media quaranta edisi april-mei 2012

24
jendela informasi karantina pertanian Quaranta LIPUTAN UTAMA rapat kerja nasional Badan karantina pertanian 2012; mantapkan reformasi Birokrasi. MEDIA BERKATA Badan karantina pertanian masih disibukkan dengan pemberitaan media massa, seputar tiga permentan. 02 maret - april 2012 www.karantina.deptan.go.id BADAN KARANTINA PERTANIAN Kementerian Pertanian Kajian Teknis Lethal Yellowing Pada Kelapa Sawit

Upload: badan-karantina-pertanian

Post on 21-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Media Quaranta adalah Media Milik Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

jendela informasi karantina pertanian

Quarantaliputan utamarapat kerja nasional Badan karantina pertanian 2012; mantapkan reformasi Birokrasi.

media berkataBadan karantina pertanian masih disibukkan dengan pemberitaan media massa, seputar tiga permentan.

02maret - april 2012

www.karantina.deptan.go.id

BADAN KARANTINA PERTANIANKementerian Pertanian

Kajian Teknis Lethal Yellowing Pada Kelapa Sawit

Page 2: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

Page 3: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

Selamat menyongsong reformasi dengan semangat baru penuh optimisme tinggi demi wujudkan segala kinerja dan karya yang lebih baik. Edisi awal tahun 2012 ini redaksi Media Quaranta menghadirkan format baru. Rubrikasi

di format lama tetap tersajikan dalam format baru ini, namun dalam tampilan yang berbeda dengan harapan dan semangat ingin memberikan yang terbaik bagi pembaca. Semoga informasi-informasi yang kami hadirkan membuat pembaca setia Media Quaranta memperoleh informasi yang bermanfaat dalam mengembangkan kreatifitasnya demi pembangunan Karantina Pertanian. Tahun 2012, ditetapkan sebagai tahun Wasdak (Pengawasan dan Penindakan) oleh Kepala Badan karantina Pertanian. Sukses untuk kita semua.

Tahun Wasdakdari redaksi

Ir. Banun Harpini MSckepala Badan karantina Pertanian

pesan

EDISI NO.

Mar - Apr

2012

02

Pelindungkepala Badan karantina Pertanian

Pengarahsekretaris Badan karantina Pertanian, kepala Pusat karantina Tumbuhan dan keamanan hayati nabati, kepala Pusat karantina hewan dan keamanan hayati hewani, kepala Pusat kepatuhan kerjasama dan informasi Perkarantinaan

PemimPin redaksikepala Bagian kerjasama dan humas

redakTur Pelaksanakepala sub Bagian humas

sidang redaksikoordinator Fungsional karantina Tumbuhan, koordinator Fungsional karantina hewan, endah kartikawati, Puspita Wulansari, sumarsih, Pratiwi kumala dewi

dokumenTasihendri k.

sirkulasisumarsih

keuangan & adminisTrasisumaryanti, se

alamaT redaksikanpus deptan gedung eJl. harsono rm no. 3Jakarta 12550Tel: (021) 781 6480Fax: (021) 780 4337 email: [email protected]

konsulTan mediaotif (Visi kreatif Cemerlang)kompleks Pertanian loji no. 291Bogor 16117Tel: (0251) 926 2009Fax: (0251) 832 3569email: [email protected]

SuSunan redaKSi

3

Page 4: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012jumpa persseremoni

Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul dari berbagai media dan importir mengenai Permentan 88, 89 dan 90 yang baru saja dilaunching, Menteri Pertanian bersama Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang terkait dengan permentan tersebut mengadakan jumpa pers yang dilaksanakan di Ruang pola Gedung A Kantor Pusat Kementerian Pertanian.

Jumpa PersJakarTa, 16 FeBruari 2012

4

Page 5: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012indonesia feed the world & rakenasseremoni

Indonesia tidak hanya kaya akan sektor peternakan dan agri-bisnis tapi juga kaya akan sektor pangan. Langkah untuk mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi yang tidak selalu tergantung pada pemerintah. Melainkan kolaborasi serta sinergi antara pemerintah dan swasta. Dalam rangka mendukung semangat itu, pada 7 – 10 Februari lalu diadakan Pameran Pangan “Jakarta Food Security Summit, ‘Feed In-

Feed indonesia Feed The WorldJakarTa, 7 FeBruari 2012

donesia Feed The World’ yang bertempat di Jakarta Conven-tion Center (JCC). Acara ini dilaksanakan oleh PT Expotama Sinergi-Member of Debindo, diikuti oleh beberapa peserta pameran yang berasal dari Kementrian, Institusi Pemerin-tah dan Swasta, Pelaku Industri Pangan Nasional, Perguruan Tinggi, dan peserta lainnya yang terkait dengan produk per-tanian, kelautan dan perikanan, serta peternakan.

5

Page 6: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012pemusnahan jeroan-pt. Beefoodseremoni

Dalam rangka mencegah penyebaran Hama Penyakit Hewan karantina (HPHK), Balai Besar Karantina Per-tanian Tanjung Priok memusnahkan jeroan milik PT Beefood Indonesia karena tidak mamiliki ijin pema-sukan ke wilayah indonesia. Pemusnahan dilakukan di lingkungan PT Beefood sendiri di Cileungsi.

Pemusnahan Jeroan PT. Beefood

Cileungsi

6

Page 7: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012indonesia feed the world & rakenasseremoni

Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, akan melakukan tindakan pemusnahan terhadap komoditi Biji Gandum (Triticum aestivum) yang berasal dari Rusia se-banyak 861,45 ton (35 kontainer, 20 feet). Biji gandum ini terinfeksi oleh cendawan Tilletia tritici dan Tilletia laevis yang termasuk golongan OPTK (Organisme Peng-ganggu Tanaman Karantina) A1. Tindakan pemusnahan dilakukan dengan menggunakan metode dibakar atau heat treatment.

Pemusnahan Gandum Cilegon

JakarTa, 17 FeBruari 2012

7

Page 8: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012liputan utama

idenTiFikasi Permasalahan dan solusi PemeCahan diTahun 2011 dan Juga PemanTaPan Program Tahun 2012 serTa renCana PrioriTas

Tahun anggaran 2013 meruPakan ToPik uTama dalam raPaT kerJa nasional (rakernas) Badan karanTina PerTanian 2012.

Badan Karantina Pertanian

Mantapkan reformasi Birokrasi

8

Page 9: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

Rakernas ini diselenggarakan pada tanggal 8 s/d 10 Januari 2012 yng bertempat di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, Cibitung-Bekasi. Tema yang diangkat dalam Rakernas kali

ini adalah “Memantapkan terwujudnya Reformasi Birokrasi Lingkup Badan Karantina Pertanian”. Rakernas diikuti oleh seluruh jajaran Badan Karantina Pertanian baik dari Kantor Pusat maupun dari Unit Pelaksanan Teknis Karantina Pertanian di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam Rakernas ini diulas Rencana Kerja Sekretariat Badan, Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, dan Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan sebagai materi dari jajaran Karantina Pertanian di Kantor Pusat. Disamping itu disampaikan pula materi rencana kerja dari beberapa UPT KP yakni dari; BBKP Surabaya, BKP Kelas I Semarang dan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. Melengkapi diskusi dalam Rakernas, ditambahkan materi dan narasumber dari luar karantina seperti: 1) Sistem Pengendalian Internal (SPI) dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, 2) Pengadaan Barang dan Jasa dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah, 3) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Clearance Asset dari Sekretaris Utama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.

Penetapan KinerjaPenting untuk ditegaskan bahwa Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian 2010 – 2014 yang telah ditetapkan harus dijadikan pedoman dalam penjabaran pencapaian visi dan misi menuju karantina pertanian yang tangguh dan terpercaya. Oleh sebab itu, sasaran dan target pencapaian kinerja yang dapat diukur dengan jelas perlu dipersiapkan. Pencapaian kinerja yang sifatnya prioritas dan mempengaruhi sasaran akhir sebagaimana dituangkan dalam Renstra Barantan, wajib dikawal konsistensi dan kesinambungan pelaksanaannya serta menjadi kesepakatan dan komitmen bersama antara pimpinan dan staf sebagai penetapan kinerja yang dituangkan dalam bentuk kontrak kinerja.

Sekretariat Badan, indikator yang telah ditetapkan adalah Meningkatnya kualitas manajemen kinerja penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati. Sedangkan rumusan Kebijakan yang menjadi target Penetapan Kinerja Tahun 2012 adalah:1) Opini laporan Keuangan (WTP), 2) Kualifikasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), 3)

Terpenuhinya SDM yang sesuai dengan Standar kompetensi Badan Karantina Pertanian, 4) Indeks Budaya Kerja, minimal 70, 5) Tingkat penyelesaian rancangan peraturan yang sesuai dengan tata cara penyusunan peraturan perundangan terhadap rumusan kebijakan teknis, 6) Tingkat kepedulian masyarakat terhadap isu perkarantinaan minimal kenal.

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, indikator yang telah ditetapkan adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sedangkan rumusan Kebijakan yang menjadi target Penetapan kinerjanya adalah: 1) Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di Negara Asal, 2)Pedoman Biosafety Laboratorium, 3) Juknis Tindakan Karantina terhadap MBM dan Kulit Industri, 4) Pedoman Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa Produk Hewan berupa Telur dan Produk Susu, 5) Pedoman pelaksanaan pengawasan terhadap pemasukan Produk Rekayasa Genetik (PRG) dan 6) Pedoman Tindakan Karantina tehadap Bahan Patogen, Sediaan Biologik dan Obat Hewan.

Page 10: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, indikator yang telah ditetapkan adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sedangkan rumusan Kebijakan yang menjadi target Penetapan Kinerjanya adalah:1) Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT terhadap MP OPTK Non Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi, 2) Manual teknis perlakuan irradiasi, 3) Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Benih yang dimasukan dari Luar Negeri, 4) Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Wilayah RI, 5) Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain dan 6) Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Per-karantinaan, indikator yang telah ditetapkan adalah Jumlah Rumusan Kebijakan operasional pengawasan dan penindakan peraturan perundangan, kerjasama dan sistem informasi perkarantinaan hewan, tumbuhan dan keamanan hayati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimple-mentasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Se-dangkan rumusan Kebijakan yang menjadi target Penetapan Kinerjanya adalah :1) Kebijakan teknis pengawasan dan penindakan yang dapat

mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina.

2) Kerjasama yang harmonis dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan perkarantinaan pertanian dan ke-amanan hayati.

3) Sistem informasi yang optimal dalam mendukung mana-jemen dan operasional perkarantinaan pertanian dan keamanan.

Balai Besar Karantina Pertanian, indikator yang telah disepakati dan ditetapkan adalah : 1) Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan

pengawasan keamanan hayati.2) Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan

pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metoda yang diberlakukan.

3) Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang diserti-fikasi karantina.

4) Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa.

Selain itu Balai Besar Karantina Pertanian juga telah menetapkan target kinerja tahun 2012 diantaranya adalah:1) Akreditasi Laboratorium ISO/SNI 17025 : 2008.2) Sistem Manajemen Mutu Pelayanan ISO/SNI 9001: 2008.3) Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI).4) Jumlah dan jenis HPHK/OPTK dan keamanan pangan

yang diperiksa.

Balai Karantina Pertanian, indikator yang telah disepakati dan ditetapkan adalah : 1) Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan peng-

awasan keamanan hayati,2) Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan

pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metoda yang diberlakukan,

3) Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang diserti-fikasi karantina, dan

4) Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa.

Selain itu Balai Karantina Pertanian juga telah menetapkan target kinerja tahun 2012 diantaranya adalah : 1) Sistem Manajemen Mutu Pelayanan ISO/SNI 9001: 2008.2) Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI).3) Jumlah dan jenis HPHK/OPTK dan keamanan pangan

yang diperiksa.

Stasiun Karantina Pertanian, indikator yang telah disepakati dan ditetapkan adalah : 1) Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan peng-

liputan utama

10

Page 11: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

awasan keamanan hayati.2) Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan

pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metoda yang diberlakukan.

3) Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang diserti-fikasi karantina.

4) Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa.

Sedangkan target yang telah ditetapkan adalah : 1) Sistem Manajemen Mutu Pelayanan ISO/SNI 9001: 2008 2) Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

rencana Kegiatan nasionalBadan Karantina Pertanian telah menetapkan dua point Rencana Aksi Tahun 2012 yang meliputi: sosialisasi regulasi atau Peraturan Menteri Pertanian yang telah ditetapkan pada tahun 2011 yang lalu, antara lain Permentan no. 88, 89, 90 tahun 2011. Serta melakukan Pengawasan dan penindakan terhadap penerapan Peraturan Menteri Pertanian tersebut.

Pemberlakuan Permentan No. 88 Tahun 2011, tentang

Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan; Permentan No. 89 Tahun 2011, tentang Perubanhan Atas Peraturan Menteri Pertanian No. 37 Tahun 2006 tentang Persyaratan Teknis dan Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah-buahan dan/atau Sayuran Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia; dan Permentan No. 90 Tahun 2011, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian No. 18 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis dan Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Hasil Tumbuhan Hidup Berupa Sayuran Umbi Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, sangat penting untuk segera disosialisasikan kepada stakeholders karantina pertanian.

Fokus-Fokus Kegiatan OperasionalDalam rangka memantapkan terwujudanya reformasi birokrasi dilingkup Badan Karantina Pertanian, maka beberapa focus kegiatan operasional karantina pertanian ditetapkan, diantaranya adalah : 1) Implementasi kebijakan Permentan No. 50, 51 dan 52

tentang pemasukan Karkas, Daging dan Jeroan, pemasukan benih/bibit ternak dan bakalan/ternak potong.

2) Pelaksanaan Kewaspadaan Dini masuk dan menyebarnya HPHK/OPTK.

3) Pengembangan dan pembangunan Instalasi Karantina Terpadu.

4) Mempercepat serapan anggaran dengan target triwulan I sebesar 25%, triwulan II 60%, triwulan III 80%, triwulan IV 95%, serta tetap memperhatikan aspek prudential dan akuntabilitas;

5) Selaras dengan percepatan dan ketepatan sasaran penggunaan anggaran dalam pengadaan barang/jasa melalui penyedia dan swakelola tetap memperhatikan pedoman PP 54 tahun 2010 tentang pemilihan sistem pengadaan.

6) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Pertanian harus ditumbuhkembangkan pelaksanaannya di setiap UPT jajaran Barantan sebagai bagian administrasi perkantoran dalam fungsi pengawasan untuk menuju kedisiplinan penggunaan anggaran Negara yang dapat dipertanggung jawabkan, efesien/efektif, pelaporan yang handal, pengamanan asset Negara dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.

7) Berdasarkan hasil evalasi yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal, Kementerian Pertanian, jajaran Badan Karantina Pertanian harus memperbaiki Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

8) Peningkatan pemahaman dan implementasi kode etik pegawai Barantan.

9) Pembinaan kesehatan jasmani dan rohani pegawai Barantan melalui pembinaan olahraga tertentu yang diberikan tanggung jawab kepada beberapa UPT KP.

11

Page 12: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

JaJaraN BalaI KaraNTINa Pertanian

kelas i manado menghimbau kepada para

pengguna jasa karantina khususnya im-

portir produk hortikultura dapat lebih

proaktif dalam mendukung operasionali-

sasi perkarantinaan yang efektif dan ef-

esien. hal ini disampaikan saat digelar so-

sialisasi tiga Peraturan menteri Pertanian

terkait importasi produk hortikultura. so-

sialisasi ini dilaksanakan demi mewujud-

kan kepatuhan hukum atas pelaksanaan

peraturan perkarantinaan serta menum-

buh-kembangkan peran serta masyarakat

dalam pelaksanaan peraturan perundang-

undangan perkarantinaan.

Peraturan menteri Pertanian yang

disosialisasikan antara lain, Permentan

nomor : 88/Permentan/ PP.340/12/2011,

tentang Pengawasan keamanan Pangan

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran

Pangan segar asal Tumbuhan; nomor :

MaNaDO

importir diminta Lebih Proaktif

89/Permentan/oT.140/12/2011, tentang

Persyaratan Teknis dan Tindakan karan-

tina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah-

Buahan dan atau sayuran Buah segar

ke dalam Wilayah nkri; dan nomor : 90/

Permentan/oT.140/12/ 2011, tentang Per-

syaratan dan Tindakan karantian Tum-

buahan untuk Pemasukan hasil Tumbu-

han hidup Berupa sayuran umbi lapis

segar ke dalam Wilayah nkri.

sosialisasi yang dilakukan pada kamis,

tanggal 2 Februari 2012 dengan bertem-

pat di hotel Wisma Pelaut – kota Bitung,

dihadiri dan diikuti oleh stakeholders

(pengguna jasa karantina / eksportir dan

importir serta emkl), perwakilan instansi

terkait lingkup pelabuhan laut interna-

sional samudera – Bitung dengan jumlah

peserta 30 orang. Tema yang diangkat

dalam sosialisasi adalah “kita lindungi

sumber kekayaan hayati dan Peningkatan

ekonomi masyarakat Propinsi sulawesi

utara” . acara sosialisasi tersebut dibuka

secara resmi oleh Capt. Petrus k. singale,

sh, kepala kantor administrator Pelabu-

han laut kelas i Bitung dan didampingi

ir. islana ervandiari, mm, kepala Bidang

keamanan hayati nabati-Barantan.

sosialisasi ini dijadikan media peng-

komunikasian maksud dan tujuan Pera-

turan menteri Pertanian dan sehingga

tidak terjadi kendala yang berarti dalam

pengimplementasian regulasi baru terse-

but. melalui sosialisasi tersebut diharap-

kan adanya peningkatan dan pemaha-

man serta penyebarluasan informasi bagi

instansi terkait dan pelaku usaha dalam

penerapan Permentan tersebut. sehing-

ga operasionalisasi karantina Pertanian

manado berjalan lancar, efisien dan efek-

tif dalam mendukung program agribis-

nis dan ketahanan pangan khususnya di

wilayah sulawesi utara.

dalam sambutannya kepala kan-

tor administrator Pelabuhan laut kelas

i Bitung mengungkapkan bahwa Fungsi

utama Badan karantina Pertanian ada-

lah menjamin pelestarian sumberdaya

pertanian yang berkelanjutan dan men-

jamin ketersediaan suplay yang cukup

serta memberikan jaminan keamanan

pangan yang berkaitan dengan kualitas

suplay pangan yang sehat dan halal. se-

hingga dapat memberikan ketenteraman

batin masyarakat dalam mengkonsumsi

pangan. kesemuanya ini dilakukan mela-

lui kegiatan pengawasan dan sertifikasi

ekspor dan impor, verifikasi dan audit

kesesuaian terhadap persyaratan teknis,

penetapan kawasan/area dan sertifikasi

karantina antar area juga menjadi tugas

pokok karantina Pertanian dalam rangka

pemenuhan daya saing produk pertanian

indonesia di pasar internasional. oleh

karena itu dengan peran yang sangat

strategis tersebut maka setiap instansi

terkait dan masyarakat khususnya peng-

guna jasa karantina di wilayah sulawesi

utara perlu memberikan dukungan yang

memadai dalam pencapaian Visi, misi dan

tujuan strategis pengkarantinaan perta-

nian khususnya di Wilayah kerja opera-

sional Balai karantina Pertanian kelas i

manado. -dWi r

lintas karantina importir diminta leBih proaktif

12

Page 13: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

13

BalaI BeSar KaraNTINa PerTaNIaN

(BBkP) surabaya melaksanakan pelatihan

anjing pelacak bagi unit anjing pelacak

BBkP surabaya pada 19 dan 24 Januari

2012. Pelatihan ini guna meningkatkan

keterampilan anjing pelacak BBkP

surabaya dalam melacak media Pembawa

- hama dan Penyakit hewan karantina

(mP-hPhk) antara lain komoditas

sarang burung walet dan daging yang

dilalulintaskan melalui pesawat udara.

materi pelatihan anjing yang diberikan

kepada para handler atau pawang anjing

beserta anjingnya, secara umum meliputi

pelatihan fisik dan stamina anjing,

pelatihan untuk mengambil kembali

komoditas karantina dan pengenalan

aroma dengan indra penciuman anjing,

pemeriksaan bagian dalam dan luar

gedung, penyaringan bungkusan dan

surat-surat, pemeriksaan kendaraan,

penyaringan barang kiriman dan koper

serta pemeriksaan bus dan pesawat

udara.

Program pelatihan ini diseleng-

garakan atas kerjasama BBkP surabaya

dengan unit satwa sabhara kepolisian

daerah Jawa Timur dan dijadwalkan akan

dilakukan setiap hari selasa dan kamis.

sebagai peserta dalam pelatihan terse-

but adalah 2 orang handler dan 2 ekor

anjing BBkP surabaya dengan instruktur

Bpk. alexander ubwarin dari unit k-9 Pol-

da Jatim. materi yang disampaikan pada

pelatihan kali ini yaitu teori mengenai ge-

netik anjing, cara memilih anjing pelacak

yang baik serta praktek untuk mengambil

kembali komoditas sarang burung walet.

-herny & sarie

lintas karantina

SuraBaya, JaNuarI 2012

Melalui Pelatihan anjing Pelacak

menCeGaH maSuknYa Hama dan penYakit karantina

Pra-implementasi regulasi Tiga Permentan 2011

SeBagaI laNgKaH aNTISIPaSI kemung-

kinan-kemungkinan yang timbul akibat

diberlakukannya Permentan no. 88/2011

tentang Pengawasan keamanan Pangan

segar asal Tumbuhan, no.89/2011 ten-

tang Pemasukan Buah dan sayuran Buah

segar dan no.90/2011 tentang Pemasu-

kan umbi lapis ke dalam wilayah negara

ri yang sedianya akan diberlakukan pada

bulan maret Tahun 2012, Balai Besar

karantina Pertanian (BBkP) surabaya

menyelenggarakan rapat koordinasi Pra

implementasi dari Permentan dimaksud,

pada hari rabu tanggal 1 Februari 2012

bertempat di hotel majapahit, surabaya.

dalam kerangka mensukseskan

pengimplementasian peraturan impor

produk hortikultura tersebut, menuntut

kesiapan jajaran BBkP surabaya termasuk

infrastruktur pendukung yang dimiliki in-

stitusi terkait di wilayah pelabuhan Tan-

jung Perak. Wakil dari ginsi sebagai for-

warder menyampaikan bahwa seyogyanya

pemeriksaan fisik komoditas tumbuhan

(media pembawa oPT/oPTk) dapat di-

lakukan dikawasan yang terintegrasi den-

gan pengawasan oleh Bea & Cukai dilini

satu, agar arus pemasukan barang yang

terkena respon lartas karantina pertanian

dapat diselesaikan pemeriksaannya tanpa

harus sPPB terlebih dahulu.

rapat koordinasi tersebut menghadir-

kan narasumber kepala Pusat karantina

Tumbuhan dan keamanan hayati nabati,

Badan karantina Pertanian: dr. ir. arifin

Tasrif, msc. serta direktur PT. excellent

kencana : Bpk. kadirun kusuma. PT. excel-

lent kencana merupakan salah satu insta-

lasi karantina Tumbuhan (ikT) yang telah

mendapat registrasi dari Badan karantina

Pertanian sebagai tempat pemeriksaan

dan pemusnahan media pembawa oPT/

oPTk di wilayah BBkP surabaya.

Peserta rakor yang dibuka oleh

kepala otoritas Pelabuhan iii Tanjung

Perak: drs. i nyoman gede saputra, mm,

terdiri dari : kepala sekretariat daerah

dan kepala Biro ekonomi Jawa Timur,

kepala dinas dan uPT kementerian

Pertanian lingkup Jawa Timur, direk-

tur PT. Pelindo iii serta Pimpinan dan

perwakilan perusahaan fasilitas pelabu-

han Tanjung Perak, kepala syahbandar

Pelabuhan Tanjung Perak, kepala kan-

tor Pelayanan Bea dan Cukai tipe madya

Tanjung Perak, para mitra kerja, asosiasi

eksportir, importir dan Forwader ( insa,

ginsi, gaFeksi, gPei, dan organda)

serta para pejabat struktural dan fung-

sional lingkup BBkP surabaya.

SuraBaya, FeBruarI 2012

Page 14: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012lintas karantina

DalaM raNgKa MeMINIMalKaN risiko

msuk dan tersebarnya organisme Peng-

ganggu Tumbuhan karantina (oPTk) ek-

sotik yang kian meningkat seiring dengan

meningkatnya pemasukan berbagai me-

dia pembawa baik berupa produk mau-

pun benih tanaman khususnya hortikul-

tura, kementerian Pertanian melakukan

pengetatan persyaratan teknis pemasu-

kan produk Pangan segar asal Tumbuhan

(PsaT) dan pengetatan tempat pemasu-

kan. sebagai gambaran bahwa dalam

kurun waktu 2 tahun terakhir, dilaporkan

oleh para ahli penyakit hama dan tanaman

telah terdeteksi adanya oPTk baru di sen-

tra tanamana pangan dan hortikultura.

Beberapa oPTk eksotik tersebut antara

lain: Panthoea stewartii, aphelenchoides

fragariae, Psedomonas capsici. selain itu

ditemukan juga oPTk baru yang belum

terdaftar di Paraturan menteri Pertanian

no. 38 tahun 2006 meliputi Penyakit

Virus disebabkan oleh Tomato infectius

Chlorosis Crinivirus (TiCCV).

oPTk tersebut memiliki daya rusak

yang tinggi terhadap komoditas strategis

pertanian kita. dengan pertimbangan

tersebut telah dilakukan review terhadap

beberapa tempat pemasukan produk

pertanian, yang salah satunya diten-

garai tingginya arus lalu lintas dan/atau

kekurangan sdm sehingga diharapkan

dengan terbitnya beberapa peraturan

menteri Pertanian yang baru, pelaksan-

aan pengawasan dan tindakan karantina

tumbuhan menjadi lebih optimal. Bebera-

pa perubahan pengaturan terkait dengan

terbitnya peraturan menteri yang baru

antara lain :

1. Peraturan menteri no 88/Permentan/

PP.340/12/2011 tentang Pengawasan

keamanan Pangan terhadap Pemasukan

dan Pengeluaran Pangan segar asal Tum-

buhan merupakan pengganti Permentan

no. 27 jo 38 tahun 2009 tentang Penga-

wasan keamanan Pangan terhadap Pe-

masukan dan Pengeluaran Pangan segar

asal Tumbuhan.

PeruBaHaN SuBSTaNSI KeTeNTuaN

TerSeBuT aNTara laIN:

a. dari 39 Jenis PsaT sebelumnya

ditambah menjadi 100 jenis PsaT yang

diawasi pemasukannya yang meliputi

komoditas hortikutura, tanaman pangan

dan perkebunan.

b. Target cemaran meliputi cemaran

kimia, logam berat, aflatoksin dan mikro-

organisme (salmonella) serta bahan kimia

yang dilarang dalam penggunaannya

yaitu formalin.

2. Peraturan menteri Pertanian no 89/

Permentan/oT.140/12/2011 tentang Pe-

rubahan atas Peraturan menteri Pertanian

nomor 37/kpts/hk.060/1/2006 tentang

Persyaratan Teknis dan Tindakan karan-

tina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah-

Buahan dan/atau sayuran segar ke dalam

Wilayah negara republik indonesia.

PeruBaHaN SuBSTaNSI KeTeNTuaN-

Nya aDalaH :

a. Tempat pemasukan buah dan sayuran

segar yang semula 8 tempat pemasukan

menjadi 4 tempat pemasukan, sedang-

kan ketentuan yang lain dalam Permen-

tan 37 tahun 2006 antara lain tentang

Pengaturan terhadap 42 jenis buah dan

sayuran segar dengan target utama ce-

gah tangkal terhadap berbagai lalat buah

berbahaya ke dalam republik indonesia

dan kewajiban menggunakan container

berpendingin dalam suhu tertentu masih

tetap berlaku.

3. Peraturan menteri Pertanian no.90/Per-

mentan/oT.140/12/2011 tentang Perubahan

atas Peraturan menteri Pertanian no.18/

Permentan/oT.140.2/2008 tentang Per-

syaratan Tindakan karantina Tumbuhan

untuk Pemasukan hasil Tumbuhan hidup

Berupa sayuran umbi lapis segar ke da-

lam Wilayah negara republik indonesia.

SuBSTaNSI PeruBaHaNNya PaDa Ke-

TeNTuaN TerSeBuT aDalaH:

a. tempat pemasukan hasil Tumbuhan

hidup Berupa sayuran umbi lapis se-

gar yang semula 14 tempat pemasukan

menjadi 4 tempat pemasukan, sedang-

kan ketentuan yang lain masih tetap ber-

laku. antara lain ketentuan pemasukan

bawang merah, bawang Bombay, bawang

putih dan bawang daun serta pemenuhan

persyaratan teknis bagi pemasukan umbi

lapis segar ke dalam wilayah ri harus

didevitalisasi, diberi perlakuan, dan bebas

dari tanah dan kompos lainnya.

4. Peraturan menteri Pertanian yang baru

terbit ini akan berlaku efektif tiga bulan

ke depan dan dengan diberlakukannya

peraturan baru ini maka tempat pemasu-

kan buah-buahan dan sayuran segar serta

umbi lapis yang hidup hanya dapat dilaku-

kan melalui Pelabuhan Belawan (sumut),

Bandara soekarno hatta (Tangerang),

Pelabuhan makassar dan Pelabuhan Tan-

jung Perak.

Badan karantina Pertanian telah me-

nyiapkan upaya-upaya peningkatan pe-

layanan dan kapasitas yang diperluakan

pada keempat pemasukan tersebut mela-

lui penambahan sdm, PPC, dan Peralatan

laboratorium yang diperlukan.

namun demikian pemerintah melalui

kementerian Pertanian berupaya men-

ingkatkan produksi hortikultura, melalui

peningkatan produktivitas dan mutu ser-

ta penataan data produksi dan konsumsi

untuk memenuhi kebutuhan dan selera

konsumen di dalam negeri.

Karantina Perketat Persyaratan Teknis Pemasukan Produk Pertanian

JaKarTa

14

Page 15: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

15

lintas karantina

TelaH DIaDaKaN SOSIalISaSI dalam

rangka mengawal implementasi Permen-

tan no. 88, 89 dan 90 Tahun 2011, agar

dapat berjalan mulus. sosialisasi ini di-

lakukan Balai karantina Pertanian (BkP)

kelas ii Tarakan di aula kantor BkP kelas

ii Tarakan.

dalam sambutannya, kepala BkP

kelas ii Tarakan drh. i Putu Terunane-

lam wilayah negara republik indonesia.

acara dibuka secara resmi oleh sofyan

raga, asisten ii kota Tarakan. dalam

sambutannya, beliau menyatakan Per-

mentan yang mengatur tentang penga-

wasan keamanan pangan terhadap pe-

masukan Pangan segar asal Tumbuhan

(PsaT), buah-buahan dan sayuran buah

segar serta umbi lapis dapat dilaksanakan

di wilayah kota Tarakan tanpa menggang-

gu stabilitas ketersediaan dan kebutuhan

pangan masyarakat di Tarakan.

Peserta sosialisasi adalah dinas in-

stansi terkait, skPd dan stakeholder

serta pengguna jasa karantina yang ada

di kota Tarakan. Bertindak sebagai nara-

sumber ir. Bambang hesti susilo, msc.

(kabid Tumbuhan non Benih Pusat karan-

tina Tumbuhan dan keamanan hayati na-

bati). diutarakan bahwa dengan adanya

pembatasan tempat-tempat pemasukan

terhadap buah dan sayuran buah segar,

diharapkan dapat menekan masuknya

produk pangan impor. dengan demikian

harga produk pangan lokal indonesia

mampu bersaing dengan produk impor.

regulasi impor Produk Hortikultura disosialisasikan

TaraKaN, 31 JaNuarI 2012

gara menyampaikan agar koordinasi dan

pengawasan secara terpadu dari seluruh

instansi terkait dan Pemerintah kota

Tarakan dapat lebih ditingkatkan agar

Permentan ini dapat terimplementasi se-

bagaimana mestinya dalam kerangka dan

semangat mencegah ancaman masuknya

organisme Pengganggu Tumbuhan

karantina (oPTk) dari luar negeri ke da-

Page 16: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

BalaI KaraNTINa PerTaNIaN kelas i

Jayapura bekerjasama dengan direktur

reserse kriminal khusus Polda Papua

melaksanakan simulasi Pemberkasan

Perkara selama dua hari bertempat di

aula rastra samara Polda Papua. di-

harapkan dengan adanya kegiatan ini se-

luruh Penyidik karantina lingkup Papua

dan maluku dapat melaksanakan tugas-

tugas penegakan hukum sebagaimana

amanah undang-undang no. 16 Tahun

1992 tentang karantina hewan, ikan dan

Tumbuhan dalam menyongsong tahun

“kewasdakan 2012”.

kegiatan ini diikuti oleh para peserta

dari unit Pelaksana Teknis karantina Per-

tanian lingkup Papua (BkP kelas i Jayapu-

ra, skP kelas i merauke, skP kelas i Biak,

skP kelas i Timika), Papua Barat (skP

kelas i sorong, skP kelas ii manokawari)

dan maluku (BkP kelas ii Ternate, skP

kelas i ambon). keseluruhan peserta sim-

ulasi pemberkasan perkara berjumlah 20

orang. narasumber dalam kegiatan terse-

but, dihadirkan dr. ir Catur Putra Budiman,

m.agric, dari Badan karantina Pertanian,

imanuel Zebua, sh.,mh yaitu kepala ke-

jaksaan negeri Jayapura dan kombespol

drs. setyo Budiyanto, sh., mh, direskrim-

sus Polda Papua.

simulasi pemberkasan perkara dibuka

secara resmi oleh kepala Pusat kepatuh-

an, kerjasama dan informasi Perkarantin-

aan dengan dihadiri oleh instansi terkait

di Jayapura dan peserta dari uPT karan-

tina Pertanian lingkup Papua dan maluku.

sedangkan penutupan pada tanggal 12

Februari 2012 yang ditutup secara resmi

oleh kepala BkP kelas i Jayapura (drh.

h. suryo irianto Putro, mm., mh.) dengan

menghasilkan 2 (dua) Berkas Perkara

simulasi.

simulasi Pemberkasan Perkara ini

merupakan tindak lanjut dari Temu koor-

dinasi uPT karantina Pertanian lingkup

Papua/Papua Barat yang dilaksanakan

oleh BkP kelas i Jayapura pada tahun

2011. dalam salah satu butir kesepakatan

ditegaskan bahwa akan dilakukan pene-

gakan hukum oleh Penyidik karantina

apabila ditemukan pelanggaran yang ber-

sifat strategis.

kegiatan simulasi tersebut dibuat

dalam dua tim masing-masing terdiri

dari sepuluh orang. Tim i mengangkat

kasus tentang “Pemasukan anjing dari

makassar, sulawesi selatan ke Jayapura

Provinsi Papua tanpa dilengkapi dengan

sertifikat kesehatan karantina dari tem-

pat pengeluaran” dan Tim ii mengangkat

kasus tentang “Pemasukkan bibit jeruk

sebanyak dari surabaya, Jawa Timur ke

Jayapura melalui bandar udara sentani

dengan dilengkapi dokumen dari tempat

pengeluaran yang menerangkan tanam-

an hias”.

lintas karantina

Simulasi Pemberkasan Perkara

JayaPura, 10 FeBruarI 2012

16

Page 17: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012lintas karantina

SuMBawa BeSar

Jadi Langganan PKL Siswa SMK awal TaHuN 2012 stasiun karantina

Pertanian kelas (skP) i sumbawa Besar

kembali menerima kedatangan siswa-

siswi sekolah menengah kejuruan (smk)

jurusan Budidaya Peternakan, agrobisnis

Peternakan yang berasal dari tiga smk

yang berada di kabupaten sumbawa Be-

sar dan sumbawa Barat provinsi nusa

Tenggara Barat, diantaranya : smk negeri

i Tarano kabupaten sumbawa Besar; smk

negeri i Plampang kabupaten sumbawa

Besar; smk negeri i Brang rea kabu-

paten sumbawa Barat. kegiatan rutin ini

selalu dilaksanakan setiap tahun, seperti

halnya tahun lalu.

kedatangan siswa-siswi smk terse-

but adalah untuk melakukan kegiatan

Praktek kerja industri (Prakerin) atau

Praktek kerja lapang (Pkl). kegiatan ini

untuk mengenalkan siswa dengan dunia

kerja khususnya pada instansi-instansi

Pemerintah maupun swasta sehingga

siswa siap kerja apabila

sudah lulus kelak. hal ini

diungkapkan oleh drs. Jah-

mat kepala sekolah smk

negeri i Tarano pada acara

penyerahan siswa di aula

skP i sumbawa tanggal 10

januari 2012 belum lama

ini. kepala skP i sumbawa

Besar drh. maton hernowo

dalam sambutan peneri-

maan siswa tersebut me-

nyatakan bahwa jajarannya

sangat menyambut baik

atas kepercayaan terhadap skP kelas i

sumbawa dijadikan tempat kegiatan Pkl.

kegiatan ini juga ditangkap oleh pihak

karantina pertanian sumbawa sebagai

media sosialisasi pada masyarakat pen-

didikan. diharapkan kegiatan ini dapat

dilakukan setiap tahun sehingga hubun-

gan skP i sumbawa dengan masyarakat

Pendidikan di Pulau sumbawa dapat dij-

alin dengan baik sehingga tumbuh dan

berkembang public awareness sumbawa

terhadap perkarantinaan pertanian tan-

dasnya diakhir sambutan.

Tiga puluh lima siswa-siswi smk kelas

i dan kelas ii ini selama tiga bulan Pkl

dilingkungan skP kelas i sumbawa Be-

sar akan dibimbing oleh Petugas Fung-

sional medik dan Paramedik Veteriner

serta Fungsional PoPT ahli dan terampil

karantina. materi-materi yang disam-

paikan berupa Teori dan Praktek seperti

Peraturan Perundang-undangan tentang

perkarantinaan, Tugas pokok dan fungsi

karantina, metode dan teknik pengambi-

lan serta pemeriksaan sampel di laborato-

rium, memperlihatkan pemeriksaan klinis

ternak dan pemberian perlakuan karan-

tina seperti pengobatan dan pemberian

vaksin pada ternak, serta siswa dilibat-

kan langsung membantu kegiatan opera-

sional karantina bersama dengan petugas

fungsional karantina di tempat-tempat

pemasukan dan/atau pengeluaran.

diharapkan setelah siswa smk ini se-

lesai mengikuti kegiatan Pkl mereka me-

mahami tentang Tugas Pokok dan Fungsi

karantina dan dunia kerja di bidang

perkarantinaan. selain itu mereka di-

harapkan dapat memberikan pengertian

dan pemahaman kepada teman-teman dil-

ingkungan sekolahnya serta masyarakat

sekitarnya tentang pentingnya fungsi

perkarantinaan pertanian dalam menjaga

Pulau sumbawa dari ancaman hama Pe-

nyakit hewan karantina (hPhk) dan or-

ganisme Pengganggu Tumbuhan karanti-

na (oPTk). dengan demikian, masyarakat

akan tergerak membatu pelaksanaan

tugas-tugas perkarantinaan tersebut un-

gkap abdul salam, sP kasubsi Pelayanan

operasional sPk i sumbawa Besar.(skP i

sumbawa Besar).

17

Page 18: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012beranda ilmiah

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik luas areal tanam maupun produksi. Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai sejak tahun 1982

yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI. Sampai tahun 2007 luas areal kela-pa sawit baru mencapai 338.013 Ha yang terdiri dari 72.908,50 Ha sebagai tanaman plasma/rakyat, 13.551 Ha milik BUMN sebagai inti dan 251.553,50 Ha milik Perkebunan Besar Swasta. Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 2.039.461 ton. Sejumlah perusahaan perkebunan swasta skala besar yang telah memperoleh izin pencadangan (ijin lokasi) dan tengah beroperasi membangun perkebunannya baru sekitar 42 peru-sahaan (Anonymous, 2009)

Frekuensi pemasukan kecambah kelapa sawit melalui ban-dara Sepinggan Balikpapan semakin tinggi. Hal ini dibukti-kan dengan pemasukan kecambah kelapa sawit selama kurun waktu dua tahun terakhir ini mengalami peningkatan sebanyak 11.26%. Pada tahun 2010 pemasukan kecambah kelapa sawit impor sebanyak 188.517 kecambah sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 209.747 kecambah. Importasi pemasukan kecambah kelapa sawit berasal dari Negara Costa Rica dan Papua New Guinea dimana kedua negara tersebut merupakan endemi penyakit Lethal Yellowing.

Kajian Teknis Lethal Yellowing Pada Kelapa Sawit

Seiring dengan perkembangan luas areal tanam dan ke-butuhan akan benih khususnya pemasukan benih dari luar negeri maka risiko introduksi Organisme Pengganggu Tum-buhan Karantina (OPTK) khususnya Lethal yellowing ke da-lam wilayah Negara Republik Indonesia pada umumnya dan Balikpapan pada khususnya menjadi semakin meningkat. Ber-dasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pemantauan untuk mengkaji status penyebaran penyakit Lethal yellowing di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan.

TinJauan PuSTaKaPenyakit Lethal yellowing merupakan penyakit mematikan pada tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh bakteri, Phylum firmicutes kelas Mollicutes dan genus Acholeplasma (CABI,2007).

Gejala yang khas dari penyakit ini adalah seluruh daun yang terserang akan menguning dan mati, buah akan bergu-guran sebelum waktunya matang. Gejala diawali dengan ter-jadinya nekrosis kemudian menguningnya seluruh daun. Daun menguning dimulai dari daun yang lebih tua (terbawah) ke-mudian berkembang keatas hingga seluruh daun menguning. Kemudian daun yang menguning berubah menjadi coklat dan mengering. Buah akan rontok sebelum waktunya dan lama-lama tanaman akan menjadi mati (CABI, 2007)

Pemasukan kelaPa saWiT di Wilayah kerJa Balai karanTina PerTanian kelas i BalikPaPan semakin meningkaT dari Tahun ke Tahun. seJalan dengan PeningkaTan Pemasukan komodiTas kelaPa saWiT maka risiko TerBaWanya leThal yelloWing semakin meningkaT Pula.

18

BalaI KaraNTINa PerTaNIaN KelaS I BalIKPaPaN

Page 19: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 38/KPTS/HK.060/1/2006 jo. Surat Keputusan Kepala Badan Karan-tina Pertanian Nomor : 28/Kpts/HK.060/1/2009 tentang Jenis-jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2, Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan Daerah Sebarnya maka wilayah se-bar penyakit Lethal yellowing adalah sebagai berikut :1. Africa : Benin, Cameroon, Ghana, Kenya, Mozambique, Nigeria, Tanzania, Togo, Costa Rica.2. Asia : India3. America : Belize, Cayman Islands, Cuba, Dominican Republic, Haiti, Honduras, Jamaica, Mexico, USA4. Oceanía : Papua New Guinea

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian, inang dari penyakit ini adalah Kelapa, Kelapa sawit, palma lain-nya (Arenga engleri, Borassus flabellifer, Caryota mitis, Howea forsteriana, Hyophorbe verscaffeltii, Phoenix canariensis, P. dactylifera, P. reclinata, P. sylvestris, Chrysalidocarpus caba-dae, Corypha utan, Dictyosperma album, Latania spp, Livis-tona chinensis, L. rotundifolia, Trachycarpus fortunei, Veitchia macandielsii, Veitchia merrillii, Panandus utilis).

BaHan dan MeTOdeAlat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut a. ALAT : Penggunaan alat dibagi menjadi dua lokasi yaitu :- Penggunaan alat tingkat lapangan : Kaca pembesar (loop), Gunting, pisau, cooling box, dan bor.- Penggunaan alat laboratorium : Petri disk steril, Laminar air flow, autoclave.b. BAHAN : Penggunaan bahan dibagi menjadi dua lokasi yaitu :- Penggunaan bahan di lapangan : Alkohol 70%, kantong sam-pel, label, alat tulis (kertas dan spidol permanen), aquadest.- Penggunaan bahan di laboratorium : PDA (Potato dextrose Agar), kertas whatman, aquadest steril, alkohol 70%.

Metode Metode yang digunakan adalah dengan penggunaan pengum-pulan data primer dan sekunder yang dapat dijelaskan sebagai berikut :1. PENGUMPULAN DATA PRIMERData primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di lapangan terhadap OPTK dan gejala spesifik dari suatu OPTK. Pengumpulan data primer terse-but meliputi : a) Pengumpulan sampel tanaman kelapa sawit yang telah berproduksi menunjukan gejala menguning hingga klorosis dan mati menguning secara menyeluruh dari pucuk daun hingga pelepah paling bawah, maka dilakukan pengam-bilan contoh bagian tanaman dari batang dengan mengebor batang hingga ke diameter batang. b) Pengumpulan sampel bibit kelapa sawit yang menunjukkan gejala lethal yellowing. c) Contoh tanaman/spesimen dibawa ke laboratorium untuk didentifikasi jenis OPTK nya.

2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDERData sekunder merupakan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian di seluruh wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan meliputi Kabupaten Penajam Paser Utara, Pasir, Kutai Kartanegara dan kota Balikpapan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mengenai keberadaan kela-pa sawit dan potensi penyakit kelapa sawit yang terdapat di masing-masing wilayah.

HaSiL dan PeMBaHaSanHasil pemantauan menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Balik-papan tersentra di Kabupaten Penajam Paser Utara, Pasir dan Kutai Kartanegara. Penyakit – penyakit yang muncul di perke-bunan kelapa sawit pada umumnya adalah penyakit-penyakit pada pembibitan. Sedangkan penyakit yang muncul pada ta-naman dewasa sangat jarang. Penyakit – penyakit pada pem-bibitan yang sering muncul adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya serangan cendawan yaitu penyakit bercak daun Curvularia, bercak daun Dreschslera, bercak daun Pestaloti-opsis serta busuk daun Corticium.

Dari hasil pemantauan terdapat dua sampel tanaman dari empat sampel yang diterima laboratorium yang menunjuk-kan gejala daun menguning secara menyeluruh dan kerdil yang diduga terserang penyakit Lethal yellowing. Akan tetapi dari hasil pengujian PCR (sampel dikirim ke Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian) terhadap kedua sampel terse-but menunjukkan bahwa kedua sampel tersebut negatif dari Lethal yellowing. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tanaman tersebut mengalami kelainan genetik albino yang menyebabkan seluruh daun mengalami klorotik dan berwar-na kuning pucat.

Pada kegiatan pemantauan ini juga tidak menemukan ada-nya vektor penya-kit ini yaitu serangga Myndus crudus. Se-rangga yang diperoleh dari kegiatan pemantauan ini adalah hama-hama umum yang menyerang tanaman kelapa sawit yai-tu ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti), kumbang badak (oryctes sp) dan ulat api (Setora nitens).

KeSiMPuLan dan SaranKegiatan pemantauan terhadap penyakit Lethal yellowing di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan hanya menjumpai penyakit – penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Walaupun pada pemantauan lapang ditemukan gejala yang mirip dengan Lethal yellowing, akan tetapi dari hasil pengujian PCR menunjukkan hasil negatif. Dengan demikian secara umum dapat dinyatakan bahwa Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan masih memiliki status bebas dari penyakit Lethal Yellowing.

Supaya status bebas penyakit Lethal yellowing dapat dipertahankan maka perlu terus dilakukan pengawasan lalu lintas kecambah kelapa sawit dari luar negeri maupun dari antar area secara intensif baik melalui bandar udara maupun pelabuhan laut. -galih nurani murni,sP

19

Page 20: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012kancah internasional

20

Substansi kontaminan pada food safety dan food defence sama, misalnya bakteri anthrax, salmonella, atau toxin lainnya.

Perbedaan terletak pada niat seseorang, dimana food safety mengidentifikasi bahaya yang tidak disengaja (unintentional) sedangkan food defence upaya mencegah ancaman terhadap bahaya yang dise-ngaja (intentional). Thailand, Vietnam, Filipina dan Peru telah memperkenalkan dan mengembangkan food defence untuk meningkatkan akselerasi pasar.

Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) Regional mengangkat isu food defence dalam workshop yang diadakan pada September 2011 yang digelar di Institute of Food Research and Product Development, Kasetsart University, Bangkok, Thailand. Workshop kali ke-dua ini diharapkan dapat mengembangkan kepedulian pemerintah terhadap 21 negara anggota ekonomi APEC. Workshop tentang Pertahanan Pangan (Food defence) ini di diikuti oleh 21 negara anggota APEC, termasuk jajaran Badan Karantina Pertanian yang merupakan bagian delegasi dari Indonesia.

Beberapa materi yang diulas dan didiskusikan yang terkait dengan pene-rapan food defence adalah Food defence and its global significance, APEC Food defence principles and pilot program, Vulnerability Assessment, Employee awareness Tools and Resources, Mitiga-tion strategies, Food defence Plan. Se-bagai narasumbernya hadir perwakilan

aPeC regional Gelar Food defence Workshop

Bangkok

dari FDA dan FSIS USDA, Biosecurity New Zealand, Canadian Food Inspec-tion Agency, dan China Inspection and Quarantine Services (CIQS).

aPeC FOOd deFenCe PiLOT PrOGraMWorkshop pertama yang membahas mengenai food defence telah dilaksanakan pada tahun 2006 – 2007 di Hanoi dan Bangkok. APEC berhasil mengesahkan 9 prinsip food defence pada tahun 2007. Pada tahun 2008 APEC food defence pilot program mulai dilaksanakan. Peru merupakan Negara pertama yang mengembangkan pada tahun 2008 dan diikuti oleh Thailand pada tahun 2009. Vietnam mulai memulai pilot project pada tahun 2010 dan selesai tahun 2011, dan Filipina berhasil menyelesaikan pada awal tahun 2011. Capasity building diberikan oleh Food Drug Administration (FDA) dan Food safety Inspection Services (FSIS), United State Departement of Agriculture USDA. Pada empat negara pilot project tersebut diberikan Trinning of Trainer di FDA dan FSIS, dan ditindaklanjuti dengan implementasi Training of Trainer di masing – masing Negara pada lembaga pemerintah, industri dan universitas. Selain itu juga dilakukan stakeholder workshop untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap food defence.

Asia Pacific Economic Cooperation yang terdiri dari 21 negara anggota ekonomi merupakan kekuatan yang

penting dalam fasilitasi dan akselerasi perdagangan. Food defence dipandang penting karena dinilai memiliki dampak yang besar bagi perdagangan, terutama untuk melindungi suplai pangan dan meningkatkan daya saing perdagangan. Terminologi food defence merupakan salah satu isu baru yang sedang berkembang saat ini. Jika food safety diartikan sebagai keamanan pangan, dan food security sebagai ketahanan pangan, maka food defence dapat diartikan sebagai pertahanan pangan. Fokus masing – masing berbeda, dimana food security menitikberatkan pada kecukupan atau ketersediaan pangan, maka food safety dan food defence berorientasi pada keamanan dan pertahanan pangan dari bahaya yang dapat mengkontaminasi pangan.

FOOd deFenCe in uSaFood defence diperkenalkan dan dikembangkan kali pertama oleh Food Drug Administration United State Departement of Agriculture (FDA-USDA) yang bertujuan untuk mencegah adanya kontaminasi pangan yang dilakukan secara sengaja. Dalam rangka mengembangkan ide baru ini, USA mengembangkan Cross Sectoral Collaboration yang dituangkan dalam Strategic Partnership Program Agroterrorism (SPPA) tahun 2005 – 2008, yang inisiasinya di Negara APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) dalam format APEC Food defence Pilot Project dimulai di Negara Peru (2008) kemudian Thailand (2009 – 2010), Vietnam (2010 – 2011) dan Filipina (2011).

Di USA food defence di bawah tanggung jawab dua institusi yaitu FSIS dan FDA. FSIS menangani pangan segar: daging, unggas, ikan dan telur kering dan cair, sedangkan FDA yang menangani pangan olahan (termasuk telur), susu, dan supplemen makanan. Kedua instansi ini berada dibawah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Adapun cakupan dari food defence adalah organisasi teroris luar negeri, teroris aktivis dalam negeri, pemalsuan ekonomi, karyawan yang tidak puas, pe-malsuan kemasan dan lainnya. Kontami-nasi dapat terjadi pada tiap titik seperti

Food deFenCe meruPakan isu Baru yang BerTuJuan unTuk menCegah adanya konTaminasi Pangan yang dilakukan seCara sengaJa. dalam Food deFenCe leBih diTekankan Pada kaJian kerenTanan (VulneraBiliTy assessmenT) unTuk meng-idenTiFikasi anCaman yang daPaT TerJadi.

Page 21: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

21

lahan pertanian, peternakan, pengola-han, distribusi, penyimpanan, retail dan transportasi, yang berpotensi memba-hayakan atau mematikan secara nyata sejumlah besar orang dan mempunyai dampak ekonomi yang besar.

Ide ini diperkenalkan oleh USA mu-lai tahun 2002 dengan target utamanya adalah untuk melindungi suplai pangan dari kontaminasi yang disengaja (inten-tional). Sejak kali pertama diperkenal-kan terdapat evolusi perkembangan dari kebijakan food defence ini, yaitu pada akhir tahun 2002, FDA mengeluarkan Bioterrorism Act dan FSIS Security Guidelines for Food Processors. Yang kemudian berkembang dengan FSIS Security Guidelines on Transportation pada tahun 2003. Pada tahun 2008 FSIS mengembangkan Food defence Plan dan FDA mengembangkan FDA Vulnera-bility Tools. Pada tahun 2009 FSIS Prior Notice of Import Shipments.

Bioterrorism Act yang dikeluarkan 2002 bertujuan untuk memperbaiki kapasitas untuk mencegah, mendeteksi dan merespon aksi terorisme, yang memungkinkan untuk penahanan administratif, registrasi fasilitas pangan, data pemeliharaan dan pemeriksaan, serta pemberitahuan dahulu sebelum importasi (prior notice). Program food defence ini di industri masih bersifat kebijakan voluntary/sukarela,

yang berfokus pada pencegahan dan implementasinya fleksibel tergantung skala dan fasilitas yang dimiliki industri. Namun demikian FDA telah mengeluarkan beberapa guideline misalnya guideline on food producers, processors and transportations.

Fokus utama dari program food defence adalah kesadaran masyarakat dan peringatan, terutama menggalang kebersamaan antar institusi dalam mendeteksi, komunikasi, pertukaran informasi. Jika dalam food safety dikenal istilah risk assessment (kajian resiko), maka dalam food defence disebut sebagai kajian kerentanan (vulnerability assessment), dimana dalam pembuat-annya melibatkan lembaga intelijen seperti Federal Beareu Investigation (FBI) dan Departement of Homeland Security (DHS) untuk mengidentifikasi titik – titik rawan dan membahas mitigasi dan penelitiannya. Selan itu juga terdapat strategi mitigasi yang meliputi (1) strategi pencegahan, misalnya mengembangkan rencana food defence, training dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pemantauan, pengamanan rantai pangan, merubah teknologi pengolahan dan (2) strategi pendeteksian melalui metode deteksi laboratorium, dan aktivitas pemeriksaan oleh pemerintah. Selain itu juga dibentuk emergency

response melalui food emergency response network, yaitu sistem jaringan pengujian laboratorium untuk pangan.

FOOd deFenCe GOvernMenT COLLaBOraTive exCHanGeIni merupakan sesi khusus pemerintah Negara anggota APEC, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anggota APEC (selain Negara pilot project) terhadap food defence. Negara yang turut berpartisipasi dalam diskusi ini adalah Indonesia, Chile, New Zealand, Malaysia, Taiwan, Rusia, Peru, Filipina, China, Thailand, Canada, Vietnam, Papua Nugini, dan Singapura.

Dua pertanyaan yang mendasar dalam forum strategi masing – masing Negara tersebut yaitu status food defence di Negara masing-masing dan bagaimana rencana aksi ke depannya untuk mengimplementasikan food defence tersebut. Menanggapi akan hal itu, Indonesia telah menyampaikan bahwa sudah mempunyai regulasi yang dapat dijadikan payung hukum dan/atau referensi untuk operasionalnya yaitu Undang – undang no 7 tahun 1996 tentang Pangan. Dalam pasal 21 disebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk mengedarkan pangan yang mengandung bahan yang berbahaya, beracun atau yang dapat membahayakan hidup manusia.

Diungkapkan pula bahwa pada perusahaan besar di Indonesia yang melakukan ekspor, food defence sudah dilaksanakan untuk memenuhi permintaan konsumen. Rencana aksi selanjutnya yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah: a) Government awareness, untuk meningkatkan akselerasi pasar ekspor dan kebijakannya, b) Academic awareness, untuk melakukan penelitian terhadap identifikasi ancaman dan upaya mitigasinya, c) Industry awareness, terutama untuk industry local supaya meningkatkan akses pasar, d) Indonesia memiliki food safety yang masih dalam upaya pengembangan maka program food defence dapat dilakukan dengan mengkombinasi dan mengkolaborasi substansi pengawasan.

Page 22: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

Pemberlakuan Tiga Permentan didesak untuk dicabutBadan karanTina PerTanian masih disiBukkan dengan PemBeriTaan media massa Tanah air. Pada Januari 2012, karanTina diBeriTakan oleh media massa sePuTar Tiga PermenTan yang dikeluarkan Pada akhir Tahun 2011 lalu.

Tiga Permentan dimaksud yaitu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 88, 89, dan

90 Tahun 2011 yang menghapus Tanjung Priok dari daftar pelabuhan impor buah, sayur, dan pangan segar. Pemberitaan berisi tentang aturan pembatasan impor dalam hal ini terkait pintu masuk impor hortikultura, aturan impor kulit, hingga aturan impor buah yang dinilai merugikan Tanjung Priok. Tidak hanya itu, tolakkan dari kalangan importir terkait tiga Permentan tersebut bergulir. Pemberitaan penolakkan dari kalangan importir tersebut diangkat di permukaan khususnya media Investor Daily pada Jumat, 27 Januari 2012 dengan judul “Importir Hortikultura Tolak Tiga Permentan”. Importir meminta pemerintah mencabut atau melakukan uji objektivitas tiga Permentan tersebut.

Selanjutnya, pada INDOPOS juga diangkat berita terkait berjudul “Desak Cabut Permentan”. Pada INDOPOS kali ini mengangkat bahwa ketiga Permentan tersebut dianggap bertentangan dengan ketentuan World Trade Organization (WTO) yang

menyatakan kebijakan perdagangan yang menyangkut perizinan impor, termasuk salah satu peraturan yang harus merujuk pada Agreement on Import Licensing. Jika Permentan ini terbukti melanggar dua ketentuan di atas, peraturan tersebut secepatnya harus dicabut sebelum diberlakukan resmi pada 20 Maret 2012 agar tidak menimbulkan gejolak ekonomi makro. Di pihak lain, Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini menyatakan pemberlakuan tiga Permentan terkait pembatasan empat pelabuhan tersebut guna menghindari penyakit yang masuk. Kepala Badan Karantina Pertanian juga menjamin pemberlakuan tiga Permentan tersebut.

KORAN TEMPO pada 2 Januari 2012 dengan judul “Importir Hortikul-tura Keberatan Tenggat Pengetatan Im-por”, Banun Harpini mengungkapkan pemberlakuan aturan baru soal impor produk hortikultura tidak akan terlalu membebani importir. Karena Karanti-na Pertanian sudah melakukan evaluasi simulasi di Pelabuhan Surabaya. Banun Harpini juga menyampaikan kesiapan kapasitas karantina menyiapkan labo-

media berkata

ratorium dan mengusahakan tempat penimbunan sementara bagi produk hortikultura di pelabuhan. Pembatasan ini dilakukan karena terdapat sejumlah negara yang memiliki catatan sebagai negara asal produk hortikultura ber-penyakit di dalamnya. Hal tersebut disampaikan pada Media Indonesia, 27 Januari 2012 berjudul “Siapkan Kapasi-tas Karantina”.

Pemberitaan yang dimunculkan media massa tanah air pada Februari 2012 masih seputar pemberlakuan tiga Permentan yang dinilai merugikan kalangan importir. Penolakkan pintu masuk bagi produk impor hortikultura terus bergulir pada periode Februari 2012 khususnya KORAN TEMPO, 1 Februari 2012. Isu “Jawa Timur Tolak Jadi Pintu Masuk Impor Hortikultura” berisi Jawa Timur yakni Pelabuhan Tanjung Perak yang akan dijadikan sebagai pintu utama masuknya produk impor sayur dan buah hortikultura, menolak keputusan tersebut. Penolakkan tersebut didasarkan atas kekhawatiran akan membunuh hasil petani lokal. Di lain pihak jawa Timur dikenal sebagai salah satu penyangga produk

22

Page 23: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012

sebagai operator pelabuhan berjanji akan memberikan lahan dan menjadi bahan pertimbangan untuk kembali dibukanya pintu Tanjung Priok. Menteri Pertanian, Suswono mengungkapkan pemberlakuan pintu masuk impor produk hortikultura akan dipastikan pada awal Maret 2012. Pemberlakuan masih menunggu apakah ditetapkan sesuai jadwal atau diundur. Terkait akan diberlakukannya pembatasan pintu masuk ekspor terhitung mulai 19 Maret 2012, Kementerian Pertanian akan mengajak kepolisian untuk ikut mengamankan dan mengawasi produk impor hortikultura. Menteri Pertanian, Suswono mengungkapkan dalam Media Indonesia, 7 Februari 2012 berjudul “Kementan Gandeng Polri Awasi Hortikultura” bahwa begitu mudah produk impor ilegal lolos dan ada pihak tertentu yang membantu produk ilegal tersebut masuk. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi Kementerian Pertanian.

Kebijakan satu pintu yang akan diberlakukan, bertujuan membatasi kebiasaan daerah kaya dalam melakukan kebijakan impor. Menurut

Wamen Pertanian, Rusman Heriawan, Impor pangan harus dilakukan secara nasional, agar masing-masing daerah tidak diperkenankan mengimpor bahan pangan sendiri, terutama beras. RUU Pangan sudah masuk ke tahapan pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah dan sudah dibentuk tim dengan Kementerian lain. Hal ini dinyatakan dalam Investor Daily, 22 Februari 2012 berjudul “Kebijakan Impor Pangan Harus Satu Pintu”.

Seiring bergulirnya pemberitaan tentang tiga Permentan, pengetatan izin impor daging juga diangkat dalam Investor Daily pada tanggal yang sama, berjudul “Kementan Persingkat Izin Impor Daging” berisi tentang revisi Permentan No. 52 tahun 2011. Pemberitaan menyangkut seputar Surat Rekomendasi Pemasukan (SRP) yang sebelumnya ditandatangani Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan segera beralih ke level direktur. Perubahan peraturan mempermudah importir karena periode pengajuan izin bisa lebih cepat, sekitar 6-14 hari. Sedangkan saat ini, importir membutuhkan waktu 15-30 hari. Rencana syarat baru bagi perusahaan importir, antara lain rekam jejak, performa realisasi impor, dan volume penyerapan sapi lokal. Ketentuan yang akan diberlakukan melalui revisi Permentan No. 52/2011 tentang rekomendasi persetujuan pemasukan dan pengeluaran ternak ke dalam dan ke luar wilayah Indonesia tersebut, akan berlaku pada semester kedua tahun ini. Untuk mengukur kinerja performa impor, akan dilihat dari kinerja importir dalam merealisasikan kuota impor tahun sebelumnya.

Pemberitaan media selama dua bulan terakhir periode Januari – Februari 2012 tersebut seiring dengan penolakkan keras dari kalangan importir menggiring Badan Karantina Pertanian untuk merevisi tiga Permentan yaitu Permentan No. 88, 89, dan 90 tahun 2011. Pemberlakuannya pun masih menunggu apakah ditetapkan sesuai jadwal atau diundur.

hortikultura nasional. Pemberitaan semakin mengerucut seperti diungkap dalam Rakyat Merdeka mengenai maraknya bawang merah impor di pasaran membuat petani pun merugi. Hal ini pun membuat ratusan petani berunjuk rasa dan mendesak pemerintah memberhentikan impor komoditas tersebut.

Pada Media Indonesia, 21 Februari 2012 dengan judul “11 Negara Protes RI Batasi Impor Hortikultura” menyatakan pemerintah menerima surat keberatan dari 11 negara tentang pembatasan pintu masuk produk hortikultura impor yang tidak menyertakan Pelabuhan Tanjung Priok. Wamen Pertanian, Rusman membantah surat keberatan tersebut memicu rencana penundaan penerapan Permentan No. 89 Tahun 2011 yang memuat pembatasan pintu masuk impor hortikultura. Pintu masuk Tanjung Priok ditutup dengan alasan aspek teknis. Saat ini, sekitar 60% barang impor masuk melalui pintu tersebut. Pelabuhan dinilai sudah kelebihan beban sehingga menyebabkan proses penanganan menjadi lamban. PT Pelindo II

23

Page 24: Media Quaranta Edisi April-Mei 2012

www.karantina.deptan.go.id

Quaranta maret - april 2012