bukti audit dan dokumentasinya.pptx

Upload: dar-dzeko

Post on 13-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Slide 1

Tema:I. Bukti AuditII. Prosedur dan Dokumentasi AuditTim Penyusun:Hadi HermantoSitti Kiramah UluelangSuar AbdullahSuwandi UtomoI. Bukti AuditSebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan(validity)bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen,Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.Klasifikasi AsersiKesesuaian dan Kecukupan BuktiKecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit terdiri dari:Materialitas, Ada hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit yang diperlukan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan.Risiko Audit, Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk menghimpun bukti yang lebih banyak.Faktor-Faktor Ekonomi, Auditor harus memperhitungkan apakah setiap tambahan biaya dan waktu untuk menghimpun bukti seimbang dengan keuntungan atau manfaat yang diperoleh melalui kuantitas dan kuliatas bukti yang dihimpun.Ukuran dan Karakteristik Populasi, Ada hubungan searah antara besarnya populasi dengan besar sampling yang harus diambil dari populasi tersebut. Semakin besar populasinya, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari populasinya.Kompetensi BuktiUntuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut. Kompetensi bukti yang berupa informasi penguat tergantung pada beberapa faktor:RelevansiSumberKetepatan WaktuObjektifitasJenis Bukti AuditStruktur Pengendalian InternBukti FisikCatatan AkuntansiKonfirmasiBukti DokumenterBukti Surat Pernyataan TertulisPenghitungan Kembali sebagai Bukti MatematisBukti LisanBukti Analitis dan Perbandingan

II. Prosedur Dan Dokumentasi AuditPerancangan Pengujian Substantif

Auditor harus menghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan :Sifat pengujianWaktu pengujianLuas pengujian substantif yang perlu untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi.Jenis Prosedur SubstantifAda tiga tipe pengujian substantif yang dapat digunakan, yaitu:Pengujian rinci atau detail saldo, Metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaitu :Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun.Menetapkan risiko pengendalian.Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis.Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit secara memuaskan.Pengujian detail transaksi, Pengujian detail transaksi terutama dilakukan dengantracingdanvouching.Prosedur analitik, Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atauratioyang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.Program Audit SubstantifProgram audit untuk pengujian substantif (substative test). Secara sederhana program audit ini dapat dijelaskan sebagai rencana kerja untuk menguji kesesuaian informasi yang diuji dengan data pendukungnya.

Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif, yaitu :Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan terkait dengan kinerja tugas mereka.Pengamatan atau observasi terhadap personel dalam melaksanakan tugas.Menginspeksi dokumen dan catatan.Melakukan penghitungan kembali ataureperforming.Konfirmasi.Analisis.Tracingatau pengusutan.Vouchingatau penelusuran.Dokumentasi AuditFungsi dan Sifat Kertas KerjaKertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.

Kertas kerja terutama berfungsi untuk :Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor, termasuk representasi tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan dalam laporan auditor dengan disebutkannya frasa berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.Dokumentasi Audit (lanjutan)Isi Kertas KerjaKuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor, namun harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar pekerjaan lapangan yang dapat diterapkan telah diamati.

Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menujukan diamatinya standar pekerjaan lapangan yang pertama.Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan pengujian yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menujukan diamatinya standar pekerjaan lapangan ketiga.Dokumentasi Audit (lanjutan)Kepemilikan Dan Penyimpanan Kertas KerjaKertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien.

Seringkali kertas kerja tertentu auditor dapat berfungsi sebagai sumber acuan bagi kliennya, namun kertas kerja harus tidak dipandang sebagai bagian dari, atau sebagai pengganti terhadap, catatan akuntansi klien. Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpan dokumen.Terima Kasih