isolasi minyak kemiri
TRANSCRIPT
ISOLASI MINYAK KEMIRI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui [rpses ekatraksi suatu zat dari bahan
yang terdapat dialam.
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
1. Alat ekstraksi dan destilasi
2. Labu leher 2
3. Termometer
4. Gelas Kimia
Bahan yang digunakan :
1. Kemiri
2. Etanol
III. DASAR TEORI
Minyak kemiri dapat dipisahkan dari ampas bijinya secara kimia
(ekstraksi-destilasi) dan secara fisika (pengepresan).
Secara kimia :
Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bahan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
- Ekstraksi padat-cair
Merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan
inert kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
SATUAN PROSES 1
bersifat fisik karenakomponen terlarut kemudian
dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dilakukan
jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila
padatan hanya sdikit larut dalam pelarut. Namun sering
juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya.
Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan percobaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan dalam pemyulingan campuran zat
dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan kembali dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan
massa.
Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan
komponen yang ditunjukkan untuk memisahkan pelarut dan
komponen pelarutnya. Hasil destilasi disebut destilat dan
sisanya disebut residu. Prosedestilasi dapat dibagi menjadi
bebarapa jenis :
a. Destilasi bertingkat
Teknik atau pemisahan campuran berupacairan yang
bertujuan untuk memproses lebih dari satu jenis komponen.
b. Destilasi fraksional
Teknik pemisahan campuran berupa cairan heterogen yang
bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi / komponen yang
terdapat didalam cairan tersebut.
SATUAN PROSES 2
c. Destilasi vakum
Destilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada tekanan
rendah. Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan.
Secara Fisika : Pengepresan Minyak kemiri
Komposisi kimia biji dan miyak kemiri
Biji kemiri
Setiap 100 gr daging biji kemiri mengandung 636 kal
- 19 gr protein
- 63 gr lemak
- 8 gr karbohidrat
- 80 mg kalsium
- 200 mg fosfor
- 2 mg besi
- 0,06 mg vitamin B
- 7 gr air
Minyak kemiri
Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 % dan
kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 %.
SATUAN PROSES 3
Komposisi kimia minyak kemiri
Sifat fisik dan kimia
Karakteristik Nilai
Bilangan Penyabunan 188-202
Bilangan Asam 6,3-8
Bilangan Iod 136-167
Bilangan Thiocynogen 97-107
Bilangan Hidroksil Tidak ada
SATUAN PROSES 4
Asam lemak Jumlah %
Asam lemak jenuh
Asam palmitat 55
Asam stearat 6,7
Asam lemak tak jenuh
Asam oleat 10,5
Asam linoleat 48,5
Asam linilenat 28,5
Bilangan reichert meisst 0,1-0,8
Bilangan polenske Tidak ada
Indeks bias pada 25 C 1,473-1,479
Komponen tidak tersabunkan 0,3-1%
Bobot jenis pada 15 C 0,924-0,929
Daya guna minyak danbuah kemiri
- Sebagai bumbu masaka
- Sebagai bahan dasar cat dan pembuatan sabun
- Sebagai tinta cetak
- Sebagai minyak rambut
- Sebagai bahan pembatik
- Sebagai penerangan
Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat khusus, dimana minyak ini
mudah mengering bila dibiarkan diudara terbuka. Oleh karena itu
minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam
industri minyak dan vanish.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menimbang 60 gr kemiri yang telah diiris dan dihaluskan.
Kemudian dimasukkan dalam soxlet.
2. Menyiapkan alat ekstraks soxlet dan kemiri yang telah dibungkus
lalu dimasukkan kedalam alat ekstraktor.
3. Pada labu leher 2 dimasukkan alkohol sebanyak 250 ml dan
melakukan ekstraksi selama 3 jam.
4. Ekstrak yang diperoleh kemudian di destilasi, destilat yang
diperoleh ditampung.
5. Residu dikeringkan dalam oven, kemudian dikeringkan pula dalam
desikator yang telah diisi kalium klorida anhidrid.
6. Menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
SATUAN PROSES 5
V. DATA PENGAMATAN
Berat Labu ukur : 172 gram
Berat Labu + Minyak kemiri : 360 gram
Berat Minyak kemiri :188 gram
Warna kemiri sebelum percobaan : kekuningan
Warna kemiri setelah percobaan : putih kekuningan
Berat labu + minyak kemiri setelah destilasi : 220 gram
Berat minyak kemiri setelah destilasi : 47,46 gram
Ekstraksi Minyak Kemiri
Sirkulasi Waktu (menit) Temperatur ( ºC )
1. 13 70
2. 18 70
3. 22 69
4. 25 69
5. 31 69
6. 41 69
7. 47 69
8. 51 69
9. 56 69
10. 60 69
11. 65 69
12. 71 69
13. 76 69
14. 80 69
15. 84 69
16. 88 69
17. 92 69
18. 96 69
19. 100 69
20. 105 69
SATUAN PROSES 6
21. 110 69
22. 117 69
23. 124 69
24. 135 69
25. 153 69
26. 171 69
Data Percobaan
Perlakuan Pengamatan
SATUAN PROSES 7
- Mengambil kemiri dan
menghaluskan kemiri sebanyak 60 gr
- Memasukkan kemiri ke dalam
kertas soxklet dan memadatkannya.
- Memasukkan kemiri ke dalam
tabung alat ekstraksi yang telah
dirangkai dengan labu leher dua yang
berisi etanol dan disambungkan
dengan pendingin. Mengukur suhu
alcohol dengan thermometer (labu
leher dua dicelupkan pada air yang
dipanaskan).
- Proses destilasi dilakukan untuk
memisahkan campuran antara
minyak kemiri dan alcohol. Hasil
tersebut dimasukkan ke dalam labu
leher dua lalu dirangkai alat destilasi
dan tampung hasilnya dengan
menggunakan Erlenmeyer. Pada labu
leher dua dicelupkan ke dalam air
yang dipanaskan, dan mengukur
suhunya.
-
- kemiri harus padat sehingga
dapat terjadi penyaringan yang
baik.
- Alkohol mendidih pada suhu
70-75 ºC dan air mendidih pada
suhu 100 ºC. Kemudian terjadi
sirkulasi antara alcohol dengan
minyak kemiri. Sehingga
minyak kemiri menetes ke dalam
alcohol.
- Terjadi pendidihan pada
alcohol dengan suhu 70-75 ºC,
kemudian setetes demi setetes
alcohol mulai menetes pada
Erlenmeyer dan Erlenmeyer
yang didapat setelah penguapan.
VI. PERHITUNGAN
SATUAN PROSES 8
1. 𝝆 minyak = mv
= 60 gr
47,46ml
= 1,264 gr/ml
2.Kadar minyak = massa awal kemiri- massa kemiri
= 60-47,46
= 12,54 %
3. Neraca massa total ekstraksi
material balance
input = output
kemiri + etanol = H₂O + residu
60 gr + 197,25 gr = 65 gr + 188 gr
257,25 gr = 253 gr
( tidak balance )
Methanol = 𝝆.v
SATUAN PROSES 9
= 0,78 gr/ml . 250 ml
= 197,25 gr
M H₂O = 𝝆.v
= 1 gr/ml . 65 ml
= 65 gr
4. Neraca massa total destilasi
input = output
residu = etanol + minyak kemiri
188 gr = 132,2 gr + 47,46 gr
188 gr = 179,66 gr
( tidak balance )
SATUAN PROSES 10
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Ekstraksi adalah suatu poses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan dalam
penyulingan campuran zat dididihkan.
Berat minyak kemiri setelah destilasi = 47,46 gr
Volume etanol sebelum percobaan = 250 ml
Volume etanol setelah percobaan = 132,2 ml
Penggunaan etanol pada percobaan ekstraksi dikarenakan banyak
komponen yang bisa larut di dalamnya, dibandingkan dengan air yang ada
beberapa komponen tidak bisa terekstrak.
Syarat pelarut dalam proses ekstraksi, yaitu:
- Beda polaritas antara solvent dan solute kecil
- Titik didih rendah
- Mudah menguap
- Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak atau terbakar
- Inert: Tidak bereaksi dengan solute
- Murah (terutama untuk industri )
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi, yaitu:
- Tipe persiapan sampel
- Waktu ekstraksi
- Tipe dan kuantitas pelarut
- Suhu pelarut
SATUAN PROSES 11
VIII. PERTANYAAN
a) Apa yang dimaksud dengan ekstraksi?
Jawab:
Ekstraksi adalah suatu poses pemisahan dari bahan padat maupun
cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
b) Sebutkan syarat-syarat pelarut dalam proses ekstraksi !
Jawab:
Syarat pelarut dalam proses ekstraksi, yaitu:
- Beda polaritas antara solvent dan solute kecil
- Titik didih rendah
- Mudah menguap
- Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak atau terbakar
- Inert: Tidak bereaksi dengan solute
c) Apakah yang dimaksud dengan lemak?
Jawab:
Lemak adalah ester gliseril yang banyak mengandung komponen asam
jenuh, pada suhu kamar lemak berbentuk padat dan lemak yang berbentuk
cair pada suhu disebut minyak dengan komponen utamanya asam lemak
tak jenuh. Lemak dan minyak dalam keadaan tidak murni, tidak berwarna,
berbau dan berasa.
SATUAN PROSES 12
d) Bagaimana cara mengidentifikasi lemak?
Jawab:
Berdasarkan jenis asam lemak
- Asam lemak jenuh
- Asam lemak tak jenuh
Berdasarkan sifat-sifat lemak
e) Pada reaksi hidrolisis, lemak akan membentuk zat apa?
Jawab: Pada reaksi hidrolisis, lemak akan membentuk asam-asam lemak
gliserol.
f) Apa rumus bangun dari lemak?
Jawab:
Rumus bangun lemak:
H₂C – O – C - R₁
HC – O – C - R₂
H₂C – O – C - R₃
SATUAN PROSES 13
IX. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “ Penuntun Praktikum Satuan Proses “ Politeknik Negeri
Sriwijaya 2012/2013
www.google.com
SATUAN PROSES 14
GAMBAR ALAT
Proses Destilasi
Proses Ekstraksi
SATUAN PROSES 15
SIFAT ASAM BASA SENYAWA ORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa
organik.
2. Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan
aromatik.
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Gelas kimia 3 buah
2. Kaca arloji 1 buah
3. Spatula 1 buah
4. Pengaduk 1 buah
5. Kertas pH 10 buah
6. Tabung reaksi 10 buah
7. Bola karet 1 buah
8. Pipet tetes 1 buah
9. Pipet ukur 1 buah
III. BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. NaOH
2. HCl
3. H2SO4
4. Metanol
IV. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
SATUAN PROSES 16
V. DASAR TEORI
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum H+)
secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kesil dari 7. Asam adalah
suatu zat yang dapat memberi proton kepada zat lain atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam
bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk
garam. Contoh asam adalah asam asetat dan asam sulfat. Asam
umumnya berasa masam, walaupun demikian mencicipi rasa masam
terutama asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air. Garam dalam pelajaran kimia adalah
senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif
(anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Sifat-sifat asam-basa menurut Suante Arrhenius yaitu :
Asam : Rasanya masam, dapat bereaksi dengan kebanyakan
logam
membentuk gas, merubah lakmus dari biru ke merah, menghantarkan
arus listrik, menghasilkan CO2 apabila direaksikan dengan basa
menghasilkan garam air.
Basa : Rasanya alkalis, merubah lakmus dari merah ke biru,
menghantarkan arus listrik, bereaksi dengan basa menghasilkan garam
dan air.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut :
Rasa : Masam ketika dilarutkan dalam air
Sentuhan : Asam terasa menyangat bila disentuh,
terutama bila asamnya kuat
Kereaktifan : Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan
logam
SATUAN PROSES 17
Hantaran Listrik : Asam, walaupun tidak selalu ionik,
merupakan elaktrolit
Mempunya rasa pahit dan merusak kulit. Terasa licin bila terkena
kulit
Dapat merubah kertas lakmus dari merah menjadi biru
SIFAT KIMIA
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu
kesetimbangan reaksi berada jauh dikanan, terdapat banyak H2O,
hampir seluruh asam terurai). Misalnya nilai Ka untuk asam asetat
adalah 1,8 x 10-5. Asam kuat mencakup asam halida –HCl, HBr, dan
HI. (Tetapi asam fluorida, HF, Relatif lemah). Asam-asam osko, yang
umumnya mengandung atom pusat berbilangan oksidasi tinggi yang
dikelilingi oksigen, juga cukup kuat, mencakup HNO3, H2SO4, dan
HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Larutan
asam dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.
REAKSI ASAM
1. Reaksi asam dengan logam
Asam dapat bereaksi dengan logam menghasilkan zat lain dan
menghasilkan gas hidrogen. Contohnya adalah reaksi antara asam
sulfat dengan logam magnesium.
2. Reaksi asam dengan senyawa karbonat
Asam dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat
lain, gas CO2, dan air. Sebagai contoh, reaksi antara kalsium
karbonat dengan larutan HCl. Pada reaksi ini terbentuklah kalsium
klorida.
3. Reaksi asam dengan oksida logam
Asam dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain
dan air. Sebagai contoh reaksi antara asam sulfat dengan tembaga
oksida.
SATUAN PROSES 18
Tabel 1. Beberapa asam dan sumbernya
Nama Asam Sumber Nama Asam Sumber
Asam nitrat Jeruk Asam oksalat Belimbing
Asam tartat Anggur Asam tanat Kopi
Asam askorbat Tomat Asam klorida Lambung
Asam malat Apel Asam Askorbat Minuman Soda
Asam butirat Margarine Asam laktat Susu
Tabel 2. Beberapa senyawa basa
Basa Kuat Basa Lemah
Kalium hidroksida Amonium hidroksida
Natrium hidroksida Litium hidroksida
Barium hidroksida Berilium hidroksida
Kalsium hidroksida Aluminium hidroksida
Magnesium hidroksida
SATUAN PROSES 19
VI. LANGKAH KERJA
1. Pengecekan pH
Menyiapkan zat-zat yang akan diperlukan, beserta alat yang
digunakan.
Mengambil sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai
dengan jumlah bahan yang diperlukan.
Menetesi masing-masing bahan.
memeriksa dan mencatat hasilnnya.
Mengulangi sekali lagi.
2. Tes Kelarutan
Menyiapkan 2 ml minyak goreng kedalam dua tabung reaksi.
Menambahkan senyawa-senyawa yang akan dites kelarutnnya.
Memeriksa dan mencatat hasilnya.
VII. DATA PENGAMATAN
Pengecekan pH
No Senyawa organik pH
1 M 0,1 M
1 HCl 0 1
2 NaOH 13 12
3 H2SO4 0 1
4 Metanol 6 7
Tes Kelarutan
No Minyak + Senyawa
Organik
Kelaruan
1 M 0,1 M
1 HCl Tidak larut Tidak larut
2 NaOH Larut Tidak larut
SATUAN PROSES 20
3 H2SO4 Tidak larut Tidak larut
4 Metanol Tidak larut Tidak larut
VIII. PERHITUNGAN
HCl 50 ml
M1 =% ..1000BM
=0,37 .1,19
grl
.1000
36,5 gr /mol
= 12,063 M
V1M1 = V2M2
V1 . 12,063 M = 50 ml . 1 M
V1 = 4,145 ml
V1M1 = V2M2
50 ml . 0,1 M = V2 . 1 M
V2 = 5 ml
H2SO4
M1 =% ..1000BM
=0,97 .1,84
grl
.1000
98,08gr /mol
= 18,19 M
V1M1 = V2M2
V1 . 18,19 M = 50 ml . 1 M
SATUAN PROSES 21
V1 = 2,75 ml
V1M1 = V2M2
50 ml . 0,1 M = V2 . 1 M
V2 = 5 ml
Metanol
M1 =% ..1000BM
=0,95 .0,79
grl
.1000
32 gr /mol
= 23,45 M
V1M1 = V2M2
V1 . 23,45 M = 50 ml . 1 M
V1 = 2,132 ml
V1M1 = V2M2
50 ml . 0,1 M = V2 . 1 M
V2 = 5 ml
NaOH
G = M . V . BM
= 1 M . 0,05 l . 40 gr/mol
= 2 gram
V1M1 = V2M2
1 M . V1 = 50 ml . 0,1 M
V1 = 5 ml
SATUAN PROSES 22
IX. ANALISA DATA
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan ini, didapat hasil
senyawa asam dan basa. Penggunaan pH paper universal dilakukan
dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan warna pada pH
paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah
ada. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengenal dan
memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik. Adapun bahan-
bahan yang digunakan diantaranya adalah H2SO4, HCl, Metanol, dan
NaOH.
Dari hasil pengukuran warna pH paper universal diperoleh
data bahwa hanya NaOH yang pHnya > 7, sedangkan HCl, H2SO4, dan
metanol pHnya < 7. Jadi NaOH merupakan senyawa organik yang
termasuk basa lemah, sedangkan HCl, H2SO4, dan metanol merupakan
senyawa organik asam. Untuk HCl dan H2SO4 tergolong kedalam asam
kuat dan metanol tergolong kedalam asam lemah.
Kemudian percobaan kedua yaitu dilakukan pengujian
kelarutan. Senyawa-senyawa organik yang telah dipakai pada
percobaan pertama akan direaksikan dengan minyak goreng. Setelah
dilakukan pengujian ternyata semua senyawa tidak dapat larut dalam
minyak goreng kecuali larutan NaOH yang dibuat 50 ml dengan
konsentrasi 1 M.
SATUAN PROSES 23
X. KESIMPULAN
Asam merupakan senyawa yang bila dilarutkan dalam air
mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen
Senyawa yang mempunyai pH < 7 termasuk asam
Senyawa yang mempunyai pH > 7 termasuk basa
Senyawa yang mempunyai pH = 7 termasuk netral
NaOH termasuk basa karena pHnya diatas 7 dan larut dalam
minyak goreng pada konsntrasi 1 M
sedangkan HCl, H2SO4, dan metanol termasuk asam karena pHnya
dibawah 7 dan ketiganya tidak larut dalam minyak goreng
SATUAN PROSES 24
XI. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “Penuntun Praktikum Satuan Proses”. POLSRI. 2012
www.google.com
SATUAN PROSES 25
GAMBAR ALAT
GELAS KIMIA BOLA KARET
BOTOL AQUADEST PIPET UKUR
SATUAN PROSES 26
IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN
SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH
I. TUJUAN
Mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon alifatis dan aromatis.
Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
Tabung reaksi 8 buah
Gelas kimia 1 buah
Pipet ukur 1 buah
Gelas ukur 1 buah
Bola karet 1 buah
Botol Aquadest 1 buah
III. BAHAN YANG DIGUNAKAN
Benzena (C6H6)
Asam sulfat
Paraffin cair
Asam nitrat
Minyak kelapa
Ethanol (C2H5OH)
Aquadest
SATUAN PROSES 27
IV. DASAR TEORI
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling
sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meski
secara biologis persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting,
tetapi persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai
turunan dari hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persewaan
induk). Keluarga Hidrokarbon dapat digambar dalam diagram yang
dilukiskan pada gambar berikut :
Hidrokarbon
Hidrokarbon Alifatik Hidrokarbon Aromatik
Alkana Benzena
Alkena
Alkuna
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non pokar, sehingga
ikatan antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat
molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat non polar ini, hidrokarbon
akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbon
tetraclorida (CCl3), chloroform (CHCl3), benzena (C6H6) dan eter (R-O-
R). Selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai
karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon
alifatik.
SATUAN PROSES 28
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu
atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon
(lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu
dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon:
C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
Senyawa ini merupakan senyawa karbon paling sederhana yang terdiri dari
atom karbon (C) dan hidrogen (H).Sifat senyawa-senyawa hidrokarbon
ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.
1. Berdasarkan bentuk rantai karbon,hidrokarbon digolongkan
menjadi tiga,yakni:Berdasarkan jenis ikatan antar atom
A.hidrokarbon jenuh
B.hidrokarbon tak jenuh
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon
dibedakan menjadi :
1) Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua
berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana.
2) Hidrokarbon tak jenuh, hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan
rangkap dua atau rangkap tiga.
Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena dan
hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna
1) Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Alkana juga disebut parafin yang berarti mempunyai daya alinitas kecil (sukar
bereaksi).
o Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 ; n = jumlah atom C
Sifat-sifat Alkana
SATUAN PROSES 29
1. merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air 2. makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin
tinggi 3. pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H
36 berwujud cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat 4. mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br
2 atau I 2 ) 5. dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)
Isomer Alkana
Alkana yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus struktur beda
CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer
alkana jumlah isomer
C 4 H 10 2
C 5 H 12 3
C 6 H 14 5
C 7 H 16 9
C 8 H 18 28
C 9 H 20 35
C 10 H 22 75
Sumber dan Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana, sebagai :
· Bahan bakar
· Pelarut
· Sumber hidrogen
SATUAN PROSES 30
· Pelumas
· Bahan baku untuk senyawa organik lain
· Bahan baku industri
2) Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan rangkap dua
( C=C ) pada rantai karbonnya. Sehingga alkena yang paling sederhana
mempunyai 2 atom C. Alkena disebuut juga olefin dari kata olefiant gas (gas yang
membentuk minyak).
o Rumus umum alkena yaitu : C n H 2n ; n = jumlah atom C
Tata Nama Alkena
1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena .
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil).
5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.
Sumber dan Kegunaan Alkena
Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan
katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri
plastik, karet sintetik, dan alkohol.
3) Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatis tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap
tiga ( – C C – ) pada rantai karbonnya. Dibandingkan dengan alkana dan alkena
yang ssuai, alkuna mempunyai lebih jumlah atom (H) yang lebih sedikit.
SATUAN PROSES 31
o Rumus umum alkuna yaitu : C n H 2n-2 ; n = jumlah atom C
Tata Nama Alkuna
o Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una .
o Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.
Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena),
C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
V. LANGKAH KERJA
a. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)
1. Memasukkan 1 ml asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1 ml alkana (paraffin cair)
3. Mengocok hingga berubah warna dan mengamatinya
4. Mengulangi percobaan sekali lagi
b. Hidrokarbon Alimatis (Benzena)
1. Menyediakan 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan 1 ml
aquadest
2. Menambahkan 1 ml etanol pada tia-tiap tabung kemudian menetesinya dengan
Benzena pada masing-masing tabung sebanyak 1 ml secara perlahan lahan
3. Mengamati perubahan yang terjadi
4. Mengulangi percobaan sekali lagi
SATUAN PROSES 32
c. Sifat Benzena sebagai Pelarut
1. Menyediakan 4 tabung reaksi, dua tabung masing-masing diisi dengan 1 ml
aquadest dan dua tabung yang lain diisi dengan 1ml benzena
2. Menambahkan parafin dan minyak sebanyak masing-masing 1 ml pada tabung
1 dan 2 yang berisi aquadest
3. Mengulangi perlakuan diatas terhadap tabung 3 dan 4 yang berisi benzena
4. Mengamati perubahan yang terjadi
5. Mengulangi percobaan sekali lagi
d. Nutrisi Benzena
1. Menyediakan 1 tabung reaksi, kemudian mengisinya dengan 1 ml asam sulfat
pekat
2. Kemudian menambahkan 3 ml asam nitrat pekat secara perlahan-lahan.
3. Menetesi 1 ml benzena dan mengamati perubahan yang terjadi
4. Menambahkan 25 ml aquadest secara perlahan-lahan, mengamati perubahan
yang terjadi
5. Mengulangi percobaan sekali lagi.
SATUAN PROSES 33
VI. DATA PENGAMATAN
Setelah melaksanakan percobaan diperoleh data sebangai berikut :
Identifikasi SampelPenambahan
PereaksiPengamatan
Hidrokarbon Alifatis
(Alkana)Paraffin Cair
1 ml H2SO4 + 1 ml
Parafin cair
Paraffin tidak larut dalam H2SO4,
terbentuk 2 lapisan pada larutan
tersebut dengan lapisan Paraffin di
atas dan H2SO4 dibawah serta
berwarna kekuningan.
. Hidrokarbon Alifatis
(Benzena)Benzena
1 ml Aquadest + 1
ml Etanol + 1 ml
Benzena ke dalam
tabung dengan
perlahan.
Larut, berbau dan berwarna kuning
bening
. Sifat Benzena sebagai
pelarut
Aquadest
Benzena
Aquadest+parafin
Aquadest+minyak
Benzena+paraffin
Benzena+minyak
T Tidak larut, terdapat dua lapisan
berwarna bening dan kuning dan
tidak berbau
T Tidak larut, terdapat dua lapisan
berwarna bening dan kuning dan
tidak berbau
T Tidak larut, berwarna bening dan
tidak berbau
T Tidak larut, berwarna kuning keruh
dan tidak berbau
SATUAN PROSES 34
Nitrasi Benzena HNO3 pekat
1 ml H2SO4 pekat +
3 ml HNO3 pekat
(secara perlahan) +
1 ml Benzena + 25
ml aquadest secara
perlahan-lahan.
Pada saat penambahan H2SO4 +
HNO3 + C6H6 terbentuk 3 lapisan tak
tercampur dengan Benzena pada
lapisan atas, Asam Nitrat lapisan
kedua dan Asam Sulfat pada lapisan
ketiga.Tetapi setelah ditambahkan
aquadest ketiga lapisan tidak
tercampur itu menjadi larutan yang
terlarut sempurna.
SATUAN PROSES 35
VII. ANALISA DATA
Pada percobaan ini dilakukan identifikasi senyawa hidrokarbon dan
senyawa organik jenuh dan tidak jenuh yang meliputi beberapa percobaan, yaitu:
Identifikasi Hidrokarbon Alifatik (Alkana)
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml asam sulfat pekat
dengan 1 ml paraffin cair. Pada percobaan ini paraffin tidak larut dalam H2SO4,
terbentuk dua lapisan pada larutan tersebut dengan lapisan paraffin di atas dan
H2SO4 di bawah, berwarna kuning dan tidak berbau.
Identifikasi Hidrokarbon Alifatik (Benzena)
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml aquadest dan 1 ml
etanol kemudian direaksikan dengan 1 ml benzena, kemudian didapat larutan
kuning bening yang larut dan berbau.
Identifikasi Sifat Benzena Sebagai Pelarut
1 ml aquadest direaksikan dengan 1 ml paraffin menghasilkan larutan yang
berwarna bening dan kuning tidak larut dan tidak berbau
1 ml aquadest direaksikan dengan 1 ml minyak menghasilkan larutan yang
memiliki dua lapisan yang berwarna bening dan kuning yang tidak larut
dan tidak berbau
1 ml benzena direaksikan dengan 1 ml paraffin menghasilkan larutan yang
tidak larut dan tidak berbau
1 ml benzena direaksikan dengan 1 ml minyak menghasilkan larutan yang
tidak larut dan tidak berbau
Nutrisi Benzena
Pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml asam sulfat pekat
dengan 3 ml asam nitrat kemudian diteteskan 1 ml benzena melalui dinding
tabung reaksi dan diamati perubahannya, lapisan tidak bercampur. Kemudian
ditambahkan 25 ml aquadest menghasilkan larutan yang terlarut sempurna.
SATUAN PROSES 36
VIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa:
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon dan
hidrogen
Hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, yaitu:
Hidrokarbon jenuh
Hidrokarbon tak jenuh
Hidrokarbon berdasarkan bentuk rantai karbonnya, yaitu:
Hidrokarbon alifatik
Hidrokarbon aromatik
Alkana termasuk hidrokarbon jenuh
Alkena termasuk hidrokarbon tak jenuh
Alkuna termasuk hidrokarbon tak jenuh
Benzena sebagai pelarut hanya dapat melarutan senyawa-senyawa polar
Nitrasi Benzena diketahui jika Benzene, Asam Sulfat dan Asam Nitrat
yang masing-masing tidak saling melarutkan, dapat larut pada pelarut
polar (air).
SATUAN PROSES 37
IX. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “ Penuntun Praktikum Satuan Proses” Politeknik Negeri
Sriwijaya 2012/2013 Palembang
www. google.com
SATUAN PROSES 38
GAMBAR ALAT
GELAS KIMIA BOLA KARET
BOTOL AQUADEST PIPET UKUR
SATUAN PROSES 39