materi i
TRANSCRIPT
Beberapa Parameter Reservoir Yang BerhubunganDengan Kegiatan Explorasi/Exploitasi Minyak Dan Gas
Porositas Permeabilitas absolut Permeabilitas relatif Tekanan kapiler Saturasi fluida Kompresibilitas
POROSITAS
Porositas adalah ukuran pori-pori batuan. Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara pori batuan dengan volume total batuan.
Porositas digolongkan menjadi dua yaitu:(1) Original atau primer(2) Induced atau sekunder
Porositas original (atau primer): Pori-pori terbentuk pada saat pengendapan material-
material pembentuk batuan. Porositas primer ditandai oleh susunan butir yang
intergranular pada sandstones dan intercrystalline dan oolitic pada limestones.
Contoh Porositas Primer:
Porositas induced (atau sekunder) Terbentuk oleh proses geologi yang terjadi setelah
pengendapan. Porositas sekunder ditandai oleh adanya rekahan
seperti dijumpai pada shales dan limestones, dan vug seperti dijumpai pada limestones.
Beberapa Susunan Packing Porositas Primer:
Sisi kubus, s = 2 x radius butir = 2rVolume total = volume kubus = (2r)3
Volume butir di dalam kubus = 8 x [1/8 (4pr3/3)] = 4pr3/3Porositas = Volume pori / Volume total
= [(2r)3 - 4pr3/3]/[ [(2r)3] = 0,476 = 47,6%
Porositas Maksimum Susunan Packing Berbentuk Kubus:
Porosity = 48% Porosity = 27 %
COMPARE SIZES OF PORESAND PORE THROATS
Porosity = 14%
Packing of Two Sizes of SpheresPorosity = 14%
Hubungan Skewness dengan Porositas:
Porositas dipengaruhi oleh:Primer
Distribusi ukuran butir (sorting) Susunan butir Bentuk butir
Sekunder Sementasi Dolomitisasi/Dissolusi Rekahan dan Vug Kompaksi
SLIDE 2AHP
Berdasarkan komunikasi antar pori-pori, porositas digolongkan menjadi dua:
porositas total porositas efektif
Porositas total adalah perbandingan antara volume seluruh pori dalam batuan terhadap volume total batuan.
Porositas efektif adalah perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan dengan volume total batuan
Pengukuran volume total
Diukur langsung dimensinya
Memasukkan sample kedalam fluida dan diamati volume fluida yang terdesak (pertambahan volume)
Menjaga agar fluida tidak memasuki pori-pori batuan dengan:
(1) melapisi batuan dengan parafin,
(2) batuan dijenuhi terlebih dulu dengan fluida yang sama, atau
(3) menggunakan air raksa (mercury).
Pengukuran porositas di laboratorium:
Parameter-parameter yang perlu diketahui adalah Volume total (bulk volume), Volume pori dan Volume butir.
Sample batuan yang dilapisi dengan parafin dimasukkan dalam air. Pengamatan dilakukan sebagai berikut:
gram 20,0udara di kering sampleBerat A
gram 20,9udara diparafin dilapisi yang kering sampleBerat B
gram/cc 0,9parafin jenisBerat p
gram 01F40suhu padaair dalam diparafin dilapisi yang sampleBerat o C
gram/cc 1air jenisBerat w
gram 0,9209,20parafinBerat AB
cc 19,0/9,0parafin Volume
gram 9,10109,20didesak yangair Berat CB
cc 9,101/9,10didesak yangair Volume
cc 9,919,10parafin volume-didesak yangair volume(bulk) totalVolume
Maka
Contoh 1.1:
Sample batuan yang telah dijenuhi dengan air dimasukkan dalam air. Pengamatan dilakukan sebagai berikut:
Contoh 1.2:
gm 20,0udara di kering sampleBerat A
gm 25,5udara di air) dijenuhi telah (yang sampleBerat D
gm ,621F40suhu padaair dalam di sampleBerat o E
gram/cc 1air jenisBerat w
gram 9,96,125,25didesak yangair Berat ED
cc 9,91/9,9didesak yangair Volume(bulk) totalVolume
Maka:
Contoh 1.3:Sample batuan kering dimasukkan dalam air raksa Pycnometer. Pengamatan dilakukan sebagai berikut:
gram 20,0udara di kering sampleBerat A
gram 0,503F20suhu pada raksaair terisiyang pycnometerBerat o F
gram 9,235F20 raksaair dan sample terisiyang pycnometerBerat o G
gram/cc 13,546raksaair jenisBerat mc
gram 37035020
raksaair terisiyang pycnometerberat dan sampleBerat
FA
gram 1,1349,235370didesak yang raksaair Berat
cc 9,9546,13/1,134didesak yang raksaair Volume(bulk) totalVolume
Maka:
Pengukuran volume butir
Volume butir dapat diukur dari berat sample kering dan berat jenis butir.
Berat jenis butir yang digunakan biasanya adalah berat jenis quartz, yaitu 2,65 gm/cc.
Porositas yang didapat dari pengukuran ini adalah porositas total
Contoh 1.4:Pengukuran porositas menggunaka metode Melcher-Nutting. Diamati data berikut:
gm ,002udara di n)dihancurka (yang yang kering sampleBerat A
gm ,102udara di absorbsi)- teryangair ndihancurka (yang sampleBerat A
gm 0,56F40suhu padaair terisiyang pycnometerBerat o B
gm 78F40suhu padaair dan sample terisiyang picnometerBerat o C
gm/cc 1air jenisBerat w
gm 7786520didesak yangair Berat CBA
cc 71/7didesak yangair Volume
cc 7butir Volume
%3,29%1009,9
79,9
totalvolume
butir volume- totalvolumePorositas
Maka:
Pengukuran Porositas Efektif:
Metode atau teknik yang digunakan untuk mengukur porositas efektif adalah:
(1) Metode Gas Expansion menggunakan Stevens porosimeter(2) Metode Saturation
Contoh 1.5:Dari pengamatan menggunakan Stevens porosimeter terhadal sample core diperoleh data berikut ini:
A = Volume core chamber = 15 ccVolume udara (bacaan pertama) = 6,970Volume udara (bacaan kedua) = 0,03Volume udara (bacaan ketiga) = 0
Maka:B = Bacaan total = 7 ccVolume butir efektif = A - B = 15 – 7 = 8 ccVolume bulk dari pycnometer = 10 cc (diketahui)Porositas efektif = [(10-8)/10]x100% = 20%
Pengukuran porositas efektif menggunakan metode saturation dilakukan dengan menjenuhkan sample kering dengan fluida dengan berat jenis yang diketahui.
Volume pori dapat dihitung dari perbedaan berat sample yang dijenuhi fluida dengan sample kering.
Contoh 1.6:Diketahui data berikut
gm 20,0udara di kering sampleBerat A
gm 22,5udara di air) dijenuhi telah (yang sampleBerat D
gm/cc 1air jenisBerat w
gm 5,2205,22pori didalamair Berat AD
cc 5,21/5,2pori didalamair Berat
cc 5,2efektif pori Volume
)(diketahui cc 9,9(bulk) totalVolume
Maka
Porositas efektif = [2,5/9,9]x100% = 25,3%