membandingkan an sistem informasi secara outsourcing dan in sourcing
TRANSCRIPT
MEMBANDINGKAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA
OUTSOURCING DAN INSOURCING
PENDAHULUAN
Teknologi informasi adalah salah satu komponen bisnis dengan perkembangan yang
sangat pesat. Selain itu, teknologi informasi juga merupakan sumberdaya bisnis yang sangat
vital bagi perusahaan sehingga harus dikelola dengan sangat baik karena dapat menentukan
keberhasilan atau malah menyebabkan kegagalan dalam penerapan strategi bisnis suatu
perusahaan. Oleh sebab itu, pengelolaan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI)
yang mendukung proses bisnis perusahaan menjadi tantangan tersendiri, baik bagi manajer
bisnis dan TI maupun kalangan profesional.
Salah satu cara yang kini populer diterapkan untuk mengelola fungsi SI dan TI
perusahaan adalah dengan mengadopsi sistem outsourcing. Sebelum tahun 1980,
perusahaan cenderung untuk merencanakan, mengembangkan, mengoperasikan dan
memelihara sistem informasinya sendiri. Namun, tren ini mulai berubah sejak beberapa
perusahaan di negara-negara maju menyadari bahwa mereka harus lebih fokus dalam
menjalankan bisnis utamanya dan menyerahkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
TI, seperti pemrograman software, kegiatan operasional harian, pemeliharaan, dan lain-lain
kepada perusahaan TI profesional. Outsourcing tampaknya semakin diminati oleh sebagian
besar perusahaan mengingat sering tidak jelasnya prospek dunia usaha yang ditandai dengan
perubahan yang sangat cepat baik dari sisi demand, pasar maupun teknologi.
Di samping outsourcing dikenal pula istilah insourcing. Secara terminologi insourcing
memiliki arti yang berlawanan dengan outsourcing. Ketika suatu organisasi mendelegasikan
pekerjaannya ke entitas lainnya, yang bersifat internal namun bukan bagian dari organisasi,
inilah yang disebut dengan insourcing. Entitas internal tersebut biasanya memiliki tim khusus
yang mahir menyediakan layanan yang dibutuhkan. Perusahaan kadang-kadang memilih
untuk melakukan insourcing karena memungkinkan mereka untuk melakukan pengawasan
yang lebih baik daripada jika mereka memilih outsourcing.
Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa alasan mengapa perusahaan lebih
memilih melakukan outsourcing dalam pengembangan maupun penerapan SI dan TI di
perusahaannya. Selain itu, akan dijelaskan pula apa saja keuntungan dan kelemahan dari
pengelolaan SI dan TI dengan menggunakan strategi outsourcing maupun insourcing.
1
MENGAPA OUTSOURCING ?
Definisi
Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information
Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa
yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan
mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan
untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal.
Outsourcing TI juga dapat diterjemahkan dengan penyediaan tenaga ahli yang
profesional di bidang TI untuk mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan
kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan sering kali suatu perusahaan mengalami kesulitan
untuk menyediakan tenaga TI yang berkompeten dalam mengatasi kendala-kendala TI
maupun operasional kantor sehari-hari (www.midas-solusi.com). Jadi, outsourcing adalah
pemberian sebagian pekerjaan yang tidak bersifat rutin (temporer) dan bukan inti perkerjaan
di sebuah organisasi/perusahaan ke pihak lain atau pihak ketiga.
Alasan Perusahaan Melakukan Outsourcing
Menurut Rahardjo (2006), outsourcing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh
perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing, seperti
penghematan biaya (cost saving), perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan
utamanya (core business), dan akses pada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki oleh
perusahaan. Alasan yang sama juga dikemukakan dalam www.outsource2india.com dimana
kebanyakan organisasi memilih outsourcing karena mendapatkan keuntungan dari biaya
rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (high-quality services). Selain itu,
outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber
daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik. Outsourcing juga memungkinkan
organisasi untuk mengakses modal intelektual, berfokus pada kompetensi inti,
mempersingkat waktu siklus pengiriman dan mengurangi biaya secara signifikan. Dengan
demikian, organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk
membantu meningkatkan bisnis mereka.
Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan yang
lebih besar jika dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual. Hal ini
dikarenakan outsourcer mempercayakan informasi penting perusahaan kepada mitra
outsourcing-nya. Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk
2
membuat hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya kepada proyek
jangka dekat. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis
dari perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer
(Rahardjo, 2006). Saat ini, outsourcing tidak lagi terbatas pada outsourcing layanan TI tetapi
juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan, jasa rekayasa, jasa kreatif, layanan entry
data dan masih banyak lagi.
Keuntungan Dan Kelemahan Dari Outsourcing
Menurut Pasaribu (2010), Hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam
memilih outsourcing adalah: harga, reputasi yang baik dari pihak provider outsourcing,
tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider outsourcing, pengetahuan pihak provider
mengenai bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan, pengalaman pihak provider outsource,
eksistensinya, dan lain-lain.
Adapun beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem outsourcing
antara lain:
1. Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri fasilitas SI
dan TI.
2. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI.
3. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan mengembangkan
bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan pengerjaannya melalui
outsourcing.
4. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource dalam
mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
5. Mempersingkat waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih sekaligus untuk
saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan.
6. Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan arsitektur SI
berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena perusahaan outsource SI pasti
memiliki pekerja TI yang kompeten dan memiliki skill yang tinggi, serta penerapan
teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource.
7. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
Selain keuntungan-keuntungan di atas, pengelolaan SI dan TI dengan sistem
outsourcing juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1. Kehilangan kendali terhadap SI dan data karena bisa saja pihak outsourcer menjual data
dan informasi perusahaan ke pesaing.
3
2. Adanya perbedaan kompensasi dan manfaat antara tenaga kerja internal dengan tenaga
kerja outsourcing.
3. Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan karena pihak outsourcer tidak dapat
diharapkan untuk menyediakan semua kebutuhan perusahaan karena harus memikirkan
klien lainnya juga.
4. Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3 tahun, maka dapat
mengurangi fleksibilitas seandainya kebutuhan bisnis berubah atau perkembangan
teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya penurunan harga, maka
perusahaan harus merundingkan kembali kontraknya dengan pihak outsourcer.
5. Ketergantungan dengan perusahaan pengembang SI akan terbentuk karena perusahaan
kurang memahami SI/TI yang dikembangkan pihak outsourcer sehingga sulit untuk
mengembangkan atau melakukan inovasi secara internal di masa mendatang.
MENGAPA INSOURCING ?
Definisi
Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan
di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi
oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan secara
fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi yang diterima juga mengikuti pola tersebut.
Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya, atau
sharing dengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji
(Zilmahram, 2009). Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari satu
organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain itu, Insourcing
dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra bisnis
baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu (en.wikipedia.org). Dalam
kaitannya dengan TI, Insourcing atau Contracting merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke
pihak yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu perusahaan.
Alasan Perusahaan Melakukan Insourcing
Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing antara lain dalam rangka
mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan outsourcing
kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya. Beberapa organisasi merasa bahwa
dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan pelanggan yang lebih baik dan kontrol
yang lebih baik atas pekerjaan mereka daripada dengan meng-outsourcing-nya
4
(www.outsource2india.com). Sedangkan menurut Zilmahram (2009), Insourcing dapat terjadi
karena hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.
2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak
dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.
3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
Keuntungan Dan Kelemahan Dari Insourcing
Adapun beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem insourcing
antara lain:
1. Perusahaan memiliki kendali yang besar terhadap SI/TI-nya sendiri.
2. Mengurangi biaya tenaga kerja karena biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya
lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk pekerja outsource.
3. Menyalurkan pemanfaatan kompetensi perusahaan secara optimal.
4. Memiliki kemampuan untuk melihat keseluruhan proses pengembangan SI.
5. Sistem Informasi yang dibuat dapat direncanakan secara terstruktur sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
6. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap SI karena
proses pengembangannya dilakukan oleh internal perusahaan tersebut.
7. Lebih mudah dalam mengintegrasikan SI yang dikembangkan oleh perusahaan dengan
sistem yang sudah ada.
8. Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dimodifikasi serta dikontrol keamanan
aksesnya (security acces).
9. Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif (competitif advantage) perusahaan
dibandingkan pesaing.
Selain keuntungan-keuntungan di atas, pengelolaan SI dan TI dengan sistem
insourcing juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1. Membutuhkan investasi yang tinggi karena biaya pembuatan sistem harganya sangat
mahal.
2. Pengembangan SI dapat memakan waktu yang lama karena harus merancangnya dari
awal.
3. Adanya communication gap antara IT Specialist dan user.
5
4. Kesulitan dalam menyatakan kebutuhan users sehingga menyulitkan spesialis TI dalam
memahaminya dan seringkali hal ini menyebabkan SI yang dibuat kurang memenuhi
kebutuhan user.
5. Adanya resiko yang harus ditanggung sendiri oleh perusahaan jika terjadi masalah atau
kesalahan dalam pendefinisian kebutuhan data dan informasi.
6. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang SI/TI yang kompeten dan memiliki skill yang
memadai dapat menyebabkan kesalahan/resiko yang harus ditanggung sendiri oleh
perusahaan.
7. Perusahaan belum tentu mampu melakukan adaptasi dengan perkembangan TI yang
sangat pesat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang up to date.
KESIMPULAN
Untuk menentukan strategi mana yang akan digunakan dalam suatu perusahaan,
sangat tergantung dari situasi yang ada. Tentu saja dengan mempertimbangkan pula
keunggulan dan kelemahan serta manfaat dan resiko yang mungkin dialami oleh perusahaan.
Misalnya: outsourcing dapat dijadikan pilihan jika dibutuhkan waktu yang cepat dalam
pengembangan aplikasi atau jika perusahaan memiliki sejumlah proses bisnis non-inti yang
memerlukan banyak waktu, usaha, dan sumberdaya untuk dilaksanakan. Outsourcing dalam
hal ini, akan membantu menghemat waktu, usaha, tenaga kerja dan juga akan membantu
pengiriman yang lebih cepat untuk pelanggan perusahaan. Sebaliknya, insourcing lebih tepat
untuk dipilih jika suatu aplikasi merupakan inti bisnis perusahaan atau jika telah ada suatu
divisi khusus dalam perusahaan yang ahli dalam suatu bidang tertentu. Hal ini akan dapat
menghemat biaya dan perusahaan memiliki kontrol yang lebih baik atas pekerjaan yang
dilakukan.
Perusahaan tidak harus memilih outsourcing atas insourcing atau sebaliknya. Suatu
perusahaan dapat melakukan outsource dan insource pada saat yang sama. Dengan
outsourcing dan insourcing secara bersamaan, maka perusahaan akan dapat memiliki apa
yang terbaik dari yang ditawarkan kedua strategi di atas dan bisnis akan mendapatkan
keuntungan kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
6
Anonim. Outsourcing vs Insourcing: What's best for your Organization?.
http://www.outsource2india.com/why_india/articles/outsourcing-versus-
insourcing.asp.
_______. Outsourcing. http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing.
_______. IT Outsourcing. http://www.midas-solusi.com/products-services,en,detail,9,it-
outsourcing
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems, fifteenth
edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pasaribu, F.T.P. 2010. Outsourcing, Insourcing, dan Selfsourcing. http://ferry1002.blog.
binusian.org/?p=128.
Rahardjo, B. 2006. Kesulitan Outsourcing di Indonesia. http://rahard.wordpress.com/2006/
02/25/kesulitan-outsourcing-di-indonesia/.
Zilmahram, T. 2009. Outsourcing dan Insourcing. http://habahate.blogspot.com/2009/06/
outsourcing-dan-insourcing.html.
7