pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji ... · pengaruh lama perendaman air...

65
i PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN METODE PERENDAMAN ASAM SULFAT (H2SO4) DI CV.AGRI TECH INDONESIA KELURAHAN BERUA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR SKRIPSI MIRANDA RIFDAYANTI 105950059615 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

i

PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP

PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana)

DENGAN METODE PERENDAMAN ASAM SULFAT (H2SO4)

DI CV.AGRI TECH INDONESIA KELURAHAN BERUA

KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

MIRANDA RIFDAYANTI

105950059615

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

ii

PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN

METODE PERENDAMAN ASAM SULFAT (H2SO4) DI

CV.AGRI TECH INDONESIA KELURAHAN BERUA

KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Kehutanan

MIRANDA RIFDAYANTI

105950059615

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

iii

Page 4: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

iv

Page 5: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya meyatakan bahwa skripsi “Pengaruh Lama Perendaman

Air Terhadap Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites moluccana) dengan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) adalah benar merupakan hasil karya yang

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua

sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun karya yang tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks yang di

cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Februari 2020

Penulis

Page 6: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

vi

Hak Cipta milik Universitas Muhammadiyah Makassar 2019

@Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar.

Page 7: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

vii

ABSTRAK

MIRANDA RIFDAYANTI (105950059615). Pengaruh Lama Perendaman Air

Terhadap Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites moluccana) Dengan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) Di CV.AGRI TECH INDONESIA Kelurahan

Berua Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Di bawah bimbingan Andi Azis

Abdullah, S.Hut.,M.P. dan Ir. Muhammad Tahnur, S.Hut., M.Hut., IPM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama perendaman air terhadap

perkecambahan biji kemiri (Aleurites moluccana) dengan menggunakan metode

perendaman asam Sulfat (H2SO4). Jenis data yang dikumpulkan yakni data primer

dengan percobaan langsung dilapangan, percobaan meliputi jumlah kecambah

setiap perlakauan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengaruh lama

perendaman air terhadap perkecambhan biji dengan metode perendaman Asam

Sulfat (H2SO4) pada perlakuan perendaman 3 hari, 4 hari, 5 hari dan kontrol.

Memberikan pengaruh sangat nyata terhadap perkecambahan biji kemiri,

sedangkan perlakuan perendaman 4 hari yang lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan lainya.

Kata Kunci : Kemiri, Kecambah, Asam Sulfat (H2SO4).

Page 8: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, karunia, dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Pengaruh lama perendaman Air terhadap Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites

Moluccana) Dengan Metode Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) di

CV.AGRITECH INDONESIA Kelurahan Berua Kecamatan Biringkanaya Kota

Makassar, Sebagai salah satu syarat mendapat Gelar Sarjana Kehutanan. Salam

dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT kapada junjungan

Nabi Muhammad SAW sebagai suritauladan kepada kita semua. Penulis berharap

apa yang dipaparkan dalam skripsi ini dapat memberikan informasi baru bagi kita

semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,

untuk itu saran dan masukan sangat Penulis hargai.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua saya tercinta Ayahanda Rifai dan Ibunda Nurida yang selalu

memberikan kasih sayang, doa serta dorongan moril maupun materil yang

tak terhingga.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin,S.Pi.,MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Husnah Latifah ,S.Hut.,M.Si. Selaku Wakil Dekan I Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Hikmah,S.Hut.,M.Si.,IPM Selaku Ketua Program Studi Kehutanan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

ix

5. Andi Azis Abdullah , S.Hut., M.P. Selaku pembimbing I dan Ir.

Muhammad Tahnur S.Hut., M. Hut.,IPM. Selaku pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi, pengetahuan dan

motivasi.

6. Dr.Irma Sribianti, S.Hut., M.P. selaku penguji I dan Dr.Ir. Hasanuddin

Molo, S.Hut, M,P,IPM. selaku penguji II yang tak hentinya memberi

arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf tata usaha

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

memberikan ilmu selama di bangku perkuliahan.

8. Ichmal, Faisal Basri, Riskawati Marsyam, Asmaun serta teman-teman

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan doa

dan dukungan serta partisipasi yang sangat besar dalam penyusunan

Skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

Pada penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh

sebab itu Penulis hargai keritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat

mendorong kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan

rahmat dan kemanfaatan yang banyak atas penulisan Skripsi ini dan menjadikan

kita hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat-Nya Amin YaRabbal’Alamin.

Makassar, februari 2020

Penulis

Page 10: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.. ................................................................................. iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................... v

HAK CIPTA .............................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR. ........................................................................................... .viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ..x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... .xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

I. PEDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5

2.1. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ................................................................... 5

2.2. Kemiri (Aleurites moluccana) .......................................................................... 8

2.2.1.Pengertian Kemiri ................................................................................... 8

2.2.2.Klasifikasi Kemiri ................................................................................. 10

Page 11: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

xi

2.3. Perkecambahan ............................................................................................... 10

2.4. Asam Sulfat (H2SO4) ...................................................................................... 12

2.5. Air ................................................................................................................... 13

2.6. Kerangka Pikir ................................................................................................ 14

III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 15

3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................................... 15

3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................... 15

3.3. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 15

3.3.1. Pengumpulan Data .............................................................................. 15

3.3.2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 15

3.3.3. Analisis Data ....................................................................................... 16

3.3.4. Persentase Perkecambahan ................................................................... 17

3.3.5. Devinisi Oprasimal ............................................................................... 18

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Gambaran Umum Lokasi Persemaian CV. Agritech Indonesia ..................... 19

4.2. Gambaran Umum Kecamatan Biringkanaya .................................................. 19

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Rata-rata Biji Berkecambah Dengan pengaruh lama Perendaman Air ........ 23

5.2. Persentase Biji Berkecambah Dengan pengaruh lama Perendaman Air ........ 28

VI.PENUTUP

6.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 31

6.2. Saran ............................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

xii

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Jumlah rata-rata berkecambah pada pengaruh lama perendaman air .............. 23

2. Jumlah Kecambah Pada Pengaruh lama perendaman air ................................. 25

3. Analisis Sidik Ragam Perlakuan pengaruh lama perendaman air .................... 25

4. Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 5% ............................................................... 26

5. Uji lanjut beda nyata jujur (BNj) 1% ............................................................... 27

6. Jumlah Persentase rata-rata berkecambah pada perlakuan lama perendaman

air………………………………… ............................................................... 28

7. Analisis Sidik Ragam Perlakuan pada pengaruh lama perendaman air ........... 30

Page 13: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 14

2. Rata-Rata Perkecambahan pada pengaruh lama perendaman air ...................... 23

3. Rata-rata persentase perkecambahan pada pengaruh lama perendaman air ...... 29

Page 14: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1.Data Primer ............................................................................................... 34

2.Olah Data Statistik .................................................................................... 36

3.Analisis Sidik Ragam ................................................................................ 38

4.Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) .............................................................. 39

5.Surat izin penelitian................................................................................... 41

6.Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 42

7.F.Tabel 5% dan F.Tabel 1%. .................................................................... 48

8.Tabel HSD/Tukey 5% ............................................................................... 50

9. Tabel HSD/Tukey 1% .............................................................................. 51

Page 15: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan menurut Undang – Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun

1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya

yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahklan dan dibagi beberapa jenis hutan.

Hutan sebagai sistem sumber daya alam memiliki potensi untuk memberi

manfaat multiguna, di samping hasil kayu, hutan dapat memberi manfaat berupa

hasil hutan bukan kayu dan lingkungan. Hasil riset menunjukkan bahwa hasil

hutan kayu dari ekosistem hutan hanya sebesar 10 % sedangkan sebagian besar

(90%) hasil lain berupa hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang selama ini belum

dikelola dan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

HHBK dari ekosistem hutan sangat beragam jenis sumber penghasil

maupun produk serta produk turunan yang dihasilkannya. Sesuai Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu,

maka dalam rangka pengembangan budidaya maupun pemanfaatannya HHBK

dibedakan dalam HHBK nabati dan HHBK hewani. HHBK nabati meliputi

semua hasil non kayu dan turunannya yang berasal dari tumbuhan dan tanaman

salah satunya adalah adalah kemiri .

Tanaman kemiri ( Aleurites moluccana) tersebar luas didaerah tropis dan

sub tropis, ada sebelah timur asia hingga Fiji di kepulauan fasifik. Tanaman

kemiri adalah tanaman berpohon besar dengan ketinggian dapat mencapai 25-40

Page 16: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

2

meter, tumbuh dipergunungan pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut.

(Paimin, F.R., 1994).

kemiri banyak sekali kegunaannya terutama untuk bumbu masak, bahan

baku kosmetik, bahan dasar cat atau sebagai bahan pengawet kayu dan perabot

rumah tangga bahakan akhir-akhir ini diketahui bahwa kayu kemiri mempunyai

potensi untuk pembuatan batang korek api dan pembuatan kertas. Dilihat dari segi

bercocok tanam, tanaman kemiri berguna sebagai tanaman industry, reboisasi, dan

tanaman utama pada lahan kristis. Karena mampu menekan pertumbuhan alang-

alang. (Khadijah, N., 1996)

Budidaya tanaman kemiri ini dihalangi oleh sifat dormansi benih

tumbuhan kemiri. Tebalnya lapisan kulit biji dan sifat benih yang impermeabel

terhadap air dan gas, mengahalangi imbisisi air dan masuknya oksigen ke dalam

biji. Kulit biji yang keras menyebabkan biji menjadi dorman (istirahat), sehingga

sulit mendapatkan bibit yang tumbuh serempak dan dalam jumlah yang banyak.

Pemecahan dormansi kulit biji yang tebal dapat dilakukan dengan skarifikasi

menggunakan larutan kimia. Menurut (Nurfiana 2017), larutan asam sulfat pekat

(H2SO4) dapat melunakan kulit benih dan dapat diterapkan baik pada legume

maupun non legume.

Kulit kemiri mempunyai cangkang yang keras sehingga cangkang kemiri

susah untuk pecah, hal inilah yang membuat biji kemiri susah untuk di

kecambahkan. Salah satu metode untuk menghasilkan kecambah kemiri adalah

dengan menggunakan metode perendaman kemiri menggunkan bahan kimia.

Tujuan perendaman menggunakan bahan kimia ini yaitu untuk memecahkan

Page 17: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

3

dormansi biji sehingga air mudah masuk kedalam biji dan benih cepat

berkecambah, Pemecahan dormansi secara kimia dilakukan dengan perendaman

dalam asam kuat encer (Skarifikasi kimia). Menurut Gardner, dkk (1991) bahwa

asam kuat sangat efektif untuk mematahkan dormansi pada biji yang memiliki

struktur kulit keras, asam sulfat (H2SO4)termasuk kuat yang dapat melunakan

kulit biji sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.

Larutan asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4) sering digunakan dengan

konsentrasi yang bervariasi sampai pekat tergantung jenis benih yang diperlukan.

Menurut Sutopo (2004) larutan H2SO4 jika digunakan secara berlebihan maka

akan menembus kulit biji dan merusak embrio sehingga dapat memperlambat

proses perkecambahan. membuat biji tidak dapat berkecambah. Menurut Harjadi

(1979) perendaman benih dalam asam sulfat pekat selama 20 menit berpengaruh

pada pelunakan kulit benih bagian luar dan menurut hasil penelitian Mali’ah

(2014) yang menyatakan bahwa Perendaman dengan menggunakan asam sulfat

pekat (H2SO4) kurang dari 1-10 menit tidak akan mampu mematahkan dormansi

biji sedangkan perendaman dengan 60 menit atau lebih akan membuat kerusakan

pada biji.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa rata-rata Pengaruh lama perendaman Air terhadap perkecambahan biji

kemiri dengan menggunakan metode perendaman asam sulfat (H2SO4)?

2. Berapa persentase pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan

biji kemiri dengan menggunakan metode perendaman asam sulfat (H2SO4)?

Page 18: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

4

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui rata-rata lama perendaman air terhadap perkecambahan

biji kemiri dengan menggunakan metode perendaman asam sulfat (H2SO4)

2. Untuk mengeahui persentase lama perendaman air terhadap perkecambahan

biji kemiri dengan menggunakan metode perendaman asam sulfat (H2SO4)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai pengaruh

lama waktu perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri dalam larutan

asam sulfat (H2SO4) untuk memecahkan dormansi benih tumbuhan kemiri

sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam kegiatan pembibitan tumbuhan

kemiri.

Page 19: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Menurut Peraturan Menteri No. P35/ Menhut-II/ 2007, Hasil Hutan Bukan

Kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati

maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu (Menhut,

2007). Dalam upaya mengubah haluan pengelolaan hutan dari timber extraction

menuju sustainable forest management, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) atau

Non Timber Forest Products (NTFP) memiliki nilai yang sangat strategis.Hasil

Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan salah satu sumber daya hutan yang

memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan langsung dengan masyarakat

sekitar hutan.Sehingga, tidak dipungkiri lagi bahwa masyarakat di dalam maupun

di sekitar kawasan hutan berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan

hasil hutan bukan kayu (Sihombing, 2011).

Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan

dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak

lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) yang tertuang pada Pasal 1 (13) dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008 yang merupakan revisi dari

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2007, adalah izin usaha

yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam

pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,

pemeliharaan, dan pemasaran (Kemenhut, 2007).

Page 20: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

6

Sumberdaya hutan juga bersifat multi guna dan memuat multi kepentingan

serta pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Manfaat tersebut bukan hanya berasal dari Hasil Hutan Kayu

yang hanya memberikan sumbangan 20%, melainkan juga manfaat Hasil Hutan

Bukan Kayu (HHBK) dan jasa lingkungan, yang memberikan sumbangan terbesar

yakni 80 %, namun hingga saat ini potensi HHBK tersebut belum dapat

dimanfaatkan secara optimal. Paradigma ini makin menyadarkan kita bahwa

produk HHBK merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki

keunggulan komparatif dan paling bersinggungan dengan masyarakat sekitar

hutan. HHBK terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan penghasilan

masyarakat sekitar hutan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi

penambahan devisa Negara (Kemenhut, 2009).

Pemanfaatan hutan selama ini masih cenderung berorientasi pada

pengelolaan hutan sebagai penghasil kayu dalam kontek ekonomi. Kondisi ini

mendorong eksploitasi kayu secara intensif untuk memenuhi pasar dunia maupun

industri domestik tanpa memperhatikan nilai manfaat lain yang dapat diperoleh

dari hutan dan kelestarian ekosistem hutan. Oleh karena itu, paradigma tersebut

telah menyebabkan terjadinya penurunan luas, manfaat dan kualitas ekosistem

hutan. Padahal, di sisi lain, sumberdaya hutan (SDH) mempunyai potensi multi

fungsi yang dapat memberikan manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial bagi

kesejahteraan ummat manusia.Manfaat tersebut bukan hanya berasal dari Hasil

Hutan Kayu (HHK) seperti yang terjadi saat ini, melainkan juga manfaat hasil

hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan (Kemenhut, 2009).

Page 21: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

7

Paradigma baru sektor kehutanan memandang hutan sebagai sistem

sumberdaya yang bersifat multi fungsi, multi guna dan memuat multi kepentingan

serta pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Paradigma ini makin menyadarkan kita bahwa produk

HHBK merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki keunggulan

komparatif dan paling bersinggungan dengan masyarakat sekitar hutan. HHBK

terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan penghasilan masyarakat

sekitar hutan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi penambahan devisa

negara. Ke depan pembangunan kehutanan diharapkan tidak lagi hanya

berorientasi pada hasil hutan kayu, tetapi sudah selayaknya menggali potensi

HHBK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil hutan kayu dari ekosistem

hutan hanya sebesar 10% sedangkan sebagian besar (90%) hasil lain berupa hasil

hutan bukan kayu (HHBK) yang selama ini belum dikelola dan dimanfaatkan

secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Kemenhut, 2009).

Kawasan hutan Indonesia mencapai luas 125,956,142.71 ha (KLHK,

2017) memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi 30 sampai dengan 40

ribu jenis tumbuhan tersebar di hampir seluruh pulau yang berpotensi

menghasilkan HHBK yang cukup besar (Kemenhut, 2009). Beberapa jenis HHBK

memiliki nilai cukup tinggi baik di pasar domestik maupun di pasar global antara

lain rotan, bambu, gaharu, atsiri, dan jenis lain. Secara ekonomis HHBK memiliki

nilai ekonomi tinggi dan berpeluang untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan pendapatan negara. Walaupun

memiliki nilai ekonomi tinggi namun pengembangan usaha dan pemanfaatan

Page 22: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

8

HHBK selama ini belum dilakukan secara intensif sehingga belum dapat

memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat dan peningkatan devisa Negara (Kemenhut, 2009).

2.2. Kemiri (Aleurites moluccana)

2.2.1. Pengertian kemiri

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu pohon serbaguna

yang sudah dibudidayakan secara luas di dunia. Jenis ini merupakan jenis asli

Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan ke Kepulauan Pasifik sejak jaman

dahulu. Di Indonesia, kemiri telah lama ditanam, baik untuk tujuan komersial

maupun subsisten untuk menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama

bagi masyarakat Indonesia bagian timur. Jenis ini dapat digunakan untuk berbagai

tujuan. bijinya dapat digunakan sebagai bahan media penerangan, masakan dan

obat-obatan, sedangkan batangnya dapat digunakan untuk kayu. (Krisnawati.H,

2011).

Di Indonesia, kemiri dapat di jumpai pada ketinggian 0-800 m pada areal

yang berkonfigurasi datar hingga bergelombang (Direktur Hutan Tanaman

Industri 1990). Kemiri juga dikenal dapat beradaptasi dengan baik didaerah

lereng, bahkan dilembah yang curam.

Pohon kemiri tumbuh di daerah dengan curah hujan rata-rata tahunan

berkisar antara 640 sampai dengan 4290 mm atau rata-rata 1940 mm. Suhu rata-

rata tahunan untuk pertumbuhan kemiri berkisar antara 18 sampai 28oC. Suhu

maksimum pada bulan terpanas sekitar 26-30oC, sedangkan suhu minimum pada

bulan terdingin sekitar 8-13oC. Di Indonesia, kemiri juga dapat tumbuh pada

Page 23: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

9

daerah yang kering dengan curah hujan tahunan hanya 200 mm seperti di

Sulawesi selatan dan Nusa Tenggara Timur dan bahkan di tempat yang basah

seperti di Jawa Barat (Ginoga dkk. 1989).

Pohon kemiri dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, lempung merah, liat

berbatu, pasir dan batu kapur. Jenis ini bisa tumbuh pada tanah yang agak asam

dan sedikit basa dengan pH 5-8. Kemiri mampu berkembang dilingkungan yang

lembap, jenis ini juga dapat tumbuh dibawah naungan sampai dengan tingkat

penutupan 25% (Elevitch dan Manner 2006).

Pohon tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m. Daun muda,

ranting, dan karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek,

dan berwarna perak mentega; seolah bertabur tepung. Daun tunggal, berseling,

hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan sepasang kelenjar di ujung

tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar telur lonjong

,berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal bentuk jantung, bertulang daun

menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya. Bunga

berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek. Bunga betina berada di ujung malai

payung tambahan; bunga jantan lebih kecil dan mekar lebih dahulu berada di

sekelilingnya, berjumlah lebih banyak. Kelopak bertaju 2-3; mahkota bentuk

lanset, bertaju-5, panjang 6-7 mm pada bunga jantan, dan 9-10 mm pada bunga

betina. Buah batu agak bulat telur gepeng, 5-6 cm x 4-7 cm, hijau, berdaging

keputihan, tidak memecah, berbiji-2 atau 1. Biji bertempurung keras dan tebal,

agak gepeng, hingga 3 cm x 3 cm (Steenis, 1981).

Page 24: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

10

Hampir semua bagian dari pohon kemiri seperti daun, buah, kulit kayu,

batang, akar, getah dan bunganya dapat dimanfaatkan. Pemanfaatannya untuk

obat-obatan tradisional, penerangan, bahan bangunan, bahan pewarna, bahan

makanan, dekorasi maupun berbagai kegunaan lain (Heyne 1987).

2.2.2 Klasifikasi Kemiri (Aleurites moluccana)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites moluccana

2.3. Perkecambahan

Perkecambahan benih sangat dipengaruhi oleh viabilitas benih dan

lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit. Benih yang

sedang berkecambahan sangat peka terhadap penyakit tanaman dan gangguan

fisik sehingga selama proses ini sangat memerlukan perlindungan.

Perlindungan kecambah atau bibit muda sebaiknya dilakukan dengan

memasang pelindung berupa naungan dari plastik atau paranet. Naungan

Page 25: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

11

berfungsi sebagai pelindung kecambah dan bibit muda dari sengatan sinar mata-

hari, dan organisme pengganggu tanaman.

Biji dari berbagai spesies tumbuhan akan berkecambah apabila, suhu

menguntungkan, persediaan oksigen memadai dan kelembaban media tumbuh

cukup dan kontak secara langsung dengan biji. Pada beberapa spesies walaupun

kondisi di atas terpenuhi tetapi biji tidak dapat berkecambah. Hal tersebut

disebabkan oleh belum tuntasnya masa dormansi (istirahat) biji tersebut. Biji-biji

kelompok ini umumnya beasal dari daerah beriklim sub tropis. Periode dormansi

yang telah dilewati akan menyebabkan perkecambahan biji pada kondisi suhu

yang optimal, adanya persediaan oksigen dan air.

Perkecambahan dapat terjadi walaupun tanah atau media semai tidak

mengandung unsur hara karena di dalam biji sudah mengandung cukup persediaan

makanan agar lembaga dapat tumbuh selama masa persemaian. Benih akan

berkecambah, setelah keluar kotiledon harus ditambahkan air dan beberapa unsur

hara pada media tanamnya. Suhu yang paling optimal untuk perkecambahan biji

adalah 15-38°C. Oksigen bebas sangat diperlukan untuk respirasi yang akan

menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Ketidak

tersediaan oksigen akan memperlambat atau mencegah perkecambahan benih.

Kelembaban media tanam yang terlalu berlebihan akan menghambat proses

perkecambahan. Kondisi inipun akan mempertinggi kemungkinan benih terserang

oleh organisme pengganggu tanaman, terutama dari golongan bakteri dan akan

mengakibatkan benih mati atau tumbuh tidak normal. Benih harus mendapatkan

jumlah air yang tepat untuk berkecambah, kondisi kelebihan air akan

Page 26: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

12

menyebabkan oksigen keluar dari dalam sel dan benih tidak dapat berkecambah.

Sebaliknya jika kelembaban media kurang optimal benih tidak akan dapat

menguraikan cadangan makanan dalam biji (jaringan endosperma) sehingga

epikotil dan hipokotil tidak akan tumbuh dan berkembang.( Nurwardani, P., 2008)

2.4. Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat

ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa

kimia yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain.

Kegunaan utamanya antara lain : pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,

pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat juga biasa

dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat

warna, insektisida, obat-obatan, plastik, baja, dan baterai. ( Khoirul, A., 2015)

Larutan asam sulfat pekat (H2SO4) dapat menyebabkan kerusakan pada

kulit biji, Lamanya perlakuan larutan asam harus benar-benar sesuai karena akan

membuat biji tidak dapat berkecambah.Sesuai dengan hasil penelitian Mali’ah

(2014) yang menyatakan bahwa Perendaman dengan menggunakan asam sulfat

pekat (H2SO4) kurang dari 1- 10 menit tidak akan mampu mematahkan dormansi

biji sedangkan perendaman dengan 60 menit atau lebih akan membuat kerusakan

pada biji.

Menurut (Kusmintardjo dkk 1986), lama perendaman asam sulfat

tergantung jenis benihnya biasanya antara 20 sampai 60 menit. Copeland dan

Mcdonald (1995) menambahkan biasanya asam sulfat yang digunakan untuk

skarifikasi dalam bentuk pekat dan penggunaanya dengan cara direndam

Page 27: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

13

maksimal selama 1 jam. Lama perendaman dalam asam sulfat tergantung pada

ketebalan kulit, suhu, konsentrasi asam, pengadukan dan volume asam. Selain itu

lamanya perlakuan asam harus memperhatikan 2 hal yaitu kulit benih atau

pericarp dapat diretakan untuk memungkinkan imbibisi dan larutan asam tidak

mengenai embrio.

Purwarni (2006) menjelaskan perlakuan perendaman dengan larutan

(H2SO4) 40% selama 20 menit berpengaruh paling baik terhadap perkecambahan

dengan angka persentase kecambah 90%, daya berkecambah 83,33% dan rata-rata

hari berkecambah adalah 16 hari. Hasil dari penelitian tersebut dijadikan dasar

dalam pengambilan hipotesis pada penelitian ini, yaitu lama waktu yang paling

efektif dalam pemecahan dormansi kemiri adalah 30 menit.

2.5. Air

Air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses

perkecambahan benih. Faktor yang mempengaruhi proses penyerapan air oleh

benih adalah sifat dari benih itu sendiri terutama lapisan kulit yang melapisinya

dan jumlah air yang tersedia pada medium disekitarnya. Banyaknya air yang

diperlukan tergantung pada jenis benih.

Beberapa jenis benih dapat juga diberi perlakuan perendaman dengan air

panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.Prosedur yang

umum digunakan adalah dengan memasukan benih kedalam air panas 180 derajat

sampai 200 derajat fharenheit, dan direndam hingga air menjadi dingin sampai

beberapa waktu sebelum benih dikecambahkan.

Page 28: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

14

2.6. Kerangka Fikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

Pembibitan Kemiri

Bedeng Tabur

Metode perendaman

Perendaman Menggunakan Air

Lama Perendaman

3hari

Asam Sulfat (H2SO4) 20%

30 menit

Persentase Perkecambahan

Biji Kemiri (Aleurites

moluccana)

Lama Perendaman

5 hari

Lama Perendaman

4 hari

Page 29: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

15

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT AGRI TECH INDONESIA selama

kurang lebih 2 bulan yakni dari bulan Oktober –November 2019.

3.2 Alat dan Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biji kemiri

larutan asam sulfat (H2SO4) dengan kadar konsentrasi 20%, air aquades. Alat-alat

yang digunakan berupa ember, sarung tangan timbangan digital, cangkul, alat

tulis, kamera, stopwatch, tali rafiah, label, dan Pita meter.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer, yaitu data yang

dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek

penelitian. Data yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan perkecambahan

kemiri yang dilakukan setiap hari selama 1 bulan.

3.3.2 Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu :

1. Pembuatan media tabur

Pembuatan media tabur ini dilakukan dengan cara membuat bedengan

dengan lebar 1 meter dan panjang 2,5 meter.

Page 30: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

16

2. Persiapan biji kemri

Biji kemiri direndam terlebih dahulu untuk mengetahui Biji kemiri

yang sudah tidak layak untuk dikecambahkan, yaitu dengan cara

membuang biji kemiri yang terapung.

3. Perendaman dengan asam sulfat (H2SO4) 20%.

Biji kemiri yang sudah dipilih kemudian direndam menggunakan asam

sulfat (H2SO4) 20% selama 30 menit.

4. Perendaman dengan Air

Biji Kemiri yang sudah dipilih direndam menggunakan Air Selama 3

hari, 4 hari, dan 5 hari.

5. Penaburan biji kemiri

Biji kemiri yang sudah di rendam kemudian di tabur di bedengan yang

sebelumnya sudah dibuat.

6. Perawatan

Perawatan yang dilakukan dengan menyiram setiap hari untuk menjaga

kelembaban tanah.

7. Pengecekan

Pengecekan dilakukan setiap hari untuk mengetahui persentase

perkecambahan selama 1 bulan.

3.3.3 Analisis data

Data penelitian ini dianalisis dengan sidik ragam sesuai dengan metode

penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebagai

berikut:

Page 31: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

17

Yij = μ + tI + eij

Dimana: i=1, 2, …, t dan j=1, 2, …,r

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ = Nilai tengah umum

tI = Pengaruh perlakuan ke-i

eij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Analisis Sidik Ragam

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hitung

F.Tabel

5% 1%

Perlakuam t-1 JKP KTP KTP/KTG

Galat (t-1)(r-

1) JKG KTG

Total Tr-1 JKT

Keterangan :

Hipotesis untuk perlakuan yang diajukan adalah:

H0 : τ1 = τ2 = τ3 =............ = τt = 0 ( Berarti tidak ada pengaruh perlakuan

terhadap respon )

H1 : τ1 ≠ τ2 ≠ τ3 ≠..............≠ τt ≠ 0 (Berarti ada pengaruh perlakuan

terhadap respon)

3.3.4 Persentase Perkecambahan

Jumlah perkecabahan benih = ������ ������ � ����

� ��� ���� ���� ����������� x 100%

Page 32: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

18

3.3.5 Devinisi Operasiomal

1. Kontrol

Kontrol yaitu melakukan perendaman biji kemiri selama 30 menit

dengan menggunakan bahan kimia asam sulfat (H2SO4) 20% Tanpa

melakukan perendaman Air.

2. Perendaman 3 Hari

Perendaman yang dilakukan menggunakan bahan kimia asam sulfat

(H2SO4) 20% yang direndam selama 30 menit kemudian direndam

dengan air selama 3 hari.

3. Perendaman 4 hari

Perendaman yang dilakukan menggunakan bahan kimia asam sulfat

(H2SO4) 20% yang direndam selama 30 menit kemudian direndam

dengan air selama 4 hari.

4. Perendaman 5 Hari

Perendaman yang dilakukan menggunakan bahan kimia asam sulfat

(H2SO4) 20% yang direndam selama 30 menit kemudian direndam

dengan air selama 5 hari.

Page 33: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

19

IV KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Gambaran Umum Lokasi Persemaian CV. Agritech Indonesia

Lokasi persemaian CV. Agritech Indonesia terletak di Kelurahan Berua,

Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, dengan luas persemaian Kurang lebih

1 Ha. Kegiatan persemaian dilakukan sejak tahun 2018. Adapun bibit yang

mendominasi lokasi persemaian yakni Kemiri (Aleurites Moluccana) .

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Biringkanaya

4.2.1 Keadaan Wilayah

Kecamatan Biringkanaya merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di

kota Makassar dengan luas wilayah 48,22 km2 , kecamatan ini berbatasan

dengan Kecamatan Ujung Tanah di sebelah utara, Kecamatan Tallo di

sebelah timur, Kecamatan Makassar di sebelah selatan dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Ujung Pandang. Kecamtan Biringkanaya

merupakan daerah bukan pantai dengan topografi ketinggian antara

permukaan laut. Kecamatan Biringkanaya terdiri dari 7 kelurahan yaitu

Kelurahan Paccerakkang, Kelurahan Daya, Kelurahan Pai, Kelurahan

Sudiang Raya, Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan

Untia. Menurut jaraknya, letak masing-masing kelurahahan ke ibukota

kecamatan berkisar 1-2 km.

4.2.2 Keadaan Penduduk

Keadaan Penduduk Menurut data kependudukan pada tahun 2009,

jumlah penduduk di Kecamatan Biringkanaya adalah sekitar 130.651 jiwa

dengan jumlah penduduk laki-laki sekitar 62.660 jiwa dan jumlah

Page 34: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

20

penduduk perempuan sekitar 67.991 jiwa. Denga rasio jenis kelamin

adalah sekitar 92,16 persen yang berarti setiap 100 orang penduduk

perempuan terdapat sekitar 92 orang penduduk laki-laki.

4.2.3 Sarana dan Prasarana

1. Pendidikan

Pendidikan Pada tahun ajaran 2008 / 2009 jumlah TK di Kecamatan

Biringkanaya adalah 74 sekolah dengan 3.552 orang murid dan 285

orang guru. Pada tingkat SD, baik negeri maupun swasta berjumlah

sebanyak 48 sekolah dengan 19.765 orang murid dan 634 orang

guru. Untuk tingkat SMP sebanyak 25 sekolah dengan 13.890 orang

murid dan 509 orang guru. Sedangkan untuk tingkat SMA tedapat 9

sekolah dengan 3.378 orang murid dan 212 guru. selain itu terdapat

juga sekolah yang berada dibawah naungan Departemen Agama

yaitu Madrasah Ibtidayah terdapat 4 sekolah dengan 723 orang

murid dan 29 orang guru.

2. Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan tahun 2009 di Kecamatan Biringkanaya

tercatat 2 rumah sakit umum / khusus, 2 pusksmas, 8 pustu, 1

BKIA, 7 rumah bersalin dan 88 posyandu. Untuk tenaga medis

tercatat 59 orang Dokter Umum, 9 Dokter Gigi dan 73 orang

Paramedis yang terdiri dari 30 orang Bidan, 31 orang Perawat /

Mantri, dan 12 orang Dukun bayi.

Page 35: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

21

3. Agama

Mayoritas penduduk Kecamatan Biringkanaya adalah beragama

Islam, menyusul agama Protestan dan Katolik. Jumlah tempat

ibadah di Kecamatan Biringkanaya cukup memadai, terdapat 133

buah Mesjid, 7 buah Langgar / surau dan 8 buah Gereja.

4.2.4 Struktur Organisasi

Sebelum, dikemukakan struktur organisasi Kecamatan Biringkanaya

Kota Makassar, terlebih dahulu harus dipahami pengertian struktur

organisasi secara teoritis agar memudahkan dalam meneelah

pembahasan selanjutnya. Struktur oraganisasi menurut The Leang

Gie (1976) adalah sebagai berikut “ Struktur organisasi adalah yang

menunjukkan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan

organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut serta wewenang

dan tanggung jawab anggota organisasi yang memikul tiap-tiap

tugas pekerjaan itu”. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka

jelaslah kiranya betapa besar peranan organisasi secara keseluruhan

di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari sudut organisasi, maka pemerintah Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar merupakan salah satu wujud organiasi

di dalam lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi

dalam proses pencapaian tujuan nasional.

Adapun susunan atau struktur organisasi kantor Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 36: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

22

1. Camat adalah Kepala Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar

2. Sekretariat Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar memimpin

unit kerja yang terdiri dari :

a. Urusan perencanaan

b. Urusan Umum

3. Seksi Pemerintahan

a. Sub Seksi Pemerintahan Umum dan Kelurahan

b. Sub Seksi Kependudukan

c. Sub Seksi Ketentraman dan Ketertiban

4. Seksi Pembangunan Masyarakat Kelurahan, terdiri dari :

a. Sub Seksi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Umum

b. Sub Seksi Perekonomian, Produksi dan Distribusi;

c. Sub Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan Hidup;

Page 37: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Rata-rata Biji Berkecambah dengan Pengaruh Lama Perendaman Air

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rata-rata perkecambahan biji

kemiri terhadap pengaruh lama perendaman air yang dilakukan selama 1 bulan,

dengan perlakuan perendaman Asam Sulfat (H2SO4) selama 30 menit tanpa

perendaman Air (Kontrol) menunjukan nilai rata-rata 0,17 biji berkecambah dari

150 biji kemiri yang disemaikan, perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4)

dengan perlakuan perendaman Air selama 3 hari menunjukan nilai rata-rata 2,67

biji berkecambah dari 150 biji kemiri yang disemaikan, perendaman

menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman air selama 4

hari menunjukan nilai rata-rata 6,22 biji berkecambah dari 150 biji kemiri yang

disemaikan, perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan

perendaman air selama 5 hari menunjukan nilai rata-rata 4,17 biji berkecambah

dari 150 biji kemiri yang disemaikan . Jumlah rata-rata dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah rata-rata berkecambah pada pengaruh lama perendaman Air

Perlakuan Total berkecambah

(Biji)

Rata-rata

(biji per 6 minggu)

Kontrol 3 0,17

3 hari 48 2,67

4 hari 112 6,22

5 hari 75 4,17

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Page 38: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

24

Gambar 1. Rata-rata perkecambahan pada pengaruh lama perendaman Air

Pada Gambar 1. Menunjukkan bahwa jumlah rata-rata terendah yaitu 0,17

kecambah kemiri pada perlakuan perendaman Asam Sulfat selama 30 menit tanpa

perendaman air dan jumlah rata-rata tertinggi yaitu 6,22 kecambah kemiri pada

perlakuan perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan lama

perendaman Air selama 4 hari. Hasil ini diakibatkan pengaruh Asam Sulfat yang

membuat cangkang pada kemiri melunak sehinggga air mudah masuk kedalam

embrio biji sehingga terjadi proses perkecambahan, perendaman dengan waktu

yang kurang lama belum mampu memecahkan dormansi biji kemiri.

Hal ini pun sesuai dengan pernyataan Mali’ah (2014), menyatakan

bahwa perendaman melakukan asam sulfat (H2SO4) selama 1 sampai 10 menit

tidak berpengaruh terhadap permatahan dormansi beinih, sedangkan perendaman

selama 60 menit atau lebih dapat menyebabkan kerusakan pada benih secara

umum.

0.17

2.67

6.22

4.17

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Kontrol 3 hari 4 hari 5 hari

Jum

lah

ke

ca

mb

ah

Lama Perendaman

Rata-rata perkecambahan pada pengaruh lama

perendaman Air

Page 39: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

25

Namun jumlah kemiri yang berkecambah belum terlalu banyak jika

dengan lama persemain hanya 1 bulan hal itu dapat dilihat dari jumlah

perkecambahan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Kecambah pada pengaruh lama perendaman air

Perlakuan Ulangan

Total 1 2 3

Kontrol 0,33 0,17 0,00 0,50

3 Hari 2,50 3,33 2,17 8,00

4 Hari 6,17 4,67 7,83 18,67

5 Hari 4,50 4,17 3,83 12,50

Total 13,50 12,33 13,83 39,67

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Hasil perhitungan disajikan kedalam analisis sidik ragam untuk mengetahui

adanya pengaruh nyata atau tidak nyata, pada Tabel 3:

Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Perlakuan pengaruh lama perendaman air

SK D b JK KT F hit

F tabel

5% 1%

Perlakuan 3 58,52 19,50 25,93 ** 4,07 7,59

Galat 8 6,01 0,75

Total 11 64,54

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata

Berdasarkan Tabel 3. Analisis sidik ragam untuk mengetahui adanya

pengaruh nyata atau tidak nyata perlakuan terhadap kecambah kemiri, dapat

dilihat dari derajat bebas perlakuan 3, dan derajat bebas galat 8, maka diperoleh

Page 40: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

26

F.Tabel 5 % dengan nilai 4,07 dan F.Tabel 1 % dengan nilai 7,59 dan F.Hitung

25,93 sehingga sumber keragaman perlakuan menunjukkan adanya pengaruh

sangat nyata terhadap jumlah kecambah Kemiri (F.Hit perlakuan > F.Tabel 5%

dan 1%).

Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perendaman berpengaruh sangat

nyata terhadap jumlah kecambah tetapi penggunaan asam sulfat sudah mampu

memecahkan dormansi walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk

disemaikan.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam tabel Anova diketahui bahwa

nilai F. hitung lebih besar dari F. tabel sehingga perlu dilakukan uji lanjut beda

nyata jujur (BNJ).

Tabel 4. Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 5%

Perlakuan Rata-rata BNJ 5%

Rata-

rata+BNJ Simbol

Kontrol 0,17 2,265 2,435 a

3 hari 2,67 2,265 4,935 b

4 hari 6,22 2,265 8,485 b

5 hari 4,17 2,265 6,435 b

Sumber: data primer, setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel.4 hasil uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 5% Dapat

disimpulkan bahwa perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak

berbeda nyata pengaruhnya. Dari hasil pengujian diatas, perlakuan perendaman 3

hari, 4 hari, 5 hari memiliki symbol yang sama yang artinya tidak berbeda nyata

pengaruhnya, sedangkan perlakuan kontrol berbeda nyata dengan perlakuan

lainya.

Page 41: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

27

Untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik, dilihat dari perlakuan

mana yang nilai rata-ratanya tertinggi. dalam hal ini perlakuan yang nilai rata-

ratanya tertinggi adalah perendaman 4 hari dengan nilai rata-rata 6,22.

Tabel 5. Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 1%

Perlakuan Rata-rata BNJ 1% Rata-rata+BNJ Simbol

Kontrol 0,17 3,1 3,27 a

3 hari 2,67 3,1 5,77 ab

4 hari 6,22 3,1 9,32 c

5 hari 4,17 3,1 7,27 bc

Sumber: data primer, setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel.5 hasil uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 1% dapat

disimpulkan bahwa perlakuan Kontrol dan perendaman 3 hari berbeda nyata

karena memiliki symbol yang beda, sedangkan perendaman ,4 hari, dan 5 hari

diikuti dengan simbol yang sama yaitu “c” dinyatakan tidak berbeda nyata

pengaruhnya menurut BNJ 1%.

Maka untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik dapat dilihat dari

perlakuan mana yang nilai rata-ratanya tertinggi. dalam hal ini perlakuan yang

nilai rata-ratanya tertinggi adalah perendaman 4 hari dengan nilai rata-rata 6,22.

5.2. Persentase Biji Berkecambah Dengan pengaruh lama perendaman Air

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan persentase perkecambahan biji

kemiri yang dilakukan selama 1 bulan, perendaman menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4) selama 30 menit tanpa perendaman Air (Kontrol) dengan perendaman

menunjukan rata-rata persentase berkecambah 2,66%, perendaman menggunakan

Page 42: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

28

Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman Air selama 3 hari

mempunyai rata-rata persentase berkecambah 32%, perendaman menggunakan

Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman Air selama 4 hari

mempunyai rata-rata persentase berkecambah 74,66%, perendaman menggunakan

Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman Air selama 5 hari

mempunyai rata-rata persentase berkecambah 50% Jumlah rata-rata persentase

dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Jumlah persentase Rata-rata berkecambah pada perlakuan lama

perendaman Air

Perlakuan

Total Biji

Total

Berkecambah

(Biji)

Persentase

Perkecambahan

Kontrol 150 3 2,66%

3 hari 150 48 32%

4 hari 150 112 74%

5 hari 150 75 50%

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Gambar 2. Rata-rata persentase perkecambahan pada pengaruh lama

perendaman Air

2,66%

32%

74,66%

50%

0

2

4

6

8

10

12

14

Kontrol 3HARI 4HARI 5HARI

Lama Perendaman

Rata-rata persentase perkecambahan pada

pengaruh lama perendaman Air

Page 43: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

29

Pada Gambar 2. Dapat dilihat jumlah persentase perkecambahan

menggunakan metode perendaman Asam Sulfat terendah yaitu 2,66% kecambah

kemiri pada perlakuan perendaman menggunakan Asam Sulfat selama 30 tanpa

perendaman air (Kontrol) sedangkan jumlah rata-rata tertinggi yaitu 74,66%

kecambah kemiri dengan lama perendaman 4 hari.

Berdasarkan Gambar diatas menujukkan bahwa persentase kecambah

masih rendah hal ini bisa jadi diakibatkan oleh lingkungan tempat persemaian biji

kemiri. Menurut Nurwardani (2008) perkecambahan akan terjadi Jika

suatu biji tanaman di tempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai.

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik

tanah, udara, maupun media lainnya. Waktu persemaian juga bisa mengakibatkan

persentase perkecambahan lebih rendah.

Jika biji kemiri langsung ditanam tanpa disemaikan terlebih dahulu maka

biji kemiri baru akan berkecambah sekitar 4-6 bulan dengan maksimal persentase

kecambah 50% sedangkan biji kemiri yang disemaikan terlebih dahulu akan

berkecambah sekitar 1-2 bulan dengan persentase kecambah 75%. Selain itu

faktor utama yang menyebabkan rendahnya kecambah adalah ketebalan kulit

kemiri semakin tebal kulit kemiri maka akan semakin lama pula proses kecambah

terjadi.

Page 44: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

30

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Rata-rata perkecembahan biji kemiri dengan pengaruh lama perendaman

air menggunakan metode perendaman asam sulfat (H2SO4) dapat

menunjukan bahwa nilai rata-rata tertinggi pada perlakuan lama

perendaman air selama 4 hari dengan nilai 6,22 biji berkecambah

sedangkan nilai rata-rata terendah pada perlakuan perendaman asam sulfat

(H2SO4) selama 30 menit tanpa perendaman air (Kontrol) dengan nilai

0.17 biji berkecambah.

2. Persentase perkecambahan biji kemiri dengan pengaruh lama perendaman

air menggunakan perendaman asam sulfat (H2SO4) menunjukan bahwa

nilai persentase perkecambahan teringgi pada perlakuan perendaman asam

sulfat dan air selama 4 hari dengan nilai 74,66% biji berkecambah dan

nilai persentase terendah pada perlakuan perendaman asam sulfat (H2SO4)

selama 30 menit tanpa perendaman air (Kontrol) dengan nilai 2,66% biji

berkecambah.

6.2. Saran

Metode perendaman diatas belum mampu menghasilkan jumlah

kecambah kemiri dengan persentase yang tinggi untuk itu diperlukan penelitian

yang lebih lanjut terkait lama perendaman atau kadar bahan kimia.

Page 45: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

31

DAFTAR PUSTAKA

Copeland, L.O. dan McDonald, M.B. 1995. Principles of Seed Science and

Technology 3Rd Edition. Buku. Chapman and Hall. New York. 480 hlm.

Direktur Hutan Tanaman Industri 1990 Teknik pembuatan Hutan Tanaman

Kemiri. Departemen Kehutanan, Jakarta, Indonesia

Ginoga, B., Ginting, A.N. dan Santoso, B. 1989 Hutan Tanaman Kemiri

(Aleurites Moluccana Willd.): Syarat Tempat Tumbuh dan Aspek

Ekonominya.

Hyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Buku. Yayasan

SaranaWana Jaya. Jakarta. 2521 hlm.

Kementrian Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia

Nomor: P.21/Menhut-Ii/2009 Tentang Kriteria dan Indikator Penetapan

Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan . Kementrian Kehutanan.

Jakarta.

Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Khadijah, N., 1996, Bercocok Tanam Kemiri, CV Telaga Zamzan, Ujung

Pandang, 67 Hlm.

Khoirul, A., 2015, Kimia Dasar II Asam Sulfat, bali.

Krisnawati, H.Dkk., 2011 Aleurites moluccana (L.) Willd.: Ekologi, Silvikultur

Dan Produktivitas. Cifor, Bogor, Indonesia. Hlm 12.

Mali’ah, S. 2014. Pengaruh konsentrasi dan Lama Perendaman Dalam Asam

Sulfat (H2SO4) Terhadap Perkecambahan Benih Saga Pohon

(Adenanthera Pavonina L.).Skripsi.Universitas Islam Negri Maulana

Malik Ibrahim.

Nurfiana, R. 2017. Pengaruh Lama Waktu Skarifikasi terhadap Perkecambahan

Biji Lamtoro Sebagai Pakan Ternak. Skripsi. Universitas Islam Negeri

Alauddin. Makassar. 69 hlm

Nurwardani, P., 2008, Teknik Pembibitan Tanaman Dan Produksi Benih,

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.

Page 46: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

32

Paimin. 1994. Kemiri Budidaya dan Prospek Bisnis. PT. Penebar Swadaya

Anggota IKAPI. Jakarta

Peraturan Menteri Kehutanan No. P.35/Menhut-II/2007.

Sihombing. 2011. Hasil Hutan Bukan Kayu . Bumi Aksara. Bandung.

Stenis. 1981. Flora, Untuk Sekolah di Indonesia. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Undang-Undang tentang Kehutanan No. 41 tahun 1999.

Page 47: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

34

LAMPIRAN

1. Data primer

Data biji kemiri yang berkecambah menggunakan metode pada pengaruh lama

perendaman Air

a. Kontrol

Minggu

Total

ulangan K1 K2 K3 K4 K5 K6

1 0 2 0 0 0 0 2

2 0 0 0 1 0 0 1

3 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 2 0 1 0 0 3

b. Perendaman 3 hari

Minggu Total

ulangan P11 P12 P13 P14 P15 P16

1 0 2 0 5 4 4 15

2 0 3 2 3 5 7 20

3 0 2 0 3 4 4 13

Total 0 7 2 11 13 15 48

Page 48: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

35

c. Perendaman 4 hari

Minggu

Total

ulangan P21 P22 P23 P24 P25 P26

1 2 4 6 8 10 7 37

2 3 4 4 6 6 5 28

3 3 5 7 15 8 9 47

Total 8 13 17 29 24 21 112

d. Perendaman 5 hari

Minggu

Total

ulangan P31 P32 P33 P34 P35 P36

1 0 4 3 7 6 7 27

2 0 3 2 5 8 7 25

3 0 3 3 7 7 3 23

Total 0 10 8 19 21 17 75

Page 49: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

36

2. Olah Data Statistik

a. Kontrol

Minggu

Total

Rata-

rata

ulangan K1 K2 K3 K4 K5 K6

1 0 2 0 0 0 0 2 0,33

2 0 0 0 1 0 0 1 0,17

3 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Total 0 2 0 1 0 0 3

b. Perendaman 3 Hari

c.Minggu Total

Rata-

rata

ulangan P11 P12 P13 P14 P15 P16

1 0 2 0 5 4 4 15 2,50

2 0 3 2 3 5 7 20 3,33

3 0 2 0 3 4 4 13 2,17

Total 0 7 2 11 13 15 48

Page 50: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

37

d. Perendaman 4 hari

Minggu

Total

Rata-

rata

ulangan P21 P22 P23 P24 P25 P26

1 2 4 6 8 10 7 37 6,17

2 3 4 4 6 6 5 28 4,67

3 3 5 7 15 8 9 47 7,83

Total 8 13 17 29 24 21 112

e. Perendaman 5 hari

Minggu

Total

Rata-

rata

ulangan P31 P32 P33 P34 P35 P36

1 0 4 3 7 6 7 27 4,50

2 0 3 2 5 8 7 25 4,17

3 0 3 3 7 7 3 23 3,83

Total 0 10 8 19 21 17 75

Page 51: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

38

3. Analisis sidik ragam

a. Pengaruh lama perendaman Air terhadap perkecambahan biji kemiri dengan metode

perendaman asam sulfat (H2SO4.

Perlakuan Ulangan

total rata 1 2 3

Kontrol 0,50 0,17 0,00 0,50

3 hari 2,50 3,33 2,17 8,00

4 hari 6,17 4,67 7,83 18,67

5 hari 4,50 4,17 3,83 12,50

Total 13,50 12,33 13,83 39,67

Derajat bebas (dB)

dBt = N-1 = 11

dBp = t-1 = 3

dBg = t(r-1) = 8

Faktor Koreksi (FK)

FK = Yij^2/rt 131,12

Jumlah Kuadrat

(JK)

Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = Ʃ(Yij)²-FK 64,55

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ((Ʃ(Ʃyij)²)/r)-

FK 58,53

Page 52: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

39

Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

JKG = JKT-JKG 6,01

D. Kuadrat Tengah (KT)

KTP = JKP/dbp 19,50

KTG = JKG/dpg 0,75

E. F Hitung

Fhit = KTP/KTG 25,93

4. Uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) 5% dan 1%

a. Uji lanjut BNJ 5%

Perlakuan

Rata-

rata Bnj 5%

Rata-

rata+BNJ Simbol

Kontrol 0,17 2,265 2,435 a

3 hari 2,67 2,265 4,935 b

4 hari 6,22 2,265 8,485 b

5 hari 4,17 2,265 6,435 b

Page 53: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

40

b. Uji Lanjut BNJ 1%

Perlakuan Rata-rata Bnt 1% Rata-rata+BNJ Simbol

Kontrol 0,17 3,1 3,27 a

3 hari 2,67 3,1 5,77 ab

4 hari 6,22 3,1 9,32 c

5 hari 4,17 3,1 7,27 bc

Page 54: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

41

5. Surat izin penelitian

Page 55: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

42

6. Dokumentasi penelitian

Bahan untuk perendaman Biji kemiri asam sulfat dan Aquades

Proses Pengeceran asam sulfat

Page 56: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

43

Penyortiran Biji kemiri

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4)

Page 57: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

44

Proses Perendaman Air

Proses pembilasan Biji kemiri H2SO4 20%

Page 58: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

45

Penimbunan biji kemiri asam sulfat (Kontrol)

Proses Penimbunan biji kemiri

Page 59: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

46

Penimbunan Biji kemiri

Biji kemiri yang berkecambah

Page 60: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

47

Kemiri berkecambah

Page 61: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

48

7. Table Distribusi Frekuensi

a. F. Tabel 5%

Page 62: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

49

b. F. Tabel 1 %

Page 63: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

50

8. T. HSD/Tukey pada taraf nyata 5%

Page 64: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

51

9. T. HSD/Tukey pada taraf nyata 1%

Page 65: PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ... · pengaruh lama perendaman air terhadap perkecambahan biji kemiri (aleurites moluccana) dengan metode perendaman asam

RIWAYAT HIDUP

Miranda Rifdayanti (105950059615), dengan judul Skripsi

“Pengaruh Lama Perendaman Air Terhadap

Perkecambahan biji Kemiri (Aleurites moluccana) dengan

Metode Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) di CV. Agritech

Indonesia, Kelurahan Berua Kecamatan Biringkanaya Kota

Makassar” yang di bimbing oleh Bapak Azis dan Bapak Tahnur.

Penulis Lahir pada tanggal 26 juli 1997 di Dusun Sambote, Desa Bawalipu,

Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis

merupakan anak ke dua dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Rifai dan Ibu

Nurida. Penulis pertama kali menyelesaikan pendidikan formal di SDN 133 Banalara

pada Tahun 2004 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Wotu dan tamat pada tahun 2012, Penulis

melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Wotu dan tamat pada tahun 2015 penulis

melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian

Jurusan Kehutanan.