materi pertemuan ke 7 bahann bukti audit
DESCRIPTION
hukumTRANSCRIPT
MATERI PERTEMUAN KE 7 BAHANN BUKTI AUDIT
Pengertian Bukti Audit
Mulyadi (2002 : 74) Mendefinisikan Bukti Audit Sebagai : Segala Informasi Yang Mendukung Angka – Angka Atau Informasi Lain Yang Disajikan Dalam Laporan Keuangan, Yang Dapat Digunakan Oleh Auditor Sebagai Dasar Untuk Menyatakan Pendapatnya. Bukti Audit Yang Mendukung Laporan Keuangan Terdiri Dari Data AkuntansiDan Semua Informasi Penguat (Corroborating Information) Yang Tersedia Bagi Auditor.
Arens, Elder Dan Beasley (2008 : 225) Mendefinisikan Bukti Audit “Sebagai Setiap Informasi Yang Digunakan Oleh Auditor Untuk Menentukan Apakah Informasi Yang Diaudit Telah Dinyatakan Sesuai Dengan Kriteria Yang Ditetapkan”.
Informasi Ini Sangat Bervariasi Sesuai Kemampuannya Dalam Meyakinkan Auditor Bahwa Laporan Keuangan Telah Disajikan Sesuai Dengan Prinsip – Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum. Bukti Audit Mencakup Informasi Yang Sangat Persuasif, Misalnya Perhitungan Auditor Atas Sekuritas Yang Diperjualbelikan Dan Informasi Yang Kurang Persuasif, Misalnya Respons Atas Pertanyaan – Pertanyaan Dari Para Karyawan Klien. Penggunaan Bukti Bukan Hal Yang Aneh Bagi Auditor. Bukti Juga Digunakan
Secara Ekstentif Oleh Para Ilmuwan, Pengacara Dan Ahli Sejarah.
Tujuan Audit Laporan Keuangan Adalah Menyatakan Pendapat Atas Kewajaran Laporan Keuangan Klien. Untuk Mendasari Pemberian Pendapat Tersebut, Maka Auditor Harus Menghimpun Dan Mengevaluasi Bukti – Bukti Yang Mendukung Laporan Keuangan Tersebut. Dengan Demikian, Pekerjaan Audit Adalah Pekerjaan Mengumpulkan Dan Mengevaluasi Bukti, Dan Sebagian Besar Waktu Audit Sebenarnya Tercurah Pada Perolehan Atau Pengumpulan Dan Pengevaluasian Bukti Tersebut.
Bukti Audit Merupakan Suatu Konsep Yang Fundamental Di Dalam Audit, Dan Hal Itu Dinyatakan Dalam Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga. Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : 326 Pr. 1) Menyatakan Bahwa : “ Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga Berbunyi : Bukti Audit Kompeten Yang Cukup Harus Diperoleh Melalui Inspeksi, Pengamatan, Pengajuan Pernyataan, Dan Konfirmasi Sebagai Dasar Yang Memadai Untuk Menyatakan Pendapat Atas Laporan Keuangan Auditan.”
Tipe Bukti Audit Dan Prosedur Audit
Ada Delapan Tipe Bukti Audit Yang Harus Diperoleh Auditor Dalam Auditnya: Pengendalian Intern, Bukti Fisik, Bukti Dokumenter, Catatan Akuntansi, Perhitungan, Bukti Lisan,
Perbandingan Dan Ratio, Serta Bukti Dari Spesialis.
Untuk Memperoleh Bukti Audit, Auditor Melaksanakan Prosedur Audit Yang Merupakan Instruksi Terperinci Untuk Mengumpulkan Tipe Bukti Audit Tertentu Yang Harus Diperoleh Pada Saat Tertentu Dalam Audit. Prosedur Audit Yang Dipakai Oleh Auditor Untuk Memperoleh Bukti Audit Adalah Inspeksi, Pengamatan, Wawancara, Konfirmasi, Penelusuran, Pemeriksaan Bukti Pendukung, Penghitungan, Dan Scanning.
Dalam Situasi Tertentu, Risiko Terjadinya Kesalahan Dan Penyajian Yang Salah Dalam Akun Dan Dalam Laporan Keuangan Jauh Lebih Besar Dibandingkan Dengan Situasi Yang Biasa. Oleh Karena Itu, Auditor Harus Waspada Jika Menghadapi Situasi Audit Yang Mengandung Risiko Besar, Seperti Contoh Berikut Ini:
Pengendalian Intern Yang Lemah, Kondisi Keuangan Yang Tidak Sehat, Manajemen Yang Tidak Dapat Dipercaya, Penggantian Auditor Publik Yang Dilakukan Oleh Klien Tanpa Alasan Yang Jelas, Perubahan Tarif Atau Peraturan Pajak Atas Laba, Usaha Yang Bersifat Spekulatif, Dan Transaksi Perusahaan Yang Kompleks. Kewaspadaan Ini Perlu Dimiliki Oleh Auditor Untuk Menghindarkan Dirinya Dari Pernyataan Pendapat Wajar Atas Laporan Keuangan Klien Yang Berisi Ketidakjujuran.
Dalam Proses Pengumpulan Bukti Audit, Auditor Melakukan Empat Pengambilan Keputusan Yang Sating Berkaitan, Yaitu Penentuan Prosedur Audit Yang Akan Digunakan, Penentuan Besarnya Sampel Untuk Prosedur Audit Tertentu, Penentuan Unsur Tertentu Yang Harus Dipilih Dari Populasi, Dan Penentuan Waktu Yang Cocok Untuk Melaksanakan Prosedur Audit Tersebut.
Sumber : Www.Google.Com
Bukti Audit Adalah Segala Informasi Yang Mendukung Data Yang Disajikan Dalam Laporan Keuangan , Yang Terdiri Dari Data Akuntansi Dan Informasi Pendukung Lainnya , Yang Dapat Digunakan Oleh Auditor Sebagai Dasar Untuk Menyatakan Pendapatnya Mengenai Kewajaran Laporan Keuangan Tersebut.
Dasar Pembahasan Bukti Audit Adalah Standar Pekerjaan Lapangan Khususnya Standar Ketiga ,Mendasari Pembahasan Bukti Audityang Berbunyi : “ Bukti Audit Kompeten Yang Cukup Harus Diperoleh Melalui Inspeksi, Pengamatan, Permintaan Keterangan Dan Konfirmasi Sebagai Dasar Untuk Menyatakan Pendapat Atas Laporan Keuangan Yang Diaudit “.
Tipe Bukti Audit
Ä Tipe Data Akuntansi
§ Pengendalian Intern.
§ Catatan Akuntansi.
Ä Tipe Informasi Penguat (Corroborating Information)
§ Bukti Fisik.
§ Bukti Dokumenter.
§ Perhitungan.
§ Bukti Lisan.
§ Perbandingan Dan Ratio.
§ Bukti Dari Spesialis.
Kecukupan Bukti Audit
Berkaitan Dengan Kuantitas Bukti Audit. Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Bukti Audit , Meliputi :
Ü Materialitas.
Ü Resiko Audit.
Ü Faktor – Faktor Ekonomi.
Ü Ukuran Dan Karakteristik Populasi.
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi Bukti Adalah Berkaitan Dengan Kuantitas Atau Mutu Dari Bukti–Bukti Tersebut. Bukti Yang Kompeten Adalah Bukti Yang Dapat Dipercaya , Sah , Obyektif , Dan Relevan.
Untuk Menentukan Kompetensi Bukti Harus Mempertimbangkan Berbagai Faktor , Yaitu :
Ü Sumber Bukti ,
Ü Relevansi Bukti ,
Ü Obyektivitas Bukti ,
Ü Saat Atau Waktu.
Prosedur – Prosedur AuditProsedur Audit Adalah Tindakan Yang Di Lakukan Atau Metode Dan Taknik Yang Digunakan Oleh Auditor Untuk Mendapatkan Atau Mengevaluasi Bukti Audit.
Jenis – Jenis Prosedur Audit• Prosedur AnalitisTerdiri Dari Kegiatan Yang Mempelajari Dan Membandingkan Data Yang Memiliki Hubungan.Prosedur Analitis Mengahsilkan Bukti Analitis.• MenginspeksiMeliputi Kegiatan Pemeriksaan Secara Teliti Atau Pemeriksaan Secara Mendalam Atas Dokumen Catatan Atau Pemeriksaan Fisik Atas Sumber-Sumber Berwujud. Dengan Cara Ini Auditor Dapat Membuktikan Keaslian Suatu Dokumen.• MengkonfirmasiAdalah Suatu Bentuk Pengajuan Pertanyaan Yang Memungkinkan Auditor Untuk Mendapatkan Informasi Langsung Dari Sumber Independent Dari Luar Perusahaan.• Mengajukan PertanyaanHal Ini Bisa Dilakukan Secar Lesan Ataupun
Tertulis.Pertanyaan Bisa Dilakukan Kepada Sumber Intern Pada Perusahaan Klien Atau Pada Pihak Luar.• MenghitungPenerapan Prosedur Menghitung Yang Paling Umum Dilakukan Adalah 1.Melakukan Perhitungan Fisik Atas Barang-Barang Berwujud2.Menghitung Dokumen Bernomor TercetakTindaka Yang Pertama Dimaksudkan Untuk Mengevaluasi Bukti Fisik Dari Jumlah Yang Ada Di Tangan Sedangkan Yang Kedua Merupakan Cara Untuk Mengevaluasi Bukti Dokumen Khususnya Yang Berkaitan Dengan Kelengkapan Catatan Akuntansi.• MenelusurYang Biasa Dilakukan Adalah :1. Memilih Dokumen Yang Di Buat Pada Saat Transaksi Terjadi2. Menentukan Bahwa Dokumen Pada Transaksi
Tersebut Telah Dicatat Dengan Tepat Dalam Catatan Akuntansi.• Mencocokkan Ke DokumenKegiatannya Meliputi :1. Memilih Ayat Jurnal Tertentu Dalam Catatan Akuntansi2. Mendapatkan Dan Menginspeksi Dokumen Tanyg Menjadi Dasar Pembuatan Ayat Jurnal Tersebut Untuk Menentukan Validasi Dan Ketelitian Transaksi Yang Dicatat.• MengamatiAktivitas Ini Merupakan Kegiatan Rutin Dari Suatu Tipe Transaksi.• Melakukan UlangAuditor Juga Bisa Melakukan Ulang Beberapa Aspek Dalam Proses Transaksi Tertentu Untuk Memastikan Bahwa Proses Yang Telah Dilakukan Klien Sesuai Dengan Prosedur Dan Kebijakan Pengendalian Yang Telah Di Tetapkan.• Teknik Audit Berbantu Computer
Penggolongan Prosedur Audit • Prosedur Untuk Mendapatkan Pemahaman• Pengajuan Pengendalian• Pengujian SubtantifTerdiri Dari 1. Prosedur Analitis2. Pengujian Detil Transaksi3. Pengujian Detil Saldo-Saldo
KERTAS KERJAKertas Kerja Sering Juga Disebut Dengan Neraca Lajur (Work Sheet) Yaitu Suatu Daftar Yang Terdiri Dari Lajur Atau Kolom-Kolom Neraca Saldo, Ayat Jurnal Penyesuaian Serta Laporan Keuangan Yang Dibuat Untuk Menyajikan Semua Data Akuntansi Yang Diperlukan Pada Akhir Periode Akuntansi.
Kertas Kerja Adalah Catatan-Catatan Yang Diselenggarakan Oleh Auditor Tentang Prosedur Audit
Yang Ditempuhnya, Pengujian Yang Dilakukannya, Informasi Yang Diperolehnya, Dan Simpulan Yang
Dibuatnya Sehubungan Dengan Auditnya. Contoh Kertas Kerja Adalah Program Audit, Analisis,
Memorandum, Surat Konfirmasi, Representasi, Ikhtisar Dari Dokumen-Dokumen Perusahaan, Dan Daftar
Atau Komentar Yang Dibuat Atau Diperoleh Auditor. Kertas Kerja Dapat Pula Berupa Data Yang Disimpan
Dalam Pita Magnetik, Film, Atau Media Yang Lain.
04 Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Auditor Mengenai Kuantitas, Bentuk, Dan Isi
Kertas Kerja Untuk Perikatan Tertentu Mencakup:
A. Sifat Perikatan Auditor.
B. Sifat Laporan Auditor.
C. Sifat Laporan Keuangan, Daftar, Dan Keterangan Yang Perlu Bagi Auditor Dalam Pemb Laporan.
D. Sifat Dan Kondisi Catatan Klien.
E. Tingkat Risiko Pengendalian Taksiran.
F. Kebutuhan Dalam Keadaan Tertentu Untuk Mengadakan Supervisi Dan Review Atas Pekerjaan Yang
Dilakukan Para Asisten.
Fungsi Kertas Kerja :• Menyediakan Penunjang Utama Bagi Laporan Audit• Membantu Auditor Dalam Melaksanakan Dan Mensupervisi Audit• Menjadi Bukti Bahwa Audit Telah Di Laksanakan Sesuai Dengan Standar Auditing
Jenis Kertas Kerja• Daftar Saldo PemeriksaanHal Ini Menjadi Penting Karena :
1. Merupakan Penghubung Antar Rekening Buku Besar Klien Dengan Pos Yang Dilaporkan Dalam Laporan Keuangan.2. Merupakan Pengontrol Atas Kertas Kerja Yang Lain3. Memberi Petunjuk Pada Kertas Kerja Yang Mana Dimuat Bukti Audit Untuk Setiap Pos Laporan Keuangan.• Daftar Dan Analisis• Memo Audit Dan Informasi PenguatAdalah Data Tertulis Yang Di Buat Auditor Dalam Bentuk Uraian. Memo Bisa Berupa Komentar Atas Pelaksanaan Prosedur Audit Dan Kesimpulan Yang Di Capai. Sedang Informasi Penguat Terdiri Dari :1. Ringkasan Atau Intisari Notulen Rapat Dewan Komisaris2. Jawaban Konfirmasi3. Representasi Tertulis Dari Manajemen Dan Ahli Dari Luar
4. Salinan Kontrak Politik• Jurnal Penyesuaian Dan ReklasifikasiAdalah Koreksi Atas Kekeliruan, Penghilangan Atau Kesalahan Penerapan Prinsip Akuntansi Yang Dilakukan Oleh Klien. Jurnal Reklasifikasi Berkaitan Dengan Penyajian Saldo Yang Benar Dalam Laporan Keuangan Secara Baik.
Pembuatan Kertas KerjaBeberapa Teknik Penting Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja :1. Judul2. Nomor Indek3. Referensi Silang4. Tanda Pengerjaan5. Tanda Tangan Dan Tanggal
Review Kertas KerjaReview Dilakukan Oleh Pengawas Langsung Dari Si Pembuat Kertas Kerja. Hal Ini Dilakukan
Apabila Pekerjaan Telah Selesai Dikerjakan, Review Di Tekankan Pada Pekerjaan Apa Yang Dilakukan, Bukti Yang Di Peroleh, Dan Kesimpulan Yang Di Capai Oleh Pembuat Kertas Kerja.
Tipe Audit Dan Auditor Ada Tiga Tipe Auditing, Yaitu Audit Laporan Keuangan, Audit Kepatuhan, Dan Audit Operasional. Audit Laporan Keuangan Adalah Audit Yang Dilakukan Oleh Auditor Independen Terhadap Laporan Keuangan Yang Disajikan Oleh Kliennya Untuk Menyatakan Pendapat Mengenai Kewajaran Laporan Keuangan Tersebut. Audit Kepatuhan Adalah Audit Yang Tujuannya Untuk Menentukan Kepatuhan Entitas Yang Diaudit Terhadap Kondisi Atau Peraturan Tertentu. Audit Operasional Merupakan Review Secara Sistematik Atas Kegiatan Organisasi, Atau Bagian Daripadanya, Dengan Tujuan Untuk; (1)
Mengevaluasi Kinerja, (2) Mengidentifikasi Kesempatan Untuk Peningkatan, (3) Membuat Rekomendasi Untuk Perbaikan Atau Tindakan Lebih Lanjut
Tipe-Tipe Auditor Yang Umumnya Diklasifikasikan Ke Dalam Tiga Kelompok,
Yaitu:
1. Auditor Intern
Auditor Intern Merupakan Auditor Yang Bekerja Di Dalam Perusahaan
(Perusahaan Negara Atau Perusahaan Swasta) Yang Tugas Pokoknya Adalah:
• Menentukan Auditor Kebijakan Dan Prosedur Yang Telah Ditetapkan Telah
Dipatuhi Atau Tidak
• Baik Tidaknya Dalam Penjagaan Asset Perusahaan
• Menentukan Efisiensi Dan Efektivitas Prosedur Kegiatan Perusahaan
• Menentukan Keandalan Informasi Yang Dihasilkan Oleh Bagian Perusahaan
2. Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintahan Merupakan Auditor Professional Yang Bekerja Di Instansi
Pemerintah Yang Tugas Pokoknya Melakukan Audit Atas Pertanggungjawaban
Keuangan Yang Disajikan Oleh Entitas Pemerintah Atau Pertanggungjawaban
Keuangan Yang Ditujukan Untuk Pemerintah.
3. Auditor Independen
Auditor Independen Adalah Auditor Professional Yang Menyediakan Jasanya
Kepadanya Masyarakat Umum Untuk Memenuhi Kebutuhan Para Pemakaian
Informasi Keuangan, Terutama Dalam Bidang Audit Atas Laporan Keuangan Yang
Dibuat Oleh Kliennyassss
Ada Tiga Tipe Auditor Menurut Lingkungan Pekerjaan Auditing, Yaitu Auditor Independen, Auditor Pemerintah, Dan Auditor Intern. Auditor Independen Adalah Auditor Profesional Yang
Menyediakan Jasanya Kepada Masyarakat Umum, Terutama Dalam Bidang Audit Atas Laporan Keuangan Yang Disajikan Oleh Kliennya. Auditor Pemerintah Adalah Auditor Profesional Yang Bekerja Di Instansi Pemerintah, Yang Tugas Pokoknya Melakukan Audit Atas Pertanggungjawaban Keuangan Yang Disajikan Oleh Unit-Unit Organisasi Dalam Pemerintahan Atau Pertanggungjawaban Keuangan Yang Ditujukan Kepada Pemerintah. Auditor Intern Adalah Auditor Yang Bekerja Dalam Perusahaan (Perusahaan Negara Maupun Perusahaan Swasta), Yang Tugas Pokoknya Adalah Menentukan Apakah Kebijakan Dan Prosedur Yang Ditetapkan Oleh Manajemen Puncak Telah Dipatuhi, Menentukan Baik Atau Tidaknya Penjagaan Terhadap Kekayaan Organisasi, Menentukan Efisiensi Dan Efektivitas Prosedur Kegiatan Organisasi, Dan Menentukan Keandalan
Informasi Yang Dihasilkan Oleh Berbagai Bagian Organisasi
PENGERTIAN AKUNTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDEPENDEN
Akuntansi Publik Adalah Seni (Keterampilan) Dan Ilmu Mengolah Transaksi Atau Kejadian Yang Setidak-Tidaknya Dapat Diukur Dengan Uang Menjadi Laporan Keuangan Yang Dibutuhkan Oleh Para Pihak Yang Berkepentingan Atas Pemerintah Yang Nantinya Akan Digunakan Didalam Proses Pengambilan Keputusan Publik.
Akuntan Publik Adalah Akuntan Yang Telah Memperoleh Izin Dari Menteri Keuangan Untuk Memberikan Jasa Akuntan Publik (Lihat Di Bawah) Di Indonesia. Ketentuan Mengenai Akuntan Publik Di Indonesia Diatur Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik Dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap Akuntan Publik Wajib Menjadi Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Asosiasi Profesi Yang Diakui Oleh Pemerintah.
Auditor Independen Adalah Auditor Yang Berpraktek Dalam Kantor Akuntan Publik, Yang Menyediakan Berbagai Jasa Yang Diatur Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (Auditing,
Atestasi, Akuntansi Dan Review, Dan Jasa Konsultasi) (Mulyadi, 2002:52).
Auditor Independen Mempunyai Tanggungjawab Utama Untuk
Melaksanakan Fungsi Pengauditan Terhadap Laporan Keuangan Perusahaan Yang
Diterbitkan Tanpa Memihak Kepada Kliennya. Auditor Independen Bekerja Dan
Memperoleh Honorium Dari Kliennya Yang Dapat Berupa Fee Perjam Kerja
AUDITING I
AUDITING I
Oleh : M Laksono Tri R, Msi
Pemeriksaan Akuntan (Auditing) Adalah Suatu Proses Sistimatik Untuk Memperoleh Dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif Mengenai Pernyataan Tentang Kegiatan Dan Kejadiaan Ekonomi, Dengan Tujuan Untuk Menetapkan Tingkat Kesesuaian Antara Pernyataan–Peryataan Tersebut Dengan Kriteria Yang Telah Ditetapkan, Serta Penyampaian Hasil–Hasilnya Kepada Pemakai Yang Berkepentingan.
Pemeriksaan Akuntan (Oleh Akuntan Publik) Adalah Pemeriksaan Yang Obyektif Tehadap Laporan Keuangan Suatu Perusahaan Atau Organisasi Lain Dengan Tujuan Menentukan Apakah Laporan Keuangan Tersebut Telah
Disajikan Secara Wajar Keadaan Keuangan Dan Usaha Perusahaan Atau Organisasi Lain.
Perbedaan Antara Konsep Auditing, Examination Dan Attestastion Adalah :
Konsep Auditing, Mencakup Perolehan Dan Penilaian Bukti Yang Mendasari Laporan Keuangan Histories Suatu Entitas Yang Berisikan Asersi Yang Dibuat Oleh Manajemen
Konsep Examination/Pemerikasaan Merupakan Pernyataan Suatu Pendapat Tentang Kesesuaian Asersi Yang Dibuat Oleh Pihak Lain Dengan Kreteria Yang Telah Ditetapkan
Konsep Attestation, Merupakan Suatu Pernyataan Pendapat Atau Pertimbangan Orang Yang Independen Dan Kompeten Tentang Apakah Asersi Suatu Entitas Sesuai Dalam Suatu Hal Yang Signifikan Dengan Kreteria Yang Telah Ditetapkan.
Pedoman Audit Atas LK Histories Adalah Mengacu Pada Standar Auditing
Untuk Fungsi Atestasi Yang Mencakup Tingkat Keyakinan Yang Tertinggi Mengacu Pada Standar Atestasi.
Untuk Fungsi Non Atetstasi Yang Mencakup Jasa Akuntansi Dan Review Mengacu Pada Standar Jasa Akuntansi Dan Review
Panduan Bagi Akuntan Publik Dalam Menyediakan Jasa Kosultasi Publik Dalam Menyediakan Jasa Konsultasi Mengacu Pada Standar Jasa Konsultasi
Norma Pemeriksaan Akuntan
Norma Umum
Pemeriksaan Dilakukan Oleh Seorang Atau Beberapa Orang Yang Ahli Dan Telah Menjalani Latihan Yang Cukup
Akuntan Harus Bertindak Independen
Akuntan Harus Mengunakan Kemahiran Profesionalismenya Secara Cermat Dan Seksama
Norma Pelaksanaan
Pemeriksaan Harus Direncanakan Dan Apabila Mengunakan Asisten Harus Diawasi
Pemahaman Yang Memadai Mengenai Stuktur Pengendalian Intern Harus Diperoleh Untuk Merencanakan Pemeriksaan Dan Menentukan Jenis , Dan Lingkup Pengujian Yang Harus Dilakukan.
Bukti Kompeten Yang Cukup Harus Diperoleh Melalui Inpeksi, Pengamatan, Tanyajawb, Dan Konfirmasi Sebagai Dasr Yang Layak Untuk Menyatakan Pendapat Atas Laporan Keuangan Yang Diperiksa.
Norma Pelaporan
Laporan Akuntan Harus Menyatakan Apakah Laporan Keuangan Yang Diperiksa Telah Sesuai Dengan PAI
Laporan Akuntan Harus Menyatakan Apakah Prinsip Akuntasi Tersebut Dalam Periode Berjalan Telah Dilaksanakan Secara Konsisten Dibanding Tahun Sebelumnya
Pengungkapan Informasi Dalam Laporan Keuangan Harus Dipandang Memadai Kecuali Dinyatakan Lain Dalam Laporan Akuntan
Laporan Akuntan Memuat Suatu Pernyataan Pendapat Mengenai Laporan Keuangan Secara Keseluruhan Atau Memuat Penegasan, Bahwa Pernyataandemikian Tidak Dapat Diberikan. Jika Pendapat Secara Keseluruhan Tidak Dapat Diberikan, Maka Alasannya Harus Dikemukakan. Dalam Hal Nama Akuntan Dihubungkan Dengan Laporan Keuangan, Maka Laporan Keuangan
Harus Memuat Petunjuk Yang Jelas Mengenai Sifat Pemeriksaan Jika Ada , Dan Tingkat Tanggung Jawab Akuntan Yang Bersangkutan .
Aspek-Aspek Independensi Auditor :
Independensi Dalam Diri Auditor (Independence In Fact) : Jujur Dalam Mempertimbangkan Fakta-Fakta Yang Ditemuinya Dalam Auditnya.
Perceived Independence/Independence In Appearance : Independensi Ditinjau Dari Sudut Pandang Pihak Lain Yang Bersangkutan Dengan Diri Auditor
Independensi Dipandang Dari Sudut Keahliannya : Seseorang Dapat
Mempertimbangkan Fakta Dengan Baik Jika Ia Mempunyai Keahlian Mengenai Audit Atas Fakta Tersebut
Tipe Auditor :
Auditor Independen : Auditor Professional Yang Menyediakan Jasanya Kepada Masyarakat Umum Terutama Dalam Bidang Audit Atas LK Yang Dibuat Pihak Lain
Auditor Pemerintah : Auditor Professional Yang Bekerja Di Pemerintahan Yang Tugas Pokoknya Melakukan Audit Atas Pertanggungjawaban Keuangan Yang Ditujukan Kepada Pemerintah
Auditor Internal : Auditor Yang Bekerja Di Perusahaan (Swasta/Pemerintah) Yang Tugas Pokoknya Menentukan Apakah Kebijakan Dan
Prosedur Yang Ditetapkan Oleh Manajemen Puncak Telah Dipatuhi, Menentukan Baik Tidaknya Penjagaan Terhadap Kekayaan Perusahaan, Menentukan Efisiensi Dan Efektivitas Prosedur Kegiatan Perusahaan, Menentukan Keandalan Informasi Yang Dihasilkan Oleh Berbagai Bagian Organisasi.
Langkah – Langkah Pemeriksaan
Mengumpulkan Informasi Untuk Mempeoleh Gambaran Umum Mengenai Klein
Memahami Stuktur Pengendalian Intern
Menguji Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Menguji Secara Langsung Saldo – Saldo Rekening Yang Tercantum Dalam Laporankeuangan
Menyelesaikan Pekerjaan Pemeriksaan Dengan Meringkas Hasil – Hasil Semua Pengujian Yang Telah Dilaksanakan Dan Menarik Kesimpulan - Kesimpulan
Menerbitkan Laporan Akuntan
Jenis Pengujian
Pengujian Analitik Adalah Pemeriksaan Yang Dilakukan Dengan Mengadakan/Membandingkan Ratio –Ratio Dari Laporan Keuangan
Pengujian Kepatuhan (Compliance Test) Adalah Memverifikasi Sistem Pengendalian Intern Dengan Tujuan Mendapatkan Informasi Mengenai : Frekuensi Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Yang Ditetapkan, Mutu Pelaksanaan Prosedur
Pengendalian Pelaksanaan Dan Karyawan Yang Melaksanakan Prosedur Pengendalian Tersebut
Pengujian Subtantif Adalah Untuk Menemukan Kemungkinan Kesalahan Angka – Angka (Rp) Yang Secara Langsung Mempengaruhi Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan, Seperti Kesalahan Penerapan Dan Tidak Diterapkannya Prinsip Akuntansi Yang Lazim, Tidak Konsisten, Cut Off, Perhitungan, Pengalian Dan Pencantuman Penjelasan
Tipe / Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Laporan Keuangan (Financial Statement Audit ) Adalah : Pemeriksaan Yang Dilakukan Oleh Akuntan Publik Terhadap Laporan Keuangan Yang Disajikan Oleh Kliennya Untuk Meberikan Pendapat Mengenai Kewajaran
Laporan Keuangan Tersebut Atas Dasar Kesesuaiannya Dengan Prinsip Akuntansi Yang Lazim .
Pemeriksaan Kepatuhan (Compliance Audit) Adalah :
Pemeriksaan Yang Tujuannya Untuk Menentukan Apakah Yang Diperiksa Sesuai Dengan Kondisi Atau Peraturan Tertentu .
Pemeriksaan Operasional (Operational Audit) Adalah :
Pemeriksaan Yang Penelaahan Secara Sistematik Kegiatan Organisasi Atau Bagian Darinya Dalam Hubungannya Dengan Tujuan Ertentu Yaitu Nenilai Prestasi, Mengidentifikasi Kesempatan Untuk Perbaikan, Dan Membuat Rekomendasi Untuk Perbaikan Atau Tindakan Lebih Lanjut
Pernyataan Pendapat Akuntan
Semarang , 1 April 1995
Kepada Yth
Dewan Komisaris PT A
Jl. Tentara Pelajar 68
Semarang.
Kami Telah Memeriksa Neraca PT A Tanggal 31 Desember 1994 Dan 1993, Serta Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Laba Yang Ditahan Dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal Tersebut.
Pemeriksaan Kami Lakukan Sesuai Norma Pemeriksaan Akuntan, Dan Oleh Karena Itu Meliputi Pengujian Terhadap Catatan Akuntansi Dan Prosedur Lainnya Yang Kami Pandang Perlu Sesuai Dengan Keadaan
Menurut Pendapat Kami, Laporan Keuangan Tersebut Diatas Menyajikan Secara Wajar Posisi Keuangan PT A Tanggal 31 Desember 1994 Dan 1993 Serta Hasil Usaha, Perubahan Laba Yang Ditahan Dan Perubahan Posisi Keuangaan Uantuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal Tersebut, Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi Indonesia Yang Diterapkan Secara Konsisten .
Kantor Akuntan
Drs . Sugeng Pamuji ,Msi
Pendapat Akuntan
· Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Artinya Adalah Bebas Dari Keragu – Raguan Dan Ketidak Jujuran Serta Lengkap Informasi.
Laporan Keuangan Dianggap Wajar Apabila Memenuhi :
Prinsip Akuntansi Yang Lazim Digunakan Untuk Menyusun Laporan Keuangan
Perubahan Penerapan Prinsip Akuntansi Yang Lazim Dari Periode – Ke Periode Telah Cukup
Informasi Dalam Catatan – Catatan Yang Mendukungnya Telah Digambarkan Dan Dijelaskan Dangan Cukup Dalam Laporan Keuangan, Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi Yang Lazim.
Pendapat Wajar Tanpa Syarat Tidak Dapat Diberikan Dalam Kondisi Sebagai Berikut :
Luas Pemeriksaan Akuntansi Sangat Dibatasi Oleh Klien
Akuntasi Tidak Dapat Melaksanakan Prosedur Pemeriksaan Yang Penting Yang Berada Kekuasaan Akuntan
Laporan Keuangan Tidak Disusun Sesuai Prinsip Akuntansi Yang Lazim
Pinsip Akuntansi Diterapkan Tidak Konsisten
Ketidak Pastian Yang Luar Biasa Yang Mempunyai Dampak Penting
Akuntan Publik Tidak Bebas Dalam Hubungannya Denga Klien
Pendapat Wajar Dengan Syarat
Dalam Pendapat Ini Akuntan Menyatakan Wajar, Tetapi Ada Beberapa Unsur Yang Dikecualikan, Yang Perkecualiannya Itu Tidak Mempengaruhi Kewajaran Laporan Keuangan
Kondisi 1 – 4 = Kecuali (Except For )
Kondisi 5 = Tergantung Dari (Except To )
Pendapat Tidak Wajar / Adverse Opinion
Kebalikan Dari Pendapat Wajar Tanpa Syarat
Menolak Memberikan Pendapat (Disclimer / No Opinion)
Kondisinya :
A. Pembatasan Yang Luar Biasa Luasnya Pemeriksaan (Kondisi 1 Dan 2 )
B. Adanya Ketidakpastian Yang Luar Biasa
C. Akuntan Tidak Bebas Dalam Hubungannya Dengan Klien ( 6 )
Isi Laporan
Laporan Akuntan Bentuk Pendek
1. Pernyataan Pendapat Akuntan
2. Laporan Keuangan Yang Telah Di Periksa
3. Penjelasan Laporan Akuntan
Laporan Akuntan Bentuk Panjang
Pernyataan Pendapat Akuntan
Laporan Keuangan Yang Telah Diperiksa
Penjelasan Laporan Keuangan
Rincian Unsur - Unsur Tertentu ( Daftar Umur Piutang )
Data Statistik ( Distribusi Penjualan )
Komentar / Penjelasan ( Kebijakan Akuntansi )
Penjelasan Mengenai Luas Pemeriksaan ( Konfirmasi )
Stuktur Pengendalian Intern ( SPI )
SPI Adalah Kebijakan Dan Prosedur Yang Diciptakan Untuk Memberikan Jaminan Yang Memadai Agar Tujuan Organisasi Dapat Dicapai
Tujuan SPI
Menjaga Kekayaan Dan Catatan Organisasi
Mengecek Ketelitian Dan Keandalan Data Akuntansi
Mendorong Efisiensi Dalam Operasi
Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen Yang Telah Ditetepkan
Unsur SPI
Lingkungan Pengendalian Sebagai Cermin , Sikap Dan Tindakan Para Pemilik Dan Manajer
Sistem Akuntansi Yang Diciptakan Untuk Mengidentifikasi Merkit , Menggolongkan ,Menganalisa Mencatat Dan Melaporkan Trnsaksi
Prosedur Pengendalian Yang Digolongkan Kedalam 5 Kelompok :
Pemisahan Tugas Yang Memadai
Prosedur Otorisasi Yang Memadai
Perancangan Dan Pengunaan Dokumen Dan Catatan Yang
Cukup
Pengendalian Fisik Atas Kekayaan Dan Catatan
Pengecekan Secara Independen Atas Kinerja
Unsur Pokok Pengendalian Intern
Organisasi Yang Memisahkan Tanggungjawab Fungsional Secara Tegas . Artinya Harus Ada Pemisahan Fungsi Otorisasi Trnsaksi Dan Penyimpanan Dari Fungsiakuntansi
Sistem Wewenang Dan Prosedur Pencatatan Yang Memberikan Perlindungan Yang Cukup Terhadap Kekayaan ,Utang ,Biaya Dan Pendapat .Artinya Setiap Otorisasi Hanya Dilayani Oleh Seorang Yang Bertanggung Jawab
Praktek Yang Sehat Dalam Menjalankan Fungsi Tiap Bagian Organisasi .Artinya Bahwa Formulir Bernomor Cetak ,Pemeriksaan Mendadak ,Perputaran Pegawai ,Keharusan Cuti Dsb.
Karyawan Yang Mutunya Sesuai Tanggung Jawab .Artinya Seleksi Karyawan Yang Sesuai Dengan Pekerjaannya ,Pendidikan ,Latihan Karyawan
Dokumentasi Informasi Tentang SPI Yang Berlaku Denga Cara :
Daftar Kuesioner Standar
Uraian Tertulis
Bagan Alir Sistem
11. Bukti Pemeriksaan
Bukti Pemeriksaan Adalah Segala Informasi Yang Mendukung Angka – Angka Atau Informasi Lain Yang Disajikan Dalam Laporan Keuangan Yang Dapat Oleh Akuntan Sebagai Dasr Untuk Menyatakan Pendapatnya .
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keandalan Bukti : Sumber Bukti, Stuktur Pengendalian Intern, Cara Untuk Memperoleh Bukti.
Type Bukti Pengendalian Intern, Bukti Fisik Dokumenter ,Catatan Akuntansi, Perhitungan, Bukti, Lisan, Perbandingan/Ratio, Bukti Dari Specialis
Konfirmasi Adalah Penerimaan Jawaban Tertulis Dari Pihak Yang Bebas Yang Berisi Verifikasi Ketelitian Informasi Yang Diminta Oleh Akuntan
Inspeksi Adalah Melihat Fisik Baik Bukti Maupun Barang
Pengamatan Adalah Mengikuti Jalannya Kegiatan (Pengitunghan Persediaan )
Prosedur Pemeriksaan Adalah Instruksi
Scanning Adalah Penelaahan Bukti – Bukti Dengan Cepat
Sistem Pemeriksaan Yang Mengandung Resiko Besar :
Pengendalian Intern Lemah
Kondisi Keuangan Kurang Sehat
Manajemen Tidak Dapat Dipercaya
Pengantian Akuntan Publik
Perubahan Tarif Pajak Baru
Usaha Yang Bersifat Spekulatif
Transaksi Perusahaan Yang Komplek
13. Kertas Kerja
· Kertas Kerja Adalah Kertas – Kertas Yang Dikumpulkan Selama Proses Pemeriksaanyang Meliputi Semua Bukti Pemeriksaan Yang Dikumpulkan
· Tujuan Kertas Kerja Adalah Untuk :
Mengkoordinasi Dan Mengorganisasi Semua Tahap Pemeriksaan
Mendukung Pendapat Akuntan
Menguatkan Kesimpulan Dan Kompetensi Pemeriksaan
Pedoman Pemeriksaan Berikutnya
· Faktor – Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja Adalah : Lengkap, Teliti, Ringkas, Jelas, Rapi
· Tipe Kertas Kerja Pemeriksaan :
Program Pemeriksaan
Working Trial Balance
Ringkasan Jurnal Adjustment
Daftar Utama Dan Pendukung ( Lead Supoporting Schedule )
Pengujian Kepatuhaan Terhadap Siklus Pendapatan
Sistem Akuntansi Dalam Siklus Pendapatan Terdiri Dari :
Sistem Penjualan Kredit ,Terdiri Dari Prosedur – Prosedur :
Prosedur Order Penjualan
Prosedur Persetujuan Kredit
Prosedur Pengiriman Barang
Prosedur Penagihan
Prosedur Pencatatan Piutang
Prosedur Pencatatan Penjualan Kredit
Prosedur Pencatatan Produk Jadi Yang Dijual
Sistem Penjualan Tunai ,Terdiri Dari :
Prosedur Order Penjualan
Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur Penyerahan Barang
Prosedur Pencatatn Kas
Prosedur Pencatatan Pendapatan Penjualan Tunai
Prosedur Pencatatan Produk Jadi Yang Dijual
Sistem Ratur Penjualan Terdiri Dari :
Prosedur Penerimaan Barang
Prosedur Pencatatan Piutang
Prosedur Pencatatan Ratur Penjualan
Sistem Pengapusan Piutang Terdiri Dari :
Prosedur Pembuatan Bukti Memorial
Prosedur Pencatatan Piutang
Unsur Pengendalian Intern
Organisasi
Fungsi Penjualan Harus Terpisah Dari Fungsi Pemberi Otorisasi
Fungsi Pencatatan Piutang Terpisah Dari Fungsi Penjualan Dan Otorisasi Kredit Serta Penerimaan Kas
Dsb
Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan
Order Penjualan Diotorisasi Oleh Fungsi Penjualan
Persetujuan Kredit Oleh Fungsi Kredit
Pengiriman Barng Oleh Fungsi Pengiriman
Penetapan Harga Oleh Direktur Pemasaran
Dsb
Praktek Yang Sehat
Order Penjualan ,Faktur , Memo ,Harus Bernomor Urut Tercetak
Jumblah Kas Yang Diterima Dari Penjualan Tunai Disetor Seluruhnya Di Bank
Dilakukan Kas Opname Secara Periodik
Dilakukan Pernyataan Piutang Secara Periodik
Dilakukan Rekonsoliasi Antar Kartu Piutang Dengan Kartu Kontrolnya
Pengujian Kepatuhan Terhadap Siklus Pembelian
Sistem Akuntansi Dalam Siklus Pembelian Terdiri Dari:
Sistem Pembelian
Prosedur Permintaan Pembelian
Prosedur Permintaan Penawaran Dari Suplier
Prosedur Order Pembelian
Prosedur Penerimaan Barang
Prosedur Pencacatan Utang Dan Persediaan
Sistem Retur Pembelian
Prosedur Pengiriman Barang
Prosedur Pencacatan Utang
Dokumen – Dokumen
· Surat – Surat Permintaan Pembelian
· Surat Permintaan Penawaran Oleh Bagian Gudang
· Surat Order Pembelian Oleh Bagian Pembelian
· Laporan Penerimaan Barang Oleh Bagian Penerimaan
· Bukti Kas Keluar Oleh Bagian Utang
Unsur – Unsur Pengendalian
Organisasi
Fungsi Pembelian……………. Fungsi Penerimaan Barang
Fungsi Pembelian……………. Fungsi Akuntansi
Fungsi Penerimaan…………… Fungsi Penyimpanan
Transaksi Dilaksanakan Oleh Lebih 1 Orang
2 Sistem Wewenang Dan Prosedur Pencacatan
SPP Diotorisasi Oleh Fungsi Gudang /User
SOP Diotorisasi Oleh Fungsi Pembelian / Pejabat Atasan
LPB Diotorisasi Oleh Fungsi Penerimaan
BKK Diotorisasi Oleh Fungsi Utang / Pejabat Lebih Tinggi
Memo Debet Untuk Retur Pembelian Diotorisasi Fungsi Pembelian
LPB Untuk Retur Pembelian Diotorisasi Oleh Fungsi Pengiriman
Catatan Akuntansi Harus Atas Dasar Sumber
Catatan Akuntasi Oleh Yang Berwenang
Praktek Yang Sehat
Formulir Harus Bernomor Urut Tercetak
Dipilih Suplier Yang Menguntungkan
Barang Yang Diperiksa Oleh Fungsi Penerimaan Ada SOP
Adanya Perhitungan Dan Pengecekan Harga – Harga
Diadakan Rekonsiliasi Antar Buku Bantu
Faktur Dibayar Dalam Periode Potongan
BKK Dan Pendukungnya Di Cap Lunas
Pengujian Kepatuhan Terhadap Siklus Penggajian Dan Pengupahan
Departemen Yang Terlibat
Departeman Personalia Dan Umum
Departeman Keuangan
Departemen Akuntansi
Terdiri Dari 2 Sistem Akuntansi
Sistem Penggajian ,Terdiri Prosedur :
- Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
- Prosedur Pembuatan Daftar Gaji
- Prosedur Pembayaran Gaji
- Pembayaran Distribusi Gaji
2. Sistem Pengupahan Terdiri Dari :
- Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
- Prosedur Pencatatan Waktu Kerja
- Prosedur Pembuatan Daftar Upah
- Prosedur Pembayaran Upah
- Prosedur Distribusi Upah
Unit Organisasi Yang Terkait:
Bagian Kepegawaian …….Penerimaan Pegawai /Rekrut Pegawai
Bagian Pencatat Waktu …….Mencatat Waktu Hadir
Bagian Gaji Dan Upah ………Pembuat Daftar Gaji Dan Upah
Bagian Utang ……………Pembuat Bukti Kas Keluar
Bagian Kassa ……………Pembayaran Gaji Dan Upah
Bagian Kartu Persediaan Dan Biaya ……Membuat Distribusi Biaya Dalam . Kartu Hppdan Kartu Biaya Dari Daftar Gaji / Upah
Bagian Jurnal , BB ,Laporan ………Mencatat Gaji Dan Upah
Dokumen Yang Digunakan:
Dokumen Pendukung Perubahan Gaji / Upah ….Bagian Kepegawaian
Kartu Jam Kerja …….Mandor Pabrik
Kartu Jam Hadir……..Pencatat Waktu
Daftar Gaji/ Upah ……Bagian Gaji /Upah
Rekap Daftar Gaji / Upah
Surat Pernyataan Gaji / Upah
Amplop Gaji / Upah
Bukti Kas Keluar …….Bagian Utang
Catatan Akuntasi Yang Digunakan :
Jurnal Umum
Kartu Harga Pokok
Kartu Biaya
Kartu Penghasilan Karyawan
Unsur Pengendalian Intern
Organisasi
- Fungsi Pembuatan Daftar Gaji ß---Àfungsi Pembayaran Gaji
- Fungsi Pencatat Waktu ß---Àfungsi Operasi
Sistem Otorisasi
- Setiap Karyawan Dalam Daftar Gaji Harus Ada SK Direksi
- Perubahan Gaji / Upah Harus Ada SK Direksi
- Potongan Gaji / Upah Ada Otorisasi Dari Fungsi Personalia
- Kartu Jam Hadir Di Otorisasi Fungsi Pencatat Waktu
- Perintah Lembur Harus Ada Otorisasi Dari Atasannya
- Daftar Gaji / Upah Diotorisasi Kepala Fungsi Personalia
- BKK Untuk Gaji / Upah Diotorisasi Kepala Fungsi Akuntasi
Prosedur Pencatatan
Perubahan Dalam Kartu Penghasilan Direkonsoliasi Dengan Daftar Gaji Dan Upah Karyawan
Tarif Upah Diverifikasi Oleh Fungsi Akuntansi Biaya
Praktek Yang Sehat
- Kartu Kartu Hadir Dibandingkandengan Kartu
- Pemasukan Kartu Hadir Diawasi Oleh Fungsi Pencatat Waktu
- Daftar Gaji / Upah Diverifikasi Oleh Pembuat BKK
- Pph Dibandingkan Dengan Penghasilan
- Kartu Penghasilan Karyawan Disimpan Oleh Pembuat Daftar Gaji / Upah
-
14. Pengujian Kepatuhan Terhadap Siklus Biaya
1. Terdiri 2 Sistem Biaya
Sistem Biaya
Sistem Perhitungan Fisik Persediaan
1. Sistem Biaya Terdiri Dari :
Prosedur Order Produksi
Prosedur Permintaan Dan Pengeluaran Barang Gudang
Prosedur Pengambilan Barang Gudang
Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Prosedur Pencatatan Pembebanan Biaya FOH Dan HPP Selesai
Prosedur Pencatatan Biaya FOH Sesungguhnya Biaya Pemasaran Dan Biaya Admistrasi Dan Umum
2. Sistem Perhitungan Fisik Persediaan
- Prosedur Penghitungan Fisik
- Prosedur Kompilasi
- Penentuan Harga Pokok Persediaan
- Prosedur Adjesment Harga Pokok Persediaan
2. Fungsi Dan Unit Yang Terkait :
- Fungsi Penerima Order -----Bagian Order Penjualan
- Fungsi Otorisasi Produksi ---- Bagian Produksi
- Fungsi Produksi ----- Bagian Produksi
- Fungsi Perncanaan Pengendalian Produksi ----- Bagian Perencanaandan Pengawasan Produksi
- Fungsi Penyimpanan Barang ----- Bagian Gudang
- Fungsi Akuntansi Biaya ------ Bagian Kartu Persediaan Dan Kartu Biaya
3. Dokumen Sistem Biaya
- Surat Order Produksi
- Daftar Kebutuhan Bahan
- Bukti Permintaan Dan Pengeluaran Barang Gudang
- Bukti Pengembalian Barang Gudang
- Daftar Kegiatan Produksi
- Kartu Jam Kerja
- Bukti Memorial ( Jurnal Voucher )
- Laporan Poduksi Selesai
- Bukti Kas Keluar
4. Dokumen Penghitung Fisik Persediaan
Kartu Penghitung Fisik
Daftar Hasil Penghitung Fisik
Catatan Akuntansi Dalam Siklus Biaya
Jurnal Pemakaian Bahan Baku
Junal Umum
Register Bukti Kas Keluar
Kartu Harga Pokok Produksi
Kartu Persediaan
Kartu Biaya
Unsur Pengendalian Intern Sistem Biaya
1. Organisasi
Fungsi Pencatat Biaya ß---À Fungsi Produksi Dan Fungsi Anggaran Biaya
Fungsi Gudang ß----À Fungsi Prduksi
2. Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan
- Surat Order Produksi Diotorisasi Kepala F. Produksi
- BPPG Diotorisasi Kepla F. Produksi Ybs.
- BKK Diotorisasi Kepala F. Pembuat BKK
- Daftar Kebutuhan Bahan Dibuat Oleh Sda. Dan Diotorisasi Oleh Kepala F . Produksi
- Kartu Jam Kerja Diotorisasi Oleh Kepala F. Produksi Ybs.
3. Praktek Yang Sehat
- Formulir Bukti Bernomor Urut Tercetak Serta Dipertanggung Jawabkan
- Rekonsiliasi Periodik Antara Kartu Biaya Dengan Rekening Kontrol Biaya
- Opname Periodik Dicocokan Dengan Kartu Persediaan
- Sistem Kas Kecil
15. Pengujian Kepatuhan Terhadap Siklus Kas
1. Terdiri Dari 3 Sistem :
Sistem Penerimaan Kas
- Prosedur Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
- Prosedur Penerimaan Kas Dari Piutang
- Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank
- Pencatatan Penerimaan Kas
2. Sistem Pengeluaran Kas
- Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar ( BKK )
- Prosedur Pembayaran Kas
- Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas
3. Sistem Kas Kecil
Prosedur Pembuatan Pembentukan Dana Kas Kecil
Prosedur Permintaan Dan Pertanggung Jawaban Pengeluaran Dana Kas Kecil
Prosedur Pengisian Kembali Dana Kas Kecil
Unit Organisasi Yang Terkait
F. Pencatat Piutang ----- Bagian Piutang
F. Penerima Surat ------- Bagian Sekrtariat
F. Penyimpanan Kas ----- Bagian Kassa
F. BKK ------ Bagian Utang
F. Penyimpanan Dan KK ---- Pemegang Dana Kas Kecil
F. Akuntansi Biaya ------ Bagian Kartu Persediaan Dan Biaya
F. Akuntansi Keuangan ----- Bagian Jurnal , BB , Laporan
F. Pemeriksaan Intern ------ Bagian Pemeriksaan Intern
Dokumen Yang Digunakan
1. Bukti Kas Masuk ( BKM )
Surat Pemberitahuan ( Remittance Advice )
Daftar Surat Pemberitahuan
Bukti Setor Bank
2. Bukti Kas Keluar ( BKK )
- Permintaan Pengeluaraan Kas Kecil
- Bukti Pengeluaraan Kas Kecil
- Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
3. Catatan Akuntansi
- Kartu Piutang
- Jurnal Penerimaan Kas
- Jurnal Pengeluaran Kas ( Cek Register )
16. Tujuan Pengujian Subtantif
1. Kas
- Meperoleh Keyakinan Tentang Keandalan Catatan Akuntansi
- Membuktikan Eksistensi
- Membuktikan Ketepatan Cut Off
- Membuktikan Kewajaran
- Membuktikan Kemungkinan Terjadi Pengelapan
2. Piutang
- Memperoleh Keandalan Catatan Akuntansi
- Membuktikan Eksistensi
- Membuktikan Hak Kepemilikan
- Membuktikan Cut Off Transaksi
- Membuktikan Kewajaran Penilaian
- Membuktikan Kewajaran Penyajian
3. Persediaan
- Sama Dengan Piutang
4. Investasi
- Sda
- Membuktikan Kewajaran Perhitungan Pendapatan
5. Aktiva Tetap
- Sda Piutang
6. Aktiva Tak Berwujud
- Sda Dikurangi Cut Off
7. Hutang Lancar
- Memperoleh Keyakinan Tentang Keandalan Catatan Akuntansi
- Membuktikan Eksistensi
- Membuktikan Cut Off
- Membuktikan Kewajaran Penyajian
8. Hutang Jangka Panjang
- Sda Utang Lancar
- Membuktikan Kewajaran Penilaian
- Membukrikan Kewajaran Biaya Bunga
9. Modal Sendiri
Sda Hutang Lancar
Membuktikan Kewajaran Penilaian
Membuktikan Kewajaran Pembagian Deviden
Kertas Kerja Audit
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 339 (PSA No. 15) mengatur mengenai Kertas Kerja Audit.
Kertas Kerja adalah catatan yang dipersiapkan dan disimpan oleh auditor yang isinya meliputi prosedur audit yang diterapkan,
pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh serta kesimpulan yang dicapai dalam penugasan audit.
Dalam setiap penugasan audit dibutuhkan penyusunan kertas kerja yang paling sesuai dengan kondisi penugasan yang sedang dihadapi.
Pada bagian Pendahuluan, SPAP SA Seksi 339 dijelaskan bahwa “Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun bentuknya harus didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya dalam perikatan tertentu. Informasi yang tercantum
dalam kertas kerja merupakan catatan utama pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh auditor dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuatnya mengenai masalah-masalah yang signifikan”.
Kertas Kerja terutama berfungsi untuk :
1. Sebagai pendukung utama bagi laporan auditor, termasuk representasi tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan. Selain itu, kertas kerja juga merupakan bukti pendukung utama yang memungkinkan auditor membela diri apabila hasil kerjanya dipermasalahkan dikemudian hari.
2. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, kertas kerja harus direncanakan dan dipergunakan untuk meningkatkan pelaksanaan penugasan audit seefisien dan seekonomis mungkin. Kertas kerja harus berisi catatan mengenai prosedur audit yang memadai dan lengkap yang dilakukan dalam pemeriksaan laporan keuangan serta kesimpulan yang dicapai.
Kuantitas, bentuk, dan isi kertas kerja untuk penugasan khusus akan berlainan tergantung pada keadaan masing-masing penugasan tersebut. Faktor-faktor berikut ini dapat
mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kuantitas, bentuk dan isi kertas kerja :
1. Sifat dasar penugasan
2. Sifat dasar laporan auditor
3. Sifat dasar laporan keuangan, lampiran atau informasi lain yang dilaporkan oleh auditor
4. Sistim pembukuan yang ada pada perusahaan klien
5. Cukup tidaknya pengendalian intern terhadap pencatatan akuntansi
6. Tingkat supervisi dan
penelaahan yang diperlukan
Paragraf 5 SPAP SA Seksi 339 menjelaskan mengenai Isi Kertas Kerja.
Kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor, namun harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar pekerjaan lapangan yang dapat diterapkan telah diamati. Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Pekerjaan telah direncanakan
dan disupervisi dengan baik
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan
3. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah ditetapkan, dan pengujian yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Jadi, pada dasarnya proses perancangan kertas kerja audit yang memadai sangatlah
tergantung kepada keahlian serta pengalaman audit field work seorang auditor. Selain itu, menurut saya, daya nalar dan daya imajinatif juga sangat mendukung dalam merancang kertas kerja audit sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan untuk mendeteksi kecurangan-kecurangan maupun kekeliruan penyajian laporan keuangan sebuah perusahaan yang sedang diaudit. Lebih lanjut, menurut saya, merancang kertas kerja audit adalah sebuah seni. Diperlukan seorang seniman audit yang baik untuk dapat menciptakan karya seni berupa kertas kerja audit yang baik pula.
Pada umumnya, kertas kerja audit
dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Permanent File; berisi informasi penting yang berkesinambungan bagi suatu penugasan pemeriksaan dan dimaksudkan untuk menyimpan data historis atau data berkesinambungan sebagai sumber informasi yang penting untuk pelaksanaan audit dari tahun ke tahun. Contoh : Akta Pendirian Perusahaan, Informasi Bisnis dan Jenis Usaha Klien (UCBIQ), Perjanjian Pinjaman dan Kontrak Jangka Panjang dan lainnya.
2. Current File; berisi kertas-kertas kerja yang dapat digunakan selama pemeriksaan tahun berjalan.
Misalnya : Draft Laporan Auditor, Laporan Keuangan Perusahaan (Inhouse/Home Statement), Laporan Audit Final, Management Letter, Surat Representasi Klien, Review Points, Kertas Kerja Perencanaan Audit, Kertas Kerja Pengujian Substantif seperti Working Balance Sheet, Working Profit and Loss, Ayat Jurnal Koreksian Auditor, Audit Program dan kertas kerja lainnya yang berkaitan dengan audit tahun berjalan.
3. Tax File; berisi informasi yang berkaitan dengan kewajiban klien dibidang perpajakan tahun berjalan, tahun-tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
Berkas ini juga berfungsi sebagai dasar pengisian SPT Tahun berjalan.
Paragraf 6, 7 dan 8 SPAP SA Seksi 339 mengatur mengenai kepemilikan dan penyimpanan kertas kerja.
Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien.
Seringkali kertas kerja tertentu auditor dapat berfungsi sebagai
sumber acuan bagi kliennya, namun kertas kerja harus tidak dipandang sebagai bagian dari, atau sebagai pengganti terhadap, catatan akuntansi klien.
Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen.
Pasal 44 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik mewajibkan Akuntan Publik dan/atau KAP untuk memelihara
Laporan Auditor Independen, Kertas Kerja serta dokumen pendukung lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa selama 10 (sepuluh) tahun.