melakukan perawatan motor bantu

19
KODE : PTK.NP.03.002I.01 MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 1 dari 19 Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha penangkapan ikan yang berorientasi bisnis pasti bertujuan menghasilkan laba yang maksimal. Usaha penangkapan ikan yang diupayakan secara optimal dari mulai pemilihan daerah penangkapan, persiapan sarana dan prasarana, pengelolaan penangkapan ikan sampai ke penanganan hasil tangkap akan sia-sia apabila perawatan motor bantu tidak dilakukan dengan baik. Pada bidang nautika perikanan laut, pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan motor bantu merupakan keahlian tersendiri yang harus dikuasai untuk mengoperasikan kapal penangkapan ikan sehingga hasil tangkapan sampai ke konsumen dalam keadaan baik. Terlebih pada jenis ikan yang akan ditangkap, alat tangkap yang digunakan dan daerah penangkapan ikan tertentu yang sangat membutuhkan kesiapan dari motor bantu dalam mencapai tujuan usaha penangkapan ikan. Oleh karena itu, biasanya dalam perawatan motor bantu khususnya untuk jenis kapal dan alat tangkap tertentu harus disepakati tentang resiko kerusakan motor bantu, selain tentunya untuk perawatan system bahan bakar, system pelumasan dan system pendinginan untuk motor tersebut. Perawatan motor bantu tidak terbatas pada jenis dan ukuran tertentu, baik itu dengan menggunakan motor bakar diesel maupun motor bakar bensin, kapal yang mempunyai skala ukuran besar maupun kecil dan kedudukan dari motor penggerak itu sendiri baik in board maupun out board. Karena sampai sekarang penggunaan motor bantu pada kapal perikanan sangat bervariasi menurut fungsinya masing-masing. Seperti contoh kapal yang menggunakan motor bantu yang dipasang hanya satu buah saja atau bahkan motor bantu portable, pada umumnya berukuran kecil dan banyak digunakan pada

Upload: mes-ry

Post on 06-Aug-2015

128 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 1 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha penangkapan ikan yang berorientasi bisnis pasti bertujuan

menghasilkan laba yang maksimal. Usaha penangkapan ikan yang

diupayakan secara optimal dari mulai pemilihan daerah penangkapan,

persiapan sarana dan prasarana, pengelolaan penangkapan ikan

sampai ke penanganan hasil tangkap akan sia-sia apabila perawatan

motor bantu tidak dilakukan dengan baik. Pada bidang nautika

perikanan laut, pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan

motor bantu merupakan keahlian tersendiri yang harus dikuasai untuk

mengoperasikan kapal penangkapan ikan sehingga hasil tangkapan

sampai ke konsumen dalam keadaan baik. Terlebih pada jenis ikan

yang akan ditangkap, alat tangkap yang digunakan dan daerah

penangkapan ikan tertentu yang sangat membutuhkan kesiapan dari

motor bantu dalam mencapai tujuan usaha penangkapan ikan.

Oleh karena itu, biasanya dalam perawatan motor bantu – khususnya

untuk jenis kapal dan alat tangkap tertentu –harus disepakati tentang

resiko kerusakan motor bantu, selain tentunya untuk perawatan

system bahan bakar, system pelumasan dan system pendinginan

untuk motor tersebut.

Perawatan motor bantu tidak terbatas pada jenis dan ukuran tertentu,

baik itu dengan menggunakan motor bakar diesel maupun motor

bakar bensin, kapal yang mempunyai skala ukuran besar maupun

kecil dan kedudukan dari motor penggerak itu sendiri baik in board

maupun out board. Karena sampai sekarang penggunaan motor

bantu pada kapal perikanan sangat bervariasi menurut fungsinya

masing-masing. Seperti contoh kapal yang menggunakan motor bantu

yang dipasang hanya satu buah saja atau bahkan motor bantu

portable, pada umumnya berukuran kecil dan banyak digunakan pada

Page 2: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 2 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

kapal ikan berukuran kecil sampai dengan ukuran menengah, dan

kapal yang berukuran besar motor bantu dipasang antara satu sampai

dengan dua buah, pada umumnya digunakan pada kapal ikan yang

berukuran menengah sampai dengan ukuran besar.

Berbagai peralatan dan bahan dipergunakan seperti motor bantu

kapal, tool set, pompa bahan bakar, injektor, tester injektor, pompa oli,

lubricating oil cooler, bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin

tawar/asin, gemuk/stempet, packing, seal, klem, zinc anode, saringan

bahan bakar/minyak pelumas/air pendingin, manual book dan lain-lain

untuk mendukung kelancaran perawatan motor bantu kapal tersebut.

Agar perawatan motor bantu kapal dapat berjalan dengan baik dan

lancar, maka diperlukan suatu persiapan yang matang.

Oleh karena itu, dalam modul ini akan dibahas tentang perawatan

motor bantu kapal untuk mendukung usaha penangkapan ikan

sehingga dapat tercapai tujuan usaha yang diharapkan.

B. Tujuan

Modul ini bertujuan agar para peserta diklat dapat memahami

persiapan perawatan motor bantu, perawatan system bahan bakar,

perawatan system pelumasan, perawatan system pendinginan,

pengecekan hasil pekerjaan perawatan dan membuat laporan.

C. Ruang Lingkup Modul

Ruang lingkup modul ini terdiri dari 6 pemelajaran, yaitu:

1. Persiapan perawatan motor bantu

2. Perawatan system bahan bakar mesin

3. Perawatan system pelumasan mesin

4. Perawatan system pendinginan mesin

5. Pengecekan hasil pekerjaan perawatan motor bantu

Page 3: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 3 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

6. Membuat laporan

BAB II LEMBAR INFORMASI

A. Mengoperasikan dan Merawat Motor Penggerak Utama

Ada berbagai macam mesin diesel dan penggunaanya harus tepat

menurut buku petunjuknya. Yang digambarkan disini adalah garis besar

dari metode penggunaan pada umumnya dari mesin diesel “supercharger”

4 siklus berkecepatan rendah.

I. Mengoperasikan Motor Penggerak Utama

Bila mau “start” mesin diesel, apalagi sesudah merombak dan

memasang kembali atau menyalakan mesin yang sudah lama berhenti,

diperlukan pemeriksaan dan persiapan yang cukup sebelum mulai “start”.

Apa yang harus dilakukan dan waktu yang diperlukan untuk persiapan

tergantung pada kondisi mesin sebelum “start”.

Setelah persiapan “start” pada jenis mundur langsung, unit mundur

disetel ke posisi maju atau mundur dan di dalam mesin dengan kopeling,

kopeling disetel “keluar”, dan di dalam mesin dengan mesin mundur,

Page 4: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 4 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

kopeling disetel pada “netral”, dan di dalam mesin dengan baling-baling

dengan daya gerak yang variabel, sudut bilah dalam batas-batas 0 – 30

untuk mengurangi halangan selama melakukan “start”. Dalam melakukan

“start” mesin, pastikan apakah ada unsur berbahaya di sekitarnya dan

lakukan “start” sesudah membuat tanda sesuai dengan urutan.

Pada saat mesin pertama kali dihidupkan setelah turun mesin atau

di-servis, ada kalanya oli terkumpul dalam silinder, atau perputaran mesin

menjadi sangat cepat akibat kondisi pada pusat kendali atau sistem

pengendali bahan bakar. Pasti terdapat kesalahan jika mesin berputar

sangat cepat, jika hal demikian terjadi, segera matikan mesin dan periksa

penyebabnya, untuk kemudian diatasi.

Pada waktu mengoperasikan mesin, perhatikan kalau semua

bagian mesin berfungsi dengan baik. Jika ditemui kerusakan atau

keganjilan, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan.

Page 5: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 5 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Pada saat bekerja, kondisi operasional selalu berubah-ubah (mesin

dihidupkan-dimatikan, maju mundur, kecepatan mesin atau arah baling-

baling berubah, pergantian perseneling serta karena mesin terlalu lama

menanggung beban ringan), maka perlu juga diperhatikan beberapa hal

selain hal dalam pengoperasian normal.

Pada saat bekerja, alat pengendali jarak jauh yang terletak di

anjungan kapal biasanya dijalankan oleh awak kapal yang berada di

geladak kapal, yang biasanya tidak mempunyai pengetahuan tentang cara

menangani mesin. Oleh karena itu penting untuk diketahui cara-cara

penanganannya.

Page 6: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 6 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Dalam keadaan mesin harus dimatikan tiba-tiba, jika pintu selubung

engkol langsung dibuka untuk diperiksa, maka akan dapat menimbulkan

ledakan-ledakan kecil. Oleh karena itu pintu selubung engkol hanya boleh

dibuka saat melakukan purna pembersihan.

II. Merawat Motor Penggerak Utama

Untuk menghindari kerusakan mesin serta agar pengoperasian

mesin berada dalam kondisi yang baik, pemeriksaan mesin secara

berkala seperi pembongkaran bagian-bagian mesin serta servis, inspeksi

dan perbaikan perlu dilakukan. Selain itu tetap dilakukan inspeksi-inspeksi

dan perhatian pada saat mesin sedang beroperasi.

Page 7: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 7 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Dalam melakukan servis dan perbaikan, pencatatan secara teratur

tentang hal-hal yang diperbaiki, pergantian onderdil, serta pemeriksaan

lain-lain perlu dilakukan. Demikian pula catatan tentang mesin pada waktu

dioperasikan. Waktu-waktu melakukan servis tergantung pada lamanya

mesin digunakan, kualitas dan oli mesin serta oli pelumas. Pedoman-

pedoman dasar melakukan servis adalah sebagai berikut :

1. Pedoman servis menurut jam/waktu kerja :

Harian

Dalam jangka waktu 500 jam

Dalam jangka waktu 1000 jam

Dalam jangka waktu 3000 jam (kira-kira 6 bulan)

Dalam jangka waktu 5000 – 7000 jam (kira-kira 1 tahun)

Dalam jangka waktu 10000 – 15000 jam (kira-kira 2 tahun)

Dalam jangka waktu 20000 – 25000 jam (sekitar 4 tahun)

2. Pekerjaan turun mesin/pembongkaran

Pembongkaran biasanya dilakukan pada saat kapal masuk dok untuk

pemeriksaan. Akan tetapi dalam kasus kapal-kapal penangkap ikan,

dapat dilakukan saat sebelum atau sesudah beroperasi. Rencana

kerja dalam membongkar, memeriksa dan memperbaiki harus

dilakukan sesuai jenis mesin dan adalah lebih baik kalau dilakukan

sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Sebelum pembongkaran, terlebih dahulu :

Pelajari konstruksi, operasi serta bahan dari mesin

Persiapkan alat-alat serta onderdil yang diperlukan

Pelajari tata urutan kerja

Dalam pekerjaan pembongkaran, harus benar-benar diperhatikan agar

jangan ceroboh memasang kembali bagian-bagian mesin serta juga

jangan sampai ada yang menjadi rusak.

3. Pemeriksaan

Meskipun ada UU Keamanan Pelayaran yang diwajibkan

dilakukannya pemeriksaan mesin-mesin kapal, namun tanpa itu pun

mesin kapal harus diperiksa secara berkala dan teratur. Meskipun telah

Page 8: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 8 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

dilakukan pemeriksaan atau pergantian onderdil dengan sangat baik dan

dalam waktu yang cukup, namun daya tahan atau umur sebuah mesin

tetap tergantung pada pemeriksaan yang berulang-ulang dan teratur.

Cara-cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

Pemeriksaan penampilan luar bagian mesin

Pemeriksaan/pencarian bagian mesin yang cacad atau retak :

Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan keretakan pada

onderdil mesin. Keretakan demikian disebut juga fatigue breaking

(keretakan karena beban berat). Semula hanya terlihat garis retak

yang tipis dan kecil, tetapi lama kelamaan dapat membesar pada saat

pengoperasian mesin. Oleh sebab itu sangat penting untuk dapat

menemukan retak demikian dan mengatasinya pada saat

pembongkaran mesin. Retak jika tidak dapat ditemukan dengan mata,

dapat ditemukan dengan berbagai cara. Alat-alat untuk mengukur

antara lain mikrometer, alat ukur jarak longgar (clearance gauge) serta

alat ukur berbentuk capit yang dapat bergeser (slide caliper).

Pemeriksaan dengan mengukur bagian-bagian mesin

Jarak longgar pada bagian-bagian penting serta batas aus bagian-

bagian mesin yang sering kali bergesek perlu diukur dan dicocokan

dengan ukuran yang sudah standar. Jika ukuran pada bagian-bagian

Page 9: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 9 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

onderdil yang diperiksa sudah sangat berbeda, ganti dengan yang

baru.

Alat-alat untuk mengukur antara lain mikrometer, alat ukur jarak

longgar (clearance gauge) serta alat ukur berbentuk capit yang dapat

bergeser (slide caliper).

Poros sumbu sebuah mesin perlu diganti akibat bantalan metal

utama yang tidak bekerja dengan baik, atau akibat jarak lengan engkol

menjadi lebih besar atau sempit setelah poros engkol berputar. Kerusakan

ini disebut sebagai penyimpangan lengan engkol, dan poros sumbunya

perlu diukur kembali.

Penyimpangan dapat diukur dengan menempatkan alat ukur pada

garis bagian bawah batang engkol serta mengatur jarum penunjuk pada

angka nol. Berikutnya putar poros engkol setiap 900 serta lihat perubahan

jika posisi engkol mencapai TDC, BDC, kiri lalu kanan. Perbedaan antara

perubahan nilai maksimum dengan nilai minimum dari 4 nilai yang diukur

pada empat titik, merupakan penyimpangan. Setelah itu dengan

berpatokan pada batas nilai yang diperbolehkan perbaiki letak onderdil

mesin pada pusat poros.

4. Pemasangan kembali mesin

Page 10: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 10 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Dalam memasang kembali mesin harus diperhatikan penggunaan

peralatan yang tepat sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan

serta gambar-gambar petunjuk, agar tidak terjadi kelupaan, kehilangan

serta kesalahan yang tidak perlu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan kembali mesin :

Pada waktu mesin bekerja pertama kali setelah pemasangan kembali,

pentinglah untuk memperhatikan ada/tidak adanya kelainan mesin dan

kondisi bekerja mesin. Mesin akan berhenti beberapa menit setelah

berjalan, dan periksalah jika terjadi panas mesin yang abnormal pada

setiap sisi. Dalam pemasangan kembali, keraskan baut dan sekerup

sesuai tanda-tanda yang ada. Jika pemasangan ini tidak sempurna,

baut dan sekerup itu akan kendor, rusak dan dapat menyebabkan

kecelakaan.

Baut-baut pengencang

Dalam pemasangan kembali, keraskan baut dan sekrup sesuai tanda-

tanda yang ada. Jika pemasangan ini tidak sempurna, baut dan sekrup

itu akan kendor, rusak, dan dapat menyebabkan kecelakaan.

Dalam pemasangan kembali, keraskan baut dan sekerup sesuai

tanda-tanda yang ada, tanda –tanda itu biasanya telah ditentukan

dalam pabrik dan dibuat berdasarkan ukuran keras yang telah

ditentukan. Khusunnya pada sekerup pasak engkol, jika hampir

mencapai waktu kerja 10000 jam, ukuran keras sekerup perlu

ditingkatkan dan setelah itu diberi tanda-tanda baru.

Metode-metode untuk pengerasan baut pasak engkol :

Metode kunci puntir :

Keraskan baut sampai ukuran tertentu dengan menggunakan kunci

puntir. Metode ini sering digunakan.

Metode dengan menentukan letak/posisi :

Sambung dan keraskan menurut posisi tertentu, cara ini digunakan

kalau tidak ada kunci puntir.

Metode dengan mengukur perputaran baut :

Page 11: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 11 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Gunakan mikrometer dan keraskan baut sehingga berputar sampai

sudut tertentu. Metode ini akan memberi pengerasan yang pasti

dan seimbang, dengan catatan kondisi antara baut dengan

dasarnya sama.

B. Melakukan Perawatan Sistem Bahan Bakar

Akhir-akhir ini mesin kecil super 2 siklus dikembangkan dengan

pesat dan mesin-mesin ”outboard” dari 2,5 – 35 PS digunakan secara luas

untuk mesin pendorong (propulsion engine) dari kapal penangkap ikan

yang beroperasi di perairan dangkal. Operasi ini tertuju pada pengambilan

rumput laut dan kerang. Jenis mesin ini juga digunakan dalam kapal untuk

menangkap ikan dengan pancingan. Kapal-kapal dengan jenis mesin ini

bagaimana pun digunakan untuk perairan yang tenang.

Dalam mesin kecil, mesin dapat distart dengan tenaga manusia

sesudah persiapan start selesai. Dalam hal ini ia diputarkan oleh roda

gendeng dengan pegangan, atau poros dongrak dengan sambungan

meruncing (taper joint) atau roda gigi rantai dengan pegangan. Pada

mesin-mesin dengan ”output” kecil posisi kopling hanya maju dan netral

(stop), tetapi mesin dengan ”output” yang lebih besar dapat bergerak

mundur.

Page 12: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 12 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Karena mesin ”outboard” adalah sistem 2 siklus, maka empat

operasi yaitu pengisapan, kompresi, peledakan dan exhaust dikerjakan

dalam dua ”stroke”, yakni satu perputaran dari poros dongkrak karena bak

dongkrak tertutup rapat, bila piston sampai di suatu titik tertentu, katup

pengisap terbakar untuk mengisap campuran bahan bakar udara dan

memasukannya ke dalam bak dongkrak yang berada dalam tekanan

negatif. Sementara campuran di dalam silinder di bagian atas piston

dikompresi dan mencapai TDC, cetusan listrik dibangkitkan pada busi

untuk meledakan dan mendorong piston ke bawah. Bila sampai di tengah

lubang exhaust terbuka.

Pada bagian bak dongkrak, ketika lubang-lubang (ports) pengisap

dan pembersih sedang tertutup, campuran di dalam bak dongkrak

bertambah tekanannya dan bila piston turun lebih ke bawah lagi, lubang

dibuka dan campuran yang ditekan di dalam bak dongkrak masuk ke

dalam silinder melalui lubang untuk menggerakan exhaust yang tersisa

dari lubang exhaust. Operasi ini dilakukan dari saat piston turun sampai ke

BDC dan mulai naik sampai saat lubang exhaust ditutup.

Bila pegangan geser turun ke depan, plat cam dan pengungkit batang

geser membuat gerakan ayun kiri-kanan (seesaw movement) untuk

menarik batang geser ke atas.

Page 13: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 13 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Pengisap geser yang mengadakan kontak dengan cam pada ujung

batang geser ditarik ke segi roda gigi 1 (roda gigi maju) dengan

pengisap geser dan kopeling anjing oleh per di dalam poros baling

agar dipadukan dengan ”dog”.

Roda gigi selalu berpadu dengan ”pinion” dan ”berputar santai” di

poros baling, tetapi perpaduan dengan ”dog” dapat membuat kopeling

”dog” berputar untuk memutarkan poros baling ke kanan dan

memajukan kapal.

Bila pegangan geser ke bawah belakang, batang geser didorong ke

bawah dan pengisap geser ditarik ke segi roda gigi 2 (roda gigi

mundur) untuk berpadu dengan ”dog”. Lalu poros baling berputar ke

kiri untuk menggerakan kapal maju.

Pada netral, pengisap geser mengadakan kontak dengan bagian

tengah dari tiga tahap dari cam geser. Karena tidak ada perpaduan

dengan ”dog”, roda gigi 1 dan roda gigi 2 berturut-turut ”berputar

santai” dan poros baling menurut arah yang berlawanan sambil

berpadu dengan ”pinion” dari poros penggerak.

Karena mesin ”outboard” adalah mesin super kecil dengan

kecepatan tinggi dan unggul dalam mekanisme dan performancenya,

cara-cara pemakaian yang standar harus dipasang dengan ketat. Bila

debu masuk ke dalam sistem pendinginan air, aliran berhenti dan

menyebabkan gangguan tiba-tiba di dalam piston. Selama

mengerjakannya harus diperhatikan pembuangan air dari lubang

pemeriksa air.

Karena rumah poros baling (propeller shaft case) ada di dalam air,

perlu diperiksa apakah minyak pelumas bermuatan listrik. Perawatan

khusus diperlukan untuk mencegah karatan oleh air laut. Bila baling-baling

mengenai benda apapun di dalam air, ”cotter pin” diputuskan bukalah

baling-baling, lalu penegasan tentang keadaan ”pin” juga diperlukan.

Karena mesin ”outboard” ringan dan mudah cara pemakaiannya,

pemeliharaan dan pemeriksaan terkadang diabaikan, tetapi untuk dapat

Page 14: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 14 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

memelihara kondisi yang lebih baik untuk waktu yang lama, penyetelan

setiap hari dan konsolidasi sesudah penggunaannya diperlukan.

C. Melakukan Perawatan Sistem Pelumasan

Pemilihan bahan bakar yang tepat untuk motor adalah sangat

penting. Bahan bakar digunakan mengkombinasi oksigen dalam – udara

untuk membakar dan menggunakan energi panas yang dihasilkan. Bahan

bakar cair dari minyak digunakan mesin kapal penangkap ikan. Unsur

pokok minyak adalah karbon dan hidrogen dan sedikit sulfur dan nitrogen

adalah kotoran yang terkandung. Minyak bahan bakar dan pelumas untuk

mesin diesel mengandung parafin hidrokarbon amat baik kualitasnya.

Konsumsi bahan bakar adalah konsumsi per jam kgf/h atau

konsumsi per jam per ”output” poros 1 PS. Yang belakangan disebut ratio

konsumsi bahan bakar. Bila ”output” yang dibangkitkan mesin Pe (PS)

menggunakan bahan bakar B (kgf/h) satu jam, ratio konsumsi dari mesin f

(gf/PSH) dapat diambil dari formula berikut :

f = 1000 B

Pe

Ratio konsumsi bahan bakar adalah unsur penting untuk menunjukan

”performance” mesin.

Pada mesin bensin kecil ratio itu adalah 250 – 450 gf/HPh, dan

pada mesin diesel 140 – 200 gf/HPh.

Perkiraan dan derajat pemakaian bahan bakar tidak saja ditentukan

oleh pemakaian bahan bakar yang sebenarnya, tetapi harus

dipertimbangkan pula keadaan perbandingan pemakaian bahan bakar

tersebut.

Pemakaian bahan bakar sejumlah B :

=

V x 60 x 60

S.G

1000 x t

(kg/jam)

Pemakaian bahan bakar spesifik be :

Page 15: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 15 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

=

V x 60 x 60

S.G

t x B.H.P.

(g/HP-jam)

Dimana :

V = bahan bakar

t = waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan Vcc (detik)

S.G. = berat jenis bahan bakar (specific grafity)

B.H.P. = daya poros (Brake Horse Power)

Pengukuran pemakaian bahan bakar spesifik dilakukan dengan

seperangkat pengukur. Daya mesin didapat dan sebuah dinamometer

terukur sebagai beban. Putaran mesin dan jumlah bahan bakar diukur

terhadap satuan waktu. Waktu yang dibutuhkan untuk pemakaian

sejumlah bahan bakar dapat ditentukan. Pemakaian sejumlah bahan

bakar dan pemakaian bahan bakar spesifik didapat dengan pemakaian

persamaan diatas. Jumlah bahan bakar yang dipakai harus dipilih

sedemikain rupa hingga waktu yang diperlukan untuk pemakaian tersebut

adalah 30 – 40 detik.

Konsumsi normal dari bahan bakar didasarkan pada faktor-faktor

berikut :

Pemakaian minyak yang diperlukan :

= Pemakaian bahan bakar rata-rata x Jumlah HP x waktu

pemakaian

Rata-rata pemakaian bahan bakar motor diesel adalah 0,22

(kg/HP/jam).

Jumlah Horse Power dibandingkan dengan Horse Power

maksimum adalah :

Untuk pelayaran (pulang-pergi) = 70 – 80 %.

Untuk penangkapan tergantung pada kondisi penangkapan dan berkisar

50 – 80 %.

Waktu pemakaian :

Hitung dan tambahkan waktu yang diperlukan untuk pulang dan

pergi ke daerah operasi dan selama operasi.

Page 16: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 16 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Berat dari minyak :

Heavy oil 920 kg/m3

Light oil 840 kg/m3

Minyak lumas 900 kg/m3

Batu bara 780 kg/m3

Jumlah keperluan pelumas pada motor diesel adalah :

0.03 x minyak bahan bakar.

Page 17: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 17 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1980. Motor Diesel Yanmar Buku Petunjuk 1 - 4. Yanmar Diesel Indonesia, Jakarta.

Arismunandar, W dan Tsuda Koichi. 1997. Motor Diesel Putaran Tinggi.

Pradnya Paramita, Jakarta. Frans Yusuf Daywin, dkk. 1993. Pedoman Praktek Motor Bakar dan

Motor Listrik. IPB, Bogor. Karyanto, E. 2001. Motor Diesel. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta. Maimun, Dr, M.Ed. dan Habib, Tamrin, M.Ed. 1994. Kapal Perikanan.

Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. OFCF. 1987. Mesin Perkapalan I & II. Overseas Fishery Cooperation

Foundation, Japan. Puryono, G. 1986. Buku Pegangan Untuk Motoris Kapal-kapal Ikan

(SKK 60 Mil), Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta. Suyanto. 1980. Pesawat Kapal I. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. Suyanto. 1980. Pesawat Kapal II. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.

Page 18: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 18 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

GLOSSARY

Bantalan metal : Bantalan yang terbuat dari bahan logam

Baut pasak

engkol

: Baut untuk mengunci batang dengan poros engkol

BDC : Titik Mati Bawah (TMB) torak

Clearence gauge : Alat ukur jarak longgar

Exhaust : Pembuangan gas sisa hasil pembakaran

Fatigue breaking : Keretakan karena beban berat

Heavy oil :

Horse Power : Daya atau tenaga mesin

Inspeksi : Pemeriksaan dan pengontrolan mesin

Kunci puntir : Kunci shock atau kunci yang dapat dipuntir

Lengan engkol : Batang penghubung engkol dengan poros engkol

Light oil :

Mikometer : Alat ukur ketebalan

Onderdil : Suku cadang atau elemen mesin

Outboard : Mesin yang terpasang tidak permanen di tempel pada

badan kapal

Parafin

hidrokarbon

: Salah satu senyawa kimia dari bahan bakar

Perseneling : Perangkat alat perubah dan pereduksi perputaran

mesin

Pinion : Jenis roda gigi pinion

Pintu selubung

engkol

: Pintu untuk mengontrol dan mempermudah dalam

perawatan dan perbaikan batang dan poros engkol

Piston : Torak

Plat cam : Poros cam

Poros engkol : Poros engkol

Ports : Lubang-lubang penghisap dan pembersih

Page 19: Melakukan Perawatan Motor Bantu

KODE : PTK.NP.03.002I.01

MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU

DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 19 dari 19

Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009

Propeller shaft

case

: Rumah poros baling-baling

Propulsion

engine

: Mesin pendorong

Ratio konsumsi

bahan bakar

: Konsumsi per jam kgf/h atau konsumsi per jam per

output poros 1 PS

Roda gendeng : Roda gila

Seesaw

movement

: Gerakan ayun kiri kanan

Sekerup pasak

engkol

: Sekerup untuk mengunci batang dengan poros engkol

Sistem 2 siklus : Mesin 2 langkah (2 tak)

Slide Caliper : Alat ukur berbentuk capit yang dapat bergeser

Spesific grafity : Berat jenis bahan bakar

Stroke : Langkah torak

Sudut bilah : Sudut perputaran pada baling-baling

Supercharger : Salah satu komponen yang terpasang pada instalasi

mesin diesel untuk dapat meningkatkan daya dan

efisiensi mesin yang diambil dari gas sisa hasil

pembakaran

Taper joint : Sambungan meruncing

TDC : Titik Mati Atas (TMA) torak

UU Keamanan

Pelayaran

: Undang-undang yang mengatur tentang keamanan

untuk pelayaran

Brake Horse

Power

: Daya poros