isolasi dan identifikasi bakteri pendegradasi …etheses.uinmataram.ac.id/97/1/haeriyah...
TRANSCRIPT
i
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI LEMAK PADA MINYAK GORENG BEKAS
Oleh
Haeriyah NIM. 15.1.14.5.098
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2017
ii
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI LEMAK PADA MINYAK GORENG BEKAS
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Haeriyah NIM. 15.1.14.5.098
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2017
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Haeriyah, NIM: 15.1.14.5.098 dengan judul, “Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lemak pada Minyak Goreng Bekas” telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Suhirman, S.Si
NIP. 197104092000031002
NIP. 198411202015032002
iv
Mataram,
Hal : Ujian Skripsi Yang Terhormat Rektor UIN Mataram di Mataram Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama Mahasiswa : Haeriyah NIM : 15.1.14.5.098 Jurusan/Prodi : Tadris IPA Biologi
Judul : Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lemak Pada Minyak Goreng Bekas
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Suhirman, M.Si
NIP. 197104092000031002
NIP. 198411202015032002
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : H A E R I Y A H
NIM : 15.1.14.5.098
Jurusan : Pendidikan IPA Biologi
Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Pendegradasi Lemak Pada Minyak Goreng Bekas ini secara keseluruhan adalah
hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang lain, siap
menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, Saya Yang Menyatakan,
Haeriyah Nim. 15.1.14.5.098
vi
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Haeriyah, NIM: 15.1.14.5.098 dengan judul: Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lemak pada Minyak Goreng Bekas, telah
dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Tadris IPA Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal 04 Januari 2018.
Dewan Penguji
Dr. Suhirman, M.Si
(Ketua Sidang/Pemb. I)
Sri Sofiati Umami, M.Biomed
(Sekertaris Sidang/Pemb. II)
Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP.
(Penguji I)
Lutvia Krismayanti, M.Kes
(Penguji II)
Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008
vii
MOTTO
وعسىٰ أ تكرهو۴ شي۵۳ وهو خير لكم وعسىٰ أ تح۹و۴ شي۵۳ وهو شر لكم و۴لله يعلم وأنتم ل۵
و تعل
۴ۤ:٦ۣل۹قرۺ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu
tidak mengetahui.”
(Al-Baqarah: 216)1
1Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an. 1971. Al-Qur’an dan
Terjemahnya.Departemen Urusan Agama Islam. Hlm. 52
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tua penulis Bapak H. Afifudin dan Ibu Rumisah atas do’a, kasih
sayang, pengertian, pengorbanan, serta dukungan moril dan materil sehingga
penelitian sampai penyusunan skripsi ini dapat terseleasaikan.
2. Saudara/i ku tersayang (Sumarni, Sarbini, Hainiyah dan Andri Elsari) atas
do’a, dukungan, semangat dan kebersamaan yang menjadi motivasi bagi
penulis.
3. Kak Jahardi yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi serta
dukungan.
4. Keluarga Prastyo (Ibu Neni, Ayah Eko dan Sasha) Putri Ayu Wandira,
Rindiani, Nurul Aini, Mia Dzahara yang turut membantu dalam proses
penelitian.
5. Teman-teman Sejurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram angkatan
2014 khususnya CCS’14
6. Semua pihak yang telah membantu dan penyelesaian penulisan skripsi.
7. Almamater kebanggaanku.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Waromatullah Wabaraakaatuuh…
Bismillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia,
hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Isolasi dan Idenifikasi Bakteri
Pendegradasi Lemak pada Minyak Goreng Bekas”. Shalawat serta salam tidak
lupa penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW selaku
pemimpin terbaik ummat.
Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program-S1
pada jurusan pendidikan IPA Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram.
Selama penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dorongan dan doa dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Suhirman, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Sri Sofiati Umami,
M.Biomed selaku pembimbing II atas bimbingan, motivasi, perhatian, dan
kesabaran serta sumbangan pikiran selama penelitian hingga tersusunnya
skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP.dan Ibu Lutvia Krismayanti, M.Kes selaku
dewan penguji.
x
3. Bapak Nisful dan Ibu Rahma di Balai Laboratorium dan Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok (BLKPK) yang turut membantu dalam proses
pengidentifikasian bakteri pendegradasi lemak pada minyak goreng bekas.
4. Bapak dosen wali, bapak Dr. Adi Fadli, M.Ag.
5. Seluruh dosen jurusan pendidikan IPA Biologi UIN Mataram.
6. Kepada bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP. selaku ketua jurusan IPA Biologi
UIN Mataram dan bapak Alwan Mahsul, M.Pd selaku sekertaris jurusan IPA
Biologi UIN Mataram.
7. Kepada ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku dekan fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Mataram.
8. Kepada bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku rektor UIN Mataram.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tentunya masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun guna perubahan yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya bagi Jurusan Pendidikan IPA Biologi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram dan memberikan inspirasi pengembangan
yang lebih baik untuk menghasilkan suatu karya yang lebih optimal. Terima
kasih.
Wassalamualaikum Warohmatullah Wabaraakaatuuh…
Mataram, 12 Januari 2018 Penulis,
Haeriyah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ........................................................ 8
E. Telaah Pustaka ............................................................................................. 8
1. Bakteri ................................................................................................... 8
2. Lemak dan Minyak Goreng Bekas ...................................................... 21
3. Biodegradasi Lemak ............................................................................ 26
4. Isolasi ................................................................................................... 30
5. Identifikasi ........................................................................................... 31
F. Kerangka Teori .......................................................................................... 33
G. Metode Penelitian ...................................................................................... 36
1. Desain Penelitian ................................................................................. 36
xii
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 36
3. Populasi, Sampel dan Tekhnik Sampeling .......................................... 37
4. Instrumen Penelitian ............................................................................ 37
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38
6. Dokumentasi ........................................................................................ 43
7. Analisis Data........................................................................................ 44
H. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 44
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ..................................................... 45
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 45
1. Isolasi Bakteri Pendegradasi Lemak ..................................................... 45
2. Isolat Bakteri Pendegradasi Lemak ....................................................... 46
3. Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lemak ............................................. 47
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 50
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 58
A. Kesimpulan .............................................................................................. 58
B. Saran ......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Minyak Goreng Bekas .......................................................................... 21
Gambar 2 Proses Penguraian Bahan Organik Oleh Mikroorganisme ................... 30
Gambar 3 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ................................................... 35
Gambar 4 Hasil Isolasi Bakteri Sampel Minyak Goreng Bekas ........................... 46
Gambar 5 Bakteri yang Membentuk Zona Degradasi........................................... 47
Gambar 6 Hasil Uji Bakteri................................................................................... 49
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Tiga Minyak Nabati ............ 22 Tabel 2 Syarat Mutu Minyak Goreng Menurut SNI .......................................... 24 Tabel 3 Perbandingan Kandungan Minyak Goreng Bekas Dengan Standar AOCS .......................................................................... 25 Tabel 4 Jumlah Koloni Campuran yang Tumbuh pada Medium NA .................. 45 Tabel 5 Hasil Pengamatan ................................................................................... 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ....................................................... 56
Lampiran 2 Laporan Hasil Uji Pemeriksaan Bakteriologi ...................................... 59
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian............................................................................. 60
Lampiran 4 Kartu Konsultasi Skripsi ...................................................................... 61
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 63
xvi
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI LEMAK PADA MINYAK GORENG BEKAS
Oleh:
Haeriyah NIM: 15.1.14.5.098
ABSTRAK
Minyak goreng bekas adalah minyak goreng yang telah dipakai berulang kali dan telah mengalami perubahan warna dan bau. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya absorpsi bau oleh lemak, adanya proses hidrolisis dan oksidasi serta karena adanya aktivitas mikrobia. Adanya aktivitas mikrobia pada minyak goreng bekas yang mengandung lemak ini diperkirakan memiliki kemampuan untuk menhidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agen biodegradasi untuk penanganan limbah yang mengandung lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi genus bakteri yang berpotensi sebagai agen pendegradasi lemak pada minyak goreng bekas. Penelitian tentang isolasi dan identifikasi bakteri pendegradasi lemak dilaksanakan pada bulan Nopember sampai Desember 2017.
Isolasi bakteri dilakukan dengan metode swab (metode usap) pada NA untuk menumbuhkan bakteri. Pengamatan koloni yang tumbuh pada medium NA dilakukan setelah inkubasi dengan suhu 370C dalam waktu 2x24 jam. Koloni campuran yang tumbuh pada medium NA di inokulasi ke medium selektif NA Modification dengan metode streak. Identifikasi koloni bakteri yang dapat membentuk zona degradasi pada medium selektif NA Modification dilakukan setelah inkubasi pada suhu 370C dalam waktu 2x24 jam yang meliputi pengamatan secara makroskopis, mikroskopis dan uji biokimia untuk mengetahui genus dari bakteri pendegradasi lemak tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri pendegradasi lemak pada minyak goreng bekas sebanyak 3 isolat. Satu isolat bakteri diperoleh dari sampel minyak goreng bekas dengan karakteristik 2 kali pakai yaitu genus Bacillus sp., dan 2 isolate bakteri didapatkan dari sampel minyak goreng bekas dengan karakteristik 5 kali pakai dengan jenis bakteri dari genus Bacillus. Kata Kunci: Minyak Goreng Bekas, Bakteri Pendegradasi Lemak.
xvii
ISOLATION AND IDENTIFICATION FAT DEGRADING OF BACTERIA IN USED COOKING OIL
By:
Haeriyah NIM: 15.1.14.5.098
ABSTRACT
Used cooking oil is a cooking oil that has been used repeatedly and has undergone a change of color and changes the smell. It is caused by several factors such as absorption of fat by the smell, the presence of hydrolysis and oxidation, as well as the existence of mikrobia activity. The existence of the mikrobia activity of cooking oil on the former containing fats is expected to have the ability to hydrolyze fats into fatty acids and glycerol so it can be used as an agent for handling waste biodegradation contains fat. This research aims to isolation and identification fat degrading genus of bacteria in used cooking oil. Research on isolation and identification of lipid degrading in used cooking oil was carried out in Nopember until Desember, 2017.
Isolation of bacteria was undertaken using swab methods grown at Natrium Agar (NA). Colonies observed on the media after incubation on the temperature 37oC for 2 x 24 hours. The grown colonies on NA media inoculated to NA Modification selectif media using streak plates metods. Colonies bacterial who can make zone degradation on NA Modificaton after incubation on the temperature 37oC for 2 x 24 hours were identified basen on macroscopic observations, microscopic and biochemical tests for identified genus of bacteria degrading in used oil.
The research result shown that number of lipid degrading bacteria isolate obatained from Sampel 1 and sampel 3. One isolate bacterial were obtained from sampel 1 with characteristic oil has 2 time for used cooking, the sampel of contains Bacillus genus, and 2 isolate were gotten from sampel 3 with characteristic oil has 5 time for used cooking and the bacteria is Bacillus genus. Key words: Used cooking oil, Bacterial degrading of Lipids.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia. Penggunaan minyak goreng untuk memasak
beragam jenis masakan menempatkannya menjadi sesuatu yang wajib ada
disetiap rumah tangga. Minyak yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
adalah berupa hasil olahan dari kelapa sawit yang diekstraksi dari biji
kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit. Kandungan asam lemak yang
terbanyak dari minyak ini adalah asam lemak tak jenuh. Inilah sebab
mengapa masyarakat lebih menyukai produk ini.2
Berdasarkan data dalam Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
produksi minyak sawit di Indonesia setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014 mencapai 29.278.289 ton minyak kelapa
sawit, selanjutnya pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah produksi
dengan angka 31.284.306 ton dan terakhir pada tahun 2016 mencapai
33.500.691 ton. Untuk tahun 2015 dan 2016 masih berupa data sementara
(Preliminary) dan data estimasi (Estimation) (Dirjenbun, 2015).3
2 Kusumastuty, i., andarini, s., & aswin, a. A. G. A., “Perbedaan Pengaruh Pemberian
Minyak Kelapa Sawit (Palm Oil) Dan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Perbaikan Profil Lemak (Kolesterol) Pada Tikus Dengan Dietaaterogenik”, Jurnal Kedokteran Brawijaya, vol. 22, nomor 2, 2013, hlm. 113-120.
3 Dirjenbun, Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016: Kelapa Sawit (Desemebr 2015, Di ambil dari http://ditejenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2016/SAWIT 2014-2016.pdf..
2
Peningkatan kebutuhan minyak goreng berdampak pada
peningkatan harga jual sehingga keadaan ini menyebabkan banyak rumah
tangga, pedagang dan masyarakat lain beralih menggunakan minyak
goreng bekas. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan
minyak goreng yang baik menyebabkan masyarakat menggunakannya
secara tidak tepat. Seringkali ditemukan penggunaan minyak goreng yang
terlalu lama sehingga menyebabkan terjadinya perubahan warna, bau dan
sifat-sifat fisika maupun kimia lainnya dari minyak goreng itu sendiri.
Perubahan sifat fisika dan kimia dari minyak goreng akibat lamanya
penggunaan ini tentu saja berpengaruh terhadap nilai gizi yang terkandung
di dalam minyak goreng itu sendiri dan secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia yang
mengkonsumsi minyak goreng tersebut.4
Penggunaan minyak goreng bekas atau yang biasa disebut minyak
jelantah dapat memberikan dampak pada gangguan kesehatan. Pemanasan
minyak goreng yang berulang kali (lebih dari 2 kali) pada suhu tinggi
(160˚C sampai dengan 180˚C) akan mengakibatkan hidrolisis lemak
menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi, sehingga minyak
dapat membentuk asam lemak trans yang dapat menyebabkan penyakit.
Menurut (Amalia & Johan, 2010) minyak goreng yang dipakai
berulangkali dapat berpotensi menimbulkan penyakit kanker dan
4 www.umpalangkaraya.ac.id/perpustakaan/digilib/download.php?id, diakses pada tanggal
12 mei 2017 pukul 23.46.
3
penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu penyakit jantung
koroner, stroke, serta hipertensi.
Selain itu, akibat dari penggunaan minyak goreng bekas dapat
menyebabkan perubahan sifat fisik seperti ketengikan. Ketengikan adalah
proses kerusakan minyak goreng yang menyebabkan adanya citarasa dan
bau yang tidak enak. Ini akibat dari proses penguraian minyak karena
rembesan air (hidrolisis) dan kerusakan minyak karena adanya oksigen
(oksidasi). Adapun faktor penyebab ketengikan antara lain: absorpsi bau
oleh lemak, aktivitas enzim dalam jaringan bahan mengandung lemak,
oksidasi oleh oksigen udara atau kombinasi dari dua atau lebih penyebab
kerusakan tersebut dan aktivitas mikrobia.5
Adapun dalam Purbo (2007), jumlah penghasil minyak goreng
bekas di Indonesia pada tahun 2007 dari berbagai sektor mencapai angka
3.886.686,63 ton/tahun. Beberapa sektor penghasil minyak goreng bekas
tersebut yaitu dari rumah tangga sebesar 305.050,14 ton/tahun, Industri
Pengolahan Makanan 2.079,417, 56 ton/tahun dan dari restoran serta hotel
berjumlah 1,502,218,93 ton/tahun. Sedangkan data terbaru oleh Kuncahyo
(2013) mencapai angka 6,43 juta ton/tahun.6
Minyak goreng sisa memasak atau yang dikenal dengan minyak
jelantah belum mendapat perhatian khusus dari masyarakat. Selain
5 https://www.academia.edu/7142606/minyak, diakses pada tanggal 13 mei 2017 pukul
17.01. 6 Sapariah Saturi. 2017. Para Mahasiswa ini jadikan minyak jelantah beragam energy
terbarukan. Dalam Mongabay.co.id, diakses pada tanggal 10 Januari 2018 pukul 06.56 am.
4
perilaku penggunaan minyak goreng di masyarakat yang memiliki
kecenderungan untuk dihabiskan dengan cara memakainya berulangkali
tersebut juga memiliki kecenderungan untuk menyisakan minyak yang
sudah tidak layak pakai untuk dibuang ke saluran air atau pekarangan
sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.7 Menurut Ahmad
(2016) jumlah minyak yang terbuang mencapai 5 cc- 15cc terutama
minyak yang menempel pada penggorengan. Namun karena jutaan rumah
tangga (pribadi maupun perusahaan), maka akumulasinya menjadi sangat
besar sekitar 5.000 sampai 15.000 liter minyak bekas pakai masuk ke
badan air dan mengendap di dasar air terutama dikawasan muara.8 Dalam
Tesna (1991) limbah yang dihasilkan umumnya mengandung konsentrasi
bahan organik yang sangat tinggi yang terdiri dari lemak, karbohidrat,
protein dan selulosa. Lemak adalah kelompok senyawa heterogen yang
berkaitan baik secara actual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat
dari lemak secara umum tidak larut dalam air.
Menurut penelitian Flint (1992), komposisi limbah domestic
adalah: lemak 33%, Protein 25%, selulosa 8%, lignin 6%, abu 20%
dengan nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical
7 Firna Amalia, Retnaningsih dan Irni Rahmayani Johan. “Perilaku Penggunaan Minyak
Goreng serta Pengaruhnya terhadap Keikutsertaan Program Pengumpulan Minyak Jelantah Kota Bogor”. Jurnal. Ilm. Kel. & Kons, Vol. 3, Nomor 2, 2010. Hlm. 184 - 189
8Berita Harian Greeners, Minyak Jelantah Berpotensi Cemari Air dan Tanah. Di posting pada tanggal 4 April 2016 , Diakses pada tanggal 10 Januari 2018 pukul 06.44
5
Oxygen Demand) berkisar antara 275-3000 ppm.9 Minyak goreng bekas
merupakan limbah sehingga berpotensi mencemari lingkungan berupa
naiknya kadar COD dan BOD dalam perairan, selain itu juga
menimbulkan bau busuk akibat degradasi biologi. Oleh karena itu
diperlukan penanganan limbah minyak goreng bekas yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan tersebut. Saat ini sudah dikenal
system pengolahan limbah dengan menggunakan organisme hidup yang
dikenal dengan system secara biologis yang penerapannya sangat ramah
lingkungan. Metode biologi atau biodegradasi oleh mikroorganisme
merupakan salah satu cara yang tepat, efektif dan hampir tidak ada
pengaruh sampingnya terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan
racun atau blooming karena mikroba ini akan mati seiring dengan
habisnya minyak.10
Mikroorganisme perombak bahan organik merupakan aktivator
biologis yang tumbuh alami atau sengaja diberikan untuk mempercepat
perombakan bahan organik. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan
dalam bahan buangan antara lain adalah Bacillus, Clostridium,
Pseudomonas dan lain sebagainya (Zahidah, Shovitri, & Domestik, 2013).
Selanjutnya (Bala, Lalung dan Ismail, 2014) dalam penelitian tentang
bakteri pendegradasi limbah cair pada minyak kelapa sawit mendapatkan
9Flint, K.P. 1992. Microbial Ecology of Domestic Waste. In Brns, R.G. and Slater, J.H
(Eds). Experimental Microbial Ecology. Balckwell Scientific Publication. 10 I.B.G Darmayasa, i. B. G., “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid
(Lemak) Pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah Dan Estuari Dam Denpasar”,jurnal bumi lestari, vol. 8, nomor 2, 2008. Hlm. 122-127.
6
strain bakteri Bacillus cereus 103 PB memiliki kemampuan biodergradasi
dan dapat mengurangi polutan dari limbah industri minyak sawit. Bakteri
ini memproduksi enzim ekstraseluler lipase sehingga dapat menurunkan
kadar minyak dan lemak pada limbah.11 Darmawasa (2008),
menambahkan dalam penelitiannya yang mengidentifikasi bakteri
pendegradasi lipid mendapatkan beberapa jenis bakteri seperti Klebsiella,
Staphylococcus, Bacillus, (A) dan Bacillus. (B). 12 Menurut Pikoli (2000)
adapun jenis-jenis bakteri dari genus Bacillus yang mampu mendegradasi
minyak adalah Bacillus polymixa, Bacillus licheniformis, Bacillus
stearothermophyllus, Bacillus brevis, dan Bacillus coagulans.13
Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan di dusun Lewok Desa
Langko Kecamatan Janapria, Kab. Lombok Tengah, kebiasaan
masyarakat setelah memakai minyak goreng lalu dipindahkan ke tempat
yang lain untuk dipakai kembali dengan dibiarkan sampai beberapa hari
hingga terbentuk endapan berupa sisa-sisa bahan makanan hasil
penggorengan dan mengeluarkan bau tengik dan salah satu penyebab
ketengikan ini adalah akibat dari aktivitas mikrobia berupa bakteri.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri khususnya bakteri pendegradasi
11Monica Kharisma Swandi, Periadnadi Dan Nurmaiti, “Isolasi Bakteri Pendegradasi Limbah Cair Industri Minyak Sawit”, Jurnal Biologi Universitas Andalas (j. Bio. Ua.), vol. 4, nomor 1, 2015.
12I.B.G Darmayasa, i. B. G., “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid (Lemak) Pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah Dan Estuari Dam Denpasar”,Jurnal Bumi Lestari, vol. 8, nomor 2, 2008. Hlm. 122-127.
13Pikoli, m.r., pingkan, a., dea, i.a., Isolasi Bertahap dan Identifikasi Bakteri Thermofilik Pendegradasi Minyak Bumi dari Sumur Bangko. 2000.
7
lemak yang terdapat pada minyak goreng bekas rumah tangga agar dapat
dimanfaatkan sebagai agen biodegradasi untuk mengatasi pencemaran
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Berapa jumlah koloni bakteri yang dapat diisolasi dalam minyak
goreng bekas?
2. Bakteri genus apa saja yang dapat diidentifikasi sebagai agen
pendegradasi lemak di dalam minyak goreng bekas?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri yang dapat diisolasi dalam
minyak goreng bekas.
2. Untuk mengetahui bakteri genus apa saja yang dapat diidentifkasi
sebagai agen pendegradasi lemak dalam minyak goreng bekas.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai keberadaan mikroorganisme yang berpotensi
sebagai agen pendegradasi lemak.
8
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat terkait tentang kualitas minyak goreng yang dipakai
berulangkali.
3. Dapat membuka ruang bagi peneliti lain mengenai keragaman
mikroorganisme yang berpotensi sebagai agen bioremediasi
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Penelitian ini mencakup isolasi dan identifikasi bakteri
pendegradasi lemak yang terdapat pada minyak goreng bekas dengan
sampel di ambil di Dusun Lewok, Desa Langko, Kec. Janapria, Kab.
Lombok Tengah. Bakteri pendegradasi lemak adalah bakteri yang
memiliki kemampuan untuk menguraikan lemak menjadi bahan organik
yang lebih sederhana sehingga bisa dimanfaatkan oleh mikroorganisme
tersebut sebagai bahan baku dalam pembentukan energi. Indikator
penelitian ini adalah terpusat pada adanya zona degradasi pada medium
selektif dan pengidentifikasian bakteri pendegradasi lemak ini hingga
pada tingkat genus. Adapun tahap identifikasi meliputi: pengecatan gram
dan uji biokimia yang terdiri dari uji katalase, uji oksidase uji motilitas
dan uji gula-gula.
E. Telaah Pustaka
1. Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang mempunyai penyebaran
terluas di alam. Hal tersebut karena bakteri mampu menguraikan
9
senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana untuk memperoleh zat-zat tertentu yang dibutuhkan dalam
rangka mempertahankan hidupnya. Selain itu bakteri dengan
kemampuannya tersebut menjadi organisme terpenting yang berperan
dalam proses penguraian dan dekomposisi.
Bakteri mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dalam
industri bioteknologi. Potensi tersebut berhubungan dengan
kemampuan yang dimilikinya seperti amilolitik, lipolitik, antibiosis,
selulolitik, dan sebagainya. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk
industri pangan, minuman, obat-obatan dan penanganan limbah.14
a. Morfologi
Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya
dapat dilihat dengan mikroskop. Bentuk bakteri secara morfologi di
bedakan menjadi tiga yaitu15: Bentuk bulat (cocus), batang (basil)
dan bakteri berbentuk melilit (spiral).
1) Bentuk bulat (cocus), Bakteri ini dibedakan menjadi
a) Monococus yaitu bakteri yang bentuknya bulat seperti
bola dan tunggal.
b) Diplococus yaitu bakteri yang bentuknya seperti bola
dan bergandeng dua.
14Ariani Hatmanti. “Pengenalan Bacillus spp.”, oseana, vol. 25, nomor 1, 2000, hlm.31-
41. 15 Koes Irianto, Mikrobiologi Jilid I. (Bandung : Penerbit Y.Rama Widya, 2006 ), hlm.
56-58.
10
c) Sarkina yaitu bakteri yang bentuknya bulat seperti bola
dan berkelompok empat (berbentuk seperti kubus).
d) Streptococcus yaitu bakteri yang bentuknya bulat
seperti bola dan berkelompok memanjang seperti
rantai.
e) Stafilococus yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkoloni tidak teratur (mirip buah anggur).
2) Bakteri berbentuk batang (basil), Bakteri ini dapat di bedakan
menjadi :
a) Monobasil yaitu bakteri berbentuk batang dan tunggal.
b) Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang dan bergandeng
dua.
c) Steptobasil yaitu bakteri berbentuk batang dan berbentuk
rantai.
3) Bakteri berbentuk melilit (spiral), Bakteri ini dapat dibedakan
menjadi :
a) Spiral yaitu bakteri bakteri yang berbentuk seperti
spiral dan sel tubuhnya kaku.
b) Vibrio yaitu bakteri yang berbentuk seperti koma,
(spiral sempurna).
c) Spirochaeta Yaitu bakteri yang berbentuk spiral dan
lentur.
11
b. Fisiologi
1) Bakteri untuk pertumbuhnya memerlukan unsur fisika serta
unsur kimiawi tertentu.16
a) Kebutuhan unsur fisik.
(1) Suhu, seperti halnya makhluk hidup tingkat tinggi,
untuk pertumbuhannya bakteri membutuhkan suhu
tertentu untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Atas dasar suhu yang diperlukan untuk
tumbuh, bakteri dapat di bedakan menjadi :
(a) Psikrofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu
antara (0–20)0 c. dengan suhu optimum 250c.
(b) Mesofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu
antara (25-40)0c dengan suhu optimum 370c.
(c) Termofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu
antara (50-60)0c.
(2) pH, bakteri juga memerlukan pH tertentu untuk
petumbuhannya. Pada umumnya bakteri memiliki
rentangan pH yang sempit, yaitu antara pH 6,5–7,5.
Namun ada juga bakteri yang dapat tumbuh pada
pH di bawah 4 dan di atas 7,5.
16 tim penyusun fakultas kedokteran universitas brawijaya, bakteriologi medic, (malang:
bayumedia publishing, 2003), hlm. 31-33.
12
(3) Tekanan osmosis, air merupakan bahan yang sangat
penting bagi petumbuhan bakteri karena 80–90 %
bakteri tersusun atas air. Tekanan osmosis sangat di
perlukan untuk mempertahankan bakteri agar tetap
hidup. Misalnya apabila bakteri berada dalam
larutan yang konsentrasinya lebih tinggi dari pada
konsentrasi yang ada dalam selnya, maka akan
terjadi pengeluaran cairan dari dalam sel melalui
membran sitoplasma atau yang sering disebut
dengan plasmolisis.
b) Kebutuhan unsur kimiawi
(1) Karbon, seperti halnya air unsur karbon juga sangat
penting bagi pertumbuhan bakteri. Berdasarkan
sumber karbon yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, bakteri dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu :
(a) Golongan kemoheterotrof, Yaitu golongan
bakteri yang untuk tumbuhnya memerlukan
bahan-bahan organik sebagai sumber
karbonnya. Seperti protein, karbohidrat, dan
lipid.
13
(b) Golongan kemoototrof, yaitu golongan bakteri
yang sebagai sumber karbonnya berasal dari
karbon dioksida (CO2).
(c) Golongan pototrof, yaitu golongan bakteri yang
untuk petumbuhannya memerlukan sumber
karbon, yang seluruhnya berasal dari karbon
dioksida (CO2).
(2) Nitrogen, Sulfur, dan Fosfor
Unsur di atas merupakan unsur yang
diperlukan oleh bakteri untuk menyusun bagian-
bagian sel. Misalnya untuk mensintesis protein di
perlukan nitrogen dan sulfur, sedangkan untuk
mensintesis DNA dan RNA di perlukan nitrogen
dan fosfor, dan begitu juga dengan sintesis ATP.
(3) Senyawa Logam
Senyawa logam untuk pertumbuhan
makhluk hidup (khusunya bakteri) di perlukan
dalam jumlah yang sedikit. Termasuk diantaranya
yang di perlukan dalam hidup antara lain Fe, Cu,
dan Zn.
(4) Oksigen, berdasarkan akan kebutuhan oksigennya,
bakteri dapat digolongkan menjadi Bakteri aerob,
14
yaitu bakteri yang untuk petumbuhannya
memerlukan adanya oksigen dan bakteri anaerob,
yaitu bakteri tidak membutuhkan oksigen di dalam
pertumbuhannya.
2) Metabolisme Bakteri
Bakteri di dalam menjaga agar dapat tetap hidup,
tumbuh, dan bereproduksi, sel harus mampu melaksanakan
kegiatan selular yang menyangkut banyak reaksi kimia dan
perubahan energi. keseluruhan transformasi ini disebut
metabolisme. Metabolisme di bagi menjadi dua fase yaitu
katabolisme dan anabolisme.
Proses metabolisme tidak pernah telepas dari kerja
enzim. Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis
dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk
mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup. Enzim juga disebut katalis hayati karena
dihasilkan oleh sel-sel hidup.17
Enzim berperan dalam mengoptimalkan sebuah reaksi
kimia yaitu dengan menguraikan molekul-molekul susbtrat
agar menjadi molekul produk. Enzim melakukan katalisasi
terhadap sebuah reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi
17 ibid, hlm. 318.
15
yang bertujuan untuk menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk melakukan sebuah reaksi). Faktor yang
mempengaruhi akitivitas enzim di antaranya adalah
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, pH dan suhu.
3) Sumber Energi Bakteri
Berdasarkan sumber energinya, bakteri dapat di
bedakan menjadi :
a) Kemolitotrof
Sumber energi bakteri yang termasuk dalam
golongan kemolitotrof berasal dari senyawa anorganik.
Bahan-bahan yang termasuk kedalam senyawa
anorganik adalah besi, logam, belerang dan lain
sebagainya.
b) Fotoorganotrof
Bakteri yang termasuk fotorganotrof hanya
tergantung kepada energi sinar matahari dengan
menggunakan senyawa-senyawa organik sebagai donor
electron untuk pertumbuhannya. Seperti bakteri
belerang mengabsorbsi bahan-bahan organik dari
lingkungan sebagai sumber hidrogen, Tetapi metabolit
ini tidak dapat digunakan langsung sebagai nutrient. H2
16
yang diperoleh akan bersenyawa dengan CO2 sehingga
dihasilkan karbohidrat.
c) Kemoorganotrof
Bakteri yang termasuk kemoorganotrof ini
hidupnya tergantung kepada hasil-hasil oksidasi-
reduksi dan senyawa organic sebagai donor elektron
untuk pertumbuhannya. Tipe nutrisi pada golongan ini
berbeda dengan tipe nutrisi golongan lain, karena
nutrisi pada jasad yang termasuk golongan
kemoorganotrof dapat berlangsung dalam suasana
gelap tetapi harus ada oksigen. Dalam hal ini bahan
organik diabsorbsi secara langsung dan digunakan
sebagai nutrient.
4) Proses Pembentukan Energi
Proses Pembentukan ATP (Adenosin triphosphat)
adalah proses dihasilkan energi. Untuk membentuk ATP ini
diperlukan energi sebanyak 7-8 kcal dan penambahan fosfat.
Pola umum pembentukkan ATP digambarkan sebagai berikut:
ADP+Pi ATP 7-8 kcal. pembentukkan ATP ini disebut juga
dengan nama fosforilasi.
Proses fosforilasi ADP (Adenosin difosfat) dapat terjadi
melalui fosforilasi fotosintetik yang dilakukan oleh mikroba
17
yang dapat melakukan proses fotosintetik yang sumber utama
energi adalah dari substrat. Fosforilasi oksidatif dilakukan oleh
mikroba yang tidak dapat melakukan fotosintesis serta tidak
memerlukan substrat sebagia sumber energi.
Proses fosforilasi dilakukan untuk memperoleh ATP.
Oleh karena itu perlu adanya suatu senyawa yang berikatan
tinggi dan diperoleh dari hasil aktivasi susbstrat. Proses
Aktivasi ini dibantu oleh adanya enzim yaitu enzim NAD dan
FAD pada Siklus Krebs.
Katabolisme sempurna untuk senyawa glukosa akan
dihasilkan CO2 dan H2O yang terjadi dalam 3 tahap, yaitu
glikolisis, siklus kreb, dan pengangkutan elektron atau elektron
trsnsport sistem (ETS).
Proses penguarian glukosa akan menghasilkan asam
piruvat yang selanjutnya akan dioksidasikan melalui jalur
siklus krebs. Siklus kreb sebenarntya merupakan jalan utama
pada usaha pembentukan ATP pada golongan mikroba atau
bakteri aerobik, yaitu melalui proses fosforilasi oksidasi.
Dalam proses ini bila ada oksigen maka energi dari asam
piruvat ini akan diubah melalui respirasi anaerobik yang
menyebabkan hilangnya 1 molekul karbon dan terbentuknya
CO2 serta enzim NADH.
18
Siklus kreb menghasilkan asam sitrat (6C) dan akan
diubah menjadi asam oksaluasetat dengan karbon menjadi 4
(4C). Proses ini dilakukan dengan reaksi oksidasi dan
dekarboksilasi kemudian dilanjutkan kedalam proses transport
electron. Rantai pengangukutan ini dimulai oleh oksidasi
NADH dan diikuti oleh reduksi FAD sehingga akan dihasilkan
FADH dan ATP yang pembentukan dengan fosforilasi
oksidatif.
Reaksi rantai transport elektron ini di akhiri denga
ditandai oleh elekron akan berekasi dengan oksigen sebagai
aseptor elektron dengan bantuan enzim sitokrom oksidase.
Oksigen akan bereaksi dengan ion hidrogen dan membentuk
air yang masing-masing mata rantai akan dilewati elektron.
Pada setiap mata rantai, reaksi tertentu akan dilepaskan energi
sehingga energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan ATP.
Sistem pengangkutan elektron ini berlangsung dalam membran
sel prokariot.
c. Ekologi Bakteri
Lokasi atau tempat tinggal yang spesifik dari suatu
organisme disebut habitat. Beberapa habitat dari mikroorganisme
adalah sebagai berikut:
19
1) Tanah
Tanah merupakan sumber yang kaya akan
mirkoorganisme. Kebanyakan mikroorganisme ini bersifat
apatogen dan ada juga yang patogen bagi manusia. Jenis
bakteri pathogen yang terdapat di tanah adalah: Clostridium
tetani, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum,
Bacillus anthracis.
2) Air
Mikroorganisme akuatik adalah mikroorganisme yang
memiliki kegiatan di air, Baik itu di air tawar maupun air
laut.18 Kebanyakan air tawar dan laut mengandung
mikroorganisme. Mikroorganisme pathogen yang terdapat di
air adalah: Salmonella dan Shigellasp, Vibrio cholrae,
Legionella, Entamoeba histolytica, Escherichia coli
d. Penyebaran Bakteri
1) Penyebaran Lewat Udara
Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme
tumbuh, akan tatapi merupakan pembawa partikulat debu dan
tetesan cairan yang kesemuanya itu mungkin dimuati oleh
mikrooganisme.19 Cara penyebaran melalui udara kasusnya
adalah apabila seseorang itu batuk, bersin atau meludah, maka
18 koes irianto, mikrobiologi jilid 2, (bandung: y.rama widya, 2006), hlm. 148 – 150. 19 ibid, hal : 156
20
terhembuslah percikan titik air. Titik inilah yang selanjutnya
dapat mengandung organisme yang menyebabkan penyakit
asal udara.20
2) Penyebaran Lewat Makanan
Semua Makanan hampir selalu di gemari
mikroorganisme. Semua itu disebabkan oleh bagaimana
makanan itu didapat, diolah serta disimpan.
3) Penyebaran Lewat Air
Penyakit yang berasal dari air terjadi karena air yang
diminum sudah tercemar.Sebenarnya sumber infeksi itu
bukanlah airnya, melainkan tinja yang berasal dari manusia
atau hewan yang telah mencemari air tersebut.Tinja tersebut
selanjutnya mengandung pathogen yang berasaldari penderita
penyakit, sehingga mikroorganisme (bakteri) menyebar lebih
mudah.21
20Pelczar, j. Michael dan e.c.s. Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, (Jakarta: Universitas Indonesia,1988), hlm. 644.
21 ibid, hal ; 711
21
2. Lemak dan Minyak Goreng Bekas
Sumber: Palembang. Tribunnews.com
Gambar 1 Minyak Goreng Bekas
Lemak dan minyak sebagai bahan pangan dibagi menjadi dua
golongan, yaitu 1) lemak yang siap di konsumsi tanpa dimasak (Edible fat
consumed uncooked) misalnya mentega, margarine serta lemak yang
digunakan dalam kembang gula, dan 2) lemak yang dimasak bersama
bahan pangan, atau dijadikan sebagai medium penghantar panas dalam
memasak bahan pangan misalnya minyak goreng, shortening dan lemak
babi.22
Minyak goreng adalah minyak yang dipakai untuk menggoreng,
seperti minyak kelapa, minyak jagung, minyak kacang. Minyak goreng
tersusun atas asam lemak berbeda yaitu sekitar dua puluh jenis asam
lemak.Setiap minyak atau lemak tidak ada yang hanya tersusun atas satu
jenis asam lemak, karena minyak atau lemak selalu ada dalam bentuk
campuran dari berberapa asam lemak. Asam lemak yang dikandung oleh
22 ketaren, s, pengantar tekhnologi minyak dan lemak pangan-edi. 1, cet.1 (jakarta: ui-
pres, 1996), hlm. 1
22
minyak sangat menentukan mutu dari minyak, karena asam lemak tersebut
menentukan sifat kimia dan stabilitas minyak.23 Berikut ini disajikan jenis-
jenis asam lemak yang terdapat pada minyak nabati yang dapat digunakan
untuk menggoreng.
Tabel 1 Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Tiga Minyak Nabati
Asam
Lemak
Jumlah
Atom
Minyak
Sawit (%)
Minyak
Inti (%)
Minyak
Kelapa (%)
Asam Lemak Jenuh
Oktanoat 8 - 2-4 8
Dekanoat 10 - 3-7 7
Laurat 12 1 41-55 48
Miristat 14 1-2 14-19 17
Palmitat 16 32-47 6-10 9
Staearat 18 4-10 1-4 2
Asam
Lemak Tak
Jenuh
Oleat 18 38-50 10-20 6
Linoleat 18 5-14 1-5 3
Linolenat 18 1 1-5 -
Sumber : Majalah Sasaran No.4, 199624.
Lemak adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi
asam lemak dan turunannya, lemak netral (Trigliserida), fosfolipid dan
sterol. Sifat umum lemak ada yang tidak larut dalam air dan ada yang
23 paramitha, andi r.a. “studi kualitas minyak makanan gorengan pada penggunaan
minyak goreng berulang”. Skripsi, fakultas pertanian unhas makassar, makassar, 2012. 24majalah sasaran no.4 tahun 2006.
23
larut dalam pelarut non polar.25 Lemak adalah salah satu komponen
makanan multifungsi yang sangat penting untuk kehidupan. Selain
memiliki sisi positif juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan.26
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi,
bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel, isolator
dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh
serta pelarut vitamin A, D, E dan K. penambahan lemak dalam makanan
memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta
gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak
dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 kkal/gram lemak
yang dikonsumsi.27
Minyak goreng bekas adalah minyak goreng yang sudah
digunakan beberapa kali pemakaian oleh konsumen. Selain warnanya
yang tidak menarik dan berbau tengik, minyak jelantah juga mempunyai
potensi besar dalam membahayakan kesehatan tubuh. Minyak jelantah
mengandung radikal bebas yang setiap saat siap untuk mengoksidasi
organ tubuh secara perlahan. Minyak jelantah kaya akan asam lemak
bebas. Terlalu sering mengkonsumsi minyak jelantah dapat meningkatkan
potensi kanker didalam tubuh. Menurut para ahli kesehatan, minyak
25alsabah, mahmud, “hubungan ketebalan lipatan lemak bawah kulit (skinfold) dengan
kadar asam urat dalam darah di lingkungan 31 kelurahan komat kec. Medan area tahun 2015”, (skripsi,fkk usmi medan, medan 2015), hlm.6.
26 ayu, r. & sartika, d. (n.d)., “pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans terhadap kesehatan, 16424
27sartika, r. A. D., “pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans terhadap kesehatan”, kesmas: national public health journal, vol. 2, nomor 4, 2008, hlm. 154-160.
24
goreng hanya boleh digunakan dua sampai empat kali untuk menggoreng.
Adapun syarat mutu minyak goreng menurut SNI dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 2 Syarat Mutu Minyak Goreng Menurut SNI
Komponen Kadar Maksimum Bau Normal Rasa Normal Air Maksimal 0,30% b/b Asam lemak bebas (di hitung sebagai asam laurat)
Maksimal 0,30% b/b
Bilangan peroksida 1.0 mg oksigen/100 g Besi (Fe) Negative Timbal (Pb) Negative
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
apakah minyak goreng tersebut adalah bekas pakai atau tidak, yaitu dapat
dilakukan dengan cara:
a. Biasanya minyak campuran tidak mempunyai kebeningan yang
sempurna.
b. Walaupun telah disaring, ada beberapa partikel sisa penggorengan
yang tertinggal dalam minyak tersebut.
c. Minyak yang pernah dipakai untuk menggoreng ayam akan tercium
bau ayam pada jelantah itu.
25
d. Minyak mudah berasap walau baru dipakai. Jika pada saat
penggorengan minyak itu menimbulkan terbentuknya busa yang
terlalu banyak, maka ini merupakan tanda-tanda minyak telah rusak.28
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jimoh mengenai
kandungan yang terkandung dalam minyak jelantah dibandingkan dengan
standar AOCS (American Oil Chemmists Society) untuk minyak goreng.
Tabel 3 Perbandingan Kandungan Minyak Goreng Bekas dengan
Standar AOCS29
Kandungan Satuan Hasil Penelitian
Standar AOCS
Spesific gravity
- 0,911 0,915max
Masa jenis Gr/cm3 0,946 0,98 max Kadar air % 23,50 -
Kadar iodine gl2/100 gr 86,00 100 max Kadar asam mgKOH/g 3,142 3,0max
Kadar safonifikasi
mgKOH/g 194,14 195 max
Kadar tidak tersafonifikasi
% 1,72 1,0 max
Asam lemak bebas
% 1,571 <1,0 max
Viskositas pada 25 C
mm2/s - -
Indeks Refraktif
- 1,461 -
28Pakpahan,Julius Fernando"Pengurangan ffa dan Warna Dari Minyak Jelantah dengan
Adsorben Serabut Kelapa Dan Jerami." jurnal teknik kimia usu vol. 2. No, 1,2013, hlm 32. 29 Medeline Citra Vanessa dan Jihan Mutia F. Bouta. “Analisis Jumlah Minyak Jelantah
yang dihasilkan Masyarakat di Wilayah Jabodetabek.”
26
3. Biodegradasi Lemak
Pengendalian pencemaran dengan mikroba tengah berkembang dan
berpotensi dimasa mendatang karena tekhnologinya yang ramah
lingkungan (mengurangi dampak penggunaan bahan kimia). Pada
lingkungan yang telah lama tercemar serta kolam penglahan limbah
dimungkinkan terdapat bakteri pendegradasi minyak/lemak tersebut secara
alamiah bersaing maupun berkonsorsia dengan mikroorganisme lainnya.30
Biodegradasi merupakan salah satu pengolahan limbah secara
biologi yang sering dipilih karena efektif untuk pengolahan limbah organik
terlarut dan membutuhkan biaya yang sedikit. Namun keberhasilan
pengolahan limbah secara biologi sangat tergantung pada aktivitas dan
kemampuan mikroorganisme pendegradasi bahan organik dalam limbah
Prinsip pengolahan limbah secara biologi adalah pemanfaatan aktivitas
mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan protozoa. Mikroorganisme
tersebut merombak limbah organik menjadi senyawa organik sederhana
dan mengkonversikannya menjadi gas karbondioksida (CO2), air (H2O)
dan energi untuk pertumbuhan dan reproduksinya.31
Biodegradasi merupakan suatu proses alami dalam
mentransformasikan bahan pencemar yang umumnya memiliki molekul
30 I.W. Budiarsa suyasa. Isolasi bakteri pendegradasi minyak/lemak dari beberapa
sedimen perairan tercemar dan bak penampungan limbah. Jurusan kimia, fmipa, universitas udayana
31Doraja, p. H., shovitri, m., & kuswytasari, n. D., “Biodegradasi Limbah Domestik Dengan Menggunakan Inokulum Alami Dari Tangki Septic”, Jurnal Sains Dan Seni ITSs, vol. 1, nomor 1, 2012.
27
lebih besar (kompleks) menjadi bentuk sederhana. Transformasi dilakukan
oleh mikroorganisme, khususnya bakteri pendegradasi melalui proses
metabolisme dengan cara menghasilkan enzim-enzim. Optimalisasi kondisi
lingkungan dilakukan agar aktivitas metabolisme mikroba dapat
terselenggara dengan baik.32
Organisme perombak bahan organik memegang peranan penting.itu
disebabkan karena sisa organik yang telah mati dapat diurai menjadi unsur-
unsur yang dikembalikan kedalam tanah dalam bentuk (N, P, K, Ca, Mg,
dan lain-lain). Sedangkan keatmosfer dalam bentuk (CH4 atau CO2)
sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman. Hal ini
menyebabkan Siklus hara ini berjalan sebagaimana mestinya dan proses
kehidupan di muka bumi dapat berlangsung.
Mikroorganisme perombak bahan organik merupakan aktivator
biologis yang tumbuh alami atau sengaja diberikan untuk memprcepat
perombakan bahan organik. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan
dalam bahan buangan antara lain adalah Bacillus spp, Clostridium spp,
Pseudomonas spp. dan lain sebagainya.33
a. Bacillus sp.
Bakteri Bacillus memiliki karakteristik Sel berbentuk batang dan
lurus, gram positif, motil, sangat tahan terhadap kondisi buruk.,
32fidiastuti, h. R., “Potensi Bakteri Indigen Dalam Biodegradasi Air Sungai”, Saintifika,
volume 16, nomor 1, 2014. 33 Dinda zahidah dan Maya Shovitri, jurnal Karakterisasi Dan Potensi Bakteri Aerob
Sebagai Pendegradasi Limbah Organic. (Jurusan Biologi, fakultas MIPA, Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya)
28
bersifat aerobik atau fakultatif anaerob, memiliki keanekaragaman
kemampuan fisiologis terhadap panas, pH, dan salinitas dan biasanya
katalase positif. Ditemukan dalam berbagai habitat dan bersifat
patogen pada vertebrata atau invertebrata.
b. Clostridium sp.
Karakteristik bakteri Clostridium sp. adalah Sel berbentuk
batang, gram positif, motil oleh flagell peritrik, endospora oval atau
bulat dan bersifat anaerob obligat. Banyak spesies menghasilkan
eksotoksin kuat, dan beberapa bersifat patogen bagi hewan karena
infeksi luka atau penyerapan toksin.
c. Pseudomonas sp.
Karakteristik bakteri pseudomonas adalah berbentuk Lurus atau
sedikit melengkung tapi tidak heliks, bersifat gram negatif, motilitas
terjadi pada salah satu flagella, bersifat aerobik, oxidase positif atau
negatif dan katalase positif.34
Mikroba dalam proses metabolisme (jamur, ragi dan bakteri)
membutuhkan air, senyawa nitrogen dan garam mineral. Kerusakan lemak
oleh mikroba biasanya terjadi pada lemak yang masih berada dalam
jaringan dan dalam bahan pangan berlemak. Minyak yang telah
dimurnikan biasanya masih mengandung mikroba yang berjumlah
maksimum 10 mikroorganisme setiap 1 gram lemak, dapat dikatakan steril.
34 John G. Holt dkk., Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology Ninth Edition,
(USA: lippincot Williams & wilkins, Philadelphia,PA 19106, 1994), Hal :93
29
Mikroba yang menyerang bahan pangan berlemak biasanya termasuk tipe
mikroba non patologi.Umumnya dapat merusak lemak dengan
menghasilkan cita rasa tidak enak, disamping menimbulkan perubahan
warna (discoloration).
Kemampuan degradasi suatu jenis mikroba terbatas pada kisaran
senyawa hidrokarbon tertentu. Susunan senyawa kompleks, seperti minyak
bumi menybabkan suatu spesies tunggal mikroorganisme tidak dapat
mendegradasi keseluruhan komponen penyusun minyak bumi. Hal ini
dikarenakan setiap spesies bakteri membutuhkan substrat yang spesifik.
Beberapa bakteri yang berinteraksi saling menguntungkan dalam bentuk
konsorsium sangat berperan selama berlangsungnya proses degradasi.
Bakteri dalam aktivitas hidupnya memerlukan molekul karbon sebagai
salah satu sumber nutrisi dan energi untuk melakukan metabolisme serta
perkembangbiakannya. Senyawa nonhidrokarbon merupakan nutrisi
pelengkap yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. 35 Adapun proses
penguraian senyawa organik secara anaerobik secara garis besar
ditunjukkan seperti pada skema dibawah ini :
35 Ni Putu Ristiati. Uji Kemampuan Isolat Bakteri Pendgradasi Minyak Solar Terhadap
Limbah Oli Dari Perairan Pelabuhan Celukan Bawang. Seminar Nasional Fmipa Undiksha Iii. 2013. Hlm. 278
30
Gambar 2 Skema Penguraian Bahan Organik secara Anaerobik
. 4. Isolasi
Dalam kegiatan mikrobiologi, pembuatan isolate dilakukan dengan
mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin di teliti. Dari
sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media
universal atau media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika
menggunakan medi universal akan diperoleh biakan mikroba campuran.
Untuk proses Identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan
proses pembuatan isolate tunggal dari isolate campuran tersebut. Isolate
tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari
pembelahan satu sel tunggal. Ada beberapa metode untuk memperoleh
biakan murni dari isolate campuran. Dua diantaranya yang sering
digunakan adalah tekhnik cawan gores dan teknik cawan tuang. Prinsip
dari kedua tersebut sama, yaitu mengencerkan biakan campuran hingga
31
setiap individu spesies dapat di pisahkan sehingga setiap koloni yang
terbentuk merupakan hasil dari pembelahan satu sel.36
5. Identifikasi
Identifikasi bakteri dilakukan sampai kepada tingkat genus secara
bertahap menurut aliran dikotomi berdasarkan bergey’s manual of
determinative bacteriologi dengan cara :
a. Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram merupakan suatu prosedur penting dalam
identifikasi bakteri.Pewarnaan gram ini berfungsi untuk memisahkan
antara dua kelompok bakteri yang tergolong kedalam bakteri gram
positif dan gram negatif.37
Prinsip pewarnaan Gram meliputi 4 tahap yaitu :
1) Pewarnaan dengan zat warna utama (kristal violet) yang warnanya
ungu.
2) Merekatkan (mengintensifkan) dengan larutan iodium.
3) Menambahkan zat Decolorisasi (bahan peluntur) misalnya alkohol
atau alkohol-asam.
4) Pemberian zat penutup (Counter stain) dengan larutan safranin.
Bakteri gram positif bersifat mengikat warna ungu (kristal
violet) sedangkan gram negatif berwarna merah jambu karena
36https://mikrobiologilautunpad.files.wordpress.com/2013/04/3_mikrolaut_modul_3_ta2
013.pdf, diakses tanggal 22 juni 2017 pukul 08.24. 37 lud waluyo, teknik dan metode dasar dalam mikrobiologi, (malang: universitas
muhamadiyah, 2008), hlm. 130.
32
melepaskan zat warna utama (kristal violet) dan menangkap zat warna
penutup (safranin).
b. Uji Biokimia
Uji biokimia bakteri adalah salah satu uji yang dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis bakteri. Hal ini karena setiap jenis bakteri
memiliki sifat biokimia yang berbeda.38
1) Uji Katalase
Penentuan adanya enzim katalase diuji dengan larutan H2O2
3% pada koloni tersebut. Uji dilaku-kan dengan mengambil 1 atau
2 ose koloni dan diletakkan di atas gelas obyek, lalu ditambahkan
1 tetes larutan H2O2 3% dan diaduk rata. Pada bakteri yang
bersifat katalase positif ditandai oleh pembentukan gelembung
udara pada koloni dan sekitarnya.
2) Uji Oksidase
Uji oksidase menggunakan Oksidase Test Stick dengan cara
mengeluarkannya dari lemari pendingin dan dibiarkan beberapa
menit hingga mecapai suhu ruang. Oksidase Test Stick di ambil
dengan menggunakan pinset dari tempatnya. Koloni diambil
sebanyak 1 ose dan dioleskan pada ujung stik dan diamati
perubahannya setelah 30 menit. Reaksi dikatakan positif apabila
38 zahidah, d., & shovitri, m., “isolasi, karakterisasi dan potensi bakteri aerob sebagai
pendegradasi limbah organik”, jurnal sains dan seni its, vol. 2, nomor 1, 2013.
33
terbentuk warna ungu-biru dalam 30 detik dan reaksi dikatakan
negative apabila terbentuk warna ungu-biru setelah 30 detik.
3) Uji Motilitas
Gelas objek cekung yang telah dibersihkan di tetesi
akuades. Sebanyak satu ose biakan bakteri diletakkan pada tetesan
akuades kemudian ditutup dengan cover glass. Motilitas biakan
bakteri dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x
menggunakan minyak immerse.
4) Uji gula-gula
Dari isolat dilakukan uji gula-gula terhadap manitol,
maltosa, laktosa, dan sukrosa.Kemudian diamati perubahan yang
terjadi terhadap media tersebut. Hasil yang positif ditunjukkan
dengan perubahan warna media gula dari merah menjadi kuning
dan terbentuknya gas.39
F. Kerangka Teori
Minyak merupakan sumber energi bagi manusia (9kal/g), wahana
bagi vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, meningkatkan
citarasa dan kelezatan makanan dan memperlambat rasa lapar. Minyak
goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia
dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan data dari
Direktorat Jenderal Perkebunan, jumlah produksi minyak goreng kelapa
39 hajar, dachniar. 2012. Isolasi, identifikasi dan analisis kemampuan degradasi
hidrokarbon bakteri tanah sampel b cilegon, banten. Universitas indonesia.
34
sawit setiap tahunnya selalu meningkat. Hal ini dikarenakan kebutuhan
yang semakin tinggi hinga berakibat pula pada naiknya harga.Dengan
kenaikan harga minyak goreng menyebabkan sebagian besar masyarakat
harus berikap ekonomis lagi untuk menghadapi kenaikan tersebut. Salah
satu caranya yakni dengan memakai minyak goreng berulang kali karena
berpikir akan sangat mubazir ketika dibuang apalagi minyak goreng yang
masih terlihat bening. Sehingga mereka memiliki kebiasaan setelah
menggunakan minyak goreng lalu di pindahkan ke tempat lain selama
berhari-hari untuk dipakai kembali.
Penggunaan minyak goreng berulang kali akan mengakibatkan
kerusakan minyak. Berbagai macam reaksi yang terjadi selama proses
penggorengan seperti reaksi oksidasi, hidrolisis, polimerisasi, dan reaksi
dengan logam dapat mengakibatkan minyak menjadi rusak. Kerusakan
tersebut menyebabkan minyak menjadi berwarna kecoklatan, lebih kental,
berbusa, berasap, serta meninggalkan odor yang tidak disukai pada
makanan hasil gorengan. Adanya perubahan tersebut tidak terlepas dari
adanya mikroorganisme yang melakukan perombakan bahan organik
menjadi molekul yang lebih sederhana sebagai bahan baku dalam
pembentukan energi.
Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri
pendegradasi lemak pada minyak goreng bekas di dusun Lewok Desa
Langko Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah dengan cara
35
melakukan kultur bakteri ke dalam medium campuran dan dilanjutkan
dengan seleksi menggunakan medium selektif yang disebut NA
modification yakni dengan penambahan minyak goreng steril pada
medium tersebut. Langkah Selanjutnya adalah diadakan identifikasi
bakteri yang meliputi pengecatan gram dan uji biokimia. Dengan
demikian diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dan
selanjutnya semoga dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang bakteri pendegradasi lemak serta keberadaan mikroorganisme
pada minyak goreng habis pakai, sehingga lebih waspada dan lebih peduli
terhadap bahan pokok yang berdampak pada kesehatan. Selain itu, baktei
pendegradasi lemak juga sangat efektif dalam mengatasi masalah
lingkungan yang disebabkan oleh limbah minyak goreng bekas. Adapun
diagram alir dalam penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 3 Diagram alir penelitian
Minyak Goreng Bekas
Bakteri Pendegradasi
Lemak
Isolasi
Identifikasi Bakteri
36
G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi
dari lokasi penelitian yang dilakukan dan mengambil data secara
langsung yang sudah ada di lapangan.40
b. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini
bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondsi objek yang alamiah.
Peneliti sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowball, Teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.41
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Nopember-Desember
2017 bertempat di Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN
Mataram.
40 suharsimi arikunto, manajemen penelitian, (jakarta: pt. Rineka cipta, 2005), hlm. 250. 41 sugiyono, metode penelitian pendidikan, (bandung: alfabeta: 2016), hlm.15
37
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampeling
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh minyak goreng
bekas di Dusun Lewok Desa Langko Kec. Janapria, Kab. Lombok
Tengah.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah minyak goreng bekas
dengan karakteristik 2, 3 dan 5 kali pakai dengan bekas
penggorengan ikan di Dusun Lewok Desa Langko Kec. Janapria,
Kab. Lombok Tengah.
c. Teknik Sampling
Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Purposive sampeling yakni teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu.42
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi :
a. Alat
Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah: Cool Box,
Bottol Sampeling, Timbangan elektrik, mikroskop, Stik Swab,
Cawan petri, Tabung reaksi, Sendok, Gunting, Jarum inokulasi,
42 ibid, hlm. 300
38
Bunsen, Incase, Kompor Gas, Pengaduk, Gelas ukur, Erlenmeyer,
Kertas label, Otoklaf, Inkubator, dan Kamera.
b. Bahan
Bahan yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah:
sampel minyak goreng bekas, medium lempeng (Natrium Agar),
Media selektif NA Modification, Kapas, Aquadest, Alkohol 70 %,
Lap, Sabun cuci, dan Kertas jagung.
5. Teknik Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
a. Persiapan, Hal-hal yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi
adalah mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Dalam hal
ini meliputi:
1) Sterilisasi Alat
Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan
atau memusnahkan alat-alat atau bahan-bahan dari segala
macam bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme.43 Alat
yang disterilisasi meliputi cawan petri, tabung reaksi, stik
swab, alat inokulasi bakteri, kertas plastic dan pipet tetes
dengan menggunakan uap panas bertekanan (Autoklaf).
43 ratu safitri dan sinta saskia novel, medium analisis mikroorganisme (isolasi dan
kultur), (jakarta: trans info media, 2010), hlm. 4
39
2) Pembuatan Medium
Medium berfungsi untuk mengisolasi, menumbuhkan
mikroorganisme, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi, dan menghitung jumlah mikroba.44 Pada penelitian
ini digunakan dua jenis medium, yaitu :
a) Nutrient Agar (NA)
Nutrient agar adalah medium padat untuk
pertumbuhan mikroorganisme yang umumnya digunakan
dalam berbagai kultur mikroorganisme.45 Adapun
formula medium ini adalah Beef extract 3 gr, Becto
pepton 5 gr, Agar powder 15 gr dan Aquadest 1000 ml.
Adapun prosedur pembuatannya sebagai berikut :
i. Menimbang medium dengan perbandingan 28 g /
1000 ml aquadest.
ii. Memanaskan medium sambil diaduk hingga medium
menjadi homogen dengan aquadest sampai mendidih.
iii. Menuang medium ke dalam cawan petri
iv. Mensterilisasi medium di dalam autoklaf selama
kurang lebih 15 menit pada suhu 1210C.
v. Menginkubasikan medium selama 1 x 24 jam di
dalam inkubator.
44 ibid, hlm. 1 45 ibid, hlm.78
40
vi. Mengecek medium apakah terdapat kontaminan atau
tidak.
vii. Medium yang terhindar dari kontaminan lalu
dipindahkan kedalam lemari es.
b) Medium Selektif
Medium selektif merupakan medium yang
ditambahkan zat kimia tertentu yang dapat mencegah
pertumbuhan sekelompok mikroorganisme yang tidak
diinginkan tanpa menghambat pertumbuhan bakteri
target.46 Dalam hal ini di gunakan medium selektif berupa
NA Modification yang dimodifikasi dari Fardiaz (1989).
NA Modifcation mengandung nutrisi yang dibutuhkan
oleh bakteri untuk pertumbuhannya, salah satunya adalah
minyak yang digunakan bakteri untuk pertumbuhannya.47
b. Pelaksanaan
1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan di pemukiman warga
dusun Lewok desa Langko kecamatan Janapria Kabupaten
Lombok Tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan
mempertimbangkan berapa kali minyak tersebut di gunakan,
bekas penggorengan apa dan lama penyimpanan serta untuk
46ibid, hlm. 2 47 monica kharisma swandi, periadnadi dan nurmaiti, “isolasi bakteri pendegradasi limbah
cair industri minyak sawit”, jurnal biologi universitas andalas(j. Bio. Ua.), vol. 4, nomor 1, 2015.
41
pengambilan dilakukan secara aseptis dengan menggunakan
tabung reaksi yang di tutupi gumpalan kain kasa lalu di lapisi
dengan Aluminium foil dan diikat dengan karet gelang
selanjutnya meletakkannya didalam cool box yang diisi
hancuran es batu untuk menjaga kondisi sampel tetap sama
selama perjalanan menuju laboratorium.
2. Penanaman Sampel
Penanaman sampel di lakukan dengan metode swab
yaitu dengan menggunakan stik swab.
3) Inkubasi
Inkubasi dilakukan dengan menggunakan inkubator
selama 2 x 24 jam pada suhu 370C.
4) Mengamati Biakan Bakteri
Pengamatan biakan bakteri dilakukan dengan cara
mengamati morfologi koloni bakteri yang tumbuh meliputi
pengamatan bentuk, elevasi, tepian dan warna koloni bakteri48
5) Seleksi Bakteri Pendegradasi Lemak
Seleksi bakteri pendegradasi lemak dilakukan dengan
cara menginokulasi bakteri yang tumbuh pada medium NA ke
medium selektif NA Modifikation (Modifikasi Fardiaz 1989)
yang dilakukan dengan metode streak (gores cawan).
48 james g. Cappucino dan natalie sherman.2014. Microbiology a laboratory manual tenth
edision. Library of kongres.usa
42
6) Mengamati Zona Degradasi
Pengamatan dilakukan dengan mengamati zona
degradasi yang ditimbulkan oleh bakteri. Adanya zona
degradasi pada daerah sekitar koloni bakteri tersebut
merupakan indikator bakteri pendegradasi lemak.
7) Identifikasi
Identifikasi bakteri dilakukan sampai pada tingkat
genus secara bertahap menurut aliran dikotomi berdasarkan
bergey’s manual of determinative bacteriologi dengan cara :
a) Pewarnaan Gram. Pewarnaan gram merupakan suatu
prosedur penting dalam identifikasi bakteri. Pewarnaan
gram ini berfungsi untuk memisahkan antara dua
kelompok bakteri yang tergolong kedalam bakteri gram
positif dan gram negatif.49
Prinsip pewarnaan Gram meliputi 4 tahap yaitu :
i. Pewarnaan dengan zat warna utama (kristal violet)
yang warnanya ungu.
ii. Merekatkan (mengintensifkan) dengan larutan
iodium.
iii. Menambahkan zat Decolorisasi (bahan peluntur)
misalnya alkohol atau alkohol-asam.
49 lud waluyo, teknik dan metode dasar dalam mikrobiologi, (malang: universitas
muhamadiyah, 2008), hlm. 130.
43
iv. Pemberian zat penutup (Counter stain) dengan
larutan safranin.
Bakteri gram positif bersifat mengikat warna ungu
(kristal violet) sedangkan gram negatif berwarna merah
jambu karena melepaskan zat warna utama (kristal violet)
dan menangkap zat warna penutup (safranin).
b) Uji Biokimia
Uji biokimia bakteri adalah salah satu uji yang
dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri. Hal ini
karena setiap jenis bakteri memiliki sifat biokimia yang
berbeda. Identifikasi Bakteri dapat dilakukan dengan
beberapa uji biokimia antara lain: Uji katalase, uji
oksidase, uji motilitas dan uji gula-gula.50
6. Dokumentasi
Dalam penelitian, sesungguhnya dokumentasi itu penting
untuk dilakukan guna untuk meyakinkan bahwa penelitian itu benar-
benar dilakukan tanpa di manipulasi. Pada penelitian ini dokumentasi
yang dilakukan hanya sebatas dokumentasi gambar saja yaitu dengan
bantuan kamera.
50 zahidah, d., & shovitri, m., “isolasi, karakterisasi dan potensi bakteri aerob sebagai
pendegradasi limbah organik”, jurnal sains dan seni its, vol. 2, nomor 1, 2013.
44
7. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan deskripsi hasil penelitian.
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini disusun dalam empat bab pembahasan sebagai acuan
dalam berfikir secara sistematis, adapun rancangan sistematika
pembahasan skripsi ini yakni sebagai berikut : Bab Pertama Pendahuluan
yang merupakan gambaran umum isi penelitian yang terdiri dari : latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang
lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode
penelitian dan sistematika pembahasan. Selanjutnya pada bab kedua berisi
paparan data dan temuan. Di bagian ini di ungkapkan seluruh data dan
temuan penelitian. Lalu bab ketiga yang berisi pembahasan dan bab
terakhir yakni bab keempat yang berisi penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
45
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Hasil Penelitian
1. Jumlah koloni Bakteri pada Medium NA Hasil Isolasi dari Minyak
Goreng Bekas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri dari sampel
minyak goreng yang berpotensi sebagai agen pendegradasi lemak.
Isolasi bakteri dilakukan di Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN
Mataram menggunakan medium Natrium Agar (NA) dengan
menggunakan teknik swab. Dari isolasi yang telah dilakukan, diperoleh
32 koloni yang diuraikan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 4 Jumlah koloni campuran yang tumbuh pada medium Natrium Agar
(NA).
No Nama
Sampel
Kode
Sampel
Koloni
Yang tumbuh
Jumlah
Koloni
1
Mi.1 Mi1.1 3
10 koloni Mi1.2 3
Mi1.3 4
2 Mi.2
Mi2.1 2
10 koloni Mi2.2 2
Mi2.3 6
3 Mi.3
Mi3.1 2
12 koloni Mi3.2 4
Mi3.3 6
Total Koloni yang Tumbuh 32 koloni
46
Keterangan:
Mi1: Minyak goreng dengan karakteristik 2 kali pakai
Mi2 : Minyak goreng dengan karakteristik 3 kali pakai
Mi.3 Minyak goreng dengan karakteristik 5 kali pakai
Hasil isolasi bakteri dari sampel minyak goreng bekas dapat
diamati pada gambar berikut.
(A) (B)
(C)
Gambar 4 Hasil isolasi baktei dari sampel minyak goreng bekas. (A) Minyak
goreng 1, (B) Minyak goreng 2, (C) Minyak goreng 3.
2. Isolat Bakteri Yang Membentuk Zona Degradasi
Koloni bakteri yang dikultur di media NA dipindahkan ke medium
selektif NA Modification untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
mendegradasi lemak. Bakteri yang diduga dapat mendegradasi lemak
dapat dilihat dengan indikator terbentuknya zona degradasi disekitar
koloni.
Berdasarkan pengamatan secara makroskopis pada koloni bakteri
yang telah di kultur pada medium selektif NA Modification terdapat 3
47
Isolat bakteri yang mampu membentuk zona degradasi. Ketiga isolat
tersebut yaitu Isolat pada Mi1.3, Mi3.2 dan Mi3.3 yang ditunjukkan
pada gambar berikut.
(A)
(B)
(C)
(D)
Gambar 5 Hasil Pengamatan Isolat yang membentuk zona degradasi dan yang tidak membentuk zona degradasi. (A) Isolat Mi 1.3, (B) Isolat Mi 3.2,
(C) Isolat Mi 3.3 dan (D) Isolat yang tidak membentuk zona degradasi.
3. Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lemak
Isolat-isolat yang mampu membentuk zona degradasi sesuai pada
gambar 2.1 tersebut selanjutnya dilakukan proses identifikasi yang
meliputi pewarnaan gram dan uji biokimia. Adapun hasil identifikasi
48
bakteri yang di duga sebagai agen pendegradasi lemak pada minyak
goreng bekas yang dilakukan secara makroskopis, mikroskopis dan uji
biokimia tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel 5 Hasil pengamatan secara Makroskopis, Mikroskopis dan Uji
Biokimia pada Isolate Bakteri yang diduga sebagai Agen Pendegradasi Lemak pada Minyak Goreng Bekas.
No Karakter Isolat
Mi 1.3 Mi 3.2 Mi 3.3 1. Makroskopis
a. Permukaan
b. Bentuk
Koloni
c. Tepian Koloni
d. Elevasi
Koloni
e. Warna Koloni pada medium NA Modifikasi
Agak kasar Irreguler Lobate Raised Kekuningan
Agak kasar Irreguler Undulate Raised Kekuningan
Agak kasar Irreguler Lobate Raised Kekuningan
2 Mikroskopis a. Bentuk Sel
b. Gram
c. Motilitas
Rod (Basil) Positif (+) Positif (+)
Rod (Basil) Positif (+) Positif (+)
Rod (Basil) Positif (+) Positif (+)
49
3 Uji Biokimia a. Katalase
b. Oksidase c. Glukosa d. Laktosa
e. Sukrosa
f. Moltose
g. Monitol
h. Genus
+ - + - - + - Bacillus
+ - + - - + - Bacillus
+ - + - - + - Bacillus
Adapun hasil pewarnaan gram dan uji biokimia disajikan pada
gambar berikut.
(A) (B)
(C)
Gambar 6 Hasil pewarnaan gram dan uji biokimia bakteri pendegradasi lemak
pada minyak goreng bekas. (A) Bacillus sp. Pada Isolat M1.3, (B) Bacillus sp. Pada isolate M3.2, dan (C) Bacillus sp.
Pada isolate M3.2 dan (D) proses uji biokimia.
50
BAB III
PEMBAHASAN
Bakteri yang berpotensi dalam mendegradasi lemak dapat dilihat dari
kemampuan bakteri dalam mengubah substrat lemak yang terkandung di dalam
NA Modification yang merupakan medium selektif untuk bakteri lipolitik seperti
pada gambar 2. Bakteri lipolitik merupakan bakteri penghasil enzim lipase dalam
menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Medium yang digunakan
mengandung nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk pertumbuhannya salah satunya
minyak yang digunakan bakteri sebagai sumber karbonnya. Nurdini (2010)
menambahkan bahwa bakteri lipolitik dapat ditemukan di banyak tempat yang
mengandung minyak. Lingkungan yang mengandung minyak merupakan substrat
yang baik terhadap bakteri lipolitik untuk tumbuh.51
Menurut L Nurul (2014), mikroflora yang mampu hidup pada minyak
goreng bekas hampir serupa dengan karakteristik yang di miliki oleh
Staphylococcus aureus. Menurutnya staphylococcus aureus memiliki kemampuan
memproduksi senyawa beracun yang disebut enterotoksin dan menyebabkan
gastro enteritis. Selain itu, Thontowi dalam penelitiannya tentang mikroba
pendegradasi senyawa minyak dilaut mendapatkan beberapa jenis bakteri
diantaranya Marinobacter, Oceanobacter, Alcaniforax, Thalassospira, Stappia,
Bacillus, Novospingobium, Pseudomonas, Spingobium, dan Rhodobacter.52
51 monica kharisma swandi, periadnadi dan nurmaiti, “isolasi bakteri pendegradasi limbah
cair industri minyak sawit”, jurnal biologi universitas andalas(j. Bio. Ua.), vol. 4, nomor 1, 2015. 52 Thontowi. “Bakteri Pengunyah Minyak” dalam Gatra No.22, terbit April 2009. Diakses
pada tanggal 10 januari 2018 pukul 8.23 am.
51
Selain itu, I.B.G Darmayasa (2008) mendapatkan bakteri yang mampu hidup pada
lingkungan yang mengandung minyak seperti Bacillus sp. (A), Bacillus sp. (B),
Klebsiella sp., dan Staphylococcus sp. serta Pseudomonas sp. Dinda Zahidah
(2013) menambahkan jenis bakteri yang biasa tumbuh pada limbah organik
seperti Bacillus, Clostridium, Pseudomonas. Beberapa jenis bakteri tersebut
dijelaskan oleh John G. Holt (1994) merupakan jenis bakteri patogen yang dapat
menyebabkan keracunan pada makanan dan dapat menunjukkan gejala diare,
kejang (keram) perut, muntah bahkan sampai kematian.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengambilan sampel minyak goreng
sebanyak 3 macam dengan karakterisik yang berbeda. Minyak goreng 1 (Mi 1)
dengan karakteristik 2 kali pakai, minyak goreng 2 (Mi 2) dengan karakteristik 3
kali pakai dan minyak goreng 3 (Mi 3) dengan karakteristik 5 kali pakai. Dari
ketiga jenis minyak goreng tersebut, bersumber dari jenis minyak goreng yang
sama yaitu minyak goreng curah dengan bekas penggorengan yang sama yaitu
bekas penggorengan ikan. Ketiga sampel minyak goreng bekas tersebut di tanam
pada medium pertumbuhan bakteri yaitu medium NA (Natrium Agar) dan
menghasilkan 32 koloni bakteri. Dari ketiga puluh dua koloni tersebut, kemudian
di isolasi ke medium selektif NA Modification.
Berdasarkan isolasi bakteri yang telah dilakukan, didapatkan 3 isolat yang
mampu membentuk zona degradasi yaitu isolate Mi1.3, Mi3.2 dan Mi3.3. Bakteri
yang dapat membentuk zona degradasi di duga sebagai bakteri yang dapat
mendegradasi lemak karena adanya indikasi aktivitas enzim ekstraseluler lipase
52
yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Sedangkan bakteri yang tidak membentuk
zona degradasi di duga sebagai bakteri yang toleran pada lingkungan yang
mengandung lemak. Bakteri yang tidak membentuk zona degradasi
berkemungkinan bisa mendegradasi lemak, namun bakteri tersebut belum bisa
mengekspresikan adanya indikasi aktivitas enzim ekstraseluler lipase yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Ketiga isolat bakteri yaitu Isolat Mi 1.3, Mi 3.2 dan Mi 3.3 yang diduga
sebagai bakteri pendegradasi lemak tersebut dilakukan uji lebih lanjut yang
meliputi uji secara mikroskopis dan uji biokimia yang dapat dilihat pada Tabel
2.2. Isolat MI 1.3, Mi 3.2 dan Mi 3.3 memiliki kesamaan karakter secara
mikroskopis yaitu dapat dilihat dari hasil pewarnaan gram bersifat gram positif
dengan sel berbentuk Rod (Basil). Bakteri gram positif adalah bakteri yang
dinding selnya menyerap warna violet dan memiliki lapisan peptidoglikan yang
tebal. Adapun dari hasil pengujian biokimia ketiga isolate bakteri tersebut
menunjukkan hasil uji katalase positif, glukosa positif dan maltose atau uji-uji
yang tergolong kedalam uji gula-gula adalah bersifat positif. Hasil uji katalase
yang positif menunjukkan bahwa ketiga isolate tersebut bersifat aerobik dan
memiliki enzim yang menghidrolisis peroksida (katalase). Locke et al. (2013)
menambahkan bahwa katalase adalah enzim yang dapat mengkatalisasi
penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. 53
Sedangkan untuk
hasil uji gula-gula (glukosa dan maltose) yang bersifat positif menunjukkan
53 monica kharisma swandi, periadnadi dan nurmaiti, “isolasi bakteri pendegradasi limbah
cair industri minyak sawit”, jurnal biologi universitas andalas(j. Bio. Ua.), vol. 4, nomor 1, 2015.
53
bahwa bakteri tersebut mampu dalam memfermentasikan karbohidrat. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ketiga isolate bakteri tersebut termasuk ke dalam genus
Bacillus. Adapun sistematika bakteri Bacillus sp. sebagai berikut.
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus sp.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Darmawasa
(2008) yang mengidentifikasi bakteri pendegradasi lipid dengan mendapatkan
beberapa jenis bakteri dari genus Bacillus yaitu Bacillus sp., (A) dan Bacillus sp.,
(B). Selain itu Bala, Lalung dan Ismail (2014) juga melaporkan bakteri dari genus
Bacillus sp. Dengan spesies Bacillus cereus 103PB yang memiliki kemampuan
biodegradasi dan dapat mengurangi polutan dari limbah industry minyak sawit.
Bakteri ini memproduksi enzim ekstraseluler lipase sehingga dapat menurunkan
kadar minyak dan lemak pada limbah. Indah Riwayati, Indah Hartati dan Laeli
Kurniasari (2012) menjelaskan bahwa enzim lipase merupakan enzim yang dapat
menjadi biokatalis pada reaksi hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Genus Bacillus sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai
sifat-sifat seperti: memiliki kisaran pertumbuhan yang luas, pembentuk spora,
54
kosmopolit, tahan terhadap senyawa-senyawa antiseptik, bersifat aerob atau
anaerob fakultatif, memiliki kemampuan enzimatik yang beragam dan beberapa
diantaranya mampu melakukan biodegradasi terhadap banyak senyawa rekalsitran
(senyawa yang sulit di degradasi) dan xenobiotik (senyawa asing di alam). Selain
itu, yang utama adalah Bacillus sp tidak membutuhkan factor tumbuh yang sulit.54
Dari beberapa potensi yang dimiliki tersebut, sangat mendukung hasil dari
penelitian tentang identifikasi bakteri pendegradasi lemak pada minyak goreng
bekas ini.
Minyak goreng bekas (minyak jelantah) adalah minyak goreng yang telah
dipakai berulang kali, berbau dan telah mengalami perubahan warna. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Salmiah, Manjilala dan Wa
Salmia (2015) yang menyatakan bahwa minyak goreng yang telah dipakai
berulang kali akan mengalami perubahan warna menjadi cokelat gelap dan
tampak kotor. Nurhida Pasaribu (2004) menambahkan bahwa pada minyak
goreng yang telah mengalami perubahan warna (akibat penggorengan)memiliki
beberapa kandungan logam seperti Fe, Cu dan Mn. Selain itu, Asri Sulistijowati
Suroso (2013) juga melaporkan bahwa warna cokelat pada minyak jelantah
(minyak goreng bekas) dapat disebabkan karena adanya ikatan molekul
karbohidrat dan protein yang disebut sebagai Reaksi Maillard yaitu reaksi antara
gugus karbonil dengan gugus amin dari protein. Selain itu, dilihat dari jumlah
bilangan peroksida minyak goreng bekas (jelantah) adalah rata-rata 7,89 Mg
54 Atlas Dan Bartha Dalam Ariani Hatmanti. “Pengenalan Bacillus spp”. Oseana, volume
xxv, nomor 1, 2000, hlm. 31-41.
55
O2/100g yang jauh berada di atas mutu SNI yaitu 1,00 Mg O2/100g. Bilangan
peroksida yang tinggi menandakan minyak telah teroksidasi ditandai dengan rasa
dan bau tengik. Trigliserida yang memiliki rantai tidak jenuh (rangkap)
mengalami otooksidasi membentuk radikal-radikal bebas. Proses yang terjadi
selanjutnya adalah terbentuknya senyawa hidroperoksida yang kemudian dipecah
membentuk senyawa-senyawa aldehid. Senyawa-senyawa aldehid ini memberikan
bau tengik dan bersifat toksik.55
Apabila dilihat dari sifat-sifat minyak goreng bekas tersebut, beberapa
kandungannya bersifat toksik. Namun, dalam Beer (2011) menjelaskan bahwa,
ada beberapa bakteri yang mampu hidup pada lingkungan yang ekstrim dengan
gangguan fisik dan kimia yang tinggi. Bakteri tersebut adalah dari genus Bacillus
sp. Ariani Hatmanti (2000) menambahkan bahwa bakteri Bacillus sp memiliki
kemampuan dalam mendegradasi senyawa rekalsitran (senyawa yang sulit di
degradasi) dan xenobiotik (senyawa asing di alam). Selain itu,, kemampuan dalam
membentuk endospora yang dihasilkan oleh Bacillus mempunyai ketahanan yang
tinggi terhadap faktor kimia dan fisika, seperti suhu ekstrim, alkohol, dan
sebagainya.
Adapun langkah untuk melakukan biodegradasi dapat dilakukan dengan 2
teknik yaitu bioaugmentasi dan bistimulasi. Bioaugmentasi adalah teknik dengan
cara menebarkan mikroba ketika terjadi pencemaran minyak. Sedangkan teknik
biostimulasi menggunakan “pupuk” mineral untuk menumbuhkan mikrobadi
55 asri sulistijowati suroso (2013) kualitas minyak goreng habis pakai ditinjau dari bilangan peroksida, bilangan asam dan kadar air. Pusat biomedis dan teknologi dasar kesehatan, badan litbangkes, kemenkes ri.
56
lingkungan yang tercemar. Sehingga mikroba yang tumbuh itu siap menguraikan
minyak menjadi senyawa yang lebih ramah lingkungan.56
56
Thontowi. “Bakteri Pengunyah Minyak” dalam Gatra No.22, terbit April 2009. Diakses pada tanggal 11 januari 2018 pukul 5.34 am.
57
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Hasil isolasi sampel minyak goreng bekas pakai diperoleh 32 isolat
bakteri.
2. Hasil identifikasi makroskopis, mikroskopis dan uji biokimia
menunjukkan karakter isolate bakteri yang diduga mampu mendegradasi
lemak merupakan genus Bacillus.
B. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat
memberikan beberapa saran yaitu:
1. Untuk masyarakat supaya tidak menggunakan minyak goreng secara
berulang kali.
2. Untuk Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) supaya
dapat mengatasi pencemaran lingkungan yang di sebabkan oleh bahan
yang mengandung lemak.
3. Untuk peneliti selanjutnya supaya dapat melakukan identifikasi bakteri
secara molekuler untuk mengetahui spesies dari genus Bacillus.
58
4. Untuk peneliti selanjutnya supaya dapat melakukan isolasi dan
identifikasi bakteri pendegradasi lemak sampel minyak goreng bekas
dengan lama penyimpanan yang lebih singkat.
59
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F., &Johan, I.R., “Perilaku Penggunaa Minyak Goreng Serta Pengaruhnya Terhadap Keikutsertaan Program Pengumpulan Minyak Jelantah di Kota Bogor”, Vol.3, Nomor 2, 2010, hlm.184-189.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. Asri Sulistijowati Suroso (2013) Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau
dari Bilangan Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI.
Hatmanti, Ariani. “Pengenalan Bacillus spp.”,Oseana, Vol.25, Nomor 1, 2000,
hlm.31-41 Ayu, R. & Sartika, D. (n.d)., “Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Asam Lemak Trans Terhadap Kesehatan, 16424. Dirjenbun, Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016 Kelapa Sawit, Jakarta:
Direktorat Jederal Perkebunan, 2015. Doraja, P. H., Shovitri, M., & Kuswytasari, N. D., “Biodegradasi limbah domestik
dengan menggunakan inokulum alami dari tangki septic”, Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol. 1, Nomor 1, 2012, hlm.44-47.
Fidiastuti, H. R. “Potensi bakteri indigen dalam biodegradasi air sungai”,
Saintifika, Vol. 16, Nomor 1, 2014. I.B.G Darmayasa, I. B. G. “Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid
(Lemak) pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah dan Estuari DAM Denpasar”, Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8, Nomor 2, 2008.
Hajar, Dachniar. 2012. Isolasi, Identifikasi dan Analisis Kemampuan Degradasi
Hidrokarbon Bakteri Tanah Sampel B Cilegon, Banten. Universitas Indonesia.
Irianto, Koes. Mikrobiologi jilid I. Bandung : Penerbit Y.Rama Widya, 2006. James G. Cappucino dan Natalie Sherman.2014. Microbiology a Laboratory
Manual Tenth Edision. Library of Kongres.USA Ketaren, S, Pengantar Tekhnologi Minyak dan Lemak Pangan-Edi. 1, Cet.1,
Jakarta: UI-Pres, 1996.
60
Kusumastuty, I., Andarini, S., & Aswin, A. A. G. A., “Perbedaan Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Sawit (Palm oil) dan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Perbaikan Profil Lemak (Kolesterol) pada Tikus dengan DietAaterogenik”, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 22, Nomor 2, 2013, hlm. 113-120
Lud Waluyo, Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi, Malang:
Universitas Muhamadiyah, 2008. Majalah Sasaran No.4 Tahun 2006. Monica Kharisma Swandi, Periadnadi dan Nurmaiti, “Isolasi Bakteri
Pendegradasi Limbah Cair Industri Minyak Sawit”, Jurnal Biologi Universitas Andalas(J. Bio. UA.), Vol. 4, Nomor 1, 2015.
Ni Putu Ristiati. Uji Kemampuan Isolat Bakteri Pendgradasi Minyak Solar
Terhadap Limbah Oli dari Perairan Pelabuhan Celukan Bawang. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III. 2013. Hlm. 278
Noriko, Dewi Elfidasari, dkk. “Analisis Penggunaan dan Syarat Mutu Minyak
Goreng pada Penjaja Makanan di Food Court UAI”, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Tekhnologi, Vol. 1, Nomor 3, 2012, hlm. 147–154.
Paramitha, Andi R.A. “Studi Kualitas Minyak Makanan Gorengan Pada
Penggunaan Minyak Goreng Berulang”. Skripsi, Fakultas Pertanian UNHAS Makassar, Makassar,2012.
Pelczar, j. Michael dan E.C.S. Chan, Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta:
Universitas Indonesia, 1986. Ratu safitri dan Sinta Saskia Novel, Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi
dan Kultur), Jakarta: Trans info media, 2010. Sartika, R. A. D. “Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans
terhadap kesehatan”, Kesmas: National Public Health Journal, Vol. 2, Nomor 4, 2008, hlm. 154-160.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2016. Tim Penyusun Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Bakteriologi Medic,
Malang: Bayumedia publishing, 2003. Tresna, S. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta.
61
Thontowi. “Bakteri Pengunyah Minyak” dalam Gatra No.22, terbit April 2009. Diakses pada tanggal 11 januari 2018 pukul 5.34 am.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an. 1971. Al-Qur’an dan
Terjemahnya.Departemen Urusan Agama Islam Zahidah, D., Shovitri, M., & Domestik, A. L., “Isolasi, Karakterisasi dan Potensi
Bakteri Aerob”, Vol. 2, Nomor 1, 2013, hlm. 12–15. www.umpalangkaraya.ac.id/perpustakaan/digilib/download.php?id, diakses pada
tanggal 12 Mei 2017 pukul 23.46. https://www.academia.edu/7142606/Minyak, diakses pada tanggal 13 mei 2017
pukul 17.01. https://mikrobiologilautunpad.files.wordpress.com/2013/04/3_mikrolaut_modul_3
_ta2013.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2017 pukul 08.24.
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72