materi muatan raperda lh

65
PEDOMAN MATERI MUATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (PERMENNEG LH NO. 15 TAHUN 2011) Biro Hukum dan Humas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Tahun 2012

Upload: rosa-vivien-ratnawati

Post on 29-Jul-2015

364 views

Category:

Law


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi muatan raperda lh

PEDOMAN MATERI MUATANRANCANGAN PERATURAN

DAERAHDI BIDANG PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

(PERMENNEG LH NO. 15 TAHUN 2011)

Biro Hukum dan Humas

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUPTahun 2012

Page 2: Materi muatan raperda lh

Peraturan Perundang-Undangan

(Pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011)

Jenis, hierarkhi dan materi muatan PUU

UUD NRI 1945. KETETAPAN MPR. UU/PERPU. PP PERPRES PERDA

Kekuatan hukum PUU sesuai hierarkhi

Page 3: Materi muatan raperda lh

Keberadaan Permenneg LH, Pergub, Perbub dan Perwali

Pasal 7 ayat (2) UU 12/2011

Diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh PUU yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan (Pasal 7 ayat (2) UU

12/2011).

Page 4: Materi muatan raperda lh

Dasar Hukum Pembentukan PERDA Berdasarkan UU 32/2004)

(Pasal 136 dan 147)

Ditetapkan kepala daerah setelah mendapat persetujuan DPRD.

Dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Merupakan penjabaran lebih lanjut dari PUU yang lebih tinggi dengan mempehatikan ciri khas masing-2 daerah.

Dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau PUU yang lebih tinggi.

Page 5: Materi muatan raperda lh

Lanjutan……

Kepentingan umum: terganggunya kerukunan antar warga

masyaratan, terganggunya pelayanan umum, terganggunya ketenteraman/ketertiban umum, dan kebijakan yang bersifat diskriminatif.

Dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan hukum, seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai PUU.

Dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp50.000.000,-

Dapat memuat ancaman pidana atau denda selain di atas, sesuai dengan yang diatur dalam PUU lainnya.

Page 6: Materi muatan raperda lh

Dasar Hukum Pembentukan PERDABerdasarkan UU 12/2011

(Pasal 14 dan Pasal 15 ayat (1) huruf c dan ayat (2)

Materi muatan Perda berisi materi muatan: Dalam rangka menyelenggarakan OTDA dan TP

serta menampung kondisi khusus daerah; dan/atau

Penjabaran lebih lanjut PUU yang lebih tinggi Dapat memuat ancaman pidana kurungan paling

lama 6 bulan atau pidana denda paling banyak Rp50 jt

Dapat memuat ancaman pidana kurungan atau pidana denda selain tersebut di atas sesuai dengan yang diatur dalam PUU lainnya

Page 7: Materi muatan raperda lh

PUU BERBASIS LH(Ps. 44 UU 32 Th. 2009)

Setiap penyusunan PUU pada tingkat nasional dan daerah wajib memperhatikan perlindungan lingkungan hidup dan prinsip perlindungan dan pengelolaan LH sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU 32 Th.2009.

Page 8: Materi muatan raperda lh

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PERDA DI BIDANG PPLH(Ps. 63 ayat (1) huruf n dan ayat (2) UU 32 Th. 2009)

Dalam PPLH, Pemerintah bertugas dan berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

Tugas dan wewenang Pemerintah dilaksanakan dan/atau dikoordinasikan oleh Menneg LH.

Page 9: Materi muatan raperda lh

DASAR PERTIMBANGAN PERLUNYA PERDA

Kewenangan

Ps. 63 ayat (2) UU 32/2009 dan Lamp. H PP. 38/2007

Kebutuhan

Memberikan landasan dalam penyelesaian masalah LH spesifik daerah, kebutuhan mendesak atau prioritas dalam pelestarian fungsi LH pada saat ini dan mendatang.

Kemampuan

Untuk melaksanakan Perda, antara lain kelembagaan dan SDM

Dukungan Sistem

Untuk melaksanakan Perda, antara lain sistem keuangan, mekanisme kerja (SOP) aparatur pemda dan pertisipasi masyarakat.

Page 10: Materi muatan raperda lh

PERDA Dibentuk Berdasarkan Pada Asas Pembentukan PUU

(Pasal 137 UU 10/2004)

Kejelasan Tujuan (perlunya Perda dibuat) Kelembagaan atau Organ pembentuk yang tepat

(siapa yang berwenang membentuk). Kesesuaian antara jenis dan materi muatan

(lingkup materi yg diatur sesuai dgn materi muatan untuk Perda).

Dapat dilaksanakan (dilaksanakan, ditegakkan sesuai dengan

kebutuhan & kemampuan daerah).

Page 11: Materi muatan raperda lh

Lanjutan……

Kedayagunaan dan kehasilgunaan (efektif untuk mengubah perilaku & sesuai dgn kebutuhan LH, selain itu juga efisien tidak memberatkan anggaran daeah & masyarakat)

Kejelasan rumusan (tidak menimbulkan multi tafsir, duplikasi, kontradiksi, inkonsistensi, tumpang tindih, gap/kekosongan)

Keterbukaan (proses penyusunan: aspiatif, akomodatif, partisipatif, & transparan).

Page 12: Materi muatan raperda lh

JENIS PERDA DI BIDANG PPLH

PERDA yang mengatur media LH secara holistik

PERDA yang mengatur media LH secara parsial.

PERDA lainnya (di luar holistik dan parsial).

Page 13: Materi muatan raperda lh

PERDA YANG MENGATUR MEDIA LH SECARA HOLISTIK

Mengatur semua permasalahan LH yang meliputi: air pada sumber air, air laut, udara, dan lahan.

Judul yang digunakan “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”

Lingkup materi muatan yang diatur paling sedikit memuat: perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum

Lingkup materi muatan yang diatur sesuai dengan kewenangan dalam Pasal 63 ayat (2) dan ayat (3) UU No. 32 Tahun 2009, serta Lampiran PP. No. 38 Tahun 2007.

Page 14: Materi muatan raperda lh

Lanjutan.....

Kendala: Tidak fokus, karena materi muatan yang

diatur terlalu luas. Terdapat beberapa lingkup PPLH belum ada

peraturan pelaksanaannya, antara lain perencanaan terkait dengan pemanfaatan, dan pemeliharaan)

Perumusannya tidak tuntas, sehingga belum dapat dioperasionalkan karena masih diperlukan peraturan pelaksanaan.

Page 15: Materi muatan raperda lh

PERDA YANG MENGATUR MEDIA LH SECARA PARSIAL

Mengatur permasalahan LH spesifik di daerah, yaitu: air pada sumber air, air laut, udara, atau lahan.

Judul yang digunakan “Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Air Pada Sumber Air, Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Air Laut, Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Udara, atau Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut/Kars.

Lingkup materi muatan yang diatur mulai dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum

Materi muatan yang diatur sesuai dengan kewenangan dalam Ps. 63 ayat (2) dan ayat (3) UU 32 Th. 2009, serta Lamp. H PP 38 Th. 2007, khususnya yang terkait dengan kewenangan permasalahan LH spesifik yang diatur

Page 16: Materi muatan raperda lh

PERDA LAINNYA (DI LUAR HOLISTIK DAN PARSIAL)

Melaksanakan delegasi PUU di bidang PPLH: Perda ttg RPPLH, Perda Provinsi ttg Baku Mutu Air Limbah, Perda ttg Penetapan Kelas Air Pada Sumber Air, Perda ttg Retribusi Pembuangan Air Limbah Ke Sarana dan Prasarana Yang Disediakan Oleh Pemda

Melaksanakan kewenangan tertentu di bidang PPLH yang telah diserahkan kepada Pemda: Perda ttg Pengelolaan Limbah B3, Perda ttg Tata Cara Perizinan Lingkungan.

Page 17: Materi muatan raperda lh

CONTOH: Sistematika Perda yang Mengatur Media LH Secara Komprehensif/Holistik

Judul: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sistematika:Ketentuan UmumPerencanaanPemanfaatanPengendalian (Pencegahan: air, udara, laut dan lahan

serta instrumen pencegahan, Penanggungan dan Pemulihan)

PemeliharaanPengelolaan Limbah B3 dan Dumping (dapat diatur

Perda tersendiri)Sistem InformasiWewenang

Page 18: Materi muatan raperda lh

Lanjutan...........

Hak, Kewajiban dan Larangan Peran MasyarakatPengawasan (sanksi administratif terkait dengan

norma)Penyelesaian Sengketa LingkunganKetentuan Penyidikan (jika diperlukan)Ketentuan Pidana (jika diperlukan)Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)Ketentuan Penutup

Page 19: Materi muatan raperda lh

CONTOH: Sistematika Perda yang Mengatur Media LH Secara Parsial Judul: Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas

Air Sistematika:

Ketentuan UmumPerencanaanPemanfaatanPengandalian PemeliharaanPengawasan dan Sanksi Administratif

Page 20: Materi muatan raperda lh

Lanjutan.......

Pengelolaan Data dan InformasiPeran MasyarakatKetentuan Penyidikan (jika diperlukan)Ketentuan Pidana (jika diperlukan)Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)Ketentuan Penutup

Page 21: Materi muatan raperda lh

CONTOH: Sistematika Perda yang Mengatur Media LH Secara Parsial

Judul: Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang

Sistematika:Ketentuan UmumPerencanaanPemanfaatanPengandalian PemeliharaanPengawasan dan Sanksi Administratif

Page 22: Materi muatan raperda lh

Lanjutan.......

Pengelolaan Data dan InformasiPeran MasyarakatKetentuan Penyidikan (jika diperlukan)Ketentuan Pidana (jika diperlukan)Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)Ketentuan Penutup

Page 23: Materi muatan raperda lh

CONTOH: Sistematika Raperda Lainnya (di luar komprehensif/holistik dan Parsial)

Judul: Perizinan dan Pengawasan Limbah B3 Sistematika:

Ketentuan UmumKewenanganPenyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3Kewajiban dan LaranganPerizinanPengawasan dan Sanksi AdministratifKetentuan Penyidikan (jika diperlukan)Ketentuan Pidana (jika diperlukan)Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)Ketentuan Pidana (jika diperlukan)

Page 24: Materi muatan raperda lh

MATERI MUATAN PERDA DI BIDANG PPLH

o Dalam perumusan materi muatan Raperda di bidang PPLH harus memperhatikan perlindungan fungsi LH dan prinsip PPLH.

o Penormaan prinsip PPLH dalam Raperda harus memperhatikan kepentingan nasional dan ekosistem suatu daerah, sedang perumusan normanya harus mencerminkan asas-asas yang melandasinya.

o Struktur materi muatan dalam pedoman ini tidak selalu merupakan urutan yang menggambarkan penamaan Bab, Bagian atau Paragraf, dan tidak menunjukkan hirarki penormaan materi muatan dalam Raperda, melainkan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam perumusan norma.

o Secara keseluruhan materi muatan PPLH sangat luas. Namun demikian materi muatan tersebut tidak harus dimuat secara keseluruhan, tergantung dari jenis Perda dan pengaturan di daerah.

o Hendaknya materi muatan yang dipilih tidak melampaui judul dari Raperda.

Page 25: Materi muatan raperda lh

PERENCANAAN HOLISTIK

Sebelum diundangkan PP ttg RPPLH, dapat dilakukan 2 (dua) alternatif:

o Materi muatan mengikuti prinsip yang diatur dalam Ps. 5 – 11 UU 32 Th 2009. Konsekuensi terjadi pengutipan kembali materi muatan dan tidak dapat dilaksanakan (termasuk delegasinya), sebelum PP ttg RPPLH diundangkan.

o Pemda melakukan perencanaan mulai dari inventarisasi, penetapan ekoregion sampai dengan RPPLH Daerah sebelum diundangkan PP ttg RPPLH. Konsekuensi perlu disesuaikan kembali jika PP ttg RPPLH diundangkan.

Page 26: Materi muatan raperda lh

Lanjutan.....

PARSIAL

Tahapan:inventarisasi kawasan ekosistem kars; penetapan kawasan ekosistem kars; danpenyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan

ekosistem kars.

Page 27: Materi muatan raperda lh

PEMANFAATAN

Prinsip:

Pemanfaatan SDA dilakukan sesuai dengan RPPLH

Jika RPPLH belum disusun didasarkan pada daya dukung dan daya tampung LH

DD-LH dan DT-LH provinsi dan ekoregion lintas kab./kota ditetapkan gubernur.

DD-LH dan DT-LH kab./kota dan ekoregion di wilayah kab./kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

Page 28: Materi muatan raperda lh

PENGENDALIAN Pencegahan:

Pencemaran air; Pencemaran udara; Pencemaran laut; Kerusakan lahan; Instrumen pencegahan

Penanggulangan Pencemaran air; Pencemaran udara; Pencemaran laut; Kerusakan lahan

Pemulihan: Kualitas air; Kualitas udara; Kualitas laut; Kerusakan lahan

Page 29: Materi muatan raperda lh

Pencegahan

Pencegahan Pencemaran Air, antara lain:○ Inventarisasi sumber pencemaran;○ Penetapkan BMA lebih ketat & penambahan parameter BMA○ Penetapan kelas air○ Penetapan status mutu air○ Penetapan daya tampung beban pencemaran air○ menunjuk laboratorium lingkungan yang telah diakreditasi untuk

melakukan analisis mutu air dan mutu air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran air

○ Pemantauan kualitas air○ menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada

tanah;○ menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau

sumber air.○ memantau kualitas air pada sumber air ; dan○ memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air

Page 30: Materi muatan raperda lh

Lanjutan......

Pencegahan Pencemaran Udara, antara lain:○ Inventarisasi sumber pencemaran;○ Penetapkan BMUdara lebih ketat & penambahan

parameter BMUdara○ Penetapan status mutu udara○ menunjuk laboratorium lingkungan yang telah

diakreditasi untuk melakukan analisis mutu air dan mutu air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran air

○ Pemantauan kualitas udara○ menetapkan persyaratan pembuangan emisi

udara sumber tidak bergerak○ memantau kualitas udara; dan○ memantau faktor lain yang menyebabkan

perubahan mutu udara

Page 31: Materi muatan raperda lh

Lanjutan......

Pencegahan Pencemaran Laut, antara lain:○ Inventarisasi sumber pencemaran laut;○ Penetapkan BMA Laut ketat & penambahan

parameter BMA Laut○ Penetapan status mutu laut○ menunjuk laboratorium lingkungan yang telah

diakreditasi untuk melakukan analisis mutu air laut dan mutu air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran laut

○ Pemantauan kualitas laut○ menetapkan persyaratan pembuangan air limbah

ke laut○ memantau kualitas ait laut; dan○ memantau faktor lain yang menyebabkan

perubahan mutu air laut

Page 32: Materi muatan raperda lh

Lanjutan......

Pencegahan kerusakan lahan, antara lain:○ Inventarisasi sumber perusakan lahan;○ Penetapkan kriteria baku kerusakan lahan lebih

ketat; ○ Penetapan status mutu lahan;○ menunjuk laboratorium lingkungan yang telah

diakreditasi untuk melakukan analisis mutu tanah dalam rangka pengendalian kerusakan lahan;

○ Pemantauan kualitas lahan;○ memantau faktor lain yang menyebabkan

perubahan mutu lahan

Page 33: Materi muatan raperda lh

Lanjutan.....

Instrumen pencegahan: ○ KLHS;○ Tata Ruang;○ BML;○ Kriteria Baku Kerusakan LH;○ AMDAL;○ UKL-UPL dan SPPL;○ Perizinan Lingkungan;○ Instrumen ekonomi LH;○ Analisis risiko LH, dan ○ Audit LH)

Page 34: Materi muatan raperda lh

KLHS

Pemda melaksanaan KLHS dalam penyusunan dan evaluasi RTRW beserta rencana rincinya, RPJPD, RPJMD, dan KRP lainnya yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko terhadap LH.

KLH ke dalam penyusunan dan evaluasi KRP dilaksanakan sesuai dengan PUU

Page 35: Materi muatan raperda lh

Tata Ruang

Penyusunan RTRW :Dilakukan dengan memperhatikan daya dukung

dan daya tampung LHDilakukan KLHS sebelum ditetapkan

RTRW dilakukan KLHS pada tahap evaluasi

Bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL yang lokasinya tidak sesuai dengan RTRW, AMDAL atau UKL-UPL bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan wajib ditolak.

Page 36: Materi muatan raperda lh

Baku Mutu LH (BMLH)

BMLH terdiri dari BM media penerima : BMA, BMU, dan BMA Laut. BM buangan: BMAL, BME, dan BMG.

Mewajibkan setiap usaha dan/atau kegiatan untuk mentaati BMAL,

BME, dan BMG

Pemerintahan Daerah dapat menetapkan: BML lebih ketat & penambahan parameter dari BML nasional, BMAL, BME, dan BMG lebih ketat & penambahan parameter dari BM yang ditetapkan MENLH

BMLH yang digunakan sebagai acuan adalah BMLH paling ketat.

Pelanggaran terhadap BMLH media penerima merupakan tindakan pencemaran LH

Page 37: Materi muatan raperda lh

Kriteria Baku Kerusakan LH

Mewajibkan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan kerusakan LH untuk mentaati kriteria baku kerusakan LH sesuai PUU

Gubernur atau Bupati/Walikota dapat menetapkan kriteria baku kerusakan LH lebih ketat dari kriteria Baku Kerusakan LH nasional.

Kriteria baku kerusakan LH yang digunakan adalah yang lebih ketat.

Pelanggaran terhadap kriteria baku kerusakan LH merupakan perusakan LH.

Page 38: Materi muatan raperda lh

AMDAL, UKL-UPL atau SPPLMewajibkan: Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting

terhadap LH untuk memiliki AMDAL.

Setiap penyusun AMDAL memiliki sertifikasi kompetensi. komisi penilai AMDAL untuk ememiliki lisensi.

Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap LH untuk memiliki UKL-UPL.

Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL untuk memiliki SPPL

Kepada Bupati/Walikota untuk menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL dan SPPL

Menetapkan Komisi Amdal Daerah.

Page 39: Materi muatan raperda lh

Instrumen Ekonomi LH

Neraca SDA dan LH Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik

Regional Bruto (PDB/PDRB) Mekanisme Kompensasi/imbal jasa LH antar daerah. Dana penjaminan pemulihan fungsi LH. Dana penanggulangan pencemaran dan/atau

kerusakan dan pemulihan LH Pengadaan barang dan jasa yang ramah LH Pengembangan sistem penghargaan kinerja di

bidang PPLH Pengembangan sistem pembayaran jasa LH

Page 40: Materi muatan raperda lh

Analisis Risiko LH

Mewajibkan setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap LH, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia untuk melakukan analisis risiko LH

Analisis risiko LH dilaksanakan sesuai dengan PUU

Page 41: Materi muatan raperda lh

Izin Lingkungan

Mewajibkan setiap usaha dan/atau kegiatan yang AMDALnya atau UKL-UPLnya menjadi kewenangan Gubernur atau Bupati/Walikota untuk memiliki izin lingkungan dari Gubernur atau Bupati/Walikota.

Permohonan izin lingkungan dilakukan bersamaan dengan permohonan penilaian ANDAL dan RPL/RKL atau permohonan pemeriksaan UKL-UPL.

Persyaratan permohonan izin lingkungan. Pemeriksaan administrasi Pengumuman permohonan izin lingkungan Jangka waktu proses pemberian izin lingkungan (75 hari untuk

AMDAL atau 14 hari untuk UKL-UPL) Jangka waktu penerbitan izin lingkungan (ditolak atau disetujui 10

hari) Pengumuman keputusan izin lingkungan (5 hari) Berakhirnya izin lingkungan (sama dengan izin usaha dan/atau

kegiatan) Tata cara izin lingkungan (dapat didelegasikan)

Page 42: Materi muatan raperda lh

Audit LH

Kewajiban gubernur atau bupati/walikota untuk mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan melakukan audit LH secara sukareka

Gubernur atau bupati/walikota mengusulkan kepada Menneg LH untuk diterbitkannya perintah audit LH yang diwajibkan atau audit LH berkala

Page 43: Materi muatan raperda lh

Penanggulangan Penanggulangan dilakukan pada saat berlangsungnya

pencemaran dan/atau kerusakan LH

Siapa yang melakukan penanggulangan (penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan).

Cara melakukan penanggulangan masing-masing media LH (air, udara, laut, dan lahan)

Peran Pemda jika penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan penanggulangan dilakukan

Beban biaya penanggulangan menjadi tanggung jawab penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

Page 44: Materi muatan raperda lh

Pemulihan Pemulihan fungsi LH dilakukan pada saat berlangsungnya

atau setelah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan LH

Siapa yang melakukan pemulihan fungsi LH (penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan).

Cara melakukan pemulihan fungsi LH masing-masing media LH (air, udara, laut, dan laut)

Peran Pemda jika penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan pemulihan fungsi LH.

Beban biaya pemulihan fungsi LH menjadi tanggung jawab penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

Page 45: Materi muatan raperda lh

PEMELIHARAAN

Pemeliharaan LH dilakukan melalui upaya konservasi SDA, pencadangan SDA, dan pelestarian fungsi atmosfir.

Konservasi SDA antara lain: Konservasi SDAir, ekosistem hutan, ekosistem pesisir dan laut, energi, ekosistem lahan gambut, dan ekosistem kars.

Konservasi SDA meliputi: kegiatan perlindungan SDA,pengawetan SDA untuk menjaga keutuhan dan keaslian SDA beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari SDA

Pencadangan SDA yang tidak dapat dikelola dalam jangka waktu tertentu, meliputi: SDA yang dapat dikelola jangka panjang dan waktu tertentu sesuai kebutuhan.

Page 46: Materi muatan raperda lh

Lanjutan......

Pelestararian fungsi atmosfir dilakukan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,perlindungan lapisan ozon, dan perlindungan terhadap hujan asam. Mitigasi perubahan iklim dilakukan melalui upaya penurunan emisi GRK pada bidang prioritas secara terkur, terlaporkan dan terinventarisasi dengan melaksanakan inventarisasi GRK

Adaptasi perubahan iklim dilakukan sejalan dengan kegiatan penurunan emisi GRK pada bidang prioritas.

Perlindungan lapisan ozon diimplementasikan dengan melaksanakan inventarisasi BPO, penyusunan dan penetapan kebijakan perlindungan lapisan ozon.

Page 47: Materi muatan raperda lh

Lanjutan......

Pemda perlu menyusun dan menetapkan kebijakan perlindungan hujan asam dan melakukan upaya pemantauan kualitas udara, pemantauan dampak hujan asam, dan penaatan terhadap baku mutu udara ambien, dan baku mutu emisi.

Ketentuan lebih rinci mengenai pemeliharaan mengacu pada PUU atau didelegasikan ke peraturan kepala daerah.

Page 48: Materi muatan raperda lh

PENGELOLAAN LIMBAH B3

Mewajibkan penghasil limbah B3 untuk melakukan PL-B3, baik dilakukan sendiri atau diserahkan kepada pihak lain yang telah memiliki izin.

Lingkup materi muatan yang diatur dalam Perda Provinsi meliputi: izin pengumpulan limbah B3 skala provinsi (sumber limbah lintas Kab./Kota) kecuali minyak pelumas/oli bekas, rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional, pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala provinsi, pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 skala provinsi, dan pengawasan penanggulangan kecelakaan PL-B3 skala provinsi.

Page 49: Materi muatan raperda lh

Lanjutan...........

Lingkup materi muatan yang diatur dalam Perda Kab./Kota meliputi: izin lokasi pengolahan limbah B3, izin pengumpulan limbah B3 pada skala Kab./Kota kecuali minyak pelumas/oli bekas, izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha suatu kegiatan, pengawasan pelaksanaan PL-B3 skala Kab./Kota, pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala Kab./Kota, pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala Kab./Kota, dan pengawasan penanggulangan kecelakaan PL-B3 Kab./Kota

Ketentuan yang lebih rinci mengenai pelaksanaan kewenangan pengelolaan limbah B3 dapat mengacu pada PUU atau didelegasikan ke peraturan kepala daerah.

Page 50: Materi muatan raperda lh

DUMPING

Mengatur norma larangan bagi setiap orang yang melakkan dumping limbah dan/atau bahan ke media LH tanpa izin dari Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya

Dumping limbah dan/atau bahan ke media LH dilakukan sesuai PUU atau didelegasikan pengaturannya ke dalam peraturan gubernur atau peraturan bupati/walikota.

Page 51: Materi muatan raperda lh

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Hak dan kewajiban Pemda dirumuskan sebagai tugas dan

tanggung jawab dalam kaitannya dengan PPLH.

Tugas dan tanggung jawab Pemda mempunyai konsekuensi,anta lain: menyediakan pendanaan,pembinaan dan pengembangan kapasitas SDM.

Kewajiban masyarakat pada umumnya, antara lain: melaporkan ke pada aparat terdekat mengenai terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan LH.

Larangan ada konsekuensi dengan ketentuan pidana, sehingga norma larangan dititik beratkan pada larangan yang bobot pelanggarannya lebih ringan dari Pasal 69 UU 32 Tahun 2009.

Page 52: Materi muatan raperda lh

SISTEM INFORMASI LH

Mewajibkan pemda untuk mengembangkan sistem informasi LH yang memuat paling sedikit status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi LH.

Sistem informasi LH dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi serta wajib dipublikasikan kepada masyarakat.

Page 53: Materi muatan raperda lh

PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM)

PSM merupakan hak demokrasi yang melekat pada setiap orang, sehingga substansi dan prosedurnya paling sedikit mencerminkan jaminan hak atas informasi, hak untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan, dan hak atas akses keadilan dalam PPLH.

Page 54: Materi muatan raperda lh

PERLINDUNGAN DAN PENGAKUAN MASYARAKAT ADAT

Mengatur tata cara pengakuan masyarakat hukum adat,kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat yang terkait dengan PPLH.

Pengakuan masyarakat tersebut diatur sepanjang masyarakat adat atau kearifan lokal masih ada dan diakui keberadaannya.

Materi muatan perlindungan dan pengakuan masyarakat adat diatur sepanjang materi yang tertuang dalam perda ada relevansinya dengan masyarakat adat, misal: Perda yang terkait dengan kegiatan pertambangan dan kehutanan

Page 55: Materi muatan raperda lh

TUGAS DAN WEWENANG

Tugas dan wewenang Pemerintah Provinsi sesuai Ps. 63 ayat (2) UU 32 th 2009.

Tugas dan wewenang Pemerintah Kab./Kota sesuai Ps. 63 ayat (3) UU 32 th 2009.

Wewenang pemerintahan daerah yang tercantum dalam Lampiran PP 38 th 2007

Tugas dan wewenang tersebut dilaksanakan dan/atau dikoordinasikan oleh Kepala Instansi LH daerah.

Page 56: Materi muatan raperda lh

KELEMBAGAAN LINGKUNGAN HIDUP

Penunjukan lembaga yang ditugasi melaksanakan kewenangan yang telah diserahkan kepada daerah.

Lembaga tersebut tidak cukup hanya suatu organisasi yang menetapkan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan, tetapi dibuthkan suatu organisasi dengan portofolio menetapkan, melaksanakan, dan mengawasi kebijakan PPLH.

Lembaga tersebut diharapkan juga mempunyai ruang lingkup wewenang untuk mengawasi SDA untuk kepentingan konservasi.

Untuk menjamin terlaksananya tugas pokok dan fungsi lembaga dibutuhkan dukungan pendanaan dari APBD yang memadai.

Page 57: Materi muatan raperda lh

KERJA SAMA DAERAH

Kerja sama dilakukan dengan daerah yang saling berpengaruh secara timbal balik

Jika suatu daerah menjadi satu kesatuan ekosistem dengan daerah lain, daerah yang ditetapkan menjadi daerah konservasi perlu mendapatkan insentif dari daerah lain yang memperoleh manfaat dari penetapan sebagai daerah konservasi

Perlu dikembangkan imbal jasa/jasa lingkungan

Prinsip pelaksanaan kerja sama daerah sesuai dengan PUU

Page 58: Materi muatan raperda lh

PEMANTAUAN KUALITAS LH

Pemantauan oleh Pemda Apa yang dipantau (media LH) Siapa yang melakukan pemantauan Apa tujuan pemantauan (mengetahui kecenderungan kualitas media

LH) Frekuensi pemantauan (berapa kali sesuai PUU) Biaya pelaksanaan pemantauan (pemerintah) Laporan hasil pemantauan Tindak lanjut hasil pemantauan (program peningkatan dan/atau

mempertahankan)

Pemantauan oleh PJU dan/atau Kegiatan Apa yang di pantau (pelaksanaan izin lingkungan) Apa tujuan pemantauan (tingat kinerja) Frekuensi pemantauan (sesuai PUU) Pelaporan hasil pemantauan (sesuai PUU)

Page 59: Materi muatan raperda lh

PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

Apa tujuan pengawasan LH (ketaatan izin LH, izin PPLH dan PUU bidang PPLH)

Siapa yang berwenang melakukan pengawasan LH (Gubernur, Bupati/Walikota, delegasi kpd Kepala Instansi LH, penetapan PPPLH)

Apa kewenangan pejabat pengawas LH

Apa kewajiban pejabat pengawas LH

Bagaimana tata kerja pejabat pengawas LH

Page 60: Materi muatan raperda lh

SANKSI ADMINISTRATIF

Formil: Jenis pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi administratif

Siapa yang berwenang menerapkan sanksi administratif (pemberi izin LH dan izin PPLH)

Jenis sanksi administratif (teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin atau pencabutan izin)

Penerapan sanksi administratif merujuk Pasal atau Pasal-Pasal yang dapat diterapkan sanksi administratif.

Tata cara penerapan sanksi administratif

Materiil:

Berdasarkan UU 12 Th. 2011, materi muatan sanksi administratif terkait dengan norma kewajiban

Page 61: Materi muatan raperda lh

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

Sengketa LH merupakan perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada LH.

PSL dapat dilakukan di luar pengadilan maupun melalui pengadilan tergantung kesepakatan para pihak yang bersengketa.

Pemda bertindak sebagai pihak yang mewakili LH atas pencemaran dan/atau kerusakan LH yang bukan milik privat.

Pemda dapat bertindak sebagai pihak ketiga (fasilitator dan mediator) dalam PSL

Pemda memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan lembaga penyelesaian sengketa LH di luar pengadilan.

Page 62: Materi muatan raperda lh

PENDANAAN

Pendanaan yang dibebankan kepada Pemda (APBD), antara lain: penilaian oleh komisi Penilai Amdal, tim teknis, dan

sekretariat Komisi Penilai AmdalPemeriksaan UKL-UPL yang dilakukan oleh instansi LH

Daerahpemantauan, pembinaan, pengawasan dan penyidikan

Pendanaan yang dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, antara lain : pemantauan (self monitoring), penanggulangan, dan pemulihan fungsi LH.

Page 63: Materi muatan raperda lh

PENYIDIKAN

o Penyidikan persampahan dilakukan oleh PPNS di lingkungan Pemda yang mempunyai tugas melakukan penyidikan atas pelanggaran Perda.

o Dalam melaksanakan tugas, PPNS daerah di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik POLRI.

o PPNS daerah tidak berwenang untuk melakukan penangkapan atau penahanan.

Page 64: Materi muatan raperda lh

KETENTUAN PIDANA

o Raperda dapat memuat ketentuan pembebanan biaya paksaan penegakan hukum seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai PUU.

o Ranperda dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp. 50 juta.

o Dalam merumuskan norma pidana harus merujuk Pasal atau Pasal-Pasal (larangan atau perintah) yang dilanggar yang dapat dikenakan sanksi pidana.

o Pelanggaran terhadap larangan dalam UU No. 32 Tahun 2009 sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009.

Page 65: Materi muatan raperda lh

TERIMA KASIH