media audio visual - benramt.files.wordpress.com audio visual ... mengembangkan pemanfaatan...
TRANSCRIPT
MAKALAH
MEDIA AUDIO VISUAL
Dipresentasikan pada diskusi MK. Media Pembelajaran PAI di bawah bimbingan
Dosen Pengampu Saiful Amien, S.Ag., M.Pd
Oleh :
Siti Nurul Jannah (201210010311016) Nazilatun Khatim (201210010311034) Eltrisdya Damag Kemal (201210010311031) Mahfud (201210010311069) Fitri Fadhila (201210010312045) Supomo (201210010312040)
PRODI. PEND. AGAMA ISLAM-FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan daripada pembelajaran yaitu untuk membelajarkan peserta didik agar
dapat menjadi atau bisa seperti apa yang diinginkan pendidik. Semua pendidik
terutama orang tua peserta didik tentunya berkeinginan agar anak-anaknya bisa
seperti apa yang diharapkan. Untuk memenuhi harapan-harapan tersebut tidaklah
mudah, karena peserta didik mempunyai karakter dan keunikan-keunikan tersendiri
yang mana menjadikan pendidik berfikir untuk mencari cara agar pendidikan dapat
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik dan pelajaran tersebut dapat dipahami
dengan baik oleh semua peserta didik.
Dapat dikatakan tidak mudah untuk memahamkan apa yang pendidik sampaikan
dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Alasannya peserta didik
mempunyai kemampuan memahami yang berbeda-beda. Untuk itu seorang pendidik
dapat dikatakan tidak bisa lepas dari yang namanya metode pembelajaran. Metode
pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan pendidik untuk
memberikan variasi dalam pembelajaran. Sebuah metode pembelajaran akan berjalan
lebih baik jika didukung dengan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan untuk peserta didik.
Media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pendukung metode
pembelajaran terdapat beberapa macam, diantaranya ada media visual, audio, dan
audio-visual. Macam-macam media tersebut sangat banyak ragamnya. Pendidik
dapat memilih dan menyesuaikan media mana yang cocok dengan metode
pembelajaran yang digunakan agar materi ajar tersampaikan kepada peserta didik
dengan baik dan jelas. Media pembelajaran juga membantu pendidik untuk
menyampaikan materi ajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien.
Salah satu media yang sering digunakan pendidik agar peserta didik dapat
memahami materi ajar dengan baik, yaitu media audio-visual. Pendidik mungkin
tidak asing jika mendengar kata media audio-visual. Dapat ditebak apabila pendidik
mendengar kata audio-visual secara otomatis yang terfikirkan adalah media yang
2
bersuara dan bergambar. Artinya media tersebut dapat didengar dengan indera
pendengaran dan dapat dilihat dengan indera penglihatan.
Berangkat dari hal tersebut, dalam makalah ini pemakalah mengulas keterangan-
keterangan yang berkaitan dengan MEDIA AUDIO-VISUAL.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah jenis-jenis media Audio-Visual?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis media Audio-Visual.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Film Gerak Bersuara
1. Karakteristik Dan Manfaat Film
Media film dapat diklasifikasikan sebagai media audio visual yang
mampu menayangkan film bergerak. Media film ini telah banyak digunakan
untuk keperluan hiburan, sampai bidang pendidikan dan pembelajaran. Media
ini dapat mengungkapkan objek peristiwa seperti keadaan yang sesungguhnya
atau nyata.1
Film adalah alat yang ampuh dalam mempengaruhi sikap dan emosi
seseorang. Orang yang mempergunakan film secara efektif untuk sesuatu
maksud terlebih banyak masyarakat dan anak-anak, yang memang lebih banyak
menggunakan aspek emosional dibandingkan dengan aspek rasionalnya. Hal
itulah yang menjadi suksesnya film yang sanggup mendobrak pertahanan
rasionalitas dan langsung bicara ke dalam hati sanubari penonton secara
meyakinkan.
Film adalah alat komunikasi yang sangat membantu dalam proses
kegiatan belajara mengajar di dalam kelas secara efektif dan efisien. Media film
1 Rayandra Asyar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2012) hlm. 73-74.
3
juga lebih mudah diingat atau dipahami oleh siswa sesuai dengan apa yang
dilihat dan didengar dibandingkan dengan membaca atau hanya mendengar saja.
Krateristik dan manfaat film dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sebagai berikut:
a. Mengatasi keterbatasan jarak jauh dan waktu.
b. Mampu mengambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realitas dalam
waktu yang singkat.
c. Film dapat membawa dari negara yang satu ke negara yang lain.
d. Film dapat diulang dua kali atau lebih apabila kurang jelas.
e. Pesan yang disampaikan lebih mudah diingat oleh siswa.
f. Mengembangkan daya nalar siswa.
g. Memperjelas hal-hal dari abstrak ke realistik.
h. Sangat kuat mempengaruhi emosi.
i. Menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan.
j. Semua siswa dapat mengambil pelajaran dari film itu sendiri.
k. Menumbuhkan minat dan motivasi siswa.2
2. Jenis- jenis Film
Film yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut:
a. Film dokumenter adalah film yang sesuai dengan fakta dan bukan fiksi. Film
ini mengambarkan permasalahan kehidupan manusia, etika dan lain
sebagainya.
b. Film docudrama adalah film-film dokumenter yang membutuhkan
pengadeganan. Kisah yang diangkat dari kisah nyata, dari sejarah. Contoh
kisah teladan para Nabi dan Rosul.
c. Film drama dan semidrama adalah kisah yang mengambarkan dari kisah
nyata dan biasa juga tidak nyata yakni dari nilai-nilai kehidupan yang
kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Contoh dihukum karena pelit.3
2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press, 2013), hlm. 113-116. 3 Ibid, hlm. 117-118.
4
d. Film bingkai/slide merupakan film transparan yang umumnya berukuran 35
mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Satu paket berisi beberapa film bingkai
yang terpisah satu sama lain. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor.
3. Langkah-langkah Pemanfaatan Film
Pemanfaatan film dalam proses kegiatan belajar mengajar hendaknya harus
memperhatikan beberapa hal-hal penting sebagai berikut:
a. Menurut Anderson (1987) dalam buku Yudhi Munadi (2013), film harus
dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Film yang mengacu pada tujuan ranah kognitif dapat digunakan dalam
pembelajaran konsep, aturan dan prinsip.
2) Film yang mengacu pada tujuan ranah psikomotorik dapat digunakan
untuk memperlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru.
Misalnya, keterampilan gerak karena media ini mampu memperjelas
gerak dan memperlambat atau mempercepat.
3) Film paling tepat untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
b. Guru harus mengenal film yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya
untuk mengetahui manfaat film dalam pembelajaran.
c. Sesudah film dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi untuk melatih siswa
dalam memecahkan masalah.
d. Film yang sekiranya butuh pemaknaan, perlu diputar dua kali atau lebih
untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu
e. Seusai film dipertunjukkan, maka semua siswa diberi tugas untuk
memperhatikan aspek-aspek tertentu, agar siswa tidak memandang film
sebagai media hiburan belaka.
f. Sesudah itu harus diadakan evaluasi, berapa banyak yang ditangkap siswa
dari hasil pertunjukkan itu.4
4 Ibid, hlm. 119-120.
5
4. Rangkaian Kegiatan Sebelum Pembuatan Film
Menurut Arief S. Sadiman dkk. (1990) dalam buku Yudhi Munadi. (2013)
dalam melakukan kegiatan untuk mewujudnya gagasan menjadi program film
secara bertahap meliputi:
a. Synopsis, yaitu dengan memberikan secara ringkas dan padat tentang tema
atau pokok materi yang akan digarap. Dengan tujuan mempermudah konsep,
pertimbangan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan
menentukan persetujuan.
b. Storyboard (perangkat gambar cerita) “yaitu rangkaian kejadian yang akan
divisualkan dalam bentuk gambar atau sketsa sederhana pada kartu
berukuran lebih kurang 8 x 12 cm. Tujuan pembuatan storyboard ini antara
lain adalah untuk melihat tata ukuran peristiwa yang akan divisualkan telah
sesuai dengan garis cerita (plot) maupun sekuens belajarnya. Di samping itu
juga untuk melihat kesinambungan arus ceritanya sudah lancar. Storyboard
juga dapat dipergunakan sebagai moment-moment pengambilan (shots)
menggantikan apa yang lazim disebut dengan shooting breakdown”.
c. Skrip atau naskah program, yaitu keterangan-keterangan yang didapat dari
hasil eksperimen coba-coba dengan Storyboard kemudian di tuangkan dalam
bentuk skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah
benar.
d. Scenario atau naskah produksi, “yaitu petunjuk oprasional dalam
pelaksanaan produksi atau pembuatan program. Jadi bedanya dengan skrip
adalah bahwa skrip terutama ditunjukan untuk bahan pengangan sutradara
sementara scenario sangat bermanfaat bagi teknisi dan karabat produksi yang
akan melaksanakannya dengan tanggung jawab teknis oprasional”.5
Sekenario adalah naskah panduan oprasional dalam kegiatan produksi oleh
karena itu perlu disusun secara jelas dan bahas yang mudah dipahami dan
menarik minat pendengar.6
5 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press, 2013), hlm. 120-122 6 Rayandra Asyar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2012), hlm. 139
6
5. Teknik-Teknik Pembuatan Film
Menurut Asnawir. (2002) teknik-teknik yang dapat digunakan dalam pembutan
film sebagai berikut:
a. Direct photography, mencatat atau merekam objek sebagaimana terjadi
sesungguhnya.
b. Slow motion photography, kecepatan gerak gambar terlalu cepat menjadi
lambat, sehingga mudah disaksikan dengan riil.
c. Lapse photography, berupa gerakan-gerakan yang terlalu lamban dan lama
diikuti oleh mata kemudian disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Animated photography, teknik yang dapat memperjelas sesuatu yang abstrak
yang dapat dikonkritkan.
e. Photomicrography, melalui teknik ini objek yang terlalu kecil dapat
diperbesar dan di perluas.
f. Telescopic photography, teknik ini menggunakan lensa yang dapat
mengangkap objek terlalu jauh untuk dilihat oleh mata.
g. Film mography, teknik dengan cara memotret gambar-gambar biasa dengan
menghadapkan kamera kepada objek.7
6. Perkembangan Film
Penemuan film atau gambar hidup (movie) adalah proses komplek yang
melibatkan sejumlah trobosan. Gambarhidup yang kita kenal sekarang, tidak
terjadi tampa di temukannya teknologi fotografi dan prekamaan suara. Ide kunci
dibalik gambar hidup muncul dengan penemuan bahwa kalau serangkaian
gambar dian berurutan yang diletakkan rapat-rapat ditunjukkan berganti-berganti
dengan kecepatan tinggi, orang yang melihatnya mengalami ilusi seolaholah
terdapat gerakan.
Di abad ke 19, para penemuan membuat perlatan dimana melalui
peralatan itu orang dapat menyaksikan gambar yang diatur pada roda atau
cakram yang berputar sehingga menimbulkan kesan gambar yang bergerak.
Peralatan tersebut antara lain phenakistoscope(1832), kinematoscope (1861),
7 Ibid, hlm 122-123.
7
dan phasmascope (1870), semuanya sama-sama menggunakan gambar yang
dicetak dipermukaan opak untuk di tonton secara langsung”.
Thomas Alva Edison (1847-1931) seorang ilmuwan Amerika Serikat
penemu lampu listrik dan fonograf (piringan hitam), pada tahun 1887
terinspirasi untuk membuat alat untuk merekam dan membuat (memproduksi)
gambar. Edison tidak sendirian. Ia dibantu oleh George Eastman, yang
kemudian pada tahun 1884 menemukan pita film (seluloid) yang terbuat dari
plastik tembus pandang. Tahun 1891 Eastman dibantu Hannibal Goodwin
memperkenalkan satu rol film yang dapat dimasukkan ke dalam kamera pada
siang hari. Alat yang dirancang dan dibuat oleh Thomas Alva Edison itu disebut
kinetoskop (kinetoscope) yang berbentuk kotak berlubang untuk menyaksikan
suatu pertunjukan.
Perubahan dalam industri perfilman jelas nampak pada teknologi yang
digunakan. Jika pada awalnya film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat
cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem penglihatan mata kita,
berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih
dramatis dan terlihat lebih nyata. perubahan ini yang telah memberikan
kemudahan terhadap praktisi pendidikan, untuk meningkatkan dan
mengembangkan pemanfaatan film-film pendidikan yang lebih kreatif dan
inovatif. Dan pada perkembangan selanjutnya, film tidak hanya dapat dinikmati
di bioskop dan berikutnya di televisi, namun juga dengan kehadiran VCD dan
DVD.8
B. Video
1. Pengertian video.
Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang
artinya melihat (mempunyai daya penglihatan).9 Adapun dalam KBBI
8 Ibid, hlm 124-125. 9K. Prent dkk, Kamus Latin-Indonesia, (Jakarta: kanisius, 1969) hal. 926
8
mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat
televisi, 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televis.10
Dapat disimpulkan bahwa video merupakan suatu alat telekomunikasi
yang dapat dilihat oleh panca indra (mata), yang berupa gambar hidup (gerak).
Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan
dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan.11
Banyak orang yang memahami video dalam dua pengertian: 1. sebagai rekaman
gambar hidup yang ditayangkan (di sini video sama dengan film, dan pada
makalah ini penyebutan video seringkali dipakai bergantian dengan film).
Aplikasi umum dari video adalah televisi atau media proyektor lainnya; 2.
sebagai teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan
gambar bergerak.12
Adapun video termasuk media audiovisual yang dibagi menjadi dua
jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu
unit, dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara,
televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio-visual tidak murni yakni apa
yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya.13
2. Kelebihan dan kekurangan video dalam pembelajaran
Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran di ruang kelas
sudah merupakan hal yang biasa. Sebagai media audio-visual dengan memiliki
unsur gerakan dan suara, adapun kelebihan media video dalam pembelajaran
antara lain:
a. kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak
peserta didik untuk malanglang buana kemana saja walaupun dibatasi dengan
ruang kelas.
10Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta: bali pustaka, 1995) hal. 1119 11http://id.wikipedia.org/wiki/video, diakses 24 april 2015 12http://benramt.wordpress.com/media-audio-dan-video-untuk-pembelajaran, diakses 24 april2015 13Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (ciputat mega: GP Press Group, 2013) hal. 113
9
b. Kemampuan untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), media video
membantu pengajar untuk menjelaskan gerakan atau prosedur tertentu lebih
rinci.14
c. Pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan.
d. Kemampuan video untuk mengabadikan kejadian-kejadian faktual dalam
bentuk program dokumenter bermanfaat untuk membantu pengajar dalam
mengetengahkan fakta.15
e. Penyampaian pesan pembelajaran dengan menggunakan media video akan
lebih terstandar. Artinya, kesan pembelajaran yang dilaksanakan memiliki
nilai transparasi yang lebih impresif daripada hanya bertumpu pada
penyampaian guru sehingga memungkinkan anak didik dapat berekspresi.16
Adapun manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam
meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah;
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b. Video dapat diulang untuk menambah kejelasan.
c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.
f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih
realistis.
g. Dapat mempengaruhi emosi seseorang.
h. Peserta didik dapat dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang
kurang pandai.
i. Menumbuhkan minat dan motivasi.
j. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk
dievaluasi.
14H. Hamza dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal. 135 15Ibid,hal. 136 16M. Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis MORAL, (Jojakarta: Ar – Ruzz Media, 2012) hal. 111
10
Selain kelebihan-kelebihan di atas, media video juga memiliki
kelemahan, antara lain:
a. Media ini terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangan materi.
b. Masih sedit video di pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.17
c. Sifat komunikasi bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian
umpan balik yang lain.
d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.18
3. Langkah – langkah pemanfaatan video
Pemanfataan video dalam proses pembelajaran hendaklah memperhatikan hal
berikut:
a. Program video harus dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal
menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan
memberikan stimulus berupa gerak yang serasi.
2) Pemakian video untuk tujuan psikomotorik dapat digunakan untuk
memperlihatkan contoh keterampilan gerak, misalnya gerakan sholat,
berwudhu, dan lain-lain.
3) Dengan menggunakan teknik dan efek, video dapat menjadi media
yang mampu mempengaruhi sikap dan emosi.
b. Guru harus mengenal program video yang tersedia.
c. Sesudah program video ditayangkan, perlu diadakan diskusi.
d. Video harus diputar ulang pada aspek-aspek tertentu.
e. Melakukan evaluasi dari tayangan video yang dilihat.19
f. Relevansi media video dalam pembelajaran PAI
Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran di ruang kelas
sudah merupakan hal yang biasa. Sebagai media audio-visual dengan memiliki
17Yuhdi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat Mega: GP Press Group, 2013), hal.127 18www.slideshare.net/kelebihan-dan-kekurangan-jenis, diakses 25 april 2015 19Yuhdi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat Mega: GP Press Group, 2013) hal.127
11
unsur gerak dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada
berbagai bidang study. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang
dapat mengajak peserta didik untuk berpikir lebih luas.
Pada bidang study yang banyak mempelajari keterampilan motorik20
dapat mengandalkan kemampuan video. Melatih kemampuan kegiatan dengan
prosedur tertentu akan membantu pengajar untuk meyajikan gerakan lambat
(slow motion), media video membantu pengajar untuk menjelaskan gerakan atau
prosedur tertentu dengan lebih rinci.21
Berdasarkan penjelasan di atas maka kita dapat melihat bahwa media
video (audio-visual) merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan motivasi, minat, dan rasa ingin tahu peserta
didik dalam proses pembelajaran. Khususnya pada bidang pembelajaran PAI,
yang mana peserta didik mampu menyerap makna-makna yang terkandung
dalam materi ajar yang diberikan oleh pedidik.
4. Perkembangan Vidio
a. Vidio Pita magnetik ( VTR, VCR, DAN Mini-DV)
Vidio adalah teknologi pemprosesan sinyal elektronik yang meliputi
gambar sekaligus suara. Alat yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain
play back, storge media (seperti pita magnetic dan disc), dan monitor.22
Vidio dalam perkembanganya bisa menguasai pasar dunia. Yaitu mulai
dari perusahaan vidio di Jepang seperti Hitachi, JVC, Matshushita, dan Sony,
serta Philip di belanda. Kegunaan vidio sangat tergantung pada setiap
individu ataupun masyarakat luas. Sehingga Vidio tersusun menjadi dua
format yaitu vidio tape recorder (VTR) dan vidio casette recorder (VCR).
Sedangkan format tipenya juga sangat beragam disesuaikan objek yang
diperlukan. Dimasanya vidio tape recorder dan vidio casette recorder juga
20(kemampuan anak didik dalam mengembangkan potensi kreativitas dan keterampilan yang dimilikinya sebagai latihan dalam mengasah kemampuan berkarya nyata) 21M. Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis MORAL, (Jojakarta: Ar – Ruzz Media, 2012) hal. 113 22Yudhi munadi, media pembelajaran, ( Jakarta, GP Press, 2013), hlm. 132-133
12
sangat populer mengingat tidak ada saingan di antara keduanya. Bentuknya
yang relatif sedang membuat seseorang lebih mudah untuk mengenalnya.
Penggunan vidio tape recorder sangat mendukung sistem dalam
pembelajran siswa. Dimana siswa yang belajarnya lamban dapat memutar
kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Sebaliknya
siswa yang belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat
kecepatan belajarnya.
Mata pelajaran yang telah direkam banyak disesuaikan dengan berbagai
bidang ilmu. Antara lain kaset yang sudah direkam bisa diulangi dan bisa
didengarkan kembali kemudian diceritakan kepada anak-anak yang terbiasa
melakukan cerita, bernyanyi dan lain-lain. meskipun tidak ada prosedur baku
tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu disajikan
dengan mengikuti langkag-langkah yang biasa diikuti ketika menggunakan
materi pelajaran dalam bentuk lain. Penggunaanya juga memerlukan
langkah-langkah antara lain:
1. Seorang siswa mempersiapkan diri.
2. Membangkitkan kesiapan siswa.
3. Mendengarkan materi audio.
4. Diskusi (membahas) materi program audio.
5. Menindaklanjuti program.
Vidio juga sangat membantu proses kegiatan balajar-mengajar. Vidio
merupakan media yang melibatkan dua indra sekaligus yaitu pendengaran dan
penglihatan dalam satu proses belajar mengajar. Dari segi karakteristik vidio
hampir sama dengan film sehingga antara vidio dan film kemudian muncul
perbedaan yaitu perbedaanya antara lain apabila film bisa diputar di ruang
yang gelap sementara vidio tidak.
Seiring dengan teknologi yang serba digital, muncul handycam yang
memudahkan seseorang dalam pembuatan film-film pendek yang bersifat
sederhana. Apabila para guru ingin membuat film pada moment-moment
tertentu, maka tinggal tekan tombol Rec (rekam) maka jadilah sebuah film
13
dokumentasi yang diinginkan. Pada kemunculanya hendycam untuk
menyimpan gambar hampir sama dengan vidio tape recorder tetapi lebih
bagus dari pada handycam karena handycam disertai kemunculan gambar
dipadukan dengan suara sehingga memudahkan para penggunanya. Lain
halnya dengan vidio tape recorder hanya bisa menyimpan berupa suara tanpa
berupa gambar. Saat ini handycam kurang diminati masyarakat mengingat
banyak bermunculan merk-merk baru yang bisa untuk pembuatan vidio.
Antara lain handphone atau smatphone yang bentuknya kecil, mudah dibawa,
dan kegunaanya sangat multi fungsi berbagai aplikasi bisa mudah
diinginkan.23
a. Vidio Disc
Vidio disc adalah sarana menyimpan dan mencari kembali gambar.
Vidio disc peretama kali dipasarkan oleh Philips dari Belanda di tahun 1972,
dan berikutnya oleh Thomson-CSF di Prancis, JVC di Jepang, dan RCA di
Amerika Serikat. Sistem yang digunakan scan bisa menggunakan informasi
gambar dan suara. Kemudian mengalami perubahan menjadi sistem optik. Pada
tahun 1992 Philips mempromosikan vidio dalam tampilan yang baru disebut
Vidio Compact Disk, yang disebut kebanyakan orang sebagai VCD. Format
VCD diperkenalkan untuk menjadi tandingan Laser Disc (LD) yang secara fisik
bentuknya besar dan lebih berat. Dengan menggunakan standar VCD, sebuah
medium CD dapat menampung muatan audio visual sepanjang 74 menit.
Pada 2007 dipasarkan cakram bluray (Blu-ray disc) adalah sebuah format
cakram optik untuk penyimpanan media digital termasuk vidio definisi tinggi.
Nama Blu-ray diambil dari laser biru ungu yang digunakan untuk membaca dan
menulis cakram jenis tersebut. Penyimpanan data yang lebih banyak dari format
DVD yang lebih umum karena panjang gelombang laser biru-ungu yang dipakai
hanya 405 nm dimana lebih pendek dibandingkan laser merah, 650 nm yang
dipakai DVD dan piringan kompak. Format saingan Blu-ray yang dapat
menyimpan 25 GB pada setiap lapisanya dibandingkan dengan 4,7 GB pada
DVD.
23Azhar Arsyad , media pembelajaran, (Jakarta, Rajawali pers, 2014), hlm.142-144.
14
Terdapat beberapa yang dapat dimanfaatkan oleh Vidio yakni Hard Disc
Drive ( HDD) dan chip monitor. Bila dibandingkan storage kelebihan HDD
lebih efisien tetapi sangat mungkin bisa terkena virus layaknya computer.
Selain itu penggunaan chip memori pada camcorder didasarkan pada
pertimbangan bahwa selain ukuranya yang kecil, durasi respon perekaman ke
memori ini juga lebih cepat dibandingkan dengan stroge seperti DVD atau mini
DV. Ketahanan Chip memori juga sangat kuat dibandingkan dengan HDD
dikarenakan tidak memiliki sistem mekanik sehingga tahan lebih kuat.24
C. Telivisi
1. Karakteristik dan Manfaat Telivisi
Televisi adalah perlengakapan elektronik yang pada dasarnya sama
dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Televisi sama dengan
film, bisa dilihat dan didengar. Biasanya bentuk dari telivisi berbentuk segi
empat atau kubus dengan ukuran dan model yang semakin beraneka ragam, yang
dapat menampilkan gambar dan suara sekaligus, sehingga tidak heran jika
kemudian TV juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran.25
Sebagai sebuah media pembelajaran, televisi mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan media lain. Media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada
saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Adapun karakteristik
televisi yaitu:
a) Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b) Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas
karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak
(bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub)
dan lain sebagainya.
c) Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga
panen. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Namun televisi belum dikatakan sebagai media pembelajaran jika belum
mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada 24Ibid, hlm. 137-140 25 Oemar Hamalik, Media Pembelajaran, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989. Hal. 134.
15
pengecualian, misalnya saja menggunakan televisi sebagai alat peraga untuk
menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam televisi dan cara
kerjanya, maka televisi yang digunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media
pembelajaran.26
Siaran pendidikan melalui televisi bagaimanapun tetap menarik bagi
anak-anak dan dapat membantu anak-anak belajar yang lebih baik. Hal ini
karena televisi mampu menyajikan bahan yang bergerak dinamis sehingga
merangsang perhatian anak-anak sehingga anak-anak lebih tertarik dan mudah
mencernakannya. Belajar melalui televisi mempunyai keuntungan ganda.
Pertama, dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dirancang. Kedua,
mampu meningkatkan daya apresiasi anak-anak. Penggunaan televisi khususnya
di sekolah memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaatnya sebagai berikut:
a) Televisi bersifat langsung dan nyata.
b) Televisi memperluas tinjauan kelas.
c) Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu.
d) Televisi dapat menunjukkan banyak hal dan segi.
e) Televisi menarik minat bukan saja bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa.
f) Televisi mampu memberi bantuan kepada guru.
g) Televisi mampu membawa sumber-sumber yang ada di masyarakat ke dalam
kelas.
h) Masyarakat akhirnya mengerti tentang sekolah secara nyata.27
Televisi sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan televisi sebagai berikut:
a) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk
gambar diam, film, obyek, dan drama.
b) Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
c) Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau
rekaman.
26 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Hal. 7. 27 Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Hal. 125.
16
d) Televisi dapat memberikan kepada siswan peluang untuk melihat dan
mendengar diri sendiri
e) Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa
dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
f) Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada
dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain
g) Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa.28
Sedangkan kekurangan televisi adalah sebagai berikut:
a) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
b) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan
untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual
siswa.
c) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
d) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit
bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
e) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan
guru, dan siswa bisa jadi besikap pasif selama penayangan.29
2. Televisi sebagai Media Pendidikan Jarak Jauh (PJJ): Studi Kasus TVE
TV-E (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia yang
khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan
berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat. Televisi Edukasi harus
dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat serta harus tetap
dengan kemasan yang mengasyikkan dan mnyenangkan. Daya jangkau televisi
bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media itu untuk tujuan
pembelajaran akan mempercepat pembangunan masyarakat belajar yang cerdas.
Program TV-E ini disiarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan
menggunakan parabola. Sasaran TV-E terutama adalah sekolah. Paket-paket
program TV-E sementara ini dikerjakan dengan bantuan Universitas terbuka,
28 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000. Hal. 51. 29 Ibid, Hal. 52.
17
internal departemen pendidikan nasional, japan foundation, dan berbagai
program studi jarak jauh.30
3. Perkembangan Televisi
Pada awalnya perkembangan televisi sangat tersendat-sendat, hal itu
terjadi karena negara-negara yang saat awal televisi ditemukan dan diupayakan
untuk dikembangkan sedang mengalami perpecahan (perang dunia II) sehingga
akibatnya penemuan-penemuan sistem televisi tersendat bahkan terhenti.
Pada ta hun 1923 John Logie Baird (1888-1956) berhasil membuat
televisi hitam putih yang dianggap sebagai TV praktis pertama. Walaupun
gambarnya masih kabur dan tidak jelas namun hasil penemuannya merupakan
tonggak penting dalam perkembangan sejarah televisi. British Broadcasting
Corporation (BBC) mulai mengoperasikan siaran televisi yang pertama di dunia
pada tanggal 2 November 1936.
Pada 1968 Sony Corporatin di Jepang mengembangkan sistem warna
Trinitron di dalamnya tiga warna (merah, biru, dan hijau) digabungkan dalam
satu tabung dan ada kisi yang memungkinkan rentang warna lebih kaya
mencapai layar tempat kita menonton. Teknologi tabung ini dikenal dengan
sebutan Cathode Ray Tube (CRT). Kemudian teknologi televisi ini berkembang
sampai pada layar televisi berteknologi LCD (Liquid Crystal Display), dan PDP
( Plasma Display Panel).31
Teknologi untuk siaran televisi saat ini sedikitnya memiliki 9 produk di
Dunia yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan atau hiburan.
9 produk tersebut yaitu:
a. High Definition Video System. Merupakan kamera video yang dilengkapi
dengan sistem editing dan mampu merekam serta menstransfer film cerita
yang langsung disalurkan ke gedung-gedung bioskop.
b. Imax System. Memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat
dalam cerita.
30 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: REFERENSI, 2013. Hal.142-144 31 Ibid., Hal. 144
18
c. Diamond Vision System. Sistem yang dapat memproyeksikan video signal
pada layar lebar.
d. Teletext System. Merupakan surat kabar elektronik.
e. Still Picture Broadcasting System. Untuk keperluan pendidikan.
f. Cable Televison System. Sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus pada
para pelanggan melalui dekoder dengan menggunakan kabel atau pancaran
satelit.
g. Pay Television System. Penyiaran melalui sentral video dengan cara
membayar.
h. Direct Broadcasting Satelitte System. Dengan menggunakan antena parabola
untuk menangkap siaran tersebut.
i. High Definition Television System. Sistem pertelevisian terbaru penemuan
Jepang.32
32 Darwanto, op. cit. Hal. 75.
19
BAB III
KESIMPULAN
Jenis-jenis media pembelajaran Audio-Visual :
1. Film Gerak Bersuara
Media film dapat diklasifikasikan sebagai media audio visual yang mampu
menayangkan film bergerak. Media film ini telah banyak digunakan untuk
keperluan hiburan, sampai bidang pendidikan dan pembelajaran. Media ini dapat
mengungkapkan objek peristiwa seperti keadaan yang sesungguhnya atau nyata.
2. Video
Video merupakan suatu alat telekomunikasi yang dapat dilihat oleh panca indra
(mata), yang berupa gambar hidup (gerak).
3. Televisi
Televisi adalah perlengakapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Televisi sama dengan film, bisa
dilihat dan didengar. Biasanya bentuk dari telivisi berbentuk segi empat atau
kubus dengan ukuran dan model yang semakin beraneka ragam, yang dapat
menampilkan gambar dan suara sekaligus, sehingga tidak heran jika kemudian
TV juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, 2000, Media Pengajaran, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
____________, 2014, Media Pembelajaran, jakarta, Rajawali pers.
Asyar, Rayandra, 2012, kreatif mengembangkan media pembelajaran, Jakarta: GP Press
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar, 1989, Media Pembelajaran, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamza, H, dan Lamatenggo, Nina, 2011, Teknologi Komunikasi Dan Informasi
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Ilahi, Takdir, 2012, Revitalisasi Pendidikan Berbasis MORAL, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Munadi, Yudhi, 2013, media pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:GP
Press.
Prent, K, dkk, 1969, Kamus Latin-Indonesia, Jakarta:kanisius.
Susilana, Rudi, dan Riyana, Cepi, 2009, Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, Bandung: CV Wacana
Prima.
Tim Penyusun, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Bali Pustaka
http://benramt.wordpress.com/media-audio-dan-video-untuk-pembelajaran, diakses 24
april 2015
www.slideshare.net/kelebihan-dan-kekurangan-jenis, diakses 25 april 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/video, diakses 24 april 2015