melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

225
Untuk Peserta Pendidikan dan Latihan Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2004

Upload: ahmadmasrudin180795

Post on 07-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

Untuk Peserta Pendidikan dan Latihan

Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2004

Page 2: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MELAKSANAKAN PROSEDUR PENGELASAN,

PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS

DAN PEMANASAN

Penyusun :

Dadang Hidayat, Drs

R. Sabar Santana .

Editor :

LPPM ITB

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2004

Page 3: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

i

KATA PENGANTAR

Modul ini disusun menggunakan sistem pelatihan yang berbasis kompetensi

untuk mengajarkan keterampilan di tempat kerja. Pelatihan berdasarkan

standar kompetensi yaitu suatu cara yang sudah disepakati secara nasional

tentang penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang digunakan

untuk tugas pekerjaan tertentu dengan penekanan utama pada aspek apa

yang dapat dilakukan seseorang sebagai hasil dalam mengikuti rangkaian

kegiatan pelatihan. Salah satu karakteristik yang penting tentang pelatihan

berbasis kompetensi adalah titik berat pada pelatihan bersifat individual untuk

pekerjaan aktual di tempat kerja.

Modul ini dapat digunakan oleh peserta pendidikan dan pelatihan serta

instruktur/pengajar untuk memberikan aktivitas Pemelajaran pada peserta

pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan unit kompetensi menurut standar

kompetensi industri logam IAPSD (Indonesia Australia Partnership for Skill

Development) metals project dengan judul unit kompetensi “Melakukan

Rutinitas Las Oksi-asetilin (las karbit)” yang berisikan pengetahuan dan

keterampilan untuk pekerjaan pembentukan. Unit kompetensi ini merupakan

salah satu unit kompetensi yang mendukung penampilan yang efektif

sehubungan dengan kompetensi pembentukan yang digunakan di lingkungan

kerja atau industri.

Secara umum isi modul ini mempertimbangkan secara penuh kondisi

pelatihan keterampilan dan organisasi penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri tanpa ada bias pada

sektor individual. Untuk mendukung hal tersebut, pada modul ini akan

dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• Kebutuhan peserta pendidikan dan pelatihan.

• Persyaratan-persyaratan organisasi.

• Waktu yang tersedia untuk melakukan pendidikan dan pelatihan.

• Situasi pelatihan.

Page 4: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

ii

Strategi penyampaian yang digunakan dan teknik-teknik penilaian yang

disajikan dalam modul unit kompetensi ini tidaklah bersifat wajib tetapi

merupakan prasyarat minimum yang harus digunakan sebagai pedoman

penggunaan modul. Pengguna modul ini didorong untuk menggunakan

berbagai pengalaman belajar sebelumnya yang meliputi pengetahuan,

keterampilan serta pengalaman-pengalaman belajar yang lainnya untuk

mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang termuat dalam modul

ini serta agar dapat memastikan relevansi kegiatan pendidikan dan pelatihan

dengan kebutuhan pekerjaan di industri.

Penyusun,

Page 5: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

PETA KEDUDUKAN MODUL ..................................................................... vi

GLOSARIUM ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Judul Modul ............................................................. 1

B. Prasyarat ............................................................................... 1

C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... 2

D. Tujuan Akhir ........................................................................... 8

E. Kompetensi dan Sub Kompetensi .............................................. 9

F. Pengecekan Kemampuan ......................................................... 15

BAB II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat ................................................. 19

B. Kegaiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar 1 “Peralatan Utama Las Oksi-asetilin dan

Cara Penggunaannya .......................................................... 23

a. Tujuan kegiatan belajar .................................................. 23

b. Uraian materi Pemelajaran.............................................. 23

c. Rangkuman materi Pemelajaran ..................................... 51

d. Tugas Pemelajaran ........................................................ 58

e. Tes formatif .................................................................. 59

f. Kunci jawaban formatif .................................................. 60

g. Lembar kerja ............................................................... 62

2. Kegiatan Belajar 2 “Alat bantu las dan peralatan keselamatan

kerja”................................................................................ 66

a. Tujuan kegiatan belajar ................................................. 66

b. Uraian materi Pemelajaran ............................................. 66

c. Rangkuman materi Pemelajaran ..................................... 83

Page 6: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

iv

d. Tugas Pemelajaran ........................................................ 89

e. Tes formatif .................................................................. 89

f. Kunci jawaban formatif .................................................. 90

3. Kegiatan Belajar 3 “Teknik dan prosedur pengelasan

pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan“ ........ 92

a. Tujuan kegiatan belajar .................................................. 92

b. Uraian materi Pemelajaran ............................................. 92

c. Rangkuman materi Pemelajaran ..................................... 107

d. Tugas Pemelajaran ........................................................ 110

e. Tes formatif .................................................................. 111

f. Kunci jawaban formatif ................................................... 112

g. Lembar kerja ............................................................... 114

Lembar kerja 1 “Membuat rigi las tanpa bahan tambah” .... 114

Lembar kerja 2 “Membuat rigi las dengan bahan tambah” . 119

Lembar kerja 3 “Membuat sambungan I”......................... 124

Lembar kerja 4 “Membuat sambungan tumpang” ............. 129

Lembar ke rja 5 “Membuat sambungan T”........................ 134

Lembar kerja 6 “Membuat jalur las posisi mendatar” ......... 139

Lembar kerja 7 “Sambungan I posisi mendatar” ............... 145

Lembar kerja 8 “Membuat jalur las posisi tegak arah naik”. 151

Lembar kerja 9 “Membuat sambungan I posisi tegak arah

naik”............................................................................ 157

Lembar kerja 10 “Membuat rigi las posisi atas kepala” ....... 163

Lembar kerja 11 “Mengelas pipa posisi tegak” .................. 168

Lembar kerja 12 “Mengelas pipa posisi datar” .................. 174

Lembar kerja 13 “Membuat sambungan tumpang

(patri keras)” ................................................................ 180

Lembar kerja 14 “Membuat sambungan bahan

alumunium”.................................................................. 185

Lembar kerja 15 “Memotong dengan panas dan

pemanasan” ................................................................. 190

Page 7: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

v

BAB III EVALUASI

Tes Tulis .................................................................................... 195

Tes Ujuk Kerja ............................................................................ 197

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................. 209

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

vi

Modul ini merupakan dasar dari keseluruhan program Pemelajaran pada

program keahlian Teknik Mekanik Otomotif, sehingga kedudukannya adalah

bahwa sebelum mengikuti atau mempelajari modul yanng lain harus

menyelesaikan modul ini terlebih dahulu.

PETA KEDUDUKAN MODUL

Page 9: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

vii

Page 10: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

viii

Kode Kompetensi Sertifikat Kompetensi

Level Kualifika

si

Jenjang Pendidik

an OPKR -10-001B Pelaksanaan

pemeliharaan/servis komponen

OPKR -10-002B Pemasangan sistem hidrolik

OPKR -10-003B Pemeliharaan/servis sistem hidrolik

OPKR -10-005B Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya

OPKR -10-006B Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan

OPKR -10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

OPKR -10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

OPKR -10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

OPKR -10-017B Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

OPKR -10-19B Pelaksanaan operasi penanganan secara manual

OPKR -40-017B Melepas, memasang dan menyetel roda

OPKR -40-019B Pembongkaran, perbaikan dan pemasangan ban luar dan ban dalam

OPKR -50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

Teknisi Yunior

SMK

Page 11: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

ix

OPKR -10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja

OPKR -20-010B Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR -20-011B Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR -20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

OPKR -20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel

OPKR -30-001B Pemeliharaan/servis unit kopling dan komponen- komponen serta sistem pengoperasiannya

Page 12: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

x

Kode Kompetensi Sertifikat Kompeten

si

Level Kualifika

si

Jenjang

Pendidikan

OPKR-30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponenya

OPKR-30-004B Pemeliharaan/servis transmisi manual

OPKR-30-013B Pemeliharaan/servis poros penggerak roda

OPKR-40-001B Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponenya

OPKR-40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem

OPKR-40-008B Pemeriksaan sistem kemudi

OPKR-40-012B Pemeriksaan sistem suspensi

OPKR-50-002B Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan

OPKR-50-007B Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

OPKR-50-009B Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (Aksesoris )

OPKR-20-001B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

OPKR-20-012B Overhaul komponen sistem pendingin

OPKR-30-003B Overhaul kopling dan komponennya

OPKR-30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis

Teknisi Yunior

SMK

Page 13: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

xi

OPKR-30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan

OPKR-30-014B Perbaikan poros penggerak roda

OPKR-40-003B Perbaikan sistem rem OPKR-40-004B Overhaul komponen

sistem rem OPKR-40-009B Perbaikan sistem

kemudi OPKR-40-014B Pemeliharaan/servis

sistem suspensi OPKR-40-016B Balans roda/ban OPKR-50-008B Pemasangan,

pengujian dan perbaikan sistem pengaman kelistrikan dan komponennya

OPKR-50-011B Perbaikan sistem pengapian

OPKR-50-019B Memelihara atau servis sistem AC (Air Conditioner)

Page 14: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

xii

GLOSARIUM

Elemen Kompetensi

Elemen atau sub kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang

membangun sebuah unit kompetensi.

Kompeten

Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan

sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu secara efektif

dan efisien di tempat kerja serta seusai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kriteria Kinerja

Patokan-patokan yang digunakan untuk mengukur apakah seseorang sudah

mencapai suatu kompetensi pada unit kompetensi tertentu.

Penilaian

Proses formal yang memastikan peserta pendidikan dan pelatihan memenuhi

standar-standar yang dibutuhkan oleh standar kompetensi industri. Proses

penilaian ini dilakukan oleh seorang penilai yang memenuhi persyaratan (cakap

dan berkualitas) dalam kerangka yang telah disepakati secara formal.

Penilai

Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh pihak yang berkompeten untuk

melakukan kegiatan penilaian/pengujian kepada peserta pendidikan dan

pelatihan untuk suatu area tertentu.

Penilaian

Kegiatan pengukuran tingkat keberhasilan kegiatan pendidikan dan pelatihan

dengan menggunakan alat pembanding standar-standar yang telah ditetapkan.

Penilaian Formatif

Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama kegiatan pendidikan

dan pelatihan untuk membantu memastikan kegiatan Pemelajaran berjalan

Page 15: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

xiii

sesuai dengan rencana Pemelajaran dan memberikan umpan balik kepada

peserta pendidikan dan pelatihan tentang kemajuan belajar yang mereka

capai.

Penilaian Sumatif

Kegiatan penilaian yang dilakukan setelah kegiatan pendidikan dan pelatihan

dalam satu unit kompetensi telah diselesaikan yang bertujuan untuk

memastikan apakah peserta pendidikan dan pelatihan sudah mencapai kriteria

Kinerja dalam satu unit kompetensi tertentu.

Siswa/peserta Pendidikan dan Pelatihan

Orang yang menerima/mengikuti kegia tan pendidikan dan pelatihan.

Guru/pembimbing

Orang yang memberikan pelatihan keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam

kegiatan pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan Pelatihan

Kegiatan belajar yang menyajikan pmbelajaran keterampilan, pengetahuan dan

sikap secara simultan, terstruktur dan terarah pada tujuan tertentu.

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi

Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam penguasaan

suatu area kompetensi/keahlian secara teratur dan mengacu pada standar

yang ditetapkan.

Unit Kompetensi

Satu unit keterampilan tertentu yang membangun sebuah kompetensi.

Page 16: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Judul Modul

Unit kompetensi ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta diklat menjadi

pelaksana las oksi-asetilin memiliki pengetahuan dan keterampilan

melakukan rutinitas las oksi-asetilin dengan kondisi Pemelajaran sebagai

berikut :

• Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang

pekerjaan las oksi-asetilin.

• Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses

pengelasan oksi-asetilin yang ada di industri maupun di bengkel-bengkel

kerja, meliputi :

- Menyiapkan material untuk pengelasan.

- Mengeset peralatan.

- Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat -alat bantu.

- Melakukan pengelasan.

• Penekanan Pemelajaran dari unit ini adalah hal-hal praktik tentang

melakukan rutinitas las oksi-asetilin pada bahan pelat baja lunak, besi

tuang dll.

• Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus selalu

diperhatikan.

• Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

• Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.

Setelah selesai mempelajari modul ini siswa/peserta diklat dapat mampu

melakukan rutinitas pengelasan, pematrian, pemotongan, dengan panas

dan pemanasan, dengan kode modul F.

B. Prasyarat

Kemampuan awal yang harus dimiliki oleh peserta diklat yang akan

mempelajari modul ini adalah telah menguasai dan lulus pada Pemelajaran

modul D yaitu mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja pada

Page 17: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

2

modul E yaitu penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan

tempat kerja.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Kompetensi

Pada bagian ini memuat uraian kompetensi yang akan dipelajari terdiri

dari kode kompetensi, kompetensi, sub kompetensi, kriteria Kinerja

dimana peserta diklat akan menemukan unit-unit kompetensi yang

akan membimbing dalam pencapaian pengetahuan dan keterampilan

untuk mencapai kompetensi.

Bagian ini sangat penting bagi peserta diklat. Setiap peserta diklat

harus mengikuti setiap Tahap Belajar (sesuai urutan) sehingga akan

mencapai kompetensi. Ingat: tanggung jawab untuk proses belajar ada

pada diri dan usaha dalam penyelesaian tahapan belajar akan dihargai

melalui kemampuan peserta diklat untuk mencapai kompetensi.

2. Cek Kemampuan

Pada bagian ini, siswa/peserta diklat diperkenankan mengidentifikasi

kemampuan awal terhadap penguasaan kompetensi yang akan dipelajari

pada modul ini tahapan/langkah nyata yang diperlukan untuk

menampilkan tugas mulai dari awal sampai selesai. Tahapan ini disusun

dalam urutan Kinerja.

3. Bagaimana peserta diklat akan dinilai

Dalam sistem berdasarkan kompetensi, penilai akan mengumpulkan

bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman

dan Kinerja tugas -tugas dan sikap peserta diklat terhadap pekerjaan.

Peserta diklat akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai

kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria

Kinerja.

Pada pelatihan berdasarkan kompetensi, pendekatan yang banyak

digunakan untuk penilaian adalah ‘Penilaian Acuan Patokan/Criterion-

Page 18: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

3

Referenced Assessment’. Pendekatan ini mengukur Kinerja terhadap

sejumlah standar. Standar yang digunakan dijelaskan dalam Kriteria

Kinerja.

Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan

dukungan belajar.Tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan

proses yang sedang berjalan.

Penilaian dapat juga dilaksanakan untuk menentukan apakah peserta

diklat telah mencapai hasil program belajar (contohnya pencapaian

kompetensi dalam unit), tipe penilaian ini adalah sumatif’, merupakan

penilaian akhir. Penilaian mungkin dilaksanakan di industri (di tempat

kerja) atau di lembaga pelatihan (di luar tempat kerja) kapanpun

memungkinkan.

4. Tipe penilaian

a. Tes tertulis

Tes tertulis akan menilai pengetahuan peserta diklat dan

pemahaman konsep dan prinsip yang merupakan dasar Kinerja

tugas-tugas peserta diklat. Tes tertulis biasanya berupa seri

pertanyaan Pilihan Ganda atau beberapa bentuk tes tertulis objektif

lainnya yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu atau

beberapa jawaban.

b. Tes unjuk kerja

Tes Kinerja akan menilai kompetensi peserta diklat dalam

menampilkan tugas-tugas elemen terhadap standar yang dijelaskan

dalam kriteria Kinerja. Maka, setiap peserta diklat akan menerapkan

pengetahuan dan pemahaman terhadap Kinerja tugas-tugas.

Guru/pembimbing biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen

sebagai pedoman untuk menentukan kompetensi peserta diklat dan

akan memberikan umpan balik mengenai Kinerja dan jika perlu,

merencanakan pelatihan lanjutan jika belum mencapai kompetensi

pada usaha/kesempatan pertama.

Page 19: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

4

5. Strategi belajar yang disarankan

Belajar dalam sistem berdasarkan kompetensi berbeda dengan yang

‘diajarkan’ di kelas oleh guru. Pada sistem ini, peserta diklat akan

bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar sendiri. Artinya bahwa

setiap peserta diklat perlu merencanakan belajar sendiri dengan

guru/pembimbing dan kemudian melaksanakannya dengan sungguh-

sungguh sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Proses yang disarankan untuk belajar:

1. Baca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap

belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi

proses belajar yang telah direncanakan.

2. Buat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3. Pikirkanlah bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh

berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah

dimiliki.

4. Rencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

5. Coba kerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat

pada tahap belajar.

6. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan

pengetahuan yang telah dimiliki.

7. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh

guru/pembimbing, orang yang telah berpengalaman lainnya atau

rekan sesama siswa yang telah memiliki kemampuan yang lengkap

tentang kompetensi yang sedang dipelajari.

8. Ajukan pertanyaan kepada guru/pembimbing tentang konsep sulit

yang ditemukan.

9. Menerapkan praktik kerja yang aman.

10. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.

Page 20: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

5

11. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

12. Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar.

Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada penggunaan modul ini,

tanyakan pada guru/pembimbing untuk membantu kelancaran

pelaksanaan Pemelajaran yang dilakukan. Pusatkan pada pencapaian

pengetahuan dan keterampilan baru.

6. Metode penyampaian

Terdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan, dan

hal tersebut dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi

metode mungkin sesuai. Modul ini telah didesain sebagai sumber belajar

utama dalam ketiga situasi.

a. Belajar bebas

Belajar bebas membolehkan peserta diklat untuk belajar secara

individu, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, setiap peserta

diklat disarankan untuk menemui guru/pembimbing setiap saat untuk

mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

b. Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta diklat untuk datang

bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam belajar

berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai

dengan kecepatan belajar masing-masing, belajar berkelompok

memberikan interaksi antara peserta, guru/pembimbing dan

pakar/ahli dari tempat kerja.

c. Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang

dilaksanakan oleh guru/pembimbing atau ahli lainnya. Kegiatan

belajar terstruktur umumnya mencakup topik-topik tertentu.

Page 21: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

6

7. Orang yang dapat membantu anda dalam pencapaian unit

standar kompetensi ini

Siswa/peserta diklat akan dipertemukan oleh seseorang yang dapat

membantu dalam proses belajar termasuk guru/pembimbing dan teman

belajar.

a. Guru/pembimbing

Guru/Pembimbing adalah orang yang telah berpengalaman dalam

kompetensi tertentu. Peran guru/pembimbing dalam Pemelajaran

adalah:

• Membantu peserta diklat untuk merencanakan proses kegiatan

belajar.

• Membimbing peserta diklat melalui tugas -tugas pelatihan yang

dijelaskan dalam tahap kegiatan belajar.

• Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik

baru dan menjawab pertanyaan mengenai proses belajar setiap

peserta diklat.

• Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses

sumber tambahan lain yang diperlukan untuk kegiatan belajar.

• Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

• Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja

untuk membantu jika diperlukan.

• Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.

• Melaksanakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi setiap

peserta diklat.

• Menjelaskan tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari

satu kompetensi yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan

rencana kegiatan belajar peserta diklat selanjutnya.

• Mencatat pencapaian kemajuan belajar peserta diklat.

b. Teman belajar/sesama peserta diklat

Teman belajar/sesama peserta diklat juga selain merupakan sumber

dukungan dan bantuan juga dapat mendiskusikan proses belajar

Page 22: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

7

dengan mereka. Pendekatan ini dapat menjadi sesuatu yang

berharga dalam membangun kerjasama dalam lingkungan kelas

belajar dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta diklat.

8. Tahapan Pemelajaran

a. Kegitan belajar

Setiap peserta diklat dapat meneruskan pada kegiatan belajar

selanjutnya apabila :

• Telah menyelesaikan seluruhnya tahapan belajar pada satu

kegiatan belajar.

• Telah melakukan seluruh tugas-tugas Pemelajaran.

• Telah menguasai seluruh kompetensi yang dipersyaratkan.

• Dapat menyelesaikan dan mampu memjawab semua pertanyaan

dengan benar yang disajikan dalam tes formatif.

• Telah menyelesaikan dan lulus (sesuai dengan kriteria standar

penilaian) pada setiap Kinerja yang ditampilkan melalui

penyelesaian lembaran kerja.

b. Penyelesaian kegiatan belajar.

Seorang peserta diklat dianggap telah lulus pada set iap kegiatan

belajar atau modul apabila :

• Telah menyelesaikan seluruhnya tahapan belajar pada satu

kegiatan belajar pada satu modul.

• Telah melakukan seluruh tugas Pemelajaran setiap kegiatan

belajar.

• Telah menguasai seluruh kompetensi yang dipersyaratkan.

• Dapat menyelesaikan dan mampu menjawab semua pertanyaan

yang disajikan dalam lembar evaluasi akhir.

• Telah menyelesaikan dan lulus (sesuai dengan kriteria standar

penilaian) pada setiap Kinerja yang ditampilkan melalui tes

Kinerja.

Page 23: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

8

D. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :

1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang

melakukan rutinitas las oksi-asetilin.

2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan

melakukan rutinitas las oksi-asetilin, yang terdiri dari :

a. Menyiapkan bahan untuk pengelasan.

b. Menghubungkan dan mengeset peralatan pengelasan.

c. Menentukan peralatan las, pengesetan dan alat bantu yang

digunakan.

d. Melakukan rutinitas pengelasan.

3. Penekanan Pemelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan

rutinitas las oksi-asetilin.

4. Pelatihan dilakukan di bengkel pelatihan atau industri yang relevan

dengan persyaratan.

5. Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup

memadai.

6. Tersedia sumber-sumber belajar dan media Pemelajaran.

7. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.

8. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

9. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.

10. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang

memadai.

Page 24: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

9

E. Kompetensi

Unit Kompetensi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

Kode : OPKR-10-006B

Alokasi Waktu : 80 Jam @ 45 menit

A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI

1 - 1 - 1 2 2

KONDISI KINERJA

1. Batasan konteks

• Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan

bidang perbengkelan.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :

• Spesifikasi pabrik kendaraan.

• SOP (Standard Operation Procedures).

• Spesifikasi pabrik produk (contoh : lembar data keamanan pabrik).

• Kode area tempat kerja.

3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi :

• Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

• Penghargaan di bidang industri.

Page 25: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

10

4. Sumber-sumber dapat termasuk :

• Peralatan tangan/hand tool, perlengkapan pengelasan, perlengkapan pematrian, perlengkapan

pemotongan dengan panas dan perlengkapan pemanasan.

• Perlengkapan pengelasan harus meliputi : oxy acettylene dan arc metal secara manual (las

busur manual) dan dapat juga meliputi : gelas logam arc (MIG) dan tungsten arc (TIG).

• Perlengkapan pematrian harus termasuk satu atau lebih : listrik, flame heated irons, kompor.

• Sumber lainnya meliputi : perlengkapan pengukuran, perlengkapan penandaan, perlengkapan

pengangkatan.

5. Kegiatan

Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk :

• Pengelasan, pemotongan dengan panas, pemanasan, pematrian lunak dan termasuk

pematrian dengan perak, pematrian keras.

Page 26: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

11

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Pelaksanaan prosedur pengelasan

§ Prosedur pengelasan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. § Informasi yang

benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. § Seluruh kegiatan

pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

§ Prosedur pengelasan (Oxy-Asitilen). § Penggunaan

peralatan dan perlengkapan yang sesuai. § Undang-undang

tentang K3. § Persyaratan

keselamatan kerja.

§ Teliti dalam pengaturan oksigen dan asitilin. § Teliti dalam

bahaya kebocoran gas. § Memakai pakaian

kerja/peralatan kerja yang sesuai.

§ Memahami macam-macam bahan pengelasan. § Memahami

peralatan pengelasan dan keselamatan kerja. § Memahami

prosedur cara-cara pengelasan. § Memahami jenis

pengelasan. § Memahami undang-

undang K3.

§ Melaksanakan kalibrasi campuran untuk pengelasan. § Melaksanakan

pengelasan dasar berdasarkan SOP. § Menerapkan

keselamatan kerja.

Page 27: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

12

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

2. Pelaksanaan prosedur pematrian

§ Prosedur pematrian dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. § Informasi yang

benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

§ Prosedur pematrian. § Penggunaan

peralatan dan perlengkapan yang sesuai undang-undang tentang K3. § Persyaratan

keselamatan kerja.

§ Menghindari bahaya gas pematrian. § Memakai pakaian

kerja/peralatan kerja yang sesuai.

§ Memahami peralatan pematrian dan keselamatan kerja. § Memahami

prosedur cara pematrian. § Memahami undang-

undang K3.

§ Melaksanakan pematrian mengacu pada SOP. § Menerapkan

keselamatan kerja.

§ Seluruh kegiatan pematrian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

Page 28: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

13

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3. Pelaksanaan prosedur pemotong-an dengan panas

§ Prosedur pemotongan dengan panas dilaksana-kan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. § Informasi yang

benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. § Seluruh kegiatan

pemotongan dengan panas dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

§ Prosedur pemotongan dengan panas. § Penggunaan

peralatan dan perlengkapan yang sesuai undang-undang tentang K3. § Persyaratan

keselamatan kerja.

§ Penghindaran bahaya panas. § Memakai pakaian

kerja/peralatan kerja yang sesuai.

§ Memahami peralatan pemotongan dengan panas dan keselamatan kerja. § Memahami

prosedur cara pemotongan. § Memahami undang-

undang K3.

§ Melaksanakan pemotongan mengacu pada SOP. § Menerapkan

keselamatan kerja.

Page 29: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

14

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

4. Pelaksanaan prosedur pemanasan

§ Prosedur pemnasan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. § Informasi yang

benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. § Seluruh kegiatan

pemanasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

§ Prosedur pemanasan. § Penggunaan

peralatan dan perlengkapan yang sesuai undang-undang tentang K3. § Persyaratan

keselamatan kerja.

§ Penghindaran bahaya panas. § Memakai pakaian

kerja/peralatan kerja yang sesuai.

§ Memahami peralatan sitem pemanas dan keselamatan kerja. § Memahami

prosedur cara pemanasan. § Memahami undang-

undang K3.

§ Melaksanakan pemanasan mengacu pada SOP. § Menerapkan

keselamatan kerja.

Page 30: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

15

F. Pengecekan Kemampuan

Isi daftar cek kemampuan di bawah ini untuk mengukur sejauh mana

siswa/peserta diklat telah menguasai kompetensi yang akan dipelajari pada

modul ini, dan apabila siswa/peserta diklat telah mengusai kompetensi pada

setiap tugas belajar maka dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya.

1. Tahap belajar I. Pelaksanaan Prosedur pengelasan

Tugas-tugas Dapat melaksanakan

tugas dengan kompeten

1. Identifikasi peralatan las oksi asetilin.

2. Melakukan tindakan pengamanan

pada waktu menghubungkan dan

mengeset peralatan las.

3. Memasang regulator pada tabung gas

sesuai dengan jenis regulator.

4. Memasangkan selang las pada

regulator sesuai dengan macam

selang las.

5. Mamasang pembakar pada selang las

dengan aman.

6. Menentukan ukuran mulut pembakar

sesuai dengan ukuran tebal bahan.

7. Menentukan alat keselamatan kerja

yang digunakan sesuai dengan

standar.

8. Mempersiapkan alat bantu dalam

pengelasan sesuai dengan prosedur

operasi standar.

9. Menetukan jenis dan ukuran bahan

tambah.

10. Membuka dan mengatur tekanan

kerja.

11. Mempersiapkan bahan yang akan

dilas.

Page 31: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

16

12. Mengatur nyala las.

13. Melakukan pengelasan.

14. Membersihkan bahan setelah dilas.

15. Mengamankan peralatan las setelah

selesai digunakan.

Catatan :

Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap

telah kompeten adalah :

• Peralatan pengelasan diidentifikasi berdasarkan spesifiksi peralatan

pengawasan.

• Menghubungkan dan mengeset peralatan las dengan memperhatikan

tindakan pengamanan sesuai dengan prosedur operasi standar.

• Memasang setiap unit peralatan las dengan benar.

• Pemilihan ukuran mulut pembakar dan kawat las yang sesuai dengan

bahan yang digunakan.

• Pemilihan alat keselamatan kerja sesuai dengan standar

keselamatan.

• Pemilihan alat bantu las sesuai dengan prosedur operasional standar.

• Pengelasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan prosedur.

• Hasil lasan dibersihkan sesuai dengan prosedur operasi standar.

• Peralatan las diamankan setelah digunakan sesuai dengan prosedur

pengamanan peralatan las.

2. Tahap belajar II. Pelaksaan Prosedur Pematrian

Tugas-tugas Dapat melaksanakan

tugas dengan kompeten

1. Mengidentifikasi peralatan dan bahan

patri keras sesuai tuntutan pengelasan.

2. Menyetel nyala api las sesuai tuntutan

pengelasan.

3. Mematri keras sambungan tumpang

sesuai tuntutan pengelasan.

Page 32: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

17

Catatan :

Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap

telah kompeten adalah :

• Peralatan dan bahan patri keras diidentifikasi berdasarkan spesifikasi

peralatan pengelasan.

• Perencanaan nyala api dilakukan sesuai dengan tuntutan benda

kerja.

• Pematrian dilakukan dengan aman dan sesuai prosedur.

3. Tahap belajar III. Pelaksanaan Prosedur Pemotongan dengan Panas

Tugas-tugas Dapat melaksanakan

tugas dengan kompeten

1. Mengatur dan mematikan nyala api.

2. Proses pemotongan dilakukan

berdasarkan SOP.

3. Memotong berbagai bentuk.

4. Mesin potong gas.

5. Permukaan potong dan sebab-

sebabnya.

Catatan :

Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap

telah kompeten adalah :

• Persyaratan pemotongan ditentukan berdasarkan spesifikasi

pekerjaan pengelasan.

• Bahan dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan alat-alat dan

teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

Page 33: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

18

4. Tahap belajar IV. Pelaksanaan Prosedur Pemanasan

Tugas-tugas Dapat melaksanakan

tugas dengan kompeten

1. Mengatur dan mematikan nyala api.

2. Proses pemanasan dilakukan sesuai

SOP.

Catatan :

Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap

kompeten adalah :

• Persyaratan pemotongan ditentukan berdasarkan spesifikasi

pekerjaan pengelasan.

• Bahan dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan alat-alat dan

teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

Page 34: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

19

BAB II

PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Buatlah rencana kegiatan belajar untuk mempermudah melakukan setiap

tahapan kegiatan belajar yang berkaitan dengan jenis kegiatan yang harus

dilakukan untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi tertentu,

tanggal kegiatan dilaksanakan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kompetensi atau sub kompetensi tertentu, tempat kegiatan

belajar yang mungkin dapat digunakan serta perubahan-perubahan

kegiatan belajar yang dilaksanakan. Untuk membuat rencana kegiatan

belajar gunakan format isian di bawah ini. Lakukanlah konsultasi secara

kontinyu kepada guru/pembimbing.

Kompetensi : Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian,

pemotongan dengan panas dan pemanasan.

Alokasi Waktu : 80 jam Pemelajaran

Tahun Pelajaran : ………./…………

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf guru

A. Pelaksanaan prosedur pengelasan

Menyiapkan bahan untuk pengelasan 1. Memahami

spesifikasi

pengelasan.

2. Memahami jenis

sambungan dan

kode pengelasan.

3. Mengidentifikasi

ben-tuk

Page 35: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

20

sambungan dan

kampuh.

4. Menyiapkan

bahan yang akan

dilas sesuai

dengan ukuran.

5. Menyiapkan

kampuh dan

sambungan.

Menghubungkan dan mengeset peralatan pengelasan 1. Mengidentifikasi

pe-ralatan las.

2. Melakukan

tindakan

pengamanan

pada waktu

menghubung-kan

dan mengeset

peralatan las.

3. Memasang

regulator pada

tabung gas

sesuai dengan

jenis regulator.

4. Memasang

selang las pada

regulator.

5. Memasang

pembakar pada

selang las

Page 36: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

21

dengan aman.

Menentukan peralatan las, pengesetan dan alat bantu yang digunakan 1. Menentukan

ukuran mulut

pembakar se-

suai dengan

tebal bahan.

2. Menentukan alat

keselamatan

kerja.

3. Mempersiapkan

alat bantu.

4. menentukan

jenis dan ukuran

bahan.

B. Melaksanakan prosedur pematrian

1. Memahami teknik

pematrian.

2. Mempersiapkan

bahan.

3. Mengatur

tekanan kerja.

4. Mengatur nyala

las.

5. Melakukan

pematrian.

Page 37: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

22

C. Melaksanakan prosedur pemotongan dengan panas dan pemanasan

1. Memahami

teknik pemotongan dan pemanasan.

2. Mempersiapkan bahan.

3. Mengatur tekanan kerja.

4. Mengatur penyalaan las.

5. Melakukan pemotongan dengan panas.

Page 38: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

23

PERALATAN UTAMA LAS OKSI-ASETILIN DAN CARA

PENGGUNAANNYA

a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

• Mengetahui macam-macam alat-alat utama dan alat bantu las oksi-

asetilin sesuai dengan jenis peralatan dan macam peralatan yang

digunakan.

• Memahami fungsi dan kegunaan alat-alat utama dan alat bantu las

oksi-asetilin sesuai dengan macam dan jenis alat utama dan alat

bantu.

• Menggunakan alat-alat utama dan alat bantu las gas sesuai dengan

fungsi dan kegunaan alat utama dan alat bantu.

• Mengeset alat-alat utama las oksigen-asetilin sesuai dengan prosedur

operasi standar.

b. Uraian materi Pemelajaran

1. Peralatan las oksi-asetilin

Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi-

asetilin yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai

gas pembakar dan gas asetilin sebagai bahan bakar digunakan

alat-alat khusus yang perlu dipahami jenis, fungsi dan

kegunaannya serta cara penanganan dari alat-alat tersebut.

Sehingga pada penggunaannya tidak terjadi kesalahan-kesalahan

yang pada akhirnya akan menimbulkan kecelakaan. Untuk itu,

ada beberapa alat utama las oksigen asetilin yang akan dijelaskan

jenis, fungsi serta kegunaan dari alat tersebut seperti di bawah

ini :

a. Tabung gas oksigen

Gas oksigen untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam

botol (silinder gas) yang berbentuk tinggi langsing dan

berwarna biru, terbuat dari baja, dengan volume gas oksigen

1. KEGIATAN BELAJAR 1

Page 39: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

24

pada tekanan 150 kg/cm² adalah 6000 liter. Pada bagian

atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang terbuat

dari bahan tembaga dengan roda tangan dan socket yang

terdapat pada katup pengeluaran gas yang menggunakan ulir

kanan.

Gambar 1. Katup pengaman tabung gas oksigen [3]

Pada bagian bawah botol gas

terdapat keping pengaman

lumer dengan maksud

apabila ada kelebihan

tekanan akibat panas yang

ditimbulkan oleh nyala balik

yang terjadi pada proses

pengelasan atau akibat dari

tabung gas terjatuh, maka

keping pengaman akan

terbuka secara otomatis.

Kerusakan pada katup

tabung gas akibat dari

kesalahan penggunaan

Kap pelindung

Roda katup Pengaman

Keran regulator

Katup

Page 40: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

25

tabung gas akan

mengakibatkan mudah

terjadinya kebakaran di

sekeliling tempat kerja.

Untuk itu perlu kiranya

memperhatikan prosedur

yang benar tentang

pemakaian tabung gas.

Gambar 2. Tabung gas oksigen

[3]

b. Tabung gas asetilin

Gas asetilin untuk proses

pengelasan las gas disimpan dalam

botol (silinder gas) yang pendek

gemuk dan berwarna merah,

terbuat dari baja dengan volume

gas oksigen pada tekanan 15

kg/cm² adalah 6000 liter. Bagian

dalam botol gas asetilin dilapisi

dengan bahan berpori yang terbuat

dari asbes atau sutera tiruan yang

berfungsi untuk menyimpan cairan

aseton, yaitu cairan kimia di mana

gas asetilin dapat larut dengan

baik dan aman di bawah pengaruh

tekanan di dalamnya.

Gambar 3. Tabung gas asetilin [3]

Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang

terbuat dari bahan tembaga dengan pembuka gas menggunakan

kunci gas khusus, serta socke t yang terdapat pada katup

Page 41: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

26

pengeluaran gas menggunakan ulir kiri. Pada bagian bawah botol

gas terdapat keping pengaman lumer dengan maksud apabila

ada kelebihan tekanan akibat panas yang ditimbulkan oleh nyala

balik yang terjadi pada proses pengelasan, maka keping

pengaman akan terbuka secara otomatis.

Cara penggunaan tabung gas asetilin secara aman adalah

sebagai berikut :

1. Letakkan tabung dengan posisi berdiri tegak.

2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.

3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.

4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan

benturan.

5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.

6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada

tabung gas.

Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin

adalah sebagai berikut :

Perbedaan Tabung gas

oksigen

Tabung gas

asetilin

Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk

Tekanan isi maksimum 150 kg/cm² 15 kg/cm²

Katup/pembuka katup Roda tangan Kunci shock

Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri

c. Generator pembangkit gas asetilin

Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan

untuk mendapatkan gas asetilin (C2H2) dengan cara

mencampurkan air dengan kalsium karbida atau karbit (CaC2)

dengan reaksi kimia sebagai berikut :

CaC2 + 2H2O --------à C2H2 + Ca(OH) 2 + Panas

Generator asetilin digunakan apabila proses pengelasan tidak

menggunakan tabung gas asetilin.

Page 42: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

27

Menurut besarnya kapasitas tekanannya, generator pembangkit

gas asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu :

1. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.

2. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan

dari 0,03 – 0,2 bar.

3. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 – 1,1 bar.

Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator

dibedakan atas dua macam yaitu :

1. Generator asetilin sistem tetes

Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit

disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit bereaksi

dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar melalui pipa

pengeluaran ke ruang gas asetilin. Selanjutnya gas asitilin dapat

dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang las.

Bagian-bagian utama genarator sisitem tetes adalah :

a. Ruang karbit dan retor,

berfungsi untuk menyimpan

karbit yang akan

dicampurkan dengan air

dengan cara diteteskan. Pada

ruang karbit terdapat laci

karbit tempat penyimpanan

karbit.

Gambar 4. Generator sistim tetes [3]

Pipa pengaman

Pembersih gas

Ruang gas

Kunici air

Laci karbit Retor

Air

Page 43: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

28

b. Ruang air

Digunakan untuk menempatkan air yang befungsi untuk

mengkonsumsi air pencampur karbit dan penyaring gas asetilin

yang didapat dari hasil pencampuran.

c. Ruang gas asetilin

Berfungsi untuk menyimpan gas asetilin sementara sebelum

dikeluarkan melalui kunci air.

d. Kunci air

Berfungsi sebagai keran pengeluaran gas pada saat akan digunakan

untuk pengelasan.

e. Pengukur tekanan gas/manometer

Berfungsi untuk melihat besarnya tekanan gas asetilin yang

dihasilkan dari pencampuran di dalam ruang gas.

Cara melayani generator sistim tetes :

a. Isilah ruang air sampai batas lubang cerat.

b. Isi kunci air sampai batas lubang cerat kunci air, kemudian tutup

rapat-rapat katup cerat pada kunci air.

c. Keluarkan laci karbit dari dalam retor kemudian masukkan karbit dan

tutup retor dengan rapat.

d. Buka keran pengeluaran air sehingga air dari dalam ruang air

menetes ke dalam retor.

e. Perhatikan manometer pada generator, apabila jarum penunjukkan

tekanan sudah bergerak menandakan gas hasil pencampuran karbit

dan air sudah masuk ke dalam ruang gas.

f. Bukalah keran pengeluaran gas menuju ke tabung pembersih dan ke

kunci air.

g. Gas yang berada di dalam kunci air sudah dapat digunakan untuk

pengelasan.

Page 44: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

29

2. Generator asetilin sistim lempar (celup)

Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah

karbit disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan katup,

karbit dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air, sehingga

karbit bereaksi dengan air yang akan menghasilkan gas asetilin dan

berkumpul di ruang gas. Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan

melalui kunci air menuju ke selang dan pembakar las.

Gambar 5. Generator sistim lempar (celup) [3]

Untuk menggunakan generator yang aman digunakan pada pengelasan,

ada beberapa langkah penempatan dan pengamanan generator yang

disarankan, yaitu :

1. Tempatkan generator agak jauh dari tempat pengelasan.

2. Hindarkan dari nyala api, benda-benda panas dan terik matahari.

3. Periksa secara berkala tinggi air di dalam kunci air.

4. Berhati-hatilah terhadap kebocoron gas, periksalah dengan air sabun

bagian yang diindakasikan mengalami kebocoran.

5. Buanglah selalu sisa gas di dalam generator bila selesai digunakan.

Katup karbit

Katup pengaman

Gas keluar

Kunci air

Keran cerat

Ruang karbit

Manometer

Ruang gas

Jatuhan karbit

Pemasukan air

Ruang air Asetilin

Pengaduk

Page 45: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

30

d. Regulator las

Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan

pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai

dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat

pengukur tekanan atau manometer, yaitu :

1. Manometer tekanan isi yang berfungsi untuk mengetahui jumlah

tekanan isi yang terdapat dalam silinder.

2. Manometer tekanan kerja yang berfungsi untuk mengetahui

besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.

Gambar 6. Regulator las [1]

Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis, yaitu :

1. Regulator satu tingkat, dimana tekanan isi dalam tabung gas

dturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.

2. Regulator dua tingkat, dimana untuk mendapatkan tekanan kerja

yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan secara

bertingkat.

Page 46: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

31

Gambar 7. Bagan regulator [3]

Prinsip kerja regulator yang digunakan pada pengelasan dengan las

oksigen-asetilin adalah sebagai berikut :

1. Bila katup tabung gas dibuka, maka gas akan masuk ke dalam ruang A

dengan jumlah tekanan gas dapat dilihat pada manometer G.

Manometer trkanan isi Manometer tekanan kerja

Katup C

Gas masuk

Gas keluar

G

Page 47: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

32

2. Apabila katup pengeluaran gas pada regulator F diputar searah jarum

jam, maka pegas E menekan membran D yang akan mendorong katup C

sehingga terbuka.

3. Gas yang berada di ruang A akan masuk ke dalam ruang B dengan

besarnya tekanan gas pada ruang B dapat dilihat pada manometer B.

Gas yang keluar dari ruang B dapat dilakukan dengan memutarkan

keran pengeluaran F.

4. Bila keran pengeluaran gas F dibuka, maka gas yang berada di ruang B

akan keluar menuju pembakar las melalui selang las.

5. Apabila keran F diputar berlawanan dengan jarum jam, maka gas yang

berada di ruang A akan menekan katus tertutup.

Untuk memungkinkan regulator terhindar dari kerusakan pada saat

pemasangan dan pelaksanaan pengelasan, maka ada beberapa hal yang

harus diperhatikan pada saat menggunakan regulator yaitu :

1. Jangan memegang regulator dengan tangan atau sarung tangan yang

berminyak.

2. Jangan memegang regulator pada bagian manometer tetapi peganglah

pada bagaian badan regulator.

3. Pasang regulator tabung gas oksigen pada tabung gas oksigen dan

regulator gas asetilin untuk tabung gas asetilin.

4. Sebelum membuka katup tabung gas, pastikan regulator dalam keadaan

tertutup.

5. Putar secara perlahan baut pengatur pengeluaran gas pada regulator

agar jarum pengatur pada manometer tidak menerima hentakan

tekanan gas yang tinggi secara tiba-tiba.

6. Berdirilah di samping tabung gas, jangan berada persis di atas regulator

dan katup tabung gas pada saat mengatur tekanan kerja regulator.

7. Jangan menggunakan regulator yang sudah rusak agar pengaturan gas

melalui regulator berjalan normal.

Perbedaan regulator gas asetin dan regulator gas asetilin pada

umumnya adalah sebagai berikut :

Page 48: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

33

Perbedaan Regulator gas

oksigen Regulator gas asetilin

Warna dasar Biru, hitam dan

atau abu-abu

Merah

Skala ukuran tekanan

isi maksimum

250 kg/cm² 30 kg/cm²

Skala ukuran tekanan

kerja maksimum

12 kg/cm² 3 kg/cm²

Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri dengan tanda

keratan pada bagian

tengah mur pengikat

b. Selang las

Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator

ke pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap

tekanan gas ±10 kg/cm² tetapi tidak kaku. Selang las umumnya

memiliki ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm.

Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru atau

merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang gas

oksigen, sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk

gas asetilin dengan pemasangan selang pada tabung gas diikat

menggunakan klem dan pada kedua ujung selang las baik yang akan

disambungkan dengan pembakar maupun yang disambungkan

dengan tabung gas melalui naple atau alat penyambung selang.

Untuk menghindarkan selang las dari kerusakan pada saat

digunakan, maka selang las harus dipelihara dan diamankan dari

penggunaan yang tidak sesuai dengan prosedur. Ada hal-hal

penting yang harus diperhatikan pada saat menggunakan selang las

di antaranya adalah :

1. Penggunaan selang las hendaknya tidak mengganggu lalu lintas

dan tidak terlipat pada saat digunakan.

Page 49: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

34

2. Tidak diperkenankan menggunakan kawat atau isolasi untuk

mengikat dan menutup kebocoran pada sambungan dan selang

las.

3. Gunakan alat penyambung dan pengikat selang las khusus.

4. Hindarkan selang dari kontak dengan sumber panas, percikan

bunga api, kejatuhan benda panas, benda tajam serta dari

minyak.

5. Tidak diperkenankan menekuk selang las untuk menghentikan

aliran gas pada selang.

6. Tiup terlebih dahulu selang untuk menghilangkan debu dengan

tekanan udara sebelum selang dipasangkan.

7. Periksa secara berkala kondisi selang yang digunakan dari

kebocoran, hangus atau dari sambungan yang longgar.

8. Periksa lah kebocoran selang las dengan mencelupkan selang ke

dalam air pada tekanan kerja biasa.

9. Potong bagian selang yang bocor dan gunakanlah alat

penyambung selang untuk menyambungkan kembali selang yang

telah dipotong.

10. Apabila terjadi nyala balik pada saat melakukan pengelasan,

periksalah bagian dalam selang. Apabila terjadi kerusakan,

gantilah selang dengan yang baru.

11. Gulung selang dengan baik dan gantungkan pada gantungan

selang apabila selang telah selesai digunakan.

b. Pembakar

Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi

sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta

mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke mulut pembakar

dan dapat digunakan untuk proses pengelasan.

1. Pembakar las

Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem

pemcampuran gas di dalam pembakar yaitu :

Page 50: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

35

a. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector

Pada pembakar jenis ini, tekanan kerja gas oksigen lebih

besar dibandingkan dengan tekanan gas asetilin. Gas oksigen

masuk ke dalam mulut pembakar melalui injector sehingga

kecepatan gas oksigen bertambah, yang akan menarik gas

asetilin ke dalam pipa pencampur. Campuran gas tadi akan

keluar melalui mulut pembakar dan siap dinyalakan untuk

pengelasan.

Pembakar tekanan rendah biasanya digunakan untuk

pengelasan menggunakan generator pembangkit gas asetilin.

Pada bagian pangkal mulut pembakar tertera nomor mulut

pembakar, kapasitas mulut pembakar dan besarnya tekanan

kerja gas oksigen. Sedangkan tekanan gas asetilin tidak

tercantum karena pada penggunaan generator, tekanan gas

yang ada di dalam generator tidak tetap tergantung dari

sedikit banyaknya jumlah gas di dalam generator.

b. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer

Pembakar tekanan rata dipergunakan untuk pengelasan

dengan konsumsi gas tekanan t inggi atau tekanan sedang.

Pada penggunaan pembakar jenis ini, tekanan gas oksigen

dengan asetilin yang digunakan sama. Kedua macam gas

masuk ke dalam pencampur gas atau mixer dan bercampur

dengan sendirinya kemudian keluar ke mulut pembakar

melalui pipa pencampur gas.

Pada pembakar tekanan rata atau pembakar mixer hanya

tertera nomor mulut pembakar saja, kapasitas pembakar,

besarnya tekanan gas oksigen yang digunakan dan gas

asetilin biasanya tertera pada daftar pemakaian alat yang

menyertai tersebut.

Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gambar masing-masing

jenis pembakar seperti disebutkan di atas dan alur

pencampuran gas yang terjadi di dalam kedua pembakar

Page 51: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

36

sehingga terlihat jelas perbedaan secara prinsip pencampuran

gas yang terjadi di dalam pembakar, baik itu untuk pembakar

tekanan rendah atau pembakar ijector maupun pembakar

tekanan rata atau pembakar mixer.

Gambar 8. Pembakar tekanan rendah [10]

Gambar 9. Pembakar tekanan rata [10]

Ruang pencampur

Nosel injektor Asetilin

Page 52: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

37

Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip),

dimana dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti sesuai

dengan kebutuhan pengelasan. Besarnya ukuran mulut pembakar

diukur berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui mulut

pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis tengah lubang

mulut pembakar.

Pemilihan ukuran mulut pembakar pada pengelasan tergantung pada

tebal bahan yang akan dilas.

Gambar 10. Mulut pembakar las [12]

2. Pembakar potong

Pembakar potong berfungsi untuk :

a. Memanaskan bahan yang akan dipotong sampai temperatur

lumer.

b. Memotong bahan yang telah lumer melalui penekanan tinggi

gas oksigen.

Bentuk pembakar potong berbeda dengan pembakar las karena

pada pembakar potong terdapat tiga katup gas yaitu :

a. Katup gas asetilin yang berfungsi untuk mengeluarkan gas

asetilin pada waktu pemanasan awal sebelum melakukan

pemotongan bahan.

b. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk

pemanasan awal.

Page 53: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

38

c. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk

pemotongan.

Ada beberapa bentuk pembakar potong yang sering digunakan untuk

memotong pelat tipis maupun pelat tebal. Pada gambar di bawah ini

akan ditunjukkan beberapa macam bentuk pembakar potong tangan

yang umum digunakan.

Gambar 11. Macam bentuk pembakar potong [10]

Injektor Campuran gas

Page 54: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

39

3. Pemeliharaan pembakar

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada waktu

menggunakan pembakar yaitu :

a. Jangan memegang pembakar dengan tangan atau

menggunakan sarung tangan yang berminyak atau bahan

mudah terbakar lainnya.

b. Bagian mulut pembakar tidak dipergunakan untuk memukul.

c. Apabila mulut pembakar tersumbat pada waktu pengelesan,

bersihkan bahan yang menyumbat lubang mulut pembakar

dengan menggunakan jarum pembersih khusus dengan

ukuran yang sesuai dengan ukuran lubang mulut pembakar.

d. Bersihkan bagian bibir mulut pembakar dengan

menggosokkan bibir mulut pembakar pada kayu atau

menggunakan kikir pembersih khusus.

e. Apabila terjadi nyala balik, deteksi semua kemungkinan

termasuk kelonggaran yang ada pada setiap sambungan

pembakar.

f. Untuk menghindari terjadinya nyala balik, gunakan selalu anti

nyala balik yang dipasangkan pada naple pembakar.

Gambar 12. Cara membersihkan mulut pembakar

Page 55: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

40

1. Memasang dan menggunakan peralatan las

Di bawah ini ditunjukkan gambar rangkaian peralatan utama las gas

(oksi-asetilin) lengkap pada proses pengelasan :

4

2

Keterangan gambar.

3

1. Tabung gas asetilin 5

2. Tabung gas oksigen

3. Regulator gas asetilin 1

4. Regulator gas oksigen

5. Selang las 6

6. Pembakar las

Gambar 13. Seperangkat alat las oksi-asetilin

Page 56: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

41

a. Memasang regulator

Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan baut)

pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan sebelum memasang regulator pada tabung gas yaitu :

1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu

lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

2. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat

sehingga terhindar dari botol terjatuh.

3. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas yang

akan dipasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-ciri

regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.

4. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut) pengikat

dalam keadaan bersih dan baik.

5. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan

socket kuat dan tidak terjadi kebocoran.

6. Memegang regulator jangan pada bagian manometer, tetapi pada

bagian badan regulator.

Adapun langkah-langkah pemasangan regulator pada tabung gas adalah

sebagai berikut :

1. Bukalah katup botol sebentar untuk membersihkan katup tabung gas

dari debu yang akan menyumbat katup.

2. Balutkan seal tape pada bagian ulir socket yang ada pada regulator

secukupnya.

3. Masukkan leher naple regulator pada katup tabung gas dengan posisi

leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas.

4. Putar socket ke arah yang dapat mengencangkan socket, sesuai

dengan jenis ulir yang digunakan menggunakan kunci pas atau kunci

inggris sampai socket terkunci dengan kuat.

5. Cek socket dari kebocoran dengan mengeluarkan gas dalam tabung

dan regulator dalam keadaan tertutup menggunakan cairan sabun.

Page 57: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

42

6. Apabila ada kebocoran, maka cairan sabun akan bergelembung.

Buka kembali socket dan tambahkan balutan seal tape pada ulir

socket.

7. Ulangilah pemasangan dari kegiatan awal sampai regulator

terpasang dengan benar pada tabung gas.

Gambar 14. Cara memasang regulator

b. Memasang selang las

Setelah regulator terpasang pada tabung gas, kemudian pasangkanlah

selang las pada bagian naple pengeluaran gas yang ada pada regulator.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang

selang las yaitu :

1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu

lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

2. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih baik

dan tidak ada yang bocor.

3. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada regulator dalam

keadaan bersih dan baik.

Page 58: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

43

4. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada

naple regulator.

Langkah-langkah pemasangan selang las pada tabung gas :

1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci

pas dan alat -alat bantu lainnya.

2. Masukkan klem pengikat selang ke dalam selang untuk

mempersiapkan pengikatan selang pada nepel regulator.

3. Baluri naple yang ada pada regulator dengan cairan sabun untuk

memudahkan memasukkan nepel kedalam selang.

4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara

bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal naple

regulator.

5. Masukkan pengikat selang pada pangkal naple yang sudah tertutup

selang.

6. Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan

menggunakan obeng atau kunci pas.

7. Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah

sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan

cairan sabun.

8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang

ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk

mengencangkan ikatan.

Page 59: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

44

Gambar 15. Cara memasang selang las

c. Memasang pembakar las

Setelah selang las terpasang pada regulator, pasangkanlah pembakar

las dengan memasukkan ujung selang las pada naple pembakar las. Ada

beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang

las, yaitu :

1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu

lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

2. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam

keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.

3. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada

naple regulator.

Langkah-langkah pemasangan selang las pada pembakar las :

1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci

pas dan alat -alat bantu lainnya.

2. Masukkan klem pengikat ke dalam selang untuk mempersiapkan

pengikatan selang pada naple pembakar.

Page 60: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

45

3. Baluri naple yang ada pada pembakar dengan cairan sabun untuk

memudahkan memasukkan nepel ke dalam selang.

4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara

bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal nepel

regulator.

5. Masukkan pengikat selang pada pangkal nepel yang sudah tertutup

selang.

6. Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan

menggunakan obeng atau kunci pas.

7. Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah

sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan

cairan sabun.

8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang

ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk

mengencangkan ikatan.

Gambar 16. Cara memasang pembakar

Page 61: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

46

d. Menggunakan peralatan las oksi-asetilin

Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk menggunakan

peralatan las gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang

diperlukan telah terpasang dengan aman yaitu :

1. Mengatur tekanan kerja

Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan

pekerjaan pengelasan sangat penting diperhatikan karena ketepatan

pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu

pada keberhasilan proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan

yang sempurna. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Sebelum membuka katup tabung gas tutup katup pengeluaran

gas pada regulator dengan memutar baut pengatur berlawanan

arah jarum jam sampai terasa longgar.

b. Berdirilah disamping tabung gas, jangan berdiri dengan posisi

kepala tepat di atas regulator dan katup tabung gas agar

terhindar dari bahaya apabila katup tabung gas terloncat keluar

akibat longgar atau regulator pecah.

c. Bukalah katup tabung gas dengan perlahan. Untuk katup tabung

gas oksigen harus dibuka sampai putaran penuh, sedangkan

untuk tabung gas asetilin dibuka dengan memutar katup ¼-1½

putaran. Jumlah tekanan isi tabung gas dapat dilihat dalam

regulator pada manometer tekanan isi.

d. Aturlah tekanan kerja dengan memutar baut pengatur regulator

searah jarum jam secara perlahan sambil memperhatikan

penunjuk jarum pada manometer tekanan kerja sampai

menunjukkan angka besarnya tekanan kerja yang diinginkan.

Page 62: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

47

Gambar 17. Mengatur tekanan kerja

2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las

Sebelum dilakukan pengaturan nyala las, terlebih dahulu akan

dijelaskan tentang jenis -jenis nyala las yang digunakan pada

pengelasan dengan las oksigen-asetilin.

Ada tiga jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las

oksigen-asetilin yaitu :

a. Nyala netral

Jenis nyala ini digunakan untuk pengelasan baja lunak, baja

tahan karat, tembaga dan alumunium. Jumlah tekanan gas

oksigen dan asetilin yang keluar dari tabung gas melalui

pembakar las sama dengan ciri-ciri nyala las yaitu :

• Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.

• Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.

Gambar 18. Nyala netral [10]

Nyala luar

Nyala inti

Page 63: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

48

b. Nyala karburasi

Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas asetilin. Jenis

nyala ini digunakan untuk pelapisan permukaan dan patri keras.

Ciri yang ditunjukkan oleh jenis nyala ini adalah :

• Terdapat tiga bentuk nyala yaitu nyala inti, nyala amplop dan

nyala luar.

• Bentuk nyala inti hampir sama pada jenis nyala netral tetapi

bentuknya lebih pendek.

Gambar 19. Nyala karburasi [10]

c. Nyala oksidasi

Nyala oksidasi adalah nyala api las kelebihan gas oksigen. Jenis

nyala ini digunakan untuk mengelas kuningan atau las patri

menggunakan kawat las kuningan atau perunggu. Ciri-ciri nyala

las oksidasi adalah :

• Bentuk nyala las ada dua yaitu nyala inti dan nyala luar.

• Bentuk inti nyala kecil dan runcing.

• Pada saat nyala las terjadi berbunyi desis.

Gambar 20. Nyala oksidasi [10]

Nyala luar

Nyala inti

Nyala inti Nyala amplop

Nyala luar

Page 64: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

49

Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai dengan

jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan, dilakukan

pengaturan pembakar untuk penyalaan dan mematikan api las dengan

mengikuti langkah-langkah berikut ini :

a. Bukalah katup pengeluaran gas

asetilin pada pembakar yang

berwarna merah secara perlahan,

kemudian goreskan korek api las

pada ujung mulut pembakar sampai

terbentuk nyala api.

b. Aturlah nyala api asetilin sampai

ujung nyala bergoyang dan tidak

timbul gejela pada ujung nyala,

dengan memperbesar atau

memperkecil katup pengeluaran gas

asetilin pada pembakar.

c. Pakailah kacamata las yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu.

d. Bukalah katup gas oksigen pada

pembakar las yang berwarna biru

secara

perlahan sehingga warna nyala las

berubah dari warna kuning sampai

berwarna biru.

e. Perbesar pengeluaran gas oksigen

dengan memutar katup pengeluaran

gas oksigen sampai nyala ekor

menghilang yang merupakan tanda

nyala netral.

f. Apabila katup pengeluaran gas

oksigen diputar seterusnya, inti nyala

akan berubah memendek dan

Page 65: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

50

berbentuk runcing serta berbunyi

desis, maka nyala yang didapatkan

adalah nyala oksidasi (nyala

kelebihan oksigen).

g. Setelah terbentuk nyala netral,

pengeluaran gas asetilin diperbesar.

Hal ini menyebabkan nyala ekor akan

bertambah membesar dan didapat

adalah nyala karburasi (nyala

kelebihan gas asetilin).

Gambar 21. Mengatur nyala las

3. Mematikan nyala las dan menutup tabung gas

a. Mematikan nyala las

1. Tutup katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar las, maka

nyala las akan mati dengan sendirinya.

2. Tutuplah katup gas oksigen pada pembakar las sesegera

mungkin setelah nyala las mati.

3. Setelah selesai digunakan, pembakar las sebaiknya disimpan

pada tempat yang aman agar tidak terjatuh atau terganggu

yang dapat mengakibatkan katup gas pada pembakar terbuka.

Gambar 22. Mematikan nyala las

Page 66: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

51

b. Menutup tabung gas

1. Tutuplah katup pada tabung gas, baik yang terdapat pada tabung

gas asetilin maupun pada tabung gas oksigen sampai katup betul-

betul tertutup rapat. Jarum penunjuk tekanan isi silinder pada

manometer tekanan isi akan turun sampai ke skala nol.

2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada

pembakar las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las

sampai jarum penunjuk tekanan kerja pada manometer

menunjukkan skala nol.

3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan

aman.

c. Rangkuman materi Pemelajaran

Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi-asetilin

yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai gas pembakar dan

gas asetilin sebagai bahan bakar menggunakan alat-alat khusus, perlu

dipahami jenis, fungsi dan kegunaannya serta cara penanganan dari alat-

alat tersebut. Untuk itu ada beberapa alat utama las oksigen asetilin yang

digunakan :

1. Tabung gas oksigen

Tabung gas digunakan untuk menyimpan gas oksigen yang berbentuk

tinggi langsing dan berwarna biru terbuat dari baja dengan volume gas

oksigen pada tekanan 150 kg/cm² adalah 6000 liter. Pada bagian atas

botol gas terdapat katup.

2. Tabung gas asetilin

Gas asetilin untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol

(silinder gas) yang berbentuk pendek gemuk dan berwarna merah

terbuat dari baja dengan volume gas oksigen pada tekanan 15 kg/cm²

adalah 6000 liter. Bagian dalam botol gas asetilin dilapisi dengan bahan

berpori yang terbuat dari asbes atau sutera tiruan yang berfungsi untuk

menyimpan cairan aseton. Cairan aseton yaitu cairan kimia dimana gas

Page 67: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

52

asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan

di dalamnya.

Cara aman menggunaan tabung gas asetilin adalah sebagai berikut :

1. Letakkan tabung berdiri tegak.

2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.

3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas

4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan.

5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.

6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada tabung

gas.

Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin adalah

sebagai berikut :

Perbedaan Tabung gas oksigen Tabung gas asetilin

Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk

Tekanan isi

maksimum

150 kg/cm² 15 kg/cm²

Katup/pembuka

katup

Roda tangan Kunci sok

Baut dan mur

pengikat

Ulir kanan Ulir kiri

3. Generator pembangkit gas asetilin

Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan untuk

mendapatkan gas asetilin (C2H2) dengan cara mencampurkan air dengan

kalsium karbida atau karbit (CaC2).

Menurut besarnya kapasitas tekanannya generator pembangkit gas

asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu :

a. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.

b. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan dari

0,03 – 0,2 bar.

Page 68: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

53

c. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 – 1,1 bar.

Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator

dibedakan atas dua macam yaitu :

a. Generator asetilin sistim tetes

Prinsip pencampuran a ir dan karbit di dalam generator ini adalah,

karbit disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit

bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar

melalui pipa pengeluaran ke ruang gas asetilin. Selanjutnya gas

asetilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang dan

pembakar las.

b. Generator asetilin sistim lempar (celup)

Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah,

karbit disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan

katup, karbit dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air

sehingga karbit bereaksi dengan air yang akan menghasilkan gas

asetilin dan berkumpul di ruang gas. Selanjutnya gas asetilin

dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang dan

pembakar las.

4. Regulator las

Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan

pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai

dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat

pengukur tekanan atau manometer yaitu :

a. Manometer tekanan isi yang befungsi untuk mengetahui jumlah

tekanan isi yang terdapat dalam silinder.

b. Manometer tekanan kerja yang berfungsi untuk mengetahui

besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.

Page 69: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

54

Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis yaitu :

a. Regulator satu tingkat, di mana tekanan isi dalam tabung gas

diturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.

b. Regulator dua tingkat, di mana untuk mendapatkan tekanan kerja

yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan secara

bertingkat.

Perbedaan Regulator gas

oksigen

Regulator gas

asetilin

Warna dasar Biru, hitam dan atau

abu-abu

Merah

Skala ukuran tekanan

isi maksimum

250 kg/cm² 30 kg/cm²

Skala ukuran tekanan

kerja maksimum

12 kg/cm² 3 kg/cm²

Baut dan mur

pengikat

Ulir kanan Ulir kiri dengan

tanda keratan

pada bagian

tengah mur

pengikat

5. Selang las

Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke

pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap tekanan gas

±10 kg/cm², tetapi tidak kaku. Pada umumnya selang gas memiliki

ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm.

Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru atau

merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang gas

oksigen sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk gas

asetilin. Pemasangan selang pada tabung gas diikat menggunakan klem

dan pada kedua ujung selang las baik yang akan disambungkan dengan

Page 70: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

55

pembakar maupun yang disambungkan dengan tabung gas melalui

naple atau alat penyambung selang.

6. Pembakar

Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi

sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta

mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke melalui mulut

pembakar dan dapat digunakan untuk proses pengelasan.

a. Pembakar las

Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem

pencampuran gas di dalam pembakar yaitu :

1. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector.

2. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer.

Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip)

di mana dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti

sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Besarnya ukuran mulut

pembakar diukur berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui

mulut pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis

tengah lubang mulut pembakar. Pemilihan ukuran mulut

pembakar pada pengelasan tergantung pada tebal bahan yang

akan di las.

b. Pembakar potong

Pembakar potong berfungsi untuk memanaskan bahan yang akan

dipotong sampai temperatur lumer dan memotong bahan yang telah

lumer melalui penekanan tinggi gas oksigen.

Sebelum melakukan pengelasan dilakukan pemasangan dan pengesetan

peralatan las. Untuk memperlancar serta memberikan rasa aman pada

pelaksanaan pengelasan diperlukan pemasangan dan pengeseten

peralatan las yang benar, seperti :

Page 71: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

56

1. Memasang regulator

Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan

baut) pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan sebelum memasang regulator pada tabung gas, yaitu :

a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat

bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

b. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat

sehingga terhindar dari botol terjatuh.

c. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas

yang akan di pasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-

ciri regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.

d. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut)

pengikat dalam keadaan bersih dan baik.

e. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan

socket kuat dan tidak terjadi kebocoran.

f. Memegang regulator jangan pada bagian manometer tetapi pada

bagian badan regulator.

2. Memasang selang las

Setelah regulator terpasang pada tabung gas, pasangkanlah selang

las pada bagian nepel pengeluaran gas yang ada pada regulator. Ada

beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang

selang las yaitu :

a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat

bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

b. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih

baik dan tidak ada yang bocor.

c. Periksalah terlebih dahulu apakah naple l pada regulator dalam

keadaan bersih dan baik.

d. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang

pada naple regulator.

Page 72: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

57

3. Memasang pembakar las

Setelah selang las terpasang pada regulator, kemudian pasangkanlah

pembakar las dengan memasukkan ujung selang las pada naple

pembakar las. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan

dalam memasang selang las, yaitu :

a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat

bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.

b. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam

keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.

c. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang

pada naple regulator.

Setelah semua peralatan pengelasan dipasang dan diset dengan benar

dan aman, selanjutnya dapat dilakukan pengelasan dengan

mengoperasikan berbagai macam peralatan pengelasan seperti

diuraikan di atas.

Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk melayani peralatan las

gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang diperlukan telah

terpasang dengan aman yaitu :

1. Mengatur tekanan kerja

Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan

pekerjaan pengelasan sangat penting diperhatikan karena ketepatan

pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu

pada keberhasilan proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan

yang sempurna.

2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las

Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai

dengan jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan,

maka dilakukan penyalaan las. Pengaturan nyala las dengan

menggunakan berbagai jenis nyala las yaitu :

a. nyala las netral.

b. nyala las karburasi.

c. nyala las oksidasi.

Page 73: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

58

Setelah peralatan digunakan, langkah yang harus dilakukan adalah

mematikan dan menyimpan kembali peralatan las yang telah digunakan

dengan aman.

d. Tugas Pemelajaran

Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan, peserta diklat

dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan

tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu

disarankan kepada peserta diklat selalu berkonsultasi dengan

guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi

terhadap teori yang dipelajari.

Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria

standar, yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap

kompeten adalah :

1. Peralatan utama las oksi-asetilin diketahui sesuai dengan bentuk

dan fungsinya.

2. Prosedur dan teknik pengesetan peralatan utama las oksi-asetilin

dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar yang

sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

3. Peralatan utama las digunakan sesuai dengan prosedur

operasional peggunaan alat utama las oksi-asetilin.

Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah in i :

1. Identifikasi semua peralatan utama pengelasan baik jenis, bentuk

maupun fungsi serta kegunaannya.

2. Pahami prosedur pengesetan peralatan las sesuai dengan

prosedur operasional standar.

3. Lakukan pengesetan peralatan las sesuai dengan urutan

pengesetan masing-masing peralatan utama las.

4. Lakukan penyalaan las untuk berlatih mengoperasikan perlatan

las dengan berbagai bentuk nyala las.

Page 74: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

59

e. Tes formatif

1. Sebukan macam jenis peralatan utama las yang digunakan pada

pengelasan oksi-asetilin !

2. Sebutkan perbedaan antara tabung gas oksigen dan asetilin !

3. Sebutkan cara pengamanan tabung gas pada waktu melakukan

pengelasan !

4. Sebutkan fungsi generator dalam pengelasan !

5. Sebutkan macam generator las baik menurut besarnya kapasitas

generator maupun sistem pencampuran karbit di dalam generator

!

6. Sebutkan fungsi regulator las !

7. Sebutkan bagian utama regulator las yang menunjukkan fungsi

regulator las !

8. Sebutkan langkah pengamanan regulator pada waktu digunakan

pada proses pengelasan !

9. Sebutkan perbedaan antara regulator tabung gas oksigen dan

asetilin !

10. Sebutkan jenis pembakar las !

11. Bagaimanakah cara memelihara mulut pembakar agar pada

penggunaannya lubang pembakar tidak tersumbat ?

12. Bagaimanakah cara mengecek socket regulator yang telah

terpasang dalam keadaan tidak bocor ?

13. Bagaimanakah posisi berdiri pada saat membuka katup botol gas

?

14. Bagaimanakah cara memutar katup botol gas agar aman dalam

pelaksanaan pengelasan ?

15. Sebutkan macam jenis nyala las !

16. Sebutkan ciri-ciri yang dapat dilihat pada jenis nyala las netral !

17. Sebutkan urutan penyalaan api las !

18. Sebutkan urutan mematikan nyala las setelah proses pengelasan

dilaksanakan !

Page 75: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

60

f. Kunci jawaban

1. a. Tabung gas c. Selang las

b. Regulator d. Pembakar las

2. Perbedaan tabung gas oksigen dan asetilin

Perbedaan Tabung gas

oksigen Tabung gas asetilin

Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk

Tekanan isi

maksimum

150 kg/cm² 15 kg/cm²

Katup/pembuka

katup

Roda tangan Kunci shock

Baut dan mur

pengikat

Ulir kanan Ulir kiri

3. a. Letakkan tabung berdiri tegak.

b. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.

c. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.

d. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan

benturan.

e. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.

f. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada

tabung gas.

4. Membangkitkan gas asetilin melalui pencampuran karbit dan air

di dalam generator.

5. a. Menurut kapasitas tekanan :

• generator tekanan rendah

• generator tekanan sedang

• generator tekanan tinggi

• genetaror sistem tetes

b. Menurut prinsip pencampuran gas :

• genetaror s istem tetes

• generator sistem lempar (celup)

Page 76: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

61

6. a. Mengetahui tekanan isi tabung gas

b. Megatur tekanan kerja yang konstan

7. a. Manometer tekanan isi

b. Manometer tekanan kerja

8. a. Tempatkanlah botol gas dengan posisi berdiri tegak dan terikat

dengan kuat sehingga terhindar dari botol terjatuh.

b. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas

yang akan di pasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan

ciri-ciri regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.

c. Memegang regulator jangan pada bagian manometer tetapi

pada bagian badan regulator.

9.

Perbedaan Regulator gas

oksigen

Regulator gas

asetilin

Warna dasar Biru, hitam dan atau

abu-abu

Merah

Skala ukuran

tekanan isi

maksimum

250 kg/cm² 30 kg/cm²

Skala ukuran

tekanan kerja

maksimum

12 kg/cm² 3 kg/cm²

Baut dan mur

pengikat

Ulir kanan Ulir kiri dengan

tanda keratan

pada bagian

tengah mur

pengikat

10. a. Pembakar tekanan rendah (injector).

b. Pembakar tekanan rata (mixer).

11. a. Pada bagian ujung pembakar digosok dengan kayu atau kikir

khusus.

Page 77: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

62

b. Menggunakan jarum pembersih untuk lubang pembakar.

12. Dengan mengoleskan cairan sabun pada bagian sambungan.

13. Berdiri di samping tabung gas.

14. Memutar dengan hanya satu pertiga putaran.

15. a. Nyala netral.

b. Nyala karburasi.

c. Nyala oksidasi.

16. a. Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.

b. Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.

17. a. Buka katup pengeluaran asetilin pada pembakar.

b. Nyalakan dengan menggunakan korek api las.

c. Atur nyala asetilin sampai hilang gejala dan bergoyang pada

bagian ujung.

d. Atur pengeluaran gas oksigen sampai membentuk nyala

tertentu.

18. a. Tutup katup gas asetilin pada pembakar las.

b. Tutup katup gas oksigen.

c. Tutup katup gas yang ada pada tabung gas asetilin maupun

oksigen.

g. Lembar kerja

1. Nama pekerjaan :

Latihan Penyalaan Las

2. Tujuan :

Setelah berlatih pada pekerjaan ini peserta diklat diharapkan

mampu :

a. Menggunakan peralatan las dengan benar.

b. Mengatur tekanan kerja dengan benar.

c. Melakukan penyalaan las.

d. Mengatur berbagai bentuk nyala las.

e. Mematikan nyala las.

Page 78: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

63

3. Alat praktik :

a. Seperangkat peralatan las oksigen-asetilin.

b. Alat bantu pengelasan.

c. Seperangkat alat keselamatan kerja.

4. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan selalu alat kesalamatan kerja.

b. Periksalah setiap kebocoran gas yang mungkin terjadi.

c. Pergunakan alat-alat sesuai dengan prosedur operasional

standar alat bersangkutan.

d. Bekerjalah dengan hati-hati dan selalu berkonsultasi dengan

guru/ pembimbing.

5. Langkah kerja :

a. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja yang

digunakan.

b. Buka botol gas asetilin dan oksigen.

c. Atur tekanan kerja gas sesuai dengan jenis dan nomor ukuran

mulut pembakar yang digunakan.

d. Lakukan penyalaan las untuk nyala las netral, karburasi dan

oksidasi.

e. Lakukan langkah mematikan nyala las.

f. Lakukan berulang kali sampai beberapa kali untuk

mendapatkan pemahaman dan keterampilan menyalakan dan

mematikan nyala las.

g. Tutup tabung gas setelah menyelesaikan latihan penyalaan

las.

h. Buang sisa gas di dalam selang dengan membuka keran gas

pada pembakar las.

Page 79: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

64

6. Gambar kerja

7. Instrumen penilaian

Check list No Aspek yang dinilai Kriteria

Benar Salah

1.

Pemakaian alat

keselamatan kerja.

• Baju las, kaca

mata las, sarung

tangan las.

2 Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Jarum pembersih,

korek api las.

3 Pembukaan katup

tabung gas.

• 1/3 putaran katup

tabung gas.

4 Pengaturan tekanan

kerja.

• tekanan gas

sama antara 0.5-

Page 80: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

65

0,7 kg/cm² untuk

Penggunaan

pembakar mikser.

• tekanan gas

oksigen 1,5 – 2,5

Kg/cm² dan

asetilin 03 – 0,5

kg/cm² untuk

penggunaan

pembakar injector.

5 Penyalaan awal

melalui pembukaan

keran gas pada

pembakar untuk

penyalaan.

• keran gas asetilin,

penyalaan,

pengaturan nyala

las.

6 Penyalaan las. • nyala las netral,

karburasi,

oksidasi.

7 Mematikan nyala las. • Keran gas setilin,

keran gas oksigen.

8 Penutupan tabung

gas.

• Langkah

penutupan.

• Membuang sisa

gas.

Page 81: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

66

ALAT BANTU LAS DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA

a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

• Mengetahui macam-macam peralatan las.

• Memilih nomor dan jenis pembakaran sesuai dengan bahan yang

digunakan.

• Mengetahui alat -alat bantu las yang digunakan pada pengelasan.

b. Uraian materi Pemelajaran

1. Macam pembakar

Sebelum melakukan pengelasan, perlu diketahui jenis dan macam

pembakar serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat

sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.

Secara umum pada pengelasan oksi-asetilin, pembakar las

berfungsi :

a. Mencampur gas oksigen dan gas asetilin.

b. Mengatur pengeluaran gas melalui keran pengeluaran pada

pembakar las.

c. Menyalakan api las.

Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam

pembakar dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor)

b. Pembakar tekanan rata (pembakar mixer)

Perbedaan kedua penggunaan pembakar di atas adalah :

Pembakar tekanan rendah Pembakar tekanan rata

Digunakan untuk pengelasan

dengan konsumsi gas asetilin

dari generator

Digunakan untuk pengelasan

dengan konsumsi gas asetilin dari

tabung gas

Tertera nomor mulut

pembakar, kapasitas dan

tekanan kerja gas oksigen

Hanya tertera nomor mulut

pembakar

Tabel 6. Perbedaan pembakar las

2. KEGIATAN BELAJAR 2

Page 82: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

67

Adapun penjelasan tentang macam dan bentuk pembakar serta ciri-

ciri dari kedua pembakar secara lengkap telah dijelaskan pada

kegiatan belajar 1 sebelumnya.

Pada umumnya setiap satu set pembakar las dilengkapi dengan

beberapa macam ukuran mulut pembakar (tip) yang sewaktu-waktu

dapat diganti sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan

dilakukan.

Pemilihan mulut pembakar pada pelaksanaan pengelasan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Tebal bahan yang akan dilas.

2) Jenis bahan yang akan dilas.

3) Proses las yang akan dilakukan.

Pemilihan nomor mulut pembakar yang digunakan pada proses

pengelasan yang akan dilakukan selanjutnya mempengaruhi jumlah

konsumsi gas yang harus dikeluarkan dari tabung gas serta dapat

dibaca batasan ukurannya pada manometer tekanan kerja pada

regulator las.

Di bawah ini ditunjukan hubungan antara besarnya nomor mulut

pembakar yang dipilih untuk pengelasan dan tebal bahan yang dilas.

Pembakar Injector Pembakar Mixer

Ukuran

Pembakar

Tebal bahan

(mm)

Ukuran

Pembakar

Tebal bahan

( mm)

1

2

3

4

5

6

7

0,5 – 1

1 – 2

2 – 4

4 – 6

6 – 9

14 – 20

20 – 30

8

10

12

15

10

0,5 – 2,0

2 – 4

4 – 6

6 – 9

9 – 5

Tabel 7. Pemilihan mulut pembakar

Page 83: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

68

2. ALAT-ALAT BANTU LAS

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengelasan maka pada

proses pengelasan dengan menggunakan las oksigen-asetilin

digunakan alat -alat Bantu. Alat-alat bantu tersebut diantaranya

adalah :

a. Jarum pembersih

Selama proses pengelasan, ada

kalanya saluran gas pada mulut

pembakar tersumbat. Untuk itu

diperlukan alat pembersih.

Dengan menggunakan jarum

pembersih diharapkan lubang

pada mulut pembakar tidak

bertambah lebar. Mulut

pembakar yang bersih akan

menghasilkan pekerjaan yang

baik.

Gambar 23. Jarum pembersih

b. Korek api las

1. Fungsi korek api las

Ada berbagai macam bentuk korek api las yang digunakan,

tetapi secara umum fungsi korek api las adalah untuk

menyalakan campuran oksigen dan asetilin yang keluar dari

mulut pembakar. Hal ini dapat dilakukan dengan satu tangan

saja.

2. Prinsip kerja

Menggoreskan batu korek api pada permukaan yang keras

dan kasar, sehingga didapatkan bunga api yang dapat

digunakan untuk membakar campuran gas yang keluar dari

Page 84: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

69

mulut pembakar. Bila batu korek habis, bisa diganti dengan

batu korek api yang baru.

Bentuk korek api las ada bermacam -macam. Sebagai contoh

selain bentuk korek yang biasa dipakai di bengkel, juga

bentuk korek api seperti gambar di bawah ini.

Gambar 24. Korek api las

c. Penjepit

Penjepit pada pengelasan sangat bermanfaat untuk menjepit

benda pekerjaan yang panas akibat pengelasan. Oleh karena

bentuk benda yang dilas bermacam-macam, misal bentuk datar

dan bulat, maka hal ini memerlukan bentuk mulut penjepit yang

berbeda.

Gambar 25. Tang penjempit [12]

Page 85: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

70

Bentuk mulut penjepit ada 3 macam yaitu:

1. Mulut bulat yang berfungsi untuk menjepit benda-benda yang

bulat.

2. Mulut datar untuk menjepit benda-benda yang berbentuk

datar.

3. Mulut serigala untuk benda datar maupun bentuk lainnya,

kerena daya cekamnya lebih kuat dibandingkan dengan

penjepit di atas.

d. Sikat baja

Sikat baja adalah alat yang terbuat dari kayu yang dilengkapi

degan kawat baja karbon. Fungsinya adalah untuk

membersihkan kotoran yang ada pada permukaan benda kerja.

Kotoran yang berada di permukaan benda kerja adalah karat,

lapisan oksida dan kerak yang dihasilkan dari pengelasan.

Gambar 26. Sikat baja [3]

3. Alat Keselamatan Kerja

a. Kacamata las

Di dalam proses pengelasan terdapat sinar yang

membahayakan terhadap anggota badan terutama pada bagian

mata dan kulit.

1. Jenis -jenis sinar pada pengelasan

Page 86: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

71

a. Sinar ultraviolet

Adalah pancaran yang mudah teresap, tetapi sinar ini

mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi kimia yang

ada pada tubuh. Bila sinar ultraviolet terserap oleh lensa

dan kornea mata melebihi jumlah tertentu maka pada

mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di

dalamnya. Dalam waktu antara 6 sampai 12 jam

kemudian, mata akan sakit selama 6 sampai 24 jam dan

rasa sakitnya akan hilang setelah 24 jam.

b. Sinar cahaya tampak

Semua cahaya tampak yang masuk ke mata diteruskan

oleh lensa dan kornea ke retina mata. Bila cahaya ini

terlalu kuat, maka mata akan segera menjadi lelah dan

kalau terlalu lama mungkin akan terjadi sakit. Rasa lelah

ini sifatnya hanya sementara.

c. Sinar infra merah

Adanya sinar ini tidak segera terasa oleh mata, oleh

karena itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui,

tidak terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah

terhadap mata sama dengan pengaruh panas yaitu

mengakibatkan pembengkakan pada kelopak mata,

terjadinya penyakit kornea, dan terjadi kerabunan.

2. Fungsi kacamata las

a. Untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, infra merah

dan cahaya tampak yang dipancarkan oleh nyala.

b. Untuk melindungi mata dari percikan api.

3. Bagian-bagian kacamata las

a. Rumah kaca, tempat untuk menyimpan kaca.

b. Kaca las, terdiri dari dua macam yaitu :

• Kaca penyaring yang berwarna hijau dan cokelat.

• Kaca bening sebagai pelindung kaca penyaring.

Page 87: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

72

4. Syarat-syarat kaca penyaring

a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap

cahaya tampak.

b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.

c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.

d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.

e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

Gambar 27. Kacamata las [12]

Untuk mengelas dan memotong dengan las oksi-asetilin

biasanya menggunakan nomor kaca penyaring dengan daya

saring No. 4 sampai dengan 6. Tebal kaca penyaring 1,5 dan 2,5

mm, sedangkan garis tengah kaca penyaring adalah 50 mm.

b. Baju las (apron)

Fungsi apron ialah untuk

menghindari terbakarnya

pakaian kerja karena percikan

cairan logam, goresan benda-

benda panas dan cahaya yang

timbul dari lasan. Bahan apron

harus terbuat dari kulit campur

asbes. Bahan ini paling baik

untuk alat pelindung akibat

panas, karena mempunyai daya

serap panas yang lambat.

Gambar 28. Baju las (apron) [3]

Bajulas/apron

Page 88: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

73

c. Topi Las

Topi las perlu digunakan, hal ini

untuk menghindari :

1. Tumbukan langsung benda

keras dengan kepala.

2. Percikan api akibat ledakan

kecil dari cairan las.

3. Kejatuhan langsung benda

keras terhadap kepala.

Gambar 29. Topi las [12]

Syarat-syarat pelindung kepala

1. Nyaman dipakai.

2. Terbuat dari “Fiber Glass”.

3. Kuat dan tahan dari benturan, panas, dan goresan benda

tajam.

4. Daya hantar panasnya kecil.

d. Sepatu las

Bengkel las bukan hanya tempat mengerjakan las, melainkan

juga alat seperti pemotong dan alat mekanik lainnya. Dengan

demikian bukan hanya benda-benda panas saja yang terdapat di

bengkel las, akan tetapi juga banyak benda tajam yang kecil atau

serpihan-serpihan terak yang berbahaya bila terinjak oleh kaki.

Oleh karena itu perlu alat khusus untuk melindungi kaki yaitu

sepatu las. Sepatu las harus terbuat dari bahan yang baik

kualitasnya dan alasnya harus terbuat dari karet pejal yang kuat.

Gambar 30. Sepatu las [12]

Page 89: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

74

e. Sarung tangan las

Sarung tangan sangat penting digunakan dalam pengelasan.

Bahan sarung tangan harus berkualitas baik sebab harus mampu

meredam panas pada proses pengelasan akibat cipratan cairan

las dan terkelupasnya terak yang ada pada bagian luar logam.

Sarung tangan harus terbebas dari oli atau bahan pelumas

karena dapat terjadi persenyawaan dengan oksigen pada tekanan

rendah sehingga menimbulkan ledakan keras. Bahan sarung

tangan terbuat dari kulit yang dicampur asbes atau bahan anti

panas.

Gambar 31. Sarung tangan [5]

f. Pakaian kerja

Berada dalam ruang bengkel harus selalu menggunakan pakaian

kerja. Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau

bahan campuran sejenisnya.

Katun dan kulit tidak akan cepat bereaksi bila bersentuhan

dengan panas, sedangkan kalau polyester atau sejenisnya akan

cepat bereaksi dan mudah menempel pada kulit badan.

Syarat-syarat pakaian kerja :

a. Jangan terlalu sempit sehingga akan mengurangi gerak

anggota tubuh.

b. Jangan banyak bagian yang terbuka.

c. Kantung harus tertutup.

d. Bagian kancing harus cukup kuat.

Page 90: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

75

e. Bahan kain harus mempunyai daya serap panas yang baik,

sehingga tidak menimbulkan kegerahan pada pemakai.

Selama pakaian kerja dipakai untuk bekerja, jangan sekali-kali

mengantongi :

a. Benda-benda yang mudah terbakar seperti kertas, korek api,

zat kimia dan bahan yang mudah terbakar lainnya.

b. Benda-benda tajam.

g. Keselamatan kerja waktu mengelas

Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan

waktu bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang

operator las.

Apalagi pada pekerjaan-pekerjaan las, kemungkinan timbul

bahaya sangat besar bila tidak berhati-hati serta tidak

mengindahkan peraturan tentang keselamatan kerja.

Kecelakaan yang terjadi di bengkel las, biasanya karena

kecerobohan, maka dari itu ingatlah kegunaan masing-masing

alat dan cara pemeliharaannya.

Kesalahan menggunakan peralatan dan berbuat ceroboh akan

menimbulkan kerusakan dan bahaya baik bagi peralatannya

maupun bagi operator las itu sendiri.

1. Pencegahan bahaya waktu bekerja

a. Pakailah kacamata las untuk melindungi mata dari sinar

tajam, percikan bunga api agar dapat melihat benda kerja

dengan baik.

b. Kancingkan leher baju, saku dan lipatan baju agar tidak

kemasukan bunga api.

c. Pakailah baju las atau apron, sarung tangan, topi dan

perlengkapan pelindung lain.

d. Pakailah tabir penghalang untuk menghalangi sinar tajam

dan percikan bunga api, supaya tidak mengganggu orang

lain.

Page 91: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

76

e. Letakkan benda kerja pada posisi yang aman agar tidak

mudah jatuh pada waktu dikerjakan.

f. Pergunakan korek api las untuk menyalakan pembakar.

g. Hati-hati ketika menyalakan pembakar, jangan tertuju

kepada orang atau benda yang mudah terbakar.

h. Matikan pembakar dan letakkan dengan baik bila tidak

dipakai.

i. Janganlah menggantungkan pembakar yang menyala pada

silinder.

j. Tutuplah katup tabung gas oksigen dan asetilin, buanglah

gasnya hingga manometer menunjukan nol bila

pengelasan telah selesai atau pada waktu istirahat.

2. Mengangkat tabung gas

a. Tabung gas terbuat dari baja, karena itu mempunyai

bobot yang cukup berat, berhati-hatilah bila akan

mengangkatnya.

b. Pergunakanlah kereta dorong untuk mengangkut

tabung gas, agar terasa lebih ringan dan aman.

c. Ikatlah tabung gas dengan kokoh waktu mengangkutnya

dengan kereta dorong.

d. Gerobak dorong tanpa sandaran dan pengikat, tidak tepat

dipakai untuk mengangkut silinder.

e. Bila terpaksa memindahkan silinder tanpa kereta, bukalah

dahulu regulatornya dari silinder.

3. Pencegahan bahaya api

Nyala api las jarang menyebabkan kebakaran, tetapi percikan

bunga api yang terjadi waktu mengelas atau memotong dan

berloncatan jatuh serta menyimpan panas beberapa saat,

dapat menyebabkan kebakaran.

Bersihkanlah tempat bekerja atau mengelas pada jarak radius

± 8 meter, sebelum memulai pekerjaan mengelas.

Page 92: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

77

Tempatkanlah alat pemadam kebakaran di dalam bengkel

pada tempat yang mudah dicapai.

Bila terpaksa harus mengelas atau memotong diatas lantai

papan, lindungilah papan dengan asbes atau pelat logam.

Tampunglah sisa-sisa pembakarannya dengan bak logam

yang berpasir.

4. Nyala balik dan nyala letup.

a. Nyala balik

Nyala balik adalah nyala api kembali ke dalam pembakar

atau pembakaran gas terjadi di dalam pembakar.

Nyala balik akan terjadi bila gas oksigen dan asetilin

berada dalam satu tempat atau satu saluran dimana

keduanya dapat bercampur, menjadi peka terhadap api

dan mudah meledak yang terjadi dengan serentak dan

tiba-tiba.

Nyala balik dapat terjadi di dalam pembakar, selang las,

regulator bahkan mungkin sampai silinder.

Agar nyala balik yang terjadi tidak mencapai selang las

maka antara selang dan pembakar haruslah dipasangi

katup anti nyala balik.

Sebab-sebab terjadi nyala balik :

• Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut

pembakar yang digunakan.

• Mulut pembakar, injektor atau pencampur longgar atau

lepas sama sekali.

• Selang las terkilir atau terputar sehingga aliran gas

terganggu.

• Pembakar las kotor atau berminyak.

b. Nyala letup

Nyala letup dapat terjadi pada saat mengelas. Letupan

yang terjadi sangat mengganggu jalannya pengelasan.

Gejala letupan ini biasanya disebabkan oleh :

Page 93: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

78

2. Tekanan kerja terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut

pembakar yang dipergunakan.

3. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu lama

dipakai.

4. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu dekat

pada kawah las.

5. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara

di dalam lubang mulut.

2. Kawat Las Dan Fluksi

a. Kawat las

Kawat las pada pengelasan dengan las oksi-asetilin digunakan

sebagai bahan pengisi yang berbentuk kawat atau batangan kecil

yang berfungsi untuk menambah kekuatan sambungan las yang

dibuat.

Bahan kawat las dapat berupa baja lunak, besi tuang, baja tahan

karat, kuningan dan alumunium yang dibuat dengan panjang 900

mm dan bergaris tengah 1,5 mm, 2,6 mm, 3,2 mm sampai

berukuran diameter 9,5 mm. Untuk kawat las alumunium

biasanya dibuat berbentuk gulungan sedangkan yang berselaput

fluksi dengan panjang 700 mm.

Khusus untuk kawat las baja lunak menurut AWS (American

Welding Society ) mempunyai kode tertentu yang menunjukkan

penggunaan kawat las, penggunaan kawat las dan kekuatan

tarik maksimum hasil pengelasan dengan kode GB 45, GA 50, GA

60, GA 66, GB 65. Huruf G berarti gas, huruf B menandakan

kawat las untuk mengelas bahan yang mempunyai keliatan yang

tinggi dan huruf A untuk bahan dengan keliatan rendah.

Sedangkan angka dibelakang huruf menunjukkan kekuatan tarik

maksimum hasil pengelasan dikalikan 1000 dalam satuan pon per

inchi kuadrat ( 1 Kg/cm² = 14,7 psi).

Page 94: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

79

Untuk memelihara kondisi kawat las agar terhindar dari

kerusakan akibat karat dan bahan kimia maka kawat las disimpan

di tempat khusus. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan

untuk menggunakan dan menyimpan kawat las yang aman :

• Bersihkan kawat las dari minyak dan kotoran yang lain.

• Tekukkan ujung kawat las agar aman dari orang sekeliling.

• Gunakan kawat las dengan hemat, apabila kawat las sudah

pendek akibat penggunaan maka sambungkan pada waktu

menggunakannya.

• Simpan kawat las ditempat yang kering dan masukkan pada

bungkus kawat las agar mudah mengenali komposisi dan jenis

kawat las.

Bahan yang dilas

Proses las

Kawat Las

Bahan yang dilas

Proses las

Kawat Las

BESI Besi tempa Besi karbon rendah BAHA KARBON Baja karbon rendah Baja karbon sedang Baja karbon tinggi Baja perkakas BAJA

Las cair Las patri Las cair Las patri Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las

Baja lunak HI-BOND Maganese Baja lunak HI-BOND Maganese HI-BOND Maganese Baja high trst HI-BOND Maganese Baja super Perunggu, nikel Band saw Perungg

TEMABAGA DAN PADUAN TEMBAGA Tembaga Commercial bronze Dan tallow brass Muntz metal, tobin, bronze, naval baras Spring,admiralty dan yellow brass Perak nikel Perunggu phospor Perunggu alumunium ALUMUNIUM DAN PADUAN ALUMUNIUAM Alumunium

Las cair Las patri Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las

Tembaga Perunggu tobin Perunggu tobin Perunggu tobin Perunggu tobin Perunggu nikel Perunggu tobin Perunggu alm Alm murni Alm silicon Alm murni

Page 95: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

80

TUANG Plain karbon Paduan rendah BESI TUANG Besi tuang abu-abu Melleable iron BAHAN TEGANGAN TINGGI Umum Baja karbon chrom Molibden Baja mangan BAJA TAHAN KARAT Baja tahan karat (12-28% C) Baja tahan karat (18% Cr-8% Ni)

patri Las patri Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las patri Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair

u, nikel Baja, perak Perunggu, nikel Baja high test HI-BOND Maganese Baja super Perunggu, nikel Besi tuang HI-BOND Maganese HI-BOND Maganese Baja super Baja karbon, molibden Baja super Baja tahan karat Baja tahan karat

murni Alumunium mangan Alumunium silicon Magnesium Alumunium magnesium NIKEL DAN PADUANNYA Nikel Onel Inconel LOGAM LAIN Timah hitam Magnesium (pelat) Magnesium (tuang) Die cast (zing base) Evendur Culisman

patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las patri Las cair Las patri

Alm silicon Alm silicon Alm silicon Alm 5% Magnesium Nikel Monel Inconel Timbel Magnesium Magnesium Die cast Cusilman Tobin Cusilman Tobin

Tabel 8. Hubungan antara bahan kawat las dan proses las

Page 96: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

81

b. Fluksi

Fluksi adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, pasta atau

cairan bahkan dalam penggunaannya kadang-kadang disalutkan

pada kawat las baik itu di dalam maupun di luar kawat las Fluksi

pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin berfungsi untuk :

• Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.

• Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap

oksidasi dengan udara luar.

• Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam

teroksidasi dengan udara luar (lapisan oksida logam).

Fluksi sangat diperlukan untuk melakukan pematrian dan

mengelas bahan-bahan seperti paduan perak, paduan tembaga,

baja tahan karat dan bahan non fero lainnya. Fluksi pada

penggunaannya diklasifikasikan sesuai dengan proses

pengelasan yang akan dilaksanakan dan dibedakan pula untuk

tiap jenis bahan tertentu.

1. Untuk mematri

Alumunium, paduan tembaga, pelat galvanis, pelat baja dan

baja tahan karat.

2. Untuk mematri keras dan las patri

Alumunium, baja, besi tuang, paduan tembaga dan baja

paduan.

3. Untuk mengelas

Alumunium, besi tuang dan baja tahan karat

Setiap proses pengelasan yang dilakukan memerlukan

fluksi yang berbeda. Di bawah ini ditunjukkan hubungan

antara bahan yang dilas dengan proses pengelasan yang

dilaksanakan serta jenis fluksi yang digunakan.

Page 97: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

82

Bahan yang dilas

Proses las

Kawat Las

Bahan yang dilas

Proses las

Kawat Las

BESI Besi tempa Besi karbon rendah BAHA KARBON Baja karbon rendah Baja karbon sedang Baja karbon tinggi Baja perkakas BAJA TUANG Plain karbon Paduan rendah BESI TUANG Besi tuang abu-abu Melleable iron

Las cair Las patri Las cair Las patri Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las patri Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri

- Tembaga-kuningan - Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan - Tembaga-kuningan - Tembaga-kuningan - Tembaga-kuningan - Tembaga-kuningan - Tembaga-kuningan -

TEMABAGA DAN PADUAN TEMBAGA Tembaga Commercial bronze Dan tallow brass Muntz metal, tobin, bronze, naval baras Spring,admiralty dan yellow brass Perak nikel Perunggu phospor Perunggu alumunium ALUMUNIUM DAN PADUAN ALUMUNIUAM Alumunium murni Alumunium mangan Alumunium silicon Magnesium Alumunium magnesiu NIKEL DAN PADUANNYA Nikel Onel

Las cair Las patri Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las patri Las cair Las cair

Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Perunggu-alumuniu Alumunium Alumunium-brazing Alumunium Alumunium-brazing Alumunium Alumunium-brazing Alumunium - Tembaga-

Page 98: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

83

BAHAN TEGANGAN TINGGI Umum Baja karbon chrom Molibden Baja mangan BAJA TAHAN KARAT Baja tahan karat (12-28% C) Baja tahan karat (18% Cr-8% Ni)

Las patri Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair

Tembaga-kuningan Besi tuang Perunggu Perunggu - - - Baja tahan karat Baja tahan karat

Inconel LOGAM LAIN Timah hitam Magnesium (pelat) Magnesium (tuang) Die cast (zing base) Evendur Culisman

Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las cair Las patri Las cair Las patri

kuningan inconel - Elektron elektron - Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan Tembaga-kuningan

Tabel 9. Hubungan antara bahan, proses las dan jenis fluksi

c. Rangkuman Materi Pemelajaran

Sebelum melakukan pengelasan perlu diketahui jenis dan macam

pembakar serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat

sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan di lakukan .

Secara umum pada pengelasan oksigen-asetilin pembakar las berfungsi:

1. Mencampur gas oksigen dan gas asetilin.

2. Mengatur pengeluaran gas melalui kran pengeluaran pada pembakar

las.

3. Menyalakan api las.

Page 99: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

84

Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam

pembakar dibedakan atas dua jenis

1. Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor).

2. Pembakar tekanan rata (pembakar mikser).

Pada umumnya pada setiap satu set pembakar las dilengkapi dengan

beberapa macam ukuran mulut pembakar (tip) yang sewaktu-waktu

dapat diganti sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.

Pemilihan mulut pembakar pada pelaksanaan pengelasan dipengaruhi

oleh beberapa faktor

1. Tebal bahan yang akan di las.

2. Jenis bahan yang akan di las.

3. Proses las yang akan dilakukan.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengelasan, maka pada

proses pengelasan dengan menggunakan las oksigen-asetilin digunakan

alat-alat bantu dan alat-alat keselamatan kerja serta keselamatan

waktu bekerja diantaranya adalah :

1. Jarum pembersih

Selama proses pengelasan, ada kalanya saluran gas pada mulut

pembakar tersumbat. Untuk itu diperlukan alat pembersih berupa

jarum pembersih dan diharapkan lubang pada mulut pembakar tidak

bertambah lebar. Mulut pembakar yang bersih akan menghasilkan

pekerjaan yang baik.

2. Korek api las

Fungsi korek api las adalah untuk menyalakan campuran oksigen dan

asetilin yang keluar dari mulut pembakar dengan cara menggoreskan

batu korek api pada permukaan yang keras dan kasar, sehingga

didapatkan bunga api yang dapat digunakan untuk membakar

campuran gas yang keluar dari mulut pembakar. Bila batu korek

habis, bisa diganti dengan batu korek api yang baru.

3. Penjepit

Penjepit pada pengelasan sangat bermanfaat, untuk menjepit benda

pekerjaan yang panas akibat pengelasan.

Page 100: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

85

4. Sikat baja

Sikat baja adalah alat yang terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan

kawat baja karbon yang berfungsi untuk membersihkan kotoran

yang ada pada permukaan benda kerja.

5. Kacamata las

Fungsi kacamata las

a. untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, inframerah, cahaya

tampak yang dipancarkan oleh nyala.

b. untuk melindungi mata dari percikan api.

Syarat-syarat kaca penyaring

a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya

tampak.

b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.

c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.

d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.

e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

6. Baju las (apron)

Fungsi apron menghindari terbakarnya pakaian kerja karena percikan

cairan logam, goresan benda-benda panas dan cahaya yang timbul

dari lasan. Bahan apron harus terbuat dari kulit campur asbes. Bahan

ini paling baik untuk alat pelindung akibat panas, karena mempunyai

daya serap panas yang lambat.

7. Topi las

Topi las perlu digunakan, hal ini untuk menghindari :

a. Tumbukan langsung benda keras dengan kepala.

b. Percikan api akibat ledakan kecil dari cairan las.

c. Kejatuhan langsung benda keras terhadap kepala.

8. Sepatu las

Sepatu las harus terbuat dari bahan yang baik kualitasnya dan

alasnya harus terbuat dari karet pejal yang kuat untuk melindungi

kaki kejatuhan benda panas.

Page 101: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

86

9. Sarung tangan las

Sarung tangan sangat penting digunakan dalam pengelasan. Bahan

sarung tangan harus berkualitas baik sebab harus mampu meredam

panas pada proses pengelasan akibat cipratan cairan las dan

terkelupasnya terak.

10. Pakaian kerja

Dalam ruang bengkel harus selalu menggunakan pakaian kerja.

Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau bahan

campuran sejenisnya.

Katun dan kulit tidak akan cepat bereaksi bila bersentuhan dengan

panas, sedangkan kalau pollyester atau sejenisnya akan cepat

bereaksi dan mudah menempel pada kulit badan.

Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan waktu

bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang operator las.

Pencegahan bahaya waktu bekerja meliputi :

a. Pemakaian alat keselamatan kerja pelindung badan kacamata,

baju las, topi las, sarung tangan serta alat pelindung badan

lainnya.

b. Penggunaan tabir penghalang untuk menghindari sekeliling dari

sinar dan percikan logam panas.

c. Lakukan pengelasan sesuai dengan prosedur standar.

Untuk keamanan pengangkatan tabung gas dilakukan prosedur

sebagai berikut :

a. Pergunakanlah kereta dorong .

b. Ikatlah tabung gas dengan kokoh.

c. Bila terpaksa memindahkan silinder tanpa kereta bukalah dahulu

regulatornya dari silinder.

d. Pencegahan bahaya api

Nyala api las jarang menyebabkan kebakaran, tetapi percikan

bunga api yang terjadi waktu mengelas atau memotong dan

berloncatan jatuh serta menyimpan panas beberapa saat, dapat

menyebabkan kebakaran.

Page 102: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

87

Bersihkanlah tempat bekerja atau mengelas pada jarak radius ±

8 meter, sebelum memulai pekerjaan mengelas. Tempatkanlah

alat pemadam kebakaran di dalam bengkel pada tempat yang

mudah dicapai.

e. Nyala balik

Nyala balik adalah nyala api kembali kedalam pembakar atau

pembakaran gas terjadi di dalam pembakar. Hal ini disebabkan

oleh gas oksigen dan asetilin berada dalam satu tempat atau satu

saluran dimana keduanya dapat bercampur yang disebabkan oleh

:

1. Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut

pembakar yang digunakan.

2. Mulut pembakar, injektor atau pencampur longgar atau lepas

sama sekali.

3. Selang las terkilir atau terputar sehingga aliran gas terganggu.

4. Pembakar las kotor atau berminyak.

f. Nyala letup

Gejala letupan biasanya disebabkan oleh :

1. Tekanan kerja terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut

pembakar yang dipergunakan.

2. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu lama dipakai.

3. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu dekat pada

kawah las.

4. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara di

dalam lubang mulut.

Kawat las pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin digunakan

sebagi bahan pengisi yang berbentuk kawat atau batangan kecil

berfungsi untuk menambah kekuatan sambungan las yang dibuat.

Bahan kawat las dapat berupa baja lunak, besi tuang, baja tahan

karat, kuningan dan alumunium yang dibuat dengan panjang 900

mm dan bergaris tengah 1,5 mm, 2,6 mm, 3,2 mm sampai

berukuran diameter 9,5 mm. Untuk kawat las alumunium biasanya

Page 103: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

88

dibuat berbentuk gulungan, sedangkan yang berselaput fluksi

panjangnya 700 mm.

Khusus untuk kawat las baja lunak menurut AWS (American Welding

Society ) mempunyai kode tertentu yang menunjukkan penggunaan

kawat las, penggunaan kawat las dan kekuatan tarik maksimum

hasil pengelasan dengan kode GB 45, GA 50, GA 60, GA 66, GB 65.

Huruf G berarti gas, huruf B menandakan kawat las untuk mengelas

bahan yang mempunyai keliatan yang tinggi dan huruf A untuk

bahan dengan keliatan rendah. Angka dibelakang huruf

menunjukkan kekuatan tarik maksimum hasil pengelasan dikalikan

1000 dalam satuan pon per inchi kuadrat (1 Kg/cm² = 14,7 psi).

Untuk memelihara kondisi kawat las agar terhindar dari kerusakan

akibat karat dan bahan kimia, maka kawat las disimpan di tempat

khusus. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk

menggunakan dan menyimpan kawat las yang aman

• bersihkan kawat las dari minyak dan kotoran yang lain.

• tekukkan ujung kawat las agar aman dari orang sekeliling.

• gunakan kawat las dengan hemat, apabila kawat las sudah

pendek akibat penggunaan maka sambungkan pada waktu

menggunakannya.

• simpan kawat las ditempat yang kering dan masukkan pada

bungkus kawat las agar mudah mengenali komposisi dan jenis

kawat las.

Untuk penggunaan kawat las tertentu diperlukan penggunaan fluksi.

Fluksi adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, pasta atau cairan

bahkan dalam penggunaannya kadang-kadang disalutkan pada

kawat las baik itu di dalam maupun di luar kawat las. Fluksi pada

pengelasan dengan las oksigen-asetilin berfungsi untuk :

• Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.

• Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap

oksidasi dengan udara luar.

Page 104: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

89

• Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam

teroksidasi dengan udara luar (lapisan oksida logam).

d. Tugas Pemelajaran

Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan peserta diklat dipersyaratkan

menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun

dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan kepada peserta

diklat selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing dalam

melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.

Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar

yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :

1. Lakukan pemilihan mulut pembakar sesuai dengan tebal bahan dan

proses pengelasan yang dilakukan.

2. Lakukan identifikasi terhadap alat -alat bantu las yang digunakan.

3. Lakukanlah identifikasi terhadap alat-alat keselamatan kerja yang

digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin.

4. Amati macam-macam jenis kawat las, lalu identifikasi ukuran

diameter dan panjang kawat las.

5. Lihat tabel yang terdapat pada bungkus kawat las untuk mengetahui

spesifikasi kawat las.

e. Tes formatif

1. Sebutkan fungsi pembakar las pada pengelasan dengan las

oksigen-asetilin !

2. Sebutkan macam jenis pembakar yang dibedakan atas cara

pencampuran gas di dalam pembakar !

3. Sebutkan hal-hal yang mepengaruhi pemilihan nomor ukuran mulut

pembakar pada pengelasan !

4. Sebutkan alat - alat bantu yang digunakan pada pengelasan oksigen-

asetilin !

5. Sebutkan macam alat keselamatan kerja yang digunakan pada

pengelasan oksigen-asetilin !

Page 105: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

90

6. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kaca penyaring

pada kaca mata las !

7. Sebutkan fungsi baju las atau apron !

8. Sebutkan fungsi kawat las pada pengelasan oksigen-asetilin !

9. Sebutkan pengertian dari kode kawat las GB 45 dan GA 50 menurut

AWS (American Welding Society) !

10. Sebutkan fungsi fluksi pada pengelasan oksigen-asetilin !

f. Kunci jawaban

1. a. Mencampur gas oksigen dan asetilin

b. Mengatur pengeluaran gas

c. Menyalakan api las

2. a. Pembakar tekanan rata (mikser)

h. Pembakar tekanan rendah (injektor)

3. a. Tebal bahan yang dilas

b. Jenis bahan yang dilas

c. Proses las yang dilakukan

4. a. Jarum pembersih

b. Korek api las

i. Penjepit

j. Sikat baja

5. a. Kacamata las

b. Baju las

c. Topi las

d. Sepatu las

e. Sarung tangan las

6. a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya

tampak.

b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.

c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.

d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.

e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

Page 106: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

91

7. a. Melindungi badan dari percikan logam las.

b. Melindungi badan dari cahaya las.

8. Sebagai bahan pengisi sambungan.

9. a. G = berarti gas.

b. B = Kawat las untuk mengelas bahan mempunyai keliatan

tinggi.

c. A = Kawat las untuk mengelas bahan mempunyai keliatan

rendah.

d. Angka dibelakang huruf menandakan kekuatan tarik dikali 10000

dalam satuan pon per inchi kuadrat.

10. a. Membersihkan permukaan bahan yang akan di las.

b. Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap

oksidasi dengan udara luar.

c. Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam

teroksidasi dengan udara luar (lapisan oksida logam).

Page 107: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

92

Teknik Dan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan

Dengan Panas Dan Pemanasan

a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

• Memahami teknik pengelasan, pematrian, pemotongan dengan

panas dan pemanasan berbagai jenis bahan menggunakan

berbagai bentuk sambungan dan posisi pengelasan dengan tepat.

• Memahami prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan,

dengan panas dan pemanasan sesuai dengan jenis bahan logam

maupun non logam yang dilas.

• Mampu mengelas berbagai jenis bahan dengan bentuk-bentuk

sambungan dan berbagai posisi pengelasan sesuai dengan

prosedur pengelasan.

b. Uraian materi Pemelajaran

Pada pengelasan oksigen-asetilin memerlukan pengaturan posisi

nyala las terhadap bahan yang dilas, hal ini dapat di akukan dengan

gerakan pembakar las. Tujuan menggerakkan pembakar untuk

mengatur pemanasan pengelasan agar kedua tepi sambungan

mendapatkan panas yang merata, sehingga keduanya dapat mencair

dalam waktu yang sama.

Selain mengatur pemanasan gerakan pembakar juga dimaksudkan

untuk mengatur bentuk rigi ialah dengan mengatur cairan kawah las

yang terjadi agar betul-betul berpadu dan menembus ke dalam celah

sambungan hingga menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan

kuat.

Pembakar tidak hanya bergerak maju tetapi kadang-kadang harus

melingkar atau siksak tergantung dari lebar dan bentuk kampuh las.

Pada pengelasan bahan-bahan yang titik cairnya rendah seperti

alumunium atau waktu mengelas patri pembakar biasanya

3. KEGIATAN BELAJAR 3

Page 108: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

93

digerakkan turun naik untuk menghindari pemanasan bahan dasar

yang berlebihan.

Selain pembakar, kawat las juga digerakkan turun naik ialah untuk

mengatur pengisian kampuh las atau lapisan las.

Tinggi rendahnya lapisan las tergantung dari cepat atau lambatnya gerakan

turun naik kawat las tersebut.

1. Arah pengelasan

a. Mengelas arah kiri atau maju

Bila pembakar dipegang dengan

tangan kanan maka pengelasan

dimulai dari ujung kanan menuju

ke kiri. Teknik las arah kiri

terutama dipergunakan untuk

mengelas baja yang tebalnya

sampai ± 4,5 mm. Cara ini

dipergunakan pula untuk

mengelas besi tuang dan bahan-

bahan non ferro. Pembakar las

sambil maju digerakkan melingkar

atau setengah lingkaran.

Gambar 32. Teknik las maju [3]

b. Mengelas arah kanan atau mundur

Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, cara ini dianjurkan untuk

mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan

kawat las 40° - 50° terhadap permukaan benda kerja. Sudut

pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan

yang mengalir mendahului pengelasan. Nyala api ditujukan pada

kawat las yang digerakkan sambil mengatur kawah las pada

sambungan. Pengelasan arah kanan atau mundur biasanya hanya

dilakukan pada baja.

Gerakan pembakar

Page 109: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

94

Gambar 33. Teknik las mundur [3]

Pada tabel di bawah ini ditunjukkan posisi pembakar dan kawat las

pada saat pengelasan berdasarkan bahan yang dilas.

Jarak inti nyala (c) Bahan yang akan dilas

Posisi kawat las

(a)

Posisi pembakar

(b) Inchi mm

Baja lunak

Baja tahan

karat

Tembaga

Monel

Inconel

Alumunium

Cusilman

Evendur

Kuningan

30° - 40°

60° - 70°

40° - 50°

40° - 50°

40° - 50°

30° - 40°

40° - 50°

40° - 50°

40° - 50°

60° - 70°

70° - 80°

50° - 70°

50° - 60°

60° - 80°

30° - 40°

60° - 70°

60° - 70°

40° - 70°

1/16-1/ 8

dikenakan

1/8-3/ 8

1/16-1/ 8

1/16-1/ 8

3/32-1/ 8

1/ 8-3/16

1/ 8-3/16

1/ 8-3/16

1,5-3,2

dikenakan

1,5-9,5

1,5-3,2

1,5-3,2

2,4-3,2

3,2-4,5

3,2-4,5

3,2-4,5

Tabel 10. Posisi pembakar dan kawat las

Page 110: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

95

Gambar 34. Posisi pembakar dan kawat las [3]

c. Mengelas posisi tegak

Pengelasan pada posisi tegak dapat dilaksanakan oleh seorang

atau dua orang operator sekaligus. Pengerjaan kampuh

sambungan pada pelat-pelat yang tebalnya sampai ± 3,2 mm,

biasanya cukup dengan kampuh I bila pengelasannya dilakukan

oleh seorang operator. Tetapi bila pengelasan dilaksanakan oleh

dua operator sekaligus, maka kampuh I dapat dipergunakan pada

pelat yang tebalnya sampai ± 15 mm.

Bahan yang akan dilas

Posisi kawat las

(a)

Posisi pembakar

(b)

Jarak inti nyala (c)

Baja lunak 1,5

mm

2,4

mm

3,2

mm

4,5

30°

30°

30°

30°

20° - 30°

20° - 30°

25°

35°

50°

90°

30° - 35°

60° - 70°

1,5 - 3,2 mm

1,5 - 3,2 mm

1,5 - 3,2 mm

1,5 - 3,2 mm

1,5 - 3,2 mm

3,2 - 9,5 mm

Kawat las

90°

60°-70°

30°-40°

Page 111: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

96

mm

Alumunium

Tembaga

Tabel 11. Posisi kawat dan pembakar untuk mengelas

tegak

Gambar 35. Teknik mengelas tegak[3]

2. Teknik mengelas khusus

Pada bagian ini akan dibahas teknik pengelasan tertentu yang

memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan pengelasan.

a. Patri keras

Pada pengelasan dengan patri keras, material yang akan

disambung dipanaskan tidak sampai mencair atau leleh

dengan temperatur pemanasan yang dibutuhkan hanya

mencapai sekitar 2000 hingga 2100°F. Temperatur tersebut

hanya cukup untuk mencairkan kawat las atau bahan pengisi

dan memanaskan bahan dasar tanpa mencairkannya.

Sambungan yang dilakukan dengan proses patri keras pada

pipa dan flens dapat tahan terhadap daya tarik aksial sebesar

Page 112: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

97

60.000 pon (sebanding dengan tegangan gunting yang

berkekuatan 3,4 psi).

Ada dua cara pelaksanaan pengelasan/penyolderan, yakni

dengan cara maju atau forehand dan cara mundur atau

backhand, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Teknik maju Teknik mundur

Gambar 36. Arah pengelasan patri keras

Untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan bentuk dan

inklusi oksida (oxide inclusion) pada pengelasan bahan yang

tidak sama tebal, maka nyala las ditujukan pada bagian yang

lebih tebal atau yang lebih besar/lebar/luas.

Adapun langkah pengelasannya adalah sebagai berikut:

1. Periksa semua persiapan telah benar-benar selesai dan

lengkap.

2. Periksa keadaan semua peralatan, perlengkapan, bahan

dan alat-alat bantu lainnya dalam keadaan ba ik.

3. Periksa semua peralatan keselamatan kerja lengkap dan

baik.

4. Pasang pengatur tekanan pada tabung gas asetilin/gas

bakar lainnya.

5. Hubungkan selang gas ke regulator las dan pembakar las.

6. Atur tekanan gas oksigen dan asetilin/gas bakar lainnya.

7. Nyalakan pembakar las setelah katup asetilin dibuka,

kemudian pelan-pelan katup zat asam oksigen dibuka

sehingga didapat bentuk nyala yang dikehendaki.

Page 113: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

98

8. Seandainya diperlukan pemanasan pendahuluan pada

bahan dasar, maka dilaksanakan pemanasan pendahuluan

pada pelat dengan jenis nyala karburisasi sehingga

tercapai temperatur yang dikehendaki.

9. Lakukan penggelasan catat untuk mencegah pergerakan

bahan dasar (metal upsetting).

10. Pengelasan gerak maju atau mundur tergantung keahlian

juru las masing-masing.

11. Selama pengelasan supaya diperhatikan nyala las, dan jika

dipergunakan fluks maka diusahakan agar penggunaannya

sebanyak dan serata mungkin untuk mencegah terjadinya

oksidasi.

b. Pengelasan Aluminium

Cara pengelasan aluminium agak berbeda dari pada pengelasan

baja. Aluminium secepat ia diletakkan terbuka di udara, segera

tertutup dengan lapisan oksida yang tipis tetapi melekatnya sangat

kuat .

Apabila lapisan oksida ini dibuang, maka segera terbentuk kembali

lapisan oksida yang baru dan ia hanya mencair/meleleh pada suhu di

atas 2000 °C. Titik cair/leburan aluminium paduan dianggap lebih

rendah, lapisan oksida menghalangi pencairan bahan pengisi dan

bahan induknya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaan “flux” sangat diperlukan ketika mengelas bahan

aluminium karena flux mempunyai tujuan ganda yaitu untuk

melarutkan lapisan oksida pada logam.

1. Suhu Pengelasan

Aluminium murni mencair pada suhu 658 °C tenggang cair

aluminium paduan berkisar antara 520° - 650 °C. Temperatur

tersebut di atas masih di bawah warna panas merah sehingga

pada pengelasan aluminium tidak mungkin dapat ditentukan

kondisi pengelasan berdasarkan warna logam tersebut, tetapi hal

Page 114: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

99

itu lebih banyak ditentukan oleh mencairnya bidang sambungan

sebelum dimulai pengelasan.

2. Peralatan pengelasan

Kacamata las yang digunakan pada pengelasan baja terlalu gelap.

Ketika mengelas aluminium, dianjurkan penggunaan kacamata

yang terang dengan warna kaca abu-abu, biru atau hijau yang

dengan mudah mampu untuk membaca/melihat cairan

alumunium.

Pembakar yang digunakan pada pengelasan alumunium

disarankan sesuai dengan tabel di bawah ini

Untuk ketebalan bahan (mm)

Ukuran mulut pembakar

1

2

3

4

5

6

15

0,5 – 1

1 - 2

2 - 4

4 - 6

4 - 6

6 - 9

9 - 30

3. Kawat las dan fluksi

Kawat las yang digunakan pada pengelasan alumunium adalah

menggunakan material kawat yang sama dengan material yang

dilas atau menggunakan material yang mirip komposisinya

dengan material yang dilas.

4. Persiapan bahan

Untuk mendapatkan hasil lasan yang sempurna diperlukan

persiapan bahan yang baik dengan membersihkan bagian

permulaan yang akan dilas menggunakan kikir, sikat, kikir atau

pembersih celup dari lemak, kotoran dan minyak karena akan

mempengaruhi perpaduan dalam pengelasan.

Page 115: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

100

Untuk pelat kurang 10 mm Untuk pelat lebih 10 mm

Gambar 37. Jenis kampuh sambungan las

5. Teknik mengelas

a. Jenis nyala las yang digunakan adalah nyala karburasi atau

nyala kelebihan gas asetilin.

b. Pemanasan awal pada bagian permukaan bahan yang akan

di sambung dengan cara menggerakkan pembakar secara

berputar. Untuk alumunium paduan pemanasan awal

bersuhu antara 350º-450ºC.

c. Untuk mengurangi perubahan bentuk dilakukan dengan las

catat dan dengan urutan pengelasan tertentu

Gambar 38. Teknik mengelas

d. Pengelasan dilakukan dengan pengelasan arah maju atau kiri

posisi pembakar antara 45º – 80º dan kawat las 45º dengan

jarak inti nyala antara 2-3 mm dari permukaan bahan.

Gerakan pembakar cepat untuk pencegahan kelebihan panas

serta memungkinkan semua permukaan las panas pada saat

dilakukan pengelasan.

Page 116: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

101

3. Kesalahan las dan perubahan bentuk

a. Kesalahan las

Gambar 39. Kesalahan las [3]

Panjang kaki lasan tidak sama

Posisi pembakar dan kawat las tidak tepat

Las terlalu tipis Las terlalu gemuk

Kecepatan las tinggi (cepat) Kecepata n las rendah (lambat)

Permukaan las cekung

Permukaan las cembung

Penembusan terlalu banyak

Rigi las menumpang

Terkikis (under cut ) pada kaki las

Tepi las meleleh

Tidak ada penembusan

Penembusan tidak baik

Bahan las terkikis (undercut)

Penembusan akar las tidak baik

Pemanasan terlalu banyak, kecepatan las tinggi

Pemanasan kurang, kecepatan las rendah, mulut pembakar kecil

Sudut pembakar besar, nyala api besar, pe ngelasan lambat.

Posisi pembakar dan kawat las tidak tepat

Celah sambungan terlalu sempit atau tidak ada sama sekali

Posisi pembakar tidak tepat

Celah sambungan terlalu sempit

Persiapan sambungan dan teknik mengelas tidak tepat

Manipulasi sudut pembakar tidak tepat ditengah-tengah

Pemanasan pada akar lasan tidak baik

Page 117: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

102

b. Perubahan bentuk.

Perubahan bentuk (distorsi) pada hasil lasan terjadi karena

adanya pencairan, pembekuan, pengembangan termal,

perpendekan dan penyusutan dari konstruksi yang dilas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan bentuk

adalah:

a. Karena masukan panas yang ditentukan oleh

• Jumlah pemasukan panas

• Cara pengelasan

• Suhu pemanasan mula

• Tebal pelat

• Geometri sambungan

b. Karena penahan atau penghalang pada sambungan las yang

ditentukan oleh :

• Bentuk konstruksi sambungan

• Ukuran pengelasan

• Susunan batang pengaman

• Urutan pengelasan

Gambar 40. Perubahan bentuk pada lasan [5]

Perubahan bentuk berupa penyusutan pada bahan yang di las

Perubahan bentuk sudut pada bahan lasan

Deformasi memanjang pada bahan lasan

Page 118: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

103

4. Memotong dengan asetilin Baja panas lebih mudah teroksidasi oleh zat asam murni

dibandingkan logam baja yang dingin ataupun non fero Oleh

karena itu pemotongan dengan zat asam asetilin lebih sering

digunakan untuk memotong baja. Prinsip pemotongan dengan zat

asam adalah setelah baja dipanaskan sampai berwarna merah

terang, kemudian ditiupkan zat asam murni dengan tekanan yang

cukup besar.

Baja panas akan teroksidasi dan hasil pembakarannya akan

tersembur hingga terjadilah pemotongan.

Fungsi nyala api adalah untuk memanaskan bahan yang akan

dipotong dan pemanasannya tidak usah sampai mencair.

Untuk memotong dapat juga digunakan gas lain selain asetilin

seperti gas propana (elpiji) dan metana yang temperaturnya lebih

rendah dari nyala asetilin.

Gambar 41. Pemanasan tepi benda kerja

5. Bentuk-bentuk pemotongan

a. Memotong miring

Tebal pemotongan dengan pemotongan miring tentunya akan

lebih besar bila dibandingkan dengan memotong tegak.

Page 119: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

104

Bila akan memotong miring kecepatan potong harus

dikurangi. Tekanan kerja zat asam dinaikkan atau

meningkatkan pemanasan pendahuluan dengan memasang

mulut pembakar yang lebih besar satu tingkat.

Perlu diingat bahwa tebal menentukan besarnya ukuran

mulut, tekanan kerja zat asam dan kecepatan memotong.

Pembakar dipegang miring sesuai dengan sudut yang

dikehendaki.

Gambar 42. Memotong miring

b. Memotong pipa

Untuk melaksanakan pemotongan pada pipa, terlebih dahulu

harus diberi tanda pada bagian yang akan dipotong dengan

menggunakan kapur atau penggores, kemudian salah satu

bagian dari pipa perlu diberi lubang sebagai tempat awal

pemotongan.

Gambar 43. Memotong pipa

Page 120: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

105

c. Memotong benda bulat pejal

Untuk memotong benda bulat pejal terlebih dahulu harus

diberi tanda dengan pahat, kemudian bagian yang dipahat

hendaklah dipanasi.

Gambar 44. Memotong benda bulat pejal

d. Memotong bahan yang sangat tebal

Bila akan memotong bahan yang sangat tebal, sedangkan

kapasitas mulut pembakar lebih kecil dari bahan yang akan

dipotong maka :

• Kurangilah tebal benda tersebut dengan cara memotong

terlebih dahulu bagian bawah benda tersebut.

• Selanjutnya potonglah bagian atas benda sampai batas

kapasitas mulut pembakar.

• Ulangilah pengurangan tebal bahan yang akan dipotong.

e. Pencegahan dan pelurusan perubahan bentuk

Perubahan bentuk yang terjadi pada pengelasan tidak hanya

mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan, tetapi juga

akan menurunkan kekuatan. Untuk itu diperlukan langkah-

langkah pencegahan dan penanganan perubahan bentuk pada

hasil lasan dengan langkah awal meluruskan semua bagian las

yang akan dilas, kemudian melakukan langkah-langkah

berikut ini :

Page 121: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

106

a. Pengurangan masukan panas pada logam lasan dengan

mengurangi panjang lasan dan memilih bentuk kampuh.

b. Menentukan urutan pengelasan yang tepat.

c. Proses pengelasan dengan menggunakan alat bantu

pemegang.

Gambar 45. Penahanan pada pengelasan [5]

Gambar 46. Teknik pelurusan perubahan bentuk [5]

Pemanasan

Pemanasan

Tititp pemanasan

Page 122: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

107

c. Rangkuman materi Pemelajaran Pada pengelasan oksigen-asetilin memerlukan pengaturan posisi nyala

las terhadap bahan yang dilas, hal ini dapat dilakukan dengan gerakan

pembakar las. Tujuan menggerakan pembakar untuk mengatur

pemanasan pengelasan agar kedua tepi sambungan mendapatkan

panas yang merata sehingga keduanya dapat mencair dalam waktu

yang sama.

Selain mengatur pemanasan gerakan pembakar juga dimaksudkan

untuk mengatur bentuk rigi yaitu dengan mengatur cairan kawah las

yang terjadi agar betul-betul berpadu dan menembus ke dalam celah

sambungan, sehingga menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan

kuat.

1. Mengelas arah kiri atau maju

Bila pembakar dipegang dengan tangan kanan maka pengelasan

dimulai dari ujung kanan menuju ke kiri. Teknik las arah kiri

terutama dipergunakan untuk mengelas baja yang tebalnya sampai

± 4,5 mm. Cara ini dipergunakan pula untuk mengelas besi tuang

dan bahan-bahan non ferro. Pembakar las sambil maju digerakkan

melingkar atau setengah lingkaran.

2. Mengelas arah kanan atau mundur

Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, cara ini dianjurkan untuk

mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan

kawat las 40° - 50° terhadap permukaan benda kerja. Sudut

pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan

yang mengalir mendahului pengelasan. Nyala api ditujukan pada

kawat las yang digerakkan sambil mengatur kawah las pada

sambungan. Pengalasan arah kanan atau mundur biasanya hanya

dilakukan pada baja.

3. Mengelas posisi tegak

Pengelasan pada posisi tegak dapat dilaksanakan oleh seorang atau

dua orang operator sekaligus. Pengerjaan kampuh sambungan pada

pelat-pelat yang tebalnya sampai ± 3,2 mm, biasanya cukup dengan

Page 123: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

108

kampuh I bila pengelasannya dilakukan oleh seorang operator.

Tetapi bila pengelasan dilaksanakan oleh dua operator sekaligus,

maka kampuh I dapat dipergunakan pada pelat yang tebalnya

sampai ± 15 mm.

6. Teknik mengelas khusus

a. Patri keras

Pada pengelasan dengan patri keras, material yang disambung

dipanaskan tidak sampai mencair atau leleh dengan suhu

pemanasan yang dibutuhkan hanya mencapai sekitar 2000

hingga 2100°F. Temperatur tersebut hanya cukup untuk

mencairkan kawat las atau bahan pengisi dan memanaskan

bahan dasar tanpa mencairkannya. Sambungan yang dilakukan

dengan proses patri keras pada pipa dan flens dapat tahan

terhadap daya tarik aksial sebesar 60.000 pon (sebanding dengan

tegangan gunting yang berkekuatan 3,4 psi).

Ada dua cara pelaksanaan pengelasan/ penyolderan, yakni

dengan cara maju atau forehand dan cara mundur atau

backhand.

Untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan bentuk dan inklusi

oksida (oxide inclusion) pada pengelasan bahan yang tidak sama

tebal, maka nyala las ditujukan pada bagian yang lebih tebal atau

yang lebih besar/lebar/luas.

b. Pengelasan aluminium

Cara pengelasan aluminium agak berbeda dari pada pengelasan

baja. Aluminium secepat ia diletakkan terbuka di udara, segera

tertutup dengan lapisan oksida yang tipis tetapi melekatnya

sangat kuat .

Apabila lapisan oksida ini dibuang, maka segera terbentuk

kembali lapisan oksida yang baru dan ia hanya mencair/meleleh

pada suhu diatas 2000°C. Titik cair/leburan aluminium paduan

dianggap lebih rendah, lapisan oksida menghalangi pencairan

bahan pengisi dan bahan induknya. Dari hal tersebut dapat

Page 124: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

109

disimpulkan bahwa penggunaan “flux” sangat diperlukan ketika

mengelas bahan aluminium karena flux mempunyai tujuan

ganda,yaitu melarutkan lapisan oksida pada logam.

Kawat las yang digunakan pada pengelasan alumunium adalah

menggunakan material kawat yang sama dengan material yang

dilas atau menggunakan material yang mirip komposisinya

dengan material yang dilas.

Penggunaan fluksi pada pengelasan alumunium mempunyai

tujuan menghilangkan lapisan oksida dan mencegah

pembentukan kembali.

Fluksi digunakan dengan cara mencampurkan dengan air,

kemudian mengoleskan pada batang kawat las yang digunakan

pada kondisi tertentu fluksi juga dapat dilaburkan pada

sambungan yang akan dilas.

7. Kesalahan las dan perubahan bentuk

a. Kesalahan las

Ada banyak bentuk kesalahan las yang terjadi pada hasil lasan

di antaranya adalah :

1. Panjang kaki lasan tidak sama.

2. Rigi las terlalu tipis atau gemuk.

3. Permukaan las cekung.

4. Permukaan las cembung (over lap).

5. Penembusan terlalu banyak.

6. Rigi las menumpang.

7. Terkikis (under cut).

8. Tidak terjadi penembusan.

c. Perubahan bentuk.

Perubahan bentuk (distorsi) pada hasil lasan terjadi karena

adanya pencairan, pembekuan, pengembangan termal,

perpendekan dan penyusutan dari konstruksi yang dilas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan

bentuk adalah:

Page 125: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

110

a. Karena masukan panas yang ditentukan oleh

• Jumlah pemasukan panas

• Cara pengelasan

• Suhu pemanasan mula

• Tebal pelat

• Geometri sambungan

b. Karena penahan atau penghalang pada sambungan las

yang ditentukan oleh :

• Bentuk konstruksi sambungan

• Ukuran pengelasan

• Susunan batang pengaman

• Urutan pengelasan

Perubahan bentuk yang terjadi pada pengelasan tidak hanya

mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan tetapi juga

akan menurunkan kekuatan. Untuk itu diperlukan langkah-

langkah pencegahan dan penanganan perubahan bentuk pada

hasil lasan dengan langkah awal meluruskan semua bagian las

yang akan dilas, kemudian dilakukan langkah-langkah berikut

ini :

1. Pengurangan masukan panas pada logam lasan dengan

mengurangi panjang lasan dan memilih bentuk kampuh.

2. Menentukan urutan pengelasan yang tepat.

3. Proses pengelasan dengan menggunakan alat bantu

pemegang.

d. Tugas Pemelajaran Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan, peserta diklat

dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas

yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan

kepada peserta diklat selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing

Page 126: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

111

dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang

dipelajari.

Kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus dicapai

oleh peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :

1. Berbagai macam teknik arah pengelasan dipahami sesuai dengan

tebal bahan serta jenis pengelasan yang dilakukan.

2. Prosedur dan teknik pengelasan dengan berbagai arah gerakan

pembakar dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar.

3. Prosedur pengelasan khasus seperti patri keras dan alumunium

dipahami sesuai dengan prosedur operasi standar pengelasan.

4. Perubahan bentuk serta teknik pencegahannya diidentifikasi sesuai

dengan jenis perubahan bentuk dan cara pencegahannya.

5. Prosedur dan teknik pemotongan bermacam-macam bentuk

dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar.

Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah ini :

a. Identifikasi teknik menggerakkan pembakar las yang dapat dilakukan

pada pengelasan oksigen-asetilin.

b. Pahami teknik menggerakkan pembakar untuk arah maju, arah

mundur dan arah naik.

c. Lakukan identifikasi terhadap pengelasan khusus.

d. Lakukan pengamatan terhadap perubahan bentuk yang terjadi pada

bahan las dan cara pelurusannya.

e. Tes formatif

1. Sebutkan gerakan pengelasan yang dapat dilakukan pada

pengelasan oksigen-asetilin !

2. Sebutkan penggunaan teknik mengelas arah kiri atau maju pada

proses pengelasan !

3. Sebutkan penggunaan teknik mengelas arah kanan atau mundur

pada proses pengelasan !

4. Jelaskan prinsip pengelasan patri keras !

Page 127: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

112

5. Berapakah ukuran mulut pembakar yang digunakan untuk mengelas

bahan alumunium dengan tebal bahan 2 mm ?

6. Jenis nyala las yang digunakan untuk pengelasan bahan alumunium

adalah !

7. Jelaskan lasan dilakukan pemanasan awal pada pengelasan

alumunium !

8. Sebutkan hasil lasan yang akan didapat apabila dalam pengelasan

pemasukan panas terlalu banyak !

9. Sebutkan kemungkinan kesalahan pengelasan yang dilakukan apabila

hasil lasan yang dilakukan terlalu cembung !

10. Mengapa pada bahan lasan setelah dilakukan pengelasan terjadi

perubahan bentuk ?

11. Sebutkan cara pelurusan yang dapat dilakukan pada bahan lasan

apabila terjadi perubahan bentuk !

f. Kunci jawaban

1. a. Gerakan pembakar arah kiri atau maju.

b. Gerakan arah kanan atau mundur.

2. a. Mengelas baja dengan tebal sampai ± 4,5 mm.

b. Pengelasan baja tuang.

c. Pengelasan bahan non fero.

3. Mengelas baja dengan tebal lebih dari 4,5 mm.

4. Bahan yang dilas dipanaskan tidak sampai mencair.

5. Nomor 1 s.d. 2.

6. Nyala las karburasi (kelebihan gas asetilin).

7. Untuk memungkinkan perpaduan yang merata pada pengelasan.

8. Akan terjadi kikisan pada bagian akar las (under cut).

9. a. Pemanasan kurang.

b. Kecepatan las rendah.

Page 128: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

113

c. Mulut pembakar yang digunakan terlalu kecil.

d. Kawat las yang digunakan terlalu besar.

10. Karena adanya pemanasan dan pendinginan pada permukaan bahan

yang tidak sama.

11. a. Pengurangan pemasukan panas.

b. Pengikatan dengan las catat atau dengan pengikatan lainnya.

c. Urutan pengelasan.

12. Setelah baja dipanaskan sampai berwana merah terang, kemudian

ditiupkan zat asam murni dengan tekanan yang cukup besar.

13. a. memotong miring.

b. memotong pipa.

c. memotong benda bulat pejal.

d. memotong benda yang sangat tebal.

14. Ukuran no. 2

Page 129: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

114

g. Lembar Kerja

Lembar Kerja 1

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Rigi Las Tanpa Bahan Tambah

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini,peserta diklat diharapkan

mampu:

• Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan

kesehatan kerja.

• Mengatur tekanan kerja pengelasan sesuai dengan jenis pembakar

yang digunakan.

• Memasang tip pada pembakar las.

• Mengatur nyala api las netral untuk pengelasan baja lunak.

• Membuat jalur tanpa bahan tambah.

• Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan Praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Lembaran kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm.

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat -alat keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.

d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda kerja.

e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.

Page 130: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

115

4. Langkah kerja

a. Siapkan benda kerja kemudian bersihkan dari kotoran.

b. Lukis/garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan dilas.

c. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.

d. Pilih ukuran tip dan tekanan kerja yang sesuai dengan kebutuhan

pengelasan.

e. Atur posisi benda kerja pada meja kerja, kemudian nyalakan

pembakar dan atur nyala apinya hingga netral.

f. Bersihkan benda kerja yang sesuai dan serahkan kepada

pembimbing praktek.

Page 131: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

116

5. Gambar kerja

30

120

15

15

15

15

20

°

1 Pelat baja lunak

80 x 120 x 2 mm

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT RIGI LAS TANPA BAHAN

TAMBAH

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 132: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

117

6. Instrumen penilaian

Nama : ……………………………………………

Group : …………………………………………..

a. Proses

Cek list No

Aspek yang

dinilai Kriteria

Benar Salah

1.

Pemakaian alat

pelindung.

• Apron, kacamata las dan

topi las.

2.

Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Tip, pembersih, penjepit

dan sikat baja.

3. Arah pengelasan. • Maju.

4.

Sudut

pengelasan.

• 30° - 60°.

5.

Jumlah las.

• 1 buah.

6.

Akhir

pengelasan.

• Mematikan api las dan

tekanan manometer = 0.

Page 133: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

118

b. Hasil/produk

Skor No.

Aspek yang

dimiliki Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1.

Lebar jalur. • 5 mm

dengan

toleransi

1 mm.

2

2. Bagian yang

tidak mencair.

• Mak 5 %.

3

3.

Penyimpangan.

kelurusan jalur.

• Mak 5°.

2

4. Penetrasi.

• Tidak

melampa

ui

permuka

an

bawah.

2

5. Kebersihan. • Tidak ada

terak dan

percikan

logam.

3

Page 134: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

119

Lembar Kerja 2

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Rigi Las Dengan Bahan Tambah

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan

mampu:

q Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan

kesehatan.

q Mengatur tekanan kerja pengelasan.

q Memasang tip pada brander las.

q Membuat rigi-rigi las dengan bahan tambah.

q Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan Bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Lembar kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm.

• Kawat las Ø 2 mm.

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat -alat keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai pengelasan.

d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar serta kawat las

terhadap benda.

e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.

Page 135: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

120

4. Langkah kerja :

a. Siapkan benda kerja yang akan dilas, kemudian bersihkan dari

kotoran.

b. Lukis garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan dilas.

c. Pilih tip yang sesuai dan atur tekanan kerja hingga sesuai dengan

kebutuhan pengelasan.

d. Atur posisi pembakar sehingga menjadi nyala netral.

e. Atur posisi pembakar dan kawat las sehingga sesuai dengan

kedudukan.

f. Mulailah pengelasan dengan mencairkan bahan dasar terkecil

dahulu.

g. Masukkan kawat las pada benda yang sudah cair sampai terjadi

perpaduan antara cairan bahan dasar dengan kawat las

h. Kerjakan seperti langkah g untuk rigi-rigi berikutnya hingga selesai.

i. Bersihkan benda kerja yang selesai dan serahkan kepada

pembimbing.

Page 136: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

121

5. Gambar kerja

30 - 50

120

15

15

15

15

20

°

30 - 40

°

° °

1 Pelat baja lunak

80 x 120 x 2 mm

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT RIGI LAS DENGAN BAHAN

TAMBAH

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 137: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

122

6. Instrumen penilaian :

Nama : ………………………………………………

Group : ………………………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang dimiliki Kriteria

Benar Salah

1.

Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Sikat baja, palu

dan penjepit.

2.

Keselamatan kerja.

• Kacamata las,

pakaian kerja

dan apron.

3.

Tekanan kerja (mixer).

• 50 – 70 kpa.

4.

Ukuran tip.

• No. 8.

5.

Arah pengelasan.

• Maju.

6. Sudut pengelasan dan

bahan tambah.

• 60° - 70° dan

30° - 40°.

7. Benda kerja.

• Didinginkan dan

dibersihkan.

8. Menutup tekanan kerja. • Tekanan

manometer = 0

dan semua

katup ditutup.

Page 138: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

123

b. Hasil/produk

Skor No.

Aspek yang

dimiliki Kriteria

4 3 2 1 0 Standar

TL/

L

1.

Lebar jalur.

• 6 mm

dengan

toleran

si 1

mm.

2

2. Tinggi jalur.

• 1 mm

dengan

toleran

si 0,5

mm.

3

3. Benda

permukaan

jalur.

• Mak 1

mm.

2

4. Perpaduan.

• Min 80

%.

2

5. Kebersihan. • Bebas

terak.

3

Page 139: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

124

Lembar Kerja 3

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan I

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat

diharapkan mampu:

• Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.

• Mengatur tekanan kerja pengelasan.

• Memasang tip pada brender.

• Mengatur nyala api yang sesuai.

• Membuat sambungan I.

• Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Seperangkat alat keselamatan kerja.

• Lembar kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 40 x 120 x 3 mm (2 buah).

• Kawat las Ø 2 mm.

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.

b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas.

d. Tenangkan perasaan jangan ragu-ragu.

e. Tanyakan hal-hal yang meragukan pembimbing.

Page 140: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

125

4. Langkah kerja :

a. Siapkan benda kerja sesuai dengan bentuk pada gambar kerja.

b. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.

c. Nyalakan pembakar dengan nyata netral dan mulailah dengan

las catat lebih dahulu.

d. Berikan jarak kedua benda kerja ± 3 mm.

e. Mulailah pengelasan hingga kedua benda mencair dan

membentuk lubang kunci, baru bahan tambahan dimasukan.

f. Setelah selesai satu jalur, potong salah satu sisi samping rigi-

rigi dan sambungkan pada tepi yang lain.

g. Ulangi beberapa kali hingga dapat ± 4 jalur pengelasan.

h. Bersihkan dan kumpulkan hasil pengelasan dan serahkan

kepada pembimbing.

Page 141: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

126

5. Gambar kerja

30 - 50

120

°

30 - 40

°

° °

80

1 Pelat baja

lunak 40 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN “I”

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 142: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

127

6. Instrumen penilaian :

Nama : …………………………………………………..

Group : ……………………………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang dimiliki Kriteria

Benar Salah

1. Pemakaian alat pelindung

.

• Apron,

kacamata las

dan topi las.

2. Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Tip pembersih,

penjepit dan

sikat baja.

3. Diameter kawat las.

• Maju.

4. Arah pengelasan.

• Ø 2 mm.

5. Sudut pengelasan dan

sudut bahan tambah.

• 60° – 70° dan

30° - 40°.

6. Menutup tekanan kerja. • Tekanan

manometer = 0

dan semua

katup ditutup.

Page 143: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

128

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1.

Lebar jalur

luas.

• 6 mm

dengan

toleransi

± 1

mm.

2

2. Tinggi jalur.

• 1 mm

dengan

toleransi

± 0,5

mm.

3

3. Beda

permukaan

jalur.

• Mak 1

mm.

2

4. Perpaduan.

• Min

80%.

2

5. Kebersihan. • Bebas

terak.

2

Page 144: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

129

Lembar Kerja 4

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I

(satu) Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Tumpang

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat

diharapkan mampu:

• Mengatur tekanan kerja.

• Memasang tip pada brender.

• Mengatur nyala api yang sesuai.

• Membuat sambungan tumpang.

• Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Seperangkat alat keselamatan kerja.

• Lembaran kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Plat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 (2 buah) dan 60 x 120 x 3

• Kawat las Ø 2 mm.

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat keselamatan kerja dengan tepat.

b. Hindarkan benda-benda yang mudah terbakar.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas pada selang.

d. Tanyakan pada pembimbing bila ada hal yang meragukan.

Page 145: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

130

4. Langkah kerja :

a. Persiapkan benda kerja sesuai dengan gambar dan ukuran pada

lembar pekerjaan.

b. Susunlah benda kerja dan jepit dengan klem.

c. Ikat benda kerja dengan las catat pada setiap sambungan-

sambungan.

d. Mulailah pengelasan pada tiap sambungan yang telah dicatat

tadi.

e. Setiap selesai pengelasan satu jalur sambungan berikutnya

sampai selesai.

f. Bersihkan benda kerja yang telah selesai dilas dan serahkan

kepada pembimbing.

Page 146: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

131

5. Gambar kerja

30 - 50

120

°

30 - 40

°

° °

60

30

45 °

2 Pelat baja

linak 60 x 120 x 3 mm

1 buah

1 Pelat baja lunak

30 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN TUMPANG

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 147: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

132

6. Instrumen penilaian :

Nama : ……………………………………………

Group : …………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang dimiliki Kriteria

Benar Salah

1.

Pemakaian alat

pelindung.

• Apron,

kacamata las

dan topi las.

2. Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Tip pembersih,

penjepit dan

sikat baja.

3. Tekanan kerja.

• 50 – 70 kpa.

4. Arah pengelasan.

• Maju.

5. Sudut bahan tambah dan

sudut pengelasan.

• 30° - 40° dan

60° – 70°.

6. Menutup tekanan kerja. • Tekanan

manometer = 0

dan semua

katup ditutup.

Page 148: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

133

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek

yang

diminta

Kriteria 4 3 2 1 0 Standar

minimal

TL/

L

1. Perpaduan. • Min 80 %.

2

Tinggi jalur. • 1 mm

dengan

toleransi ±

0,5 mm.

2

Kaki lasan.

• Sama dengan

tebal pelat

yang

ditumpangka

n.

2

Rigi-rigi.

• Awal dan

akhir tidak

under cut.

2

Kebersihan.

• Bebas terak.

3

Page 149: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

134

Lembar Kerja 5

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan “T”

Waktu Standar : 12 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat

diharapkan mampu:

• Mengatur tekanan kerja pengelasan.

• Memasang tip pada brender las.

• Membuat sambungan T.

• Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Alat keselamatan kerja.

• Lembaran kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 mm (1 buah) dan ukuran

50 x 120 x 3 mm (1 buah).

• Kawat las Ø 3 mm.

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.

b. Gunakan tip sesuai pembakar.

c. Periksa kebocoran gas sebelum mengelas.

d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda

kerja.

e. Tanyakan hal-hal yang meragukan pada pembimbing.

Page 150: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

135

4. Langkah kerja :

a. Siapkan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.

b. Siapkan alat keselamatan kerja dan alat bantu.

c. Atur tekanan kerja dan nyalakan pembakar.

d. Atur nyala api hingga nyala netral.

e. Ikat dengan las bagian-bagian yang akan disambung.

f. Mulai pengelasan jalur pertama sampai selesai.

g. Lanjutkan pada jalur berikutnya sampai selesai.

h. Setelah selesai pengelasan bersihkan secara menyeluruh dan

serahkan hasil kerja kepada pembimbing.

Page 151: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

136

5. Gambar kerja

120

50

°

30 - 40

°

° °

45 °

60 - 70

2 Pelat baja

linak 50 x 120 x 3 mm

1 buah

1 Pelat baja lunak

30 x 120 x 3 mm

1 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN “T”

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 152: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

137

6. Instrumen penilaian :

Nama : ………………………………………………

Group : ……………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang dimiliki Kriteria

Benar Salah

1. Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Penjepit, sikat

baja dan palu.

2. Keselamatan kerja.

• Kacamata las

dan pakaian

kerja.

3. Tekanan kerja mixer.

• 50 – 70 kpa.

4. Arah pengelasan.

• Maju.

5. Las ikat.

• Min 2 tempat

6. Menutup tekanan kerja. • Tekanan

manometer = 0

dan semua

katup

ditutupkan.

Page 153: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

138

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1.

Ukuran kaki

las.

• 5 x 5

mm.

2

2. Perpaduan.

• 80 %.

2

3. Sudut benda

kerja.

• 90 %.

3

4. Permukaan

jalur.

• tidak

cekung.

3

5. Kebersihan. • bebas

terak.

3

Page 154: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

139

Lembar kerja 6

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Jalur Las Posisi Mendatar

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat

diharapkan mampu membuat jalur las pada pelat baja lunak posisi

mendatar dengan memenuhi kriteria :

• Lebar jalur 7 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimal 1 mm.

• Penyimpangan kerusakan jalur maksimum 5 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5 %.

• Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi asetilin (lengkap dan terpasang,

kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 3 mm

• Kawat las Ø 3 mm.

3. Langkah kerja :

a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat

keselamatan kerja maupun alat bantu.

b. Mempersiapkan bahan.

c. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.

Page 155: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

140

d. Memilih ukuran tip yang sesuai dengan tebal bahan kemudian

memasangnya pada pembakar.

e. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi mendatar. Tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan

tinggi mata pengelas.

f. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur

yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala

netra l.

g. Arahkan inti nyala pada satu titik sebelah kanan bagian tengah.

Jarak inti nyala dengan permukaan bahan 2 mm – 3 mm. Sudut

pembakar 60° – 70° terhadap garis horizontal dan sudut

samping pembakar antara 80° – 90° terhadap bidang bawah.

h. Panaskan terus sehingga pusat sasaran mencair atau terbentuk

kawah las. Apabila lebar kawah las sudah mencapai 2 ½ x tebal

bahan, masukkan bahan pengisi (kawat las). Sudut bahan

pengisi 30° – 40° dan sudut samping 80° – 90° terhadap

bidang bawah. Bila peserta biasa menggunakan tangan kanan

maka arah pengelasannya dimulai dari sisi sebelah kanan ke sisi

sebelah kiri. Untuk menyelesaikan jalur pertama ini

perhatikanlah hal-hal sebagai berikut:

• Gerakkan pembakar lurus.

• Gerakan kawat las (bahan pengisi) naik turun.

• Jarak ujung inti nyala dengan permukaan bahan 2 mm – 3

mm.

• Lebar kawah las 2,5 t.

• Sudut pembakar 60° – 70° dan sudut bahan pengisi 30° –

40°.

• Usahakan jalur las tetap sejajar dengan tepi.

i. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi kiri, turunkan secara

berangsur-angsur sudut pembakar atau penambahan kawat las

dipercepat. Langkah ini dimaksudkan untuk menghindari

terjadinya peleburan jalur pada tepi sebelah kiri.

Page 156: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

141

j. Setelah selesai satu jalur konsultasikan/diskusikan hasilnya

dengan tutor/pembimbing.

k. Ulangi latihan membuat jalur di bawah jalur pertama sehingga

dapat mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria yang

diharapkan.

l. Bersihkan benda kerja yang sudah jadi dan serahkan kepada

pembimbing.

Page 157: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

142

4. Gambar Kerja

°

30 - 40

60 - 70 °

80 - 90 ° °

° °

120

80

15

15

15

15

20

1 Pelat baja

lunak 80 x 120 x 3 mm

1 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT JALUR LAS POSISI

MENDATAR

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 158: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

143

5. Instrumen penilaian :

Nama : ………………………………………….

Group : ………………………………………….

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor

4 – 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Tekanan kerja

• O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip

• Nomor 10

4. Nyala api las

• Netral

5. Sudut pembakar

• 80° - 90° sudut

samping

6. Sudut bahan tambah

• 30° - 40° sudut

samping

7. Pengisian bahan tambah • Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran

• Lurus

9. Gerakan bahan tambah

• Naik turun

10. Pembersih hasil las • Penjepit dan

sikat baja

Page 159: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

144

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1.

Lebar lajur • 6 ±0,5

3

3

2. Penyimpanga

n kulurusan

• 0 ±2,5°

3

3. Bentuk jalur

• Rata ±0,5mm

3

4. Lubang pada

permukaan

• 0 ±100

3

5. Perubahan

bentuk

• 0 +2,5°

3

6. Scale pada

permukaan

• 0 +2,5 mm

2

Page 160: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

145

Lembar kerja 7

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Sambungan “I” Posisi Mendatar

Waktu Standar : 12 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat

diharapkan mampu mengelas sambungan tumpang pelat baja

lunak posisi mendatar dengan memenuhi kriteria :

• Lebar jalur 7 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung/rata.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5.

• Panjang undercut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 80 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5°.

• Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,

kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm x 2 keping.

• Kawat las Ø 3 mm.

Page 161: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

146

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutukan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang

mudah terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.

e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.

4. Langkah kerja :

a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat utama,

alat keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat bantu.

b. Mempersiapkan bahan.

c. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan

sudut/ujung yang tajam.

d. Memilih ukuran tip yang sesuai.

e. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang

dipakai dan satuan tekanan yang tertulis dalam manometer.

f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Jumlah las

catat yang dibuat 3 (tiga) buah. Sebelum dilas catat aturlah

kedua bahan sehingga jaraknya (gap) antara 2,0 – 2,5 mm

dan matikan nyala api.

g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi mendatar. Bagian tepi yang akan dilas pertama

diletakkan di sebelah kanan (bila peserta biasa menggunakan

tangan kanan), tetapi apabila peserta biasa menggunakan

tangan kiri letakkan bagian yang akan dilas pertama di

sebelah kiri. Tinggi benda kerja kurang labih setinggi mata

pengelasan.

Page 162: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

147

h. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral.

Arahkan inti nyala pada api yang akan dilas sehingga kedua

bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi.

i. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang

disambung sudah membentuk keyhole yang besarnya kurang

lebih 1 ½ kali gap. Selesaikan jalur penyambungan pertama

ini dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

§ Gerakkan pembakar setengah melingkar.

§ Gerakkan bahan pengisi naik turun/keluar masuk.

§ Sudut pembakar 60° - 70° dan sudut samping 80° - 90°.

§ Sudut kawat 30° - 40° dan sudut samping bawah 80° -

90°.

§ Penambahan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole

yang besarnya 1 ½ kali gap.

§ Jarak ujung inti nyala dengan permukaan yang disambung

2 mm – 3 mm.

j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai akhir pengelasan,

kurangi/perkecil sudut pembakar secara berangsur-angsur.

k. Setelah penyambungan pertama selesai, konsultasikan

hasilnya dengan pembimbing/tutor.

l. Ulangi latihan membuat sambungan tumpul kampuh I posisi

mendatar ini sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh

kriteria yang diminta.

m. Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing.

Page 163: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

148

5. Gambar Kerja

°

30 - 40

60 - 70 °

80 - 90

° ° ° °

120

80

40

1 Pelat baja

lunak 40 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

SAMBUNGAN “I” POSISI MENDATAR

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 164: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

149

6. Instrumen penilaian

Nama : …………………………………….

Group : ……………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor

4 – 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Tekanan kerja • O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip

• Nomor 10

4. Nyala api las

• Netral

5. Jumlah las catat

• 3 buah

6. Gap/celah

• 1,5 mm – 2,0

mm

7. Sudut pembakar

• 60° - 70° sudut

samping

8. Sudut bahan tambah

• 30° - 40° sudut

samping

9. Pengisian bahan tambah

• Pada kawah las

Page 165: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

150

10. Gerakan pembakaran

• Lurus

11. Gerakan bahan tambah

• Naik turun

12. Proses penembusan

• Terdapat

keyhole

13. Pembersih hasil las • Penjepit dan

sikat baja

b. Hasil/produk

Skore No

.

Aspek

yang

diminta

Kriteria 4 3 2 1 0 Standar

minimal

TL/

L

1.

Lebar lajur • 4 ±0,5mm

4

2. Perpaduan

• 100%

3

3. Sambungan

jalur

• Rata ±0,5

3

4. Beda

permukaan

jalur

• 0 ±0,5mm

3

5. Panjang

overlap

• 0 +5%

3

6. Perubahan

bentuk

• 0 +2,5°

3

7. Scale pada

permukaan

• 0 +5mm

3

Page 166: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

151

Lembar Kerja 8

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Jalur Las Posisi Tegak Arah Naik

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mampu membuat jalur las pada pelat baja lunak posisi

tegak arah naik dengan memenuhi kriteria :

• Lebar jalur 7 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Penyimpangan kelurusan jalur maksimum 5 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5 %.

• Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan

terpasang, kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 120 x 80 x 2 mm jumlah 1 buah.

• Kawat las, jenis baja lunak diameter 2,0 mm.

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan

kebutuhan.

Page 167: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

152

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda

yang mudah terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.

e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.

4. Langkah kerja :

a. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi tegak arah naik. Tinggi benda kerja kurang lebih sejajar

dengan muka pengelas.

b. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral.

c. Arahkan inti nyala pada bagian tengah bawah, jarak antara ujung

inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 – 3 mm. Sudut

pembakar 0 -10° terhadap garis horizontal dan sudut samping

pembakar 90°.

d. Panaskan terus pusat sasaran intinya sehingga mencair atau terjadi

kawah las. Apabila lebar kawah las sudah mencapai 2 ½ kali tebal

bahan, masukkan bahan pengisi (kawat las). Sudut bahan pengisi

30° - 40° terhadap permukaan. Gerakkan pembakar dan bahan

pengisi ke arah atas.

Dalam proses pembuatan jalur pertahankan kondisi sebagai

berikut:

§ Gerakkan pembakar lurus.

§ Gerakkan bahan pengisi naik dan turun.

§ Sudut pembakar 0° - 10°.

§ Sudut bahan pengisi 30° - 40°.

§ Sudut samping pembakar dan bahan pengisi 90°.

§ Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 – 3

mm.

§ Lebar kawah las 2 ½ t.

§ Jalur tetap sejajar dengan tepi.

Page 168: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

153

e. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, turunkan secara

berangsur-angsur sudut pembakar. Ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya pelebaran jalur pada tepi atas.

f. Setelah jalur pertama selesai, konsultasikan/diskusikan hasilnya

dengan tutor/pembimbing.

g. Ulangi latihan membuat jalur las di samping kanan dan kiri jalur

pertama sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria

yang diminta.

h. Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing/tutor

anda.

Page 169: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

154

5. Gambar Kerja

10

30 - 40

°

° °

15

15

1515

20

200

1 Pelat baja

lunak 80 x 120 x 2 mm

1 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT JALUR LAS POSISI TEGAK

ARAH NAIK

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 170: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

155

6. Instrumen penilaian

Nama : ……………………………………………

Group : ……………………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor

4 – 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Tekanan kerja

• O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip

• Nomor 10

4. Nyala api las • Netral

5. Sudut pembakar

• 60° - 70°

6. Sudut bahan tambah

• 30° - 40°

7. Pengisian bahan tambah

• Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran

• Lurus

9. Gerakan bahan tambah

• Naik turun

10. Pembersih hasil las • Penjepit dan

sikat baja

Page 171: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

156

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1. Lebar lajur • 7 mm±0,5

3

2. Tinggi jalur

• 1 ±0,5mm

4

3. Bentuk jalur

• Cembung

2

4. Sambungan

jalur

• Rata±0,5m

m

3

5. Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

3

6. Penyimpanga

n kelurusan

jalur

• 0+2,5°

3

7. Perubahan

bentuk

• 0±2,5°

3

8. Scale pada

permukaan

• 0 +5mm

32

Page 172: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

157

Lembar Kerja 9

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Sambunga “ I “ Posisi Tegak Arah Naik

Waktu Standar : 16 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat

diharapkan mampu mengelas sambungan tumpul kampuh I pelat

baja lunak posisi tegak arah naik dengan memenuhi kiteria :

• Lebar jalur 7 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

• Panjang undurcut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 90 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5 %.

• Kebersihan scale pada permukaan 0.

• Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,

kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm jumlah 2 buah.

• Kawat las, jenis baja lunak diameter 2,0 mm.

Page 173: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

158

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang

mudah terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.

4. Langkah Kerja

a. Gunakan pelat baja lunak ukuran 150 x 30 x 2, jumlah

secukupnya. Bahan pengisi yaitu baja lunak diameter 2,0 mm.

b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/

ujung yang tajam supaya dihaluskan.

c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada

pembakar.

d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang

dipakai dan satuan tekanan yang terdapat di dalam

manometer.

e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur

yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala

netral.

f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat

dibuat pada 3 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang

lebih 2,0 mm.

g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi tegak arah naik. Tinggi benda kerja kurang lebih sama

dengan tinggi mata pengelas.

h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi

bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak

antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm

dan 3 mm. Sudut pembakar 0 ° - 10°, sudut samping

pembakar dan bahan pengisi 90°.

Page 174: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

159

i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk keyhole

(lubang kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap.

Selesaikan penyambungan jalur pertama dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

§ Gerakkan pembakar setengah melingkar.

§ Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

§ Sudut pembakar 0° - 10° terhadap garis horizontal dan

sudut samping pembakar 90°.

§ Sudut bahan pengisi 30° - 40° terhadap benda kerja dan

sudut sampingnya 90°.

§ Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole.

§ Jarak inti nyala terhadap permukaan bahan 2 mm – 3 mm.

j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, secara

berangsur-angsur sudut pembakar diperkecil.

Page 175: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

160

5. Gambar Kerja

10

30 - 40

°

° °

20120

2 Pelat baja

linak 50 x 120 x 3 mm

1 buah

1 Pelat baja lunak

30 x 120 x 3 mm

1 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN “I” POSISI TEGAK ARAH NAIK

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 176: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

161

6. Instrumen penilaian

Nama : ………………………………………..

Group : ………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor

4 – 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Tekanan kerja

• O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip • Nomor 10

4. Nyala api las • Netral

5. Jumlah las catat • 3 buah

6. Gap/celah • 1,5 mm – 2,0

mm

7. Sudut pembakar • 80° - 90° sudut

samping

8. Sudut bahan tambah • 30° - 40° sudut

samping

9. Pengisian bahan tambah • Pada kawah las

10 Gerakan pembakaran • Lurus

11. Gerakan bahan tambah • Naik turun

12. Pembersih hasil las • Penjepit dan

sikat baja

Page 177: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

162

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1. Lebar lajur • 3±1,-0mm

3

2. Tinggi jalur

• 2 +1,-0mm

3

3. Bentuk jalur

• Rata+1,-

0mm

3

4. Sambungan

jalur

• Rata+0,5m

m

3

5. Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

3

6. Perubahan

sudut

• 0+2,5°

3

7. Scale pada

permukaan

• 0+10mm2°

2

8. Porositas • Luas0+5m²

• Jumlah0+1

buah

2

Page 178: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

163

Lembar Kerja 10

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Rigilas Posisi Atas Kepala

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat

diharapkan mampu mengelas baja lunak untuk membuat rigi las

posisi atas kepala memenuhi kiteria :

• Kaki lasan yang relatif sama.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

• Panjang undurcut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 90 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5 %.

• Kebersihan scale pada permukaan 0.

• Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,

kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm x 1 buah.

• Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.

Page 179: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

164

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang

mudah terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.

4. Langkah Kerja :

a. Gunakan bahan dengan jumlah secukupnya. Bahan pengisi

baja lunak diameter 2,0 mm.

b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan

sudut/ujung yang tajam supaya dihaluskan.

c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada

pembakar.

d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang

dipakai dan satuan tekanan yang terdapat di dalam

manometer.

e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur

yang benar kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala

netral.

f. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi tegak arah naik, tinggi benda kerja kurang lebih sama

dengan tinggi mata pengelas.

g. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi

bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak

antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm

dan 3 mm. Sudut pembakar 0 ° - 10°, sudut samping

pembakar dan bahan pengisi 90°.

Page 180: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

165

5. Gambar Kerja

° °

60 -7030 -40°° ° °

1 Pelat baja

lunak 80 x 120 x 2 mm

1 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT RIGI LAS POSISI ATAS

KEPALA

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 181: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

166

6. Instrumen penilaian

Nama : ………………………………………..

Group : ………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor

4 – 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Tekanan kerja • O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip • Nomor 10

4. Nyala api las • Netral

5. Sudut pembakar

• 60° - 70° sudut

samping

6. Sudut bahan tambah

• 90° terhadap

pembakara

7. Pengisian bahan tambah • Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran • Lurus

9. Gerakan bahan tambah • Naik turun

10. Pembersih hasil las • Penjepit dan

sikat baja

Page 182: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

167

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1..

Lebar lajur • 10±1,-0 mm

3

2. Tinggi jalur

• 1+1,-0mm

3. Bentuk jalur

• Rata+1,-

0mm

4. Sambungan

jalur

• Rata+0,5m

m

5. Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

6. Perubahan

sudut

• 0+2,5°

7. Scale pada

permukaan

• 0+10mm2°

8. Porositas • Luas0+5m²

• Jumlah 0+1buah

Page 183: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

168

Lembar Kerja 11

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Mengelas Pipa Posisi Tegak

Waktu Standar : 12 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat

diharapkan mampu mengelas pipa posisi tagak memenuhi

kiteria:

• Lebar jalur las maksimum 10 mm

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

• Panjang undercut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 90 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5°.

• Kebersihan scale pada permukaan 0.

• Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,

kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pipa baja lunak ukuran Ø 3” x 40 x 1,2 mm x 3 buah.

• Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.

Page 184: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

169

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang

mudah terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.

4. Langkah Kerja :

a. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan

sudut/ujung yang tajam supaya dihaluskan.

b. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada

pembakar.

c. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang

dipakai dan satuan tekanan yang terdapat di dalam

manometer.

e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur

yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala

netral.

f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat

dibuat minimum pada 4 tempat. Gap (jarak antara kedua

bahan) kurang lebih 2,0 mm.

g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi atas kepala tinggi benda kerja lebih kurang di atas

kepala pengelas.

h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi

bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak

antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm

dan 3 mm. Sudut pembakar 0 ° - 10°, sudut samping

pembakar dan bahan pengisi 90°.

i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk keyhole

(lubang kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap.

Page 185: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

170

Selesaikan penyambungan jalur pertama dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

§ Gerakkan pembakar setengah melingkar.

§ Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

§ Sudut pembakar 0° - 10° terhadap garis horizontal dan

sudut samping pembakar 90°.

§ Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole.

Page 186: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

171

5. Gambar Kerja

1 Pipa baja

lunak Ø 3x40 x1.2 mm

3 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MENGELAS PIPA POSISI TEGAK

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 187: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

172

6. Instrumen penilaian

Nama : ………………………………………..

Group : ………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor 4

– 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2.

Tekanan kerja

• O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip • Nomor 10

4. Nyala api las • Netral

5.

Sudut pembakar

• 0° - 10° sudut

samping

6.

Sudut bahan tambah

• 90° terhadap

pembakar

7. Pengisian bahan

tambah

• Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran • Lurus

9. Gerakan bahan tambah • Naik turun

10.

Pembersih hasil las • Penjepit dan sikat

baja

Page 188: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

173

b. Hasil/produk

Skor No.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1. Lebar lajur • 6±1,-0mm 3

2. Tinggi jalur • 1 +1,-0mm 3

3. Bentuk jalur • Rata+1,-0mm 3

4. Sambungan

jalur

• Rata+0,5mm 3

5.

Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

3

6. Perubahan

bentuk

• 0+2,5°

3

7.

Scale pada

permukaan

• 0+10mm2°

3

8.

Porositas

• Luas0+5m²

• Jumlah0+1bua

h

2

2

Page 189: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

174

Lembar Kerja 12

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Mengelas Pipa Posisi Datar

Waktu Standar : 12 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat

diharapkan mampu mengelas pipa posisi datar dengan

memenuhi kriteria :

• Lebar jalur las maksimum 10 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

• Panjang undurcut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 90 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5 %.

• Kebersihan scale pada permukaan 0.

• Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,

kecuali tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pipa baja lunak ukuran Ø 3” x 40 x 1,2 mm x 4 buah.

• Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.

Page 190: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

175

3. Keselamatan Kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

disediakan dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang

mudah terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.

4. Langkah Kerja :

a. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan

sudut/ujung yang tajam supaya dihaluskan.

b. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada

pembakar.

c. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang

dipakai dan satuan tekanan yang terdapat di dalam

manometer.

d. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur

yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala

netral.

e. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat

dibuat minimum pada 4 tempat. Gap (jarak antara kedua

bahan) kurang lebih 2,0 mm.

f. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan

posisi atas kepala tinggi benda kerja lebih kurang d iatas

kepala pengelas.

g. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi

bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak

antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm

dan 3 mm. Sudut pembakar 60 ° - 70°, sudut samping

pembakar dan bahan pengisi 90°.

h. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk key hole

(lubang kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap.

Page 191: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

176

Selesaikan penyambungan jalur pertama dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Gerakkan pembakar setengah melingkar.

2. Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

3. Sudut pembakar 60° - 70° terhadap garis horizontal dan

sudut samping pembakar 90°.

4. Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk key hole.

Page 192: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

177

5. Gambar Kerja

1 Pipa baja

lunak Ø 3x40 x 1,2 mm

4 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MENGELAS PIPA POSISI MENDATAR

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 193: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

178

6. Instrumen penilaian

Nama : ………………………………………..

Group : ………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor 4

– 6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Tekanan kerja • O2 = C2H2 = 50

kpa

3.

Ukuran tip

• Nomor 10

4. Nyala api las • Netral

5.

Sudut pembakar

• 60° - 70° sudut

samping

6.

Sudut bahan tambah

• 90° terhadap

pembakar

7. Pengisian bahan

tambah

• Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran • Lurus

9. Gerakan bahan tambah • Naik turun

10. Pembersih hasil las • Penjepit dan sikat

baja

Page 194: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

179

b. Hasil/produk

Skor No.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1. Lebar lajur • 6±1,-0mm 3

2. Tinggi jalur • 1 +1,-0mm 3

3. Bentuk jalur • Rata+1,-0mm 3

4.

Sambungan

jalur

• Rata+0,5mm

3

5.

Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

3

6.

Perubahan

bentuk

• 0+2,5°

3

7.

Scale pada

permukaan

• 0+10mm2°

3

8. Porositas • Luas0+5m²

• Jumlah0+1bua

h

2

2

Page 195: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

180

Lembar Kerja 13

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Tumpang (Patri Keras)

Waktu Standar : 10 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat

diharapkan mampu:

• Mengatur tekanan kerja.

• Memasang tip pada brender.

• Mengatur nyala api yang sesuai.

• Membuat sambungan tumpang dengan las patri dengan

ketentuan :

1) Sambungan rapat 90%.

2) Perpaduan minimum 90%.

3) Perpaduan rata.

4) Perubahan bentuk 5 %.

5) Bebas kotoran las.

• Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Seperangkat alat keselamatan kerja.

• Lembaran kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Plat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 (2 buah) dan 60 x 120 x

3.

• Kawat las kuningan Ø 2 mm.

• Fluksi kuningan.

Page 196: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

181

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat keselamatan kerja dengan tepat.

b. Hindarkan benda-benda yang mudah terbakar.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas pada selang.

d. Tanyakan pada pembimbing bila ada hal yang meragukan.

4. Langkah kerja :

a. Persiapkan benda kerja sesuai dengan gambar dan ukuran pada

lembar pekerjaan.

b. Susunlah benda kerja dan jepit dengan klem.

c. Ikat benda kerja dengan las catat pada setiap sambungan-

sambungan.

d. Mulailah pengelasan pada tiap sambungan yang telah dicatat.

e. Setiap selesai pengelasan satu jalur sambungan berikutnya

sampai selesai.

f. Lakukanlah pengelasan sebagai berikut :

1. Gerakkan pembakar melingkar pada bagian sambungan

yang dibuat.

2. Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

3. Sudut pembakar 60° - 70° terhadap garis horizontal dan

sudut samping pembakar 90°.

g. Bersihkan benda kerja yang telah selesai dilas.

Page 197: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

182

5. Gambar kerja

30 - 50

120

°

30 - 40

°

° °

60

30

45 °

2 Pelat baja

linak 60 x 120 x 3 mm

1 buah

1 Pelat baja lunak

30 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN TUMPANG

(PATRI KERAS)

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 198: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

183

6. Instrumen penilaian :

Nama : ……………………………………………

Group : …………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang di miliki Kriteria

Benar Salah

1.

Pemakaian alat

pelindung.

• Apron,

kacamata las

dan topi las.

2.

Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Tip pembersih,

penjepit dan

sikat baja.

3.

Jenis nyala las

• Netral sedikit

oksidasi

4. Tekanan kerja. • 50 – 70 kpa.

5. Arah pengelasan. • Maju.

6.

Sudut bahan tambah dan

sudut pengelasan.

• 30° - 40° dan

60° – 70°.

7. Menutup tekanan kerja. • Tekanan

manometer = 0

dan semua

katup ditutup.

Page 199: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

184

b. Hasil/produk :

Skor

No.

Aspek

yang

diminta

Kriteria 4 3 2 1 0 Standar

minimal

TL/

L

1. Perpaduan • Min 90 %. 2

2.

Perpaduan

rata

• Min 90 %

2

3.

Sambungan

rapat

• Min 90 %

2

4.

Distorsi

yang terjadi

• 5 %

2

5.

Rigi-rigi

• Rapih

2

6. Kebersihan

• Bebas

terak

3

Page 200: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

185

Lembar Kerja 14

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Bahan Alumunim

Waktu Standar : 10 Jam

1. Tujuan :

• Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat

diharapkan mampu:

• Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.

• Mengatur tekanan kerja pengelasan.

• Memasang tip pada brender.

• Mengatur nyala api yang sesuai.

• Membuat sambungan I bahan alumunium dengan kriteria :

1) Lebar jalur las maksimum 10 mm.

2) Tinggi jalur las 1 mm.

3) Beda permukaan las maksimum 1 mm.

4) Distorsi yang terjadi 5 %.

5) Hasil lasan rapih.

• Memeriksa hasil pengelasan

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Seperangkat alat keselamatan kerja.

• Lembar kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Pelat alumunium ukuran 40 x 120 x 3 mm (2 buah).

• Kawat las alumunium Ø 2 mm.

• Fluksi alumunium.

Page 201: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

186

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.

b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas.

4. Langkah kerja :

a. Siapkan benda kerja sesuai dengan bentuk pada gambar kerja.

b. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.

c. Nyalakan pembakar dengan nyala karburasi dan mulailah

dengan las catat lebih dahulu dengan memberikan gap pada

sambungan ± 3 mm.

d. Lakukan pemanasan awal pada bagian sambungan dengan cara

menggerakan pembakar memutar.

e. Mulailah pengelasan hingga kedua benda menca ir dan

membentuk lubang kunci, baru bahan tambah dimasukan

dengan sudut pembakar 45° - 80° dan sudut kawat las 45° dan

jarak inti nyala las 2 – 3 mm terhadap permukaan bahan.

f. Jangan memasukkan bahan yang telah dilas kedalam air untuk

mendinginkan bahan.

g. Bersihkan dan kumpulkan hasil pengelasan dan serahkan

kepada pembimbing.

Page 202: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

187

5. Gambar kerja

45 - 80

120

°

45

°

°

80

1 Pelat

alumunium 40 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN “I”

ALUMUNIUM

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 203: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

188

6. Instrumen penilaian :

Nama : …………………………………………………..

Group : ……………………………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang dimiliki Kriteria

Benar Salah

1.

Pemakaian alat pelindung

• Apron, kacamata

las dan topi las

2.

Alat bantu yang

dipersiapkan

• Tip pembersih,

penjepit dan sikat

baja

3. Diameter kawat las • Ø 2 mm

4. Arah pengelasan • Maju

5.

Pemanasan awal

• Seluruh

sambungan

dengan gerakan

melingkar

6.. Nyala las • Karburasi

7. Sudut pengelasan dan

sudut

• 45° – 80° dan 45°

8.

Bahan tambah dan fluksi • Alumunium dan

fluksi dicairkan

dengan air

9. Menutup tekanan kerja • Tekanan

manometer 0 dan

semua katup

ditutup

Page 204: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

189

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1.

Lebar jalur

luar.

• 6 mm,

toleransi

± 1

mm.

2

2.

Tinggi jalur.

• 1 mm,

toleransi

± 0,5

mm.

3

3.

Beda

permukaan

jalur.

• Mak 1

mm.

2

4. Perpaduan. • Min

80%.

2

5. Distorsi • 5 % 3

6. Kebersihan. • Bebas

terak.

3

Page 205: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

190

Lembar Kerja 15

Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan : Program Keahlian : Teknik Pembentukan

Tingkat : I (satu)

Nama Pekerjaan : Memotong dengan panas dan pemanasan

Waktu Standar : 8 Jam

1. Tujuan :

Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat

diharapkan mampu:

• Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.

• Mengatur tekanan kerja pengelasan sesuai dengan jenis

pembakaran yang digunakan.

• Memasang tip pada pembakar las.

• Mengatur nyala api las netral untuk pemotongan plat baja lunak.

• Memotong plat baja lunak dengan panas dan pemanasan.

• Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.

• Alat bantu pengelasan.

• Lembar kerja/gambar kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm

3. Keselamatan kerja :

a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.

b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.

c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.

d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda

kerja.

e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.

Page 206: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

191

4. Langkah kerja :

f. Siapkan benda kerja kemudian bersihkan dari kotoran.

g. Lukis/garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan

dipotong.

h. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.

i. Pasanglah ukuran mulut potong yang sesuai dengan tebal

bahan yang akan dipotong.

j. Bukalah katup silinder dan aturlah tekanan kerjanya sesuai

dengan daftar data pemotongan.

k. Bukalah katup asetilin pembakar dan nyalakan dengan korek api

las.

l. Bukalah katup zat asam perlahan-lahan dan atur apinya hingga

netral.

m. Bila nyala netral telah didapatkan, maka lakukan proses

pemotongan.

n. Pemotongan harus selalu dimulai dari pinggir, jarak inti nyala ke

permukaan harus tetap, lebih baik menggunakan roda

penyangga.

o. Panaskan pinggiran benda kerja dengan nyala api pemanas

pendahuluan hingga berwarna merah terang.

p. Tekanlah tuas katup zat asam potong sambil pembakar

digerakkan mundur sepanjang garis pemotongan. Kecepatan

memotong diusahakan harus tetap.

q. Bila memotong plat tipis, pembakar harus agak dimiringkan ke

depan dan pemotongan dilakukan dari samping.

r. Setelah selesai pemotongan lepaskan tuas katup zat asam

potong.

s. Tutuplah katup asetilin pembakar kemudian katup zat asam.

t. Bersihkan benda kerja yang sesuai dan serahkan kepada

pembimbing praktek.

Page 207: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

192

5. Gambar kerja

1 Pelat

alumunium 40 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMOTONG DENGAN OKSI -ASETILIN

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 208: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

193

6. Instrumen penilaian :

Nama : …………………………………………………..

Group : ……………………………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang dimiliki Kriteria

Benar Salah

1.

Pemakaian alat pelindung

.

• Apron, kacamata

las, dan topi las.

2.

Alat bantu yang

dipersiapkan.

• Tip pembersih,

penjepit, dan sikat

baja.

3. Arah pemotongan. • Mundur.

4. Ukuran mulut potong • No. 2.

5. Sudut pemotongan • 30° – 60°.

6. Jumlah pemotongan • 1 buah

7.

Akhir pemotongan • Mematikan api las

dan tekanan

manometer = 0

Page 209: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

194

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1.

Lebar jalur

potong.

• 5 mm,

toleransi

± 1

mm.

3

2.

Penyimpanga

n kelurusan

jalur.

• mak 50 . 4

3.

Kebersihan • Tidak

ada

terak

dan

percikan

logam

3

Page 210: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

195

BAB III

EVALUASI

Tes Tulis

Tes tulis ini digunakan untuk menilai peserta diklat selama Pemelajaran dan

dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesiapan peserta diklat untuk

melaksanakan penilaian Kinerja. Apabila dalam tes ini peserta diklat belum

memenuhi syarat penguasaan kompetensi yang telah dipelajari, maka dapat

dilakukan penilaian ulang :

Pilih jawaban yang benar pada soal di bawah ini.

1. Bentuk kampuh yang baik digunakan untuk pelat-pelat tipis adalah :

a. Kampuh I

b. Kampuh V

c. Kampuh X

d. Kampuh K

2. Alat yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur tekanan isi dan tekanan

kerja pada las oksigen-asetilin adalah ……………

a. Regulator c. Karburator

b. Genertor d. Radiator

3. Urutan-urutan pemasangan alat las oksigen-asetilin adalah ……………..

a. Tabung, selang, regulator, pembakar

b. Tabung, regulator, selang, pembakar

c. Tabung, pembakar, regulator, selang

d. Tabung, selang, pembakar, regulator

4. Ukuran mulut pembakar yang dipakai pada kerja las tergantung pada

…………….

a. Ketebalan bahan yang digunakan

b. Tekanan isi tabung gas

c. Panjang benda kerja yang dilas

d. Bentuk kampuh yang dilas

Page 211: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

196

5. Alat keselamatan kerja yang digunakan untuk melindungi badan dari

percikan api las adalah …………….

a. Kacamata

b. Sarung tangan

c. Apron

d. Sepatu

6. Alat bantu yang digunakan untuk membersihkan kotoran baik sebelum

maupun setelah mengelas adalah …………….

a. Palu las b. Kikir

b. Tang penjepit d. Sikat baja

7. Nyala las yang dibentuk dari tekanan gas yang sebanding antara gas

oksigen dan asetilin adalah ………………

a. Karburasi b. Oksidasi

b. Netral c. Luar

8. Sudut pembakar yang harus dimanipulasi pada pengelasan posisi bawah

tangan arah maju adalah ………………

a. 80° - 90° c. 45° - 60°

b. 60° - 70° d. 20° - 40°

9. Sudut pembakar yang harus dimanipulasi pada pengelasan posisi bawah

tangan arah mundur adalah ………………

a. 20° - 30° c. 60° - 70°

b. 40° - 50° d. 80° - 90°

10. Untuk mengakhiri proses pengelasan maka gas sisa yang terdapat dalam

selang sebaiknya ……………..

a. Dibiarkan dalam selang

b. Dikongkan dari selang

c. Dibuang oksigennya

d. Dibuang asetilinnya

Page 212: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

197

Tes Kinerja

Bidang Keahlian : Teknik Mesin

Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

Program Spesialisasi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,

Pematrian, Pemotongan dengan Panas

dan Pemanasan

Tingkat : I (satu)

Waktu Standar : 8 Jam

1. Jenis Tes :

Pengelasan sambungan tumpang pelat baja lunak posisi mendatar dengan

memenuhi kiteria :

• Lebar jalur 7 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung/ rata.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5.

• Panjang undercut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 80 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5°.

• Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang, kecuali

tip/mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm x 2 keping

• Kawat las Ø 3 mm

Page 213: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

198

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan

benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah

terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/ lokasi

pengelasan dan sekitarnya.

e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.

4. Langkah kerja :

a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat utama, alat

keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat bantu.

b. Mempersiapkan bahan.

c. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung yang

tajam.

d. Memilih ukuran tip yang sesuai.

e. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai dan

satuan tekanan yang tertulis dalam manometer.

f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Jumlah las catat yang

dibuat 3 (tiga) buah. Sebelum dilas catat aturlah kedua bahan sehingga

jaraknya (gap) antara 2,0 – 2,5 mm dan matikan nyala api.

g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi

mendatar. Bagian tepi yang akan dilas pertama diletakkan di sebelah

kanan (bila peserta biasa menggunakan tangan kanan), tetapi apabila

peserta biasa menggunakan tangan kiri letakkan bagian yang akan dilas

pertama di sebelah kiri. Tinggi benda kerja kurang lebih setinggi mata

pengelas.

h. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral. Arahkan inti

nyala pada api yang akan dilas sehingga kedua bahan mencair,

kemudian masukkan bahan pengisi.

Page 214: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

199

i. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang

disambung sudah membentuk key hole yang besarnya kurang lebih 1 ½

kali gap. Selesaikan jalur penyambungan pertama ini dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• Gerakkan pembakar setengah melingkar.

• Gerakkan bahan pengisi naik turun/ keluar masuk.

• Sudut pembakar 60° - 70° dan sudut samping 80° - 90°.

• Sudut kawat 30° - 40° dan sudut samping bawah 80° - 90°.

• Penambahan bahan pengisi setelah terbentuk key hole yang

besarnya 1 ½ kali gap.

• Jarak ujung inti nyala dengan permukaan yang disambung 2 mm –

3 mm.

• Kira-kira 15 mm sebelum mencapai akhir pengelasan,

kurangi/perkecil sudut pembakar secara berangsur-angsur.

• Setelah penyambungan pertama selesai, konsultasikan hasilnya

dengan pembimbing/tutor.

• Ulangi latihan membuat sambungan tumpul kampuh I posisi

mendatar ini sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria

yang diminta.

• Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing.

Page 215: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

200

5. Gambar Kerja

°

30 - 40

60 - 70 °

80 - 90

° ° ° °

120

80

40

1 Pelat baja

lunak 40 x 120 x 3 mm

2 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

SAMBUNGAN “I” POSISI MENDATAR

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 216: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

201

6. Instrumen penilaian

Nama : …………………………………….

Group : ……………………………………

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

§ Kaca penyaring

dengan nomor

4 – 6

§ Pakaian kerja

§ Sepatu las

2.

Tekanan kerja

§ O2 = C2H2 = 50

kpa

3. Ukuran tip § Nomor 10

4. Nyala api las § Netral

5. Jumlah las catat § 3

6. Gap/celah § 1,5 mm – 2,0

mm

7.

Sudut pembakar

§ 60° - 70° sudut

samping

8.

Sudut bahan tambah

§ 30° - 40° sudut

samping

9. Pengisian bahan tambah § Pada kawah las

10. Gerakan pembakaran § Lurus

11. Gerakan bahan tambah § Naik turun

12. Proses penembusam § Terdapat key

hole

13. Pembersih hasil las § Penjepit dan

sikat baja

Page 217: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

202

b. Hasil/produk

Skor No

.

Aspek yang

diminta Kriteria

4 3 2 1 0

Standar

minimal

TL/

L

1. Lebar lajur • 4 +0,5mm 4

2. Perpaduan • 100% +0-

5%

3

3. Sambungan

jalur

• Rata±0,5 3

4. Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

3

5. Panjang

overlap

• 0+5%

3

6. Perubahan

Bentuk

• 0+2,5°

3

7. Scale pada

permukaan

• 0+5mm² 3

Page 218: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

203

Bidang Keahlian : Teknik Mesin

Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

Program Spesialisasi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,

Pematrian, Pemotongan dengan Panas

dan Pemanasan

Tingkat : I (satu)

Waktu Standar : 8 Jam

1. Jenis Tes :

Pengelasan sambungan tumpul kampuh I pelat baja lunak posisi tegak

arah naik dengan memenuhi kiteria :

• Lebar jalur 7 mm.

• Tinggi jalur 1 mm.

• Bentuk jalur cembung.

• Sambungan jalur rata.

• Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

• Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

• Panjang undurcut maksimum 10 %.

• Tinggi penetrasi 0,5 mm.

• Panjang penetrasi minimum 90 %.

• Perubahan bentuk maksimum 5 %.

• Kebersihan scale pada permukaan 0.

• Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :

a. Alat :

• Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang, kecuali

tip/ mulut pembakar).

• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.

• Satu set alat bantu pengelasan.

b. Bahan :

• Pelat baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm, jumlah 2 buah.

• Kawat las, jenis baja lunak berdiameter 2,0 mm.

Page 219: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

204

3. Keselamatan kerja :

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan

dengan benar.

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah

terbakar.

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi

pengelasan dan sekitarnya.

4. Langkah Kerja

a. Gunakan pelat baja lunak ukuran 150 x 30 x 2, jumlah secukupnya.

Bahan pengisi yaitu baja lunak diameter 2,0 mm.

b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ ujung

yang tajam supaya dihaluskan.

c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.

d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai

dan satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.

e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang

benar kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.

f. Membuat las catat pada posisi dibawah tangan. Las catat dibuat pada

3 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang lebih 2,0 mm.

g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi

tegak arah naik; tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan tinggi

mata pengelas.

h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan

mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti

nyala dan permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut pembakar

0 ° - 10°, sudut samping pembakar dan bahan pengisi 90°.

i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk key hole (lubang

kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap. Selesaikan

penyambungan jalur pertama dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

Page 220: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

205

• Gerakkan pembakar setengah melingkar.

• Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

• Sudut pembakar 0° - 10° terhadap garis horizontal dan sudut

samping pembakar 90°.

• Sudut bahan pengisi 30° - 40° terhadap benda kerja dan sudut

sampingnya 90°.

• Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk key hole.

• Jarak inti nyala terhadap permukaan bahan 2 mm – 3 mm.

j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, secara berangsur-angsur

sudut pembakar diperkecil.

Page 221: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

206

5. Gambar Kerja

10

30 - 40

°

° °

20120

2 Pelat baja

linak 50 x 120 x 3 mm

1 buah

1 Pelat baja lunak

30 x 120 x 3 mm

1 buah

Nama bagian No. Bagian

Bahan Ukuran Keterangan

Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Digambar

Dilihat Diperiksa

MEMBUAT SAMBUNGAN “I” POSISI TEGAK ARAH NAIK

Non Skala

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Page 222: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

207

6. Instrumen penilaian

Nama : ………………………………………..

Group : ………………………………………..

a. Proses

Cek list No. Aspek yang diamati Kriteria

Benar Salah

1.

Penggunaan alat

pelindung diri

• Kaca penyaring

dengan nomor 4 –

6

• Pakaian kerja

• Sepatu las

2. Takanan Kerja • O2 = C2H2 = 50 kpa

3. Ukuran tip • Nomor 10

4. Nyala api las • Netral

5. Jumlah las catat • 3 buah

6. Gap/celah • 1,5 mm – 2,0 mm

7.

Sudut pembakar

• 80° - 90° sudut

samping

8.

Sudut bahan tambah

• 30° - 40° sudut

samping

9. Pengisian bahan tambah • Pada kawah las

10. Gerakan pembakaran • Lurus

11. Gerakan bahan tambah • Naik turun

12. Pembersih hasil las • Penjepit dan sikat

baja

Page 223: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

208

b. Hasil/produk

Skor

No.

Aspek

yang

diminta

Kriteria 4 3 2 1 0 Standar

minimal

TL/

L

1. Lebar lajur • 3±1,-0mm 3

2. Tinggi jalur • 2 +1,-0mm 3

3. Bentuk jalur • Rata+1,-0mm 3

4.

Sambungan

jalur

• Rata+0,5mm 3

5.

Beda

permukaan

jalur

• 0±0,5mm

3

6.

Perubahan

sudut

• 0+2,5° 3

7.

Scale pada

permukaan

• 0+10mm2° 3

8. Porositas • Luas0+5m²

• Jumlah0+1bua

h

2

2

Page 224: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

209

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan Tanggal: ……………………….. Peserta Pelatihan telah dinilai dan dinyatakan (coret yang tidak diperlu ) KOMPETEN BELUM KOMPETEN Nama Peserta Pendidikan Pelatihan Nama Penilai ………………………………………… ……………………………………… Tanda Tangan Tanda Tangan ………………………………………… ……………………………………….

Komentar/Saran (Penilai akan membuat komentar tambahan yang akan menjelaskan tentang

penilaian yang diberikan)

…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

Page 225: melaksanakan_prosedur_pengelasan_pematrian_dengan_pemanasan.pdf

DAFTAR PUSTAKA

1. Gatot Bintor, Dasar-dasar Pekerjaan Las, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta, 1999. 2. Direktorat Dikmenjur Depdiknas, Pedoman Evaluasi Belajar Sekolah

menengah Kejuruan, Jakarta, 1999. 3. Didikh Suryana, Djaedar Sidabutar, Petunjuk Praktek Las Listrik 1,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1978. 4. Engineering Industry Training Board, Modul D21 Thick Plate Working

II, Clarendon Road, Watfrod WD1 11LB, 1977. 5. Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura, Teknologi Pengelasan

Logam, Pradnya Paramita, 1979. 6. Indonesia Australia Partnership for Skills Development – Metals Project,

Metals Project Competence Based Training Conference, Jakarta, 2001.

7. Indonesia Australia Partnership for Skills Development – Metals Project,

Meta & Engeenering Competency Standard, Jakarta, 2001. 8. Jaenudin, Wahyu M. Sueb, Gambar Fabrikasi Logam, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1993. 9. Sri Widharto, Buku Pedoman Ahli Pemasangan Pipa, Pradnya

Paramita, 2001. 10. Sri Widharto, PetKinerja Las, Pradnya Paramita, 2001. 11. Tim KBM Mesin, Lembaran Kerja Untuk Tingkat Satu Bidang

Keahlian Teknik Mesin, Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan, 2003.

12. Untung W, Yusuf Tinting, Modul : DJ Las Gas, Pusat Pengembangan

Penataran Guru Teknologi Bandung, 1997.