mazhab dalam filsafat islam

3
Mazhab dalam Filsafat Islam Sedikitnya ada lima aliran atau mazhab dalam filsafat Islam yang biasanya terimplementasi pada kehidupan sehari-hari berdasarkan letak sejarah peradaban dan tokoh ulama yang berkembang dalam suatu ilmu Filsafat mazhab dalam filsafat Islam: pertama teologi dialektik (Ilmu Kalam) Aliran mu’tazilah mencapai puncaknya pada masa kepemimpinan khalifah al-Makmun dari Bani Abbas, pada masa itu aliran ini mengkampanyekan pemikiran bahwa “Al-Qur’an adalah mahluk”. Semua rakyat dan ulama’ dipaksa untuk mengikuti pemikiran tersebut, namun ada salah satu ulama’ yang menentang dengan tegas pendapat tersebut, dia adalah imam Ahmad ibn Hanbal. Akibat penentangan tersebut, beliau kerap kali disiksa dan masuk penjara. Pemikiran-pemikiran imam Ahmad Ibn Hanbal kemudian melahirkan sebuah aliran teologi baru yaitu aliran Salaf. Aliran salaf merupakan aliran yang muncul sebagai kelanjutan dari pemikiran Imam Ahmad ibn Hanbal yang kemudian pemikirannya diformulasikan secara lebih lengkap oleh imam Ahmad Ibn Taimiyah. Sebagaimana aliran Asy’ariyah, aliran Salaf memberikan reaksi yang keras terhadap pemikiran-pemikiran ekstrim Mu’tazilah Pengertian Salaf Kata salaf secara etimologi dapat diterjemahkan menjadi "terdahulu" atau "leluhur".[1] Menurut Thablawi Mahmud Sa’ad, Salaf artinya ulama terdahulu. Salaf terkadang dimaksudkan untuk merujuk generasi sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, para pemuka abad ke-3 H., dan para pengikutnya pada abad ke-4 yang terdiri dari atas para muhadditsin dan lainnya. Salaf berarti pula ulama-ulama saleh yang hidup pada tiga abad pertama Islam.[2] Sedangkan menurut terminologi terdapat banyak difinisi yang dikemukakan oleh para pakar mengenai arti salaf, diantaranya adalah:

Upload: febrinaii

Post on 01-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mazhab dalam filsafat islam

TRANSCRIPT

Page 1: Mazhab Dalam Filsafat Islam

Mazhab dalam Filsafat Islam

Sedikitnya ada lima aliran atau mazhab dalam filsafat Islam yang biasanya terimplementasi pada kehidupan sehari-hari berdasarkan letak sejarah peradaban dan tokoh ulama yang berkembang dalam suatu ilmu Filsafat

mazhab dalam filsafat Islam:

pertama teologi dialektik (Ilmu Kalam)

Aliran mu’tazilah mencapai puncaknya pada masa kepemimpinan khalifah al-Makmun dari Bani Abbas, pada masa itu aliran ini mengkampanyekan pemikiran bahwa “Al-Qur’an adalah mahluk”. Semua rakyat dan ulama’ dipaksa untuk mengikuti pemikiran tersebut, namun ada salah satu ulama’ yang menentang dengan tegas pendapat tersebut, dia adalah imam Ahmad ibn Hanbal. Akibat penentangan tersebut, beliau kerap kali disiksa dan masuk penjara. Pemikiran-pemikiran imam Ahmad Ibn Hanbal kemudian melahirkan sebuah aliran teologi baru yaitu aliran Salaf.

Aliran salaf merupakan aliran yang muncul sebagai kelanjutan dari pemikiran Imam Ahmad ibn Hanbal yang kemudian pemikirannya diformulasikan secara lebih lengkap oleh imam Ahmad Ibn Taimiyah. Sebagaimana aliran Asy’ariyah, aliran Salaf memberikan reaksi yang keras terhadap pemikiran-pemikiran ekstrim Mu’tazilah

Pengertian Salaf

Kata salaf secara etimologi dapat diterjemahkan menjadi "terdahulu" atau "leluhur".[1] Menurut Thablawi Mahmud Sa’ad, Salaf artinya ulama terdahulu. Salaf terkadang dimaksudkan untuk merujuk generasi sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, para pemuka abad ke-3 H., dan para pengikutnya pada abad ke-4 yang terdiri dari atas para muhadditsin dan lainnya. Salaf berarti pula ulama-ulama saleh yang hidup pada tiga abad pertama Islam.[2]

Sedangkan menurut terminologi terdapat banyak difinisi yang dikemukakan oleh para pakar mengenai arti salaf, diantaranya adalah:

- Menurut As-Syahrastani, ulama salaf adalah yang tidak menggunakan ta’wil (dalam menafsirkan ayat-ayat mutasabbihat) dan tidak mempunyai faham tasybih (antropomorphisme).[3]

- Mahmud Al-Bisybisyi menyatakan bahwa salaf sebagai sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in yang dapat diketahui dari sikapnya menampik penafsiran yang mendalam mengenai sifat-sifat Allah yang menyerupai segala sesuatu yang baru untuk mensucikan dan mengagungkan-Nya.[4]

Asal penamaan Salaf dan penisbahan diri kepada manhaj Salaf adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putrinya Fatimah az-Zahra:

.ه, 0ن 0ع5م2 ف2إ ل2ف, ن 2ا الس. 2ن ل2ك0 أ

Artinya: "Karena sesungguhnya sebaik-baik salaf bagi kamu adalah saya".[5]

Page 2: Mazhab Dalam Filsafat Islam
Page 3: Mazhab Dalam Filsafat Islam

Ketiga, AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH AL-ASY’ARI DAN AL-MATURIDI

Mazhab ahlu Sunnah wal Jamaah ,