materi ips sd kelas vi semester i

13
Materi IPS SD Kelas VI Semester I PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WILAYAH INDONESIA Peta Wilayah Indonesia A. Perkembangan Wilayah Administrasi Indonesia Pada awalnya berdiri negara kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 8 provinsi yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945 yaitu sebagai berikut: 1. Sumatra 2. Jawa Barat 3. Jawa Tengah 4. Jawa Timur 5. Sunda Kecil (kepulauan Nusa Tenggara) 6. Kalimantan 7. Sulawesi 8. Maluku

Upload: musisiinformatika

Post on 28-Jun-2015

3.222 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Materi IPS SD Kelas VI Semester I

PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI

WILAYAH INDONESIA

Peta Wilayah Indonesia

A. Perkembangan Wilayah Administrasi Indonesia

Pada awalnya berdiri negara kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 8 provinsi yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945 yaitu sebagai berikut:

1. Sumatra 2. Jawa Barat 3. Jawa Tengah 4. Jawa Timur 5. Sunda Kecil (kepulauan Nusa Tenggara) 6. Kalimantan 7. Sulawesi 8. Maluku

Page 2: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Pada tahun 1950, provinsi di Indonesia jumlahnya 11. Hasil pemekaran dari Provinsi Sumatra yaitu Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Tengah dan Sumatra Selatan. Provinsi Jawa Tengah dimekarkan menjadi Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perkembangan jumlah provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut :

Pada tahun 1956, jumlah provinsi di Indonesia adalah 15 provinsi. Pada tahun 1957,jumlah provinsi di Indonesia ada17 provinsi. Pada tahun 1958, provinsi di Indonesia berjumlah 20 provinsi. Pada tahun 1959, provinsi di Indonesia berjumlah 20 provinsi. Pada tahun 1960, provinsi di Indonesia berjumlah 21 provinsi. Pada tahun 1967, provinsi di Indonesia berjumlah 25 provinsi. Pada tahun 1969, provinsi di Indonesia berjumlah 26 provinsi. Pada tahun 1976 , Timor Timur bergabung dengan Indonesia dan menjadi provinsi ke

27. Pada tahun 1999, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan Provinsi Maluku

dimekarkan menjadi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Pada tahun 2000, Provinsi di Indonesia berjumlah 32 provinsi. Pada tahun 2002,Provinsi di Indonesia berjumlah 33 provinsi. Pada tahun 2004,Provinsi di Indonesia berjumlah 33 provinsi.

Provinsi dan ibu Kota Provinsi

No. Provinsi Ibu Kota 1 Nanggroe Aceh Darussalam Banda Aceh 2 Sumatra Utara Medan 3 Sumatra Barat Padang 4 Riau Pekan Baru 5 Kepulauan Riau Bandar Seri Bentan 6 Jambi Jambi 7 Bengkulu Bengkulu 8 Sumatra Selatan Palembang 9 Bangka Belitung Pangkal Pinang 10 Lampung Bandar Lampung 11 DKI Jakarta Jakarta 12 Banten Serang 13 Jawa Barat Bandung 14 Jawa Tengah Semarang 15 DI Yogyakarta Yogyakarta 16 Jawa Timur Surabaya 17 Bali Denpasar 18 Nusa Tenggara Barat Mataram 19 Nusa Tenggara Timur Kupang 20 Kalimantan Barat Pontianak 21 Kalimantan Tengah Palangkaraya

Page 3: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

22 Kalimantan Timur Samarinda 23 Kalimantan Selatan Banjarmasin 24 Sulawesi Utara Manado 25 Gorontalo Gorontalo 26 Sulawesi Tengah Palu 27 Sulawesi Barat Mamuju 28 Sulawesi Selatan Makassar 29 Sulawesi Tenggara Kendari 30 Maluku Ambon 31 Maluku Utara Sofifi 32 Papua Jayapura 33 Irian Jaya Barat Manokwari

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Didirikan : 7 Desember 1956 Luas Wilayah : 55.392 km2 Letak Astronomis : 2⁰ LU – 6⁰ LU dan 95⁰ BT-98⁰ BT Batas Wilayah Utara : Selat Malaka Timur : Provinsi Sumatra Utara Selatan : Samudra Hindia Barat : Samudra Hindia

Provinsi Sumatra Utara

Didirikan : 7 Desember 1956 Luas Wilayah : 71.680 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LU – 4⁰ LU dan 98⁰ BT- 100⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi NAD Timur : Selat Malaka Selatan : Provinsi Sumatra Barat dan Riau Barat : Samudra Hindia

Provinsi Sumatra Barat

Didirikan : 3 Juli 1956 Luas Wilayah : 49.333 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LU – 3⁰ LS dan 98⁰ BT- 102⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Sumatra Utara Timur : Provinsi Riau Selatan : Provinsi Jambi dan Bengkulu Barat : Samudra Hindia

Page 4: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Riau

Didirikan : 25 Juli 1958 Luas Wilayah : 94.561 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LU – 2⁰ LS dan 100⁰ BT – 105⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Sumatra Utara Timur : Selat Malaka dan Laut Cina Selatan Selatan : Provinsi Jambi Barat : Provinsi Sumatra Barat

Provinsi Kepulauan Riau

Didirikan : 24 September 2002 Luas Wilayah : 11.196 km2 Letak Astronomis : 4⁰ LU – 1⁰ LS dan 104⁰ BT – 107⁰ BT Batas Wilayah Utara : Singapura dan Laut Cina Selatan Timur : Provinsi Kalimantan Barat Selatan : Selat Karimata Barat : Provinsi Riau

Provinsi Jambi

Didirikan : 2 Juli 1958 Luas Wilayah : 53.436 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LS – 3⁰ LS dan 101⁰ BT – 104⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Riau Timur : Selat Berhala dan Laut Cina Selatan Selatan : Provinsi Sumatra Barat Barat : Provinsi Sumatra Barat

Provinsi Bengkulu

Didirikan : 12 September 1967 Luas Wilayah : 21.168 km2 Letak Astronomis : 2⁰ LS – 5⁰ LS dan 101⁰ BT – 104⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Barat Timur : Provinsi Sumatra Selatan dan Jambi Selatan : Provinsi Lampung dan Samudra Hindia Barat : Samudra Hindia

Page 5: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Sumatra Selatan

Didirikan : 14 Agustus 1950 Luas Wilayah : 113.339 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LS-5⁰ LS dan 102⁰ BT – 105⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Jambi Timur : Provinsi Bangka Belitung Selatan : Provinsi Lampung Barat : Provinsi Bengkulu

Provinsi Bangka Belitung

Didirikan : tahun 2000 Luas Wilayah : 13.664 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LS – 3⁰ LS dan 105⁰ – 108⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Cina Selatan Timur : Selat Karimata Selatan : Laut Jawa Barat : Selat Bangka

Provinsi Lampung

Didirikan : 13 Februari 1964 Luas Wilayah : 35.376 km2 Letak Astronomis : 4⁰ LS – 6⁰ LS dan 103⁰ BT – 106⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Sumatra Selatan Timur : Laut Jawa Selatan : Selat Sunda Barat : Samudra Hindia

Provinsi DKI Jakarta

Didirikan : 10 Febuari 1965 Luas Wilayah : 656 km2 Letak Astronomis : 6⁰ LS – 7⁰ LS dan 106⁰ BT – 108⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Jawa Timur : Provinsi Jawa Barat Selatan : Provinsi Jawa Barat Barat : Provinsi Banten

Page 6: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Banten

Didirikan : tahun 2000 Luas Wilayah : 8.651 km2 Letak Astronomis : 6⁰ LS – 7⁰ LS dan 104⁰ BT – 107⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Jawa Timur : Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta Selatan : Samudra Hindia Barat : Selat Sunda

Provinsi Jawa Barat

Didirikan : 14 Juli 1950 Luas Wilayah : 44.176 km2 Letak Astronomis : 6⁰ LS – 7⁰ LS dan 106⁰ BT – 107⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi DKI Jakarta dan Laut Jawa Timur : Provinsi Jawa Tengah Selatan : Samudra Hindia Barat : Provinsi Banten

Provinsi Jawa Tengah

Didirikan : 4 Juli 1950 Luas Wilayah : 34.864 km2 Letak Astronomis : 6⁰ LS – 8⁰ LS dan 108⁰ BT – 111⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Jawa Timur : Provinsi Jawa Timur Selatan : Samudra Hindia dan Provinsi DI Yogyakarta Barat : Provinsi Jawa Barat

Provinsi DI Yogyakarta

Didirikan : 14 Maret 1950 Luas Wilayah : 3.142 km2 Letak Astronomis : 7⁰ LS – 8⁰ LS dan 110⁰ BT – 111⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Jawa Tengah Timur : Provinsi Jawa Tengah Selatan : Samudra Hindia Barat : Provinsi Jawa Tengah

Page 7: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Jawa Timur

Didirikan : 4 Maret 1950 Luas Wilayah : 47.921 km2 Letak Astronomis : 7⁰ LS – 8⁰ LS dan 111⁰ BT – 114⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Jawa Timur : Selat Bali Selatan : Provinsi Jawa Tengah Barat : Samudra Hindia

Provinsi Bali

Didirikan : 14 Agustus 1958 Luas Wilayah : 5.632 km2 Letak Astronomis : 7⁰ LS – 9⁰ LS dan 114⁰ BT – 116⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Bali Timur : Selat Lombok Selatan : Samudra Hindia Barat : Selat Bali

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

Didirikan : 14 Agustus 1958 Luas Wilayah : 20.153 km2 Letak Astronomis : 8⁰ LS -9⁰ LS dan 115⁰ BT – 119⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Flores Timur : Selat Sape Selatan : Samudra Hindia Barat : Selat Lombok

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Didirikan : 14 Agustus 1958 Luas Wilayah : 47.389 km2 Letak Astronomis : 8⁰ LS – 12⁰ LS dan 118⁰ BT – 126⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Flores Timur : Selat Ombai Selatan : Samudra Hindia Barat : Selat Sape

Page 8: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Kalimantan Barat

Didirikan : 7 Desember 1956 Luas Wilayah : 146.807 km2 Letak Astronomis : 2⁰ LU – 3⁰ LS dan 108⁰ BT – 114⁰ BT Batas Wilayah Utara : Negara Malaysia Timur : Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur Selatan : Laut Jawa Barat : Laut Cina Selatan dan Selat Karimata

Provinsi Kalimantan Tengah

Didirikan : 2 Juli 1958 Luas Wilayah : 153.800 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LU – 4⁰ LS dan 111⁰ BT – 116⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat Timur : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan : Laut Jawa Barat : Provinsi Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Timur

Didirikan : 7 Desember 1956 Luas Wilayah : 211.446 km2 Letak Astronomis : 4⁰ LU – 3⁰ LS dan 113⁰ BT – 119⁰ BT Batas Wilayah Utara : Negara Malaysia Timur : Selat Makasssar dan Laut Sulawesi Selatan : Provinsi Kalimantan Selatan Barat : Negara Malaysia

Provinsi Kalimantan Selatan

Didirikan : 7 Desember 1956 Luas Wilayah : 36.985 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LS – 4⁰ LS dan 114⁰ BT – 117⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Kalimantan Timur Timur : Selat Makassar Selatan : Laut Jawa Barat : Provinsi Kalimantan Tengah

Page 9: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Sulawesi Utara

Didirikan : 13 Desember 1960 Luas Wilayah : 25.768 km2 Letak Astronomis : 0⁰ LU – 3⁰ LU dan 123⁰ BT – 126⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Sulawesi Timur : Laut Maluku Selatan : Laut Maluku Barat : Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo

Didirikan : 22 Desember 2000 Luas Wilayah : 10.804 km2 Letak Astronomis : 0⁰ LU – 1⁰ LU dan 121⁰ BT – 123⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Sulawesi Timur : Provinsi Sulawesi Utara Selatan : Teluk Tomini Barat : Provinsi Sulawesi Tengah

Provinsi Sulawesi Tengah

Didirikan : 23 September 1964 Luas Wilayah : 68.033 km2 Letak Astronomis : 2⁰ LU – 3⁰ LS dan 120⁰ BT – 122⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Sulawesi Timur : Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan Selatan : Provinsi Sulawesi Tenggara Barat : Selat Makassar

Provinsi Sulawesi Barat

Didirikan : tahun 2004 Luas Wilayah : 16.787 km2 Letak Astronomis : 1⁰ LS – 4⁰ LS dan 119⁰ BT – 120⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Sulawesi Tengah Timur : Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan Barat : Selat Makasar

Page 10: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Sulawesi Selatan

Didirikan : 13 Desember 1960 Luas Wilayah : 62.482 km2 Letak Astronomis : 0⁰ – 7⁰ LS dan 119⁰ BT – 122⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat Timur : Provinsi SulawesiTengggara Selatan : Laut Flores Barat : Selat Makassar

Provinsi Sulawesi Tenggara

Didirikan : 23 September 1964 Luas Wilayah : 38.140 km2 Letak Astronomis : 3⁰ LS – 6⁰ LS dan 121⁰ BT – 124⁰ BT Batas Wilayah Utara : Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan Timur : Laut Banda Selatan : Laut Flores Barat : Teluk Bone

Provinsi Maluku

Didirikan : 1 Juli 1958 Luas Wilayah : 85.728 km2 Letak Astronomis : 3⁰ BT – 9⁰ LS dan 126⁰ BT – 135⁰ BT Batas Wilayah Utara : Laut Seram Timur : Laut Seram Selatan : Laut Timor dan Laut Arafuru Barat : Laut Maluku

Provinsi Maluku Utara

Didirikan : 4 Oktober 1999 Luas Wilayah : 53.836 km2 Letak Astronomis : 3⁰ LU – 2⁰ LS dan 125⁰ BT – 130⁰ BT Batas Wilayah Utara : Samudra Pasifik Timur : Laut Halmahera Selatan : Laut Seram Barat : Laut Maluku

Page 11: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Provinsi Papua

Didirikan : 1969 Luas Wilayah : - Letak Astronomis : 1⁰ LS – 9⁰ LS dan 135⁰ BT – 141⁰ BT Batas Wilayah Utara : Samudra Pasifik Timur : Papua Nugini Selatan : Laut Arafuru Barat : Irian Jaya Barat

Provinsi Irian Jaya barat

Didirikan : tahun 2004 Luas Wilayah : - Letak Astronomis : 0⁰ LS – 5⁰ LS dan 130⁰ BT – 135⁰ BT Batas Wilayah Utara : Samudra Pasifik Timur : Provinsi Papua Selatan : Laut Arafuru Barat : Laut Seram dan Laut Halmahera

Wilayah Laut Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah lautan yang cukup luas. Wilayah daratannya terdiri dari beribu-ribu pulau. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia, dengan ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa terletak pada posisi silang yang sangat strategis, yang berada di Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik.

Wilayah Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 masih mengikuti Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie tahun 1939. Lebar laut wilayah Indonesia 3 mil diukur dari garis air terendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia, penetapan tersebut tidak menjamin kesatuan wilayah NKRI. Hal ini lebih terasa lagi bila dihadapkan pada pergolakan-pergolakan dalam negeri pada saat itu. Mengingat keadaan lingkungan alamnya, persatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara menjadi tuntunan utama bagi terwujudnya kemakmuran dan keamanan. Atas pertimbangan tersebut, maka dikeluarkan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa letak geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dengan sifat dan corak tersendiri. Deklarasi tersebut juga menyatakan bahwa demi keutuhan teritorial dan untuk melindungi kekayaan negara yang ada di dalamnya, pulau-pulau serta laut yang ada harus dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang ditetepkan UU No:4/Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia.

Page 12: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

Sejak tahun 1960 luas wilayah berubah dari + 2 juta km2 menjadi + 5 juta km2, dengan 65 % wilayahnya terdiri atas laut atau perairan. Perairan laut Indonesia berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Batas laut teritorial yaitu 12 mil dari titik terluar sebuah pulau ke laut bebas,. Berdasarkan batas tersebut, negara Indonesia memiliki kedaulatan atas air, bawah laut, dasar laut, dan udara di sekitarnya termasuk kekayaan alam di dalamnya.

2. Batas landas kontinen sebuah negara paling jauh 200 mil dari garis dasar ke laut bebas dengan kedalaman tidak lebih dari 200 meter. Ladas kontinen adalah dasar laut dari arah pantai ke tengah laut dengan kedalaman tidak lebih dari 200 meter.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ditarik dari titik terluar pantai sebuah pulau sejauh 200 mil. Dengan bertambahnya luas perairan Indonesia, maka kekayaan alam yang terkandug di dalamnya bertambah pula. Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan dan melindungi sumber daya alam dari kerusakan.

Peta Wilayah Laut Indonesia

Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 perairan laut teritorial Indonesia terdiri atas tiga bagian yaitu laut teritorial, batas landas kontinen, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Selain ketiga wilayah perairan laut masih ada wilayah ini berbeda di dalam dan di antara Kepulauan Indonesia. Contoh wilayah perairan ini misalnya Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Makasar, dan Laut Banda.

Untuk kepentingan persahabatan antar negara maka dlam konvensi Hukum Laut Internasional ditetapkan adanya lintas damai melalui laut teritorial. Yang dimaksud lintas damai adalah jalur wilayah laut teritorial yang boleh digunakan oleh pihak asing sepanjang tidak merugikan bagi kedamaian, ketertiban, dan keamanan negara yang berdaulat.

Laut selain berfungsi sebagai penghubung wilayah satu dengan yang lain dalam memperlancar hubungan transportasi, juga kekayaan yang terkandung di dalamnya sangat menopang kehidupan rakyat. Potensi yang ada di laut dapat menimbulkan masalah apabila pengelolaannya tanpa memperhatikan lingkungan.

Untuk mencegah kerusakan lingkungan laut maka beberapa usaha yang dapat dilakukan adalah :

1. Membatasi penggunaan beberapa macam alat penangkapan ikan. 2. Alat penangkap ikan berupa pukat harimau dilarang guna melindungi berbagai ikan

tertentu. 3. memperhatikan daerah, jalur, dan musim penangkapan. 4. Mencegah pencemaran dan kerusakan, melakukan rehabilitasi, dan budidaya sumber

daya ikan. 5. Membatasi daerah penangkapan. 6. Pengelolaan sumber daya alam dengan pendekatan lingkungan. Sumber daya alam

harus digunakan secara nasional, tidak merusak lingkungan hidup, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhatikan generasi yang akan datang.

Page 13: Materi IPS SD Kelas VI Semester I

7. Membuat undang-undang untuk melindungi penyu dan melindungi pantai tempat penyu bertelur.

8. Mengeluarkan PP No. 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai untuk menjaga terpeliharanya lingkungan laut.