materi agama katolik universitas gunadarma

78
Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik 1

Upload: jiant-vialy

Post on 20-Jun-2015

5.467 views

Category:

Documents


66 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Mata Kuliah

Pendidikan Agama Katolik

Universitas Gunadarma

1

Page 2: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB I

AJARAN-AJARAN POKOK IMAN KRISTIANI

A. Dasar Iman Kristiani

Iman Kristiani didasarkan pada iman para rasul, yang dimaksud dengan para

rasul adalah sekelompok murid Yesus, khususnya kelompok inti dua belas orang,

dipanggil untuk mengikuti Yesus dan ambil bagian dalam misi-Nya. Murid-murid

Yesus yakin bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi,

yang diutus Allah untuk menyelamatkan mereka. Kematian Yesus merupakan masa

krisis bagi mereka, seolah-olah Yesus telah gagal dalam misi-Nya. Mereka menjadi

ketakutan pada orang Yahudi lalu tinggal bersama-sama untuk berdoa memohon

petunjuk dari Allah.

Pada saat orang-orang Yahudi merayakan pesta Pentekosta, para murid secara

komunal mendapatkan pengalaman akan Roh Allah yang bekerja dalam diri mereka.

Para murid merasa dipenuhi oleh Roh Allah. Mereka tidak lagi berdiam diri dan

Petrus sebagai pemimpin kelompok mulai berkhotbah.

Keyakinan para Rasul sebagai hasil dari pengalaman Pentekosta, sebagaimana

tampak dalam khotbah Petrus adalah sebagai berikut:

1. para murid membentuk suatu komunitas jemaat.

2. dikuatkan dengan Roh Allah (Roh Kudus) yaitu Roh kenabian/kesaksian

3. mempunyai misi untuk mewartakan Yesus

4. telah dibangkitkan oleh Allah dari mati dan menjadi Tuhan dan Kristus.

Inilah iman para rasul yang mereka bagikan kepada siapa saja yang tergerak untuk

mengikuti apa yang mereka sebut “Jalan” (Jalan Keselamatan).

Para rasul sedikit demi sedikit mulai menerima anggota baru kedalam

komunitas melalui proses inisiasi dan pelajaran yang disebut “katekese”, yang

memuncak pada upacara Baptisan. Generasi pertama umat Kristiani tidak mempunyai

Kitab Suci tertulis kecuali Kitab Suci orang Yahudi. Tahap demi tahap, Paulus,

keempat penginjil, Petrus, Yudas, dan beberapa orang lainnya menulis kesaksian

iman mereka tentang apa yang telah dilaksanakan oleh Allah dalam diri Yesus

Kristus.

2

Page 3: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Dari ringkasan dasar-dasar iman Kristiani ini dapat terlihat bahwa “iman para

rasul” oleh jemaat Kristiani sekarang dipandang sebagai inti iman mereka yang tidak

dapat diubah. Iman tidak hanya mendahului kitab suci, melainkan juga menghasilkan

dan menentukan Kitab Suci jemaat kristiani.

B. Allah

Keyakinan inti dalam agama Kristiani yang sama dengan agama lain adalah

Allah itu satu. Orang Kristiani berkeyakinan bahwa Allah itu bersifat abadi, Maha

Kuasa, Maha Tahu, Pencipta alam semesta dan segala isinya, penyelenggara

kehidupan, Maha pengasih dan penyayang, Maha Pengampun, Transenden (jauh tidak

terjangkau oleh manusia) sekaligus Imanen (sangat dekat di lubuk hati manusia),

Maha Besar, Hakim bagi seluruh umat manusia diakir jaman.

Orang Kristiani memanggil Allah dengan sebutan Bapa, hal ini ingin

mengungkapkan iman mereka bahwa Allah itu bagaikan seorang “bapak (atau ibu)

yang penuh kasih” dalam kasih pemeliharaan-Nya kepada umat manusia.

C. Inkarnasi

Dasar iman Kristiani yang lain adalah inkarnasi (penjelmaan), yaitu

berkeyakinan bahwa Sabda Allah yang kekal dan tidak dijadikan, mewujud dalam

daging dan tinggal ditengah kita dalam diri manusia Yesus. Inkarnasi berarti

“mengambil bentuk atau menjadi daging” yakni menjadi manusia. Cara lain untuk

mengatakan bahwa Sabda Allah diwahyukan dalam pribadi manusia yaitu Yesus.

Umat kristiani yakin bahwa Yesus adalah seorang manusia yang dilahirkan

atas kuasa Allah oleh seorang wanita suci Maria yang masih perawan. Konsili-

konsili awal yang diadakan oleh Gereja mengajarkan bahwa Sabda Allah tidak hadir

dalam diri Yesus sebagai sesuatu yang asing. Yesusu dipandang sebagai seorang

pribadi, manusia penuh dalam segala hal (kecuali dalam hal dosa), tetapi ia juga

berada dalam kesatuan dengan sabda ilahi. Seperti manusia lain, Yesus berkembang

dalam pengetahuan dan pemahaman diri melalui pengalaman hidup dan relasi dengan

orang lain.

3

Page 4: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

D. Yesus

Yesus dilahirkan di Bethlehem, tempat Daud dilahirkan dan dibesarkan sekitar

1000 tahun sebelumnya. Tahun kelahirannya adalah sekitar tahun 0, yakni awal era

ke-Kristen-an, walaupun tanggal dan tahun tepatnya tetap tidak diketahui.

Kira-kira pada tahun 30, Yesus meninggalkan kota kelahiran-Nya Nazareth

dan mulai mengajar. Dalam hal ini Ia didahului oleh saudara sepupunya yaitu

Yohanes Pemandi (atau Yahya). Pesan pokok yang disampaikan oleh Yesus terdidi

dari dua hal, yaitu:

1. Bertobatlah (berbaliklah dari dosa dan kembalilah kepada Allah);

2. Terimalah Allah untuk merajai hidup anda (terimalah Kerajaan Allah).

Sebagai tambahan atas apa yang Ia khotbahkan dan ajarkan, Yesus melakukan

hal-hal sebagai berikut:

1. membuat mujizat-mujizat dan menyembuhkan orang sakit atas kuasa

Allah

2. memerangi kuasa setan dan mengusirnya

3. mengampuni dosa-dosa atas nama Allah

4. menghibur orang sakit, orang yang berkabung dan orang miskin

5. bergaul dengan para pendosa

6. dengan keras mengkritik para pemimpin Yahudi

7. meramalkan bahwa krisis besar akan melanda dunia tapi Allah akan

mengatasinya.

8. membentuk suatu komunitas murid-murid yang hidup seperti Dia dan

mewartakan pesan-Nya kepada orang-orang lain.

E. Trinitas (Monoteisme Kristiani)

Inti pengakuan iman Kristiani adalah “Kami percaya akan Satu Allah”.

Walaupun tidak menggunakan istilah “trinitas, Perjanjian Baru berbicara tentang

Allah, yang disebut “Bapa”, yang menyampaikan pesan-Nya dalam bentuk daging

dan tinggal dalam diri Yesus (Putera), dan tentang Allah yang Maha Kuasa yang

hadir dalam segala-galanya, yang disebut “Roh Kudus”.

4

Page 5: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Dalam perjalanan sejarah, orang-orang Kristiani berkesimpulan bahwa sifat

Tritunggal Allah merupakan misteri kodrat Allah. Oleh sebab itu, hal itu tidak dapat

diungkapkan dengan rumusan manusiawi.

Apa yang secara pasti dapat kita katakana sehubungan dengan ajaran Kristiani

tentang kodrat tritunggal Allah adalah bahwa umat Kristiani percaya akan satu Allah,

yang kodrat-Nya mengandung tiga aspek atau cirri khas. Allah yang satu dan sama

menyatakan diri-Nya:

1. sebagai Pencipta yang Maha Kuasa dan Tuhan atas kehidupan ( disebut “Bapa”

atau “Bapa Kami” )

2. sebagai Allah yang mewahyukan Sabda Ilahi-Nya dalam diri manusia Yesus

( disebut “Putera” )

3. sebagai Allah yang hadir secara imanen, aktif, dan memberikan daya hidup dalam

alam raya ( disebut “Roh Kudus” )

Sifat-sifat tersebut adalah abadi, karena tidak ada perubahan yang mendasar

dalam Diri Allah, yang kodrat-Nya selalu sama. Sifat-sifat tersebut melekat pada

kodrat Allah, bukan merupakan sifat yang kita berikan atau aspek yang kita anggap

penting untuk dimiliki oleh Allah. Sifat-sifat tersebut penting, karena menurut

pemahaman Kristiani atas apa yang telah Ia wahyukan tentang Diri-Nya dalam kitab

suci, tidak ada satupun dari tiga sifat/sebutan tadi yang dapat disangkal atau

dihilangkan dari Allah, karena semuanya hakiki bagi kodrat Allah.

Para teolog Kristiani modern berbicara tentang “Trinitas dalam rangka

rencana penyelamatan Allah”, Allah mempunyai rencana untuk menyelamatkan umat

manusia, yang betul-betul Ia laksanakan dalam sejarah. Allah mempunyai dua cara

dalam melaksanakan karya penyelamatan-Nya, yaitu cara pertama dengan

menjelmakan pesan-Nya secara penuh dan sempurna dalam diri seorang manusia,

yang menyatakan Allah dalam segala perkataan dan perbuatan-Nya. Dalam

kemenangan Yesus atas penderitaan dan kematian, oleh kuasa penyelamatan Allah,

manusia mendapatkan kepastian tentang apa yang sedang dikerjakan Allah dan akan

dikerjakan-Nya bagi setiap orang. Melaluai dia, Allah membentuk suatu komunitas

jemaat yang akan terus bersaksi tentang keselamatan yang berasal dari Allah yang

5

Page 6: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

telah diwahyukan melalui Dia. Inilah yang diyakini oleh orang Kristiani telah

dilakukan Allah dalam diri Yesus.

Cara kedua, Allah melaksanakan karya penyelamatan dalam alam semesta

adalah melalui kehadiran-Nya yang penuh kuasa dalam alam ciptaan dan setia

manusia baik pria maupun wanita, karya Allah seperti ini bersifat universal dan

menyentuh pada setiap orang.

6

Page 7: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB II

GEREJA DAN SEKRAMEN

Istilah Gereja dalam arti yang utama dan dasariah, adalah sebagai jemaat Kristiani,

bukan dalam arti bangunan, tempat dimana kebaktian dilaksanakan atau bukan pula

dalam arti struktur organisasi umat Kristiani yang telah berlangsung sepanjang sejarah

Gereja Kristen.

Sakramen berarti suatu kenyataan yang tampak yang menghadirkan rahmat

penyelamatan Allah. Dengan kata lain, sakramen adalah suatu tanda yang tampak dari

karya Allah yang tidak tampak.

Umat Kristiani yakin bahwa keberadaan Gereja di dunia ini menandakan karya

yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh Allah bagi umat manusia melalui Yesus.

Karya Allah, yaitu karya rekonsiliasi/perdamaian (mendamaikan manusia dengan Allah

dan manusia dengan manusia) dan karya pengudusan (membuat manusia menjadi kudus,

yaitu hidup dalam kasih dan ketaatan pada Allah).

Hampir semua orang Kristiani sependapat bahwa sakramen yang utama ada dua,

yaitu sakramen Baptis dan Ekaristi. Disamping sakramen yang utama ini, orang-orang

kristiani meyakini ada lima sakramen yang lain sehingga semuanya ada tujuh sakramen.

1. Sakramen Baptis

Sakramen pertama yang merupakan dasar bagi sakramen-sakramen lainnya

adalah sakramen baptis. Ini merupakan penerimaan awal dalam komunitas Kristiani.

Dalam sakramen baptis, seorang individu Kristiani ikut ambil bagian dalam tugas

Gereja, yaitu menjadi saksi karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus. Seorang

kristiani hanya sekali saja dibabtis, yaitu pada saat diterima masuk kedalam

komunitas Kristiani.

Kata-kata yang diucapkan pada waktu pembabtisan dilaksanakan diambil dari

Injil Markus, “Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus”

sejak jaman purba, telah ada kebiasaan untuk membaptis para anggota baru pada saat

hari raya terbesar, yaitu pesta paska.

7

Page 8: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Hari raya ini mempunyai tiga macam perayaan yang berbeda, yang masing-

masing memusatkan perhatian pada peristiwa dalam hidup Yesus yang menjadi dasar

iman Kristiani, yaitu:

a. Pada Kamis malam, dilakukan pengenangan peristiwa Perjamuan Malam

Terakhir.

b. Pada Jumat sore, mengenang wafat Yesus di kayu salib.

c. Pada Sabtu malam hingga Minggu pagi dilakukan perayaan Paska untuk

mengenang Yesus yang telah dibangkitkan oleh Allah dalam hidup baru.

2. Sakramen Penguatan (Krisma)

Sakramen yang kedua, yaitu sakramen penguatan, adalah bagian kedua dari

upacara inisiasi Kristiani. Pada pembabtisan yang menjadi tekanan adalah

pembebasan dari dosa. Dalam sakramen penguatan penekanan diletakkan pada aspek

kesaksian tentang apa yang telah dilaksanakan oleh Allah dalam diri Yesus dan aspek

penguatan dari Roh Kudus untuk tugas tersebut.

Sakramen Penguatan, yang diterimakan oleh Uskup atau wakilnya,

mengandung unsur pokok “pengurapan dengan minyak” bagi orang yang

menerimanya, dengan kata-kata, “Terimalah Roh Kudus untuk dapat menjadi saksi

Kristus”.

3. Sakramen Perkawinan

Ada dua sakramen yang berkaitan dengan status hidup. Yang pertama adalah

Sakramen Perkawinan. Menurut keyakinan Kristiani, perkawinan bukanlah sesuatu

yang duniawi, melainkan suatu status hidup yang melambangkan kasih Allah kepada

manusia. Kesatuan dalam kasih yang dialami oleh dua insane yang berjanji untuk

hidup bersama dengan setia dan saling menyayangi, membentuk suatu keluarga yang

menyediakan kondisi bagi anak-anak yang lahir untuk mendapatkan pendidikan dan

memupuk hidup dengan dilandasi iman kepada Allah.

Dalam perkawinan, kedua pasangan kristiani berjanji untuk menjadikan

perkawinan mereka tanda yang hidup dari kasih Allah kepada manusia. Atas dasar

alasan ini, orang Kristiani memandang perkawinan sebagai ikatan seumur hidup dan

8

Page 9: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

tidak menerima adanya perceraian ataupun perkawinan kedua selagi pasangannya

masih hidup.

4. Sakramen Imamat

Sakramen kedua berkenaan dengan status hidup adalah Imamat. Sakramen ini

mengandung suatu pilihan untuk membaktikan hidup bagi pelayanan kepada jemaat

Kristiani, dan untuk melayani semua orang bersama-sama dengan jemaat. Dalam hal

ini ada tiga jabatan, yaitu:

a. Uskup, yang merupakan wakil Kristus dalam wilayah Gereja setempat yang

disebut keuskupan, sebagai pengajar, pemimpin ibadat, dan pelayan umat.

b. Imam, yang merupakan pembantu uskup dalam ketiga perannya di lingkungan

masing-masing komunitas.

c. Diakon, yang bertugas untuk mewartakan Sabda Allah dalam Injil dan untuk

menolong orang yang miskin, jompo, sakit, dan meninggal.

Semua jabatan lain dalam Gereja, seperti Paus, Uskup Agung, Kardinal, Monsinyur,

dll diberikan untuk tugas khusus dalam komunitas, tetapi tidak merupakan sakramen.

5. Sakramen Pengampunan Dosa

Ada dua sakramen yang diterimakan pada saat krisis dalam hidup orang

Kristiani, yaitu Sakramen Pengampunan Dosa (Tobat) dan Sakramen Minyak Suci.

Umat Kristiani menerima Sakramen Tobat untuk mendengarkan sabda pengampuan

Allah dan untuk disadarkan bahwa Allah selalu siap-sedia mengampuni, yaitu melalui

karya penyelamatan-Nya dalam pribadi dan hidup Yesus.

6. Sakramen Minyak Suci

Sakramen kedua yang diterimakan pada saat krisis adalah Sakramen Minyak

suci. Seperti halnya dosa (penyakit rohani) mengancam hubungan seseorang dengan

Allah, begitu pula penyakit fisik merupakan suatu krisis yang mengancam

berlangsungnya kehidupan orang didunia.

Umat Kristiani meyakini bahwa Kristus diutus oleh Allah untuk mendekati

orang-orang yang sakit, menghibur dan menyembuhkan mereka dan menyiapkannya

9

Page 10: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

untuk menghadapi kematian. Sakramen minyak suci menunjukkan kepada orang yang

sakit bahwa ia tidak sendirian, melainkan Kristus bersama dia membimbing kepada

Allah, dan ada komunitas orang-orang beriman yang berdoa bagi dan bersama dia.

7. Sakramen Ekaristi

Bagi orang Kristiani, Sakramen Ekaristi bukan sekedar salah satu dari ketujuh

sakramen, melainkan merupakan bagian inti dari iman dan ibadat Kristiani. Kata

“Ekaristi” berarti “mengucap syukur”. Ini merupakan pengenangan dan pengulangan

kembali perjamuan malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama dengan

murid-murid-Nya pada malam sebelum Ia wafat. Umat kristiani meyakini bahwa jika

mereka mengikuti perjamuan tersebut, Yesus sungguh-sungguh hadir bersama

mereka.

Ada dua unsur yang dipandang pokok dan selalu ada pada perayaan Ekaristi

disetiap Gereja, yaitu:

a. Bacaan dari Kitab Suci

b. Perjamuan bersama (penerimaan komuni)

Orang Kristiani memandang Ekaristi sebagai jantung ibadat harian kepada Allah, dan

oleh sebab itu dirayakan setiap hari. Walaupun semua orang katolik hanya diwajibkan

ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu.

10

Page 11: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB III

SEJARAH PERKEMBANGAN KOMUNITAS KRISTIANI

A. Gereja Rasuli

Komunitas Kristiani yang dihasilkan dan digambarkan dalam kitab-kitab

Perjanjian Baru disebut “Gereja Rasuli” atau Gereja Apostolik, yaitu Gereja para

rasul dan jemaat atau generasi pertama kristiani yang mencakup kurun waktu antara

30-100 tahun, antara peristiwa pentakosta dan penulisan terakhir dari Alkitab.

Dibawah pimpinan Yakobus, saudara Yesus, komunitas Yahudi kristiani di

Yerusalem dan Palestina berkembang. Mereka membentuk suatu sekte Yahudi yang

dibedakan dari Yahudi lain berdasar iman mereka bahwa Al Masih Yahudi telah

datang dalam pribadi Yesus.

Paulus dan Barnabas mulai mewartakan iman kepada bangsa bukan Yahudi.

Pandangan Paulus diterima oleh Petrus dan Yakobus, yaitu sewaktu Allah

membangkitkan Yesus dari antara orang mati, zaman baru dari keselamatan Allah

telah dimulai, dan umat kristiani tidak lagi terikat untuk mengikuti Hukum Agama

Yahudi.

Dalam perjalanan waktu setelah pewartaan para rasul, semakin banyak orang

dari bangsa bukan Yahudi dikerajaan Roma menjadi Kristiani, dan akhirnya Gereja

lebih terdiri dari orang bukan Yahudi. Tradisi Kristiani menerima Petrus sebagai

pimpinan, pertama saat di Yerusalem, kemudian Antiokhia dan akhirnya di Roma.

Di situlah ia dibunuh pada zaman pemerintahan Kaisar Nero.

B. Zaman Pengejaran

Komunitas Kristiani yang mula-mula percaya bahwa Yesus akan segera

datang kembali dengan mulia menyadari bahwa kedatangan-Nya itu masih perlu

ditunggu sebelum Hari Akhir. Kitab perjanjian baru yang muncul pertama kali

adalah Surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika penuh dengan harapan akan

kedatangan Yesus dan kitab-kitab yang muncul belakang lebih berisi masalah

organisasi (tata-atur) komunitas dan ajaran moral, yaitu cara orang menghayati

hidup kristiani dalam masyarakat.

11

Page 12: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Sedikit demi sedikit tata atur komunitas berkembang dan terbentuk. Selain itu

dalam komunitas ada beberapa orang yang dianggap menerima karunia khusus yang

perlu digunakan untuk pembangunan Gereja, selain itu ada juga orang yang

mendapat karunia untuk melakukan mukjizat, penyembuhan dan berbahasa.

Para penguasa Romawi setempat umumnya toleran, tetapi juga sering

mengejar-ngejar jemaat kristiani, banyak anggota jemaat termasuk Petrus dan

Paulus, dihukum mati karena pernyataan iman mereka.

C. Konsili-konsili Awal

1. Konsili Nicea, tahun 325

Pada waktu itu terjadi kontroversi antara Athanasius dan Arius,

keduanya teolog dari Alexandria, yang menyebar ke seluruh komunitas

kristiani sehingga perlu diadakan Konsili Ekumenis (seluruh dunia) di kota

Nicea. Mereka sama-sama setuju bahwa Sabda Allah itu menjadi manusia dan

tinggal dalam diri Yesus. Tetapi keduanya berbeda dalam hal menangkap

kodrat Sabda itu.

Karena kontroversi itu menyebabkan perpecahan dalam Gereja, maka

Kaisar Konstantinus mengadakan Konsili Nicea yang hasilnya konsili itu

menegaskan bahwa formulasi Athanasiuslah yang benar dan menolak

pandangan Arius. Konsili menghasilkan Credo (Syahadat Pendek) yang

merumuskan Sabda Allah berasal dari kodrat Ilahi dan bukan dari ciptaan.

2. Konsili Ephesus, tahun 431

Nestorius adalah seorang uskup dan teolog dari Siria. Oleh para

musuhnya ia dipandang mengajarkan bahwa Yesus memiliki dua pribadi yaitu

manusia dan ilahi. Nestorius berpandangan bahwa ajarannya sama dengan apa

yang diputuskan oleh para pemimpin Gereja di Ephesus, dan perbedaannya

hanya dalam istilah saja.

Tetapi pada saat itu secara umum dirasakan bahwa teologi Nestorius

ditolak oleh konsili Ephesus. Maka mereka yang mengikuti cara piker

Nestorius lalu disebut “Nestorian” dan mereka ini terdapat di kerajaan Romawi

12

Page 13: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

sebelah Timur yaitu Iraq dan Iran. Merekalah yang membawa iman kristiani ke

India dan Cina.

3. Konsili Kalcedon, tahun 451

Konsili ini menolak ajaran Eutikes yang berpandangan bahwa Kristus

memiliki satu kodrat ilahi dan tidak memiliki kodrat manusiawi. Konsili

Kalcedon sangat hati-hati dengan membatasi diri untuk tidak membuat

formulasi paten tentang hubungan Yesus dengan Allah. Ini dibiarkan terbuka

bagi perkembangan pemahaman teologi di kemudian hari.

Gereja-gereja di Roma dan Konstantinopel menerima ajaran Konsili

Kalcedon, sedang Gereja di Mesir (Gereja Kopt) dan Syria (Gereja Yakobit)

menolaknya. Sejak itu Gereja Orthodox dan Syria tidak bersatu lagi dengan

Vatikan, Gereja Katolik dan Konstantinopel.

D. Kontroversi Ikonoklast

Perdebatan terjadi dalam kerajaan Byzantium antara tahun 725-842, yaitu

masalah penggunaan gambar-gambar dalam gereja. Gereja Byzantium mempunyai

tradisi menghiasi gedung gerejanya dengan mozaik dari Yesus, Maria, dan para

kudus, dan umat Kristiani menaruh hormat kepada ganbar-gambar itu. Pada

pemerintahan Kaisar Leo III (741), beberapa umat kristiani merasa tidak senang atas

penghormatan icon-icon itu.

Kontroversi di kerajaan Byzantium terjadi selam 150 tahun dan selama itu

banyak icon dihancurkan dan banyak rahib pendukung kuat penghormatan icon

dibunuh. Akibatnya diadakan konsili Nicea II (787), dan diputuskan bahwa

penghormatan wajar kepada gambar diijinkan sejauh orang beriman yang

menggunakannya sadar bahwa bukan gambarnya tetapi orangnya yang dilukiskan

yang dihormati dan penghormatan yang sejati hanya pada Allah saja. Kontroversi

itu berakhir tahun 842 waktu Ratu Theodora menyatakan bahwa gambar-gambar

suci di tempat wajar untuk dihormati di seluruh Keraaan Byzantium.

13

Page 14: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

E. Skisma Timur – Barat

Istilah skisma berarti perpisahan/pecah antara dua lembaga kristiani, yang

dasarnya bukanlah ajaran. Skisma paling besar terjadi dalam sejarah Gereja

Kristiani ialah antara Gereja Konstantinopel dan Roma yang sering disebut “skisma

Timur-Barat”.

Meskipun ada perbedaan pandangan tentang kuasa dalam gereja, umat

kristiani Timur dan Barat tetap bersatu sampai abad IX kemudian terjadi skisma

lagi. Perpisahan antara Konstantinipel dan Roma yang bersejarah ini terjadi tahun

1045.

Dalam puluhan tahun akhir ini, gerakan persatuan gereja konstantinopel dan

Roma mulai menguat kembali. Paus Yohanes XXIII, Paulus VI dan Yohanes Paulus

II telah berkunjung ke Patriark Ekumenis di Istanbul dan sebaliknya. Kedua Gereja

telah membentuk suatu komisi bersama yang bertugas mempelajari guna

terbentuknya kesatuan Gereja yang penuh.

F. Gereja Abad Pertengahan

Dengan bertobatnya Kaisar Konstantinus (337) mengakui iman Kristiani,

maka komunitas kristiani yang dulunya sebagai sekte yang dikejar-kejar dalam

Kerajaan Romawi, menjadi Gereja yang diakui resmioleh negara. Ini membuat

perubahan besar-besaran dalam Gereja.

Penyalahgunaan terjadi dalam hidup Gereja di abad pertengahan. Salah satu

yang paling jelek ialah ‘simonia’, yaitu penjualan jabatan dan hak-hak khusus

agama. Paus, uskup dan para pastor berperan sangat ekstrem dalam hidup Gereja.

Sebenarnya terjadi juga beberapa gerakan pembaharuan dalam gereja abad

tengah itu. Beberapa menerima wewenang Paus dan berusaha menghilangkan

penyalahgunaan yang ada dalam gereja. Lainnya menolak Gereja Katolik sekaligus

dan mencari bentuk penghayatan hidup kristiani yang lebih murni.

G. Reformasi

1. Reformasi Protestan

Meskipun banyak umat kristiani mengumandangkan pentingnya

pembaharuan dalam gereja, namun “peristiwa indulgensi”-lah yang

14

Page 15: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

meledakkan perpecahan dalam gereja katolik di Barat. Tahun 1517, Martin

Luther seorang rahib ordo St. Agustinus, dari Jerman menempelkan daftar 95

thesis yang tidak setuju dengan unsur dogma dan praktek agama yang

tradisional.

Gagasan yang dilontarkan Luther mencakup topik yang cukup luas,

dan beberapa yang penting adalah:

a. Keselamatan hanya karena iman saja

b. Alkitab adalah satu-satunya yang berwenang dalam hal iman

kristiani

c. Menolak sifat korban dari Ekaristi

d. Memperluas peran awam dalam liturgy dan kepemimpinan gereja

e. Independensi gereja local dari Roma

f. Menolak praktek-praktek keagamaan Katolik, seperti ziarah,

puasa, pengakuan dosa

g. Keberatan akan adanya penyalahgunaan, sepaerti penjualan

indulgensi, simonia, dsb.

Gerakan Reformasi tercabik-cabik sewaktu para pengikut Luther tidak

setuju dengan macam-macam unsur dari teologi Luther dan mereka memulai

Gereja mereka sendiri. Contohnya: Zwingli memimpi pembaharuan gereja di

Swiss, melepaskan diri dari Luther karena berbeda pendapat tentang kehadiran

Yesus dalam Ekaristi. Yohanes Calvin menolak pengertian imamat, pengaruh

ini sangat kuat, khususnya di Swiss, Belanda, dan Perancis dan Scotlandia.

Kelompok Anabaptis, bukanlah salah satu gerakan, tetapi terdiri dari

kelompok Protestan yang menolak baptis bayi dan sangat menekankan

penerimaan pribadi Yesus sebagai penebus. Di Inggris, pembaharuan mulai

dengan skisma yang dimulai oleh Henry VIII, yang menolak huasa wewenang

Roma tetapi tetap menerima aharan Katolik. Dibawah Elisabeth, anak Henry

VIII, unsure ajaran Protestan dimasukkan ke dalam gereja Anglikan

2. Kontra-Reformasi Katolik

Gereja Katolik dipaksa mengakui kebenaran dakwaan dari kaum

reformator. Banyak yang setuju, tetapi dilain pihak umat Katolik percaya

15

Page 16: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

bahwa kaum reformator dalam proses selanjutnya telah membuang beberapa

unsure pokok iman kristiani dan praktek hidup yang berharga.

Maka muncullah gerakan reformasi di dalam Gereja Katolik yang

disebut Kontra-Reformasi. Pada tahun 1545-1564, Paus mengadakan Konsili

Trente. Konsili ini mengakhiri banyak penyalahgunaan yang dilontarkan oleh

reformator dan menegaskan ajaran katolik tradisional dan menetang ajaran

baru kaum Protestan.

3. Gereja Orthodox dan Reformasi

Tahun 1643 dan 1672, Gereja Orthodox menerima dua ‘Confessio’ dari

iman kepercayaan orthodox yang menentang pandangan Luther dan Calvin,

dalam hubungan tradisi dan gambar-gambar, jumlah dan makna sakramen dan

keselamatan lewat iman dan perbuatan.

Dalam dua hal Gereja Orthodox sebagian setuju dengan pandangan

Reformator tentang masalah Canon Alkitab, dimana Orthodox menerima

empat buku Apokripa (Tobit, Yudit, Sirakh dan Kebijaksanaan). Sejalan

dengan reformator, mereka menolak pandangan Gereja Katolik tentang

wewenang Paus.

H. Konsili Vatikan II (1962 – 1965)

Konsili Ekumenis terakhir dalam Gereja Katolik diadakan oleh Paus Yohanes

XXIII guna memperbaharui Gereja Katolik selaras dengan kebutuhan zaman

modern. Konsili itu mnghasilkan 16 dokumen. Beberapa hal yang penting dalam

ajaran Konsili ialah:

1. keunggulan Alkitab dalam iman Gereja;

2. imamat semua kaum beriman;

3. komitmen untuk menggalang kesatuan umat kristiani (ekumenisme);

4. keterlibatan aktif dalam perjuangan keadilan, damai dan hak-hak azasi

manusia;

5. ibadah diadakan dalam bahasa setempat kaum beriman;

6. keselamatan Allah dalam kaum beriman agama lain.

16

Page 17: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

I. Gerakan Ekumenis

Tujuan gerakan Ekumenis (kata Yunani “oikumene” berarti seluruh dunia

yang dihuni) dalam umat kristiani ialah untuk menemukan kembali kesatuan karena

telah terjadi perpecahan dalam komunitas kristiani sepanjang sejarah.

Gerakan ekumenis dewasa ini dapat ditelusuri kembali ke Konferensi

Edinburg. 1910 yang memutuskan didirikannya Konferensi Kristiani Universal

(1925), tentang Hidup dan Sabda. Dua tahun kemudian, Konferensi Sedunia. 1927

tentang Iman dan Tatanan, di Lausanne dan mempelajari dasar teologis untuk gereja

dan kesatuan. Pada pertemuan kedua, tahun 1937, dua lembaga itu bergabung

menjadi satu berwujud Dewan Gereja-gereja Sedunia. Lalu dibuatlah suatu

konstitusi, 1938. Akibat Perang Dunia II peresmian ditangguhkan dan baru

dilaksanakan tahun 1948, dan kota Geneva dipilih sebagai pusat kantornya, sebab

Swiss netral dalam masalah politik.

Pada Konsili Vatikan II, Gereja Katolik memutuskan untuk ikut dalam

gerakan ekumenis. Tahun 1964, Paus Paulus VI, membuka suatu Sekretariat di

Vatikan yang bertugas memajukan Kesatuan Umat Kristiani. Saat ini, Gereja

Katolik menjadi anggota penuh dari Dewan Gereja-gereja setempat yang jumlahnya

58 negara.

17

Page 18: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB IV

TUHAN YANG MAHAESA dan KETUHANAN

A. Tuhan Allah Menurut Konsep Keagamaan Kuno

Pengalaman religius manusia menempatkan diri manusia sebagai makhluk

ciptaan dihadapan Sang Pencipta yang bersifat menarik hati (Fascinosum) sekaligus

menggentarkan/menakutkan (tremendum) bagi manusia. Karenanya manusia

berusaha mendekati-Nya. Banyak agama menyebut Yang Ilahi Pencipta langit dan

bumi beserta segala ciptaan lainnya sebagai Bapa, namun bukan dalam arti secara

biologis, yaitu Bapa sebagai asal usul, melainkan bermakna sebagai

pelindung/pemelihara kehidupan umat manusia. Di Timur Tengah, sebutan lain Yang

Ilahi adalah Bapa yang punya 2 pengertian, yaitu:

1. Yang Ilahi itu melahirkan: Yang Ilahi dan yang manusiawi saling bercampur

sehingga diyakini oleh suatu bangsa, termasuk bangsa Yunani Kuno, bangsa

Romawi Kuno mengaku keturunan berasal dari Dewa atau Dewi: anak-anak

Dewa atau Dewi. Hal ini terlihat dalam mitos dan legenda karya kesusastraan atau

filsafat mereka.

2. yang Ilahi meneguhkan status bapak dalam keluarga atau suku bangsa sebagai

pemegang otoritas sekaligus bermurah hati atau melindungi warga masyarakat.

Kepercayaan kepada yang Ilahi dipahami dan dihayati oleh bangsa-bangsa

kuno berdasarkan paham mitologi yang diceritakan berupa legenda-legenda yang

bercorak paham: Polytheisme, Pantheisme, Deisme/Trancendentalisme.

Namun bagaimanapun juga usaha manusia mendekatkan diri kepada Yang

Ilahi terungkapkan dalam berbagai ungkapan hubungan manusia dengan Yang Ilahi

secara lahiriah berupa:

1. Kegiatan beribadat, berdoa, bermeditasi.

2. Mendirikan tempat ibadat, berziarah.

3. Membuat aturan tata peribadatan: ritus keagamaan/liturgi dan membuat

hukum agama

4. Membuat pranata-pranata kehidupan sosial.

18

Page 19: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

5. Mengungkapkan melalui berbagai macam karya seni keagamaan (seni

suara, seni pahat, seni lukis, dll).

Ungkapan secara lahiriah, mengenai hubungan manusia dengan Yang Ilahi,

demikian ini lazimnya disebut agama. Yang dapat diartikan sebagai : ungkapan

hubungan manusia dengan Yang Ilahi sesuai dengan kehendak universal Ilahi, maka

Agama berada dalam jalur yang benar. Dalam hal ini, Filsafat Ketuhanan memegang

peranan penting, mengingat penyelidikan tentang pengetahuan mengenai Allah dicari

atau ditemukan melalui cara-cara pendekatan rasional.

B. Tuhan Yang Mahaesa Berdasarkan Pengalaman Sejarah

Bangsa Israel

Perjanjian Lama, tidak mengenal kata Bapa untuk sebutan Allah yang

mempunyai arti biologis. Dalam pengalaman ungkapan iman bangsa Israel dikenal

Allah; sebagai Bapa Bangsa Israel dan Israel adalah anak-anak-Nya. Karena bangsa

Israel disayangi, dilindungi, dan dipilih serta dibimbing oleh Allah.

Sebutan Allah Israel ini, adalah El sebagai subyek yang berpribadi, menarik

hati manusia, sekaligus membuat manusia merasa kecil dihadapan-Nya dan Yang

memiliki segala kekuatan atau kekuasaan yang tak tertandingi oleh manusia yang

lemah. Sebutan Tuhan YME Israel adalah El sama dengan sebutan Yahwe: Sang

Pelindung atau Penyelamat.

Pengakuan iman akan Yahwe sama dengan pengakuan kepada Tuhan YME,

yang dialami sebagai pribadi dan hadir dalam sejarah keselamatan bangsa Israel:

Yahwe yang sama yang menampakkan diri kepada Bapa-Bapa Bangsa; kepada Musa

yang mengadakan perjanjian antara Yahwe dengan bangsa Israel. Dengan demikian,

pengalaman akan Tuhan YME ini, bukan diperoleh dari hasil pemikiran rasional,

melainkan diketemukan dalam pengalaman nyata dalam sejarah; Yahwe dialami

sebagai Sang Penolong, Sang Penyelamat yang sewaktu-waktu mengadili dan

menghibur umat Israel.

C. Tuhan Yang Mahaesa Berdasarkan Pengalaman Yesus

Kristus dan Kesaksian Para Rasul

19

Page 20: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Paham Tuhan YME sebagaimana dialami dan diajarkan oleh Yesus Kristus

dan oleh para rasul disebut paham Tuhan YME dalam Perjanjian Baru, yang berakar

pada paham-paham Tuhan YME dalam Perjanjian Lama, yang sudah dikembangkan.

Perbedaan paham antara Allah Israel dengan Allah yang dipahami Yesus

Kristus dan diimani atau diwartakan oleh para rasul dan sekarang oleh gereja terletak

pada jika Allah Israel bersifat eksklusif, hanya untuk Israel, tetapi Allah umat

Perjanjian Baru lebih menekankan sebagai Allah Yang Mahabaik bagi semua orang,

lebih-lebih menaruh bela rasa serta mengutamakan para pendosa, para penderita sakit,

orang yang terpinggirkan atau marginal status sosialnya, orang yang dipandang

rendah atau tidak diperhitungkan sebagai layaknya manusia, orang-orang yang

membutuhkan, yang miskin (9 Mat 5: 1-12, Lukas 6 : 20-23).

Melalui Putera-Nya, Allah mengajarkan atau memberi teladan bahwa Allah

Sang Pencipta adalah Bapa bagi umat manusia. Bahkan, melalui Putera-Nya pula

Perjanjian diperbaharui yakni Hukum Perjanjian Baru: Hukum Kasih sebagai ganti

atau penyempurnaan Hukum Perjanjian Lama yaitu, Hukum Taurat Musa; dalam

Hukum Perjanjian Baru.

Hukum Kasih, berisi 2 hukum yang bersifat universal:

1. Mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi

serta dengan segenap kekuatan, yang menuntut bukti nyata dari manusia agar:

2. Mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri (Lukas 11;27, Mat 22;

36-37).

Dengan demikian, murid-murid Kristus dituntut untuk berusaha memenuhi

Hukum Kasih, dengan mewujudkan Allah secara nyata dialami oleh setiap orang

dalam kehidupan sehari-hari.

D. Keimanan Kepada Tuhan Yang Mahaesa Berdasarkan

Iman Katolik

Iman adalah jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan diri kepada

manusia. Iman itu sebuah jawaban pribadi, maka untuk beriman diperlukan sebuah

keyakinan bahwa Allah ada dan Dia menghubungi manusia dan hubungan itu

berpengaruh pada hidup manusia. Beriman kepada Tuhan YME berarti mengakui

20

Page 21: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

bahwa Tuhan itu ada dan tanpa Dia mausia tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan

memberi arti bagi seluruh kehidupan.

Keimanan seseorang kalau ditinjau dari segi akal budi manusia dapat disebut

kebenaran iman, yang dalam ungkapan bahasa latin disebut “fides ex auditu”.

Ungkapan itu berarti bahwa iman akan muncul berdasar pendengaran seseorang.

Konkritnya, orang akan beriman setelah mendapatkan pewartaan iman oleh orang lain

atau gereja.

Orang yang beriman wajib menata tingkah laku sesuai dengan kebenaran yang

diimani dan yang dianggap baik atau sesuai hati nurani diwujudkan dalam tindakan

nyata. Tindakan yang demikian inilah, merupakan tindakan yang arif bijaksana

seorang beriman yang juga merupakan tanda kedewasaan iman. Mampu

mempertanggungjawabkan perbuatannya baik kepada Tuhan, sesama, dunia,

lingkungan hidup dan masyarakatnya. Dengan cara demikian, manusia membangun

diri.

E. Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Mahaesa Berdasarkan

Iman Katolik

Keimanan kepada Tuhan YME timbul pada seseorang, apabila orang tersebut

pernah mendengarkannya. Selanjutnya sebagai konsekuensi dari keimanannya, maka

orang menjatuhkan pilihan untuk menerima atau menolaknya.

Semangat anak Allah berarti bersikap atau berperilaku yang cenderung

maksimalis; sedang semangat budak adalah bersikap atau berperilaku cenderung

minimalis, penuh perhitunagan dan bermentalitas “do ut des”, yang berarti “saya

memberi agar engkau juga memberi”. Anak Allah selalu melaksanakan kehendak

Bapa-Nya yang tersirat sejak dini, tidak pernah terlambat membalas kasih-Nya. Inilah

wujud semangat kemerdekaan anak-anak Allah yang sejati.

F. Filsafat Ketuhanan (Teologi Natularis)

Dalam kenyataannya, manusia mempunyai kemampuan dasar berfikir dan

berkehendak serta bertindak secara manusiawi, yang merupakan bukti keluhuran

martabatnya sebagai manusia. Dengan kata lain, menjadi mahluk yang melebihi

makluk ciptaan lainnya karena pemilikannya berupa akal budi, untuk berfikir dan

berkehendak menjatuhkan pilihan dalam tindakan merdeka atau bermartabat manusia.

21

Page 22: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Filsafat Ketuhanan tidak hanya bersifat spekulatif, tetapi juga praktis

khususnya berhubungan dengan akhlak dan agama. Filsafat Ketuhanan ingin

menjelaskan eksistensi manusia sendiri, tetapi secara khusus dalam relasi dengan

pusat transcendennya ( Allah). Metoda yang dipakai tidak ditentukan oleh iman atau

agama. Melainkan, oleh penalaran manusia sendiri dan refleksi filosofis dan

metafisik.

BAB V

MANUSIA DAN MORAL

A. Persoalan Dasar Manusia

Moral erat kaitannya dengan aktivitas manusia secara individual atau kolektif.

Kedua hal tersebut saling terkait, memenuhi kebutuhan hidup manusia sekaligus

keselamatan hidupnya lahir dan batin. Dalam bab ini akan mencoba memahami apa

yang dimaksud dengan persoalan dasar manusia dan bagaimana cara pemecahan

persoalan tersebut melalui iman katolik.

Pokok masalah perkembangan dan kemajuan jaman menjadi buah bibir setiap

orang dan muncul didalam kolom-kolom surat kabar dan terbitan-terbitan lainnya.

Pokok masalah ini tidak hanya mengandung penegasan atau klarifikasi masalah, akan

tetapi juga pertanyaan serta butir kegelisahan manusia yang sangat mencemaskan.

Mengatasi persoalan dasar tersebut, berarti mengamankan secara mendasar nasib

manusia bahkan menyiapkan kondisi yang dapat menunjang tumbuh kembangnya

manusia bermartabat. Tetapi sebaliknya apabila gagal mengatasinya akan

menghancurkan martabat manusia beserta peradaban luhurnya. Menghadapi

persoalan dasar manusia yang demikian, maka penting mengetahui bagaimana

memecahkannya.

Kita bersama dengan gereja menemukan prinsip perhatian dalam Yesus

Kristus sendiri, sebagaimana diberikan kesaksian oleh Injil Kristus. Inilah sebabnya,

kita bersama gereja ingin membuat perhatian ini bertumbuh dan berkembang terus

menerus melalui hubungannya dengan Kristus. Dengan cara membangun sistem

jejaring yang handal dalam rangka memanfaatkan hubungan kerja sama sesama

manusia untuk memecahkan persoalan dasar.

22

Page 23: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Solidaritas sejati melampaui segala sekat-sekat batas suku atau etnis, bangsa,

ras, sosial ekonomi dll. Solidaritas ini diperlukan oleh masyarakat. Solidaritas ini ada

dalam hidup secular, karena orang mempraktekkan persaudaraan umat manusia atas

dasar kesamaan martabat sebagai manusia yang saling membutuhkan (Humanisme

Sekular).

Suatu masyarakat dimana kehidupan ipoleksosbud-hankam diwujudkan

sebaik-baiknya demi kehidupan manusia terarah pada tujuan trasendetalnya, maka

martabat manusia dapat ditumbuhkembangkan menuju kesempurnaan hidup

sejatinya. Dan ini terjadi, jika dengan perantaraan Yesus Kristus dan oleh karya

penyelamatan-Nya kita dikuatkan oleh Bapa dalam persekutuanNya dengan Roh

Kudus.

Dengan demikian, Gereja atau umat Allah dapat menampakkan diri sebagai

sakramen keselamatan umat manusia karena persatuannya dangan Allah Bapa, Putera

dan Roh Kudus berperan sebagai tanda dan sarana mewujudkan keselamatan di dunia

bagi semua orang. Hanya dengan demikian, akan berhasil memecahkan persoalan

dasar yang dihadapi bersama didunia ini.

B. Martabat Manusia

Martabat manusia setingkat dengan nilai absolut. Martabat ini, bukan akibat

pengakuan atau consensus orang atau masyarakat. Melainkan sudah ada pada

manusia secara intrinsik. Martabat manusia sebagai mahluk berakal budi dan

berkehendak merdeka berkaitan dengan tanggung jawab atas tindakannya sebagei

subyek etis. Manusia adalah mahluk yang dapat bertindak secara moril atau etis dan

karenanya berkewajiban mengembangkan diri dengan sadar.

Martabat manusia adalah perwujudan kerohaniannya (akal budi dan kehendak

mereka). Tetapi, manusia adalah mahluk rohani-jasmani yang tidak terpisahkan

(tetapi bisa dibedakan). Badan manusia mengambil bagian dalam kerohaniannya dan

sebaliknya. Kedua segi itu saling melengkapi atau saling mempengaruhi atau saling

meresapi.

Tubuh manusia ikut mengambil bagian dalam martabat manusia. Hal ini,

harus diakui dan dihormati oleh semua orang dan lembaga yang ada di dunia ini,

termasuk oleh negara dan umat beragama serta pemuka-pemukanya. Sebab martabat

23

Page 24: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

manusia adalah anugerah dari sang Pencipta, maka tidak masuk akal menuntut

sesuatu yang berlawanan dengan martabat manusia atas dasar hukum/kepentingan

negara, apalagi atas hukum Ilahi.

Persekutuan kristiani mengakui dan menghormati martabat manusia

sepenuhnya. Inilah kewajiban keagamaan, (yang sayangnya) tidak selamanya

diamalkan dengan baik juga oleh oranng yang menyebut dirinya orang kristiani

(Katolik KTP). Dalam ajaran sosial gereka katolik martabat manusia diterangkan dan

diuraikan berdasar sumber-sumber yang ada dalam Kitab Injil Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru serta Ajaran Gereja yaitu martabat manusia sebagai ciptaan Allah,

martabat manusia bermartabat Anak Allah, dan manusia sebagai pribadi sosial dalam

ziarahnya di dunia.

C. Hakekat Dan Tanggung Jawab Manusia

Hidup manusia disamping merupakan anugerah Tuhan sekaligus mengemban tugas

panggilan (gabe und aufgabe). Dasar biblis tugas panggilan tersebut merupakan tolak

ukur tindakan manusia bertanggung jawab:

1. Kejadian 1 : 28 :

”Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,

berkuasalah atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas segala

binatang yang merayap dibumi” (tugas mengelola dunia ciptaan).

2. Matius 5 : 48 :

”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu di surga adalah

sempurna” (tugas mengerjakan keselamatan, istilah Paulus)

Di dalam Perjanjian Baru manusia mendapat tugas panggilan melaksanakan

kehendak Allah yang sekaligus menjadi arah tujuan hidupnya. Menjalani tugas

panggilan berarti maengembangkan martabatnya atau keluhurannya sebagai manusia

atau anak Allah. Untuk mengembangkan martabatnya, manusia harus menjatuhkan

pilihan dengan merdeka dan bertanggung jawab atas perbuatannya pada hari

kematiannya.

Dalam perkembangannya, ternyata menusia memiliki 2 unsur dalam dirinya

yaitu:

24

Page 25: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

1. Mengacu pada Kejadian 1 : 28 bahwa manusia memiliki kodrat sebagai

mahluk ciptaan yang menjadikannya bermartabat duniawi.

2. mengacu pada Matius 5 : 48 bahwa manusia mempunyai kodrat menjadi

anak Allah yang menjadikannya bermartabat surgawi.

Kedua unsur ini, yang ada pada manusia harus diwujudkan menjadi kesatuan,

merupakan satu martabat manusia yang menampakkan diri dalam banyak segi.

Unsur-unsur duniawi bersifat sekunder dan bernilai relatif, artinya adanya terarah

sebagai bantuan untuk mencapai perkembangan kearah kesempurnaan martabat

Allah.

Unsur-unsur yang mengacaukan perkembangan manusia sudah ada dalam diri

manusia, yaitu warisan dosa asal alias situasi berdosa dimana mau tidak mau manusia

lahir didunia mengalami situasi berdosa tersebut secara langsung. Manusia terinfeksi

adanay dosa warisan tersebut, manusia secara kodratnya cenderung berbuat jahat

yang merupakan tanah subur untuk melakukan kesalahan dan perjuangan pribadi

maupun bersama-sama dalam menegakkan kerajaan Allah.

Dalam Sollicitudo Rei Socialis Paus Yohanes Paulus II, menandaskan bahwa

kekeliruan dan keterbatasan tehnis dalam pengetahuan dan pengalaman manusia

mencapai perkembangan martabatnya membutuhkan pertobatan, yang mampu

membasmi pengaruh dosa. Tanpa pertobatan yang dimulai dari diri sendiri, mustahil

tindakan manusia menghasilkan tindakan yang bertanggung jawab dan yang mampu

menumbuh-kembangkan perkembangan terarah pada tujuan hakiki hidup manusia

sejati.

25

Page 26: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB VI

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI

A. Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan ialah kesadaran subjek akan objek, sadar akan sesuatu,

tertangkapnya objek oleh subjek, bersatunya objek deng subjek, apa yang dialami

oleh indra. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang disusun secara sistematis,

metodis dan isinya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam bahasa Yunani dikenal

istilah logos. Dikatakan logos apabila memuat nilai-nilai yang bersifat ilmiah.

Karakter yang spesifik pada ilmu pengetahuan ialah usaha pencapaiannya

yang metodologis, sistematis,berlaku umum, bebas nilai meskipun ilmu pengetahuan

itu sendiri adalah nilai dalam arti sebagai sesuatu yang bermakna.

B. Teknologi

Kata teknologi berasal dari kata Yunani techne yang berarti cara dan logos

berarti ilmu pengetahuan. Teknologi adalah ilmu pengetahuan tentang teknik yang

merupakan ilmu terapan. Teknologi tidak sama dengan teknik. Teknik bukanlah ilmu

kecuali ilmu-ilmu tentang teknik. Teknologi sebagai ilmu terapan mempunyai arti

yang lebih luas daripada penerapan ilmu. Karena penerapan ilmu hanya mencakup

ilmu tertentu. Sedangan teknologi tidak terbatas pada satu ilmu. Teknik adalah

serangkaian cara yang distandarisasi agar bisa mencapai hasil yang sudah

diperhitungkan sebelumnya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkedudukan saling membutuhkan. Ilmu

pengetahuan menghasilkan teknologi dan teknologi memungkinkan ilmu

pengetahuan semakin mendalam.

C. Seni

26

Page 27: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Bicara tentang seni bisa ditemukan secara mendalam di dalam Estetika atau

Filsafat Keindahan. Estetika lebih menekankan pengalaman subjek, kurang

memperhatikan objek pengalaman entah matural object atau artificial object.

Sedangkan keindahan mengacu pada subjek yang mengamati disebut keindahan

subjektif dan keindahan yang didasarkan pada apa yang diamati disebut keindahan

objektif.

Seni mempunyai arti pengetahuan tentang ketrampilan atau kemampuan

manusia untuk menguasai apa yang ia kerjakan. Ada 2 tokoh utama dalam estetika,

yaitu Plato dan Aristoteles. Bagi Plato, seni merupakan tiruan dari dunia idea. Seni

yang sesungguhnya ada didunia idea. Sedangkan bagi Aristoteles (murid Plato), seni

merupakan tiruan dari dunia empiris.

Kemudian muncul apa yang disebut ars humana dan ars divina. Ars humana

adalah seni hidup manusia tercakup di dalamnya bagaimana bertingkah laku dan

bagaimana mengelola alam. Sedangan ars divina adalah seni yang dilihat sebagai

berpartisipasi dalam karya Ilahi.

Dari segi waktu dan ruang, kesenian terbagi atas seni temporal, yaitu kegiatan

seni yang menekankan pendengaran dan seni tata ruang, yaitu seni yang berhubungan

dengan penglihatan.

D. Ilmu Pengetahuan dan Kitab Suci

Kurang lebih 40 tahun terakhir ini terdapat banyak pembaharuan dalam

eksegese (ilmu penafsiran Kitab Suci) dan teks Kitab Suci memang sama namun

pengertiannya yang duli di up to date sehingga kontekstual.

Tahun 1893, Paus Leo XIII mengeluarkan ensiklik yang mendorong

penafsiran. Tahun 1910 – 1920 Komisi Biblis di Roma mengawasi dan melindungi

tafsiran yang tradisional. Tahun 1920 – 1930, pendirian kaum tradisional makin kuat

sampai-sampai banyak profesor yang berbeda pendapat digeser.

Tahun 1943, Paus Pius XII mengeluarkan ensiklik dalam hal:

1. kelonggaran dan kebebasan untuk menafsir

2. diwajibkan pembaharuan eksegese

3. ditegaskan untuk memperhatikan gaya-gaya sastra.

Demi jelasnya dapat dilihat bagaimana dulu dan sekarang Kitab Suci dipandang:

27

Page 28: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

1. Dulu:

a. Kitab Suci adalah kitab yang ditulis di suga oleh Allah sendiri, kemudian

diturunkan ke dunia

b. Kitab Suci adalah 100% sabda Allah

c. Kitab Suci sebagai sabda Allah bersifat mutlak

d. Kata-kata Kitab Suci didekte oleh Allah, pengarang hanya sebagai tukang

catat

e. Kitab Suci dengan sifatnya yang mutlak dianggap tidak dapat keliru dari

segi apapun.

f. Kitab Suci merupakan dogma (ajaran yang harus diimani)

g. Ayat-ayat Kitab Suci dipakai sebagai senjata untuk mengalahkan musuh

di medan perang.

2. Sekarang

Kitab Suci adalah 100% sabda Allah, 100% sabda manusia. Artinya

sungguh-sungguh sabda Allah. Disamping itu ada keterlibatan manusia yaitu si

pengarang. Allah bersabda melalui dan didalam pengarang. Kata melalui

menunjukkan otoritas Allah. Sedangkan kata di dalam menunjukkan adanya

keterlibatan pengarang.

a. versi penulisan mengikuti bakat si pengarang

b. dipengaruhi oleh mileu (lingkungan) si pengarang

c. berdasarkan bahasa si pengarang

d. mempnyai pandangan pribadi dan menggunakan macam-macam sastra.

3. Kitab Suci bukan Buku Ilmu Pangetahuan

Tidak ada kontradiksi antara kebenaran ilmu pengetahuan dan kebenaran

Kitab Suci, yang penting harus dipahami bahwa Kitab Suci tidak bermaksud

untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan untuk mewartakan karya

keselamatan.

4. Galileo Galilei (1564 – 1642)

Ia adalah cendekiawan Italia, seorang astrolog penganut Copernicus yang

telah menyelidiki bahwa heliosentris. Planet-planet lain termasuk bumi mengitari

matahari. Ditegaskan bahwa setiap hari, bumi berputar pada porosnya selama 24

28

Page 29: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

jam. Hal yang demikian menimbulkan konflik antara Galileo dengan hirarki

dalam gereja. Tetapi Galileo tetap membela diri dan mempertahankan faham

heliosentris.

5. Ilmu Pengetahuan dan Iman

Gereja mengakui ilmu pengetahuan sebagai hal yang wajar, dimana ilmu

pengetahuan mempunyai norma tersendiri. Justru karena diciptakan oleh Allah

Yang Mahabijaksana maka semua yang ada menjadi unik menurut tata tertibnya

masing-masing. Oleh karena itu gereja harus mengakui dan mengindahkan

kekhasan ilmu pengetahuan.

Kesesuaian yang fundamental antara penemuan ilmiah dengan norma-

norma moral meniadakan timbulnya konflik. Semua metode, semua motivasi dan

semua hasil ilmu pengetahuan senantiasa perlu dikritisi, tidak bisa diterima begitu

saja.

6. Sarjana dan Ilmu Pengetahuan

Sarjana adalah predikat formal yang disandang oleh seseorang karena

kapasitas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Seyogyanya seorang sarjana

memiliki tanggung jawab moral dalam hal mengaplikasikan ilmu pengetahuan

yang dimilikinya.

Fungsi utama ilmu pengetahuan adalah menjadi landasan keputusan secara

benar, terlebih menyangkut pekerjaan yang secara langsung berhubujngan dengan

ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.

Seorang sarjana dikatakan beriman apabila ia mampu mengaplikasikan ilmu yang

dimilikinya secara benar dan baik. Benar berarti ada korelasi antara keputusan

dengan ilmu pengetahuan yang mendasari keputusan. Baik berarti tidak

membelokkan nilai ilmu pengetahuan yang berdampak merugikan orang lain.

7. Dampak teknologi

Manusia senantiasa berhadapan dengan teknologi, karena teknologi

merupakan buatan manusia. Teknologi mambawa dampak yang positif dan

negatif tidak karena teknologinya tetapi karena manusia selaku pengguna

29

Page 30: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

teknologi. Dampak positifnya adalah pekerjaan semakin efisien, produksi

semakin meningkat, hidup manusia menjadi lebih mudah. Sebaliknya teknologi

juga membawa dampak negatif karena ada keterlibatan manusia didalam

menggunakannya. Teknologi bisa membahayakan manusia bahkan memusnahkan

kehidupan manusia itu sendiri. Dampak negatif lainnya ialah meningkatkan

pengangguran karena digantikan oleh alat

Teknologi juga bisa dipakai untuk melestarikan kekuasaan, misalnya

untuk mensosialisasikan kehendak pemerintah yang menggiring rakyatnya demi

kepentingan pemerintah. Teknologi digunakan untuk menekan pihak lain bahkan

untuk menjajah bangsa lain. Diharapkan teknologi sebagai hasil pikiran manusia

akan ikut menjaga dan senantiasa dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia,

bukan untuk mendehumanisasi martabat manusia.

Teknologi hendaknya dihayati sebagai karunia Tuhan untuk memelihara,

mengembangkan dan memanfaatkannya secara manusiawi. Kemajuan ilmu

pengetahuan teknologi, dan seni tidak dapat dihindari sejalan dengan makin

pesatnya daya pikir manusia.

E. Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Penguasaan IPTEK merupakan syarat mutlak dalam era globalisasi untuk bisa

memproduksi dan memasarkan produk (barang dan jasa). Fakta menunjukkan,

teknolog makin canggih hingga manusia tidak bisa mengejarnya. Tidak bisa tidak kita

harus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak ketinggalan dengan bangsa lain.

Masalah pokok bagi kita ialah bagaimana memilih dan mengembangkan teknologi

yang sesuai dengan kondisi negarea.

F. Iman, Ilmu Pengetahuan dan Amal

Adalah berlebih bila orang menyebut iman dan amal seperti halnya orang

menyebut iman kepercayaan. Seseorang dikatakan beriman apabila antara lain bisa

beramal. Beramal artinya berbuat baik, misalnya memberi bantuan kepada orang

miskin. Pertanyaannya, apakah kalau ia tidak memberi maka tidak beriman. Tidak

bisa dikatakan tidak beriman apabila ia tidak mempunyai untuk memberi.

Iman bukan ilmu pengetahuan, karena iman tidak selalu berdasarkan rasio.

Sedangkan ilmu pengetahuan dasarnya ialah akal budi atau rasio. Ilmu pengetahuan

30

Page 31: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

menuntut pengertian dan pembuktian kebenaran. Iman justru sebaliknya, Ia tidak

mengerti seperti yang dituntut oleh ilmu pengetahuan tetapi mau menerimanya. Itulah

perbedaan hakiki antara ilmu pengetahuan dan iman. Iman sesungguhnya merupakan

karunia, karena kadang-kadang sangat sulit untuk dimengerti oleh akal budi.

BAB VII

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

A. Masalah-Masalah Agama

Didalam masalah-masalah agama ini akan diuraikan dua bagian besar yaitu faktor

ekstern dan intern yang berasal dari umat beragama.

1. Faktor Ekstern Intervensi Pemerintah

Dalam kurun waktu 32 tahun Regim ORBA berkuasa kehidupan umat

beragama mengalami suasana yang memprihatinkan sekali dari segi kualitas,

walaupun dari segi kuantitas nampak adanya kemajuan seperti bertambahnya

tempat ibadah dll. Sebab dalam kurun waktu itu secara praktis diterapkan sistem

pemerintahan otoriter yang represif demi statusquo Regim ORBA.

Penguasa regim terlalu jauh mencampuri urusan keagamaan dengan akibat

terjadi pelanggaran hak-hak asasi pemeluk agama. Dalam situasi konflik demikian

penguasa regim memanfaatkannya dan tidak segan-segan memihak salah satu

kelompok yang sedang berkonflik. Alhasil ada kelompok yang diuntungkan dan

dirugikan dan lazimnya adalah kelompok minoritas. Padahal menurut penalaran

sehat, justru kelompok minoritaslah wajib dilindungi dan dihormati hak-hak azasi

kemanusiaannya.

2. Faktor Intern Berasal dari Umat Beragama

Di dalam menghayati agamanya terdapat sebagian pemeluk agama

bersikap dan berperilaku fanatik buta. Akibatnya kelompok pemeluk agama ini

cenderung memisahkan diri dari kehidupan masyarakat. Kelompok pemeluk

agama yang eksklusif tidak segan-segan dalam mencapai kepentingannya

31

Page 32: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

menempuh jalur politik: Berkolusi dengan penguasa regim bersedia diperalat

demi kepentingan politik regim.

Dengan konstelasi politik demikian ini umat beragama secara keseluruhan

sulit untuk saling bersikap dan berperilaku toleran. Padahal toleransi adalah sikap

yang tdak menolak perbedaan-perbedaan: Sikap awal yang baik untuk

mengadakan dialog.

Melalui dialog masing-masing pihak bisa menukarkan inspirasi yang

terkandung dalam agama masing-masing, nilai-nilai luhur masing-masing agama

saling diungkapkan untuk menjadi kekayaan bersama. Melalui sikap dan perilaku

toleransi masing-masing pihak kelompok beragama dapat maju bersama.

B. Makna Agama Dalam Kehidupan

Pada makna agama dalam kehidupan ini akan diuraikan dua bagian besar yaitu:

1. Makna Agama Bagi Kehidupan Politik

Mencermati masalah kehidupan beragama, maka seharusnya agama tampil

berperan memberi petunjuk bagaimana mengatasi konflik dan merangkumnya

menjadi sebuah makna bagi kehidupan manusia, khususnya kehidupan politik.

Dalam hal ini agama bisa berperan melengkapi keterbatasan politik dalam

mengatasi masalah pokok yang dialami oleh manusia, yang ternyata tidak cukup

dari segi sosialnya saja.

Salah satu peran agama adalah menjalankan fungsi tugas kenabian/peran

kritisnya terhadap lembaga/kekuasaan yang membunuh Roh Agama: semangat

dasariah dalam mengemban panggilan menegakkan Kerajaan Allah didunia.

Peran agama harus dicari sedemikian rupa, sehingga mampu memberi petunjuk

mengatasi masalah-masalah dan merangkumnya mengingat keterbatasan birokrasi

modern untuk menjangkaunya. Karenanya, kini dan masa depan mutlak

dibutuhkan inter-relasi kerjasama yang harmonis antara agama dan politik.

2. Makna dan Peran Agama Katolik Bagi Kehidupan Umat Beragama

Dalam bersikap dan menjalin hubungan dengan umat beragama lain,

gereja katolik mengajarkan untuk melihat persamaan-persamaan yang dihadapi

oleh umat manusia dan bagaimana bersama-sama menghadapi keadaan itu.

32

Page 33: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Disamping itu mencoba melihat juga hal-hal yang tidak sama yang dapat

mendatangkan pertentangan untuk dipecahkan bersama demi kesejahteraan

bersama.

Umat katolik terpanggil untuk berperan dalam kehidupan beragamanya

untuk menghayati dan mewujudkan sikap dan perilaku yang bersifat inklusif,

pluralis, dan utuh terbuka.

Inklusif artinya, bersikap terbuka dengan menghargai kenyataan diluar

lingkungan katolik. Tidak menganggap bahwa agamanya sendiri benar. Paralelis

atau pluralis artinya, bersikap menerima bahwa ada perbedaan dengan agama lain

namun tetap menghormatinya baik ajarannya maupun mengenai pemeluk ajaran

agama yang berbeda dan tidak begitu saja mengambil alih. Sedangkan utuh

terbuka maksudnya, merupakan perkembangan sikap inklusif dan pluralis.

3. Hubungan (Kerukunan Hidup) Antar Umat Beragama

Bermacam ragam corak hubungan antar umat beragama yang antara lain

mengambil bentuk konflik, toleransi dan dialog. Persaudaraan sejati dapat

dibangun berdasarkan toleransi dan dialog, yaitu ketika orang telah mengalami

banyak hal yang pada dasarnya sama didalam ajaran-ajaran agama, dan ketika

nilai-nilai luhur dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk hidup bersama dapat

dijadikan dasar kerja sama untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin bersama.

Kerjasama itu bagi umat katolik bukan hanya karena didasarkan kenyataan

kebersamaan hidup dengan umat beragama lain, tetapi juga didasarkan pada iman

katolik yang bersumber dalam kitab suci, tradisi, dan megisterium gereja.

Sehubungan dengan ini, maka perlu penyelidikan lebih dahulu naskah kitab suci.

Naskah-naskah tersebut bisa dipakai rujukan untuk menggunakan cara berpikir

mengenai keselamatan. Ada 3 cara berpikir mengenai keselamatan sbb:

a. Cara Berpikir Eklesiosentris : cara berpikir ini berpendirian bahwa

keselamatan seseorang dapat diperoleh dari gereja (berpusat pada gereja).

b. Cara Berpikir Kristosentris : cara berpikir ini berpendirian bahwa

keselamatan diperoleh langsung dari Yesus Kristus (berpusat pada Kristus)

Allah yang menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus dan keselamatan

33

Page 34: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

itu terjadi dalam setiap kebersamaan yang mengakui Yesus Kristus sebagai

Juru Selamatnya.

c. Cara Berpikir Theosentris : cara berpikir ini berpendirian bahwa

keselamatan bersumber langsung dari Allah (berpusat pada Allah). Allah

menyelamatkan semua manusia dan berita mengenai keselamatan tersebut

disampaikan kepada manusia melalui para Utusan Allah: Musa, Yesus,

Mohammad, Budha Gautama, Khong Hoe Tjoe dlsb.

Berdasarkan ajaran dokumen Konsili Vatikan II kita dianjurkan untuk

bersikap rendah hati (penuh pertobatan dalam diri sendiri) berusaha menghormati

orang yang beragama lain, mencari titik temu/persamaan yang dapat dijadikan

landasan untuk bekerjasama dalam karya-karya sosial, kesehatan, pendidikan,

kerja bakti menanggulangi musibah, bencana alam, dan karya kemanusiaan

lainnya. Sebab melalui karya-karya demikian kita akan semakin mengalami

kebersamaan hidup dalam berkarya nyata sebagai aktualisasi iman masing-masing

umat beragama.

Kita semua diundang untuk mengubah suasana yang sewaktu-waktu dapat

mengancam kerukunan hidup antar umat beragama. Oleh karena itu pertama-tama

diperlukan perubahan sikap supaya tindakan kitapun diharapkan juga bisa

berubah, misalnya mendatangkan solusi atas konflik. Maka kita harus mencermati

apakah konflik betul-betul ditimbulkan oleh umat beragama sendiri atau karena

adanya ulah rekayasa dari pihak luar yang tidak bertanggungjawab.

34

Page 35: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB VIII

MASYARAKAT

A. Tugas Perutusan Gereja Di Dalam Masyarakat

Pada pembahasan tugas perutusan gereja didalam masyarakat ini akan dibahas

tentang saling mengasihi di dalam memasyarakat, dan sebagai ranting-ranting pokok

anggur menjadi garam dan ragi masyarakat.

1. Saling Mengasihi di Dalam Masyarakat

Orang yang telah mengalami cinta kasih, wajib untuk membagikan cinta

kasih itu kepada orang lain. Kita sebagai umat Allah yang telah mengalami cinta

Bapa, Putera dan Roh Kudus secara berlimpah harus dapat memberi dan membagi

cinta itu kepada dunia dalam perbuatan-perbuatan nyata. Kita harus dapat

melaksanakan karya-karya cinta kasih didalam dunia agar dunia tahu bahwa kita

adalah murid-murid Tuhan.

Dunia dewasa ini sangat membutuhkan cinta kasih. Segala masalah dan

bencana yang menimpa dunia disebabkan oleh kemiskinan cinta kasih. Banyak

masalah tidak akan terselesaikan tanpa cinta kasih. Mengenai cinta terhadap

sesama, Yesus mengajarkan cinta yang tidak pilih kasih, cinta tanpa perkotakan

dan klasifikasi. Tidak terbatas pada keluarga, suku, atau bangsa sendiri (Lukas

10:25-30). Lebih dari itu, kita diajari untuk mencintai musuh-musuh kita (Lukas

6:27-36). Mencintai sesama harus seperti mencintai diri sendiri (Mateus 22: 37-

40). Cinta kepada sesama merupakan bukti cinta kepada Tuhan (1 Yohanes 4:20).

2. Kita Adalah Ranting Pokok Anggur (Yohanes 15:1-8)

Persatuan dengan Yesus Kristus dibutuhkan dengan mutlak dalam karya

dan pengamalan cinta kasih kita kita kepada sesama. Motivasi, orientasi dan pola

amal kita harus bertaut pada Kristus, sebab kalau tidak, karya-karya amal kita

tidak bersifat murni lagi.

35

Page 36: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Maka dari itu, di dalam usaha kita mengamalkan cinta kasih di dalam

masyarakat kita harus mengusahakan tiga hal. Pertama, memurnikan motivasi

kita terus menerus. Motivasi amal kita harus tetap karena amanat dan pribadi

Kristus sendiri. Kedua, berorientasi pada Kristus. Setiap karya amal cinta kasih

kita akhirnya harus terarah pada Kristus, bukan kepada diri kita sendiri. Ketiga,

seluruh pelaksanaan karya kita harus berpola pada pola karya Yesus Kristus.

Kristus adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Ranting

tidak dapat hidup sendiri karena ia dihidupi oleh pokok anggur itu. Jadi, bila

kehidupan yang mengalir diranting-ranting itu sama dengan kehidupan yang

mengalir didalam pokok anggur, itu berarti bahwa orang-orang Katolik harus

menjadi serupa dengan Kristus.

3. Menjadi Garam, Ragi, dan Terang (Mateus 5:13-16)

Kita umat Katolik harus bisa menjadi garam, ragi dan terang dalam

masyarakat. Garam (Mateus 5:13) membuat makanan menjadi enak. Kehadiran

orang Katolik harus menjadi seperti garam bagi masyarakat. Ragi (Mateus 13:33)

membuat ketan menjadi tapai yang enak untuk disantap. Kehadiran orang Katolik

harus seperti ragi itu, membuat masyarakat menjadi lebih baik, maju dan

berkembang. Terang (Mateus 5:14-16) mengusir kegelapan dan membawa

keceriaan. Kehadiran orang Katolik harus turut mengusir semua yang gelap,

suram, hitam dan tidak manusiawi. Gereja menjadi terang bukan hanya dengan

ajarannya, tetapi juga dengan perbuatannya.

B. Keterlibatan Gereja Di Dalam Masyarakat

Pada pembahasan keterlibatan gereja di dalam masyarakat ini akan dibahas

keprihatinan terhadap sikap materialistis, dampak teknologi, ketidakjujuran,

kemurnian, hak milik dan hak hidup

1. Keprihatinan Terhadap Sikap Materialistis

Materialisme adalah suatu pandangan yang menganggab bahwa materi

(harta kekayaan berupa uang, emas, rumah, dsb) adalah diatas segalanya. Semua

yang tidak dapat dinilai/diukur dengan materi dianggab tidak ada, sehingga Tuhan

juga dianggap tidak ada.

36

Page 37: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Ada dua macam materialisme. Pertama, mereka menjadi materialisme

karena percaya pada ideologi materialisme. Kedua, materialisme praktis, yaitu

orangnya tidak mau disebut materialisme tetapi perbuatan dan tindakannya

sungguh hanya mencari keuntungan materi belaka.

Bahaya materialisme bagi pribadi-pribadi adalah menjauhkan orang dari

Tuhan dan sesama, sebab materi menjadi paling utama bagi orang itu. Sesama

diperalat dan diperas demi materi. Sikap materialistis membuat orang menjadi

tidak bahagia karena ambisi yang kuat untuk memiliki materi.

Sebagai umat Katolik, kita harus bisa memberi kesaksian dengan sikap

dan perbuatan bahwa materi bukanlah nilai tertinggi melainkan iman kepada

Tuhan YME. Materi tidak bersifat abadi. Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai

rohani.

2. Keprihatinan Terhadap Ketidakjujuran

Sebagai orang Kristiani kita dituntut bersikap jujur. Jujur artinya ada

keselarasan antara perkataan, perbuatan, dan sikap hidup. Nilai kejujuran terletak

adalah jaminan untuk saling percaya, merupakan dasar dari setiap pergaulan dan

hidup bersama yang sehat dan bahagia.

Sebagai orang Kristen kita harus menghilangkan sebab-sebab yang

menumbuhkan ketidakjujuran itu. Kita harus memperjuangkan kejujuran dengan

berbagai cara. Kita harus bisa memberi kesaksian tentang kebenaran dan

kejujuran.

3. Keprihatinan Terhadap Hak Milik dan Kemurnian

Saat ini, banyak orang tidak menghargai hak milik orang lain. Didalam

sepuluh perintah Allah, perintah ketujuh dan kesepuluh melindungi milik maupun

hak milik. Kedua perintah itu mewajibkan kita mengamalkan keadilan, yaitu

merelakan dan memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi

haknya.

Setiap orang berhak atas sekian banyak millik pribadi, sehingga ia dapat

hidup secara layak. Di dalam kenyataan hidup, seseorang memiliki milik pribadi

secara berlebih, sedangkan yang lain serba kekurangan. Secara Kristiani, kita

seharusnya membagi harta di dunia ini secara adil.

37

Page 38: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Sistem Kapitalisme dan Komunisme merongrong pribadi manusia dan

peraturan Tuhan. Komunisme tidak mengakui hak milik pribadi dan menyerahkan

segala milik kepada negara. Sedangkan kapitalisme mau menimbun harta di

dalam tangan sekelompok kecil orang.

Tentang dosa melawan kemurnian, Yesus menegaskan.”Telah kamu

dengar bahwa ada dikatakan, jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu,

barang siapa memandang seorang wanita dengan nafsu, sudah berzinah dengan

dia di dalam hatinya” (Mateus 5:27-28). Dalam hati timbul segala pikiran jahat

seperti pembunuhan, zinah, percabulan. Semua itu menajiskan manusia” (Mateus

15:19-20).

Bahaya-bahaya akibat perbuatan mesum antara lain merusak mental dan

jasmani, mengurangi/menghilangkan semangat bekerja, merugikan waktu dan

dana, dsb. Oleh karena itu, untuk menghindari permesuman hendaknya kita

menghayati nilai-nilai kemurnian, mengelak pada kegiatan yang mengarah pada

kemesuman. Mengadakan kegiatan untuk rekreatif dan mencipta, serta berdoa

untuk mempertahankan kemurnian.

4. Keprihatinan Terhadap Hak Hidup

Ada gejala didalam masyarakat bahwa nyawa manusia atau hak untuk

hidup kurang dihargai. Gejala tersebut dapat dilihat pembunuhan atau

pembantaian, pengguguran kandungan, euthanasia, narkoba dsb. Gereja

mengajarkan bahwa hidup kita itu pemberian dari Allah. Maka dari itu, hanya

Tuhanlah yang berhak atas kehidupan kita.

38

Page 39: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB IX

KEBUDAYAAN

A. Kebudayaan Indonesia

Lima hal yang mau dijelaskan dalam kebudayaan Indonesia ini adalah

kebudayaan asli Indonesia, kepercayaan asli Indonesia, pengaruh kebudayaan baru di

Indonesia, pengaruh dari masyarakat Indonesia sendiri dan perjumpaan kebudayaan

asli dengan kebudayaan baru.

Kebudayaan asli Indonesia dimulai dari jaman prasejarah, artinya jaman

sebelum bangsa Hindu masuk di Indonesia. Jaman prasejarah Indonesia dapat

diklasifikasikan menjadi 4 periode yaitu jaman batu, jaman baru, jaman suasa, dan

jaman megaliticum.

Pada jaman batu, kita mengenal peninggalan berupa alat-alat yang terbuat dari

batu seperti kapak, tombak, dll. Alat buatan jaman ini masih sangat kasar. Pada jaman

baru, alat-alat yang dibuat sudah halus. Pada jaman suasa, bangsa Indonesia telah

mengenal barang-barang berharga seperti emas, suasa,. Pada jaman suasa, bangsa

Indonesia telah mengenal barang-barang berharga seperti emas, suasa, perak, dll.

Sedangkan pada jaman megaliticum, kita telah menghasilkan alat dari batu besar

seperti tugu, lesung, arca, dsb.

Kepercayaan asli yang menentukan sikap dan tingkah laku Bangsa Indonesia

dapat dibagi menjadi dua yaitu Animisme dan Dinamisme. Animisme berasal dari

kata anima yang artinya roh. Animisme adalah suatu aliran kepercayaan yang

mempercayai bahwa kekuatan yang maha tinggi itu adalah roh. Aliran ini percaya

tidak hanya manusia yang mempunyai roh tetapi juga semua benda, binatang dan

tumbuhan. Manusia mempunyai roh yang kekal, artinya tidak dapat mati meskipun

badannya sudah mati. Dinamisme berasal dari kata dynamis yang artinya kekuatan.

Dinamisme adalah suatu aliran kepercayaan yang mempercayai bahwa kekuatan yang

maha tinggi itu ada pada benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib.

39

Page 40: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Selain kepercayaan asli, bangsa Indonesia juga dipengaruhi oleh kebudayaan

baru seperti agama Hindu/Budha, Islam, Kristen/Katolik. Perjumpaan asli dengan

kebudayaan baru dapat mengakibatkan asimilasi yaitu peniruan kebudayaan asing,

maksudnya kebudayaan setempat meniru seluruh kebudayaan dan bahasa asing

tersebut dan keduanya berjalan bersamaan atau mengakibatkan akulturasi yaitu

berubahnya dua kebudayaan asli yang disebabkan oleh lamanya bertemu/bergaul

dengan kebudayaan baru.

B. Pandangan Hidup dan Kebudayaan

Dunia adalah panggung sejarah manusia yang ditandai oleh kegiatan-

kegiatannya, keberhasilan dan kegagalan, dan diimani sebagai ciptaan Allah.

Kebudayaan ditentukan oleh sejarah, alam dan lingkungan. Unsur-unsur berikut

dipandang sebagai pola atau poros kebudayaan:

1. Tuhan

Tuhan atau dunia transenden (dunia diatas) melalui agama, terutama melalui hati

manusia, memainkan peranan amat penting dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Manusia

Kebudayaan terbentuk karena ada kegiatan manusia. Kegiatan itu

menghubungkan manusia yang satu dengan yang lainnya. Setiap orang karena

pendidikan, ekonomi, politik, rekreasi dan banyak kegiatan lain lagi terjaring

dalam jaringan sosial lingkungan hidupnya.

3. Dunia Material atau Kebendaan

Di dalam proses membudaya itu, dunia material atau kebendaan amat penting

juga. Manusia bersifat material karena tubuhnya mempunyai kebutuhan material.

Tanpa materi, manusia tidak dapat hidup dan bergerak sebagai manusia.

4. Alam Pikiran Asli

Manusia terus menerus berkonfrontasi dengan dirinya sendiri, sebab ia dilahirkan

dan berkembang dalam ikatan dengan budayanya. Ia terikat pada tanah, adat,

tradisi, alam pikiran dan agama orang sebangsanya.

Di dalam kebudayaan Indonesia, erat sekali hubungan antara agama,

masyarakat dan alam. Bahkan sering unsur-unsur tersebut kurang dibedakan, malah

dicampuradukkan.

40

Page 41: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Dalam rangka usaha membangun masyarakat dan pembaharuan kebudayaan

tersebut, maka setiap manusia mempunyai empat tugas pokok. Pertama, membuka

diri terhadap yang transenden. Kedua, membangun solidaritas dengan sesama. Ketiga,

mengolah dan memelihara dunia benda dan alam semesta. Keempat, membangun diri

sendiri.

Tugas-tugas tersebut diatas menyatu. Manusia hanya dapat membangun diri,

kalau dalam kesatuan dengan sesama ia membangun lingkungan hidup bagi semua

orang dalam keterbukaan terhadap Yang transenden. Dengan mengembangkan

masyarakat, memelihata kekayaan alam, dan keterbukaan terhadap Yang Mengatasi

Hidup, ia memberi makna kepada hidupnya sendiri.

C. Gereja dan Negara Republik Indonesia

Perpaduan kebudayaan gereja katolik dengan Negara Republik Indonesia

menjadi sesuatu yang menarik dilihat dari segi inkulturasi. Gereja datang kenegeri ini

bersama dengan Kolonialisme Barat sehingga cukup lama hidup dalam pola tradisi

gereja Barat abad lampau.

Dasar hubungan antara dua pihak adalah saling pengakuan sesuai kedudukan

masing-masing. Gereja Katolik mengakui otonomi setiap negara dalam bidang

kemasyarakatan demi kesejahteraan rakyat seluruhnya.

Di dalam negara Pancasila, agama-agama dan negara mampunyai fungsi serta

menunaikan peranannya masing-masing. Keduanya menjalankan fungsi itu dalam

perspektif tujuan masing-masing dan dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan

tugas didalam situasi konkrit akan semakin jelas, sementara gereja dan negara hidup

bersama dan bekerja sama dengan erat. Karena negara maupun gereja ada demi

kepentingan masyarakat yang sama, maka harus hidup didalam suasana kerja sama.

D. Sikap Gereja Terhadap Kebudayaan Lain

Sikap gereja terhadap kebudayaan lain yang tertuang di dalam Konsili Vatikan II

sebagai berikut:

1. Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci dalam agama-agama

bukan Kristen.Gereja memandang dengan penghargaan yang jujur, cara tindak

dan cara hidup,aturan dan ajaran, yang kendati dalam banyak hal berbeda dengan

41

Page 42: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

apa yang dipahami dan dianjurkan, toh tidak jarang memantulkan cahaya

kebenaran yang menerangi semua umat manusia.

2. Apa saja yang terdapat dalam adat kebiasaan bangsa yang bersih dari takhayul

dan kesesatan, disambut oleh gereja dengan suka hati bila mungkin diseragamkan

dalam ibadat umat (Sacrosanctum Consiliun 37).

Berdasarkan kutipan di atas kita melihat sikap gereja yang begitu tinggi

menghargai berbagai hal yang ada didalam budaya-budaya suku bangsa. Nilai-nilai

budaya suku bangsa dikatakan merupakan persiapan Ilahi bagi nilai-nilai rohani yang

baru.

42

Page 43: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB X

POLITIK

A. Arti Politik Secara Etimologi

Kata politik berasal dari kata Yunani yang artinya negara kota atau negara

kecil. Rakyat yang berdiam di dalam polis juga disebut polis. Polis memikili 3 ciri,

yaitu otonomi, autarkia dan kemerdekaan. Kata otonomi berasal dari kata auto dan

nomos. Auto berarti sendiri dan nomos berarti hukum atau peraturan. Otonomi berarti

mempunyai hukum atau mempunyai peraturan sendiri. Autarkia berarti kemampuan

sendiri atau swasembada. Sedangkan kemerdekaan yang dimaksud ialah hak setiap

polis untuk boleh mengungkapkan pikirannya.

B. Arti Politik Secara Umum

Poliotik berarti bermacam-macam kegiatan dalam negara yang berkaitan

dengan decision making untuk mencapai kepentingan bersama.

1. Esensi Politik

a. State (Negara)

Negara adalah struktur tertinggi dari suatu sistem politik. Sistem politik

berarti integrasi dan korelasi dari semua unsur terkait yang berfungsi untuk

mengidentifikasi nilai-nilai yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum

dan didistribusi secara benar.

b. Power (Kekuasaan)

Kekuasaan berarti kemampuan untuk mengatur tingkah laku suatu bangsa

yang mendiami suatu negara. Bangsa adalah struktur tertinggi dari suatu

sistem sosial, sedangkan sistem sosial yang paling rendah atau paling kecil

aialah keluarga.

c. Decision Making (Pengambilan Keputusan)

Pengambilan keputusan ialah keseluruhan proses dalam rangkan mencari

alternatif yang paling baik demi kepentingan umum.

d. Pembagian dan Alokasi

43

Page 44: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Salah satu fungsi politik ialah menjatah dan mendistribusi secara merata

kepada rakyat.

e. Public Policy (Kebijaksanaan Umum)

Kebijaksanaan umum berarti keputusan yang diambil oleh pemegang

kekuasaan untuk tujuan yang belum tercapai.

2. Politik dalam Perspektif Sejarah Keselamatan

Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru secara implisit bahkan

eksplisit banyak menyinggung tentang politik. Misalnya Nabi Natan yang

menegur Raja Daud agar tidak menindas rakyat. Yusuf menjadi raja muda di

Mesir. Maria dan Yosef dengan penuh loyalitas mendaftarkan diri ketika Kaisar

Augustus mengadakan perintah untuk mengadakan sensus penduduk dan

bagaimana Yesus sendiri secara diplomatis mengajak umatnya untuk taat kepada

pengusa politik.

Dokumen Gereja seperti Pacem in Terris dan Gaudium et Spes

menerapkan perintah Yesus tentang politik dalam politik modern. Intinya adalah

mengusahakan kesejahteraan umum terutama bagi mereka yang tidak mempunyai

akses pada kekuasaan.

3. Hal Pengambilan Keputusan

Salah satu unsur dalam politik ialah pengambilan keputusan. Masyarakat

membutuhkan suatu proses mengambil keputusan yang care terhadap aspirasi

rakyat. Untuk itu perlu diciptakan proses demokrasi yang sehat antara lain dengan

membangun kehidupan partai politik yang sehat, membentuk lembaga perwakilan

rakyat yang aspiratif, mendukung pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta

menjaga lembaga peradilan yang jujur.

C. Awam dan Politik

Awam yang dimaksud disini adalah orang katolik yang bukan

rohaniawan/biarawan. Tugas politik adalah tugas yang bersifat duniawi. Didalam

politik, kaum awam dipanggil untuk mengkuduskan dunia. Artinya, agar politik yang

dijalankan didalam suatu negara sungguh-sungguh bermanfaat bagi kesejahteraan

44

Page 45: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

seluruh rakyat (kesejahteraan bersama). Kegiatan seorang katolik senantiasa dijiwai

oleh iman katolik

D. Gereja Mengakui Pancasila

Warga gereja yang sekaligus sebagai warga Negara Indonesia secara otomatis

menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila merupakan perekat

bagi bangsa Indonesia yang berbhineka. Gereja menerima Pancasila sebagai ideologi

terbuka yang senantiasa bersifat dinamis dan secara terus menerus diisi dan dihayati

demi persatuan bangsa. Paus Yohanes Paulus II dalam lawatannya ke Indonesia tahun

1989 telah meneguhkan hal itu. Paus memuji bahwa Indonesia memiliki Pancasila

yang memuat nilai-nilai yang universal.

Orang katolik diajak untuk berperan secara aktif dalam kancah perpolitikan,

tidak asal ikut-ikutan melainkan dengan memberikan warna etis kepada dunia politik.

Warna etis tersebut tampak dalam membangun mekanisme yang sungguh demokratis

memperjuangkan keadilan, mengembangkan wawasan kebangsaan yang konsisten

dan senantiasa mengupayakan kepentingan rakyat nukan kepentingan diri sendiri.

E. Rohaniwan dan Politik

Seyogianya para imam, biarawan dan biarawati secara terus menerus

mengikuti dinamika politik karena merekapun senantiasa berhadapan dengan situasi

politik dalam negara. Tidak berarti, mereka masuk partai politik tertentu. Hukum

Gereja melarang kaum klerus untuk ikut partai politik, serikat pekerja kecuali atas

penilaian otoritas Gereja (Kan. 287 & 2).

45

Page 46: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

BAB XI

HUKUM

A. Pengertian Hukum

Hukum ada untuk menjaga harkat manusia, artinya untuk menjamin martabat

manusia sebagai ciptaan Tuhan yang mulia dan agung (Citra Allah). Hukum

berfungsi untuk menjamin keteraturan sosial. Di dalam pembahasan hukum secara

umum menurut pandangan hidup kristiani ini akan dibahas empat hal berturut-turut

yaitu Harkat Manusia, Sepuluh Perintah Allah, Cinta Kasih, dan Kerajaan Allah.

1. Harkat Manusia

Konsili Vatikan II menegaskan, demi Injil yang dipercayakan kepadanya,

gereja dengan resmi mempermaklumkan hak-hak manusia, yakni hak perorangan,

khususnya kaum buruh, hak keluarga dan pendidikan yang berkaitan dengan tugas

kewajiban negara dengan tata nasional dan internasional yang menyangkut

kehidupan ekonomi dan kebudayaan, damai dan perang, hormat terhadap

kehidaupan sejak di rahim ibu hingga kematian.

Martabat manusia berakar didalam penciptaannya menurut citra dan rupa

Allah. Di dalam Kristus, gambar Allah yang tidak kelihatan, manusia diciptakan

menurut CITRA Pencipta, serupa dengan Dia. Di dalam Kristus, Penebus dan

Juru Selamat, citra Ilahi didalam manusia yang telah dirusakkan oleh dosa asal,

diperbaiki dalam keindahannya yang asli dan dimurnikan oleh rahmat Allah.

2. Sepuluh Perintah Allah

Sepuluh perintah Allah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar

yaitu perintah 1-3 yang mengatur hubungan Allah dengan manusia dan 4-10

mengatur hubungan manusia dengan manusia yang dapat dilihat dalam sepuluh

perintah Allah berikut:

46

Page 47: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

a. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan

cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.

b. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.

c. Kuduskanlah hari Tuhan.

d. Hormatilah ibu bapakmu

e. Jangan membunuh

f. Jangan berzinah

g. Jangan mencuri

h. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu

i. Jangan menginginkan isteri sesamamu

j. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.

Kalau kita hubungkan dengan hidup kita sehari-hari, pelaksanaan suatu

hukum tanpa dibarengi dengan kesadaran tidak akan langgeng. Didalam

menerapkan suatu hukum, kita memerlukan sikap batin. Menilai suatu perbuatan,

tidak cukup hanya menilai benar atau salah dari segi hukum saja. Sikap lahir dan

batin harus sejalan.

3. Cinta Kasih

Hidup kristen merupakan suatu tanggapan terhadap kasih dan rahmat

keselamatan-Nya yang dianugerahkan secara bebas kepada kita melalui Tuhan

kita Yesus Kristus. Pengikut Yesus harus mengusahakan suatu sikap yang penuh

kasih kepada sesama, terlebih kepada mereka yang tersingkirkan dan tertindas.

Ketentuan hukum keagamaan mendapatkan artinya bila dilaksanakan dengan

sikap batin tepat dan diwujudnyatakan di dalam tindakan sehari-hari.

4. Kerajaan Allah

Kerajaan Allah itu perdamaian, kerukunan, keleluasaan batin, keadilan,

keutuhan kehidupan dan cinta kasih. Yesus mengajarkan bahwa titik tolak

pewartaan-Nya mengenai kedatangan Kerajaan Allah adalah terpenuhinya

harapan manusia yang sejati.

Bagi Yesus kerajaan Allah bukan kemegahan didalam dunia. Ia

mengajarkan bahwa kerajaan Allah memuat suatu janji yang tidak dapat dipenuhi

oleh teknologi, ekonomi atau ilmu pengetahuan. Kepenuhan hidup manusia sejati

47

Page 48: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

dapat terjadi hanya bila manusia bersatu dengan Allah, dasar dan tujuan hidup

manusia.

B. Hukum Pernikahan Kristiani

Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, dimana sila pertamanya

Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali

dengan agama sehingga, perkawinan bukan hanya mempunyai unsur lahiriah, tetapi

juga rohani.

Menurut pandangan Gereja Katolik, pada pembahasan ini akan diuraikan

empat bagian besar sebagi berikut:

1. Tujuan Pernikahan Kristiani

Pernikahan kristiani bertujuan untuk menyejahterakan suami istri dan

anak. Suami istri saling membantu dan membentuk suatu kesatuan sosial yang

paling kecil. Penyerahan diri secara tulus dalam konteks pernikahan

mengakibatkan tercapainya kesejahteraan jasmani dan rohani suami istri itu

sendiri.

Kepenuhan hidup seksual tidak bisa dianggap remeh di dalam kehidupan

berkeluarga. Didalam kehidupan berkeluarga, seks menjadi wajar. Kesejahteraan

lahir batin anak-anak harus terealisasi melalui pendidikan anak, sebab orangtua

adalah pendidik pertama dan utama. Pendidikan anak tidak berhenti pada sekolah,

tetapi pendidikan rohani (permandian, komuni pertama, krisma, dsb).

2. Perkawinan Menurut Ajaran Gereja

Menurut Konsili Vatikan II. ”Perkawinan merupakan kesatuan mesra

dalam hidup dan kasih antara pria dan wanita yang merupakan lembaga tetap

dalam kehidupan bermasyarakat” (Gaudium et Spes 48).

Berdasar kutipan tersebut, maka perkawinan katolik tidak sekedar ikatan

cinta mesra hidup bersama yang diadalan Sang pencipta dan dilindungi hukum-

hukumnya. Perkawinan menurut bentuknya merupakan suatu lembaga didalam

hidup kemasyarakatan. Tanpa pengakuan sebagai lembaga, perkawinan semacam

48

Page 49: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

hidup bersama yang liar. Maksud dan tujuan perkawinan merupakan tujuan

perkawinan kesatuan hidup dari dua pribadi.

3. Perkawinan Menurut Kitab Hukum Kanonik

Perkawinan sebagai perjanjian bersumber dari Gaudium et Spes 48

menegaskan bahwa perkawinan sebagai perjanjian menunjukkan segi-segi

simbolis dari hubungan antar Tuhan dan umatNya didalam Perjanjian Lama

(Yahwe dan Israel) dan Perjanjian Baru (Kristus dengan gerejaNya). Tetapi

dengan perjanjian mau diungkapkan dimensi personal dari hubungan suami isteri

yang mulai sangat ditekankan pada abad modern ini.

Perkawinan sebagai sakramen merupakan unsur hakiki perkawinan antara

dua orang yang dibabtis.

Perkawinan sebagai sakramen merupakan unsur hakiki perkawinan antara

dua orang yang dibabtis. Perkawinan pria dan wanita menjadi tanda cinta Allah

kepada ciptaanNya dan cinta Kristus kepada gerejaNya.

4. Perkawinan Sebagai Sakramen

Perkawinan yang telah menjadi sakramen menpunyai dua sifat yaitu

monogami dan tidak dapat diceraikan. Monogami maksudnya, menikah antara

satu pria dengan satu wanita. Didalam pernikahan kristen ditolak poligami

(menikah antara satu pria dengan beberapa wanita) dan poliandri (menikah antara

satu wanita dengan beberapa pria).

Perkawinan itu tidak dapat diceraikan artinya perkawinan itu tetap kecuali

kematian yang memisahkan. Perkawinan kristiani tidak mengenal kawin kontrak,

artinya perkawinan hanya untuk jangka waktu tertentu lalu cerai. Pernikahan

kristiani menuntut cinta total tanpa syarat dan permanen.

Kesatuan suami istri menjadi tanda kehadiran Kristus yang selalu

mengkuduskan, mengutkan, dan menghibur tanpa syarat. Oleh karena Kristus

dengan setia menyertai dan menolong suami istri itu pun harus sanggup untuk

setia satu sama lain.

Perkawinan kristiani juga bersifat misioner, yang artinya perkawinan tidak

boleh hanya demi kepentingan kedua mempelai dan keluargnya, melainkan demi

49

Page 50: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

kepentingan seluruh masyarakat. Kedua mempelai sebagai satu pasangan harus

menjadi garam, terang dan ragi bagi seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ismantoro, Kuliah Agama Katolik di Peerguruan Tinggi. Jakarta : Obor, 1994.

Ketut, Sarta. Kuliah Agama Katolik, Jakarta : Unika Atma Jaya, 1999.

Komisi Kateketik KWI. GBPP Pendidikan Agama Katolik 1999, Jakarta : Komisi

Kateketik KWI, 1999.

Komkat. Mengikuti Yesus Kristus: Buku Pegangan Calon Baptis : Kanisius, 1996.

Lembaga Biblika Indonesia. Kitab Suci Perjanjian Baru : Pengantar Teks dan Catatan,

Ende : Arnoldus, 1976.

Suyati, Maria. Mengenal Yesus Kristus, Jakarta : Limen Gentium, 1992.

Thomas M, Pokok-Pokok Iman Kristiani, Yogyakarta : Univ. Sanata Dharma, 2001.

Kamus Teologi, Kanisius 1999, Yogyakarta

Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta : Obor 1993

Schultheis, M.J. Pokok-pokok Ajaran Sosial Gereja. Yogyakarta : Kanisius, 1988

Afra S. Dan Huber Th. Mengenal Iman Katolik, Jakarta : Obor, 1987

KWI, Pedoman Gereja Katolik Indonesia , Jakarta, 1995

50

Page 51: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

Soal Pendidikan Agama Katolik

1. Menurut Anda, apa perbedaan kasih yang diajarkan Yesus dengan kasih dalam

praktek kehidupan masyarakat luas?

2. Apakah tujuan pernikahan Kristiani? Jelaskan

3. Menurut Pendapat Anda, bolehkah pernikahan diceraikan bila tidak mempunyai anak

laki-laki bahkan tidak mempunyai anak sama sekali? Mengapa?Jelaskan

4. Mengapa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEK) seyogyanya dimanfaatkan

untuk hal-hal yang posistif?Jelaskan Jawabnya

5. Sebutkan Persoalan-persoalan dasar manusia? Setelah itu jelaskan bagaimana cara-

cara Kristiani untuk memecahkan persoalan-persoalan dasar tersebut?

6. Secara iman Katolik, apa yang dimaksud dengan martabat manusia? Jelaskan

jawaban Anda berdasarkan Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Pejanjian

Baru.

7. ”Hidup manusia merupakan anugerah Allah dan sekaligus merupakan tugas

panggilan Tuhan Allah”. Jelaskan pengertian kalimat tersebut.

8. Coba lukiskan dengan kata-kata Anda Sendiri pengertian tentang ”orang beriman”.

Lalu sebutkan contoh-contoh orang beriman dalam kehidupan sehari-hari?

51

Page 52: Materi Agama Katolik Universitas Gunadarma

52