makalah agama.doc

43
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH KELUARGA DAN MASYARAKAT ISLAMI DALAM MENCEGAH PERDAGANGAN ANAK Disusun oleh : Adhelia Irawan (1206253861) Anies Labibah (1206242776) Annisa Salsabila (1206218070) Diamond Ravi (1206237201) Fadin Darmawan (1206253792) Ginas Alvianingsih (1206201580) Ismi Rosyiana Fitri (1206201486) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: annisasalsabila

Post on 12-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah agama.doc

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH KELUARGA DAN MASYARAKAT ISLAMI

DALAM MENCEGAH PERDAGANGAN ANAK

Disusun oleh :

Adhelia Irawan (1206253861)

Anies Labibah (1206242776)

Annisa Salsabila (1206218070)

Diamond Ravi (1206237201)

Fadin Darmawan (1206253792)

Ginas Alvianingsih (1206201580)

Ismi Rosyiana Fitri (1206201486)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

MEI 2013

Page 2: makalah agama.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘Pengaruh

Keluarga dan Masyarakat Islami dalam Mencegah Perdagangan Anak’. Meskipun

banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses penulisaannya,

tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan semaksimal mungkin.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak

memperoleh bantuan dari berbagai pihak berupa petunjuk, bimbingan, maupun

dorongan moril dan materil. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati, penyusun hanturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Nurwahidin, M.Ag, selaku dosen pembimbing mata kuliah

MPK Agama Islam;

2. Rekan-rekan di kelas MPK Agama Islam-21;

3. Secara khusus penyusun menyampaikan terima kasih kepada keluarga

tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian

yang besar kepada penyusun;

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan pihak-pihak yang terkait pencegahan perdagangan anak pada

khususnya. Terima kasih.

Depok, 17 Mei 2013

Penyusun

ii

Page 3: makalah agama.doc

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..................................................................…………...... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 1

1.3 Masalah penelitian ................................................................... 1

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 2

1.6 Hipotesis .................................................................................. 2

1.7 Metodologi Penelitian .............................................................. 2

1.8 Sistematika Penulisan .............................................................. 3

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................... 4

2.1 Hak dan Kedudukan Anak dalam Keluarga ................................... 4

2.2 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perdagangan Anak ............... 8

2.3 Pandangan Agama Islam terhadap Perdagangan Anak ................. 9

2.4 Karakteristik Keluarga Sakinah, Mawadah, dan Rahmah yang

dapat Mencegah Perdagangan Anak .......................................... 13

2.5 Karakteristik Masyarakat Islami dan Perannya dalam

Mencegah Perdagangan Anak ................................................... 16

2.6 Peran Keluarga, Masyarakat, dan Institusi Sosial dalam

Mengurangi Perdagangan Anak ................................................ 19

2.6.1 Peran Keluarga ................................................................. 19

iii

Page 4: makalah agama.doc

2.6.2 Peran Masyarakat ............................................................. 20

2.6.3 Peran Institusi Sosial ........................................................ 20

2.7 Solusi terhadap Perdagangan Anak dalam Lingkup Agama dan

Kajian Keilmuan ....................................................................... 21

Bab 3 PENUTUP .................................................................................. 23

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 23

3.2 Saran ........................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 24

iv

Page 5: makalah agama.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Anak adalah rezki dari Allah. Sudah sepantasnya pasangan suami istri bersyukur

atas rezki itu. Allah subhanahu wa tala berfirman:

Artinya: “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Dan Dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS Asy-Syura : 49-50)

Namun, fenomena yang marak terjadi belakangan ini justru sebaliknya.

Perdagangan anak di Indonesia semakin marak terjadi. Perdagangan anak ini

terjadi akibat beberapa faktor. Seharusnya hal ini dapat dicegah oleh lingkungan

sekitarnya, yaitu keluarga dan masyarakat yang Islami. Dari kenyataan tersebut,

kami bermaksud mengkaji masalah ini dalam makalah yang berjudul “Pengaruh

Keluarga dan Masyarakat Islami dalam Mencegah Perdagangan Anak” yang

bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan masyarakat islami dalam

mencegah perdagangan anak.

1.2 Perumusan Masalah

Pengaruh keluarga dan masyarakat islami dalam mencegah perdagangan anak.

1.3 Masalah Penelitian

1. Bagaimana peran keluarga islami dalam mencegah terjadinya perdagangan anak ?

2. Bagaimana peran masyarakat islami dalam mencegah terjadinya perdagangan anak ?

1

Page 6: makalah agama.doc

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran keluarga islami dalam mencegah terjadinya perdagangan anak.

2. Untuk mengetahui peran masyarakat islami dalam mencegah terjadinya perdagangan anak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia

khususnya mahasiswa Universitas Indonesia agar dapat mengetahui peran

keluarga dan masyarakat islami dalam mencegah terjadinya perdagangan anak

sehingga kedepannya diharapkan dapat mencegah perdagangan anak yang saat ini

semakin marak di Indonesia.

1.6 Hipotesis

Hipotesis penyusun terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

perdagangan anka terjadi karena belum adanya upaya pencegahan melalui

terbangunnya keluarga dan masyarakat yang islami. Perdagangan anak dapat

terjadi karena keluarga dan masyarakat yang belum memegang teguh nilai-nilai

Islam.

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi adalah keseluruhan prosedur dan teori yang digunakan

untuk meneliti. Dalam melakukan penelitian, ada dua metode yaitu metode

kuantitatif dan metode kualitatif. Kami tidak menggunakan metode kuantitatif

karena metode ini digunakan untuk analisis statistika data. Kami

menggunakan metode kualitatif dengan kajian pustaka. Dalam metode ini

kami mengambil kesimpulan dengan cara induktif. Cara induktif yang kami

lakukan adalah dengan kunjungan pustaka lalu mengambil kesimpulan dari

berbagai referensi yang sudah kami pelajari.

2

Page 7: makalah agama.doc

1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar makalah ini terdiri dari 3 (tiga) bab dengan beberapa

sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis,

berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap:

BAB 1

Secara garis besar, bab 1 menjelaskan tentang bagaimana awal timbulnya

masalah perdagangan anak. Oleh karena itu, dalam bab ini dijelaskan latar

belakang masalah, masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi penelitian,

dan sistematika penelitian.

BAB 2

Pada bab ini diuraikan tentang hak dan kedudukan anak dalam agama,

faktor-faktor yang menyebabkan perdagangan anak, pandangan agama terhadap

perdagangan anak, karakteristik keluarga sakinah, mawadah, dan rahmah yang

dapat mencegah perdagangan anak, serta karakteristik masyarakat islami dan

perannya dalam mencegah perdagangan anak. Dari berbagai penjelasan pada

subbab tersebut, penyusun kemudian menjelaskan peran keluarga, masyarakat,

dan institusi sosial dalam mengurangi perdagangan anak, serta solusi terhadap

perdagangan anak dalam lingup agama dan kajian keilmuan.

BAB 3

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian

dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

3

Page 8: makalah agama.doc

BAB 2

Pengaruh Keluarga dan Masyarakat Islami dalam Mencegah Perdagangan

Anak

2.1 Hak dan Kedudukan Anak dalam Agama

Sudah sepantasnya pasangan suami istri memperhatikan hak-hak dan

kedudukan anak agar terjalin hubungan yang harmonis di dalam keluarga, tercipta

anak-anak yang taat kepada orang tuanya, dan terbentuk watak-watak anak soleh

yang siap membangun agama, bangsa dan negara. Di antara hak-hak anak dalam

Islam adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikannya ketika berada di rahim ibunya.

Sepasang suami-istri harus memperhatikan keadaan anaknya ketika berada

di rahim, baik yang berhubungan dengan kesehatan bayi yang dikandungnya

maupun sifat-sifat yang akan diturunkan dari ibunya ke anaknya. Seorang ibu

harus sadar terhadap apa yang dikerjakan di kesehariannya. Jangan sampai dia

memiliki kebiasaan-kebiasaan jelek yang secara tidak dia sadari akan berpengaruh

terhadap perilaku bayinya nanti. Seorang ayah wajib menafkahi ibu yang

mengandung anaknya, walaupun dia sudah benar-benar ditalak tiga atau talak

bain. Alasannya adalah ibu tersebut mengandung anaknya dan menafkahi anak itu

wajib. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Artinya: “Jika mereka (wanita-wanita itu) sedang hamil, maka nafkahilah

mereka sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS Ath-Thalaq : 6)

2. Memperlihatkan rasa senang ketika ia dilahirkan

Ketika sang anak dilahirkan sudah sepantasnya seorang ayah dan ibu

menunjukkan rasa senangnya. Bagaimanapun keadaan anak itu. Baik laki-laki

maupun perempuan. Terkadang sebagian orang tua memiliki rasa benci jika yang

dilahirkan adalah perempuan. Perlu kita ketahui ini, rasa kebencian itu merupakan

4

Page 9: makalah agama.doc

sifat jahiliah yang masih dimiliki oleh sebagian kaum muslimin. Allah subhanahu

wa ta’ala telah mengabarkan di dalam Al-Qur’an tentang perbuatan yang telah

dilakukan oleh orang-orang Quraisy di masa Jahiliah. Mereka membunuh bayi-

bayi perempuan mereka yang baru dilahirkan. Allah subhanahu wa ta’ala

berfirman :

Artinya: “Dan apabila seseorang di antara mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak perempuan, maka hitamlah (merah padamlah) mukanya dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah dia akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah! Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS An-Nahl : 58-59)

Terkadang Allah menguji sang ayah dan sang ibu dengan anak yang cacat.

Orang yang paham bahwa itu adalah ujian, maka dia akan berlapang dada untuk

menerimanya dan tetap merasa senang. Sebaliknya orang yang tidak paham, maka

dia tidak akan senang, tidak rida bahkan terkadang bisa sampai mengarah ke

perceraian atau pembunuhan sang anak.

3. Menjaganya agar tetap hidup baik ketika di dalam rahim maupun ketika

telah lahir

Anak pun memiliki hak untuk hidup. Allah subhanahu wa ta’ala

berfirman :

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan! Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS Al-Isra’ : 31)

Bentuk pembunuhan yang banyak dilakukan adalah dengan peraktek

aborsi. Aborsi hukumnya adalah haram, terkecuali ada alasan darurat yang

membolehkannya. Yang sungguh mengherankan –berdasarkan data yang penulis

dapatkan-, justru ibu-ibu yang telah memiliki dua atau tiga anaklah yang paling

banyak melakukan praktek ini.

4. Memberi nama dengan nama yang baik

5

Page 10: makalah agama.doc

Anak pun memiliki hak untuk diberi nama yang baik dan bagus didengar.

Nama itulah yang mewakili dirinya untuk kehidupannya kelak. Oleh karena itu,

janganlah salah dalam memilihkan nama. Islam telah mengajarkan agar memilih

nama-nama islami dan menjauhi nama-nama yang mengandung unsur

penyerupaan dengan agama lain atau penyerupaan dengan pelaku-pelaku

kemaksiatan. Sudah sepantasnya seorang muslim bangga dengan nama islaminya.

5. Menyusuinya dengan ASI sampai dia merasa cukup serta memperhatikan

gizi yang dia makan/minum.

Anak memiliki hak untuk dijaga kesehatannya. Makanan yang paling

bagus untuk bayi di bawah umur dua tahun adalah ASI (Air Susu Ibu). Allah

berfirman :

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi rezki (makanan) dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya. Dan orang yang mendapatkan warisan pun berkewajiban demikian…” (QS Al-Baqarah: 233).

6. Berakikah dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan

dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki serta mencukur rambutnya di hari

ketujuh kelahirannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: “Seorang anak tergadaikan dengan akikahnya, disembelihkan

untuknya pada hari ke tujuh, diberi nama dan dicukur kepalanya.”

Meskipun terjadi perbedaan pendapat di antara ulama tentang kewajiban

berakikah, sudah sepantasnya sebagai seorang muslim untuk selalu berusaha

mengikuti semua sunnah/ajaran nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

7. Memperhatikan kebersihan tubuhnya dan menghilangkan berbagai

gangguan darinya.

6

Page 11: makalah agama.doc

Orang tua wajib memperhatikan kebersihan anaknya. Secara tidak

disadari, hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental sang anak.

Begitu pula, sudah sepantasnya orang tua mengajarkan cara menjaga kebersihan.

Sebagai contoh kecil, mengajarkannya untuk tidak membuang sampah kecuali di

tempat sampah, mengajarkannya untuk membersihkan tempat tidur dan

membiasakannya untuk menggosok giginya. Islam adalah agama yang yang

sangat memperhatikan kebersihan. Di antara bentuk ajaran Islam yang

menjelaskan tentang kebersihan adalah disyariatkannya berkhitan, baik untuk laki-

laki maupun perempuan.

Selain mengatur hak-hak anak, Islam juga mengatur kedudukan anak.

Dalam al-Quran, Allah SWT mengklasifikasikan kedudukan anak menjadi empat

golongan, yaitu:

Pertama, ada anak sebagai musuh. Yang dimaksud anak sebagai musuh

adalah apabila ada anak yang menjerumuskan orangtuanya untuk melakukan

perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Allah berfirman:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” (QS. At-Tagobun: 14)

Kedua, anak sebagai fitnah atau ujian. Fitnah yang dapat terjadi pada

orangtua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang negatif,

seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penipuan,

atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat susah dan resah orang tuanya.

Allah berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anamu hanyalah cobaan (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Tagobun: 15)

Ketiga, anak sebagai perhiasan. Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa

orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang

diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di

depan masyarakat. Allah berfirman:

7

Page 12: makalah agama.doc

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 46)

Keempat, anak sebagai penyejuk mata (qorrota a’yun) atau penyenang

hati. Allah berfirman :

Artinya: “Dan orang-orang yang berkata ”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Furqan: 74)

2.2 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perdagangan Anak

Beragam faktor diduga melandasi sekaligus memuluskan praktik

perdagangan anak. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Jazuli Juwaini menilai

masalah kemiskinan menjadi salah satu penyebab praktik perdagangan anak. Para

orang tua banyak yang mudah terjebak iming-iming dalam kondisi sulit secara

ekonomi. Selain itu terdapat faktor lain, yaitu belum optimalnya penyediaan panti

sosial penitipan anak bagi orang tua yang tidak mampu merawat dan

membesarkan anaknya. Panti sosial yang ada saat ini sangat terbatas

kemampuannya, dikarenakan adanya faktor yang utama tadi, yaitu kemiskinan.

Faktor penyebab selanjutnya adalah belum tuntasnya penyelidikan

terhadap sindikat penjual anak, serta belum ada tindakan tegas kepada seluruh

pihak yang berkaitan dengan sindikat tersebut. Sindikat ini sangat terorganisir.

Ada anggotanya yang bekerja secara personal mencari balita-balita yang orang

tuanya miskin untuk dibiayai dan dirawat, tetapi kemudian di jual.

Faktor lain adalah adanya permasalahan sosial terkait kurangnya kesiapan

orang tua dalam memiliki anak. Dalam hal ini sebaiknya Badan Kependudukan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tidak hanya mengkampanyekan

paradigma dua anak lebih baik, namun juga sosialisasi kesiapan orang tua untuk

memiliki anak.

8

Page 13: makalah agama.doc

Faktor yang terakhir adalah adanya keterlibatan pejabat pemerintah dalam

praktik perdagangan anak. Faktor ini masih perlu pembuktian lebih lanjut, sebab

penjualan anak ke luar negeri bisa dilakukan para pelaku dengan memalsukan

identitas anak. Hal ini diperkuat karena tidak adanya sistem validasi yang

mumpuni di kantor keimigrasian, sehingga memudahkan pelaku memalsukan

identitas anak tanpa teridentifikasi.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fenomena perdagangan

anak umumnya dilandasi motif ekonomi yang didukung adanya kesempatan atau

peluang. Namun, jika dikaji lebih dalam lagi maka akan didapatkan bahwa

kejadian-kejadian tersebut terjadi karena kurangnya iman dari tiap-tiap manusia

yang terlibat perdangan anak tersebut, entah itu dari pihak keluarga entah dari

pihak agen sindikat penjual anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk

berserah diri kepada Allah SWT serta tabah dalam menghadapi cobaan hidup.

2.3 Pandangan Agama Islam terhadap Perdagangan Anak

Agama Islam merupakan agama yang sempurna karena mencakup seluruh

aspek kehidupan manusia. Islam merupakan sebuah aturan, norma, pola hidup

yang melingkupi kehidupan manusia dan menjadi pedoman dalam menjalankan

kehidupannya. Allah berfirman :

Artinya: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Q.S. Al-Maidah: 3).

Pedoman dalam Islam dijabarkan dalam suatu ilmu yang disebut dengan

fiqih Islam. Secara umum, fiqih Islam dibagi menjadi empat, yaitu: ibadah,

mu’amalah, munakahah, dan  jinayat. Di sini akan dijelaskan mengenai

perdagangan, apa saja yang dibolehkan dan yang dilarang dalam berdagang.

Perdagangan dalam ilmu fiqih masuk dalam pembahasan mu’amalah. Asas dalam

perdagangan Islam adalah Islam itu sendiri yang meliputi tiga aspek

yaitu aqidah, akhlaq (moral), dan syari’ah (hukum).

Perdagangan dalam Islam memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

9

Page 14: makalah agama.doc

1. Harta adalah milik Allah dan manusia hanyalah sebagai khalifah

2. Terikat dengan aqidah, syari’ah (hukum), dan akhlaq (moral)

3. Seimbang antara urusan ruhani (akhirat) dan urusan keduniaan

4. Adil dan seimbang dalam melindungi kepentingan ekonomi individu dan

masyarakat

5. Tidak berlebihan dalam memanfaatkan harta kekayaan

6. Kelestarian sumber daya alam

7. Kerja (tidak menunggu)

8. Zakat

9. Larangan Riba

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Human Trafficking atau

perdagangan manusia, dan lebih khusus lagi “Trafficking in Child” ( Perdagangan

Anak ), menjadi isu paling hangat dan semakin luas dibicarakan di berbagai

belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Trafiking merupakan jenis kekerasan

terhadap kemanusiaan yang amat kompleks, dan kejahatan yang sangat

mengerikan. Tidak heran kalau banyak orang yang menyebutnya sebagai

perbudakan modern.

Tampak jelas dari definisi di atas, bahwa “Trafiking” merupakan kejahatan

kemanusiaan yang tidak dapat ditolerir. Kemunculannya telah menghancurkan

sendi-sendi kehidupan, karena terlanggarnya hak-hak asasi manusia, antara lain:

hak kebebasan pribadi, hak untuk tidak disiksa, hak untuk tidak diperbudak, hak

untuk diakui sebagai pribadi dengan kedudukan yang sama di hadapan hukum,

dan lain sebagainya. Otomatis pelanggaran seperti ini, akan berdampak pada

terjadinya kekerasan fisik, psikis, seksual, ekonomi maupun budaya.

Fenomena perdagangan anak sungguh telah mengingatkan kita kembali

pada praktik-praktik yang pernah terjadi sebelum Islam lahir, atau yang dalam

literatur Islam disebut zaman Jahiliah. Dalam era ini, banyak orang yang tidak

memahami bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang bebas (merdeka), otonom,

setara dan harus dihormati. Oleh karena itu, zaman tersebut disebut zaman

10

Page 15: makalah agama.doc

jahiliyah (era kebodohan). Kelompok-kelompok rentan seperti perempuan, anak-

anak dan orang-orang miskin, merupakan sasaran penghinaan dan penindasan.

Praktik-praktik penindasan oleh yang kuat dan kaya terhadap yang lemah dan

miskin, pada masa itu banyak terjadi, dan tidak dianggap sebagai pelanggaran. Di

antara manusia yang paling banyak menjadi korban penindasan adalah, anak

perempuan. Mereka dianggap bukan manusia utuh, melainkan hanya separoh

manusia, manusia kelas dua, atau bahkan sebagai barang. Kekerasan terhadap

mereka dapat terjadi dimana saja, baik di ranah domestik maupun publik.

Perbudakan juga popular di zaman itu. Kebanyakan dari mereka adalah

kaum perempuan. Mereka diperlakukan sebagai barang yang dapat

diperjualbelikan, dan dieksploitasi majikannya untuk mengeruk keuntungan.

Umumnya mereka dipekerjakan sebagai pelacur (prostituti), sebagaimana

disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Seluruh ulama Islam sejak zaman

dahulu sampai hari ini sepakat, bahwa tujuan Islam adalah mewujudkan

kemaslahatan. Kemaslahatan dalam hal ini diartikan sebagai perlindungan

terhadap hak-hak dasar yang diciptakan Tuhan, yang meliputi perlindungan

keyakinan (hak beragama dan berkeyakinan), perlindungan jiwa (hak hidup dan

hak tidak dianiaya), perlindungan akal pikiran (hak berpendapat, berkumpul dll),

perlindungan berketurunan dan kehormatan diri (hak reproduksi sehat dan tidak

dilecehkan, direndahkan dan lain-lain), dan perlindungan harta (hak milik).

Bentuk-bentuk perlindungan manusia di atas, dalam konteks hari ini

sejalan dengan apa yang disebut sebagai Hak-hak Asasi Manusia (HAM). Dalam

rumusan yang disepakati bangsa-bangsa di dunia, HAM adalah hak-hak dasar

yang melekat pada diri setiap orang sejak ia dilahirkan. Hak ini merupakan

anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka ia

bersifat universal, dimiliki siapa saja, tanpa melihat latarbelakangnya. Hak-hak ini

tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh siapapun, kecuali oleh Tuhan.

Abid al Jabiri mengatakan, bahwa hak-hak dasar di atas mengandung

makna bahwa, hak-hak tersebut ada, dan berlaku bagi semua orang di manapun ia

11

Page 16: makalah agama.doc

berada, tanpa membedakan laki-laki dan pe-rempuan, berkulit putih atau hitam,

kaya atau miskin. Ia tak terpengaruh oleh kebudayaan dan peradaban apapun (la

yuatstsir fiha ikhtilaf al tsaqafat wa al hadharat), melintasi batas-batas ruang dan

waktu (ta’lu ‘ala al zaman wa al tarikh). Ia adalah hak bagi setiap manusia,

karena ia adalah manusia (‘ala al Insan ayyan kana wa anna kana). (Mohammad

Jabid al Jabiri, al Dimuqrathiyyah wa Huquq al Insan, Markaz Dirasat al Wahdah

al Arabiyyah, Beirut, cet. II, 1997, h. 145-146.

Cita-cita Islam di atas telah disepakati dalam pertemuan Internasional

Negara-negara Islam di Mesir tahun 1990. Pertemuan ini menghasilkan deklarasi

kemanusiaan universal yang dikenal dengan “Deklarasi Kairo”.

Deklarasi Kairo ini Memuat Antara lain:

“Manusia adalah satu keluarga, sebagai hamba Allah, dan berasal dari Adam.

Semua orang adalah sama dipandang dari martabat dasar manusia, dan

kewajiban dasar mereka tanpa diskriminasi ras, warna kulit, bahasa, jenis

kelamin, kepercayaan agama, ideologi politik, status sosial atau pertimbangan-

pertimbangan lain. Keyakinan yang benar, menjamin berkembangnya

penghormatan terhadap martabat manusia ini.” (pasal 1 ayat 1).

“Semua makhluk adalah keluarga Allah, dan yang sangat dicintainya adalah

yang berguna bagi keluarganya. Tidak ada kelebihan seseorang atas yang

lainnya kecuali atas dasar takwa dan amal baiknya”. (pasal 1 ayat 2).

“Perempuan dan laki-laki adalah setara dalam martabat sebagai manusia, dan

mempunyai hak yang dapat dinikmati ataupun kewajiban yang dilaksanakan; ia

(perempuan) mempunyai kapasitas sipil dan kemandirian keuangannya sendiri,

dan hak untuk mempertahankan nama dan silsilahnya” (pasal 6).

Tindak pidana perdagangan hukum Islam termasuk ta’zir karena bentuk

sanksi terhadap pelakunya tidak dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits. Ketentuan

ta’zir merupakan suatu kewenangan Ulil al-Amri (pemerintah), dalam hal ini

hakimlah yang menentukan sanksi terhadap pelaku tanpa pandang bulu.

12

Page 17: makalah agama.doc

Sanksi hukum dalam ketentuan pidana pasal 17 UU No. 21 Tahun 2007.

Tentang pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Manusia dapat dilaksanakan

karena menurut penyusunan sangat sesuai dengan tujuan hukum Islam (maqasid

al-syariah) yaitu menjaga lima hal kepentingan manusia berupa memelihara

agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memeliharan keturunan, dan

memelihara harta. Bahkan pelakunya dapat dijatuhi hukuman maksimal bila betul-

betul bersalah sesuai dengan asas keadilan yang berlaku.

2.4 Karakteristik Keluarga Sakinah, Mawadah, dan Rahmah yang

dapat Mencegah Perdagangan Anak

Dalam hal keluarga seringkali terdengar sebutan keluarga sakinah,

mawaddah, wa rahmah. Sakinah artinya tentram, yaitu adanya kepercayaan dalam

berumah tangga, saling memahami sifat pasangan masing – masing. Keluarga

sakinah menunjukkan keluarga yang tenang dan damai. Mawaddah artinya cinta,

yang merupakan tahapan berikutnya yang dirasakan oleh pasangan. Cinta yang

didasarkan atas rasa cinta kepada Allah SWT. Keluarga mawaddah menunjukkan

keluarga yang saling mencintai dan menyayangi. Rahmah artinya rahmat,

merupakan akhir dari segala perasaan. Dalam tahap ini yaitu

menjalankanpernikahan dengan memperoleh ridha Allah SWT. Dalam garis besar

tujuan keluarga yaitu menjadi tempat yang tenang dan harmonis sebagai tempat

lahirnya keturunan yang baik yang kemudian menjadi bagian masyarakat yang

membangun. Sementara fungsi dari keluarga selain untuk mengikat cinta satu

sama lain juga sebagai pembentuk generasi penerus keluarga.

Pada dasarnya, keluarga sakinah sukar diukur karena merupakan satu

perkara yang abstrak dan hanya boleh ditentukan oleh pasangan yang

berumahtangga. Namun, terdapat beberapa ciri keluarga sakinah, diantaranya:

a. Rumah Tangga Didirikan Berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah

Asas yang paling penting dalam pembentukan sebuah keluarga yang

sakinah ialah rumah tangga yang dibina atas landas taqwa, berpadukan Al-qur’an

dan Sunnah dan bukannya atas dasar cinta semata – mata. Ia menjadi panduan

13

Page 18: makalah agama.doc

kepada suami istri sekiranya menghadapi berbagai masalah yang akan timbul

dalam kehidupan berumahtangga. Allah SWT berfirman :

Firman Allah SWT :

Artinya: “Kemudian jika kamu selisih faham / pendapat tentang sesuatu,

maka kembalilah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasulullah (Sunnah)”. ( QS. An-

Nisa : 59)

b. Rumah Tangga Berasaskan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah)

Tanpa ‘al-mawaddah’ dan ‘al-Rahmah’, masyarakat tidak akan hidup

dengan tenang dan aman terutamanya dalam ninstitusi kekeluargaan. Dua perkara

ini sangat – sangat diperlukan karena sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah

rumah tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat yang bahagia, saling

menghormati, saling mempercayai, dan tolong menolong. Tanpa kasih sayang,

perkawinan akan hancur, kebahagiaan hanya akan menjadi angan – angan saja.

c. Mengetahui Peraturan Berumahtangga

Setiap keluarga seharusnya mempunyai peraturan yang patutu dipatuhi

oleh setiap anggotanyanya yang mana seorang istri wajib taat kepada suami

dengan tidak keluar rumah melainkan setelah mendapat izin, tidak menyanggah

pendapat suami walaupun istri merasakan dirinya betul selama suami tidak

melanggar syariat, dan tidak menceritakan hal rumahtangga kepada orang lain.

Anak juga wajib taat kepada orang tua selama perintah keduanya tidak

bertentangan dengan larangan Allah SWT. Lain juga peranan seorang suami.

Suami merupakan ketua keluarga dan mempunyai tanggung jawab memastikan

setiap anggota keluarganya untuk mematuhi peraturan dan memainkan peranan

masing – masing dalam keluarga supaya sebuah keluarga sakinah dapat dibentuk.

Allah SWT berfirman :

Artinya : “Kaum laki – laku itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki – laki) atas sebagian yang

lain (wanita), dan karena mereka (laki – laki) telah menafkahkan sebagian dari

harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah

14

Page 19: makalah agama.doc

lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah SWT telah

memelihara (mereka). Wanita – wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan

pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu

mencari – cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi

lagi Maha Besar”. (QS. An-Nisa’ : 34)

d. Menghormati dan Mengasihi Kedua Orang Tua

Perkawinan bukanlah semata – mata menghubungkan antara kehidupan

dua orang, tetapi juga seluruh kehidupan oleh kedua belah pihak, terutama

hubungan terhadap ibu dan bapak pasangan. Oleh karena itu, pasangan yang ingin

membina keluarga sakinah seharusnya tidak mengesampingkan ibu bapak dalam

urusan pemilihan jodoh, terutamanya anak lelaki. Anak lelaki perlu mendapat

restu kedua ibu bapaknya karena perkawinan tidak akan memutuskan tanggung

jawabnya terhadap ibu dan bapaknya. Selain itu, pasangan juga perlu mengasihi

ibu bapak supaya mendapat keberkatan untuk mencapai kebahagiaan dalam

berumahtangga. Allah SWT berfirman :

Artinya : “Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepadadua

orang ibu- bapanya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku

dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu

mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku

khabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan” (QS. Al-Ankabut : 8)

e. Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar

Antara tujuan ikatan perkawinan ialah untuk menyambung hubungan

keluarga kedua belah pihak termasuk saudara ipar kedua belah pihak dan kerabat-

kerabatnya. Karena biasanya masalah seperti perceraian timbul disebabkan

kerenggangan hubungan dengan kerabat dan ipar.

Secara umum, berdasarkan penjelasan di atas, ciri keluarga sakinah adalah:

1. Menanamkan dan mendidik anak untuk taat kepada Allah SWT

2. Mewujudkan sifat kasih sayang

3. Orang tau harus memberi nafkah yang halal

15

Page 20: makalah agama.doc

4. Orang tua mengajarkan mengenai kejujuran dan keadilan

5. Menunjukkan contoh akhlak yang baik

6. Memberikan pegangan hidup sebagai landasan utama

Dalam hal perdagangan anak, hal tersebut dapat dihindari jika setiap

individu dari keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sehingga individu

tersebut memiliki kepribadian yang baik. Pembagian peran dalam keluarga sangat

berguna untuk mencapai keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah dan

menghasilkan indivisu yang baik. Apabila sebuah keluarga dapat membangun

pribadi yang kuat dan baik maka setiap individu keluarga dapat menerapkan hal

yang ditanamkan dalam keluarga, diantaranya jiwa kritis dan kedamaian. Dalam

keluarga sebaiknya ditanamkan bagaimana kehidupan dengan masyarakat yang

plural sehingga bisa terwujud pribadi yang saling menghargai bukan main hakim

sendiri. Walaupun perdagangan anak tersebut merupakan hal yang menyimpang

dan hukum di Indonesia telah mencatat dan menyusunnya, peran keluarga sangat

penting sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali .

Sejatinya perilaku seseorang yang diperlihatkan adalah cerminan

bagaimana keluarga membentuknya. Disinilah peran penting sebuah keluarga

dalam pengkarakteran seseorang sehingga karena pohon yang baik menghasilkan

buah yang baik, begitu pula sebaliknya pohon yang buruk menghasilkan buah

yang buruk. Selain pendidikan formal yang diberikan, baiknya keluarga juga

menanamkan dengan kuat pendidikan agama dan sosial kemasyarakatan.

2.5 Karakteristik Masyarakat Islami dan Perannya dalam Mencegah

Perdagangan Anak

Sebagai agama besar yang dianut oleh satu milyar lebih umat manusia,

Islam telah membentuk masyarakat yang kuat dalam tatanan yang penting dan

teratur yang disebut dengan masyarakat Islam. Sebagai masyarakat Islam yang

berpedoman kepada akidah dan hukum Islam, maka seharusnya juga menjalani

secara Islami yang disebut masyarakat Islami. Masyarakat Islami adalah

masyarakat yang dibentuk berdasarkan etika Ketuhanan Yang Maha Esa yang

bertopang pada :

16

Page 21: makalah agama.doc

 a)      Menaati perintah Allah SWT yang dicerminkan dengan kasih sayang

terhadap sesama anggota masyarakat,

b)      Bersyukur terhadap rahmad dan nikmat Allah SWT, segala puji-Nya semata,

yang dicerminkan pada upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemashalahatan

masyarakat material dan spiritual, berlandasan pada kaidah – kaidah moral yang

mulia,

c)      Rasa dekat dengan Tuhan yang dicerminkan dalam perasaan takut pada

larangan – larangan-Nya yang akan membentuk sikap dan jiwa yang adil dan

bertanggung jawab, menghindari tingkah laku curang dan menolak kejahatan

dalam anggota masyarakat.

Didalam Islam terdapat 10 karakteristik Masyarakat Islami, yaitu :

1.      Masyarakat Islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan pengakuan pada

keastuan umat dan cita – cita persaudaraan sesama manusia.

2.      Masyarakat Islami adalah masyarakat yang terpadu, integratif, dimana agama

menjadi perekat yang menyatuhkan.

3.      Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinamis dan progresif, karena

manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi.

4.      Masyarakat Islami adalah masyarakat yang demokrasi, baik secara spiritual,

sosial, ekonomi, maupun demokrasi politik.

5.      Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang membentuk

semua aspek dari keadilan sosial baik dibidang moral, hukum, ekonomi, dan

politik yang telah ditetapkan dalam aturan dan kelembagaan yang telah disepakati.

6.      Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah, terpelajar,

karena sangat menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

7.      Masyakat Islami adalah masyarakat yang disiplin, baik dalam ibadah maupun

muamalah.    

8.      Masyarakat Islami menentukan pada kegiatan keumatan yang memiliki tujuan

yang jelas dan perencanaan yang sempurna.

9.      Masyarakat Islami membentuk persaudaraan yang tangguh, menekankan

kasih sayang anatara sesama.

10.  Masyarakat Islami adalah yang sederhana, yang berkesinambungan.

17

Page 22: makalah agama.doc

Di dalam masyarakat Islami tentu terdapat unsur – unsur pribadi Islami

dan keluarga Islami. Pribadi Islami adalah pribadi yang betaqwa dan selalu

merasa diawasi oleh Allah SWT, yang membuat pribadi tersebut tidak berani

untuk menyimpang dari ajaran – ajaran Allah SWT. Sedangkan keluarga Islami

adalah keluarga yang anggota – anggotanya bukan hanya status keagamaannya

sebagai muslim, tetapi juga menunjukan keislaman dalam kehidupan sehari – hari,

baik dalam ibadah (hubungan kepada Allah) maupun dengan sesama anggota

keluarga dan tetangga.

Seperti yang telah kita bahas tentang pengertian masyarakat islami serta

karakteristiknya, terlihat bahwa perdagangan anak sangat bertentangan dengan

nilai-nilai dalam masyarakat islami. Perdagangan islam yang jelas-jelas hukumnya

haram ini dapat dicegah sejak dini dengan penanaman nilai-nilai masyarakat

islami dalam keluarga.

Untuk menanggulangi masalah perdagangan anak, peran masyarakat

islami yang dapat dilakukan adalah :

1. Memberi pengetahuan

Untuk dapat mencegah masalah ini, perlu diadakan penyuluhan dan

sosialisasi masalah kepada masyarakat. Dengan sosialisasi secara terus-menerus,

masyarakat akan mengetahui bahayanya masalah ini, dan bagaimana solusinya.

Pendidikan tentu saja tidak hanya diberikan kepada masyarakat menengah atas.

Yang paling penting adalah masyarakat kelas bawah. Mengapa? Karena

perdagangan manusia banyak terjadi pada masyarakat dengan kelas pendidikan

yang cukup rendah. Pendidikan harus diberikan dengan bahasa yang lebih mudah

dimengerti oleh semua lapisan masyarakat.

2. Memberitahu orang lain

Ketika kita telah mengetahui masalah ini dan bagaimana solusinya, tetapi

tidak memberitahu orang lain, permasalahan ini tidak akan selesai. Sebagai orang

yang telah mengetahuinya, maka menjadi kewajiban Anda untuk menyampaikan

apa yang terjadi pada orang lain, khususnya yang Anda anggap berpotensi

mengalami perdagangan manusia. Sebab, orang yang tidak mengetahui adanya

18

Page 23: makalah agama.doc

permasalahan ini tidak menyadari bahwa hal ini mungkin telah terjadi pada orang-

orang di sekitar kita.

3. Berperan aktif untuk mencegah

Setelah mengetahui dan mencoba memberitahu orang lain, Anda juga

dapat berperan aktif untuk menanggulangi permasalahan ini. Berperan aktif

tersebut dapat dilakukan dengan cara melaporkan kasus yang Anda ketahui

kepada yang berwajib. Anda juga bisa mengarahkan anak, keponakan, atau anak

muda lain yang gemar beraktivitas di situs jejaring sosial untuk lebih berhati-hati

dalam berteman, misalnya. Yang Anda lakukan mungkin hanya sesuatu yang

kecil, tetapi bila semua orang tergerak untuk turut melakukannya, bukan tak

mungkin masalah yang berkepanjangan ini akan teratasi.

2.6 Peran Keluarga, Masyarakat, dan Institusi Sosial dalam

Mengurangi Perdagangan Anak

2.6.1 Peran Keluarga

Peran keluarga di dalam kasus perdagangan anak ini adalah peran yang

paling penting. Bahwasanya keluarga adalah center dari kasus ini. Keluarga

mempunyai peran-peran dalam mengurangi perdagangan anak seperti berikut:

1. Rasa memiliki

Menanamkan sikap saling memiliki dalam keluarga. Alasannya, penyebab kasus

perdagangan anak adalah ketidakpedulian keluarga terhadap anak-anak mereka.

2. Meningkatkan pendidikan

Meningkatkan pendidikan di dalam lingkungan keluarga. Pendidikan adalah hal

yang penting karena pendidikan menentukan kualitas pola pemikiran dimana

keluarga tidak mungkin memperdagangkan anaknya jika dia mempunyai pola

pemikiran yang luas.

19

Page 24: makalah agama.doc

2.6.2 Peran Masyarakat

Salah satu upaya masyarakat dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak

Indonesia (YKAI) atas dukungan ILO dalam Program Prevention of Child

Trafficking for Labor and Sexual Exploitation. Menurut Action Program

Summary Outline (ILO, 2004: 5), tujuan dari program ini adalah:

Memperbaiki kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai

Sekolah Menegah Atas untuk memperluas angka partisipasi anak laki-laki

dan anak perempuan di dua kecamatan;

Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar untuk anak perempuan setelah

lulus sekolah dasar;

Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi kenaikan

penghasilan;

Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit keuangan untuk

memfasilitasi usaha sendiri;

Merubah sikap dan pola fikir keluarga dan masyarakat terhadap trafiking

anak.

Inti program ini mencegah anak-anak perempuan dengan mengupayakan:

Peningkatan partisipasi pendidikan anak-anak baik formal maupun non

formal,  

Pemberian peluang kerja, dan

Penyadaran masyarakat untuk mencegah perdagangan anak.  

2.6.3 Peran Institusi Sosial

Mengatasi permasalahan perdagangan anak tidak hanya melibatkan satu

lembaga, akan tetapi harus melibatkan semua pemangku kepentingan yang ada di

masyarakat, yaitu instansi-instansi pemerintah, LSM, organisasi kemasyarakatan

yang tergabung dalam sebuah kemitraan yang diperkuat oleh peraturan

20

Page 25: makalah agama.doc

pemerintah, paling tidak keputusan menteri untuk bersama-sama menangani

masalah perdagangan anak. Kesimpulan lain salah satu faktor pendorong

perdagangan anak adalah ketidak-mampuan sistem pendidikan yang ada maupun

masyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak putus sekolah dan

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Petugas kelurahan dan kecamatan yang

membantu pemalsuan KTP anak yang diperdagangkan juga menjadi faktor

pendorong utama perdagangan anak. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan

instrumen hukum atau kebijakan yang lebih ketat secara efektif mencegah

pemalsuan KTP.

Penelitian International Labor Organization (ILO) tentang Pekerja Rumah

Tangga Anak di Indonesia pada tahun 2002, yang kemudian hasilnya

dipublikasikan melalui buku ”Bunga-Bunga Di Atas Padas : Fenomena Pekerja

Rumah Tangga Di Indonesia,” menyimpulkan tidak tertutup kemungkinan pada

penyaluran ”Pekerja Rumah Tangga Anak” terjadi trafiking anak. Hal ini

setidaknya diindikasikan dengan terdapatnya Pekerja Rumah Tangga Anak yang

ketika berangkat dari kampungnya, tidak untuk dijadikan sebagai Pekerja Rumah

Tangga, tetapi dipekerjakan di tempat lain yang tidak sesuai dengan perjanjian

semula (Pandji Putranto, dkk., 2004:190).

2.7 Solusi terhadap Perdagangan Anak dalam Lingkup Agama dan

Kajian Keilmuan

Solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi kejahatan perdagangan anak adalah :

1. Memberikan lapangan pekerjaanPada umumnya perdagangan manusia khususnya perdagangan anak dan

wanita dikarenakan orang tua tidak memiliki pekerjaa,hidup dalam lingkaran kemiskinan. Karena sudah berputus asa maka timbulah kejadian perdagangan ank ini.

2. Mensukseskan program KBMemburuknya factor ekonomi juga disebabkan akrena pengeluaran yang

berbanding jauh dari pemasukan akibat benyaknya anak yang dimiliki. Pemerintah seharusnya bukan hanya menyosialisasikan program KB, melainkan memberikan fasilitas gratis KB kepada masyarakat menengah kebawah agar dapat

21

Page 26: makalah agama.doc

menjalankan program ini tanpa terbebbani masalah ekonomi. Pemerintah juga dapat meluaskan program ini hingga ke puskesmas puskesmas terdekat adgarwarga semakin mudah melaksanakan program KB.

3. Menjaga batas negara secara lebih ketatBanyaknya perdagangan manusia biasanya akan disaurkan ke luar negeri,

oleh karena itu pemerintah harus menguatkan jalur peneyeberangan ke negara

tetangga agar tidak ada perdagangan manusia yang lolos ke luar negeri.

22

Page 27: makalah agama.doc

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan pada bab sebelumnya, penyusun dapat

mengambil kesimpulan bahwa peran keluarga islami dalam mencegah

terjadinya perdagangan anak diantaranya :

1. Membangun pribadi yang kuat dan baik.

2. Menanamkan sikap saling memiliki dalam keluarga.

3. Meningkatkan pendidikan.

Selain itu adanya masyarakat islami juga sangat berpengaruh dalam

adanya perdagangan anak. Peran masyarakat islami dalam mencegah terjadinya

perdagangan anak diantaranya :

1. Memberi pengetahuan terkait dampak perdagangan anak.

2. Memberikan lapangan pekerjaan

3. Menjaga batas negara secara lebih ketat

3.2 Saran

Penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan panutan

kita semua untuk membentuk keluarga dan masyarakat yang islami. Mudah-

mudahan dengan adanya pengetahuan dari makalah ini akan membantu kita untuk

bersama-sama mencegah terjadinya perdagangan anak. Penyusun juga

mengucapkan maaf sebesar-besarnya jika ada penulisan yang tidak tepat serta

penjelasan yang belum rinci. Tidak lupa pula kami meminta kritik dan saran

kepada pembaca terhadap makalah ini untuk penyempurnaan makalah

selanjutnya.

23

Page 28: makalah agama.doc

DAFTAR PUSTAKA

IOM Indonesia. 2006. Fenomena Trafiking Manusia dan Konteks Hukum

Internasional. Jakarta. Hal 7.

Nurwahidin. Mujilan. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Midada Rahma

Press.

http://agusher73.blogspot.com/2012/02/kedudukan-anak-dalam-al-quran.html. Diakses

pada tanggal 9 Mei 2013 pada pukul 07.10

http://ekakosasihsesy.blogspot.com/2013/03/human-trafficking-perdagangan-

manusia.html. Diakses tanggal 10 Mei2013 pada pukul 08.30 WIB.

http://gurudesaku.blogspot.com/2011/08/hak-anak-menurut-agama-islam.html.

Diakses pada tanggal 9 Mei 2013 pada pukul 07.48

http://islampos.com/lima-posisi-anak-bagi-orangtua-dalam-al-quran-27041/. Diakses

pada tanggal 9 Mei 2013 pada pukul 07.45

http://kajiansaid.wordpress.com/2010/06/02/hak-hak-anak-dalam-islam/. Diakses pada

tanggal 9 Mei 2013 pada pukul 06.15

http://metrobali.com/2013/02/08/beragam-faktor-landasi-praktek-perdagangan-

anak/. Diakses pada tanggal 9 Mei 2013 pada pukul 22.15

http://nurul-cori.blogspot.com/2007/09/perda-trafficking-jawaban-atas-

solusi.html . Diakses tanggal 10 Mei 2013 pada pukul 08.30 WIB

http://www.anashir.com/2013/05/022026/542926/asas-dan-karakteristik-perdagangan-

dalam-islam

http://digilib.uin-suka.ac.id/1972/

http://evitindonesia.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-karakteristik-

keluarga.html

http://puanamalhayati.or.id/2012/06/02/trafiking-dalam-perspektif-islam/

http://unknown-harmonikeluarga.blogspot.com/2012/05/ciri-ciri-keluarga-sakinah.html

24