v. hasil pengamatan dan pembahasan a. perencanaan ...digilib.unila.ac.id/12273/15/v.pdf ·...

56
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Persyaratan Teknis Penangkaran 1. Tempat pemeliharaan Penangkaran lebah madu pada dasarnya ada dua macam, yaitu penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana yaitu penangkaran yang masih menggunakan gelodok. Penangkaran lebah seperti ini mempunyai kelemahan yaitu mudah terserang hama atau penyakit dan biasanya lebah tidak kerasan untuk menghuni gelodok yang ditempatinya. Bentuk gelodok yang tidak memenuhi syarat akan mem- persulit pemeriksaan dan pengawasan, sarang akan menjadi rusak pada saat pengambilan hasil, karena tempat madu menjadi satu dengan tempat larva (Soeyanto, 1981). Gelodok dibuat dengan meniru rumah-rumah lebah yang terdapat dirongga-rongga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah tiruan itu dibuat dari batang kelapa (Cocos nucifera) terutama pucuk, kayu randu (Ceiba pentandra), kayu pucung (Pangium edule) atau batang pohon lain yang berkayu lunak. Batang yang digunakan berbentuk silinder berukuran panjang 80100 cm yang dibelah dua dan memiliki diameter minimal 12 cm (Sarwono, 2008).

Upload: lequynh

Post on 09-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

48

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan Persyaratan Teknis Penangkaran

1. Tempat pemeliharaan

Penangkaran lebah madu pada dasarnya ada dua macam, yaitu

penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana

yaitu penangkaran yang masih menggunakan gelodok. Penangkaran lebah

seperti ini mempunyai kelemahan yaitu mudah terserang hama atau

penyakit dan biasanya lebah tidak kerasan untuk menghuni gelodok yang

ditempatinya. Bentuk gelodok yang tidak memenuhi syarat akan mem-

persulit pemeriksaan dan pengawasan, sarang akan menjadi rusak pada

saat pengambilan hasil, karena tempat madu menjadi satu dengan tempat

larva (Soeyanto, 1981).

Gelodok dibuat dengan meniru rumah-rumah lebah yang terdapat

dirongga-rongga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik

matahari dan hujan. Rumah tiruan itu dibuat dari batang kelapa (Cocos

nucifera) terutama pucuk, kayu randu (Ceiba pentandra), kayu pucung

(Pangium edule) atau batang pohon lain yang berkayu lunak. Batang yang

digunakan berbentuk silinder berukuran panjang 80–100 cm yang dibelah

dua dan memiliki diameter minimal 12 cm (Sarwono, 2008).

49

Penangkaran lebah yang modern sudah menggunakan stup yang memiliki

beberapa keuntungan antara lain mudah dipindahkan, mudah dibongkar

dan lebih dapat memberikan perlindungan terhadap hama dan penyakit

(Apiari, 2002 dalam Lestari, 2011).

Peti lebah madu (stup) sangat diperlukan dalam usaha pemeliharaan lebah

madu. Pemeliharaan lebah madu dalam peti akan mempermudah

pengelolaan dan pemanenannya, tanpa merusak koloni lebah madu. Stup

dapat dibuat tunggal atau bertingkat yang ditumpuk satu sama lain. Bila

stup dibuat bertingkat, maka peti paling bawah berfungsi sebagai tempat

ratu dan pertumbuhan serta perkembangbiakan koloninya. Sedangkan peti

yang diatasnya berfungsi sebagai tempat memproduksi madu. Stup perlu

diberi penyangga untuk menghindari serangan rayap, ular, atau binatang

lain. Tinggi kaki penyangga stup dari tanah berkisar 50 cm-100 cm

(Febriani, 2009).

Gambar 2. Stup yang dipakai Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.

50

Parameter penilaian tempat pemeliharaan lebah madu dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter penilaian tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana

Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Ukuran

stup dan

gelodok.

Jika

ukuran

stup dan

gelodok

yang di-

gunakan

sama

dengan

ukuran

stup

standar.

Jika

ukuran

stup dan

gelodok

yang

digunakan

mendekati

ukuran

stup

standar.

Jika

ukuran

stup yang

diguna-

kan jauh

lebih

kecil dari

ukuran

stup

standar.

Jika ukuran

stup yang

digunakan

terlalu kecil

dan sempit.

Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

Sarwon

o

(2008).

Jenis

kayu

yang

digunaka

n untuk

stup dan

gelodok

Jika di-

gunakan

jenis

kayu

yang

tidak

berbau,

tahan

lama dan

mudah

didapat.

Jika

digunakan

jenis kayu

yang tidak

berbau

dan tahan

lama,

namun

sulit

didapat.

Jika di-

gunakan

jenis

kayu

yang

tidak

berbau

dan

mudah

didapat-

kan,

namun

tidak

tahan

lama.

Jika

digunakan

jenis kayu

yang

berbau,

tidak tahan

lama dan

sulit

didapat.

Badan

Penyulu

h-an dan

Pengem-

bangan

Sumber

Daya

Manusia

Pertani-

an

(2012).

Jumlah

pengguna-

an tempat

pemeliha-

raan.

Jika

peng-

gunaan

stup ≥

70%,

serta

adanya

penggu-

naan

gelodok.

Jika

pengguna-

an stup ≥

50%, serta

adanya

pengguna-

an

gelodok.

Jika

penggu-

naan stup

≤ 50%,

serta

adanya

penggu-

naan

gelodok.

Jika

pengguna-

an hanya

memakai

gelodok.

Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

51

Penangkaran lebah Apis cerana Fabr. yang dilaksanakan oleh Kelompok

Tani Karya Tani Sejahtera masih secara tradisional yaitu menggunakan

gelodok dan terdapat beberapa petani lebah yang telah menggunakan stup.

Petani yang tidak menggunakan stup disebabkan oleh kurangnya

keberanian serta keterampilan dari petani untuk memindahkan koloni

lebah dari gelodok ke dalam stup.

Stup yang digunakan oleh petani terbuat dari kayu randu (Ceiba

pentandra), kemiri (Aleurites moluccana), dan jengkol (Pithecolobium

lobatum). Alasan digunakan kayu tersebut karena harga kayu yang

ekonomis dan jenis kayu tersebut mudah didapatkan di dalam hutan rakyat

yang terdapat di Desa Buana Sakti. Stup berbentuk persegi panjang dan

memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 25 cm. Satu stup

memiliki 6 sampai 7 bingkai sisiran (frame).

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), standar internasional ukuran

stup memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 20 cm, serta

dalam satu stup terdapat 6 sampai 9 frame sebagai rumah lebah. Selain

itu, menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pertanian (2012), jenis kayu yang digunakan untuk stup memiliki

ketebalan 2 cm dan kayu tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat.

Sehingga dapat diketahui bahwa ukuran dan jenis kayu stup yang dipakai

oleh Kelompok Karya Tani Mandiri dalam penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr. telah mendekati ukuran standar.

52

Gelodok merupakan kandang lebah madu secara tradisional. Gelodok

terbuat dari batang kayu yang diberi ruang di dalam batang sebagai tempat

bersarangnya lebah madu. Gelodok yang digunakan oleh Kelompok Tani

Karya Tani Sejahtera terbuat dari kayu randu (Ceiba pentandra) dan

kelapa (Cocos nucifera). Kayu randu (Ceiba pentandra) dipilih karena

memiliki suhu yang dingin dan digunakan kayu kelapa (Cocos nucifera)

berbentuk silinder beraturan sehingga mudah dalam pembuatannya.

Gelodok yang digunakan memiliki ukuran panjang berkisar antara 60-70

cm dan diameter 25 cm. Kekurangan dari menggunakan gelodok dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. adalah sulitnya pengontrolan

hama yang menyerang lebah dan pengambilan hasil madu dari lebah.

Gambar 3. Gelodok yang dipakai Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.

53

Penilaian untuk tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. di

Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa

Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Ukuran stup

dan gelodok

√ 3

Jenis kayu

yang

digunakan

untuk stup

dan gelodok

√ 4

Jumlah

penggunaan

tempat

pemeliharaan

√ 2

Total 9

2. Kondisi koloni

Koloni yang baik adalah koloni dalam kondisi sehat dan sarangnya penuh

dengan telur dan larva muda. Telur dan larva muda adalah bakal calon

yang akan dipilih dan dipelihara secara khusus oleh lebah pekerja untuk

dijadikan lebah ratu. Apabila jumlah telur dan larva muda terlalu sedikit,

koloni dapat gagal menghasilkan lebah ratu.

Koloni lebah madu yang ideal terdiri atas satu ekor lebah ratu, kurang lebih

50.000 lebah pekerja, beberapa lebah jantan, kurang lebih 6.000 telur, 10.000

larva, dan 20.000 pupa. Satu koloni lebah madu terdapat lebah ratu, lebah

jantan, dan lebah pekerja (Suputa, 2007).

54

Gambar 4. Lebah Ratu (Sumber: Suputa, 2007).

Gambar 5. Lebah Jantan (Sumber: Suputa, 2007).

55

Gambar 6. Lebah Pekerja (sumber: foto observasi).

Parameter penilaian kondisi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Parameter penilaian kondisi koloni lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Jumlah

larva dan

telur

dalam

sarang

lebah

Jika

sisiran

diisi atau

dipenuhi

oleh

telur dan

larva

muda

serta

terdapat

banyak

lebah.

Jika

sisiran

diisi atau

dipenuhi

oleh

telur dan

larva

muda,

namun

jumlah

lebah

tidak

terlalu

banyak.

Jika

hanya

beberapa

sisiran

yang

dipenuhi

telur dan

larva

muda

dan

terdapat

sedikit

lebah.

Jika

terdapat

banyak

sisiran

yang

kosong

dan

terdapat

sedikit

lebah.

Pusat

Perlebahan

Apiari

Pramuka

(2010).

56

Lanjutan tabel 5

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Kesehata

n koloni

Jika

koloni

lebah

tidak

terserang

hama

dan

penyakit.

Jika

koloni

lebah

hanya

terserang

hama

yang

masih

dapat

ditangani

oleh

petani

lebah.

Jika

koloni

lebah

terserang

hama

dan

penyakit

yang

dapat

ditangani

oleh

petani

lebah.

Jika

koloni

lebah

terserang

penyakit

dan tidak

dapat

ditangani

oleh

petani

lebah.

Pusat

Perlebahan

Apiari

Pramuka

(2010).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kondisi koloni lebah madu Apis

cerana Fabr. dalam penangkaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya

Tani Sejahtera cukup baik yaitu dalam satu koloni terdapat sarang yang

dipenuhi oleh telur dan larva muda yang cukup banyak serta terdapat banyak

lebah pekerja. Selain itu, koloni lebah madu yang ditangkarkan tidak ada

yang terkena penyakit. Penilaian terhadap kondisi koloni yang ditangkarkan

dalam media stup dan gelodok disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai kondisi koloni lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana

Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Jumlah

larva dan

telur dalam

sarang

lebah

√ 3

Kesehatan

koloni

√ 3

Total 6

57

Gambar 7. Kondisi koloni dalam satu sisiran.

3. Lokasi penangkaran

Lokasi penangkaran harus didukung dengan tanaman pakan yang

menjamin tersedianya nektar dan tepung sari dalam jumlah yang cukup

banyak. Jumlah makanan yang banyak sangat diperlukan agar diperoleh

ratu yang berkualitas baik. Nektar dalam jumlah banyak diperlukan untuk

mendorong koloni lebah madu membentuk calon-calon lebah jantan dalam

jumlah banyak. Selain itu nektar bersama-sama dengan tepung sari juga

merupakan bahan dasar untuk memproduksi royal jelly (Wardhani, 2011).

Tepung sari juga harus tersedia dalam jumlah banyak di lokasi

penangkaran. Tepung sari diperlukan oleh lebah pekerja muda untuk

mengaktifkan kelenjar hypoharyng agar memproduksi royal jelly. Selain

itu, tepung sari juga diperlukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas

sperma lebah jantan. Dalam kegiatan penangkaran tidak dianjurkan

58

menggunakan pollen supplement (tepung sari buatan) karena dapat

menurunkan kualitas ratu hasil penangkaran (Wardhani, 2011).

Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), lokasi bagi

penangkaran lebah madu hendaknya berada di daerah yang berhawa sejuk

dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dan dekat dengan aliran

air atau yang menghadap ke arah timur, agar dapat menerima sinar

matahari pagi untuk kesehatan rumah tangga lebah.

Lokasi penangkaran lebah madu tidak boleh terlalu panas karena dapat

mempengaruhi produksi madu. Jarak antara stup hendaknya paling sedikit

dua meter. Jarak lokasi dengan sumber air minimal 200 – 300 meter agar

memudahkan lebah menyejukkan sarangnya di musim kemarau.

Selain kriteria di atas menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), penentuan

lokasi hendaknya memperhatikan ketersediaan air bersih sepanjang tahun,

suhu udara 20 – 34˚C dengan kelembaban 70 – 80%, jauh dari bau dan

asap yang menyengat, tersedianya pakan lebah berupa nektar dan tepung

sari yang cukup dengan jarak radius terbang lebah yaitu 1,5–2,0 km, serta

mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga yang disukai dan masa

pembungaan tanaman.

Parameter penilaian lokasi penangkaran dalam penangkaran lebah madu

Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 7.

59

Tabel 7. Parameter penilaian lokasi penangkaran Apis cerana Fabr.

Variabe

l

Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Jumlah

pakan

yang

tersedia

Jika di

lokasi

penangkar-

an didu-

kung

dengan

tanaman

pakan yang

menjamin

tersedianya

nektar dan

tepung sari

dalam

jumlah

yang

banyak.

Jika di

lokasi

penang-

karan

didukung

dengan

tanaman

pakan

yang

menjamin

tersedia-

nya

nektar

dan

tepung

sari

dalam

jumlah

yang

cukup

banyak.

Jika di

lokasi

penang-

karan

tidak

didukung

dengan

tanaman

pakan

yang

menjamin

tersedia-

nya nektar

dan

tepung

sari dalam

jumlah

yang

banyak.

Jika di

lokasi

penang-

karan

tidak

didukung

dengan

tanaman

pakan

yang

menjamin

tersedia-

nya nektar

dan

tepung

sari.

Pusat

Perle-

bahan

Apiari

Pramu-

ka

(2010).

Tempera

tur

Jika di

lokasi

penangkar-

an nyaman

dan

berhawa

sejuk yaitu

20-40˚C,

kelembaban

70-80%.

Jika di

lokasi

penang-

karan

memiliki

tempera-

tur 25-

45˚C,

kelembab-

an 65-

75%.

Jika di

lokasi

penang-

karan

memiliki

temperatur

30-50˚C,

kelembab-

an 65-

75%.

Jika di

lokasi

penang-

karan

panas

yaitu suhu

> 34˚C

dan

kelembab-

an < 70%.

Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

Kecepat

an angin

Jika di

lokasi

penangkar-

an tidak

berangin

kencang.

Jika di

lokasi

penang-

karan

jarang

berangin

kencang.

Jika di

lokasi

penang-

karan

sering

berangin

kencang.

Jika di

lokasi

penang-

karan

berangin

kencang.

Pusat

Perle-

bahan

Apiari

Pramuka

(2010).

60

Lanjutan tabel 7

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Suara Jika di

lokasi

penangkar-

an tidak

bersuara

Jika di

lokasi

penang-

karan

bersuara

tapi tidak

bising.

Jika di

lokasi

penang-

karan

sering

bersuara

bising.

Jika di

lokasi

penang-

karan

bersuara

bising.

Pusat

Perle-

bahan

Apiari

Pramuka

(2010).

Aliran

air

Jika di

lokasi

penangkar-

an dekat

dengan

sumber

aliran air,

jarak

minimal

200 – 300

meter.

Jika di

lokasi

penang-

karan

dekat

dengan

sumber

aliran air,

jarak

minimal

225 – 325

meter.

Jika di

lokasi

penang-

karan

dekat

dengan

sumber

aliran air,

jarak

minimal

250 – 350

meter.

Jika di

lokasi

penang-

karan jauh

dari

sumber

air, jarak

> 350

meter.

Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

Ketinggi-

an tempat

Jika di

lokasi

penangkar-

an berada

pada

ketinggian

200 – 900

meter di

atas

permukaan

laut.

Jika di

lokasi

penang-

karan

berada

pada

ketinggi-

an 400 –

900

meter di

atas

permuka-

an laut.

Jika di

lokasi

penang-

karan

berada

pada

ketinggian

900 –

1.000

meter di

atas

permuka-

an laut.

Jika di

lokasi

penangkar

an berada

pada

ketinggian

> 1.000

meter di

atas

permuka-

an laut.

Pusat

Perle-

bahan

Apiari

Pramuka

(2010).

Lokasi penangkaran di Desa Buana Sakti, stup dan gelodok ditempatkan di

daerah perkebunan dan sekitar pekarangan rumah petani. Desa Buana

Sakti didominasi oleh hutan rakyat sehingga terdapat jenis pepohonan

yang dapat menjadi sumber pakan bagi lebah madu Apis cerana Fabr.

yang ditangkarkan. Adapun jenis-jenis pohon tersebut adalah akasia

61

(Acacia mangium), karet (Hevea brasiliensis), kelapa (Cocos nucifera),

kopi (Coffea robusta L.), randu (Ceiba pentandra), jengkol

(Pithecolobium lobatum), petai (Parkia speciosa), sengon (Paraserianthes

falcataria), kakao (Theobroma cacao L.), kaliandra (Calliandra

haematocephala), dan jenis teki-tekian.

Gambar 8. Penempatan stup di lokasi pekarangan.

Gambar 9. Penempatan gelodok di lokasi perkebunan.

Gambar 10. Penempatan gelodok dan stup di tempat kandang ternak.

62

Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti dilakukan

dengan meletakkan stup dan gelodok di perkebunan dan pekarangan

rumah milik petani lebah. Lokasi perkebunan merupakan syarat lokasi

yang baik bagi penangkaran lebah madu karena di area perkebunan

memiliki hawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising,

dekat dengan sumber pakan dan dekat dengan aliran air. Begitu pula pada

area pekarangan, lokasi pekarangan merupakan syarat lokasi yang baik

bagi penangkaran lebah madu karena di area pekarangan dekat dengan

aliran air rumah tangga petani lebah, tidak bising, tidak terlalu panas, tidak

berangin kencang dan dekat dengan sumber pakan. Penilaian dalam

penentuan lokasi penangkaran pada penangkaran lebah madu Apis cerana

Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai kondisi lokasi penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di

Desa Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Jumlah

pakan yang

tersedia

√ 4

Temperatur √ 4

Kecepatan

angin

√ 4

Suara √ 4

Aliran air √ 4

Ketinggian

tempat

√ 4

Total 24

63

4. Peralatan dan perlengkapan penangkaran

Para petani penangkaran lebah harus memiliki beberapa peralatan yang

menunjang usaha penangkaran lebah madu. Menurut Murtidjo (2010),

peralatan penangkaran lebah madu sangat penting karena peralatan

tersebut tidak saja penting dari segi resiko, tetapi juga sangat penting

untuk menjaga agar madu yang diproduksi memiliki kualitas yang baik.

Berdasarkan Murtidjo (2010), beberapa peralatan yang perlu dimiliki

adalah masker pelindung kepala, pakaian pelindung, alat pengasap,

ekstraktor madu, ekstraktor malam, dan peralatan pelengkap. Peralatan

pelengkap terdiri dari pengungkit, pisau madu, skrap, sangkar ratu lebah,

penyekat ratu lebah, sikat lebah, alat solder sarang fondasi, sarang fondasi,

dan peralatan tukang lengkap.

Parameter penilaian peralatan dan perlengkapan penangkaran dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan

pada Tabel 9.

Tabel 9. Parameter penilaian peralatan dan perlengkapan penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Masker

pelindung

kepala

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Pusat

Perlebahan

Apiari

Pramuka

(2010).

Pakaian

pelindung

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Alat

pengasap

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

64

Lanjutan tabel 9

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Ekstraktor

madu

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Ekstraktor

malam

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Pisau

madu

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Sangkar

ratu lebah

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Sikat

lebah

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Sarang

fondasi

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Peralatan

tukang

Jika ada

dan

kepunyaan

pribadi.

Jika ada

namun

kepunyaan

kelompok.

Jika ada

namun

hasil

menyewa.

Jika

tidak

ada.

Penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki beberapa peralatan

untuk penangkaran lebah madu, diantaranya adalah masker pelindung

kepala, sangkar lebah ratu, pisau madu, sikat lebah, dan peralatan tukang

lengkap. Peralatan yang dimiliki bersifat sederhana karena penangkaran

masih berjalan secara tradisional menuju modern. Namun, peralatan

tersebut tidak dimiliki oleh setiap petani lebah karena peralatan untuk

penangkaran dikelola oleh pengurus kelompok tani dan peralatan

65

kelompok digunakan untuk bersama-sama. Sehingga penilaian terhadap

peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di

Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr. di Desa Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Masker

pelindung

kepala

√ 3

Pakaian

pelindung

√ 3

Alat

pengasap

√ 3

Ekstraktor

madu

√ 1

Ekstraktor

malam

√ 1

Pisau

madu

√ 3

Sangkar

ratu lebah

√ 3

Sikat lebah √ 3

Sarang

fondasi

√ 1

Peralatan

tukang

√ 3

Total 24

B. Pelaksanaan Proses Penangkaran

1. Produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas

koloni

Selain untuk melestarikan lebah madu Apis cerana Fabr., penangkaran

dapat menambah pendapatan para petani lebah. Dalam upaya peningkatan

66

pendapatan, lebah sebagai penghasil madu harus ditingkatkan mutunya.

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), mutu yang dikehendaki meliputi

bermacam-macam sifat ekonomis, yaitu kesuburan berkembang biak, aktif

mengumpulkan nektar dan makanan, tidak mudah hijrah, kebal terhadap

serangan penyakit, berumur panjang, memiliki kemampuan terbang yang

baik, ketajaman penciuman, pertahanan diri yang kuat, rajin menyimpan

madu dan hemat, memiliki kemampuan membangun sarang yang baik,

jinak, berwatak halus, memiliki sifat menjaga kebersihan dan kerapian,

tidak suka menyerang dan marah, tetapi tidak kehilangan sifat

mempertahankan diri.

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), warna lebah ratu biasanya

merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali lebih berat dari

lebah pekerja dengan masa hidup 3 -- 7 tahun dan masa produksi hanya 2

tahun. Ovarium lebah ratu berkembang dengan cukup sempurna sehingga

mampu bertelur 1.500 sampai 2.000 butir telur sehari. Saat menampung

ovarium, perut lebah ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi

pada bulan Mei, Juni, dan Juli setiap tahun.

Parameter penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat

agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di

Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 11.

67

Tabel 11. Parameter penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah,

dan tingkat agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu

Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Produkti-

vitas dan

reproduksi

ratu lebah

Jika

kondisi

koloni

sangat

baik.

Jika

kondisi

koloni

baik.

Jika

kondisi

koloni

kurang

baik.

Jika

kondisi

koloni

tidak

baik.

Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

Kemam-

puan

hijrah

Jika

koloni

tidak

melaku-

kan hijrah.

Jika

kemampu-

an hijrah

koloni

rendah.

Jika

kemampu-

an hijrah

koloni

tinggi.

Jika

kemam-

puan

hijrah

koloni

sangat

tinggi.

Agresivi-

tas koloni

Jika

tingkat

agresivitas

koloni

sangat

rendah.

Jika

tingkat

agresivitas

koloni

rendah.

Jika

tingkat

agresivitas

koloni

tinggi.

Jika

tingkat

agresivi-

tas

koloni

sangat

tinggi.

Umur

koloni

Jika umur

koloni

mencapai

3 tahun.

Jika umur

koloni

mencapai

> 2 tahun.

Jika umur

koloni < 2

tahun.

Jika

umur

koloni <

1 tahun.

Produksi yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera lebih

diutamakan pada hasil benih atau anakan lebah Apis cerana Fabr.

dibandingkan hasil madu dan hasil lebah madu lainnya. Hal ini

disebabkan karena tujuan utama budidaya lebah madu dilakukan petani

lebah adalah sebagai penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. dan

sebagian besar petani lebah menjadikan budidaya lebah madu hanya

sebagai sampingan serta kurangnya keahlian petani lebah untuk

membudidayakan lebah madu. Sedangkan untuk reproduksi lebah ratu

68

yang ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera cukup

banyak karena berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, semua

sarang dipenuhi oleh larva muda lebah madu.

Umur koloni dalam penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti

memiliki masa untuk satu kali berproduksi selama jangka waktu kurang

lebih 1,5-2 tahun. Namun terdapat beberapa koloni yang bertahan kurang

dari waktu tersebut karena koloni lebah madu berhijrah atau pindah tempat

karena adanya pergantian musim saat musim hujan dan gangguan hama.

Berdasarkan hasil kuesioner, kemampuan setiap koloni untuk berhijrah

berbeda-beda, memiliki jarak berkisar antara 700 – 1500 meter.

Menurut Murtidjo (2010), beberapa alasan koloni lebah madu

meninggalkan sarangnya, antara lain:

- Sarangnya terlalu sempit untuk dapat menampung koloni lebah madu

yang besar,

- Di sekitar sarang jumlah nektar dan tepung sari sangat sedikit,

- Hijrahnya ratu lebah yang lama atau yang terusir dari koloninya,

karena adanya ratu lebah madu muda atau yang lebih kuat,

- Temperatur yang terlalu dingin atau terlalu panas pada sarang lama,

sehingga bermaksud mencari atau membuat sarang baru yang memiliki

kenyamanan ideal bagi koloninya, dan

- Sarang lama sudah rusak atau terancam keamanannya, baik oleh

serangga lain atau manusia yang mencari madu dengan cara merusak

sarang lebah.

69

Sifat agresivitas pada lebah madu dapat mempengaruhi interaksi antara

petani lebah dan koloni lebah madu. Semakin tinggi tingkat agresivitas

yang dimiliki oleh koloni lebah madu, maka semakin sulit para petani

lebah untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan hasil terhadap

koloni lebah madu. Sebaliknya, semakin rendah tingkat agresivitas yang

dimiliki koloni lebah madu, maka semakin mudah para petani lebah untuk

melakukan pemeliharaan dan pemanenan hasil terhadap koloni lebah

madu.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, lebah madu Apis

cerana Fabr. yang ditangkarkan memiliki agresivitas yang rendah. Namun

pada masa-masa tertentu tingkat agresivitas yang dimiliki lebah madu

meningkat. Tingkat agresivitas lebah madu meningkat pada saat

pembentukan calon ratu baru dan pada saat simpanan makanan atau madu

banyak. Sehingga penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan

tingkat agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana

Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat

agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana

Fabr. di Desa Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Produktivitas dan

reproduksi ratu

lebah

√ 3

Kemampuan

hijrah

√ 2

Agresivitas koloni √ 3

Umur koloni √ 2

Total 10

70

2. Seleksi koloni

Pemilihan bibit yang baik dilakukan agar budidaya lebah madu dapat

berhasil. Bibit yang baik dicirikan dengan keadaan yang sehat dan dalam

satu koloni terdapat banyak lebah, calon anakan, dan ratu produktif.

Populasi koloni lebah yang sehat dan produktif serta didukung oleh

ketersediaan pakan yang cukup banyak akan berkembang dengan cukup

cepat.

Parameter penilaian seleksi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Parameter penilaian seleksi koloni dalam penangkaran lebah

madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumbe

r Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Penye-

leksian

koloni

lebah

madu

Jika

dilakukan

penyeleksi

an koloni

lebah

madu

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penyelek-

sian

koloni

lebah

madu.

Jika jarang

dilakukan

penyeleksi-

an koloni

lebah

madu.

Jika

tidak

dilaku-

kan

penye-

leksian

koloni

lebah

madu.

Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

Dalam penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti, petani lebah tidak

pernah melakukan penyeleksian terhadap koloni lebah yang ditangkarkan.

Baik lebah madu yang masuk dalam perangkap gelodok, maupun yang

diperoleh dari berburu di lubang-lubang pohon, semuanya dipelihara oleh

petani lebah. Namun, untuk meningkatkan hasil dari lebah madu dalam

upaya peningkatan pendapatan petani lebah sebaiknya dilakukan

71

penyeleksian koloni lebah madu. Sehingga penilaian seleksi koloni dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan

pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai seleksi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana

Fabr. di Desa Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Penyeleksian

koloni lebah

madu

√ 1

Total 1

3. Cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr.

Berburu koloni lebah madu, meskipun tidak digolongkan

pengembangbiakan, merupakan usaha pengembangan. Berburu koloni

lebah biasanya dilakukan terhadap koloni lebah madu yang sedang

berpindah sarang. Bila koloni lebah madu itu berhasil ditangkap dan

dijinakkan, berarti dapat menambah koloni baru yang bisa dimanfaatkan

sebagai pengumpul madu dan penangkaran lebah madu.

Di alam bebas, seperti di daerah perkebunan atau hutan sumber nektar,

sering kita jumpai exodus (sarang) lebah madu dalam koloni yang besar

meninggalkan sarang. Koloni lebah madu seperti itulah yang menjadi

sasaran utama pemburuan.

Menurut Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Lampung Timur (2011), berburu dilakukan untuk memperoleh lebah yang

72

dapat menghasilkan madu. Berburu lebah madu terbagi ke dalam dua

kriteria yaitu :

1. Berburu di hutan, adapun peralatan yang disediakan untuk berburu

lebah di hutan adalah: jaring lebah berfungsi sebagai perangkap lebah,

golok yang berfungsi untuk memperbesar diameter lubang di dalam

pohon agar mudah mengambil sarang lebah. Smoker (pengasapan)

yang berfungsi untuk mengeluarkan koloni lebah dari lokasi pohon ke

jaring lebah. Kurungan ratu berfungsi untuk mengurung ratu selama

1–2 hari di dalam stup.

Teknis berburu lebah di hutan adalah sebagai berikut :

- Menentukan pohon yang berlubang dan terdapat lebah madu,

- Mengambil lebah dengan cara memperbesar diameter lubang dalam

pohon tersebut menggunakan golok,

- Selanjutnya dilakukan pengasapan di dalam lubang yang terdapat

lebah dengan menggunakan karung atau kain yang dibakar,

- Kemudian lubang ditutup menggunakan tanah dengan tujuan agar

lebah yang ada di dalam lubang tersebut keluar dari sarangnya.

Penutupan ini dilakukan selama 10 – 15 menit,

- Selanjutnya dipasang jaring perangkap lebah dengan tujuan agar

lebah dapat ditangkap,

2. Memasang Glodok yang terbuat dari pohon randu atau pohon kelapa

yang dipotong berukuran 60 – 70 cm, selanjutnya pohon tersebut

73

dibelah dan dibuat menyerupai perahu dan dipasang pada lokasi

perkarangan atau kebun dengan tujuan agar ditempati lebah madu.

Parameter penilaian cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr.

di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 15

Tabel 15. Parameter penilaian cara memperoleh bibit lebah madu dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup Baik Kurang

Baik

Buruk

Cara

mem-

peroleh

bibit

Jika

sering

dilakukan

kegiatan

berburu

secara

langsung

(di

lubang-

lubang

batang

pohon

dan

dalam

tanah)

dan

dilakukan

kegiatan

berburu

dengan

menggu-

nakan

gelodok.

Jika

dilakukan

kegiatan

berburu

secara

langsung (di

lubang-

lubang

batang

pohon dan

dalam tanah)

dan

dilakukan

kegiatan

berburu

dengan

mengguna-

kan gelodok.

Jika jarang

dilakukan

kegiatan

berburu

secara

langsung (di

lubang-

lubang

batang

pohon dan

dalam

tanah) dan

dilakukan

kegiatan

berburu

dengan

mengguna-

kan

gelodok.

Jika

tidak

dilaku-

kan

perbu-

ruan

koloni

lebah

madu.

Murti-

djo

(2010).

Dari observasi yang telah dilakukan, diperoleh beberapa gambar mengenai

perburuan koloni lebah madu di alam, yaitu:

74

Gambar 11. Kegiatan berburu koloni lebah madu Apis cerana Fabr.

Gambar 12. Pemindahan hasil buruan lebah madu ke dalam stup.

Gambar 13. Pemindahan dan penyarangan ratu lebah baru.

Para petani lebah di Desa Buana Sakti memperoleh bibit lebah madu Apis

cerana Fabr. dengan cara berburu. Cara berburu ini dibedakan menjadi

dua macam. Pertama, para petani lebah berburu dengan cara memasang

gelodok di perkebunan ataupun di tempat yang sejuk dan dekat dengan

75

sumber air. Kedua, para petani lebah berburu langsung pada tempat-

tempat yang terdapat sarang dan koloni lebah madu Apis cerana Fabr.,

yaitu pada lubang-lubang batang pohon dan akar pohon. Dari keterangan

di atas, kegiatan petani lebah dalam cara memperoleh bibit lebah madu

Apis cerana Fabr. disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Nilai dalam cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana

Fabr. dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di

Desa Buana Sakti.

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Cara memperoleh

bibit

√ 3

Total 3

4. Pemberian pakan lebah madu Apis cerana Fabr. pada masa paceklik

Masa paceklik adalah masa pada saat tanaman pakan lebah tidak berbunga

atau tidak tersedia pakan di lapangan dalam jumlah yang cukup sehingga

koloni lebah kekurangan pakan. Tanaman pakan lebah yang ideal adalah

tanaman yang dapat menghasilkan pollen dan nektar dalam jumlah yang

cukup banyak dan tersedia secara terus-menerus sepanjang tahun. Akan

tetapi, keadaan yang ideal tersebut sulit terjadi karena ketersediaan pollen

dan nektar tanaman dipengaruhi oleh musim.

Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk mengatasi masa paceklik

yaitu memberikan stimulasi berupa larutan gula (1 bagian gula + 1 bagian

air) yang diletakkan di dalam feeder frame) dapat dilakukan untuk

mengatasi kekurangan nektar. Pemindahkan atau menggembala koloni-

koloni lebah ke lokasi baru yang mempunyai ketersediaan pollen yang

76

cukup banyak juga dapat dilakukan dalam mengatasi masa paceklik

(Apiari Pramuka, 2010).

Parameter penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan

pada Tabel 17.

Tabel 17. Parameter penilaian pemberian pakan pada masa paceklik

dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang Baik Buruk

Penggem

balaan

Jika pada

masa

paceklik

selalu

dilakukan

penggem-

balaan

koloni

lebah pada

tempat-

tempat

yang

memiliki

ketersedia-

an pollen

yang

cukup

banyak.

Jika pada

masa

paceklik

dilakukan

penggem-

balaan

koloni

lebah pada

tempat-

tempat

yang

memiliki

ketersedia-

an pollen

yang

cukup

banyak.

Jika pada

masa

paceklik

pernah

dilakukan

penggem-

balaan

koloni lebah

pada tempat-

tempat yang

memiliki

ketersediaan

pollen yang

cukup

banyak.

Jika

tidak

dilaku-

kan

peng-

gembala

an

koloni

lebah.

Murti-

djo

(2010).

Stimula-

si berupa

larutan

gula

Jika petani

lebah

selalu

memberi-

kan

tambahan

pakan

berupa

larutan

gula untuk

mengatasi

kekurang-

an nektar.

Jika petani

lebah

memberi-

kan

tambahan

pakan

berupa

larutan

gula untuk

mengatasi

kekurang-

an nektar.

Jika petani

lebah pernah

memberikan

tambahan

pakan berupa

larutan gula

untuk

mengatasi

kekurangan

nektar.

Jika tidak

memberi-

kan

stimulasi

berupa

larutan

gula.

77

Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti, lebah

madu tidak digembala dan tidak diberikan stimulasi berupa larutan gula.

Koloni dibiarkan bertahan hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari petani

lebah. Alasan para petani lebah tidak memberi stimulasi berupa larutan

gula karena menurut para petani lebah hasil madu yang dihasilkan oleh

lebah madu tersebut menjadi tidak asli. Sedangkan dengan dilakukannya

penggembalaan lebah dan stimulasi berupa larutan gula tidak akan

menjadikan madu yang dihasilkan oleh lebah madu menjadi tidak asli.

Ketidakseimbangan antara jumlah koloni lebah dengan sumber pakan

alami dapat menyebabkan persaingan antar koloni. Sehingga untuk

memenuhi kebutuhan hidup dan berproduksi, lebah perlu mengonsumsi

pakan tambahan bila daya dukung alam dalam menyediakan pakan

(nektar) mengalami penurunan.

Penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah

madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Nilai pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Penggembalaan √ 1

Stimulasi berupa

larutan gula

√ 1

Total 2

Sehingga dapat diketahui penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti

masih sangat kurang dalam tindakan pemberian pakan lebah madu pada

masa paceklik. Dalam menjaga keberlanjutan dan peningkatan

penangkaran, sebaiknya petani lebah madu di Desa Buana Sakti

78

melakukan penggembalaan koloni lebah madu ke lokasi baru yang

mempunyai ketersediaan pollen yang cukup banyak dan memberikan

stimulasi berupa larutan gula.

5. Pemanenan hasil madu lebah madu Apis cerana Fabr.

Pemanenan madu hasil pemeliharaan lebah merupakan tugas yang harus

dikuasai petani lebah. Pemanenan yang baik dapat menghasilkan madu

yang memiliki kualitas yang baik.

Menurut Murtidjo (2010), pengambilan sisiran yang berisi madu harus

dilakukan pada sore hari karena pada saat itu lebah sudah berkumpul semua

dalam peti lebah. Agar pengambilan sisiran madu tidak menimbulkan

kegaduhan dapat digunakan alat pengasap dengan 2 – 3 kali hembusan asap.

Setelah diasapi, stup bisa langsung dibuka, dan sisiran madu yang berada di

pinggir dan telah dipenuhi madu bisa diambil. Sisiran madu yang diambil,

umumnya masih dihinggapi lebah, maka lebah-lebah tersebut harus

dibersihkan dengan menggunakan sikat yang lembut.

Pengambilan madu sebaiknya dilakukan setelah semua sisiran hampir

tepenuhi madu semua. Pengambilan madu harus dilakukan secara teratur,

karena sebelum musim nektar berakhir dan peti madu yang sudah penuh

tidak ditambah lagi akan diangap oleh lebah bahwa musim nektar telah

berakhir. Untuk menghindari anggapan seperti ini, maka bila sisir madu

telah dipenuhi sel-sel madu bisa dipanen sebagian dan sisiran madu yang

kosong dikembalikan lagi. Dengan demikian nafsu lebah pekerja mencari

nektar tetap berlangsung (Murtidjo, 2010).

79

Menurut Apiari Pramuka (2010), panen madu dilakukan bila sisiran sarang

yang berisi madu telah tertutup oleh lilin lebah. Sebagai patokan saat

panen madu yaitu paling sedikit sepertiga dari sel-sel sarang madu telah

tertutup lilin. Panen dilakukan pada saat itu agar kadar air madu tidak

terlalu tinggi atau < 20%. Tahapan pemanenan madu adalah sebagai

berikut:

1) Buka tutup luar stup lebah dan hembuskan asap ke dalam stup melalui

penutup dalam (kasa).

2) Buka tutup dalam (kasa) dan angkat sisiran.

3) Hentakkan sisiran sarang ke arah dalam stup sehingga lebah lepas dari

sisiran dan jatuh ke dasar stup. Lebah yang masih menempel pada

sisiran dibersihkan dengan sikat lebah.

4) Kupas lilin penutup madu dengan pisau. Lilin tersebut lalu

ditempatkan pada wadah penampung.

5) Sisiran yang telah dikupas lilinnya, dimasukkan ke dalam ekstraktor

untuk mengeluarkan madunya. Ekstraktor diputar agar madu keluar

dari sarang lebah.

6) Setelah madu keluar semua, sisiran dikembalikan ke dalam stup agar

dapat diisi kembali oleh lebah.

7) Madu yang tertampung dalam ekstraktor disaring dan ditempatkan ke

dalam drum penampung madu. Kemudian, madu dibawa ke gudang

untuk dikemas ke dalam botol dengan beberapa macam ukuran.

80

Parameter penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah

madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Parameter penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Syarat

pemanen-

an hasil

madu

Jika

pemanenan

dilakukan

secara

teratur,

pada saat

sebelum

musim

nektar

berakhir,

serta

pemanenan

dilakukan

pada sore

hari dan

diambil

sisiran

yang

dipenuhi

oleh madu.

Jika

pemanenan

dilakukan

pada saat

sebelum

musim

nektar

berakhir,

serta

pemanenan

dilakukan

pada sore

hari dan

diambil

sisiran yang

dipenuhi

oleh madu.

Jika

pemanenan

dilakukan

pada sore

hari dan

diambil

sisiran yang

dipenuhi

oleh madu.

Jika

pemanenan

tidak

dilakukan

secara

teratur,

dilaku-kan

pada siang

hari, dan

diambil

sisiran

yang belum

dipenuhi

oleh madu.

Murtidjo

(2010).

Cara

pemanen-

an madu

Jika dari

proses

pemanenan

dihasilkan

sedikit

jumlah

limbah dan

adanya sisa

sarang

untuk

menunjang

keberlanjut-

an

kehidupan

koloni

lebah madu.

Jika dari

proses

pemanenan

dihasilkan

jumlah

limbah dan

adanya sisa

sarang

untuk

menunjang

keberlanjuta

n kehidupan

koloni lebah

madu.

Jika dari

proses

pemanenan

dihasilkan

jumlah

limbah.

Jika

petani

lebah

tidak

dapat

melaku-

kan

pemanena

n hasil

madu.

Pusat

Perlebah-

an Apiari

Pramuka

(2010).

81

Pemanenan hasil madu yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani

Sejahtera dilakukan dengan cara sistem sunat dan tidak menggunakan

ekstraktor. Sistem sunat merupakan cara pemanenan madu dengan cara

memotong sarang lebah yang telah berisi madu dan tertutup oleh lilin

lebah. Pemanenan dengan sistem sunat memiliki kelebihan dan

kekurangan tersendiri. Kelebihan sistem sunat adalah terjaganya

keberlanjutan kehidupan lebah madu Apis cerana Fabr. karena sisa dari

pemotongan bagian sarang lebah yang tidak berisi madu tetap dapat

dipakai oleh koloni lebah. Sedangkan kekurangan dari sistem sunat adalah

masih banyaknya limbah yang dihasilkan dari cara pemanenan tersebut

dan madu tidak terekstraksi seluruhnya. Adapun urutan cara pemanenan

yang dilakukan oleh penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti adalah:

1) Membuka tutup stup lebah.

2) Menghembuskan asap ke arah koloni di dalam stup. Petani lebah tidak

menggunakan peralatan khusus untuk pemberian asap, melainkan

dengan menghembuskan asap rokok.

3) Mengambil sisiran lebah dan menghentakkan sisiran tersebut hingga

lebah lepas dari sisiran.

4) Setelah lebah meninggalkan sisiran, terdapat beberapa lebah yang

masih berada di sarang. Namun lebah tersebut tidak dibersihkan

menggunakan sikat tetapi dibiarkan saja.

5) Mengupas lilin penutup dengan menggunakan pisau. Namun, tidak

semua sisi dikupas tetapi hanya bagian sarang yang dipenuhi madu saja.

82

6) Memotong bagian sarang yang telah dipenuhi olah madu.

7) Madu dikeluarkan dengan cara diperas secara manual dan lebah

dimasukkan ke dalam suatu wadah yang kemudian dimasukkan ke

dalam botol kaca.

Dari perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa pemanenan hasil madu

di penangkaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera

masih sangat sederhana karena tidak digunakannya ekstraktor. Namun,

cara pemanenan tersebut sesuai dengan kondisi penangkaran lebah madu

Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti yang masih sangat terbatas

fasilitasnya.

Penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Nilai pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu

Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Syarat

pemanenan hasil

madu

√ 3

Cara pemanenan √ 3

Total 6

6. Cara pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit

Meskipun lebah madu tergolong serangga yang cukup tahan terhadap

gangguan hama dan penyakit, namun usaha pencegahan sangat perlu

83

diperhatikan. Sebab hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian

secara ekonomi.

Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah

subtropis. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah,

namun kelalaian dalam menjaga kebersihan dapat mendatangkan penyakit.

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), beberapa penyakit pada lebah

dan penyebabnya antara lain:

1. Foul Brood

Ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood disebabkan

oleh Bacillus larva dan European Foul Brood.

Penyebab: Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran.

2. Chalk Brood

Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan

menutupnya hingga mati.

3. Stone Brood

Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus

fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti

batu yang keras.

4. Addled Brood

Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.

5. Acarine

Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang

tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.

84

6. Nosema dan Amoeba

Penyebab: Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan

parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh

malpighi lebah dan akan menuju usus.

Sedangkan, untuk hama yang biasa menyerang lebah madu antara lain

(Tim Karya Tani Mandiri, 2010):

1. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah

sebagai salah satu makanannya.

2. Kadal dan katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang

dilakukan oleh burung.

3. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah.

4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat

yang dapat merusak sisiran.

5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.

Upaya untuk mencegah serangan penyakit dan hama, tindakan yang perlu

dilakukan adalah:

a. Pembersihan stup setiap hari.

b. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.

c. Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.

d. Pintu masuk dibuat seukuran lebah.

Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), pencegahan dan

penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara

85

di antaranya dengan cara pemeriksaan koloni, sanitasi, mekanis, kimiawi

(insektisida), varietas (generasi lebah yang tahan terhadap hama dan

penyakit), biologi (memutuskan siklus hidup hama atau mikroorganisme),

dan eradikasi (memusnahkan inangnya).

Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), pemeriksaan koloni

meliputi pemeriksaan di dalam stup dan di luar (lingkungan) stup. Pada

saat pemeriksaan hendaknya dibawa peralatan antara lain pengungkit,

smoker, dan masker. Pemeriksaan koloni di luar stup (lingkungan)

meliputi pengamatan terhadap tingkah laku lebah, terutama lebah pekerja

lapangan yang membawa pollen. Pengamatan dilakukan juga terhadap

ketersediaan sumber pakan dan kemungkinan adanya organisme

pengganggu (predator).

Pemeriksaan koloni lebah di dalam stup sangat penting dilakukan.

Pemeriksaan tersebut meliputi kegiatan berikut ini:

1. Pemeriksaan kesehatan koloni lebah, dilakukan dengan mengangkat

sisiran sarang yang dimulai dari sisiran paling tepi. Kerumunan lebah

pada tiap sisiran sarang diamati secara cermat.

2. Pemeriksaan sarang dilakukan dengan cepat, teliti, dan cermat,

terutama pemeriksaan terhadap sel-sel sarang tempat keberadaan aakan

(telur, larva, pupa) dan makanan (madu, pollen).

3. Pemeriksaan dilakukan terhadap kondisi ratu dan tingkah laku ratu

dalam bertelur. Ratu yang baik akan meletakkan satu sel telur untuk

setian satu sel sarang sehingga setiap sel akan diisi sel telur.

86

Cara sanitasi pada prinsipnya adalah menjaga lingkungan habitat atau

populasi inang agar tetap bersih, sehingga tidak mengundang kehadiran

hama maupun penyakit. Cara ini digunaka untuk pencegahan dan

penanggulangan hama dan penyakit. Sebagai pencegah hama dan

penyakit, cara ini dapat digunakan untuk semua jenis hama dan penyakit

yang biasa menyerang lebah madu. Salah satu contoh hama yang dapat

diatasi dengan cara ini adalah ngengat lilin dan salah satu contoh penyakit

adalah keracunan pada lebah (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010).

Berdasarkan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), cara mekanis

merupakan pengendalian dengan memperlakukan jasad pengganggu secara

mekanis, menangkap dan membinasakannya. Cara ini dilakukan bila

populasinya dalam jumlah sedikit dan dapat dikenali dengan segera. Jenis

hama yang dapat diatasi dengan cara ini antara lain tabuhan (vespa), kupu-

kupu, ngengat lilin, cicak, kecoak, laba-laba dan sebagainya. Jenis

penyakit yang dapat diatasi dengan cara ini adalah American foulbrood

(AFB).

Cara kimiawi adalah pengendalian yang dilakukan sebagai alternatif

terakhir apabila populasi mengganggu dalam jumlah yang melebihi batas

kewajaran. Bahan kimia yang digunakan disesuaikan dengan hama atau

penyakit yang berjangkit baik jenis insektisida, bakterisida maupun

formulasi (cairan emulsi, butiran, dan lain sebagainya). Jenis hama yang

dapat diatasi dengan cara ini antara lain semut, tungau endoparasit, tungau

ektoparasit dan lain sebagainya (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010).

87

Cara varietas dimaksudkan untuk mendapatkan generasi baru yang lebih

tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Generasi yang lebih tahan

didapatkan dari seleksi yang ketat terhadap populasi yang ada dari

berbagai lokasi. Cara ini dapat digunakan untuk menanggulangi jenis

penyakit European foulbrood (EFB) dan kesalahan genetis (Pusat

Perlebahan Apiari Pramuka, 2010).

Cara biologi merupakan pengendalian yang dilakukan dengan

memanfaatkan kelemahan perilaku hama dan penyakit, seperti

memutuskan siklus hidup atau menggunakan musuh alami dengan cara

melepaskannya dalam populasi predatornya. Cara ini dapat digunakan

untuk mengatasi hama tungau ektoparasit (Pusat Perlebahan Apiari

Pramuka, 2010).

Cara eradikasi adalah pengendalian dengan memusnahkan inangnya,

karena bila dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara di atas tidak akan

berhasil atau terlalu mahal untuk dilakukan dan akan menyebabkan hama

ataupun penyakit pengganggu menyebar lebih luar lagi (Tim Karya Tani

Mandiri, 2010).

Parameter penilaian penanggulangan hama dan penyakit dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan

pada Tabel 21.

88

Tabel 21. Parameter penilaian penanggulangan hama dan penyakit dalam

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Pemerik-

saan

koloni

Jika

dilakukan

pemeriksa-

an koloni

secara

intensif.

Jika

dilakukan

pemeriksa-

an koloni.

Jika

jarang

dilakukan

pemerik-

saan

koloni.

Jika tidak

dilaku-

kan

pemerik-

saan

koloni.

Pusat

Perle-

bahan

Apiari

Pramu-

ka

(2010). Penang-

gulangan

secara

sanitasi

Jika

dilakukan

penanggul-

angan

secara

sanitasi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penanggul-

angan

secara

sanitasi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika

jarang

dilakukan

penang-

gulangan

secara

sanitasi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menye-

rang.

Jika tidak

dilaku-

kan

penangan

an

sanitasi,

sementa-

ra

terdapat

ganggu-

an hama

dan

penyakit

pada

koloni

lebah.

Penang-

gulangan

secara

mekanis

Jika

dilakukan

penanggu-

langan

secara

mekanis

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penanggu-

langan

secara

mekanis

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

.

Jika

jarang

dilakukan

penang-

gulangan

secara

mekanis

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menye-

rang.

Jika tidak

dilaku-

kan

penanga-

nan

mekanis,

sementa-

ra

terdapat

ganggu-

an hama

dan

penyakit

pada

koloni

lebah.

89

Lanjutan tabel 21

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Penang-

gulangan

secara

kimiawi

Jika

dilakukan

penang-

gulangan

secara

kimiawi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penang-

gulangan

secara

kimiawi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika jarang

dilakukan

penang-

gulangan

secara

kimiawi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika tidak

dilakukan

penangan-

an

kimiawi,

sementara

terdapat

gangguan

hama dan

penyakit

pada

koloni

lebah.

Penangg

ulangan

secara

varietas

Jika

dilakukan

penanggula-

ngan secara

varietas

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penanggul-

angan

secara

varietas

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika jarang

dilakukan

penanggula-

ngan secara

varietas

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang menye-

rang.

Jika tidak

dilaku-kan

penangan-

an

varietas,

sementara

terdapat

gangguan

hama dan

penyakit

pada

koloni

lebah.

Penang-

gulangan

secara

biologi

Jika

dilakukan

penanggula-

ngan secara

biologi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penanggula-

ngan secara

biologi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika jarang

dilakukan

penang-

gulangan

secara

biologi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika tidak

dilakukan

penangan-

an biologi,

sementara

terdapat

gangguan

hama dan

penyakit

pada

koloni

lebah.

90

Lanjutan tabel 21

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup Baik Kurang

Baik

Buruk

Penang-

gulangan

secara

eradikasi

Jika

dilakukan

penang-

gulangan

secara

eradikasi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang

secara

intensif.

Jika

dilakukan

penanggul-

angan

secara

eradikasi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika jarang

dilakukan

penang-

gulangan

secara

eradikasi

sesuai

dengan

hama dan

penyakit

yang

menyerang.

Jika tidak

dilakukan

penanganan

eradikasi,

sementara

terdapat

gangguan

hama dan

penyakit

pada koloni

lebah.

Jadwal

pemerik-

saan

koloni

Jika

dilakukan

pemeriksa-

an koloni

secara

teratur

setiap hari.

Jika

dilakukan

pemeriksa-

an koloni

secara

teratur.

Jika jarang

dilakukan

pemerik-

saan

koloni.

Jika tidak

dilakukan

pemerik-

saan

koloni.

Jenis hama yang menyerang lebah madu yang ditangkarkan di Desa Buana

Sakti adalah jenis serangga dan hewan lainnya seperti kecoak, kupu-kupu,

angrang, semut, semut madu, laba-laba, capung, ason-ason (predator),

serigala lebah, cicak, dan burung elang. Sedangkan untuk penyakit,

sampai saat ini belum ada penyakit yang menyerang lebah madu yang

ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.

Penangkaran di Desa Buana Sakti belum banyak dilakukan pengendalian

hama dan penyakit terhadap lebah madu yang ditangkarkan. Cara yang

telah dilakukan oleh petani lebah adalah pengendalian hama secara

mekanis dan kimiawi. Pengendalian hama secara mekanis dilakukan

terhadap hama kecoak, cicak, ason-ason, laba-laba, kupu-kupu.

91

Pengendalian secara kimiawi dilakukan pada hama semut dan semut madu

karena populasinya yang banyak. Pengendalian secara kimiawi ini dengan

menggunakan cairan emulsi berupa oli yang diresapkan dengan kain dan

kain tersebut diikatkan pada penyangga stup.

Namun, pengendalian ini tidak berjalan secara efektif karena petani lebah

tidak setiap hari memeriksa koloni lebah madu melainkan dalam beberapa

jangka waktu tertentu, misalnya sebulan dua kali atau sebulan tiga kali

pemeriksaan. Adanya hama yang menyerang koloni lebah madu yang

ditangkarkan tidak terawasi dengan baik dan menyebabkan koloni lebah

madu yang tidak dapat bertahan melakukan hijrah dan membuat sarang

baru di tempat yang lain. Sehingga penilaian dalam penanggulangan hama

lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa

Buana Sakti disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Nilai penanggulangan hama lebah madu dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Pemeriksaan koloni √ 3

Penanggulangan

secara sanitasi

√ 1

Penanggulangan

secara mekanis

√ 3

Penanggulangan

secara kimiawi

√ 3

Penanggulangan

secara varietas

-

Penanggulangan

secara biologi

√ 1

Penanggulangan

secara eradikasi

-

Jadwal

pemeriksaan koloni

√ 1

Total 12

92

C. Teknologi Pengembangan Penangkaran

1. Pembentukan calon ratu

Dalam pengembangbiakan ratu lebah madu secara alami terdapat

perbedaan perlakuan yang dikerjakan oleh lebah pekerja rumah tangga

terhadap larva calon lebah pekerja dan calon ratu lebah. Larva calon lebah

pekerja hanya memperoleh makanan berupa susu ratu (royal jelly) selama

3 hari, tetapi untuk larva calon ratu lebah tetap diberikan sampai menetas.

Dalam usaha penangkaran ratu lebah dan diketahui bahwa ada larva calon

ratu lebah madu, maka mulai usia 3 hari harus dipindahkan pada stup

kosong yang berisi koloni lebah madu yang kuat dan ratu lebah dari koloni

tersebut ditempatkan secara terpisah. Dengan demikian, koloni yang kuat

itu pasti akan mampu menyediakan susu ratu untuk calon ratu lebah madu

yang akan lahir. Usaha pengembangbiakan ratu lebah madu harus

dilakukan pada saat musim nektar dan tepung sari, agar persediaan

makanan untuk calon ratu tersedia dalam jumlah yang cukup.

Setelah itu, ratu lebah madu hasil seleksi ditempatkan dalam peti

pemeraman yang masih kosong dan meletakkan sisiran kosong tanpa

dinding kasa pada landasan. Sisiran kosong tersebut harus berada di

antara sisiran yang sudah memiliki ratu lebah dan dibiarkan dalam stup

sampai terlihat pengisian telur di tempat sisiran yang kosong.

Kemudian dilakukan pemindahan sisiran yang berisi larva lebah perkerja

ke peti lebah madu yang ada koloninya tetapi tidak memiliki ratu lebah

sehingga lebah pekerja akan membentuk sel-sel calon ratu lebah. Pada

93

saat lebah pekerja membuat sel-sel calon ratu lebah tersebut dicangkokkan

sel calon ratu lebah yang sesungguhnya. Selama proses perkembangan,

koloni lebah madu itu harus diber makanan stimulasi.

Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan oleh

Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera, dalam pembentukan calon ratu

lebah terjadi secara alami tanpa campur tangan dari petani lebah. Hal ini

terjadi karena bagi para petani lebah, pembentukan calon ratu lebah sangat

rumit sehingga tidak dilakukan. Walaupun pembentukan lebah ratu terjadi

secara alami, penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. memiliki

keberhasilan yang baik karena tidak pernah terjadi kegagalan dalam

pembentukan calon ratu lebah. Namun dari segi waktu, proses

pembentukan calon ratu lebah secara alami lebih lama dibandingkan

dengan cara pencangkokan. Sehingga berpengaruh terhadap jumlah calon

ratu lebah yang dihasilkan pada setiap satuan waktunya.

2. Cara pemecahan atau pengembangan koloni lebah madu

Populasi koloni lebah madu yang sehat dan produktif serta didukung oleh

ketersediaan pakan yang cukup banyak akan berkembang dengan cukup

cepat. Pemecahan koloni dengan cara membagi setiap satu koloni besar

dan padat (7-8 sisiran) menjadi dua koloni yang baru untuk mengantisipasi

perkembangan populasi tersebut. Satu bagian koloni tetap dengan ratu

yang lama dan satu bagian pecahannya diberikan ratu baru yang

sebelumnya telah dipersiapkan melalui program budidaya lebah ratu.

94

Pemecahan koloni ini sebagai salah satu cara untuk memperbanyak jumlah

koloni lebah dalam waktu yang relatif singkat.

Koloni lebah dapat dikatakan sudah cukup kuat bila telah memiliki

minimal 7-8 sisiran sarang yang aktif dan setiap sisiran sarang penuh

dengan lebah-lebah pekerja. Setiap sel-sel sarang juga diisi oleh anakan

(telur, larva dan pupa), makanan (madu dan pollen), serta calon ratu yang

produktif.

Pengembangan koloni lebah madu yang dilakukan dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti dilakukan jika sudah

ada calon ratu lebah yang baru. Dalam satu stup terdapat tujuh buah

sisiran, untuk pengembangan koloni diambil tiga buat sisiran dan

dimasukkan ke dalam stup yang baru. Kemudian stup yang pertama

ditambahkan tiga buah sisiran yang baru (kosong) dan stup yang kedua

ditambahkan empat buah sisiran yang baru serta diberikan ratu lebah yang

baru. Selain itu, setelah pemindahan sebagian koloni ini, stup yang kedua

diletakkan pada suatu tempat yang jaraknya sekita 25 meter dari stup yang

pertama. Hal ini dilakukan agar sebagian koloni yang dipindahkan tidak

kembali kepada koloni awal.

3. Penggabungan koloni lebah madu Apis cerana Fabr.

Penggabungan dapat dilakukan antara koloni lebah yang lemah dan atau

tidak mempunyai ratu dengan koloni lebah yang lain yang mempunyai

ratu. Penggabungan dapat juga dilakukan bila kita menginginkan keluarga

95

lebah yang cukup kuat dengan jumlah lebah pekerja yang banyak. Cara ini

terutama dilakukan bila menghadapi musim panen madu.

Penggabungan koloni lebah agar dapat mempertahankan keberadaan dan

keselamatan koloni sebaiknya dilakukan pada saat cuaca tidak baik

(banyak hujan) dan pada waktu sore hari setelah anggota koloni lebah

berkumpul semua di dalam sarang. Cara penggabungan tersebut sebagai

berikut (Apiari Pramuka, 2010):

1) Salah satu dari koloni yang akan digabung dipilihkan dari koloni yang

cukup kuat dengan kualitas ratu yang masih baik. Ratu yang kurang

baik dari koloni yang lemah harus disingkirkan,

2) Tutup stup dari koloni lebah yang kuat dibuka dan diganti dengan

selembar kertas koran yang sebelumnya telah dibuat lubang-lubang

kecil,

3) Koloni lebah yang akan digabung (tanpa ratu) kemudian diletakkan di

sebelah kertas koran pada koloni lebah yang akan digabung. Dalam

waktu 24 jam kedua koloni lebah tersebut bersatu yang ditandai

dengan semakin besarnya lubang pada koran penutup.

Penggabungan koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.

yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih jarang

dilakukan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya keberanian dari petani

lebah. Sehingga koloni lebah biasanya sudah berhijrah sebelum dilakukan

penggabungan koloni.

96

4. Perkawinan ratu lebah Apis cerana Fabr.

Proses perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu lebah terbang

keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya.

Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan

sperma akan disimpan dalam kantung sperma yang terdapat pada ratu

lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja

menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

Ratu lebah melakukan perkawinannya di udara bebas, di luar sarang.

Sebelumnya diyakini bahwa ratu kawin dengan hanya seekor jantan, tetapi

ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa ratu kawin dengan beberapa

jantan (± 8 ekor) selama satu terbang perkawinan. Ratu yang menyimpan

± 5 juta spermatozoa tidak lagi meninggalkan sarang untuk terbang

perkawinan tambahan. Lebah ratu akan menyimpan ± 3,5 juta

spermatozoa dari hasil perkawinannya yang pertama (Apiari Pramuka,

2010).

Dalam perkawinan lebah madu, ada dua peristiwa yang sangat

menentukan atau sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan perkembangan

koloni, yaitu inbreeding dan out-breeding. Inbreeding adalah pembiakan

atau perkawinan ternak yang induknya mempunyai hubungan keturunan

yang dekat. Namun, inbreeding mempunyai pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan, penurunan produksi dan efisiensi reproduksi, serta lebih

mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan yang jelek sehingga tingkat

97

kematian anak lebih tinggi dibandingkan tidak inbreeding pada situasi dan

kondisi yang sama (Apiari Pramuka, 2010).

Out-breeding merupakan kebalikan dari inbreeding, yaitu perkawinan

ternak yang hubungan kekeluargaanya jauh atau kedua induk tidak

mempunyai hubungan leluhur paling sedikit empat generasi. Out-

breeding sampai saat ini tetap memegang peranan penting dalam

perbaikan mutu ternak. Perkawinan cara ini merupakan yang terbaik

dilakukan sehingga harus selalu diusahakan di peternakan lebah (Apiari

Pramuka, 2010).

Perkawinan lebah madu pada penangkaran Apis cerana Fabr. di Desa

Buana Sakti terjadi secara alami. Menurut petani lebah, lebah pejantan

yang dapat mengejar ratu lebah adalah lebah pejantan yang dapat

mengawini ratu lebah dan setelah perkawinan lebah pejantan akan mati.

Perkawinan lebah madu Apis cerana Fabr. yang terdapat pada

penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti terjadi secara in breeding

karena ratu lebah melakukan perkawinan dengan lebah jantan yang masih

memiliki hubungan keturunan yang dekat. Sehingga keturunan atau

anakan lebah yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih rendah

dibandingkan dengan sistem perkawinan secara out-breeding.

Parameter penilaian teknik penangkaran dalam penangkaran lebah madu

Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 23.

98

Tabel 23. Parameter penilaian teknik penangkaran dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Pemben-

tukan

calon ratu

Jika

pembentukan

calon ratu

lebah berhasil

dan

dihasilkan

dalam jangka

waktu yang

cepat

menghasilkan

jumlah calon

ratu lebah

yang banyak.

Jika

pembentu-

kan calon

ratu lebah

berhasil

dan

dihasilkan

dalam

jangka

waktu ± 9

hari.

Jika

pembentu-

kan calon

ratu lebah

berhasil

namun

dalam

jumlah

yang

sedikit.

Jika

tidak

dilaku-

kan

kegiatan

pemben-

tukan

calon

ratu.

Murtidjo

(2010).

Pemecah-

an atau

pengem-

bangan

koloni

Jika

dilakukan

kegiatan

pemecahan

atau pengem-

bangan koloni

secara

intensif.

Jika

dilakukan

kegiatan

pemecah-

an atau

pengem-

bangan

koloni.

Jika jarang

dilakukan

kegiatan

pemecah-

an atau

pengem-

bangan

koloni.

Jika tidak

dilakukan

kegiatan

pemeca-

han atau

pengem-

bangan

koloni.

Pusat

Perlebah-

an Apiari

Pramuka

(2010).

Pengga-

bungan

koloni

Jika

dilakukan

kegiatan

penggabu-

ngan koloni

secara

intensif.

Jika

dilakukan

kegiatan

pengga-

bungan

koloni.

Jika jarang

dilakukan

kegiatan

pengga-

bungan

koloni.

Jika tidak

dilakukan

kegiatan

pengga-

bungan

koloni.

Pusat

Perlebah-

an Apiari

Pramuka

(2010).

Perkawin-

an ratu

Jika

kegiatan

perkawinan

ratu terjadi

dalam

waktu yang

cepat dan

dilakukan

perkawinan

out-

breeding.

Jika

dilakukan

kegiatan

perkawinan

ratu dalam

waktu yang

sedang dan

dilakukan

perkawinan

out-

breeding

Jika

perkawin-

an ratu

lebah

hanya

dilakukan

secara

inbreeding

Jika

tidak

dilaku-

kan

kegiatan

perka-

winan

ratu

lebah.

Pusat

Perlebah-

an Apiari

Pramuka

(2010)

dan Tim

Karya

Tani

Mandiri

(2010).

99

Penilaian untuk teknik penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang

dilakukan di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Nilai teknik penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr.

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Pembentukan calon

ratu

√ 3

Pemecahan atau

pengembangan

koloni

√ 3

Penggabungan

koloni

√ 2

Perkawinan ratu √ 2

Total 10

D. Hasil Penangkaran Apis cerana Fabr.

Data Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) 2005 dalam Tim Karya Tani

Mandiri (2010) menyebutkan, lingkungan pertanian dan hutan Indonesia

seluas 19,2 juta hektar bila dioptimalkan, setahun Indonesia bisa

menghasilkan minimal 200 ribu ton madu dari berbagai bunga, dari pertanian

maupun hutan. Namun telah diketahui sebelumnya bahwa penangkaran lebah

madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan di Desa Buana Sakti tujuan hasil

utamanya bukan hasil berupa madu melainkan anakan atau benih lebah madu

Apis cerana Fabr.

Menurut R. Saepudin, dkk (2012), sangat dianjurkan untuk menempatkan 100

koloni per hektar dan diletakkan secara menyebar. Produktivitas lebah sangat

tergantung dari perkembangan populasinya dan kondisi populasi sangat

100

dipengaruhi oleh ketersedian nektar dan pollen secara alami maka pengelolaan

lebah perlu didisain dalam kawasan yang lebih komprehensif.

Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan oleh Kelompok Tani

Karya Tani Sejahtera masih sangat terbatas untuk pengembangan jumlah

koloninya. Sehingga untuk mengukur tingkat keberhasilan dari jumlah

koloninya, dapat dilihat dari persentase antara jumlah stup yang tersedia dengan

jumlah stup yang berisi koloni lebah.

Parameter penilaian evaluasi hasil penangkaran dalam penangkaran lebah

madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Parameter penilaian evaluasi hasil penangkaran dalam penangkaran

lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Sumber

Baik Cukup

Baik

Kurang Baik Buruk

Jumlah

koloni

per

hektar

Jika

jumlah

koloni

mencapai

100%.

Jika

jumlah

koloni

51%

hingga

75%.

Jika jumlah

koloni

mencapai

26% hingga

50%.

Jika

jumlah

koloni

< 25%

Analisis

primer.

Berdasarkan hasil kuesioner, luas Dusun Sidomukti adalah 146 Ha. Petani lebah

madu terletak menyebar di dalam Dusun Sidomukti, sehingga persebaran koloni

lebah Apis cerana Fabr. yang ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani

Sejahtera terletak secara menyebar.

Jumlah keseluruhan stup dan gelodok yang dimiliki oleh petani lebah madu

Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera adalah 235 buah. Jumlah stup dan gelodok

yang berisi koloni berjumlah 150 buah. Sehingga penilaian hasil koloni dalam

101

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan

pada Tabel 26.

Tabel 26. Nilai hasil koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.

Variabel Kategori Nilai

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Jumlah koloni per

hektar

√ 3

Total 3

E. Evaluasi Manajemen Penangkaran Lebah Madu Apis cerana Fabr.

Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat diketahui bagaimana manajemen

penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti. Selain

mengetahui manajemen penangkaran yang diterapakan, penelitian ini juga

bertujuan untuk mengevaluasi manajemen penangkaran lebah madu Apis

cerana Fabr. yang diterapkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.

Sehingga untuk mempermudah evaluasi manajemen penilaian penangkaran

lebah madu secara keseluruhan disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Nilai manajemen penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.

Aspek

Manaje-

men

Jumlah

Para-

meter

Skor Kategori Nilai Kategori

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Persyara

tan

teknis

21 69-84 53-68 37-52 21-36 63 Cukup

Baik

Tempat

pemeliha

raan

3 10,8-12 8,2-10,7 5,6-8,1 3-5,5 9 Cukup

Baik

Kondisi

koloni

2 6,8-8 5,2-6,7 3,6-5,1 2-3,5 6 Cukup

Baik

Lokasi

penang-

karan

6 19,8-24 15,2-19,7 10,6-15,1 6-10,5 24 Baik

102

Lanjutan tabel 27

Aspek

Manaje

-men

Jumlah

Para-

meter

Skor Kategori Nilai Kategori

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Buruk

Peralatan

/ perleng-

kapan

10 33,8-40 26,2-33,7 17,6-25,1 10-17,5 24 Cukup

Baik

Pelaksa-

naan

16 51-60 39-50 27-38 15-26 34 Kurang

Baik

Produksi,

umur,

hijrah,

agresivit-

as

4 14-16 11-13 8-10 4-7 10 Kurang

Baik

Seleksi

koloni

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 1 Buruk

Cara

memper-

oleh bibit

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 3 Cukup

Baik

Pengen-

dalian

masa

paceklik

2 6,8-8 5,2-6,7 3,6-5,1 2-3,5 2 Buruk

Pemanen

an madu

2 6,8-8 5,2-6,7 3,6-5,1 2-3,5 6 Cukup

Baik

Pencega-

han

hama/pe-

nyakit

6 19,8-24 15,2-19,7 10,6-15,1 6-10,5 12 Kurang

Baik

Teknolo-

gi

pengem-

bangan

4 14-16 11-13 8-10 4-7 10 Kurang

Baik

Pemben-

tukan

calon

ratu

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 3 Cukup

Baik

Pemecah

an koloni

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 3 Cukup

Baik

Pengga-

bungan

koloni

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 2 Kurang

Baik

Perkawi-

nan ratu

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 2 Kurang

Baik

Hasil

koloni

1 3,25-4 2,5-3,24 1,75-2,49 1-1,74 3 Cukup

Baik

Keselu-

ruhan

manaje-

man

41 134-164 103-133 72-102 41-71 110 Cukup

Baik

103

Berdasarkan tabel di atas, aspek perencanaan persyaratan teknis dan hasil

penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana

Sakti berkategori cukup baik sehingga memenuhi persyaratan untuk

melaksanakan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Sedangkan pada

aspek pelaksanaan penangkaran dan tenik penangkaran berkategori kurang

baik sehingga perlu ditingkatkan manajemen dari aspek-aspek tersebut.

Secara keseluruhan aspek manajemen penangkaran, penangkaran lebah madu

Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti memiliki tingkat manajemen yang

sudah cukup baik. Penangkaran ini masih kurang baik dalam aspek

pelaksanaan dan teknologi pengembangan penangkaran karena keterbatasan

dari penangkaran tersebut untuk melakukan pengembangan penangkaran serta

masih terbatasnya kemampuan dari petani lebah madu. Sehingga untuk

meningkatkan hasil dari penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang

dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera adalah meningkatkan

pengelolaan penangkaran dalam pelaksanaan dan teknologi pengembangan

penangkaran.