ekstraksi sampel korteks kemiri - copy

Upload: heart-to-heart

Post on 11-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI.1Latar BelakangEkstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarutkedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak salingbercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zatterlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapatdilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit.Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi merupakan metode pemisahan yang baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform.Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaanpreparative, pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai pengotordan ion-ion logam dalam jumlah makrogram.I.2 Maksud dan Tujuan PercobaanI.2.1Maksud PercobaanMengetahui dan memahami cara-cara ekstraksi dan identifikasi komponen kimia yang terkandung dalam sampel korteks kemiri (Aleurites moluccana L) dengan metode tertentu.I.2.2Tujuan Percobaan Mengekstraksi komponen kimia yang terdapat dalam sampel korteks kemiri (Aleurites moluccana L) dengan menggunakan metode refluks.I.3Prinsip Percobaan Penarikan zat aktif dari dalam sampel korteks kemiri (Aleurites moluccana L) dengan perbedaan konsentrasi dengan larutan penyari metanol.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Teori UmumSeperti yang kita ketahui bahwa tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.Komponen kimia yang terdapat pada tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organic. Pelarut organic yang paling umum digunakan untuk mengekstraksikan komponen kimia dari sel tanaman adalah methanol, etanol, kloroform, heksan, eter, aseton, benzene dan etil asetat.Walaupun FI menyebut bahwa ekstrak merupakan bentuk sediaan kental, namun berdasarkan konsistensinya, ekstrak dapat dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu :1. Cair : Ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida)2. Semi solid : Ekstrak kental (Extracta spissa)3. Kering : Ekstrak kering (Extracta sicca)Proses ekstraksi dipengaruhi oleh derajat kehalusan serbuk dan perbedaan konsentrasi yang terdapat mulai dari pusat butir serbuk simplisia sampai ke permukaannya, maupun pada perbedaan konsentrasi yang terdapat pada lapisan batas. Untuk menyari komponen kimia diperlukan metode ekstraksi yang disesuaikan dengan sifat-sifat dari komponen kimia dan tekstur dari bahan alam, sehingga dikenal beberapa metode ektraksi. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (1).

cairan penyarikeluar dari seltanaman

Pada dasarnya ekstraksi dapat dibedakan atas dua metode yaitu ekstraksi secara panas dan ekstraksi secara dingin. Ekstraksi secara panas meliputi soxhletasi, refluks, destilasi uap air, infundasi sedangkan secara dingin meliputi perkolasi, dan maserasi.1. Ekstraksi Dingina. MaserasiMaserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam cairan penyari, cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di luar sel, maka larutan yang terpekat akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari yang lain. Peristiwa tersebut berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (2).Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Selain itu, kerusakan pada komponen kimia sangat minimal. Adapun kerugian cara maserasi ini adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna. (1) Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :1) DigestiDigesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40 - 50 C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.Dengan pemanasan akan diperoleh keuntungan antara lain :a) Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan lapisan batas.b) Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.c) Koefisien distribusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik dengan kekentalan, hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan penyari yang menguap akan kembali ke dalam bejana.2) Maserasi dengan mesin pengaduk Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.3) RemaserasiCairan penyari dibagi dua. Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.4) Maserasi melingkarMaserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.Keuntungan cara ini :a) Aliran cairan penyari mengurangi lapisan batas.b) Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam, sehingga akan memperkecil kepekatan setempat.c) Waktu yang diperlukan lebih pendek5) Maserasi melingkar bertingkatPada maserasi melingkar penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi. Masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B.).Pada proses ini tiap batch serbuk simplisia disari beberapa kali dengan sejumlah cairan penyari. Pada proses ini diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :1. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan jumlah bejana penampung.2. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil penyarian yang maksimal.3. Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk simplisia yang baru, hingga memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal.4. Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan sekali dengan jumlah pelarut yang sama. b. PerkolasiPerkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsipnya adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder yang bagian bawahnya di beri sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh, gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan diatasnya dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke bawah. (2). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena :a) Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.b) Ruangan diantara butir butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.Adapun kerugian dari cara perkolasi ini adalah serbuk kina yang mengadung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik bila diperkolasi dengan alat perkolasi yang sempit, sebab perkolat akan segera menjadi pekat dan berhenti mengalir.

2. Ekstraksi Panasa. RefluksMerupakan penyarian berkesinambungan dimana simplisia dan cairan penyari dipanaskan bersama-sama, pada temperatur tertentu cairan penyari akan mendidih sambil mengekstraksi zat aktif yang ada dalam sel. Karena panas, cairan penyari akan menguap dan naik ke kondensor kemudian terkondensasi dan kembali ke labu tempat simplisia. Demikian seterusnya hingga zat aktf tersari sempurna yang ditandai dengan penyarian selama 3-4 jam.

Keuntungan dari metode ini adalah :a) Dapat mencegah kehilangan pelarut oleh penguapan selama proses pemanasan jika digunakan pelarut yang mudah menguap atau dilakukan ekstraksi jangka panjang.b) Dapat digunakan untuk ekstraksi sampel yang tidak mudah rusak dengan adanya pemanasan.Adapun kerugian dari metode ini adalah prosesnya sangat lama dan diperlukan alat alat yang tahan terhadap pemanasan.b. Destilasi uapDengan adanya uap air yang masuk, maka tekanan kesetimbangan uap zat kandungan akan diturunkan menjadi sama dengan tekanan bagian di dalam suatu sistem, sehinggga produk akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir. Destilasi uap bukan semata-mata suatu proses penguapan pada titik didihnya, tetapi suatu proses perpindahan massa ke suatu media yang bergerak. Uap jenuh akan membasahi permukaan bahan, melunakkan jaringan dan menembus ke dalam melalui dinding sel, dan zat aktifakan pindah ke rongga uap air yang aktif dan selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui antar fase (2).Keuntungan dari destilasi uap ini adalah titik didih dicapai pada temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap tiap cairan berada dalam keadaan murni. Selain itu, kerusakan zat aktif pada destilasi langsung dapat diatasi pada destilasi uap ini. Kerugiannya adalah diperlukannya alat yang lebih kompleks dan pengetahuan yang lebih banyak sebelum melakukan destilasi uap ini.

c. InfundasiInfus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 900 selama 15 menit.Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara initidak boleh di simpan lebih dari 24 jam.Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi,, cara ini sering digunakan intuk membuat ekstrak.Infus dibuat dengan cara :1. Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.2. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900-980 C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. (2 : 8)

d. Soxhletasi Sampel atau bahan yang akan diekstraksi terlebih dahulu diserbukkan dan ditimbang kemudaian dimasukkan ke dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa (tinggi sampel dalam klonsong tidak boleh lebih dari pipa siphon) selanjutnya labu alas bulat diisi dengan cairan penyari yang sesuai kemudian ditempatkan di atas waterbath atau heating mantel dan diklaim dengan kuat kemudian klonsong yang telah diisi sampel dipasang pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klaim dan cairan penyari ditambahkan unuk membasahi sampel yang ada dalam klonsong (diusahakan tidak terjadi sirkulasi). Setelah itu, kondensor dipasang tegak lurus dan diklaim pada statif dengan kuat. Aliran air dan pemanas dijalankan hingga terjadi proses ekstraksi zat aktif sampai sempurna. Ekstrak yang diperoleh diumpulkan dan diekatkan denagn alat rotavapor (3 : 85)

Adapun keuntungan dari proses soxhletasi ini adalah a) Cairan penyari yang dibutuhkan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat.b) Serbuk simplisia yang disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak.c) Penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan, tanpa menambah volume cairan penyari.Selain memiliki keuntungan, metode soxhletasi juga memiliki kerugian, yaitu :a) Larutan dipanaskan terus-menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kuranmg cocok, ini dapat diperbaiki dengan menambah peralatan untuk mengurangi tekanan udara.b) Cairan penyari didihkan terus menerus , sehingga cairan penyari yang baik harus murni atau cairan azaotrop.Adapun jenis ekstraksi yang lain, yaitu:a) Ekstraksi superkritikal karbondioksida1.Digunakan untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas karbondioksida.2.Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuaui untuk melarutkan senyawa dengan kandungan tertentu.b) Ekstraksi ultrasonikMenggunakan getaran ultrasonik > 20000 Hz Prinsipnya meningkatkan permibelitas dinding sel, menimbulakn gelembung spontan (cavitation) sebagai stres dinamik serta menimbulkan fraksi interfase Hasil ektraksi tergantung pada : Frekuensi getaran Kapasitas alat Proses ultrasonik c) Ekstraksi energi listrikEnergi listrik yang digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet, dan electric discharger Energi listrik ini dapat mempercepat dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan den menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik .Berdasarkan proses pelaksanaannya ekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu :1. Ekstraksi berkesinambungan (Continous extractions)Ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai2. Ekstraksi bertahap (Bath extractions)Ekstraksi yang dilakukan dengan selalu menggantikanpelarut pada setiap tahap sampai proses ekstraksi selesaiFaktor- faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut; 1. Ukuran partikelUkuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin kecil ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat dan cair; sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.2. Zat pelarutLarutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.3. temperaturDalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.4. Pengadukan fluidaPengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses difusi, sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut.Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair misalnya, dapat dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut dari rafinat (dengan tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).Rotary evaporator atau rotary vacum evaporator merupakan alat yang menggunakan prinsip destilasi umum. Prinsip utama alat ini terletak pada penurunan tekanan sehinnga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik didihnya. Rotavapor mampu menguapkan pelarut dibawah titik didihnya sehingga zat yang terkandung didalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah kembali ke dalam bentuk cairan.

Gambar rotavapor dan bagian-bagiannya

Keterangan:1. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang berisi sampel3. Ujung rotor sampel : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.4. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.5. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.6. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.7. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.8. Ujung rotor penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung bergantung.Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam menjalankan rotavapor:1. Selang air serta tekanan in out tidak boleh tertukar.2. Perhatikan petunjuk masing-masing alat, karena kemampuan alat pompa vakum berbeda-beda.3. Urutan pemasangan dan pengoperasian juga pelepasan serta pengnonaktifan harus tertib.4. Suhu pada waterbath harus disesuaikan dengan pelarut yang digunakan (3).Pelarutadalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalahair. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandungkarbon) yang juga disebutpelarut organik.Syarat-syarat pelarut adalah sebagai berikut:a. Kapasitas besarb. Selektifc. Volabilitas cukup rendah (kemudahan menguap/titik didihnya cukuprendah)Cara memperoleh penguapannya adalah dengan cara penguapan diataspenangas air dengan wadah lebar pada temperature 60oC, destilasi, danpenyulingan vakum.d. Harus dapat diregenerasie. Relative tidak mahalf. Non toksik, non korosif, tidak memberikan kontaminasi serius dalamkeadaan uapg. Viskositas cukup rendahPrinsip kelarutan adalah like dissolve like, yaitu (1) pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, demikian juga sebaliknya pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar, (2) pelarut organik akan melarutkan senyawa organik. Ekstraksi senyawa aktif dari suatu jaringan tanaman dengan berbagai jenis pelarut pada tingkat kepolaran yang berbeda bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimum, baik jumlah ekstrak maupun senyawa aktif yang terkandung dalam contoh uji. Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan kering adalah dengan proses ekstraksi berkesinambungan atau bertingkat dengan menggunakan beberapa pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya (3). Ekstraksi berkesinambungan dilakukan secara berturut-turut dimulai dengan pelarut nonpolar (misalnya n-heksan atau kloroform) dilanjutkan dengan pelarut semipolar (etil asetat atau dietil eter) kemudian dilanjutkan dengan pelarut polar (metanol atau etanol). Pada proses ekstraksi akan diperoleh ekstrak awal (crude extract) yang mengandung berturut-turut senyawa nonpolar, semipolar, dan polar (4). Hasil ekstrak yang diperoleh tergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut, metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel contoh uji, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, dan perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah contoh uji (5). Polaritas sering diartikan sebagai adanya pemisahan kutub bermuatan positif dan negatif dari suatu molekul sebagai akibat terbentuknya konfigurasi tertentu dari atom-atom penyusunnya. Dengan demikian, molekul tersebut dapat tertarik oleh molekul yang lain yang juga mempunyai polaritas yang kurang lebih sama. Besarnya polaritas dari suatu pelarut proporsional dengan besarnya konstanta dielektriknya (6). Menurut Stahl (1985), konstanta dielektrik () merupakan salah satu ukuran kepolaran pelarut yang mengukur kemampuan pelarut untuk menyaring daya tarik elektrostatik antara isi yang berbeda.Kelarutan suatu mulekul dapat dijelaskan dengan dasar polaritas dari molekul. Misalnya air ( polar ) dan benzene ( nonpolar), pelarut-pelarut ini tidak bercampur. Secara umum, like dissolve like ; bahan dengan polaritas yang ssama akan larut kedalam bagian lainnya. Pelarut polar seperti air, mempunyai muatan parsial yang akan berinteraksi dengan dengan muatan parsial dari suatu senyawa polar, misalnya natrium klorida. Begitupula dengan senyawa nonpolar yang tidak memiliki muatan, pelarut polar tidakdapat berinteraksi dengan senyawa tersebut. Alkana adalan senyawa nonpolar, dan tidak larut kedalam pelarut polar misalnya petroleum eter (7). ................................................................Pelarut dengan nilai konstanta dielektrik yang tinggi ( r > 10 ), seperti air dan ammonia, dikenal sebagai pelarut polar dan pelarut ionisasi, digunakan untuk pembentukan dan pemisahan ion-ion dalam larutannya, dan jika nilai r sekitar 2, seperti dietil eter, tetraklorometan, dan heksan, adalah pelarut non polar dan pelarut non ionisasi.Macam-Macam PelarutSolventRumus kimiaTitik didihKonstanta DielektrikMassa jenis

PelarutNon-Polar

HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH369C2.00.655 g/ml

BenzenaC6H680C2.30.879 g/ml

ToluenaC6H5-CH3111C2.40.867 g/ml

Dietil eterCH3CH2-O-CH2-CH335C4.30.713 g/ml

KloroformCHCl361C4.81.498 g/ml

Etil asetatCH3-C(=O)-O-CH2-CH377C6.00.894 g/ml

PelarutPolarAprotic

1,4-Dioksana/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\101C2.31.033 g/ml

Tetrahidrofuran(THF)/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\66C7.50.886 g/ml

Diklorometana(DCM)CH2Cl240C9.11.326 g/ml

AsetonaCH3-C(=O)-CH356C210.786 g/ml

Asetonitril(MeCN)CH3-CN82C370.786 g/ml

Dimetilformamida(DMF)H-C(=O)N(CH3)2153C380.944 g/ml

Dimetil sulfoksida(DMSO)CH3-S(=O)-CH3189C471.092 g/ml

Pelarut PolarProtic

Asam asetatCH3-C(=O)OH118C6.21.049 g/ml

n-ButanolCH3-CH2-CH2-CH2-OH118C180.810 g/ml

Isopropanol(IPA)CH3-CH(-OH)-CH382C180.785 g/ml

n-PropanolCH3-CH2-CH2-OH97C200.803 g/ml

EtanolCH3-CH2-OH79C300.789 g/ml

MetanolCH3-OH65C330.791 g/ml

Asam formatH-C(=O)OH100C581.21 g/ml

AirH-O-H100C801.000 g/ml

fBAB IIIMETODE KERJAIII.1Alat dan BahanIII.1.1AlatAlat yang digunakan dalam percobaan ekstraksi adalah mantle heat, labu alas bulat, refluks, toples.III.1.2Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ekstraksi adalah aluminium foil, metanol, korteks kemiri.III. 2.Cara Kerja1. Disiapkan alat dan bahan2. Ditimbang simplisia sebanyak 500 gram3. Dimasukkan simplisia ke dalam labu alas bulat.4. Diambil methanol sebanyak 900 ml menggunakan gelas beker5. Dimasukkan methanol sedikit demi sedikit hingga membasahi seluruh simplisia korteks kemiri (Aleurites moluccana L)6. Dinyalakan alat refluks.7. Keluarkan simplisia dari labu alas bulat, saring dan diuapkan.

BAB IVHASIL PENGAMATANIV. 1.Tabel PengamatanNama SampelPelarut metanolBerat sampel

Korteks kemiri (Aleurites moluccana ).

900 ml500 gram

IV.2 Gambar PengamatanLABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIAFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

Nama tanaman : Korteks kemiri (Aleurites moluccana).

BAB VPEMBAHASANDalam mengetahui kandungan kimia dari Korteks kemiri (Aleurites moluccana). perlu dilakukan beberapa langkah. Dari pengumpulan, penyiapan, dan ekstraksi sampel dengan bobot basah (bobot awal) 2 kg setelah kering menjadi 500 gram, disebabkan hilangnya atau turunnya kadar air dari sampel. Pada saat akan diekstraksi, sampel kering yang telah di rajang atau dipotong kecil-kecil dimasukkan dalam labu alas bulat. Setelah itu, sampel ditambahi dengan methanol (cairan penyari). Prinsip metode refluks adalah penyarian komponen zat aktif secara berkesinambungan dimana sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari dipanaskan dan akan menguap ke kondensor, terjadi proses kondensasi yang akan turun kembali menuju labu alas bulat dan akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya sampai penyarian sempurna. Dari bobot sampel kering sebesar 500 gram diperoleh ekstrak sebesar 2 gram, sehingga % rendamen ekstrak adalah 0,4 %.

BAB VIPENUTUPVI. 1. KesimpulanSetelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa Dari bobot sampel kering sebesar 500 gram diperoleh ekstrak sebesar 2 gram, sehingga % rendamen ekstrak adalah 0,4 %.VI. 2. SaranUntuk asisten tetap sabar dalam membimbing dan menjelaskan kepada praktikan. Karena banyak yang di dapatkan dengan bimbingan yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA1. Tobo, Fachruddin, 2001, Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I, Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.2. Ditjen POM, (1986), Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.3. Pangestu, Ayu & Setyo Wuri Handayani. 2011. Rotary Evaporator dan Ultraviolet Lamp. Bogor: Institut Pertanian Bogor Program Keahlian Analisis Kimia.4. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.5. Hostettmann, K., Marston, A., dan Hostettmann, M., 1997,PreparativeChromatography Techniques: Application in natural Product Isolation,Springer, Jerman.6. Adnan M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisa Bahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Andi7. Chemistry for Phrmacy Students : General, Organic and Natural Product Chemistry. 2007. Satyajit D. Sarker & Lutfun Nahar. John Willey & Sons Ltd. England.2. Instant Notes : Analytical Chemistry. 2002. D. Kealey & P. J. Haines. BIOS Scientific Publishers Limited. UK.