materi agama.doc

29
BAB III SUMBER AJARAN ISLAM I. Sistematika Sumber Ajaran Islam Nilai dan sumber nilai Islam yaitu Al-Qur’an, As Sunnah, dan Ijtihad. Penggunaan tiga sumber nilai itu hendaknya diprioritaskan yang pertama, kemudian yang kedua dan selanjutnya yang ketiga. Apabila bertentangan yang satu dengan yang lain, maka hendaknya dipilih Al-Qur’an terlebih dahulu kemudian yang kedua, Al Hadist. Meskipun ketiganya adalah sumber nilai, akan tetapi antara yang satu dengan yang lainnya mempunyai kualitas dan bobot yang berbeda-beda dengan pengaruh hukum yang berbeda- beda pula. II. Al-Qur’an 1. Pengertian Al-Qur’an : 1) Menurut Lughat. Bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah “masdhar” yang diartikan denagn arti isim maf’ul, yaitu maqru = yang dibaca. 2) Menurut istilah : nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf. 2. Nama-nama Al-Qur’an : 1) Al-Kitab : tulisan yang lengkap (2:2) 2) Al-Furqon : memisahkan yang hak dan yang batil (25:1) 3) Al-Mauidhoh : nasihat (10:57) 4) As-Syifa : obat (10:57) 5) Al-huda : yang memimpin (72:13) 6) Al-Hikmah : kebijaksanaan (17:39) 7) Al-Hukmu : keputusan (13:37) 8) Al-Khair : kebaikan (3:103) 9) Ad-Dzikru : peringatan (15:9) 10) Ar-Ruh : roh (42:52) 11) Al-Muttaharah : yang disucikan (80:14) 3. Pembagian isi Al-Qur’an : Al-Qur’an terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di Madinah. Ada juga yang berpendapat 86 turun di Makkah dan 28 turun di Madinah. 15

Upload: tessardwicahyadi

Post on 05-Jan-2016

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi agama.doc

BAB IIISUMBER AJARAN ISLAM

I. Sistematika Sumber Ajaran Islam

Nilai dan sumber nilai Islam yaitu Al-Qur’an, As Sunnah, dan Ijtihad. Penggunaan tiga sumber nilai itu hendaknya diprioritaskan yang pertama, kemudian yang kedua dan selanjutnya yang ketiga. Apabila bertentangan yang satu dengan yang lain, maka hendaknya dipilih Al-Qur’an terlebih dahulu kemudian yang kedua, Al Hadist. Meskipun ketiganya adalah sumber nilai, akan tetapi antara yang satu dengan yang lainnya mempunyai kualitas dan bobot yang berbeda-beda dengan pengaruh hukum yang berbeda-beda pula.

II. Al-Qur’an

1. Pengertian Al-Qur’an :1) Menurut Lughat.

Bacaan atau yang dibaca.Al-Qur’an adalah “masdhar” yang diartikan denagn arti isim maf’ul, yaitu maqru = yang dibaca.

2) Menurut istilah : nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf.

2. Nama-nama Al-Qur’an :1) Al-Kitab : tulisan yang lengkap (2:2)2) Al-Furqon : memisahkan yang hak dan yang batil (25:1)3) Al-Mauidhoh : nasihat (10:57)4) As-Syifa : obat (10:57)5) Al-huda : yang memimpin (72:13)6) Al-Hikmah : kebijaksanaan (17:39)7) Al-Hukmu : keputusan (13:37)8) Al-Khair : kebaikan (3:103)9) Ad-Dzikru : peringatan (15:9)10) Ar-Ruh : roh (42:52)11) Al-Muttaharah : yang disucikan (80:14)

3. Pembagian isi Al-Qur’an :Al-Qur’an terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di Madinah. Ada juga yang berpendapat 86 turun di Makkah dan 28 turun di Madinah. Surat yang turun di Makkah disebut Makiyah. Ciri-cirinya :

a. Umumnya suratnya pendek-pendek.b. Menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlak.c. Panggilannya ditujukan kepada manusia.

Surat yang turun di Madinah disebut Madaniah. Ciri-cirinya :a. Umumnya suratnya panjang-panjang.b. Menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari’ah)

15

Page 2: materi agama.doc

c. Panggilannya ditujukan kepada orang-orang beriman.

4. Sejarah kodifikasi dan perkembangannya.

Allah akan menjamin kemurnian dan kesucian Al-Qur’an akan selamat dari usaha-usaha pemalsuan, penambahan atau pengurangan. (15:9, 75:17-19).Al-Qur’an ditulis sejak Nabi masih hidup. Begitu wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsunag memerintahkan kepada para sahabat untuk menuliskannya secara hati-hati. Kemudian mereka hafalkan dan mereka amalkan.Pada awal pemerinyahan khalifah yang pertama dari khulafaurrasyidin, yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, Al-Qur’an telah dikumpulkan dalam mushaf tersendiri. Dan pada jaman khalifah ketiga, Usman Bin Affan. Al-Qur’an sempat diperbanyak. Alhamdulillah Al-Qur’an yang asli itu sampai saat ini masih ada.Dalam perkembangan selanjutnya, tumbuh pula usaha-usaha untuk menyempurnakan cara-cara penulisan dan penyeragaman bacaan, dalam rangka menghindari adanya kesalahan dalam bacaan maupun tulisan, Karena penulisan pada masa pertama tidak memakai tanda baca.Dalam perkembangan selanjutnya tumbuhlah beberapa tafsir Al-Qur’an yang ditulis ulama Islam, dan tumbuh pula berbagai disiplin ilmu untuk membaca dan membahas Al-Qur’an.

5. Ilmu-ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an :a) Ilmu Mawatin Nuzul, yaitu ilmu yang membahas

tentang tempat-tempat turunnya Al-Qur’an.b) Ilmu Asbabun Nuzul, yaitu ilmu yang membahas

sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an.c) Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang ,membahas

tentang teknik membaca Al-Qur’an.d) Gharibil Qur’an, yaitu ilmu yang membahas

tentang kalimat-kalimat yang asing artinya dalam Al-Qur’an.e) Ilmu Wajuh Wa Nadzar, yaitu ilmu yang

membahas tentang kalimat yang mempunyai arti dan makna apa yang dikehandaki oleh sesuatu ayat dalam Al-Qur’an.

f) Ilmu Aqsamil Qur’an, yaitu ilmu yang mempelajari tentang maksud-maksud sumpah Tuhan dalam Al-Qur’an.

g) Ilmu Amtsalil Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur’an.

h) Dan masih banyak lagi.

6. Fungsi dan peranan Al-Qur’an :Al-Qur’an adalah wahyu Allah (42:7) yang berfungsi :1) Sebagai mu’jizat bagi Rasulullah Muhammad SAW (17:88,

10:38).2) Sebagai pedoman hidup bagi setiap manusia (4:105, 5:49&50,

45:20).3) Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah

sebelumnya (5:48&15, 16:64).

16

Page 3: materi agama.doc

III. Al-Hadist

1. Pengertian Al-Hadist.Menurut Bahasa (lughat), Jadid lawan qadim: yang baru, Qarid: yang dekat(yang belum lama terjadi), Khabar: warta.Menurut istilah ahli hadist: “segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau, dan segala keadaan beliau”.

2. Al-Hadist Sebagai Sumber Hukum dan Nilai.Al-Qur’an telah mewujudkan ittiba’ dan mentaati hukum-hukum dan peraturan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam beberapa ayat:QS. Al Hasyr: 7, QS. An Nisa: 64, QS. Al Ahzab: 36.Ayat-ayat lain yang cukup banyak dijadikan alasan yang pasti tentang hal tersebut, seperti:a. Setiap mu’min harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya:

8:20, 47:33, 4:59, 3:32, 58:13, 24:54, 5:92. b. Kepatuhan kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada Allah: 4:80,

3:31.c. Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa: 8:13, 58:5,

4:115.d. Berhukum terhadap Sunnah adalah tanda orang yang beriman: 4:65.

3. Hubungan As-Sunnah dan Al-Qur’an.a) Bayan tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat

secara umum, mujmal dan musytarak.b) Bayan taqrir, yaitu As-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan

memperkuat pernyataan Al-Qur’an.c) Bayan tauhid, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat

Al-Qur’an.

4. Perbedaan antara Al-Qur’an dan Al-Hadist Sebagai Sumber Hukum.a) Al-Qur’an nilai kebenarannya qat’i (adsolut),

sedangkan Al-Hadist adalah zhanni (kecuali hadist mutawatir).b) Seluruh ayat Al-Qur’an mesti dijadikan sebagai

pedoman hidup. Tetapi tidak semua hadist mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup.

c) Al-Qur’an sudah pasti otentik lafazh dan maknanya, sedangkan hadist tidak.

d) Apabila Al-Qur’an membicarakan aqidah dan hal-hal yang ghaib maka setiap mukmin wajib mengimaninya. Sedangkan hadist ada yang wajib diimani dan ada yang tidak wajib.

5. Klasifikasi Hadist Dari Segi Sedikit/ Banyaknya Rawi.a. Hadist Mutawatir : Hadist yang diriwayatkan banyak rawi mencapai

suatu batas jumlah yang mana mereka mustahil sepakat berdusta.Syarat mutawatir:1) Pewartaan yang disampaikan oleh rawi-rawi tersebut harus

berdasarkan tanggapan panca indera yakni warta yang mereka sampaikan itu herus benar-benar asli pendengaran atau penglihatan sendiri.

2) Jumlah rawi-rawinya harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka bersepakat untuk bohong.

17

Page 4: materi agama.doc

3) Adanya keseimbangan antara rawi-rawi dalam thabaqah(lapisan) pertama dengan jumlah rawi-rawi dalam thabaqah berikutnya.

Faedah hadist mutawatir:Suatu keharusan untuk menerimanya bulat-bulat sesuatu yang diberitakan oleh hadist mutawatir, hingga membawa kepada keyakinan yang qath’i (pasti).

b. Hadist Ahad : Suatu Hadist yang tidak memenuhi syarat-syarat hadist mutawatir. Pembagian hadist ahad menurut jumlah perawi:

1) Hadist Masykur: hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir.

2) Hadist Aziz: hadist yang diriwayatkan oleh dua orang.3) Hadist Gharib: hadist yang dalam sanadnya terdapat seorang

yang menyaendiri dalam meriwayatkan. Pembagian Hadist ahad menurut kualitas dapat diterima/ tidak

sebagai hujjah:1) Hadist Sahih: Hadist yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi

yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung dan tidak janggal.

2) Hadist Hasan: Hadist yang pada sanadnya tidak terdapat orang yang tertuduh dusta, tidak terdapat kejanggalan pada matanya dan Hadist itu diriwayatkan tidak dari satu jurusan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan maknanya.

c. Hadist Dha’if: Hadist yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat atau Hadist hasan.Macam Hadist dha’if berdasarkan rawi-rawinya tercatat keadilan dan kedlabitannya:a. Hadist mudhu: Hadist yang dibuat oleh seseorang

(pendusta) yang ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah SAW secara palsu dan dusta, baik sengaja atau tidak.

b. Hadist matruk: Hadist yang menyendiri dalam periwayatan yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam peng- Hadist-an.

c. Hadist munkar dan ma’ruf: Hadist yang diriwayatkan orang yang lemah disebut munkar, sedangkan diriwayatkan orang yang tsiqah atau berlawanan orang yang lunak disebut ma’ruf.

6. Sejarah singkat perkembangan Al-Hadist.Para ulama membagi perkembangan Hadist kepada 7 periode, yaitu:1) Masa wahyu dan pembentukan hukum (pada jaman rasul : 13SH –

11SH)2) Masa pembatasan riwayat (masa khulafaurrasyidin : 12-40 H)3) Masa perincian Hadist (pada masa generasi tabi’in dan sahabat-

sahabat muda : 41 H – akhir abad 1 H)4) Masa pembukuan Hadist (permulaan abad II H)5) Masa penyaringan dan seleksi ketat (awal abad III H - selesai)6) Masa penyusunan kitab-kitab koleksi (awal abad IV H – jatuhnya

Baghdad pada th. 656 H)7) Masa pembuatan kitab syarah Hadist, kitab-kitab tahrij dan

penyusunan kitab dan koleksi yang lebih umum (656 H dst.)

18

Page 5: materi agama.doc

Pada jaman Rasulullah Al-Hadist tidak dituliskan, sebab:a) Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat

tertentu yang diijinkan beliau sebagai catatan pribadi.b) Rasulullah berada di tengah-tengah umat Islam sehingga dirasa

tidak sangat perlu untuk dituliskan pada waktu itu.c) Kemampuan baca tulis di kalangan sahabat sangat terbatas.d) Umat Islam sedang dikonsentrasikan pada Al-Qur’an.e) Kesibukan-kesibukan ukat Islam yang luar biasa dalam

menghadapiperjuangan dakwah yang sangat penting.

Sahabat-sahabat yang menghafal Hadist, yaitu:Abu Hurairah, meriwayatkan sekitar 5374 buah Hadist.

Abdullah bin ‘Umar bin Khattab, meriwayatkan sekitar 2630 buah Hadist.Anas bin Malik, meriwayatkan sebanyak 2286 buah Hadist.Abdulluah bin Abbas, meriwayatkan 1160 buah Hadist.‘Aisah Ummul Mu’minin, meriwayatkan 2210 buah Hadist.Jabir bin Abdullah, meriwayatkan 1540 buah Hadist.Abu Sa’id Al Hudri, meriwayatkan 1170 buah Hadist.

IV. Ijtihad1. Pengertian Ijtihad

Menurut Harfiah: dari kata ijtihada, yang artinya mencurahkan tanaga, memeras pikiran, berusaha sungguh-sungguh, bekerja semaksima mungkin.Menurut istilah: suatu pekerjaan yang mempergunakan segala kesanggupan daya rohaniah untuk mengeluarkan hukum syara: menyusun suatu pendapat dari suatu masalah hukum berdasar Qur’an dan Sunnah.

2. Kedudukan Ijtihad.Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan dua sumber ajaran Islam. Sedangkan Ijtihad berfungsi sebagai alat penggerak, tanpa adanya Ijtihad kedua sumber itu akan lumpuh.

3. Cara berIjtihada) Qiyas : resoning by analogy, yaitu menetapkan

suatu hukum terhadap suatu hal yang tidak diterangkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya oleh Al-Qur’an/ As-Sunnah. Karena ada sebab yang sama.

b) Ijma’ : Konsensus (Ijtihad kolektif), yaitu persepakatan ulama-ulama Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah.

19

Page 6: materi agama.doc

c) Istihsan : Preference. Yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihafiayah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam seperti keadilan, kasih sayang, dll. Oleh para ulama disebut juga sebagi Qiyas Khafi (analogy samar-samar).

d) Mashalihul Mursalah : utility. Yaitu menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syariat.

4. Golongan yang diwajibkan berIjtihad, menurut pendapat Imam As-Suyuti :a) Khalifah (pemimpin tertinggi).b) Wazir (menteri khalifah).c) Qodhi (hakim peradilan).d) Mufti (orang yang menyampaikan fatwa).e) Hisbah (kontrol sosial).f) Wali Al-Madzalim (orang yang mengurusi orang-

orang dhalim).g) Miqabah (asosiasi).

5. Stratifikasi MujtahidTingkatan mujtahid :1) Mujtahid absolut (Mujtahid mutlak), yang tidak bertaqlid pada

imamnya, namun hanya menggunakan pirantinya untuk berijtihad.2) Mujtahid dependen/ Mujtahid eksepsi (Mujtahid muqoyad/ Mujtahid

takhrij).3) Mujtahid seperioritas (Mujtahid tarjih).4) Mujtahid instruksi (Mujtahid fatwa).

6. Syarat-syarat Mujtahida) Mengetahui nasakh – mansukh Al-Qur’an,

munfashal – mujmalnya, amm – khasnya.b) Bisa membedakan antara hadist yang shahih dan yang tidak.c) Mengerti letak ijma’ dan khilafiah ulama.d) Mengetahui dimensi qiyas.e) Bisa meletakkan dalil secara proporsional.f) Menguasai ilmu bahasa sehingga kontekstual pernyataannya bisa

dipahami.

7. Perbedaan Ittiba’ dan Taqlid.Ittiba : Mengikuti seseorang sekaligus mengetahui betul bahwa statementnya itu benar-benar sah.Taqlid : Mengetahui seseorang tanpa mengetahui dimensi dan kontekstual statementnya.

Allah mencela orang-orang yang taqlid sebagimana banyak ayat Al-Qur’an:- Qs. At-Taubah : 31- Qs. Al-Zukhrut : 23-24- Qs. Al-Anfal : 22

20

Page 7: materi agama.doc

BAB IVAQIDAH ISLAM

A. AQIDAH ISLAM.1. Pengertian Aqidah.

- Etimologi : Dari kata bahasa Arab ‘Aqoda, masdarnya Aqiidatan artinya ikatan.

- Terminologi : Segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi persangkaan.Aqidah disebut juga dengan iman atau kepercayaan.

- Iman suatu yang tidak dapat dilihat oleh indera, tetapi dapat dilihat dari indikatornya yaitu amal, ilmu, da’wah dan sabar.

- Sedangkan yang dimaksud :a. Iman yaitu meyakini Islamb. Amal yaitu melaksanakan Islamc. Ilmu yaitu mempelajari Islamd. Da’wah/ jihad yaitu menyebarluaskan dan membela Islame. Sabar yaitu tabah dalam menjalani Islam.

Iman adalah keyakinan dalm hati dibuktikan dengan pernyataan lidah, dibuktikan dengan pernyataan lidah, diwujudkan dalam amal perbuatan.- Iman bikan satu yang hanya diucapkan dengan lidah (Qs. 2:8-9).- Bukan semata-mata dalam amal (Qs. 4:142).- Bukan hanya diaykini dalam hati (Qs. 27:14, 2:148).Orang mukmin yang baik digambarkan dalam :- Qs. An-Nisa : 65- Qs. Al-Mu’minin : 51- Qs. Al-Ahzab : 36- Qs. Al-Anfal : 2-4

21

Page 8: materi agama.doc

- Qs. Al-Hujurat : 15

2. Urgensi Aqidah Islam- Aqidah adalah masalh fundamental yang menjadi titik tolak permulaan

seorang miskin.- Jadi tegaknya aktivitas keIslaman dalam hidup dan kehidupan

seseoranglahyang membuktikan dia memiliki Aqidah atau menunjukkan kualitas iaman yang ia miliki.

- Tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepercayaan yang ia miliki.

- Aqidah atau iman merupakan pelita hidup, tanah berpijak dan tali untuk bergantung dalam menghadapi seribu satu masalah manusia.

3. Ruang Lingkup Aqidah dalam Rukun Iman, meliputi :- Iman kepada Allah WST.- Iman kepada para malikat Allah SWT.- Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.- Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.- Iman kepada hari akhir/ Qiamat.- Iman kepada Qodho dan Qodar.

4. Mengesakan AllahSekedar percaya akan wujudnya Tuhan belum cukup untuk menjadikan seseorang itu Islam dan itu bukan prestasi.Sebab kepercayaan itu sudah ada dengan sendirinya tertanam dalam hati sejak menusia lahir, walaupun kedang-kadang tertutupi atau tidak.Mengakui adanya Tuhan, tapi kadang dia sadar dalam keadaan kritis, diancam maut, terterpa badai topan lantas dia mohon perlindungan Tuhan.Watak seperti ini digambarkan dalam Al-Qur’an :1. Qs. Yunus (10) : 22-232. Qs. Lukman (31) : 31-32Bahkan ayat-ayat seperti ini diulang smapi 10 kali walaupun redaksinya berbeda :1) Qs. Al-An’am (6) : 63-64 5) Qs. Ar-Ruum (30) : 332) Qs. Al-Nahl (16) : 53-54 6) Qs. Az-Zumar (41) : 8 & 493) Qs. Al-Isra (17) : 67 7) Qs. Fuslihat (41) : 514) Qs. Al-Ankabut Bahkan dalam ayat lain lebih ditegaskan bahwa manusia dengan sendirinya sudah mengakui akan wujud dan kekuasaan Allah SWT.Firman Allah : Qs. Al-Ankabut (29) : 61“Kalau kamu tanyai manusia, siapakah yang telah mencipatakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan mereka menjawab ‘Allah’ “.Ayat-ayat semacam itu berulang kali disebutkan :1) Qs. Al-Ankabut (29) : 63 4) Qs. Lukman (31) : 252) Qs. Ayunus (10) : 31 5) Qs. Az-Zuhruf (43) : 9

& 873) Qs. Al-Mu’minun (23) : 84-89 6) Qs. Az-Zumar (39) : 38Jadi kepercayaan akan wujudnya Allah, Maha pencipta segalanya, sudah sejiwa dengan manusia karena sudah ditanamkan Allah sebelum kita dilahirkan ke muka bumi.Contoh-contoh tanggapan yang berbeda tentang Tuhan :

22

Page 9: materi agama.doc

1) Pandangan Primitif : Adanya tahayul, klenik, sihir. Dll.2) Pandangan yang berkembang : Tuhan seperti manusia atau

binatang.3) Pandangan berkelompok : Tuhan pemimpin yang berpengaruh.4) Pandangan modern : Tuhan brebentuk nabi, tokoh-tokoh dunia

berupa patung yang disembah.Jadi kepercayaan dan kebutuhan penyembahan kepada Tuhan sudah ada dengan sendirinya : Qs. Adzariat (51) : 56Sedangkan watak pribadi seseorang bertingkat semakin berkualitas maka pengungkapan penyembahannya juga semakin berkualitas.

Maka kesimpulannya : Seseorang tidaklah cuku[ dikatakan muslim hanya sekedar percaya atau menyembah Tuhan. Karena orang yang dikatakan kafirpun pecaya, bahwa Qur’an bercerita bahwa syetan pun percaya bahkan pernah berdialog denag Allah SWT.1) QS. Al-Baqarah (2) : 30-342) Qs. Al-A’raf (7) : 12-18Pada ayat-ayat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan iblis bukan karena “ tidak percaya akan wujudnya Allah, tetapi karena kesalahan yang fatal yaitu ‘sombong’ kepada Allah “. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :“ Tidak akan masuk surga seseoarang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebiji atom “.

Rasa kibir (membesarkan diri) ini adalah penyakit jiwa yang sengaja ditularkan iblis kepada manusia sesuai dengan tekadnya yang disebutkan dihadapan Allah SWT.Kehidupan yang demikian banyak berkembang pada sikap manusia. Sikap mengagungkan dan membanggakan nenek moyang, bangsawan, dll.Sikap mengagungkan tanpa kritis sangat dicela oleh Allah Qs. Al-Maidah (5) : 104.Inilah sebabnya barangkali orang yang mampu berfikir scientific dan betul-betul menguasai science tidak akan percaya tahayul, klenik, dll. Karena itu hanyalah ilmu iblis.Jadi yang paling utama dalam hubungan makhluk dengan Allah, bukan hanya percaya akan wujud Allah saja tetapi ialah kepatuhan yang bulat hanya kepada Allah SWT saja.

Inilah inti ajaran Islam yaitu mentauhidkan Allah atau mengesakan Allah.Mentauhidkan ialah : meletakkan kedudukan Allah dan semua perintah-perintahnya di atas segala-galanya terutama di atas kepentingan dan keinginan pribadi.Oleh karena itu mentauhidkan jauh lebih sukar daripada sekedar mempercayai akan wujud Allah. Mentauhidkan Allah membutuhkan suatu perjuangan yang berat dan kemampuan menghayati sikap bertauhid secara tetap merupakan prestasi yang paling mulia, maka pantas mendapat pahala yang besar.

23

Page 10: materi agama.doc

BAB VMERAIH QALBU CERDAS HIDUP MULIA DENGAN 7B

Kiat meraih qalbu cerdas hidup mulia dunia dan akhirat dapat ditempuh melalui 7B (Berniat, Bertaubat, Berdo’a, Berdzikir, Beribadah, Berzuhud dan Bertafakur mengingat mati).Qalbu yang cerdas sangat dibutuhkan dalam upaya menggapai kemuliaan hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Karena Pada hakikatnya hidup ini adalah sebuah ujian untuk menyeleksi siapa yang paling baik amalnya diantara manusia, firman Allah SWT

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk 67 : 2)

4.1. Berniat yang benar dalam segala aktivitas (QS. Al-An’am 7: 162)

“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

“ Innamal’amaalu binniyyat” (HR. Bukhari, Muslim) “ Setiap amal tergantung pada niatnya”

“Niyyatul mu’min khairun min’amalihi” (Al-hadits)“ Niat orang mukmin lebih baik dari amalnya”

Seseorang baru digolongkan sukses dunia akhirat sangat ditentukan dari segala aktivitas kehidupan manusia yang diniatkan semata – mata karena Allah SWT, sebab amal yang diterima disisi Allah hanya yang berniat ikhlas karena Allah.Dengan niat semua aktifitas menjadi terarah, amal tanpa niat tidak ada artinya disisi Allah, niat harus dilaksanakan dihati dengan penuh keihklasan dan lillahita’ala. QS Albaqarah (2:264) dan QS. Al Insan (76:8-9)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir *).”

24

Page 11: materi agama.doc

*) mereka Ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.”“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”

4.2. Bertaubat dengan sungguh-sungguhManusia tidak lepas dari kesalahan dan dosa, maka orang – orang yang beruntung adalah orang – orang yang bertaubat menyesali masa lalunya merubah diri untuk hari esok lebih baik lagi, sehingga kesempatan sukses baik di dunia dan akhirat masih menjadi harapan apabila ia senantiasa bertaubat atas perbuatan – perbuatan yang dilakukan pada masa yang telah lalu.Cara bertaubat dengan banyak mengucap istighfar, berhenti dari perbuatan jelek, menyesali , berjanji tidak akan mengulangi dan mengganti dengan perbuatan yang baik.“ Rosulullah tidak kurang dari 70 kali sehari semalam beristighfar”( Al-Hadits) Taubat yang sesungguhnya adalah taubatannasuha sebagaimana firman Allah dalam QS: An Nisa (4): 17-18

“Sesungguhnya Taubat di sisi Allah hanyalah Taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan*), yang Kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”“Dan tidaklah Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu Telah kami sediakan siksa yang pedih.”

*) Maksudnya ialah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. orang yang melakukan kejahatan Karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau Karena dorongan hawa nafsu.

Maka segeralah bertaubat kepada Allah jangan sampai terlambat seperti terlambatnya Fir’aun bertaubat kepada Allah SWTHal ini dikisahkan dalam QS. Yunus (10) : 90-92) “Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya

25

Page 12: materi agama.doc

percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

“Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal Sesungguhnya kamu Telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.”

“Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu**) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”

**) yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir.

4.3. Berdoa selalu kepada AllahManusia sebagai makhluq yang lemah sehingga senantiasa membutuhkan pertolongan dari Allah SWT untuk menjaga kemuliaan hidup di dunia sampai akhirat, maka setiap akan beraktifitas dimulai dengan berdo’a kepada Allah SWT agar menjadi bagian nilai ibadah. Sebagaimana sabda Nabi:

• “ Do’a adalah jantungnya Ibadah” (Al Hadist)• “ Do’a adalah pedangnya orang mu’min” (Al Hadist)

Doa merupakan salah satu bentuk ekpresi cita-cita dan harapan serta optimisme.

26

Page 13: materi agama.doc

4.4. Berdzikir selalu kepada AllahPengertianDzikir berasal dari kata dzakara yang bisa bermakna: menyebut-nyebut (dengan mulut), atau mengingat, mengenang, merasakan, menghayati (dengan qalbu). Metode dzikir Jahri (nyata) dan dzikir Sirri (rahasia) dasarnya:

“Dan rahasiakanlah (sirri) perkataanmu atau nyatakanlah (jahri), sehingga Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada” (QS. 67: 13)Contoh dzikir jahri dilakukan mulut dengan menyebut bacaan-bacaan (lafadz): Istighfar “ASTAGHFIRULLAHAL’ADHIM” Tasbih “SUBHANALLAH” Tahmid “ALHAMDULILLAH” Tahlil “LAAILAHAILLALLAH” Takbir “ALLAHUAKBAR” Dan lain-lain

Karenanya dzikir jahri nyata terdengar suaranya dan nyata terlihat getar bibir mengucapkannya. Bila dilakukan berjamaah suara dzikir jahri kadang menggemuruh menimbulkan rasa mencekam dan rendah di hadapan Allah SWT.

Hadist Nabi SAW tentang dzikir jahri:“Sesungguhnya bergemuruhnya suara orang berdzikir saat usai sholat fardlu betul-betul terjadi di masa Rasulluloh SAW aku dapat mengetahui orang sudah usai sholat (berjamaah di masjid Nabi) ketika kudengar suara dzikir itu” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)Dzikir sirri tidak menggunakan mulut melainkan dzauq (perasaan) dan syu’ur (kesadaran) yang ada di dalam qalbu. Karenanya dzikir ini menjadi tersamar (khaffiy) dan hanya pelaku dan Allah SWT saja yang mengetahuinya. Dalam dzikir sirri orang mengingat Allah, merasakan kehadiran Allah, menyadari keberadaan Allah, rasa dekat, bersahabat seakan melihat Allah. Itulah Ikhsan, dimana dalam ibadahmu kamu melihat Allah atau setidaknya merasa sedang dilihat oleh Allah SWT.Inilah dzikir yang hakiki, sebab hubungan manusia dengan Allah SWT tidak berhubungnan dengan tubuh jasmaninya melainkan dengan qalbunya.

“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berhubungan dengan manusia dengan qalbunya” (QS. 8: 24)

Saat melakukan dzikir sirri orang mengaktifkan qalbunya mengingat Allah sehingga dirinya on-line (tersambung, wushuf) dengan Allah SWT. Saat itulah terjadi penyerapan Nur Ilahi (divine light) ke dalam qalbu sehingga terjadi proses pencerahan (enilightenment). Nur Ilahi yang menembus qalbu akan terpantulkan ke otak yang menjadi pusat kendali tubuh manusia. Mekanisme biokimia dan bioelektrik pada sel-sel otak akan dikendalikan oleh Nur Ilahi sehingga menimbulkan gelombang-gelombang alpha yang menentramkan syaraf, membangkitkan kreativitas sekaligus rasa cinta ke sekujur tubuh, menepis rasa takut dan cemas, mengganti kekecewaan dengan harapan, kemarahan dengan kedamaian, malas dengan semangat.Tersingkaplah tirai kebodohan (kayssyaf), terbukalah wawasan baru. Hadir di hadapan teman kehidupan taqwa yang penuh pelangi mahabbah diharumi semerbak ridho illahi.

27

Page 14: materi agama.doc

Nur Ilahi mengandung:1.Energi Maghfirah, yang membakar hangus dosa-dosa di qalbu, menepis sesal,

menjungkal kecewa dan malas.2.Energi Himmah, kemauan kuat yang mendorong orang bekerja keras (work

hard) penuh semangat3.Energi Hidayah, petunjuk dan inspirasi kreatif yang mendorong orang bekerja

dengan cerdas (work smart)4.Energi Rahman, energi cinta yang mendorong orang bekerja bersama dengan

tulus ikhlas (work heart) tanpa pamrih, terbatas dari nista moral5.Energi Barokah, semangat kemuliaan dengan harga diri, kemantapan pribadi

yang tangguh mengendalikan hawa nafsu dan godaan iblis

Maka jangan puas hanya dengan dzikir mulut, tembuskan dzikir ke dalam qalbu, getarkan qalbu dengan rasa rindu kepada Allah, getaran yang juga menggoncang sel-sel kelenjar hormon untuk aktif menjaga keseimbangan hormon di dalam tubuh.Hormon adalah pengendali metabolisme tubuh. Dengan dzikir sirri metabolisme akan berjalan lancar alamiah menimbulkan kehangatan dan daya tahan tubuh (immune) terhadap berbagai penyakit.Hidupkan qalbu dengan dzikir sirri.

4.5. Beribadah dengan benar

Ibadah Ritual / Mahdhah

Makna ibadah ritual menjadi potensi spiritualContoh ibadah ritual yang dilakukan dengan benar akan melahirkan potensi spiritualitas hidup yang unggul:A.SHOLAT …Pengertian SholatSholat artinya doa, Ikatan (kata Silaturahmi) saling bertemu untuk mengikat kasih sayangMakna spiritual sholat:1. Focus dan konsentrasi (Penyerahan diri kepada Allah SWT)

“ Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku,

maka sembahlah aku dan dirikanlah Shalat untuk mengingatku” (Thoha (20):14

2. Latihan Disiplin

Energi Maghfirah

Energi Himmah

Energi Hidayah

Energi Rahmah

Energi Baroqah

28

Page 15: materi agama.doc

3. Doa Kepada Allah SWT4. Ketenangan Batin5. Latihan Hidup bersih 6. Latihan Hidup sehat7. Hidup Bermasyarakat8. Kepatuhan pada pemimpin ( Loyalitas )9. Persamaan Derajat Manusia

B.PUASAPengertian Puasa : menahan diri/pengendalian diri (Imsak)Makna spiritual puasa :

1. Manifestasi dari pernyataan iman2. Menguasai hawa nafsu3. Pelatihan disiplin4. Pelatihan tabah dan sabar5. Perisai dari godaan-godaan hidup6. Menanamkan rasa persaudaraan, kekeluargaan dan sodaqah7. Menanamkan perasaan kasih sayang kepada fakir miskin8. Puasa adalah sehat dalam arti kesehatan

C.ZAKAT

Pengertian:Menurut bahasa: Suci, subur dan berkah.Menurut istilah: Zakat adalah pemberian sebagian harta yang telah nishab kepada mustahiqnya (yang berhak) sesuai dengan peraturan syara’.Makna spiritual zakat:

1. Menolong yang lemah2. Mewujudkan pemerataan3. Membersihkan jiwa yang kikir4. Mewujudkan persaudaraan5. Membersihkan dari hak orang lain6. Mencegah bala dan musibah

D.HAJIPengertian:Menurut bahasa: MenyengajaMenurut istilah: Menyengaja mengunjungi baitullah untuk menjalankan ibadah.Makna spiritual haji:

1. Pengabdian2. Disiplin diri3. Persaudaraan4. Persamaan5. Kesucian dan kebersihan6. Pengorbanan

E. Ibadah Umum / Ibadah Ghairu Maghdhah

Pengertian:Semua aktifitas manusia yang didasari karena iman dan mengharap ridho dari Allah SWT serta sesuai dengan syariat Allah SWT.Makna spiritual ibadah ghairu maghdhah:Setiap aktivitas manusia sebagai khalifah di bumi yang didasari ibadah kepada Allah akan melahirkan semangat dan kekuatan sumber daya manusia yang

29

Page 16: materi agama.doc

bermanfaat, berguna dan mulia di dalam kehidupan di lingkungan manusia. Sebagaimana hadist Nabi: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” (HR. Muslim)

4.6. Berzuhud (merasa tidak memiliki dan dimiliki sesuatu)Sikap ini sangat penting karena orang yang hatinya melekat pada suatu materi itu akan memperbudaknya. “Man ahabba syaian fahuwa ‘abduuhu (barang siapa mencintai sesuatu maka dia akan diperbudaknya)” (Al Hadist)

Berzuhud dapat dapat diamalkan dengan rumus seperti tukang parkir dimana dia tidak merasa memiliki antara yang datang dan yang pergi.Karena sesungguhnya semua hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Sebagaiman firman Allah:

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

4.7. Bertafakur mengingat matiSeseorang yang selalu mengingat mati dan siap untuk mati, dia akan tumbuh kesadaran bahwa hidup di dunia sangat sebentar saja. Kesadaran ini akan melahirkan betapa waktu hidup yang diberikan oleh Allah SWT sangat berharga dan tidak akan lewat dengan sia-sia. Manusia yang memiliki qalbu yang cerdas dia akan menggunakan waktu hidupnya dengan perbuatan yang positif, produktif dan menjaga kemuliaannya dari dunia sampai akhirat.Sebagaiman hadist Nabi: “Orang yang hatinya cerdas adalah orang yang selalu ingat mati dan siap mati”Kematian adalah suatu yang pasti dialami seluruh yang berjiwa, firman Allah SWT QS. Ali Imran (3):185

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

30

Page 17: materi agama.doc

BAB VIETOS KERJA MULIA

1.Mengenal Hakekat Kerja MuliaHakekat kerja

Melakukan aktivitas Fisik maupun mental Tujuan mendapatkan kepuasan

Motif individu Majemuk Dapat berubah-ubah Berbeda-beda Beberapa motif tak disadari

Job performance Hasil capaian dengan ukuran tertentu Tidak produktif Standart Produktif

Needs hierarchy Physiological needs Safety needs Social needs Esteem needs Self Actualization

Physiological needs Sandang, Pangan Tempat berlindung Sex Kesejahteraan individu Kebutuhan dasar manusia

Safety needs Aman waktu kerja Aman harta yang ditinggal Aman masa depan karyawan

Social needs Diterima orang lain (ling & kerja) Dihormati (dirinya penting)

31

Page 18: materi agama.doc

Berprestasi Ikut partisipasi

Esteem needs Prestise Prestasi Simbol status

Self actualisation Pengembangan diri Mengejar prestasi Berbuat yang terbaik Optimalisasi kemampuan diri

Kebutuhan sekunder Berprestasi (Achievement) Bekerjasama (Affiliation) Berkuasa (Power)

Model MARSPerilaku Individu dalam Organisasi dan Kinerja

2.Tipe-tipe Etos KerjaEtos kerja samurai Bersikap benar dan bertanggungjawab Berani dan ksatria Murah hati dan mencintai Bersikap santun dan hormat Bersikap tulus dan sungguh-sungguh Menjaga martabat dan kehormatan Mengabdi pada bangsa (Jansen)

32

Page 19: materi agama.doc

Etos kerja Jerman Bertindak rasional Berdisiplin tinggi Bekerja keras Berorientasi sukses material Tidak mengumbar kesenangan Hemat dan bersahaja Menabung dan investasi (Jansen)

Etos kerja Indonesia Munafik (suka pura-pura) Enggan tanggung jawab (cari kambing hitam) Jiwa feodal (gemar upacarasuka dihormati, mementingkan status dari pada

prestasi) Percaya takhayul (mistis, gaib) Watak lemah (kurang yakin, plin plan, gampang terintimidasi) Artistik dekat dengan alam

(Muchtar Lubis, 1977)

Etos kerja profesional Rahmat, tulus penuh rasa syukur Amanah, benar penuh tanggung jawab Panggilan, tuntas penuh integritas Ibadah, serius penuh kecintaan Seni, cerdas penuh kreativitas Kehormatan, tekun penuh keunggulan Aktualisasi, keras penuh semangat Pelayanan, paripurna penuh kerendahan hati

Etos kerja Rosululloh Aktualisasi keimanan dan ketaqwaan Tidak untuk menumpuk kekayaan duniawi Kerja untuk meraih keridhoaan Allah SWT Kerja, amal sholeh Kerja, ibadah

Kerja (jihad fi sabilillah) Kerja untuk menghidupi anak-anak yang masih kecil Kerja untuk menghidupi orang tua yang sudah lanjut usia Kerja untuk diri sendiri agar tidak meminta-minta

Kebiasaan efektif seorang karyawan muslim Selalu proaktif, kreatif dan inisiatif Niat Lillahita’ala Mengutamakan yang paling utama Selalu berfikir positif Selalu mendahulukan kepentingan bersama daripada diri sendiri Selalu meningkatkan kualitas3.Integritas Pribadi

• Menghadapi masalah• Cara memandang kehidupan• Kedewasaan• Kepemimpinan

33

Page 20: materi agama.doc

• Menabung hubungan• Menjaga integritas pribadi

a. Menghadapi masalah• Bertindak Positif

– Mencari akar masalah– Bicara langsung dengan orang yang bersangkutan– Bertindak menyelesaikan masalah

• Bertindak Negatif– Negatif agresif:Marah, Emosional, Menghina,Melecehkan dan

intimidasi– Negatif pasif: Murung, sedih, kawatir, tertekan, mengurung diri dan

menarik diri

b. Cara memandang kehidupan1. Generous growing (murah hati yang mengembangkan), Hidup ini dipenuhi

anugerah yang tiada habisnya:• Merasa aman dan bahagia• Senang berbagi dengan orang lain• Bahagia melihat orang lain tumbuh• Puas dapat membantu orang lain

2. Jealous limiting (iri hati yang membatasi), memandang bahwa anugerah dalam kehidupan ini terbatas:• Sulit berbagi dengan orang lain• Selalu ingin lebih bila dibandingkan dengan orang lain• Selalu khawatir bila melihat orang lain sukses

c. KedewasaanMerupakan keseimbangan antara ketegasan dan kepedulian

KETEGASAN (pertimbangan akan pendapat dan perasaannya sendiri)

KEPEDULIAN (pertimbangan akan pendapat dan perasaan orang lain)

d. Kepemimpinan1. Kejujuran2. Punya visi3. Memberi inspirasi4. Kompetensi5. Keterbukaan6. Kedewasaan7. Konsisten/penuhi janji8. Pelihara kepercayaan

e. Menabung hubungan • Senyum• Membantu orang lain aktualisasi• Memahami orang lain seutuhnya• Memberi penghargaan atas keberhasilan orang lain• Memenuhi janji• Rela menyatakan maaf• Memberi kejutan yang menyenangkan

34

Page 21: materi agama.doc

f.Menjaga integritas pribadi• Integritas tinggi: Percaya A, katakan A dan tindakan A• Integritas rendah, misal: Mengeluh dan menegur orang lain terlambat, diri

sendiri terlambat

4.Kiat Etos Kerja Berkualitas/MuliaEtos kerja Etos : sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi

seseorang,sekelompok orang atau sebuah institusi..(Webster Dictionary)

Adalah sehimpunan PERILAKU KERJA yang lahir sebagai buah dari KEYAKINAN dan total pada paradigma kerja tertentu (Jansen H. Sinamo- Pengembangan SDM Institut Mahardika)

Pilihan hidup MENCINTAI PEKERJAAN atau MENGELUH SETIAP HARI Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka hanya ada 5-ng :

– Ngeluh– Ngedumel– Ngegosip– Ngomel– Ngeyel

Masalah dengan semangat kerja? Don’t worry …anda tidak sendirian Banyak orang lain punya masalah serupa Hampir semua orang mengalami gairah kerja melorot….

Delapan etos kerja profesional1.Etos pertama : Kerja adalah rahmat

Apapun pekerjaan kita adalah rahmat dari Allah SWT Bakat dan kecerdasan adalah anugerah Ada manfaat lain karena kerja

2.Etos kedua : Kerja adalah amanah Apapun pekerjaan kita semua adalah amanah Amanah, menjadikan kerja sepenuh hati & jauh dari tindakan tercela

3.Etos ketiga : Kerja adalah panggilan Semua Profesi adalah Darma Jika didasari panggilan , “I’m doing my best” Tidak akan merasa puas jika hasil karya kurang baik mutunya

4.Etos keempat : Kerja adalah aktualisasi Apapun profesi kita adalah bentuk aktualisasi Cara terbaik mengembangkan potensi diri Membuat kita merasa ada Aktualisasi diri , bagian dari psikososial manusia

5.Etos kelima : Kerja adalah ibadah Semua pekerjaan Halal adalah Ibadah Kesadaran sebagai Ibadah akan membuat Ikhlas

6.Etos keenam : Kerja adalah seni

35

Page 22: materi agama.doc

Apapun profesi kita adalah seni Seni menjadi enjoy

7.Etos ketujuh : Kerja adalah kehormatan Apapun pekerjaan kita, adalah sebuah kehormatan Jika bisa menjaganya, kehormatan yang lebih besar akan datang

8.Etos kedelapan : Kerja adalah pelayanan Bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama Rahmatan lil alamin

9.Dua Pilihan : Cinta atau Kecewa Kerja bukan hanya untuk mencari makan tapi juga MAKNA

36

30-40 Tahun bekerja

Pensiun

Manula

Pulang keharibaan Allah SWT

Page 23: materi agama.doc

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an terjemah. Depag RI

Aa Gym, Fenomena Daarut Tauhid, Memperbaiki Diri Lewat Manajemen Qalbu, Bandung: Penerbit Mizan, 2002

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Manajemen Qalbu Melumpuhkan Senjata Syetan, Jakarta: PT. Darul Falah, 2005

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Roh Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002

As’ad Moch., Psikologi Industri,

Baker Gary S., Human Capital,

Bakran Adz-Azakariey, Hamdani. Prophrtic Intelligence, Kecerdasan Kenabian, Yogyakarta : Penerbit Islamika, 2004

Darodjat Zakiyah, Kesehatan Mental,

Janita Dewi Ike, Maximum Motivation,

Mustofa Agus, Pusaran Energi Ka’bah, Sidoarjo: PT Padma Padang Mahsyar

Tasmara, Toto, K.H. Kecerdasan Ruhaniah, Jakarta : Gema Insani 2001

Wahfiudin, Pesantren Qalbu, Semarang : 2004

37