medium.pdf
TRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi Umum dengan judul “MEDIUM”
disusun oleh :
Nama : Abdul Wahab Hadada NIM : 60300107005 Kelompok : III (tiga) Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten atau koordinator asisten maka
dinyatakan diterima.
Gowa, November 2009
Koordinator Asisten Asisten
( Haniah, S.Si ) ( Haeriah )
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
( Hafsah, S.Si M.Si )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan
makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk
mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya
membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan
tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses
nutrisi. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen1.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam
proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media2.
1Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-kehidupan-mikroba/.
2Ibid.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui beberapa jenis mikroba berdasarkan komposisi dan konsistensinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai mahluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya
sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tumbuhannya, seperti
dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut
disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan
suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya.
Semua reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.
Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya
dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator
organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat
memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokomia sangat
dibutuhkan3.
Telah diketahui bahwa mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai
macam jenis dan sifat fisiologis yang beragam, dimana mikroorganisme tersebut
mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-beda pula. Namun demikian
susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama yaitu terdiri atas air yang
merupakan bagian terbesar yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen
3 Natsir Djide dan Sartini, Mikrobiologi farmasi Dasar (Universitas Hasanuddin: Makassar,
2006). h. 126.
lainnya seperti protoplasma, dinding sel, membran protoplasma, cadangan makanan
(lemak, polisakarida, polifosfat, protein dan lain-lain) yang berat keringnya kurang
lebih 0-20%4.
1. Penggolongan nutrisi mikroba
Mikroba dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan nutrisi
yang diperlukan, sumber energinya dan elektronnya.
a. Berdasarkan nutrisi yang diperlukan, mikroba digolongkan atas:
1. Autotrof, jika karbondioksida (CO2) digunakan sebagai satu-satunya sumber
karbon.
2. Heterotrof, jika sumber karbon adalah senyawa organik.
b. Berdasarkan sumber energinya dibedakan atas:
1. Fototrof, jika energi berasal dari sinar matahari
2. Kemototrof, jika energi berasal dari senyawa kimia.
c. Berdasarkan atas sumber elektron dibedakan atas:
1. Litotrof, jika sumber elektron berasal dari senyawa organik.
2. Organotrof, jika sumber berasal dari senyawa organik5.
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
4 Ibid. 5 Hafsah, Mikrobiologi Umum, (Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar, 2009). h. 71.
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan
mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan
pemadat 50%6.
2. Medium pertumbuhan mikroba
Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan harus
mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.
Campuran bahan-bahan (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi,
menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikroba tersebut dinamakan
medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba diklasifikasikan
berdasarkan komposisi atau susunan kimia, konsistensi dan sifatnya.
a. Klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia digolongkan
menjadi 4, yaitu:
1. Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
2. Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
3. Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui
komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik
misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa
organik serta vitamin-vitamin.
4. Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya
secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef,
6 Ratna Hadietomo, Mikrobiologi Dalam Praktek, (PT. Gramedia: Jakarta, 1990). h. 61.
ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh NA, NB,
PDA.
b. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi 4
kelompok, yaitu :
1. Medium cair, yaitu medium berbentuk cair.
2. Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan
pemadat ±15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah),
misalnya medium wortel, kentang, dedak dan lain-lain, atau medium anorganik
misalnya silika gel.
3. Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat
(±10%).
4. Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas
berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini
mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas
keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium
agar tegakdan medium agar miring).
c. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan,
yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA)
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulir pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia
tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit
dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-
Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang
akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam
suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-
bahan kimia lainnya.
5. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur7.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada satu substrat
yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan. Jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik, seperti gula,
sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan medium yang sangat kompleks yaitu
berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya8.
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging,
trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai
lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium
sintetik mungkin sangat rumit atau atau sangat berbeda sesuai dengan
mikroorganisme tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium
sintetik hanya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium
penelitian. Banyak medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang
mengandung makanan9.
7 Hafsah, loc. cit. h. 71-73. 8 Iptek, http://www.berita iptek.com/images/ratnon, (09 November 2009). 9 Pelozar, Dasar-Dasar Mikrobiologi, (Universitas Indonesia: Jakarta, 1996). h. 87.
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat
pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe
holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler10.
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media
pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik
oranisme baru11.
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana
yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan
dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air
selokan (gorong), atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan
10 Mikrobiologi, http://avalonstar.com/, (09 Nonvember 2009). 11 Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009).
sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan jenis organisme yang
dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu12.
12 Media pertumbuhan bakteri, http://www.blogger.com/blog-this-g, (09 November 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kali ini adalah :
Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2009
Pukul : 15.00 – 19.00 Wita
Tempat : Laboratorium Biologi Gedung B Lantai III
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah labu erlenmeyer,
gelas kimia, gelas ukur, neraca analitik, batang pengaduk, bunsen, otoklaf, kulkas,
corong, pisau, dan kompor gas.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kentang,
dekstrosa, bacto agar, air suling, tauge, sukrosa, ekstrak beef, pepton, laktosa, dan
kertas saring.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah:
1. Pembuatan medium NA (Natrium Agar)
a. Menimbang dengan teliti masing-masing bahan (ekstrak beef, pepton, bacto
agar), lalu melarutkannya dalam aquadest 500 ml, kemudian memanaskannya
sambil mengaduknya hingga homogen.
b. Menutup wadah dengan baik, kemudian mensterilkannya dalam otoklaf pada
tekanan 2 atm, suhu 121oC selama 15 menit.
2. Pembuatan medium NB (Natrium Broth)
a. Menimbang dengan teliti masing-masing bahan (ekstrak beef dan pepton), lalu
melarutkannya dalam aquadest 500 ml, kemudian memanaskannya sambil
mengaduknya hingga homogen.
b. menutup wadah dengan baik, kemudian mensterilkannya dalam otoklaf pada
tekanan 2 atm, suhu 121oC selama 15 menit.
3. Pembuatan medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)
a. Memotong kentang menyerupai dadu, lalu menimbang semua bahan (kentang,
dekstrosa, dan bacto agar) dengan teliti.
b. Merebus kentang dalam air 250 ml hingga mendidih selama 20 menit. Lau
menyaring dengan kertas saring.
c. Memasukkan dekstrosa dan bacto agar ke dalam ekstrak kentang, lalu mengaduk
hingga homogen.
d. Menutup wadah dengan kapas lalu mensterilkannya dalam otoklaf.
4. Pembuatan medium TEA (tauge Ekstrak Agar)
a. Menimbang bahan denga teliti (tauge, sukrosa, dan bacto agar), kemudian
merebus tauge dalam aquadest 1000 ml, hingga mendidih selama 15 menit, lalu
menyaringnya dengan kertas saring.
b. Memasukkan sukrosa dan bacto agar, lau mengaduknya hingga homogen dan
menutup wadahnya.
c. mensterilkannya dalam otoklaf.
5. Pembuatan medium TEB (TAuge Ekstrak Broth)
a. Menimbang bahan dengan teliti (tauge dan sukrosa), kemudian merebus tauge
dalam aquadest 1000 ml, hingga mendidih selama 15 menit, lalu menyaringnya
dengan kertas saring.
b. Memasukkan sukrosa ke dalamnya, lalu mengaduknya hingga homogen dan
menutup wadahnya.
c. Mensterilkannya dalam otoklaf.
6. Pembuatan medium LB (Lactose Broth)
a. Menimbang seluruh bahan dengan teliti ( ekstrak beef, pepton, dan laktosa) lalu
melarutkannya ke dalam aquadest 500 ml, lalu mengaduknya hingga homogen
b. Mentup wadah dengan kapas, lalu mensterilkannya dalam otoklaf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi
Keterangan
A B
a. Sebelum sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Cair
b. Setelah sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Padat
Nama medium : NA Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi
Keterangan
A B
a. Sebelum sterilisasi warna : Coklat bata konsistensi : Cair
b. Setelah sterilisasi warna : Coklat bata konsistensi : Cair
Nama medium : NB
Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi
Keterangan
A B
a. Sebelum sterilisasi warna :Kuning keruh konsistensi : Cair
b. Setelah sterilisasi warna : Kuning keruh konsistensi : Padat
Nama medium : PDA Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi
Keterangan
A B
a. Sebelum sterilisasi warna : Kuning keruh konsistensi : Cair
b. Setelah sterilisasi warna : Kuning keruh konsistensi : Padat
Nama medium : TEA \
Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi
Keterangan
A B
a. Sebelum sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Cair
b. Setelah sterilisasi warna : Coklat konsistensi : Cair
Nama medium : TEB Laboratorium Biologi Sains Bagian Mikrobiologi
Keterangan
A B
a. Sebelum sterilisasi warna : Kuning muda konsistensi : Cair
b. Setelah sterilisasi warna : Kuning muda konsistensi : Cair
Nama medium : LB
B. Analisis Data
1. Nutrien Agar (NA) Ekstrak beef = 1,5 gr x 500 ml = 1,5 gr 500
Pepton = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr
500
Bacto agar = 7,5 gr x 500 ml = 7,5 gr 500
Air suling = 500 ml x 500 ml= 500 ml 500
2. Nutrien Broth (NB)
Ekstrak beef 1,5 gr = 1,5 gr x 500 ml = 1,5 gr 500
Pepton = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr 500
Air suling = 500 ml x 500 ml= 500 ml
500
3. Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Kentang = 100 gr x 250 ml = 50 gr 500
Dekstrosa = 7,5 gr x 250 ml = 3,75 gr
500
Bacto agar = 7,5 gr x 250 ml = 3,75 gr 500
Air suling = 250 ml x 250 ml = 125 ml 500
4. Tauge ekstrak Agar (TEA)
Tauge = 50 gr x 50 = 5 gr 500
Sukrosa = 30 gr x 50 = 3 gr 500
Bacto agar = 7,5 gr x 50 = 0,75 gr 500
Air suling = 50 ml x 50 = 50 ml 500
5. Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Tauge = 50 gr x 50 = 5 gr 500
Sukrosa = 30 gr x 50 = 3 gr 500
Air suling = 50 ml x 50 = 50 ml 500
6. Lactose Broth (LB)
Ekstrak beef = 1,5 gr x 500 ml = 1,5 gr 500
Pepton = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr 500
Lactosa = 2,5 gr x 500 ml = 2,5 gr 500
Air suling = 500 ml x 500 ml= 500 ml 500
C. Pembahasan
1. Medium NA (Nutrien Agar)
Medium NA, berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk
padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat
miring atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium
organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya
belum ditentukan secara pasti13.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada
permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat
dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk
membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir
pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen14.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk
menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatannya adalah:
- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
- Ekstrak beef, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin,
dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
- Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.
13 Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009).
14 Ibid.
- Aquades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan15.
Pada pengamatan kali ini medium NA sebelum disterilisasikan warnanya
coklat dan mempunyai konsistensi yang cair, setelah disterilisasikan warnanya tetap
coklat tetapi konsistensinya menjadi padat.
2. Natrien Broth (NB)
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
Intinya sama dengan nutrient agar, tetapi NB tidak menggunakan bahan agar.
Pada pengamatan kali ini medium NB sebelum disterilisasikan warnanya
coklat bata dan memiliki konsistensi yang cair, setelah dilakukan sterilisasikan
warnanya tetap coklat bata dan konsistensinya juga tetap cair karena tidak
menggunakan agar sebagai bahan pemadat.
3. Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan kapang
dan jamur. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah
non-sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi
kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk medium padat karena dalam
pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan pemadat. Berdasarkan fungsinya,
medium PDA ini termasuk medium umum karena dapat digunakan untuk
menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan medium PDA adalah:
- Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.
15 Ibid.
- Dextrose sebagai sumber enegi dan sebagai sumber karbon.
- Agar, sebagai bahan pemadat medium.
- Aquades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber O216.
Pada pengamatan kali ini medium PDA sebelum disterilisasikan warnanya
kuning keruh dan memiliki konsistensi cair, setelah disterilisasikan warnanya tetap
kuning keruh tetapi konsistensinya padat karena menggunakan agar sebagai bahan
pemadat.
4. Tauge ekstrak Agar (TEA)
Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang).
Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid
medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-
bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-sintetik karena
tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan
secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium),
karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain.
Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan
jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:
- Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi
vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
- Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber
energi bagi mikroba.
16 Ibid.
- Aquades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan17.
Pada pengamatan kali ini medium TEA sebelum disterilisasikan warnanya
coklat bata dan konsistensinya cair, setelah disterilisasikan warnanya tetap coklat bata
dan konsistensinya juga tetap cair.
5. Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Tauge Ekstrak Broth atau TEB, komposisi dan cara pembuatannya sama
dengan TEA, tetapi TEB tidak menggunakan bahan agar sebagai pemadat.
Pada pengamatan kali ini medium TEB warnanya coklat dan memiliki
konsistensi yang cair sebelum disterilisasikan, setelah dilakukan sterilisasi warnanya
tetap coklat dan konsistensinya juga tetap cair.
6. Lactose Broth (LB)
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri
pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas
adalah presumptive test untuk koliform18.
17 Ibid. 18 Ibid.
Pada pengamatan kali ini medium LB sebelum disterilisasikan mempunyai
warna kuning muda dan konsistensinya cair, setelah dipanaskan warnanya juga tetap
kuning muda dan konsistensinya tetap cair.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah bahwa
Medium merupakan substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrient)
yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Berdasarkan konsistensinya, medium dibagi atas 3 macam, yaitu :
a. Medium padat (holozoik), yaitu medium yang berbentuk padat, seperti medium
wortel, kentang,
b. Medium cair (holofitik), yaityu medium yang berbentuk cair, seperti medium
Nutrien Broth (NB), Tauge Ekstrak Beef (TEB), dan Lactose Broth (LB).
c. Medium Padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas
berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, seperti medium Nutrient
Agar (NA), Potato Dekstrosa Agar (PDA), dan Tauge Ekstrak Agar (TEA).
B. Saran
Adapun saran saya pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan
harus lebih serius dalam melakukan percobaan dan lebih teliti dalam melakukan
pembuatan medium, agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hadietomo, Ratna. Mikrobiologi Dalam Praktek, PT. Gramedia: Jakarta, 1990. Hafsah, S.Si M,Si. Mikrobiologi Umum, Universitas Islam Negeri Alauddin:
Makassar, 2009. Iptek, http://www.berita iptek.com/images/ratnon, (09 November 2009). Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009). Media pertumbuhan bakteri, http://www.blogger.com/blog-this-g, (09 November
2009). Mikrobiologi, http://avalonstar.com/, (09 Nonvember 2009).
Natsir Djide, Drs. Mikrobiologi farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin: Makassar, 2006.
Pelozar, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia: Jakarta, 1996.