 0,3 g

36 mg 40 mg 0,8 mg

- 0,03 mg

- 2,0 mg

88 g -

Sumber : Direktorat Gizi,1979

Page 27: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

2. Lada (Piper nigrum)

Lada tidak hanya berfungsi sebagai sumber rasa pedas,

namun juga sebagai penyedap rasa dan aroma. Lada mengandung

beberapa zat kimia seperti alkaloid (piperin), eteris, dan resin.

Alkaloid tidak berdampak negatif terhadap kesehatan bila

dikonsumsi dalam juga yang tidak berlebihan. Eteris adalah sejenis

minyak yang dapat memberikan aroma sedap dan rasa enak pada

masakan. Resin adalah zat yang dapat memberikan aroma harum

dan khas bila dipakai sebagai bumbu ataupun parfum (Sarpian,

2003). Komposisi kimia lada per 100 gram bahan dan gambar lada,

dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 4 sebagai berikut :

Gambar 4. Lada

Tabel 5. Komposisi Kimia Lada per 100 gram Bahan No Komponen Komposisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Air (g) Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbon (g) Kalsium, Ca (mg) Fosfor, P (mg) Besi, Fe (mg) Vitamin B (mg)

13 359 11.5 6.8

64.4 460 200 16.8 0.20

Sumber : Ahmad Djaeni Sediaoetama, 1987

Page 28: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

3. Sereh (Cymbopogon citratus)

Serai wangi memiliki kandungan kimia yang terdiri dari

saponin, flavonoid, polifenol, (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991),

alkaloid dan minyak atsiri (Leung dan Foster, 1996). Minyak atsiri

serai wangi terdiri dari sitral, sitronelal, geraniol, mirsena, nerol,

farsenol, metilheptenon, dipentena, eugenol metil eter, kadinen,

kadinol dan limonene. Gambar serai dapat dilihat pada gambar 5

(Wijayakusumah, 2000).

Gambar 5. Serah

Secara tradisional serai wangi digunakan sebagai

pembangkit cita rasa pada makanan, minuman dan sebagai obat

tradisional (Wijayakusuma, 2000). Sebagai pembangkit cita rasa,

serai banyak digunakan pada saus pedas, sambal goreng, sambal

petis, dan saus ikan (Oyen, 1999). Di bidang industri pangan

minyak sereh wangi sering digunakan sebagai bahan tambahan

dalam minuman, permen, daging, dan lemak (Leung dan Foster,

1996). Sereh wangi mengandung saponin, flavonoid, polifenol,

alkaloid dan minyak atsiri. Senyawa flavonoid ini merupakan

senyawa aromatik.

Page 29: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

4. Lengkuas (Alpinia galanga)

Lengkuas atau tanaman yang memiliki nama latin Alpinia

galanga L. termasuk tanaman dengan familia Zingiberaceae.

Minyak atsiri dan fraksi metanol yang terkandung dalam rimpang

lengkuas diketahui mampu menghambat aktivitas pertumbuhan

mikroba pada beberapa jenis bakteri dan.Minyak atsiri rimpang

lengkuas mengandung beberapa turunan fenol dan

terpen.Lengkuas selain mengandung minyak atsiri juga

mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan

terpenoid.Lengkuas mengandung asetoksi kavikol asetat dan

asetoksi eugenol asetat yang bersifat antiradang dan antitumor

(Anonim, 2011).

Gambar 6. Lengkuas

Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit

protein, mineral (K, P, Na), komponen minyak atsiri, dan berbagai

komponen lain yang susunannya belum diketahui. Rimpang

lengkuas segar mengandung air sebesar 75 %, dalam bentuk

kering mengandung 22.44 % karbohidrat, 3.07 % protein dan

sekitar 0.07 % senyawa kamferid (Darwis et al., 1991).

Page 30: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Rimpang lengkuas putih lebih banyak digunakan dalam

bidang pangan, yaitu sebagai pengempuk daging dalam masakan

dan sebagai salah satu rempah untuk berbagai jenis bumbu

masakan tradisional Indonesia (Rismunandar, 1988). Sedangkan

lengkuas berimpang merah lebih sering digunakan sebagai bahan

ramuan obat tradisional. Perbedaan fungsi ini dipengaruhi dari

kandungan komponen bioaktif antara lengkuas putih dan lengkuas

merah. Menurut Rahayu (1998) di dalam Rusmarilin (2003),

lengkuas putih memiliki komponen larut air dan larut alkohol yang

lebih tinggi dibandingkan lengkuas merah. Sebaliknya, kandungan

minyak atsiri dan komponen antijamur pada lengkuas merah,

memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan pada lengkuas

putih.

5. Jahe (Zingiber officinale)

Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak,

pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit,

kembang gula dan berbagai minuman.Jahe juga dapat digunakan

pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional. Adapun

manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif

(peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan

pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan

parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran

getah lambung dan getah empedu (Warintek, 2013). Disamping itu

Page 31: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

terdapat juga pati, damar, asam-asam organik seperti asam malat

dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan C, serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol (Iksan, 2013). Selain mengandung unsur-

unsur gizi, rimpang jahe juga mengandung unsure-unsur lain yang

bermanfaat yaitu oleoresin, yang terdiri atas minyak atsiri (volatile

oil) dan minyak tak menguap (non-volatil oil). Minyak atsiri bersifat

mudah menguap dan merupakan komponen yang menyebabkan

aroma (bau) khas jahe. Minyak atsiri tak menguap terdiri atas

komponen-komponen yang menyebabkan rasa pedas dan pahit,

disebut juga fixed oil. Gambar jahe dapat dilihat pada gambar 7

(Suprapti, 2003).

Gambar 7. Jahe

Jahe kering adalah irisan rimpang jahe yang telah

dikeringkan.Cara pembuatannya sangat sederhana.Rimpang

dicuci, kemudian diiris-iris dan dijemur atau dikeringkan dengan alat

pengering. Jahe kering merupakan bahan baku untuk pengolahan

tepung jahe, dan bumbu masak (Hasbullah, 2013). Pengeringan di

dalam oven dilakukan pada suhu 500C – 600C. Rimpang yang akan

Page 32: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang

tidak saling menumpuk. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara

yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa

mengkontaminasi (Warintek, 2013).

6. Jintan putih (Cuminum cyminum Linn)

Biji jintan putih (Cuminum cyminum Linn) termasuk ke dalam

famili Apiaceae/Umbelliferae atau tanaman aromatik. Biji jintan

putih merupakan salah satu rempah-rempah yang banyak

digunakan sebagai bumbu dan pemberi rasa pada berbagai jenis

masakan. Biji jintan putih sering digunakan sebagai campuran

rempah-rempah untuk bumbu kari, sup, pikel, roti dan kue tart. Biji

jintan putih juga digunakan sebagai bahan campuran dalam obat-

obatan tradisional untuk mengobati penyakit perut seperti kram

perut, kembung, diare, sakit kepala dan batuk. Minyak atsiri dari biji

jintan putih memiliki manfaat pengobatan sebagai antiseptik, anti-

spasmodik, antitoksik, bakterisidal, karminatif, obat pencernaan,

pelancar urin dan tonik. Biji jintan putih memiliki komposisi sebagai

berikut : Kadar air 6 %, Protein 17.7 %, Lemak 23.8 %, Serat kasar

9.1 %, Karbohidrat 35.5 %, Total abu 7.7 %, Kalsium 0.9 %, fosfor

0.45 %, Besi 0.48 %, Sodium 0.16 %, Potasium 2.1 % (Wardhini,

2011).

Page 33: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 8. Jintan

E. Pengeringan

Pengeringan adalah proses mengeluarkan air dari suatu bahan

pertanian menuju kadar kesetimbangan dengan udara sekeliling atau

pada tingkat kadar air dimana mutu bahan pertanian dapat dicegah

dari serangan jamur, enzim dan aktivitas serangga (Henderson, et al.,

1976).

pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena

perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang

dikeringkan. Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan

sampai batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim

yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau bahkan

terhenti sama sekali. Dengan demikian, bahan yang dikeringkan

mempunyai waktu simpan lebih lama (Adawyah, 2008).

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan pengering

buatan yakni kondisi pengeringan terkontrol dan waktu pengeringan

bisa lebih cepat dengan tidak tergantung oleh cuaca. Sehingga dapat

menghasilkan produk yang berkualitas baik (Taib, 1987).

Page 34: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang

dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 -

600C dan hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia

yang mengandung kadar air 10%. Demikian pula dengan waktu

pengeringan juga bervariasi, tergantung pada jenis bahan yang

dikeringkan. Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional

dengan menggunakan sinar matahari atau secara modern

menggunakan alat pengering seperti oven, rak pengering, blower

ataupun dengan fresh dryer. Kelebihan dari alat ini adalah waktu

penjemuran lebih singkat yaitu sekitar 8 jam, dibandingkan dengan

sinar matahari membutuhkan waktu lebih dari satu minggu (Adawyah,

2008).

Pengeringan harus disesuaikan dengan bahan tanaman yang

akan dikeringkan. Jika bahan berasal dari akar, daun, bunga, dan

buah, maka suhu dan metode pengeringan perlu diperhatikan. Apabila

tidak ditangani secara benar akan mengakibatkan berkurangnya kadar

zat berkhasiat. Bahan yang berasal dari bunga dan daun harus tidak

mengubah warna dan aroma aslinya, karena daun dan bunga mudah

mengalami kerusakan selama pengeringan. Bila penanganannya

salah akan terjadi perubahan warna ataupun tercemar (Joyce and

Reid, 1986). Daun, herba, dan bunga dapat dikeringkan dengan

kisaran suhu 20-40°C, kulit batang dan akar masing-masing pada

suhu 30 dan 65°C (Hernani dan Rahmawati, 2009).

Page 35: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November

2013 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Program Studi Ilmu dan

Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan

analitik, wadah, pisau, sendok, alat pengering yang menggunakan

blower, grinder, oven, freeze dryer, ayakan, desikator, tabung reaksi,

pipet, cawan petri, cawan porselen, autoklaf dan inkubator.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kemiri, bawang merah, bawang putih, lada, serai, lengkuas, jintan,

jahe, aquadest steril, agar cair, kapas, kertas label, tissu, Media PCA,

NaCl, dan aluminium foil.

C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Bahan

a. Bubuk Kemiri

Diperoleh dari kemiri yang telah di iris tipis menggunakan

pisau hingga diperoleh kemiri dalam bentuk serbuk kemudian

dilakukan pengeringan beku menggunakan Freeze dryer.

Page 36: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

b. Bubuk Bawang Putih

Diperoleh dari bawang putih yang dikeringkan

menggunakan alat pengering yang menggunakan blower pada

suhu 60oC dan kemudian dihaluskan menggunakan grinder.

2. Pembuatan Bumbu Kemiri

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

- Ditimbang Bubuk kemiri dan Bubuk bawang putih serta bahan

tambahan lainya yaitu bubuk bawang merah, lada, serai,

lengkuas, jahe, jintan.

- Dicampurkan masing-masing formulasi dengan bahan tambahan lain

kemudian digrinder untuk meratakan campuran..

- Kemudian, semua formulasi diayak dengan 60 mesh.

- Bumbu yang dihasilkan siap dilakukan analisa kadar air, kadar

lemak, uji organoleptik,dan uji mikroba.

D. Perlakuan Penelitian

Perlakuan pada penelitian ini adalah :

A1 = Kemiri 20 % : Bawang Putih 18 %

A2 = Kemiri 25 % : Bawang Putih 13 %

A3 = Kemiri 30 % : Bawang Putih 8 %

Page 37: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

E. Parameter Pengamatan

1. Kadar Air (Sudarmadji, dkk., 1997)

a. Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gram

kemudian dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah

diketahui beratnya.

b. Bahan dikeringkan dalam oven pada suhu 100-1050C selama

3-5 jam, selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang

beratnya.

c. Bahan kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit,

didinginkan kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai

diperoleh berat yang konstan.

d. Selanjutnya kadar air dihitung dengan menggunakan rumus :

%�������� = ��������� − �������ℎ��

�������ℎ��× 100%

2. Kadar Lemak (Sudarmadji,. dkk, 1997)

Kadar lemak ditentukan dengan metode socxhlet. Prosedur

kerja penentuan kadar lemak sebagai berikut :

a. Ditimbang dengan teliti kurang lebih 1 gram sampel. Dimasukkan

ke dalam tabung reaksi berskala 10 ml, ditambahkan chloroform

mendekati skala.

b. Kemudian ditutup rata, dikocok dan dibiarkan semalam.

Himpitkan dengan tanda skala 10 ml dengan pelarut lemak yang

Page 38: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

sama dengan memakai pipet, lalu dikocok hingga homogen.

Kemudian disaring dengan kertas saring ke dalam tabung reaksi.

c. Dipipet 5 cc ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya

(a gram). Lalu diovenkan pada suhu 100oC selama 3 jam.

d. Dimasukkan ke dalam desikator lebih kurang 30 menit, kemudian

ditimbang (b gram).

e. Dihitung kadar lemak dengan menggunakan persamaan :

Kadar lemak = ��(���)

�����������100%

Dimana : P = Pengenceran = 10/5 = 2

3. Uji Total Mikroba (Ferdiaz,1989)

a. Menimbang masing-masing sampel sebanyak 1 gram

menggunakan timbangan analitik.Memasukkan ke dalam tabung

reaksi yang berisi aquadest steril sebanyak 9 g kemudian

dikocok hingga terbentuk suspense.Memipet 1 g suspense dari

tabung 1, kemudian dimasukkan ke dalam tabung 2.

Pengenceran dilakukan hingga tabung 10-4.

b. Mengambil masing-masing sampel pada pengenceran 10-4 dari

pengenceran tersebut sebanyak 1 g suspensi dipipet ke dalam

cawan petri.

c. Kemudian ke dalam cawan petri tersebut dimasukkan agar cair

steril yang telah didinginkan sampai 500C sebanyak 15 g.

d. Setelah penuangan cawan petri digerakkan di atas meja secara

hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.

Page 39: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

e. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi selama

kurang lebih 48 jam pada suhu 300C pada posisi terbalik.

f. Dilakukan perhitungan mikroba :

� =Σ�

[(1 × �1) + (0,1 × �2) × �]

Keterangan :

N = jumlah koloni per g

∑c = jumlah koloni dari tiap-tiap petri

n1 = jumlah petri dari pengenceran koloni yang dihitung

n2 = jumlah petri dari pengenceran kedua

d = pengenceran pertama yang dihitung

4. Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan dengan metode hedonic

meliputi aroma, warna, dan tekstur produk yang dihasilkan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis

terhadap produk dengan menggunakan 15 panelis yang

memberikan penilaiannya berkan tingkat kesukaannya terhadap

produk pada kuesioner yang disediakan. Data yang diperoleh

diolah secara deskriptif. Skala pengujian 1-5 yaitu : 5 = sangat

suka, 4 = suka, 3 = agak suka, 2 = tidak suka, 1 = sangat tidak

suka.

Page 40: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Pengujian organoleptik pada bumbu kemiri bubuk ini

dilakukan dengan cara membuat suatu masakan yaitu opor ayam

dengan menambahkan bumbu kemiri bubuk sebanyak 10gr,

kemudian panelis diminta untuk mencicipi kuah dari masakan

tersebut.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data yang diperoleh disajikan secara deskriptif

kuantitatif dengan melakukan tiga kali ulangan.

Page 41: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Bumbu Kemiri Bubuk

Pengirisan

Dikeringkan dengan alat pengering beku

bubuk kemiri

Perlakuan A1 = Kemiri 20% : Bawang Putih 18% Perlakuan A2 = Kemiri 25% : Bawang Putih 13% Perlakuan A3 = Kemiri 30% : Bawang Putih 8%

Dikemas dengan plastik

Analisa : 1. Uji Kadar air 2. Uji Kadar Lemak 3. Uji Organoleptik 4. uji mikroba

Dihaluskan dengan grinder

Bumbu Kemiri

Dihomogenkan

Bahan

Dikeringkan dengan alat pengering blower

T=60°C

Dihaluskan dengan grinder dan diayak dengan ayakan

60 mesh

Bubuk

Kemiri Bawang Putih Lengkuas Bawang Merah Sereh Lada Jahe Jintan

Page 42: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar Air

Kadar air merupakan parameter penting karena kadar air

berpengaruh terhadap daya simpan bumbu kemiri, Air yang

terkandung dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor

penyebab kerusakan bahan pangan. Tingginya kadar air akan

mempengaruhi masa simpan suatu bahan pangan karena semakin

tinggi kadar air bahan pangan semakin rentan terhadap pertumbuhan

mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan mikroorgansme lain

untuk berkembang biak sehingga bahan pangan akan cepat

mengalamai kerusakan. Menurut Purnomo (1995) kandungan air

dalam bahan pangan akan berubah‐ubah sesuai dengan

lingkungannya dan hal ini sangat erat hubungannya dengan daya

simpan bahan pangan dikarenakan kadar air berhubungan erat

dengan pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas. Pada penelitian

ini analisa kadar air dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar air yang

terkandung dalam bumbu kemiri. Hasil analisa kadar air bumbu kemiri

dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 43: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 2. Hasil Analisa Kadar Air pada Bumbu Kemiri

Hasil analisa kadar air pada bumbu kemiri bubuk menghasilkan

perbedaan kadar air yang tidak terlalu signifikan karna range

penambahan kemiri dari formulasi tidak terlalu jauh. Hasil analisa

kadar air terendah diantara semua perlakuan yaitu terdapat pada

perlakuan A3 (kemiri 30% dan bawang putih 8%) yaitu 8,44%

sedangkan kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (kemiri 20%

dan bawang putih 18%). Hal ini dikarenakan penambahan bubuk

bawang putih pada perlakuan A1 lebih banyak di bandingkan

perlakuan A2 dan A3 dimana bawang putih ini memiliki sifat

higroskopis atau menyerap air. Hal ini sesuai dengan pendapat

Reinneccius (1994) bahwa Suatu bahan yang telah mengalami

pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis dari pada bahan

asalnya. Bubuk bawang memiliki karakteristik flavor yang tetap baik

selama penyimpanan.

9.51

8,51 8,44

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

(20:18) (25:13) (30:8)

Kad

ar A

ir (

%)

Penambahan Kemiri (%) dan Bawang Putih (%)

Page 44: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Meskipun demikian, bubuk bawang putih bersifat higroskopis

(mudah menyerap air) sehingga dalam pengemasannya harus

menggunakan wadah yang kedap uap air sehingga dapat mencegah

pengerasan produk dan menjadi kasar serta kehilangan flavor.

Kadar air pada bumbu kemiri bubuk ini juga dipengaruhi oleh

faktor pengeringan yang bertujuan mengurangi kadar air dengan cara

menguapkan air dengan bantuan energi panas. Hal ini sesuai dengan

pendapat Adawyah (2008), bahwa tujuan pengeringan untuk

mengurangi kadar air bahan sampai batas perkembangan

mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan

pembusukan terhambat atau bahkan terhenti sama sekali.

Menurut SNI 01-3709-1995 kadar air bumbu inti maksimal 12%

(b/b). Hasil ini menunjukkan bahwa bumbu kemiri bubuk memenuhi

syarat mutu bumbu.

B. Kadar Lemak

Lemak merupakan bahan-bahan yang tidak larut dalam air yang

umumnya berasal dari tumbuhan atau pun hewan. Lemak merupakan

zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan. Selain itu,

lemak juga merupakan sumber energi yang efektif yang sangat

penting bagi tubuh (Sudarmadji, 1997).

Page 45: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 3. Hasil Analisa Kadar Lemak pada Bumbu Kemiri

Hasil analisa kadar lemak bumbu kemiri seperti yang terlihat

pada Gambar 3 menunjukkan kadar lemak yang diperoleh pada

perlakuan A1 (Kemiri 20% : Bawang Putih 18%) dengan nilai 18,36%,

A2 (Kemiri 25% : Bawang Putih 13%) dengan nilai 19,10 % dan A3

(Kemiri 30% : Bawang Putih 8%) dengan nilai 20,68%.Berdasarkan

hasil penelitian, Dari ketiga perlakuan tersebut ,perlakuan A3 memiliki

jumlah kandungan lemak yang tinggi sebanyak 20,68% dibandingkan

dengan dua perlakuan lainnya,hal ini disebabkan karena Pada

perlakuan A3 bubuk kemiri yang digunakan sebanyak 30% Hal ini

sesuai dengan Anonim (2013) bahwa kandungan kemiri sendiri 53%

di dominasi oleh lemak, namun lemak yang terdapat pada biji kemiri

merupakan lemak tak jenuhyang tidak hanya mampu menurunkan

kadar LDL tapi juga mencegah penggumpalan darah yang merupakan

penyebab serangan jantung dan stroke.

18,3619,10

20,68

11121314

1516171819

2021

(20:18) (25:13) (30:8)

Kad

ar L

em

ak (

%)

Penambahan Kemiri (%) dan Bawang Putih (%)

Page 46: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

C. Total Mikroba

Setiap bahan pangan selalu mengandung mikroba yang jumlah

dan jenisnya berbeda. Pencemaran mikroba pada bahan pangan

merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan

sumber-sumber pencemar mikroba seperti tanah, air, debu, saluran

pencernaan dan pernafasan manusia atau hewan. Dalam batas-batas

tertentu kandungan mikroba pada bahan pangan tidak banyak

berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tersebut

Akan tetapi, apabila kondisi lingkungan memungkinkan mikroba

untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat, maka bahan pangan akan

rusak karenanya (Dwidjoseputro 2005).

Analisa total mikroba yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui jumlah mikroba yang terkandung dalam produk

bumbu kemiri. Mikroorganisme semacam bakteri, jamur dan

cendawan dalam bahan pangan dapat mengakibatkan kerusakan atau

pembusukan pada bahan pangan.

Gambar 4. Hasil Uji Total Mikroba pada Bumbu Kemiri

5,3

5,25,1

4.4

4.6

4.8

5

5.2

5.4

(20:18) (25:13) (30:8)

log

cfu

/g

Penambahan Kemiri (%) dan Bawang Putih (%)

Page 47: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Berdasarkan hasil penelitian uji total mikroba menunjukkan

jumlah mikroba yang sama pada setiap perlakuan. Hal ini disebabkan

pada bumbu kemiri bubuk mengandung zat antimikroba yang dapat

menghambat mikroba, diantaranya adalah allisin pada bawang putih

yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi.

Kemampuan bawang putih ini dikarenakan zat alisin yang dapat

merusak dinding sel dan menghambat sintesis protein bakteri

(Rustama et al., 2005).

Winarno et al. (1980) mengemukakan bahwa proses

pemanasan pada pengolahan pangan bertujuan untuk mematikan

mikroorganisme yang sensitif terhadap panas. Namun jika suhu dan

waktu pemanasan kurang tepat maka tidak akan mematikan

mikroorganisme atau hanya menyebabkan sel mengalami kerusakan.

Pemanasan ini disebut dengan pemanasan subletal. Dalam

pengolahan pangan, sel-sel yang mengalami kerusakan karena

pemanasan subletal mungkin dapat sembuh kembali menjadi sel-sel

normal dan berkembang biak selama penyimpanan di dalam medium

yang baik. Sebagian besar bakteri dalam bentuk vegetatifnya akan

mati pada suhu 82-94ºC, tetapi banyak spora bakteri yang masih

tahan pada suhu air mendidih 100ºC selama 30 menit.

Standar jumlah total mikroba menurut SNI 01-3709-1995 yang

diizinkan dalam bumbu inti adalah maksimal 106 koloni/g atau 6 (log

koloni/g). Berdasarkan standar tersebut, bumbu kemiri bubuk aman

Page 48: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

secara mikrobiologi baik dikonsumsi maupun disimpan karena jumlah

total mikroba pada bumbu kemiri bubuk adalah 105 koloni/g.

D. Uji Organoleptik

1. Rasa

Rasa merupakan faktor yang paling penting dalam

menentukan keputusan bagi konsumen untuk menerima atau

menolak suatu produk pangan. Meskipun parameter lain nilainya

baik, jika rasa tidak enak atau tidak disukai maka produk akan

ditolak. Ada empat jenis rasa inti yang dikenali oleh manusia yaitu

asin, asam, manis dan pahit. Sedangkan rasa lainnya merupakan

perpaduan dari keempat rasa tersebut (Soekarto, 1985). Uji

organoleptik bumbu kemiri dengan parameter rasa dilakukan

dengan uji hedonik. Hasil uji organoleptik terhadap rasa bertujuan

untuk mengetahui tingkat respon dari panelis mengenai

kesukaannya terhadap bumbu kemiri yang dihasilkan pada masing-

masing perlakuan. Hasil uji organoleptik terhadap rasa bumbu

kemiri yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 49: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 5. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Rasa pada Bumbu

Kemiri

Hasil uji organoleptik dengan metode hedonik terhadap

bumbu kemiri pada perlakuan A1 (kemiri 20% dan bawang

putih 18%) memiliki skor 3,53 yang berarti agak disukai panelis,

sedangkan pada perlakuan A2 (kemiri 25% dan bawang putih 13%)

memiliki skor 4,22 yang berarti disukai panelis, dan pada perlakuan

A3 (kemiri 30% dan bawang putih 8%) memiliki skor 3,93 yang

berarti disukai panelis.

Rasa yang dihasilkan pada bumbu kemiri ini dipengaruhi

oleh bahan inti bumbu ini yaitu kemiri yang memberikan rasa gurih

dan berasal dari perpaduan bahan dan rempah yang digunakan.

Kandungan minyak atsiri pada bawang putih dan bawang merah

dapat menimbulkan aroma dan memberikan citarasa yang khas

serta mengundang selera. Serta penambahan rempah seperti jahe,

lengkuas, lada dan jintan memberikan rasa masakan khas

Indonesia. Disamping memberikan cita rasa, kandungan minyak

3.53

4.223.93

11.5

22.5

33.5

44.5

5

(20:18) (25:13) (30:8)

Ra

sa (S

kor

1-5

)

Penambahan Kemiri (%) dan Bawang Putih (%)

Page 50: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

atsiri juga berfungsi sebagai pengawet karena bersifat fungisida

untuk bakteri dan cendawan tertentu (Rahayu dan Berlian, 1994).

2. Warna

Warna merupakan komponen yang sangat penting untuk

menentukan kualitas atau derajat penerimaan suatu bahan

pangan. Suatu bahan pangan meskipun dinilai enak dan

teksturnya sangat baik, tetapi memiliki warna yang kurang baik

dipandang atau memberikan kesan menyimpang dari warna yang

seharusnya, maka tidak layak dikonsumsi. Penentuan mutu suatu

bahan pangan pada umumnya tergantung pada warna, karena

warna tampil terlebih dahulu (Winarno, 2004). Uji organoleptik

bumbu kemiri ini dengan parameter warna dilakukan dengan uji

hedonik. Hasil uji organoleptik terhadap warna bertujuan untuk

mengetahui tingkat penerimaan atau tingkat kesukaan panelis

terhadap warna bumbu kemiri yang dihasilkan pada masing-

masing perlakuan. Hasil uji organoleptik dengan parameter warna

dapat dilihat pada Gambar 6

Page 51: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar 6. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Warna pada Bumbu

Kemiri

Hasil uji organoleptik dengan parameter warna menunjukkan

bahwa tingkat penerimaan panelis terhadap parameter warna pada

bumbu kemiri menunjukkan nilai rata-rata berkisar antara

3,13 – 4,51 atau dalam taraf suka. Warna bumbu kemiri perlakuan

A1 (bubuk kemiri 20% : bubuk bawang putih 18%), perlakuan

A2 (bubuk kemiri 25% : bubuk bawang putih 13%), dan perlakuan

A3 (bubuk kemiri 30% : bubuk bawang putih 8%) semuanya disukai

oleh panelis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

perlakuan A1 memiliki skor terendah yaitu 3,13 dan perlakuan A3

memiliki skor tertingi yaitu 4,51,

Warna pada bumbu kemiri dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi warna yaitu

kadar air pada bahan pangan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Winarno (2004), bahwa air juga merupakan komponen penting

dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi warna,

tekstur, serta cita rasa makanan kita.

3.13

4,00

4.51

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

(20:18) (25:13) (30:8)

War

na

(Sko

r 1

-5)

Penambahan Kemiri (%) dan Bawang Putih

Page 52: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

3. Aroma

Aroma bahan makanan banyak menentukan kelezatan

makanan tersebut. Industri makanan menganggap sangat penting

melakukan uji aroma karena dengan cepat dapat memberikan hasil

penilaian produksinya disukai atau tidak disukai (Soekarto, 1985).

Uji organoleptik bumbu kemiri dengan parameter aroma dilakukan

dengan uji hedonik. Hasil uji organoleptik terhadap aroma

bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau tingkat

penerimaan panelis terhadap aroma bumbu kemiri yang dihasilkan

pada masing-masing perlakuan. Hasil uji organoleptik terhadap

aroma bumbu kemiri yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Aroma pada Bumbu

Kemiri

Hasil uji organoleptik aroma pada bumbu kemiri

menunjukkan pada perlakuan A1 (kemiri 20% dan bawang

putih 18%) memiliki skor 3,22 yang berarti disukai panelis, dan

3.22

3.84

4.31

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

(20:18) (25:13) (30:8)

Aro

ma

(Sko

r 1

-5)

Penambahan Kemiri (%) dan Bawang Putih (%)

Page 53: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

pada perlakuan A2 (kemiri 25% dan bawang putih 13%) memiliki

skor 3,84 yang berarti disukai panelis, sedangkan pada perlakuan

A3 (kemiri 30% dan bawang putih 8%) memiliki skor 4,31 yang

berarti disukai panelis.

Aroma pada bumbu kemiri ini dipengaruhi oleh rempah-

rempah yang digunakan di mana rempah-rempah ini memiliki

minyak atsiri yang mudah menguap sehingga pada saat

pengolahan akan mengeluarkan aroma yang khas. Hal ini sesuai

pernyataan Rahmawati (1998), bahwa rempah-rempah yang

digunakan sebagai bumbu diutamakan mengandung cukup

oleoresin dan minyak atsiri, karena kedua komponen ini

menimbulkan cita rasa dan aroma yang khas yang diinginkan.

Page 54: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Formulasi terbaik berdasarkankan hasil uji organoleptik terdapat

pada perlakuan A3 kemiri 30% dan bawang putih 8%.

2. Hasil analisa kadar air dan total mikroba tertinggi terdapat pada

perlakuan A1 yaitu 9,51% untuk kadar air dan 5,3 cfu/g untuk

jumlah total mikroba, sedangkan kadar air dan total mikroba

terendah terdapat pada perlakuan A3 yaitu 8,44% untuk kadar air

dan 5,1 cfu/g untuk jumlah total mikroba.

F. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian

untuk menentukan kemasan yang cocok dan masa simpan pada

bumbu kemiri.

Page 55: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Anonim, 2011.Bumbu Daging. http://repository.ipb.ac.id [13 April 2013]. Anonim, 2013. Kandungan Kemiri. http://tipsagarcantik.com [28 Juni

2013]. Astawan. 2009. Sehat dengan Kacang-kacangan dan Biji-bijian.

Penebar Swadaya: Jakarta. Darwis , S.N., M. Indo dan S. Hasiyah. 1991. Tumbuhan Obat Famili

Zingiberaceae. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Farrel, K.T. 1990. Spcies, Condiments and Seasonings. Second

Edition. Van Nostrand Reinhold, New York. Genisa, Jalil. 2013. Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Masagena

Press. Makassar. Hamid, A. 1992. Budidaya Kemiri (Aleurites moluccana Wild), di dalam

Makalah Temu Tugas dalam Aplikasi Teknologi Bidang Perkebunan dan Tanaman Industri. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.

Hasbullah. 2013. Jahe kering .http://www.warintek.ristek.go.id. [13 April

2013] Henderson, S.M., R.L Perry, J.H Young. 1976. Agricultural Process

Enginering. The AVI Publishing Company, Inc., Wetsport. Hernani dan Rahmawati. 2009. Aspek Pengeringan Dalam

Mempertahankan Kandungan Metabolit Sekunder Pada Tanaman Obat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor

Iksan, 2013.Jahe http://bebas.vlsm.org/v12/artikel.pdf. [13 April 2013]

Page 56: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Istriyani, Y.Y. 2011. Pengujian Kualitas Minyak Kemiri dengan Mengukur Putaran Optik Menggunakan Polarimeter. Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknik Kimia, Program Diploma Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

Joyce, D. and M. Reid. 1986. Postharvest handling of fresh culinary

herbs. The herb, spice, and medicinal plant digest Vol. 4(2): 1-2. Leung.A.Y, Foster S. 1996. Encyclopedia of common natural

ingredients used in food, drugs and cosmetic. Ed ke-2. New York: John Wiley & Sons.

Oyen LPA, 1999. Cimpogon Sitratus (DC) Staf. Plnat Resort of south

east asia. No 19 essensial oil plant. Bogor. Prosea Bogor.

Indonesia.

Purnomo, H. 1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan

Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta. Purwaningsih, E. 2007.Bawang Putih. Ganeca: Jakarta. Rahayu, E., dan N. Berlian. 1994. Bawang Merah. Penebar Swadaya,

Jakarta. Rahayu, W.P. 1998. Penuntun Praktikum Perlakuan Organoleptik.

Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Rahmawati, Yulia. 1998. Pengaruh Beberapa Tingkat Konsentrasi

Bahan Penstabil CarboxyMetil Celulose (CMC) Terhadap Sari Lidah Buaya. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian. UNAND. Padang.

Reineccius, G.A. 1994. Souce of Book of flavor. 2 nd edition. Chapman

& Hall. New York. Rismunandar. 1988. Rempah-rempah. Komoditi Ekspor Indonesia.Sinar

Baru. Bandung. Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Kanisius, Yogyakarta. Rusmarilin, H. 2003. Aktivitas Anti-Kanker Ekstrak Rimpang lengkuas

Lokal (Alpinia galanga (L) . Sw) Pada Alur Sel Kanker Manusia Serta Mencit yang Ditransplantasi dengan Sel Tumor Primer. Disertasi. Program Pasca Sarjana ITP. IPB. Bogor.

Page 57: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Rustama, S., Joko dan Ratu. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Air dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Bakteri Gram negatif dan Gram Positif. Jurnal Biotika Vol.5 No.2

Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun Lada Dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.

Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gajah Mada

University Press.Yogyakarta. Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan

Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara: Jakarta Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk

Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Angkasa: Bandung. Sunaryono, H., P. Soedomo dan E.Reny. 1984. Produksi Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.) dari Bibit Dataran Rendah dan Dataran Tinggi. Buletin Penelitian Hortikultura. Vol XI (2):4-10. Lembang

Suprapti, L,M. 2003. Aneka Awetan Jahe. Kanisius :Yogyakarta. Syamsuhidayat SS, dan Hutapea JR. 1991. Inventaris Tanaman obat

Indonesia. Depkes RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta

Taib, Gunarif., 1987. Operasi Pengerigan pada Pengolahan Hasil

Pertanian. PT. Melton putra. Jakarta. Wardhini, I. S., 2011. Microbiological And Sensory Quality Of Beef

Rollade Coating With Modified Canna Edulis Starch Edible Film Incorporated With Cumin (Cuminum Cyminum) Oil. Skripsi. Program Studi Tata Boga, Jurusan IKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

Warintek, 2013. Jahe.http://www.warintek.ristek.go.id. [13 April 2013] Wijayakusuma HMH. 2000. Tumbuhan berkhasiat obat Indonesia:

rempah, rimpang, dan umbi. Milenia popular. Jakarta Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Page 58: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kadar Air Bumbu Kemiri No Perlakuan U1 U2 U3 Total Rata-Rata

1 A1 9,72 9,42 9,39 28,53 9,51

2 A2 8,94 8,13 8,45 25,52 8,50

3 A3 8,62 8,4 8,31 25,33 8,44 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian Bumbu Kemiri, 2013 Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kadar Lemak Bumbu Kemiri

No Perlakuan U1 U2 U3 Total Rata-Rata

1 A1 18,62 18,29 18,16 55,07 18,36

2 A2 19,51 18,91 18,88 57,3 19,10

3 A3 21,27 20,36 20,4 62,03 20,68

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian Bumbu Kemiri, 2013 Lampiran 3. Hasil Analisa Total Mikroba Bumbu Kemiri

No Perlakuan U1 U2 U3 Total Rata-Rata Log

1 A1 2,4x10^5 1,8x10^5 2,1x10^5 6,4x10^5 2,1x10^5 5,3

2 A2 7,2x10^4 1,8x10^5 1,7x10^5 4,4x10^5 1,4x10^5 5,2

3 A3 8,6x10^4 1,0x10^5 2,2x10^5 4,1x10^5 1,3x10^5 5,1 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian Bumbu Kemiri, 2013

Page 59: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Lampiran 4. Hasil Uji Organoleptik Rasa Bumbu Kemiri

No Panelis P1 P2 P3 Total

1 Panelis 1 5 4 5 14

2 Panelis 2 3 4 5 12

3 Panelis 3 4 4 4 12

4 Panelis 4 4 4,33 4 12,33

5 Panelis 5 5 4 4 13

6 Panelis 6 3 4 4 11

7 Panelis 7 3 4 4 11

8 Panelis 8 3 5 5 13

9 Panelis 9 2 5 4 11

10 Panelis 10 4 4 3 11

11 Panelis 11 5 4 3 12

12 Panelis 12 3 4 4 11

13 Panelis 13 3 3 4 10

14 Panelis 14 2 5 3 10

15 Panelis 15 4 5 3 12

Total 53 63,33 59 175,33

Rata-rata 3,53 4,22 3,93 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian Bumbu Kemiri, 2013 Lampiran 5. Hasil Uji Organoletik Warna Bumbu Kemiri

No Panelis P1 P2 P3 Total

1 Panelis 1 3 3 4 10

2 Panelis 2 3 4 5 12

3 Panelis 3 3 4 5 12

4 Panelis 4 4 5 4 13

5 Panelis 5 3 5 5 13

6 Panelis 6 3 3 5 11

7 Panelis 7 3 5 5 13

8 Panelis 8 3 3 5 11

9 Panelis 9 2 4 5 11

10 Panelis 10 5 4 4 13

11 Panelis 11 4 4 2,66 10,66

12 Panelis 12 3 4 4 11

13 Panelis 13 3 4 5 12

14 Panelis 14 3 4 5 12

15 Panelis 15 2 4 4 10

Total 47 60 67,66 174,66

Rata-rata 3,13 4 4,51 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian Bumbu Kemiri, 2013

Page 60: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Lampiran 6. Hasil Uji Organoletik Aroma Bumbu Kemiri

No Panelis P1 P2 P3 Total

1 Panelis 1 3 4 4 11

2 Panelis 2 3 4 4 11

3 Panelis 3 2,33 4 4,66 11

4 Panelis 4 4,33 4 4 12,33

5 Panelis 5 3 5 4 12

6 Panelis 6 3 3 5 11

7 Panelis 7 1,66 4 4 9,66

8 Panelis 8 3 4 5 12

9 Panelis 9 3 2,66 5 10,66

10 Panelis 10 2 4 4 10

11 Panelis 11 4 4 5 13

12 Panelis 12 4 4 4 12

13 Panelis 13 4 4 4 12

14 Panelis 14 4 4 4 12

15 Panelis 15 4 3 4 11

Total 48,33 57,66 64,66 170,66

Rata-rata 3,22 3,84 4,31 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian Bumbu Kemiri, 2013 Lampiran 7. Gambar Produk Bumbu Kemiri

Page 61: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar Produk Bumbu Kemiri

Keterangan :

A1 = Kemiri 20 % : Bawang Putih 18 %

A2 = Kemiri 25 % : Bawang Putih 13 %

A3 = Kemiri 30 % : Bawang Putih 8 %

Page 62: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Lampiran 8. Gambar Bahan Pembuatan Bumbu Kemiri

Page 63: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Gambar Bahan Pembuatan Bumbu Kemiri

Page 64: MEMPELAJARI PEMBUATAN BUMBU KEMIRI Aleurites …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 15. · 7. Untuk teman-teman seperjuangan Nur Aliyah Zulkarnaian,

Lampiran 9. Gambar Bahan yang Telah di Keringkan