mpk katolik 4c gereja dan agama lain (uas)

15

Upload: anandasesilia

Post on 12-Apr-2017

862 views

Category:

Spiritual


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Page 2: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

PERTANYAAN AWAL

1) Kalau Tuhan yang kita percaya itu Esa, mengapa ada berbagai macam agama di dunia ini?

2) Apakah Gereja Katolik mengakui kebenaran dari agama-agama lain? Lalu, bagaimana memahami misinya untuk menjadikan semua bangsa murid-murid Yesus? (cf. Mt.28:19-20)

3) Bagaimana Gereja memandang agama-agama lain, dan bagaimana membangun dialog antar umat beragama?

Page 3: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Landasan Antropologis

Titik tolak sikap Gereja Katolik terhada agama-agama lain adalah pandangan kristiani tentang manusia sendiri.

Manusia adalah makhluk sosial, berakal budi, berhati nurani dan merdeka.

Manusia adalah gambaran Allah sendiri (citra Allah). (Cf. Kej. 1:26-27; Keb. 2:23)

Gambaran Allah ditemukan dalam Yesus Kristus sendiri.

Page 4: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Memahami Kepercayaan Lain

Animisme: tahap manusia memproyeksikan diri pada “pada yang keramat”. Doa, sesaji, mantra untuk mengendalikan yg keramat. Pengalaman religius menyangkut pengalaman “tremendum et fascinosum”

Agama wahyu: tahap manusia mengenal yang ilahi karena yang ilahi sendirilah yang memperkenalkan diriNya pada manusia. Tanggapan manusia atas wahyu ilahi itulah yang berbeda-beda.

Gereja “tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci” (Nostra Aetate no.2) Sekaligus itu tidak menghilangkan panggilan untuk mewartakan Kristus sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6). Karena dalam Dia ada kepenuhan hidup.

Page 5: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Teks N.A. no. 2

“Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci.

Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup,

kaidah-kaidah, serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa

yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar

kebenaran yang menerangi semua orang.”

Page 6: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Panggilan konstitutif Gereja

Menghormati agama-agama yang lain merupakan panggilan dasar Gereja sebagai sakramen kehadiran Kristus di dunia ini.

Sikap Gereja yang demikian berlandaskan pada pandangan jati diri Gereja sendiri sebagai Gereja Katolik, dan hal itu tidak mengurangi atau memperlemah panggilan Gereja sendiri untuk mewartakan Kristus.

Page 7: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Teks Lumen Gentium no. 2.

“Itulah satu-satunya Gereja Kristus, yang dalam Syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Gereja itu, yang di

dunia ini disusun dan diatur sebagai suatu masyarakat, berada dalam Gereja Katolik, yang dipimpin oleh penggnati Petrus dan para Uskup dalam persekutuan dengannya, walaupun di luar

persekutuan itu pun terdapat banyak unsur pengudusan dan kebenaran, yang merupakan kurnia-kurnia khas bagi Gereja Kristus, dan

mendorong ke arah kesatuan katolik.”

Page 8: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Gereja bagian dari umat manusia

“Di zaman kita umat manusia makin hari makin disatukan makin erat dan hubungan antara pelbagai bangsa makin meningkat. Dengan perhatian lebih besar Gereja mempertimbangkan bagaimana sikapnya terhadap agama-agama bukan kristiani. Dalam tugasnya memupuk kesatuan dan kasih di antara orang-orang, ia memperhatikan terutama apa yang bersama bagi semua dan membawa kepada persekutuan timbal-balik. Karena semua bangsa merupakan satu komunitas, maka mereka mempunyai satu asal usul yang sama, sebab Allah memberikan kepada umat manusia seluruh bumi untuk dihuni.” (Nostra Aetate no. 1)

Page 9: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Sikap terhadap Islam

“Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta, di antara mereka terdapat terutama kaum Muslimin, yang menyatakan, bahwa mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharhim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat. ……..

Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka yang tanpa bersama belum sampai pada pengetahun yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar. Sebab apa pun yang baik dan benar yang terdapat pada mereka, oleh Gereja dipandang sebagai persiapan Injil dan sebagai kurnia Dia, yang menerangi setiap orang supaya akhirnya memperoleh kehidupan.” (Lumen Gentium, no. 16)

Page 10: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Kendala Luka Sejarah

Dalam sejarahnya, Gereja terlibat dalam masa kelam berhadapan dengan kekuatan Islam, khususnya dalam kasus Perang Salib.

Bagaimana Gereja menghayati misi kasih dengan luka sejarah itu?

Jujur mengakui dan menerima sejarah kelam hubungan umat beragama adalah titik tolaknya.

Untuk itu Paus Yoh. Paulus II minta maaf atas penyimpangan Gereja dalam sejarahnya.

Page 11: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Empat ranah dialog

1) Dialog kehidupan: perhatian, sikap hormat dan keterbukaan terhadap umat beragama lain

2) Dialog karya: kerja sama dalam karya kemanusiaan

3) Dialog pakar : kerjasama di tataran keahlian untuk memperdalam dan memperkaya pengalaman.

4) Dialog pengalaman religius: berbagi pengalaman dari tradisi agama masing-masing untuk lebih saling memahami dan memperkaya.

Page 12: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Sikap terhadap Hindu dan Budha

“tidak menolak apa yang benar dan suci” (N.A. 2)

Page 13: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Terhadap Gereja lain

“Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja Katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan.” (Reunitatis et integratio no. 3)

Page 14: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Misi dan Penyebaran iman

“Dalam menyebarluaskan iman religius dan memperkenalkan praktek-praktek keagamaan, setiap orang selalu harus menjauhkan diri dari

cara bertindak yang dapat dianggap agak memaksa atau suatu cara meyakinkan yang

tak pantas atau tak layak, terutama bila berhadapan dengan orang miskin atau orang yang tak terpelajar. Cara bertindak seperti itu harus dianggap sebagai penyalahgunakan hak

diri sendiri dan pelanggaran terhadap hak orang lain.” (Dignitatis Humane, no.4)

Page 15: Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)

Sumber Bacaan

I. Suharyo, The Catholic Way, Yogyakarta: Kanisius, 2009.

I. Ismartono, SJ, Kuliah Agama Katolik, Jakarta: Obor, 1993