materi penapisan kpa aceh

48
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera & Penerbitan Izin Lingkungan Proses Penapisan

Upload: hoangtruc

Post on 17-Dec-2016

246 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Penapisan KPA Aceh

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera

& Penerbitan Izin LingkunganProses Penapisan

Page 2: Materi Penapisan KPA Aceh

Izin Lingkungan

Pelaksanann Izin

Lingkungan

Proses Penyusunan

Dokumen Lingkungan Hidup

Proses Penilaian dan Pemeriksaan

Dokumen LH serta Penerbitan Izin Lingkungan

KPA Berlisensi & Instansi LH (Pusat,

Provinsi dan Kab/KotaPemrakarsa

Masyarakat

Penyusun Amdal Perorangan or LPJP

untuk Amdal

Lembaga Pelatihan Kompetensi (LPK)

Amdal

Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)

Amdal

Registrasi Kompetensi

Penyusun Amdal

Pakar

Sistem Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Mutu/Kualitas dokumen LH untuk penentuan kelayakakan LH/Persetujuan & Penulisan

Keputusan (SKKL, Rekomendasi dan Izin Lingk)

Kualitas izin Lingkungan: operasional & Enforceable

Proses Penapisan & Penentuan

Kewenangan

Instansi LH

Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan

Sistem Penaata

n LH

Page 3: Materi Penapisan KPA Aceh

Penapisan dan Penentuan Kewenangan Penilaian Amdal

1

Page 4: Materi Penapisan KPA Aceh

Esensi Dasar Proses Penapisan dan Penentuan Kewenangan

Esensi dasar penapisan (screening) dan penentuan kewenangan adalah untuk menentukan:

1. Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi yang telah direncanakan;

2. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut termasuk wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL atau bahkan cukup SPPL;

3. Pendekatan studi Amdal yang akan dilakukan;

4. KPA yang berwenang untuk melakukan penilaian Amdal.

Page 5: Materi Penapisan KPA Aceh

1.Basis dan kunci untuk melakukan penapisan dan penentuan kewenangan adalah informasi yang dituliskan atau tercantum dalam Lampiran V Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012.

2. informasi yang yang jelas dan rinci yang disampaikan dalam formulir seperti yang tercantum dalam lampiran V akan memudahkan proses penapisan dan penentuan kewenangan.

Lampiran V Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012: Basis Penapisan dan Penentuan

Kewenangan

Page 6: Materi Penapisan KPA Aceh

Gambaran Umum Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan di Indonesia

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan (Project)

Proses Penapisan (Screening)

Wajib Amdal Wajib UKL-UPL

Proses Amdal dan

Izin Lingkungan

Proses UKL-UPL dan Izin

Lingkungan

SPPL

Proses SPPL

Page 7: Materi Penapisan KPA Aceh

Ditolak

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Tidak Sesuai

Apakah Lokasinya

• Sesuai dengan Rencana Tata Ruang, dan/atau

• Sesuai dengan Ketentuan PUU PPLH & SDA

Apakah lokasinya berada di dalam Kawasan Hutan Primer & Lahan

Gambut dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) ?

SesuaiApakah termasuk usaha dan/atau Kegiatan yang

DIKECUALIKAN?

Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,

ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin

di bidang usahanya masih berlaku

ya

Tidak

Tidak

Ditolak

ya

• Proses Amdal dan Izin Lingkungan, atau

• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Proses untuk Menentukan Apakah Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dapat dilakukan

Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211

Page 8: Materi Penapisan KPA Aceh

Pemrakarsa mengisi ringkasan informasi awal Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang diusulkan

(Kegiatan Utama & Pendukung) (lampiran V)

Uji informasi Awal dengan daftar jenis

rencana usaha dan/atau kegiatan

wajib Amdal (Lampiran I)

Wajib Memiliki Amdal

Periksa apakah lokasinya berada di dalam dan/atau

berbatasan langsung dengan kawasan lindung

(Lampiran III)

? Tidak

Ya

Uji ringkasan awal dengan kriteria pengecualian

(Pasal 3 ayat 4)

?Wajib UKL-UPL atau

SPPLTidak Ya

Tidak

Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal (Screening)

(Pasal 2 & Lampiran II Peraturan MENLH No. 05/2012)

Deskripsi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan utama & pendukung harus diuraikan secara jelas . Periksa dan bandingkan seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan dengan Permen 05/2012

• Kawasan lindung wajib ditetapkan;

• Tidak semua jenis kawasan lindung dalam PP 26/2008 dan Keppres 32/1990 dimasukan dalam daftar kawasan lindung

• Ada jenis usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan

Page 9: Materi Penapisan KPA Aceh

Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal No Bidang Jumlah

Jenis Kegiatan

1. Multisektor 5

2. Pertahanan 3

3. Pertanian 3

4. Perikanan dan KELAUTAN 1

5. Kehutanan 1

6. Perhubungan 5

7. Teknologi Satelit 5

8. Perindustrian 8

9. Pekerjaan Umum 12

10. Perumahan dan Kaw. Permukiman 1

11. Energi dan Sumber Daya Mineral

18

12. Pariwisata 2

13. Ketenaganukliran 4

14. Pengelolaan LB3 4

Lampiran 1 Peraturan MENLH No. 05/2012• 14 Bidang • 72 Jenis Kegiatan

Rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan:• Di dalam Kawasan

Lindung • Berbatasan langsung

dengan kawasan lindung

Page 10: Materi Penapisan KPA Aceh

1

2

Kawasan Lindung

3

Batas proyek terluar yang

bersinggungan dengan

batas terluar dari kawasan

lindung

= Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Keterangan:

Dampak potensial dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut secara nyata mempengaruhi kawasan lindung terdekat

Dampak potensial

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya berada di dalam kawasan lindung jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di kawasan lindung

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan:1. Eksplorasi pertambangan, migas dan

panas bumi;2. Penelitian dan pengembangan di bidang

ilmu pengetahuan;3. Yang menunjang pelestarian kawasan

lindung; 4. Yang terkait dengan kepentingan

pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan;

5. Budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting bagi lingkungan hidup;

6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat.

Yang tercantum dalam Lampiran Permen LH & telah ditetapkan sesuai dengan PUU

Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan

MENLH No. 05/2012)

Page 11: Materi Penapisan KPA Aceh

No Esensi dasar penapisan (screening) dan penentuan kewenangan

Tools yang digunakan

1. Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi yang telah direncanakan

PUU PPLH dan SDA i.e. UU 41/1999, PP 24/2010, PP 10/2010, PP 26/2008

2. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut termasuk wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL atau bahkan cukup SPPL

Peraturan MENLH No. 5 Tahun 2012: Bagan Alir Penapisan di Lampiran II, Lampiran I dan Lampiran III

3. Pendekatan studi Amdal yang akan dilakukan:a. Tungal;b. Terpadu; atauc. Kawasan.

Pasal 8 PP No. 27 Tahun 2012

4. KPA yang berwenang untuk melakukan penilaian Amdal

Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 Pasal 10 dan Pasal 11 Lampiran II-Lampiran IV

Tools Penapisan dan Penentuan Kewenangan

Page 12: Materi Penapisan KPA Aceh

Studi kasus # 1: Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi yang telah

direncanakan.Seorang pemrakarsa berencanaan akan melakukan :• usaha dan/atau kegiatan perkebunan

kelapa sawit dengan luasan 4000 hektar.

• Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut sebagianb besar berada di dalam kawasan hutan produksi dan sebagian berada di dalam kawasan budidaya perkebunan.

• Areal lahan yang berada di dalam budidaya perkebunan tersebut merupakan kawasan gambut.

Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat dilakukan dan apa alasannya

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka pemrakarsa, konsultan penyusun dokumen Amdal atau pihak instansi lingkungan hidup harus menguasai PUU PPLH dan PSDA terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut

Kata Kunci:• Perkebunan Cari PUU terkait

perkebunan i.e. UU 18/2004• Kawasan Hutan Produksi Cari

PUU terkait dengan Penggunaan Kawasan Hutan;

• Kawasan Gambut Cari PUU terkait dengan kawasan gambut

Page 13: Materi Penapisan KPA Aceh

Untuk kasus pertama, PUU PSDA yang digunakan adalah:• PP 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, • PP No. 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan

Hutan, • Peraturan Menteri Kehutanan No. 33 Tahun 2010 tentang Tata Cara Kawasan

Produksi yang dapat dikonversi dan • Inpres No. 6 Tahun 2013 tentang PIBIB.

Berdasarkan PUU tersebut rencana kegiatan perkebunan:• tidak dapat dilakukan jika status kawasan hutan produksi tersebut berupa hutan

produksi terbatas dan hutan produksi tetap. • Rencana kegiatan perkebunan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan

produksi yang dapat dikonversi. • Rencana kegiatan perkebunan di dalam kawasan gambut, jika kawasan gambut

tersebut termasuk dalam PIPIB sesuai dengan Inpres No. 6 Tahun 2013, maka rencana kegiatan perkebunan tersebut tidak dapat dilakukan.

Pemanfaatan sistem informasi geografis yang didukung dengan data layer yang memadai juga sangat penting untuk menentukan apakah suatu rencana uaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan;

Jawaban Studi Kasus # 1

Page 14: Materi Penapisan KPA Aceh

Potensi panas bumi di Indonesia sebagai besar berada di dalam kawasan lindung berupa hutan lindung dan kawasan konservasi seperti kawasan pelestarian alam dan kawasan suaka alam. Untuk memanfaatan panas bumi tersebut, seorang pemrakarsa akan melakukan rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi (geothermal). 1. Rencana usaha dan/atau kegiatan

berlokasi di dalam kawasan hutan lindung dan

2. rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi lainnya berada di dalam kawasan taman nasiona.

Apakah kedua rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi tersebut dapat dilakukan

Studi kasus # 2: Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi yang telah

direncanakan.Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka pemrakarsa, konsultan penyusun dokumen Amdal atau pihak instansi lingkungan hidup harus menguasai PUU PPLH dan PSDA terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut

Kata Kunci:• Panas Bumi Cari PUU terkait

Panas Bumi i.e. UU 27/2003• Kawasan Hutan Lindung Cari

PUU terkait dengan Penggunaan Kawasan Hutan i.e. PP 24/2010

• Kawasan Taman Nasional Cari PUU terkait kawasan konservasi i.e. PP 28/2011

• Kawasan Gambut Cari PUU terkait dengan kawasan gambut

Page 15: Materi Penapisan KPA Aceh

Jawaban Studi Kasus # 2Untuk kasus kedua PUU PSDA yang digunakan adalah: • UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi dan • UU No. 41 Tahun 1999, • PP No. 24 Tahun 2010 serta • PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA.

Inti dari ketentuan tersebut adalah rencana kegiatan panas bumi tidak dapat dilakukan di dalam kawasan konservasi selama regim panas bumi masih termasuk kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan hanya dapat dilakukan dalam kawasan hutan produksi dan hutan lindung.

Sekali lagi pemanfaatan sistem informasi geografis yang didukung dengan data layer yang memadai juga sangat penting untuk menentukan apakah suatu rencana uaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan;

Page 16: Materi Penapisan KPA Aceh

Studi Kasus Penapisan & Penentuan Kewenangan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan

Mineral

Laut

Tambang Mineral (PIT)

SmelterJalan

Pelabuhan (Terminal Untuk Kepentingan

Sendiri/Terminal Khusus)

Kawasan Hutan

Lindung

31

2

4

Wilayah Dalam Satu Kabupaten/Kota

• Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat dilakukan?

• Jika Ya, Apa Dokumen LH?

• Pendekatan studi apa yang akan dilakukan?

• KPA yang berwenang?

Batas Tapak Proyek

Catatan: Pelabuhan ini berada di dalam wilayah DLKp dan DLKr Pelabuhan Utama

Transhipment

Page 17: Materi Penapisan KPA Aceh

No Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Skla/Besaran Amdal atau UKL-UPL (Peraturan MENLH No. 05

Tahun 2013

Kewenangan (Peraturan

MENLH No. 8 Tahun 2013)

1. pertambangan mineral logam 250.000 ton per tahun dan luas areal pertambangan 175 hektar (Skala UKL-UPL)

Amdal, karena sebagian areal berada di dalam hutan lindung

Pusat Lampiran II Huruf E angka 1 Peraturan MENLH 8/2013)

2. Jalan tambang 3 kilometer dengan luas pengadan tanah seluas 30 hektar

UKL-UPL Kabupaten

3. Smelter Semua besaran wajib amdal

Provinsi

4. Pelabuhan (TUKS/Telsus) konstruksi masif dan pelabuhan terdekatnyanya adalah Pelabuhan Utama (Bagian dari DLKp dan DLKr Pelabuhan Utama)

Semua besarn wajib Amdal

Provinsi

Jawaban Studi Kasus

Rencana usaha dan/atau kegiatan Kegiatan tersebut: • diizinkan oleh PUU;• Wajib Amdal dengan pendekatan studi Amdal Terpadu• Kewenangan KPA Pusat

Page 18: Materi Penapisan KPA Aceh

1. Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai oleh Komisi Penilai Amdal Pusat

2. Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai oleh Komisi Penilai Amdal Provinsi

3. Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai oleh Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota

123

KeteranganStudi AMDAL dengan Pendekatan TERPADU atau KAWASAN

atau

1 2 3+ +

1 2+

1 3+atau

Komisi Penilai Amdal Pusat

Penilaian Amdal Terpadu atau Kawasan oleh Komisi Penilai Amdal

2 3+Studi AMDAL dengan Pendekatan

TERPADU atau KAWASAN

Komisi Penilai Amdal Provinsi

Komisi penilai Amdal pusat menilai dokumen Amdal yang disusun dengan menggunakan pendekatan terpadu atau kawasan apabila terdapat usaha dan/atau kegiatan (1), (2) dan/atau (3)

Komisi penilai Amdal provinsi menilai dokumen Amdal yang disusun dengan menggunakan pendekatan terpadu atau kawasan apabila terdapat usaha dan/atau kegiatan (2) dan (3)

Sumber: Pasal 55 PP No. 27 Tahun 2012 Izin LingkunganDalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal ini tidak diatur/tidak ada

Page 19: Materi Penapisan KPA Aceh

Penentuan Kelayakan LH, Penulisan SKKL dan Izin

Lingkungan

2

Page 20: Materi Penapisan KPA Aceh

Dokumen AMDAL

Penilaian Amdal

Dampak

1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan

2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan

Lingkungan Hidup

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Mutu

dokumen Amdal

Kelayakan LH

Fokus Penilaian

Amdal

Page 21: Materi Penapisan KPA Aceh

1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

3. Kepentingan pertahanan keamanan;

4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;

5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif;

6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;

10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)

Page 22: Materi Penapisan KPA Aceh

7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view);

8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:

• entitas dan/atau spesies kunci (key species);

• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);

• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau

• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).

9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;

10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud; dan

10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)

Page 23: Materi Penapisan KPA Aceh

World Bank guidelines for environmental sustainability

1. Environmental Aspects of Bank Work, (OMS 2.36), para 9(a) states: “The Bank endeavours to ensure that each project affecting renewable natural resources (e.g., as a sink for residues or as a source of raw materials) does not exceed the regenerative capacities of the environment.”

2. Output Guide: Waste emissions from a project should be within the assimilative capacity of the local environment to absorb without unacceptable degradation of its future waste absorptive capacity or other important services.

3. Input Guide: Harvest rates of renewable resource inputs should be within regenerative capacity of the natural system that generates them; depletion rates of nonrenewable resource inputs should be equal to the rate at which renewable substitutes are developed by human invention and investment.

Sumber: World Bank 1991

Page 24: Materi Penapisan KPA Aceh
Page 25: Materi Penapisan KPA Aceh

Level of acceptability Potential impact threshold

Unacceptable

Exceeds legal threshold, e.g. quality standardIncreases level of risk to public health and safety above qualitative or quantitative criteria (e.g. in some jurisdictions an increased risk of death of 1 in a million per yearExtinction of biological species, loss of genetic diversity, rare or endangered species, critical habitat

Normally unacceptable

Conflict with existing environmental policies, land-use plans

Loss of populations of commercial biological species

Large-scale loss of productive capacity of renewable resources

May be acceptable only with minimization, mitigation, management

Avoidance of spread of biological disease, pests, feral animals, weedsTaking of rare or endangered speciesSome loss of threatened habitat

Normally acceptable

Some loss of populations and habitats of non-threatened speciesModification of landscape without downgrading special aesthetic valuesEmissions demonstrably less than the carrying capacity of the receiving environment

Source: Sippe 1999

Examples of threshold tests for environmental acceptability

Page 26: Materi Penapisan KPA Aceh

26

Contoh Kasus:

Pembangunan Pabrik Pulp & Paper PT. Tanjung Enim Lestari, di Kabupaten Tanjung Enim, Propinsi Sumatera Selatan

Sungai yang debitnya fluktuatif [bergantung pada

musim]

IPAL

Kolam Penampungan Air

Limbah Hasil Pengolahan IPAL

Debit inlet TETAP

sung

ai

Debit Pembuangan

DIATUR

Debit outlet TETAP

Page 27: Materi Penapisan KPA Aceh

27

Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan

Misal: Kebijakan pangan dan lahan pertanian nasional

Contoh Kasus:

Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi DIY-Jawa Tengah-Jawa Timur

Ruas [alignment] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan pertanian yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian sebagai lahan ABADI.

Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar 1800 ha, dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun. Diputuskan bahwa BP Jalan Tol, WAJIB mencari alignment baru dan menghindari areal lahan pertanian.

Page 28: Materi Penapisan KPA Aceh

28

Nilai sosial atau pandangan masyarakat [social values/emic view] yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan

Misal: Hal-hal terkait kepercayaan/agama, budaya dlsb

Contoh Kasus:

Ditolaknya rencana pembangunan jalur transmisi SUTET Paiton-Bali, Propinsi Jawa Timur-Bali

70 mP. Jawa P. Bali

Pure Segara RupekSelat Bali

Page 29: Materi Penapisan KPA Aceh

29

Contoh Kasus:

Ditolaknya rencana pelurusan dan pendalaman alur pelayaran di Tanjung Benoa, Propinsi Bali, karena lokasi karang mati diyakini oleh masyarakat lokal sebagai PUSER BUMI [pusat keseimbangan alam].

Pelabuhan Tanjung

Benoa

DaratanLaut

Alur pelayaran lama

Perbaikan alur pelayaran diusulkan

Karang mati

Page 30: Materi Penapisan KPA Aceh

30

Komponen lingkungan yang memiliki nilai penting ekologis [ecological importance] yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan

Misal: Flora/fauna langka atau berfungsi sebagai spesies kunci [key species]

Contoh Kasus:Perubahan lokasi Environment Expo 2005, di Aichi Perfecture, Jepang

Page 31: Materi Penapisan KPA Aceh

31

Komponen lingkungan yang memiliki nilai penting ekonomi [economic importance] yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan

Misal: Gangguan terhadap habitat walet

Contoh Kasus:• Pembangunan PT. Semen Gombong, di Gombong, Jawa Tengah• Pembangunan PT. Semen Makmur Indonesia, di Desa Tamansari, Kecamatan

Pangkalan, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat

Page 32: Materi Penapisan KPA Aceh

32

Terganggunya ekosistem yang memiliki nilai penting secara saintifik (ilmu pengetahuan)

Misal: Kawasan lindung geologi atau ilmu pengetahuan [gumuk pasir]

Contoh Kasus:• Pembangunan Hotel, di Pantai Parangtritis, Yogyakarta

Page 33: Materi Penapisan KPA Aceh

33

1. PLTU/PLTGU Muara Karang dan Muara Tawar.

2. PLTU Tanjung Priok.

3. Permukiman Pantai Mutiara,

4. Permukiman Pantai Indah Kapuk

5. Pelabuhan Tanjung Priok

6. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Sunda Kelapa

7. Kawasan Berikat Nusantara Marunda

8. Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol

9. Permukiman nelayan di Muara Angke dan Kamal Muara.

10. Suaka Marga Satwa Muara Angke

11. Hutan Lindung Angke Kapuk

12. Hutan Wisata Kamal.

13. Beberapa bangunan dan obyek peninggalan sejarah (Museum Fatahillah, rumah si Pitung dll).

12

345

6

78

91011

12

KEGIATAN VITAL YANG AKAN TERPENGARUH

Page 34: Materi Penapisan KPA Aceh

1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;3. rencana pengelolaan dan pemantauan dampak

yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain;

4. pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;5. dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan7. tanggal penetapan Keputusan Kelayakan

Lingkungan Hidup

Muatan Keputusan kelayakan lingkungan hidup

Sumber: Pasal 16 Peraturan MENLH 08/2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 35: Materi Penapisan KPA Aceh

Izin lingkungan paling sedikit memuat:1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan

kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan.

Muatan Izin Lingkungan

Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.

Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: Izin Lingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetap berlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidak dicabut;

Page 36: Materi Penapisan KPA Aceh

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan lingkungan;

2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:a. nama perusahaan;b. jenis usaha dan/atau kegiatan;c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;d. alamat kantor; dane. lokasi kegiatan;

3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:

a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; danb. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH 08/2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 37: Materi Penapisan KPA Aceh

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan

dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;

c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan

d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Lanjutan

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH 08/2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 38: Materi Penapisan KPA Aceh

6. hal-hal lain, antara lain:a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan

sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan

8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH 08/2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 39: Materi Penapisan KPA Aceh

TATA NASKAH

• Kepala Surat:– Tanpa lambang Garuda unit teknis– Lambang Garuda unit Biro Hukum

• Jenis kertas yang digunakan Folio atau Custom (8.5” x 13”)

• Jenis huruf Bookman Old Style• Ukuran huruf Font 12pt• Jarak bagian atas 1.97”, bagian samping kanan

dan kiri 0.98” dan bagian bawah 0.98”

Page 40: Materi Penapisan KPA Aceh

Dokumen Kendali

• Barcode pengajuan permohonan izin• Lembar kronologis proses perizinan• Telaah teknis• Paraf unit pengusul hanya diparaf oleh Eselon

II, apabila sudah final selanjutnya diparaf oleh eselon I sebelum ditandatangani Menteri

Page 41: Materi Penapisan KPA Aceh

Substansi Draft SK Menteri

1. Judul:KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK

INDONESIANOMOR TAHUN 2003

TENTANGIZIN ……….

……………………………………………………….

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Page 42: Materi Penapisan KPA Aceh

Substansi Draft SK Menteri

2. Konsideran Menimbang:Berisi tentang latar belakang diterbitkannya SK Menteri (pemenuhan persyaratan adminsitrasi dan teknis)

3. Konsideran Mengingat:Berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang diacu

4. Konsideran Memperhatikan:Berdasarkan surat keputusan, izin lingkungan, izin PPLH, Rapat pembahasan teknis, hasil verifikasi lapangan

Page 43: Materi Penapisan KPA Aceh

Substansi Draft SK Menteri5. Konsideran Memutuskan:

Menetapkan sesuai dengan judul izin

Diktum Kesatu:Memberikan izin …. kepada:

1.Nama Usaha dan/atau Kegiatan:2.Jenis Usaha dan/atau Kegiatan:3.Nama Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan4.Jabatan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan5.Alamat Usaha dan/atau Kegiatan6.Lokasi Usaha dan/atau Kegiata

Page 44: Materi Penapisan KPA Aceh

Substansi Draft SK Menteri

Diktum Kedua:Ruang lingkup perizinan (lokasi/sumber-sumber limbah/peralatan pengolah limbah)

Diktum Ketiga:Kewajiban melakukan pengelolaan dampak/limbah

Page 45: Materi Penapisan KPA Aceh

Substansi Draft SK Menteri

Diktum Keempat:Larangan dalam izin

Diktum Kelima:Masa berlaku izin

Diktum Keenam:Permohonan perpanjangan/perubahan izin

Page 46: Materi Penapisan KPA Aceh

Substansi Draft SK Menteri

Diktum Ketujuh:Memuat pemberlakuan izin

LAMPIRAN

Page 47: Materi Penapisan KPA Aceh

Requirements

Obligations

Time Period

Recommendations

Page 48: Materi Penapisan KPA Aceh

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925

http://www.menlh.go.id/

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:Terima kasih