medium.pdf

26
LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi Umum dengan judul “MEDIUM” disusun oleh : Nama : Abdul Wahab Hadada NIM : 60300107005 Kelompok : III (tiga) Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten atau koordinator asisten maka dinyatakan diterima. Gowa, November 2009 Koordinator Asisten Asisten ( Haniah, S.Si ) ( Haeriah ) Mengetahui Dosen Penanggung Jawab ( Hafsah, S.Si M.Si )

Upload: abdul-wahab-hadada

Post on 24-Apr-2015

588 views

Category:

Documents


57 download

TRANSCRIPT

Page 1: Medium.pdf

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi Umum dengan judul “MEDIUM”

disusun oleh :

Nama : Abdul Wahab Hadada NIM : 60300107005 Kelompok : III (tiga) Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten atau koordinator asisten maka

dinyatakan diterima.

Gowa, November 2009

Koordinator Asisten Asisten

( Haniah, S.Si ) ( Haeriah )

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

( Hafsah, S.Si M.Si )

Page 2: Medium.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan

makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk

mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya

membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan

tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses

nutrisi. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan

sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan

energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber

energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor

pertumbuhan, dan nitrogen1.

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak

jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam

proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk

menghindari kontaminasi pada media2.

1Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba.

http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-kehidupan-mikroba/.

2Ibid.

Page 3: Medium.pdf

B. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah untuk

mengetahui beberapa jenis mikroba berdasarkan komposisi dan konsistensinya.

Page 4: Medium.pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme sebagai mahluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya

sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tumbuhannya, seperti

dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut

disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan

suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya.

Semua reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.

Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya

dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator

organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat

memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokomia sangat

dibutuhkan3.

Telah diketahui bahwa mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai

macam jenis dan sifat fisiologis yang beragam, dimana mikroorganisme tersebut

mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-beda pula. Namun demikian

susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama yaitu terdiri atas air yang

merupakan bagian terbesar yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen

3 Natsir Djide dan Sartini, Mikrobiologi farmasi Dasar (Universitas Hasanuddin: Makassar,

2006). h. 126.

Page 5: Medium.pdf

lainnya seperti protoplasma, dinding sel, membran protoplasma, cadangan makanan

(lemak, polisakarida, polifosfat, protein dan lain-lain) yang berat keringnya kurang

lebih 0-20%4.

1. Penggolongan nutrisi mikroba

Mikroba dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan nutrisi

yang diperlukan, sumber energinya dan elektronnya.

a. Berdasarkan nutrisi yang diperlukan, mikroba digolongkan atas:

1. Autotrof, jika karbondioksida (CO2) digunakan sebagai satu-satunya sumber

karbon.

2. Heterotrof, jika sumber karbon adalah senyawa organik.

b. Berdasarkan sumber energinya dibedakan atas:

1. Fototrof, jika energi berasal dari sinar matahari

2. Kemototrof, jika energi berasal dari senyawa kimia.

c. Berdasarkan atas sumber elektron dibedakan atas:

1. Litotrof, jika sumber elektron berasal dari senyawa organik.

2. Organotrof, jika sumber berasal dari senyawa organik5.

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan

(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.

Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan

medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,

4 Ibid. 5 Hafsah, Mikrobiologi Umum, (Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar, 2009). h. 71.

Page 6: Medium.pdf

yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan

vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan

mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan

pemadat 50%6.

2. Medium pertumbuhan mikroba

Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan harus

mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.

Campuran bahan-bahan (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi,

menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikroba tersebut dinamakan

medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba diklasifikasikan

berdasarkan komposisi atau susunan kimia, konsistensi dan sifatnya.

a. Klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia digolongkan

menjadi 4, yaitu:

1. Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.

2. Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.

3. Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui

komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik

misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa

organik serta vitamin-vitamin.

4. Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya

secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef,

6 Ratna Hadietomo, Mikrobiologi Dalam Praktek, (PT. Gramedia: Jakarta, 1990). h. 61.

Page 7: Medium.pdf

ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh NA, NB,

PDA.

b. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi 4

kelompok, yaitu :

1. Medium cair, yaitu medium berbentuk cair.

2. Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan

pemadat ±15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah),

misalnya medium wortel, kentang, dedak dan lain-lain, atau medium anorganik

misalnya silika gel.

3. Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat

(±10%).

4. Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas

berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini

mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas

keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium

agar tegakdan medium agar miring).

c. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan,

yaitu:

1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan

menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA)

untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk

menstimulir pertumbuhan fungi.

Page 8: Medium.pdf

2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan

mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia

tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.

3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan

tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini

dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit

dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-

Extract-poptasium Nitrat Agar.

4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang

akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam

suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-

bahan kimia lainnya.

5. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia

atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh

memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan

dengan jenis lainnya.

6. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang

digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri

misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.

Page 9: Medium.pdf

7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan

untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk

menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur7.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada satu substrat

yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan

mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan

kebutuhan. Jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa

mikroorganisme dapat hidup pada medium yang sangat sederhana yang hanya

mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik, seperti gula,

sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan medium yang sangat kompleks yaitu

berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya8.

Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging,

trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai

lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium

sintetik mungkin sangat rumit atau atau sangat berbeda sesuai dengan

mikroorganisme tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium

sintetik hanya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium

penelitian. Banyak medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang

mengandung makanan9.

7 Hafsah, loc. cit. h. 71-73. 8 Iptek, http://www.berita iptek.com/images/ratnon, (09 November 2009). 9 Pelozar, Dasar-Dasar Mikrobiologi, (Universitas Indonesia: Jakarta, 1996). h. 87.

Page 10: Medium.pdf

Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat

pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.

Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe

holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk

cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat

menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut

sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler10.

Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan

sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan

energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber

energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor

pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media

pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik

oranisme baru11.

Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana

yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan

dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air

selokan (gorong), atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan

10 Mikrobiologi, http://avalonstar.com/, (09 Nonvember 2009). 11 Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009).

Page 11: Medium.pdf

sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan jenis organisme yang

dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu12.

12 Media pertumbuhan bakteri, http://www.blogger.com/blog-this-g, (09 November 2009).

Page 12: Medium.pdf

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kali ini adalah :

Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2009

Pukul : 15.00 – 19.00 Wita

Tempat : Laboratorium Biologi Gedung B Lantai III

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Samata, Gowa.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah labu erlenmeyer,

gelas kimia, gelas ukur, neraca analitik, batang pengaduk, bunsen, otoklaf, kulkas,

corong, pisau, dan kompor gas.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kentang,

dekstrosa, bacto agar, air suling, tauge, sukrosa, ekstrak beef, pepton, laktosa, dan

kertas saring.

Page 13: Medium.pdf

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah:

1. Pembuatan medium NA (Natrium Agar)

a. Menimbang dengan teliti masing-masing bahan (ekstrak beef, pepton, bacto

agar), lalu melarutkannya dalam aquadest 500 ml, kemudian memanaskannya

sambil mengaduknya hingga homogen.

b. Menutup wadah dengan baik, kemudian mensterilkannya dalam otoklaf pada

tekanan 2 atm, suhu 121oC selama 15 menit.

2. Pembuatan medium NB (Natrium Broth)

a. Menimbang dengan teliti masing-masing bahan (ekstrak beef dan pepton), lalu

melarutkannya dalam aquadest 500 ml, kemudian memanaskannya sambil

mengaduknya hingga homogen.

b. menutup wadah dengan baik, kemudian mensterilkannya dalam otoklaf pada

tekanan 2 atm, suhu 121oC selama 15 menit.

3. Pembuatan medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)

a. Memotong kentang menyerupai dadu, lalu menimbang semua bahan (kentang,

dekstrosa, dan bacto agar) dengan teliti.

b. Merebus kentang dalam air 250 ml hingga mendidih selama 20 menit. Lau

menyaring dengan kertas saring.

c. Memasukkan dekstrosa dan bacto agar ke dalam ekstrak kentang, lalu mengaduk

hingga homogen.

d. Menutup wadah dengan kapas lalu mensterilkannya dalam otoklaf.

Page 14: Medium.pdf

4. Pembuatan medium TEA (tauge Ekstrak Agar)

a. Menimbang bahan denga teliti (tauge, sukrosa, dan bacto agar), kemudian

merebus tauge dalam aquadest 1000 ml, hingga mendidih selama 15 menit, lalu

menyaringnya dengan kertas saring.

b. Memasukkan sukrosa dan bacto agar, lau mengaduknya hingga homogen dan

menutup wadahnya.

c. mensterilkannya dalam otoklaf.

5. Pembuatan medium TEB (TAuge Ekstrak Broth)

a. Menimbang bahan dengan teliti (tauge dan sukrosa), kemudian merebus tauge

dalam aquadest 1000 ml, hingga mendidih selama 15 menit, lalu menyaringnya

dengan kertas saring.

b. Memasukkan sukrosa ke dalamnya, lalu mengaduknya hingga homogen dan

menutup wadahnya.

c. Mensterilkannya dalam otoklaf.

6. Pembuatan medium LB (Lactose Broth)

a. Menimbang seluruh bahan dengan teliti ( ekstrak beef, pepton, dan laktosa) lalu

melarutkannya ke dalam aquadest 500 ml, lalu mengaduknya hingga homogen

b. Mentup wadah dengan kapas, lalu mensterilkannya dalam otoklaf.

Page 15: Medium.pdf

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi

Keterangan

A B

a. Sebelum sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Cair

b. Setelah sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Padat

Nama medium : NA Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi

Keterangan

A B

a. Sebelum sterilisasi warna : Coklat bata konsistensi : Cair

b. Setelah sterilisasi warna : Coklat bata konsistensi : Cair

Nama medium : NB

Page 16: Medium.pdf

Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi

Keterangan

A B

a. Sebelum sterilisasi warna :Kuning keruh konsistensi : Cair

b. Setelah sterilisasi warna : Kuning keruh konsistensi : Padat

Nama medium : PDA Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi

Keterangan

A B

a. Sebelum sterilisasi warna : Kuning keruh konsistensi : Cair

b. Setelah sterilisasi warna : Kuning keruh konsistensi : Padat

Nama medium : TEA \

Page 17: Medium.pdf

Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi

Keterangan

A B

a. Sebelum sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Cair

b. Setelah sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Cair

Nama medium : TEB Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi

Keterangan

A B

a. Sebelum sterilisasi warna : Kuning muda konsistensi : Cair

b. Setelah sterilisasi warna : Kuning muda konsistensi : Cair

Nama medium : LB

Page 18: Medium.pdf

B. Analisis Data

1. Nutrien Agar (NA) Ekstrak beef = 1,5 gr x 500 ml = 1,5 gr 500

Pepton = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr

500

Bacto agar = 7,5 gr x 500 ml = 7,5 gr 500

Air suling = 500 ml x 500 ml= 500 ml 500

2. Nutrien Broth (NB)

Ekstrak beef 1,5 gr = 1,5 gr x 500 ml = 1,5 gr 500

Pepton = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr 500

Air suling = 500 ml x 500 ml= 500 ml

500

3. Potato Dekstrosa Agar (PDA)

Kentang = 100 gr x 250 ml = 50 gr 500

Dekstrosa = 7,5 gr x 250 ml = 3,75 gr

500

Bacto agar = 7,5 gr x 250 ml = 3,75 gr 500

Air suling = 250 ml x 250 ml = 125 ml 500

4. Tauge ekstrak Agar (TEA)

Page 19: Medium.pdf

Tauge = 50 gr x 50 = 5 gr 500

Sukrosa = 30 gr x 50 = 3 gr 500

Bacto agar = 7,5 gr x 50 = 0,75 gr 500

Air suling = 50 ml x 50 = 50 ml 500

5. Tauge Ekstrak Broth (TEB)

Tauge = 50 gr x 50 = 5 gr 500

Sukrosa = 30 gr x 50 = 3 gr 500

Air suling = 50 ml x 50 = 50 ml 500

6. Lactose Broth (LB)

Ekstrak beef = 1,5 gr x 500 ml = 1,5 gr 500

Pepton = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr 500

Lactosa = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr 500

Air suling = 500 ml x 500 ml= 500 ml 500

Page 20: Medium.pdf

C. Pembahasan

1. Medium NA (Nutrien Agar)

Medium NA, berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk

padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat

miring atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium

organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya

belum ditentukan secara pasti13.

Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada

permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat

dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk

membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir

pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen14.

NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk

menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatannya adalah:

- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.

- Ekstrak beef, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin,

dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.

- Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.

13 Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009).

14 Ibid.

Page 21: Medium.pdf

- Aquades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan15.

Pada pengamatan kali ini medium NA sebelum disterilisasikan warnanya

coklat dan mempunyai konsistensi yang cair, setelah disterilisasikan warnanya tetap

coklat tetapi konsistensinya menjadi padat.

2. Natrien Broth (NB)

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.

Intinya sama dengan nutrient agar, tetapi NB tidak menggunakan bahan agar.

Pada pengamatan kali ini medium NB sebelum disterilisasikan warnanya

coklat bata dan memiliki konsistensi yang cair, setelah dilakukan sterilisasikan

warnanya tetap coklat bata dan konsistensinya juga tetap cair karena tidak

menggunakan agar sebagai bahan pemadat.

3. Potato Dekstrosa Agar (PDA)

Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan kapang

dan jamur. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah

non-sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi

kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk medium padat karena dalam

pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan pemadat. Berdasarkan fungsinya,

medium PDA ini termasuk medium umum karena dapat digunakan untuk

menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan medium PDA adalah:

- Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.

15 Ibid.

Page 22: Medium.pdf

- Dextrose sebagai sumber enegi dan sebagai sumber karbon.

- Agar, sebagai bahan pemadat medium.

- Aquades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber O216.

Pada pengamatan kali ini medium PDA sebelum disterilisasikan warnanya

kuning keruh dan memiliki konsistensi cair, setelah disterilisasikan warnanya tetap

kuning keruh tetapi konsistensinya padat karena menggunakan agar sebagai bahan

pemadat.

4. Tauge ekstrak Agar (TEA)

Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang).

Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid

medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-

bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-sintetik karena

tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan

secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium),

karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain.

Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan

jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:

- Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi

vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.

- Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber

energi bagi mikroba.

16 Ibid.

Page 23: Medium.pdf

- Aquades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan17.

Pada pengamatan kali ini medium TEA sebelum disterilisasikan warnanya

coklat bata dan konsistensinya cair, setelah disterilisasikan warnanya tetap coklat bata

dan konsistensinya juga tetap cair.

5. Tauge Ekstrak Broth (TEB)

Tauge Ekstrak Broth atau TEB, komposisi dan cara pembuatannya sama

dengan TEA, tetapi TEB tidak menggunakan bahan agar sebagai pemadat.

Pada pengamatan kali ini medium TEB warnanya coklat dan memiliki

konsistensi yang cair sebelum disterilisasikan, setelah dilakukan sterilisasi warnanya

tetap coklat dan konsistensinya juga tetap cair.

6. Lactose Broth (LB)

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform

dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment

broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri

pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk

memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat

difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas

adalah presumptive test untuk koliform18.

17 Ibid. 18 Ibid.

Page 24: Medium.pdf

Pada pengamatan kali ini medium LB sebelum disterilisasikan mempunyai

warna kuning muda dan konsistensinya cair, setelah dipanaskan warnanya juga tetap

kuning muda dan konsistensinya tetap cair.

Page 25: Medium.pdf

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah bahwa

Medium merupakan substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrient)

yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.

Berdasarkan konsistensinya, medium dibagi atas 3 macam, yaitu :

a. Medium padat (holozoik), yaitu medium yang berbentuk padat, seperti medium

wortel, kentang,

b. Medium cair (holofitik), yaityu medium yang berbentuk cair, seperti medium

Nutrien Broth (NB), Tauge Ekstrak Beef (TEB), dan Lactose Broth (LB).

c. Medium Padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas

berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, seperti medium Nutrient

Agar (NA), Potato Dekstrosa Agar (PDA), dan Tauge Ekstrak Agar (TEA).

B. Saran

Adapun saran saya pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan

harus lebih serius dalam melakukan percobaan dan lebih teliti dalam melakukan

pembuatan medium, agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

Page 26: Medium.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Hadietomo, Ratna. Mikrobiologi Dalam Praktek, PT. Gramedia: Jakarta, 1990. Hafsah, S.Si M,Si. Mikrobiologi Umum, Universitas Islam Negeri Alauddin:

Makassar, 2009. Iptek, http://www.berita iptek.com/images/ratnon, (09 November 2009). Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009). Media pertumbuhan bakteri, http://www.blogger.com/blog-this-g, (09 November

2009). Mikrobiologi, http://avalonstar.com/, (09 Nonvember 2009).

Natsir Djide, Drs. Mikrobiologi farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin: Makassar, 2006.

Pelozar, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia: Jakarta, 1996.